Prinsip Asuransi
Prinsip Asuransi
Insurable risk
Reasonable
Nilai benda yang dipertanggungkan cukup material
Catastrophic
Risiko harus tidak menimbulkan kerugian yang sangat
besar
Homogeneous
Barang yang diasuransikan bukan yang unik melainkan
banyak barang serupa atau sejenis
Jenis Hazards
Physical hazards
Yang timbul dari kondisi fisik, penggunaan barang yang dipertanggungkan
Contoh : garasi dijadikan fabrik petasan
Morale hazards
Berkaitan dengan sifat dan perbuatan si tertanggung
Contoh : meninggalkan mobil tanpa terkunci, took dibakar untuk mendapatkan penggantian
Penggolongan asuransi
Asuransi jiwa :
Asuransi kebakaran
Asuransi pengangkutan
Asuransi penerbangan
Asuransi kecelakaan
Asuransi tanggung gugat
Reasuransi
Penyebaran risiko
Co-insurance
Pertanggungan dilakukan oleh beberapa perusahaan asuransi atas satu objek
pertanggung
Salah satu perusahaan asuransi bertindak sebagai Leader untuk mengelola
pertanggungan
Re-insurance
Suatu perusahaan menutup risiko asuransi dalam jumlah besar lebih dulu
Kemudian penanggung menyebarkan risiko kepada beberapa perusahaan lain atas
asuransi yang telah ditutupnya
Fungsi Reasuransi
Polis Asuransi
Pasal 255 KUHD mengatur tentang kontrak
asuransi yang umumnya disingkat “DICE”,
merupakan akronim dari :
D = Declaration
I = Insurance
C = Condition
E = Exclution
Deposito
Saham, Obligasi
Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
Surat Pengakuan Hutang
Penyertaan
Tanah dan bangunan (maksimum 40 % dari modal)
Penyertaan
Hipotik