Ke lo m p o k 3
DAFTAR ISI
lain-lain tetapi tidak mempunyai etika, maka kekurangan ini cepat atau lambat akan menjadi
batu sandungan bagi perusahaan tersebut. Bisnis dengan menjunjung kode etik merupakan
suatu unsur mutlak yang perlu dalam masyarakat modern. Tetapi kalau merupakan fenomena
sosial yang begitu hakiki, bisnis tidak dapat dilepaskan dari aturan-aturan main yang
selalu harus diterima dalam pergaulan sosial, termasuk juga aturan-aturan moral.
PEMBAHASAN
Etika berasa dari kata dalam bahasa Yunani yang berarti timbul dari kebiasaan.
Sedangkan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), etika adalah ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak).
Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen
atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa
Inggris “ business” , dari kata dasar busy yang berarti “ sibuk” dalam konteks individu,
komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan
yang mendatangkan keuntungan. Di dalam melakukan bisnis, kita wajib untuk
memperhatikan etika agar di pandang sebagai bisnis yang baik. Bisnis beretika adalah
bisnis yang mengindahkan serangkaian nilai-nilai luhur yang bersumber dari hati nurani,
empati, dan norma. Bisnis bisa disebut etis apabila dalam mengelola bisnisnya pengusaha
selalu menggunakan nuraninya.
2. T. chwee (1990)
Bisnis merupaka suatu sistem yang memproduksi barang dan jasa untuk
memuaskan kebutuhan masyarakat.
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan
kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan,
industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis
secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu
ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis juga merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan
salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan,
institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana
standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern
untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang
yang ada di dalam organisasi.
Sepanjang perjalanan sejarah, aktivitas atau kegiatan bisnis tidak pernah lepas dari
sisi etika. Hal tersebut dikarenakan bisnis selalu berkaitan dengan interaksi antar manusia.
Berikut ini adalah perkembangan etika bisnis menurut Bertens dari kemunculan etika
bisnis.
Dimulainya pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas yang ada di Amerika Serikat,
revolusi mahasiswa yang ada di ibukota Perancis, penolakan terhadap atau
kemapanan.
Berbagai peristiwa tersebut memberi perhatian pada dunia pendidikan khususnya di
bidang ilmu manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah baru dalam kurikulum
dengan nama “ ” . Topik pembahasan yang sering dibahas adalah tentang .
Pada sekitar tahun 1970 an, istilah “ etika bisnis” pertama kali muncul di Amerika
Serikat dan dengan cepatnya menyebar ke penjuru dunia.
Dalam hal ini sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan berbagai masalah etis
di sekitar bisnis dan etika yang dianggap sebagai suatu tanggapan yang tepat terhadap krisis
yang sedang terjadi dalam dunia bisnis di Amerika pada saat itu.
Pada tahun tersebut etika bisnis sudah mulai menyebar di Eropa Barat sebagai ilmu
baru, yang diawali dari negara Inggris yang secara geografis atau pun kultural paling dekat
dengan Amerika Serikat.
Sejak dimulainya liberalisasi ekonomi di wilayah Eropa Timur dan runtuhnya sistem
politik serta ekonomi komunisme sekitar tahun 1980 an, Uni Soviet (sekarang Rusia) dan
negara eks komunis lainnya merasakan manfaat dari etika bisnis. Pemahaman tentang etika
bisnis mendorong peralihan sistem ekonomi sosialis ke sistem ekonomi pasar bebas
menjadi lebih lancar. Pada tahun ini terdapat forum pertemuan antara berbagi universitas
dan sekolah bisnis yang disebut dengan .
Pada dasarnya, setiap pelaksanaan bisnis seyogyanya harus menyelaraskan proses bisnis
tersebut dengan etika bisnis yang telah disepakati secara umum dalam lingkungan tersebut.
Sebenarnya terdapat beberapa prinsip etika bisnis yang dapat dijadikan pedoman bagi setiap
bentuk usaha.
Sonny Keraf (1998) menjelaskan bahwa prinsip etika bisnis adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Otonomi ; yaitu sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan
dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
2. Prinsip Kejujuran ; terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara
jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas
kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua,
kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga,
jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.
3. Prinsip Keadilan ; menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai
dengan aturan yang adil dan sesuai criteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung
jawabkan.
4. Prinsip Saling Menguntungkan (Mutual Benefit Principle) ; menuntut agar bisnis
dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.
5. Prinsip Integritas Moral ; terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri
pelaku bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik
pimpinan atau orang-orangnya maupun perusahaannya.
Etika bisnis mengajak para pelaku bisnis mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang
baik (etis) agar bisnis itu pantas dimasuki oleh semua orang yang mempercayai adanya dimensi
etis dalam dunia bisnis. Hal ini sekaligus menghalau citra buruk dunia bisnis sebagai kegiatan
yang kotor, licik, dan tipu muslihat. Kegiatan bisnis mempunyai implikasi etis, dan oleh
karenanya membawa serta tanggungjawab etis bagi pelakunya
Etika Bisnis adalah seni dan disiplin dalam menerapkan prinsip-prinsip etika untuk
mengkaji dan memecahkan masalah-masalah moral yang kompleks. Etika bisnis merupakan
etika khusus (terapan) yang pada awalnya berkembang di Amerika Serikat. Sebagai cabang
filsafat terapan, etika bisnis menyoroti segi-segi moral perilaku manusia dan peraturan-peraturan
yang mempunyai profesi di bidang bisnis dan manajemen. Oleh karena itu, etika bisnis dapat
dilihat sebagai usaha untuk merumuskan dan menerapkan prinsip- prinsip etika dibidang
hubungan ekonomi antar manusia.
Secara terperinci, Richard T.de George menyebut bahwa etika bisnis menyangkut empat
kegiatan sebagai berikut:
Di dalam suatu perusahaan, etika bisnis ini mempunyai peranan yang sangat penting.
Peranan tersebut yaitu untuk membantu perusahaan yang kuat dan mempunyai daya saing yang
tinggi serta memiliki kemampuan dalam menciptakan nilai yang tinggi.
Untuk mencapai hal itu semua perlu adanya landasan yang kokoh yaitu kebiasaan,
dengan adanya etika bisnis maka hal tersebut bisa diwujudkan dengan mudah. Pada umumnya
hal tersebut dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur yang
transparan dengan didukung oleh budaya perusahaan atau corporate culture yang andal serta
penerapan etika bisnis yang konsisten dan konsekuen.
Pada prinsipnya pengaplikasian dari etika bisnis ini akan selalu menguntungkan bagi
perusahaan baik dalam jangka pendek, menengah, atau pun panjang. Hal tersebut disebabkan
karena :
e. Mampu menjunjung nilai moral berbagai pihak yang terlibat di dalam perusahaan.
f. Mampu menciptakan suatu hubungan yang harmonis antar pihak dalam
perusahaan.
g. Mampu meningkatkan kepercayaan pelanggan atau masyarakat kepada
perusahaan.
Menurut Betens “ 2000” terdapat tiga (3) aspek dan sudut pandang pokok dari bisnis,
yaitu :
1) Sudut Pandang Ekonomi
Bisnis ialah kegiatan ekonomis, maksudnya ialah adanya interaksi
produsen/perusahaan dengan pekerja, produsen dengan produsen dalam sebuah
organisasi. Kegiatan antar manusia ini adalah bertujuan untuk mencari untung oleh
karena itu menjadi kegiatan ekonomis. Pencarian keuntungan dalam bisnis tidak bersifat
sepihak, tetapi dilakukan melalui interaksi yang melibatkan berbagai pihak.
2) Sudut Pandang Etika
Dalam bisnis berorientasi pada profit ialah sangat wajar, akan tetapi jangan
keuntungan yang diperoleh tersebut justru merugikan pihak lain. Maksudnya ialah semua
yang kita lakukan harus menghormati kepentingan dan hak orang lain.
3) Sudut Pandang Hukum
Bisa dipastikan bahwa kegiatan bisnis juga terikat dengan Hukum Dagang atau
Hukum Bisnis yang merupakan cabang penting dari ilmu hukum modern. Dalam praktik
hukum banyak masalah timbul dalam hubungan bisnis pada taraf nasional maupun
internasional. Seperti etika, hukum juga merupakan sudut pandang normatif karena
menetapkan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
Kini etika bisnis mempunyai status imiah yang serius. Ia semakin diterima di antara
ilmu – ilmu yang sudah mapan dan memiliki ciri – ciri yang biasanya menandai sebuah
ilmu. Tentu saja masih banyak harus dikerjakan. Etika bisnis harus bergumul terus untuk
membuktikan diri sebagai disiplin ilmu yang dapat disegani. Disini kami berusaha
menggambarkan beberapa pertanda yang menunjukan status itu cukup meyakinkan,
sekaligus kami mencoba melukiskan profil ilmiah dari etika bisnis sebagaimana tampak
sekarang.
Praktis di segala kawasan etika bisnis diberikan sebagai mata kuliah di perguruan tinggi.
Banyak sekali publikasi diterbitkan etika bisnis. Pada tahun 1987. De George
menyebut adanya paling sidikit 20 buku pegangan tentang etika bisnis dan 10 buku
kasus Amerika Serikat.
Sudah ada cukup banyak jurnal ilmiah khusus tentang etika bisnis . munculnya jurnal
merupakan suatu gejala penting yang menunjukan tercapainya kematangan ilmiah bagi
bidang yang bersangkutan.
Dalam bahasa jerman sudah tersedia sebuah kamus tentang etika bisnis. Kemudian
menyusul lagi kamus etika bisnis dalam bahasa inggris.
Ditemukan juga cukup banyak institut penelitian yang secara khusus mendalami masalah
etika bisnis.
Sudah didirikan beberapa asosiasi atau himpunan dengan tujuan khusus memajukan
etika bisnis, terutama dengan mengumpulkan dosen – dosen etika bisnis dan peminat
lain dalam pertemuan berkala.
Di Amerika Serikat dan Eropa Barat disediakan beberapa program study tingkat S-2 dan
S-3, khusus di idang etika bisnis.
Hanya beberapa unsur saja yang akan dibahas dalam pandangan sejarah dan budaya
dalam etika bisnis yang berkaitan dengan factor – factor yang etis yaitu terdiri dari :
Pada umumnya masyarakat yunani kuno berprasangka terhadap kegiatan dagang dan
kekayaan. Warga Negara yang bebas yang seharusnya mencurahkan perhatian dan
waktunya untuk kesenian dan pengetahuan filsafat, disamping itu mereka memberikan
sumbangsih kepada pengurusan Negara dan kalau keadaan mendesak akan turut membela
Negara.
b. Agama Kristen
Dalam alkitab yaitu perjanjian lama maupun perjanjian baru dalam etika bisnis
merupakan suatu tolak ukur dimana akan terjadinya kesuksesan maupun tidak suksesnya.
Maka dari itu, jika dalam berbisnis menghasilkan yang lebih banyak maka jangan lupakan
anak yatim dan janda dalam beramal.
c. Agama Islam
Dalam Kitab Suci AL-Qur’ an terdapat peringatan bahwa dalam berdagang maupun
berbisnis harus mengikuti peraturan yang berlakudidunia maupun diakherat untuk
mencapai suatu kesuksesan yang baik.
d. Kebudayaan Jawa
Pada pandangan jawa etika bisnis yaitu suatu pandangan yang sifatnya kondunsif
yaitu sesuatu kekayaan atau usaha tidak akan berarti jika melenceng keluar dari aturan etika
yang berlaku.
Dilihat dari pandangan zaman sekarang ini adanya saling merebut kekuasaan satu
sama lain yang tidak memperhatikan suatu etika dan peraturan pemerintahan yang berlaku.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN