Anda di halaman 1dari 87

EKSISTENSI KOMUNITAS YAHUDI KETURUNAN DI JAKARTA:

Studi Tentang Komunitas UIJC (The United Indonesian Jewish Community)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

ILAWATI

1113032100053

JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA
2018
ABSTRAK

Ilawati
Judul Skripsi: “Eksistensi Komunitas Yahudi Keturunan di Jakarta: Studi
Tentang Komunitas UIJC (The United Indonesian Jewish Community)”
Komunitas Yahudi adalah salah satu komunitas agama minoritas yang ada
di Indonesia. Komunitas Yahudi sudah ada sejak masa penjajahan, namun banyak
dari komunitas pada masa itu sudah dibubarkan. Saat ini, ada salah satu komunitas
Yahudi yang masih eksis di Jakarta salah satunya komunitas yang bernama UIJC
(The United Indonesian Jewish Community).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
perkembangan dari komunitas Yahudi yang ada di Indonesia ini. Terutama dalam
mengetahui apa dan bagaimana komunitas ini hidup dalam lingkungan
stereotifikasi yang banyak ditujukan kepada kaum Yahudi.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif.
Penulis melakukan penelitian kualitatif ini melalui studi pustaka serta wawancara
yang melibatkan seorang Rabbi serta pemimpin dari pada komunitas UIJC.
pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan historis dan sosiologis,
pendekatan historis penulis gunakan untuk mempelajari dan meneliti asal muasal
Yahudi sebagai agama dan suku masuk dan berkembang di Indonesia, adapun
pendekatan sosiologis penulis gunakan bermaksud untuk melihat interaksi umat
Yahudi dengan lingkungan sekitar.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Rabbi Benjamin, didapatkan
beberapa point penting tentang toleransi keberagamaan, hukum di Indonesia,
kehidupan sosial dan pandangan terhadap agama lain serta struktur komunitas
yang menaungi UIJC.

Kata Kunci: Yahudi, Komunitas Yahudi, UIJC, Rabbi, Eksistensi.

i
KATA PENGANTAR

In the name of Allah, the most Gracious, the most Merciful, the most Beneficent

May peace and blessing of Allah be upon all of us

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan kasih dan sayang-Nya kepada kita sehingga penulis bisa

menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu, yang penulis beri judul “Eksistensi

Komunitas Yahudi Keturunan di Jakarta: Studi Tentang Komunitas UIJC (The

United Indonesian Jewish Community)”. Tujuan dari penyusunan skripsi ini guna

memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Agama pada

Fakultas Ushuluddin dengan Jurusan Studi Agama-agama. Dalam mengerjakan

skripsi ini penulis telah melibatkan banyak pihak yang sangat membantu dalam

proses penyusunan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis sampaikan banyak terima

kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta yaitu bapak Muhklis dan ibu Aminah yang telah

memberikan banyak doa, materil, cinta, kasih sayang maupun nasihat nasihat

untuk memberikan semangat yang lebih kepada penulis

2. Seluruh saudara kandung penulis yaitu teteh Muhenah, teteh Nani Junaeni,

teteh Lina Marlina dan juga abang Muhammad Nurul Hidayat yang telah

memberikan dukungan, semangat dan pelajaran moral yang berharga untuk

penulis jadikan acuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

v
3. Bapak Ismatu Ropi, MA., PhD selaku pembimbing dalam penyusunan skripsi

penulis. Terima kasih atas segala nasihat, bimbingan, arahan, koreksian,

pengetahuan serta waktunya hingga skripsi ini selesai dibuat.

4. Bapak Benjamin Meijer Verbrugge selaku narasumber utama, bapak Romi

Zarman dan ibu Monique Rijkers yang telah memberikan penulis bahan-

bahan untuk acuan dalam menyusun skripsi ini.

5. Bapak Dr. Media Zainul Bahri, MA. Selaku ketua Jurusan Studi Agama-

agama dan Ibu Dra. Halimah, S.M., M.Ag selaku sekretaris jurusan yang

telah banyak membantu penulis dalam mempersiapkan segala kebutuhan

yang diperlukan demi terselesaikannya skripsi yang sedang penulis susun.

6. Bapak M. Ridwan Lubis selaku dosen penasehat akademik yang sudah

memberikan masukan untuk tema yang pertama kali penulis ajukan serta

menyetujuinya.

7. Seluruh staf dosen di Fakultas Ushuluddin, khushusnya dosen jurusan Studi

Agama-Agama yang telah memberikan ilmunya serta wejangan kepada

penulis. Terutama kepada bapak Media Zainul Bahri yang telah bersedia

menguji proposal skripsi penulis dan ibu Dra. Hermawati yang juga telah

bersedia menguji kompre penulis.

8. Seluruh staf karyawan Ushuluddin khususnya jurusan Studi Agama-Agama,

seluruh staf karyawan di Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Perpustakaan

Utama Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan fasilitas dalam

rangka penulisan skripsi ini.

vi
9. My Future Nurrahman Hakim Suryawan, S.S yang memberikan kasih sayang,

cinta serta semangat yang tiada henti kepada penulis.

10. KKN Tulip 2016 yang selalu memberikan semangat dan dukungan meski dari

jauh, tetapi itu sangat membantu penulis. Terutama ketika penulis berada di

desa Cisoka untuk menjalankan program KKN.

11. Teman dan sahabat seperjuangan Lesi Lesiani, Suheliah, Fiki Syururoh, Ririn

Novita Sari, Nevartani Qurbin serta teman di kelas Studi Agama-agama

khususnya kelas A. terima kasih atas pertemanannya, dukungannya.

12. Teman satu atap, satu piring dan satu magic com mba Huda Riyana Yasin,

the Fatimah, teh Raisa Soraya, teh Linda Pratiwi, teh Tuti Aliyah, mba

Mutmainah dan teh Mulyani Zakiyah yang memberikan segala support dan

dukungan untuk penulis.

Ciputat, 16 Juli 2018

Penulis

vii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................................. ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... v
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
D. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 5
E. Metode dan Pendekatan Penelitian ......................................................... 7
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................................ 7
2. Tehnik Pengumpulan Data ................................................................. 9
3. Analis Data ......................................................................................... 9
F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 10

BAB II SELAYANG PANDANG AGAMA YAHUDI

A. Sejarah Agama Yahudi .......................................................................... 11


A.1. Yahudi dalam Sejarah ..................................................................... 11
a.1.1. Bani Israel pada Masa Nabi Ibrahim dan Pengembaraan di
Mesir ....................................................................................................... 13
a.1.2. Eksodus Bani Israel....................................................................... 17
a.1.3. Masa Kejayaan dan Kemunduran Bani Israel ............................... 19
A.2. Gerakan Pembaharuan Yahudi dan Zionisme ................................ 23
A.3. Ajaran Agama Yahudi .................................................................... 27
B. Asal Usul Kedatangan Yahudi di Indonesia ........................................... 29

viii
B.1. Masa Penjajahan ................................................................................ 30
B.2. Masa Kemerdekaan ........................................................................... 34
B.3. Masa Modern ..................................................................................... 36
C. Yahudi Kontemporer di Asia .................................................................. 37
C.1. WUPJ (World Union for Progressive of Judaism) ............................ 37
C.2. UPJ (Union Progressive of Judaism) ................................................ 39
C.3. APJ (Asean Progressive of Judaism) ................................................ 41
D. Komunitas Yahudi di Indonesia ............................................................ 46
D.1. Komunitas Yahudi Surabaya ............................................................ 47
D.2. Komunitas IJC (Indonesian Jewish Community) .............................. 49
D.3. Komunitas UIJC (United Indonesian Jewish Community) ............... 50
D.4. Komunitas Yahudi di Manado .......................................................... 50

BAB III EKSISTENSI DAN PERKEMBANGAN YAHUDI DI


INDONESIA DALAM KOMUNITAS UIJC

A. Latar Belakang UIJC (United Indonesian Jewish Community) ................ 53


B. Peran UIJC bagi Komunitas Yahudi di Indonesia .................................... 60
C. Masalah yang Dihadapi Umat Yahudi di Jakarta ...................................... 61
D. Pandangan Umat Yahudi Terhadap Agama dan Keberagaman
Budaya di Jakarta ...................................................................................... 63

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 64
B. Saran .......................................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 67


LAMPIRAN ....................................................................................................................... 71

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mendengar kata Yahudi pasti yang terlintas di benak kita adalah tentang

Israel, Zionisme, konflik dengan Palestina, produk-produk yang dihasilkan oleh

Israel yang tidak sadar kita gunakan sehari-hari, dan yang menariknya bahwa

umat Yahudi ada di tenggah-tengah kita di Indonesia tentunya.

Indonesia sudah dikenal sebagai negara dengan keragaman agamanya.

Menurut UU PNPS no.1 tahun 1969 Jucto PNPS No.5 tahun 1965 agama yang

diakui dan dilayani oleh pemerintah Indonesia ialah Islam, Khatolik, Protestan,

Hindu, Buddha dan Kong Hu Cu (Confucius). Ini tidak berarti bahwa agama lain

seperti Yahudi, Zaoroaster, Shinto, Taoism dilarang di Indonesia. Mereka

mendapatkan pengakuan asalkan tidak melanggar peraturan perundangan yang

lain.1

Dewasa ini, komunitas agama dalam sejarah keberagamaan di Indonesia

banyak tersebar di penjuru tanah air, mulai dari Sabang sampai Merauke. Banyak

dari mereka mendirikan komunitas untuk mewadahi kaum mereka yang tinggal

dalam satu wilayah yang jauh dari negara asalnya agar bersatu dalam satu

naungan. Umat Yahudi yang tersebar di Indonesia sudah ada sejak zaman

penjajahan. Sampai saat ini, sebagian besar umat Yahudi berada di Jakarta dan

Manado yang mempunyai Sinagog serta terdapat tugu Menorah. Jumlah Pemeluk

1
Pusat kerukunan Umat Beragama (PKUB), Himpunan Peraturan tentang Layanan Negara
Terhadap Kehidupan Beragama (Jakarta: PKUB, 2015), h. 36.

1
2

agama Yahudi pada tahun 2011 diperkiran kurang lebih 2000 orang Indonesia

keturunan Yahudi dari Aceh sampai Papua.2

Dewasa ini, ada empat komunitas Yahudi yang berkembang di Indonesia

yaitu UIJC, IJC, Komunitas Yahudi Surabaya dan komunitas Yahudi di Manado.3

Salah satu yang menarik penulis teliti adalah komunitas UIJC di Jakarta yang

dibentuk pada tahun 2009 tetapi diresmikan pada tanggal 28 Oktober tahun 2010

dan dipimpin oleh Benjamin Meijer. Benjamin Meijer telah menemui lebih dari

116 orang berketurunan Yahudi yang tersebar di berbagai kota besar. Seperti

Bandung, Jakarta, Bali dan Semarang.

UIJC lebih banyak didominasi oleh Yahudi asal Belanda, Jerman dan

Portugis yang bercampuran dengan pribumi Indonesia. Umumnya banyak di

antara mereka yang sudah beralih agama menjadi Islam, Protestan, Khatolik,

Hindu dan Buddha. Dari segi fisik perawakan, mereka lebih seperti orang

Indonesia pada umumnya.

Dalam naungan UIJC penganut tidak hanya berasal dari keturunan asli

Yahudi, tetapi juga siapapun dapat bergabung dengan syarat mengikuti

pembelajaran dan melakukan konversi agama serta menerapkan semua ajaran

Yudaisme. Dalam kelompok ini menganut kebebasan beribadah yang disesuaikan

dengan kondisi dan pemahaman masing-masing umat.4

2
Lihat dalam Transkript wawancara Faisal Assegaf, artikel ini diakses pada 28 Februari
2017 dari http://www.aiya.org.au/wp-content/uploads/2014/05/Transcript-Wawancara-Pak-
Faisal-Assegaf-New-Copy.pdf.
3
Arbi Sumandoyo, ” Mencari Jati Diri Sebagai Seorang Yahudi”, artikel ini diakses pada 28
Februari 2017 dari https://tirto.id/mencari-jati-diri-sebagai-seorang-yahudi-bWax.
4
Zaenal Abidin, “Eksistensi Pemeluk Agama Yahudi di Manado,” Multikultural dan
Multireligious Vol. 14, no. 3 (Oktober 2015): h. 101.
3

Menurut data Anti-Defamation League.5 26% orang dewasa dari 102

negara di seluruh dunia memiliki pemahaman yang keliru tentang Yahudi. Dalam

konteks Indonesia data yang sama menunjukan bahwa 75 juta warga dewasa di

Indonesia dari 156,4 juta orang dewasa di Indonesia juga memiliki pemahaman

yang keliru. Secara umum data ini membuktikan kebanyakan orang beranggapan

bahwa orang Yahudi hanya memperdulikan kaum sendiri. Lebih jauh mereka juga

melihat bahwa Israel telah membiarkan kacau seluruh dunia dengan perang, lobi

dan lain-lain.6

Komunitas Yahudi merupakan komunitas minoritas yang sangat kecil di

antara kelompok mayoritas yang banyak di Indonesia. Betapapun dalam konteks

Indonesia sudah terdapat undang-undang yang mengatur kebebasan beragama

untuk semua warga negaranya, tetapi sebagian besar penganut agama Yahudi di

Indonesia tidak berani untuk menunjukan identitas keYahudiannya.

Dalam Hal ini mungkin disebabkan oleh kecenderungan dan perbedaan cara

pandangan politik dan agama. Konflik religion politic atau konflik politik

berbasiskan agama yang terjadi antara negara-negara muslim dan Israel yang

salah satunya dipicu pada isu-isu Palestina sebagai tanah terpilih untuk orang-

orang Yahudi.

Secara teologis terdapat sterotifikasi terhadap orang-orang Yahudi dalam

pandangan normatif agama Islam. Pandangan-pandangan ini sedikit banyak

5
Anti-Defamation League adalah sebuah organisasi non-pemerintah yang berbasis di New
York, Amerika Serikat. Organisasi ini melawan anti-semitisme dan seluruh bentuk kefanatikan,
mempertahankan pemikiran dekoratik dan melindungi hak asasi sipil untuk seluruh masyarakat
melalui informasi, pendidikan, legislasi dan advokasi.
6
Arbi Sumandoyo, “Sejarah Kebencian Terhadap Yahudi di Indonesia”, artikel ini diakses
pada tangga 28 Juni 2018 dari https://tirto.id/sejarah-kebencian-terhadap-yahudi-di-indonesia-
crWa.
4

memberikan amunisi terhadap konflik dan kekerasan antara komunitas Islam dan

Yahudi. Oleh karenanya penganut Yahudi di Indonesia lebih memilih untuk tidak

menonjolkan identitas ke-Yahudiannya.

Agama Yahudi bukanlah agama misionaris atau agama yang terus berusaha

mencari penganut tambahan seperti dalam tradisi Islam dan Kristen yang oleh

sebagian kalangan ditengarahi sebagai sumber konflik. Betapapun begitu

pandangan antisemitik ini tetap berkembang di kalangan masyarakat yang

ditujukan pada agama Yahudi.

Dalam skripsi ini penulis berusaha menelusuri eksistensi keberadaan agama

Yahudi dengan menitik beratkan penelitian pada komunitas UIJC yang bermukim

di wilayah Jakarta. Penting digaris bawahi bahwa keturunan Yahudi yang

tergabung dalam komunitas ini secara normatif dalam pengenal mereka memilih

Kristen sebagai agama yang tertulis dalam tanda pengenal mereka seperti KTP.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan permasalahan

dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan komunitas Yahudi yang tergabung dalam


organisasi UIJC khususnya di Jakarta?
2. Apa masalah yang mereka hadapi terkait dengan keberadaan mereka di
lingkungan umat muslim, dan bagaimana mereka menyelesaikan masalah
tersebut?
3. Bagaimana pandangan komunitas UIJC terhadap kehidupan sosial di
Indonesia?
5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan dari

penulisan ini adalah untuk:

1. Mengetahui bagaiman perkembangan komunitas Yahudi yang tergabung

dalam komunitas UIJC.

2. Mengungkap masalah yang dihadapi oleh komunitas UIJC sebagai

kelompok yang minoritas di Indonesia.

3. Memahami agama Yahudi dari sudut pandang komunitas UIJC.

4. Mengedukasi masyarakat tentang agama Yahudi dan menghapuskan

stereotifikasi yang melekat pada agama Yahudi.

5. Mengetahui bagaimana sikap toleransi yang dirasakan umat Yahudi yang

tergabung dalam organisasi UIJC yang ada di Indonesia.

6. Mengetahui Apa masalah yang mereka hadapi terkait dengan keberadaan

mereka di lingkungan umat muslim dan bagaimana mereka

menyelesaikan masalah tersebut.

D. Tinjauan Pustaka

Kajian mengenai komunitas atau organisasi Yahudi di Indonesia masih jarang

ditemukan. kalaupun ada, beberapa karya tersebut cenderung menyudutkan

Yahudi dalam satu perspektif saja. Meski begitu terdapat beberapa karya ilmiah

yang cukup baik yang meneliti komunitas Yahudi di Indonesia diantaranya:

Karya buku yang berjudul “Yudaisme di Jawa Abad ke 19 dan 20” yang

ditulis oleh Romi Zarman pada tahun 2013 dan diterbitkan oleh penerbit Ning di
6

Yogyakarta. Buku ini membahas secara rinci bagaimana keadaan umat Yahudi

pada abad 19 dan 20, dimulai dari kedatangan Yahudi pada masa Kolonial

Belanda sampai kehidupan umat Yahudi pada masa itu. Karya ini secara umum

menjelaskan bagaimana keadaan umat Yahudi pada abad 19 dan 20, sayangnya

dalam buku ini tidak dijelaskan secara rinci kehidupan komunitas yang

berkembang pada saat itu dan pada abad ini.

Skripsi yang berjudul “Menelusuri Komunitas Yahudi di Indonesia” yang

disusun oleh Thigor Anugrah Harahap dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

Universitas Indonesia, di dalamnya membahas diaspora, identitas dan komunitas

Yahudi serta keberadaannya di Indonesia. Tetapi dalam skripsi ini tidak fokus

pada salah satu komunitas saja.

Buku yang berjudul “Agama dan Bangsa Yahudi” yang di tulis oleh Dra.

Hermawati, M.A yang menuliskan sejarah awal bangsa Yahudi dan terbentuknya

negara Israel. Buku ini menggambarkan secara umum mengenai sejarah Yahudi

tetapi aspek di Indonesianya terlalu sedikit.

Hasil laporan penelitian yang dilakukan oleh Ismatu Ropi, Dadi Darmadi

dan Rifqi Muhammad Fatkhi mengenai Dari Zionisme ke Teori Konspirasi:

Survey Bibliografis Karya Sarjana Muslim Indonesia Kontemporer tentang

Agama dan Umat Yahudi yang menjelaskan tentang bagaimana para sarjana

muslim menuliskan banyak stereotifikasi dan konspirasi saat menulis tentang

Yahudi. Penelitian ini hanya memfokuskan pada pandangan orang muslim dan

bukan tentang sejarah Yahudi di Indonesia.


7

Buku yang ditulis oleh Artawijaya yang berjudul “Jaringan Yahudi

Internasional di Nusantara” dalam karya ini mengangkat tema mengenai

jaringan Freemason yang tersebar di Nusantara serta pengaruhnya terhadap

pergerakan nasional di Nusantara pada masa itu. Buku ini melihat kemungkinan

adanya konspirasi Freemason dengan pribumi, tetapi di dalam sangat sedikit

membahas sejarah Yahudi di Indonesia dan hanya memfokuskan pada

kemunculan dan perkembangan Freemason abad Hindia Belanda.

Dalam Skripsi ini, Penulis memenuhi kebutuhan yang belum ada pada

penelitian-penelitian sebelumnya, dalam skripsi ini penulis membahas

perkembangan agama Yahudi di Indonesia pada abad ke 21 dan komunitas-

komunitas Yahudi yang masih eksis saat ini. Penulis juga memfokuskan

penelitian ini ke dalam pandangan komunitas Yahudi khususnya di Jakarta

terhadap pelbagai aspek-aspek keagamaan dan keberagaman di Indonesia.

E. Metode dan Pendekatan Penelitian

Metode dan pendekatan mutlak adanya karena merupakan upaya agar

penelitian dapat terlaksana dengan baik sehingga mendapatkan hasil yang

memuaskan. Dalam Skripsi ini metode penelitian yang digunakan adalah:

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian Kualitatif, penelitian kualitatif dapat

diartikan sebagai sebuah penelitian untuk menyajikan data pada dunia sosial dan

perspektifnya di dalam dunia yang memfokuskan pada segi konsep, prilaku,


8

persepsi dan persoalan tentang manusia yang diteliti.7 Sedangan pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu Historis dan Sosiologis.

a. Pendekatan Historis adalah pendekatan yang mempelajari, menyelidiki, dan

meneliti agama-agama baik sebelum ilmu agama menjadi disiplin yang

berdiri sendiri atau sesudahnya. Pada pendekatan historis ini, suatu studi

berusaha menelusuri asal-usul dan pertumbuhan ide-ide serta pranata-pranata

keagamaan melalui periode perkembangan historis tertentu dan menilai

peranan kekuatan yang dimiliki agama untuk memperjuangan agamanya

selama periode itu.8 Dengan pendekatan ini penulis ingin melihat bagaimana

awal mula Yahudi sebagai agama dan sebagai suku/budaya masuk ke

Indonesia khususnya Jakarta dan berkembang di Jakarta meskipun saat ini

jumlahnya sedikit.

b. Pendekatan sosiologis terhadap agama bermaksud mencari relevansi dan

pengaruh agama terhadap fenomena sosial. Michael S. Northcott menjelaskan

bahwa pendekatan sosiologis dibedakan dari pendekatan lainnya, Karena

fokusnya pada interaksi agama dan masyarakat. Anggapan dasar perspektif

sosiologis adalah perhatiannya terhadap strukstur sosial, kontruksi

pengalaman manusia dan kebudayaan termasuk agama. Objek-objek

pengetahuan praktik-praktik dan institusi-institusi dalam dunia sosial, oleh

para sosiolog dipandang sebagai produk interaksi manusia dan kontruksi

sosial. Bagi para sosiolog juga menyebutkan bahwa agama adalah salah satu

bentuk kontruksi sosial, tuhan, ritual, nilai, hirarki keyakinan, dan perilaku
7
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 14.
8
Media Zainul Bahri, Wajah Studi Agama-agama (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h.
15.
9

religius. Dalam definisi yang singkat penggunaan pendekatan sosial terhadap

agama bertujuan untuk mencari hubungan sejauh mana agama berpengaruh

terhadap struktur-struktur sosial.9 Dengan memakai pendekatan ini, penulis

ingin mengetahui sejauh mana agama Yahudi yang berkembang di Israel

masuk dan dapat di akui di Indonesia dengan beragam spekulatif tentang

kejahatan Zionismenya.

2. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam penelitian mengenai Eksistensi Komunitas Yahudi Keturunan di

Jakarta: Studi Tentang Komunitas UIJC (United Indonesian Jewish Community)

ini penulis menggunakan Kajian Kepustakaan (Library Research), yakni dengan

meneliti dan mengkaji literatur-literature seperti buku, jurnal ilmiah, ensiklopedi,

majalah, website, dan sumber kepustakaan lainnya yang berhubungan dengan

penelitian ini.10 Selain itu penulis juga menggunakan penelitian lapangan (Field

research) dalam hal ini penulis menggunakan metode wawancara, yaitu upaya

yang dilakukan dengan cara mengadakan kegiatan wawancara secara mendalam

terhadap pemimpin komunitas UIJC sebagai narasumber untuk menggali data.

3. Analisis Data

Metode analisis data dipahami sebagai metode yang dikerjakan dan

dimanfaatkan sedemikian rupa sampai dapat disimpulkan kebenaran-kebenaran

yang dipakai untuk menjawab persoalan yang diajukan dalam penelitian. Dalam

penelitian ini analisis data yang digunakan dengan metode deskriptif analisis.

9
Kautsar Azhari Noer dan Media Zainul Bahri, Laporan Penelitian Kolektif Buku Ajar
Pengantar Study Perbandingan Agama (Jakarta: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, 2008), h. 84.
10
Imam Suprayogo dan Tabrani, Metodologi Penelitian Studi Agama (Bandung:PT.Remaja
Rosdakarya,2001), h. 59
10

Metode deskriptif merupakan metode yang digunakan sebagai prosedur

pemecahan masalah dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek

atau objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya.

Sedangkan tehnik analisis merupakan salah satu tehnik dalam penelitian dengan

melakukan analisis dari data data yang didapat.11

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini

didasarkan pada buku Pedoman Akademik tahun 2013/2014 UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Skripsi ini terdiri atas empat bab, sebagai berikut: Bab I yaitu pendahuluan

yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab II berisi

tentang selayang pandang agama Yahudi meliput tentang sejarah Agama Yahudi

secara umum dan sejarah kedatangan Yahudi di Indonesia serta komunitas

keturunan Yahudi yang ada di Indonesia. Bab III membahas mengenai eksistensi

dan perkembangan Yahudi di Indonesia dalam komunitas UIJC berawal dari latar

belakang UIJC, peran UIJC pada keberadaan komunitas Yahudi, Masalah yang

dihadapi umat Yahudi (UIJC) serta pandangan umat Yahudi terhadap agama dan

keberagaman Budaya di Jakarta. Bab IV berisikan kesimpulan hasil penelitian.

11
Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat (Jakarta:PT. Gramedia Pustaka
Utama),h. 269.
BAB II

SELAYANG PANDANG AGAMA YAHUDI

A. Sejarah Agama Yahudi

Agama Yahudi memiliki sejarah panjang, dari zaman para Nabi hingga

abad sekarang, dari masyarakat yang nomaden hingga menjadi sebuah negara

tetap yang dapat dikatakan cukup maju dan sekarang menjadi negara Israel.

A.1. Yahudi dalam Sejarah

Orang-orang Yahudi berasal dari keturunan para Nabi besar yang sering

disebut dengan Patriach ialah Ibrahim, Ishak, dan Ya‟kub yang diperkirakan

hidup pada abad ke 18 SM. Serta banyak sejarah menyebutkan bahwasanya

mereka dapat ditelusuri hingga peradaban bangsa Israel kuno jauh sebelum itu.

Tidak heran jika banyak sejarawan yang menyebut Yudaisme sebagai agama yang

sudah ada sejak zaman para Nabi.1

Banyak istilah yang sering digunakan dalam menyebutkan umat atau

bangsa Israel dengan Yahudi Israel atau Ibrani. Kata Yahudi berasal dari bahasa

Ibrani yang artinya tobat atau kembali. Nabi Musa berkata iin hudn ilaika yang

artinya kami tunduk dan tobat kepadamu.2 kata Yahudi juga dapat dinisbahkan

atau dijulukan kepada Yahuda salah seorang dari 12 anak Ya‟kub bin Ishak bin

Ibrahim seperti yang disebutkan dalam perjanjian lama.

1
Ismatu Ropi dkk, “Dari Zionism ke Teori Konspirasi: Survey Bibliografis Karya Sarjana
Muslim Indonesia Kontemporer tentang Agama dan Umat Yahudi” (Jakarta: LP2M, 2013), h 43.
2
Muhammad Fauzi bin Awing, Agama Agama Dunia (Malaysia: Pustaka Aman Press,
1971), h. 129.

11
12

Kata Israel merupakan panggilan yang ditunjukan kepada Ya‟kub, Seperti

yang disebutkan dalam Alkitab “Setelah Ya‟kub datang dari padang Aram, Allah

menampakan diri kepadanya dan memberkati dia, firman Allah kepadanya

namamu Ya‟kub. Dari sekarang namamu bukan Ya‟kub melainkan Israel, itulah

yang akan menjadi namamu, maka Allah menamai dia Israel.” Nama tersebut

melekat pada Ya‟kub kemudian keturunannya dikenal dengan nama Bani Israel

atau anak cucu Israel.

Selanjutnya mereka juga disebut sebagai bangsa Ibrani atau Hebrew,

berasal dari kata ibri atau ibrani, „abara yang artinya memotong jalan atau

menyebrangi lembah, menyebrangi sungai, atau melalui jalan pintas karena

tempat kediaman mereka di seberang sungai Aufrat. Semua ini mengandung arti

berpindah tempat sesuai kebiasaan hidup nomaden padang pasir dan penduduk

kampung yang terpencil, dengan demikian ibri sama artinya dengan perkataan

baduy, yaitu penghuni padang pasir atau penduduk kampung.3

Bani Israel mulai mengenal hidup berbudaya, Di kota Kan‟an. mereka

tidak menyukai sebutan Ibri lagi, karena mengingatkan pada kehidupan masa

lampau. Diantara nama nama di atas yang paling sering digunakan yaitu Yahudi,

sedangkan mereka lebih senang disebut dengan Israel. Namun orang orang Mesir,

Kana‟an dan Palestina umumnya menamai Bani Israil dengan sebutan orang Ibri.

Pembahasan Mengenai Bani Israil atau orang Yahudi atau bangsa Yahudi,

yaitu untuk mengkaji agama dan bangsa Yahudi. Keduanya sulit untuk dipisahkan

karena Yahudi sebagai agama hanya dianut oleh Bani Israil atau bangsa Yahudi.

3
Burhanudin Daya, Agama Yahudi (Yogyakarta: Bagus Arafah 1982), h. 3.
13

Para ahli sejarah mencatat bahwa, sejarah agama dan bangsa Yahudi dimulai pada

masa Nabi Musa, akan tetapi orang Yahudi telah menggambarkan sejarahnya

berawal dari Nabi Ibrahim sebagai suatu sejarah umat manusia dan

peradabannya.4 Ibrahim dalam sejarah Israel disebut dengan nama Abraham yg

diyakini sebagai salah seorang bapak bangsa Israel, dia juga dikenal sebagai

bapak Monotheimse.5

a.1.1. Bani Israel pada Masa Ibrahim dan Pengembaraan di Mesir.

Bani Israel bermula dari kurun waktu sekitar 4000 tahun yang lalu ketika

kota Ur, tanah Khaldea, hidup sebagai penyembah berhala dan matahari.

Masyarakat umumnya menganut kepercayaan kepada dewa-dewa, tiap kota yang

ada di Mesopotamia memiliki tuhan/dewanya sendiri. Kekuatan/kekuasaan kota

ditentukan oleh kekuatan kota yang ada di bawah perlindungan dewa/tuhan

tersebut.

Ibrahim adalah salah seorang putra Terah, ia lahir pada tahun 2018 SM.

Terah adalah bapak dar ibrahim seorang pembuat patung berhala juga pedagang

dari patung berhala. Semua putra Terah mengikuti dan membantu usahanya

kecuali Ibrahim. Sejak kecil Ibrahim sudah banyak melihat penyembahan

terhadap berhala dari waktu ke waktu semakin meningkat.

Ibrahim sering merenung dan berpikir tentang penyembahan berhala sejak

nenek moyang terdahulu. Namun, ia selalu tidak mendapatkan jawaban yang

memuaskan hati nuraninya. Bagaimanapun begitu Ibrahim enggan

4
Hermawati, Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi (Jakarta: Rajawali Pers, 2005), h. 22.
5
Monotheimse adalah faham tentang percaya pada Tuhan Yang Maha Esa.
14

menanyakannya kepada ayahnya dan pendeta yang ada di Khaldea karena ragu

terhadap kesucian berhala.

Ketika Ibrahim mendapatkan wahyu dari Allah, ia menentang

penyembahan terhadap berhala dan mengajarkan kepada kedua orang tua dan

keluarganya untuk menyembah Allah Yang Maha Esa. Karena itu Ibrahm

menghancurkan segala bentuk berhala yang menjadi sesembahan kaumnya. Sikap

menentang yang diperlihatkan Ibrahim dengan menghancurkan berhala ini

merupakan revolusi terhadap tradisi keagamaan dan pemikiran yang berkembang

pada saat itu. Tindakannya itu menimbulkan kemarahan dari kaumnya dan juga

raja yang berkuasa di tanah Khaldea, yaitu Namrud.6

Pemikiran Ibrahim tentang adanya Tuhan Yang Maha Esa secara terbuka

mengubah pandangan lama dan mencipptakan pandangan baru manusia dalam

memanifestasikan wujud Tuhan. Artinya, Tuhan yang disebutkan oleh Ibrahim

tidak berwujud apapun tetapi Tuhan yang bersifat Metafisik. Ia dipersonifikasikan

sebagai pencipta dan penguasa langit dan bumi serta apa yang ada di dalamnya,

juga Tuhan yang hadir secara imanen dan transenden. Hal ini yang menjadi alasan

utama Ibrahim dan keluarganya melakukan pengungsian ke negeri kana‟an

(Palestina).

Pengembaraan Ibrahim terjadi pada tahun 1943 SM. Ia dan istrinya,

sebagan kerabatnya, hamba sahaya dan hewan ternak mereka mengembara ke

negeri Kana‟an selama sepuluh tahun. Di Kana‟an mereka menetap seperti yang

6
Burhanudin Daya, Agama Yahudi. h. 299.
15

telah diperintahkan Tuhan , kemudian mereka kembali mendapat cobaan berupa

musim kemarau panjang yang memaksa mereka mencari pemukiman baru.

Ibrahim dan rombongannya memutuskan untuk pergi menuju Mesir,

disana terkenal sebagai daerah yang makmur dan pertanian yang subur. Ketika itu

pembesar Mesir menginginkan Sarah menjadi istrinya. Ibrahim da rombongannya

kembal ke kota Kana‟an dengan membawa seorang perempuan bernama Siti

Hajar. Brahm lalu menikahi Siti Hajar dan melahirkan seorang anak bernama

Ismail yang dibesarkan di Mekkah. Kemudan dari keturunan Ismail lahir Nabi

Muhammad Saw.

Pada tahun 1918 SM, Ibrahim memperoleh seorang keturunan dari Sarah

yang diberi nama Ishaq dan Isaac. Dari keturunan Isaac lahir seorang anak yang

bernama Ya‟kub dan Ya‟kub mempunyai dua belas putra (Rubin, Syam‟un, Levi,

Zebulan, Yassahar, Dan, Gad, Yahuda, Asyer, Naftali, Yusuf dan Benyamin).

Dari kedua belas putra Ya‟kub inilah sejarah Bani Israel akan membentuk

karakteristik sebuah bangsa yang diakui oleh bangsa-bangsa lainnya dikemudian

hari dan memiliki tanah yang dijanjikan (Kana‟an).

Daerah tempat menetap Bani Isreal meliput Ur, wilayah Babylonia,

Mesopotamia dan Asiria, Kana‟an dan Mesir. Wilayah-wlayah tersebut

merupakan daerah pertanaian yang subur, serta menjadi pusat peradaban dunia

pada saat itu dan jalur perdagangan yang ramai dikunjungi. Diantara wilayah itu,

Mesir merupakan negara yang paling penting dalam pengembaraan Israel.


16

Bangsa Israel mula mula menetap di Mesir pada zaman Yusuf bin Yakub

menjadi perdana menteri. Yusuf putra kecintaan Ya‟kub yang di buang ke Sumur

dan ditemukan oleh para pedagang yang hendak ke Mesir, kemudian Yusuf

dibawa serta oleh para pedagang tersebut. Pada saat Yusuf mejadi Mentri

Kesejahteraan di Mesir, Yusuf memerintahkan agar Yakub ayah Yusuf dan

saudara saudara Yusuf pindah dari tanah Kana‟an dan tinggal di Gosyen untuk

menghindari bencana kelaparan yang berlangsung selama 7 tahun.

Bani Israel hidup tentram di Mesir dan jumlahnya kian menambah.

Mereka hidup terpisah dari masyarakat Mesir, baik dari bidang keagamaan,

budaya dan sosial. Sifat ekslusif memang sudah menjadi karakter bagi orang-

orang Ibri.

Setelah Yusuf meninggal, keadaan Bani Israel berubah. Muncul lah raja

raja Mesir yang disebut para Fir‟aun yang tidak ingat akan jasa Yusuf.

Sebaliknya, mereka takut kepada orang Israel yang terus berlipat ganda jumlahnya

dengan pesat. Akibatnya mereka memutuskan untuk menekan dan menjadikan

orang-orang Yahudi menjadi budak untuk mendirikan kota-kota perbekalan.

Ketika Fira‟un Ramses II berkuasa, dikeluarkanlah undang-undang yang

menetapkan bahwa setiap bayi laki-laki Israel harus di bunuh dan membiarkan

anak perempuan hidup. Kewajiban membuang atau membunnuh bayi laki-laki ini

juga dialami oleh Imran, ketika lahir seorang anak laki-laki dari suku Levi ini.

Saat baru lahir ayi itu disembunyikan di dalam kotak dan dihanyutkan di Sungai

Nil. Tetapi atas kuasa Tuhan Yang Maha Esa, bayi tersebuut ditemukan oleh

keluarga Fir‟aun dan kemudian diangkat menajdi anak serta diberi nama Musa
17

atau Moses yang berarti Putra. Sejak saat itu mulailah sejarah agama Yahudi serta

sejarah Bani Israel menyatu dengan sejarah Yahudi yang melekat pada diri Musa.

a.1.2. Eksodus Bani Israel

Ada suatu kejadian penting dalam bangsa Israel dimana mereka terbebas

dari perbudakan selama lebih dari 400 tahun di tanah Mesir, kejadian ini disebut

dengan Exodus. Exodus dalam bahasa Yunani artinya “pergi keluar”. Di bawah

pimpinan Musa, yang diutus oleh Allah untuk membebaskan umat Israel, bangsa

itu keluar dari tanah Mesir dan mengembara untuk masuk ke “Tanah Perjanjian”

yaitu tanah Kana‟an.

Musa membawa umatnya keluar yang berjumlah kurang lebih 600 ribu

jiwa, Fir‟aun sangat marah dan bersama bala tentaranya mengejar Musa dan

kaumnya. Saat itulah Allah mendatangkan azab terhadap Fir‟aun dengan

menenggelamkan Fir‟aun bersama pasukannya di tengah tengah laut merah, dan

menyelamatkan Musa bersama kaumnya keluar dari mesir. Musa bersama

kaumnya keluar dari Mesir melalui laut merah menuju gunung Sinai, sepanjang

perjalanan menuju gunung Sinai, tepatnya di gurun Sin inilah Bani Israel

menderita kesulitan mendapatkan makanan kemudian Allah mengirimkan bantuan

berupa Makanan yang disebut Manna dan Salwa.7 Sementara itu, Bani Israel

selalu merasa tidak puas terhadap apa yang mereka terima. Maka mereka

berpaling menentang Musa sehingga berulang kali Allah memberikan cobaan.

Musa berupaya menyelamatkan kaumnya namun tetap diprotes, ketika

Musa bermunajat di Thursina kaumnya kembali menyembah berhala. Pada waktu

7
Lihat Qur‟an Surat Al-Baqorah: Ayat 57
18

itulah Musa menerima sepuluh perintah tuhan atau yang sering disebut dengan

Ten of Commandment. Kumpulan Wahyu yang diterima Musa ketika di Mesir

maupun wahyu yg turun sesudah itu seluruhnya dinamakan Taurat yang

merupakan kitab suci bagi bangsa Israel.

Musa wafat pada tahun 1473 SM di bukit Nebo dan dimakamkan di Katsib

Ahmar. Sesuai dengan wasiat Musa sebelum wafat, Bani Israel dipimpin oleh

Yusak bin Nun salah seorang sahabat Musa, mereka berhasil masuk ke Kan‟an.

Sebanyak 470 ribu orang Ibrani lengkap dengan pasukannya memasuki Palestina

setelah mereka banyak membunuh orang Kan‟an yang mereka jumpai. Dengan

peristiwa ini mulailah zaman Bani Israel memerintah Palestina. Yusak yang

memimpin mereka berlaku kejam, membunuh manusia yang tidak berdosa dan

berbeda dengan sikap dan cara Musa memerintah.

Kemudian Palestina dibagi menjadi dua belas daerah sesuai dengan jumlah

suku dari Bani Israel. Maka didirikanlah pemerintahan yang dikenal dengan

pemerintahan para Hakim yang dikelola oleh para Hakim. Pada masa itu, Bani

Israel belum memiliki suatu sistem pemerintahan yang dapat menyatukan seluruh

suku Israel. Bangsa Israel sering lupa kepada Tuhan, mereka banyak

mencampurkan budaya setempat dalam peribadatan mereka sehingga terjadi

penyembahan terhadap berhala dikalangan Israel.


19

a.1.3. Masa Kejayaan dan Kemunduran Bani Israel

Masa Kejayaan bangsa Israel ketika dipimpin oleh Raja Daud (1042-972

SM) dan Raja Sulaiman (972-935 SM).8 Raja Daud berhasil menyatukan ke dua

belas suku Israel yang dikelompokan dalam dua kelompok besar dan menempati

dua wilayah yaitu, Yahuda menempati kawasan Selatan dan Israel menempati

kawasan Utara tanah Kan‟an. Diantara ke dua wilayah itu Daud membangun kota

Yerusalem sebagai pusat pemerintahan.9 Banyak usaha yang telah dilakukan Daud

dalam memakmurkan kerajaan seperti:

1. Menjadikan kota Yerusalem sebagai Ibukota pemerintahannya.

2. Membentuk negara agama yang berdasarkan pada syariat Musa.

3. Menyiapkan satu wilayah di Yerusalem untuk membangun Haikal

Muqoddas dan tabut Bani Israel dibawa ke Yerusalem sebagai usaha

mempersiapkan bangunan Baitul Muqoddas.

Puncak kejayaan pemerintahan Daud adalah ketika dia menjadi penguasa

atas wilayah yang luas dikawasan Asia Barat Daya. Dia juga mampu menciptakan

kedamaian dan kesejahteraan bagi Bangsa Israel. Masa pemerintahan Raja Daud

berlangsung antara tahun 1042-972 SM. Sebelum meninggal Daud telah

mengangkat putranya Sulaiman untuk menggantikannya dan Daud berpesan

supaya Sulaiman melakukan ibadah hanya kepada Allah.10

8
Ahmad Syalabi, Perbandingan Agama: Bagian Agama Yahudi (Surabaya: Bina ilmu.
1990), h, 47.
9
David F. Hinson, Sejarah Israel pada Zaman Alkitab, (terj) MTh. Mawene. (Jakarta: BPK
Gunung Mulia. 1991). Dalam buku Hermawati, Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi (Jakarta:
Rajawali Pers, 2005).
10
Ahmad Syalabi, Agama Yahudi, h. 47.
20

Setelah Sulaiman diangkat menjadi raja ia menunjukan kasihnya kepada

Tuhan dengan hidup menurut ketetapan Daud. Masa pemerintahan Sulaiman

kerajaan mencapai puncak kejayaan. Ia berhasil membangun “bait suci” yang

sudah direncanakan raja Daud. Selain itu Sulaiman juga membangun istananya

selama tiga belas tahun sebagai sebagai rumah kediaman raja dan markas besar

militer yang dikenal sebagai “Gedung Hutan Lebanon”.

Dalam bidang kemiliteran Sulaiman membangun Hazor dan Magiddo

sebagai kota pertahanan di perbatasan Mesir dan Damsyik, kota Taman

diperbatasan Laut Merah dan kota Haran untuk melindungi kota Yerusalem di

bagian Selatan.

Perkembangan kerajaan juga diikuti dengan perkembangan bidang

keagamaan sebab dalam diri Sulaiman terdapat potensi sebagai seorang pemikir,

hakim yang cerdas dan bijaksana serta seorang pekerja yang ulet.

Kejayaan Bani Israel mulai pudar ketika raja Sulaiman wafat pada tahun

935 SM dan digantikan oleh putranya yang bernama Rehobeom dan hanya

didukung oleh dua suku dari 12 suku yang ada, yaitu suku Yahuda dan suku

Benyamin. Rehoebom menamakan kerajaannya dengan kerajaan Yahuda serta

ibukotanya adalah Jerusalem. Sedangkan sepuluh suku lainnya memilih

Yerobeam (salah satu putra Sulaiman) sebagai raja dan menamakan Israel sebagai

kerajaanya serta Samaria sebagai ibukotanya. Pada masa inilah yang menjadikan

kerajaan terbagi dua, diawali dari konflik dalam kerajaannya sendiri dan diikuti

serangan dari bangsa lain.11

11
Hermawati, Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi, h. 56.
21

Pasukan Assiria di bawah pimpinan Raja Tiglath Pilesar III pada tahun

738 SM menyerang dan menguasai kerajaan Israel dengan menempatkan mereka

pada perbudakan dan kesengsaraan. Dilanjutkan pada tahun 721 SM Sargon II

mengetahui rencana pemberontakan di Israel, dengan cepat dihancurkan serta

dipisah-pisahkan ke seluruh daerah kekaisaran, sehingga persatuan bangsa Israel

hancur dan menghilang. Di tahun 606 SM kerajaan Babylonia menyerang

kerajaan Yahuda dan menduduki kota Jerusalem, pasukan Nebukadnezar

melakukan pembantaian besar-besaran terhadap rakyat, kaum pendeta, wanita dan

anak-anak Bani Israel. Puluhan ribu orang di kirim ke Babylonia untuk dijadikan

budak.12 Pasukan Babylonia tidak hanya merampas harta benda, melainkan

mambakar Jerusalem dan Baitul Maqdis. Raja terakhir Yahuda, Sidqiya bin

Yawaqim dibunuh, maka pada tahun 587 berakhirlah kerajaan Yahuda. Pada masa

inilah kemunduran Bani Israel, setelah dikuasai oleh Assiria bangsa Yahudi

dibuang ke daerah kekuasaan Assiria untuk dijadikan budak.

Kehancuran kerajaan Yahuda merupakan awal masa pembuangan,

penyebaran (diaspora) dan pembinasan. Orang Yahudi terpisah dari satu etnis dan

dibuang keluar dari wilayahnya.13 Penderitaan yang mereka alami selama masa

pembuangan membuat mereka ingin kembali pada tanah Palestina, sebagai tanah

yang dijanjikan Tuhan dan hidup merdeka seperti semula. Selama berabad-abad,

kaum Yahudi menantikan kedatangan Messiah, seorang raja dari dinasti Daud,

12
Zhafrul Aslan, Talmud dan Ambisi Yahudi, Penerjemah Mustafa Mahdang, Cet ke I,
(Surabaya: Pustaka Anda, 1985), h. 70.
13
Max I Dimont, Disain Yahudi atau Kehendak Tuhan. Penerjemah Al Toro (Bandung:
Eraseni Media, 1993), h. 86.
22

penyelamat yang akan mengakhiri penderitaan dan pengasingan umat Yahudi dan

mengembalikan ketanah yang dijanjikan.

Pada masa kekuasan Islam dan masa kekhalifahan berkuasa di Spanyol,

umat Islam dan Yahudi sama-sama menghasilkan peradaban, terbukti dengan

adanya filusuf Yahudi yang menulis karya dengan bahasa arab dan juga

berpengaruh terhadap filsafat Kristen Barat abad pertengahan. Bagi kalangan

Yahudi, masa pemerintah Islam di Spanyol diakui sebagai zaman keemasan antara

Islam dan Yahudi. Sejarawan juga mengatakan bahwa tempat yang paling aman

untuk minoritas-minoritas Yahudi adalah di bawah kekuasaan Muslim, jika

mereka ditindas di Eropa mereka akan pergi ke negara Islam. 14

Pada tahun 1492 ketika Raja Ferdinand dan Ratu Isabella menaklukan

Granada, sebagai kota terakhir di Andalus yang diambil alih dari kekuasaan Islam,

diketahui adanya populasi umat Yahudi. Mereka berpendapat bahwa kaum

Yahudi dapat menyebabkan konflik, Lalu diperintah pengusiran bagi

perkampungan Yahudi Spanyol, sekitar 70.000 kaum Yahudi pindah ke agama

Kristen, sisanya sekitar 130.000 orang di kirim ke pengasingan. Hilangnya

perkampungan Yahudi di Spanyol ditangisi oleh kaum Yahudi seluruh dunia

sebagai suatu bencana besar yang menimpa mereka sejak hancurnya kuil

Jerusalem pada tahun 70 M.

Ketika pengusiran dan pembantaian (Holocaust) merupakan kejadian yang

selalu muncul pada komunitas agama Yahudi, hal ini terjadi disebabkan pada

masa pengembaraan umat Yahudi terpaksa beradaptasi dengan bermacam-macam


14
Fazlur Rahman, “Sikap Islam terhadap Yudaisme”, dalam Mokhtar Pabotinggi, ed ,
Islam: Antara Visi, Tradisi dan Hegemoni bukan Muslim (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
1986), h. 178-179.
23

lingkungan sosial, tradisi, dan budaya. karena sikap enklusivisme

(menerima/terbuka) mereka atau karena kecerdasan umat Yahudi dibidang

intelektual dan etos kerja yang tinggi, sehingga mayoritas dari mereka selalu

mengandalkan ekonomi dan ilmu pengetahuan. Ini tentu saja menimbulkan

kesenjangan dan ketidakimbangan sosial dengan penduduk asli di negara yang

mereka diami.15

A.2. Gerakan Pembaharuan Yahudi dan Zionisme

Selain Peristiwa Exodus, Yahudi juga mempunyai gerakan pembaharuan,

gerakan pembaharuan ini mulai dicetus di negara Belanda dan Inggris, kemudian

ke negara Prancis. Ide ini mencapai puncaknya pada masa revolusi Prancis yang

menggugat tentang HAM dengan menghancurkan rintangan, baik dari penguasa

gereja maupun dari negara lainnya. Dari Prancis gerakan ini terus menjalar ke

Jerman dan negara-negara lainnya di Benua Eropa sampai ke negara Rusia dan

umat Yahudi menerima serta menanggapi ide pembaruan ini dimanapun umat

Yahudi berada.

Gerakan pembaharuan ini sangat mengagungkan pikiran, bersifat liberal,

kemanusiaan, dan menjungjung tinggi ilmu pengetahuan dan banyak penemuan-

penemuan ilmiah.16 Dalam bidang agama, kekuatan akal menolak bentuk dogma,

otoritas agama dan tradisi. Setiap orang bebas menganut kepercayaannya sendiri,

dan dalam bidang sosial politik, menentang segala macam bentuk

15
Hermawati. Agama dan Bangsa Yahudi, h. 74.
16
Ensiklopedi Umum (Yogyakarta: Yayasan Kanisius,1973), h. 801.
24

ketidaktoleranan juga absolutisme. Pembaharuan dibidang sosial politik menuntut

kemerdekaan , kebebasan dan persamaan dengan semua orang.17

Mendelssohn adalah seorang keturunan Yahudi penganut filsafat

rasionalis, ia berkeyakinan bahwa cara terbaik untuk digunakan dalam mencapai

segala perjuangan umat Yahudi, termasuk perjuangan dalam memenangkan

emansipasi, dengan membuktikan bahwa agama Yahudi pada prinsipnya cocok

dengan model rasio abad modern saat itu. Mendelssohn juga berjuang untuk

mendapatkan persamaan dalam bidang pendidikan kaum Yahudi, dengan

memperluas pengetahuan mengenai Talmud serta pengalaman ajaran-ajarannya

dan mengaplikasikannya pada berbagai bidang kebudayaan Eropa. Usaha pertama

adalah dengan menerjemahkan Taurat kedalam bahasa Jerman, dengan demikian

Yahudi Jerman tidak lagi menggunakan bahasa Judaeo-German melainkan

menggunakan bahasa Jerman. Terjemahan ini juga dilengkapi dengaan tafsiran

dalam bahasa Yahudi dengan gaya pemikiran yang mengikuti zaman, bertujuan

untuk mendorong umat Yahudi ikut berpartisipasi terhadap perkembangan

kebudayaan dunia pada umumnya.18

Gagasan Mendelssohn membuahkan hasil, terbukti dengan berdirinya

sekolah Yahudi pertama di Berlin pada tahun 1778, sekolah tersebut mengajarkan

mata pelajaran umum, selain pelajaran agama dengan menggunakan bahasa

Jerman sebagai bahasa pengantar.19 Pada abad ke 19, emansipasi Yahudi hampir

tercapai di semua negara Eropa dan Amerika. Orang Yahudi memperoleh

persamaan status sosial dan dapat berpartisipasi dalam pembangunan negara.


17
Isdore Epstein, Judaism (Baltimore: penguin Books,1960), h. 287.
18
Hermawati, Agama dan Bangsa Yahudi, h. 79.
19
Burhanuddin Daya, Agama yahudi, h. 208.
25

Orang Yahudi berperan dalam semua aspek kehidupan dengan warga setempat

kecuali dalam bidang keagamaan.

Pembaharuan dalam golongan konservativ mengambil pembaruan dalam

bidang keagamaan, seperti berdoa menggunakan bahasa Inggris dengan memakai

organ pengiring tetapi mereka juga masih mengamalkan peribadatan yang terdapat

pada Synagogue Ortodox, serta menerima seluruh tradisi Rabbaniah tetapi dengan

penafsiran sendiri terhadap hukum-hukum modern. Dan mereka tetap memuliakan

hari Sabat.

Dalam bidang intelektual, Leopold Zunz (1749-1886) adalah pelopor

dibidang intelektual atau lebih sering disebut dengan gerakan ilmiah Yahudi.

Gerakan ini memusatkan pada penelitian dan penulisan berbagai aspek mengenai

agama Yahudi. Pada tahun 1855 di London berdiri sebuah lembaga pendidikan

Yahudi yang dipimpin Rabbi Nathan Marcus Alder dan Sir Moses Montefiore.

Lembaga ini melayani kebutuhan pembinaan 40.000 jiwa orang Yahudi yang

kemudian berkembang menjadi lembaga pendidikan tinggi Yahudi dan bahasa

semit, serta mempunyai hubungan dengan universitas di London untuk membina

kehidupan rohanian kurang lebih 750.000 orang Yahudi yang tinggal di Inggris.

Demikian juga halnya di Rusia, Polandia dan Hongaria di bangun sekolah untuk

para Rabbi. Dalam kurun waktu berikutnya telah lahir banyak pemimpin

kerohanian bagi umat Yahudi di seluruh Dunia.20

Dalam berbagai kemajuan ekonomi menyusul revolusi industri, pada abad

ke 19 M bangsa Eropa sedang dihadapkan pada berbagai gejolak sosial politik.

20
Hermawati, Agama dan Bangsa Yahudi, h. 83.
26

Bagi orang Yahudi yang hidup di Eropa, keadaan ini sangat tidak

menguntungkan, sejak terjadi pergesekan antar kelompok etnis dan agama. Tetapi

menjelang akhir abad ke 19 M sikap dan pandangan anti-semitik dan anti-Yahudi

semakin menguat.21 Itulah yang dirasakan oleh sebagian besar umat Yahudi yang

sudah ratusan tahun hidup dalam diaspora sejak keluar dari tanah kelahiran

mereka. Sikap inilah yang pada akhirnya memunculkan gerakan Zionisme.

Secara definisi Zionisme adalah sebuah “gerakan politik” yang mengusung

gagasan nasionalisme bangsa Yahudi dan budaya bangsa Yahudi, bertujuan untuk

mendirikan sebuah negara Yahudi disebuah wilayah tertentu sebagai penafsiran

akan konsep tanah yang dijanjikan. Gerakan zionisme ini didirikan pada tahun

1897 di Basel oleh Theodore Hezl bertujuan untuk mendirikan sebuah Jewish

State (negara Yahudi) di daerah Palestina. Dari sinilah dapat dikatakan bahwa

Zionisme adalah gerakan politik yang bertujuan untuk politik, bukan sebuah

gerakan keagamaan. Definisi ini perlu dikemukakan mengingat adanya

kecenderungan stereotif pemahaman mengenai Yahudi dan Zionisme di semua

kalangan.22

Perkembangan gerakan Zionisme yang pertama dideklarasikan secara non-

formal di Rusia yang biasa disebut dengan Russian Jewish Movement.

Perkembangan kedua, kegiatannya mulai terorganisasi yang berpusat di Romania

(Romanian Jewish Movement). Ketiga, mengalami masa kebangkitan sehubungan

dengan adanya dukungan dari Ratu Inggris yang berpusat di London dengan nama

21
S. Almong, Jehuda Reinharz, and Anita Shapira, Zionism and religion (Lebanon,NH:
Brandeis Univerity Press,1998). Dalam buku Hermawati, Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi
(Jakarta: Rajawali Pers, 2005).
22
Ismatu Ropi, Dadi Darmadi dan Rifqi Muhammad Fatkhi, Dari Zionisme ke Teori
Konspirasi, h. 46.
27

baru Zionist Movement. Perkembangan yang ke empat, masa pengakuan dunia

kepada Israel yang berpusat di Amerika Serikat. Dalam perkembangan

selanjutnya Zionisme bertujuan mendirikan negara Yahudi di Palestina yang

merupakan tanah darah leluhur Yahudi yang disebut dengan Erets Israel atau

tanah Israel.23

Agama Yahudi lahir dan berkembang di kawasan Timur Tengah ribuan

tahun lalu, Zionisme lahir dalam sebuah konteks sejarah Eropa pada abad 19 M.

Zionisme sebagai sebuah gerakan politik sangat terikat dengan ide dan cita-cita

bangsa Yahudi, serta respon mereka terhadap perubahan sosial politik di Eropa

saat itu yang mereka anggap semakin lama semakin anti-semitik atau yang dikenal

dengan anti-Yahudi. Oleh para pendukungnya gagasan Zionisme disiapkan

sebagai salah satu alternatif jawaban untuk orang Yahudi yang hidup dalam

diaspora, agar mereka dapat kembali hidup bersama dalam wilayah geografis yang

sama, bersatu dalam kesatuan entitas ras dan politik sebagaimana nenek

moyangnya terdahulu.

A.3. Ajaran Agama Yahudi

Ajaran Umat Yahudi dikenal dengan Ten of Commandment, kesepuluh

firman Tuhan ini diterima langusng oleh Musa di Bukit Sinai. Kesepuluh firman

Tuhan itu ialah:

1. Tiada Tuhan selain Allah.

2. Jangan menyembah berhala.

23
Howard M. Sachar, The Course of Modern Jewish History (New York: Vintage Books,
1977), h. 303-331.
28

3. Jangan menyebut nama Allah dengan sia-sia.

4. Memuliakan hari Sabbat.

5. Menghormati ibu dan bapak.

6. Jangan membunuh.

7. Jangan berzina.

8. Jangan mencuri.

9. Jangan bersaksi palsu/dusta.

10. Jangan menginginkan istri orang lain.

Kesepuluh perintah tersebut menjadi ciri untuk Bani Israel yang memiliki

hubungan istimewa dengan Allah serta perjanjian tersebut menjadi konsep dasar

hukum bagi kehidupan dan penyembahan kepada Yahweh.24

Agama Yahudi juga mempunyai Kitab suci yang disebut dengan Tanakh,

yang terdiri dari 24 buku yang dihimpun dari 3 kelompok:

1. kitab Torah atau Taurat yang berisi kitab kejadian, keluaran, imamat,

bialangan dan ulangan.

2. Nevi‟im berisi kitab-kitab para Nabi yang meliputi: Nabi-nabi yang

terdahulu (Kitab Ysak, Qadi, Samuel, dan Raja-Raja), dan nabi-nabi

selanjutna (Ysaya, Yeremia, Yezekil, dan 12 nabi kecil mulai dari Hosea

sampai Melekhi).

3. Ketubim berisi surat-surat yang terdiri dari Mazmur, Ayub, Amsal, Rut,

Nudub, al-Khatib, Ester, Daniel, Ezra, Nehemia, dan Tawarikh.

24
Andre Chauraqi, A History of Judaism (New York: Walker and Company, 1962), h 18.
Sebagaimana dikutip dalam buku Hermawati, Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi (Jakarta:
Rajawali Pers, 2005).
29

Selain kitab di atas, umat Yahudi juga mengakui kitab Talmud. Talmud

merupakan kitab yang menghimpun tafsiran Taurat. Kitab ini merupakan sebuah

ensiklopedi tentang hukum peradaban, kemanusian, dan ketuhanan. Terdapat dua

macam jenis Talmud, yakni Talmud Yerusalem dan Talmud Babilonia.

Sementara intisari Kitab Talmud dapat dibagi menjadi lima bagian, yang meliputi:

Sejarah tentang: Qabil dan Habil sampai runtuhya menara Babilonia, kelahiran

Irahim sampai kehancuran Sodom dan Gomorah, masa kelahiran Ishaq sampai

Perang Chechem, masa Yusuf hingga pengangkatannya sebagai petinggi Mesir,

kebesaran Yusuf dan kedaangan Ya‟qub ke Mesir, kematian Ya‟qub dan putera-

puteranya, Musa keluar dari Mesir. Contoh-contoh tafsiran kitab seperti, Keluar

dari Mesir, hukum-hukum Tuhan, Musa meninggal dunia, buku Esther, dan raja

Sulaiman yang bijaksana. Riwayat para rabbi atau rahib, ajaran-ajaran mereka dan

peristiwa-peristiwa dalam hidup mereka. Peribadatan, fatwa-fatwa para rabbi dan

legenda-legenda serta Hukum perdata dan pidana.25

Yahudi juga mempunyai syariat dalam menjalankan agamanya, seperti

sembahyang, puasa, kurban, Khitan dan mempunyai hari-hari besar, sama halnya

dengan agama-agama lain.

B. Asal Usul Kedatangan Yahudi di Indonesia

Pada pengusiran orang Yahudi di Spanyol, mereka berdiaspora ke

berbagai belahan dunia.26 orang Yahudi yang berprofesi sebagai pedagang telah

lebih dulu menjajakan kakinya di Indonesia. Orang Yahudi datang ke Indonesia


25
Simon Sebag Montefiore,Jerusalem The Biography. (Terj.) Yanto Musthofa. Jakarta:
Pustaka Alvabet. 2016.
26
Hermawati, Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi (Jakarta: Rajawali Pers, 2005), h. 20.
30

pertama kali melalui jalur perdagangan ke Sumatra dan Jawa sebagai seseorang

yang datang berdagang bukan sebagai komunitas. Mereka berdatangan dari

Jazirah Arab kemudian ke India sebagai saudagar dagang, sebelum orang-orang

Eropa masuk ke Indonesia. Hubungan dagang antara kerajaan di Sumatra dengan

orang India sudah terjalin sejak lama. Kemungkinan tidak banyak catatan yang

menunjukan bahwa keberadaan orang Yahudi yang datang ke Indonesia ketika

terjadinya hubungan perdagangan antara Timur Tengah, India dan Sumatra. 27

Pada tahun 1514 pulau Sangir didatangi oleh para serdadu Portugis dan

Spanyol. Ketika sudah menduduki perkampungan Ruso, Ruso itu adalah salah

satu marga Yahudi, dan moyangnya bernama Lope dan Lumiri dan kemudian

mereka beranak pinak di Indonesia.28

B.1. Masa Penjajahan

Orang Yahudi yang dari Eropa mulai berdatangan ke Indonesia ketika

ekspedisi bangsa Portugis ke Nusantara, orang Yahudi yang datang dari Eropa

tersebut adalah mereka yang terusir dari Spanyol. Alfonso de l‟Albuquerque

seorang pemimpin pasukan portugis pada tahun 1511 datang dan berhasil

menaklukan Malaka. Dua tahun setelah itu, De Alvin datang dari Malaka dan

mendarat di Sunda Kelapa serta membawa empat buah rombongan kapal laut

yang berasal dari Portugal untuk mencari rempah-rempah.29 Diantara rombongan

ekspedisi orang-orang Portugis tersebut terdapat orang-orang Yahudi yang sudah

27
Tigor Anugrah Harahap, “Menelusuri Komunitas Yahudi di Indonesia,” (Skripsi S1
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, 2013), h.46.
28
Moniq Rijkers, “Inside: Berdarah Yahudi, Bernafas Indonesia” diambil pada video
youtube pada tanggal 1 maret 2016 dari https://www.youtube.com/watch?v=AXK2u36CFJU.
29
Adolf Heuken, Historical Sides of Jakarta(Jakarta: Ciptaloka Caraka, 1982), h.17.
31

berpindah agama menjadi Kristen atau yang dikenal sebagai Marrano.30 Karena

tidak dapat bertahan lama, koloni dagang Portugis akhirnya berpindah tangan ke

kekuasaan Eropa yaitu Belanda. Sebelum tiba di Nusantara pada tahun 1619,

Belanda mendirikan dua raksasa perusahaan dagang yaitu Verenidge Oost-

Indische Compagnie (VOC) dan West-Indische Compagnie (WIC) pada tahun

1602. Uniknya, seluruh pembiayaan perusahaan sepenuhnya merupakan modal

orang-orang Yahudi yang mengungsi dari Portugal dan Spanyol pada tahun 1600-

an.31

Ketika pada masa VOC ada salah satu orang Yahudi yang bernama Juda

Leo Ezechiel Igel atau yang sering disebut Leendert Miero. Ia sukses menjadi

seorang penambang emas dan membeli sebuah rumah di kawasan Pondok Gede

yang ketika itu merupakan kawasan perumahan yang luas pekarangannya. Selama

kurang lebih 15 tahun memiliki rumah itu, ia sering mengundang orang-orang

Yahudi yang ada di Batavia untuk merayakan hari-hari besar keagamaan Yahudi.

Hal ini membuktikan bahwa Miero bukanlah satu-satunya orang Yahudi pada saat

itu, namun terdapat juga orang-orang Yahudi lainnya yang tinggal di Batavia.32

Bukti adanya keberadaan Yahudi muncul lagi pada tahun 1861 melalui

seorang penulis buku yaitu Jacob Saphir (1822-1886), yang mengunjungi

Nusantara sekitar tujuh minggu dalam perjalanannya menuju Australia pada tahun

1861. Saphir melaporkan keberadaan orang-orang Yahudi yang datang dari Eropa

ke Batavia, Surabaya, dan Semarang namun tidak menemukan jejak

30
Arti kata Marrano adalah orang-orang Yahudi yang dipaksa di baptis.
31
Arbi Sumandoyo, “Ada Ratusan Orang Yahudi di Jakarta”, Artikel di akses pada tanggal
21 Oktober 2016 dari https://tirto.id/ada-ratusan-orang-yahudi-di--jakarta-bWkz.
32
Thigor Anugrah Harahap, Menelusuri komunitas Yahudi di Indonesia, h. 13.
32

perkembangan komunitas Yahudi. Menurut catatan Saphir, orang-orang Yahudi

pada saat itu melakukan pernikahan dengan sesama Yahudi, warga negara

Belanda, dan penduduk lokal juga. Meskipun Saphir mencatat kehadiran orang-

orang Yahudi dari Eropa dengan baik, tetapi dia tidak menyadari kehadiran orang-

orang Yahudi lainnya yang berasal dari Irak yang banyak bermukim di

Surabaya.33

Pada tahun 1921 datang seorang penggalang dana gerakan Zionis, Israel

Cohen, ia pergi ke Semarang dan bertemu dengan Sayers serta dengan Dr. Leo

Strauss, salah satu tokoh Yahudi di Semarang saat itu, untuk membicarakan

organisasi Karen Hayesod yaitu cabang organisasi pengumpulan dana untuk

pemukiman Yahudi di Palestina. Lima tahun setelah kedatangan Cohen, untuk

pertama kalinya organisasi Karen Hayesod melahirkan surat kabar yaitu Erets

Yisrael (Het Joods Land) yang menjembatani komunikasi bagi orang-orang

Yahudi yang tersebar luas di Hindia Belanda. Ketika keberadaan Yahudi sudah

terlihat dan berkembang, pemerintah Hindia Belanda melakukan sensus resmi

pada tahun 1930 yang melaporkan adanya 1095 orang Yahudi Eropa yang tinggal

di kawasan Hindia Belanda.34 Adapun Yaudi Asia di Jawa berjumlah 565 jiwa.35

Pada pertengahan ketiga abad ke 20 orang Yahudi di Semarang telah

memiliki seorang tukang khitan dari golongan Yahudi Eropa, yaitu Mr. Ishidore

33
Jefrey hadler, “Translation of antisemitism: Jews, The Chinese, and Violence in Colonial
And post-Colonial Indonesia”, Indonesia and The Malay World, Vol. 32 (2004), h. 295-297.
Dalam skripsi Tigor Anugrah Harahap, “Menelusuri Komunitas Yahudi di Indonesia,” (Skripsi S1
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, 2013)
34
Arbi Sumandoyo, “Jejak Yahudi di dalam perang Kemerdekaan Indonesia”, artikel ini
diakses pada 17 Mei 2018 dari https://tirto.id/jejak-yahudi-dalam-perang-kemerdekaan-indonesia-
bwwt.
35
Romi Zarman, Yudaisme di Jawa Abad 19 dan 20. h. 7.
33

Hen yang menjadi tukang khitan. Otoritas rabi di Amsterdam mengizinkannya

untuk mengkhitan anak anak Yahudi baik dari Asia maupun dari Eropa. Pada abad

ini, dimulainya kebangkitan Yudaisme di pulau Jawa salah satunya yaitu adanya

komunitas Yahudi di Surabaya.36

Pada tahun 1926 ada suatu tempat yang bernama Joodsche Begrafplaats

atau yang sering disebut sebagai pemakaman khusus bagi orang Yahudi yang

bertempat di Surabaya. Pada saat itu, hanya di Surabaya yang mempunyai

pemakaman khusus orang Yahudi. Pemahaman ini adalah keliru, pasalnya sebuah

tempat pemakaman khusus untuk orang Yahudi sudah ada di Aceh sejak abad ke

19. Tempat pemakaman itu berada di komplek pemakaman Peutjoet yang

disediakan oleh pemerintahan Hindia Belanda khusus bagi serdadu-serdadu

Yahudi Eropa yang tewas dalam perang Aceh (1873-1904). Namun para prajurit

Yahudi Eropa di Jawa biasanya di Kuburkan di komplek pemakaman umum biasa

dengan golongan eropa non-Yahudi. Selain di Surabaya dan Aceh, tempat

pemakaman Yahudi juga terdapat di kota Semarang.37

Antisemitisme oleh gereja Eropa di Jawa abad ke 18 menciptakan suatu

efek trauma yang sangat mendalam bagi kaum Yahudi, nyaris tak dapat

disembuhkan pada abad ke 19. Akhirnya orang Yahudi menyembunyikan

identitasnya meskipun pada masa Kolonial Hindia Belanda lebih longgar

memberikan kebebasan beragama terhadap orang Yahudi, tetapi pada saat itu

rumah-rumah orang shaleh dijadikan sebagai Sinagog untuk keperluan beribadah

dan merayakan hari besar umat Yahudi.


36
Romi Zarman, Yudaisme di Jawa Abad ke 19 dan 20 (Yogyakarta: Penerbit Ning, 2013),
h. 18.
37
Romi Zarman, h. 21.
34

Pada tahun 1942 tentara Jepang masuk dan menduduki Hindia Belanda.

Ketika itu diperkirakan ada sekitar 3000 orang-orang Yahudi di Indonesia. Pada

masa pendudukan Jepang di Jawa adalah masa dimana orang Yahudi kembali

pada titik nol, orang-orang Yahudi di buru dan ditangkap serta dikurung dalam

kamp-kamp intermigran Jepang bersama bangsa eropa yang non-Yahudi.

Pada 20 Januari 1943 Jepang dan Jerman memulai kerja sama di bidang

ekonomi yang disebut dengan Avkommens uber Wirtschaftliche Zusammenarbeit

(Perjanjian Kerjasama Ekonomi). Selama kerja sama itu berlangsung, melalui

pertemuan-pertemuan yang dilakukan kedua negara tersebut tidak hanya dibahas

masalah kerjasama ekonomi, akan tetapi dibahas juga masalah orang-orang

Yahudi yang ada di wilayah pendudukan Jepang pada saat itu.

Pada pertengahan bulan Agustus 1943 Jepang mulai menangkap semua

orang Yahudi yang ada di Nusantara, termasuk Yahudi dari Irak dan Jerman. Hal

ini yang membuat banyak dari mereka yang memutuskan untuk meninggalkan

Indonesia. Dari sekian banyak keluarga Yahudi yang meninggalkan Indonesia,

ada juga beberapa keluarga Yahudi yang tetap tinggal di Indonesia.

B.2. Masa Kemerdekaan

Pada tahun 1945, setelah dikumandangkannya kemerdekaan untuk

Indonesia. Banyak orang Yahudi yang hidup di Batavia secara terbuka di bawah

kepemimpinan Soekarno. Pada tahun 1949, Soekarno memberikan pilihan kepada

warga negara asing yang masih menetap di Indonesia untuk menjadi warga negara

Indonesia, tidak terkecuali untuk yang beragama Yahudi. Hak penganut Yahudi

sempat disamakan dengan agama resmi pada saat itu. Melalui surat keputusan
35

Menteri Agraria yang dirilis pada tahun 1961 bahwa pemerintah mengakui “kaum

Israelit” (sebutan untuk penganut Yahudi pada masa itu) sebagai agama resmi di

Indonesia, beberapa keluarga Yahudi secara resmi mendapatkan Kartu Tanda

Penduduk (KTP) Indonesia yang dalam kolom agama ditulis sebagai ”Hebrani”. 38

Perayaan agama Yahudi berlangsung di Jakarta, Bandung, Surabaya dari tahun

1945 hingga 1959.

Pada masa penjajahan, orang Yahudi juga berperan dan ikut serta dalam

memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, seperti Charles Mussry. Ia adalah

Seorang pengusaha bengkel yang sangat kaya raya di Surabaya, Charles Mussry

juga sering menyumbangkan uangnya untuk membantu perlengkapan dapur

umum di medan tempur serta ia juga pernah menyelundupkan senjata. Ia berjuang

melawan penjajahan pada pertempuran 10 November di Surabaya dan meninggal

pada usia 57 tahun.39

Kediaman Charles Mussry sering dijadikan tempat perayaan hari-hari

besar agama Yahudi, mengingat pada masa itu kaum Yahudi belum mempunyai

rumah ibadah atau yang disebut Sinagog, jadi rumah Charles Mussry adalah

tempat perkumpulan orang-orang Yahudi pada masa itu.

Selain Charles Mussry, ada juga dari orang Yahudi yang

memperjuangkan kemerdekaan dalam bidang pendidikan seperti Johanna

Petronella Mossel, pada masa penjajahan pendidikan adalah hal yang sulit di

dapatkan untuk masyarakat biasa, hanya orang kaya dan bangsawan yang dapat

38
“Yahudi di Indonesia” artikel ini diakses pada tanggal 27 Mei 2018 pada
https://id.wikipedia.org/wiki/Yahudi_di_Indonesia.
39
Nikmatus Soliha, “Charles Mussry, pejuang yang berdarah Yahudi”, artikel ini diakses
pada tanggal 15 Mei 2018 dari https://www.boombastis.com/charles-mussry/84685.
36

mendapatkannya. Tetapi ada wanita berdarah Indo-Belanda keturunan Yahudi

yang juga memperjuangkan pendidikan untuk anak-anak yang tidak dapat

sekolah karena keterbatasan. ia mendirikan sekolah dagang swasta pada tahun

1925 yang banyak menerima orang pribumi dibanding orang Belanda. Johanna

juga seorang guru yang mengajar di sekolah Kesatrian Institut yang berada di

Bandung sejak tahun 1925. Ia juga merupakan pejuang pergerakan nasional,

aksinya membela Indonesia tetap dilakukan setelah Indonesia merdeka meskipun

ia dituduh penghianat oleh militer Belanda.

B.3. Masa Modern

Kembalinya agama Yahudi pada abad ke 21 di Indonesia atau dikatakan

juga masa modern ini, adalah dengan di tandai berdirinya sebuah sinagog pada

tahun 2009 di Manado, Sinagog ini dijaga dan dirawat baik oleh komunitas

Yahudi di bawah pimpinan seorang Rabbi yang bernama Yaakuv Baruch.

Perkawinan silang antar suku meningkat dari 55% pada tahun 1944

menjadi sekitar 90%-99% pada tahun 2004. Pasangan yang menikah silang

tersebut membesarkan anak mereka dengan pendidikan Agama setempat, namun

jauh dari kebudayaan keluarga yang menikah silang untuk membesarkan anak-

anak mereka hanya dari budaya Indonesia saja.

Setelah kemerdekaan Indonesia, banyak komunitas Yahudi yang tumbuh,

seperti Komunitas Yahudi di Surabaya, IJC (Indonesian Jewish Community),

UIJC (United Indonesian Jewish Community) dan komunitas Yahudi di Manado.

Selain komunitas Yahudi di Indonesia, adapula komunitas Yahudi yang

cakupannya lebih luas, yaitu komunitas Yahudi di Asia seperti WUPJ, APJ dan
37

UPJ yang berkaitan dengan komunitas Yahudi di Indonesia dan akan dijelaskan

pada bagian selanjutnya.

C. Yahudi Kontemporer di Asia

Sudah sejak lama sejumlah orang dan komunitas Yahudi pergi ke beberapa

wilayah di Asia, tetapi penulis hanya akan menjabarkan beberapa komunitas

yang ada kaitannya dengan UIJC. seperti:

C.1. WUPJ (World Union for Progressive Judaism)

WUPJ Telah berdiri sejak tahun 1926 di London, di bangun oleh Claude

Montifiore selaku ketua WUPJ Pertama, bersama dengan Lily Montagu sebagai

sekretaris kehormatannya. WUPJ bertujuan untuk menghadirkan suatu gerakan

yang menjadi wadah bagi komunitas Yahudi dimanapun yang ingin

memperbaharui atau membangun kembali komitmen mereka kepada tradisi agama

Yahudi.40

Konvensi International WUPJ digelar pertama kali pada tahun 1928 yang

bertempat di Berlin, tempat kelahiran Yahudi Reform. Tujuannya adalah untuk

menyat ukan secara permanen seluruh gerakan progresif Yahudi yang sudah ada di

berbagai negara di belahan dunia.

Dengan cepat, Yahudi Reform segera menduduki wilayah Amerika Utara

dan menjadi gerakan Yahudi terbesar dan dinamis di benua tersebut serta menjadi

pendukung setia WUPJ. Beberapa tahun kemudian, tepatnya di tahun 1959,

setelah Rabbi Solomon Freehoff menjadi Ketua WUPJ, Kantor administrasi dari

organisasi tersebut berpindah lokasi dari London ke New York.

40
https://wupj.org/about-us/history/
38

Pada tahun 1973, dengan komitmen yang berkembang untuk membangun

gerakan Progresif di Israel, organisasi memindahkan markas internasionalnya ke

Yerusalem di bawah kepemimpinan Direktur Eksekutifnya yang kemudian, Rabi

Richard Hirsch. Pada tahun 1976, World Union menjadi organisasi keagamaan

Yahudi internasional pertama yang bergabung dengan World Zionist Organization

dan Jewish Agency for Israel.

Organisasi ini menaungi seluruh gerakan atau alliran Yahudi Reform,

Liberal, Progresif dan Rekontruksionis yang melayani lebih dari 1.200 jemaat

dengan anggota yang lebih dari 1,8 juta di 50 negara di Dunia. Negara-negara

tersebut adalah: Argentina, Aruba, Australia, Austria, Bahamas, Belarus,

Belgium, Brazil, Canada, Chile, China, Costa Rica, Cuba, Curacao, Czech

Republic, Denmark, Ecuador, El Salvador, France, Germany, Guatemala, Hong

Kong, Hungary, India, Ireland, Israel, Italy, Jamaica, Japan, Latvia, Luxembourg,

Mexico, The Netherlands, New Zealand, Panama, Peru, Poland, Puerto Rico,

Russia, St. Thomas, Singapore, South Africa, Spain, Suriname, Sweden,

Switzerland, Ukraine, United Kingdom, United States.

WUPJ mewakili organisasi Yahudi terbesar di Dunia. yang mencari ekspresi

tradisional namun kontemporer dari identitas Spiritual, Budaya dan Agama

Yahudi mereka sendiri.

Yahudi Reform memperluas lingkup beragama dengan memberikan

kesetaraan penuh untuk semua orang Yahudi, terlepas dari gender dan orientasi

seksual. Sementara tetap memperjuangkan nilai-nilai dari Nabi bangsa Yahudi

yang menyerukan keadilan, kesetaraan dan berkomitmen pada kedamaian.


39

Setiap organisasi atau gerakan tidak terlepas dari visi dan misinya.

Organisasi ini mempunyai visi untuk memastikan bahwa semua orang Yahudi

yang berdiaspora memiliki akses ke kehidupan Yahudi yang bersemangat dan

bermakna secara pribadi serta dapat mengilhami mereka secara spiritual dan

menjamin masa depan orang Yahudi. Baik di negara Israel atau di seluruh wilayah

diaspora.

Misi Organisasi ini juga untuk memperkuat kehidupan dan nilai-nilai

Yahudi di Israel dan komunitas Yahudi di seluruh dunia dengan mendukung dan

memajukan pendekatan progresif terhadap tradisi Yahudi.41

WUPJ juga memberikan pengarahan dimanapun orang Yahudi tinggal dengan:

 Membangun Komunitas: Menumbuhkan jemaat Progresif dan Reformasi

dengan penguat pembaruan kehidupan Yahudi.

 Memelihara kepemimpinan: Meningkatkan keterampilan kepemimpinan di

kalangan Rabbi jemaat, pemimpin komunitas, dan pendidik Yahudi.

 Menginspirasi Generasi Mendatang: Melibatkan pemuda dan dewasa

untuk generasi pemimpin Progresif dan Reformasi yang berkomitmen.

WUPJ adalah organanisasi besar yang menaungi UPJ dan APJ, selain UPJ

dan APJ masih banyak komunitas dan organisasi lain yang diawasi oleh WUPJ.

Mereka saling berhubungan dan saling terhubung satu sama lain.

C.2. UPJ (Union For Progressive Judaism)

Gerakan UPJ dimulai di Australia hampir 80 tahun yang lalu dengan

pembentukan sinagoga di Melbourne yang sekarang adalah Bait Beth Israel.

41
https://wupj.org/about-us/mission-statement/
40

Dengan pendirian Kuil Emanuel (sekarang Sinagoge Emanuel), dan kemudian

Kuil Pantai Utara Emanuel di Sydney, dibentuklah Persatuan Australia for

Yudaisme Progresif (AUPJ). Tak lama setelah itu, AUPJ memperluas

keorganisasiannya ke New Zealand dan bergabung dengan jemaat-jemaat yang

berada di Wellington dan Auckland, sehingga AUPJ berubah nama menjadi

Australia and New Zealand for Yudaisme Progresif (ANZUPJ). Saat ini, Sejumlah

jemaat Progresif di Asia mulai bergabung dengan ANZUPJ, sehingga nama itu

berubah sekali lagi dan sekarang dikenal sebagai Union for Judaisme Progresif

(UPJ).42

UPJ adalah badan atap yang menampung 27 jemaat (kelompok agama),

sekolah, kelompok pemuda dan organisasi umum di seluruh Australia, New

Zealand dan Asia, melayani sekitar seperlima dari komunitas Yahudi di kawasan

itu. Peran UPJ adalah mendukung dan mengembangkan Yahudi Progresif di

kawasan itu sehingga jemaat dan organisasi-organisasi yang bergabung dengan

UPJ dapat mempertahankan dan meningkatkan kekuatan dan vitalitas mereka

dengan sebaik-baiknya.43

Organisasi UPJ mempunyai misi untuk menghormati tradisi leluhur,

memberikan informasi terkini serta mengarahkan masa depan komunitas ini yang

mencangkup wilayah New Zealand, Australia, dan Asia. Misi ini dipenuhi

melalui:

- Pembangunan, Penguatan dan Kemajuan Sinagog, sekolah-sekolah dan

kelompok anak muda dimanapun orang Yahudi berada yang mencari hak

42
http://www.upj.org.au/index.php/home-of-upj/history.
43
http://upj.org.au/index.php/home-of-upj/aboutus.
41

hak mereka mendapatkan kebebasan dan ungkapan untuk Kehidupan

Yahudi Modern.

- Rekrutmen, pelatihan dan penempatan Yahudi professional.

- Sponsorship program dan publikasi untuk pemuda, pendidikan,

pengembangan kepemimpinan, dan semua aspek pembangunan komunitas

- Mengejar keadilan sosial dan persamaan hak untuk semua orang Yahudi,

di Autralia, New Zealand, Asia dan di Israel.

- terhubung dan bekerja dengan komunitas Progresivve Judaism serta

organiasasi di seluruh dunia untuk mendapatkan kekuatan dari satu sama

lainnya.44

C.3. APJ (Asean for Progressive Judaism)

Komunitas APJ ini mewakili spektrum luas dari pengamatan Yahudi. APJ

bertujuan untuk menciptakan komunitas rasa hormat dan kerja sama, menyatukan

sinagog dari Indonesia sampai Jepang.

Komunitas APJ sangat menutupi kegiatan mereka, terbukti dari tidak

adanya laman web resmi dari APJ itu sendiri. Berbeda dengan WUPJ dan UPJ

yang memiliki web resmi. Meskipun mereka masih dalam satu runtutan

keorganisasian. Menurut Rabby Benjamin alasan tidak di publikasikannya hanya

orang-orang yang berkaitan dengan APJ (orang yang berpengaruh dalam

membangun komunitas APJ ini) yang mengetahui alasan mengapa tidak di

44
http://www.upj.org.au/index.php/home-of-upj/mission-statement
42

publishnya kegiatan dan tidak memiliki laman web resmi. Meski begitu

komunitas ini masih mempunyai kegiatan secara rutinnya seperti:45

- Rabbi-rabbi APJ bertemu setidaknya sekali setahun dengan para anggota

dari komunitas APJ di Asia. Serta mengadakan Beit Din bersama untuk

memfasilitasi konversi dari komunitas APJ ini.

- Pemuda dalam anggota APJ berkumpul setiap tahun di salah satu negara

Asia yang menjadi anggota APJ, agar memperkuat hubungan mereka satu

sama lain.

- APJ mempunyai misi untuk bergabung dengan Isreal dengan memperkuat

hubungan dengan komunitas dan anggotanya.

- APJ juga akan mengadakan konferensi tingkat tinggi di Hong Kong,

menyatukan kepemimpinan biasa dan Rabbi untuk pembelajaran dan

pengayaan komunitas.

Sebagaimana organisasi yang mewakili suatu wilayah yang besar, APJ

juga mempunyai anggota di berbagai negara di Asia, seperti Jepang, Singapur,

Hong kong, Shanghai, Thailand dan Indonesia.

1. Jewish Community of Japan.

Jewish Community of Japan mempunyai jemaat yang ramah dan giat.

Komunitas ini menyambut semua orang yang ingin mengikuti pelayanan, kegiatan

dan acara, tak peduli mereka datang dari komunitas Yahudi manapun. Komunitas

ini juga memberikan pelayanan keagamaan, pendidikan, dan sosial untuk

anggotanya. JCJ juga menyediakan tempat bagi para pengunjung yang ingin

45
http://www.jccjapan.or.jp/apj.html
43

berpartisipasi dalam layanan Shabbat dan menikmati makanan Khoser dalam

suasana yang menyenangkan dengan sesama orang Yahudi.

Yahudi telah ada di Jepang sejak tahun 1860 atau bahkan lebih lama,

penganut Yahudi pertama kali datang di Yokohama pada tahun 1861 yang

kemudian mendirikan sinagog di Nagasaki pada tahuh 1889, lalu di Kobe pada

tahun 1937 dan terakhir di Tokyo pada tahun 1953. Kantor JCJ berdiri pada tahun

1952 dan mulai dibuka pada 3 Mei 1953.

2. UHC (United Hebrew Congregation) Singapore.

Menariknya, komunitas UHC sudah berada di Singapur sejak awal abad ke

20, pada saat itu telah cukup banyak orang Yahudi yang tinggal di Singapure.

Sejak awal kedatanggan Inggris ke Singapure, banyak orang Yahudi bekerja

sebagai pedagang dan pengusaha hingga akhirmya mereka menetap di Singapure.

Mayoritas dari mereka berasal dari Yahudi Separdhim, terdapat dua Sinagog di

Singapure salah satunya dibangun oleh Sir Manasye Meyer pada awal abad ke 20

dn dianggap sebagai banguna bersejarah.

Selain di Singapure banyak terdapat komunitas Yahudi yang berasal dari

Israel, ia juga memiliki kedutaan Israel yang aktif. Komunitas terbesar ke tiga di

singapura dan masih aktif sampai saat ini adalah UHC, United Hebrew

Congreation yang berafiliasi dengan WUPJ atau disebut juga World United

Progressive Judaism, yang terdiri dari diaspora Yahudi dari berbagai macam

kebangsaan berlatang belakang Reformasi, Konservatif, Progresif dan

Rekonstruksi.
44

UHC dibentuk dalam keadaan dimana belum pernah ada komunitas

Progresif di Singapure. Pada tahun 1991 sebuah grup kecil dari diaspora Yahudi

yang tinggal di Singapure mulai berkumpul untuk merayakan doa bersama.

3. United Jewish Community of Hong Kong.

Unite Jewish Community Hong Kong atau yang juga di sebut sebagai The

United Jewish Congregation of Hong Kong (UJC), komunitas ini didirikan pada

tahun 1988 oleh Robert Green, Charles Monat dan Robert L. Meyer. Bertujuan

untuk mengadvokasi penyebab Reformasi, Liberal, Konservatif dan Yahudi non-

Ortodoks lainnya yang ada di Hong Kong, serta untuk mendorong keikutsertaan

mmereka dalam kehidupan Yahudi yang sepenuhnya. Komunitas ini mempunyai

jemaat yang hangat, ramah, dan mempunyai semangat yang tinggi dengan

orang dewasa serta anak-anak yang terlibat aktif dalam semua kegiatan di dalam

komunitas ini.46

The United Congregation of Hong Kong adalah sebuah sinagog progresif

yang dianggap sebagai rumah oleh komunitas Yahudi yang beragam dari

seluruh dunia. Mereka berkomitmen untuk mencari hubungan dengan Tuhan

melalui doa, belajar tentang kehidupan Yahudi, ketaatan pada perintah Tuhan dan

Tikkun Olam. Komunitas ini berusaha untuk memperjelas identitas

keYahudiannya dan membangun hubungan dengan Israel. Mempromosikan

pertumbuhan Yahudi progresiv di seluruh Asia serta menciptakan relasi yang

baik dengan anggota yang dulu di seluruh dunia.47

4. United Indonesian Jewish Community

46
http://www.ujc.org.hk/pages/about_us.html
47
http://www.ujc.org.hk/pages/about_us.html
45

Komunitas ini berada di Indonesia, komunitas UIJC ini berada di Jakarta

tetapi dalam komunitas ini mempunyai sinagog di daerah Bekasi. Komunitas ini

didirikan untuk menaungi orang keturunan Yahudi yang tersebar di Indonesia

khususnya di Jakarta, bukan hanya orang keturunan Yahudi asli yang masuk

dalam komunitas ini, yang konversi pun diterimmma di komunitas ini, asalkan

mau belajar dan mau kembali keakarnya yaitu Yudaisme.

5. Kehilat Shanghai

Tujuan dari Kehilat Shanghai adalah untuk memastikan bahwa orang-

orang Yahudi dari semua latar belakang merasa seperti layaknya dirumah sendiri,

sekarang atau untuk generasi yang akan datang. Serta untuk memperingati

kebudayaan dan tradisi Yahudi dalam jiwa aliran Progressive.

Komunitas ini terdiri dari para lajang, keluarga, pasangan beda agama,

pengusaha, eksekutif, guru, mahasiswa, seniman. Dan siapapun yang ingin

bergabung dalam komunitas ini ,komunitas ini akan menerima dan memberi

semangat untuk bergabung serta menghadiri acara-acara yang diadakan oleh

komunitas Kehilat Shanghai ini.

Komunitas Kehilat Shanghai berafiliasi dan didukung oleh WUPJ dan

wilayah regionalnya yaitu UPJ (United Progressive Judaism) di Autralia dan

UJC (United Jewish Congregatioun) di Hong Kong.48

6. Thailand Progressive Judaism Community

Komunitas ini adalah komunitas Yahudi multi-nasional dan multi-budaya

yang berada di Thailand, untuk menciptakan layanan keagamaan progresif dan

48
https://www.kehilatshanghai.org/about-us/
46

inklusif serta kegiatan lain dan juga acara sosial. Tujuan komunitas TPJC untuk

menyediakan aspirasi keagamaan, sosial, pendidikan untuk semua anggota

TPJC.49

Komunitas ini mempunyai misi untuk memenuhi kebutuhan spiritual dan

budaya penduduk Yahudi Thailand. TPJC (Thailand Progressive Judaism

Community) mmenyambut semua orang yang tertarik untuk berlatih dan belajar

tentang Yudaisme tanpa memandang usia, ras, etnis, orientasi seksual dan

kemampuan. TPJC ini mempunyai anggota yang Yahudi secara keturunan, secara

Konversi dan ada juga yang non-Yahudi tetapi ingin mengembangkan

pemahaman mereka tentang agama dan budaya Yahudi dan komunitas ini

berupaya dengan sungguh-sungguh agar mereka yang belum memercayai

Yudaisme dapat lebih percaya akan agama Yahudi.

Visi mereka ingin mepunyai Sinagog sendiri dengan seorang Rabbi,

yang dapat memimpin upacara keagamaan juga dapat memberikan pendidikan

Yahudi bagi anak-anak komunitas TPJC.

D. Komunitas Yahudi di Indonesia

Menurut Rabbi Yaakov Baruch Masyarakat Yahudi Indonesia sudah ada

sejak negara Indonesia belum lahir, umat Yahudi yang tinggal di Indonesia juga

adalah bagian dari bangsa Indonesia. Ketika pada zaman penjajahan ada

pahlawan Indonesia berdarah Yahudi yang bernama Charles Musry yang melawan

mundur bangsa penjajah pada masa itu. Saat ini, umat Yahudi yang tersebar di

49
https://www.tpjc.org/about-us
47

berbagai wilayah di Indonesia mereka memiliki komunitas yang menaungi umat

Yahudi di Indonesia seperti untuk upacara hari besar umat Yahudi, Sunat,

Pernikahan, pemakaman dan lainnya.

Komunitas Yahudi di Indonesia, telah banyak tersebar di bumi nusantara

namun sepanjang sepak terjangnya di Indonesia tidak semua komunitas Yahudi

bertahan hingga saat ini. Di dalam sub bab ini akan dijelaskan beberapa komunitas

umat yahudi yang masih eksis keberadaannya di Indonesia, yaitu:

D.1. Komunitas Yahudi Surabaya

Komunitas ini juga sering disebut dengan “Israelitische Gemeente

Soerabaia”, komunitas ini berdiri pada abad ke 19 dimana Surabaya adalah

tempat yang ideal untuk imigran Yahudi, komunitas Yahudi di surabaya dapat

hidup dengan normal di bawah kekuasaan Belanda. Anggota komunitas ini adalah

mereka yang keturunan langsung orang Yahudi imigran dari negara Irak.

Perawakan mereka masih khas Yahudi bahkan masih mengadopsi nama-nama

Ibrani.

Yahudi Surabaya mempunyai bangunan Sinagog yang berlokasi di jl.

Kayon no. 4-5 yang dibangun di atas tanah milik Eigendom Verponding oleh

Joseph Ezra Izaak Nassiem pada tahun 1948 dan kemudian sinagog ini di pelihara

oleh keluarga Sayers. Meski mempunyai Sinagog, kaum Yahudi di Surabaya

masih tidak ingin membuka identitas dirinya sebagai Yahudi. Karena

kehawatiran akan bahaya yang didapat ketika kaum Yahudi di Surabaya

menampakan keyahudiannya. Sebelum Sinagog di Surabaya dibongkar, pada

tahun 2013 ada aksi demonstrasi dari kalangan masyarakat muslim untuk
48

memprotes aksi Israel terhadap Palestina. Dalam asksinya mereka membakar

bendera Israel dan mmengibarkan bendera Palestina di Sinagog tersebut. Setelah

aksi tersebut pemerintah menyegel bangunan Sinagog tersebut yang akhirnya di

ratakan dengan tanah.

Sebelum Sinagog di bongkar, Ada usulan untuk menjadikan bangunan

Sinagog sebagai cagar budaya oleh pemerhati komunitas pengamat dan pecinta

bangunan tua di surabaya. Sejarah keberagaman yang ada di Surabaya adalah

sebuah nilai sosial yang sangat tinggi karena bangunan sinagog menyimpan

sejarah tentang bagaimana masyarakat Surabaya pernah hidup berdampingan

dengan komunitas Yahudi. Pengusulan menjadikan sinagog cagar budaya

memiliki alasan untuk melindungi warisan budaya Kolonial termasuk nilai

sejarah, bangunan dan kehidupan sosial yang pernah mewarnai kota Surabaya.

Namun karena pemerintah kota Surabaya tidak memprioritaskan dan kurangnya

penelitian atas bangunan tersebut maka Sinagog yang diberi nama Beit hashem

akhirnya di bongkar pada tahun 2013.50

Namun, menurut informasi dari beberapa sumber, bahwasanya aktifitas di

Sinagog Beit Hashem sudah lama sepi, hanya ada sekitar 10 orang Yahudi di

Surabaya yang masih secara rutin beribadah di Sinagog tersebut. Dalam Sinagog

ini tidak mempunyai Rabbi atau pendeta Yahudi, tidak ada persembahyangan

50
Febby Risti Wijayanto, “Antisemitisme Modern dalam Pembongkaran Sinagog Surabaya:
Psikologi Politik Multikulturalisme.” Jurnal Politik Muda Vol. 3 (April 2014): h. 4.
49

karena jumlah umatnya yang sedikit dan juga tidak ada kitab Taurat di dalam

Sinagog tersebut.51

Tidak banyak informasi mengenai bagaimana kehidupan komunitas

Yahudi di Surabaya saat ini setelah pembongkaran Sinagog tersebut, dan tidak ada

cacatan yang menuliskan bahwa kemana perginya penganut agama Yahudi yang

tersisa di Surabaya.

D.2. IJC (Indonesian Jewish Community)

Komunitas IJC berdiri Paska kemerdekaan Indonesia, orang Yahudi yang

menetap mendirikan sebuah komunitas resmi bernama Jewish Community of

Indonesia. Organisasi Kongres Yahudi Sedunia (The World Jewish Congress)

pernah melakukan kontak dengan komunitas ini. Selama tahun 1930-an dan awal

1940-an komunitas Yahudi terus berkembang, terutama sebagai akibat kedatangan

pengungsi dari Nazi Eropa, yang menetap di berbagai distrik di koloni Belanda.

Pada malam pendudukan Jepang (awal 1942) koloni Belanda memiliki sekitar

3.000 warga Yahudi, yang sebagian besar adalah warga negara Belanda atau

warga negara Eropa lainnya, beberapa di antaranya adalah orang-orang Yahudi

Baghdad.52 Paska kebijakan nasionalisasi oleh Soekarno pada tahun 1957, karena

dianggap tidak sesuai dengan nilai nasionalisme Indonesia, komunitas ini

dibubarkan secara paksa.

Tidak banyak informasi mengenai komunitas ini, Meski telah di bubarkan

pada tahun 1957, komunitas ini tetap ada meski keberadaannya tidak terdeteksi,

51
Junanto Herdiawan,“Robohnya Sinagog Yahudi di Surabaya”, artikel ini diaksespada
tanggal 12 Juni 2018 dari http://junantoherdiawan.com/2013/06/09/robohnya-sinagog-yahudi-di-
surabaya/.
52
Dr. Ayala Klemperer-Markman, “The Jewish Community of Indonesia”, artikel ini
diaksespada tanggal 17 Mei 2018 dari https://www.bh.org.il/jewish-community-indonesia/.
50

mereka lebih memilih untuk tidak menonjolkan identitas keyahudiannya demi

keamanan dan keselamatannya. Serta masih menjalin baik hubungan dengan

komunitas Yahudi yang ada di Indonesia meski dengan cara tertutup.

D.3. Komunitas UIJC (United Indonesian Jewish Community)

Komunitas UIJC ini tidak mempunyai tempat (kantor) seperti halnya

komunitas keagamaan lainnya,karena mereka lebih menganggap bahwa tidak

perlu adanya tempat (kantor), mereka menganggap bahwa kantor pusatnya ada di

surga.53

Berbeda dari Komunitas lainnya yang hanya menerima anggota yang

berketurunan asli atau konversi ke Yahudi, Komunitas ini juga menampung

orang-orang non Yahudi yang ingin mempelajari segala hal tentang yg berkaitan

dengan agama dan bangsa Yahudi.

Komunitas ini juga tidak memerlukan anggotanya untuk beribadah ke

sinagog seperti halnya komunitas lainnya, mereka dapat beribadah di rumah

ataupun di gedung pada hari raya besar atau ibadah Sabbat tetapi, untuk anggota

UIJC di Jakarta mereka menggunakan Sinagog yang terletak di Bekasi. Penjelasan

Komunitas ini akan dijelaskan secara rinci dalam Bab selanjutnya.

D.4. Komunitas Yahudi Manado

Komunitas pemeluk Yudaisme di Sulawesi Utara beruntung karena dapat

beribadah di Sinagog. Di Indonesia, satu-satunya rumah ibadah Yudaisme berada

di Tondano, Minahasa. Setiap Shabbat, pemeluk Yudaisme dari Manado pergi ke

53
Wawancara Faisal Assegaf dengan Benjamin Verbrug yang dimuat pada artikel tempo.co
dengan judul “Wawancara Tempo dengan Komunitas Yahudi di Indonesia” dari
https://dunia.tempo.co/read/361552/wawancara-tempo-dengan-ketua-komunitas-yahudi-di-
indonesia
51

Tondano untuk menjalankan ajaran mereka, komunitas Yahudi di Manado di

pimpin oleh seorang Rabbi yang bernama Yakov Baruch. Sama halnya dengan

komunitas Yahudi yang ada di Indonesia, komunitas Yahudi di Manado ini untuk

menaungi penganut agama Yahudi yang tinggal di wilayah Sulawei Utara. Selain

mempunyai Sinagog, komunitas ini juga mempunyai Menorah yang menjulang

tinggi yang dibangun untuk menarik wisatawan Mancanegara. Disamping untuk

memberitahukan bahwa adanya penganut Yahudi di Indonesia.

Penganut agama Yahudi yang tinggal di Manado tidak seperti yang ada di

Surabaya atau Jakarta. Komunitas ini lebih terbuka karena masyarakat Manado

khususnya menerima keberadaan Yahudi di wilayah mereka. Rabbi Yakov Baruch

sebagai pemimpin komunitas ini merupakan tokoh yang nasehatnya dapat

diterima oleh anak-anak muda. Karena komunitas pengannut Yahudi dapat

membawa diri dengan para penganut Kristen dan Islam, maka penganut Yahudi di

Manado dapat di terima oleh masyarakat disana. Penganut Yahudi disana juga

ikut berpartisipasi ketika menyambut hari Natal atau Idul Fitri.54

Sentimen anti Yahudi di berbagai daerah terjadi karena konflik Israel-

Palestina dan sempat menyulut pada beberapa bulan terakhir menyusul pengakuan

Yerusalem sebagai ibukota Israel oleh Amerika Serikat. Namun situasi tersebut

tidak berdampak pada kehidupan komunitas di Manado. Menurut Rabbi Yakov

masyarakat Sumatra Utara khususnya Manado cukup bijak dalam menanggapi

persoalan Israel-Palestina, mereka tahu bahwa itu bukan persoalan yang

dilandaskan agama, melainkan konflik perebutan wilayah. Meski begitu Sinagog

54
Zaenal Abidin,”Eksistensi Pemeluk Agama Yahudi di Manado”Jurnal Multikultural dan
Multireligius V.14 (September 2015):h. 110.
52

Shaar Hasyamayim sempat dijadikan Aksi vandalisme dan adanya pencurian

artefak.55

Eksistensi keberadaan kehidupan orang-orang Yahudi baik secara

individual maupun secara komunitas memang ada di Indonesia. Orang Yahudi

yang datang ke Indonesia dalam rangka memenuhi kebutuhan ekonomi mereka.

Puncaknya pada masa kolonial Belanda, banyak dari mereka yang hidup

berkelompok di berbagai wilayah Indonesia.

Tidak dapat dipungkiri bahwa terjadi kawin campur dengan penduduk

lokal dan meninggalkan keturunan mereka di Indonesia. Orang-orang keturunan

Yahudi tersebut kemudian mencari jati diri mereka sebagai Yahudi dengan

membentuk sebuah komunitas keagamaan, dengan begitu mereka mampu

mengidentifikasi diri mereka sebagai Yahudi.

55
Sri Lestari, “Mengenal Komunitas Yahudi di Indonesia”, artikel ini diakses pada tanggal
18 Juni 2018 pada http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-42422076
53

BAB III

EKSISTENSI DAN PERKEMBANGAN YAHUDI DI INDONESIA DALAM

KOMUNITAS UIJC (United Indonesian Jewish Community)

A. Latar Belakang UIJC (United Indonesian Jewish Community)

United Indonesian Jewish Community atau yang di singkat dengan UIJC,

keberadaannya sudah ada sejak tahun 2003 dan sudah diatur pada tahun 2009

tetapi baru mulai diresmikan menjadi komunitas atau organisasi yang paten pada

28 Oktober 2010, latar belakang pendirian komunitas ini adalah sebagai wadah

bagi para keturunan Yahudi ataupun orang yang mau belajar Yahudi. Anggotanya

terdiri dari berbagai daerah yang ada di Indonesia, seperti di Lampung, Jakarta,

Magelang, Jogja, Manado, Ambon dan Papua. Setiap daerah mempunyai

pemimpinnya sendiri yang sudah cakap untuk memimpin ibadah mereka, mereka

juga dapat melakukan atau memimpin upacara penguburan, kelahiran bayi, sunat

dan mendampingi untuk menikahkan akan tetapi untuk upacara pernikahan

mereka tetap harus mengundang Rabbi Benjamin Meijer Verbrugge selaku Rabbi

dan pemimpin komunitas UIJC yang sudah memiliki lisensi sebagai Rabbi.

Rabbi Benjamin Meijer Verbrugge lahir dari ayah yang beragama

Muslim dari Jawa dan ibu beragama Yahudi dari Belanda-Belgia. Ayah dari

Rabbi Benjamin Meijer adalah generasi ke-5 dari pangeran Jayakusumo, adik

lelaki dari Raja Brawijaya V. Sedangkan ibu Rabbi Benjamin lahir dari keluarga

Benyamin Meijer Cohen, putra dari keluarga kerajaan Lois Meijer Cohen. Nama

Verbrugge adalah nama yang digunakan selama perang dunia ke II untuk

53
54

menyembunyikan Identitas keyahudian keluarga dari ibu rabbi Benjamin. ia juga

telah bekerja dan mempunyai kedai kopi sejak tahun 1996 dan pernah belajar

psikologi tentang issue Post Modern. Selain menjadi pemimpin dan rabbi dalam

komunitas UIJC, rabbi Benjamin juga mempunyai beberapa pengalaman dan

keahlian seperti menjadi Psikologi konseling dan terapi untuk masalah

pernikahan, keluarga, perceraian, Aborsi, stress dan lainnya. Rabbi Ben juga

adalah seorang Penasehat di Bait Touroni di kepulauan Maluku, penasehat di Brit

Bracha dibawah pengawasan komunitas UIJC dan menjadi instruktur bahasa

Inggris.

Rabbi Benjamin juga mengambil sekolah untuk ke-Rabian di Chasidic

Rabbi Joseph H. Gelberman Rabbinical Seminary International di New York,

Kodesh Jewish Learning Institute Chicago dan Yeshiva Baal Kore (Rabbinic).

Jumlah anggota UIJC Saat dibentuk pertama kali ada 99 orang dewasa dan

pada tahun 2011 terdapat 250 orang yang sudah bergabung dan berdoa sesuai

akarnya1. Anggota UIJC sekarang sekitar 162 orang dan yang sudah bersertifikat

Yahudi Keturunan Asli ada 108 orang, tetapi untuk penganut Yahudi di Jakarta

ada kurang lebih sekitar 30 sampai 50 orang.2

Setiap tahunnya UIJC selalu mengadakan perkumpulan Nasional

bertempat di Bali atau Jakarta dengan mengundang dua Rabbi mentor untuk

melakukan standarisasi dunia mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan ibadah

1
Lihat dalam Transkript wawancara Faisal Assegaf, artikel ini diakses pada 28 Februari
2017 dari http://www.aiya.org.au/wp-content/uploads/2014/05/Transcript-Wawancara-Pak-
Faisal-Assegaf-New-Copy.pdf.
2
Wawancara langsung dengan Pak Benjamin Meijer Verbrugge melalui telephone pada
tanggal 18 April 2018.
55

mereka. Contohnya mengenai makan Khoser. Tidak gampang untuk menemukan

makanan yang Khoser di Indonesia, untuk makanan seperti Gado-gado, umat

Yahudi harus benar-benar membuat itu dengan alat yang Khoser, bahan makanan

yang Khoser dan lainnya yang kekhoserannya benar-benar teruji.

Perkumpulan ini dilakukan untuk mencapai satu kesepakatan dalam hal-

hal yang bersangkutan dengan peribadahan mereka dan perkumpulan ini

dilakukan dua kali dalam setahun, biasanya dilaksanakan dibulan Januari dan

bulan Juli.

Komunitas ini terdiri dari kumpulan orang-orang yang beraneka ragam

dengan latar belang keluarga yang berdeda-beda pula. Orang-orang keturunan

Yahudi yang tergabung dalam United Indonesian Jewish Community memiliki

darah Yahudi dari Timur Tengah (keturunan Yahudi-Turki dan Yahudi-Irak) dan

dari Eropa (Yahudi-Portugis dan Yahudi-Belanda) yang didapatkan ketika orang-

orang Yahudi berdiaspora hingga ke Indonesia.

Pada umumnya, orang yang masuk dalam komunitas ini telah terlebih dulu

dibesarkan dengan agama yang ada di Indonesia. Namun, ketika mereka

mengetahui bahwa mereka mempunyai garis keturunan atau darah Yahudi dan

didukung oleh unsur etnisitas yang dimiliki kemudian terjadi identifikasi dalam

diri mereka. Orang-orang keturunan Yahudi tersebut mulai meninggalkan agama

awal mereka dan mulai mecari tahu dan mempelajari ajaran Yudaisme.

Pada awalnya mereka mempelajari Yudaisme hanya dari internet lalu

ketika bergabung dengan komunitas Yahudi, mereka belajar Yudaisme dengan

pemimpin komunitas tersebut. Mereka mempelajari Torah, Talmud, Shulchan dan


56

buku-buku Yahudi lainnya untuk menunjang beribadah mereka sehari-hari. Dalam

mempelajari bahasa Ibrani, Para Rabbi yang sudah dapat membaca Ibrani

membantu mereka dalam membaca dan memperlancar kemahiran bahasa Ibrani

mereka. Melalui komunitas, mereka dapat berinteraksi dengan keturunan-

keturunan Yahudi yang lainnya sehingga secara tidak langsung keturunan Yahudi

mendapatkan pengakuan dirinya sebagai Yahudi secara sosial.3

Dalam sikapnya terhadap Israel, mereka mengaku memahami Zionisme

sebagai gerakan politik bangsa Yahudi yang ada diseluruh dunia untuk kembali

dan dapat mendirikan negara Yahudi di tanah tanah Yahudi (Eretz Yisrael). Pada

suatu saat nanti umat Yahudi yang ada di Indonesia juga ingin pindah dan tinggal

di Israel, karena menjadi seorang Yahudi yang seutuhnya akan lebih baik jika

tinggal di Israel. Mereka mengetahui bahwa Indonesia tidak mendukung

kemerdekaan Israel dan juga Zionisme sehingga sulit bagi mereka untuk

membuka identitas sebagai seorang penganut agama Yahudi.

Namun, karena mereka memiliki darah dan lahir di Indonesia, sehingga

identitas Yahudi yang mereka miliki adalah sebuah identitas yang diperjuangkan

tanpa mengabaikan identitas Indonesia yang mereka miliki. Kenyataan mereka

lahir dan hidup di lingkungan masyarakat Indonesia diharapkan dapat dimengerti

oleh masyarakat Indonesia pada umumnya dan berpikir terbuka terhadap agama

Yahudi. Menjadi seorang penganut agama Yahudi di Indonesia membuktikan

bahwa orang-orang Yahudi yang tinggal di Indonesia memiliki misi perdamaian

3
Thigor Anugrah Harahap, “Menelusuri Komunitas Yahudi di Indonesia”, h. 16.
57

bukan perpecahan, karena tujuan hidup mereka adalah membawa Shaloom

(kedamaian) dan Tikun Olan (memperbaiki dunia).

Kegiatan sehari-hari mereka (umat Yahudi) di Jakarta adalah beribadah di

rumahnya masing-masing dan setiap minggu diadakan kelas online yang mana

Rabbi mentornya masuk dalam kelas tersebut dan menjelaskan apa saja yang

menjadi bahasan dalam kelas online tersebut. Biasanya mereka membahas

masalah-masalah yang dihadapi umat Yahudi dan memperdalam ilmu

keYahudiannya.4

Seperti yang telah dijelaskan di Bab II bahwa Komunitas UIJC adalah

salah satu komunitas yang diakui oleh negara Israel, karena UIJC ada dalam

naungan APJ (Asian Progresive Judaism), APJ Ini dinaungin oleh Union of

Progressive Judaism (UPJ) dan Union of Progressive Judaism atau yang di singkat

UPJ masih berada di bawah naungan WUPJ (World Union of Progressive

Judaism). WUPJ adalah badan global yang berhubungan langsung dengan

pemerintahan Israel. Maka secara tidak langsung, UIJC juga diakui oleh Israel.

Dalam hal ini, UPJ menangani atas wilayah Asia, Australia dan New Zealand,

Sedangkan APJ hanya menangani wilayah ASEAN (Association of South East

Asia Nation). Cabang komunitas dari APJ dapat ditemukan di Indonesia,

Singapore, Hong Kong, Shanghai, Bangkok dan Jepang. Cabang komunitas APJ

di Indonesia bernama UIJC yang menerima semua aliran (United), di Singapore

bernama UHC Singapore beraliran Progressive, di Hong Kong bernama United

4
Wawancara langsung dengan Pak Benjamin Meijer Verbrugge melalui telpon pada tanggal
18 April 2018.
58

Jewish Community of Hong Kong yang beraliran Progressive, Lalu ada di

Shanghai yang bernama Kehilat Shanghai yang beraliran Progressive, ada pula di

bangkok bernama Thailand Progressive Judaism Community yang beraliran

Progressive, Terakhir di Jepang bernama Jewish Community of Japan beraliran

Conservative.

Menurut Rabbi Benjamin, selaku ketua UIJC Indonesia dan Rabbi di

Indonesia, ada 5 aliran dalam WUPJ, yaitu Reform, Reconstructionist,

Conservative, Humanistic dan Renewal.5

1. Reform ini adalah salah satu dari 3 aliran terbesar Yahudi, aliran ini lebih

menekankan pada keunggulan tradisi etika Yahudi dari pada hukum-hukum

Yahudi yang telah ada sejak lama. Aliran ini juga secara tradisional telah

berupaya untuk mengadaptasi tradisi kuno Yahudi ke yang lebih modern.

2. Conservative ini adalah juga adalah salah satu dari 3 aliran terbesar Yahudi,

aliran ini disebut juga dengan Masorti yaitu Yahudi yang berada di luar

Amerika Utara, Yahudi Konservatif memandang hukum Yahudi sebagai suatu

hal yg wajib, sehingga dalam prakteknya terlihat ketaatan yang luar biasa

diantara umat yahudi konservatif dalam mentaati hukum Yahudi. Dalam

sejarahnya, aliran ini telah tergambarkan seperti titik tengah antara Ortodox

dan Reform, aliran ini membuat inovasi tertentu seperti misalnya pada hari

shabbat mereka boleh berkendara menuju sinagog (tapi tidak boleh ke tempat

selain itu), dalam ibadah mereka membuat kesetaraan gender sehingga Rabbi

perempuan maupun laki laki dapat memimpin ibadah (di kebanyakan sinagog

5
Wawancara dengan Benjamin Meijers melalui pesan singkat pada tanggal 20 April 2018
59

penganut aliran konservatif), namun tetap mempertahankan tradisi dalam

beberapa hal seperti, hukum halal (khoser) dan tidak boleh adanya pernikahan

antar agama.

3. Mengikuti pemikiran pendahulunya, Mordecai Kaplan, para penganut aliran

Reconstructionist percaya bahwa agama Yahudi adalah evolusi dari

kebudayaan umat Yahudi. Para pengikutnya memiliki berbagai pendapat

tentang sejauh mana hukum Yahudi, khususnya Mizvot (613 Perintah Tuhan)

adalah hal yang wajib atau tidak. Aliran ini adalah aliran yang cukup maju

secara keagamaan.

4. Yahudi Renewal menggabungkan estetika keibadahaan umat Yahudi Hasidic6

dengan jiwa khas suatu bangsa modern yang meliputi kesetaraan gender,

kesadaran lingkungan, kemajuan politik, serta mereka juga mengapresiasi

keragaman agama. Pendahulu dari aliran ini adalah Rabbi Zalman Schachter-

Shalomi yang lahir dalam keluarga Yahudi Hasidic pada tahun 1960an di

Eropa.

5. Yahudi Humanistic didirikan pada tahun 1963 oleh Rabbi Sherwin Wine,

aliran ini menawarkan Yahudi “Nontheistic” yang tidak berdasarkan pada

wahyu ilahi. Nontheistic sendiri dapat berarti tidak memiliki, atau melibatkan

kepercayaan kepada tuhan. Yahudi Humanistic merayakan kebudayaan Yahudi

seperti sejarah dan hari liburnya tanpa mengacu pada kepercayaannya kepada

6
Yahudi Hasidik adalah salah satu kelompok Yahudi Ultra-Ortodoks.
60

tuhan. Aliran ini lebih mengedepankan rasionalisme yang berpusat pada etika

manusia.7

B. Peran UIJC bagi Komunitas Yahudi di Indonesia

Sebagai pemeluk agama Yahudi yang minoritas di Indonesia dan mempunyai

beberapa komunitas kecil di Indonesia, dalam hal ini, komunitas UIJC berperan

bukan sebagai pemimpin semua komunitas di Indonesia melainkan sebagai salah

satu dalam komunitas kecil itu. Artinya UIJC bukan yang menaungi semua

komunitas Yahudi yang ada di Indonesia.

Agama Yahudi bukanlah agama misionaris atau agama penyebaran seperti

Islam dan Kristen. Agama Yahudi tidak mempunyai peran terhadap persoalan

penyebaran agama, karena yang dapat masuk dalam Yahudi hanya orang yang

mempunyai darah keturunan Yahudi. Disini UIJC dan komunitas manapun tidak

mengambil peran dalam penyebaran agama Yahudi di Indonesia.

Melihat perannya dalam pemerintah, Pemerintah Indonesia belum

mempunyai hubungan diplomatik secara resmi dengan Israel. Dengan adanya

komunitas yang dinaungi oleh organisasi yang telah diakui negara Israel seperti

WUPJ dan UIJC dalam naungan organiasi tersebut. Hubungan Indonesia dengan

Israel hanya sebatas negara antar negara belum adanya kesepakatan antar negara.

Tetapi ada salah satu lembaga yang benama IIPAC yang terfokus hanya pada

Bisnis saja tidak untuk kerja sama antara pemerintah. Disini UIJC berperan

7
“The Jewish Denomination” Artikel ini diakses pada tanggal 18 April 2018 dari
https://www.myjewishlearning.com/article/the-jewish-denominations/
61

dalam mengikuti kegiatan dari lembaga tersebut meski belum sepenuhnya

berperan.

Setiap komunitas pasti memiliki keanggotaan di seluruh wilayah di Indonesia,

anggotanya bebas memilih untuk mengikuti kepada kelompok komunitas

manapun yang mereka inginkan. Tetapi mereka (tiap komunitas Yahudi di

Indonesia) solid satu sama lain.

Jadi, komunitas UIJC dengan komunitas Yahudi di Indonesia berhubungan

baik. Sama-sama mewadahi keturunan Yahudi dan saling menghormati satu sama

lainnya, saling tolong menolong karena satu tujuan. Hanya berbeda tempat dan

berbeda aliran saja. Intinya tetap sama, menerapkan Shalom (kedamaian) dan

Tikun Olam (memperbaiki dunia).8

C. Masalah yang Dihadapi Komunitas UIJC di Jakarta

Dalam hal ini, komunitas minoritas dan kaum minoritas sering mendapatkan

diskriminasi dalam beberapa hal, seperti dalam hal keagamaan, umat Yahudi tidak

dapat menunjukan identitas keyahudiannya disebabkan oleh stereotifikasi yang

ditujukan oleh masyarakat mayoritas terhadap kaum Yahudi di Indonesia.

Dalam hal lainnya seperti belum dapat menyematkan kolom agama di kartu

tanda penduduk atau KTP serta jika kaum Yahudi akan menikah, mereka

menggunakan adat pernikahan agama lain supaya dapat disahkan pernikahannya

oleh pemerintah. Hal ini menunjukan bahwa dalam acara sakral pun mereka harus

meminjam adat pernikahan dari agama lain.

8
Wawancara langsung dengan Pak Benjamin Meijer Verbrugge melalui telpon pada tanggal
18 April 2018.
62

Stereotifikasi yang ditujukan oleh masyarakat mayoritas terhadap Yahudi

adalah sebagian besar karena belum dapat menerima kehadiran agama dan umat

Yahudi dalam lingkungannya.

Stereotifikasi ini ditujukan dengan cara terang-terangan oleh kalangan

mayoritas, sehingga banyak dari umat Yahudi yang tidak mempunyai ruang gerak

dalam artian tidak bebas memeluk agama yang dipercayai atau yang dianut

menurut kehendak hatinya sendiri di negara kelahirannya.

Saat ini di Indonesia masalah besar yang dihadapi oleh umat Yahudi adalah

kebencian kaum Islam terhadap Yahudi dan antisemitik terhadap Yahudi yang

kian gencar dikala negara Israel menyerang Palestina. Dikala itulah masyarakat

Indonesia yang beragama Islam sangat membenci Yahudi dan menyamaratakan

semua Yahudi adalah Zionisme.

Kebencian masyarakat Indonesia terhadap Yahudi adalah kurangnya minat

mengenal sejarah dan mengenal lebih dalam tentang Yahudi. Ada pepatah

mengatakan “tak kenal maka tak sayang” , masyarakat Indonesia tidak mengenal

agama Yahudi maka selamanya akan mempunyai pandangan buruk kepadanya.

Masalah inilah yang menimbulkan kekhawatiran bagi penganut agama

Yahudi, ketika menggunakan atribut keibadahannya di muka umum maka akan

menjadi incaran kebencian yang tidak akan ada habisnya. Maka dari itu

kebanyakan penganut agama Yahudi merahasiakan indentitasnya demi

keselamatan dan juga harga dirinya.

Dalam masalah ini, komunitas-komunitas minoritas Yahudi yang tersebar di

berbagai wilayah di Indonesia membuat benteng pertahanannya sendiri-sendiri,


63

dalam artian mereka mempunyai caranya sendiri untuk bertahan hidup dengan

kepercayaan mereka. Tapi pada masa pemerintahan presiden Gus dur, Gusdur

mempunyai teman baik yang beragama Yahudi.9

Tetapi menurut Benjamin Meijer, masalah yang dihadapi oleh diri sendiri

justru bukan datang dari orang Islam, melainkan dari orang Kristen. Karena

mereka mengatakan (orang Kristen) yang membunuh Yesus adalah orang-orang

Yahudi.

Dalam hal ini, Monic Rijker selaku keturunan Yahudi mendirikan suatu

gerakan yang disebut Haddasah of Indonesia, yang mana gerakan ini diisi oleh

kegiatan yang memaparkan segalanya tentang Israel serta salah satu jalan untuk

mengenal lebih jauh agama Yahudi dan negara Israel.

Selain masalah di atas, umat Yahudi di Indonesia kesulitan untuk mencari

makanan yang Khoser. Sedangkan di Indonesia sendiri khususnya di Jakarta

belum ada pasar atau supermarket yang menyediakan khusus makanan khoser.

Untuk wilayah APJ, Supermarket yang menyediakan makanan Khoser hanya ada

di Singapura.

D. Pandangan Komunitas UIJC Terhadap Agama dan Keberagaman

Budaya di Jakarta

Dewasa ini di Indonesia banyak sekali keanekaragaman budaya, begitu pula

dengan agama. Ada agama moyoritas dan minoritas, salah satu agama minoritas di

9
“Inside: Berdarah Yahudi, Bernafas Indonesia” daimbil pada video youtube pada tanggal 1
maret 2016 dari https://www.youtube.com/watch?v=AXK2u36CFJU.
64

Indonesia adalah agama Yahudi. Agama ini adalah agama yang dibawa oleh orang

Ibrani yang berdiaspora sampai ke Nusantara.

Jadi, menurut Rabbi Benjamin Meijer Verbruge selaku pemimpin komunitas

UIJC, dengan keberagaman budaya dan khususnya agama di Indonesia ini.

Diharapkan dapat lebih menerima agama Yahudi sebagai agama yang juga

menjunjung tinggi nilai kedamain dan menghapuskan stereotifikasi terhadap

agama Yahudi.

Karena sebagai lazimnya manusia adalah memanusiakan manusia lainnya.

Begitu pula dengan umat beragama, mereka tidak untuk dipandang hanya dengan

apa yang mereka miliki tapi pandanglah lebih dalam lagi makna dari sebuah

agama itu sendiri.

Pandangan umat Yahudi tentang keberagaman budaya di Indonesia tidak

lepas dari budaya orang-orang Indonesia yang dinilai ramah terhadap orang lain.

Budaya di Indonesia begitu beragam dari sabang sampai merauke, orang Yahudi

begitu menyukai budaya yang ada di nusantara ini. Tapi pada hakikatnya mereka

akan kembali ke tanah yang di janjikan yaitu tanah Israel.

Indonesia adalah negara dengan penduduk yang mayoritas muslim, meski

begitu sikap toleransi yang dirasakan oleh komunitas UIJC cukup baik, dan bagi

komunitas ini, ajaran Yahudi memberikan mereka dukungan dengan

mengaplikasikan ayat-ayat taurat kedalam kehidupan sehari-hari mereka untuk

hidup bersama dan berdampingan dengan baik. Karena mereka percaya

keselamatan individu dapat diperoleh dengan cara masing-masing, dan semua

agama mengajarkan jalan keselamatan yang berbeda-beda pula.


65

Anggota Komunitas UIJC yang berada di Jakarta ini yang sering berinteraksi

dengan lingkungan sekitar yang pasti ada orang muslim. Mereka memandang

Islam dengan agama yang sama-sama mengajarkan tentang kedamaian,

keselamatan dan sama-sama mempunyai Tuhan yang Esa. Sama halnya dengan

agama yang ada di Indonesia seperti Khatolik, Protestan, hindu, Budha dan

Konghucu. Mereka juga mempunyai jalan keselamatan yang berbeda pula dan

sama-sama mempunyai Tuhan yang Esa. Hanya saja yang sangat disayangkan

berita-berita yang mengandung antisemitik dan stereotifikasi yang banyak

dimunculkan untuk memecahbelah persatuan Indonesia yang beralasan Agama.

Hukum di Indonesia yang mereka rasakan cukup baik, hanya saja kebijakan

atas pengisian kolom agama pada kolom KTP yang belum dapat ditulis dengan

agama Yahudi. Dan umat Yahudi memandang bahwa kehidupan sosial di

Indonesia lebih baik dari pada di Amerika Serikat, menurut Rabbi Benjamin

Masyarakat Indonesia sangat Religius.

Pada hakikatnya umat Yahudi mempunyai kepercayaan akan Aliyah, suatu

tradisi yang kembali ke tanah aslinya yaitu Israel. Sebagaimana yang dikatakan

dalam surat Yehezkiel 37:21 “ katakanlah kepadanya: beginilah firman tuhan

Allah: sungguh, aku menjemput orang Israel dari tengah bangsa-bangsa, kemana

mereka pergi, aku akan mengumpulkan mereka dari segala penjuru dan akan

membawa mereka ke tanah merdeka”.10 Menurut Rabbi benjamin, tidak menutup

kemungkinan umat Yahudi di Indonesia akan pergi ke Israel dan menetap disana,

10
Lihat Perjanjian lama surat Yehezkiel ayat 37 No. 21
66

tetapi mereka menunggu tanda dari Tuhan, karena Tuhan yang mengatur semua

rencana manusia.

Saat ini, mereka hanya akan melakukan Tikun Olam, yang berarti membuat

perubahan pada yang lebih baik di negara yang mereka tinggali yang berimbas

pada kemaslahatan umat manusia.


64

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan Yahudi di Jakarta tidak lepas dari sejarah Yahudi

pada masa penjajahan. Karena agama Yahudi datang ketika orang-orang

Yahudi berdiaspora mengikuti dengan datangnya bangsa Portugal ke

Nusantara.

Dalam perjalanan sejarahnya melalui diaspora, orang-orang Yahudi

dipaksa untuk dapat beradaptasi di lingkungan yang mereka tinggal, hal

inilah yang menjadikan identitas kaum Yahudi berbeda dari satu wilayah

dengan wilayah lainnya. Kaum Yahudi tidak terlepas dari budaya dan

tradisi yang membedakan mereka Yahudi dengan yang bukan Yahudi.

Komunitas Yahudi di Indonesia didirikan atas dasar umat Yahudi

dapat lebih dalam mempelajari Yudaisme dan memahami ajaran-ajaran

dalam agama Yahudi. Melalui komunitas juga mereka paham akan tugas

yang sering di sebut Tikun Olam atau memperbaiki dunia dimanapun

mereka berada.

Komunitas UIJC adalah salah satu komunitas yang saat ini masih

eksis menaungi umat keturunan Yahudi yang berada di Indonesia. Mereka

memiliki sinagog di beberapa wilayah yang ada anggota UIJC, tetapi

mereka tidak ingin sinagog-sinagog tersebut diketahui oleh orang luar

(selain Yahudi), mereka sangat merahasiakan sinagog mereka. Tetapi

64
65

menurut Monice Rijker selaku founder Haddasah Indonesia1, UIJC

mempunyai sinagog yang berada di Bekasi tetapi tidak disebutkan alamat

dan bagaimana kondisi sinagog tersebut.

Dewasa ini di lihat dari penelitian penulis tentang perkembangan

umat Yahudi di Jakarta, masih banyak umat keturunan Yahudi yang

tinggal di Jakarta meski mereka mengganti kolom agama dengan agama

lain, kebanyakan dari mereka memasukan agama Kristen. Karena dalam

agama Kristen tidak terikat ibadah setiap waktu seperti halnya dalam

agama Islam yang mengharuskan beribadah lima kali sehari. Dalam agama

Kristen hanya beribadah pada hari minggu dan jika tidak mengikuti ibadah

pada hari itu pun tidak ada larangan. Maka dari itu kebanyakan umat

Yahudi di Jakarta menyematkan agama pada kolom KTPnya adalah agama

Kristen.

Agama Yahudi terdapat beberapa aliran yang uniknya hampir

semuanya didirikan oleh para Rabbinya sendiri seperti aliran

Reconstructionist yang didirikan oleh Rabbi Mordecai Kaplan, Humanistic

yang didirikan oleh Rabbi Sherwin Wine, dan Renewal yang didirikan

oleh Rabbi Zalman Schachter-Shalomi. Di samping tiga itu, ada juga

beberapa aliran lain yaitu, Reform sebagai aliran terbesar di kalangan

Yahudi Amerika, lalu disusul oleh aliran Conservative sebagai aliran

terbesar kedua di kalangan Yahudi Amerika.

1
Haddasah Indonesia adalah sebuah yayasan yang bertujuan untuk mengedukasi
masyarakat Indonesia mengenai Israel.
66

A. Saran

Setelah menyelesaikan skripsi ini, saran yang dapat diberikan

kepada mereka yang ingin melakukan penelitian tentang perkembangan

Yahudi atau tentang agama Yahudi, alangkah baiknya menelusuri dan

mempelajari naskah-naskah kuno, kitab Suci, Ritual peribadatan dan

berinteraksi secara langsung dengan umat Yahudi supaya dihasilkan

wawasan yang lebih luas. Karena Skripsi ini terbatas hanya pada

perkembangannya saja.
DAFTAR PUSTAKA

Referensi dari Kitab Suci:


Al-Qur’anul Kariem.
Al-kitab Perjanjian lama

Referensi dari Buku:


Awing, Muhammad Fauzi bin. Agama Agama Dunia. Malaysia: Pustaka Aman Press,
1971.
Aslan, Zhafrul. Talmud dan Ambisi Yahudi. Penerjemah Mustafa Mahdang. Cet ke I.
Surabaya: Pustaka Anda, 1985.
Bahri, Media Zainul.Wajah Studi Agama-agama . Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.
Chauraqi, Andre. A History of Judaism. Penerjemah Yvethe Wiener. New York:
Walker and Company, 1962.
Daya, Burhanudin. Agama Yahudi. Yogyakarta: Bagus Arafah 1982.
Dimont, Max I. Disain Yahudi atau Kehendak Tuhan. Penerjemah Al Toro. Bandung:
Eraseni Media, 1993.
Epstein, Isdore. Judaism. Baltimore: penguin Books,1960.
Heuken, Adolf. Historical Sides of Jakarta. Jakarta: Ciptaloka Caraka, 1982.
Hermawati. Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi. Jakarta: Rajawali Pers, 2005.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2009.
Suprayogo, Imam dan Tabrani. Metodologi Penelitian Studi Agama. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya,2001.
Syalabi, Ahmad. Perbandingan Agama: Bagian Agama Yahudi. Surabaya: Bina ilmu.
1990.
S. Almong, Jehuda Reinharz, and Anita Shapira. Zionism and religion. Lebanon NH:
Brandeis Univerity Press,1998.
Sachar,Howard M. The Course of Modern Jewish History. New York: Vintage
Books, 1977.

67
68

Pusat kerukunan Umat Beragama (PKUB), Himpunan Peraturan tentang Layanan


Negara Terhadap Kehidupan Beragama . Jakarta: PKUB, 2015.
Zarman, Romi. Yudaisme di Jawa Abad ke 19 dan 20. Yogyakarta: Penerbit Ning,
2013.
“Ensiklopedi Umum”. Yogyakarta: Yayasan Kanisius,1973: h. 801.
Hinson, David F. Sejarah Israel pada Zaman Alkitab (terj) MTh. Mawene. Jakarta:
BPK Gunung Mulia. 1991.
Referensi dari Jurnal:
Abidin, Zaenal. “Eksistensi Pemeluk Agama Yahudi di Manado.” Multikultural dan
Multireligious Vol. 14, no. 3 (Oktober 2015): h. 101.
Hadler, Jefrey. “Translation of antisemitism: Jews, The Chinese, and Violence in
Colonial And post-Colonial Indonesia”, Indonesia and The Malay World, Vol.
32 (2004), h. 295-297.
Rahman, Fazlur. “Sikap Islam terhadap Yudaisme”, dalam Mokhtar Pabotinggi, ed ,
Islam: Antara Visi, Tradisi dan Hegemoni bukan Muslim. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia, 1986): h. 178-179.
Wijayanto, Febby Risti. “Antisemitisme Modern dalam Pembongkaran Sinagog
Surabaya: Psikologi Politik Multikulturalisme.” Jurnal Politik Muda Vol. 3
(April 2014): h. 4.

Referensi dari Penelitian:


Noer, Kautsar Azhari dan Bahri, Media Zainul. Laporan Penelitian Kolektif Buku
Ajar Pengantar Study Perbandingan Agama. Jakarta: Fakultas Ushuluddin dan
Filsafat, 2008.
Ropi, Ismatu dkk. Dari Zionism ke Teori Konspirasi: Survey Bibliografis Karya
Sarjana Muslim Indonesia Kontemporer tentang Agama dan Umat Yahudi.
Jakarta: Penelitian LP2M, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.
69

Referensi dari Skripsi:


Anugrah, Harahap Tigor. “Menelusuri Komunitas Yahudi di Indonesia.” Skripsi S1
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, 2013.

Referesnsi dari Artikel:


Klemperer Markam, Ayala, “The Jewish Community of Indonesia”, artikel ini
diaksespada tanggal 17 Mei 2018 dari https://www.bh.org.il/jewish-
community-indonesia/.
Herdiawan, Junanto,“Robohnya Sinagog Yahudi di Surabaya”, artikel ini diaksespada
tanggal 12 Juni 2018 dari http://junantoherdiawan.com/2013/06/09/robohnya-
sinagog-yahudi-di-surabaya/.
Lestari, Sri, “Mengenal Komunitas Yahudi di Indonesia”, artikel ini diakses pada
tanggal 18 Juni 2018 pada http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-
42422076

Transcript wawancara Faisal Assegaf, artikel ini diakses pada 28 Februari 2017 dari
http://www.aiya.org.au/wp-conten t/uploads/ 2014/05/ Transcript-
Wawancara-PakFaisal-Assegaf-New-Copy.pdf.

Sumandoyo, Arbi.” Mencari Jati Diri Sebagai Seorang Yahudi.” Artikel ini diakses
pada 28 Februari 2017 dari https://tirto.id/mencari-jati-diri-sebagai-seorang-
yahudi-bWax.
____“Ada Ratusan Orang Yahudi di Jakarta.” Artikel di akses pada tanggal 21
Oktober 2016 dari https://tirto.id/ada-ratusan-orang-yahudi-di--jakarta-bWkz.
____“Jejak Yahudi di dalam perang Kemerdekaan Indonesia”, artikel ini diakses pada
17 Mei 2018 dari https://tirto.id/jejak-yahudi-dalam-perang-kemerdekaan-indonesia-
bwwt.
Soliha, Nikmatus, “Charles Mussry, pejuang yang berdarah Yahudi”, artikel ini
diakses pada tanggal 15 Mei 2018 dari https://www.boombastis.com/charles-
mussry/84685
70

Wawancara Faisal Assegaf dengan Benjamin Verbrug yang dimuat pada artikel
tempo.co dengan judul “Wawancara Tempo dengan Komunitas Yahudi di
Indonesia” dari https://dunia.tempo.co/read/361552/wawancara-tempo-dengan-
ketua-komunitas-yahudi-di-indonesia
____ “The Jewish Denomination” Artikel ini diakses pada tanggal 18 April 2018 dari
https://www.myjewishlearning.com/article/the-jewish-denominations/
Rijkers, Moniq.“Inside: Berdarah Yahudi, Bernafas Indonesia” daimbil pada video
youtube pada tanggal 1 maret 2016 dari
https://www.youtube.com/watch?v=AXK2u36CFJU.
_____ “Yahudi di Indonesia” artikel ini diakses pada tanggal 27 Mei 2018 pada
https://id.wikipedia.org/wiki/Yahudi_di_Indonesia.

Referensi dari Wawancara:


Wawancara pribadi dengan Pak Benjamin Meijer Verbrugge melalui telpon pada
tanggal 18 April 2018.
Wawancara dengan Benjamin Meijers melalui pesan singkat pada tanggal 20 april
2018

Referensi dari Internet:


https://wupj.org/about-us/history/.
https://wupj.org/about-us/mission-statement/.
http://www.upj.org.au/index.php/home-of-upj/history.
http://upj.org.au/index.php/home-of-upj/aboutus.
http://www.upj.org.au/index.php/home-of-upj/mission-statement.
http://www.jccjapan.or.jp/apj.html.
http://www.ujc.org.hk/pages/about_us.html.
http://www.ujc.org.hk/pages/about_us.html.
https://www.kehilatshanghai.org/about-us/.
https://www.tpjc.org/about-us.
LAMPIRAN

Transkrip wawancara dengan pak Benjamin Meijer selaku ketua komunitas UIJC (the

United Indonesian Jewish Community) di Jakarta via telpon pada tanggal 18 April 2018.

Penulis : Apa ada Struktur kepengurusan UIJC?

Pak Benjamin : Ada, struktur kepengurusan UIJC terbagi menjadi dua. Ada lokal dan

internasional. Untuk lokal sendiri saya sebagai pemimpin dan Rabbi

komunitas, harus diketahui untuk menjadi Rabbi tidaklah ditunjuk oleh

jemaat komunitas melainkan harus menempuh pendidikan. Struktur

kepengurusan UIJC internasional terdiri dari WUPJ, UPJ, dan APJ.

WUPJ adalah organanisasi besar dunia yang menaungi UPJ dan APJ,

selain UPJ dan APJ masih banyak komunitas dan organisasi lain yang

diawasi oleh WUPJ. UIJC sendiri cakupannya sudah lumayan bagus.

Dibeberapa daerah seperti Jakarta, Lampung, Surabaya, Bekasi,

Manado, Papua, dll.

Penulis : Apakah setiap wilayah mempunyai Rabbi sendiri?

Pak Benjamin : Iya, setiap wilayah mempunyai Rabbi sendiri untuk mempimpin ibadah

keseharian mereka, merka bukan Rabbi tetapi lebih kepada pemimpin

keibadaha dan kedudukannya dibawah saya. Itu diperlukan karena saya

ingin memastikan supaya tidak adanya misscomunication dalam

beribadah. mereka bisa melakukan upacara seperti kelahiran bayi dan

sunat, tetapi untuk melakukan upacara pernikahkan dan penguburkan itu

harus Rabbi yang melakukan, karena pemimpin daerah tidak mempunyai

71
72

lisensi keRabbian untuk melakukan itu. kita juga ada perkumpulan

nasional setahun sekali yang biasa diadakan di Bali dan di Jakarta untuk

melakukan standarisasi, misalnya mengenai makanan Khoser.

Penulis : Berapa jumlah penganut Yahudi yang berada di Jakarta saat ini?

Pak Benjamin : Jumlah anggota UIJC Saat dibentuk pertama kali ada 99 orang dewasa

dan pada tahun 2011 terdapat 250 orang yang sudah bergabung dan

berdoa sesuai akarnya. Anggota UIJC sekarang sekitar 162 orang dan

yang sudah bersertifikat Yahudi Keturunan Asli ada 108 orang, tetapi

untuk penganut Yahudi di Jakarta ada kurang lebih sekitar 30 sampai 50

orang.

Penulis : Bagaimana Peran Komunitas Yahudi Terhadap Komunitas Yahudi yang

ada di Indonesia?

Pak Benjamin : Komunitas UIJC dengan komunitas Yahudi di Indonesia berhubungan

baik. Saya sering berdiskusi dengan mereka tetapi satu sama lain saling

menjaga privasi. Kita para pemimpin baik hubungannya sama-sama

mewadahi keturunan Yahudi dan saling menghormati satu sama lainnya,

saling tolong menolong karena satu tujuan. Hanya berbeda tempat dan

berbeda aliran saja. Intinya tetap sama, menerapkan Shalom

(kedamaian) dan Tikun Olam (memperbaiki dunia).

Penulis : Apa aliran dari komunitas UIJC?

Pak Benjamin : UIJC itukan United, jadi komunitas ini aliran mana saja bisa masuk

dalam artian masih keturunan orang Yahudi, seperti di dalam WUPJ yang

mempunyai lima aliran yaitu Reform, Reconstructionist, Conservative,


73

Humanistic dan Renewal. Kebanyakan dari anggota komunitas UIJC

adalah Yahudi keturunan Eropa.

Penulis : Bagaimana solusi yang bapak berikan ketika menghadapi suatu

stereotifikasi pada umat Yahudi?

Pak Benjamin : Karena mayoritas masyarakat Indonesia anti Yahudi, perlu adanya

edukasi mengenai Yahudi. Saya mempunyai teman bernama Monic

Rijkers yang mana dia adalah keturunan Yahudi, tetapi beragama Kristen

dan dia mendirikan Yayasan yang bernama Haddasah of Indonesia.

Yayasan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat Indonesia

mengenai hal hal yang berkaitan dengan Israel. Dia menyebarkannya

lewat media sosial, blog pribadi, dan pada kehidupan sosialnya.

Penulis : Bagaimana kegiatan sehari hari dari umat Yahudi di Indonesia?

Pak Benjamin : Kegiatan sehari-hari mereka (umat Yahudi) di Jakarta adalah beribadah

di rumahnya masing-masing dan setiap minggu diadakan kelas online

yang mana Rabbi mentornya masuk dalam kelas tersebut dan

menjelaskan apa saja yang menjadi bahasan dalam kelas online tersebut.

Biasanya mereka membahas masalah-masalah yang dihadapi umat

Yahudi dan memperdalam ilmu keYahudiannya.

Penulis : Bagaimana pandangan bapak mengenai keragaman agama dan budaya

di Jakarta?

Pak Benjamin : Menurut saya banyak muslim yang baik di lingkungan saya. Sebetulnya

masalah saya bukan dengan orang muslim melainkan dengan orang

Kristen, mengapa karena mereka menganggap yang membunuh Yesus


74

adalah orang Yahudi. Tetapi saya mengakui agama Kristen adalah agama

baik tapi itu bukan untuk saya.

Penulis : Bagaimana menurut bapak toleransi yang dirasakan umat Yahudi di

Indonesia selama ini? Dan bagaimana umat yahudi memberikan toleransi

terhadap umat beragama lainnya?

Pak Benjamin : Sementara ini kami merasa toleransi di Indonesia cukup baik dan bagi

kami ajaran Yahudi memberikan dukungan dan aplikasi penuh untuk

hidup bersama dengan baik. karena Judaisme percaya akan keselamatan

individu dapat diperoleh dengan cara masing-masing yang unik. Serta

semua agama mengajarkan jalan keselamatan yang khas.

Penulis : Apakah umat Yahudi yang ditinggal di Indonesia akan menetap

selamanya? Atau akan kembali ke negara Israel?

Pak Benjamin : Saya rasa semua sudah diatur, dan nanti kalau sudah ada tandanya tuhan

pasti akan memberi tahu. Seperti dalam surat Yehezkiel nomor 36-39.

Penulis : Bagaimana menurut bapak tentang kehidupan sosial di Indonesia?

Pak Benjamin : Disini jauh lebih baik daripada di Amerika. Masyarakatnya lebih

majemuk, terlihat dari adanya lebih dari 700 suku dan mereka cukup

religious.

Penulis : Bagaimana harapan umat Yahudi khususnya Komunitas UIJC di masa

depan?

Pak Benjamin : Kami berharap dapat memiliki hak dan kedudukan yang sama sebagai

warga negara Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai