Anda di halaman 1dari 11

Pendahuluan

Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) adalah inisiatif terbaru


pemerintah di sektor pendidikan. Program kampus merdeka akan menjadi pengalaman yang
sangat positif bagi mahasiswa, karena memberikan mereka 8 opsi hak belajar selama tiga
semester untuk mengejar kegiatan sesuai dengan minat mereka. Sesuai dengan Permendikbud No
3 Tahun 2020 Pasal 15 ayat (1), kegiatan ini mencakup pertukaran pelajar, magang/praktik kerja,
asistensi mengajar di satuan pendidikan, penelitian atau riset, proyek kemanusiaan, kegiatan
wirausaha, dan KKN Tematik (ITP, 2021). Untuk mendukung kegiatan MBKM seperti
magang/praktik kerja, asistensi mengajar, dan penelitian, mahasiswa FITK UIN Syarif
Hidayatullah perlu memiliki pemahaman konten dan keahlian menggunakan ICT dalam
pembelajaran serta menerapkannya dalam menyelesaikan masalah.
Penggunaan ICT dalam proses pembelajaran adalah langkah untuk meningkatkan
kompetensi profesional seorang guru, sesuai dengan Permendikbud No 22 Tahun 2016 dalam
standar proses. Prinsip pembelajaran yang efisien dan efektif membutuhkan pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi oleh guru. Namun, penggunaan IT dalam pembelajaran
masih menghadapi kendala. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kurang dari optimalnya
penggunaan IT dalam pembelajaran, dengan 62,15% guru yang jarang menggunakannya, 34,95%
di antaranya karena kurang penguasaan, dan 10,03% karena kurangnya dukungan sarana
prasarana (Abdul Syukur 2014). Penelitian lain menyatakan bahwa kompetensi guru terkait
literasi dan IPTEK belum optimal, memerlukan pengembangan untuk mengatasi masalah dalam
pembelajaran daring (Wulandari, Sudrajat, dan Mahmud 2020).
Statistika menjadi salah satu materi kuliah penting bagi mahasiswa, sebagai pengetahuan
dasar untuk penelitian, khususnya skripsi. Menurut Rumsey (2002), Statistika bukan hanya
pengetahuan dasar dalam pengumpulan data tetapi juga dalam pembentukan keterampilan
interpretasi data. Manfaat Statistika mencakup aspek teori dan kehidupan sehari-hari (Obiral &
Lapinid, 2020; Sharma, 2017). Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada data di
media, dan kemampuan membaca dan menginterpretasi data, yang dikenal sebagai literasi
statistik (Hafiyusholeh, 2015), adalah keterampilan yang ditekankan dalam pembelajaran
statistika.
Namun, menurut beberapa penelitian, masih ditemukan kesulitan mahasiswa dalam mengikuti
perkuliahan statistika. Wahid, dkk (2017) menyimpulkan dari penelitian mereka bahwa
mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam membaca grafik statistika. Dewi & Afrizon (2018)
menambahkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan masalah masih rendah,
terlihat dari keterbatasan dalam menganalisis dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
dosen.
Bagi mahasiswa, pemahaman yang baik terhadap konten statistika menjadi krusial,
terutama karena salah satu kompetensi akhir mereka adalah kemampuan melakukan penelitian.
Selain itu, mahasiswa juga diharapkan memiliki keterampilan dalam menggunakan ICT.
Menurut Lanani & Alhaddad (2020), pemanfaatan ICT dalam pembelajaran memberikan
beberapa manfaat, seperti mempermudah pemecahan masalah matematika, meningkatkan
kecepatan pembelajaran, dan menghasilkan hasil yang lebih akurat.
Dengan melihat fakta dan permasalahan tersebut, pendekatan yang dapat diambil oleh
dosen adalah merancang pembelajaran berbasis ICT yang terintegrasi dengan pendekatan
perkuliahan. Hal ini tidak hanya memenuhi kebutuhan mahasiswa dalam matakuliah statistika,
tetapi juga melatih keterampilan teknologi konten mahasiswa.
Pendekatan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) menjadi salah satu
alternatif di perguruan tinggi yang dianggap mampu mengembangkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi mahasiswa. Pendekatan ini membantu mahasiswa menghubungkan fakta dengan
konsep melalui suatu proyek, memungkinkan mereka menggabungkannya dengan teknologi.
Selain itu, Project Based Learning juga berkontribusi pada pengembangan kualitas sumber daya
manusia dengan mengembangkan keterampilan hidup abad 21, termasuk kreativitas, berpikir
kritis, komunikasi, kolaborasi, dan adaptasi.
Dalam era digital ini, di mana perubahan dan inovasi teknologi terjadi cepat, paradigma
pembelajaran berubah. Digital Project Learning, yang mengintegrasikan teknologi digital dengan
pembelajaran berbasis proyek, menjadi relevan. Pendekatan ini menciptakan pengalaman
pembelajaran dinamis, menghubungkan kurikulum dengan kehidupan nyata, dan memungkinkan
mahasiswa untuk mengatasi masalah dunia nyata dengan solusi kreatif menggunakan teknologi.
Penelitian ini akan mengeksplorasi tema Pengembangan Digital Project Learning untuk
meningkatkan Keterampilan Technologycal Content Knowledge Mahasiswa dalam Bidang
Statistika.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development),
yang dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2023/2024. Uji coba terbatas
dilakukan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada mata kuliah statistika yang dimulai pada bulan 26 September 2023 sampai 20
Desember 2023. Subjek pelaku dalam penelitian ini yaitu peneliti sekaligus
pengembang bahan ajar Digital Learning Project berbasis Website. Subjek uji ahli atau
validator produk yaitu dosen pada Jurusan Pendidikan Matematika yang ahli dalam
bidang Statistika, Media Pembelajaran, dan Strategi Belajar Mengajar dan dosen luar
yang merupakan Praktisi ahli dalam bidang Statistika. Sedangkan untuk subjek uji coba
produk bahan ajar adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika.
Hasil yang diharapkan pada penelitian kali ini adalah sebuah media pembelajaran
yang disajikan secara valid, efektif dan praktis serta sebagai penunjang pembelajaran
pada konsep sistem indera yang diharapkan dapat menjadikan mahasiswa lebih aktif
dari sebelumnya (student centered) sedangkan dosen sebagai fasilitator. Selain itu
diharapkan mahasiswa akan lebih termotivasi dengan adanya media ini serta lebih
memahami materi yang disajikan.
Penelitian ini mengacu pada satu model pengembangan, yaitu model
pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation).
Model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and
Evaluation) yang dikembangkan oleh Lee dan Owens. Produk yang dihasilkan berupa
bahan ajar dalam bentuk Digital Learning Project berbasis Website.

Gambar 1. Tahapan Model ADDIE


Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini ada tiga yaitu
lembar studi lapangan, validasi ahli dan respon mahasiswa. Lembar studi lapangan
digunakan untuk memperoleh informasi tentang kebutuhan dan permasalahan yang
terjadi. Instrumen studi lapangan disebar angket kepada mahasiswa. Kemudian
validasi ahli digunakan untuk mengukur kevalidan media yang dibuat oleh peneliti.
Kevalidan media ini divalidasi oleh validator ahli dan validator praktisi. Kemudian
respon siswa digunakan untuk mengetahui respon mahasiswa berupa angket yang
diukur menggunakan skala likert.
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Tahap Analisis (Analysis)
Kegiatan pada tahap Analysis atau analisis ini terdiri dari analisis studi
lapangan dan analisis kurikulum pada bidang Statistika Pendidikan.
b. Tahap Perancangan (Design)
Kegiatan pada tahap design atau perancangan ini terdiri dari penyusunan
naskah perkuliahan, perancangan scenario bahan ajar, dan penyusunan
instrumen bahan ajar.
c. Tahap Pengembangan (Development)
Langkah pengembangan pada tahap ini meliputi beberapa kegiatan,
diantaranya: mengembangkan bahan ajar digital project learning berbasis
website, penyusunan validasi bahan ajar dengan memberikan angket
penilaian kepada validator. Adapun range presentase dan kriteria dalam
penilaian bahan ajar dapat dilihat pada table berikut (Musyrifah
et.al,2021) :
Skor (%) Kriteria Keterangan
81−100 Tidak layak Sangat layak Sangat baik, siap
digunakan tidak perlu
dilakukan revisi
61 – 80 Kurang layak Layak Sangat baik, siap
digunakan, namun
perlu dilakukan revisi
41 – 60 Cukup layak Cukup baik atau
dapat digunakan,
perlu dilakukan revisi
21 – 40 Layak Kurang Layak Sangat lemah,
sebaiknya tidak
digunakan karena
banyak
membutuhkan revisi
≤ 20 % Sangat layak Tidak Layak Tidak dapat
digunakan
Tabel 1
Range dan Kriteria Presentase dan Kriteria
Selain itu, revisi bahan ajar untuk bahan perbaikan terhadap bahan ajar
digital project learning berbasis website yang telah dikembangkan.
d. Tahap Implementasi
Dalam melakukan implementasi penggunaan bahan ajar digital project
learning berbasis website, adapun 2 tahap, tahap pertama dilakukan uji
coba kelompok kecil 11 mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia.
Lalu dilanjutkan ke tahap kedua yang dilakukan uji coba kelompok besar
pada mahasiswa pada Prodi Pendidikan Matematika, Pendidikan Kimia,
dan Pendidikan dan Sastra Indonesia.
e. Tahap Evaluasi (Evaluation)
Pada tahap ini, data yang diperoleh dari hasil pengisian lembar penilaian
para ahli dan angket respon siswa, dianalisis untuk mengetahui
kelayakan dan keberhasilan bahan ajar yang dikembangkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Bahan ajar digital project learning berbasis website mata kuliah statistika dapat
diakses pada alamat https://dpl.mathdigitalproject.com .Bahan ajar ini menggunakan
model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and
Evaluation).
1) Tahap Analisis (Analysis)
a) Analisis studi lapangan
Analisis studi lapangan yang dilakukan peneliti dengan wawancara kepada
mahasiswa yang mengikuti matakuliah Statistika Pendidikan pada Program
Studi Pendidikan Matematika, Pendidikan Kimia dan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia untuk mengetahui keterampilan mahasiswa dalam Technological
Content Knowledge di perkuliahan dengan menggunakan google form. Berdasarkan
wawancara, diperoleh hasil bahwa 60,5% mahasiswa kurang terampil dalam
menggunakan teknologi saat kegiatan perkuliahan.
b) Analisis Kurikulum
Matakuliah Statistika merupakan matakuliah wajib yang harus diikuti oleh
mahasiswa FITK berdasar kurikulum Pendidikan Matematika. Adapun
kurikulum yang digunakan saat ini di program studi merupakan transisi dari
kurikulum sebelumnya menjadi kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka
(MBKM) yang merupakan program baru dari pemerintah di bidang pendidikan.
2) Tahap Perancangan (Design)
a) Penyusunan Naskah Perkuliahan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan naskah perkuliahan yang akan dibahas.
Materi terdiri dari Penyajian Data dalam Bentuk Gambar, Diagram, atau Grafik;
Penyajian Data dalam Bentuk Tabel; Ukuran dan Gejala Pusat (Data Tunggal);
Ukuran Pemusatan atau Tendensi Sentral untuk Data Kelompok; Ukuran
Keragaman; Beberapa Distribusi Probabilitas Kontinu; Statistika Inferensia :
Pengujian Hipotesis; Analisis Korelasi dan Regresi; Uji Mann-Whitney dan
Wilcoxon rank Sum Test. Selain itu, perancangan masalah yang menjadi project
perkuliahan.
b) Perancangan Skenario Bahan Ajar
Perancangan skenario bahan ajar mencakup kerangka dan alur atau gambaran
aktivitas yang akan dilakukan oleh mahasiswa dalam menggunakan website
yang dikembangkan. Bagan alur skenario pembelajaran dibuat dalam bentuk
flowchart, dimana flowchart dibuat untuk memudahkan pengguna (user) dalam
menggunakan media pembelajaran karena tersedianya tombol navigasi yang
ringkas pada media. Selain flowchart, pembuatan storyboard dilakukan untuk
memberikan landasan visual konsep dalam merencanakan, mengorganisir, dan
menyajikan informasi secara efektif pada media pembelajaran yang
dikembangkan.
c) Penyusunan Instrumen Penilaian
Penyusunan instrument penilaian berupa angket untuk instrument validasi ahli
dan respon siswa yang berdasarkan kisi-kisi yang telah ditentukan untuk
menilai tingkat kelayakan bahan ajar dalam bentuk Digital Learning Project
berbasis Website.
3) Tahap Pengembangan (Development)
a) Pengembangan Media Pembelajaran
Didasarkan rancangan yang dibuat pada fase analisis dan desain. Tahapan

pengembangan dalam penelitian ini meliputi kegiatan membuat dan

memodifikasi media pembelajaran. Tahapan dalam fase pengembangan

diuraikan sebagai berikut :

a.

b) Validasi Bahan Ajar


Dalam pengembangan media dievaluasi oleh ahli yang terdiri dari tiga orang
ahli yang merupakan dosen media, dosen pada matakuliah statistika dan
dosen pada matakuliah strategi pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan
menunjukkan bahan ajar digital project learning berbasis website pada para ahli
dan memberikan angket penilaian berupa skala likert. Penilaian dalam skala
likert dikategorikan 5 alternatif jawaban, skor 1 untuk sangat kurang, 2 untuk
kurang, 3 untuk cukup, 4 untuk baik dan 5 untuk sangat baik. Adapun range
presentase dan kriteria dalam penilaian bahan ajar dapat dilihat pada tabel
berikut (Musyrifah et.al,2021) :
Skor (%) Kriteria Keterangan
81−100 Tidak layak Sangat layak Sangat baik, siap
digunakan tidak perlu
dilakukan revisi
61 – 80 Kurang layak Layak Sangat baik, siap
digunakan, namun
perlu dilakukan revisi
41 – 60 Cukup layak Cukup baik atau
dapat digunakan,
perlu dilakukan revisi
21 – 40 Layak Kurang Layak Sangat lemah,
sebaiknya tidak
digunakan karena
banyak
membutuhkan revisi
≤ 20 % Sangat layak Tidak Layak Tidak dapat
digunakan
Tabel 2
Range dan Kriteria Presentase dan Kriteria
No. Aspek Persentase Kriteria

Perolehan

Skor (%)

1 Kualitas Isi dan Tujuan 86,67 Sangat baik

2 Kualitas Penyajian 93,63 Sangat baik

3 Kualitas Visual 90 Sangat baik

4 Kebahasaan dalam Bahan 90 Sangat baik

Ajar

5 Karakteristik Digital Project 90 Sangat baik


Learning

6 Technology Knowledge 92 Sangat baik

7 Bahan Ajar berbantuan 89,54 Sangat baik

website

Penilaian Keseluruhan 90,33 Sangat baik

Tabel 3
Hasil Penilaian oleh Para Ahli
Berdasarkan hasil validasi ahli yang terdapat pada tabel diatas, dapat
disimpulkan ahli materi menyatakan bahwa bahan ajar digital project learning
berbasis website sangat baik digunakan sebagai bahan ajar.

c) Revisi Bahan Ajar


Berdasarkan hasil penilaian oleh para ahli diperoleh 90,33% yang menjadi
bahan perbaikan terhadap bahan ajar digital project learning berbasis website
yang telah dikembangkan. Berikut adalah revisi yang perlu dilakukan
berdasarkan kritik dan saran dari para ahli:

No Kritik Saran

1. Judul pada materi sama Sebaiknya judul disesuaikan

dengan nama mata kuliah, dengan isi materi

sehingga mahasiswa akan

terkecoh antara judul

dengan nama mata kuliah

2. Judul pada materi pertama Sebaiknya judul disesuaikan

kurang sesuai dengan isi denga n isi materi. Kalau dilihat

materi dari materi judul yang sesuai

adalah Statistika

3 Tidak ada menu project Sebaiknya tambahkan menu


project dan ilustrasinya

4. Tidak ada indikator untuk

melihat kesesuaian materi

dan kemampuan yang


Tambahkan Indikator
harus dicapai oleh

mahasiswa dalam

perkuliahan

Tabel 4
Kritik dan Saran dari Ahli
Hasil yang diperoleh dari penilaian bahan ajar oleh para ahli kemudian

dilakukan revisi, revisi harus berdasarkan pada kritik dan saran para ahli.

Berikut ini adalah revisi produk berdasarkan saran para ahli :

1) Judul materi tidak perlu disebutkan matakuliahnya

Sebelum Revisi Sesudah revisi

2) Judul pada materi pertama kurang sesuai dengan isi materi

Sebelum Revisi Sesudah revisi


3) Sebaiknya tambahkan menu project dan ilustrasinya

Sebelum Revisi Sesudah Revisi

4) Tambahkan indikator

Sebelum Revisi Sesudah revisi


4) Tahap Implementasi
Dalam melakukan implementasi penggunaan bahan ajar digital project learning
berbasis website, adapun 2 tahap yang dilakukan, pada tahap pertama dilakukan uji
coba kelompok kecil berupa 11 mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Uji
coba dilakukan kepada mahasiswa kelompok kecil untuk melihat tingkat kelayakan
dari segi kualitas teknis dengan angket google form melalui skala likert. Diperoleh
hasil uji coba kelompok kecil pada aspek kualitas isi dan tujuan, Kualitas Penyajian,
kualitas Visual, Kebahasaan dalam Bahan Ajar, Karakteristik Project Based Learning
dan Bahan Ajar berbantuan Website dengan presentase 86,89% hal tersebut
dikategorikan sangat baik. Lalu dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu ujicoba
kelompok besar pada mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, Pendidikan Kimia,
dan Pendidikan dan Sastra Indonesia. …. (Beloman)
5) Tahap Evaluasi
(Beloman)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Anda mungkin juga menyukai