Anda di halaman 1dari 11

Nama : Sallum Ayu Wigati

NIM : 2107200025

Kelas : 1A-Pendidikan Akuntansi

Mata Kuliah : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

TUGAS 8

Lanjutan Pertemuan 9 Asuransi

1. Dasar hukum asuransi UU no 2 tahun 1992

Jawaban :
Asuransi dalam Undang-Undang No. 2 Th 1992 tentang usaha
perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, di mana pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima
premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau
tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Badan yang menyalurkan risiko disebut "tertanggung", dan badan
yang menerima risiko disebut "penanggung". Perjanjian antara kedua
badan ini disebut kebijakan: ini adalah sebuah kontrak legal yang
menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar
oleh "tertanggung" kepada "penanggung" untuk risiko yang ditanggung
disebut "premi". Ini biasanya ditentukan oleh "penanggung" untuk dana
yang bisa diklaim pada masa depan, biaya administratif, dan keuntungan.
2. Unsur-unsur, Objek, fungsi , tujuan dan manfaat Asuransi

Jawaban :
 Unsur-unsur Asuransi
Berdasarkan Undang-undang No. 2 Tahun 1992 tentang
Usaha Perasuransian, asuransi memiliki empat unsur sebagai
berikut:
1) Tertanggung, yaitu anda atau badan hukum yang
memiliki atau berkepentingan atas harta benda.
2) Penanggung, yaitu pihak yang menerima premi
asuransi dari tertanggung dan menanggung risiko
atas kerugian / musibah yang menimpa harta benda
yang diasuransikan.
3) Suatu peristiwa (accident) yang tidak tentu atau
pasti (tidak diketahui sebelumnya).
4) Kepentingan (interest) yang mungkin akan
mengalami kerugian karena peristiwa yang tak
tertentu.
 Objek Asuransi
Objek Asuransi adalah jiwa dan raga, kesehatan manusia,
tanggung jawab hukum, benda dan jasa, serta semua kepentingan
lainnya yang dapat hilang, rusak, rugi, dan/atau berkurang nilainya.
 Fungsi Asuransi
Menurut Ade Arthesa dan Edia Handiman (2006:237),
asuransi memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :
1) Memberikan rasa aman dan perlindungan. Pihak
tertanggung akan mendapatkan rasa aman dari
perlindungan yang diberikan oleh pihak asuransi.
Yakni, risiko keuangan akibat kehilangan,
kebakaran, kerusakan, kematian, dan risiko lainnya
dapat diatasi dengan penggantian sejumlah dana
tertentu sesuai dengan nilai pertanggungan.
2) Fungsi tabungan dan sumber pendapatan lain.
Beberapa jenis asuransi juga berfungsi sebagai
tabungan atau sumber pendapatan. Yakni, selain
memberikan perlindungan, penanggungan juga
memberikan manfaat berupa bunga dari hasil
akumulatif total premi yang dibayarkan.
3) Alat penyebaran risiko. Risiko yang seharusnya
diterima sepenuhnya oleh tertanggung dapat
disebarkan kepada penanggung, sehingga
tertanggung mendapatkan rasa aman dalam
menjalankan aktivitasnya. Konsekuensi dari
penyebaran risiko ini adalah kewajiban premi yang
harus dibayar oleh pihak tertanggung.
4) Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih
adil. Nilai pertanggungan dan besarnya premi
ditentukan berdasarkan aspek keadilan bagi kedua
pihak. Dalam hal ini, tidak ada pihak yang merasa
diuntungkan atau dirugikan atas kesepakatan yang
terjadi. Perhitungan besarnya premi dan nilai
pertanggungan hanya dapat dilakukan oleh ahli
aktuaria yang mempunyai kredibilitas baik dan
dilakukan dengan perhitungan yang tepat.
 Tujuan Asuransi
Tujuan dari asuransi adalah memberikan jaminan
penggantian terhadap risiko-risiko yang mungkin terjadi di masa
depan oleh nasabah. Jaminan pergantian tersebut tak hanya
berfokus pada kesehatan tubuh, namun juga termasuk barang
berharga properti atau kendaraan.
Lebih lanjutnya, tujuan asuransi mencakup :
1) Untuk mengalihkan ragam risiko yang mungkin
terjadi dengan nasabah, di mana risiko tersebut akan
digantikan oleh perusahaan asuransi setelah nasabah
melakukan sejumlah pembayaran premi kepada
perusahaan asuransi.
2) Jaminan bagi pihak nasabah mendapatkan
perlindungan dengan risiko kerugian di masa depan
yang mungkin akan terjadi.
3) Memperkecil nilai dan potensi kerugian yang lebih
besar bila mengeluarkan biaya sendiri saat
mengalami sebuah risiko.
4) Khusus untuk asuransi jiwa, dapat kamu gunakan
sekaligus untuk menabung karena sebagian biaya
preminya akan dikembalikan kepada nasabah dalam
kurun waktu tertentu
5) Untuk efisiensi bagi sebuah perusahaan karena
mengurangi biaya untuk pengawasan, pengamanan,
dan perlindungan yang memakan banyak biaya dan
waktu.
6) Untuk mendapatkan ganti rugi kepada pihak
nasabah sesuai dengan nilai premi asuransi.
7) Untuk menutup loss of earning power seseorang
atau suatu badan usaha ketika sudah tidak bekerja
atau tidak berfungsi lagi.
 Manfaat Asuransi
Asuransi memberikan manfaat bagi semua pihak, baik
penanggung, tertanggung maupun pemerintah. Manfaat tersebut
antara lain sebagai berikut (Martono, 2002:145-146):
1) Rasa aman dan perlindungan. Sebagai individu
maupun pengusaha, polis yang dimiliki memberikan
rasa aman atas kerugian yang mungkin terjadi.
2) Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil.
Nilai pertanggungan dan besarnya premi
diperhitungkan secara akurat dengan
mempertimbangkan berbagai faktor yang
mempengaruhinya. Maka semakin besar nilai
pertanggungan akan semakin besar pula premi yang
dibayar oleh tertanggung.
3) Polis Asuransi dapat dijadikan jaminan memperoleh
kredit dan dapat dijadikan sebagai kelengkapan
memperoleh kredit. Besar kredit yang dapat
diberikan oleh perusahaan asuransi kepada
tertanggung sesuai dengan nilai pertanggungan.
Untuk memperoleh kredit dari bank diperlukan
agunan (berupa rumah, gedung) dan agunan tersebut
harus diasuransikan.
4) Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan.
Premi yang dibayar oleh tertanggung memiliki
unsur tabungan yang memperoleh pendapatan
berupa bunga dan bonus sebagai perjanjian.
3. Resiko Asuransi dan cara penanggulangannya

Jawaban :
Secara umum risiko asuransi adalah keadaan yang tidak pasti
ketika suatu hal yang tidak diinginkan terjadi dan bisa menimbulkan suatu
kerugian. Sementara manajemen resiko merupakan proses pengelolaan
resiko yang mana mencakup identifikasi, evaluasi, sampai pengendalian
resiko itu sendiri. Sedangkan asuransi adalah sistem atau tindakan
perlindungan yang berkaitan dengan finansial atas terjadinya hal-hal tidak
terduga seperti kerusakan, kehilangan, sampai kematian. Perlindungan
berupa ganti rugi tentunya atas persetujuan perusahaan yang menyediakan
produk asuransi dan konsumen yang membeli produk asuransi.
Perusahaan asuransi mendapatkan biaya yang cukup dalam meng-
cover seluruh kerugian nasabah melalui pembayaran preminasuransi yang
dilakukan oleh konsumen dengan jangka waktu tertentu. Selain bisa
digunakan atas nama pribadi, asuransi juga bisa digunakan oleh
perusahaan untuk meminimalkan risiko terkait dengan bisnis yang
dijalankan.
Manajemen resiko adalah proses identifikasi, analisis, dan
pengendalian risiko secara ekonomis, terhadap risiko yang senantiasa
mengancam kapasitas atau aset untuk memperoleh hasil usaha. Sebelum
menjalani serangkaian proses manajemen risiko itu, kamu harus
memahami 4 hal ini terlebih dulu :
 Mengidentifikasi risiko sebelum mengukurnya
 Mengemban prinsip ekonomis dalam mengendalikan risiko
 Jangan hanya fokus pada manajemen risiko terkait aset harta
benda, melainkan juga unsur manusianya (human)
Pengaplikasian manajemen risiko tidak hanya untuk kegiatan usaha
harta benda, namun juga meliputi jasa (service) bahkan juga untuk
individu (personal) manajemen risiko juga perlu dilakukan.
4. Klasifikasi prinsip dan penggolongan Asuransi

Jawaban :
 Prinsip Asuransi
Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang
harus dipenuhi, yaitu insurable interest, utmost good faith,
proximate cause, indemnity, subrogation dan contribution.
1) Insurable Interest
Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu
hubungan keuangan, antara tertanggung dengan
yang diasuransikan dan diakui secara hukum.
2) Utmost good faith
Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat
dan lengkap, semua fakta yang material (material
fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan
baik diminta maupun tidak. Artinya adalah si
penanggung harus dengan jujur menerangkan
dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya
syarat/kondisi dari asuransi dan si tertanggung juga
harus memberikan keterangan yang jelas dan benar
atas obyek atau kepentingan yang
dipertanggungkan.
3) Proximate cause
Adalah suatu penyebab aktif, efisien yang
menimbulkan rantaian kejadian yang menimbulkan
suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang
mulai dan secara aktif dari sumber yang baru dan
independen.
4) Indemnity
Suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan
kompensasi finansial dalam upayanya menempatkan
tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki
sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal
252, 253 dan dipertegas dalam pasal 278).
5) Subrogation
Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada
penanggung setelah klaim dibayar.
6) Contribution
Sedangkan adalah hak penanggung untuk mengajak
penanggung lainnya yang sama-sama menanggung,
tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap
tertanggung untuk ikut memberikan indemnity.
 Penggolongan Asuransi
Berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang
Usaha Perasuransian, dapat digolongkan sebagai berikut:
1) Usaha asuransi
 Asuransi kerugian (non life insurance)
merupakan usaha memberikan jasa dalam
penanggulangan resiko atas kerugian,
kehilangan manfaat dan tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari
peristiwa yang tidak pasti.
 Asuransi jiwa (life insurance) merupakan
suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan
asuransi dalam penanggungan resiko yang
dikaitkan dengan jiwa atau meninggalnya
seseorang yang dipertanggungkan.
 Reasuransi (reinsurance)
merupakan suatu system penyebaran resiko
dimana penanggung menyebarkan seluruh
atau sebagian dari pertanggungan yang
ditutupnya kepada penanggung yang lain.
2) Usaha penunjang
 Pialang asuransi, merupakan usaha yang
memberikan jasa keperantaraan dalam
penutupan asuransi dan penanganan
penyelesaiaan ganti kerugian asuransi
dengan bertindak untuk kepentingan
tertanggung.
 Pialang reasuransi, memberikan jasa
keperantaraan dalam penempatan reasuransi
dan penangganan penyelesaian ganti rugi
reasuransi dengan bertindak untuk
kepentingan perusahaan asuransi.
 Penilai kerugian asuransi, memberikan jasa
penilaian terhadap kerugian pada objek
asuransi yang dipertanggungkan.
 Konsultan aktuvaria, merupakan usaha
memberikan jasa konsultan aktuvaria.
 Agen asuransi, merupakan pihak yang
memberikan jasa keperantaraan dalam
rangka pemasaran jasa asuransi untuk dan
atas nama penanggung.
5. Bagaimana keterkaitan antara Asuransi dengan OJK
Jawaban :
Asuransi adalah perjanjian antara perusahaan asuransi dan
pemegang polis yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh
perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk :
a. memberikan penggantian kepada tertanggung atau
pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang
timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita
tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu
peristiwa yang tidak pasti;atau
b. memberikan pembayaran yang didasarkan meninggal atau
hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah
ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan
dana.
Usaha perasuransian merupakan kegiatan usaha yang bergerak di
bidang:
a. Jasa pertanggungan atau pengelolaan risiko.
b. Pertanggungan ulang risiko.
c. Pemasaran dan distribusi produk asuransi atau produk
asuransi syariah.
d. Konsultasi dan keperantaraan asuransi, asuransi syariah,
reasuransi, atau reasuransi syariah, atau
e. Penilai kerugian asuransi atau asuransi syariah.
Usaha perasuransian dilaksanakan oleh:
1) Perusahaan Asuransi:
a. Perusahaan Asuransi Umum, adalah perusahaan
yang memberikan jasa pertanggungan risiko yang
memberikan penggantian karena kerugian,
kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan
keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung
atau pemegang polis karena terjadinya suatu
peristiwa yang tidak pasti.
b. Perusahaan Asuransi Jiwa, adalah perusahaan yang
memberikan jasa dalam penanggulangan risiko yang
memberikan pembayaran kepada pemegang polis,
tertanggung, atau pihak lain yang berhak dalam hal
tertanggung meninggal dunia atau tetap hidup, atau
pembayaran lain kepada pemegang polis,
tertanggung, atau pihak lain yang berhak pada
waktu tertentu yang diatur dalam perjanjian, yang
besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada
hasil pengelolaan dana.
c. Perusahaan Reasuransi, adalah perusahaan yang
memberikan jasa dalam pertanggungan ulang
terhadap risiko yang dihadapi oleh Perusahaan
Asuransi Kerugian, Perusahaan Asuransi Jiwa,
Perusahaan Penjaminan, atau Perusahaan
Reasuransi lainnya.
2) Penunjang Usaha Asuransi:
a. Perusahaan Pialang Asuransi, adalah perusahaan
yang memberikan jasa keperantaraan dalam
penutupan asuransi atau asuransi syariah dan
penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan
bertindak untuk kepentingan tertanggung.
b. Perusahaan Pialang Reasuransi, adalah perusahaan
yang memberikan jasa keperantaraan dalam
penempatan reasuransi dan penanganan
penyelesaian ganti rugi reasuransi dengan bertindak
untuk kepentingan perusahaan asuransi, perusahaan
penjaminan, perusahaan reasuransi.
c. Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi, adalah
perusahaan yang memberikan jasa penilaian
terhadap klaim dan/atau jasa konsultasi atas obyek
asuransi yang dipertanggungkan.

Anda mungkin juga menyukai