Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I.)
Oleh:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah-satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ii
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
vi
2. Ibu Dr. Sri Mulyati, MA, selaku penasihat akademik yang terus
mengingatkan saya untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini, dan juga
yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam proses penulisan.
3. Ibu Hj. Siti Nadroh, MA, yang telah menjadi “Ibu” bagi penulis, yang selalu
memberikan motivasi serta celotehan yang sangat bermanfaat, “Apa yang
kita kerjakan hari ini, akan kita rasakan manfaatnya beberapa tahun ke depan,
maka yakinlah tidak ada usaha yang sia-sia” begitulah penuturan beliau yang
memotivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Dr. Ahmad Ridho, DESA, dan Ibu Dra. Halimah Mahmudy, MA,
selaku ketua dan sekretaris jurusan Perbandingan Agama, yang telah
memberikan beberapa masukan yang sangat bermakna.
5. Bapak Prof. Dr. Masri Mansoer, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Dan Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Segenap jajaran dosen dan guru besar Perbandingan Agama, Bapak Dr.
Media Zainul Bahri, MA, Ibu Dra. Hermawati, MA, Bapak Prof. Dr. Kautsar
Azhari Noer, Bapak Prof. Dr. Ridwan Lubis MA, Bapak Drs. M. Nuh Hasan,
MA, Bapak Dr. Amin Nurdin, MA, dan Bapak Dr. Hamid Nasuhi, M.Ag,
yang senantiasa memberikan ilmu serta wejangan yang tiada tara manfaatnya.
7. Staf dan karyawan Perpustakaan Fakultas Ushuluddin, dan Perpustakaan
Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Pusat Universitas
Indonesia Depok, dan Perpustakaan Pusat UNIKA Atmajaya, yang banyak
membantu dalam menyediakan referensi yang dibutuhkan penulis.
8. Keluarga penulis, Bapak Sutono, Adekku Gian Febi Fuadi dan Lovita Bunga
Aprilia, serta sepupuku Adinda Putri Mahesa dan Nizar Muhammad Hawari,
yang senantiasa memberikan senyumnya dalam menyemangati penulis. Juga
buat nenek penulis Sumi, yang senantiasa menyertakan nama penulis disetiap
do’anya.
9. Temen-temen seperjuangan Lailatul Fawaidah, dan Indana Zulfa, yang selalu
berbagi kegalauan dalam menyelesaikan skripsi. Hey, kalian, ayo kita jemput
hari bahagia kita dengan memakai toga.
vii
10. Sahabat penulis, Sundari Rahayu, Siti Amaniatus Sholehah dan Vivi
Anggraini yang selalu memberikan celotehan yang manfaat sehingga penulis
tergerak untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman-teman CURIOUS (Community of Religious studies), yang
memberikan keceriaan dan kebahagiaan selama menimba ilmu di jurusan
Perbandingan Agama. Terkhusus buat sahabat-sahabatku Ika Wahyu Susanti,
Nurjaman, Fahmi Dzilfikri, Fitri Astuti, Annisa Khalida, Diana Puspasari, Ida
Zubaedah, Ahmad Sobianto, Rifky Miftahul Amili, M. Sandiawan, Rini
Farida, Dede Ardi Hikmatullah dan semua teman-teman PA angkatan 2011.
12. Teman-teman dari WASIAT Jakarta (Wadah Silaturrahim Alumni Tarbiyatut
Tholabah), dan Teman-teman KKN “KITA” UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
yang banyak memberikan pelajaran berharga tentang makna hidup.
Utamanya salam ta’dzim dan terima kasih serta do’a penulis buat Ibunda
tercinta Makhmudah, S. Pd. I., yang menjadi guru kehidupan bagi penulis, yang
tiada henti-hentinya dalam sujud malamnya mendoakan putri kecilnya, yang
senantiasa memberikan cinta, motivasi dan semangat tak terbatas. Terima kasih
untuk semua hal yang Ibu beri meski tak mengharapkan apapun. Semoga Allah
Swt. selalu melindungi Ibu.
Akhirnya, tidak ada gading yang tak retak, tidak ada manusia sempurna.
Namun begitu, semua tulisan yang ada di dalam skripsi ini adalah tanggung jawab
penulis. Untuk semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi
ini penulis ucapkan terima kasih.
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL............................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN ................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iv
ABSTRAK.......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
BAB I
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
D. Manfaat Penelitian.................................................................................. 10
BAB II
ix
D.1.Tokoh dan Penokohan ...................................................................... 23
D.4. Tema............................................................................................... 30
BAB III
A. Gereja .................................................................................................... 33
B. Alkitab ................................................................................................... 40
C. Trinitas ................................................................................................... 49
x
BAB IV
BAB V
KESIMPULAN ................................................................................................ 91
LAMPIRAN ..................................................................................................... 99
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Pada Maret 2003, novel The Da Vinci Code [selanjutnya ditulis The Da
Vinci Code (tanpa ditulis miring)] karya Dan Brown, hadir di tengah-tengah
masyarakat. The Da Vinci Code adalah sebuah novel fenomenal yang terbit
pertama kali di New York. Dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, novel ini
terbit pada Juli 2004, yang berasal dari edisi bahasa Inggris cetakan ke-45.
rahasia di dalam novel ini adalah akurat”. Begitulah perkataan Dan Brown di
bagian depan novelnya. Novel ini ditulis oleh Dan Brown sebagai bentuk ekspresi
Konstitusi Amerika Serikat, yang mengatur kebebasan beragama, dan juga oleh
freedom of speech yang diratifikasi pada tahun 1948. Peraturan ini membebaskan
pendapatnya tersebut.1
yang bertetangan dengan ajaran Kristen, hal yang mengherankan adalah bahwa
1
Miranti Andi Kasim “Mengkaji Representasi Nilai-Nilai Religius Pengarang dalam Novel
The Da Vinci Code”, Artikel Universitas Indonesia. Diakses pada 17 November 2014 dari
http://abbah.yolasite.com/resources/KAJIAN%20TERHADAP%20NOVEL%20DA%20VINCI%2
0CODE.pdf
1
2
keyakinannya.
Suara pro-kontra tersulut dan merebak luas. Para pemuka agama Katolik
terutama pastornya, tampak lebih banyak yang menanggapi The Da Vinci Code
terkesan bernada lebih keras.2 Terlebih lagi Respon para cendikiawan Katolik,
Pada hakikatnya, apa yang dikemukakan oleh Dan Brown, Pada 1950 sudah
pernikahan Yesus dan Maria Magdalena. Yang membedakan dengan narasi Dan
Brown adalah bahwa Kazantzakis langsung mengambil setting asli, dengan tokoh
Pihak gereja pada awalnya menganggap novel The Da Vinci Code sebagai
novel fiksi sesaat. Untuk itulah mereka cukup lama membisu tanpa berkomentar.
Akan tetapi karena banyaknya umat yang bingung dan bertanya-tanya mengenai
cerita misteri tersebut, akhirnya Gereja buka suara. Kardinal Tarcisio Bertone
Gereja Katolik. Melalui koran setempat, II Giornale, Uskup Agung Genoa dari
2
Tim Penulis Obor, Opus Dei dan Da Vinci Code (Jakarta: Obor, 2006), h.159.
3
Tim Penulis Obor, Opus Dei dan Da Vinci Code, h. 170
3
Italia ini bertutur bahwa novel kontroversial tersebut berisi kebohongan yang tak
Reaksi yang lebih lugas datang dari Opus Dei, yang mendapat citra buruk
Gereja Katolik ini pernah melayangkan surat untuk mengubah bagian akhir cerita
agar tidak menyerang Gereja Katolik. Uniknya meskipun tidak sepakat dengan
langkah untuk memboikot peluncuran novel The Da Vinci Code.5 Lain halnya
menayangkan film dari novel The Da Vinci Code di negeri Gingseng tersebut.
Pendeta Hong Jae Chul dari Dewan Gereja Korea menuturkan bahwa The Da
Vinci Code adalah sebuah sinema yang meremehkan dan berupaya merusak
Reaksi Kritis bukan hanya datang dari kalangan agamawan maupun para
teolog, tapi juga dari ahli sejarah. Profesor ilmu sejarah pada Divinity School
Universitas Harvard di Amerika Serikat, Karen L. King menilai bahwa tidak ada
bukti dari teks-teks sejarah maupun dari sejarah gereja perdana bahwa Yesus dan
Maria Magdalena berada dalam relasi perkawinan. Yang ada adalah bahwa Maria
4
George M. S., “Kontroversi The Da Vinci Code,” Matabaca: Jendela Dunia Pustaka IV,
no. 10 (Juni 2006): h. 22
5
George M. S., “Kontroversi The Da Vinci Code,” h. 23
6
George M. S., “Kontroversi The Da Vinci Code,” h. 23
4
Buddha, Sikh, Yahudi, Kristen, Islam, Konghucu, dan lain sebagainya. Di antara
beberapa kepercayaan ini pasti ada prinsip-prinsip dasar ajaran agamanya. Tak
Contoh yang bisa diambil adalah pandangan mengenai Yesus Kristus. Hal
yang sudah berabad-abad diyakini oleh umat Kristiani bahwa Yesus Kristus
adalah seorang manusia suci yang dilahirkan sekitar tahun 6/7 SM , disalibkan
sekitar tahun 30 M, diimani sebagai satu pribadi Ilahi (Putra Allah) dalam dua
kodrat (sungguh dan sepenuhnya ilahi dan manusiawi). Ia adalah seorang Yahudi
dari Galelia, keturunan Daud dan anak seorang perempuan bernama Maria, istri
kerajaan Allah, bergaul secara istimewa dengan para pendosa dan orang-orang
inti yang terdiri dari dua belas orang, mengerjakan mukjizat dan mengajar dengan
oleh para anggota Sanhedrin, dijatuhi hukuman mati oleh Pontius Pilatus,
mengaku diri sebagai Mesias. Sesudah itu ia menampakkan diri sebagai orang
7
George M. S.,“Kontroversi The Da Vinci Code,” h. 23
5
yang hidup mulia kepada sejumlah orang dan kelompok. Maria Magdalena (Yoh
makamnya terbuka dan kosong. Dengan kekuatan Roh Kudus, sekelompok murid
berhimpun disekitar petrus dan rasul-rasul yang lain, lalu mengakui dan
mewartakan bahwa Yesus yang bangkit dan mulia adalah Kristus (atau Mesias)8,
posisi yang istimewa. Citra Yesus dalam al-Qur’an sama sekali berbeda dengan
citra Yesus dalam Injil baik yang kanonik maupun apokrif. Dalam al-Qur’an
gambaran Yesus disebutkan dalam surat al-Baqarah/2: 253 yang artinya sebagai
berikut:
penuh keajaiban. Itulah mengapa disebagian teks al-Qur’an Yesus selalu disebut
sebagai anak Maryam („Isaa ibn Maryam). Selain berita tetang kelahiran yang
penuh keajaiban peristiwa kematiannya pun penuh dengan keajaiban dia diangkat
oleh Allah ke langit yang diyakini masih hidup dan akan turun ke bumi untuk
8
Yesus diakui oleh umat Kristiani sebagai Mesias Rohani, yang menyelamatkan manusia
dengan mengorbankan pribadi kemanusiaannya di tiang salib. Hal ini berbeda dengan Mesias
dalam pandangan orang Yahudi. Orang Yahudi berpandangan bahwa Mesias adalah seseorang
yang datang untuk menyelamatkan kaumnya dari jajahan Romawi dan mendirikan Kerajaan Allah
sebagaimana Raja David dan Raja Solomo.
9
Gerald O’Collins, SJ dan Edward G. Farrugia, SJ, Kamus Teologi (Yogyakarta: Kasinius,
1996), h. 356.
6
memerangi dajjal di hari akhir nanti.10 Hal ini difirmankan oleh Allah Swt. Dalam
Citra Yesus baik dalam tradisi Kristen maupun Islam berbeda dengan apa
yang digambarkan oleh Dan Brown dalam tulisannya. Secara garis besar, tema
The Da Vinci Code berakar dari hasil otak atik kode rahasia yang menyebutkan
bahwa Yesus menikah dengan Maria Magdalena dan memiliki keturunan dari
hubungan tersebut. Sang pengarang menulis bahwa kebenaran ini telah ditutupi
selama kurang lebih 2000 tahun melalui konspirasi para petinggi gereja dan
Lebih dari itu, hal yang terungkap dalam novel The Da Vinci Code adalah
gereja merupakan lembaga yang turut campur dalam kanonisasi Alkitab. Sehingga
Alkitab yang dijadikan pijakan bagi orang Kristen bukanlah wahyu suci dari Ilahi,
Pada bagian inilah Brown menampilkan suatu pandangan yang bisa jadi
mengkritik apa yang diuraikan Brown dalam novelnya itu. Anjuran untuk tidak
10
Tarif Khalidi, The Muslim Jesus: Saying and Stories In Islamic Literature. Penerjemah
Iyoh S. Muniroh dan Qomaruddin SF (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2003), h. 21
11
George M. S., “Kontroversi The Da Vinci Code,” h. 22
7
membaca novel ini, juga untuk tidak menonton filmnya, sering terdengar dalam
Ada beberapa buku yang ditulis oleh orang-orang Kristen dan Katolik guna
untuk membantah pernyataan yang ada pada novel Dan Brown. diantaranya
2. Fact and Fiction in the Da Vinci Code karya Steve Kellmeyer. Penerjemah
4. The Da Vinci Hoax karya Carl Olson dan Sandra Miesel. Penerjemah
6. The Thurth Behind the Da Vinci Code karya Richard Abanes diterbitkan di
7. Cracking the Da Vinci Code karya Simon Cox diterbitkan di New Delhi,
8. Solving the Da Vinci Code Mystery karya Brandon Gilvin diterbitkan di St.
9. The Da Vinci Code: Fact or Fiction? karya Hank Hanegraaff dan Paul
2004.
10. The Da Vinci Deception karya Erwin W. Lutzer diterbitkan di Wheaton oleh
11. Decoding the Da Vinci Code karya Amy Welborn diterbitkan di Huntington
12. The Gospel Code: Novel Claims About Jesus, Mary Magdalena, and Da
Beberapa buku tersebut secara garis besar berisi bantahan terhadap Novel
The Da Vinci Code. Oleh karena itu penulis mengangkat judul THE DA VINCI
12
J.B. Hixson, The Da Vinci Code Phenomenon: A Brief Overview and Response (jurnal of
the Grace Evangelical Society, 2004), h. 41
9
Ada empat point yang menjadi sorotan penulis dalam novel tersebut.
Pertama tentang Sejarah Gereja, kedua tentang Kanonisasi Alkitab, ketiga tentang
1. Bagaimana Kritik Dan Brown terhadap tradisi gereja dalam pandangan gereja
Mainstream?
2. Bagaimana respon para tokoh Kristen dan Katolik berkenaan dengan tulisan
Dan Brown menyangkut empat hal, yaitu Sejarah Gereja, Kanonisasi Alkitab,
C. Tujuan Penelitian
memiliki tujuan untuk mengetahui kritik Dan Brown terhadap tradisi gereja dalam
pandangan gereja Mainstream, serta untuk mengetahui respon tokoh Kristen dan
D. Manfaat Penelitian
agama.
E. Tinjauan Pustaka
Sejauh pengamatan penulis, kajian tentang novel The Da Vinci Code sudah
banyak ditulis baik dalam bentuk artikel, skripsi, tesis, maupun buku, namun
ditulis dengan tema yang berbeda. Untuk itu penulis mengangkat tema The Da
Vinci Code dan tradisi gereja. Akhirnya penulis mendapatkan beberapa pustaka
berikut:
Dan Brown oleh Fariska Pujianti. Thesis tahun 2010, Program Pascasarjana
Tokoh Kristen oleh Fuad Yustanto SY. Skripsi tahun 2008, Fakultas
novel the Da Vinci Code karya Dan Brown) oleh Ikhaputri W. Skripsi tahun
Code oleh Dian Fidhy Pramusinta. Skripsi tahun 2006, Fakultas Ilmu Sosial
adalah kajian gender yang terdapat dalam novel The Da Vinci Code. Dalam
Vinci Code oleh Miranti Andi Kasim, Universitas Indonesia. Fokus penulis
seorang Katholik dan juga sebagai penulis novel The Da Vinci Code yang
statement bahwa alasan Dan Brown menulis novel tersebut adalah sebagai
F. Metodologi Penelitian
jurnal ilmiah, buku, dan media cetak lain yang relevan dengan penelitian ini.
Hasil dari penelitian ini akan diuraikan dengan metode deskriptif analisis
yang bertujuan untuk menggambarkan respon para tokoh baik Kristen maupun
Katolik terkait Tradisi Gereja yang digambarkan oleh Dan Brown dalam novel
dokumentasi yaitu dengan cara melihat atau menganalisis dokumen atau media
tertulis untuk mendapatkan gambaran terkait tema yang diangkat secara jelas dan
rinci.14
2. Sumber Data
Sumber data dari penelitian ini terdiri dari dua macam, yaitu data primer dan
data sekunder. Data primer adalah sumber informasi yang secara langsung
13
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008),
h. 2.
14
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Salemba Humanika, 2012),
h. 143.
13
berkaitan dengan tema dalam penelitian. Dalam hal ini yang menjadi data primer
adalah novel The Da Vinci Code karya Dan Brown, juga empat buku utama yang
Sementara itu, data sekunder adalah sumber informasi yang secara tidak
lain data sekunder dapat disebut sebagai data penunjang/pendukung. Adapun yang
termasuk dalam data sekunder dalam hal ini adalah buku, jurnal, skripsi, majalah
koran dan sebagainya yang dipandang relevan dan dapat mendukung penelitian.
kesimpulan dan verifikasi. Jadi dari dari data yang didapatkan itu penulis
4. Metode penulisan
Metode penulisan skripsi ini mengacu pada buku Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for
15
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2000), h. 87.
14
G. Sistematika Penulisan
Laporan penelitian ini terbagi kedalam lima bab, dengan penjelasan sebagai
berikut:
sistematika penulisan.
BAB II berisi struktur novel The Da Vinci Code, yaitu penjelasan tentang
BAB III berisi ajaran gereja dan kritik Da Vinci Code, yaitu penjelasan
tentang Tradisi gereja dalam pandangan gereja mainstream dan pandangan Dan
Brown. adapun temanya meliputi Gereja, Alkitab, Trinitas, dan kontroversi tokoh
BAB IV berisi respon para tokoh Kristen dan Katolik terhadap kritik Da
Vinci Code, yaitu uraian argumen dan karya-karya para tokoh Kristen dan Katolik
yang diterbitkan untuk merespon novel The Da Vinci Code berkenaan dengan
Dan Brown adalah seorang pengarang novel The Da Vinci Code. Novel ini
telah menjadi salah satu novel dengan penjualan terlaris setiap waktu, yang
menjadi subyek diskusi yang kontroversi diantara banyak kalangan baik pembaca
maupun sarjana. Brown termasuk dalam daftar 100 Most Influential People (100
Serikat. Ia adalah putra sulung dari tiga bersaudara ayahnya bernama Richard
Brown, seorang guru Matematika, dan ibunya bernama Connie Brown, yang
1
Miranti Andi Kasim. “Mengkaji Representasi Nilai-Nilai Religius Pengarang dalam Novel
The Da Vinci Code,” Artikel Universitas Indonesia. Diakses pada 17 November 2014 dari
http://abbah.yolasite.com/resources/KAJIAN%20TERHADAP%20NOVEL%20DA%20VI
NCI%20CODE.pdf
2
Dan Brown, The Da Vinci Code, Penerjemah Ingrid Dwijani Nimpoeno (Yogyakarta:
Bentang, 2014), h. 10
3
Deret Fibonacci adalah deretan yang terbentuk dengan masing-masing angka dalam deret
tersebut merupakan hasil dari penjumlahan dari dua angka sebelumnya. Contoh dari deret
fibonacci adalah 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, dst. Uniknya lagi hasil dari
pembagiannya bernilai sama setelah angka ke-13, yaitu bernilai 1,618. Contoh 233/144 = 1,618;
377/233 = 1,618; dst.
15
16
Last Supper, Monalisa, Madonna of the Rocks, dan Adoration of Magi. Pada
tahun 1991, ia pergi ke Los Angeles untuk meniti karirnya di dunia musik sambil
novel. Namun, dalam karirnya sebagai seorang penulis, ia tidak dikenal oleh
Code. Beberapa karyanya adalah seperti Digital Fortress, terbit pada tahun 1997.
Angels and Demons, terbit pada tahun 2000. Deception Point, terbit pada tahun
4
Miranti Andi Kasim. “Mengkaji Representasi Nilai-Nilai Religius Pengarang dalam Novel
The Da Vinci Code.”
5
Miranti Andi Kasim. “Mengkaji Representasi Nilai-Nilai Religius Pengarang dalam Novel
The Da Vinci Code.”
6
Miranti Andi Kasim. “Mengkaji Representasi Nilai-Nilai Religius Pengarang dalam Novel
The Da Vinci Code.”
17
2001. The Da Vinci Code, terbit pada tahun 2003. The Lost Symbol, terbit pada
Saat ini Dan Brown tinggal di New England, dan masih menggeluti
kebudayaan Amerika.
memisahkan peran sebagai umat beragama dan peran sebagai warga negara, dan
Identitas Diri warga Amerika, kolom agama ditiadakan. Hal yang demikian
merupakan salah satu bukti bahwa pemerintah tidak turut campur dalam hal
dalam praktik keagamaan dengan frekuensi yang tinggi. Mereka memiliki tingkat
7
Martin E. Marty, “Agama di Amerika,” dalam Luther S. Luedtke, ed., Making America:
The Society and Culture of the United States (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1994), h. 192
18
Cara pandang keagamaan seperti ini tentu memiliki akar sejarah dari masa
dan kebudayaan Amerika. Sejak masa itu banyak orang Amerika mulai meyakini
bahwa kekuatan Ilahi di balik karakter dan kebudayaan dapat muncul dalam
berbagai macam ungkapan dan dapat dipahami oleh kaum beriman dengan
berbagai macam cara: “Kita berada di kapal yang berbeda-beda yang menuju ke
pantai yang sama, sebagaimana Jefferson merumuskan hal tersebut dengan baik.”
Tidak ada bedanya apakah tetangga sebelah menghormati satu Allah, dua puluh
Allah, atau bukan Allah sekalipun. Sepanjang mereka tidak mengganggu satu
sama lain – dengan kata lain “yaitu tidak mencuri dompet saya”.9
hak untuk hidup sebagai warga negara yang beragama namun tidak mengikat.
hal keagamaan. Apa yang dianggap benar oleh satu individu, belum tentu benar
menurut individu yang lain. Hal ini yang menjadi simpul ungkapan Dan Brown
dalam novelnya bahwa “kebenaran sejarah dalam agama itu bersifat relatif”.
8
David C. Leege dan Lyman A. Kellstedt, Rediscovering the Religious Factor in American
Politics, Penerjemah Debbie A. Lubis dan A. Zaim Rofiqi (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2006), h. 423
9
Marty, “Agama di Amerika,” h. 203-204
19
Negara Amerika dengan gaya liberalnya menjadikan Dan Brown yakin bahwa
Secara teknis, deklarasi tersebut adalah resolusi dari PBB, bukan sebuah
10
yaitu kebebasan yang mengacu pada sebuah hak untuk berbicara secara bebas tanpa
adanya tindakan sensor atau pembatasan. Akan tetapi dalam hal ini tidak termasuk dalam hal untuk
menyebarkan kebencian, dapat diidentikkan dengan istilah kebebasan berekspresi yang kadang-
kadang digunakan bukan hanya untuk kebebasan dalam berbicara lisan saja, melainkan juga
kebebasan dalam menuangkan ide apapun. Namun yang perlu digaris bawahi disini adalah
kebebasan ini tidak termasuk dalam konsep kebebasan berfikir atau kebebasan hati nurani.
Selengkapnya lihat “Freedom of Speech” diakses pada 08 Juni 2015 dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebebasan_berbicara
11
Miranti Andi Kasim.“Mengkaji Representasi Nilai-Nilai Religius Pengarang dalam Novel
The Da Vinci Code.”
12
Miranti Andi Kasim.“Mengkaji Representasi Nilai-Nilai Religius Pengarang dalam Novel
The Da Vinci Code.”
20
radio dan televisi) atau seni kreatif. Namun bukan berarti semua pendapat tanpa
tinggi hak mereka untuk bebas bicara dan menggunakannya untuk kepentingan
(FCC).14
Dan Brown selain mengarang enam novel yang terkenal, juga menulis
Fortress, ia menulis “187 Men to Avoid” yang terbit pada tahun 1995 dengan
nama samaran Danielle Brown. Selain buku itu, ia juga menulis buku lainnya
dengan judul “The Bald Book” yang ditulis di sela-sela penulisan novel keduanya.
Novel kedua Dan Brown adalah Angels and Demons. Pada novel ini tokoh
Robert Langdon untuk pertama kalinya dikenalkan. Alur cerita dalam novel ini
13
Miranti Andi Kasim.“Mengkaji Representasi Nilai-Nilai Religius Pengarang dalam Novel
The Da Vinci Code.”
14
Miranti Andi Kasim.“Mengkaji Representasi Nilai-Nilai Religius Pengarang dalam Novel
The Da Vinci Code.”
21
Dalam novel ini seorang Paus Vatikan-lah yang diceritakan sebagai dalang
dan agama sebagai latar cerita. Meskipun dirangkai sebegitu menariknya, angka
penjualan novel Angels and Demons kurang memuaskan. Novel ini belum mampu
Tidak lama setelah itu, Brown mulai menggarap novel ketiganya, akhirnya
pada tahun 2001 terbitlah sebuah novel dengan judul Deception Point, dengan
tema yang masih sama dengan novel keduanya. Namun novel ini dalam
tiga novel yang tidak membuahkan hasil, juga Brown sedang tidak memiliki agen
dan penerbit. Ia mulai pesimis dengan karirnya sebagai seorang novelis. Pada
akhirnya membuat ia berpikir lebih keras untuk menarik perhatian pembaca pada
tulisan selanjutnya.
Dari kerja keras dan ketekunan yang dilakukannya untuk menggarap karya
berikutnya, akhirnya pada novel keempat dia sengaja memilih tema yang sensitif
untuk diangkat. Strategi ini berhasil. Tema The Da Vinci Code yang memaparkan
nilai-nilai yang bertentangan dengan ajaran Kristen, akhirnya sukses besar dan
Scientists. Dan juga mewancarai lima anggota Opus Dei (tiga anggota aktif dan
dua mantan anggota) yang mengungkapkan kisah mereka, baik positif maupun
Dalam novelnya kali ini, Brown kembali memilih tokoh Langdon yang dulu
pernah berperan dalam novel yang berjudul Angels and Demons. Alasan Brown
memilih Langdon sebagai tokoh utama pada novel The Da Vinci Code kali ini
adalah karena karakter Robert Langdon sangat mirip dengan Dan Brown.16
Brown terhadap agama dan spiritualitasnya kelihatan mulai berubah. Seperti yang
Novel The Da Vinci Code, oleh Dan Brown dianggap sebagai cara
15
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 9-10
16
Miranti Andi Kasim.“Mengkaji Representasi Nilai-Nilai Religius Pengarang dalam Novel
The Da Vinci Code.”
23
organisasi Katolik “Opus Dei”. Selain itu juga untuk memperkenalkan orang-
Hanya saja ketika sampai pada teori tentang pernikahan Yesus dan Maria
Dalam keberhasilan penulisan novel ini Brown tidak lepas dari bantuan istri
tercintanya Blythe – seorang peminat sejarah seni dan lukisan, yang memiliki
pengetahuan dan minat besar terhadap karya seni Leonardo da Vinci. Yang
230.000 eksemplar The Da Vinci Code. Di hari pertama penjualannya, novel itu
berhasil terjual sebanyak 6.000 eksemplar, melonjak sampai nyaris 24.000 diakhir
minggu pertama. Minggu berikutnya, karya Brown itu masuk dalam daftar
17
Miranti Andi Kasim.“Mengkaji Representasi Nilai-Nilai Religius Pengarang dalam Novel
The Da Vinci Code.”
18
Miranti Andi Kasim.“Mengkaji Representasi Nilai-Nilai Religius Pengarang dalam Novel
The Da Vinci Code.”
24
tidak disangka, justru karena pesan yang ditinggalkan Jacques Sauniere lah
Sauniere.
Karakter Langdon dalam novel ini adalah sebagai tokoh utama yang
sangat tertarik pada konsep perempuan suci. Ia percaya bahwa Holy Grail
tuanya meninggal karena kecelakaan. Ia mahir dalam hal teka-teki yang rumit
karena Sophie melihat kakeknya melakukan ritual seks (hieros gamos). Pada
akhir cerita, diketahui bahwa Sophie adalah keturunan dari Yesus Kristus dan
Maria Magdalena.
25
mengkhususkan diri pada pencarian cawan suci (holy grail). Ia juga adalah
seorang teman dari Langdon, mereka pertama kali bertemu melalui British
pelindung dari biarawan albino bernama Silas. Aringarosa juga terlibat dalam
adalah tokoh yang membantah anggapan bahwa Holy Grail adalah Maria
D.1.e. Silas
Silas adalah seorang Anggota Opus Dei yang percaya bahwa tindakan
penyiksaan diri secara fisik merupakan bentuk pengabdian diri kepada Yesus
26
Kristus. Dengan mencambuki diri sendiri dan mengikatkan tali yang berduri
penghukuman diri.
penuh kewaspadaan dan keras kepala. Dia juga yang bertanggung jawab
Langdon.
oleh Silas. Dia merupakan kakek dari Sophie Neveu. Selain itu ia juga
27
sebuah organisasi yang bertujuan menjaga rahasia Holy Grail dan keturunan
Yesus Kristus.
Latar dalam novel The Da Vinci Code dapat dilihat dalam tabel berikut:
Terbunuhnya Jacques
Sauniere,
Museum Louvre, Tempat pertama kali Robert
1. 2–4 10. 46 pm
Paris Langdon dan Sophie Neveu
bertemu, dan mendapatkan
pesan kematian dari Sauniere.
19
Depository Bank of Zurich adalah bank Geld-schrank yang mewarkan ruang
penyimpanan anonim yang juga dikenal sebagai layanan penyimpanan tertutup. Bank ini
menyediakan berbagai bentuk benda yang ingin disimpan, seperti sertifikat, saham, serta lukisan
berharga, melalui serangkaian selubung privasi berteknologi tinggi, dan bisa menarik barang-
barang itu kapan saja, juga dengan anonimitas total. Bank ini melayani klien selama 24 jam penuh,
dengan tradisi rekening bernomor Swiss. Bank ini memiliki kantor di Zurich, Kuala Lumpur, New
York, dan di Paris. Baca Brown, The Da Vinci Code, h. 269
28
Bezu Fache.
Ditengah perjalanan ia
berhasil menemukan kode
untuk membuka Criptex
pertama.
Pencarian informasi tentang
Perpustakaan
5. 92 dan 95 keberadaan makam kesatria
king‟s collage20
(Issac Newton) di London.
Pencarian “bola” yang
Pagi hari
seharusnya ada di makam
6. 97 – 99, Kesatria, yang menjadi kode
Westminster untuk membuka Criptex
Abbey21 kedua.
Siang
Sir Leigh Teabing ditangkap
7. 101 menjelang
oleh kapten Bezu Fache
sore
Sophie Neveu bertemu nenek
dan adiknya yang dikira sudah
meninggal.
Kapel “Rosslyn”, Sore hari –
8. 104–105 Terungkap rahasia bahwa
Skotlandia22 malam hari
Sophie adalah keturunan
Yesus Kristus dan Maria
Magdalena.
20
King‟s Collage didirikan oleh Raja George IV pada 1829, menempatkan Departemen
Teologi dan Studi keagamaannya di sebelah gedung Parlemen, di tanah pemberian Raja.
Departemen agama King‟s Collage tidak hanya membanggakan pengalaman 150 tahun dalam
pengajaran dan riset, tetapi juga pendirian Institut Riset dalam Teologi Sistematik pada 1982,
dengan salah satu perpustakaan riset keagamaan yang paling lengkap dan maju secara elektronik di
dunia. Baca Brown. The Da Vinci Code, h. 559
21
Westminster dirancang dengan gaya katedral besar Amiens, Charters, dan Canterbury,
tidak dianggap sebagai katedral ataupun gereja Paroki. Klasifikasinya adalah sebagai tempat
pemujaan, dan hanya tunduk pada kerajaan. Sejak menjadi tempat penobatan William the
Conqueror pada Hari Natal 1066, tempat suci menakjubkan ini telah menyaksikan prosesi upacara
kerajaan dan urusan negara yang tak terhitung banyaknya – mulai dari kanonisasi Edward the
Confessor, pernikahan Pangeran Andrew dan Sarah Ferguson, sampai pemakaman Henry V, Ratu
Elizabeth I, dan Lady Diana. Baca Baca Brown. The Da Vinci Code, h. 586
22
Sering kali disebut Katedral Kode – berdiri sebelas kilometer di selatan Endiburg,
Skotlandia, di lokasi sebuah kuil Mithra kuno. Didirikan oleh Kesatria Templar pada 1446, kapel
itu diukiri rangkaian simbol membingungkan dari tradisi Yahudi, Kristen, Mesir, Mason dan
Pagan. Koordinat-koordinat geografis kapel itu berada tepat pada garis bujur utara-selatan yang
membelah Glaston-bury. Garis Mawar membujur ini adalah penanda tradisional Pulau Avalonnya
Raja Arthur, dn dianggap sebagai pilar utama geometri-suci Inggris. Dari Rose Line (Garis Mawar)
suci inilah, Rosslyn – yang asalnya dieja Roslin – memperoleh namanya. Baca Brown. The Da
Vinci Code, h. 642
29
Jacques Sauniere. Diatas dan sekitar mayat itu terdapat teka-teki, yang jika
merupakan kakek dari Neveu yang sudah lama tidak bersamanya, tetapi juga
dan Neveu terus mencoba untuk selangkah lebih maju dari polisi Perancis,
maut akan Cawan Suci. Berbagai simbol dan teka-teki yang sangat rumit
Ternyata di sana mereka bertemu dengan nenek Sophie yang dikira sudah
ternyata Sophie sendiri adalah keturunan langsung dari Yesus dan Maria
Cawan Suci di Roslin. Namun, ia tiba-tiba ingat kembali akan salah satu
D.4. Tema
Novel The Da Vinci Code karya Dan Brown ini ber-Genre thriller,
dengan tema konspirasi, antara gereja Katolik Opus Dei dan Biarawan Sion
(Priory of Sion).
Bila ditinjau lebih jauh, ada dua kelompok besar yang menjadi poros
pertentangan novel The Da Vinci Code, yaitu kelompok Opus Dei dan Priory of
Sion. Opus Dei merupakan sebuah organisasi yang didirikan pada tahun 1928 oleh
23
Steven E. Liauw. “Rangkuman Buku Da Vinci‟s Code” diakses pada 10 Maret 2015 dari
http://www.in-christ.net/artikel/literatur/rangkuman_buku_da_vinci_s_code
31
kebencian pada gereja, salah satu anggotanya dulu adalah Leonardo da Vinci.24
Organisasi Opus Dei termasuk dalam kelompok mainstream yang selama ini
Merovongian, sebagaimana yang diungkap oleh Dan Brown dalam novel The Da
Vinci Code.
Berikut ini adalah tabel perbedaan nilai-nilai didalam novel tersebut dengan
apa yang dipercaya oleh jemaat Kristiani, yang mengguncang inti keyakinan
mereka.
Tabel nilai-nilai yang menjadi pertentangan antara Opus Dei dan Priory of Sion
24
Fariska Pujianti, “Dekonstruksi Dominasi Laki-Laki dalam Novel The Da Vinci Code
Karya Dan Brown.” Tesis S2, Program Pascasarjana Magister Ilmu Susastra, Universitas
Diponegoro Semarang, 2010. h. 63
32
A. Gereja
itu disebut ekklesia, yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan “gereja”.
tujuan keagamaan.1
apa yang disebut dengan gereja adalah sebagai tubuh Kristus, di mana orang-
samping itu gereja atau orang-orang Kristen dapat juga disebut sebagai “orang-
orang kudus”, “rumah” Allah, “imamat yang rajani”, “umat Allah”, “kawasan
domba” Allah dan Kristus. Dan menurut Perjanjian Baru, gereja terdapat dalam
hubungan yang erat dengan Kristus dan tugasnya adalah mengabarkan kesaksian
tentang Dia.2
Gereja pada abad pertama dikenal sebagai gereja pada zaman rasul-rasul
(apostoloi age), hal ini sudah dimulai sejak hari Pentakosta sampai kematian rasul
1
Linwood Urban, A Short History of Christian Thought, Penerjemah Liem Sien Kie
(Jakarta: Gunung Mulia, 2009), h. 411
2
Dieter Becker, Pedoman Dogmatika: Suatu Kompendium Singkat (Jakarta: Gunung Mulia,
2012), h. 171
33
34
terakhir, Yohanes. Periode ini berlangsung kurang lebih selama 70 tahun (30-100
Yerussalem, Antiokhia dan Roma. Pada periode ini, gereja menghadapi begitu
mengalami penindasan dan penganiayaan dari politik atau negara, di mana orang-
orang Kristen pada masa itu dipaksa untuk menyembah Kaisar. Pada masa itu
mulai tersebar ke wilayah Siria, Asia Kecil, Yunani, Mesir, Mesopotamia, dan di
Gereja yang pada awalnya mempercayai kedatangan Yesus untuk kedua kali
bahwa dia harus lebih baik dalam menjalankan tugas sebagai penghuni dunia
nyata ini, disamping pengharapan akan kedatangan sang messiah, Yesus. Oleh
sebab itu gereja perlu diberi susunan yang lebih teratur dan kukuh.
(guru-guru agama yang menafsirkan Alkitab, seperti ahli-ahli Taurat dalam agama
Yahudi) dan nabi-nabi (yang menerima karunia Roh yang istimewa). Mereka ini
3
H. Berkhof dan I. H. Enklaar, Sejarah Gereja (Jakarta: Gunung Mulia, 2012), h. 10
35
bukan dipilih melainkan dengan sendirinya dihormati dan diakui kuasanya dalam
pemimpin dari golongan rasul, pengajar dan nabi meninggal dunia. Disini tugas
uskup bertambah penting selaku gembala jemaat dan pemimpin ibadah. Pada
permulaan abad ke-2 jemaat di Asia Kecil dan Siria dikepalai oleh seorang uskup
saja. Kemudian peraturan ini diikuti oleh negara manapun, sehingga susunan
Bonifatius VIII, mengabdikan diri di bawah paus sangat penting untuk menerima
tatkala timbul usaha-usaha agar konsili lebih dipentingkan dari pada paus. Baru
keputusan pengadilan diseluruh gereja. Dirumuskan juga bahwa paus tidak pernah
salah (infalibilitas), kalau dia memberi pendapat mengenai hal-hal iman dan etika
Bagi umat Kristiani Yesus adalah Sang Mesias yang selama ini dinantikan
Segala peristiwa yang terjadi dalam kehidupan Yesus mulai dari kelahirannya
sampai kematiannya di tiang salib merupakan suatu keajaiban. Tidak banyak ahli
sejarah yang mencatat mengenai peristiwa kelahiran Yesus, karena bagi mereka
tentang peristiwa kelahiran Yesus. Dalam beberapa literatur yang penulis kutip,
tidak ditemukan secara pasti kapan Yesus dilahirkan, namun beberapa literatur
sepakat bahwa kelahiran Yesus diperkirakan terjadi antara tahun 1 SM dan tahun
1 M.7
salib. Dalam hal ini, ayat-ayat Alkitab menghadirkan dua pernyataan tentang
dijatuhkannya hukuman mati bagi Yesus di tiang salib. Pertama, Yesus dituduh
pada Rabi Yahudi untuk mendapat pengadilan. Kedua, Yesus dituduh melakukan
pelanggaran politik, dalam hal ini ia dihadapkan pada Gubernur Roma, Pontius
Pilatus.8 Dua tuduhan yang dijatuhkan kepada Yesus baik itu karena alasan
adalah Sang Messiah.9 Atas alasan inilah Yesus dihukum mati di tiang salib.
7
Perkiraan tahun kelairan Yesus tersebut menurut John Drane ternyata tidak benar, hal ini
disebabkan karena kesalahan yang dibuat pada abad ke-6 M dalam menghitung permulaan tarikh
masehi. Lebih lanjut Baca John Drane, Introducing the New Testament, penerjemah oleh P. G.
Katoppo (Jakarta: Gunung Mulia, 2012), h. 54
8
Drane, Introducing the New Testament, h. 91
9
Baik para Rabi Yahudi maupun Gubernur Roma menyatakan Yesus Bersalah adalah
karena Yesus mengaku sebagai Messiah. Para Rabi Yahudi tidak mempercayai Yesus sebagai
Messiah karena Yesus tidak mampu membebaskan penderitaan orang-orang Yahudi dari
ketertindasan bangsa Romawi, dimana Messiah yang dinanti-nantikan oleh kaum Yahudi ialah
37
versi yang berbeda dengan apa yang ada dalam pandangan tradisi Kristen.
Menurut Brown Gereja adalah lembaga yang telah mengubah sejarah Kristen, dan
menutupi kebenaran sejarah selama 2000 tahun. Sejarah yang telah ditutupi oleh
Maria Magdalena, tentang misteri Holy grail, dan tentang kanonisasi Alkitab.
Lebih lanjut Brown menuturkan bahwa Gereja dengan sengaja memilih injil-injil
seseorang seperti raja David dan raja Solomon, seorang raja duniawi yang akan membangun
kembali bait suci mereka, Sinagoge “Haikal Sulaiman”. Sedangkan Gubernur Roma tidak
mempercayai Yesus sebagai Messiah adalah karena seseorang yang menyatakan diri sebagai
Messiah berarti dia menyatakan diri sebagai raja, sedangkan gelar raja hanya dianugerahkan oleh
senat Roma saja. Jadi, menurut gubernur Romawi Yesus tidak mendapat anugrah itu. Drane,
Introducing the New Testament, h. 91
38
...
Tak seorangpun bisa menyangkal banyaknya kebaikan yang
dilakukan Gereja modern di dunia yang bermasalah saat ini, tetapi
Gereja punya sejarah penipuan dan kekerasan. Perang salib brutal
mereka untuk “mendidik ulang” agama pagan dan pemuja-perempuan
berlangsung tiga abad, menggunakan metode-metode yang
menginspirasi dan mengerikan. (Brown, 2014: 191-192)
Citra buruk Gereja yang lain menurut Brown ialah keikutsertaan gereja
dalam penyusunan injil kanonik, injil-injil yang menceritakan kisah Yesus dan
keilahian Yesus. Bagi Brown Yesus selain sebagai seorang yang hebat dan
berkuasa, dia hanyalah manusia biasa, yang jelas berbeda dengan Tuhan yang
mempunyai sifat kekal. Untuk itu, sangat mungkin apabila ada peristiwa
Magdalena hamil pada saat penyaliban Yesus, dan untuk keamanan anak Kristus
yang belum lahir itu, Magdalena tidak punya pilihan lain kecuali melarikan diri
dari Tanah Suci. Dengan bantuan paman Yesus yang bernama Josef dari
yang diberi nama Sarah. Kehidupan Magdalena dan Sarah dicatat dengan cermat
oleh pelindung Yahudi Mereka. Anak Magdalena termasuk garis keturunan Raja
Yahudi, yaitu David dan Solomon. Karena alasan ini orang Yahudi di Perancis
saat ini masih memuja Maria Magdalena sebagai Dewi, Cawan Suci,
Mawar dan Ibu Tuhan.”
Sekali lagi Sophie teringat ritual di ruang bawah tanah itu.
“Menurut Priory,” lanjut Teabing, “Maria Magdalena sedang
hamil pada saat penyaliban. Demi keselamatan anak Kristus yang
belum lahir itu, dia tidak punya pilihan, kecuali kabur dari Tanah Suci.
Dengan bantuan paman Yesus yang terpercaya, Yosef dari Arimatea,
Maria Magdalena diam-diam pergi ke Perancis, yang dulu dikenal
sebagai Gaul. Di sana dia menemukan tempat berlindung yang aman
di dalam komunitas Yahudi. Dan di Prancislah dia melahirkan seorang
anak perempuan, namanya Sarah.”
Sophie mendongak. “mereka benar-benar mengetahui nama
anaknya?”
“Jauh melebihi itu. Kehidupan Magdalena dan Sarah dikisahkan
dengan cermat oleh para pelindung Yahudi mereka. Ingatlah bahwa
anak Magdalena memiliki silsilah raja-raja Yahudi – Daud dan
Solomo. Untuk alasan ini, orang-orang Yahudi di Perancis
menganggap Magdalena bangsawan suci dan menghormatinya sebagai
nenek moyang garis bangsawan raja-raja. Tak terhitung banyaknya
ahli pada era itu yang mengisahkan hari-hari Magdalena di Perancis,
termasuk kelahiran Sarah dan silsilah kelurga selanjutnya.”
Sophie terkejut, “Ada silsilah keluarga Yesus Kristus?”
“Benar. Dan konon itu menjadi salah satu dasar dari dokumen-
dokumen Sangreal. Genealogi lengkap keturunan-keurunan awal
Kristus.” (Dan Brown, 2014: 385 – 386).
Gereja dan Yesus Kristus. Brown menampilkan sesuatu yang benar-benar bertolak
belakang dari apa yang diyakini oleh umat Kristiani. Cerita tentang kemanusiaan
Yesus yang menikah dan bahkan mempunyai keturunan, oleh sejumlah tokoh-
B. Alkitab
atau Bible berasal dari bentuk latin kata Yunani yang berarti dokumen-dokumen,
dalam bahasa kita dimengerti sebagai kertas, meskipun Alkitab itu sendiri sudah
ada terlebih dulu, sebelum dituliskan di atas kertas.10 Alkitab yang menjadi Kitab
Suci orang Kristen terdiri dari dua bagian besar yaitu Perjanjian Lama11 dan
Perjanjian Baru12. Untuk lebih jelasnya, Berikut adalah bagan dari Alkitab:
Alkitab
Taurat Nebiyim (kitab nabi-nabi) Ketubim (surat-surat) Injil Kisah Para Epistula Wahyu
Rasul (surat2)
Kristen, banyak metode dipakai untuk menafsirkan firman Allah tersebut. Sebab,
penafsiran Alkitab merupakan ikatan pokok antara kehidupan dan pikiran gereja
10
Robert B. Coote dan Marry P. Coote, Power, Plitics, and the Making of the Bible,
Penerjemah Minda Perangin-angin (Jakarta: Gunung Mulia, 2012), h. 1
11
Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani dan beberapa ada yang ditulis dalam bahasa
Aram. Perjanjian Lama terdiri dari tiga kelompok kitab, yaitu kitab Taurat, Nebiyim dan Ketubim.
Kelompok kitab Taurat terdiri dari lima kitab, yaitu kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan
dan Ulangan. Kelompok kitab ini selain disebut Taurat (hukum) juga disebut kitab Musa.
Kelompok kitab Nebiyim terdiri dari 19 kitab. Sedangkan kelompok kitab Ketubim ada 12 kitab.
12
Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani. berisi tentang sejarah Yesus, mulai dari
kelahiran, kehidupan serta kematiannya, namun yang paling banyak diceritakan di sini adalah
tentang kematian dan penderitaannya.
42
setiap doktrin gereja dengan pernyataan-pernyataan Kitab Suci baik yang tersurat
Kadang kala, Alkitab disebut sebagai Firman Allah, hal itu memang benar,
namun harus difahami bahwa Firman Allah mempunyai arti yang lebih luas
dibanding dengan Alkitab. Firman Allah sering kali diidentikan dengan tiga
bentuk: Yesus Kristus, Alkitab, dan Khotbah. Menurut Karl Barth, Alkitab dan
Firman Allah dapat diidentikkan hanya dibawah kondisi tertentu. Bagi Barth, dalil
“Alkitab adalah Firman Allah” tidak dapat diputar balikkan menjadi pernyataan:
dengan “tiga bentuk” Firman Allah: Firman Allah yang dinyatakan, Firman Allah
Dalam hal kanon, gereja menghayati petunjuk Ireneus bahwa gereja harus
berpihak pada tradisi yang asli dan mengesampingkan tradisi sekunder. Dalam
masalah ini prinsip Reformasi, apa yang kemudian disebut Sola Scriptura, sudah
mulai berkembang.14
Istilah kanon berasal dari bahasa Yunani yang berarti 'tongkat pengukur,
standar atau norma'. Secara historis, Alkitab telah menjadi norma yang berotoritas
bagi iman dan kehidupan bergereja. Proses pengkanonan ini dilakukan oleh
berpuluh-puluh ahli kitab suci dan bahasa yang dengan teliti dan serius memilah-
13
Robert M. Grant dan David Tracy, A short history of the interpretation of the Bible,
terjemahan oleh Agustinus Maleakhi (Jakarta, Gunung Mulia, 2000), h. 3
14
Becker, Pedoman Dogmatika, h. 44
43
milah banyak tulisan yang dianggap suci untuk menemukan kitab-kitab yang
yang ditulis perkiraan tahun 1500 SM sampai tahun 400 SM. Dengan kata lain,
kurang lebih 400 tahun sebelum kelahiran Yesus ke dalam dunia, kitab-kitab
Perjanjian Lama telah tertulis dan sudah sering dibaca oleh masyarakat Yahudi.16
Kitab Suci Perjanjian Lama berisi 24 gulungan, namun yang paling penting
adalah Taurat. Sampai abad pertama masehi, 24 gulungan ini masih terbentang
naskah-naskah kuno yang lebih panjang. Pengelompokan itu terdiri dari empat
Pengelompokkan ini belum terselesaikan sebelum tahun 563 SM. Empat gulungan
Para Nabi kemudian mempunyai kemiripan satu dengan lainnya, dan semuanya
mencakup teks yang ditinggalkan ke periode tahun 550 – 450 SM. Tulisan
terakhir kelompok ini adalah Daniel yang belum ditulis hingga tahun 165 M.
15
“Kanonisasi Perjanjian Baru”, diakses pada 17 Mei 2015 dari
http://www.sarapanpagi.org/40-kanonisasi-perjanjian-baru-vt679.html
16
“Kanon Alkitab” diakses pada 08 September 2015 dari
http://www.sarapanpagi.org/kanon-alkitab-vt142.html
44
berhubungan satu sama lainnya. Berdasarkan hal ini, dapat disimpulkan bahwa
Kitab Suci Ibrani pada dasarnya telah selesai selama Periode Persia.17
Kitab yang paling terakhir dalam susunan mereka itu bukan kitab Maleakhi
terjemahan bahasa Yunani yang dikerjakan perkiraan tahun 200 SM. Tadinya
jumlah kitab hanya 36 kitab, tetapi karena Samuel, Raja-raja dan Tawarikh dibagi
Orang Kristen mengakui kitab Perjanjian Lama sebagai kanon kitab suci
mereka bukan karena orang Yahudi telah menerima kitab Perjanjian Lama sebagai
kitab yang diilhamkan Allah, melainkan karena semua rasul juga mengakui,
bahkan Yesus sendiri juga mengakui bahwa kitab Perjanjian Lama adalah firman
Allah.
terkandung di dalam kedua kelompok kitab itu diakui satu persatu. Misalnya kitab
Musa yang terdiri dari kitab Kejadian sampai Ulangan itu adalah yang pertama
17
Coote, Power, Plitics, and the Making of the Bible, h. 7
18
“Kanon Alkitab” diakses pada 08 September 2015 dari
http://www.sarapanpagi.org/kanon-alkitab-vt142.html
45
diakui sebagai Taurat (hukum) yang diberikan Allah kepada bangsa Israel.
Demikian juga kitab-kitab Perjanjian Baru diakui oleh jemaat Kristen satu
persatu.
Setelah Tuhan Yesus naik ke surga, belum ada sebuah kitab pun ditulis
mengenai diri dan ajaran-Nya, karena belum dirasa perlu, para saksi utama masih
hidup. Jadi Injil masih dalam bentuk verbal, lisan, dari mulut ke mulut, oleh para
rasul.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, jumlah para saksi mata dan para
Pada masa itu banyak ditemukan tulisan-tulisan yang bercorak rohani, yang
sebenarnya bukan Firman Allah. Oleh karena itu gereja merasakan pentingnya
ditentukan kitab-kitab mana sajakah yang dapat diakui berotoritas sebagai Firman
Allah. Kemudian para rasul mulai menuliskan surat-suratnya untuk para jemaat,
penulisan (composing) yang berkisar dari sekitar tahun 50 sampai sekitar 100.
tahun 100 sampai 200. Proses pengumpulan ini adalah proses dimana orang-orang
masa pembandingan (comparing), yang berkisar dari tahun 200 sampai 300.
Proses pembandingan ini ialah proses dimana tiap-tiap jemaat lokal berusaha
dengan masa pelengkapan (completing) , yang berkisar dari tahun 300 sampai
400. Masing-masing jemaat melengkapi hasil koleksi mereka. Surat yang kurang
di satu jemaat, dilengkapi oleh jemaat yang lain. Ini adalah fenomena garis besar
Seratus tahun pertama gereja Kristen kanonnya hanya terdiri dari Perjanjian
Lama. Namun sebelum tahun 100 M, sebagian dari kitab-kitab Perjanjian Baru
sudah ditulis. Hingga abad ke-2 M, barulah kitab-kitab Injil dan tulisan Paulus
Lama pada mulanya adalah Kitab Suci yang hanya milik orang-orang Yahudi,
ketika gereja awal Kristen mengakui Perjanjian Lama sebagai kanon maka
Pada dasarnya dapat disebut tiga peristiwa yang mendorong gereja purba
(kanon), yaitu: 1) timbulnya tradisi-tradisi rahasia aliran gnostik yang sesat dan
Pertengahan abad ke-2 adalak titik awal kanon Perjanjian Baru, yang
awalnya terjadi secara lisan. Penulis surat II Petrus, yang mungkin berasal dari
tahun 120 hingga 150 M sudah menyamakan surat-surat Paulus dengan “surat-
surat lainnya” (3:15f). Orang pertama yang berbicara tentang Perjanjian Baru
19
“Kanon Alkitab” diakses pada 08 September 2015 dari
http://www.sarapanpagi.org/kanon-alkitab-vt142.html
20
Bernhard Lohse, Pengantar sejarah dogma Kristen: dari Abad Pertama sampai Masa
Kini, Penerjemah A. A. Yewangoe (Jakarta: Gunung Mulia, 2011), h. 31 - 32
21
Becker, Pedoman Dogmatika, h. 44
47
adalah Irenaeus dari Lyon (meninggal sekitar 202 M) tetapi yang perlu diketahui
bahwa dia dengan hati-hati tetap membedakan antara kewibawaan injil-injil dan
surat Paulus. Tidak ada satupun dari 206 kutipan yang diambil Irenaeus dari
Paulus yang diperkenalkan dengan formula “sudah tertulis”. Sekitar tahun 200 M
Selanjutnya pada parohan abad ke-4, kanon secara utuh dari Perjanjian Baru
ditetapkan. Buku-buku yang paling penting seperti empat Injil dan surat-surat
Paulus sejak akhir abad ke-2 dan seterusnya telah dipandang sebagai kanon
Perjanjian Baru, baik di Timur maupun di Barat.23 Dan sejak abad ke-5 M hampir
setiap orang Kristen, di mana saja di dunia ini, berpegang pada Perjanjian Baru
sebagai suatu kumpulan tulisan yang terdiri dari dua puluh tujuh kitab.24
secara universal mengakui dan menerima ke-27 kitab Perjanjian Baru sebagai
22
Lohse, Pengantar sejarah dogma Kristen, h. 33 - 34
23
Kadang-kadang dikatakan (khususnya oleh Harnack), bahwa formasi atau pembentukan
kanon Perjanjian baru secara menentukan dipengaruhi oleh Marcion. Marcion yang mempunyai
ide-ide aliran gnostik tertentu, menciptakan kanonnya sendiri tidak lama sebelum pertengahan
abad ke-2. Ia membuang Perjanjian lama, demikian pula banyak tulisan lainyang kemudia oleh
gereja dimasukkan dalam kanon Perjanjian Baru. Kanonnya yang mencakup Injil Lukas dan
sepuluh surat pertama Paulus, merupakan kanon Perjanjian Baru yang pertama. Baca Lohse,
Pengantar sejarah dogma Kristen, h. 35
24
Richard W. Haskin. “Kanonisasi Perjanjian Baru” diakses pada 17 Mei 2015 dari
http://www.alkitab.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=149&Itemid=131
48
Alkitab yang adalah produk manusia yang isinya sedikit banyak sudah ditambah
seorang kaisar romawi yang beragama Pagan, yang baru dibaptis diujung
C. Trinitas
Dalam kristologi, pada awal Gereja Purba yang menjadi persoalan utama
adalah tentang pribadi Yesus, apakah ia Allah ataukah manusia biasa, atau justru
Yesus adalah dua Pribadi Allah sekaligus manusia. Jika demikian adanya,
pertanyaan.
Allah, menurutnya ada dua segi dasar menonjol. Pertama, tentang keberadaan
Allah yang bathiniah, dan kedua tentang penyingkapan Allah yang bersifat
kuat keesaan Allah sehingga kita mendapat kesan seakan-akan ia sudah jatuh
kedalam modalistis, seolah-olah anak dan Roh itu hanyalah sekedar atribut-atribut
dari satu Allah. Didalam bukunya Proof of the Apostolic Preachingnya, Irenaeus
menjelaskan lebih lanjut bahwa Allah itu satu sesuai dengan hakikat keberadaan
penebusan kita, Dia sebagai Bapa sekaligus Anak. Dia mengajarkan bahwa Allah
50
sejak awalnya adalah kekal telah bersama-sama dengan Firman dan Hikmat-
Nya.25
pandangan yang serupa dengan Irenaeus. Ia juga mulai dengan pribadi Allah
Bapak, dan yang bersama-sama dengan dia, Firman dan Hikmat, yang melahirkan
mendefinisikan Trinitas, bahwa Trinitas adalah satu substansi dalam tiga pribadi
yang berhubungan satu sama lain. Jelasnya tiga pribadi ada dalam satu substansi
Menurut Origines trinitas ditandai oleh dua segi dasar. Pertama, seperti halnya
Irenaeus dan Tertullianius, ia memberi tekanan besar pada keesaan Allah. Namun
ia tidak menjelaskan hal itu lebih jelas dan rinci. Origenes menjelaskan perbedaan
ketiga pribadi bahwa anak lebih rendah daripada Bapak, dan Roh Kudus lebih
rendah dari pada anak. Namun demikian, pada saat yang sama Origenes juga
berpendapat bahwa ketiga pribadi itu adalah satu, dalam pengertian bahwa
memuncak pada awal abad ke-4. Arius (meninggal 336 M) yang berasal dari
25
Lohse, Pengantar sejarah dogma Kristen, h. 54-55
26
Lohse, Pengantar sejarah dogma Kristen, h. 56
27
Untuk kesatuan seperti ini Origines sudah mempergunakan konsep homoousios
(“kesatuan keberadaan”, atau dalam terjemahan liturgis yang umum, “dari satu substansi”), yang
kemudian diberikan status dogmatis pada Konsili Nicea (352 M). Baca Lohse, Pengantar sejarah
dogma Kristen, h. 57
51
ketidakadaan, oleh karena itu Kristus “bukan ilahi” dan “bukan dari kekekalan”.28
Yang dimaksudkan Arius dengan kata “Allah” adalah hanya Allah Bapak. Oleh
karena keberadaan Allah ini adalah muthlak transendental dan muthlak kekal,
sesuatu yang berada di samping Allah yang transenden ini adalah sesuatu yang
Allah sejak semula kekal bersama-sama dengan Firman dan Hikmatnya. Tetapi
bagi Arius kedua hal ini hanya mempunyai sangkut-paut dengan keberadaan Allah
dan bukan dengan pribadi kedua atau ketiga dari Trinitas. Firman, yang oleh
sebagian kalangan disebut sebagai Yesus Kristus, adalah ciptaan Allah, diciptakan
Allah dari ketiadaan sebelum permulaan waktu. Hal itu tidak berarti bahwa Arius
sebab itu dia tidak boleh dibedakan derajatnya dari Allah Bapak. Logos sehakikat
28
Becker, Pedoman Dogmatika, h. 114
29
Lohse, Pengantar sejarah dogma Kristen, h. 60
30
Lohse, Pengantar sejarah dogma Kristen, h. 61
31
Becker, Pedoman Dogmatika, h. 114
52
tetapi termasuk pada Allah dan satu dengan keallahan, yaitu Trinitas. Roh Kudus
sendiri. Roh Kudus itu kekal, maha ada, dan satu, sedangkan ciptaan bersifat fana,
mengadakan Konsili Nicea pada tahun 325 (Konsili Oikumenis I). Dalam konsili
Hasil Konfesi Nicea yang berasal dari tahun 325 M itu berbunyi sebagai
berikut:
32
Lohse, Pengantar sejarah dogma Kristen, h. 78
53
dari hasil konsili tersebut. Untuk itu, pada tahun 381 diadakan Konsili
itu homoousious dengan Bapak. Konsili ini mengaku pula, bahwa Roh Kudus juga
tentang mia ousia (satu-satunya hakikat) dan treis hupostaseis (tiga oknum).
Artinya, Allah Bapa, Allah Anak dan Roh Kudus tidaklah bertindak secara
dari dua golongan yang berbeda pendapat. Golongan pertama dari madzhab
golongan kedua dari madzab Alexandria yang diwakili oleh Cyrillus sebagai
uskup kota itu. Yang menjadi bahan perdebatan adalah tentang apakah
kemanusiaan dan keallahan Kristus erat hubungannya sehingga melebur dan tidak
sehingga tetap terpisah. Pertikaian diantara kedua golongan ini juga disebut
33
Lohse, Pengantar sejarah dogma Kristen, h. 65-66
34
Becker, Pedoman Dogmatika, h. 116
54
No Alexandria Antiokhia
1 Menitikberatkan tabiat ilahi Kristus. Meitikberatkan kemanusiaan Kristus.
2 Tabiat insani Kristus hilang melebur Dalam diri Kristus diadakan
dalam samudra keilahiannya. pembagian: ada tabiat insani dan ilahi.
3 Ditekankan keesaan tabiat ilahi Tidak ada keesaan antara kedua tabiat
Kristus saja. Kristus, kecuali keesaan kehendak.
Oikumenis IV). Hasil dari konsili ini adalah mengambil jalan tengah yaitu
dirumuskan bahwa Kristus bertabiat ganda dalam satu oknum. Kedua tabiat ini
tidak bercampur (asunkhutos) dan tidak berubah (atreptos) serta tidak terbagi-bagi
kaum monofisit sedangkan dua rumusan yang lainnya melawan kaum duofisit.
berdasarkan itu Gereja koptis dan Gereja nestorian memisahkan diri dari arus
35
Becker, Pedoman Dogmatika, h. 116
36
Becker, Pedoman Dogmatika, h. 117
55
sesungguhnya adalah agama yang memuja dan kagum pada ikonologi kedewian,
Alasan Dan Brown banyak mengulas tentang keberadaan Holy Grail adalah
bahwa grail merupakan simbol dari dewi yang hilang. Dewi yang dimaksudkan
Dan Brown adalah Maria Magdalena, hilangnya perempuan suci ini selain dari
pada munculnya doktrin baru dalam agama Kristen tentang Trinitas, disebabkan
juga oleh gereja yang telah menaklukkan perempuan, menghilangkan dewi dan
melarang penghormatan kaum pagan kepada perempuan suci. Inilah argumen Dan
mereka dalam dua belahan – maskulin dan feminin. Para dewa dan
dewi mereka berupaya mempertahankan keseimbangan kekuatan. Yin
dan yang. Ketika lelaki dan perempuan seimbang, muncul keselarasan
di dalam dunia. Ketika mereka tidak seimbang, muncul kekacauan.”
Langdon menunjuk perut Sauniere. “Pentagram ini menggambarkan
belahan perempuan dari segala sesuatu – konsep yang disebut
„perempuan suci‟ atau „dewi suci‟ oleh sejarahwan keagamaan.
Dibandingkan dengan semua orang lainnya, Sauniere pasti
mengetahui hal ini.” (Brown, 2014: 63-65).
sebagai salah satu simbol tertua di dunia, telah ada sejak empat ribu tahun
sebelum Masehi dan merupakan representasi “dewi” yang disembah oleh kaum
pagan. Para nenek moyang terdahulu melihat dunia ini sebagai dua bagian – lelaki
dan perempuan. Para dewa dan dewi mereka bekerja untuk menjaga
di dunia ini. Jika mereka tidak seimbang maka akan muncul kekacauan.
suci membuat takut pihak gereja, sehingga mereka membasmi konsep pemujaan
yang berpusat pada perempuan. Dan Brown dalam novelnya melalui kepercayaan
dari kelompok Priory of Sion tetap melestarikan konsep perempuan suci ini.
makam Maria Magdalena yang dianggap sebagai sosok perempuan suci yang
Thadeus, Simon dari Zelot, dan yudas Iskariot), pada hari kamis malam jum‟at
melakukan ritual makan roti tanpa ragi dan minum anggur, yang oleh gereja pada
Dalam sakramen ini, roti dan anggur yang dikonsekrasikan oleh imam berubah
menjadi Tubuh dan darah Yesus. Paham ini mempunyai dasar Alkitabiah seperti
dalam Injil Matius bab 26:26-29, Injil Lukas 22:14:23, Injil Yohanes 6:25-59, dan
surat Paulus I kepada jemaat Korintus 11:17-33. sakramen kudus ini bertujuan
enam murid lainnya berada di sebelah kiri Yesus. Dan salah seorang murid yang
37
“Sakramen Ekaristi” artikel dalam media Iman Katolik: Media Informasi dan Sarana
Katekese, diakses pada 29 Mei 2015 dari http://www.imankatolik.or.id/sakramenekaristi.html.
58
Pada malam perjamuan itu Yesus sebenarnya sudah mengetahui bahwa dia
akan segera ditangkap dan dihukum mati oleh kaisar Romawi, untuk itulah Yesus
menunjuk salah satu muridnya, yaitu Santo Petrus38 (yang mempunyai nama asli
Simon) untuk menjadi penerusnya. Selain itu ia juga berjanji bahwa tiga hari
setelah hari kematiannya dia akan bangkit dan menjadi penyelamat untuk setiap
Mainstream. Bagi Dan Brown, baik seseorang yang duduk di kanan Yesus
maupun yang di tunjuk oleh Yesus sebagai penerusnya untuk mendirikan gereja
Magdalena.39 Berikut adalah kutipan langsung dari novel The Da Vinci Code,
yaitu percakapan Sir Leigh Teabing dan Sophie Neveu beserta Robert Langdon.
38
Nama Petrus sendiri diberikan oleh Yesus yang berarti batu karang. Dengan menamai
Simon sebagai Petrus atau “batu karang” mengisyaratkan Yesus akan meletakkan landasan
gerejanya diatas Petrus.
39
Maria Magdalena menurut pandangan gereja Mainstram dikenal sebagai seorang wanita
yang mengasihi Yesus, dikisahkan bahwa Maria Magdalena adalah orang pertama yang dijumpai
Yesus, pada waktu Yesus bangkit dari kematiannya. Dalam empat Injil nama Maria Magdalena
ditemukan sebanyak 12 kali. Dialah yang menyaksikan kuburan Yesus kosong, Maria merupakan
saksi pertama tentang kebangkitan Yesus. Jadi, dalam makna ganda, ia menjadi apostola
apostolarum, rasul dari segala rasul. Mari Magdalena lah yang juga memberitakan kabar kepada
murid-murid Yesus bahwa Yesus menepati janjinya „akan bangkit setelah tiga hari dari peristiwa
kematiaannya di tiang salib‟, janji yang diucapkan Yesus sebelum dia dihukum mati. Baca
Retnowati, Perempuan-perempuan dalam Alkitab: Peran, Partisipasi, dan Perjuangannya
(Jakarta: Gunung Mulia, 2008), h. 43
59
keberadaan Yohanes pada saat Perjamuan Terakhir. Posisi Yohanes dalam lukisan
the Last Supper oleh Dan Brown digantikan Maria Magdalena. Ialah murid
DA VINCI CODE
Hal pertama yang di soroti oleh Dr. Jim Garlow dan Dr. Peter Jones1 adalah
tentang konspirasi Gereja terhadap status dan nilai perempuan. Menurut Garlow
dan Jones Pernyataan Brown bahwa Konstantin dan para pewaris laki-lakinya
adalah salah. Bukti sejarah mengatakan, baik sekuler maupun agama lebih banyak
dipimpin oleh lelaki dari pada perempuan.2 Pendapat Dan Brown tentang gereja
merendahkan nilai perempuan juga dianggap salah. Karena apabila kita melirik
pada sejarah, justru gerejalah yang mengangkat harkat dan martabat perempuan,
Baik dalam Kitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru dituliskan tentang
1
Dr. Jim Garlow adalah seorang penulis, pembicara, dan sejarawan, mengudara setiap hari
di 300 stasiun radio seluruh negeri dalam tafsiran historis satu menit berjudul “The Garlow
Perspective”. Perjalanan akademisnya mencakup Drew University (Ph.D. Dalam Teologi Sejarah),
Princeton Theological Seminary (Master of Theology), Asbury Theological Seminary (Master of
Divinity). Dia memebrikan pelayanan sebagai pendeta senior pada Skyline Wesleyan Church di
San Dieogo, Clifornia. Informasi lebih lanjut kunjungi www. Jimgarlow.com. Peter Jones adalah
direktur pada Christian Witness to a Pagan Planet, yaitu organisasi yang dibentuk untuk
memperlengkapi Gereja dalam mewartakan Kabar Baik kepada dunia yang semakin menjauh dari
Allah. Ia menjadi dosen tamu yang memberikan mata kuliah Perjanjian Baru di Westminster
Seminary, California. Ia meraih gelar Master of Divinity dari Gordon-Conwell Theological
Seminary, gelar Master of Theology dari Harvard Divinity School, dan gelar Ph. D. Dari Princeton
Theological Seminary. Peter tumbuh dewasa di Liverpool, Inggris, dan merupakan teman dekat
semasa kecil John Lennon, hobinya adalah bermain golf dan bermain piano jazz modern.
Informasi lebih lanjut kunjungi www.cwipp.org.
2
James L. Garlow dan Peter Jones, Cracking Da Vinci’s Code, Penerjemah Lily Endang
Joeliani (Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2005), h. 51
3
Garlow, Cracking Da Vinci’s Code, h. 54
61
62
betapa tingginya derajad perempuan.4 Dari sinilah kita tahu betapa Alkitab
Pandangan lain yang dikemukakan Dan Brown terkait tradisi gereja awal
ialah tentang sejarah hidup Yesus. Yesus yang sekarang ini dipercaya oleh umat
kristiani dianggap sebagai hasil dari konsolidasi gereja. Satu dari pertanyaan-
pertanyaan terbesar yang mencuat dalam novel The Da Vinci Code adalah apakah
Yesus menikah atau tidak, pada kenyataannya masalah pernikahan Yesus inilah
yang mejadi dasar dari teori merovongian. Pandangan tersebut akhirnya menui
pro-kontra dari berbagai kalangan. Muncul beberapa tokoh yang mengkritik hal
dengan kaum Merovongian yang mendirikan kota Paris. “Hal ini jelas merupakan
bahwa Paris berumur lebih dari 2000 tahun. Jika kaum Merovongian sungguh
keturunan Yesus, sedangkan Yesus sendiri meninggal baru 2000 tahun lalu,
bagaimana hal itu mungkin? Dalam kenyataannya, Paris ditemukan oleh Parisii,
4
Sebagai contoh di dalam Kitab Kejadian, kita belajar bahwa baik lelaki maupun
perempuan menerima identitas mereka, pengertian mereka akan nilai diri, dari hubungan mereka
dengan Sang Khalik, karena telah diciptakan menurut gambar Allah (kej. 1:27). Baca Garlow,
Cracking Da Vinci’s Code, h. 59
5
Steven Kellemeier atau biasa juga disebut dengan Seteve Kellmeyer adalah seseorang yang
dikenal secara internasional karena kepandaiannya dalam berceramah. Selain itu dia juga sering
muncul di beberapa acara TV. Latar belakang pendidikannya yang beragam menjadikan dia
sebagai seorang yang terkenal di dunia pembicara. Riwayat pendidikannya meliputi: M. A. di
Fransiscan University Steubenville, OH. M. A. di Southern Illinois University, B. A. di Southern
Illinois University, dan A. A. S. di Southwestern Illinois Collage. Kellemeier selain dikenal
sebagai pembicara, dia juga dikenal sebagai penulis, terbitan dari tulisannya seperti For Over a
Year. Beberapa karyanya dapat di temukan di situs online, yaitu: Catholic Citizens of Illinois,
Intellectual Conservative, Catholic Exchange, dan lain sebagainya. Informasi lebih lengkap
kunjungi http://stevekellmeyer.com/Biography.html.
63
sekelompok orang Calts yang mendiami pulau tersebut pada abad ke-3 SM. Nama
dalam Alkitab tidak pernah disebutkan bahwa Yesus menikah.8 Dalam bukunya
Olson mengungkapkan dua point penting terkait masalah tersebut. Pertama, dia
6
Steven Kellemeier, Fact and Fiction in The Da Vinci Code, Penerjemah Dewi Minangsari
(T. Tp.: Optima Pers, 2005), h. 88
7
Martin Lunn dikenal sebagai seorang peneliti ahli masalah keturunan Davidic dan isu-isu
lain yang dikenalkan The Da Vinci Code. Lulusan dari program Master Sejarah dan Jurnalisme ini
pernah hidup di sepanjang daerah Timur Tengah, Amerika Serikat, dan beberapa negara di Eropa,
namun domisili yang sekarang adalah Barcelona. Dia juga seorang pimpinan besar (Grand Master)
dari The Dragon Society yang didirikan oleh King Sigismund dari Hungaria, tahun 1408. Lebih
lanjut baca Martin Lunn, Da Vinci Code Decoded, Penerjemah Isma B. Koesalamawardi (Jakarta:
Ufuk Press, 2005), h. 282.
8
Lunn, Da Vinci Code Decoded, h. 156.
9
Lunn, Da Vinci Code Decoded, h. 72
10
Carl E. Olson adalah penulis buku laris Will Catholic Be “Left Behind”? Olson menjadi
Konstributor tetap berbagai publikasi seperti Natioanal Catholic Register, First Things, dan Crisis.
Olson sebagaimana tokoh yang lain seperti Martin Lunn juga Dr. Jim Garlow dan Dr. Peter Jones,
dalam usahanya mengkritik novel The Da Vinci Code, dia mengarang buku dengan judul The Da
Vinci Hoax bersama Sandra Miesel. Sandra Miesel adalah seorang yang bergelar Master sejarah
abad pertengahan dari Universitas Illinois. Selama lebih dari dua puluh tahun karir jurnalistiknya,
Miesel telah menulis ratusan esai dan artikel terutama di bidang sejarah, seni, dan hagiografi.
64
pertanyaan, misalnya apabila Yesus hanya dianggap sebagai “seorang nabi yang
dapat mati”, mengapa seorang dewi yang juga merupakan keturunan bangsawan
menaruh minat pada-Nya?. Berkaitan dengan hal ini, Olson menunjuk lepada
novel Dan Borwn dia berkata “Yesus bukan Allah tetapi Maria seorang dewi?,
apa maksud pernyataan tersebut? Andaikata Yesus bukan Allah mengapa dia
menikah denga seorang dewi?”. Disamping itu pada masa Yesus, mempunyai
darah Daud itu sangat lazim, mengingat semua kerabat ayah tiri-Nya yakni Yusuf
memiliki darah tersebut. Dan artinya novel tersebut menyiratkan, bahwa bersama
duapuluh generasi raja-raja Yehuda, ditambah semua generasi yang ada selama
enam abad antara masa pembuangan Babel hingga kelahiran Yesus, hanya tersisa
Dari beberapa sanggahan para tokoh di atas, tampak dengan jelas bahwa
mereka menolak apa yang ditulis Dan Brown bahwa Yesus pernah menikah,
Brown menulis bahwa Alkitab yang sekarang dipegang teguh oleh umat Kristiani
merupakan hasil bentukan dari pada bapak-bapak gereja, ada lebih dari delapan
puluh Injil dibuang oleh gereja dan hanya empat Injil sajalah yang dimasukkan ke
dalam kanon.
11
Carl E. Olson dan Sandra Miesel, The Da Vinci Hoax, Penerjemah Endyahswarawati Y.
(Malang: Dioma, 2005), h. 92
65
Hal ini lah yang membuat Carl E. Olson dalam buku The Da Vinci Hoax
mengatakan bahwa pada pertengahan abad kedua hanya ada lima atau enam injil
yang dipertimbangkan. Pada akhir abad ke dua Gereja perdana mengakui empat
injil (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes), karena keempatnya ditulis dengan
wahyu Roh Kudus dan diperuntukkan bagi kanon Perjanjian Baru. Olson
melalui perjalanan yang sangat panjang, hal ini terjadi sebelum Konstantinus
kekuasaan politik. Fase terpenting dari perjalanan kanon Perjanjian Baru adalah
Pendapat senada dikemukakan oleh Dr. Jim Garlow dan Dr. Peter Jones,
bahwa pada dasarnya kanon sudah dimulai sejak 150 tahun sebelum pemerintahan
Konstantin, yakni pada masa Mercion13. Namun kebanyakan pakar sepakat kanon
Perjanjian Baru mulai terbentuk pada akhir abad kedua. Pembentukan kanon pada
Selanjutnya Dr. Jim Garlow dan Dr. Peter Jones menjelaskan bahwa
meskipun semasa hidupnya Yesus tidak menulis apapun, ia memastikan akan ada
orang yang dilatih olehnya, yang akan membawakan pesannya untuk setiap
12
Olson, The Da Vinci Hoax, h. 59
13
Mercion adalah salah satu pemimpin gereja modern (gereja yang mengingkari doktrin-
dokterin utama iman Kristen). Ia hidup antara tahun 90 – 160 M berasal dari Pontus (kini wilayah
Turki). Mercion pada tahun 144 pergi ke Roma dan mendirikan komunitas alternatif. Di sana, ia
dikeluarkan karena menyimpang dari doktrin iman Kristen, yaitu menciptakan Alkitab sendiri.
Alkitab Mercion meliputi Injil Lukas dan 10 surat Rasul Paulus yang telah dibersihkan dari
pengaruh Perjanjian Lama. Baca Garlow, Cracking Da Vinci’s Code, h. 142
14
Garlow, Cracking Da Vinci’s Code, h. 142
66
para saksi mata telah menyerahkan kisah-kisah mereka kepadanya (Luk 1:2);
Rasul Petrus menyatakan diri sebagai salah seorang “saksi mata” (2 Ptr 1:16);
Rasul Yohanes menyatakan diri telah “mendengar, melihat, dan meraba” Yesus (1
Yoh 1:1); sdangkan paulus menyatakan diri sebagai orang terakhir yang melihat
Garlow dan Jones dengan tegas menolak apa yang disampaikan Dan Brown
dalam novelnya bahwa Alkitab disusun oleh Konstantin pada abad keempat.
Garlow dan Jones, sejarah yang sesungguhnya terjadi ialah pada abad pertama,
kanon berada dalam bentuk organik dan berfungsi tanpa deklarasi gereja formal.
Akan tetapi, sejak awal ortodoksi ke 27 kitab ada di sana. Kekristenan dan Alkitab
kanon, kanon lah yang menciptakan gereja”, dengan kata lain, Firman Allah ini
lah yang dari luar, diberikan pada saat-saat penting dalam sejarah melalui utusan
yang dipilihnya, yang memanggil umat Allah ke dalam keberadaannya. Dan pada
abad ke-4 Gereja hanya menerbitkan apa yang selalu dipercayainya sebagai
jatuh secara ajaib dari surga. Manusia menciptakannya sebagai catatan historis
15
Garlow, Cracking Da Vinci’s Code, h. 145
16
Garlow, Cracking Da Vinci’s Code, h. 145
67
penambahan, dan perbaikan yang tak terhitung jumlahnya.17 Dengan kata lain,
Alkitab merupakan benda mati, apabila tidak ada peran manusia, maka Alkitab
tersebut akan tetap menjadi benda mati yang tidak mempunyai nilai dan fungsi
dalam mengatur kehidupan manusia. Dalam point ini tidak hanya Kellemeier saja
bahkan setiap orang Katolik menyetujui bahwa Alkitab ditulis, dikumpulkan, dan
Hal demikian, sebagaimana yang dapat kita fahami bahwa Alkitab ditulis
oleh manusia. Namun bukan sembarang manusia yang bisa menuliskan Alkitab,
kecuali orang-orang yang mendapat inspirasi dari Ilahi. Manusia yang mampu
Allah adalah manusia yang dipilih untuk menuliskan Alkitab. Untuk itulah
mereka mampu menuliskannya persis seperti yang ingin dikatakan oleh Allah.
benar mereka hanyalah manusia tetapi mereka merupakan alat, yaitu yang
dijadikan oleh Allah sebagai penulis sejati Kitab Suci, walaupun sesungguhnya
17
Dan Brown, The Da Vinci Code, Penerjemah Ingrid Dwijani Nimpoeno (Yogyakarta:
Bentang, 2014). H. 351
18
Kellemeier, Fact and Fiction in The Da Vinci Code, h. 57
68
Allah sendirilah penulis sejati dari Kitab Suci. Jadi Alkitab tidak dikirim melalui
Dalam bukunya Fact and Fiction in The Da Vinci Code, dia menulis bahwa
jumlah injil yang dikanonkan sudah ditetapkan jauh sebelum abad pertama.
Seluruh kitab Perjanjian Baru selain kitab wahyu sudah ditulis pada masa
Perjanjian Baru secara resmi disetujui oleh Paus Damasus tahun 382, disahkan
pada Konsili Hippo dan Kartago tahun 393 dan 397. “Konstantin sudah berada
dalam makam selama sekitar setengah abad ketika daftar buku Alkitab secara
Point ketiga yang menjadi kontroversi bukan hanya seputar pribadi Yesus
tapi juga tentang “Siapakah Yesus?”. Terhadap hal ini Martin Lunn mulai
berkembang seperti yang kita kenal saat ini. Lunn menulis dalam bukunya bahwa:
19
Kellemeier, Fact and Fiction in The Da Vinci Code, h. 58
20
Kellemeier, Fact and Fiction in The Da Vinci Code, h. 59
21
Kellemeier, Fact and Fiction in The Da Vinci Code, h. 60
69
Lunn, menjelaskan bahwa segala kesan kita terhadap Yesus berasal dari
informasi yang sudah diwariskan kepada kita langsung dari satu orang saja, yaitu
Paul; dan bahkan disaring olehnya juga. Dia mempengaruhi penulis empat buah
Injil dengan sebuah tujuan politis yang jelas, yaitu memberikan kesan bahwa tidak
mencampurkan konsep agama dan politik untuk mencapai tujuannya tersebut. Hal
ini jelas berbeda dengan pandangan Paul. Paul tidak mengakui bahwa Yesus
adalah raja yang membebaskan bangsa Yahudi dari bangsa Romawi. Baginya kata
“Messiah” berarti Yesus adalah Putra Allah yang turun ke bumi dan mati ditiang
salib demi menebus dosa manusia. Hal ini jelas Yesus tidak mengisi peran
messiah seperti yang diharapkan oleh orang Yahudi, karena dia tidak
hanya Tuhan yang mampu menciptakan keajaiban kebangkitan seorang yang telah
22
Lunn, Da Vinci Code Decoded, h. 141
23
Lunn, Da Vinci Code Decoded, h. 145
70
meninggal. Ini artinya istilah “Messiah”berarti seorang yang memiliki sifat seperti
Tuhan.24
Secara lebih detail, Paul selanjutnya berkata bahwa Aspek terpenting dalam
Yesus percaya bahwa Yesus memang bangkit dari kematiannya karena itu dia
dengan membuka pernyataan tentang pribadi Yesus dimata para pengikutnya pada
kepada para pengikutnya, “Siapa aku ini?” kata Yesus. Jawaban pertama
mengatakan bahwa Yesus adalah si Tua Yeremia yang hidup kembali, hal ini
karena Yesus menitikkan air mata ketika berkhotbah. Jawaban kedua adalah
bahwa Yesus adalah Elia yang datang kembali, hal ini karena Yesus telah
Yesus adalah salah satu nabi – pengkhotbah yang pernah hidup 700 tahun silam
dan lahir kembali. Dari beberapa jawaban yang dilontarkan para pengikutnya
Yesus tidak merasa puas. Yang ingin Yesus ketahui adalah siapakah Dia bagi para
“berbeda” dari orang-oang yang megaku sebagai mesias pada masa penutupan
24
Lunn, Da Vinci Code Decoded, h. 149
25
Pada sisi lain, bagi umat Yahudi, kematian Yesus merupakan suatu tanda kegagalan
Yesus dalam memainkan peran sebagai Messiah yang dinanti-nantikan untuk membebaskan orang
Yahudi dari jajahan romawi.
26
Lunn, Da Vinci Code Decoded, h. 151
71
istilah ini adalah sebagaimana yang digunakan oleh Gereja, bahwa Yesus
Secara lebih rinci, Garlow dan Jones selanjutnya menulis beberapa catatan
berikut:
Jelas penulis buku Cracking Da Vinci’s Code ini, dengan tegas menyatakan
Sependapat dengan Garlow dan Jones, Steven Kellemeier pada bagian awal
beberapa pihak lain mengklaim bahwa Yesus sebenarnya tidak meninggal. Ada
aneh apabila ketika disalib Yesus tidak meninggal dunia, karena hukuman salib
pada masa itu adalah menyiksa orang sampai mati, jika tidak sampai mati
Romawi mungkin tidak pandai dalam memahami Taurat, tetapi mereka sangat
hebat dalam hukuman mati. Dengan kata lain, sesuatu yang mustahil apabila
bukan Allah, namun penjelasan mengenai hal tersebut tidak ada kata sepakat
Kaum Docetis31 berkata kalau Yesus adalah Allah yang tidak mempunyai badan
merupakan ilusi Ilahi yang kompleks, itulah sebabnya jasadnya tidak di temukan.
Kaum Gnostik mempunyai pandangan lain tentang hakikat Allah, menurutnya ada
dua macam Allah. Pertama adalah Allah setan dari Perjanjian Lama yang disebut
dengan Demiurge yang menciptakan dunia untuk menjebak jiwa manusia dalam
30
Kellemeier, Fact and Fiction in The Da Vinci Code, h. 4
31
Kaum Docetis merupakan suatu kelompok/aliran yang meyakini bahwa Allah di dalam
Yesus Kristus tidak menjelma sebagai manusia. Hanya kelihatannya saja dia menjelma menjadi
manusia (diserupakan). Karena pada hakikatnyaYesus tidak pernah datang menjadi manusi, ia
hanya berbentuk roh saja yang kelihatan seperti manusia untuk melayani manusia di dunia yang
kotor ini. Semua peristiwa yang berkaitan dengan penderitaan dan penyalibannya hanya bersifat
semu semata. Diakses pada 08 Agustus 2015 dari http://sttinti.ac.id/renungan4/90-inkarnasi.html
73
penjara realitas material. Kedua Propater yang baik dan suci, dialah yang
mengirim Kristus untuk menyampaikan bagaimana cara bisa lepas dari Demiurge.
Kaum Kristiani memastikan kalau Dia adalah Allah, dan Allah telah mengambil
bentuk manusia. Pendapat seperti ini juga diyakini oleh ke duabelas murid Yesus.
Mereka rela disiksa dan dicemooh pada masa itu demi mempertahankan
kalau Yesus Kristus adalah Allah. Disamping mereka juga mengetahui bahwa ia
dianggap seperti malaikat yang sangat berkuasa, bertindak sebagai Allah bagi
sebagaimana dikatakan secara virtual oleh setiap orang kecuali dari pihak Uskup
Arius.33
Menurut Garlow dan Jones, salah satu ajaran palsu yang disebarkan oleh
makhluk ciptaan, seperti halnya manusia lainnya, dan bukan “Anak Allah yang
terkasih”. Pendapat Arius ini ditentang oleh Alexander, uskup Alexandria, atas
32
Kellemeier, Fact and Fiction in The Da Vinci Code, h. 5
33
Kellemeier, Fact and Fiction in The Da Vinci Code, h. 64
74
kaisar, Konstantin.34
Tujuan dari diadakannya Konsili ini tidak lain adalah untuk mendamaikan
perdebatan panjang antara Arius dan seluruh kekristenan. Yang hasilnya adalah
pendapat Arius tidak diterima oleh kaum kristiani.Yang perlu digaris bawahi
pertemuan ini, namun dia tidak terlibat atas keputusan yang diambil, hasil
Pandangan ini diperkuat oleh pernyataan Dr. Jim Dalam buku nya Cracking
34
Garlow, Cracking Da Vinci’s Code, h. 93
35
Kellemeier, Fact and Fiction in The Da Vinci Code, h. 64
36
Garlow, Cracking Da Vinci’s Code, h. 93
75
Pada pertemuan dalam Konsili Nicea yang diadakan tahun 325, mereka
semua sepakat bahwa Yesus memiliki kodrat Ilahi. Keputusan tersebut malahan
belum final yaitu dengan perbandingan suara 313 banding 5, yang selanjutnya
menjadi 316 banding 2 ketika tiga dari uskup merubah suara mereka. Pada konsili
ini pula lah diputuskan tanggal paskah.37 Jumlah suara yang diperoleh adalah 316
melawan 2. Ini sulit disebut sebagai voting ketat. Selama tiga abad, gereja telah
Kaisar Galerius. Para uskup tidak akan pernah mau mengkompromikan apa yang
telah dikorbankan oleh sesama orang Kristen. Mereka lebih suka menderita tiga
Tuhan.38
Garlow dan Jones tampak dengan jelas bahwa mereka menolak tulisan Dan
Brown yang menyatakan kalau Penetapan Yesus sebagai „Putra Allah‟ diajukan
secara resmi dan dipilih berdasarkan pemungutan suara oleh Konsili Nicea, yang
Cawan Suci bukanlah objek yang ingin diungkapkan oleh Dan Brown. Dan
juga bukan hanya lokasi rahasia dari ikon keagamaan ini yang telah membuat
37
Kellemeier, Fact and Fiction in The Da Vinci Code, h. 64.
38
Garlow, Cracking Da Vinci’s Code, h. 94.
76
banyak orang mati saat melindunginya. Tetapi, substansi dari cawan itu sendiri
ada dua macam tafsiran Holy Grail, pertama Holy Grail ditafsirkan sebagai
simbol bagi keturunan Kristus yang dilahirkan istrinya Maria Magdalena39. Kedua
ada kepercayaan bahwa Holy Grail sebenarnya hanya semacam piala, piala yang
Menurut Lunn agama Kristen mempunyai banyak sekali ritual umum, salah
satunya adalah Perjamuan Kudus yang menyajikan arak anggur yang dipercaya
kisah seorang kapten Romawi bernama Longinus, yang menusuk sisi tubuh
Kristus untuk meyakinkan bahwa dia sudah tewas ketika disalib. Lalu Joseph dari
Arimathea menadahi darah dalam piala yang sama dengan yang digunakan
Kristus untuk minum arak anggur pada peristiwa Perjamuan Terakhir. Piala itu
Romawi setelah peristia penyaliban. Dia menyimpan piala itu dan membawanya
ke Roma dan Perancis bagian selatan bersama Maria Magdalena serta beberapa
orang murid Yesus lainnya. Dia (mungkin bersama Yesus juga) diduga kemudian
39
Tafsiran sebagaimana tersebut adalah yang juga dipaparkan oleh Dan Brown dalam novel
The Da Vinci Code.
40
Lunn, Da Vinci Code Decoded, h. 130.
41
Lunn, Da Vinci Code Decoded, h. 133
77
menjadi reruntuhan dari sebuah biara, dan mungkin juga di sanalah Holy Grail
disimpan. Holy Grail kemudian hilang. Dari sanalah Pencarian Holy Grail yang
Diceritakan pula bahwa Holy Grail diyakini disimpan di Italia selama 300
tahun, dan dijaga oleh seorang biara yang bernama St. Lawrence, seorang diakon
Gereja Roma. Diduga dia mendapatkannya dari dua orang tentara Spanyol di
rumahnya di Pirenia Spanyol pada akhir abad ke tiga. Hidup St. Lawrence
beberapa hari setelah temannya, Pus Sixtus II dihukum mati. Grail disimpan di
Sejarah terus bercerita tentang perpindahan Holy Grail dari satu gereja ke
gereja lainnya. Singkat cerita Holy Grail terakhir kali disimpan di tempat yang
mungkin kita lihat kini adalah di dalam kapel Katedral Valencia di Spanyol.
keberadaannya, maka kita akan kembali melihat kontroversi yang terdapat dalam
lukisan The Last Supper. Satu dari lain hal yang menjadi permasalahan adalah
dikatakan Brown dalam narasi novelnya bahwa yang duduk di kanan Yesus
adalah seorang perempuan, menurut Brown hal tersebut terlihat jelas apabila kita
mempelajari wajah dan tubuh tokoh itu, Individu yang ada dalam lukisan
mempunyai rambut merah tergerai, sepasang tangan lembut yang terlipat, dan
42
Lunn, Da Vinci Code Decoded, h. 134
43
Lunn, Da Vinci Code Decoded, h. 136
78
dada menonjol. Brown dengan sangat yakin dengan pendapatnya bahwa dia
menyajikan fakta seputar teknik dan tipe penggambaran Tokoh dalam sebuah
lukisan.
Dalam bukunya Fact and Fiction in the Da Vinci Code, Kellemeier dengan
rinci menjelaskan bahwa dari sekian banyak „tipe‟ yang tersedia untuk
menggambarkan sang murid, secara umum orang seperti itu (murid yang duduk
dikanan Yesus) selalu ditampilkan dengan rambut panjang dan tanpa janggut,
janggutnya tumbuh. St. Yohanes sebagai seorang termuda dan merupakan murid
yang paling dicintai Yesus, selalu dilukiskan dengan gaya demikian. Coba dilihat
dalam lukisan atau patung manapun, misalnya pada lukisan kaki salib di mana
Maria Magdalena dan Maria (Ibu Yesus) juga ada pada lukisan tersebut, maka
akan ditemukan kesamaan dengan lukisan Leonardo44. Dalam lukisan The Last
Yohanes.
44
Orang-orang dalam lukisan perjamuan tersebut disusun menjadi empat kelompok yang
masing-masing terdiri dari tiga orang, dengan posisi Yesus berada ditengah-tengah. Karena
pelukisnya menangkap peristiwa penghianatan, di mana semua murid menolak anggapan bahwa
mereka akan menghianati Yesus. Yudas, Petrus dan Yohanes berada dalam satu kelompok, hal ini
dikarenakan mereka memiliki respon yang berbeda terhadap Yesus. Yudas menghianati dan tidak
kembali. Petrus meninggalkannya tetapi kembali, dan Yohanes tidak menghianati dan tidak pula
meninggalkan Yesus. Lebih lanjut baca Kellemeier, Fact and Fiction in The Da Vinci Code, h. 69.
79
Yohanes lah yang mempunyai posisi istimewa dalam lukisan The Last Supper
bukan Maria Magdalena. Dan juga Katolik Roma mengaku bahwa St. Peter
perempuan, atau seperti yang ditulis Dan Brown, “seorang yang membeda-
Dan Brown dalam novelnya, ada beberapa point yang juga menjadi kontroversi
1. Maria Magdalena adalah The Holy Grail. Penyelidikan seputar Holy Grail
Terakhir.
Benjamin.
45
Kellemeier, Fact and Fiction in The Da Vinci Code, h. 69
80
fakta sejarah dan dikenal melalui injil-injil gnostik yang dibuang oleh
gereja.
4. Maria Magdalena merupakan rasul utama yang mendapat mandat dari Yesus
Pandangan Dan Brown tentang citra Maria Magdalena tersebut oleh Olson
tersebut yang diuraikan dengan jelas dalam satu bab penuh pada bukunya The Da
Vinci Hoax.
buku The Da Vinci Hoax, berikut adalah kutipan dari buku Carl E. Olson yang
kutipan ayat Alkitab, dia juga menghadirkan beberapa cerita terkait Maria
46
Olson, The Da Vinci Hoax, h. 74
81
pendosa, perempuan yang dibebaskan dari tujuh roh jahat, juga digambarkan
Cerita yang lain bisa dilihat pada tradisi Timur, di sana diceritakan bahwa
Maria Magdalena sebagai teman dari rasul Yohanes dan Maria, ibu Yesus, dan
bahwa mereka semua menetap di Efesus, yang pada akhirnya Maria Magdalena
sebagai pertapa perempuan.48 Dari beberapa cerita yang ditulis Carl E. Olson
dunia, seperti yang dikatakan Langdon pada Sophie.49 Dalam hal ini Olson
Injil dmi ambisi politiknya, mengapa nama Maria Magdalena disebutkan beberapa
kali dalam Injil yang empat. Bahkan ia menjadikan Maria sebagai saksi mata
beberapa buku, misalnya buku The Templar Revelation: Secret Guardians of the
47
Olson, The Da Vinci Hoax, h. 74
48
Olson, The Da Vinci Hoax, h. 80
49
Diceritakan dalam novel Dan Brown bahwa Gereja awal perlu meyakinkan dunia bahwa
nabi Yesus yang fana itu adalah makhluk suci. Oleh karena itu, injil-injil yang menjelaskan aspek-
aspek duniawi kehidupan Yesus harus harus dihapuskan dari Alkitab. Baca Brown, The Da Vinci
Code, h. 368.
50
Olson, The Da Vinci Hoax, h. 75.
82
True Identity of Christ51 karya Lynn Picknett dan Clive Prince, dan buku The
Ages52 karya Katherine Jonsen. Kedua buku ini secara garis menggambarkan
bahwa Maria Magdalena hanyalah sosok yang pantas dijadikan panutan karena
ketaatannya terhadap Yesus. Satu hal yang juga harus diketahui dari pribadi Maria
Magdalena adalah bahwa dia merupakan saksi mata atas peristiwa kebangkitan
Yesus.
Gnostik53 Olson mengutip beberapa buku diantaranya The Woman Jesus Loved:
Mary Magdalena in the Nag Hammadi Library and Related Documents, buku
bahwa ada begitu banyak misteri dalam lukisan Perjamuan Terakhir yang menjadi
kontroversi para tokoh, diantaranya misteri tentang Holy Grail. Yang harus kita
51
Dalam bukunya Picknett dan Prince berpendapat bahwa Maria Magdalena adalah “simbol
yang kuat” bagi hak-hak para perempuan yang berhrap dapat ditahbis sebagai imam, dan mereka
bersikeras bahwa “makna Magdalena yang abadi dan dalam” terletak posisinya sebagai saksi mata
pertama dari kebangkitan. Namun para penulis yang baru menyangkal bahwa Yesus mati di Salib
atau dibangkitkan, dengan mengatakan bahwa wafatnya Yesus dan kebangkitan itu bagian dari
bualan rapi hasil karanan “Yesus dan lingkungan dalamnya”. Lebih lanjut baca Olson, The Da
Vinci Hoax, h. 76.
52
Dalam buku ini disajikan beberapa penyebab lain mengapa Greogorius mengaitkan
pendosa dalam Lukas 7 denga Maria dari Betania dengan Maria Magdalena. Sebab pertama adalah
kedekatannya secara tekstual dalam Injil Lukas (bab 7 dan 8). Sebab kedua adalah menjelang abad
ke-6 kota Magdala mengalami kemerosotan akhlak dan tidak bertuhan. Sebab ketiga yaitu tertulis
dalam Yo. 11:1-2 bahwa perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhann dengan minyak mur,
yang menyekanya dengan rambutnya adalah Maria dari Betania, saudara perempuan Martha dan
Lazarus. Lebih lanjut baca Olson, The Da Vinci Hoax, h. 77.
53
Dalam injil-injil Gnostik Maria Magdalena diceritakan sebagai seseorang yang paling
dikasihi Yesus, terlebih lagi diceritakan bahwa Yesus sering mengecup bibir Maria. Diantara injil
gnostik yang membahas gagasan tentang perkawinan spiritual antara Maria Magdalena dan Yesus
Kristus Gospel of Philip. Baca Olson, The Da Vinci Hoax, h. 84.
54
Olson, The Da Vinci Hoax, h. 84.
83
fahami adalah bahwa Holy Grail hanyalah sebuah simbol. Simbol yang bisa
mengungkap ribuan makna tergantung persepsi setiap orang. Untuk itulah muncul
beberapa interpretasi terhadap Holy Grail tersebut. Umat Kristiani secara umum
memaknai Holy Grail sebagai sebuah cangkir berbentuk piala yang digunakan
untuk mewadahi darah Yesus ketika disalib, selain digunakan untuk minum
anggur pada Perjamuan Terakhir. Dan interpretasi lain mengatakan bahwa Holy
Penjelasan tentang misteri Holy Grail ditutup dengan pendapat Martin Lunn
sebagai berikut:
The Da Vinci Code yang terbit pada tahun 2003 ternyata menarik perhatian
dari berbagai kalangan, baik yang datang dari Amerika Serikat, Vatikan,
organisasi Opus Dei dan juga dari seorang Uskup Agung dari Genoa yang
bernama Kardinal Tarcisio Bertone. Hal ini membuat Dan Brown merasa sangat
mayoritas kritikus sama sekali tidak menangkap poin seutuhnya dari novel itu.
55
Lunn, Da Vinci Code Decoded, h. 140.
84
Respon terhadap novel The Da Vinci Code, tidak hanya berupa opini
pembenaran terhadap isi yang diungkapkan seperti dalam buku karangan Martin
Lunn yang berjudul Da Vinci Code Decoded, tetapi juga berupa kritik yang tajam
yang mematahkan segala argumen yang tercantum dalam novel itu, seperti buku
yang dikarang oleh Steve Kellmeyer dengan judul Fact and Fiction in The Da
Vinci Code.
Adanya tuduhan bahwa Dan Brown adalah seorang yang anti-Kristen, dia
kalangan, Brown mengatakan bahwa bukan saja keyakinannya tak goyang, tetapi
Citra Yesus dalam tradisi Islam, dapat dirujuk pada al-Qur‟an sebagai
sekali berbeda dengan apa yang diceritakan dalam Injil. Yesus dalam al-Qur‟an
85
lebih banyak digambarkan tentang kelahirannya yang penuh keajaiban dari pada
Yesus dalam al-Qur‟an lebih akrab disebut sebagai Isa Ibn Maryam. Ia
termasuk salah satu Rasul Ulul Azmi, yang mempunyai keistimewaan lebih
tidak ada perbedaan di antara para nabi, dan iman yang benar harus mempercayai
semua nabi. Hal ini terurai dalam al-Qur‟an Q.S al-Nisa/4: 150.
Prof. Dr. KH. Hasbullah Bakry, SH dalam bukunya Isa dalam Qur’an
Muhammad dalam Bible, berbicara banyak tentang Isa, mulai dari silsilah
Mengenai kelahiran Nabi Isa menurut Prof. Bakry adalah berdasarkan kalimat
Maryam dengan daripada roh Allah. Hal ini dapat dilihat pada Q.S Ali Imran/3:
bahwa penciptaan Isa adalah seperti penciptaan Adam. Dalam hal ini Shadr
56
Hasbullah Bakry, Isa dalam Qur’an Muhammad dalam Bible (Jakarta: Firdaus, 1959), h.
3
86
sopak, dll. Nabi Isa dengan membawa kitab Injil membenarkan semua isi Taurat
dari Nabi Musa. Ajarannya mengajak Bani Israel kepada Tauhid, dan dalam
kelahiran Isa. Namun dalam hal keilahiannya ada perbedaan pandangan antara al-
Qur‟an dan Alkitab. Apabila injil-injil dalam Perjanjian baru banyak menceritakan
pondasi iman mereka. Maka tidak demikian dengan al-Qur‟an, al-Qur‟an hanya
mengakui Isa sebagai nabi, bukan sebagai Tuhan. Hal ini diungkapkan dalam Q.S
“Isa itu lain tidak terkecuali seorang hamba yang kami beri
kurnia (pangkat nabi) dan kami jadikan dia sebagai contoh yang ajaib
bagi Bani Israel.”
Ayat-ayat al-Qur‟an yang lain yang berhubungan dengan hal tersebut bisa
dilihat dalam Q.S al-Maidah/5: 17, 72, dan 75. Pada ayat-ayat tersebut dengan
57
Ridha Shadr, al-Masih fi al-Qur’an, penerjemah Syekh al-Hamid (Jakarta: Citra, 2006), h.
55
87
jelas di ungkapkan bahwa Isa hanyalah seorang nabi bukan Tuhan sebagaimana
tanpa mengimani kematian Yesus ditiang salib guna menebus dosa manusia
yang dikisahkan oleh Perjanjian Baru. al-Qur‟an menjelaskan bahwa Nabi Isa
wafat bukan karena disalib, sebab beberapa hari setelah peristiwa penyaliban itu
tersiar berita bahwa orang melihat Nabi Isa hidup seperti biasa. Baru kemudian
karena perintah Allah yakni mengabulkan do‟a beliau untuk menghabisi tugas di
Palestina (lihat Matius 26: 39 dan 42, Yahya 18: 11), Nabi Isa meninggalkan
kaumnya dan pindah ke daerah lain dan wafat disana sebagai Nabi atau guru
agama biasa. Hal ini ditegaskan dalam Q.S an-Nisa/4: 157-158 yang berbunyi:59
1. Sebagian ulama‟ berpendapat bahwa Nabi Isa telah dilepaskan Tuhan ketika
dia mau ditangkap oleh orang-orang Israel di taman Getsemani. Dia telah
58
Bakry, Isa dalam Qur’an Muhammad dalam Bible, h. 9
59
Bakry, Isa dalam Qur’an Muhammad dalam Bible, h. 45
88
diserupakan oleh Tuhan sebagai Nabi Isa, oleh sebab itu yang disalibkan
adalah Yudas bukan Nabi Isa. Nabi Isa yang telah lepas dari tangkapan itu
diangkat oleh Tuhan ke langit, dan kemudian pada akhir zaman akan turun ke
2. Segolongan ulama‟ lain berpendapat bahwa terlepasnya Nabi Isa dari peristiwa
penyaliban adalah ketika dia dibawa dari istana Pilatus menuju Golgota.
Ditengah jalan ketika Nabi Isa memikul salibnya dia ditukar dengan orang lain
yang bernama Simon Kirene. Simon inilah yang kemudian mati disalib sedang
3. Pendapat lain yang banyak sesuai dengan ulama-ulama tafsir modern, mereka
Getsemani dan dibawa ke istana Pilatus dan juga langsung dibawa ke bukit
Golgota dan disalibkan, disana penyaliban ini digagalkan oleh Tuhan, artinya
disalib namun tidak sampai mati. Menurut pendapat golongan ini Nabi Isa
Sejarah juga mencatat bahwa setelah sadar dari pingsannya Isa keluar dari
60
Bakry, Isa dalam Qur’an Muhammad dalam Bible, h. 46
89
Isa berdiam di Kasymir hingga meninggal di sana pada umur yang tua sebagai
Demikianlah beberapa ayat al-Qur‟an yang bercerita tentang Isa. Hal lain
yang juga dikomentari al-Qur‟an berkenaan dengan ajaran Kristen adalah tentang
yang tidak masuk akal, dan semata-mata berdasar perumusan diluar wahyu Ilahi
dari manusia-manusia biasa, namun seorang ulama (patres) besar gereja bernama
sistim memberi makna pada ketiga oknum Trinitas itu. Tuhan Bapa dianggap
Hal ini terjadi pula pada ulama-ulama Nasrani di zaman sekarang yang
menamsilkan Trinitas itu dengan matahari yang terbagi tiga sifat, yaitu matahari,
bukanlah dua itu saja tetapi ada banyak lagi seperti warnanya, bulatnya, besarnya,
beratnya, dll.
Nasrani hanya membikin tamsil yang dibuat-buat dengan penguraian atribut yang
terbatas tiga. Padahal dalam ilmu bahasa atau klasifikasi-quantitatif, selain satu
berarti jama‟ (plural). Jadi tiga berarti jama‟ tidak bisa disamakan dengan satu.
61
Bakry, Isa dalam Qur’an Muhammad dalam Bible, h. 47
62
Bakry, Isa dalam Qur’an Muhammad dalam Bible, h. 83
90
enigheid (keseragaman) atau eenheid (kesatuan) dari Trinitas dalam tiga unsur
tidak lain terkecuali harus diartikan sebagai keseragaman dan kesatuan yang
Neoplatonisme, filosof Spinoza, dan lain-lain seperti aliran Pantheisme, tak dapat
diartikan sebagai monotheisme absolut seperti yang ada pada Taurat Musa dan
63
Bakry, Isa dalam Qur’an Muhammad dalam Bible, h. 84
BAB V
KESIMPULAN
Ada empat point yang menjadi perbedaan pandangan antara yang diyakini
oleh gereja mainstream dan yang diungkapkan Dan Brown dalam novel The Da
Vinci Code. Pertama tentang Sejarah Gereja, kedua tentang Kanonisasi Alkitab,
Terakhir.
untuk tujuan pembelajaran hukum Taurat dan juga untuk tujuan keagamann
lainnya. Namun, seiring berjalannya waktu, arti gereja berubah menjadi sebuah
institusi yang dipimpin oleh para rasul dan diteruskan oleh para Uskup yang
satu pribadi dalam dua kodrat, yaitu ilahi dan manusiawi. Hal ini sudah diimani
berbagai kalangan, diadakanlah empat kali konsili dari tahun 325 M sampai tahun
menjadi sebuah kanon Alkitab melalui proses yang rumit dan kompleks. Seperti
contoh Perjanjian Lama yang baru berbentuk kanon sejak periode Persia, dan
91
92
Perjanjian Baru yang mulai ditulis pada periode ke-2 dari generasi Yesus, yang
pada akhirnya diterima secara resmi sebagai kanon pada abad ke-4, yaitu 27 kitab
bagi umat Kristen, dimana peristiwa tersebut dijadikan dasar dari sakramen
ekaristi. Perjamuan Terakhir adalah jamuan malam antara Yesus dan ke-12
minum anggur dan pengajaran Taurat. Di sana Yesus ditemani Yohanes, murid
kesayangan yang duduk di kanannya. Pada peristiwa itulah Yesus menunjuk salah
terpenting dari perjamuan terakhir adalah mengenai cawan suci. Cawan suci bagi
gereja Mainstream hanyalah sebuah cawan berbentuk piala yang dijadikan Yesus
dan murid-muridnya untuk minum anggur, sekaligus yang digunakan oleh Yusuf
Mainstream. Hal pertama yang disoroti Dan Brown adalah tentang sejarah gereja,
dimana gereja menurut Brown merupakan lembaga yang telah mengubah sejarah
Kristen dan menutupi kebenaran sejarah selama lebih dari 2000 tahun,
Menurutnya Yesus tidak lain hanyalah seorang manusia biasa yang mempunyai
Tuhan melainkan hasil karya dari lembaga gereja yang disusun bersama dengan
berpendapat bahwa keilahian Yesus merupakan hasil voting para uskup pada
Konsili Nicea tahun 325 M. Hal lain yang diungkapkan Brown adalah tentang
suci (holy grail), menurut Brown cawan suci adalah Maria Magdalena, seorang
perempuan yang merupakan murid sekaligus istri Yesus. Magdalena adalah murid
terkasih Yesus, yang duduk di kanannya ketika malam Perjamuan terakhir, bukan
respon dari beberapa tokoh Kristen dan Katolik. Pertama adalah tentang sejarah
gereja, citra buruk gereja yang dilontarkan oleh Brown bahwa gereja adalah
lembaga yang merumuskan keilahian Yesus dan juga dalang dibalik pengumpulan
jemaat-jemaat yang dipenuhi roh kudus. Jadi segala keputusan yang datang dari
disusun demi kepentingan politik kaisar Konstantin pada abad ke 4. karena pada
abad ke 4 gereja hanya menerbitkan Alkitab sebagai suatu kebenaran. Baik tokoh
94
Kristen maupun Katolik sepakat bahwa Alkitab tidak di fax dari surga, melainkan
Ketiga tetang polemik ketuhanan Yesus, respon tokoh Kristen dan Katolik
Nicea, namun tentang keilahian Yesus berdasarkan voting para uskup adalah
salah. Tujuan diadakannya Konsili Nicea tidak lain hanyalah untuk mendamaikan
perdebatan panjang antara Arius dan seluruh kekristenan. Pada konsili ini semua
pihak kecuali pihak Arius sepakat bahwa Yesus memiliki kodrat Ilahi. Jumlah
suara yang diperoleh adalah 316:2, hal ini tidak dapat disebut sebagai hasil voting.
satunya adalah Cawan Suci. Dalam hal ini, tokoh Kristen dan Katolik sependapat
sebuah cawan berbentuk piala yang digunakan Yesus untuk minum anggur pada
malam perjamuan terakhir, dan juga digunakan untuk mewadahi darah Yesus
ketika disalib. Cawan tersebut sekarang ini tersimpan di dalam kapel Katedral
kanan Yesus, menurut para pengkritik adalah Yohanes, bukan Maria Magdalena.
lainnya, maka dalam lukisan The Last Supper ia digambarkan dengan rambut
suatu hal yang wajar, karena paradigma yang berbeda akan menghasilkan
pandangan yang berbeda pula. Kita bisa menyebutnya Yesus atau Isa. Kita juga
95
bisa saja menggelarinya Messiah, Kristus atau al-Masih. Bahkan kita bebas untuk
Yang menjadi point pentingnya adalah bahwa putra Maryam ini, seorang
yang sangat luar biasa dan istimewa. Ia merupakan seorang yang diagungkan oleh
dua agama besar, Kristen dan Islam. Yesus/Isa adalah muara cinta yang oleh
agama Kristen maupun Islam dipandang berdasarkan arah yang berbeda. Sebagai
Daftar Buku:
Bakry, Hasbullah. Isa dalam Qur’an Muhammad dalam Bible. Jakarta: Firdaus,
1959.
Becker, Dieter. Pedoman Dogmatika: Suatu Kompendium Singkat. Jakarta:
Gunung Mulia, 2012.
Brown, Dan. The Da Vinci Code. Penerjemah Ingrid Dwijani Nimpoeno.
Yogyakarta: Bentang, 2014.
Coote, Robert B. dan Marry P. Coote. Power, Politics, and the Making of the
Bible. terjemahan oleh Minda Perangin-angin. Jakarta: Gunung Mulia,
2012.
Drane, John. Introducing the New Testament, penerjemah oleh P. G. Katoppo.
Jakarta: Gunung Mulia, 2012.
Garlow, James L. dan Peter Jones, Cracking Da Vinci’s Code. Penerjemah Lily
Endang Joeliani. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2005.
George M. S. “Kontroversi The Da Vinci Code,” Matabaca: Jendela Dunia
Pustaka IV, no. 10. Juni 2006.
Gerald O’Collins, SJ dan Edward G. Farrugia, SJ. Kamus Teologi. Yogyakarta:
Kasinius, 1996.
Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba
Humanika, cet. 2012.
H. Berkhof dan I. H. Enklaar. Sejarah Gereja. Jakarta: Gunung Mulia, 2012.
J.B. Hixson. The Da Vinci Code Phenomenon: A Brief Overview and Response.
jurnal of the Grace Evangelical Society, 2004.
Lohse, Bernhard. Pengantar sejarah dogma Kristen: dari Abad Pertama sampai
Masa Kini. PenerjemahA. A. Yewangoe. Jakarta: Gunung Mulia, 2011.
Kellemeier, Steven. Fact and Fiction in The Da Vinci Code. Penerjemah Dewi
Minangsari. T. Tp.: Optima Pers, 2005.
Khalidi, Tarif. The Muslim Jesus: Saying and Stories In Islamic Literature.
Penerjemah Iyoh S. Muniroh dan Qomaruddin SF. Jakarta: PT Serambi
Ilmu Semesta, 2003.
96
Leege, David C. dan Lyman A. Kellstedt. Rediscovering the Religious Factor in
American Politics, Penerjemah Debbie A. Lubis dan A. Zaim Rofiqi.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006.
Lunn, Martin. Da Vinci Code Decoded. Penerjemah Isma B. Koesalamawardi.
Jakarta: Ufuk Press, 2005.
Marty, Martin E. “Agama di Amerika,” dalam Luther S. Luedtke, ed., Making
America: The Society and Culture of the United States. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia, 1994: h. 189 - 212
Olson, Carl E. dan Sandra Miesel. The Da Vinci Hoax. Penerjemah
Endyahswarawati Y. Malang: Dioma, 2005.
Pujianti, Fariska. “Dekonstruksi Dominasi Laki-Laki dalam Novel The Da Vinci
Code Karya Dan Brown.” Tesis S2, Program Pascasarjana Magister Ilmu
Susastra, Universitas Diponegoro Semarang, 2010
Retnowati. Perempuan-perempuan dalam Alkitab: Peran, Partisipasi, dan
Perjuangannya. Jakarta: Gunung Mulia, 2008.
Robert M. Grant dan David Tracy. A short history of the interpretation of the
Bible. terjemahan oleh Agustinus Maleakhi. Jakarta, Gunung Mulia, 2000.
Shadr, Ridha. al-Masih fi al-Qur’an. Penerjemah Syekh al-Hamid. Jakarta: Citra,
2006.
Tim Penulis Obor. Opus Dei dan Da Vinci Code. Jakarta: Obor, 2006.
Urban, Linwood. A Short History of Christian thought. terjemahan oleh Liem Sien
Kie. Jakarta: Gunung Mulia, 2009.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial.
Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000.
Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2008.
Referensi Internet:
“Decotisme” Diakses pada 08 Agustus 2015 dari http://sttinti.ac.id/renungan4/90-
inkarnasi.html
“Freedom of Speech” diakses pada 08 Juni 2015 dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebebasan_berbicara
Haskin, Richard W. “Kanonisasi Perjanjian Baru” diakses pada 17 Mei 2015 dari
http://www.alkitab.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=14
9&Itemid=131
97
“Kanon Alkitab” diakses pada 08 September 2015 dari
http://www.sarapanpagi.org/kanon-alkitab-vt142.html
“Kanonisasi Perjanjian Baru”, diakses pada 17 Mei 2015 dari
http://www.sarapanpagi.org/40-kanonisasi-perjanjian-baru-vt679.html
Kasim, Miranti Andi “Mengkaji Representasi Nilai-Nilai Religius Pengarang
dalam Novel The Da Vinci Code”, Artikel Universitas Indonesia. Diakses
pada 17 November 2014 dari
http://abbah.yolasite.com/resources/KAJIAN%20TERHADAP%20NOVEL
%20DA%20VINCI%20CODE.pdf
Steve Kellmeyer. “Catholic Author and Speaker” di akses pada 20 Juni 2015 dari
http://stevekellmeyer.com/Biography.html
98