Anda di halaman 1dari 12

Nama: Aena salwa fajriyah

NRP: 224010152

Etika bisnis & corp. Social resposibility


Summary
Etika
Etika dan integritas adalah keinginan tulus untuk membantu orang lain.
Integritas yang tinggi adalah kemampuan menganalisis batas persaingan, mengakui
kesalahan, dan belajar dari kesalahan.
Turnamen ini patut mendapat perhatian baru-baru ini.
Istilah mengacu pada konsep bahwa orang sukses adalah orang yang pandai mengalahkan
musuhnya.
Banyak yang mengatakan bahwa kontes adalah simbol dari keserakahan atau kerakusan.
Padahal, bisnis dan perdagangan global yang lebih bebas saat ini dan di masa depan justru
akan mendorong persaingan atau persaingan sehat yang lebih bebas dan sesuai dengan etika
bisnis yang sudah mapan.
Dengan pesatnya dan dinamisnya perkembangan dunia usaha saat ini, maka wajar jika perlu
adanya keseimbangan dengan aturan dan norma yang dapat mengatur kegiatan usaha itu
sendiri.
Hal ini memungkinkan seluruh (stakeholder) yang terlibat dapat menjalankan kegiatan usaha
secara sehat, lancar, dan berkelanjutan.
Dalam kegiatan usaha juga dapat mendatangkan keuntungan dan keuntungan yang optimal
bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Melalui ilmu tersebut kita mendapatkan ide dan pemahaman bahwa ke depan kita akan
menghadapi tantangan memasuki pasar bebas dunia (globalisasi).
Daya saing dalam keadaan apa pun tidak boleh ditentukan oleh ukuran perusahaan.
Hal ini seringkali berbeda secara konseptual bagi para pelaku ekonomi di Indonesia.
Jika perusahaan ingin mencapai tujuan suksesnya di era globalisasi, dunia usaha Indonesia
telah menciptakan saatnya yang bermoral dan beretika untuk membangkitkan aktivitas
bisnis.
'Teori etika' dapat dikatakan membantu pengambil keputusan menilai apakah suatu
keputusan etis.
Teori etika memberikan dasar dan kerangka bagi kemungkinan untuk menentukan benar atau
tidaknya suatu keputusan moral.
Berdasarkan teori etika, keputusan moral yang diambil bisa bersifat rasional.
Dengan kata lain, teori etika menjauhkan pengambilan keputusan dari suasana kesewenang-
wenangan dan menghindari ketidakpastian dan frustrasi hukum.
teori etika spesifik berguna dalam membuat keputusan moral.
Bisnis
Bisnis adalah aktivitas ekonomi yang melibatkan produksi, distribusi, dan pertukaran barang
atau jasa dengan tujuan memperoleh keuntungan. Ini merupakan inti dari kegiatan ekonomi
di mana orang dan organisasi berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan
dengan menyediakan produk atau layanan yang diinginkan atau diperlukan. Bisnis tidak
hanya melibatkan transaksi jual-beli, tetapi juga mencakup aspek-aspek seperti pemasaran,
manajemen keuangan, operasional, serta manajemen sumber daya manusia. Dalam lingkup
yang lebih luas, bisnis berperan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi, menciptakan
lapangan kerja, dan memberikan kontribusi terhadap perkembangan sosial dan teknologi.

Pada tingkat dasar, sebuah bisnis berfokus pada menciptakan nilai tambah bagi pelanggan
dengan menyediakan produk atau layanan yang memenuhi kebutuhan atau keinginan mereka.
Penting bagi bisnis untuk memahami pasar dan pelanggan mereka, serta beradaptasi dengan
perubahan tren dan kebutuhan pasar. Selain itu, manajemen keuangan yang baik merupakan
elemen kunci dalam menjaga kelangsungan bisnis, dengan mengelola pendapatan, biaya, dan
investasi secara efisien. Bisnis juga harus mematuhi peraturan hukum dan etika bisnis dalam
setiap aspek operasionalnya.

Kemampuan untuk berinovasi dan berkembang merupakan hal penting dalam bisnis, karena
pasar selalu berubah dan persaingan semakin ketat. Inovasi produk, proses, dan model bisnis
memungkinkan perusahaan untuk tetap relevan dan bersaing di pasar. Selain itu, penting
untuk memperhatikan aspek sosial dan lingkungan dalam menjalankan bisnis, dengan
memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan dampaknya terhadap lingkungan
hidup.

Dalam dunia bisnis yang terus berkembang, kepemimpinan yang efektif dan adaptif juga
merupakan faktor kunci untuk kesuksesan. Pemimpin bisnis perlu memiliki visi yang jelas,
kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat, serta keterampilan untuk menginspirasi
dan memimpin tim menuju tujuan bersama. Dengan memperhatikan aspek-aspek ini, sebuah
bisnis dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan dalam lingkungan yang dinamis
dan kompetitif.

Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam aktivitas bisnis seorang
wirausaha.
Masalah etika dan kepatuhan terhadap undang-undang yang berlaku menjadi landasan kuat
yang harus dimiliki oleh para pebisnis dan menentukan tindakan dan tindakan apa yang
akan diambil di dalam perusahaan.
Kita ingin menciptakan kondisi dan kondisi dunia usaha yang bermartabat, sehat, serta
bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara, karena ini adalah tanggung jawab kita
bersama dan tanggung jawab para pelaku ekonomi.
Sejarah Etika Bisnis Istilah etika bisnis pertama kali muncul di Amerika Serikat pada tahun
1970an dan dengan cepat menyebar ke belahan dunia lain.
Selama berabad-abad, etika telah dibahas secara ilmiah dan permasalahan ekonomi dan
bisnis sebagai salah satu dari topik penting yang perlu berkembang di era bisnis modern.
Untuk memahami etika bisnis secara lebih rinci, berikut ini diuraikan beberapa tahapan
perkembangannya menurut Bertens (2000).
1.
Zaman Primitif: Awal sejarah filsafat adalah ketika Plato, Aristoteles, dan filsuf Yunani
lainnya mempertimbangkan bagaimana kehidupan berdampingan manusia di negara ini
dapat diatur dengan baik, dan bagaimana kehidupan ekonomi dan perdagangan.
diatur.
2.
Masa transisi tahun 1960-an: Awal pemberontakan melawan kekuasaan dan otoritas Amerika
Serikat (AS) Revolusi pelajar (ibukota Perancis), penolakan terhadap sistem.
Menarik perhatian dunia pendidikan khususnya bidang ilmu manajemen dengan
memasukkan mata pelajaran baru ke dalam kurikulum yang bertajuk 'Ekonomi dan
Masyarakat'.
Topik isu yang paling sering dibicarakan adalah tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
3.
Etika bisnis muncul di Amerika Serikat pada tahun 1970an, ketika banyak filsuf mulai
membahas isu-isu etika seputar bisnis, dan etika bisnis dianggap sebagai respons yang tepat
terhadap krisis moral yang saat ini mempengaruhi bisnis.
Serikat Bisnis Amerika Kemudian 4.
Etika Bisnis Meluas ke Eropa: Pada tahun 1980an, etika bisnis sebagai ilmu mulai
berkembang di Eropa Barat, namun hanya sekitar satu dekade.
Terdapat forum konferensi antara akademisi dari universitas dan sekolah bisnis yang disebut
European Business Ethics Network (EBEN).
5.
Etika bisnis menjadi fenomena global pada tahun 1990an dan tidak lagi terbatas di dunia
Barat (Eropa, Amerika).
Namun, etika bisnis telah berkembang di seluruh dunia.
Faktanya, International Society of Business, Economics, and Ethics (ISBEE) didirikan dan
diselenggarakan pada tanggal 25 hingga 28 Juli 1996 di Tokyo, Jepang.
Etika Bisnis 5 Apalagi dengan adanya globalisasi, dunia usaha tentu harus menghadapi situasi
ini.
Oleh karena itu, perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha tentu harus mematuhi standar
dan peraturan yang berlaku di era saat ini.
Kita menjumpai aktivitas bisnis yang penuh suka duka, kelicikan, taktik, bahkan teknik
strategis yang bahkan bisa menghambat pesaing.
Cukup dimaklumi bila masyarakat pada umumnya dan dunia usaha pada khususnya agak sulit
memahami hubungan antara bisnis dan etika, karena keduanya saling bertentangan.
Namun pada kenyataannya, para pelaku dan lembaga ekonomi yang tidak berjalan sesuai
dengan norma, aturan, dan etika dipandang rendah oleh masyarakat dan cepat atau lambat
akan merugikan perusahaan itu sendiri.
Pesatnya arus informasi, ditambah dengan berkembangnya teknologi berupa telepon pintar
(smartphone) dimana masyarakat dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi media
sosial kapanpun dan dimanapun, membuat segala bentuk kegiatan negatif dapat dengan
cepat tersebar luas dan diketahui komunitas yang lebih luas.
Pengertian Etika Bisnis Etika adalah ilmu tentang bagaimana bertindak secara jujur, benar,
dan adil.
Etika merupakan salah satu cabang filsafat yang mempertimbangkan perilaku yang bermoral
dan tidak bermoral serta memberikan pertimbangan yang matang terhadap orang lain atau
kelompok tertentu.
Etika tergolong dalam filsafat moral atau etika normatif.
Etika adalah perilaku normatif.
Etika normatif mengajarkan segala sesuatu yang sebenarnya benar menurut hukum dan
moralitas.
Etika mengajarkan bahwa apa yang salah adalah salah dan apa yang benar adalah benar.
Apa yang benar tidak bisa dikatakan salah, begitu pula sebaliknya, apa yang salah tidak bisa
dikatakan benar.
Kita tidak boleh mencampuradukkan kebaikan dan kejahatan dengan mengutamakan individu
atau kelompok tertentu.
Memahami pentingnya etika secara praktis memerlukan upaya untuk membandingkan etika
dan moralitas.
Etika dan moralitas sering kali disamakan dalam hal memberi makna pada peristiwa interaksi
antar manusia.
Etika Bisnis 6 Pertama, etika berasal dari bahasa Yunani ethos, dimana bentuk jamak (ta etha)
berarti "inci inci".
Artinya etika mengacu pada kebaikan hidup, kebiasaan, dan karakter terhadap seseorang,
masyarakat, atau sekelompok orang.
Kedua, dalam pengertian kedua ini, etika dipahami sebagai filsafat atau ilmu moral yang
membahas dan mempertimbangkan nilai-nilai dan norma-norma yang diberikan oleh
moralitas dan etika.
Pengertian ini relatif sama dengan pengertian moralitas.
Moralitas berasal dari bahasa Latin “Mos” dan bentuk jamak “Mores” yang berarti adat atau
kebiasaan.
Moralitas mengacu pada apakah tindakan seseorang benar atau salah, sedangkan etika adalah
studi tentang perilaku moral, sistem, dan norma perilaku yang diterapkan.
Etika mengkaji, mengukur, dan menentukan baik atau buruknya suatu tindakan.
Perilaku apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak, apa yang benar dan apa yang tidak
boleh.
Menurut Magnis Suseno, etika adalah: Suatu ilmu, bukan doktrin, yang menurutnya
merupakan etika dalam pengertian kedua.
Sebagai ilmu yang fokus utamanya pada kritik dan pertimbangan rasional, etika juga
merupakan pertanyaan yang menanyakan apakah nilai dan norma moral tertentu harus
diterapkan dalam situasi konkret tertentu yang dihadapi seseorang.
Selain penjelasan di atas, etika bisnis dapat dikatakan sebagai suatu disiplin ilmu yang secara
khusus membahas tentang benar dan salahnya moral.
Penelitian ini berfokus pada standar moral yang diterapkan pada kebijakan, institusi, dan
perilaku bisnis (Velasquez 2005).
Di sisi lain, menurut Bisnis dan Masyarakat - Etika dan Pemangku Kepentingan, Pemangku
Kepentingan Bisnis Manajemen (Carroll dan Buchholz) adalah: Etika juga dapat dilihat
sebagai seperangkat prinsip atau nilai moral.
Moralitas adalah doktrin atau sistem perilaku moral.
Perilaku moral mengacu pada prinsip benar dan salah dalam berperilaku.
Oleh karena itu, etika bisnis berkaitan dengan benar dan salah, atau tindakan benar dan salah,
yang terjadi dalam konteks bisnis.
Konsep "benar" dan "salah" kini semakin ditafsirkan untuk mencakup isu-isu yang lebih sulit
dan bernuansa seperti keadilan, keadilan, dan kesetaraan.
Sederhananya, "etika perusahaan" mengacu pada cara kegiatan perusahaan harus dilakukan
dalam semua aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri, dan masyarakat.
Menjelaskan bagaimana pengusaha dapat menjalankan bisnis secara adil sesuai dengan
undang-undang yang berlaku dan terlepas dari posisi individu atau perusahaan dalam
masyarakat .
Etika bisnis lebih komprehensif dibandingkan dengan ketentuan yang diatur dalam undang-
undang, namun masih lebih tinggi dari standar minimum ketentuan undang-undang, karena
seringkali terdapat wilayah abu-abu dalam kegiatan usaha yang tidak dapat diatur oleh
ketentuan undang-undang.

Tahapan Etika Bisnis Etika bisnis dapat dilaksanakan dalam tiga tahap.
Ketiga fase tersebut mencakup kegiatan ekonomi dan bisnis, yaitu: Pada tingkat makro, etika
bisnis mempertimbangkan aspek moral dari keseluruhan sistem ekonomi.
SM Pada tahap menengah (intermediate), etika bisnis mempertimbangkan masalah etika
dalam organisasi.
Organisasi kadang-kadang disebut di sini sebagai organisasi bisnis, serikat pekerja,
organisasi konsumen, organisasi profesi, dll.
c.Tahap mikro memusatkan perhatian pada permasalahan individu yang berkaitan dengan
kegiatan ekonomi atau bisnis.
Tahap ini mempertimbangkan tanggung jawab etis karyawan dan pengusaha, bawahan, serta
manajer, produsen dan konsumen, pemasok dan investor.
Persoalan lainnya yaitu rumusan tahapan etika bisnis menurut von der Embuse dan RA
Wagley dalam artikelnya di Advance Management Journal (1988), bahwa tiga landasan
rumusan perilaku etis bisnis adalah: memberikan landasan praktis mendekati.
: Yaitu: 1.
Pendekatan Utilitas: Setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya.
Oleh karena itu, dalam bertindak, seseorang harus mengikuti cara yang tidak menimbulkan
kerugian, biaya paling sedikit, dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat.
2.
Pendekatan Hak Asasi Manusia (Individual Rights Approach): Semua orang mempunyai hak-
hak dasar yang harus dihormati dalam perbuatan dan perbuatannya.
Namun tindakan dan tindakan tersebut sebaiknya dihindari jika dapat menimbulkan konflik
dengan hak orang lain.
3.
Pendekatan Keadilan: Pengambil keputusan mempunyai pijakan yang sama dan bertindak
adil dalam Etika Bisnis 11 .
Melayani pelanggan secara individu atau kelompok.
“Etika Perusahaan” mempunyai peranan yang sangat penting dalam mewujudkan perusahaan
yang kuat, kompetitif, dan bernilai tinggi.
membutuhkan landasan yang kuat.
Hal ini sebagian besar didukung oleh perencanaan strategis, pengorganisasian yang baik,
sistem proses yang transparan, budaya perusahaan yang dapat dipercaya, dan 'etika bisnis'
yang diterapkan secara konsisten dan konsisten.
Pada dasarnya, penerapan etika bisnis selalu menguntungkan perusahaan dalam jangka
menengah dan panjang karena alasan berikut: 1) Biaya dapat dikurangi dengan
menghilangkan kemungkinan gesekan internal dan eksternal.
2) Dapat meningkatkan motivasi kerja pegawai.
3) Perlindungan prinsip kebebasan berdagang/berwirausaha.
4) Tingkatkan keunggulan kompetitif Anda.
Jika sebuah perusahaan melakukan perilaku yang tidak etis, hal ini akan menimbulkan
pembalasan dari konsumen dan masyarakat, yang bisa sangat kontraproduktif, seperti boikot,
larangan penjualan, dan larangan bisnis.
Hal ini akan menurunkan penjualan dan nilai perusahaan.
Perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis biasanya termasuk perusahaan
yang memiliki tingkat kepuasan kerja yang tinggi, terutama jika perusahaan tersebut tidak
menoleransi perilaku tidak etis seperti diskriminasi dalam sistem kompensasi atau
peningkatan karier.
Karyawan yang berkualitas adalah aset perusahaan yang paling berharga.
Oleh karena itu, Perusahaan harus mempertahankan karyawan sebanyak mungkin.
Untuk memudahkan penerapan etika bisnis dalam aktivitas sehari-hari, maka nilai-nilai yang
terkandung dalam etika bisnis harus diwujudkan dalam tata kelola perusahaan melalui: Etika
Bisnis 12 • Memasukkan etika bisnis ke dalam kode etik ().
- Memperkuat sistem pengawasan dengan mengadakan pelatihan rutin bagi karyawan.

Upaya pembentukan etika bisnis hendaknya mempertimbangkan beberapa hal, antara lain: ✓
Pengendalian diri merupakan cara perusahaan mengendalikan diri dalam persaingan bisnis
yang semakin ketat saat ini.
Contoh: Perusahaan tidak melanggar hukum, standar dan peraturan yang berlaku agar dapat
bersaing dengan sukses.

✓ Pengembangan tanggung jawab sosial perusahaan.


Selain perusahaan komersial, mereka juga mempunyai tanggung jawab sosial yang harus
dialihkan kepada masyarakat dan lingkungan hidup agar keberadaannya dapat memberikan
manfaat yang baik bagi seluruh pemangku kepentingan perusahaan.

Teori Etika 1.
Utilitarianisme Teori utilitarianisme menyatakan bahwa kegiatan bisnis dikatakan baik jika
dapat membawa manfaat bagi sebagian besar konsumen atau masyarakat.
Teori utilitarianisme sebagai teori etika tentang kegunaan tindakan ekonomi sepenuhnya
sesuai dengan prinsip ekonomi.
Teori ini sangat jelas dan dijelaskan oleh teori analisis biaya-manfaat yang digunakan dalam
konteks ilmu ekonomi.
Keuntungan utilitarianisme adalah memungkinkan Anda menghitung untung dan rugi, kredit
dan debit dalam bisnis.
Banyak pendukung utilitarianisme mencoba perhitungan etis dan ekonomis ini.
2.
Deontologi Deontologi berasal dari kata Yunani “deon” yang berarti kewajiban.
Perbuatan baik dinilai dan dibenarkan bukan atas dasar kebaikan perbuatannya, melainkan
atas dasar kewajiban berbuat baik kepada orang lain.
Karena manusia selalu menginginkan perbuatan baik untuk dirinya sendiri.
Deontologi merupakan teori etika yang menyatakan bahwa dasar penentuan baik atau
buruknya suatu perbuatan adalah kewajiban seseorang untuk berbuat baik kepada orang
disekitarnya.
Ini adalah teori etika yang memberikan jawaban atas pertanyaan: “Mengapa suatu perbuatan
itu baik dan mengapa perbuatan itu harus ditolak karena dianggap jahat?
” Deontologi : menjawab, “Karena perbuatan pertama adalah kewajiban berbuat baik kepada
orang lain.
” Apa yang harus dilakukan orang lain, dan "karena tindakan kedua dilarang".
3.
Teori Hak Semua pelaku ekonomi mempunyai hak dan juga kewajiban ekonomi.
Secara moral, evaluasi berbagai peristiwa ekonomi didasarkan pada teori hak.
Teori hukum ini merupakan pendekatan yang relatif umum untuk mengevaluasi benar atau
salahnya suatu perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang.
Teori hukum merupakan salah satu aspek deontologi karena hak berkaitan dengan kewajiban.
Hak dan kewajiban ibarat dua sisi mata uang yang saling melengkapi.
Pada umumnya manusia mempunyai hak dan kewajiban untuk menyakiti orang lain.
14 Etika Bisnis 4.
Teori Kebajikan Kebajikan didefinisikan sebagai kebajikan yang menjadi ciri perilaku
seseorang dan memungkinkan orang tersebut bertindak secara moral dan pantas.
Kebijaksanaan adalah kebajikan manusia, dan seseorang dengan modal ini mampu membuat
keputusan yang tepat dalam berbagai keadaan.
Keadilan merupakan perwujudan nilai inti lain yang mendorong pemberian segala sesuatu
yang menjadi hak orang lain.
Kerendahan hati adalah nilai dari tidak mendapatkan apa yang Anda inginkan meskipun
keadaan memungkinkan.
Kemampuan bekerja keras juga merupakan keutamaan , memastikan terhindarnya rasa malas.
Kinerja yang baik adalah kinerja yang didasarkan pada nilai-nilai inti.
Kehidupan yang baik adalah kehidupan yang berbudi luhur: hidup adalah prioritas, hidup itu
berharga, hidup adalah yang utama dan sangat berharga sehingga Anda dapat menggunakan
apa pun yang Anda miliki untuk melakukan sesuatu yang baik bagi kemanusiaan.
Habiskan seluruh waktu Anda.
5.
Relativisme Jika setiap orang selalu bersikap normal, maka ada kecenderungan setiap orang
akan bertindak terlebih dahulu atau bertindak baik.
Mereka meyakini bahwa adat istiadat, agama, dan kepercayaan yang mereka anut di daerah
tempat mereka dibesarkan dianggap yang terbaik dibandingkan adat istiadat lainnya.
Dalam situasi ini, seseorang dengan keadaan psikologis normal tidak dapat memungkiri
kejadian serupa.
Banyak fakta yang menunjukkan bahwa hal tersebut merupakan perilaku dan pendapat
umum, adat istiadat yang diwariskan secara turun temurun di daerah.

Prinsip etika bisnis


Beberapa Prinsip Etika Prinsip Otonomi Otonomi berarti bahwa masyarakat mengambil
keputusan dan bertindak berdasarkan tuntunan hati nuraninya, yaitu sikap dan kemampuan
masyarakat dalam berbuat dan bertindak.
Prinsip Integritas Prinsip integritas dalam segala tindakan dan usaha adalah hal yang
diutamakan.
Kejujuran diperlukan untuk memenuhi syarat-syarat suatu kontrak atau kontrak.
Dalam suatu perjanjian atau kontrak tertentu, semua pihak saling percaya, masing-masing
pihak jujur dan jujur dalam menyusun perjanjian atau kontrak tersebut, serta melaksanakan
perjanjian tersebut dengan sungguh-sungguh dan setia.

Asas Otonomi Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia mengambil keputusan dan
bertindak atas dasar tuntunan hati nurani, yaitu atas dasar perasaan sendiri dalam memberikan
sesuatu yang baik kepada orang lain.
Prinsip Integritas Prinsip integritas dalam segala tindakan dan usaha adalah hal yang
diutamakan.
Kejujuran diperlukan untuk memenuhi syarat-syarat suatu kontrak atau kontrak.
Dalam suatu perjanjian atau kontrak tertentu, semua pihak saling percaya, masing-masing
pihak jujur dan jujur dalam menyusun perjanjian atau kontrak tersebut, serta melaksanakan
perjanjian tersebut dengan sungguh-sungguh dan setia.
Kejujuran sangat penting untuk kepentingan masing-masing pihak.
Kejujuran menentukan keberlangsungan hubungan dan kelangsungan bisnis di masa depan.
Prinsip Keadilan Menjamin keadilan dalam dunia usaha, termasuk semua pihak, adalah
sebuah prioritas.
Prinsip keadilan harus diterapkan sedemikian rupa sehingga setiap orang diperlakukan sesuai
hak dan kewajibannya dalam kegiatan usaha internal dan eksternal.
Prinsip Saling Menguntungkan Kegiatan usaha harus menciptakan kondisi yang saling
menguntungkan untuk menjamin partisipasi masing-masing pihak dalam usaha.
Hal ini mencerminkan prinsip prioritas .
Saling menguntungkan mencerminkan integritas moral internal suatu badan usaha atau
perusahaan, sehingga nama baik seseorang atau nama baik suatu perusahaan dalam kegiatan
usahanya tetap terjaga, dapat diandalkan, dan kompetitif.
Macam-macam etika dalam berbisnis
Etika Bisnis yang Diskriminatif Tindakan pengusaha harus selalu beretika.
Diskriminasi berarti membedakan status sosial suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya,
sedangkan semua orang mempunyai hak dan kewajiban yang sama, oleh karena itu
diskriminasi terhadap masyarakat merupakan tindakan yang tidak etis.
Prinsip-prinsip etika berlaku bagi semua orang tanpa memandang status sosial.
Orang kaya, orang miskin, pengusaha, penguasa, dan warga negara biasa harus berpegang
pada prinsip etika bisnis yang sama.
Terkadang ada sesuatu yang tidak bermoral jika dilakukan oleh orang kerdil, namun menjadi
bermoral jika dilakukan oleh pengusaha.
Hal ini mempunyai nilai diskriminatif karena baik atau buruknya suatu peristiwa dinilai
berdasarkan kekayaan atau kekuasaan seseorang.
Sebaliknya, etika bisnis tidak mengenal perbedaan ras atau warna kulit.
Kontradiksi dalam etika perusahaan Apakah terdapat kontradiksi dalam etika perusahaan?
Apakah hanya perusahaan yang tidak bermoral yang dapat memaksimalkan keuntungan?
Saat ini para pebisnis sibuk melakukan bisnis yang bermoral, karena mereka menganggap
kejadian buruk seperti bencana alam, penipisan lapisan ozon, efek rumah kaca, hujan asam,
dan lain-lain sebagai praktik bisnis yang tidak bermoral.
Oleh karena itu, perilaku para pebisnis modern perlu lebih etis agar kerusakan lingkungan
tidak semakin parah.
Meski kerusakan lingkungan sudah pasti terjadi, pengusaha mampu mencegah kerusakan
lingkungan lebih jauh, dan orang tersebut berjuang mencari tempat tinggal di Bumi.
Pandangan bahwa etika dan bisnis ibarat air dan minyak dan tidak dapat bercampur sudah
ketinggalan zaman, dan asas ini memperbolehkan pengusaha melakukan pelanggaran moral
demi mendapatkan keuntungan, sehingga harus segera diubah.
17 Etika Bisnis Etika Bisnis Praktis Sekelompok orang yang hanya mementingkan
kepentingan vitalnya sendiri mengatakan bahwa etika bisnis mempersulit mereka
menjalankan aktivitas bisnis sesuai keinginannya Sho.
Etika bisnis itu praktis dan menyenangkan.
Karena jika para pebisnis bisa memperoleh keuntungan bisnis dan konsumen juga bisa
merasakan kegembiraan, kepuasan, dan kesejahteraan, maka dunia akan dipenuhi dengan
kebahagiaan bagi seluruh umat manusia.
Kapitalisme mengajarkan liberalisme perdagangan, Namun kelemahan teori ini adalah
liberalisme menciptakan kesenjangan dimana yang kaya semakin kaya dan yang miskin
semakin miskin.
Liberalisme akan mengakibatkan lahirnya oligarki.
Teori sosialis berpendapat bahwa monopoli negara mungkin terjadi dan para pemimpin serta
pengusaha besar cenderung menjadi diktator mayoritas.
Karena bisnis sebenarnya merupakan hubungan antar entitas sosial yang saling mencari
manfaat dari kegiatan hubungan antarmanusia , maka bisnis harus memberikan manfaat
kepada kedua kelompok yang berkomunikasi satu sama lain; Jika tidak, maka bisnis tersebut
tidak etis.
Kelemahan Etika Bisnis Menurut Stark, etika bisnis "terlalu umum, terlalu teoretis, terlalu
tidak realistis".
Ia yakin ada kesenjangan antara etika bisnis akademis dan keahlian manajemen .
Sejauh mana kapitalisme bisa dibenarkan, atau apakah sosialisme benar?
Penilaian Stark terhadap etika bisnis adalah sebagai berikut: Etika bisnis serupa dengan
kebanyakan filosofi sosial dan sulit diterapkan oleh profesional ke dalam praktik bisnis
mereka.
Kepala Etika Perusahaan.
Etika bisnis terlibat dalam interaksi bisnis antara pihak-pihak yang bertransaksi.
Masing-masing Pihak berupaya memberikan yang terbaik bagi Mitra Usaha masing-masing.
Oleh karena itu, seluruh pelaku usaha yang berinteraksi dalam dunia bisnis mempunyai
tanggung jawab moral terhadap orang-orang yang berbisnis dengannya.
Anda tidak bisa mengalihkan tanggung jawab ini kepada orang lain, apalagi
mendelegasikannya kepada konsumen.
Bagaimana mungkin produsen produk menjadi wirausaha sedangkan tanggung jawab atas
risiko penggunaan produk dialihkan ke konsumen?
Kesimpulan
Etika bisnis adalah prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai yang membimbing perilaku dan
keputusan dalam konteks dunia bisnis. Ini melibatkan pertimbangan tentang apa yang benar
dan salah dalam interaksi bisnis, baik dalam hubungan dengan konsumen, karyawan, mitra
bisnis, maupun masyarakat secara keseluruhan. Kesadaran akan etika bisnis tidak hanya
penting untuk menjaga reputasi perusahaan, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan bisnis
yang adil, berkelanjutan, dan berkontribusi positif terhadap masyarakat.

Pentingnya etika bisnis terletak dalam bagaimana perilaku dan keputusan bisnis
mempengaruhi berbagai pihak yang terlibat. Bisnis yang menjunjung tinggi etika cenderung
membangun kepercayaan dengan pelanggan, yang dapat meningkatkan loyalitas dan reputasi
merek. Selain itu, memperlakukan karyawan dengan adil dan menghormati hak-hak mereka
dapat meningkatkan produktivitas, kepuasan kerja, dan retensi karyawan.

Dalam hal hubungan dengan mitra bisnis, menjalankan praktik bisnis yang jujur dan
transparan menjadi landasan bagi kerjasama yang berkelanjutan. Etika bisnis juga mencakup
tanggung jawab sosial perusahaan, seperti kepedulian terhadap lingkungan, kontribusi
terhadap masyarakat, dan pemenuhan kewajiban terhadap kepentingan publik.

Kesimpulannya, etika bisnis bukan hanya tentang mematuhi hukum, tetapi juga tentang
melampaui kewajiban hukum untuk bertindak secara adil, jujur, dan bertanggung jawab
terhadap semua pihak yang terlibat dalam operasi bisnis. Dengan memprioritaskan etika
bisnis, perusahaan dapat menciptakan nilai jangka panjang, membangun kepercayaan, dan
berkontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai