Meteor merupakan pecahan atau serpihan benda langit yang masuk ke dalam atmosfer bumi dan
mengakibatkan terjadinya gesekan antara permukaan meteor dengan udara dengan kecepatan tinggi. Dari
proses tersebut akan menimbulkan fenomena pijaran api dan sinar atau cahaya dari kejauhan yang biasa kita
disebut dengan fenomena bintang jatuh.
Pengertian lain, meteoroid adalah benda kecil yang berukuran lebih kecil dibanding asteroid tetapi lebih besar
daripada molekul yang bergerak dalam ruang antar planet. Saat meteoroid masuk ke dalam atmosfer bumi,
Saat meteoroid menempuh ke atmosfer bumi maka disebut meteor.
Meteoroid pecahan benda tersebut bisa secara bebas memasuki atmosfer bumi atau planet lain. Ketika
memasuki atmosfir bumi, meteoroid tersebut disebut dengan meteor. ketika dalam atmosfer bumi, meteor ini
akan terbakar karena terjadinya peristiwa gesekan dengan udara dengan kecepatan tinggi. Kebanyakan meteor
tadi akan terbakar habis dan menguap sepenuhnya sehingga tidak mencapai pada permukaan bumi. Namun
ketika meteor menyentuh permukaan bumi tersebut disebut dengan Meteorit.
1. Berdasarkan Komposisinya
Meteorit besi
Meteorit besi adalah jenis meteorit yang bahannya sebagian besar berasal dari besi. Meteorit besi ini telah
ditemukan sebanyak 4,8% dari keseluruhan meteorit-meteorit yang sudah pernah ditemukan di dunia.
Meteorit Stony
Meteorit Stony tersusun dari bebatuan, Meteorit jenis ini telah ditemukan sebanyak 94% dari seluruh meteorit-
meteorit yang sudah pernah ditemukan di dunia ini.
Meteor Kekometan
Meteorit jenis ini merupakan meteorit kekometan. Karena merupakan serpihan-serpihan dari komet maka
kandungan yang dimiliki meteorit sama dengan yang dimiliki oleh komet yakni bahan- bahan penyusunnya
seperti gas dan komponen- komponen padatan lainnya.
Meteorit Parabolis
Meteorit ini merupakan pecahan dari benda di luar angkasa akan tetapi belum diketahui secara pasti apa jenis
benda tersebut.
Hujan meteor orinoid merupakan hujan yang terjadi setiap tahunnya yang biasa terjadi pada bulan Oktober.
Nama Orionid ini pula diambil dari tempat bercahaya yang menjadi titik meteor yang melintas berasal yang
disebut dengan konstelasi orion. Proses peristiwa terjadinya hujan meteor orionid ini bisa terlihat dengan jelas
dan biasanya meteor ini berwarna kuning dan hijau.
Hujan meteor perseid. Seperti namanya, hujan meteor ini terjadi di atas rasi bintang perseus dan kemungkinan
terjadi ketika bumi melalui aliran meteor yang disebut dengan awan perseid.
Melalui pengamatan yang sudah pernah dilakukan sejak 2 abad yang lalu, terjadinya hujan meteor ini yakni
pada pertengahan Juli hingga Agustus setiap tahunnya. Meteor Perseid ini akan dapat terlihat dengan jelas
pada belahan bumi bagian utara ketika malam hari di musim panas yang mana pada saat itu lagit terlihat cerah.
Hujan meteor geminids adalah jenis hujan meteor yang terjadi karena disebabkan oleh meteor yang berasal
dari sebuah asteroid yang disebut dengan 3200 Phaethon.
Melalui pengamatan yang dilakukan sejak 1,5 abad yang lalu, hujan meteor jenis ini terjadi pada akhir tahun
yakni pada bulan Desember.
ASTEROID
1. Pallas
asteroid Pallas
Pallas adalah suatu asteroid besar yang terletak di sabuk asteroid suatu sistem tata surya dan merupakan
sebuah asteroid ke-2 yang ditemukan. Ditemukan dan dinamai oleh astronom Heinrich Wilhelm Matthaus
Olbers pada tanggal 28 Maret 1802. Pallas adalah salah satu dari 4 asteroid besar (1 Ceres, 4 Vesta, 10 Hygiea,
dan Pallas). Asteroid besar tersebut tak termasuk 704 Interamnia. Pallas yang berukuran sama seperti 4 Vesta.
2. Vesta
asteroid Vesta
Vesta ialah suatu obyek terbesar kedua di sabuk asteroid, dengan berukuran diameter sebesar 530 kilometer
(sekitar 330 mil) dan diperkirakan mempunyai massa 9% dari massa semua sabuk asteroid. jenis astroid
ini ditemukan oleh astronom Jerman Heinrich Wilhelm Olbers pada tanggal 29 Maret 1807. Vesta ialah
sebuah asteroid yang paling terang. Jarak terjauh Vesta dari Matahari yaitu sedikit lebih jauh daripada jarak
minimum antara Ceres dengan Matahari, sedangkan pada orbit Vesta sepenuhnya berada di dalam orbit Ceres.
KOMET
1. Komet Halley
Pada tahun 1705, Edmund Halley menerapkan hukum gravitasi pada pengamatan-
pengamatan mengenai sejumlah komet. Menurutnya, komet-komet yang beredar di ruang
angkasa sesuai dengan hukum itu. Halley mencatat kemunculan komet pada tahun 1456,
1531, 1607, dan 1682 bergerak dalam lintasan yang sama.
Pada tahun 1985–1986, pesawat ruang angkasa Giotto berhasil melakukan kunjungan ke
komet Halley. Komet Halley mempunyai nukleus yang sangat gelap. Ukuran nukleus
Halley kira-kira 16 x 8 x 8 km. Halley merupakan komet yang unik di antara komet-komet
yang lain. Halley berukuran cukup besar dan mempunyai orbit yang tetap.
Pada tahun 1994, Shomaker-Levy 9 terjebak oleh gaya tarik Jupiter dan masuk ke dalam
atmosfer Jupiter. Komet ini lalu menabrak Jupiter dan meninggalkan lubang sebesar
Bumi.
SATELIT
Satelit kategori kedua adalah satelit observasi macam-macam laut. Satelit ini
diluncurkan dengan tujuan untuk mengamati kondisi lautan yang berada di bumi. Seperti yang kita ketahui
bahwa lautan merupakan bagian dari planet bumi yang paling luas, maka dari itulah penting kiranya untuk
mengetahui keadaan lautan di Bumi. Ada beberapa negara yang sudah meluncurkan satelit ini. beberapa contoh
satelit observasi lautan antara lain sebagai berikut:
SEASAT milik Amerika Serikat yang diluncurkan pada tanggal 12 Juni 1978
Baskhara I dan II oleh India, satelit ini membentuk stasiun pengamatan Bumi pertama kali
Satelit observasi lautan memang tida terlalu banyak jumlahnya dan terlampau sedikit apabila dibandingkan
dengan satelit observasi Bumi.