Anda di halaman 1dari 12

Bab 1

Respons Internasional terhadap


Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Oleh : Wening Nugrahani, S.Pd.
Respons Internasional
terhadap Kemerdekaan
Indonesia

Pengakuan Negara Lain Pelaksanaan KMB dan


Pengakuan PBB
terhadap Sikap Belanda terhadap
terhadap Kemerdekaan
Kemerdekaan Kemerdekaan
Indonesia
Indonesia Indonesia
Pengakuan Negara Lain terhadap
Kemerdekaan Indonesia

• Dukungan organisasi • Mengajak seluruh rakyat


• Membawa masalah Palestina agar
Ikhwanul Muslimin
Agresi Militer Belanda mendukung
terhadap
terhadap Indonesia kemerdekaan Indonesia.
kemerdekaan
dalam sidang Dewan • Salah satu saudagar kaya
Indonesia.
Keamanan PBB.
• Diplomat Mesir Palestina
• Mengakomodasi menyumbangkan
menyerahkan surat
pendirian Pemerintah uangnya di Bank of
pengakuan resmi
Republik Indonesia di Arabia untuk
kepada Indonesia
Pengasingan (Indonesian perjuangan bangsa
sebagai bangsa yang
Government in Exile) di
merdeka dan Indonesia menghadapi
New Delhi, India.
berdaulat. Belanda.
• Melakukan protes dan unjuk rasa untuk
menuntut penghapusan diskriminasi pelaut
Indonesia yang bekerja di perusahaan Belanda.
• Banyak warga Australia yang melakukan unjuk
rasa dengan meneriakkan Long Live the Republic
Indonesia.

• Memberikan pengakuan kepada Indonesia


sebagai negara yang merdeka dan berdaulat
pada 6 Juli 1947.
• Membuka Kedutaan Vatikan di Indonesia yang
bernama Apostolic Delegate. Selain itu, Vatikan
menunjuk Georges Marie Joseph sebagai Duta
Besar Vatikan untuk Indonesia.
Peran Diplomat Indonesia di PBB dalam Memperjuangkan
Pengakuan Kemerdekaan Indonesia

• Agus Salim
• Sutan Sjahrir
• Sumitro Djojohadikusumo
• L.N. Palar

Peran PBB saat Memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia

• Committee of Good Office/Komisi Tiga Negara (KTN)


• United Nations Commisions of Indonesia (UNCI)
Agus Salim
• Merupakan Menteri Luar Negeri RI pertama yang
menjadi salah satu delegasi dalam perundingan
pendahuluan di Jakarta pada 23 Oktober 1945.
• Menjadi ketua misi diplomatik Indonesia ke negara-
negara Arab. Ia bertugas melobi negara-negara Arab
agar bersedia memberikan pengakuan terhadap
kemerdekaan Indonesia.

Sutan Sjahrir
• Menghadiri Inter-Asia Relations Conference di India
untuk mengumpulkan dukungan terhadap
kemerdekaan Indonesia.
• Memperjuangkan kedudukan bangsa Indonesia
sebagai negara yang merdeka saat terjadinya Agresi
Militer I dan II Belanda. Perjuangan tersebut
dilakukan melalui sidang Dewan Keamanan PBB.
• Mendirikan Indonesian
Goverment in Exile
(Pemerintahan Republik
Indonesia dalam Pengasingan)
• Mendesak Dewan Keamanan PBB yang berkedudukan di India.
untuk menerima usul Australia • Menjadi juru bicara delegasi
agar Belanda menarik Indonesia dalam sidang Dewan
pasukannya dari Indonesia. Keamanan PBB 1947.
• Menjelaskan kepada PBB bahwa • Mendesak PBB mengeluarkan
cara untuk menyelesaikan konflik resolusi terkait Agresi Militer II
Indonesia Belanda adalah dengan Belanda terhadap Indonesia.
membentuk komisi untuk
mengawasi pelaksanaan resolusi Lambertus
Dewan Keamanan PBB.
Nicodemus Palar
Sumitro
Djojohadikusumo
• Memiliki tiga anggota, yaitu Richard Kirby (Australia),
Paul van Zealand (Belgia), dan Frank Graham (Amerika
Komisi Tiga Serikat).
Negara (KTN) • Keberhasilan KTN ditandai dengan pelaksanaan
Perundingan Renville yang mempertemukan Indonesia
dan Belanda pada 8 Desember 1947—17 Januari 1948.

United • Dibentuk untuk menggantikan tugas Komisi Tiga


Negara (KTN).
Nations • Delegasi UNCI melakukan pembicaraan dengan
Commissions Soekarno dan Moh. Hatta saat sedang diasingkan
Belanda. UNCI juga menekan Belanda agar
of Indonesia menghentikan agresi militernya dan membebaskan
(UNCI) pemimpin Indonesia dari pengasingan.
Konferensi Meja Bundar dan Sikap Belanda
terhadap Kemerdekaan Indonesia
Peristiwa yang melatarbelakangi
pelaksanaan KMB

Agresi Militer I Agresi Militer II


Belanda Belanda

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai Agresi


Militer I dan II Belanda, Anda dapat membaca buku berjudul
Agresi Militer Belanda yang ditulis oleh Nur Siwi Ismawati.
Buku ini diterbitkan oleh Permata Equator Media.
Beberapa Perundingan sebelum KMB

Perundingan Perundingan Perundingan


Pendahuluan Hoge Valuwe Linggajati

Konferensi Perundingan Perundingan


Inter-Indonesia Roem-Royen Renville
Konferensi Meja Bundar (KMB)
• KMB dilaksanakan di Gedung Ridderzaal di Kota Den Haag,
Belanda pada 21 Agustus hingga 2 November 1949.
• Delegasi Indonesia diwakili oleh Moh. Hatta, delegasi
Belanda diwakili oleh Mr. van Marseveen, dan delegasi BFO
diwakili oleh Sultan Hamid II.
• KMB menyepakati beberapa keputusan berikut.
1.Belanda mengakui keberadaan Republik Indonesia Serikat
(RIS) sebagai negara merdeka dan berdaulat. RIS terdiri
atas Republik Indonesia dan lima belas negara bagian
yang dibentuk Belanda.
2.Masalah Irian Barat akan diselesaikan setahun kemudian
setelah pengakuan kedaulatan.
3.Corak pemerintah RIS akan diatur dengan konstitusi yang
dibuat oleh delegasi Republik Indonesia dan Bijeenkomst
voor Federal Overleg (BFO) selama KMB berlangsung.
4.Akan dibentuk Uni Indonesia–Belanda yang bersifat lebih
longgar, berdasarkan kerja sama secara sukarela dan
sederajat.
5.Belanda akan menyerahkan kedaulatan kepada Republik
Indonesia Serikat pada akhir Desember 1949.
Penyerahan Kedaulatan Pasca-KMB

• Di Belanda • Di Indonesia
Dilaksanakan di Istana Op de Ham pada Dilaksanakan di Koningsplein (Istana
27 Desember 1949 Merdeka). Delegasi Indonesia diwakili
oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX,
sedangkan delegasi Belanda diwakili
Upacara penyerahan kedaulatan oleh A.H.J. Lovink.
dipimpin langsung oleh Ratu Juliana.
Adapun delegasi Indonesia diwakili oleh
Moh. Hatta

Penyerahan kedaulatan diakhiri dengan


mengumandangkan lagu Wilhelmus dan
Indonesia Raya.

Anda mungkin juga menyukai