Anda di halaman 1dari 11

BAB 16

APLIKASI DI TEMPAT TINGGAL DAN INDUSTRI

16.1. PENDAHULUAN
Sasaran pada bab ini adalah :
- Memberikan penjelasan secara luas tentang bermacam-macam aplikasi
elektronika daya pada tempat tinggal.
- Menggambarkan aplikasi elektronika daya di bidang industri seperti
pengelasan dan pemanasan menggunakan induksi listrik.

16.2. APLIKASI DI TEMPAT TINGGAL


Aplikasi dari elektronika daya meliputi tempat pemanas, pendingin
ruangan, kulkas, freezer, pemanas air, penerangan, alat memasak, TV,
pencuci dan pengering pakaian, serta banyak lagi. Peranan elektronika daya
ini adalah untuk menyediakan penyimpanan energi, mengurangi biaya
operasi, meningkatkan keamanan dan kenyamanan.

16.2. 1 TEMPAT PEMANAS DAN PENYEJUK RUANGAN


Dalam penggunaaan pemanas umumnya, kompressor pada pompa
pemanas konvensional beroperasi dengan kecepatan konstan. Dan keluaran
kompressor dibandingkan dengan beban dan bekerja secara on – off. Tetapi
bila menggunakan komponen elektronika daya dengan modulasi kapasitas
beban proposional, hal ini dapat dihilangkan.
Gambar 16-1 Pompa pemanas dengan modulasi kapasitas beban proposional
Dalam gambar 16-1 ditunjukkan bahwa dalam modulasi kapasitas
beban proporsional pompa pemanas, keluaran kompressor dapat diatur
dengan membandingkan beban dalam ruangan panas maupun dingin,
kemudian dihilangkan siklus on – off kompressor.

Gambar 16-2 Bentuk gelombang sistem kerja pompa pemanas konvensional

Dalam gambar 16-2 menunjukkan siklus on – off dari kompressor


pompa pemanas konvensional. Dalam sistem pompa pemanas konvensional
ini, ketika temperatur ruangan disensor oleh sensor temperatur dan nilainya
melebihi batas atas setting termostat, maka motor kompressor akan hidup.
Motor ini hampir mencapai daya listrik maksimum tetapi keluaran
kompressor akan naik perlahan. Dan bayang-bayang pada grafik diatas
menggambarkan rugi-rugi dalam keluaran kompressor dan rugi-rugi dalam
sistem. Tetapi ketika temperatur ruangan mencapai batas bawah dari setting
termostat, maka motor kompressor akan mati. Dari siklus on – off
kompressor tersebut, didapat rata-rata keluaran kompressor yang
ditunjukkan garis putus-putus.
Rugi-rugi karena siklus on – off ini dapat dihilangkan apabila
pompa pemanas dalam sistem modulasi kapasitas beban proporsional
(Gambar 16-1), dimana kecepatan kompressor dan keluaran kompressor
diatur sama dengan beban ruangan.
16.2. 2 LAMPU FLUORESCENT DENGAN FREKUENSI TINGGI
Effisiensi lampu fluorescent dapat ditingkatkan 20 – 30% dengan
pengoperasian frekuensi tinggi (>25 kHz) dan ini dapat dibandingkan dalam
pemakaian lampu pijar.

Gambar 16-3 Lampu fluorescent dengan sebuah ballast induktive

Dalam gambar 16-3a, diperlihatkan bahwa lampu fluorescent


memiliki karakteristik hambatan negatif. Makanya digunakan ballast
induktive dan hanya digunakan pada pengoperasian yang stabil. Keadaan
stabil ini dapat dicapai apabila ada titik potong dua karakteristik, dari lampu
dan ballast (gambar 16-3b).
Gambar 16-4 Lampu fluorescent konvensional 60 Hz dengan start cepat :
(a) Diagram rangkaian (b) Diagram sederhana

Gambar 16-4 menunjukkan diagram rangkaian dua lampu


fuorescent konvensional 60 Hz dihubung seri. Kaki katoda lampu
dihubungkan dengan katode kumparan heater A,B dan C. Tegangan
masukan dinaikkan menggunakan autotrafo. Induksi yang bocor dari
kumparan autotrafo akan dibutuhkan oleh ballast dan ini untuk kondisi yang
stabil. Sebuah kapasitor starting yang mempunyai impedansi rendah dalam
pengoperasian awalnya akan terhubung paralel dengan lampu B, kemudian
tegangan masukan lewat ke lampu A, sehingga muncul percikan api yang
dibentuk dalam lampu A, kemudian tegangan tinggi muncul di lampu B.
Akhirnya terjadi nyala lampu A dan B dengan kapasitor sebagai pengoreksi
faktor daya.
Gambar 16-5 Sistem Lampu fluorescent dengan frekuensi tinggi :
(a) Diagram blok (b) Diagram blok ballast

Dan pemakain lampu fluorescent dengan frekuensi tinggi dapat


ditunjukkan oleh gambar 16-5. Sistem ini membutuhkan sebuah alat
elektronika daya yang bernama Ballast Elektronika dengan Frekuensi tinggi,
didalamnya terdapat Penyearah jembatan Diode, kapasitor filter, dan
inverter dc ke ac frekuensi tinggi. Ballast elektronika ini merubah masukan
60 Hz menjadi frekuensi keluaran 25 – 40 kHz.
Karena gelombang elektromagnetik ballast elektronik besar, ini
biasanya untuk membandingkan ballast standar. Sebuah dimming control
dapat dihubungkan dalam sistem 60 Hz sebagaimana sistem penerangan
frekuensi tinggi. Selain itu kontrol ini dapat menyimpan energi dengan cara
kapasitas lumen lampu dikurangi dengan waktu. Sehingga daya dapat
dikurangi dalam operasinya, hasilnya energi tersimpan selama periode
waktu ketika lampu mempunyai kapasitas lumen tinggi.
16.2. 1 PEMASAK DENGAN INDUKSI LISTRIK
Dalam penggunaan pemasak listrik dan gas standar, banyak panas
yang dihasilkan hilang disekitarnya. Untuk mengatasi ini, dibuat suatu alat
pemasak yang memanfaatkan induksi listrik. Seperti yang terlihat pada
rangkaian gambar 16-6. Dalam rangkaian tersebut terdapat penyearah dan
inverter frekuensi tinggi, yang berfungsi merubah masukan 60 Hz menjadi
frekuensi keluaran 25 – 40 kHz, yang diterapkan ke kumparan induksi. Arus
induksi ini akan mengalir dalam wajan besi yang berada diatas kumparan
induksi, kemudian akan timbul panas pada wajan.

Gambar 16-6 Pemasak induksi listrik

16.3. APLIKASI DI INDUSTRI

16.3. 1 PEMANAS INDUKSI LISTRIK


Pada pemanas induksi listrik, panas dihasilkan dari sirkulasi arus di
konduktor yang disebabkan oleh iduksi gelombang elektromagnetik.
Besarnya arus dapat dihitung berdasarkan rumus :
I(x) = Ioe-x/
Dimana :
Io = Arus dipermukaan
 = Dalamnya penekanan

= k
f

dimana :
k = konstanta
f = frekuensi
 = hambatan media

Dalam penerapannya frekuensi rendah banyak digunakan untuk


pelebur induksi listrik yang menggunakan media yang besar. Dan untuk
frekunsi yang tinggi sampai dengan beberapa ratus kHz banyak digunakan
untuk penempa besi, penyolderan, pengerasan besi, dan pembuatan
campuran logam.
Macam-macam rangkaian pemanas induksi listrik dapat dilihat pada gambar
16-7, dibawah ini.

Gambar 16-7 Pemanas induksi (a) Pemanas induksi dengan sumber


tegangan dihubungseri resonant (b) Pemanas induksi dengan sumber arus
dihubung paralel resonant

Gambar a. menunjukkan sistem inverter dengan resonant diseri


dengan koil, dimana sumber inverter berupa tegangan dc dan keluarannya
tegangan dengan bentuk gelombang persegi pada saat frekuensi naik. dan
gambar b. resonant diparallel dengan koil, dengan menggunakan thyristor
yang bertujuan untuk penggunaan diatas puluhan kiloHertz. Penggunaan
resonant yang diseri dan diparallel dengan koil induksi bertujuan
menggambarkan beban yang induktive. Sedangakan kapasitor resonant
digunakan untuk mensuplai arus sinusoida untuk koil induksi maupun untuk
mengganti faktor daya yang buruk pada koil.
16.3. 2 LAS LISTRIK
Dalam las listrik tegangan dan arus yang digunakan adalah 50 volt
dan 500 ampere. Dan dibutuhkan isolasi listrik antara keluaran dengan
masukannya. Karena itu las listrik memakai trafo 50 Hz atau diatasnya.
Dalam pengelasan menggunakan trafo 60 Hz, tegangan masukan ac
diturunkan. Kemudian dirubah ke dalam tegangan dc dengan tiga metode
seperti pada gambar 16-8

Gambar 16-8 Pengelasan dengan Transformator 60 Hz (a) Pengontrol


jembatan thyristor (b) Regulator sei (c) Konverter step-down dc-dc

Gambar a, menggunakan penyearah jembatan penuh dengan


thyristor. Gambar b, menggunakan penyerah jembatan dengan dioda.
Dimana akan dihasilkan tegangan dc takterkontrol yang dikontrol lagi
menggunakan pengatur transistor seri. Gambar c, menggunakan metode
pensaklaran. Dimana konverter step down dc – dc digunakan untuk
mengatur tegangan dan arus keluaran.
Ketiga metode diatas berhubungan dengan suatu ukuran , berat dan
rugi-rugi. Tetapi metode kedua (gambar b), effisiensi energinya rendah
karena rugi dayanya berada dalam pengoperasian transistor.
Dalam gambar 16-9, ditunjukkan pengelasan metode pensaklaran
meggunakan trafo frekuensi tinggi. Disini dibutuhkan induktansi kecil pada
keluarannya untuk membatasi ripple arus keluaran pada saat frekuensi
tinggi. Effisiensinya mencapai 85 sampai 90 % tetapi metode ini
mempunyai ukuran yang lebih kecil dan berat yang lebih ringan bila
dibandingkan dengan metode dengan menggunakan trafo 60 Hz.

Gambar 16-9 Pengelasan dengan metode pensaklaran

16.3. 3 PENGONTROLLAN INTEGRAL SETENGAH GELOMBANG


Pada aplikasi industri, pengontrollan integral setengah gelombang
ini digunakan untuk memenuhi permintaan akan penggunakan pengelasan
dan pemanas resistive. Dimana waktu pemanasan konstan dan lebih besar
dari pada waktu 60 Hz. Gambar 16-10, menunjukkan metode tersebut.
Sebuah beban Y resistive disuplai melalui tiga triac atau menggunakan
metode back to back thyristor.
Gambar 16-10 Pengaturan integral setengah gelombang (a) Rangkaian tiga
fasa (b) Rangkaian Perfasa (c) Bentuk gelombang

Anda mungkin juga menyukai