Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Sosial Humaniora Terapan

Volume 1 Issue 2 Article 9

6-30-2019

ANALISIS WACANA KRITIS E-BOOK NOVEL THE DA VINCI CODE


KARYA DAN BROWN
Arius Krypton
Program Studi Penyiaran Multimedia Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia,
arie.krypton@gmail.com

Follow this and additional works at: https://scholarhub.ui.ac.id/jsht

Recommended Citation
Krypton, Arius (2019) "ANALISIS WACANA KRITIS E-BOOK NOVEL THE DA VINCI CODE KARYA DAN
BROWN," Jurnal Sosial Humaniora Terapan: Vol. 1: Iss. 2, Article 9.
Available at: https://scholarhub.ui.ac.id/jsht/vol1/iss2/9

This Article is brought to you for free and open access by UI Scholars Hub. It has been accepted for inclusion in
Jurnal Sosial Humaniora Terapan by an authorized editor of UI Scholars Hub.
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 1 No.2, Januari-Juni 2019
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ANALISIS WACANA KRITIS E-BOOK NOVEL THE DA VINCI
CODE KARYA DAN BROWN

Arius Krypton
Program Studi Penyiaran Multimedia Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia
Corresponding Author: arie.krypton@gmail.com

ABSTRAK
Analisa wacana kritis mengenai sebuah e-book novel bergenre karya fiksi konspirasi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui representasi nilai reiligi seorang penulis dalam sebuah karya fiksi. Nilai-nilai
religi yang direpresentasikan oleh Dan Brown pada karyanya The Da Vinci Code dapat disebarluaskan
kepada pembaca melalui media populer. Penelitian ini merupakan penelitian kritis dengan pendekatan
kualitatif. Metode penelitian menggunakan Critical Discourse Analysis oleh Norman Fairclough.
Pemaknaan terhadap simbol sangat dipengaruhi oleh siapa yang melihatnya dan apa yang dirasakannya.
Pemaknaan Dan Brown terhadap simbol menciptakan terjadinya pergeseran nilai pada agama yang
diekspresikan olehnya dalam novel fiksi konspirasi The Da Vinci Code. Dilihat dari empat unsur ideologi
dan peran mediasi media massa, novel The Da Vinci Code dapat dilihat sebagai usaha untuk
menyebarluaskan ideologi pribadi Dan Brown.
Kata Kunci: Representasi, Nilai, Religi, E-Book, Novel, Analisis Wacana Kritis

ABSTRACT
Critical discourse analysis of a novel e-book genre of conspiracy fiction. This study aims to determine the
representation of the author's reiligi value in a work of fiction. The religious values represented by Dan
Brown in his work The Da Vinci Code can be disseminated to readers through popular media. This
research is a critical research with a qualitative approach. The research method uses Critical Discourse
Analysis by Norman Fairclough. The meaning of symbols is greatly influenced by who sees them and
what they feel. Dan Brown's meaning of the symbol creates a shift in the value of religion expressed by
him in the conspiracy fiction novel The Da Vinci Code. Judging from the four ideological elements and
the role of mass media mediation, the novel The Da Vinci Code can be seen as an attempt to disseminate
Dan Brown's personal ideology.
Keywords: Representation, Values, Religion, E-Book, Novel, Critical Discourse Analysis

PENDAHULUAN teori-teori yang bertentangan dengan ajaran


Perkembangan era digital mempengaruhi Kristen. Hal yang mengherankan adalah Dan
banyak hal, salah satunya adalah penggunaan Brown sendiri sebenarnya beragama Kristen.
buku. Banyak masyarakat yang beralih ke Publik pun bertanya-tanya, mengapa seorang
penggunaan buku digital atau yang dikenal penganut Kristen mau menulis novel yang
dengan istilah e-book. Masyarakat merasa bertentangan dengan keyakinannya.
penggunaan e-book lebih praktis dan lebih Novel-novel fiksi adalah salah satu
mudah digunakan. Biasanya e-book memiliki alternatif bentuk bacaan yang ada saat ini.
fitur pencarian di mana pengguna tinggal Beberapa novel dengan penjualan tinggi seperti
memasukkan kata kunci dan akan muncul serial Harry Potter atau contohnya untuk dalam
halaman yang dimaksud. E-book boleh saja negeri, Supernova, sudah memiliki
menjadi tren baru dalam mengonsumsi karya- penggemarnya sendiri. Salah satu yang
karya literasi di dunia. Format ini juga unggul membangkitkan kontroversi adalah The Da Vinci
dalam banyak hal, mulai dari sifatnya yang Code karangan Dan Brown.
ramah lingkungan karena tak memakai kertas, Dan Brown sebelumnya pernah menulis
praktis dibawa, serta relatif lebih tahan lama novel-novel thriller seperti Angels and Demons
dibandingkan buku fisik. atau Digital Fortress. Namun namanya baru
Dan Brown telah lama meluncurkan novel ramai dibicarakan setelah ia merilis novel The
fiksi konspirasi The Da Vinci Code yang berisi Da Vinci Code. Novel yang terjual jutaan

67
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 1 No.2, Januari-Juni 2019
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
eksemplar ini menyulut kontroversi dimana- bersejarah yang ada di Perancis ternyata
mana. Dan Brown dengan teori-teorinya dalam mengusik simbol-simbol agama yang ada di
buku ini dianggap menentang ajaran agama dalamnya. Sebagai contoh, lukisan “Perjamuan
Kristen yang sudah ada sejak lama. Terakhir” karya Leonardo Da Vinci yang
Hal yang dipermasalahkan dari novel ini menggambarkan Yesus sedang berada di tengah
adalah petunjuk yang didapat Langdon (karakter perjamuan makan bersama 12 orang laki-laki.
utama dalam novel ini) melalui benda-benda

Gambar 1: Lukisan The Last Supper karya Leonardo da Vinci—Bagian yang ditandai adalah hal
yang dipermasalahkan dalam novel The Da Vinci Code.

Sebuah situs review buku yang masih ada sampai sekarang ini
www.thebookspoiler.com menuliskan bahwa menunjukkan bahwa novel ini memiliki
Brown, melalui tokoh Sir Leigh Teabing, pengaruh yang begitu besar. Penelitian ini
mengemukakan teori bahwa orang yang duduk di berusaha mengkaji maksud-maksud tertentu di
sebelah kiri Yesus bukanlah Yohanes, melainkan balik penulisan novel The Da Vinci Code.
seorang wanita bernama Maria Magdalena. Salah Apakah Nilai religi yang direpresentasikan
satu bagian dalam novel ini juga dalam novel fiksi The Da Vin ci Code karya Dan
menggambarkan Gereja sebagai lembaga yang Brown?
tidak sepenuhnya suci (pada novel lainnya yaitu Mengutip dari The New Encyclopedia
Angels and Demons, Brown bahkan Brittanica 15th edition, Micropedia Ready
menempatkan karakter seorang Paus Vatikan Reference Volume 9. hlm 103 arti kata
sebagai seorang pembunuh). Representasi adalah teori filosofis dari ilmu
Novel yang mengangkat tema sensitif ini pengetahuan yang didasarkan pada asumsi
menimbulkan pro dan kontra dimana-mana. bahwa pikiran manusia hanya menangkap
Berbagai pemuka agama Kristen, bahkan gambaran dari objek yang diberikan oleh
Vatikan mengeluarkan tanggapan terhadap novel lingkungan mereka, bukan gambaran dari objek
The Da Vinci Code. Tuduhan anti-Kristen atau itu sendiri. Validitas pengetahuan manusia
sekuler pun dilontarkan kepada Dan Brown. dipertanyakan karena adanya tuntutan untuk
Berbagai kontroversi yang muncul justru membuktikan bahwa gambaran-gambaran yang
menambah kepopuleran novel ini. Beberapa didapat dari lingkungan bisa mendeskripsikan
novel yang muncul belakangan ikut-ikutan objek yang dimaksud secara akurat.
mengangkat tema religi seperti ini, contohnya Bahasa adalah medium yang menjadi
The Gospel of Judas. Ada pula buku-buku yang perantara kita dalam memaknai sesuatu,
ditulis sebagai bantahan teori-teori dalam Da memproduksi dan mengubah makna. Bahasa
Vinci Code dengan judul yang mirip-mirip mampu melakukan semua ini karena bahasa
misalnya Cracking The Da Vinci Code, The Da beroperasi sebagai sistem representasi. Lewat
Vinci Decoded, dan lain sebagainya. Kontroversi bahasa (simbol-simbol, tanda tertulis, lisan, atau

68
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 1 No.2, Januari-Juni 2019
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
gambar) manusia mengungkapkan pikiran, diproduksi dan dipahami. Sociocultural Practice
konsep, dan ide-ide tentang sesuatu. Makna menggambarkan bagaimana kekuatan-kekuatan
sesuatu hal sangat tergantung dari cara manusia yang ada dalam masyarakat memaknai dan
'merepresentasikannya'. Dengan mengamati kata- menyebarkan ideologi yang dominan kepada
kata dan image-image yang digunakan dalam masyarakat.
merepresentasikan suatu hal, bisa terlihat jelas 4. Intertekstualitas
nilai-nilai yang diberikan pada hal tersebut. Intertekstualitas merupakan istilah ketika
teks dan ungkapan dibentuk oleh teks yang
METODOLOGI PENELITIAN datang sebelumnya, saling menanggapi dan salah
Critical Discourse Analysis satu bagian dari teks tersebut mengantisipasi
Eriyanto, pada bukunya yang berjudul Analisis lainnya. Semua pernyataan atau ungkapan
Wacana menjabarkan bahwa metode penelitian didasarkan oleh ungkapan yang lain, baik
yang digunakan adalah metode Critical eksplisit maupun implisit. Kata-kata dievaluasi,
Discourse Analysis (CDA) Norman Fairclough. diasimilasi, disuarakan dan diekspresikan
Analisis Wacana ini dibagi dalam dimensi- kembali dalam bentuk lain.
dimensi:
1. Teks Analisis Teks
Teks dianalisis secara linguistik melalui Framing adalah memfokuskan perhatian
kosakata, semantik dan tata kalimat, juga khalayak dalam memaknai sesuatu hal. Analisis
bagaimana antarkata atau kalimat digabung teks dalam penelitian ini menggunakan metode
sehingga membentuk sebuah pengertian. Semua framing dari Gamson. Gamson mendefinisikan
elemen yang dianalisis tersebut digunakan untuk frame sebagai organisasi gagasan sentral atau
melihat masalah berikut: Pertama, ideasional, alur cerita yang mengarahkan makna peristiwa-
yang merujuk pada representasi tertentu yang peristiwa yang dihubungkan dengan suatu isu.
ingin ditampilkan dalam teks, yang umumnya Gamson dan Modigliani menggunakan
membawa muatan ideologis tertentu. Kedua, framing devices yang mencakup metaphors,
relasi, merujuk kepada analisis bagaimana exemplars, catchphrases, depictions, dan visual
konstruksi hubungan di antara wartawan dan images. Struktur ini menekankan aspek
pembaca, seperti apakah teks yang disampaikan bagaimana “melihat” suatu isu. Sementara
secara informal atau formal, terbuka atau struktur reasoning devices menekankan aspek
tertutup. Ketiga, identitas, yang merujuk pada pembenaran terhadap cara “melihat” isu, yakni
konstitusi tertentu dari identitas wartawan dan roots (analisis kausal) dan appeals to principle.
pembaca, serta bagaimana personal dan identitas Metaphors adalah cara memindah makna
ini hendak ditampilkan. Teks membutuhkan dengan merelasikan dua fakta melalui analogi,
analisis multisemiotik termasuk di dalamnya atau memakai kiasan dengan menggunakan kata-
analisis tentang efek suara, foto/ gambar, layout, kata seperti ibarat, bak, sebagai, umpama,
dan organisasi dari seluruh unsur visual. laksana.
2. Discourse Practice Exemplars adalah pengemasan fakta
Discourse practice berhubungan dengan tertentu secara mendalam agar satu sisi memiliki
proses produksi dan konsumsi teks. Teks bobot makna lebih untuk dijadikan rujukan/
diproduksi dalam cara yang spesifik dengan pelajaran. Posisinya menjadi pelengkap bingkai
rutinitas dan pola kerja yang telah terstruktur. inti dalam kesatuan berita untuk membenarkan
Proses konsumsi teks berbeda dengan konteks perspektif.
sosial, lebih personal dibandingkan dengan yang Catchphrases adalah istilah, bentukan
lain atau secara kolektif. Sementara dalam kata, atau frase khas cerminan fakta yang
distribusi teks, tergantung pada pola dan jenis merujuk pada pemikiran atau semangat tertentu.
teks dan bagaimana sifat institusi yang melekat Depictions adalah penggambaran fakta
dalam teks tersebut. dengan memakai kata, istilah, kalimat konotatif
3. Sociocultural Practice agar khalayak terarah ke citra tertentu. Dapat
Sociocultural Practice didasarkan pada berbentuk stigmatisasi, eufemisme, serta
asumsi bahwa konteks sosial yang ada di luar akronimisasi.
media mempengaruhi bagaimana wacana yang Visual images adalah pemakaian foto,
muncul di media. Hal ini memang tidak langsung diagram, grafis, tabel, kartun, dan sejenisnya
dengan teks tetapi ia menentukan bagaimana teks untuk mengekspresikan kesan, misalnya

69
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 1 No.2, Januari-Juni 2019
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
perhatian atau penolakan, dibesarkan-dikecilkan, Vinci Code. Unit observasi dalam penelitian ini
ditebalkan atau dimiringkan, serta pemakaian adalah bab-bab yang yang merepresentasikan
warna. Visual image bersifat sangat natural, teori atau nilai yang bertentangan dengan ajaran
sangat mewakili realitas yang membuat erat Kristen dalam novel The Da Vinci Code. Bab-
muatan ideologi pesan dengan khalayak. bab tersebut adalah bagian dari novel ini yang
Sementara untuk reasoning devices, roots memiliki nilai yang bertentangan dengan agama
adalah pembenaran isu dengan menghubungkan Kristen .
suatu objek atau lebih yang dianggap menjadi
sebab timbulnya atau tejadinya hal yang lain. Kategorisasi
Tujuannya membenarkan penyimpulan fakta Kategori-kategori yang akan dianalisis adalah:
berdasar hubungan sebab-akibat yang 1. Ketertarikan tokoh dalam novel The Da
digambarkan atau dibeberkan. Vinci Code terhadap simbol-simbol dan
Appeal to principles adalah pemikiran, seni yang bertentangan dengan ajaran
prinsip, klaim moral sebagai argumentasi Kristen.
pembenar membangun berita, berupa pepatah, 2. Pemaknaan terhadap nilai-nilai yang
cerita rakyat, mitos, doktrin, ajaran, dan bertentangan dengan agama Kristen.
sejenisnya. Appeal to principles yang apriori,
dogmatis, simplistik, dan monokausal (nonlogis) HIPOTESIS
bertujuan membuat khalayak tak berdaya Nilai-nilai yang dipermasalahkan dalam novel
menyanggah informasi. ini
Analisis produksi teks penelitian ini The Da Vinci Code adalah sebuah novel fiksi
mengambil informasi dari buku biografi Dan bergenre fiksi konspirasi. Pada bagian “Fakta” di
Brown dan wawancara Dan Brown mengenai halaman tujuh, Dan Brown menuliskan bahwa
novel The Da Vinci Code yang dimuat di situs “semua fakta, karya seni, dokumen, dan ritus
resmi milik Dan Brown.Analisis konsumsi teks rahasia di dalam novel ini adalah akurat.”
menggunakan metode wawancara mendalam Padahal di dalam novel tersebut, terdapat
dengan pembaca novel The Da Vinci Code. perbedaan nilai-nilai di dalam novel dengan apa
yang dipercaya oleh orang Kristen, dan langsung
Sociocultural Practice mengguncang inti keyakinan Katolik. Sebagai
Analisis Sociocultural Practice contoh, beberapa ide atau nilai yang
mengaitkan penelitian dengan kebudayaan dalam bertentangan dalam novel ini adalah:
masyarakat Amerika Serikat mengenai hubungan  Yesus bukan Tuhan, Dia hanya manusia
keagamaan. Studi literatur dilakukan dengan  Yesus menikah dengan Maria Magdalena
melihat bagaimana kondisi kehidupan beragama  Maria Magdalena adalah seorang Dewi
di dalam masyarakat. Bagaimana masyarakat  Yesus dan Maria Magdalena memiliki
Amerika memisahkan peran sebagai umat agama keturunan
dengan peran sebagai warganegara. Analisis juga  Ada garis keturunan Yesus yang saat ini
dikaitkan dengan prinsip Kebebasan Berbicara masih berkembang di Eropa
(Freedom of Speech) yang terdapat dalam  Alkitab disusun oleh Kaisar Roma yang
Amandemen Pertama. pagan
 Yesus dipandang sebagai seorang
Intertekstualitas manusia, bukan sebagai Tuhan, hingga
Untuk proses intertekstualitas, penulis abad keempat, saat Dia ditetapkan
menganalisis buku Cracking Da Vinci’s Code.
memiliki keagungan oleh Kaisar
Sebuah buku yang ditulis sebagai bantahan
Konstantin.
terhadap teori-teori dalam The Da Vinci Code.
 Injil-injil dalam Alkitab diedit untuk
Bab yang dianalisis adalah bab satu yang
mendukung ajaran Kristen yang ada.
menggambarkan isi buku ini secara garis besar.
 Pada injil-injil yang asli, Maria
Analisis terhadap buku ini menggunakan metode
Magdalena-lah yang diberi petunjuk oleh
framing Gamson dan Modigliani.
Yesus untuk membangun Gereja, bukan
Petrus
Unit Analisis dan Unit Observasi
Unit Analisis dalam penelitian ini adalah  Ada sebuah perkumpulan rahasia bernama
novel fiksi bergenre conspiracy thriller The Da Biarawan Sion yang masih memuja Maria
Magdalena sebagai perempuan suci dan

70
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 1 No.2, Januari-Juni 2019
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
berusaha menjaga kebenaran itu tetap seksama karya-karya seni dan penempatannya,
eksis. serta denah ruangan di Museum.
 Gereja Katolik mengetahui semua ini dan Brown memilih tokoh Langdon untuk
sudah berusaha selama berabad-abad berperan kembali dalam novelnya karena
untuk menjaga agar kebenaran itu tidak keahlian tokoh tersebut sesuai untuk bermacam-
diungkapkan, serta tidak ragu-ragu untuk macam jalan cerita. Apalagi, Robert Langdon
membunuh dalam melakukan usahanya adalah karakter yang paling mirip dengan Dan
tersebut. Brown. Tidak butuh waktu lama baginya untuk
 Gereja Katolik memiliki keinginan dan memutuskan bahwa Langdon tidak hanya akan
seringkali membunuh keturunan Yesus muncul pada dua buah novelnya saja, tetapi,
untuk mencegah keturunannya semakin dengan asumsi novel The Da Vinci Code itu
berkembang. berhasil, akan dia gunakan pada setiap novelnya
nanti.
Data The Da Vinci Code adalah proyek Brown
Analisis Produksi Teks yang paling ambisius. Ia bekerjasama dengan
Untuk mendapatkan perspektif dari Dan istrinya yang memiliki pengetahuan dan minat
Brown, penulis mengambil data-data di dalam besar terhadap karya seni Leonardo da Vinci.
buku biografi Dan Brown, The Man behind The Waktu yang dihabiskan Dan Brown selama
Da Vinci Code yang disusun oleh Lisa Rogak. menulis novel keempatnya itu mulai merubah
Latar belakang penulisan novel The Da Vinci pandangan-pandangannya terhadap agama dan
Code spiritualitas. Tidak butuh waktu lama sampai
Setelah menerbitkan tiga judul novel yang keyakinan yang dipahaminya dulu mulai
kurang laris, dan sedang tidak memiliki agen dan berubah. Setelah melakukan banyak perjalanan
penerbit, Dan Brown mulai pesimis terhadap ke Eropa dan melakukan riset selama dua tahun,
karir menulisnya. Dia merasa perlu melakukan Brown jadi semakin percaya akan teorinya dalam
sesuatu untuk menarik perhatian pembaca. Novel novel itu. Sejak awal, Brown menganggap The
keempatnya akan menjadi sebuah kulminasi dari Da Vinci Code sebagai cara untuk mendidik
setiap kepentingan dan pengaruh yang pernah pembaca tentang berbagai keruwetan, sejarah
dimilikinya dalam kehidupan: agama, kode-kode, Priory of Sion, Opus Dei, dan memperkenalkan
seni dan perkumpulan rahasia. Ia menyadari itu orang-orang pada kode-kode tersembunyi dalam
juga merupakan langkah yang harus dilakukan. seni Leonardo da Vinci. Ketika sampai pada teori
Brown tahu bahwa kalau dia tidak bisa bahwa Yesus dan Maria Magdalena adalah suami
melakukannya, maka sudah waktunya untuk isteri, Brown kembali skeptis. Namun ia harus
berganti gigi persneling. Akhirnya ia sengaja berpaling. Pada akhirnya Brown mengatakan
memilih tema yang sensitif untuk diangkat, dan bahwa The Da Vinci Code menggambarkan
strategi ini berhasil. Tema The Da Vinci Code sejarah sebagaimana yang akhirnya ia pahami
yang memaparkan nilai-nilai yang bertentangan setelah selama beberapa tahun melakukan
dengan ajaran Kristen, akhirnya sukses besar dan perjalanan, riset, membaca, wawancara, dan
menjadikan Dan Brown sangat terkenal. Dampak eksplorasi.
lain dari kesuksesan novel ini adalah dirilis-
ulangnya novel-novel Dan Brown sebelum The Tanggapan Dan Brown Seputar Kontroversi
Da Vinci Code. Digital Fortress, Decept Point, Terhadap novel The Da Vinci Code.
dan Angels and Demons dicetak ulang dengan Brown terkejut dengan tanggapan banyak
tulisan nama Brown berukuran besar agar pihak terhadap The Da Vinci Code. Perhatian itu
menarik pembeli. tidak hanya datang dari Amerika Serikat dan
Proses penulisan dan pengembangan novel Vatikan, tetapi juga seluruh dunia. Kontroversi
Karena novel keempatnya ini sangat dalam novel itu membuat banyak orang
penting. Brown tidak mau main-main dalam penasaran tetapi juga membuat marah banyak
menyiapkannya. Sejarah Gereja yang tentu saja orang.
lebih tua daripada sejarah NSA dan NASA Kardinal Tarcisio Bertone, Uskup Agung
membutuhkan riset yang lebih banyak dan dari Genoa langsung mengambil tindakan
mendalam. Brown menghabiskan sebagian besar dengan mengklaim bahwa novel tersebut adalah
waktunya di Museum Louvre di Paris, usaha untuk mendiskreditkan Gereja Katolik
memperhatikan dan mempelajari dengan Roma melalui kesalahan penggambaran yang

71
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 1 No.2, Januari-Juni 2019
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
absurd dan vulgar. Dari situs resmi Opus Dei pencarian spiritual) berkontradiksi dengan
juga dikeluarkan pernyataan: “Mereka yang penganut-penganut Kristen lain. Namun ada
melakukan riset lebih jauh dan menilai lebih beberapa penganut Kristen yang meyakini teori-
kritis akan menemukan bahwa asumsi-asumsi teorinya itu. Dari sini bisa dilihat bahwa terdapat
yang dimuat dalam The Da Vinci Code tentang perbedaan dalam Kristen itu sendiri menyangkut
Yesus Kristus, Maria Magdalena, dan Gereja ajaran-ajaran dalam Kristen.
memiliki dasar historis yang tidak kuat.” Pada hasil produksi teks, Dan Brown
Opus Dei juga menyatakan bahwa menyatakan bahwa ia berharap novel ini dapat
penggambaran Brown mengenai Opus Dei tidak dijadikan media pembelajaran dan
akurat, baik dalam kesan secara keseluruhan dan menganggapnya sebagai pencarian spiritual
dalam detail-detail yang ada. Hal itu akan pribadi. Pemaknaan informan terhadap The Da
mempengaruhi opini masyarakat terhadap Opus Vinci Code dapat dilihat dari jawaban-jawaban
Dei. Brown menanggapi kritik terhadapnya informan terhadap pertanyaan kategori kedua.
dengan menegaskan bahwa mayoritas kritikus The Da Vinci Code mendapat persepsi negatif
sama sekali tidak menangkap poin seutuhnya dari penganut Kristen karena banyak
dari novel itu. Pada suatu wawancara di stasiun mengandung nilai-nilai yang tidak sesuai dengan
televisi, Brown mengungkapkan bahwa ada yang ajaran Kristen.
menuduh dia anti-Kristen. Ia membantah
tuduhan ini: Analisis Sociocultural Practice
“Buku ini sama sekali bukan anti- Agama dalam Kebudayaan Amerika Serikat
Kristen atau anti-Katolik. Aku seorang Nasrani, Ras dan agama adalah dua konsep dalam
meskipun mungkin bukan dalam arti kata yang kebudayaan Amerika yang mampu
paling tradisional. Bukuku hanya memandang menghubungkan masyarakat, atau justru
Katekisme dan sejarah agama Kristen melalui memisahkan. Sebuah kelompok yang digerakkan
lensa yang sedikit berbeda, yang merupakan oleh dasar yang kuat, baik oleh kesamaan ras
eksplorasi atas kitab-kitab Bible yang tidak atau agama, bisa menjadi kekuatan sosial yang
termasuk ke dalam versi Konstantin, versi yang besar jika mereka menginginkannya.
kita baca sekarang ini.” Salah satu aspek sejarah agama dan
Setelah mendapatkan cercaan selama budaya Amerika selama ini adalah bahwa begitu
berbulan-bulan, Brown mengatakan bahwa banyak pandangan keagamaan yang dipegang
bukan saja keyakinannya tak goyang, tetapi dia dengan kuat telah dapat, secara umum, hidup
juga mendapat pertanyaan-pertanyaan tentang berdampingan dengan damai. Kisah agama di
spriritualitas yang sama banyaknya. Amerika, apabila diharapkan tetap berpautan,
“Aku sangat berharap merasakan harus memusatkan perhatian pada peran yang
keyakinan yang sama sekali tidak meragukan. dimainkan oleh sejumlah kelompok
Tapi aku benar-benar merasakan itu, dan aku “mainstream” Protestan yang dalam kurun waktu
masih terus mencari. Aku menulis The Da Vinci yang lama menjadi “orang dalam” dengan
Code juga bagian dari pencarian spiritualku. pengaruh yang luar biasa dalam membentuk
Aku tak pernah membayangkan sebuah novel kebudayaan Amerika.
menjadi begitu kontroversial”
Pemisahan antara kekuasaan gereja dan
Analisis Konsumsi Teks pemerintah
Pengarang novel The Da Vinci Code, Dan Di Amerika Serikat, kemajemukan dalam
Brown melihat novel tersebut sebagai cara untuk hal keagamaan memiliki batu fondasi resmi di
mendidik pembaca tentang berbagai keruwetan, dalam konstitusi. Pertumbuhan keanekaragaman
sejarah perkumpulan rahasia dan kode-kode religius di Amerika Serikat membuktikan konsep
tersembunyi dalam seni. sosial “gereja” di dalam masyarakat itu tidak
Analisis Hasil Interview dapat dipertahankan, kendatipun organisasi-
Berdasarkan Hasil Analisis Discourse organisasi keagamaan yang mewarisi eklesiologi
Practice terlihat jelas bahwa konflik muncul dan praktek-praktek liturgis yang sehubungan itu
justru di antara tulisan Dan Brown dengan terus bersikap seperti mereka adalah gereja-
informan yang beragama Kristen. Dan Brown, gereja. Di dalam soal-soal politik dan sosial dan
yang mengaku berkeyakinan Kristen (walau ia tentu saja mereka tidak dapat berbuat demikian.
sendiri menyatakan bahwa ia masih dalam

72
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 1 No.2, Januari-Juni 2019
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dalam sejarah lama Amerika Serikat, Ketika seseorang memaknai simbol, ia
selalu kelompok agama yang ingin memaksakan hanya merepresentasikan sebagian kecil saja dari
pandangannya pada seluruh bangsa, dengan apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh banyak
harapan menyerap setiap orang masuk dalam orang, sisanya tergantung pada pemaknaan
suatu wadah peleburan Protestan atau kuasi- masing-masing individu, tergantung dari aspek
Protestan. Tetapi pada abad ke-20, setelah mana ia melihatnya. Terkait dengan hal tersebut,
meluasnya sekularitas dalam teknologi dan Dan Brown memaknai “Holy Grail” atau Cawan
pemerintahan, sekulerisme dan non-theisme Suci dalam lukisan Leonardo da Vinci sebagai
merupakan satu-satunya segi pandang yang metafora dari Maria Magdalena yang dalam
mempunyai harapan untuk menjadi filsafat semi- novel disebut sebagai istri Yesus dan perempuan
resmi bangsa Amerika. yang melahirkan keturunannya.
Batas yang selalu meluas menawarkan Sistem politik dilihat sebagai sistem
lahan yang subur bagi individualisme religius terbuka. Sistem terbuka memiliki interaksi
dan kesalehan non-institusional. Hertzke (1998) dengan lingkungannya. Salah satunya adalah
mencirikan kebudayaan keagamaan Amerika interaksi dengan kebudayaan lingkungan
sebagai pluralistik dan bersifat kewirausahaan sekitarnya. Interdependensi antara variabel-
(entrepreneurial). Agama yang terorganisasi variabel dalam suatu sistem disebut korelasi,
tumbuh dari bawah ke atas, bukan dari atas ke dimana terdapat dua atau lebih variabel
bawah. mengalami perubahan bersama-sama.
Amerika berkembang seperti sekarang ini, Perubahan kebudayaan di masyarakat
karena pergumulan yang sangat panjang antara menuntut sistem politik untuk beradaptasi.
religiositas dan sekularitas. Atas dasar itulah Berdasarkan analisis teks ditemukan bahwa
Amerika tidak bisa sepenuhnya dikatakan pengaruh kekuasaan pemerintah sebagai satu
sebagai negara sekuler meskipun sebagian sistem politik yang berlaku saat itu, saling tarik-
kalangan sering merujuk Amerika sebagai menarik dengan perkembangan budaya dalam
contoh negara sekuler. masyarakat. Hal ini tentu saja memberi implikasi
pada nilai-nilai yang dianut oleh setiap individu
HASIL DAN PEMBAHASAN dalam masyarakat. Apa yang dianggap benar
Pembahasan ketertarikan tokoh dalam The oleh satu individu, belum tentu benar bagi
Da Vinci Code terhadap simbol-simbol dan seni individu lain. Oleh karena itu, salah satu framing
yang bertentangan dengan ajaran Kristen, penulis yang ditemukan dalam novel Dan Brown
menemukan beberapa poin penting. Dalam mengatakan bahwa kebenaran sejarah dalam
ajaran Kristen, Cawan Suci adalah cawan yang agama bersifat relatif.
digunakan Yesus untuk minum anggur pada Banyak pembaca yang mempercayai
perjamuan terakhir, lalu membagikan anggur karakter-karakter dalam cerita (baik narator
tersebut pada para muridNya. Cawan Suci juga maupun aktor-aktor di dalamnya). Tokoh
digunakan untuk menampung darah Yesus saat utamanya, Langdon, adalah seorang simbolog
disalib. Menurut salah satu informan yang dimana profesinya itu mengarahkan pembaca
merupakan seorang pendeta, esensi dari untuk percaya pemaknaannya terhadap simbol-
perjamuan terakhir adalah anggur yang diminum simbol dalam lukisan Leonardo da Vinci.
Yesus dan murid-muridnya, bukan cawan yang Walaupun nilai-nilai dalam The Da Vinci
digunakan untuk meminumnya. Code bertentangan dengan ajaran Kristen, namun
Sementara Maria Magdalena dalam novel ada beberapa nilai yang sebenarnya
The Da Vinci Code disebut sebagai perempuan menggambarkan pandangan positif Brown yaitu
suci yang menikah dengan Yesus. Dalam pandangannya akan kesucian peran perempuan,
Kristen, Maria Magdalena dipandang sebagai dan kepercayaannya bahwa semua agama di
pelacur yang telah bertobat, yang memperoleh dunia sebenarnya memiliki maksud dan tujuan
pengampunan sekaligus persahabatan dengan yang sama. Nilai-nilai tersebut sesuai dengan isi
Kristus, yang berdiri dengan setia di bawah kaki cerita dan tujuan penulisan novelnya, yaitu untuk
salib, dan yang melihat Kristus yang bangkit. memberikan suatu sudut pandang baru dalam
Maria Magdalena adalah teladan yang memaknai agama. Nilai-nilai tersebut
mengagumkan bagi setiap orang beriman. Meski dimaksudkan untuk membawa konsekuensi
begitu, tetap saja Maria Magdalena tidak positif dalam lingkungan sebagai pertimbangan
dianggap sebagai istri Yesus. spiritual dan meningkatkan derajat wanita,

73
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 1 No.2, Januari-Juni 2019
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
walaupun pada akhirnya tetap kontroversial. Code yang menjadi bahan intertekstualitas yang
Terdapat kesamaan antara nilai-nilai tersebut menggambarkan kesalahan-kesalahan Brown
dengan apa yang terjadi dalam masyarakat dalam novelnya, dan menekankan bahwa Brown
seperti adanya gerakan feminis, juga mempunyai „misi tersembunyi‟ untuk
perkembangan agama ke arah pemikiran modern menghancurkan Kristen, padahal Dan Brown
akibat pengaruh teknologi. Nilai-nilai tersebut sendiri adalah seorang penganut Kristen.
digambarkan Brown sebagai bagian dari bentuk Sementara menurut pengakuan pribadi dalam
ideal perilaku manusia yang menghormati peran biografinya, Brown hanya memiliki pandangan
perempuan dan menghormati keberagaman yang berbeda terhadap ajaran Kristen.
agama yang ada. Sejarah Gereja juga mencatat ada banyak
Dua paragraf di atas menjelaskan bahwa orang telah mencoba mencari dan menemukan
novel The Da Vinci Code adalah sebuah novel jawaban tepat tentang pribadi Yesus. Contohnya
yang menggunakan narasi yang baik. Dengan Aliran Ebionisme yang menganggap Yesus cuma
memberikan gambaran tersebut, bukan manusia biasa. Ia diangkat oleh Tuhan Allah
mendiktekannya, isi pesan yang ingin sebagai Messias, yang ditakdir-kan kembali pada
disampaikan oleh penulis novel lebih mudah akhir zaman untuk memerintah dunia
diserap oleh pembaca karena pembaca tidak berdasarkan kuasa Tuhan Allah yang berdaulat.
merasa terpaksa. Bagi banyak orang, sebuah Aliran Gnostisme melihat Kristus sebagai Roh
cerita bisa lebih kuat dibandingkan sederetan yang turun dari sorga tertinggi, bergabung dalam
daftar yang ditampilkan dalam bentuk dalam pribadi Yesus historis. Kristus bukan
tradisional. Maka tidak heran bila banyak Allah sejati ataupun manusia sejati. Sementara
pembaca beranggapan bahwa teori-teori Brown Nestorian beranggapan dalam satu pribadi Yesus
dalam novel ini masuk akal dan mewakili ada 50 % Ilahi dan 50 % manusiawi. Serta masih
kenyataan yang sebenarnya. ada beberapa aliran lain lagi. Hal ini
Dari analisis Sociocultural Practice, menunjukkan adanya perbedaan pandangan di
tulisan Brown dalam The Da Vinci Code antara sesama penganut Kristen.
dikaitkan dengan latar belakang agama di Bila dikaitkan dengan unsur-unsur
Amerika Serikat yang sangat beragam. Pluralitas ideologi, The Da Vinci Code melihat Kristen dari
ini mendorong pemerintah Amerika untuk berbagai sisi. Novel tersebut mengandung
meratifikasi Undang-undang yang mengatur rencana penataan kehidupan sosial dan
kebebasan beragama. Kebebasan beragama kehidupan politik, yang kadangkala menuntut
memunculkan banyaknya aliran-aliran atau adanya perubahan, perombakan. Usaha-usaha
sekte-sekte agama. Begitu pula dengan agama Dan Brown untuk meyakinkan dunia adalah
Kristen di Amerika. Perubahan kebudayaan yang melalui teori-teorinya dalam The Da Vinci Code.
menjadi lebih modern ini memberikan akses Dengan menggunakan teknik naratif yang baik,
pada informasi tak terbatas bagi individu. Brown membuat orang tertarik untuk membaca
Dengan adanya pola pemikiran baru, terjadi dan mempercayai teori-teori yang ada di
pergeseran terhadap keyakinan itu sendiri. dalamnya. Informasi di dalamnya, termasuk
Hal ini mengindikasikan bahwa, ideologi tersembunyi Dan Brown, lebih menarik
berdasarkan adanya Freedom of Speech di untuk dibaca daripada buku-buku ilmiah, dan
Amerika Serikat, Dan Brown memiliki hak dan karenanya menjadi lebih mudah untuk diserap
kebebasan untuk mengekspresikan nilai-nilai pembaca.
pribadinya, walaupun nilai-nilai itu bertentangan Dengan begitu, novel karya Brown
dengan nilai-nilai yang dianut oleh mayoritas tersebut menjalankan peran mediasi media massa
penganut Kristen. Tidak ada konsekuensi hukum sebagai pembawa informasi atau pendapat
dari tindakannya menulis novel The Da Vinci pribadi (berupa ideologi Brown), juga sebagai
Code karena haknya itu dilindungi oleh tirai yang menutupi kebenaran ajaran Kristen
pemerintah. untuk mempropaganda pembaca dengan ideologi
Dari tanggapan dan bantahan terhadap pribadinya.
The Da Vinci Code, terlihat bahwa kontroversi Lalu sebenarnya ideologi apa yang ingin
yang muncul sebagian besar berasal dari institusi disebarluaskan oleh Dan Brown melalui novel
Kristen (baik Protestan maupun Katolik), dan The Da Vinci Code? Hal inilah yang dianalisis
penganut Kristen atas nama individu. Salah satu dengan mengacu pada dua transformasi dalam
buku yang membantah adalah Cracking Da Vinci sekulerisasi.

74
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 1 No.2, Januari-Juni 2019
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Brown, dalam novel keempatnya, pada agama kristen yang diekspresikan
melakukan desakralisasi terhadap kesucian olehnya dalam novel fiksi konspirasi The
Cawan Suci. Ia juga melakukan desakralisasi Da Vinci Code.
terhadap “peran” Ketuhanan Yesus. 6. Sistem politik Amerika yang liberal
Desakralisasi ini dilakukan dengan membebaskan warganegaranya untuk
menggambarkan sosok Yesus yang lebih mengemukakan opini dan pendapatnya.
manusiawi. Yesus digambarkan mempunyai Tulisan Dan Brown dalam novel The Da
pasangan hidup, menikah, dan memiliki garis Vinci Code dianggap sebagai pencarian
keturunan yang masih terjaga sampai saat. Ini. spiritual pribadi dan tidak ada yang bisa
Sementara bila dipikirkan secara rasional, Tuhan melarang penerbitan novel tersebut.
tidak mungkin menikah dan mempunyai anak. 7. Dilihat dari empat unsur ideologi dan
Melalui The Da Vinci Code, Dan Brown peran mediasi media massa, novel The Da
juga melakukan rasionalisasi tehadap ajaran- Vinci Code dapat dilihat sebagai usaha
ajaran agamanya. Brown memunculkan teori untuk menyebarluaskan ideologi pribadi
bahwa Yesus menikah dan memiliki keturunan. Dan Brown.
Ia meyakini bahwa asumsinya benar karena teori 8. Tindakan Dan Brown melakukan
yang ia tulis dinilai lebih logis dan masuk akal rasionalisasi keyakinan dan desakralisasi
dibanding kepercayaan Kristen yang ada. terhadap benda-benda suci agama
Meskipun dari analisis produksi teks Brown menunjukkan kecenderungan ke arah
mengatakan bahwa ia bukanlah seorang anti- sekuleritas keyakinan.
Kristen, namun dua poin di atas menunjukkan
bahwa tindakan Dan Brown sudah termasuk ke
DAFTAR PUSTAKA
dalam ideologi sekuler.
Brown, Dan, The Da Vinci Code, Jakarta:
SIMPULAN Serambi Ilmu Semesta, 2003, E-Book,
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan diunduh via Play Store Android
sebagai berikut:
Devito, Joseph A., The Interpersonal
1. Dilihat dari teori naratif, persepsi positif
Communication Handbook, Ninth edition,
didapat dari banyak pembaca disebabkan
New York: Addison Wesley Longman,
oleh kemampuan Dan Brown untuk
Inc. 2001
menghadirkan cerita dengan Koherensi
dan Fidelity yang baik. Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis
2. The Da Vinci Code mendapat persepsi Teks Media. Yogyakarta: LKiS, 2001
negatif dari penganut Kristen karena
banyak mengandung nilai-nilai yang tidak Garlow, James L. & Peter Jones. Cracking Da
sesuai dengan ajaran Kristen. Vinci’s Code. Jakarta: PT Bhuana Ilmu
3. Kontroversi antara Dan Brown dengan Populer, 2002
pihak-pihak yang kontra terhadap The Da Hendropuspito, D, Sosiologi Agama,
Vinci Code, serta perbedaan pandangan Yogyakarta: Kanisius, 1983
dan aliran-aliran dalam Kristen
memperlihatkan adanya konflik internal Hick, John H., Philosophy of Religion, 4th
dalam Kristen itu sendiri. edition, New Jersey: Prentice Hall
4. Pemaknaan terhadap simbol sangat Hidayat, Komaruddin dan Muhammad Wahyudi
dipengaruhi oleh siapa yang melihatnya Nafis. Agama Masa Depan, Jakarta:
dan apa yang dirasakannya. Pemaknaan Gramedia Pustaka Utama, 2003
Dan Brown terhadap simbol-simbol
Kristen seperti Holy Grail sebagai Kaplan, David & Albert A. Manners, Teori
metafora Maria Magdalena dipengaruhi Budaya, Yogyakarta: Pustaka
oleh ketertarikannya pada kode-kode Pelajar,1999
tersembunyi, sejarah seni, dan Kottak, Conrad Phillip, Cultural Anthropology,
ketidakpastian yang ia temukan dalam Fifth Edition, USA: McGraw-Hill, Inc.,
agamanya. 1991, Hlm 40
5. Pemaknaan Dan Brown terhadap simbol
menciptakan terjadinya pergeseran nilai Laqueur, Walter dan Barry Rubin, The Human
Rights Reader: A Unique Sourcebook and

75
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 1 No.2, Januari-Juni 2019
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Documentary History in The Issue of
Human Rights, (New York: New
American Library), 1979
Littlejohn, Stephen W., Theories of Human
Communication, 6th Edition, California:
Wadsworth Publishing Company, 1999
Lull, James, Media Komunikasi Kebudayaan,
Suatu Pendekatan Global, Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, 1998.
McQuail, Dennis, Teori Komunikasi Massa,
Sebuah Pengantar, Jakarta: Erlangga,
1996.
Meliono-Budianto, Irmayanti. Ideologi Budaya.
Jakarta: Yayasan Kota Kita. 2004.
Moleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001.
Mulyana, Deddy & Jallaluddin Rakhmat.
Komunikasi Antar Budaya. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Rakhmat, Jalalluddin, Metode Penelitian
Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000. , Psikologi
Komunikasi, Jakarta: PT. Remaja
Rosdakarya, 2001
Robertson, Roland, Sosiologi Agama, Aksara
Persada. 1986
Rogak, Lisa. Biografi Dan Brown: The Man
Behind The Da Vinci Code. Jakarta: Ufuk
Press. 2005
Ruben, Brent D. Communication and Human
Behaviour 3rd Edition, New Jersey:
Prentice Hall, 1992
Sobur, Alex. Analisis Teks Media: Suatu
Pengantar Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002
The American Heritage® Dictionary of the
English Language, Fourth Edition, 2003,
Amerika, Houghton Mifflin Company
The New Encyclopedia Brittanica 15th edition,
Micropedia Ready Reference Volume 9.

76

Anda mungkin juga menyukai