Anda di halaman 1dari 10

PENGAKUAN

KEMERDEKAAN
REPUBLIK INDONESIA
OLEH “INDIA”
Anggota kelompok
1 Rosdiana Putri 4 M. Wildan

2 Rizki Laela 5 Vania

3 febriansyah 3 Rafli Ridho


BENTUK DUKUNGAN
INDIA

usaha dari Jawaharlal Nehru yang saat itu menjabat sebagai Perdana
Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri India yang menyampaikan hasil
Resolusi New Delhi kepada Perserikatan Bangsa- Bangsa yang membahas
tentang agresi Belanda atas Republik Indonesia untuk segera dihentikan.
Sebagai negara yang saat itu masih terjajah, India memberikan dukungan
moral untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia.

India juga memberikan dukungan kepada Indonesia karena kedua negara


memiliki hubungan sejarah dan budaya yang erat terutama terkait agama
Hindu dan Buddha yang banyak dipraktikkan di Indonesia dan India, serta
perjuangan India dalam meraih kemerdekaannya yang menjadi inspirasi
bagi negara-negara di Asia lainnya.
USAHA DIPLOMASI
INDONESIA TERHADAP
INDIA
Semangat para pelajar
Pada akhirnya, para pelajar ini membentuk suatu
Indonesia di New Delhi
wadah perjuangan bernama Persatuan Putra
Indonesia di India atau yang biasa disingkat dengan
PPII.

Tujuan pokoknya adalah untuk membela negara


proklamasi dengan men- desak pimpinan-pimpinan India
dan dunia agar mengakui berdiri sahnya Republik
Indonesia sebagai suatu negara yang merdeka dan
berdaulat.

PPII kemudian membentuk Balai Penerangan yang mulai


berfungsi pada tanggal 9 Juni 1946. PPII menjalankan tugas
perwakilan dengan menyiarkan, buletin, dan brosur-brosur
dalam bahasa Inggris, bahasa Urdu, serta Indonesia yang
tujuannya menyiarkan segala yang terjadi di Indonesia dan
perjuang- annya kepada pers dan media massa secara luas
kemudian diteruskan ke Perwakilan Republik Indonesia di
London dan New York.
Diplomasi soetan sjahrir dalam pidatonya

Konferensi Inter Asian Relation diselenggarakan di New Delhi oleh Indian Council of
World Affaris pada 23 Maret-2 April 1947. Soetan Sjahrir dalam pidato- nya menyatakan
politik luar negeri Indonesia pertama di depan para pendengar internasional. Selain itu,
dapat disimpulkan bahwa Soetan Sjahrir menyeru- kan kepada bangsa-bangsa Asia
agar bersatu berda- sarkan kepentingan bersama, mencari persahabatan dengan
bangsa-bangsa lain, sehingga visi satu dunia (one world) dapat diwujudkan.

Pada konferensi inter asian Relation

keahlian diplomasi Sutan Sjahrir di kancah Internasional sangat terlihat dari


kebijakannya untuk melakukan Diplomasi Beras ke India pada bulan Mei 1946.
Melalui kebijakan Diplomasi Beras, Sutan Sjahrir mampu menembus blokade
ekonomi Belanda dan menarik simpati masyarakat India terhadap perjuangan
kemerdekaan Indonesia.
Diplomasi Mohammad Hatta
Wakil Presiden Mohammad Hatta tengah berada di Bukittinggi,
Sumatera Barat, dalam perjalanannya keliling Pulau Sumatera ketika
surat dari Presiden Sukarno itu datang pada Juni 1947. Ia adalah orang
dekat Perdana Menteri India Pandit Jawaharlal Nehru. Patnaik pernah
menerbangkan obat-obatan dari India ke Indonesia. Sukarno hendak
meminta bantuan kepada New Delhi untuk kedua kalinya. Belanda
sudah semakin dekat, bersiap-siap menyerang ke daerah Republik
Indonesia.

Bung Hatta, yang senang bakal bertemu dengan Nehru, sahabat lama
dan teman seperjuangannya menentang penjajahan untuk kemerdekaan
nasional, menyanggupi perintah Sukarno. Rupanya strategi penyamaran
sudah disiapkan dengan baik oleh Patnaik. Ia membawakan Bung Hatta
seragam kopilot yang dijahit di Yogyakarta. Patnaik juga menyiapkan
paspor untuk Bung Hatta dengan nama Abdullah.
Anggota yang mengikuti
Konferensi Asia untuk Indonesia
Sementara delegasi Indonesia dalam Konferensi Asia di New Delhi
terdiri atas Mr. A. A. Maramis Menteri Luar Negeri PDRI, Mr.
Utoyo Wakil Indonesia di Singapura, Dr. Sudarsono Wakil
Indonesia di India, dan Dr. Sumitro Djojohadikusumo Wakil
Dagang Indonesia di Amerika Serikat
Tuntutan Konferensi Asia Di New
Delhi
Pada 23 Januari 1949, Perdana Menteri India Pandit
Jawaharlal Nehru menyampaikan tuntutan atas nama
Konferensi Asia di New Delhi. Pengembalian pemerintahan
Republik Indonesia ke Yogyakarta, Pembentukan pemerintah
ad interim yang mempunyai kemerdekaan dalam politik luar
negeri sebelum 15 Maret 1949, Penarikan tentara Belanda
dari seluruh Indonesia, Penyerahan kedaulatan kepada
pemerintah Indonesia Serikat paling lambat tanggal 1 Januari
1950.
Hasil Konferensi Asia Di New
Delhi
Keesokan harinya, Dewan Keamanan PBB langsung melakukan sidang untuk membahas
tuntutan tersebut. Kemudian dalam pertemuan pada 28 Januari 1949, Dewan Keamanan PBB
mengeluarkan resolusi kepada Belanda dan Indonesia yang berisi sebagai berikut.

• Penghentian semua operasi militer dengan segera oleh


Belanda dan penghentian semua aktivitas gerilya oleh
Indonesia.
• Pembebasan dengan segera tanpa syarat semua tahanan
politik di dalam daerah Indonesia oleh Belanda.
• Belanda harus memberikan kesempatan kepada para
pemimpin Indonesia untuk kembali ke Yogyakarta.
• Perundingan-perundingan akan dilakukan dalam waktu
secepatnya.
• Komisi Tiga Negara diganti namanya menjadi Komisi PBB
untuk Indonesia (UNCI= United Nations Commision for
Indonesia) dengan tugas membantu melancarkan
perundingan-perundingan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai