2021-2023
Kanda Arief Maulana, Kanda Kurniadi, Kanda Encep Hanif Ahmad, Kanda Ahmad
Fauzan Baihaqi, Kanda Ahmad Surya dan Ayunda Ninit Permata
2
Teruntuk 28 Peserta Kohati Development Program, disampaikan banyak terimakasih atas
partisipasi terbaiknya:
Anik Wariska
Deby Sulistyo Budi Rahayu Lestari
Desi Fitriani
Dina Maysarah Harahap
Fitri Radiantini
Gayatri Sekar Tadji
Ii Syarifah
Intan Purnamasari
Irma Suriani
Marweli
Mia Nurhalimah
Misye Maulidia Paradistin
Musdalipah
Nadira
Novi Febrianti
Novia Andriani
Nurlatifah Usman
Puput Mahfudzoh
Restiana
Rika Artika
Ririn
Rodhiati Aslama Meuraxa
Siti Annisa Aditianingsih
Sri Wahyuni Serang
Uswatun Khasanah
Wasliyah
Yulia Azmiyati
Yunita Rohmah A.S
3
DAFTAR ISI
COVER ..........................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
KATA PENGANTAR...................................................................................................6
4
K. RPP Perspektif Kohati Sebagai Kontributor Pembaharuan ................................297
L. RPP Revitalisasi Analisis Kohati Terhadap Isu Keperempuanan.......................306
M. RPP Public Speaking, Metode Diskusi dan Diplomasi ......................................319
N. RPP Kepemimpinan Perempuan .........................................................................332
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DOKUMENTASI KEGIATAN
5
KATA PENGATNTAR
Assalamaualaikum Wr.Wb
Alhamdulillahil ladzii an‟amanaa bini‟matil iimaan wal islaam. Wanushalli
wanusallimu „alaa khairil anaam, sayyidinaa muhammadin wa‟alaa aalihii wasohbihi aj-
ma‟iin, amma ba‟du. Salam sejahtera untuk kita semua semoga kita semua selalu
dalam keadaan sehat dan lindungan Allah SWT. Allhamdulillahirabbil‟alamin, segala
puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita masih bisa mendapatkan nikmat sehat
dan nikmat iman dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Shalawat beserta salam
semoga senantiasa tetap tecurah limpahkan kepada baginda besar sang revolusioner
kehidupan Nabi Agung Muhammad SAW.
Allhamdulillah, satu semester kepengurusan Kohati PB HMI periode 2021-2023
telah dilalui, semoga spirit kebersamaan serta kekompakan selalu terjaga dalam
membangun ukhuwah dalam perjuangan. Sebuah program unggulan Kohati PB HMI
khususnya dalam bidang perkaderan allhamdulillah telah selesai di semester 1, adalah
program yang menghasilkan format perkaderan baru yang harapanya dapat
diaplikasikan dan sesuai nantinya dengan semua kultur di seluruh daerah dan sesuai
dengan perkembangan zaman terutama perkaderan yang adaptif dengan kecanggihan
teknologi. Bagi saya organisasi yang modern bukan organisasi yang hanya mampu
berbasis kecanggihan teknologi saja, tetapi organisasi juga harus mengingat bahwa
penting adanya pemetaan basic need and basic interest kader, sehingga sebuah
organisasi tetap bisa eksis dan bersaing baik secara kuantitas dan kualitas kadernya
dengan banyaknya organisasi lain yang serupa. Dan disinilah alasan mengapa Kohati‟s
Development Program ini digagas.
Dalam perkaderan kita mengenal P4L (Penyelenggara, Peserta, Pemandu,
Pemateri, dan Lingkungan) P4L ini lah yang sangat mempengaruhi output dari sebuah
training. Pertama Penyelenggara, bayangkan sulitnya jika tanpa adanya juknis yang
seragam dan pakem, bisa saja penyelenggara melaksanakan training hanya sebatas
formalitas tanpa memperhatikan input, proses, dan output. Kedua peserta, ini juga
harus sangat diperhatikan bagaimana input peserta yang sesuai dengan standar, serta
proses screening yang tidak tepat sesuai prosedur. Ketiga adalah Pemandu, yang kita
sebut dengan Master Of Training dan Instruktur, minimnya jumlah instruktur HMI-Wati
seluruh Indonesia menjadi masalah krusial, selain itu forum-forum training Kohati
membutuhkan SDM intruktur yang mumpuni dalam wilayah pembinaan kader
perempuan, bukan hanya sekedar menjadi pemandu training tetapi dapat
menumbuhkan potensi, menggali bakat setiap kader HMI-Wati sesuai dengan tujuan
Kohati. Berdasarkan keadaan ini, KDP ini menghasilkan program turunan yaitu
Upgrading Instruktur Kohati yang akan dilaksanakan oleh Kohati Badko seluruh
Indonesia guna mempertahankan instruktr Kohati dan meningkatkan skill dalam
kepemanduan forum training Kohati. Ke Empat adalah Pemateri, didalam hasil KDP
akan tertuang Modul serta RPP yang menjadi panduan agar pemateri mampu
memenuhi standar penyampaian materi dalam forum Kohati. Dan yang terakhir adalah
Lingkungan, menumbuhakan budaya positif baik suasana maupun fikiran. sehingga
mengasilkan ide-ide gagasan terbaik selama proses training berlangsung.
Peran Kohati yang termaktub dalam PDK pkasal 8 Kohati berperan sebagai
6
pembina dan pendidik Muslimah pada umumnya dan HMI-Wati pada khususnya. Untuk
mengembangkan nilai-nilai keIslaman dan ke Indoensiaan merupakan tugas mulia
dalam meningkatkan kualitas Muslimah, untuk mewujudkan hal tersebut tentu
membutuhkan sebuah system pembinaan yang serius. Dan setiap organisasi wajib
hukumnya untuk senantiasa meng-upgrade pola pembinaan yang disesuaikan dengan
perkembangan zaman. Demikians sedikit gambaran dan harpan Kohati PB HMI di
periode kali ini dalam wilayah pembinaan kader. Semoga tindak lanjut program ini
dapat terlaksana dengan maksmimal dan mendapat dukungan dari semua pihak.
Terimakasih sebanyak-banyaknya untuk semua pihak yang telah membantu baik
secara moril maupun materil sehingga dalam terlaksananya Kohati‟s Development
Program.
Umiroh Fauziah
Ketua Umum
7
PETUNJUK TEKNIS
LATIHAN KHUSUS KOHATI
8
PROTOTIPE
PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS)
KEGIATAN LATIHAN KHUSUS KOHATI (LKK)
PENDAHULUAN
Sebagai bagian dari HMI, Kohati otomatis juga mempunyai fungsi perkaderan
sejalan dengan Anggaran Dasar HMI yang tegas menyebutkan bahwa HMI berfungsi
sebagai organisasi kader. Sebagai wahana/wadah kaderisasi, Kohati menjadi
laboratorium tempat mahasiswi berlatih dan berpraktik atau menjadi kawah
candradimuka tempat mahasiswi digodok menjadi kader yang disiapkan untuk
menjadi insan akademis, pencipta, pengabdi sebagaimana termaktub dalam tujuan
HMI. Dalam tubuh HMI, secara umum, seperti halnya HMI-wan, HMI-wati dituntut
memperoleh ilmu dan pengalaman tentang keorganisasian, ke-Islam-an dan ke-
Indonesia-an. Di samping itu, kader HMI-Wati juga diharapkan mendapatkan
kelimuan dan pengalaman tentang keperempuanan. Oleh karenanya tidak
berlebihan bila disebut bahwa seorang HMI-wati adalah kader HMI “plus” karena
sejalan dengan proses kaderisasinya di tubuh HMI, ia juga mendapatkan bekal untuk
membentuk dirinya menjadi seorang perempuan yang turut berupaya mewujudkan
tujuan HMI sebagaimana telah disebutkan tadi. Berkaca pada pengalaman dan
sejarah panjang mengenai perjalanan HMI-wati selama ini, dirasakan bahwa
semakin lama penjiwaan dan karakter HMI-wati produk pelatihan yang ada semakin
jauh dan “melenceng” dari arah perkaderan HMI lebih-lebih bila mengacu kepada
niat awal pendirian Kohati. Selain itu sangat terlihat bahwa proses perkaderan formal
HMI-wati melalui pelatihan yang disebut LKK (Latihan Khusus Kohati tidak fokus
karena kurang terarah, dan kurang terformat antara satu cabang dengan cabang
lain.
Di samping itu, terlihat tidak adanya efisiensi dan efektifitas dalam memanfaatkan
waktu dan kesempatan sebagai suatu wadah pelatihan HMI-wati. Wawancara
kepada banyak mantan peserta LKK menunjukkan bahwa materi yang mereka dapat
tidak mengesan dan tidak memberikan arti yang “dalam” bagi mereka, “easy come
easy go”. Intinya adalah perlu ada perombakan besar dalam melakukan pola
perkaderan yang lebih baik lagi bagi kader HMI-wati. Oleh Karenanya, pada Kongres
9
HMI di Ambon 2018 melalui forum musyawarah Kohati sebagai forum pengambilan
keputusan tertinggi di Kohati diusulkan dan di sahkan untuk membuat suatu
petunjuk teknis terkait pelaksanaan Latihan Khusus Kohati (LKK) untuk menjadi
pedoman dan rujukan teknis penyelenggaraan LKK di seluruh cabang se-Indonesia.
Arah LKK yang diselenggarakan oleh setiap cabang harus merujuk pada Petunjuk
Teknis ini dengan langkah-langkah yang akan dijelaskan lebih detail pada bagian di
bawah ini.
1. Pasal 4, 5, 6, 7, 8, 9 AD HMI
TUJUAN LKK
Terbinanya Kader HMI-Wati yang menjunjung tinggi nilai-nilai ke-Islam-an dan ke-
Indonesia-an sebagai akselerasi mencapai tujuan HMI dan mengaplikasikannya
dalam ranah domestic dan public.
TARGET LKK
NOMENKLATUR LKK
10
Penyebutan LKK pada setiap cabang adalah “Latihan Khusus Kohati HMI Cabang…
(Nama cabang) dan tidak diperkenankan penyebutan tingkatan lokal, regional,
ataupun nasional.
Suksesnya sebuah training tentu saja ditentukan oleh adanya kerjasama antara
individu maupun lembaga yang memiliki kewenangan, itu sebabnya secara lebih
spesifik terdapat beberapa institusi yang terlibat dalam tingkat pelaksanaan training,
yaitu:
11
2. Organizing Committee; bertugas dan bertanggung jawab terhadap
penyediaan fasilitas untuk kelancaran penyelenggaraan LKK. Tugas-tugas OC
secara garis besar sebagai berikut:
4. Peserta adalah HMI-wati yang telah memenuhi persyaratan dan lolos seleksi
sebagaimana ditentukan panitia. Persyaratan yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
12
Kualifikasi unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksaan pelatihan
1. Steering Committee
2. Organizing Committee
b. Tim Master adalah kader HMI yang telah Lulus mengikuti Training
Instruktur di HMI (SC/TI /TFT)
4. Peserta
a. Dapat membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar di luar QS. Al-Fatihah.
b. Dapat menghafal 15 (lima belas) surat dalam Al-Qur‟an di luar QS. Al-
Fatihah.
13
e. Wajib memenuhi syarat administrasi yang ditetapkan penyelenggara.
h. Persyaratan lain yang belum diatur, dapat dibuat oleh penyelenggara LKK.
Terdapat 4 tema besar dalam LKK yang dirumuskan. Ke empat tema yang dimaksud
dengan orientasinya masing-masing sebagaimana dimaksud adalah:
14
b. Memiliki kemampuan diskusi dan diplomasi yang baik di dalam maupun
luar organisasi.
c. Membangun jiwa kepemimpinan dan team building yang baik dan kuat.
a. Mengenali secara kuat dengan visi organisasi induknya yakni HMI yang
berakselerasi dengan kegiatan dan program Kohati untuk bersama-
sama memiliki peran mewujudkan tujuanHMI.
15
ALUR MATERI LKK
Target
No. Materi Isi Materi Keterangan
Afektif Kognitif Motorik
1. Ke-Islam- Fokus materi adalah Lebih yakin Tahu bahwa Melakukan aktifitas Berfungsi memberikan
An untuk mengetahui bahwa Islam perempuan menurut seperti yang pemahaman dan
persepsi Islam tidak
Perempuan juga pro dianjurkan dalam penanaman nilai-nilai
seperti perempuan
menurut perspektif terhadap yang di persepsikan Islam sesuai Islam
Islam dan perempuan. oleh masyarakat.
implementasinya
dalam ranah
domestik dan public
2. Keperempu Fokus materi adalah Lebih tanggap Tahu tentang Aktif dalam kegiatan- Berfungsi memberikan
perempuan secara
Anan untuk mengetahui dalam menyikapi kegiatan positif dan pengetahuan yang lebih
keseluruhan dan
Tentang persoalan - tahu bagaimana Melakukan menyeluruh terhadap
menyelesaikan
perempuan, persoalan pendampingan perempuan dan tanggap
permasalahan yang
kebutuhan diri perempuan dan ada terhadap korban dalam menyikapi
seorang perempuan mampu akibat pelecehan persoalan yang menimpa
dan peran memenejem diri atau kekerasan yang perempuan
13
perempuan di sebagai menimpa
lingkup masyarakat perempuan perempuan.
serta dapat
menyelesaikan
permasalahan
tentang isu
keperempuanan
3. Keorganis Fokus materi Paham secara Tahu sejarah dan Lebih aktif di Kohati Berfungsi memberikan
asian; Ke- mengenai keseluruhan aturan yang berlaku (memberikan pemahaman dan
HMI-an kelembagaan Kohati mengenai Kohati di Kohati kontribusi berupa menyelaraskan kegiatan
dan Ke- pemikiran maupun sesuai dengan PDK
Kohati-an tindakan)
4. KMK Fokus materi untuk Berani, Memiliki kemampuan Memimpin Berfungsi mencetak
(Kepemimpi mengembangkan bertanggung memimpin, organsisasi, menjadi kader menjadi
nan, kemampuan dalam jawab dan dapat memanaje dan ketua peaksana, pemimpin yang mampu
Manajemen memimpin, di percaya komunikasi secara MC, dll menjawab tantangan
dan menejerial, dan verbal dan non zaman
Komunikasi) berkomunikasi di verbal
dalam maupun di
luar organisasi
14
15
SILABUS MATERI LKK
A. KEISLAMAN
16
&Mizan.
2. Subhan, Zaitum. 2000. Menggagas Fiqh
Pemberdayaan Perempuan. Jakarta : el-
Kahfi
3. Qordlawi, Yusuf, dkk. 2004. Ketika Wanita
Menggugat Islam. Jakarta
4. Schimmel, Annimarie. 1998. Jiwaku Adalah
Wanita. Bandung: Mizan
5. Husein, Muhammad. 2001. Fiqh Perempuan :
Refleksi kias Atas Wacana dan Gender.
Yogyakarta: Rahma & LKIS
6. Sudarto. 2018. Masailul Fiqhiyah Al-
Haditsah. Yogyakarta: CV Budi Utama
7. Wicaksono SF. 2011. Hukum Waris: Cara
Mudah dan Tepat Membagi Harta warisan.
Jakarta Selatan: Fisimedia
8. Lestari EYP. 2010. Keluarga Sehat (Panduan
Praktis Hidup Sehat bagi Seluruh Anggota
Keluarga).
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
9. Al-Albani, NM. 1986. Tuntutan Lengkap
Mengurus Jenazah. Depok. Gema Insani.
10. Nasaruddin Umar: Argumentasi kesetaraan
gender perspektif Al- Qur‟an
11. Sachiko Murata, The Tao of Islam, Mizan,
Bandung
12. Referensi lain yang relevan
17
Pernikahan
4. Peserta dapat memahami psikologi keluarga
5. Peserta dapat menjelaskan penyebab perceraian
Alokasi Waktu 4 x 45 menit
Pokok Bahasan 1. Ciri-ciri pasangan hidup yang berkualitas
2. Hukum-hukum pernikahan
3. Hubungan dalam pernikahan
4. Psikologi keluarga
5. Penyebab perceraian dan cara menghindarinya
Metode Penyampaian Ceramah, FGD, study case dan diskusi
Evaluasi Tes Tulis
Penialaian 1. Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan
2. Kemampuan mereview materi dan presentasi
3. Tes objektif dan penugasan
4. Etika dan partisipasi di luar forum
Referensi 1. Kompilasi Hukum Islam
2. Purbasari, Indah. 2008. Hukum Perkawinan
Islam (Sebagai Hukum Positif di Indonesia.
Surabaya: Isma Media Utama.
3. Sirin, Hairon. 2016. Perkawinan Mazhab
Indonesia. Yogyakarta: CV Budi Utama.
4. Sudono, Anggani. 2008. Sumber Belajar dan Alat
Permainan (Untuk Pendidikan Anak Usia Dini).
Jakarta: Grasindo
5. Jaipaul L, Roopnarine dan James E. Johnson.
2009. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Berbagai
Pendekatan. Jakarta: Prenada Media Group
6. Ayuhan. 2016. Konsep Pendidikan Anak Shalih
Dalam Perspektif Islam. Yogyakarta: CV. Budi
Utama
7. Euis, Sunarti. 2013. Potret Ketahanan Keluarga
Indonesia: Perpektif Keragaman Pola Nafkah
Keluarga. Bogor: Institut Pertanian Bogor
8. Soedarsono, Soemarno. 2005. Hasrat Untuk
Berubah (The Will Ingness To Change). Jakarta:
PT Alex Media Komputindo.
9. Rampai, Bunga. 2004. Sosiologi Keluarga.
Jakarta: Yayasan Obor indonesia.
10. Referensi Lain Yang Relevan
18
II. KEPEREMPUANAN
1. Konsep Diri
2. Psikologi Perempuan
19
Perempuan
3. Membandingkan nilai-nilai sosial budaya
terhadap kepribadian kaum perempuan
4. Menguraikan problem solving atas permasalahan
kaum perempuan
Alokasi Waktu 4 x 45 Menit
Pokok Bahasan 1. Pengertian psikologi perempuan
2. Fase-fase perkembangan jiwa dan karakteristik
perempuan
3. Pengaruh nilai-nilai sosial dan budaya terhadap
kepribadian kaum perempuan
4. Problem solving atas permasalahan perempuan
Metode Penyampaian Ceramah, FGD, study case dan diskusi
Evaluasi Tes Tulis
Penilaian 1. Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan
2. Kemampuan mereview materi dan presentasi
3. Tes objektif dan penugasan
4. Etika dan partisipasi di luar forum
Referensi 1. Annimarie Schimmel. 1998. Jiwaku adalah
wanita.Bandung ; Mizan Achmaro Mendatu,
2010, Psikologi Nama, Jalasutra 3. Jess
Feist, Gregory
2. J.Feist, Teori Kepribadian ,Salemba 4. Kartini
Kartono. 1998. Psikologi Wanita. Jakarta:
Rajawali Pers
3. Rosalind Horton, Sally Simmons. 2009. Wanita-
Wanita Yang Mengubah Dunia : Kumpulan
Kisah Penuh Inspirasi dari Wanita-Wanita
Pengukir Sejarah. Erlangga Sadli, Sarinah.
2010. Berbeda Tetapi Setara ; Pemikiran
Tentang Kajian Perempuan. Jakarta: Kompas.
4. Referensi lain yang relevan
3. Kesehatan Reproduksi
20
4. Peserta dapat memahami tindakan preventif
dan kuratif terkait organ vital perempuan
5. Peserta dapat memahami tentang HIV/AIDS
6. Peserta dapat memahami tentang fertilitas
7. Peserta dapat memahami tentang aborsi
Peserta dapat memahami tentang kanker serfiks
8.
dan kanker payudara
Alokasi Waktu 4 x 45 menit
Pokok Bahasan 1. Pengertian prenatal care
2. Pengertian postnatal care
3. Masalah-masalah tentang menstruasi
4. Yang dimaksud tindakan preventif dan kuratif
terkait organ vital perempuan
5. Pengertian HIV/AIDS
6. Pengertian tentang fertilitas
7. Masalah tentang aborsi dan efeknya
8. Pengertian kanker serfiks dan kanker
payudara dan penyebabnya serta cara
menyembuhkannya
Metode Penyampaian Ceramah, FGD, study case dan diskusi
Evaluasi Tes Tulis
Penialaian 1. Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan
2. Kemampuan mereview materi dan presentasi
3. Tes objektif dan penugasan
4. Etika dan partisipasi di luar forum
Referensi 1. Ayu Chandranita, ida dkk. 2006.
Memahami Kesehatan Re[roduksi Wanita.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
2. Devi, Nirmala. Gizi Saat Sindrom Menstruasi.
Jakarta: Erlangga
3. Susan, Meredith. Apa Yang Terjadi Pasa
Diriku.Jakarta:Erlangga
4. Alan, White side. 2008. HIV/AIDS a Very Short
Introducrion. New York: Oxford University
Press.
5. Nursalam & Dian, Ninuk Kurniawati. 2007.
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi
HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika
6. Glasier, Anna & Gebbie, Ailsa. 2005.
21
Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi. EGC
7. Lubis, Firman. Dkk. Kesehatan
Perempuan.Jakarta:YLKI
8. Ahmad, Munawar Anees. Islam dan Revolusi
Sexual Kaum Perempuan. Bandung: Mizan
9. Referensi lain yang relevan
22
luar KUHP,Korupsi, Money Laundry dan
Traficking. Jakarta: Raih Asa Sukses
5. Subhan, Zaifuna. 2004. Perempuan dan Politik
Dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pesantren
6. Referensi lain yang relevan
23
III. KEORGANISASIAN, KE-HMI-AN, DAN KE-KOHATI-AN
1. PDK I
2. PDK II
24
4. Kohati dapat memahami dan menjelaskan skema
analisis tujuan Kohati
5. Peserta dapat memahami dan menjelaskan
landasan gerakan Kohati
Alokasi Waktu 5 x 45 menit
Pokok Bahasan 1. Pola pembinaan Kohati.
2. Platform gerakan Kohati
3. Atribut Kohati
4. Skema analisis tujuan Kohati
5. Landasan gerakan Kohati
Metode Penyampaian Ceramah, FGD, study case dan diskusi
Evaluasi Pemberian kasus
Penialaian 1. Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan
2. Kemampuan mereview materi dan presentasi
3. Tes objektif dan penugasan
4. Etika dan partisipasi di luar forum
Referensi 1. Pedoman Dasar Kohati
2. Hasil-hasil Kongres Terbaru
3. Presidium Forhati Nasional 2015. 2015. Kiprah
Alumni HMI-Wati: Inspirasi Perempuan
Indonesia. Jakarta: Forhati Nasional.
4. Nasution, Ida Ismail. 2008. Kohati: Mengakar
Kedalam Untuk Meraih Asa.
5. Referensi Lain Yang Relevan
25
HMI dan Kohati
1.4. Administrasi Pengarsipan
1.5. Keanggotaan Kohati
1.6. Inventarisasi, dokumentasi dan publikasi
2. Keprotokoleran
2.1. Master of Ceremony
2.2. Etika dan tata cara moderasi
Metode Penyampaian Ceramah, FGD, study case dan diskusi
Evaluasi Membuat surat
Penialaian 1. Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan
2. Kemampuan mereview materi dan presentasi
3. Tes objektif dan penugasan
4. Etika dan partisipasi di luar forum
Referensi 1. Hasil-hasil Kongres
2. Pedoman Dasar Kohati
3. Referensi Lain Yang Relevan
26
Penialaian 1. Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan
2. Kemampuan mereview materi dan presentasi
3. Tes objektif dan penugasan
4. Etika dan partisipasi di luar forum
27
dalam Islam. Yogyakarta: LSPA dan Yayasan
bandung Budaya.
Ciciek, Farha. 1999. Ikhtiar dala Mengatasi
Kekerasan dalam Rumah Tangga. Jakarta:
Proyek
Kerja sama Solidaritas Perempuan dan Lembaga
kajian Agama dan Gender (LKAJ).
Umar, Nasaruddin. Argumentasi Kesetaraan
Gender Perspektif Al-Qu‟an.
Tim Yayasan Jurnal Perempuan. 2001.
Kekerasan Negara Terhadap Perempuan.
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan dan Deford
Foundation.
Referensi lain yang relevan.
IV. KEPEMIMPINAN MENEJEMEN DAN KOMUNIKASI
28
3. Tes objektif dan penugasan
4. Etika dan partisipasi di luar forum
Referensi 1. Hardjana, AM. 2003. Komunikasi Intrapersonal
dan Interpersonal. Yogyakarta: Kansius.
2. Wuwur, HD. 1991. Retorika Tampil Berpidato,
Berdiskusi, Berargumentasi dan Bernegosiasi.
Yogyakarta: Kansius.
3. Dewi, FU. 2016. Public Speaking ( Kunci Sukses
Bicara di Depan Publik
). Yogyakarta: Pustaka.
4. Rohan, M. 2011. Smart Public Speaking.
Jakarta: Gagas Media.
5. Referensi lain yang relevan.
2. Kepemimpinan
29
4. Etika dan partisipasi di luar forum
Referensi 1. Al-Qur‟an dan Terjemahannya.
2. Mangun Hardjana. 1976. Kepemimpinan.
Yogyakarta: Kansius.
3. Iskandar, Soekarso. 2015. Kepemimpina Kajian
Teoritis dan Praktis.
4. Nawawi, HH dan Martini, H. 2000.
Kepemimpinan yang Efektif.
Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
5. Sukanto. 1998. Dasar-dasar Kepemimpinan
Administrasi. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
6. Gipson, Donnely. 1997. Management. Jakarta.
SELEKSI KEPESERTAAN
Untuk dapat menghasilkan lulusan LKK berkualitas, diperlukan proses seleksi yang
berkualitas, efektif dan efisien. Pendekatan yang bisa digunakan berbentuk online
atau offline dengan prinsip penyelenggaraannya sebelum kegiatan LKK di mulai.
Adapun caranya dengan menguji kualifikasi peserta.
PROSEDUR PELAKSANAAN
30
3. BPL HMI Cabang menindaklanjuti permohonan KOHATI Cabang dengan
berkonsultasi kepada BPL PB HMI (Dalam waktu 1 minggu untuk proses)
9. Proposal dan Modul yang telah dibuat, dikirimkan kepada KOHATI BADKO
untuk di verifikasi kelengkapannya. (Dalam waktu 1 minggu)
10. KOHATI BADKO memberikan catatan hasil verifikasi dan diteruskan kepada
KOHATI PB HMI untuk di review dan diberikan persetujuan. Apabila tidak
memenuhi standar kualifikasi dapat dikembalikan pada pihak pengirim untuk
perbaiki. (Dalam Waktu 1 minggu untuk proses)
31
12. Surat persetujuan yang telah diterima oleh KOHATI Cabang dilampirkan ke
dalam proposal pelaksanaan kegiatan dan dapat dipublikasikan. (Dalam
waktu 1 bulan atau 4 minggu)
32
2. Peserta datang ke lokasi pelatihan dan melakukan registrasi. (jika
screening dilakukan secara online maka peserta datang ke lokasi 1 hari
sebelum pembukaan Dilakukan pada hari pembukaan)
3. Seluruh unsur yang terkait dalam pelatihan serta undangan mengikuti
pembukaan pelatihan dengan susunan acara sebagai berikut:
a. Pembukaan
e. Sambutan-sambutan
a. Pembukaan
g. Sambutan-sambutan
33
D. FASE PASCA PELATIHAN LKK (dilakukan satu minggu)
a. Laporan Kegiatan
b. Laporan Keuangan
d. Lampiran-lampiran
2. MOT membuat report progress pengelolaan LKK kepada BPL HMI Cabang.
Selanjutnya diteruskan kepada BPL PB HMI. Jika mandate MOT berasal dari
BPL PB HMI, progress report langsung ditujukan kepada BPL PB HMI. Hal ini
dilakukan selama 1 minggu setelah forum LKK dilakukan.
34
SKEMA PENYELENGGARAAN LKK
BPL PB KOH PB
DI REVISI DIKEMBALIKA
N
BPL MOT MODUL
CABANG
KOH. KOH. PB
SURAT
CABANG DI TERIMA
SELEKSI
PERSIAPAN PUBLIKA
KEGIATAN FASILITAS PESERTA SI KOH. CABANG
KEGIATAN
35
ALUR KEGIATAN FORUM
36
ALUR KEGIATAN DALAM LATIHAN KHUSUS KOHATI
A. Screening (tes wawancara)
B. Ceremonial Pembukaan LKK
C. Hari pertama
Sesi
1. Ice breaking
2. Pree test
3. Ta‟aruf
4. AMT
5. Kontrak belajar
D. Hari ke-dua
Sesi
1. Pengantar materi
2. Materi: Ke-Islaman
3. Pendalaman materi Ke-Islaman
4. Evaluasi
5. Luar forum: kelompok refleksi/diary
E. Hari ke-tiga
Sesi
1. Ulasan/review materi
2. Materi ke-Perempuanan
3. Pendalaman materi
4. Evaluasi
5. Luar forum: kelompok refleksi/diary
F. Hari ke-empat
Sesi
1. Ulasan/review materi
2. Materi:ke-Kohatian
3. Pendalaman materi
4. Evaluasi
5. Luar forum: kelompok refleksi/diary
G. Hari ke-lima
Sesi
1. Ulasan/review materi
2. Materi Kepemimpinan, menejemen, komunikasi dan materi penunjang
3. Rencana tindak lanjut
4. Post test
5. Evaluasi instruktur
37
DRAFT MODUL BAGI FASILTATOR
PENINGKATAN KUALITAS
KOHATI
38
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PENGANTAR
Alqu‟an dan al-hadist sebagai pedoman hidup umat manusia sudah seyogyanya
dipelajari, dipahami dan di internalisasi dalam diri, tertanam dalam hati nurani,
tertuang dalam akal sehat sehingga dapat menjalani kehidupan dengan baik
sebagaimana tujuan awal penciptaan manusia sebagai khalifah di muka bumi seperti
yang dijelaskan dalam QS. Al-baqoroh: 30.
Khalifah bermakna pengganti, pemimpin atau penguasa tidak mengarah pada jenis
kelamin tertentu artinya khalifah ini bersifat general tidak ada keberpihakan
terhadap laki-laki atau perempuan walau dalam penerapannya sebagian besar
masyarakat beranggapan bahwa khalifah ini diidentik dengan laki-laki.
Hal tersebut hanya sebagian kecil dari persoalan teks ak-qur‟an yang disalah artikan
dalam berkehidupan sehingga cenderung perempuan merasa banyak dirugikan.
Bukan tentang teks al-qur‟an dan al-hadist secara harfiyah melainkan dalam
penafsiran dan penerapannya.
Melalui sesi perempuan dalam perspektif islam ini peserta dapat diberikan
pemahaman secara utuh dan menyeluruh dalam memahami teks-teks alqu‟an dan
al-hadist tentang perempuan baik dari penciptaannya dan kedudukannya sehingga
dapat memberi perubahan yang baik dalam bentuk sifat dan sikap.
TUJUAN:
39
4. Menjelaskan tentang persaksian, waris, sunnat dan babul mayit dalam islam
TOTAL WAKTU:
120 menit
Papan Tulis
Kertas Karton atau kertas kayu
Proyektor
Laptop
Kertas flichart, metaplan, sticky note, spidol besar, spidol kecil
Bahan bacaan “Perempuan dalam Perspektif Islam”
PROSES PEMBELAJARAN/LANGKAH-LANGKAH
40
perempuan?”, “bagiamana kedudukan perempuan dalam islam?”,
“apakah benar bahwa perempuan tercipta dari tulang ruusk laki-
laki?”, “apakah benar jika perempuan menjadi pemimpin maka
tidak akan berhasil?” Catat jawabannya pada kertas flipchart atau
sticky note berupa kata-kata kuncinya saja.
Setelah itu, bagikan kepada setiap peserta lembar cerita tentang
“Perempuan adalah Manusia Utuh” Berikan waktu maksimal 5
menit peserta untuk mencerna lembar bacaan yang diberikan.
Galilah pendapat setiap individu tentang apa yang dibaca
60:00 TAHAP MENILAI METODE: FGD dan
Dakwah
Bentuk kelompok menjadi 3 dengan
pembahasan (1). Membedah QS. Al-
Baqoroh:30, QS. Annisa:1&34,
ditinjau dari aspek tafsir, azbabun
nuzul dan penerapan dalam
keseharian, (2). Mengidentifikasi
tentang fiqh nisa mencakup risalatul
mustahadhoh (haidh, nifas, wiladah,
dan mustahdhoh) (3).
Mendeskripsikan tentang persaksian,
waris, sunat dan mempraktikan babul
mayit
Peserta diminta untuk
mepresentasikan hasil dari FGD setiap
kelompok 10 menit dengan bergaya
seperti pendakwah
Kelompok lain menanggapi secara
ilmiah, kritis, logis dan sistematis
durasi 10 menit.
Buka sesi tanya jawab terhadap
subtopic yang belum dipahami.
41
10:00 TAHAP MERANGKUM DAN AKSI METODE: Ceramah,
Presentasi
Bingkai kembali (reframing) pembahasan
sesi ini secara singkat yakni perempuan
dalam perspektif islam dan implikasinya. Dan
kaitkan juga pengaruhnya pada kehidupan
sehari-hari
10:00 PENUTUP METODE: Games
Maikan Games tentang materi ini
dengan menggambarkan materi yang
didapat “jika diibaratkan pada tempat,
tempat apa yang tepat
menggambarkannya disertai dengan
alasan”
Tutuplah sesi dengan ucapkan terima
kasih dan tepuk tangan bersama.
Sampaikan materi yang akan
diperoleh peserta pada sesi
berikutnya
42
Lembar Cerita
Namaku Khodijah dan aku menikah dengan Hairil Muhammad Insani. Kami berdua
sama-sama berkomitmen untuk saling mensuport dalam setiap aktifitas di dalam
atau diluar rumah. Tidak ada tuntutan dari suami bahwa istri harus dirumah
mengurus rumah dan merawat anak karena hal tersebut adalah tugas bersama
antara istri dan suami.
Aktifitas di luar rumah suami berkarir sebagai seorang akademisi dan aku sebagai
politisi dan aku menjabat sebagai anggota dewan perwakilan rakyat di daerah. Tidak
ada pertentangan di keluarga kecil kami tentang perbedaan karir kami dan kami
saling mensuport satu sama lain.
Bagi seorang perempuan tidak mudah memutuskan sebagai seorang politisi ditengah
budaya patriarkhi dan budaya gender yang masih sangat melekat pada masyarakat,
disamping dua budaya tersebut yang membuat perempuan kesulitan dalam
menjalankan dan meningkatkan karir sebagai politisi adalah karena sering
dibenturkan dengan dalih agama yang konon katanya “perempuan itu wajibnya di
rumah aja dosa loh kalau kesringan di luar rumah”, “Perempuan itu tugasnya
sebagai istri yang baik tidak perlu menjadi anggota dewan”, “Agama melarang
perempuan menjadi pemimpin karena itu tugasnya laki-laki”, “kalau perempuan jadi
pemimpin maka tunggulah saat kehancurannya” “perempuan itu tercipta dari tulang
rusuk laki-laki loh, jadi perempuan itu lemah yang kuat itu laki-laki sehingga tidak
perlu kelihatan sok kuat dan sok hebat terjun dalam ranah politik” ini adalah
sebagian kecil dari selentingan yang sering diterima oleh permpuan dengan
memutuskan di dunia politik.
Saya masih sangat ingat diawal-awal kampanye lawan politik menyebarkan banner
yang bertuliskan begini “Sesungguhnya laki-laki itu adalah pemimpin bagi
perempuan” lengkap dengan wajah gagahnya yang seolah sangat maskulin. Kalimat
tersebut lengkap dengan tulisan arab disertai dengan nama surat dan ayat keberapa
dalam al-qur‟an.
43
Di banner lain dibuat tulisan yang berbeda namun tersirat hal yang sama “tidak
beruntung suatu kaum yang urusannya diserahkan kepada perempuan (HR.
Bukhari))” ini adalah tantangan terbesar bagi seorang perempuan dalam
mencerdaskan pemilih bahwa agama tidak mendiskriminasi perempuan dan agama
tidak membatasi ruang gerak perempuan sebagai istri sekaligus sebagai manusia
utuh.
44
Lembar Bacaan
45
1. Penciptaan manusia dari tanah
Berikut ini adalah ayat-ayat yang menjelaskan kejadian penciptaan manusia
dari tanah
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari
tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kukuh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu
sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah,
Pencipta yang paling baik. (Q.S. al-Mukminun [23]: 12–14)
46
Artinya: “Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah Kemudian dari setetes mani,
sesudah itu dari segumpal darah, Kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang
anak, Kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa
(dewasa), Kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada
yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada
ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya). Dia-lah yang
menghidupkan dan mematikan, Maka apabila dia menetapkan sesuatu urusan, dia
Hanya bekata kepadanya: “Jadilah”, Maka jadilah ia. (QS Al Mukmin 67)
Allah menciptakan manusia dengan dua unsur yakni jasmani dan rohani.
Unsur jasmani Adalah tubuh atau jasad manusia yang tersusun atas organ dan
sistem organ. Unsur yang kedua yakni unsur ruh atau jiwa. Kedua unsur ini
47
berkaitan satu sama lain dan apabila kedua unsur tersebut berpisah maka manusia
disebut mati sehingga tidak lagi dapat disebut sebagai manusia. Adapun hakikat
penciptaan manusia menurut berdasarkan substansi penciptaan adalah
sebagai berikut:
48
Artinya:“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.”(QS Adz zariyat : 56)
Ibadah yang semestinya dilakukan manusia terdiri dari dua golongan yakni
ibadah yang bersifat khusus dan ibadah yang bersifat umum. Ibadah yang sifatnya
khusus antara lain ibadah sholat wajib, puasa, zakat, haji dan sebagainya.
Sedangkan ibadah yang bersifat umum adalah seperti melakukan amal saleh yang
tidak hanya bermanfaat bagi dirinya akan tetapi bermanfaat juga untuk orang lain
dan dilandasi niat yang ikhlas dan bertujuan hanya mencari keridhaan Allah semata
seperti bersedekah, menyambung tali silaturahmi dan sebagainya. Oleh sebab itu,
manusia jangan sampai lupa tujuan diciptakannya sebenarnya adalah sebagai
hamba Allah dan beribadah kepadaNya.
49
Artinya: “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan
kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada
Kami?” (QS. Al Mukminun:115).
Artinya: “Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak
perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan Dia sangat marah. Ia
Menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang
disampaikan kepadanya. Apakah Dia akan memeliharanya dengan menanggung
kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup) ?.
ketahuilah, Alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.( QS An-Nahl: 58-59)
50
Tidak hanya masyarakat arab, negara Yunani yang dikenal dengan peradaban
yang tinggi tidak menghargai perempuan dalam masyarakatnya. Mereka
menganggap perempuan sebagai penyebab segala macam penyakit dan musibah
bagi kehidupan umat manusia. Mereka juga dianggap sebagai makhluk rendah yang
diperlakukan seperti budak. Sama halnya dengan bangsa Yunani, bangsa Romawi
dan Persia juga berlaku tidak adil para perempuan, mereka berlaku kasar dan
menghukum berat perempuan apabila mereka melakukan kesalahan kecil. Mereka
hanya menganggap perempuan sebagai pelampiasan seksual semata.
Sejak islam datang ke dunia, citra dan kedudukan perempuan dalam masyarakat
mulai mengalami kemajuan. Allah memerintahkan kepada seluruh umat manusia
agar senantiasa bersikap baik pada perempuan, sebagaimana firman Allah SWT
berikut:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai
perempuan dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena
hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya,
terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. dan bergaullah dengan
mereka secara patut. kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka
bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, Padahal Allah
menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS An-Nisa: 19)
51
Kedudukan antara perempuan dengan laki-laki sama di dalam Islam, keduanya
mengemban misi yang sama di muka bumi yaitu sebagi khalifah fil „ardh, sama sama
mengemban tugas untuk menjadikan Islam sebagai agama rahmatan lil‟alamiin,
yang membedakan antara laki-laki dan perempuan adalah ketaqwaannya kepada
Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Hujurat ayat 13:
Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Al-Hujurat: 13).
52
dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki
dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara
kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah
telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS Al-Ahzab:
35)
53
menda‟wahkan kewajiban tersebut kepada orang lain dan sekaligus menjadi contoh
pada masyarakat sekitarnya.
54
perempuan-perempuan kalian (khususnya anak-anak dan remaja) surah An Nuur.”
(HR. Baihaqi, No. 2330).
Hadits ini menunjukkan ketika ada perintah untuk mengajarkan kaum laki-laki,
diiringi langsung dengan perintah yang sama kepada kaum perempuan, walaupun
materinya berbeda. jadi seharusnya difahami jika hukum-hukum seputar perempuan
diperhatikan dalam syariat Islam, maka seharusnya hal ini menjadi pintu pembuka
kesadaran ummat untuk memperhatikan kebutuhan-kebutuhan lainnya khususnya
pemenuhan hak-hak mereka dalam hal pendidikan dan pembinaan.
55
Artinya:“Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah, ”Haid itu adalah
kotoran” oleh sebab itu, hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita diwaktu haid
dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah
suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang telah ditentukan oleh Allah
kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang yang bertobat dan menyukai orang
yang menyucikan diri.”(QS Al-Baqarah: 222)
Sebab turunnya ayat ini dijelaskan dalam hadits riwayat Ahmad bin Hanbal
dari Anas. Dalam hadits tersebut diceritakan bahwa jika perempuan Yahudi haid
masakannya tidak dimakan dan tidak boleh berkumpul bersama keluarga di
rumahnya (Yahudi: wanita haid adalah najis). Salah seorang sahabat menanyakan
hal itu kepada Nabi, kemudian Nabi berdiam sementara maka turunlah ayat tersebut
di atas.
Setelah ayat itu turun, Rasulullah bersabda “lakukanlah segala sesuatu
(kepada isteri yang sedang haid) kecuali bersetubuh”. Pernyataan Rasulullah ini
sampai kepada orang-orang Yahudi, lalu orang-orang Yahudi dan mantan penganut
Yahudi seperti terkejut mendengarkan pernyataan tersebut. Apa yang selama ini
dianggap tabu tiba-tiba dianggap sebagai “hal yang alami” .
Kalangan mereka bereaksi dengan mengatakan apa yang disampaikan oleh
laki-laki itu (Rasulullah) adalah suatu penyimpangan dari tradisi besar kita. Usayd bin
Hudayr dan Ubbad bin Basyr melaporkan reaksi tersebut kepada Rasulullah; lalu
wajah Rasulullah berubah karena merasa kurang enak terhadap reaksi tersebut dan
kami (Usayd ibn Hudayr dan Ubbad bin Basyr) mengira beliau marah kepada
mereka berdua.
Mereka berdua langsung keluar (sebelumnya) beliau menerima air susu
hadiah dari mereka berdua. Lalu Rasulullah mengutus orang untuk mengejar mereka
dan memberi mereka minum susu, sehingga mereka berdua tahu bahwa rasulullah
tidak marah kepada mereka. Masalah haid juga diceritakan dalam hadits Nabi yang
diriwayatkan olah Bukhāri, Aisyah berkata, “kami keluar bersama Nabi untuk
melaksanakan haji. Ketika kami sampai di Sarif, aku mengalami haid. Lalu Nabi
menghampiriku, dan saat itu aku hanya menangis. Nabi kemudian bertanya, “apa
yang membuatmu menangis?” aku menjawab: “sepertinya aku tidak bisa berhaji
tahun ini,‟ rasulullah bersabda, “apakah engkau sedang haid?” aku menjawab, ”ya”
56
rasulullah bersabda: itu adalah sesuatu yang telah Allah tetapkan untuk anak- anak
perempuan adam‟.
Biasanya perempuan pertama kali haid ketika berumur 12-15 tahun.
Terkadang ada juga perempuan yang sudah mengalami haid sebelum atau setelah
umur tersebut. Keadaan ini tergantung kondisi fisik dan psikisnya. Para ulama islam
berbeda pendapat mengenai batasan umur untuk perempuan haid, sehingga ketika
ada perempuan yang mengalami haid sebelum atau sesudah batasan usia tersebut
bisa dipastikan darah yang keluar dari rahim perempuan adalah darah penyakit dan
bukan darah haid. Perbedaan itu disebabkan tidak adanya penjelasan dari nash
mengenai hal itu. Para ulama menetapkan batasan itu dengan melihat kebiasaan
dan keadaan perempuan.
Menurut Hanafi usia perempuan ketika pertama kali haid adalah 9 tahun
qamariah atau 354 hari dan umur berhentinya haid adalah 55 tahun. Sedangkan
menurut Maliki, perempuan itu mengalami haid dari umur 9-7 tahun.
Menurut Syafii tidak ada batasan umur bagi terhentinya masa haid, selama
perempuan itu hidup haid masih mungkin terjadi padanya. Tetapi biasanya sampai
umur 62 tahun. Hambali berpendapat batas akhir umur perempuan haid adalah 50
tahun, hal ini berdasarkan qaul “Aisyah” ketika perempuan sampai umur 50 tahun,
dia sudah keluar dari batasan haid dan ia juga menambahkan: “perempuan tidak
hamil setelah ia berumur 50 tahun”
Ad-Darimi berkata, “setelah melihat pendapat yang berbeda tentang hal
tersebut, ia berkata, “semua pendapat itu menurutku salah. Karena semua pendapat
itu didasarkan pada keluarnya darah haid. Maka, jika sudah keluar darah dari rahim
perempuan pada keadaan bagaimanapun atau usia berapapun pastilah ia haid.”
Pendapat itu juga yang dipakai Ibnu Taimiyah, kapan saja perempuan haid,
walaupun usianya kurang dari 9 tahun atau lebih dari 50 tahun ia tetap dihukumi
haid. Karena hukum haid itu dikaitkan dengan keluarnya darah tersebut dan bukan
pada usia tertentu. Sesungguhnya haid disifati dengan sifat yang asli, salah satunya
haid adalah darah yang keluar dari rahim. Seperti firman allah dalam surat Al
Baqarah: 228
Artinya: ”…..tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan allah dalam
rahimnya, jika mereka beriman kepada allah dan hari akhirat….
57
Menurut para mufassir, makna arhamihinna dalam ayat ini adalah haid atau
hamil, sehingga sifat asli haid adalah darah yang keluar dari rahim sedangkan
istihaḍah adalah darah yang keluar karena adanya pembuluh darah yang terputus.
1. Warnanya hitam
2. Pekat
3. Mencolok dikarenakan sangat panas
4. Keluarnya darah tersebut untuk memberikan manfaat
5. Baunya berbeda dengan darah- darah yang lain
6. Warnanya sangat merah
Cerita Aisyah RA ini mengajarkan kepada seluruh wanita agar tidak perlu
bersedih ketika mengalami menstruasi karena hal ini sudah ketentuan Allah SWT
yang diberikan kepada setiap wanita dan tentunya ada hikmah dan manfaat di
baliknya. Beberapa hikmah dan manfaat adanya darah haid adalah:
58
proses pengeluaran darah yang berguna sebagai zat makanan bagi janin
dalam kandungan ibu tanpa perlu dicerna. Oleh karena itu, apabila seorang
wanita tidak sedang dalam keadaan hamil, maka darah yang seharusnya
dicerna oleh janin itu akan keluar dan menjadi darah haid atau menstruasi.
Sementara bagi ibu yang sedang hamil, maka jarang sekali akan
mengeluarkan darah haid karena telah dicerna oleh sang janin di dalam
kandungannya.
59
diri di dalam masjid, melewati masjid jika ia khawatir mengotori area masjid, thawaf,
puasa, berhubungan badan serta bersenang-senang (istimta‟) dengan suami di area
antara pusar dan lutut.
Jika ada seorang wanita yang melihat darah ketika hamil, maka jika darah
yang ia keluarkan itu sudah mencukupi batas minimal haid yakni 24 jam atau sehari
semalam dan tidak melebihi batas maksimal haid yakni 15 hari 15 malam, maka
dihukumi darah haid. Otomatis bagi wanita tersebut wajib meninggalkan shalat dan
puasa serta semua hal-hal yang diharamkan bagi wanita haid. Namun, jika darah
yang dilihat ketika ia hamil itu keluarnya kurang dari batas minimal haid (kurang 24
jam atau sehari semalam), atau keluarnya lebih dari batas maksimal masa haid
maka darah tersebut dihukumi darah istihadhah.
Namun ada yang berpendapat darah yang dilihat perempuan saat hamil itu
dianggap darah istihadhah secara mutlak. Bukan darah haid. Karena hamil itu
menutup tempat keluarnya haid, inilah yang mayoritas dialami oleh wanita. Maka
haidnya perempuan di tengah2 hamil itu sangat jarang sekali. Tetapi pendapat
pertamalah yang lebih rajih, yakni darahnya dianggap haid jika telah mencukupi
disebut haid. Adapun batas minimal masa hamil adalah enam bulan. Oleh karena itu,
jika ada seorang wanita yang memiliki anak setelah menikah kurang dari enam
bulan dan anaknya hidup maka dapat dipastikan ia tidak dapat bernasab dengan
ayahnya. Sedangkan batas maksimal hamil adalah menurut imam syafii empat
tahun.
c. Musthahadah
Darah istihadhah merupakan darah yang keluar dari vagina seorang
perempuan diluar darah haid dan bukan karena melahirkan (nifas). Darah
istihadhah disebut juga dengan darah penyakit. Pada umumnya, wanita mengalami
haid selama 6 sampai dengan 8 hari atau paling maksimal 15 hari, dan apabila lebih
dari 15 hari darah tersebut dinamakan darah istihadhah. Dan dalam keadaan
istihadhah tidak berlaku baginya seperti wanita dalam keadaan haid ataupun nifas,
yaitu dia tetap wajib untuk shalat, puasa, tidak ada larangan baginya untuk berjima‟,
memegang al-qur‟an, membaca al-qur‟an dengan menyentuhnya dan boleh untuk
diceraikan .
60
Ciri – ciri darah istihadhah
Darah istihadhah memiliki ciri – ciri:
1. Warnanya merah
2. Berbau seperti darah biasa
3. Berasal dari urat yang putus atau pecah dan keluarnya bukan pada waktu
haid dan bukan pada waktu nifas .
Darah istihadhah dan darah haid memiliki beberapa perbedaan , diantaranya :
a. Perbedaan warna
1. Darah haid berwarna hitam
2. Darah istihadhah berwarna merah segar
b. Kelunakan atau kerasnya
1. Darah haid keras
2. Darah istihadhah lunak
c. sifat kekentalannya
1. Darah haid bersifat kental
2. Darah istihadhah bersifat cair
d. Aromanya
1. Darah haid beraroma busuk / tidak sedap
2. Darah istihadhah beraroma seperti darah biasa
Kondisi dimana wanita Dalam Keadaan Istihadhah :
Kondisi dimana wanita yang memiliki masa haid yang jelas, sebelum
terjadinya istihadhah. Dalam kondisi seperti ini, maka masa haidnya sudah diketahui
berapa lamanya dan diluar masa haid itu di sebut dengan istihadhah. Tidak adanya
kejelasan mengenai masa haidnya, sebelum mengalami istihadhah. Dalam keadaan
seperti ini, maka cara untuk membedakan antara masa haid dan istihadhah adalah
dengan cara mengenali bagaimana ciri – cirinya antara darah haid dan darah
istihadhah. Tidak adanya kejelasan baik masa haid ataupun perbedaan antara darah
haid dan istihadhah.
Dalam keadaan seperti ini , dimana darah yang keluar terus menerus tanpa
adanya perbedaan maka perhitungan masa haidnya selama 6 atau 7 hari , dan
selebihnya sebagai darah istihadhah. Kondisi Yang Mirip Dengan Istihadhah, Kondisi
61
dimana wanita mengalami pendarahan atau keluarnya darah dari vaginanya , terjadi
karena beberapa sebab. Berikut adalah macam – macam kondisi yang mirip dengan
istihadhah :
1. Darah yang keluar setelah terjadinya operasi pengangkatan rahim dan tidak
akan terjadi haid lagi.Dengan terjadinya operasi tersebut, maka diketahui
bahwa wanita tersebut tidak akan mengalami haid lagi. Maka keadaan
seperti ini, hukumnya sama dengan istihadhah. Yang artinya, dia tidak boleh
untuk meninggalkan ibadah seperti shalat, puasa dan lainnya serta tetap
boleh untuk melakukan jima‟. Dengan syarat pada saat akan melakukan
shalat darahnya harus dibersihkan, memakai pembalut supaya darahnya
tidak berceceran, lalu mengambil wudhu baru melakukan shalat .
2. Keadaan dimana tidak dapat dipastikan bahwa akan keluar lagi atau tidak
darah haidnya. Keadaan seperti ini, maka hukumnya sama dengan
istihadhah dan wajib tetap melakukan shalat, puasa dan lainnya.
c. Hukum Berjima‟
62
Dalam keadaan istihadhah, melakukan jima‟ atau hubungan intim adalah hal
yang diperbolehkan. Telah dijelaskan di atas, bahwasannya setelah keluar darah
istihadhah maka wajib bagi wanita tersebut untuk mandi wajib dan shalat. Seorang
wanita muslimah dalam keadaan istihadhah hanya perlu mandi satu kali pada saat
masa haid selesai dan sebelum melakukan shalat seperti halnya seseorang dalam
keadaan suci yaitu harus mensucikan badan dan berwudhu di setiap akan
melakukan shalat. Serta tidak lupa untuk membersihkan darah istihadhah tersebut
dan tidak lupa untuk memakai pembalut yang bersih.
Syahadah atau persaksian bagi wanita merupakan salah satu isu yang sering
diragukan tentang keadilan Islam di dalamnya. Islam datang menggumbar
kesetaraan dan persamaan hak antarmanusia. Namun, dalam hak persaksian kaum
hawa, cenderung tergambarkan diskriminatif sebagai pilihan kedua setelah pria, atau
dua saksi wanita baru sebanding dengan satu saksi pria.
Satu sisi, banyak kalangan memahami bahwa Islam menempatkan kedudukan
wanita lebih rendah dibanding pria. Islam juga dianggap telah memberikan
perlakuan istimewa kepada pria dalam hak-hak individual dan sosial yang tidak
diberikan kepada wanita. Tetapi juga banyak kalangan yang memberikan interpretasi
serba positif melalui ayat-ayat al-Qur‟an dan hadis serta pemikiran ulama tentang
hak wanita.
Seluruh ulama fikih sepakat bahwa persaksian wanita dapat digandengkan
dengan persaksian dari pria. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam QS. al-Baqarah:
282.
Artinya: “ ...dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di
antaramu). jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang
perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang
seorang mengingatkannya.”( QS Al-Baqarah: 282)
63
Namun demikian, mereka berbeda pendapat pada persaksian wanita
berdasarkan jenis haknya; apakah hak bersaksi dalam kasus pidana (hubungan
publik), atau haknya dalam kasus perdata (pribadi atau ibadah).
a. Saksi Wanita bersama pria dalam Urusan Pidana
Persoalan pidana di sini berkaitan dengan hudud dan qisas. Ahli Fiqh memiliki
pandangan yang berbeda sehubungan dengan saksi wanita dalam persoalan huquq
jazaiyah (hak-hak pidana). Mereka terbagi dalam dua kelompok;
1. Kelompok yang menafikan hak saksi wanita pada persoalan pidana. Mereka
adalah Jumhur Fuqaha, di antaranya; Hanafiyah, Malikiyah, Syafiiyah, dan
Hanabilah. Beberapa Argumentasi mereka:
a. Al-Qur‟an
Gramatikal Arab menetapkan setiap bilangan hitungan („adad wa ma‟dud) tiga
sampai sepuluh harus berlawanan dengan yang dihitung dari segi muannas dan
muzakkar-nya. Semua ayat-ayat al-Qur‟an tentang saksi pidana berlafazkan arba‟ah
syuhada ( )ءاده ش ةعبرأbukan araba‟ syuhada ()ءاده ش عبرأ. Hal ini meyakinkan
bahwa yang menjadi saksi hanyalah pria saja.sebagaimana dalam ayat Al-Qur‟an
Surah An-Nur ayat 13:
Artinya: “Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang
saksi atas berita bohong itu? Olah karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi
Maka mereka Itulah pada sisi Allah orang- orang yang dusta.” (QS An-Nuur: 13)
Kata saksi dalam ayat ini di awali dengan angka empat (4) yang berbentuk
feminim (muannas). Hal ini berarti, saksi itu meskulin (muzakkar).
64
mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima
kesaksian mereka buat selama-lamanya. dan mereka Itulah orang-orang yang fasik.”
(QA An-Nuur: 4)
b. Hadis
1) Hadis dari Anas bin Malik
Artinya: “ hendaklah yang menuduh itu mendatangkan empat orang saksi pria atau
ia akan dihad.”
2) Hadis dari Sa‟ad bin Ubadah
Artinya: Sa‟ad bin Ubadah bertanya kepada Rasul saw. seandainya saya menemukan
istriku selingkuh dengan pria lain, apakah saya tangguhkan tuduhan itu sampai saya
datangkan empat orang saksi pria? Rasul menjawab; benar.
3) Hadis dari Zuhri
Artinya: Zuhri menyampaikan sejak zaman Rasul dan dua khalifah setelahnya tidak
pernah ditemukan saksi wanita dalam persolan had dan kisas.
c. Ma‟qul (logika)
Kaidah dasar yang diperpegangi dalam persoalan pidana berupa had dan kisas
adalah د ( ا د ر ا اhad dan kisas tidak berlaku selama masih ditemukan
keraguan-keraguan). Bagi wanita menjadi sifat bawaan yang lemah akalnya,
terbawa perasaan, penuh keraguan, dan tidak tegas ketika menyampaikan
persaksian dalam tindak kekerasan, tidak memungkinkan untuk diterima
persaksiannya dalam persoalan pidana.
2. Kelompok yang membolehkan saksi wanita. Pendapat ini diperpegangi oleh
Zahiriyah.
Kelompok ini sebenarnya membolehkan kesaksian wanita secara umum baik
pidana maupun persoalan perdata. Argumentasi mereka yaitu:
(1) Al-Qur‟an. Firman Allah swt. QS. al-Baqarah (2) : 286
65
Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya
dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa):
"Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami
tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban
yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum
kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak
sanggup Kami memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan
rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap
kaum yang kafir."(QS Al-Baqarah: 286)
Ayat ini menunjukan bahwa saksi dua orang wanita sebanding dengan seorang pria.
(2) Hadis
Artinya: salah seorang wanita bertanya, ya Rasulullah saw. apa yang dimaksud
“kurang akal (pada wanita) dan agamanya”? Rasul menjawab, “kurang akalnya”
karena dua orang saksi wanita baru sebanding dengan seorang saksi pria. Dan
“kurang agamanya” itu ketika ia berada pada waktu malam tapi tidak salat atau
pada bulan Ramadan ia tidak berpuasa
sifat dasar wanita sangat perasa, kurang tegas, dan penakut hingga persaksian dua
orang wanita baru sebanding dengan seorang pria. Juga kuantitas ibadahnya lebih
kurang dari kaum pria, membuat kaum wanita disebut “kurang akal” dan “kurang
ibadah”.
66
Bantahan terhadap Dalil yang dikemukakan
1. Ayat yang dikemukakan itu menunjukan hak saksi wanita pada persoalan
harta bukan pada perosalan pidana.
2. Hadis yang ditunjukkan juga dalam perspektif umum, yaitu bolehnya wanita
bersaksi untuk semua dakwaan. Namun hadis yang dinyatakan oleh jumhur,
mengenai ketidakbolehan secara khusus saksi wanita pada masalah pidana.
Melalui dalil-dalil dan bantahannya, dapat disimpulkan pendapat Jumhur lebih
dapat diterimah dan lebih kuat dari pada Zahiriyah
b. Saksi Wanita bersama Pria dalam Hak-hak Sipil
Ulama Hanafi menyebutkan, kesaksian dua orang perempuan dan satu orang
laki-laki dapat diterima dalam masalah yang berkaitan dengan hak-hak sipil, baik
berupa harta maupun hak, atau yang tidak terkait dengan harta seperti nikah, talak,
„idah, hiwalah, wakaf, wasiat, hibah, ikrar, ibra‟, kelahiran, nasab. Adapun
penerimaan kesaksian perempuan tersebut didasarkan pada kualifikasi yang dimiliki
oleh perempuan tersebut untuk menjadi saksi, yaitu perempuan tersebut memiliki
kesaksian atas apa yang dilihat danatau didengar, kecermataningatan yang kuat,
dan kemampuan untuk memberikan kesaksian. Sementara nilai kesaksian dua orang
perempuan sama dengan nilai kesaksian seorang laki-laki adalah karena perempuan
lemah ingatannya karena lebih sering lupa. Ali bin Talib dan Umar bahwa keduanya
membolehkan saksi wanita bersama pria pada kasus nikah dan perceraian.
Berbeda dengan Hanafi, ulama Syafi‟i, Maliki, dan Hanbali berpendapat
kesaksian perempuan bersama laki-laki hanya dapat diterima dalam masalah harta
dan yang terkait dengan harta seperti jual beli, sewa, hibah, wasiat, gadai, dan
kafalah. Adapun sebab tidak diterimanya kesaksian perempuan adalah karena
perempuan cenderung merasa belas kasihan, ingatan yang tidak utuh, dan
keterbatasan kewenangan dalam berbagai hal. Sementara dalam masalah yang tidak
memiliki keterkaitan dengan harta dan tidak dimaksudkan untuk mendapatkan harta
dan biasanya menjadi urusan kaum laki-laki seperti nikah, rujuk, talak, wakalah,
pembunuhan dengan sengaja, dan hudud kecuali had zina hanya dapat ditetapkan
berdasarkan kesaksian dua orang laki-laki. Diriwayatkan dari Zuhri, kebiasaan
Rasulullah saw., dua khalifah dan pemimpin selanjutnya tidak membolehkan saksi
wanita pada hudud, nikah, dan talak.
67
2. Saksi Wanita (tanpa bergandengan dengan Pria)
Ulama berbeda pandangan dalam hal boleh tidaknya wanita tidak bersama
pria dalam hal kesaksian.
a. Jumhur Ulama; membolehkan adanya kesaksian perempuan tanpa pria. Hal
ini didasarkan pada hadis Rasulullah saw.
Artinya: Merupakan sunnah Rasul dan dua khalifah setelahnya bolehnya saksi
wanita yang tidak mungkin digantikan oleh pria, seperti melahirkan, dan
rahasia wanita.
b. Ali bin Abi Thalib, Umar bin Abdul Aziz, dan Atha; tidak membolehkan
persaksian wanita tanpa pria berdasarkan tidak adanya dalil yang
mengkhusukan bilangan pada saksi wanita tanpa pria. Masalah yang tidak
diketahui kecuali oleh kaum perempuan, kesaksian kaum perempuan saja
dapat diterima tanpa harus bersama kesaksian kaum laki-laki. Namun
mengenai batas-batas masalah yang dimaksud ulama berbeda pendapat.
c. Menurut ulama Hanafi, kesaksian kaum perempuan saja dapat diterima dalam
masalah kelahiran, keperawanan, dan cacat yang dimiliki kaum perempuan,
tetapi dalam masalah penyusuan, dan tangis bayi pada saat kelahiran dalam
hubungannya untuk mendapat warisan, kesaksian kaum perempuan saja
tidak diterima.
d. menurut ulama Maliki, Syafi‟i, dan Hanbali, kesaksian perempuan saja dapat
diterima dalam masalah yang tidak diketahui oleh kaum laki-laki secara umum
seperti keperawanan, kegadisan, kelahiran, haid, penyusuan, tangis bayi pada
saat kelahiran, dan cacat yang dimiliki kaum perempuan dibalik pakaian. Hal
ini didasarkan hadis Rasulullah sebelumnya berkaitan kesendirian wanita
dalam saksi.
Ulama berbeda pendapat mengenai jumlah saksi perempuan tersebut. Ulama
Hanafi dan Hanbali berpendapat kesaksian seorang perempuan saja yang adil dapat
diterima. Sementara ulama Maliki mensyaratkan dua orang saksi perempuan.
Sedangkan ulama Syafi‟i berpendapat minimal empat orang saksi perempuan.
Ketentuan hukum bagi pria dan wanita yang tergambar dalam wacana
pemikiran fikih klasik menunjukkan adanya persamaan dan sekaligus perbedaan.
68
Sejauh menyangkut ibadah fisik, misalnya, hampir bisa dikatakan sama dan tidak
mengenal namanya diskriminatif. Ibnu Qayyim al-Jauziyah tentang masalah tersebut
terdapat persamaan antara pria dan wanita dalam sebagian hukum tetapi terdapat
perbedaan pada sebagian lainnya.
b. Waris
Perempuan memiliki hak waris sebagaimana hak waris kaum laki-laki. Hal ini
adalah ajaran baru yang merombak tradisi Arab jahiliyah yang tidak memberikan hak
waris sama sekali kepada perempuan. Bahkan dalam tradisi jahiliyah, status kaum
perempuan justru disetarakan dengan harta warisan, yang dapat juga dibagi-bagi
dan dialihkan ke ahli waris. Kesamaan hak waris perempuan dan laki-laki
ditegaskan dalam ayat berikut:
Artinya: “Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan
kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa
dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan.
(Q.S. Al-Nisa: 7)
Memang ada ayat yang menyatakan bahwa bagian laki-laki dan perempuan
berbanding 2 : 1, tetapi hal tersebut memerlukan penafsiran baru, mengingat alasan
(illat) pembagian seperti itu pun kini semakin mengalami perubahan dan
pergeseran. Dalam hal ini, berlaku kaidah ushul yang menyatakan hukum itu
berubah sesuai dengan perubahan ilatnya (al-hukmu yaduru ma`a al-
`illah). Perhatikan ayat yang menyatakan perbandingan 2:1 itu:
69
Artinya: “Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-
anakmu. Yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang
anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, Maka bagi
mereka 2/3 dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja,
Maka ia memperoleh separuh dari jumlah harta. dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi
masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu
mempunyai anak, jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi
oleh ibu-bapanya (saja), Maka ibunya mendapat 1/3; jika yang meninggal itu
mempunyai beberapa saudara, Maka ibunya mendapat 1/6. (Pembagian-pembagian
tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar
hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa
di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. ini adalah
ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.(QS
An-Nisa‟:11)
Ketika ayat ini turun, perbandingan hak waris antara laki-laki dan perempuan
(2:1) dinilai sangat adil, mengapa? Dan mengapa sekarang sudah tidak dipandang
adil, dan perlu penafsiran ulang? Nilai keadilan dalam sistem pembagian 2:1 di
70
zaman dulu tidaklah berdiri sendiri, atau tidak semata-mata tergantung pada bunyi
ayatnya saja. Keadilannya ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut:
71
Artinya: “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada
sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-
laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun)
ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian
dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”
Ayat di atas jelas mengisyaratkan adanya hak waris perempuan dari hasil
kerjanya, sehingga semakin memperkuat pendapat bahwa bahagian perempuan
dapat seimbang dengan bahagian laki-laki (2:2). Hal ini, karena perempuan
memperoleh 1 (satu) bahagian, khusus dari hasil bekerjanya, ditambah lagi dengan
1 (satu) bahagian di luar kerja (jaga rumah dan mengurus suami). Setelah semua
dijumlahkan, maka hasilnya adalah perempuan memperoleh 2 (dua) yang menyamai
bahagian laki-laki.
4. syariat sebenarnya menghendaki agar fungsi laki-laki sebagai wali berlaku
penuh untuk membiayai kehidupan ahli waris perempuan (keluarga),
khususnya saudara-saudara perempuannya. Biaya hidup ahli waris
perempuan ditanggung oleh ahli waris laki-laki yang memperoleh 2 (dua)
porsi itu. Dengan Fungsi wali demikian, kaum perempuan di zaman awal
Islam tidak keberatan atas sistem pembahagian 2:1, karena selain dari hak
khususnya yang 1 (satu) porsi, perempuan juga memperoleh jaminan hidup
lainnya meliputi makan, pakaian dan tempat tinggal yang semuanya
dibebankan pada perolehan kaum laki-laki yang dua porsi tadi.
Namun, yang terjadi sekarang ialah kebanyakan laki-laki mengkhianati tanggung
jawab kewaliannya itu, malah semua harta yang diwarisinya (sebanyak dua porsi) itu
dikuasai dan dinikmatinya sendiri. Apalagi ada fatwa ulama yang memberi peluang
bagi laki-laki berbuat seperi itu, dengan alasan bahwa laki-laki mendapat banyak
bahagian, karena untuk dinikmati bersama isterinya; padahal menurut syariah, isteri
jelas-jelas tidak ada sangkut pautnya dengan harta warisan sang suami.
Sadar bahwa rasa tanggung jawab kewalian laki-laki zaman sekarang telah
hilang, maka haknya untuk memperoleh warisan lebih banyak dibanding hak
perempuan otomatis gugur pula. Lagi-lagi berdasarkan kaedah hukum: “al-hukm
yaduru ma`a al-`illah (hukum berubah bersama perubahan illatnya). Demikian
juga, fatwa sebahagian ulama bahwa laki-laki memperoleh lebih banyak untuk
72
dinikmati bersama isterinya adalah sangat keliru, bahkan merupakan sebuah
kezaliman yang bertentangan dengan semangat keadilan syariah, sebab sekali lagi,
isteri tidak menjadi illat (substantial and rational reason) dalam soal pembahagian
warisan dikalangan keluarga sang suami.
Ringkasnya, bahwa penetapan warisan 2:1 antara laki-laki da perempuan hanya
dapat diberlakukan jika tanggung jawab kewalian masih berlaku sepenuhnya di
masyarakat. Jika sekarang, faktor tersebut sudah tidak berlaku di masyarakat, maka
sistem pembagian 2:1 pun tak dapat diberlakukan, dan harus diberi panafsiran baru
demi keadilan syariah. Salah satu bentuk penafsiran baru adalah seperti yang
diterapkan di Mesir. Bahwa demi semangat keadilan syariah, bahagian laki-laki dan
perempuan harus sama, sementara lafazh 2:1 (dua untuk laki-laki, satu untuk
perempuan) harus berlaku pula. Jalan keluarnya ialah pemberlakuan sistem wasiat
wajib (washiat wajibah), berdasarkan Peraturan Pemerintah Mesir Nomor 71 tahun
1365 H. (1946 M) bahwa setiap orang tua diwajibkan membuat wasiat untuk anak-
anak perempuannya, untuk pemberian harta di luar proses kewarisan. Maka, ketika
terjadi pembahagian warisan menurut teks 2:1, hasilnya menjadi dua, sama dengan
bahagian anak laki-laki, karena anak perempuan telah memperoleh satu bahagian
melalui wasiat.
Jadi tegasnya, nilai dasar syariat Islam yang sebenarnya ialah
keadilan. Pemahaman berupa washiyat wajibah, seperti yang berlaku di Mesir,
adalah wujud penafsiran keadilan sesuai kondisi kekinian. Begitupun kaedah
maksimal 2 (dua) untuk laki-laki, minimal 1 (satu) untuk perempuan, yang menjadi
semangat kekeluargaan dalam pembagian warisan; Pengadilan berhak memutuskan
perolehan perempuan sama dengan perolehan laki-laki, juga merupakan tafsir baru
demi keadilan syariah dalam dunia kekinian
c. Babul Mayit
Babul Mayit adalah hal yang penting untuk dibahas. Karena pengurusan
jenazah hukumnya fardhu kifayah, yaitu kewajiban yang dilaksanakan bersama-
sama. Pengurusan jenazah mayit laki-laki dan perempuan secara umum tidak
banyak perbedaan, akan tetapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Cakupan
bahasan babul mayit diantaranya adalah:
73
1. Memandikan
74
2. Kriteria kain kafan
a. Kain kafan untuk mengkafani jenazah lebih utama diambilkan dari harta
orang yang meninggal. Dan semua biaya pengurusan jenazah lebih
didahulukan untuk diambil dari harta jenazah saat masih hidup daripada
untuk membayar hutangnya. Ini adalah pendapat jumhur ulama.
b. Memakai kain kafan berwarna putih hukumnya sunnah, tidak wajib. Rasulullah
Shallallahu‟alaihi Wasallam bersabda: “Pakailah pakaian yang berwarna
putih dan kafanilah mayit dengan kain warna putih. Karena itu adalah sebaik-
baik pakaian kalian” (HR. Abu Daud no. 3878, Tirmidzi no. 994, dishahihkan
Al Albani dalam Shahih Al Jami no.1236).
c. Kain kafan untuk mayat perempuan. Jumhur ulama berpendapat disunnahkan
wanita menggunakan 5 helai kain kafan. Namun hadits tentang hal ini lemah.
Maka dalam hal ini perkaranya longgar, boleh hanya dengan 3 helai, namun 5
helai juga lebih utama. Disunnahkan menambahkan sarung, jilbab dan gamis
bagi mayit wanita.
d. Jenis kain kafan dan wewangian. Tidak ada ketentuan jenis bahan tertentu
untuk kain kafan. Yang jelas kain tersebut harus bisa menutupi mayit dengan
bagus dan tidak tipis sehingga menampakkan kulitnya. Disunnahkan memberi
wewangian pada kain kafan. Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam
bersabda: “Apabila kalian memberi wewangian kepada mayit, maka
berikanlah tiga kali” (HR Ahmad no. 14580, dishahihkan Al Albani dalam
Ahkamul Janaiz no. 84)”.
75
masukkanlah tali cawat pada lubang-lubang itu. Dalam cawat ini berilah kapas
yang sudah ditaburi kapur barus atau cendana sepanjang cawat.
e. kerudung. Caranya dengan menggunting kain sepanjang 90/115 cm lalu
melipatnya antara sudut yang satu dengan yang lain sehingga menjadi segi
tiga.
f. Sarung. Caranya dengan menggunting kain sepanjang 125 cm atau lebih
sesuai dengan ukuran mayit.
g. Baju. Caranya dengan menggunting kain sepanjang 150 cm atau lebih sesuai
dengan ukuran mayit. Kain itu dilipat menjadi dua bagian yang sama. Lebar
kain itu juga dilipat menjadi dua bagian sehingga membentuk empat persegi
panjang. Lalu guntinglah sudut bagian tengah menjadi segi tiga. Bukalah
bukalah kain itu sehingga bagian tengah kain akan kelihatan lubang
berbentuk belah ketupat. Salah satu sisi dari lubang itu digunting lurus
sampai pada bagian tepi, sehingga akan berbentuk sehelai baju.
76
l. Ikat dengan tali yang ada yang sudah disediakan.
3. Menyalatkan
Akan tetapi tata cara sholat jenazah berbeda antara perempuan dan laki-laki.
Perbedaannya terletak pada posisi sholat dan bacaannya. Kita akan membahasnya
lebih dalam mengenai tata cara sholat jenazah.
77
Niat sholat jenazah perempuan: Usholli 'alaa haadzihil mayyitati arba'a
takbiratatin fardhol kifayaatai ma'muuman lillahi ta'aala. Sholat jenazah terdapat 4
takbir.
4. Menguburkan
Sebelum melakukan penguburan jenazah maka yang harus dilakukan adalah
mempersiapkan liang kubur untuk mayit. Hal-hal tersebut harus dilakukan sebagai
berikut:
78
Idealnya mayit muslim dikubur di tempat penguburan yang memang khusus
muslim. Namun apabila tidak terdapat penguburan muslim dan darurat harus
dilakukan penguburan segera, tidak masalah asalkan tata cara penguburan tetap
sesuai muslim.
2. Pengiring Jenazah
79
Pengiring jenazah yang mengantar dengan berjalan kaki berada di sekitar mayit
dan yang menggunakan kendaraan berada di belakang iringan mayit. Jika kendaraan
yang lewat, maka didahulukan untuk jenazah yang lewat. Untuk para pengiring
jenazah juga tidak dianjurkan untuk duduk terlebih dahulu sebelum jenazah
diturunkan dari pundak pembawanya. Saat memasuki kuburan pengiring pun juga
harus mengucapkan salam dan melepaskan alas kaki. Bacaan yang diucapkan
adalah “assala-mu „alaikum da-ra qoumin mu‟mini-na wa inn aissya- allo-hu la-
khiqu-n. Allohumma la-takhrimna-ajrohum wala taftinna-badahum”.
Artinya: “Semoga kedamaian tercurah kepadamu, wahai perumahan orang-orang
yangMukmin. Dan insya Allah, kami akan menyusul kamu sekalian. Ya
Allah,janganlah Engkau menjauhkan kami dari pahala mereka dan janganlah
Engkautimbulkan fitnah kepada kami, sepeninggal mereka”
80
apapun. Jika sudah selesai, pengiring jenazah dan para pengantar jenazah dapat
menyaksikan penguburan sambil menaburkan tanah ke atas kuburan sebanyak tiga
kali.
81
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Pada awal pendiriannya Kohati memiliki tujuan “Meningkatkan kualitas dan Peranan
HMI-Wati dalam berjuang mencapai tujuan HMI pada umumnya dan kewanitaan
pada khususnya” seiring perjalanan waktu tujuan Kohati berubah menjadi
“Terbinanya muslimah berkualitas insan cita” dan dalam skema analisis tujuan
Kohati ini masih berfokus pada peningkatan kualitas kader HMI-Wati. Kualitas
tersebut terdiri dari lima: (1). Kualitas agama, (2). Kualitas keperempuanan, (3).
Kualitas pembinaan keluarga bahagia, (4). Kualitas kesehatan, (5). Kualitas
pendidikan.
Dalam salah satu kualitas yang harus dimiliki oleh kader HMI-Wati yaitu kualitas
pembinaan keluarga bahagia, sebagaimana peran yang dimiliki oleh perempuan
sebagai istri maka kader HMI-Wati dibina untuk memilik kualitas dalam membina
keluarganya sehingga bisa berpartisipasi dalam menjadikan keluarganya sakinah,
mawaddah wa rahmah.
Membina keluarga yang penuh kasih sayang, harmonis dan romantis itu tidak mudah
hal ini dapat dilihat dari banyaknya tingkat perceraian. Oleh sebab itulah di dalam
pelatihan formal Kohati seperti Latihan Khsuus Kohati materi ini menjadi wajib
disampaikan, tidak hanya melalui LKK akan tetapi Kohati secara kelembagaan ingin
memaksimalkan perannya sebagai organisasi mahasiswi maka pelatihan non
formalnya pun terdapat pelatihan pra nikah karena memang belajar tentang
membina keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah itu penting dan perlu
dimaksimalkan.
TUJUAN:
82
7. Menjelaskan hubungan dalam pernikahan
8. Memahami psikologi keluarga
9. Mengetahui penyebab perceraian
TOTAL WAKTU:
125 menit
Papan Tulis
Kertas Karton atau kertas kayu
Proyektor
Laptop
Kertas flichart, metaplan, sticky note, spidol besar, spidol kecil
Bahan bacaan “Perempuan dalam Perspektif Islam”
PROSES PEMBELAJARAN/LANGKAH-LANGKAH
83
Galilah pendapat setiap individu tentang apa yang mereka baca
70:00 TAHAP MENILAI METODE: FGD, Ceramah,
Disksui
Fasilitator membagi kelompok untuk
mendiskusikan terkait sesi terdiri dari
7 kelompok. Untuk bahan diskusi
dapat diliat pada lembar bacaan
tentang keluarga sakinah mawadda
wa rahmah
- Kelompok 1 : tentang definisi,
perdbedaan, dan tujuan pernikahan
dan perkawinan
- Kelompok 2: hukum-hukum
pernikahan
- Kelompok 3: tentang psikologi
keluarga
- Kelompok 4: penyebab perceraian dan
cara menghindarinya
- Kelompok 5: kualifikasi pasangan
hidup
- Kelompok 6: hak dan kewajiban istri
dan ibu
- Kelompok 7: konsep wanita berkarir
dalam islam
Peserta diminta untuk
mepresentasikan hasil dari FGD setiap
kelompok 10 menit
Kelompok lain menanggapi secara
ilmiah, kritis, logis dan sistematis.
Buka sesi tanya jawab terhadap
subtopic yang belum dipahami.
84
10:00 TAHAP MERANGKUM DAN AKSI METODE: Ceramah
Bingkai kembali (reframing) pembahasan
sesi ini secara singkat yakni Membina
Keluarga Sakinah Mawaddah wa Rahmah
dan kaitkan juga pengaruhnya pada
kehidupan sehari-hari
10:00 PENUTUP METODE: ceramah
Tutuplah sesi dengan ucapkan terima
kasih dan tepuk tangan bersama.
Sampaikan materi yang akan
diperoleh peserta pada sesi
berikutnya
85
Lembar Cerita
Selepas lulus SMA aku (Aisyah) memutuskan untuk bekerja di sebuah pabrik
ternama dan bersyukur di tempat kerja aku ketemu dengan laki-laki yang pikirannya
dewasa, sikapnya bijaksana dan karirnya bagus (Sadam) lalu kami memutuskan
untuk menikah. Dari proses perkenalan sampai memutuskan menikah memakan
waktu tiga bulan karena kami berdua sama-sama yakin bahwa kami berdua dapat
membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah.
Dua bulan setelah pernikahan aku hamil demi menjaga kehamilan yang akan
melengkapi kebahagiaan kami berdua aku memutuskan untuk berhenti bekerja dan
mas sadam pun mensuport keputusanku resign. Dengan berhentinya aku dari
pekerjaan menjadikan mas sadam sebagai satu-satunya tulang punggung keluarga
tapi berkat tabungan yang aku simpan biaya kehamilan sampai melahirkan akan
masih cukup. Alhamdulillah
Bayi ini lahir dengan selamat, sempurna tanpa kekurangan suatu apapun dan kami
sangat bahagia, dengan kehadiran bayi mungil ini keluarga kecil kami menjadi lebih
hangat.
Pembagian peran dalam keluarga kami pun diperjelas bahwa suami bertanggung
jawab mencukupi kebutuhan hidup (Publik) dan aku berkewajiban merawat anak,
mengurus rumah dan memastikan kebutuhan suami tepenuhi semua-muanya
(domistik).
Menikah itu katanya orang adalah ibadah terpanjang dan dalam ibadah tentu banyak
cobaannya jika kita sanggup melewati badai ujian maka iabdah ini akan berhasil tapi
jika tidak maka akan selesai, orang-orang menggunakan istilahnya dengan
“perceraian”.
86
Catatan Diskusi:
1. Apakah ciri-ciri mas adam dan aisyah termasuk kriteri pasangan hidup yang
berkualitas?
2. Apakah kelurga aisyah dan sadam termasuk keluarga yang sakinah-
mawaddah wa rahmah?
3. Bagaimana agama, hukum, sosial dan budaya memandang keputusan mereka
menikah?
4. Seperti apa gambaran psikologi keluarga mereka?
5. Apa saja yang perlu dilakukan oleh aisyah dan sadam agar pernikahan
mereka tidak sampai pada perceraian?
87
Lembar Bacaan
Kata “keluarga” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 536) artinya ibu
dan bapak beserta anak-anaknya, seisirumah. Sedangkan “sakinah” dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2003: 980) artinya kedamaian, ketenteraman, ketenangan,
dan kebahagiaan. Bila kata keluarga dan sakinah dijadikan satu, maka memiliki arti
sebuah keluarga yang terdiridari ayah, ibu dan anak yang diliputi dengan suasana
damai, tenteram, tenang, danbahagia.
88
mendorong seseorang melakukan kebaikan kepada pihak lain yang patut dikasihi
dan disayangi. Karena itu, kedamaian dan kesejukan berumah tangga akan terbina
dengan baik, harmonis serta penuh cinta kasih dan semangat berkorban bagi yang
lain. Pada saat bersamaan jiwa dan ruh rahmah tersebut akan membingkainya
dengan dekap kasih dan sapaan lembut sang Khalik.
Kedua, Penyaluran Syahwat dan Penumpahan Kasih Sayang. Seperti firman Allah
swt. Pada surat Ali Imran ayat 14, yang artinya: Dijadikan indah dalam (pandangan)
manusia cinta kepada apa-apa yang diinginkan, yaitu: wanita-wanita, anak-anak,
harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak
dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia (yang sementara), dan di sisi
Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”
89
mampu untuk menikah, maka segeralah menikah, karena nikah akan lebih
menundukkan pandangan dan lebih menjaga kehormatan.” (Muttafaqun Alaihi).
Faktor fisik berupa kecantikan atau ketampanan juga tidak salah untuk
diperhatikan karena secara umum, manusia lebih senang dengan sesuatu yang lebih
indah, lebih cantik dan lebih menarik. Terakhir adalah faktor agama yang secara
substantif dimiliki oleh individu, bukan sekedar status agama namun tidak pernah
terejawantah dalam kehidupan kesehariannya.
90
keputusan dibulatkan, maka langkah terakhir sekaligus adalah langkah awal menuju
gerbang keluarga adalah perkawinan atau akad nikah.
1. Wajib
Bagi orang yang sudah mampu menikah, nafsunya telah mendesak dan
takut terjerumus dalam perzinaan, maka ia wajib menikah. Karena
menjauhkan diri dari perbuatan haram adalah wajib. Allah berfirman
dalam QS An-Nur 33: Artinya : “Dan orang-orang yang tidak mampu
menikah hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Allah
memampukan mereka dengan karunia-Nya.”
2. Sunnah
Bagi orang yang nafsunya telah mendesak dan mampu menikah, tetapi
masih dapat menahan dirinya dari perbuatan zina, maka sunnah baginya
menikah. Nikah baginya lebih utama daripada bertekun diri beribadah.
3. Haram
Bagi seseorang yang tidak mampu memenuhi nafkah batin dan lahirnya
kepada istri serta nafsunyapun tidak mendesak, maka ia haram menikah.
4. Makruh
Makruh menikah bagi seseorang yang lemah syahwat dan tidak mampu
memberi belanja kepada istrinya. Walaupun tidak merugikan istri, karena
ia kaya dan tidak mempunyai keinginan syahwat yang kuat
5. Mubah
Bagi orang yang tidak terdesak oleh alas analasan yang mengharamkan
untuk menikah, maka nikah hukumnya mubah baginya. Di dalam UU
Perkawinan No. 1 Tahun 1974 disebutkan hak dan kewajiban suami istri
dalam beberapa pasal di antaranya yaitu: pasal 30-34.
91
Seperti apa Hubungan Dalam Pernikahan?
Masa lima tahun pertama ini juga penting karena menentukan bagaimana
pernikahan akan berlangsung ke depannya. Pada lima tahun pertama, penyesuaian
dan ekspektasi seseorang sebelum menikah akan diuji, serta mereka juga akan
belajar bagaimana cara mereka dalam menghadapi krisis atau konflik. Meskipun
konflik-konflik yang muncul di awal pernikahan berbeda pada setiap pasangan,
disebutkan beberapa sumber konflik pasangan yang biasanya muncul di awal
pernikahan, seperti kebiasaan yang berbeda, finansial, ekspektasi sebelum menikah,
kepuasan seksual, masalah keluarga besar, cara pola asuh anak, dan kesibukan di
luar rumah.
Rentannya lima tahun pertama pernikahan ini ditunjukkan juga dari kasus
perceraian yang terjadi di seluruh Indonesia, di mana mayoritas penggugat adalah
pasangan dengan usia pernikahan di bawah lima tahun.
92
Psikologi keluarga tidak memiliki definisi khusus dan merupakan gabungan
definisi dari psikologi dan keluarga. Psikologi sendiri berkaitan dengan interaksi atau
menjalin hubungan dengan orang lain secara sosial dengan memperhatikan pola
pikir dan tingkah lakunya. Maka psikologi sendiri akan selalu terlibat di setiap
interaksi manusia baik itu dalam lingkung lingkungan sosial, keluarga maupun diri
sendiri.
Kata perceraian berasal dari kata “cerai” mendapat awalan “per” dan akhiran
“an”, yang secara bahasa berarti melepas ikatan. Dalam ilmu fiqh kata “thalaq”
dalam bahasa Arab berasal dari kata “Thalaqa-Yathlaqu-Thalaqan” yang artinya
melepas atau mengurai tali pengikat, baik tali pengikat itu bersifat kongrit seperti tali
pengikat kuda maupun bersifat abstrak seperti tali pengikat perkawinan.
Menurut hukum asalnya talak atau perceraian itu makruh, namun melihat
keadaan tertentu dalam situasi tertentu, maka hukum talak itu ada empat :
1. Sunah yaitu dalam keadaan rumah tangga sudah tidak dapat dilanjutkan
dan seandainya dipertahankan kemudaratan yang lebih banyak akan
timbul.
2. Mubah atau boleh saja dilakukan bila memang perlu terjadi perceraian
dan tidak ada pihak-pihak yang dirugikan dengan perceraian itu,
sedangkan manfaatnya juga ada.
3. Wajib yaitu perceraian yang mesti dilakukan oleh hakim terhadap
seorang yang telah bersumpah untuk tidak menggauli istrinya sampai
masa tertentu, sedangkan ia tidak mau membayar kaffarah sumpah agar
93
ia dapat bergaul dengan istrinya. Tindakannya itu memudaratkan
istrinya.
4. Haram talak itu dilakukan tanpa alasan sedangkan istri dalam keadaan
haid atau suci yang dalam masa itu ia telah digauli.
Penyebab Perceraian
94
d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat
yang membahayakan pihak lain.
e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat
tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami istri.
f. Antara suami dan istri terus menerus terjadi perselisihan dan
pertengkaran dan tidak ada harapan hidup rukun lagi dalam rumah
tangga.
95
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Konsep Diri
PENGANTAR
Selain memaksimalkan IQ, EQ, dan SQ kader HMI-wati juga dituntut untuk
memahami dan menerapkan tentang konsep diri dalam keseharian. Konsep diri yang
dimaksud meliputi; cara merawat diri, kiat-kiat berbusana dan tata cara table
manner. Dengan demikian kader HMI-wati akan menjadi sosok perempuan yang
ideal sesuai perkembangan zaman.
TUJUAN:
96
13. Mengetahui dan memahami kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional
dan kecerdasan spiritual.
TOTAL WAKTU:
120 menit
Papan Tulis
Kertas Karton atau kertas kayu
Proyektor
Laptop
Kertas flichart, metaplan, sticky note, spidol besar, spidol kecil
Bahan bacaan “Perempuan dalam Perspektif Islam”
PROSES PEMBELAJARAN/LANGKAH-LANGKAH
97
baik dan benar?
60:00 TAHAP MENILAI METODE: FGD
Fasilitator memberikan bahan bacaan
materi konsep diri
Bentuk kelompok menjadi 3 dengan
pembahasan (1). Cara merawat diri
(2). Mempraktikan Tata cara
berbusana (3). Mempraktikan table
manner :4 menjelaskan tentang KI,
KE, KS
Peserta diminta untuk
mepresentasikan atau mempraktikan
hasil dari FGD setiap kelompok 10
menit
Kelompok lain menanggapi secara
ilmiah, kritis, logis dan sistematis.
Durasi 5 menit masing-masing
kelompok
Buka sesi tanya jawab terhadap
subtopic yang belum dipahami.
10:00 TAHAP MERANGKUM DAN AKSI METODE: Ceramah,
Presentasi
Bingkai kembali (reframing) pembahasan
sesi ini secara singkat yakni konsep diri. Dan
kaitkan juga pengaruhnya pada kehidupan
sehari-hari
10:00 PENUTUP METODE: Games
Berikan apresiasi pada kelompok
terbaik dalam mempresentasikan atau
mempraktikan materinya
Berikan apresiasi pada peserta yang
98
tata busananya paling ideal
Tutuplah sesi dengan ucapkan terima
kasih dan tepuk tangan bersama.
Sampaikan materi yang akan
diperoleh peserta pada sesi
berikutnya
99
Lembar Cerita
Perempuan itu identik dengan pakaian, alat make up dan belanja. Walau tidak
semua perempuan demikian akan tetapi semisal dilakukan survey dari 10
koresponden maka hasilnya dapat diprediksi bahwa 8 dari 10 perempuan akan
diidentik dengan hal tersebut. Tidak masalah karena setiap perempuan punya hak
menentukan apa saja selagi tidak merugikan dirinya dan orang lain.
Perempuan itu semisal mau ada acara jam 08.00 maka sudah harus siap-siap
dari jam 06.30 karena butuh banyak waktu menentukan pakaian apa saja yang
harus dipakai meliputi kerudung, baju, rok, kaos kaki, sepatu dan tas dan jangan
lupa kerudung, baju dan roknya di setrika agar tidak kusut. Jika tidak hati-hati dalam
memilih pakaian-pakaian tersebut maka akan dianggap jemuran berjalan.
Kerudung motif bunga-bunga atau full kadot atau motif lainnya, baju kotak-
kotak atau liris-liris, rok atau bawahan juga bermotif atau bercorak, kaos kaki
bermotif liris-liris atau kaos kaki karakter, yang semuanya ini berbeda-beda warna.
Kurang lebih seperti ini konsep dari jemuran berjalan sehingga perempuan itu harus
memiliki kemampuan dalam memilih pakaian sehingga tidak hanya nyaman dipakai
akan tetapi tdak mengganggu pandangan orang disekitar.
Catatan Diskusi:
Setiap peserta yang ada dalam forum LKK mereview pakaian kawannya apakah
sudah terlihat sperti manusia atau seperti jemuran berjalan.
100
Lembar Bacaan
Konsep Diri
Konsep Diri
Secara definisi Konsep diri menurut Riswandi adalah pemahaman tentang diri
sendiri yang timbul akibat interaksi dengan orang lain. Konsep diri merupakan faktor
yang menentukan (determinan) dalam komunikasi kita dengan orang lain. menurut
William D Brooks dalam Jalaludin Rakhmat Konsep diri adalah pandangan dan
perasaan tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini bisa bersifat psikologis, sosial dan
fisik.
Berk menjelaskan bahwa perkembangan konsep diri diawali dari usia 2 tahun
(ada rekognisi diri dengan melihat dirinya di kaca, foto, videotape); masa kanak-
kanak awal (konsep dirinya bersifat kongkrit, biasanya berdasar karakteristik nama,
penampilan fisik, barang-barang milik dan tingkah laku sehari-hari); masa kanak-
kanak pertengahan (ada transformasi dalam pemahaman diri, mulai menjelaskan diri
dengan istilah-istilah sifat kepribadian, mulai dapat membandingkan karakteristik
dirinya dengan peer-nya).
101
Tata Cara Merawat Diri
Merawat diri adalah bagian dari konsep diri yang perlu dipahami oleh siapa
saja terutama kader HMI-wati. Merawat diri itu erat kaitannya dengan pola hidup
yang sehat, berpakaian yang nyaman dan juga menarik. Berikut tips dalam merawat
diri:
102
Tidak cukup hanya mandi akan tetapi harus dilanjutkan dengan berdandan
dimulai dengan menggunakan roll on di ketiak, hand body, pelembab, bedan,
lipstick dll.
4. Menghindari Stres
Setiap orang dalam hidup pasti memiliki masalah baik besar atau kecil yang
terpenting bukan pada masalahnya tapi bagaimana menyikapi masalah
tersebut sehingga tidak mendorong sampai setres. Menghindari setres erat
kaitannya dengan menjaga kesehatan mental
Selain itu, pakaian yang pantas pun sangat penting. Contohnya, ingin
hangout ke luar rumah, jangan sampai menggunakan pakaian untuk tidur. Sebab,
tidak sesuai fungsinya. Hal itu bisa menjadi faktor yang membuatmu tampil tidak
percaya diri. Di samping itu, pakaian yang rapi pun dapat meningkatkan rasa
percaya diri kita. Sebab, tampilan yang rapi akan enak dilihat. Tampil rapi pun
ternyata menjadi salah satu cara menghargai orang. Orang lain bisa menjadi merasa
spesial dan berharga. Sebab, jika kita bertemu orang dengan tampilan yang
berantakan, mereka bisa merasa kita tidak niat bertemu dengannya.
103
5. Utamakan kenyamanan
Table Manner
Table manner adalah etika makan yang umum diterapkan saat acara jamuan
resmi atau formal. Istilah table manner tidak hanya identic dengan makan saja tapi
secara keseluruhan yang berkaitan dengan serangkaian di meja makan seperti cara
duduk, menaruh napkin/serbet, dan menyantap makanan.
104
Kecerdasan Emosional (EQ) adalah kemampuan seperti kemampuan
untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan
dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan
menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati dan
berdoa.
Kecerdasan Spiritual (SQ) ditemukan oleh Danah Zohar dan Ian Marshall
pada pertengahan tahun 2000. Danah Zohar dan Ian Marshall menfinisikan
kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan atau value
yaitu kecerdasan untuk menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna
yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup
seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.
1. Asah Otak Melalui Permainan Berguna Menambah Poin IQ Tips membuat nilai
IQ bertambah yang pertama adalah dengan melakukan permainan yang
dapat mengasah otak Sobat Pintar. Biasanya, permainan ini disebut
sebagai brain games seperti puzzle, sudoku, atau teka-teki silang.
2. Bermain Alat Musik Terbukti Meningkatkan IQ. Menurut beberapa penelitian,
dengan bermain alat musik dapat melatih kemampuan berpikir, sensoris,
persepsi pendengaran, koordinasi fisik, dan juga daya ingat.
3. Belajar Bahasa Asing
4. Tambah Poin IQ Dengan Rajin Membaca Buku
5. Mengikuti Pelatihan atau Pendidikan Formal
6. Bersosialiasi
7. Makan-Makanan Bergizi Bermanfaat Untuk Nilai IQ Yang Tinggi
8. Istirahat Yang Cukup Meningkatkan Kinerja Otak
9. Olahraga Yang Rutin
105
Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional
Menjadi orang tercerdas yang paling sukses tak menjamin bisa menjadi orang
paling sejahtera dalam hidup. IQ bisa membantu masuk ke perguruan tinggi, tetapi
kecerdasan emosional alias EQ-lah yang akan membantu mengatasi stres dan emosi
saat menghadapi ujian akhir. IQ dan EQ ada secara bersamaan dan akan paling
efektif saat keduanya saling membangun satu sama lainnya. Jadi, meningkatkan EQ
tidak kalah penting dengan IQ. Berikut cara meningkatkan kecerdasan emosional
106
Karakteristik Kecerdasan Spiritual
Memiliki kesadaran diri, mengetahui apa yang menjadi nilai dalam hidupnya,
apa yang dia percayai, dan apa yang memotivasinya
Mampu mengatasi masalah sesuai prinsip dan keyakinan yang dipegangnya
Menghargai keberagaman dan menolak untuk melakukan kekerasan pada
orang lain
Merasa butuh memahami akar persoalan dan memiliki kecenderungan untuk
mengajukan pertanyaan dasar
Mampu menyadari hubungan antara objek dan berbagai fenomena yang
sedang terjadi
Mampu memiliki dan berpegang teguh pada keyakinan sendiri yang mungkin
berbeda dari kebanyakan orang
Memiliki respons dan manajemen stres yang lebih baik
Beberapa tips berikut ini mungkin dapat membantu Anda melatih kecerdasan
spiritual:
107
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Psikologi Perempuan
PENGANTAR
Apa yang membedakan antara perempuan dan laki-laki jika ditinjau dari apek
psikologi? Pasti jawabannya adalah: jika perempuan mengutamakan perasaan dan
laki-laki mengutamakan pikiran. Perempuan umumnya dicitrakan atau mencitrakan
dirinya sebagai makhluk yang emosional, mudah menyerah, pasif, subjektif, lemah
dalam matematika, mudah terpengaruh, lemah fisik, dan dorongan seksnya rendah.
Laki-laki dicitrakan dan mencitrakan dirinya sebagai mahluk yang rasional, logis,
mandiri, agresif, kompetitif, objektif, senang berpetualang, aktif, memiliki fisik dan
dorongan seks yang kuat.
Pencitraan terhadap psikologis perempuan bukan merupakan sesuatu yang
bersifat diwariskan dan tidak dapat berubah, karena dipengaruhi oleh berbagai
faktor mencakup tendensi-tendensi biologis, motif, kemampuan, ekspektasi
masyarakat, hasil belajar, pengkondisian, perjuangan, dan tekanan situasional.
TUJUAN
Diakhir sesi, peserta memiliki kemampuan dalam
1. Peserta dapat menjelaskan psikologi perempuan
2. Peserta dapat menyebutkan dan menjelaskan fase – fase perkembangan jiwa
dan karakteristik perempuan.
3. Membandingkan nilai – nilai sosial budaya terhadap kepribadian kaum
perempuan
4. Menguraikan problem solving atas permasalahan kaum perempuan.
108
Total Waktu :
- 180 Menit
Referensi :
109
Semangat Pagi”
- Memberikan ulasan singkat
terkait materi yang akan
disampaikan
- Menjelaskan dengan singkat
mengenai tujuan dan materi
pokok dari materi Psikoloagi
perempuan.
25 Menit Tahap Mendalami dan Mengurai Metode ; Brain Stroming
- Menggali sebanyak –
banyaknya menurut peserta
terkait “ Apa yang kalian
ketahui mengenai psikologi
perempuan. Bisa diawali
dengan pengertian psikologi
menurut para peserta.
Perbedaan psikologi antara
perempuan dan laki – laki.
Bagaimana budaya
memangdang perempuan.
Permasalah psikologis apa
yang sering dihadapi oleh
perempuan.
- Membagikan kepada para
peserta lembar cerita
mengenai Perempuan dan
Budaya kemudian
memberikan waktu 5 menit
untuk peserta mencerna
lembar bacaan yang
diberikan.
- Menggali pendapat setiap
110
peserta tentang apa yang
sudah dibaca tadi.
111
kehidupan sehari – hari.
10 Menit Penutup
- Memberikan apresiasi kepada
kelompok terbaik saat
mempresentasikan materinya
- Menutup sesi dengan
mengucapkan terimakasih
dan tepuk tangan Bersama.
112
Lembar Bacaan
Psikologi Perempuan
113
dilaporkan. Hal ini dikarenakan diabaikannya pengaruh faktor-faktor psikologis dan
pada intinyamerupakan indikasi dari keyakinan bahwa laki-laki adalah suatu norma.
Berakar dari pandangan bahwa karakteristik fisiologis antara laki-laki dan
perempuan itu berbeda sehingga menimbulkan pandangan discriminator terhadap
perempuan dalam segala sisi yang sebenarnya tidak ada kaitannya dengan aspek
fisiologis dan psikologis perempuan. Oleh Karen itu, terjadilah kontroversi dalam
memandang eksistensi perempuan.
Studi tentang perempuan dapat dikatakan memiliki tujuan ganda, yakni
memahami perempuan, bahwa perempuan juga memiliki berbagai macam kualitas
manusia untuk meningkatkan mutu hidup secara umum seperti yang dimiliki laki-
laki. Kedua, berbagai macam sikap dan kepercayaan umum terhadap kaum
perempuan yang banyak dipengaruhi mitos dan aneka stereotipe negative yang
bersumber dari pengaruh sosio budaya yang merugikan perkembangan status dan
diri perempuan itu dapat diubah dan dihilangkan.
Dengan berkembangnya stud tentang perempuan diharapkan agar beberapa
ciri yang selama ini menonjol serta cenderung merugikan kaum perempuan dalam
berbagai studi tradisional tentang perempuan dapat dihilangkan, atau setidak-
tidaknya bisa dikurangi. Berbagai ciri negative yang dimaksud adalah permepuan
lebih banyak dijadikan objek penelitian atau studi.
Bila suatu penelitain menghasilkan gambaran yang berbeda tentang
responden perempuan, arti dari penemuan tersebut tidak akan dikali lebih lanjut,
melainkan hanya sekedar menjadi catatan kaki. Studi tentang perempuan cenderung
mencerminkan prasangka dan sikap yang berlaku dalam lingkungan sosial bdaya
tertentu. Akibatnya, distorsi pandangan tenatng perempuan ikut memengaruhi
jalannya penelitian yang bersangkutan.
114
psikologi perkembangan berupa tahap perkembangan manusia dalam ilmu psikologi
antara lain:
1. Prenatal Stag
Dari awal sebagai struktur makhluk satu sel hingga kelahiran, perkembangan pra
natal Anda berlangsung dalam urutan tertentu di tahapan psikologi perkembangan.
Ada tiga tahap dari perkembangan pra natal, yaitu:
Germinal Stage
Tahap ini berlangsung pada minggu pertama hingga kedua di dalam
kandungan yang dimulai ketika sperma bertemu dengan sel telur dan membentuk
Zigot yaitu struktur bersel satu hingga jenis kelamin dan susunan genetik janin
ditentukan pada saat ini. Selama minggu pertama di dalam kandungan, zigot akan
membelah dan memperbanyak diri menjadi dua, empat, delapan sel, dan
seterusnya. Proses pembelahan sel ini disebut Mitosis, sebuah proses yang rentan
dan hanya sedikit zigot yang berhasil bertahan di dua minggu pertama. Setelah lima
hari mitosis menghasilkan 100 sel dan setelah 9 bulan ada miliaran sel yang menjadi
semakin khusus membentuk organ dan bagian – bagian tubuh. Pada tahap germinal,
massa sel belum melekat pada lapisan rahim ibu. Ketika itu terjadi, maka sudah
waktunya untuk tahap berikutnya.
Embryonic Stage
115
Fetal Stage
Tahap ini berlangsung selama 9-40 minggu yang dimulai pada minggu ke 9
ketika embrio mulai disebut sebagai janin. Pada tahap ini, janin hanya berukuran
kecil dan mulai menyerupai manusia ketika bentuknya berubah. Sejak minggu ke 9 –
12, alat kelamin mulai terbentuk dengan berbeda. Sekitar usia 16 minggu, janin
telah memiliki jari tangan dan kaki, juga mulai ada sidik jari. Ketika mencapai usia
enam bulan atau 24 minggu, beratnya dapat mencapai 1,4 pounds. Pendengaran
juga sudah berkembang, begitu juga organ dalam sehingga janin yang lahir
prematur di usia ini memiliki kesempatan hidup diluar kandungan ibunya.
2. Infancy Stage
Sejak kelahiran sampai tahun pertama seseorang, itu berarti ia berada pada fase
bayi. Sebagian besar dari bayi yang baru lahir menghabiskan waktunya dengan
tidur. Pada awalnya ia akan menghabiskan waktu siang dan malam untuk tidur,
tetapi setelah beberapa bulan bayi akan mulai terjaga pada siang hari. Periode ini
berada pada usia kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Banyak sekali kegiatan yang
terjadi sebagai awal seperti kemampuan berbahasa, berkembangnya pemikiran
simbolis, mulai koordinasi sensorimotor, dan juga belajar sosial yang akan dialami.
Ketahui juga mengenai perkembangan psikologi pada bayi dan tahap perkembangan
kognitif anak.
3. Early Childhood
116
agar anak tumbuh dengan layak, menerima nutrisi yang cukup dan mencapai
tahapan yang sesuai usianya.
Fase – fase perkembangan dalam psikologi perkembangan ini berlangsung dari usia
enam hingga sebelas tahun atau sama dengan tahun yang dilalui anak di sekolah
dasar. Pada masa ini anak telah menguasai keterampilan dasar seperti menulis dan
berhitung, juga secara formal berhubungan dengan dunia yang lebih luas dan
kebudayaan manusia. Pengendalian diri juga semakin berkembang. Periode ini
ditandai oleh kematangan fisik dan peningkatan pengaruh sosial ketika anak
bersekolah di tingkat dasar. Mereka mulai menjalin pertemanan, mendapatkan
kompetensi melalui pekerjaan sekolah dan terus mengembangkan diri mereka
sendiri yang unik. Ketahui juga mengenai perkembangan psikologi pada masa
pubertas, dan pendekatan dalam psikologi perkembangan peserta didik.
5. Adolescence
Ini adalah fase – fase perkembangan dalam psikologi perkembangan yang memasuki
masa transisi dari masa awal anak – anak sampai awal dewasa, sekitar usia 10
hingga 12 tahun sampai 18 atau 22 tahun. Pada tahap ini terjadi pubertas yang
ditandai dengan perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat, tinggi badan,
perubahan bentuk tubuh, juga mulai muncul karakteristik seksual seperti pinggang
membesar, tubuh kumis, buah dada, dan sebagainya. Secara intelektual, pemikiran
juga akan menjadi semakin logis, abstrak dan mulai idealis, juga semakin banyak
bergaul di luar keluarga. Adolescence adalah periode dimana seseorang akan mulai
mampu menarik kesimpulan berupa hipotesis atau proposal, mengujinya dan
membuat evaluasi yang rasional. Pemikiran formal dari remaja dan dewasa
cenderung deduktif, rasional dan sistematis. Pada usia ini, anak – anak seringkali
menguji batasan dan eksplorasi identitas baru ketika mereka mulai mempertanyakan
siapa dirinya dan mereka ingin menjadi siapa.
117
6. Early Adulthood
Fase – fase perkembangan dalam psikologi perkembangan ini berawal dari usia
sekitar 35 tahun sampai 45 tahun hingga ke usia 60 tahunan. Pada masa inilah
waktunya memperluas keterlibatan dalam kegiatan sosial dan memperluas kegiatan
pribadi. Membentuk ikatan, keintiman, pertemanan dekat, memulai keluarga
seringkali menjadi tahapan yang kritis selama masa ini. Mereka yang dapat
membangun dan mempertahankan hubungan cenderung mengalami keterkaitan dan
dukungan sosial sementara yang mengalami kesulitan dengan beberapa hubungan
mungkin bisa berakhir merasa terasing dan kesepian. Ketahui juga mengenai
peranan psikologi perkembangan dalam perubahan sikap dan perilaku,
perkembangan kognitif pada dewasa awal dan faktor hereditas dalam psikologi
perkembangan.
7. Middle Adulthood
Perkembangan kognitif pada dewasa akhir di fase ini cenderung berpusat pada
pengembangan tujuan dan kontribusi terhadap masyarakat. Menurut Erikson, konflik
ini berada pada stagnasi dan generativitas. Mereka yang dapat terhubung dengan
dunia akan memberikan kontribusi pada hal yang akan bertahan lebih lama darinya
dan meninggalkan tanda untuk generasi berikutnya dengan suatu tujuan. Aktivitas
seperti karir, keluarga, kelompok keanggotaan dan keterlibatan komunitas adalah
semua hal yang dapat berkontribusi pada perasaan generativitas ini.
8. Late Adulthood
Ini adalah salah satu dari fase – fase perkembangan dalam psikologi perkembangan
yang berada pada masa dewasa akhir atau pada usia 60-70 tahun hingga kematian.
Disini waktunya penyesuaian diri ketika kekuatan dan kesehatan berkurang, menata
kehidupan, pensiun dan juga menyesuaikan diri dengan peranan sosial baru yang
mungkin saja dialami. Tahun – tahun senior ini seringkali dianggap sebagai periode
kesehatan yang menurun, tetapi masih banyak orang usia lanjut mampu untuk tetap
aktif dan sibuk di usia 80 tahun dan 90 tahun. Masalah kesehatan yang meningkat
118
mulai menandai periode perkembangan ini, dan beberapa orang mungkin akan
mengalami penurunan mental seperti demensia dan alzheimer.
Karakteristik Perempuan
119
Pada testis yang mengandung kromosom XX memproduksi hormon progesteron dan
estrogen, dan testis mengandung kromosom XY menghasilkan hormon androgen.
Ketiadaan hormone androgen pada testis yang mengandung kromosom XX
menghasilkan telur dan kelenjar gonad yang membentuk indung telur dan
perkembangan genitalia eksternal dan internal janin perempuan, dan testis yang
mengandung kromosom XY mengembangkan organ eksternal dan internal laki-laki
(Friedman & Schutack, 2008). Hormon memegang peranan penting dalam
perkembangan genitalia perempuan dan laki-laki, termasuk mempengaruhi
organisasi otak dan kelenjar pituatari yang mengendalikan sekresi hormon gonad
pada masa pubertas (Otten, 1985).
Menurut penelitian Parson (1980), janin hewan selama pranatal yang diberi
hormon androgen memperlihatkan kegiatan bermain yang kasar, agresif, dan
aktivitas yang tinggi, baik pada hewan jantan maupun betina. Dalam kasus anomali
genetik terjadi mutasi jumlah kromosom seks yang terkandung dalam sel janin, atau
janin mungkin tidak cukup mendapat hormon yang sesuai. Ada individu yang terlalu
banyak kromosom seks dengan konfigurasi XXX, XXY, atau XYY. Individu dengan
konfigurasi kromosom XXX secara anatomis adalah perempuan yang subur,
sedangkan konfigurasi kromosom XXY secara anatomis laki-laki tetapi kurang
perkasa dan agak gemulai, dan konfigurasi kromosom XYY adalah laki-laki perkasa
(Stockard & Johnson, 1992). Para peneliti menduga, individu dengan kromosom Y
ekstra memiliki testoteron yang lebih besar dalam tubuhnya, sehingga mereka lebih
agresif, namun hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan karena
menggunakan sampel yang terbatas.
Perbedaan hormonalmenimbulkan perbedaan organ internal dan eksternal
antara perempuan dan laki-laki. Perempuan secara fisik tampak khas dan berbeda
dengan laki- laki. Fisik perempuan umumnya lebih lemah, tetapi sejak bayi hingga
dewasa, perempuan memiliki ketahanan tubuh yang lebih kuat dan cenderung
memiliki umur yang lebih panjang daripada laki-laki (Parsons, 1980). Memperhatikan
uraian di atas jelas bahwa genetika dan hormonal masa prenatal berpengaruh
terhadap manifestasi perbedaan seks perempuan dan laki-laki yang bersifat fisiologis
dan biologis, dan perbedaan tersebut merupakan potensi yang diberikan Tuhan
120
(given), sehingga Freud menyebut disposisi fisiologis dan biologis tersebut sebagai
takdir (anatomy is destiny).
Perbedaan anatomis biologis dan fisiologis menimbulkan terjadi kontroversi
dalam memandang psikologis perempuan. Menurut pandangan para ahli
kontemporer yang telah melakukan penelitian terhadap psikologi perempuan
diketahui bahwa perbedaan kepribadian perempuan dan laki-laki banyak dipengaruhi
oleh ekspektasi dan sosialisasi dari orangtua daripada oleh faktor fisiologis. Faktor
fisiologis dan biologis hanya mempersiapkan berlangsungnya tahapan-tahapan
penting yang mempengaruhi kepribadian. Faktor biologis bukanlah penyebab semua
perbedaan gender seseorang. Citra fisik tidak meniscayakan citra non fisik antara
perempuan dan laki-laki. Oleh karena itu, kita wajib menyingkirkan citra bias gender
yang hanya didasarkan pada perbedaan biologis semata yang simplistik.
121
d. Menggunakan kewaninaannya sebagai aset
e. Berani menunjukkan kemampuannya
f. Selalu berusaha untuk meningkatkan kepercayaan dirinya melalui
latihan-latihan.
Mencermati potensi perempuan demikian, dapat dipahami bahwa perempuan
dengan segala keterbatasannya memiliki potensi yang besar dalam persoalan
toleransi karena memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Dalam konteks interaksi sosial, kaum perempuan memiliki andil yang
besar dalam upaya menciptakan suasana keserasian sosial.
Berbagai peran yang dilakoni perempuan telah membentuknya menjadi
pribadi yang khas. Peran yang dilakoninya tidak terbatas sebagai ibu, tetapi juga
sebagai makluk sosial yang juga terlibat pada sektor publik. Dalam pengamatan
Kartini Kartono, wanita merupakan person yang tidak bisa berdiri sendiri tanpa
dunianya, tanpa komunikasi dan partisipasi dalam kehidupan sehari hari.
Transformasi sosial masyarakat yang terjadi dewasa ini menuntut Wanita
tidak lagi tersekat dalam peran domistik, akan tetapi eksistensinya kini telah mulai
diakui sebagai pihak yang memiliki sumber daya dalam pembangunan. Kaum
perempuan kini tidak lagi bisa disebut sebagai teman di belakang, (koncowingking,
Jawa) tetapi sebagi mitra sejajar laki-laki untuk saling mengisi dalam
pembangunan masyarakat.
Tingkat pendidikan dan kesehatan perempuan yang setara dengan laki-laki
mendorong partisipasi mereka meningkat, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Partisipasi mereka tidak terbatas dalam memajukan lembaga-lembaga ekonomi tetpi
juga politik, hukum, sosial budaya bahkan pertahanan keamanan. Dalam konteks
sosio-religious, menurutAchmad, peran wanita juga meningkat dalam upaya
meningkatkan dan menciptakan keserasian kehidupan beragama.
Dalam kajian ilmu-ilmu sosial, istilah keserasian sosial secara umum mengacu
pada suatu model keseimbangan (equilibrium) dalam rangka mencapai suatu tingkat
stabilitas sosial serta integrasi sosial. Konsep keseimbangan dan stabilitas sosial
merupakan tema sentral yang menjadi pokok perhatian pendekatan struktural
fungsional. Menurut pandangan ini, manakala dalam suatu keseluruhan dan bagian-
122
bagian dari suatu sistem sosial terjadi keadaan “ketiadaan keserasian” maka
keadaan itu menunjukkan kondisi patologis”.
Keserasian sosial, dengan demikian merupakan kondisi kehidupan manusia
yang dinamis di berbagai bidang yang mencakup bidang-bidang sosial budaya,
ekonomi, politik, dan teknologi, di dalam kehidupan antar individu dan antar
kelompok di dalam masyarakat yang ditandai antara lain oleh adanya kerjasama,
akomodasi, akulturasi dan atau asimilasi. Di dalam kehidupan bermasyarakat
terbentuk unsur keakraban, tanggung jawab, kesatuan dan keseimbangan, sehingga
memungkinkan berlangsungnya kehidupan dan perkembangan warga di dalam
kelompok dan masyarakatnya. Gambaran mengenai tingkat keserasian
antarkelompok pada dasarnya merupakan suatu kontinum dari yang terendah
sampai yang tertinggi pada aspek yang mencerminkan terjadinya keserasian yaitu
aspek kerjasama, akomodasi, akulturasi dan asimilasi. Adanya kerjasama
antarkelompok merupakan bibit tercapainya keserasian sosial, tetapi hal itu lebih
diikat oleh adanya saling ketergantungan dalam kepentingan. Apabila kepentingan
diantara berbagai kelompok telah berkurang, mungkin saja mereka akan kehilangan
keserasiannya.
123
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
KESEHATAN REPRODUKSI
Reproduksi bisa diartikan sebagai proses kehidupan manusia dalam menghasilkan
kembali keturunan. Karena definisi yang terlalu umum tersebut, seringnya
reproduksi hanya dianggap sebatas masalah seksual atau hubungan intim.
Mempelajari tentang kesehatan reproduksi menjadi sangat penting bagi laki-laki dan
perempuan, dan oleh setiap kalangan. Karena dengan mempelajari dan memahami
tentang kesehatan reproduksi dapat melakukan pencegahan dini terhadap penyakit
yang berhubungan dengan alat reproduksi.
Dalam perkaderan Kohati materi kesehatan reproduksi menjadi materi wajib dalam
Latihan Khusus Kohati (LKK), selain menjadi materi wajib juga menjadi kegiatan
yang penting dilaksanakan diluar LKK disebut sebagai pelatihan non formal dan
kesehatan reproduksi menjadi salah-satu pelatihan non formal di Kohati yang bisa
dilaksnakan oleh Kohati dimanapun berada.
TUJUAN
Diakhir sesi, peserta memiliki kemampuan dalam …
TOTAL WAKTU:
140 menit
124
Papan Tulis
Proyektor
Laptop
Bahan bacaan :
REFERENSI :
1. Alan Whiteside, HIV/AIDS a Very Short Introduction (Oxford: Oxford University
Press, 2008)
2. Anna Glasier dan Ailsa Gebbie, Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
(Jakarta: EGC, 2005)
3. Firman Lubis, Kesehatan Perempuan (Jakarta: YLKI)
4. Ida AC Manuaba, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita (Jakarta: EGC, 2006)
5. Meredith Susan, Apa yang Terjadi Pada Diriku (Jakarta: Erlangga, 2008) 6.
Munawar Ahmad, Islam dan Masa Depan Biologis Umat Manusia (Bandung: Mizan,
1994) 7. Nirmala Devi, Gizi Saat Sindrom Menstruasi (Jakarta:Gramedia, 2013)
8. Nursalam Nurs dan Ninuk Kurniawati, Asuban Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi
AIDS (Jakarta: Salemba Medika, 2007)
9. Referensi lain yang relevan
PROSES PEMBELAJARAN/LANGKAH-LANGKAH
125
Diskusi
Fasilitator memberikan lembar bacaan
Fasilitator membentuk kelompok
menjadi 4 kelompok. (1).
Mendiskusikan tentang prenatal care
dan postnatal care (2). Mendiskusikan
tentang menstruasi dan tindakan
preventif kuratif terkait organ vital
perempuan (3). Mendiskusikan
tentang IV/AIDS dan fertilitas (4).
Mendiskusikan tentang aborsi dan
kangker serviks, kangker payudara.
Masing-masing kelompok diberikan
waktu 20 menit
Fasiliator mempersilahkan masing-
masing kelompok untuk prsentasi
selama 10 menit
Kelompok lain menanggapi masing-
masing 5 menit
Fasilitator membuka sesi diskusi untuk
materi yang belum dipahami
10:00 TAHAP MERANGKUM DAN AKSI METODE: Ceramah
Bingkai kembali (reframing) pembahasan
sesi ini secara singkat
10:00 PENUTUP METODE: ceramah
Tutuplah sesi dengan ucapkan terima
kasih dan tepuk tangan bersama.
Sampaikan materi yang akan
diperoleh peserta pada sesi
berikutnya
126
Lembar Bacaan
Kesehatan Reproduksi
A. Pendahuluan
Sehat adalah bebas dari penyakit, baik jasmani, rohani, mental, dan
spiritual. Reproduksi adalah menghasilkan embali,' maksudnya proses
menghasilkan atau melahirkan Leturunan demi kelangsungan hidup manusia.
Kesehatan eproduksi adalah kondisi sehat (bebas penyakit, bebas cacat, ehat
mental, sosial, dan kultural) menyangkut sistem, fungsi, Dan proses alat
reproduksi yang dimiliki.
127
Di antara masalah yang timbul pada remaja di masa awal kematangan
sistem reproduksi adalah perilaku seks bebas (free sex), kehamilan di luar
pernikahan, dan penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS.
KTD berdampak secara fisik, psikis, dan juga sosial. Anak perempuan yang
hamil di luar ikatan pernikahan biasanya dicemooh dan dikucilkan di masyarakat
(akibat masih kuatnya nilai norma di masyarakat), terlebih bila yang
bersangkutan masih bersekolah, biasanya pihak sekolah akan mengeluarkannya
dari sekolah, sehingga siswi purus sekolah, kehilangan kesempatan bekerja dan
berkarya, menjadi orang tua tunggal, atau menjalani pernikahan dini yang tidak
terencana. Hal ini dapat pada psikologis siswi, yang menyebabkan kesulitan
berperan sebagai orang tua, tidak bisa mengurus kehamilan dan bayinya,
akhirnya berujung stress, konflik, aborsi illegal, atau kematian ibu dan bayi (bisa
karena kondisi ibu yang memang tidak mampu bertahan saat melahirkan, atau
bisa juga karena si ibu bunuh diri, atau malah membunuh bayinya).
Selain KTD, masalah lain yang diakibatkan free sex adalah penyakit
menular seksual (PMS). PMS ini ada banyak jenisnya, salah satunya HIV/AIDS
(pengidapnya disebut ODHA-Orang Dengan. Hiv/Aids),? yang dianggap
128
berbahaya dan mengancam, yang penularannya bisa lewat hubungan seksual
yang tidak aman, penggunaan jarum suntik bergantian pada pengguna narkoba,
dan transfusi darah.
Hal-hal di atas inilah yang menjadikan kita perlu untuk membahas bab ini,
agar kita mengetahui anatomi dan fisiologi reproduksi, proses kehamilan,
permasalahan-permasalahan kesehatan seksual serta pencegahan dan
pengobatannya, sehingga bisa mengembangkan perilaku reproduksi sehat untuk
menyiapkan diri melaksanakan fungsi reproduksi yang sehat secara fisik, mental,
ekonomi, dan spiritual.
129
sperma matang, dia akan masuk ke dalam saluran sperma. Epididimis ini
berbentuk saluran yang lebih besar dan berkelok-kelok. Saluran sperma
fungsinya menyalurkan sperma dari testis menuju prostat. Kelenjar prostat
fungsinya menghasilkan air mempengaruhi kesuburan sperma. mani yang ikut
mempengaruhi kesuburan sperma.
Ovarium berfungsi mengeluarkan sel telur setiap bular atu kali. Organ ini
ada dalam rongga pinggul, di kiri dan anan rahim. Tuba falopi fungsinya
menyalurkan sel telur setelah keluar dari ovarium (namanya proses ovulasi) dan
nerupakan tempat bertemunya sel telur dan sperma saat proses pembuahan
(konsepsi). Rahim adalah tempat janin dibesarkan, berbentuk seperti buah
alpukat dengan berat 30 50 gram. Saat tidak hamil, rahim ini kira-kira sebesar
telur ayam kampung. Dindingnya terdiri dari lapisan parametrium, mtometrium,
dan endometrium. Vagina adalah lubang tempat masuknya penis saat senggama,
130
jalan keluarnya darah haid," dan tempat keluarnya bayi saat melahirkan normal.
Dalam vagina terdapat mikroorganisme yang bermanfat untuk menjaga kadar
keasaman vagina, yang bila asam-basanya tidak seimbang salah satunya
menyebabkan keputihan. Selaput dara adalah lapisan tipis yang berada dalam
liang vagina, tidak jauh dari mulut vagina. Selaput dara ini ada yang tipis
sehingga mudah robek, dan ada yang kaku sehingga tidak mudah robek. Selaput
dara yang tipis bisa robek karena kecelakaan, jatuh, dan olahraga. Saluran kemih
fungsinya mengeluarkan air kencing, letaknya di antara klitoris dan mulut vagina.
Kelenjar mama/payudara berfungsi sebagai kelenjar yang memroduksi susu
untuk nutrisi bayi.
131
Payudara Memproduksi susu untuk nutrisi bayi
132
diterima oleh suatu kelompok, pengaruh media massa (TV dan internet), dan
paksaan dari orang lain untuk melakukan hubungan seks. Free sex ini biasanya
mengarah pada kehamilan yang tidak direncanakan (KTD). Kelainan dalam
Kehamilan Ada empat jenis kelainan kehamilan yang umum terjadi, yaitu
plasenta previa, kehamilan ektopik, hamil anggur, dan keguguran.
tidak dibuahi.
133
Hamil anggur atau mola hidatidosa adalah tumor nonkanker yang
berkembang di rahim akibat adanya kelainan pada proses perkembangan sel
telur setelah dibuahi, sehingga janin berkembang tidak sempurna. Pada hamil
anggur, plasenta sel telur dan plasenta yang tidak berkembang ini akan
membentuk kista yang mirip anggur putih. Biasanya bisa dideteksi di trisemester
pertama kehamilan, sekitar 8-9 minggu, melalui pemeriksaan darah dan USG.
134
Infeksi rubella disebabkan virus rubella. Ibu hamil yang menderita akan
berpotensi tinggi menyebabkan sindrom rubella kongenital hingga kematian
janin.
Aborsi/Keguguran
Seks bebas pada remaja berpotensi pada kehamilan yang tidak diinginkan
(KTD). KTD ini kemudian banyak disikapi remaja dengan menggagalkan janin
atau membunuh bayi yang baru dilahirkan (biasanya bayi dibuang atau
ditinggalkan di sutau tempat). Menggagalkan pertumbuhan janin disebut dengan
aborsi. Aborsi atau keguguran (Latin: Abortus; Inggris: Abortion) adalah wiladah
sebelum waktunya; pengguguran janin dari rahim sebelum ia mampu hidup
sendiri, yaitu pada 28 minggu pertama dari kehamilan;12 penghentian
kehamilan atau matinya janin sebelum waktu kelahiran;13 penghentian
kehamilan atau hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.
Aborsi memiliki resiko tinggi bila tidak sesuai standar medis. Misalnya
menggunakan jamu peluruh rahim, memanipulasi fisik (pijatan), dan
menggunakan alat bantu tradisional yang tidak steril. Aborsi standar medis yang
aman ada empat metode, yaitu kerutase, menggunakan cairan NaCl,
menggunakan Prostaglandin PgF2, dan vakum. Kuretase atau pengerokan
menggunakan sendok kuret ataupun vakum kurct pada dinding rahim tempat
135
janin menempel. Cairan NaCl hipertonis dimasukkan ke lapisan amnion untuk
melepaskan janin dari dinding rahim, konsepnya seperti proses persalinan dan
biasanya digunakan bila janin sudah berumur 4-6 bulan (trisemester II).
Prostaglandin PgF2 diberikan melalui darah arteri, cairan amnion, dan
memasukkannya lewat vagina kevate V uterus dengan dosis tertentu, gunanya
untuk menginduksi persalinan buatan sehingga janin dapat keluar dari rahim.
Sedangkan vacum aspiration menggunakan semacam selang plastik berdiameter
tertentu untuk menghisap janin dari rongga rahim.
Aborsi medis tetap memiliki resiko, seperti infeksi alat reproduksi akibat
alat kuret tidak steril dan menyebabkan kemandulan di kemudian hari; syok
hingga kematian mendadak akibat pendarahan; gangguan syaraf di kemudian
hari; terjadi rahim sobek (rupture uterus); penipisan dinding rahim sehingga
rahim perlu diangkat; timbul saluran/hubungan yang nirmalnya tidak ada antara
saluran genital, saluran kencing, dan saluran pencernaan; kanker payudara;
kanker indung telur, kanker leher rahim; kanker hati; kelainan plasenta; infeksi
rongga panggul; dan infeksi lapisan rahim.
Selain itu psikologis orang yang melakukan aborsi juga rentan kehilangan
harga diri (82%), barteriak-teriak histeris. (51%), mimpi buruk berulang tentang
bayi (63%), keinginan bunuh diri (28%), mulai mencoba menggunakan NAPZA
(41%), dan tidak bisa lagi menikmati hubungan seksual (59%). Selain itu juga
ada resiko psikososial, seperti diasingkan masyarakat, tekanan dari masyarakat
akan keberadaannya, dikucilkan keluarga, dan dicela orang sekitarnya.
Dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Bab XIX Pasal 229,
346, 347, 348, dan 349 persoalan aborsi (menggugurkan kandungan dan
membunuh kandungan) dilarang dengan alasan apapun, Pasal 346, "Seorang
perempuan yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau
menyuruh orang lain untuk menggugurkan kandungannya diancam dengan
pidana penjara sebesar-besarnya selama empat tahun." Namun dalam
ketentuan Undang-undang tentang Kesehatan No. 36 Tahun 2009
memperbolehkan aborsi dengan indikasi kedaruratan medis dan akibat
perkosaan.
136
Dalam Islam, dikenal dua macam aborsi, yaitu al-ijhadh dan al-isqath. Al-
ijhadh adalah mengeluarkan atau menggugurkan janin sebelum bulan keempat
usia kehamilan. Al-isqath adalah pengguguran janin di usia antara 4-7 bulan usia
kehamilan.
Boleh, bila terdapat keadaan darurat. Misalnya ketika ibu hamil menderita
sakit parah; bila kehamilan akan membahayakan nyawa si ibu; bila janin
terdeteksi menderita cacat genetik yang kalau lahir akan sulit
disembuhkan; kehamilan akibat perkosaan yang ditetapkan oleh tim yang
berwenang yang di dalamnya terdapat keluarga korban, dokter, dan
ulama, yaitu sebelum 40 hari usia kehamilan.
137
Makruh jika usia kehamilan sudah mencapai 40, 42, dan 45 hari.
Syaratnya: tidak mendatangkan mudharat dan mendapat
persetujuan dari suami dan istri.
Imam Syamsudin al-Ramli al-Syafi'i: boleh, jika janin belum ada ruh.
Haram, bila janin sudah ada ruh.
Kontrasepsi
Alat dan obar kontrasepsi (alokon) ada dua jenis, yang permanen dan
nonpermanen. Alokon nonpermanen ada yang hormonal dan nonhormonal, ada
yang jangka panjang (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) dan ada yang non-
MKJP.
138
banyak
Ada resiko terlepas
Satu kali pakai
Spermisida
Zat kimia yang merusak sperma, berbentuk jeli, krim, busa, dan supositori
+ Proteksi sementara
Mudah di peroleh
- Hanya efektif satu jam pemakaian
Tidak mencegah penularan IMS
Diafragma
Terbuat dari lateks/Silikon
Bentuknya melingkar seperti kubah
+ Bisa lebih efektif dengan menggunakan spermisids
Bisa dipakai berulang kali
- Yang terlalu besar akan membuat tidak nyaman
Yang terlalu kecil beresiko lepas/pindah posisi
Bisa menimbulkan iritasi
KONTRASEPSI ALAMI
KB KALENDER
Menghitung masa subur dan menghindari aktifitas seksual
+ Mudah dan tidak menggunakan alokon
- Kegagalan mencapai 20%
Menyusui
Memberikan ASI ekslusif bisa mencegah pembuahan selama 10 minggu
pertama
+ Mudah dan tidak menggunakan alokon
- Kurang efektif
KONTRASEPSI PERMANEN (Sterilisasi)
Perempuan Tubektomi, ligasi tuba, implan tuba, elektrokoagulasi tuba
Laki-laki Vasektomi
+ Sangat evekif
139
Tidak memerlukan kontrasepsi lainnya
- Mahal
Resiko infeksi dan pendarahan
Tidak mencegah penularan IMS
Pemerintah bertanggung jawab dan menjamin ketersediaan tenaga,
fasilitas pelayanan, alat, dan obat dalam memberikan pelayanan keluarga
berencana yang aman bermutu dan terjangkau oleh masyarakat, sebagaimana
yang disebutkan dalam UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,Pasal 78.
Dalam Islam, hukum menggunakan kondom dan alokon yang sifatnya
menunda, disamakan dengan 'azl, yaitu mengeluarkan sperma di luar vagina,
karena illatnya adalah mencegah sperma sampai ke dalam rahim.
Pendapat terkuat adalah mubah
Dalilnya adalah perkataan sahabat Jabir yang menyebutkan bahwa
"Kami melakukan 'azl di zaman Rasulullah, berita tersebut sampai
kepada nabi dan beliau tidak melarang kami." (Shahih Bukhari, 7/33,
no. 5207; Shahih Muslim juz II halaman 1065 no. 1440)
Menggunakan kondom saat istri sedang haid adalah haram
Karena hukum berhubungan seksual dengan istri yang sedang haid
adalah haram. Pendapat ini menurut Syekh Nawawi al-Bantani dalam
Nihayatul al-Zayn fi Irsyad al Mubtadi'in. Kecuali bagi orang yang
khawatir akan berbuat zina bila tidak berhubungan seksual dengan
istrinya yang sedang haid, maka hukumnya bolch. Namun lebih
dianjurkan untuk masturbasi, karena hukum masturbasi masih
diperdebatkan, bahkan Imam Syafi'i menghukuminya sebagai dosa
kecil, sedangkan bersetubuh saat istri sedang haid disepakati
keharamannya oleh mayoritas ulama.
Hukum steril pada perempuan yang beresiko kehamilannya, hukumnya
boleh.
Menurut l'anatul Thalibin, al-Bajuri ala Fathul Qorib, dan Hasyiyah al-
Syarqowi:
Steril/memutus keturunan, hukumnya haram
Penggunaan alokon untuk menunda, hukumnya makruh.
Menurut Hasyiyah al-Syarqowi dan al-Bajuri ala Fathul Qorib,
penggunaan alokon yang menunda karna alasan uzur hukumnya
mubah.
Sesuai dengan kaidah fiqhiyah yang menyebut untuk memilih mafsadat
yang lebih ringan.
140
mudah terlihat sehingga lebih mudah diobati. Sedang pada perempuan, IMS
sering tidak terlihat, akibatnya dia tidak sadar kalau sudah tertular. IMS bisa
tertular meski hanya berhubungan seks satu kali dengan orang yang terinfeksi.
IMS ini macam-macam, ada yang bisa disembuhkan, ada yang sulit
disembuhkan, bahkan ada yang tidak bisa disembuhkan. Jika tertular IMS,
akibatnya bisa mandul, tidak bisa hamil, atau rasa sakit yang berkepanjangan.
Orang yang sudah tertular salah satu IMS, akan lebih mudah. tertular HIV, yang
kemudian berkembang menjadi AIDS.
Jika seseorang merasa tertular IMS, dia diharuskan pergi ke dokter dan
menceritakan gejala yang dialami dengan jelas, terang, dan jujur. Bicara saja
terus terang. Bila menerima resep, belilah obat sesuai resep tanpa dikurangi,
dan habiskan obat tersebut. Jangan membeli obat tanpa resep, karena obat
yang cocok untuk satu jenis IMS, belum tentu cocok untuk jenis lainnya. Jadi
jangan pakai resep orang lain.
Beberapa jenis penyakit menular seksual adalah herpes, klamidia, gonore
(GO)/kencing nanah, raja singa, jengger ayam, bintilan, susah kencing, dan
HIV/AIDS.
Jenis IMS Herpes Genital
1. Penyebab Virus herpes simplex
Gejala 4-5 hari setelah hubungan sex
Bintil-bintil berair (berkelompok seperti anggur)
Nyeri dan gatal pada kemaluan
Bintil ini bisa pecah dan meninggalkan luka kering
mengerak lalu hilang sendiri
Nyeri saat buang air kecil
Pembengkakan kelenjar getah bening di lipatan paha,
sakit kepala, nyeri otot dan demam
Penyakit ini bisa kambuh lagi sewaktu-waktu (virus
bertahan seumur hidup)
Meningkatkan resiko kanker mulut rahim
Penularan Melalui hubungan seks vaginal, anal, atau oral tanpa
pengaman
Dari ibu ke bayi saat proses mengandung, persalinan, atau
menyusui
Pengobatan Tidak dapat disembuhkan, namun perawatan dapat
membantu
Pemberian anti virus untuk mengurangi sakit, keparahan,
dan frekuensi kambuh
2. Jenis IMS Klamidia
Penyebab Clamydia trachomatis
7-21 hari tanpa gejala
Peradangan pada vagina/sekitar anus
Keluar cairan putih ecer berwarna putih kekuningan dari
vagina atau penis
141
Nyeri dirongga panggul
Pendarahan setelah berhubungan seksual
Sakit saat berhubungan seksual
Demam ringan
Rasa terbakar saat kencing
Lebih sering buang air kecil
Iritasi di rektum
Pada laki-laki : rasa sakit dan terbakar saat buang air
kecil, keluar nanah/cairan putih kental, testis bengkak dan
nyeri, iritasi pada rektum, dan kalau ada infeksi lanjutan,
cairan bening sering keluar, dan bercampur darah.
Menyebabkan kemandulan, radang saluran kencing dan
pada perempuan juga menyebabkan saluran ketuban
robek (sehingga terjadi kelahiran prematur)
Bayi yang baru lahir berupa penyakit mata dan gangguan
saluran pernapasan
Penularan Melalui hubungan seks vaginal, anal, atau oral tanpa
pengaman
Dudukan toilet
Sauna bersama
Kolam renang
Berbagi makanan dan minuman yang sama
Ciuman, berpelukan, berpegangan tangan
Benda yang sebelumnya disentuh penderita
Menghirup bersin atau batuk penderita
Dari ibu ke bayi dalam proses persalinan
Pengobatan Reda dalam jangka waktu harian/mingguan
Bisa disembuhkan dengan terapi antibiotik
Pasangan juga dianjurkan untuk terapi limpa dan
keterbelakangan mental
3. Jenis IMS Gonore atau kencing nanah
Penyebab Bakteri Naisseria Gonorrheae
Gejala Muncul setelah 2-10 hari setelah berhubungan seksual
Kelamin merah dan bengkak
Keluarnya cairan putih kekuningan kental berbau/nanah
dari vagina atau penis
Nyeri di perut bagian bawah dan radang panggul pada
perempuan
Nyeri di testis pada laki-laki
Nyeri saat buang air kecil
Bisa menyebabkan kemandulan
Pada bayi baru lahir berupa infeksi pada mata yang
menyebabkan kebutaan
Penularan Hubungan seksual
Dari ibu ke bayi dalam proses persalinan
Pengobatan Reda dalam jangka waktu harian/mingguan
142
Bisa disembuhkan dengan terapi antibiotik
4 Jenis IMS Raja Singa atau sifilis
Penyebab Bakteri Treponema Pallidum
Gejala Gejala muncul 2-6 minggu, terkadang 3 bulan setelah
berhubungan seksual
Tahap I : luka/benjolan tanpa rasa sakit di kemaluan,
dubur, atau mulut
Tahap II : kelainan saraf, jantung, kulit dan pembuluh
darah (setelah 5-10 tahun)
Pada bayi baru lahir berupa kerusakan kulit, hati, limpa
dan keterbelakangan mental
Penularan Melalui hungan seks vagina, anal, atau oral
Kontak langsung dengan lesi (luka pecah)
Melalui produk darah (jarum tidak steril/darah tidak
disaring)
Dari ibu ke bayi saat proses mengandung, persalinan atau
menyusui
Pengobatan Bisa disembuhkan dengan penisilin
5. Jenis IMS Jengger ayam/ Kondiloma akuminata/Kutil
kelamin
Penyebab Virus Human Papiloma (HPV)
Gejala Muncul kutil sangat kecil seperti mata ikan di luar alat
kelamin/anus ataupun dalam liang vagina sampai leher
rahim
Muncul kutil di luar kelamin sampai saluran kencing bagian
dalam (pada laki-laki)
Lama-kelamaan kutil akan semakin besar seperti bunga
kol/jengger ayam
Tidak menimbulkan rasa sakit
Terkadang terasa gatal
Muncul lagi sewaktu-waktu (kambuh)
Meningkatkan resiko kanker leher rahim dan kanker penis
Bila hamil, kutil bisa tumbuh besar sekali
Penularan Kontak Kulit : pelukan, jabat tangan
Melalui hubungan seks vaginal, anal, atau oral tanpa
pengaman
Pengobatan Belum ada obat untuk menghilangkan virus penyebab kutil
Bisa dengan bahan kimia menghapus kutil
Bila besar perlu operasi di rumah sakit
Meski sudah operasi, ada kemungkinan muncul kembali
Dicegah dengan vaksin antitumor topikal
6. Jenis IMS Trikomoniasis
Penyebab Parasit Trikomonas vaginalis
Gejalan Cairan vagina encer, berwarna kuning kehijauan, berbusa
dan berbau busuk
Vulva agak bengkak, kemerahan, dan gatal
143
Nyeri saat berhubungan seksual dan kencing
Meningkatkan resiko kehamilan prematur
Penularan Melalui hubungan seks vaginal, anal, tanpa pengaman
Pengobatan Kedua pasangan mengonsumsi antibiotik oral tertentu
dengan dosis besar
7. Jenis IMS Kandidiasis Vagina
Penyebab Jamur Candida albicans
Gejala Reda dalam jangka waktu harian/mingguan
Normalnya jamur ini ada di kulit dan dalam liang vagina,
namun kalau menyebar, bisa menimbulkan keputuhan
Keputihan berwarna putih susu dan bergumpal
Terasa panas dan gatal
Meski bukan termasuk IMS, laki-laki yang berhubungan
seks dengan perempuan dengan kondisi ini akan
mengeluh gatal dan muncul bintik-bintik merah di kulit
kelaminnya
Penularan Melalui hubungan seks vaginal, anal, atau oral tanpa
pengaman
Dari ibu ke bayi dalam proses persalinan
Pengobatan Dosis tunggal obat antijamur oral
Salep antijamur 1-3 hari untuk infeksi ringan
HIV/AIDS
HIV atau Human Immuno Deficiency Virus adalah retrovirus yang
menjangkiti tubuh manusia dan mengganggu fungsinya, hingga mengakibatkan
penurunan kekebalan tubuh. Bila kekebalan tubuh kita lemah atau rusak, kita
akan mudah terserang penyakit di sekitar kita, seperti TBC, flu, diare, sakit kulit,
dan lainnya. Kumpulan dari gejala penyakit yang menyerang tubuh akibat
lemahnya sistem kekebalan tubuh kita inilah yang disebut AIDS, yaitu Acquired
(didapat) Immune (kekebalan tubuh) Deficiency (kekurangan) Syndrome
(gejala) atau gejala yang didapat akibat kurangnya kekebalan tubuh.
HIV hanya hidup dalam cairan tubuh, seperti darah, cairan vagina, cairan
sperma, dan air susu ibu. Olch karenanya, HIV hanya menular lewat cairan
tubuh, seperti transfusi darah, terkena darah HIV di kulit yang terluka, 18
penggunaan jarum suntik atau jarum tindik bergantian, melalui hubungan
seksual tanpa kondom, oral sex, bergantian alat bantu sex, dan meminum ASI
dari orang yang terinfeksi.
IIIV tidak hidup dalam cairan tubuh lainnya. Tidak dalam hidup air
liur/ludah, dalam feses/tinja, dalam air mata, Ivate dalam keringat, dan tidak
juga dalam urin/air kencing. Oleh karenanya, HIV tidak menular melalui gigitan
nyamuk, bersalaman dengan orang yang terinfeksi, berciuman, berpelukan,
makan dengan gelas/piring yang sama, dan tinggal serumah. Jadi kita tidak
perlu mengisolasi orang yang terinfeksi HIV, karena penularan lewat kontak
sosial yang wajar adalah mitos.
144
Virus HIV ini tidak bisa diketahui dalam rentang 3-6 bulan sejak terinfeksi,
karena ia bersembunyi. Masa ini disebut masa Jendela.20 Sayangnya, orang
yang terinfeksi HIV di masa Jendela tetap bisa menularkannya kepada orang
lain. Setelah 6 bulan, virus baru bisa ditemukan lewat tes darah (sampai
sekarang hanya bisa diketahui lewat tes darah). Kalau sudah ditemukan begini,
pengidapnya disebut HIV positif. Masa HIV positif bisa mencapai 10 tahun bila
kekebalan tubuhnya kuat, sehingga masih bisa hidup normal dan melakukan
kegiatan seperti biasa. Namun bila kekebalan tubuhnya lemah, orang itu bisa
cepat terserang penyakit lain, yang paling menyolok adalah nafas pendek,
batuk, nyeri dada (biasanya didiagnosa TBC), hilang nafsu makan, mual dan
muntah, diare terus menerus, pembengkakan kelenjar getah bening, kanker
kulit, sariawan, dan berat badan turun drastis. Kalau sudah begitu, artinya sudah
masuk tahap AIDS. Penderitanya disebut ODHA atau Orang Dengan HIV/AIDS.
Tahap Aids ini biasanya kekebalan tubuh sudah sangat lemah, sehingga
kemungkinan akan meninggal.
HIV memiliki tahapan hingga mencapai AIDS, yaitu: Tahap I, HIV tidak
menimbulkan gejala apapun dan tidak dikategorikan sebagai AIDS. Tahap II,
meliputi infeksi pada mucocutaneous minor21 dan terjadi infeksi saluran
pernapasan bagian atas yang tidak sembuh-sembuh. Tahap III, terjadi diare
kronis lebih dari satu bulan dan tanpa sebab, infeksi bakteri parah, dan TBC.
Tahap IV, terjadi toksoplasmosis pada otakkandidiasis pada saluran
tenggorokan, saluran pernapasan, batang saluran paru-paru, pada paru-paru,
dan terjadi sarkoma kaposi.
Sampai sekarang, belum ditemukan obat ampuh untuk membunuh virus
HIV ini. Namun bisa dicegah dengan menghindari hubungan seks, menggunakan
kondom bila berhubungan seks, dan menghindari penggunaan jarum suntik atau
jarum tindik secara bergantian. Oleh karenanya, kita tetap perlu memberi
dukungan kepada ODHA, tidak perlu dikucilkan dan dijauhi, karena mereka juga
tidak mudah menulari HIV.
Kanker Serviks (Kanker Leber Rabim)
Kanker serviks disebabkan oleh virus HPV. Faktor resiko kanker serviks di
antaranya:
1) Menikah atau memulai aktifitas seksual pada usia muda (kurang dari 18
tahun),
2) berganti-ganti pasangan seks,
3) Sering menderita infeksi di daerah kelamin,
4) Perempuan yang melahirkan banyak anak,
5) Perempuan yang merokok,
6) Pemakaian pil KB dengan HPV positif atau negatif, dan
145
7) Gangguan imunitas.
Deteksi dini bisa dilakukan dengan metode tes pap smcar, tes DNA HPV,
IVA (inspeksi Visual Asam Asetat) dan VILI (Inspeksi Visual Lugoliodin). Pada
umumnya, lesi prakanker tidak memberikan gejala. Bila sudah menjadi kanker
invasif, gejalanya berupa pendarahan saat berhubungan seksual dan keputihan.
Pada stadium lanjut, gejalanya berupa nyeri pinggang atau perut bagian bawah,
dan gejala selanjutnya tergantung organ lain yang terkena desakan tumor.
Kanker ini bisa didiagnosis dengan pemeriksaan klinis.
Pencegahan kanker serviks yang efektif adalah dengan vaksinasi HPV, yaitu
saat berusia 9 tahun dengan dosis dua kali vaksin (jeda 6-12 bulan). Vaksin
hanya efektif bila belum terjangkit virus HPV, oleh karenanya vaksin sebaiknya
dilakukan sebelum seseorang aktif secara seksual. Selain itu, pemeriksaan
berkala/screening juga bisa mendeteksi dini dan mencegah penyebaran kanker
ini.
Kanker Payudara (KPD)
Faktor resiko kanker payudara di antaranya:
1) Haid pertama di bawah 12 tahun,
2) Perempuan tidak menikah,
3) Perempuan menikah tidak mempunyai anak,
4) Melahirkan anak pertama pada usia di atas 30 tahun,
5) Tidak menyusui,
6) Menggunakan kontrasepsi hormonal atau mendapat terapi hormonal
dala waktu panjang,
7) Usia menopause lebih dari 55 tahun,
8) Pernah oprasi tumor jinak payudara,
9) Ada riwayat kanker dalam keluarga,
10) Perempuan yang mengalami stress berat,
11) Konsumsi lemak atau alcohol berlebih,
12) Perokok aktif atau pasif, dan
13) Obesitas.
Kanker payudara bisa dicegah dengan menghindari faktor resiko
sebagaimana disebut di atas. Selain itu, pemeriksaan berkala/screening.
Beberapa tindakan untuk screening adalah periksa payudara sendiri (SADARI),
periksa payudara klinis (SADANIS), dan mammografi screening.
146
Waktu terbaik untuk SADARI adalah beberapa hari setelah haid berakhir.
Caranya adalah:
1) Berdiri di depan cermin tanpa pakaian dari pinggang ke atas,
2) Berdiri dengan lengan di samping tubuh. Perhatikan bentuk, ukuran, dan
apakah ada perubahan seperti permukaan, warna kulit, dan bentuk
puting,
3) Letakan tangan di pinggang dan tekan kuat-kuat untuk mengencangkan
otot dada. Perhatikan payudara dari kiri ke kanan dan sebaliknya,
4) Membungkuklah sehingga payudara terjulur ke bawah. Perhatikan
apakah ada perubahan tertentu pada payudara,
5) Tautkan kedua tangan di belakang kepala dan tekan kedalam.
Perhatikan bagian bawah payudara,
6) Tempatkan jempol dan jari telunjuk di sekitar puting, lalu tekan
perlahan, dan perhatikan apakah ada cairan yang keluar.
SADANIS bisa dilakukan bila saat SADARI menemukan benjolan keras pada
payudara atau ketiak, perubahan pada permukaan kulit, seperti berkerut atau
ada cekungan, perubahan ukuran dan bentuk, utamanya saat mengangkat
payudara dan menggerakan lengan, keluar cairan bukan ASI dari puting, keluar
darah dari puting, terdapat bagian puting yang memerah dan menjadi lembab,
puting berubah bentuk, misalnya melesak ke dalam, timbul ruam di sekitar
puting, dan ada rasa sakit yang berkelanjutan pada payudara.
F. Kekerasan Seksuals
Kekerasan seksual lebih sulit diungkap dan ditangani bila dibandingkan
dengan kekerasan lainnya, karena sering dikaitkan dengan moralitas
masyarakat. Perempuan dianggap sebagai simbol kesucian dan kehormatan,
karenanya ia dipandang sebagai aib ketika mengalami kekerasan seksual,
pemerkosaan misalnya. Korban juga sering disalahkan sebagai penyebab
terjadinya kekerasan seksual, karena masih adanya pandangan bahwa
perempuan menghias dirinya untuk menggoda laki-laki (bukan untuk
kebahagiaan dan meningkatkan kepercayaan dirinya sendiri).
Terdapat 15 bentuk kekerasan seksual yang banyak terjadi di Indonesia,
yaitu: perkosaan, intimidasi seksual/ ancaman/ percobaan pemerkosaan,
pelecehan seksual, eksploitasi seksual, perdagangan perempuan yang bertujuan
seksual, prostitusi paksa, perbudakan seksual, pemaksaan perkawinan, cerai
gantung, pemaksaan kehamilan, pemaksaan aborsi, pemaksaan kontrasepsi dan
sterilisasi, penyiksaan seksual, penghukuman tidak manusiawi dan bernuansa
seksual, praktik tradisi yang membahayakan perempuan, dan kontrol seksual
lewat aturan diskriminatif beralasan moralitas dan agama.
147
Perkosaan atau pencabulan adalah serangan yang memaksa untuk
berhubungan seksual, baik penetrasi, menggunakan anus, ataupun mulut
korban. Menggunakan jari tangan atau benda lainnya juga termasuk perkosaan.
Pemaksaan disini menggunakan kekerasan, ancaman kekerasan, penahanan,
tekanan psikologis, penyalahgunaan kekuasaan, ataupun mengambil
kesempatan dari lingkungan yang penuh paksaan. Istilah pencabulan digunakan
ketika perkosaan dilakukan di luar pemaksaan penetrasi dan ketika terjadi pada
orang yang belum mampu memberikan persetujuan secara utuh, misalnya
terhadap seseorang di bawah umur 18 tahun.
Intimidasi seksual adalah tindakan yang menyerang seksualitas untuk
menimbulkan rasa takut atau penderitaan psikis. Intimidasi seksual bisa
disampaikan secara langsung dan tidak langsung (lewat surat, sms, chat, email).
Ancaan dan percobaan perkosaan termasuk intimidasi seksual.
Pelecehan seksual adalah tindakan seksual lewat sentuhan fisik maupun
non-fisik dengan organ seksualitas sebagai sasarannya. Termasuk diantaranya
adalah siulan, main mata, ucapan bernuansa seksual, menunjukan materi
pornografi dan keinginan seksual, colekan atau sentuhan tanpa persetujuan
pemilik tubuh, gerakan atau isyarat yang bersifat seksual sehingga
menyebabkan ketidaknyamanan, ketersinggungan, merasa direndahkan
martabatnya, maupun menyebabkan masalah kesehatan dan keselamatan.
Eksploitasi seksual adalah tindakan penyalahgunaan kekuasaan ataupun
penyalahgunaan kepercayaan untuk tujuan kepuasan seksual, ataupun untuk
memperoleh keuntungan berbentuk uang, sosial, politik, dan lainnya. Alasan
kemiskinan perempuan paling sering digunakan sehingga ia masuk dalam
prostitusi atau pornografi. Misalnya mengiming imingi pernikahan agar
mendapat layanan seksual, lalu ditelantarkan. Situasi ini disebut kasus 'ingkar
janji.' Kasus ini memanfaatkan cara pikir masyarakat yang mengaitkan posisi
perempuan dengan status pernikahannya, sehingga perempuan merasa tidak
memiliki daya tawar selain mengikuti kehendak pelaku, vaitu agar dinikahi.
Perdagangan perempuan dengan tujuan seksual adalah tindakan merekrut,
mengangkut menampung, mengirim, memindahkan, atau menerima seseorang
dengan kekerasan, ancaman kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan,
penipuan, penyalahgunaan kekuasaan, penjeratan utang, pemberian bayaran,
atau manfaat terhadap korban secara langsung maupun terhadap orang lain
yang menguasainya dengan tujuan eksploitasi seksual, termasuk prostitusi.
Prostitusi paksa adalah situasi dimana perempuan mengalami tipu daya,
ancaman maupun kekerasan, untuk menjadi pekerja seks. Keadaan ini dapat
terjadi pada masa rekrutmen maupun saat seorang perempuan yang sudah
terlanjur masuk dalam dunia prostitusi dibuat tidak berdaya untuk melepaskan
dirinya dari prostitusi, misalnya dengan penyekapan, penjeratan utang, atau
ancaman kekerasan. Prostitusi paksa agak mirip dengan perdagangan
perempuan dengan tujuan seksual.
148
Perbudakan seksual adalah situasi dimana pelaku merasa menjadi pemilik
atas tubuh korban sehingga merasa berhak untuk melakukan apapun, termasuk
memperoleh kepuasan seksual. Saat perempuan dewasa atau anak-anak dipaksa
untuk menikah, melayani rumah tangga atau kerja paksa lainnya, serta
berhubungan seksual dengan penyekapnya, juga termasuk dalam kasus ini.
Pemaksaan perkawinan termasuk kekerasan seksual karena berhubungan
seksual satu paket dengan perkawinan, yang mana tidak diinginkan si
perempuan tadi. Ada beberapa praktik dimana perempuan terikat kawin paksa.
Satu, saat perempuan merasa tidak punya pilihan untuk menikah dengan pilihan
orang tuanya, dengan orang yang dia kenal maupun tidak dia kenal.
Dua, saat korban perkosaan dipaksa untuk menikahi pelaku perkosaan
dengan alasan mengurangi aib.
Tiga, saat seorang perempuan ingin bercerai namun gugatan cerainya
tidak diproses oleh pihak suami atau pihak lainnya dengan berbagai alasan, dan
dia dipaksa untuk terus berada dalam ikatan perkawinan (disebut juga cerai
gantung).
Empat, saat perempuan dipaksa menikah dengan laki-laki untuk kemudian
cerai dengan tujuan agar bisa rujuk dengan mantan suami yang sudah talak tiga
(cerai ketiga kalinya dalam hukum islam).
Pemaksaan kehamilan adalah situasi ketika perempuan dipaksa
melanjutkan kehamilan yang tidak dikehendakinya. Misalnya korban perkosaan
yang dipaksa melanjutkan kehamilannya, atau ketika suami menghalangi istrinya
menggunakan kontrassepsi sehingga istri tidak bisa mengatur jarak kehamilan.
Pemaksaan aborsi adalah situasi saat perempuan terpaksa menggugurkan
kandungannya akibat tekanan, ancaman, maupun paksaan pihak luar.
Pemaksaan kontrasepsi dan sterilisasi disebut pemaksaan saat pemasangan
dilaksanakan tanpa persetujuan utuh dari perempuan karena ia tidak mendapat
informasi lengkap atau karena ia dianggap tidak cakap hukum untuk dapat
memberi persetujuan. Pada masa orde baru, hal ini dilakukan untuk menckan
laju pertumbuhan penduduk, sebagai indicator keberhasilan pembangunan.
Sekarang, hal ini dilakukan kepada ODHA agar mecegah kelahiran anak dengan
HIV/AIDS bawaan. Juga terjadi pada perempuan disabilitas, utamanya tuna
grahita, agar tidak membebani keluarga dalam mengurus kehamilannya
ketidakmampuan dirinya membuat keputusan.
Penyiksaan seksual adalah tindakan menyerang organ dan seksualitas
perempuan dengan sengaja, schingga menimbulkan rasa sakit dan/atau
penderitaan hebat, secara jasmani, rohani, maupun seksual. Biasanya dilakukan
untuk mendapat pengakuan atau keterangan tentangnya atau tentang orang
ketiga, atau untuk menghukumnya atas perbuatan yang telah atau diduga telah
dilakukannya atau dilakukan orang divato ketiga. Biasanya juga dilakukan untuk
149
mengancam dan S memaksanya atau mengancam pihak kenga. Meski mendapat
hasutan, persetujuan, atau sepengetahuan pejabat publik atau aparat penegak
hukum, hal diatas tetap disebut penyiksaan seksual.
Penghukuman tidak manusiawi dan bernuansa seksual adalah cara
menghukum yang menyebabkan penderitaan, kesakitan, ketakutan, atau rasa
malu luar biasa. Misalnya hukum cambuk dan hukuman lain untuk membuat
malu dan untuk merendahkan martabat manusia karena dituduh melanggar
norma kesusilaan.
Praktik tradisi yang membahayakan perempuan adalah kebiasaan
masyarakat, dengan alasan budaya dan/atau agama, yang bernuansa seksual
yang menimbulkan cidera fisik, psikologis, maupun seksual pada perempuan.
Misalnya sunat perempuan, yang dilakukan dengan alasan mengontrol
seksualitas perempuan.
Kontrol seksual terjadi akibat cara pikir masyarakat yang menempatkan
perempuan sebagai simbol moral komunitas, membedakan antara perempuan
baik-baik' dan 'perempuan nakal', dan menghakimi perempuan sebagai pemicu
kekerasan seksual.
Kontrol seksual mencakup berbagai usaha agar perempuan
menginternalisasi simbol-simbol tertentu yang dianggap pantas untuk
perempuan baik-baik', baik dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, secara
langsung maupun tidak langsung. Misalnya kewajiban busana, jam malam,
maupun larangan berada di suatu tempat dengan lawan jenis tanpa ikatan
kerabat. Aturan diskriminatif ini ada di tingkat nasional maupun daerah, yang
mana pelanggarnya diberi hukuman berupa peringatan, denda, penjara, maupun
hukuman badan lainnya.
Landasan hukum dan jaminan perlindungan dari tindak kekerasan seksual:
1. KUHP Pasal 285, 286, 287, 290, 291
2. UU No. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Seksual dalam
Rumah Tangga (PKDRT) Pasal 8(b), 47, 48
3. UU No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan
Orang Pasal 1 (3,7)
4. UU no. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 1 (15), 17(2), 59,
dan 66(1,2) 69,78, dan 88
150
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PENGANTAR
Isu terkait perempuan seolah tidak ada habisnya untuk dibahas, bahkan makin
hari makin melebar persoalan dan dampaknya. Kepedulian negara terhadap
persoalan perempuan harus lebih ditingkatkan dan hal tersebut dapat berlaku jika
perempuan juga ikut mendorong. Perlu kerjasama seluruh perempuan Indonesia
untuk bersama-sama menyelesaikan satu-persatu masalah yang ada hingga
perempuan Indonesia mendapatkan hak dan keadilan sebagai warga negara.
TUJUAN:
TOTAL WAKTU:
151
120 menit
Papan Tulis
Kertas Karton atau kertas kayu
Proyektor
Laptop
Kertas flichart, metaplan, sticky note, spidol besar, spidol kecil
Bahan bacaan “Perempuan dalam Perspektif Islam”
PROSES PEMBELAJARAN/LANGKAH-LANGKAH
152
Ceramah
Fasilitator memberikan lembar bacaan
sesuai topic pembahasan
Bentuk kelompok menjadi 4 dengan
pembahasan (1). Kasus kekerasan
seksual pada perempuan (KDRT,
kekerasan seksual, kekerasan dalam
dunia kerja) (2). Kasus human
traficking (3). LGBT di dunia dan di
Indonesia (4). Perempuan dan politik
Peserta diminta untuk
mepresentasikan hasil dari FGD setiap
kelompok 10 menit menggunakan
lagu, puisi, demonstrasi, pantun
Kelompok lain menanggapi secara
ilmiah, kritis, logis dan sistematis.
Masing-masing kelompok diberi waktu
5 menit
Buka sesi tanya jawab terhadap sub
topic yang belum dipahami.
10:00 TAHAP MERANGKUM DAN AKSI METODE: Ceramah
Bingkai kembali (reframing) pembahasan
sesi ini secara singkat yakni konsep diri. Dan
kaitkan juga pengaruhnya pada kehidupan
sehari-hari
10:00 PENUTUP METODE: Games
Berikan apresiasi pada kelompok
terbaik dalam kreatifitas membuat
materi yang dipresentasikan dalam
bentuk lagu, puisi, demonstrasi dan
pantun
153
Tutuplah sesi dengan ucapkan terima
kasih dan tepuk tangan bersama.
Sampaikan materi yang akan
diperoleh peserta pada sesi
berikutnya
154
Lembar Bacaan
Definisi
155
yang dapat dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang umumnya
berkaitan dengan kewenangannya.
Jenis-Jenis Kekerasan
Selanjutnya, dari beberapa data yang dihimpun melalui jurnal dan tulisan,
terdapat sembilan (9) jenis kekerasan yaitu:
156
8. Kekerasan Finansial: mengontrol sumber keuangan seseorang tanpa ada
izin.
9. Pengabaian: ketika seseorang tidak melindungi orang lain yang
merupakan tanggung jawabnya.
Disisi lain juga terdapat fenomena baru yaitu kekerasan terhadap perempuan
berbasis Cyber. Bentuk kekerasan yang dimaksud diantaranya adalah revenge porn
(33%), malicious distribution (20%), cyber harassment/ bullying/ spamming (15%),
Impersonation (8%), cyber stalking/ tracking (7%), cyber recruitment (4%), sexting
(3%) dan cyber hacking (6%) (CATAHU Komnas Perempuan, 2019)
157
Kekerasan terhadap perempuan tidak terjadi hanya pada perempuan dengan
kemampuan fisik normal tetapi juga terjadi perempuan penyandang disabilitas.
Menurut Catatan Tahunan Komnas Perempuan (2019), kekerasan seksual menjadi
bentuk kekerasan yang paling menonjol menimpa perempuan dengan disabilitas
yaitu 64%) setelah itu kekerasan psikis (20%), kekerasan ekonomi (9%), dan
kekerasan fisik (7%).
b. Kekerasan Seksual
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”) hanya mengenal istilah
perbuatan cabul, yakni diatur dalam Pasal 289 sampai dengan Pasal 296
KUHP. Mengutip buku “KUHP Serta Komentar-komentarnya” karya R. Soesilo
menyatakan bahwa istilah perbuatan cabul dijelaskan sebagai perbuatan yang
158
melanggar rasa kesusilaan, atau perbuatan lain yang keji, dan semuanya
dalam lingkungan nafsu berahi kelamin. Misalnya cium-ciuman, meraba-raba
anggota kemaluan, meraba-raba buah dada dan sebagainya.
Dalam pengertian itu berarti, segala perbuatan apabila itu telah dianggap
melanggar kesopanan/kesusilaan, dapat dimasukkan sebagai perbuatan
cabul. Sementara itu, istilah kekerasan dan pelecehan seksual mengacu
pada sexual harrasment yang diartikan sebagai unwelcome attention (Martin
Eskenazi and David gallen, 1992) atau secara hukum didefinisikan sebagai
"imposition of unwelcome sexual demands or creation of sexually offensive
environments".
Dengan demikian, unsur penting dari kekerasan seksual adalah adanya
ketidakinginan atau penolakan pada apapun bentuk-bentuk perhatian yang
bersifat seksual. Sehingga bisa jadi perbuatan seperti siulan, kata-kata,
komentar yang menurut budaya atau sopan santun (rasa susila) setempat
adalah wajar. Namun, bila itu tidak dikehendaki oleh si penerima perbuatan
tersebut maka perbuatan itu bisa dikategorikan sebagai kekerasan dan
pelecehan seksual.
Jadi, jenis-jenis kekerasan seksual dapat dijerat dengan pasal percabulan
(Pasal 289 s.d. Pasal 296 KUHP). Dalam hal terdapat bukti-bukti yang dirasa
cukup, Jaksa Penuntut Umum yang akan mengajukan dakwaannya terhadap
pelaku di hadapan pengadilan.
Dari fakta kejadian yang didokumentasikan oleh Komnas Perempuan
maupun definisi yang dikembangkan dari berbagai peraturan perundang-
undangan atau berbagai dokumen internasional, teridentifikasi adanya 15
jenis kekerasan seksual yang terjadi dalam beragam konteks, yaitu;
1) Perkosaan;
Serangan dalam bentuk pemaksaan hubungan seksual dengan memakai
penis ke arah vagina, anus atau mulut korban. Bisa juga menggunakan
jari tangan atau benda-benda lainnya. Serangan dilakukan dengan
kekerasan, ancaman kekerasan, penahanan, tekanan psikologis,
penyalahgunaan kekuasaan, atau dengan mengambil kesempatan dari
lingkungan yang penuh paksaan. Pencabulan adalah istilah lain dari
159
perkosaan yang dikenal dalam sistem hukum Indonesia. Istilah ini
digunakan ketika perkosaan dilakukan di luar pemaksaan penetrasi penis
ke vagina dan ketika terjadi hubungan seksual pada orang yang belum
mampu memberikan persetujuan secara utuh, misalnya terhadap anak
atau seseorang di bawah 18 tahun.
2) Kekerasan dan pelecehan Seksual;
Tindakan seksual lewat sentuhan fisik maupun non-fisik dengan sasaran
organ seksual atau seksualitas korban. Ia termasuk menggunakan
siulan, main mata, ucapan bernuansa seksual, mempertunjukan materi
pornografi dan keinginan seksual, colekan atau sentuhan di bagian
tubuh, gerakan atau isyarat yang bersifat seksual sehingga
mengakibatkan rasa tidak nyaman, tersinggung, merasa direndahkan
martabatnya, dan mungkin sampai menyebabkan masalah kesehatan
dan keselamatan.
3) Eksploitasi Seksual;
Tindakan penyalahgunaan kekuasan yang timpang,atau penyalahgunaan
kepercayaan, untuk tujuan kepuasan seksual, maupun untuk
memperoleh keuntungan dalam bentuk uang, sosial, politik dan lainnya.
Praktik eksploitasi seksual yang kerap ditemui adalah menggunakan
kemiskinan perempuan sehingga ia masuk dalam prostitusi atau
pornografi. Praktik lainnya adalah tindakan mengimingimingi perkawinan
untuk memperoleh layanan seksual dari perempuan, lalu
ditelantarkankan. Situasi ini kerap disebut juga sebagai kasus “ingkar
janji”. Imingiming ini menggunakan cara pikir dalam masyarakat, yang
mengaitkan posisi perempuan dengan status perkawinannya. Perempuan
menjadi merasa tak memiliki daya tawar, kecuali dengan mengikuti
kehendak pelaku, agar ia dinikahi.
4) Penyiksaan Seksual;
Tindakan khusus menyerang organ dan seksualitas perempuan, yang
dilakukan dengan sengaja, sehingga menimbulkan rasa sakit atau
penderitaan hebat, baik jasmani, rohani maupun seksual. Ini dilakukan
untuk memperoleh pengakuan atau keterangan darinya, atau dari orang
160
ketiga, atau untuk menghukumnya atas suatu perbuatan yang telah atau
diduga telah dilakukan olehnya ataupun oleh orang ketiga. Penyiksaan
seksual juga bisa dilakukan untuk mengancam atau memaksanya, atau
orang ketiga, berdasarkan pada diskriminasi atas alasan apapun.
Termasuk bentuk ini apabila rasa sakit dan penderitaan tersebut
ditimbulkan oleh hasutan, persetujuan, atau sepengetahuan pejabat
publik atau aparat penegak hukum.
5) Perbudakan Seksual;
Situasi dimana pelaku merasa menjadi “pemilik” atas tubuh korban
sehingga berhak untuk melakukan apapun termasuk memperoleh
kepuasan seksual melalui pemerkosaan atau bentuk lain kekerasan
seksual. Perbudakan ini mencakup situasi dimana perempuan dewasa
atau anak-anak dipaksa menikah, melayani rumah tangga atau bentuk
kerja paksa lainnya, serta berhubungan seksual dengan penyekapnya.
6) Intimidasi, Ancaman, dan Percobaan Pemerkosaan;
Tindakan yang menyerang seksualitas untuk menimbulkan rasa takut
atau penderitaan psikis pada perempuan korban. Intimidasi seksual bisa
disampaikan secara langsung maupun tidak langsung melalui surat, sms,
email, dan lain-lain. Ancaman atau percobaan perkosaan juga bagian
dari intimidasi seksual.
7) Prostitusi Paksa;
Situasi dimana perempuan mengalami tipu daya, ancaman maupun
kekerasan untuk menjadi pekerja seks. Keadaan ini dapat terjadi pada
masa rekrutmen maupun untuk membuat perempuan tersebut tidak
berdaya untuk melepaskan dirinya dari prostitusi, misalnya dengan
penyekapan, penjeratan utang, atau ancaman kekerasan. Prostitusi
paksa memiliki beberapa kemiripan, namun tidak selalu sama dengan
perbudakan seksual atau dengan perdagangan orang untuk tujuan
seksual.
8) Pemaksanaan Kehamilan;
Situasi ketika perempuan dipaksa, dengan kekerasan maupun ancaman
kekerasan, untuk melanjutkan kehamilan yang tidak dia kehendaki.
161
Kondisi ini misalnya dialami oleh perempuan korban perkosaan yang
tidak diberikan pilihan lain kecuali melanjutkan kehamilannya. Juga,
ketika suami menghalangi istrinya untuk menggunakan kontrasepsi
sehingga perempuan itu tidak dapat mengatur jarak kehamilannya.
Pemaksaan kehamilan ini berbeda dimensi dengan kehamilan paksa
dalam konteks kejahatan terhadap kemanusiaan dalam Statuta Roma,
yaitu situasi pembatasan secara melawan hukum terhadap seorang
perempuan untuk hamil secara paksa, dengan maksud untuk membuat
komposisi etnis dari suatu populasi atau untuk melakukan pelanggaran
hukum internasional lainnya.
9) Pemaksaan Aborsi;
Pengguguran kandungan yang dilakukan karena adanya tekanan,
ancaman, maupun paksaan dari pihak lain.
10) Pemaksaan Perkawinan;
Pemaksaan perkawinan dimasukkan sebagai jenis kekerasan seksual
karena pemaksaan hubungan seksual menjadi bagian tidak terpisahkan
dari perkawinan yang tidak diinginkan oleh perempuan tersebut. Ada
beberapa praktik di mana perempuan terikat perkawinan di luar
kehendaknya sendiri. Pertama, ketika perempuan merasa tidak memiliki
pilihan lain kecuali mengikuti kehendak orang tuanya agar dia menikah,
sekalipun bukan dengan orang yang dia inginkan atau bahkan dengan
orang yang tidak dia kenali. Situasi ini kerap disebut kawin paksa.
Kedua, praktik memaksa korban perkosaan menikahi pelaku. Pernikahan
itu dianggap mengurangi aib akibat perkosaan yang terjadi. Ketiga,
praktik cerai gantung yaitu ketika perempuan dipaksa untuk terus
berada dalam ikatan perkawinan padahal ia ingin bercerai. Namun,
gugatan cerainya ditolak atau tidak diproses dengan berbagai alasan
baik dari pihak suami maupun otoritas lainnya. Keempat, praktik “Kawin
Cina Buta”, yaitu memaksakan perempuan untuk menikah dengan orang
lain untuk satu malam dengan tujuan rujuk dengan mantan suaminya
setelah talak tiga (cerai untuk ketiga kalinya dalam hukum Islam).
162
Praktik ini dilarang oleh ajaran agama, namun masih ditemukan di
berbagai daerah.
11) Perdagangan Perempuan untuk Tujuan Seksual;
Tindakan merekrut, mengangkut, menampung, mengirim,
memindahkan, atau menerima seseorang dengan ancaman kekerasan,
penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan,
penyalahgunaan kekuasaan atas posisi rentan, penjeratan utang atau
pemberian bayaran atau manfaat terhadap korban secara langsung
maupun orang lain yang menguasainya, untuk tujuan prostitusi ataupun
eksploitasi seksual lainnya. Perdagangan perempuan dapat terjadi di
dalam negara maupun antar negara.
12) Kontrol Seksual seperti Pemaksaan Busana dan Diskriminasi
Perempuan Lewat Aturan;
Cara pikir di dalam masyarakat yang menempatkan perempuan sebagai
simbol moralitas komunitas, membedakan antara “perempuan baik-baik”
dan perempuan “nakal”, dan menghakimi perempuan sebagai pemicu
kekerasan seksual menjadi landasan upaya mengontrol seksual (dan
seksualitas) perempuan. Kontrol seksual mencakup berbagai tindak
kekerasan maupun ancaman kekerasan secara langsung maupun tidak
langsung, untuk mengancam atau memaksakan perempuan untuk
menginternalisasi simbolsimbol tertentu yang dianggap pantas bagi
“perempuan baik-baik‟. Pemaksaan busana menjadi salah satu bentuk
kontrol seksual yang paling sering ditemui. Kontrol seksual juga
dilakukan lewat aturan yang memuat kewajiban busana, jam malam,
larangan berada di tempat tertentu pada jam tertentu, larangan berada
di satu tempat bersama lawan jenis tanpa ikatan kerabat atau
perkawinan, serta aturan tentang pornografi yang melandaskan diri lebih
pada persoalan moralitas daripada kekerasan seksual. Aturan yang
diskriminatif ini ada di tingkat nasional maupun daerah dan dikokohkan
dengan alasan moralitas dan agama. Pelanggar aturan ini dikenai
hukuman dalam bentuk peringatan, denda, penjara maupun hukuman
badan lainnya.
163
13) Penguhukuman Tidak Manusiawi dan Bernuansa Seksual;
Cara menghukum yang menyebabkan penderitaan, kesakitan, ketakutan,
atau rasa malu yang luar biasa yang tidak bisa tidak termasuk dalam
penyiksaan. Ia termasuk hukuman cambuk dan hukuman-hukuman yang
mempermalukan atau untuk merendahkan martabat manusia karena
dituduh melanggar norma-norma kesusilaan.
14) Praktik Tradisi Bernuansa Seksual yang Membahayakan
Perempuan;
Kebiasaan masyarakat , kadang ditopang dengan alasan agama
dan/atau budaya, yang bernuansa seksual dan dapat menimbulkan
cidera secara fisik, psikologis maupun seksual pada perempuan.
Kebiasaan ini dapat pula dilakukan untuk mengontrol seksualitas
perempuan dalam perspektif yang merendahkan perempuan. Sunat
perempuan adalah salah satu contohnya.
15) Pemaksaan Sterilisasi/Kontrasepsi.
Disebut pemaksaan ketika pemasangan alat kontrasepsi dan/atau
pelaksanaan sterilisasi tanpa persetujuan utuh dari perempuan karena ia
tidak mendapat informasi yang lengkap ataupun dianggap tidak cakap
hukum untuk dapat memberikan persetujuan. Pada masa Orde Baru,
tindakan ini dilakukan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk,
sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Sekarang,
kasus pemaksaan pemaksaan kontrasepsi/ sterilisasi biasa terjadi pada
perempuan dengan HIV/AIDS dengan alasan mencegah kelahiran anak
dengan HIV/AIDS. Pemaksaan ini juga dialami perempuan penyandang
disabilitas, utamanya tuna grahita, yang dianggap tidak mampu
membuat keputusan bagi dirinya sendiri, rentan perkosaan, dan
karenanya mengurangi beban keluarga untuk mengurus kehamilannya.
164
cara pandang dan pola pikir melalui pendidikan dan penyebarluasan
informasi. Hal ini khususnya pendidikan dan informasi tentang bagaiman
berbuat adil gender tanpa mendiskriminasi perempuan, memperbaiki praktik-
praktik budaya di masyarakat yang masih merugikan perempuan.
165
c. Kekerasan dalam Dunia Kerja
Kekerasan di tempat kerja (workplace bullying) merupakan permasalahan
yang hingga kini terus terjadi (Meek, 2004 dalam Gunawan, dkk, 2009).
Dalam hal fenomena kekerasan di tempat kerja, istilah “ bullying”
dipergunakan karena dianggap lebih mewakili dan lebih lengkap dibandingkan
istilah-istilah lain yang sejenis untuk menggambarkan fenomena yang sama.
Sering pula bullying disinonimkan dengan “harassment”. Harassment sendiri
berasal dari kata “to harass” yang berakar dari kata dalam Bahasa Perancis
kuno „harer‟ yang artinya melakukan upaya penyerangan, dan juga memiliki
akar kata dalam Bahasa Inggris kuno „hergian‟‟yang artinya „to ravage‟ atau
„despoil‟ (mengganggu, mengusik, merusak).
Bentuk bullying berubah sejalan dengan usia: bullying di taman bermain
(playground bullying), kekerasan seksual, penyerangan secara berkelompok,
dating violence, marital violence, child abuse, kekerasan di tempat kerja
(workplace bullying), dan berbagai jenis kekerasan lain (Pepler dan Craig,
1997, dalam Maliki, dkk, 2009). Nansel dkk (2001, dalam Maliki, 2009)
menyatakan bahwa bullying termasuk bullying secara fisik (misalnya:
memukul, menendang), bullying verbal (misalnya: olok-olok, ancaman),
manuver psikologis (misalnya: rumor, pengucilan), segala jenis perilaku yang
membahayakan atau mengganggu, di mana perilaku tersebut berulang dalam
waktu yang berbeda, dan terdapat kekuatan yang tidak seimbang (orang /
kelompok yang lebih berkuasa menyerang orang/kelompok yang kurang
memiliki kekuasaan).
Banyak di antara korban bullying bersikap pasif atau mendiamkan saja
bullying yang terjadi padanya. Hal semacam ini sesuai dengan penelitian yang
menyatakan bahwa cukup banyak subjek bullying yang bersikap pasif atau
bahkan mengabaikan bullying yang terjadi (Hidayati N. & Rahayuningsih I
:2014)
Lingkungan kerja yang aman sangat mendukung untuk mencapai
hubungan industrial yang kuat dan produktif. Guna mencapai lingkungan
kerja yang sedemikian, sangat penting untuk memastikan bahwa tempat kerja
tersebut bebas dari segala bentuk diskriminasi, termasuk kekerasan dan
166
pelecehan. Setiap orang di tempat kerja bisa sangat rentan pada beragam
bentuk kekerasan dan pelecehan, termasuk kekerasan dan pelecehan seksual
dan intimidasi. Setiap dan seluruh bentuk kekerasan dan pelecehan di tempat
kerja akan merugikan semua pihak. Bagi para pekerja, hal tersebut dapat
mengarah pada memburuknya kinerja, yang pada gilirannya menekan tingkat
produktivitas dan mempengaruhi kesejahteraan dari semua pekerja dan
keluarga mereka. Tingkat keluar masuk karyawan yang semakin meningkat
dan produktivitas yang rendah memiliki potensi untuk mempengaruhi daya
saing ekonomi dari pabrik-pabrik dimaksud. Kekerasan dan pelecehan di
pabrik-pabrik garmen telah disoroti sebagai sesuatu yang menimbulkan
permasalahan oleh para aktivis internasional dan tampil pada tajuk berita
utama di berbagai media internasional. Berbagai pelanggaran begitu juga
dengan desas-desus tentang berbagai permasalahan kekerasan dan
pelecehan di tempat kerja dapat menimbulkan dampak serius terhadap
hubungan antara pabrik dan pembeli internasional yang sadar reputasi.
Demikianlah apa yang menjadi perhatian kita bersama untuk menciptakan
lingkungan kerja yang positif melalui pencegahan kekerasan dan pelecehan di
tempat kerja.
Better Work Indonesia (2017) mendefinisikan pelecehan dan/ kekerasan
di tempat kerja adalah setiap perilaku berdasarkan usia, keterbatasan, status
HIV, kondisi rumah tangga, jenis kelamin, orientasi seksual, perubahan
jender, ras, warna kulit, bahasa, agama, aliran politik, serikat pekerja atau
opini lainnya atau kepercayaan, bangsa atau latar belakang sosial, hubungan
dengan minoritas, hak milik, kelahiran atau status lainnya yang tidak
mendapatkan balasan setimpal atau tidak dikehendaki yang mempengaruhi
harga diri pria dan wanita di tempat kerja.
Pelecehan dan/ kekerasan acapkali melibatkan penyalahgunaan
kekuasaan di mana obyek sasaran dapat mengalami kesulitan dalam
mempertahankan dirinya. Pelecehan dan/ kekerasan di tempat kerja adalah
tindakan ofensif yang tidak diinginkan, berulang, atau tidak masuk akal, yang
ditujukan pada seorang pekerja atau sekelompok pekerja yang menyebabkan
timbulnya kesulitan dalam pelaksanaan pekerjaan atau menyebabkan seorang
167
pekerja merasa bahwa ia bekerja di lingkungan kerja yang tidak ramah. Hal
ini juga dapat menyebabkan timbulnya resiko kesehatan dan keselamatan
terhadap pekerja yang bersangkutan.
Selanjutnya berdasarakan UU No. 1 Tahun 1970, makna dari „tempat
kerja‟ adalah tempat fisik di mana para pekerja bekerja atau tempat di mana
para pekerja acapkali memasukinya dalam kaitan dengan pekerjaannya dan
dimana ada sumber bahaya. Hal ini termasuk di antaranya semua ruangan,
lapangan, halaman dan daerah-daerah yang mengelilinginya yang
membentuk bagian dari, atau terhubung dengan tempat kerja, baik bersifat
terbuka atau tertutup, dapat bergerak atau bersifat diam.
Pelecehan dan/ kekerasan diklasifikasikan sebagai bentuk diskriminasi
apabila didasari pada satu dari dasar-dasar diskriminasi yang dilarang yang
didefinisikan dalam Konvensi Internasional atau dalam undang-undang
negara. Pelecehan dapat didasarkan atas faktor-faktor seperti Ras, Jender,
Budaya, Usia, Orientasi seksual, dan Preferensi agama. Dasar dari pelecehan
dan/ kekerasan dapat berbeda dari satu negara ke negara lainnya dan dari
satu konteks sosial ke konteks sosial lainnya.
d. Pelecehan Seksual di Tempat Kerja
Pelecehan Seksual adalah perilaku dalam bentuk verbal ataupun fisik atau
gerak tubuh yang berorientasi seksual, permintaan layanan seksual, atau
perilaku lain yang berorientasi seksual yang membuat orang yang dituju
merasa terhina, tersinggung dan/atau terintimidasi. Pelecehan seksual juga
meliputi berbagai situasi di mana perilaku yang telah disebutkan sebelumnya
disertakan ke dalam persyaratan kerja atau ketika perilaku yang sedemikian
menciptakan lingkungan kerja yang mengintimidasi, tidak ramah atau tidak
layak. Reaksi mereka yang menjadi korban harus terukur dengan
mempertimbangkan situasi dan kondisi yang dihadapi. Dengan kata lain,
pelecehan seksual adalah:
168
3. Pernyataan verbal atau aksi fisik atau bahasa tubuh yang menyiratkan
perilaku seksual, atau;
4. Tindakan yang tidak diinginkan yang berkonotasi seksual:
a. Orang yang menjadi sasaran telah menyatakan secara jelas bahwa
perilaku tersebut tidak dikehendaki;
b. Orang yang menjadi sasaran merasa terhina, tersinggung dan/ atau
terintimidasi oleh perilaku tersebut; atau
c. Pelaku sewajarnya harus dapat mengantisipasi bahwa orang lain akan
merasa tersinggung, terhina dan/atau terintimidasi oleh perilaku yang
demikian.
169
e. Pelecehan psikologis/emosional yang termasuk di antaranya
permintaan yang terus menerus dan tidak diinginkan,
undangan yang tidak diinginkan untuk pergi berkencan,
hinaan-hinaan, ejekan-ejekan dan sindiran-sindiran yang
berkonotasi seksual.
Temuan kasus kekerasan pun terjadi dalam beragam ranah mulai dari
pekerja rumah tangga (PRT) dan pekerja migran perempuan. Pada 2017,
laporan yang masuk ke Komnas Perempuan mencatat sebanyak 10 kasus
kekerasan terharap PRT maupun pekerja migran. Sedangkan data Badan
Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI)
memperlihatkan pada 2015 terdapat 18 kasus pelecehan seksual pada pekerja
migran. Yang lebih mengkhawatirkan, data Balai Pelayanan Kepulangan TKI
Selapajang Tangerang menyebut terdapat 11.343 kasus pelecehan seksual
sepanjang 2008-2014.
170
2,66%. Dan terakhir, respon korban adalah bicara “tidak nyaman” pada
pelaku 35,73%, diam saja 25,24%, bicara pada pelaku bahwa perilakunya
salah 24,60%, lapor ke atasan 14,27%, dan keluar dari perusahaan 5,24%.
2. Human Traficking
171
untuk mencegah perdagangan manusia di industri perikanan; bernegosiasi
dengan sektor swasta dalam usaha mengurangi kerentanan para pekerja
Indonesia di luar negeri; serta mengadakan pelatihan untuk para pegawai
pemerintah dan aparat penegak hukum.
Selanjutnya, tindak korupsi yang menjadi endemik di kalangan pejabat masih
berlangsung menghambat upaya pemberantasan perdagangan orang dan
memungkinkan para pelaku perdagangan manusia bebas beroperasi tanpa jerat
hukum. Undang-Undang TPPO tahun 2007 memuat syarat penglibatan
kekerasan, tipuan, atau paksaan pada kasus perdagangan seks anak yang
dinilai tidak konsisten dengan hukum internasional. Kurangnya pengetahuan
pejabat tentang indikator-indikator dan peraturan terkait perdagangan manusia
menghalangi upaya identifikasi korban secara proaktif di antara populasi yang
rentan dan menghambat upaya penegakan hukum.
Disamping itu, tidak efektifnya koordinasi antara polisi, saksi, jaksa, dan hakim
telah menghambat upaya pemerintah untuk menyelidiki, menuntut, dan
menghukum para pelaku, terutama ketika pada kasus yang melibatkan
sejumlah wilayah yuridiksi atau negara lain. Unit Tindak Pidana Perdagangan
Orang Kepolisian Republik Indonesia tidak memiliki mekanisme untuk melacak
investigasi di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten, sehingga mempersulit
mereka dalam menentukan total jumlah investigasi dan kasus yang
terselesaikan. Polisi melaporkan 123 penyelidikan kasus perdagangan manusia
baru pada 2017, naik dibandingkan 110 pada 2016. Kepolisian Republik
Indonesia telah menyerahkan 51 berkas kasus ke Kejaksaan Agung Republik
Indonesia pada 2017. Mahkamah Agung menerapkan mekanisme
pengdokumentasian tuntutan yang komprehensif, namun perbedaan statisik
terus berlanjut sebagai akibat dari kurangnya koordinasi dengan lembaga
penegak hukum karena praktik pengawasan informal mandiri lembaga itu
sendiri masih belum berkembang. Mahkamah Agung melaporkan 407
penuntutan kasus perdagangan orang baru selama tahun 2017, meningkat bila
dibandingkan dengan 263 tuntutan pada tahun sebelumnya yang merupakan
hasil dari pengumpulan data yang semakin membaik. Mahkamah Agung juga
melaporkan 324 putusan, lebih tinggi dibanding 190 putusan pada tahun
172
sebelumnya dengan masa hukuman berkisar dari dua setengah hingga tujuh
tahun
Selanjutnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat memasuki
awal tahun 2018 ada sebanyak 32 kasus trafficking atau perdagangan manusia
dan eksploitasi yang dialami oleh anak-anak di Indonesia. Komisioner Bidang
Trafficking dan Eksploitasi Anak menemukan bahwa dalam tiga bulan awal
tahun 2018, ada banyak kasus trafficking dan eksploitasi yang menyasar anak
di bawah umur. Dari sekian banyaknya kasus, kasus eksploitasi seks komersial
terhadap anak mendominasi pelaporan di awal tahun 2018.
Sama halnya dengan data yang dihimpun dari IOM (International Organization
for Migration) yang mencatat sepanjang tahun 2005 sampai 2017 ada sebanyak
8.876 korban trafficking, dimana 15 persen dari angka tersebut atau sebanyak
1.155 korban menyasar anak-anak.
Definisi
LGBT adalah akronim dari "lesbian, gay, biseksual, dan transgender". Istilah ini
digunakan semenjak tahun 1990-an dan menggantikan frasa "komunitas gay" karena
istilah ini lebih mewakili kelompok-kelompok yang telah disebutkan. Akronim ini
dibuat dengan tujuan untuk menekankan keanekaragaman "budaya yang
berdasarkan identitas seksualitas dan gender". Kadang-kadang istilah LGBT
digunakan untuk semua orang yang tidak heteroseksual, bukan
hanya homoseksual, biseksual, atau transgender. Maka dari itu, seringkali huruf Q
ditambahkan agar queer dan orang-orang yang masih mempertanyakan identitas
seksual mereka juga terwakili (contoh. "LGBTQ" atau "GLBTQ", tercatat semenjak
tahun 1996).
Sebelum revolusi seksual pada tahun 1960-an, tidak ada kosakata non-
peyoratif untuk menyebut kaum yang bukan heteroseksual. Istilah terdekat, "gender
ketiga", telah ada sejak tahun 1860-an, tetapi tidak diterima secara luas.
173
Istilah pertama yang banyak digunakan, "homoseksual", dikatakan mengandung
konotasi negatif dan cenderung digantikan oleh "homofil" pada era 1950-an dan
1960-an, dan lalu gay pada tahun 1970-an. Frasa "gay dan lesbian" menjadi lebih
umum setelah identitas kaum lesbian semakin terbentuk. Pada tahun
1970, Daughters of Bilitis menjadikan isu feminisme atau hak kaum gay sebagai
prioritas. Maka, karena kesetaraan didahulukan, perbedaan peran antar laki-laki dan
perempuan dipandang bersifat patriarkal oleh feminis lesbian. Banyak feminis
lesbian yang menolak bekerja sama dengan kaum gay. Lesbian yang lebih
berpandangan esensialismerasa bahwa pendapat feminis lesbian yang separatis dan
beramarah itu merugikan hak-hak kaum gay. Selanjutnya, kaum biseksual dan
transgender juga meminta pengakuan dalam komunitas yang lebih besar. Setelah
euforia kerusuhan Stonewall mereda, dimulai dari akhir 1970-an dan awal 1980-an,
terjadi perubahan pandangan; beberapa gay dan lesbian menjadi kurang menerima
kaum biseksual dan transgender. Kaum transgender dituduh terlalu banyak
membuat stereotip dan biseksual hanyalah gay atau lesbian yang takut untuk
mengakui identitas seksual mereka. Setiap komunitas yang disebut dalam akronim
LGBT telah berjuang untuk mengembangkan identitasnya masing-masing, seperti
apakah, dan bagaimana bersekutu dengan komunitas lain; konflik tersebut terus
berlanjut hingga kini
a. Lesbian
174
b. Gay
c. Biseksualitas
d. Transgender
Orang transgender adalah orang yang memiliki identitas gender atau ekspresi
gender yang berbeda dengan seksnya yang ditunjuk saat lahir. Orang
transgender juga terkadang disebut sebagai orang transseksual jika ia
menghendaki bantuan medis untuk transisi dari satu seks ke seks
lainnya. Transgender juga merupakan sebuah kata umum. Selain mencakup
orang yang identitas gendernya berlawanan dengan seksnya yang ditunjuk
(pria trans dan wanita trans), istilah transgender juga dapat mencakup orang-
orang yang tidak secara spesifik maskulin atau feminin (orang-
orang genderqueer seperti bigender, pangender, genderfluid, atau agender).
Definisi transgender lainnya juga mencakup orang-orang yang termasuk ke
dalam gender ketiga atau memiliki gender ketiga transgender. Dalam kasus
175
yang lebih jarang, istilah transgender digunakan hingga mencakup cross-
dresser, tanpa memperhatikan identitas gender.
b. Kebijakan pemerintah
176
menerima seksualitasnya, yang digolongkan sebagai gangguan jiwa. Pada
Edisi Ketiga tahun 1993, tidak disebutkan homoseksualitas kecuali dalam
catatan singkat yang menyatakan sebagai bagian dari keragaman
seksualitas manusia.
c. Sosial Budaya
Secara umum, orang dengan ekspresi atau identitas gender yang non-
konformis, lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia karena non-
konformitas mereka lebih kelihatan dibandingkan homosekualitas atau
biseksualitas. Banyak orang tahu tentang konsep orientasi seksual yang
beragam, namun tidak banyak yang mengenal orang yang secara terbuka
homoseksual atau orang yang merasa dirinya tertarik atau melakukan
hubungan seks dengan orang dengan gender sejenis. Secara sepintas,
orang transgender terutama waria, mendapatkan toleransi dan dapat
ditemukan di banyak lingkungan pergaulan masyarakat. Yang tidak
disadari adalah keadaan bahwa banyak orang seperti ini mungkin dapat
"ditoleransi" tetapi belum tentu mereka diterima oleh keluarga sendiri.
Penerimaan berarti orang transgender dapat mengikuti seluruh kegiatan
keluarga dan masyarakat tanpa rasa enggan atau ragu-ragu. Sedangkan
toleransi biasanya diberikan secara kurang rela atau karena suatu
keharusan.
d. Agama
177
kepercayaan" dan agama-agama lain seperti Shinto dan Yahudi berada di
bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
178
didominasi oleh ajaran Islam dan Kristiani, seperti Aceh, Sumatera Barat
dan Jawa Barat (Islam) atau provinsi-provinsi di Papua (Kristiani).
Pendirian dan pembinaan organisasi di Papua dan provinsi-provinsi
Maluku juga mengalami kesulitan karena penduduknya yang jarang
serta adanya hambatan komunikasi dan transportasi. Di sisi lain, ada
provinsi-provinsi yang "lebih memberi kemudahan" dalam pendirian dan
pembinaan organiasi, seperti Bali, Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Politik
Politik apabila dipandang sebagai ilmu sosial dan memiliki dasar, rangka, fokus
dan ruang lingkup yang jelas, maka dapat dikatakan bahwa politik
dikategorikan sebagai ilmu yang termuda, karena ilmu ini dikenal secara luas
oleh publik tepatnya pada abad ke sembilan belas. Pada tahap ini politik secara
pesat dan berdampingan dengan dengan ilmu-ilmu sosial lainnya seperti ilmu
sosiologi, antropologi, ekonomi dan psikologi, dalam perkembangnnya
kesemuaannya mereka saling mempengaruhi.
Jika politik ditinjau secara komprehensif dan rasional yang mencakupi aspek
negara dan kehidupan politik, maka dengan sendirinya politik dikategorikan
sebabai ilmu tertua. Pada taraf ini politik bersandarkan kepada ilmu filsafat dan
sejarah. Misalnya di Yunani Kuno, pemikiran mengenai negara sudah di mulai
pada tahun 450 S.M. hal ini dibuktikan dengan adanya karya-karya ahli sejarah
Herodotus atau filsuf-filsuf seperti Plato, Aristoteles dan filsuf-filsuf lainnya. Di
Asia ada beberapa pusat kebudayaan diantaranya di India dan China, kedua
negara ini telah mewariskan berbagai tulisan politik yang berkualitas. Adapun
tulisan dari India terkumpul diantara lain dalam kesusanteraan Dharmasanstra
dan Arthasastra kedua hasil kesusastaraan tersebut pada tahun 500 S.M. Di
samping itu filsuf dari China yang sangat terkenal yaitu Confucius pada tahun
350 S.M, sedangkan Mencius pada tahun 350 S.M juga, serta mazhab legalist
seperti Shang Yang pada tahun 350 S.M.
179
Pengertian politik menurut para ahli,selain pengertian politik secara umum,
terdapat beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian politik yaitu
sebagai berikut.
180
campuran dari parokial, kaula dan partisipan karena di Indonesia terdapat ciri-ciri
parokial dan ciri-ciri budaya politik partisipan.
181
meningkatkan kecerdasan hingga memajukan para perempuan agar mampu tampil
seimbang dengan para elite politik dari kaum laki-laki yang sudah mendominasi
secara berkelanjutan. Sehingga para perempuan juga sadar akan hakekatnya dalam
berpolitik adalah kemudian untuk menyalurkan aspirasi masyarakat melalui
kewenangan yang dimilikinya.
Kuota 30 persen yang dimiliki oleh perempuan harus turut diimbangi dengan
peningkatan kualitas sumber saya manusianya hingga dapat bersaing dengan laki-
laki. Jadi tidak ada gunanya jika kemampuan SDM dalam memahami politik rendah
dengan adanya pemberian kuota tersebut. Disampaikan dalam Astrid Anugrah
(2009) jangan karena telah ditentukannya sistem kuota perempuan lalu kaum
perempuan telah merasa puas dengan kesempatan luas tersebut, sementara kualitas
SDM yang melekat pada dirinya sendiri adalah rendah. Kaum perempuan hendaknya
menyadari sistem kuota pada sejatinya adalah suatu media pencerdasan politik
kaum perempuan. Sistem keterwakilan perempuan menjadi proses pembelajaran
dalam kerangka partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan
demokrasi, mengerti hak dan kewajibannya sebagai warganegara suatu bangsa.
182
meningkatkan representasi perempuan karena pengalaman dan kepentingan
perempuan berbeda dengan laki-laki. Karena itu, dibutuhkan adanya perubahan
struktur politik untuk mengakomodasi perbedaan tersebut. Konstruksi biologis dan
sosial perempuan yang berbeda adalah dua poin penting agar perempuan terwakili
dalam ranah politik. Perempuan memiliki pengalaman dan kepentingan berbeda,
bahkan bertentangan, dengan laki-laki yang tidak dapat sepenuhnya mewakili
kepentingan perempuan. Oleh karenanya adalah penting mengkombinasi politics of
presence dan politics of ideas, perempuan harus hadir (present) dan memberi
makna (influence) agar kebijakan-kebijakan yang dihasilkan parlemen menjadi
responsif gender.
183
Keadaan Perempuan Politik Indonesia
Perempu
Jumlah anggota Laki-laki
Periode an
DPR
Jumlah % Jumlah %
184
1977-1982 489 29 5,9 460 94,1
185
Beberapa hal yang menjadi faktor fenomena tersebut telah dijabarkan oleh
Asmaeny ( 2013:194) yakni pengaruh dari masih kuatnya peran dan pembagian
gender antara laki-laki dan perempuan yang membatasi atau menghambat peran
perempuan di bidang kepemimpinan dan pembuatan kebijakan atau keputusan.
Kedua, kendala-kendala atas akses perempuan terhadap kekuasaan yang tersebar di
berbagai kelembagaan sosial- politik, seperti pemilu dan kepartaian.
Maka dapat disimpulkan bahwa kuota 30% yang dihadirkan pemerintah hanya
merupakan awal dari jalan untuk mencapai partisipasi perempuan yang aktif dalam
perpolitikan Indonesia. Karena pada dasarnya jumlah perempuan yang bertambah
dalam parlemen melalui kuota 30% tadi tetap tidak akan mampu menyaingi suara
laki-laki yang masih menempati persentase yang lebih tinggi. Sehingga, ketika masih
ada ketidaksetaraan bagi perempuan dalam pendudukan jabatan strategis dalam
politik, kuota ini hanya akan sia-sia karena tidak memiliki legitimasi. Maka dari itu
jika kita berpuas diri pada tahap ini, selanjutnya partisipasi serta pengadvokasian
suara perempuan yang dinginkan tadi tidak akan terwujud.
186
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PENGANTAR
TUJUAN:
TOTAL WAKTU:
180 menit
Papan Tulis
Kertas Karton atau kertas kayu
Proyektor
Laptop
Kertas flichart, metaplan, sticky note, spidol besar, spidol kecil
Bahan bacaan
187
PROSES PEMBELAJARAN/LANGKAH-LANGKAH
188
Presentasi
Bingkai kembali (reframing) pembahasan
sesi ini secara singkat yakni konsep gender.
Dan kaitkan juga pengaruhnya pada
kehidupan sehari-hari
10:00 PENUTUP METODE: Games
Berikan apresiasi pada peserta terbaik
dalam mempresentasikan hasil dari
observasinya
Berikan apresiasi pada peserta yang
mampu memberikan solusi saat dia
bertanya kerumah warga
Tutuplah sesi dengan ucapkan terima
kasih dan tepuk tangan bersama.
Sampaikan materi yang akan
diperoleh peserta pada sesi
berikutnya
189
Lembar Cerita
Perempuan itu identik dengan beban ganda (double burden) yang artinya beban
pekerjaan yang diterima salah satu jenis kelamin lebih banyak dibandingkan jenis
kelamin lainnya. Peran reproduksi perempuan seringkali dianggap peran yang statis
dan permanen. Walaupun sudah ada peningkatan jumlah perempuan yang bekerja
diwilayah public, namun tidak diiringi dengan berkurangnya beban mereka di
wilayah domestic. Upaya maksimal yang dilakukan mereka adalah mensubstitusikan
pekerjaan tersebut kepada perempuan lain, seperti pembantu rumah tangga atau
anggota keluarga perempuan lainnya. Namun demikian, tanggung jawabnya masih
tetap berada di pundak perempuan. Akibatnya mereka mengalami beban yang
berlipat ganda. Walau tidak semua perempuan demikian akan tetapi semisal
dilakukan survey dari 10 koresponden maka hasilnya dapat diprediksi bahwa 8 dari
10 perempuan akan diidentik dengan hal tersebut. Tidak masalah karena setiap
perempuan punya hak menentukan apa saja selagi tidak merugikan dirinya dan
orang lain.
Ketika ia mampu menyelesaikan banyak tugas dengan baik. Seorang ibu walaupun
bukan lulusan Strata-1 (S1) dengan jurusan kedokteran tapi mereka mampu
mengobati dan merawat anak nya ketika sakit dengan baik, walaupun bukan lulusan
tata boga tapi ibu mampu memberikan makanan terlsezat didalam rumah yang
selalu ditunggun oleh anak-anaknya, walaupun bukan lulusan ahli gizi tapi ibu
mampu memberikan makanan dan mampu mencukupi gizi anak dengan baik.
Walaupun bukan lulusan ekonomi tapi ibu mampu memanage keuangan dengan
baik dan masih banyak hal lagi keajaiban seorang ibu yang luar biasa walaupun dia
bukan lulusan bidang tertentu.
Catatan Diskusi:
190
Lembar Bacaan
Secara definisi Konsep gender menurut Muhtar (2002), bahwa gender dapat
diartikan sebagai jenis kelamin sosial atau konotasi masyarakat untuk menentukan
peran sosial berdasarkan jenis kelamin. Sementara Fakih (2008: 8) mendefinisikan
gender sebagai suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan
yang dikonstruksi secara sosial dan kultural. Istilah gender dibedakan dari istilah
seks.
Selanjutnya, yang dimaksud dengan gender adalah cara pandang atau persepsi
manusia terhadap perempuan atau laki-laki yang bukan didasarkan pada perbedaan
jenis kelamin secara kodrati biologis. Gender dalam segala aspek kehidupan manusia
13 mengkreasikan perbedaan antara perempuan dan laki-laki termasuk kreasi sosial
kedudukan perempuan yang lebih rendah dari pada laki-laki. Misalnya, bahwa
perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau keibuan. Sementara
laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan, perkasa. Ciri dari sifat itu sendiri merupakan
sifat-sifat yang dapat dipertukarkan. Artinya ada laki-laki yang emosional, lemah
lembut, keibuan, sementara juga ada perempuan yang kuat, rasional dan perkasa (
Hadiati, 2010 : 15). Dari berbagai pendapat di atas peneliti menyimpuilkan bahwa
istilah gender merujuk pada nilai-nilai sosial yang berlaku di masyarakat berdasarkan
jenis kelamin. Nilai-nilai tersebut dapat berubah sesuai dengan perkembangan
zaman dan dapat dipertukarkan. Itu terjadi karena gender tidak melekat pada jenis
kelamin tetapi pada pelabelan masyarakat.
Sejarah Gender
Keadilan dan kesetaraan gender di Indonesia dipelopori oleh RA Kartini sejak tahun
1908. Perjuangan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan khususnya dalam
191
bidang pendidikan dimulai oleh RA Kartini sebagai ujud perlawanan atas ketidak
adilan terhadap kaum perempuan pada masa itu. Dalam perjalanan selanjutnya,
semangat perjuangan RA Kartni ditindaklanjuti pada tangal 22 Desember 1928 oleh
Kongres Perempuan Indonesia yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Ibu.
Pada Era Orde Baru (Orba), pada tahun 1978 dibentuk Kementrian Urusan Peranan
Wanita dalam kabinet. Kegiatan Pembinaan Kesejahteran Keluarga (PKK) dibentuk
sejak 1957 sebagai organisasi mandiri dan diselipkan di bawah asuhan Mentri Dalam
negeri. Ideologinya adalah “Panca Dharma Wanita” artinya perempuan sebagai
pendamping suami, ibu pendidik anak, pengatur rumah tangga, sebagai pekerja
penambah penghasilan keluarga, dan sebaai angota masyarakat yang berguna.
Pada masa ini muncul jargon “Kemitrasejajaran Perempuan dan Laki-laki” yang
tercantum dalam wacana “Peran Wanita Dalam Pembangunan” dalam setiap replita
ore baru. Ini menandakan bahwa keadilan dan kesetaraan gender pada masa ini
menunjukkan suatu keberhasilan, namun kebijakan tersebut menimbulkan efek yang
lebih berat pada perempuan Indonesia berupa beban ganda.
Meskipun sudah banyak upaya dan perjuangan dalam meningkatkan kesetaraan dan
keadila gender, namun konisi kesenjangan gender masih saja dijumpai. Perjuangan
untuk meningkatkan kualitas perempuan serta menegakkan kesetaraan gender di
era orde baru agak tenggelam. Kemudian pada periode Habibie, dibentuk Komisi
Nasional Perlindungan Kekerasan terhadap Perempuan yang dikenal dengan Komnsa
Permpuan pada tahun 1999 lewat Instruksi Preiden. Ini merupakan jawaban atas
tuntutan sejumlah tokoh perempuan kepada Presiden Habibie pada waktu itu.
Sejarh perjuangn kesetaraan dan kedilan gender tidak berhenti sampai di situ saja,
pada masa kepemimpinan Megawati Suekarno, Kementrian Negara Pemberdya
Perempuan tetap melanjutkan Inpres No. 9 Tahun 2000 dengna fokus perhtian
utama pada partisipasi perempuan dalam kehidupan publik dan jabatn politk-strtegs.
192
Ini terbukti dengan adanya tuntutan kuota kursi legislatif sebanyak 30 persen untuk
calon perempuan dan disetujui dalam Undang-undang Pemilhan Umum yang baru
pada Pasal 65. Kemudian pada masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang
Yudiono dan Wakil Presiden Yusuf Kalla mengankt 4 orang perempuan dalam
cabinet nya.
Jadi kesetaran dan keadilan gender tidak muncul begitu saja, melainkan dari zaman
kolonial sudah muncul sosok perempuan (RA Kartini) yang mempeloporinya
sehingga sampai sekarang antara laki-laki dan perempuan memiliki peran yang sama
dalam berbagai aspek kehidupan namun tidak terepas dari konteks cara pandang
harus tetap disesuaikan dengan “kodrat perempuan”.
Dalam kehidupan sekarang tidak jarang kesetaraan dan keadilan gender sering
menjadi masalah sosial, tidak pelak kesetaraan gender dijadikan sebagai alasan laki-
laki (suami) untuk tidak memenuhi kewajibannya kepada perempuan (istri).
Contohnya saja dalam mencari nafkah, tidak sedikit perempuan bekerja banting
tulang layaknya laki-laki untuk mencukupi kehidupan keluarga sedangkan suami
seakan-akan lepas tanggung jawab terhadap istri dan anknya. Hal yang demikian
sesungguhnya adalah masalah gender yang tidak wajar, karena sesungguhnya
kesetaraan gender yang dimaksud adalah harus tetap memperhatikan “kodrat
perempuan”
Diskriminasi gender
Perbedaan gender antara laki-laki dan perempuan dengan pembedaan peran dan
posisi sebagaimana realita yang ada pada dunia dewasa ini tidak akan menjadi
masalah selama itu adil. Namun dalam kenyataan yang ada perbedaan peran
tersebut membatasi gerak keduanya sehingga melahirkan ketidakadilan. Terlebih
kepada perempuan, dalam realita yang ada, penulis banyak sekali menyaksikan
kejadian-kejadian yang merujuk pada ketidakadilan terhadap perempuan. Seorang
anak perempuan diasumsikan tidak perlu sekolah tinggi, tidak perlu pendidikan
lanjut karena pada ujungnya hanya berkutat pada pekerjaan domestik saja.
Dari kisah yang hanya beberapa dari banyak kisah ketidakadilan gender seringkali
perempuanlah yang menjadi korban ketidakadilan gender bermula dari adanya
kesenjangan gender dalam berbagai aspek kehidupan terutama 20 20 dalam akses
terhadap pendidikan dan ekonomi, pendapat ini didukung dengan adanya
pengertian.
Menurut Fikih (1998), diskriminasi gender adalah suatu sistem dan struktur yang
menempatkan laki-laki maupun perempuan sebagai korban dari sistem tersebut.
Mosse (1996) dan Irohmi (1990), mengatakan bahwa diskriminasi gender terutama
193
dialami perempuan. Sebagai gambaran laki-laki diakui dan dikukuhkan untuk
menguasai perempuan. Kemudian hubungan perempuan dan laki-laki yang hirarkis,
dianggap sudah benar dan diterima sebagai hal yang normal. Ketidakadilan gender
tersebut terdapat dalam berbagai wilayah kehidupan, yaitu dalam wilayah negara,
masyarakat, organisasi atau tempat kerja, keluarga dan diri sendiri.
Dalam pengertian positif yang ingin dicapai adalah keadilan gender. Keadilan gender
adalah proses yang adil bagi perempuan dan laki-laki. Agar proses yang adil bagi
perempuan dan laki-laki terwujud diperlukan langkah-langkah untuk menghentikan
berbagai hal yang secara sosial dan menurut sejarah telah menghambat perempuan
dan laki-laki secara berbeda. Oleh karena itu, keadilan gender tidak berfokus pada
perlakuan yang sama tetapi lebih mementingkan sebagai hasilnya pada kesetaraan
sebagai hasilnya.
1) Subordinasi
Subordinasi artinya suatu penilaian atau anggapan bahwa peran yang
dilakukan oleh satu jenis kelamin lebih utama atau lebih penting dari yang
lain. Dengan kata lain sebuah posisi atau peran yang merendahkan nilai
peran yang lain. Salah satu jenis kelamin dianggap lebih penting, utama, dan
tinggi dibandingkan jenis kelamin lainnya. Misalnya, laki-laki sebagai
pemimpin.
2) Marjinalisasi (Peminggiran)
Marjinalisai artinya suatu proses peminggiran atau menggeserkan
kepinggiran, teliti maka anak perempuan diarahkan sekolah guru, perawat,
sekretaris. Ironis pekerjaan-pekerjaan tersebut dinilai lebih rendah
dibandingkan dengan pekerjaan lain yang bersifat maskulin.
3) Beban Ganda
Beban ganda artinya beban pekerjaan yang diterima salah satu jenis kelamin
lebih banyak dibandingkan jenis kelamin lainnya. Masuknya perempuan di
sektor publik tidak senantiasa diiringi dengan berkurangnya beban mereka di
dalam rumah tangga. Peran ganda yang tetap harus dijalankan baik
didomain publik maupun domestik. Akibat dari perbedaan sifat dan peran,
maka semua pekerjaan domestik dibebankan kepada perempuan, tuntutan
ekonomi keluarga selain mengerjakan pekerjaan rumah tangga, perempuan
juga harus bekerja di kebun, ke pasar mencari nafkah bagi keluarga.
Perempuan masuk ke dunia politik akan tetapi beban domestiknya tidak
berkurang. Akibatnya perempuan memiliki beban kerja ganda, bahkan sering
dituduh mengabaikan tanggung jawab di dalam rumah tangga dan juga tidak
194
berprestasi di dunia publik. Ketidakadilan tampak ketika sekalipun curahan
tenaga kerja dan waktu cukup panjang ternyata dihargai rendah
dibandingkan pekerjaan publik.
4) Stereotipe
Stereotip artinya pemberian lebel atau cap yang dikenakan kepada seseorang
atau kelompok yang didasarkan pada suatu anggapan yang salah atau sesat.
Pelabelan atau pandangan terhadap suatu kelompok/seks tertentu yang
sering kali bersifat negatif dan secara umum melahirkan ketidakadilan.
Pelabelan juga menunjukan adanya relasi kekuasaan yang timpang atau
tidak seimbang yang bertujuan untuk menaklukan atau menguasai pihak lain.
Pelabelan yang sering dijumpai adalah pelabelan negatif yang ditujukan
kepada perempuan. Misalnya, perempuan suka berdandan, dianggap untuk
menarik perhatian laki-laki. Dengan demikian cocok diberi tugas sebagai
penerima tamu. Perempuan sebagai pendamping suami sehingga tidak perlu
dipromosi menjadi ketua atau kepala, sebab dianggap bukan pencari nafkah
utama yang akan menopang ekonomi keluarga. Perempuan dianggap
cengeng suka menggoda, sehingga tidak dapat dipercayakan menduduki
jabatan penting/strategis.
5) Kekerasan
Kekerasan Artinya bentuk perilaku baik verbal maupun nonverbal yang
dilakukan seseorang atau sekelompok orang sehingga menyebabkan efek 23
negative secara fisik, emosional dan psikologis terhadap orang yang menjadi
sasarannya. Indikasi bahwa perempuan mengalami kekerasan dapat dilihat
dari contoh pemukulan terhadap istri, pelecehan seksual, eksploitasi seks
terhadap perempuan masih tetap tinggi baik di dalam maupun luar rumah
(Masdudi.2003).
195
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
TUJUAN
TOTAL WAKTU:
180 menit
Papan Tulis
Proyektor
196
Laptop
Bahan bacaan : Pedoman Dasar Kohati
Sticky Notes
Spidol Whiteboard
Spidol kecil warna
Perekat kertas
Kertas Plano.
REFERENSI :
6. Pedoman Dasar Kohati
7. Hasil-hasil Kongres Terbaru
8. Presidium Forhati Nasional 2015. Kiprah Alumni HMI-Wati: Inspirasi
Perempuan Indonesia. Jakarta: Forhati Nasional.
9. Nasution, Ida Ismail. 2008. Kohati: Mengakar Kedalam Untuk Meraih Asa.
10. Referensi Lain Yang Relevan
PROSES PEMBELAJARAN/LANGKAH-LANGKAH
SESI 1
197
Kondisi HMI Pra-Pembentukan Kohati (ex: Dinamika
Departemen Keputrian Cabang Medan).
Penjelasan Kohati secara Kelembagaan.
Proses Pembentukan Kohati.
4. Beri waktu 10 menit untuk mulai berdiskusi.
B. Tahap Mengurai
1.Setiap peserta kelompok memperesentasikan hasil diskusinya.
2.Masing-masing diberi waktu 5 Menit untuk menjelaskan.
3.Pastikan semua peserta menyimak setiap presentasi.
4.Berikan 1 atau 2 pertanyaan oleh fasilitator untuk memastikan
pemahaman mereka.
5. Setelah semua selesai presentasi, tentukan 1 orang dari setiap
kelompok untuk menyimpulkan secara ringkas hasil presentasi
kelompok 1 sampai 4.
20 TAHAP MENILAI METODE: FGD dan Curah
Pendapat
menit
MOT memberikan pandangan
mengenaik hasil diskusi serta
mengulas materi.
MOT memastikan agar tidak ada hal
yang tidak tersampaikan melalui
pertanyaan.
Memberikan kesempatan serta
mengajak peserta untuk
berkomunikasi dua arah.
10 PENUTUP METODE: Games
menit Tutuplah sesi dengan ucapkan terima
kasih dan tepuk tangan bersama.
Sampaikan materi yang akan
diperoleh peserta pada sesi
berikutnya
SESI 2
198
Jelaskan singkat tentang tujuan dan materi pokok dari sesi ini.
Sampaikan bahwa sesi ini membahas tentang Kepemimpinan
Perempuan
199
Ajak kembali peserta untuk
menyimpulkan materi yang sudah
diterima.
Berikan tugas tertulis dari semua
materi yang sudah disampaikan.
200
Bahan Bacaan
Sesi 1
manusia itu dilahirkan, baik status, tugas, juga hak dan kewajiban.
(gradual), begitu dalam dengan masalah perempuan. Pada awalnya tugas dan peranan
(domestik) kemudian kini mulai merambah pada sektor publik. Isu marginalisasi
satu jenis dari lainnya serta beberapa perilaku ketidakadilan menjadi headline
(HMI) sejak berdirinya, kontribusi besar perempuan sudah nampak. Hal itu dapat
dilihat pada sosok dan berperan aktif dua orang hawa yaitu Maesaroh Hilal dan Siti
Baroroh Bried, dan Tujimah. Mereka adalah inang-inang pengasuh HMI pada awal
kelahiran KOHATI.
Potensi HMI-Wati di HMI sangat besar. Selama ini kaum wanita dalam HMI
hanya ditampung dalam bentuk seksi atau departemen keputrian. Akhirnya timbul
201
menjelang kongres ke-8 HMI 1966. Pengurus Besar HMI dengan surat keputusan
sementara Corps ini dibentuk pada tingkat cabang, komisariiat dan rayon dengan
status semi otonom. Pembentukan KOHATI secara nasional di realisir pada Munas
BAB II pasal 5 Pedoman Dasar tertera tujuan KOHATI, yaitu “Meningkatkan kualitas
dan eranan HMI Wati dan perjuangan untuk mencapai tujuan HMI pada umumnya
dan bidang kewanitaan khususnya. Status KOHATI semi otonom dalam struktur
perkembangan KOHATI sangat cepat, karena HMI sebagai induknya sudah ada di
karena HMI kurang mampu mengelola organisasi dengan baik, sehingga KOHATI
terdorong kearah sikap-sikap yang ekslusif. Hal ini pun diakui KOHATI sendiri.
Akhirnya dibeberapa cabang terjadi “salah tindak” dan “salah pengertian” antara
HMI Wan dan HMI Wati yang menimbulkan penilaian negatif terhadap KOHATI,
KOHATI sendiri seolah-olah seperti dilepaskan dari HMI, ini semua terjadi karna
202
timbul, dilakukan perbaikan mekanisme organisasi baik mikro maupun makro.
Komunikasi timbal balik antara KOHATI dengan HMI, dan komunikasi antar
ekstern, peranan KOHATI cukup menentukan baik dalam KAWI, BMPII, GOWI
Kongres ke-9 HMI di Malang 3-10 Mei 1969 mengubah Pedoman Dasar KOHATI
Statusnya dirubah dari semi otonom menjadi KOHATI sebagai aparat HMI
berbentuk Korps, yang secara operasional menjadi salah satu departemen dalam
jabatan struktural HMI. Struktur organisasi kembali pada bentuk semula, berdiri
secara vertikal mulai dari PB HMI, Cabang, Komisariat hingga rayon. Pedoman
KOHATI yang baru mengatur bahwa struktur KOHATI ada dijabatan struktural
tingkat KOHATI PB, Cabang, Badko, dimana Badko HMI. Sedangkan KOHATI di
Hubungan Luar Negri, danlain-lain. Jadi departemen Keputrian adalah bagian dari
Dengan jelas terlihat bahwa HMI-wati turut berkiprah hampir setiap bidang
kegiatan HMI. Begitu pula tatkala HMI ikut aktif memprakarsai kelahiran KAMI
pada 25 Oktober 1965, maka selain beberapa orang HMI wan yang mewakili HMI,
203
kesatuan aksi disemua bidang yang antara lain melahirkan KASI, KAPPI, KAPI, dll.,
Indonesia), dimana Aisyah Aminy seorang alumni HMI wati terpilih menjadi
Ketua/Koordinatornya.
pula dalam apel besar yang dilaksanakan oleh KAP Gestapu pada8 November 1965 di
Lapangan Banteng yang antara lain dihadiri oleh 2.000 masssa perempuan.
organisasi HMI. Setelah itu, dalam rentang waktu yang cukup panjang, mahasiswa
204
dan mahasiswi turut ke jalan berpartisipasi dalam sebuah perjalanan panjang
Perkembangan situasi yang pesat ini menjadi bahan perbincangan dari aktivis-
aktivis HMI-wati yang beberapa tahun sebelum tahun 1965 telah mengikuti berbagai
kegiatan HMI. Mas Dahlan Ranuwiraharja memberikan nama Cohati (sekarang dikenal
dengan sebutan KOHATI ), abreviasi untuk Corps HMI wati, kepada HMI wati
yang berkelompok pada tiap apel mahasiswa tersebut. Nama yang tercetus secara
bergurau, ketika para HMI wati yang berkelompok pada tiap apel mahasiswa
tersebut. Nama yang tercetus secara bergurau, ketika para HMI wati
Kedua korps ini adalah nama- nama baru yang sedang menjadi buah bibir
dimasyarakat. COWAD berdiri pada 22 Desember 1961, COWAL pada 5 Januari 1963
(Selain itu Polwan pada 1948 dan Wara pada 12 Agustus 1963). Ide pembentukan
KOHATI ini dibicarakan pada Musyawarah Kerja Keputrian Cabang Jakarta bulan
KOHATI tersebut statusnya adalah semi-otonom dan tiga orang diangkat menjadi
formatur yaitu Hartini Hakim, Yulia Mulyati dan Fadhlah Barie. Pengurus yang
pertama kali diketuai oleh Harti Hakim dengan Asmara Tjandrarini sebagai seketaris
umum.
205
Solo, Jawa Tengah yang dikenal sebagai basis Komunis. Situasi ini lebih diperburuk
dengan berbagai isu yang berkembang, namun tidak sedikit pun menggoyahkan
semangat aktivisHMI.
HMI yang saat itu memiliki 85 cabang dengan 120.000 orang anggota,
pada kongres yang berlangsung sejak 10 s/d 17 Septemeber ini, selain akan
membicarakan agenda kongres sesuai standar, kali ini ditandai pula dengan adnya
acara khusus. Acara yang terbilang khusus itu adalah berupa Musyawarah Lembaga-
b. Munas KOHATI
pimpinan Munas adalah Ketua-ketua KOHATI BADKO. Dari keenam Badko HMI,
pada saat itu baru ada 5 Badko yang sudah menunjuk KOHATI BADKO yaitu
Badko Sumut (Nurhadidjah Lubis), Badko Sumsel (Ny Fauzi Anwar), Badko Jabar
(Ida Ismail), Badko Jateng (Nur Hayati) danBadko Intim (Faizah Hasyim).
Setelah Munas dibuka secara resmi, meja pimpinan siding yang semula
diduduki oleh Aidil Fitri Syah dari presidium Pimpinan Kongres dan Anniswati
orang Ketua KOHATI BADKO. Munas kemudian dibagi atas dua komisi. Komisi
PD/PRT dan Komisi Program Kerja. Sidang berikutnya berjalan mulus dan kontribusi
206
Adanya sebuah Peraturan Dasar untuk mengatur bentuk organisasi KOHATI
disetujui oleh hamper seluruh peserta Munas. Ini dapat dipahami, karena hampir rata-rata
timbul itu.
a) Nama
Diskusi mengenai nama cukup hangat, karena tidak sseluruh cabang setuju
menamakan anggota HMI yang perempuan dengan sebutan HMI Putri. Ada
beberapa teman dari luar Jawa yag mengemukakan bahwa istilah ―wati‖ adalah
bahasa Jawa dan belum mereka kenal sebagai bahasa Indonesia yang sifatnya
nasional itni seharusnya menggunakan bahasa yang dapat diterima oleh semuanya.
b) Status
Hampir seluruh cabang setuju dengan status semi otonom. Ada dua tiga
buah cabang yang bersikeras agar dibuat saja status otonom penuh.
organisasi perempuan lebih leluasa bergerak. Antara lain karna tidak selamanya
pertanyaan inidisambut dengan tepuk tangan, tetapi status KOHATI sebagai semi
207
otonom tetap dipertahankan.
sesungguhnya tetap seperti pada kepengurusan yang lalu, yaitu sebagai sebagai
dibicarakan dan disetujui dalam Rapat Pleno Pengurus. Sedangkan ke luar HMI, nama
dalam organisasi- organisasi seperti KOWANI, KAWI, BMOWI, KNKWI serta Sekber
Keputrian.
c) Syarat Keanggotaan
Tidak ada persyaratan khusus untuk menjadi anggota KOHATI. Dan tidak ada HMI
wati yang bisa menolak untuk menjadi anggota KOHATI. Bahwasanya, seleksi
untuk menjadi anggota adalah sepenuhnya wewenang HMI disepakati oleh seluruh
peserta Munas dan mengikuti kepada ketentuan yang ada dlam AD dan ART HMI.
Setelah seorang mahasiswi menjadi anggota HMI, ―suka tak suka‖, maka secara
d) Klafisikasi Anggota
misalnya ada anggota inti dan anggota biasa. Atau anggota anggota biasa, luar
208
biasa dan kehormatan. Alasan untuk pengelompokkan ini cukup kuat, yaitu
mengingat bahwa beberapa tahun terakhir ini HMI- wati secara kuantitas
dikemukakan yang kesemuanya itu arahnya adalah agar pembinaan anggota dapat
lebih diefektifkan. Tetapi karena organisasi ini baru terbentuk dan arah
209
e) Ex-officio
anggota ex-officio PB HMI, maksudnya dia menjadi anggota PB HMI karena dia
adalah Ketua Umum HMI Cabang Jakarta. Jadi, seorang HMI wati menjadi ketua ex-
memasukkan HMI-wati tersebut sebagai salah seorang Ketua PB HMI karena dia
otomatis menjadi salah seorang Ketua dalam kepengurusan HMI yang setingkat.
Hal ini diharapkan dapat mendukung kegiatan HMI-wati yang nantinya akan
perempuan.
cabangnya dalam forum Munas adalah apresiasi dan dukungan atas gagasan
didirikannya KOHATI dalam HMI. Ternyata hampir seluruh cabang melihat bahwa
adanya KOHATI didalam HMI merupakan sebuah langkah besar yang akan sangat
bermanfaat bagi HMI. Salah satu cabang menyebutkan bahwa lahirnya HMI
merupakan fajar sidik dalam pembinaan mahasiswi Islam di Indonesia. Dua arah
Program KOHATI yang utama adalah peningkatan kualitas HMI-wati dan integritas
umat.
210
Secara bijaksana, saat itu peserta Munas sudah sangat berhati-hati agar
HMI. Yang sepatutnya memberikan resolusi adalah kongres HMI, dimana HMI-wati
dalam forum Munas bernaung di bawahnya. Oleh sebab itu, walaupun ada
lebih diutamakan adalah seruan kepada seluruh anggota HMI, khususnya HMI wati
untuk berpegang teguh pada kepribadian Muslim, baik dalam tingkah laku, tata
karena HMI sebagai induknya sudah ada diberbagai cabang, yang membawahi
komisariat, rayon di seluruh Indonesia. Pada usianya yang kedua setengah tahun,
sejak didirikannya KOHATI berhasil membentuk 70 cabang dari 110 cabang HMI.
HMI pada saat itu, timbul karena HMI kurang mampu mengelola organisasi dengan
baik, sehingga KOHATI terdorong kearah ekslusif. Hal ini pun diakui KOHATI sendiri.
Akibatnya dibeberapa cabang terjadi salah tindak dan salah pengertian antar HMI-
seolah-olah seperti dilepaskan dari HMI. Ini semuanya terjadi karena kurangnya
koordinasi HMI.
persoalan laki-laki dan perempuan. Kader KOHATI tidak melulu dibatasi hanya
211
menjadi divisi konsumsi dalam kepanitiaan, tetapi juga misalnya diberikan kesempatan
an. Banyak kader KOHATI yang memiliki wawasan keilmuan, kemampuan debat,
memimpin sidang, dan sebagainya yang tidak jauh berbeda dengan kader-kader HMI
yang lain. Misalnya mbak Rifqiyati yang saat itu menjadi perempuan pertama dan
satu-satunya yang menjadi ketua Senat Mahasiswa. Tapi karena HMI-wan dimasa itu
hebat-hebat maka kesempatan HMI wati untuk menjadi pemateri dalam training
diluar materi ke KOHATI an sangat sedikit.13 Tujuan KOHATI didirikan yaitu untuk
Melihat realita kekinian secara global bangsa ini tengah dilanda keprihatinan
yang berkepanjangan, baik dalam persoalan sosial, ekonomi, dan politik yang
menempatkan kaum perempuan sebagai korbannya. Salah satu kasus yang paling
bertahan hidup. Disamping itu juga minimnya keterwakilan kaum perempuan dalam
keterwakilan perempuan itu untuk saat ini bisa sepadan dengan kaum laki- laki, yaitu
kualitas SDM dari kaum perempuan, sikap apatis yang masih menggerogoti sebagian
masyarakat kita membawa dampak yang kurang baik bagi perkembangan kaum
perempuan sehingga keterpurukan itu memang agak sulit dikendalikan. Oleh sebab
212
itu diharapkan terdapat suatu pencerahan yang mampu membangkitkan semangat
KOHATI lah yang menjadi barometer utama mencapai cita-cita luhur tersebut
ini. Hal ini memang hampir senada dengan tujuan HMI-wati alias KOHATI , yaitu
tanggal 17 September 1966 M (2 Jumadil Akhir 1386 H) di Solo, yang kebetulan saat
itu menjadi tuan rumah Kongres HMI ke VIII. Adapun alasan utama yang mendasari
lahirnyaHMI-wati/KOHATI adalah:
a. Secara internal, Departemen keputrian saat itu dinilai tidakmampu lagi menampung
aspirasi para kader HMI-wati dan disamping itu juga basic-needs (kebutuhan
b. Secara Eksternal, HMI saat itu mengalami tantangan yang cukup pelik yaitu
213
14 1981-1983 Bandung A. Zacky Siradj Ulla Nuchrawaty
15 1983-1986 Medan Harry Azhar Azis Syaulianti
16 1986-1988 Padang M. Saleh Khalid Diana Nurmin
17 1988-1990 Lhoksmawe Herman Widyananda Gefarina Djohan
18 1990-1992 Jakarta Ferry Mursidan Baldan Hanifah Husein
19 1992-1995 Pekanbaru Yahya Zaini Nursyi Asyirawati
20 1995-1997 Surabaya Taufiq Hidayat Emmy Rusmiati
21 1997-1999 Jogjakarta Anas Urbaningrum Nadira Seha Nur
22 1999-2002 Jambi M. Fakhrudin AD
Kusumaningtyas
23 2002-2004 Balikpapan Kholis Malik Ummi Azizah R
24 2004-2006 Jakarta M. Hasanuddin Andi Maraida
25 2006-2008 Makassar Fajar R. Zulkarnaen Betty Epsilon
Idroos
26 2008-2010 Palembang Arif Musthofa Dewita Hayu
Shinta
27 2010-2013 Depok Noer Fajriansyah Fitriani Ismail
28 2013-2015 Jakarta M. Arief Rosyid Hasan Endah Cahya I.
29 2015-2018 Pekanbaru Mulyadi P. Tamsir Farihatin
30 2018-2020 Ambon Respiratori Sadam A. Siti Fatimah
Siagian
31 2021-2023 Surabaya Raihan Ariatama Umiroh Fauziah
214
Sesi 2
Sesungguhnya Islam adalah ajaran yang hak dan sempurna yang diridhoi
oleh Allah SWT untuk mengatur kehidupan umat manusia sesuai fitrahnya
sebagai khalifah di muka bumi niscaya kewajiban mengabdikan diri semata-mata
kehadirat-Nya.
Di sisi Allah SWT, manusia baik laki-laki maupun perempuan mempunyai
derajat yang sama, yang membedakan hanyalah ketakwaannya, yakni
sejauhmana istiqamah mengimani dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam dalam
kehidupan sehari-hari.
BAB I
215
KETENTUAN UMUM
BAB II
Pasal 1
Nama
Pasal 2
Kohati dibentuk pada tanggal 21 Safar 1386 H bertepatan pada tanggal 11 Juni
1966 M dan disahkan pada tanggal 2 Jumadil Akhir 1386 H bertepatan dengan
tanggal 17 September 1966 M pada Kongres VIII di Solo, dan berkedudukan di
tempat kedudukan HMI.
216
BAB III
Tujuan
Pasal 4
Usaha
Pasal 5
Status
BAB IV
Pasal 6
Sifat
Secara struktural pengurus Kohati bersifat ex-officio pimpinan HMI, diwakili oleh
Ketua Umum, Ketua Bidang, Sekretaris Umum dan Bendahara Umum.
Pasal 7
Fungsi
217
Pasal 8
Peran
Kohati berperan sebagai Pembina dan Pendidik muslimah pada umumnya dan
HMI-Wati pada khususnya untuk menegakkan dan mengembangkan nilai-nilai ke-
Islaman dan ke-Indonesiaan.
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 9
Anggota Kohati adalah Mahasiswi yang telah lulus Latihan Kader I (LK I)
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 10
Kepemimpinan
Pasal 11
Kekuasaan
KOHATI;
2. Musyawarah KOHATI merupakan forum pertanggungjawaban pengurus, proyeksi
yang merupakan rangkaian dari Kongres HMI dan sudah harus selesai sebelum
penetapan dan pengesahan hasil-hasil sidang Komisi Kongres HMI untuk
218
Kemudian hasil-hasil MUNAS disahkan didalam Forum Kongres;
b. Ditingkat Daerah diselenggarakan Musyawarah Daerah KOHATI BADKO
KOORDINASI (MUSDAKOH BADKO) yang merupakan rangkaian dari Musda
HMI Badko dan harus sudah selesai sebelum penetapan dan pengesahan hasil-
hasil sidang Komisi Musda HMI untuk Kemudian hasil-hasil MUSDA KOHATI
Badko disahkan didalam Forum MUSDA HMI;
c. Di tingkat Cabang diselenggarakan Musyawarah KOHATI Cabang
(MUSKOHCAB) yang merupakan rangkaian dari Konferensi HMI Cabang dan
harus sudah selesai sebelum penetapan dan pengesahan hasil-hasil sidang
Komisi Konfercab/Muscab HMI untuk Kemudian hasil-hasil MUSKOHCAB
disahkan didalam Forum Konfercab/Muscab;
d. Di tingkat Korkom diselenggarakan Musyawarah KOHATI Korkom (MUSKOH
Pasal 12
Peserta Musyawarah
219
(4) 1 (satu) orang Pengurus Kohati HMI Cabang Persiapan;
(5) 1 (satu) orang bidang Pemberdayaan Perempuan bagi HMI Cabang yang
tidak memiliki Kohati
3. Peserta Musda Kohati adalah:
a. Utusan, terdiri dari Pengurus Kohati HMI Cabang Penuh masing-masing 1
(satu) orang peserta.
b. Peninjau, terdiri dari:
(1) Seluruh Pengurus Kohati Badko;
(2) 1 (satu) orang Pengurus Kohati HMI Cabang Penuh;
(3) 1 (satu) orang Pengurus Kohati HMI Cabang Persiapan;
(4) 1 (satu) orang bidang Pemberdayaan Perempuan bagi HMI Cabang
yang tidak memiliki Kohati
4. Peserta Musyawarah Kohati HMI Cabang terdiri dari:
a. Utusan, terdiri dari Pengurus Kohati HMI Komisariat Penuh masing-masing 1
(satu) orang peserta.
b. Peninjau, yang terdiri dari:
(1) Seluruh Pengurus Kohati Cabang;
(2) 1 (satu) orang Pengurus Kohati HMI Komisariat Penuh;
(3) 1 (satu) orang Pengurus Kohati HMI Komisariat Persiapan;
(4) 1 (satu) orang Bidang Pemberdayaan Perempuan Komisariat yang tidak
memiliki Kohati
5. Peserta Musyawarah Kohati HMI Koorkom terdiri dari:
a. Utusan, terdiri dari Pengurus Kohati HMI Komisariat Penuh masing-masing
1 (satu) orang peserta.
b. Peninjau, terdiri dari:
(1) Seluruh Pengurus Kohati HMI Koorkom;
(2) 1 (satu) orang Pengurus Kohati HMI Komisariat Penuh;
(3) 1 (satu) orang Pengurus Kohati HMI Komisariat Persiapan;
(4) 1 (satu) orang Bidang Pemberdayaan Perempuan Komisariat yang tidak
memiliki Kohati.
6. Peserta Musyawarah Kohati HMI Komisariat seluruh anggota Kohati HMI
Komisariat.
Pasal 13
220
4. Penyusunan rencana kerja operasional diputuskan dalam Rapat Bidang dan
Rapat Kerja
Pasal 14
Pasal 15
221
Instruksi ke Kohati HMI Koorkom dan Kohati HMI Komisariat.
d. Kohati HMI Koorkom memiliki garis koordinasi kepada Kohati HMI Cabang
dan Kohati HMI Komisariat.
e. Kohati HMI Komisariat memiliki garis koordinasi kepada Kohati HMI Cabang
dan garis instruksi terhadap seluruh anggota HMI-Wati di Komisariat.
Pasal 16
Kriteria Pengurus
1. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Pengurus KOHATI PB adalah HMI- Wati yang
pernah menjadi Pengurus KOHATI Cabang, Pengurus KOHATI Badko atau
KOHATI PB, berprestasi dan telah lulus LK I, LK II, LK III dan LKK (Pasal 45 dan
46 ART HMI);
2. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Pengurus Kohati Badko HMI adalah HMI-Wati
yang pernah menjadi Pengurus Kohati HMI Komisariat, Pengurus Kohati HMI
Cabang dan/atau Kohati Badko HMI, berprestasi dan telah lulus LK I, LK II, LK
III dan LKK.
3. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Pengurus Kohati HMI Cabang adalah HMI-
Wati yang pernah menjadi pengurus Kohati HMI Komisariat, Kohati HMI
Koorkom dan/atau Kohati HMI Cabang, berprestasi dan telah lulus, LK I, LK
IIdan LKK.
4. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Pengurus Kohati HMI Koorkom adalah HMI-
Wati yang pernah menjadi pengurus Kohati HMI Komisariat, Kohati HMI
Koorkom, berprestasi dan telah lulus LK I dan LKK.
5. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Pengurus Kohati HMI Komisariat adalah HMI-
Wati yang pernah menjadi pengurus Kohati HMI Komisariat, berprestasi, telah
lulus LK I dan LKK.
Pasal 17
1. Di tingkat PB HMI, Kohati PB HMI disahkan dan dilantik oleh Ketua Umum PB
HMI.
2. Di tingkat Badko HMI, Kohati Badko HMI disahkan dan dilantik oleh Ketua Umum
Badko HMI.
3. Di tingkat HMI Cabang, Kohati HMI Cabang disahkan dan dilantik oleh Ketua
222
Umum HMI Cabang.
4. Di tingkat Kohati HMI Koorkom, Kohati HMI Koorkom disahkan dan dilantik oleh
Ketua Umum HMI Koorkom.
5. Di tingkat Kohati HMI Komisariat disahkan dan dilantik oleh Ketua Umum HMI
Komisariat
BAB VII
Pasal 18
Tugas
Pasal 19
Wewenang
223
BAB VIII
Pasal 20
Pasal 21
Atribut Kohati
1. Yang termasuk dalam atribut Kohati adalah Mars, Badge, Gordon, dan Stempel.
2. Stempel Kohati menggunakan lambang HMI dan hanya digunakan pada surat
menyurat Kohati.
3. Mars Kohati dinyanyikan di acara-acara Formal dan Non Formal Kohati.
4. Penggunaan Lambang Kohati diatur sendiri dalam penjelasan tentang lambang.
BAB IX
KEUANGAN
Pasal 22
Keuangan
1. Sumber dana Kohati diperoleh dari iuran anggota, dana yang halal dan tidak
mengikat.
2. Akuntabilitas dan Transparansi keuangan wajib disesuaikan dengan Pedoman
Keuangan dan Harta Benda yang berlaku di HMI. (AD/ART HMI)
224
BAB X
Pasal 23
Pembentukan Kohati
1. Pembentukan Kohati ditingkat PB HMI, Badko HMI, HMI Cabang, HMI Koorkom
dan HMI Komisariat diputuskan dalam forum pengambilan keputusan tertinggi
HMI setingkat.
2. Status Kohati disesuaikan dengan status HMI setingkat.
3. Pembentukan Kohati Komisariat dilakukan minimal memiliki 10 orang HMI-Wati.
4. Alur pembentukan Kohati:
a. Bidang Pemberdayaan Perempuan berkoordinasi dengan pengurus Kohati
Cabang sebagai pemberitahuan akan melaksanakan pembentukan Kohati
Komisariat yang sebelumnya sudah diputuskan pada forum pengambilan
keputusan tertinggi HMI setingkat.
b. Bidang Pemberdayaan Perempuan Komisariat mempersiapkan berkas-berkas
sesuai dengan mekanisme yang sudah ditetapkan untuk musyawarah
pembentukan Kohati Komisariat dan melaksanakan musyawarah bersama
dengan anggota HMI-Wati.
c. Bidang Pemberdayaan Perempuan Komisariat mengajuka surat
pemberitahuan dan undangan kepada Kohati Cabang (Kohati Cabang
sebagai Peninjau).
d. Bidang Pemberdayaan Perempuan Komisariat melaksanakan musyawarah
pembentukan Kohati Komisariat dengan seluruh anggota HMI-Wati
Komisariat dan pengurus Kohati Cabang.
e. Pengurus Kohati Komisariat membuat stempel sebagai legalitas dan
melengkapi berkas-berkas pembentukan Kohati Komisariat dengan
tembusan HMI Komisariat dan Kohati Cabang sebanyak 3 rangkap.
f. Kohati Komisariat dapat dikatakan sah, apabila berkas tersampaikan dengan
benar kepada Kohati Cabang.
Pasal 24
Pembekuan Kohati
225
1. Pembekuan Kohati adalah penghentian kegiatan Kohati pada tingkatan tertentu
di HMI.
2. Kohati dapat dibekukan oleh HMI setingkat apabila melanggar ketentuan-
ketentuan AD/ART HMI.
3. Kohati Cabang dapat dibekukan oleh HMI Cabang setingkat apabila tidak
menyelenggarakan LKK dua periode berturut-turut.
4. Pembekuan Kohati diputuskan pada putusan tertinggi HMI setingkat dan
berkoordinasi dengan Kohati ditingkatan atas.
Pasal 25
Pembubaran Kohati
Pembubaran Kohati secara nasional hanya dapat dilakukan dalam Kongres HMI
atas usulan Munas Kohati.
BAB XI
KETENTUAN TAMBAHAN
Pasal 26
1. Bagan struktur kepengurusan dan administras Kohati dijelaskan tersendiri dalam
lampiran yang merupakan bagian tidak terpisah dalam PDK.
2. Penjabaran analisis tujuan, status, sifat, fungsi dan peran Kohati dirumuskan
tersendiri dan merupakan bagian yang tidak terpisah dalam PDK.
3. PDK hanya dapat dirubah melalui forum Musyawarah Nasional Kohati.
4. Hal-hal yang belum di atur dan belum dijelaskan akan di atur dalam aturan
tambahan yang tidak terpisah dalam PDK
226
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam mejalankan katifitas Kohati dijabarkan dalam bentuk Pedoman Dasar Kohati
(PDK), di dalam PDK ini terdapat 26 pasal, pola pembinaa, platform gerakan,
landasan gerakan, uknis LKK, kurikulum dan silabus LKK serta kurikulum training non
formal lainnya yang mana PDK ini dapat dirubah dalam forum Musyawaroh Nasional
Kohati sebagai forum pengambilan keputusan tertinggi di Kohati.
Melalui PDK ini dapat diharapkan bahwa Kohati dapat mewakili HMI dalam merespon
isu-isu kerepeuanan dan anak, selain merespon isu melalui Koati dapat membina
seluruh kader MMI-Wati sehingga dapat menjadi anak terbaik untuk ibunya, istri
terbaik untuk suaminya, ibu terbaik untuk anak-anaknya dan anggota masyarakat
terbaik untuk lingkungannya.
TUJUAN
TOTAL WAKTU:
180 menit
Papan Tulis
Proyektor
227
Laptop
Sticky Notes
Spidol Whiteboard
Perekat kertas
Kertas Plano.
POKOK PEMBAHASAN :
3. Artribut Kohati.
REFERENSI :
11. Pedoman Dasar Kohati
12. Hasil-hasil Kongres Terbaru
13. Presidium Forhati Nasional 2015. Kiprah Alumni HMI-Wati: Inspirasi
Perempuan Indonesia. Jakarta: Forhati Nasional.
14. Nasution, Ida Ismail. 2008. Kohati: Mengakar Kedalam Untuk Meraih Asa.
PROSES PEMBELAJARAN/LANGKAH-LANGKAH
SESI 1
228
keadaan peserta, atau ungkapan lain yang tujuannya untuk
menyapa peserta.
Berikan ulasan secara singkat sesi yang akan disampaikan.
Ice Breaking
Jelaskan singkat tentang tujuan dan materi pokok dari sesi ini.
Sampaikan bahwa sesi ini membahas tentang Kepemimpinan
Perempuan
229
Organisasi perempuan (Kohati)
LSM (Lemaga Bantuan Hukum)
Pihak Kepolisian
Dinas PPA / DP3AKB setempat
Psikolog/ Psikiater.
4. PJ Roleplay membagi instruktur untuk
mengarahkan kelompok agar berjalan
sebagaimana mestinya, masing-
masing satu pada tiap kelompok.
Briefing para instruktur agar
mengarahkan setiap kelompok agar
menjalankan perannya senatural
mungkin. Ex: pihak kampus dalam
menanggapi kasus kekerasan dan
pelecehan yang terjadi di lingkungan
kampus cenderung lebih
mengedepankan citra kampus,
masyarakat atau tetangga biasa
menyebarkan gosip tentang korban
dan membuat kondisi korban
memburuk, peran satgas PPKS yang
belum maksimal karena banyak
diintervensi oleh petinggi kampus,
peran organisasi perempuan dan LBH
pun harus berjalan senatural
mungkin.
5. Sesi ini lebih ditekankan agar peserta
lebih bisa memahami peran Kohati
dalam menangani kasus yang terjadi
di eksternal organisasi dengan
memanage internalnya agar tetap
stabil. Peran Kohati ini juga perlu
230
disertakan landasan gerakannya. Sesi
ini juga memberikan gambaran
tentang langkah-langkah yang harus
dilakukan terlebih dahulu dalam
pengadvokasian kasus kekerasan.
6. Jaga forum agar tetap kondusif.
7. Di akhir sesi PJ memberikan
pendinginan dengan memberikan
penjelasan.
231
SESI 2
C. Tahap Mengurai
1. Kategorikan solusi-sousi yang sama.
2. MOT memantik peserta agar bisa menjelaskan solusi pembinaan
kohati yang mereka usulkan.
10 TAHAP MENILAI METODE: Talk Show
menit
Instruktur bertugas memberikan
pandangan atas solusi pembinaan
yang mereka tawarkan serta
gambaran konsep yang perlu
dirancang.
232
10 PENUTUP METODE: Brainstorming
menit
Ajak kembali peserta untuk
menyimpulkan materi yang sudah
diterima.
Maikan Games tentang materi ini
dengan menggambarkan materi yang
didapat “jika diibaratkan pada buah-
buahan, buah apa yang tepat
menggambarkannya disertai dengan
alasan”
Tutuplah sesi dengan ucapkan terima
kasih dan tepuk tangan bersama.
Sampaikan materi yang akan
diperoleh peserta pada sesi
berikutnyaBerikan tugas tertulis dari
semua materi yang sudah
disampaikan.
233
Bahan Bacaan
PEDOMAN DASAR KOHATI
Sesi 1
Pola Pembinaan Kohati
A. Pendahuluan
Meningkatkan kualitas dan peranan HMI-Wati dalam berjuang mencapai tujuan
HMI pada umumnya dan keperempuanan pada khususnya merupakan tujuan Kohati
yang harus di tanamkan dalam setiap sanubari kader HMI-Wati. Intelektual menjadi
salah satu target pembinaan Kohati yang utama karena intelektual merupakan suatu
kumpulan kemampuan seseorang untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan
mengamalkannya dalam hubungannya dengan lingkungan dan masalah-masalah
yang timbul (Gunarsa,1991).
Seorang kader HMI-Wati dituntut untuk unggul dalam segi intelektual dan
mumpuni dalam segi penguasaan disiplin ilmu yang di gelutinya. Sebagai
laboratorium hidup yang selalu mengasah setiap potensi yang dimiliki kader HMI-
Wati, Kohati dalam melakukan pembinaan tentunya berdasarkan kurikulum yang
sesuai dengan perkembangan zaman dan mampu menjawab kebutuhan kader HMI-
Wati. Kohati sebagai bagian integral HMI merupakan kelompok intelektual muda
perempuan yang bertanggung jawab untuk meningkatkan kualitas dan peranan HMI-
Wati agar memiliki pola pikir integral dan utuh, khususnya di bidang keIslaman,
keindonesiaan, keintelektualan dan keperempuanan.
Pola Pembinaan kader HMI-Wati dimaksudkan bukan hanya sekedar mencetak
seorang HMI-Wati yang memiliki intelektual cerdas namun juga mencetak kader
profesional dalam bidang dan disiplin ilmu yang di gelutinya. Sikap Professional
dalam hal ini berarti bahwa kader HMIWati memiliki kompetensi dalam suatu
pekerjaan dan mampu menguasai ilmu pengetahuannya secara mendalam. Kader
HMI-Wati harus mampu melakukan kreatifitas dan inovasi atas bidang yang
gelutinya serta harus berfikir positif dengan menjunjung tinggi etika dan integritas
profesi sehingga mampu menjawab tantangan zaman dan kebutuhan dunia kerja.
Peningkatan hard skill dan soft skill melalui berbagai pelatihan sehingga diharapkan
menghasilkan kader HMI-Wati yang mampu bersaing dalam dunia kerja yang
234
semakin ketat persaingannya.
Tantangan zaman yang berbeda dalam kehidupan masa kini dengan kehidupan
masa lampau pada saat Kohati di dirikan tentunya membutuhkan pola pembinaan
yang berbeda pula. Mandiri sebagai salah satu sikap yang di prioritaskan dalam pola
pembinaan HMI-Wati merupakan sikap untuk tidak menggantungkan keputusan
kepada orang lain. Dengan adanya sikap mandiri tersebut di harapkan kader HMI-
Wati mempunyai prinsip teguh dalam memegang kebenaran sesuai dengan
keyakinan prinsip ke-Islaman yang menjadi prinsip hidup.
Dengan demikian target pola pembinaan Kohati adalah meningkatkan kualitas
dan peranan yang memiliki kapasitas intelektual yang mumpuni, profesional dalam
bidang keilmuan yang di geluti dan mandiri serta teguh memegang prinsip dalam
menjawab tantangan zaman. Dalam mewujudkan pola pembinaan Kohati dibutuhkan
pedoman pelatihan sebagai acuan dalam pembinaan Kohati.
235
1. Kualifikasi HMI-Wati
a. Kemampuan Intelektual
HMI-Wati harus memiliki pengetahuan (knowledge) kecerdasan
(intelectuality) dan kebijaksanaan (wisdom) dan berupaya menyiapkan
diri untuk memiliki kemampuan profesional sesuai dengan bidang yang
dipilihnya;
b. Kemampuan Kepemimpinan
HMI-Wati mempunyai wawasan yang luas dalam masalah
keorganisasian meliputi kemampuan menjadi pemimpin yang “Uswatun
Hasanah”. HMI-Wati memiliki kemampuan komunikasi, public speaking,
human relations termasuk etiket dan tata sopan santun dalam
pergaulan antar manusia;
c. Kemampuan Manajerial
HMI-Wati memiliki wawasan yang luas dalam masalah manajemen,
khususnya manajemen organisasi, meliputi tata adminisrasi, tata
keuangan dan lain- lain, sesuai dengan dasar POAC.
d. Kemandirian
HMI-Wati memiliki kemampuan intelektual, emosional, spiritual serta
ketahanan mental dalam menjawab persoalan keorganisasian dan
masyarakat. (berkaitan dengan kemandirian pribadi dan ekonomi).
2. Perkaderan Kohati
Perkaderan Kohati merupakan sekumpulan aktivitas pembinaan yang
terintegrasi dalam upaya mencapai tujuan HMI umumnya dan tujuan Kohati
khususnya. HMI-Wati harus mengikuti seluruh rangkaian perkaderan, yaitu LK
I, LK II, dan LK III serta dan LKK dan Training Informal dan serta training Non
Formal Lainnya, baik yang bersifat formal, informal maupun training lainnya di
HMI dan Kohati.
a. Training Formal HMI
236
1) LK I
2) LK II
3) LK III
b. Training Informal HMI
1) Follow Up
2) Up Grading
3) Training lainnya di HMI
4) Senior Course (SC)
5) Latihan Khusus Kohati (LKK)
6) Training Of Trainer (TOT)
7) Training For Trainer (TFT)
8) dan lain-lain
c. Training Formal Kohati
1) Latihan Khusus Kohati (LKK)
2) Training Informal Kohati
3) Follow Up
4) Up Grading
5) Training lainnya di Kohati:
a) Latihan Pranikah
b) Latihan Kewirausahaan
c) Latihan Public Speaking
d) Latihan Kader Sensitif Gender
e) Latihan Kesehatan Reproduksi
f) Latihan Advokasi
g) dan lain-lain
237
D. SKEMA POLA DASAR PEMBINAAN KOHATI
1. Kaderisasi individu dilakukan melalui penugasan-penugasan untuk
menjalankan roda organisasi Kohati, baik internal maupun eksternal
a. Internal: melakukan peningkatan kualitas dan peranan HMI-Wati.
b. Eksternal: berpartisipasi diberbagai aktivitas eksternal dengan membawa
misi HMI.
2. Kaderisasi kelompok dilakukan melalui forum perkaderan formal dan non-
formal Kohati, yaitu:
a. Forum Perkaderan Formal
Latihan Khusus Kohati (LKK)
Nama Pelaksana Peserta Intensitas
238
grading. Tujuan LKK adalah: terbinanya kader HMI-Wati yang menjunjung
tinggi nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan sebagai akselerasi
mencapai tujuan HMI dan mengaplikasikannya dalam ranah domestik dan
publik.
Adapun petunjuk teknis dan kurikulum LKK dijabarkan lebih rinci pada
lampiran-lampiran.
239
Training Kohati Kader HMI dan / Sesuai
Gender Korkom, Umum Kebutuhan
Cabang
Training Kohati Kader HMI dan / Sesuai
kesehatan Korkom, Umum Kebutuhan
reproduks Cabang
i
Training Kohati Kader HMI dan / Sesuai
advokasi Cabang, Umum Kebutuhan
Badko, PB
HMI
Training Kohati, Kader HMI dan / Sesuai
lainnya Cabang Umum Kebutuhan
d. Forum Kajian
Forum kajian sebagai salah satu cara pembinaan kader yang dilakukan
secara berkelompok. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan asupan
nutrisi berupa wacana dan pemahaman tentang ke-Islaman,
keIndonesiaan, ke-Intelektualan, keperempuanan, gender, ke-Islaman dan
keorganisasian serta hal-hal yang bersifat menjadi kebutuhan kader HMI-
240
Wati secara khusus dan kader HMI secara umum. Materi yang
disampaikan dalam forum kajian ini bertujuan untuk meningkatkan hard
skill dan soft skill kader HMI.
e. Kohati Bermitra dengan Organisasi Mahasiswa, dan
Organisasi Keperempuanan dan Stakeholder.
Bermitra dengan organisasi mahasiswa dan organisasi
keperempuanan mutlak dilakukan dalam mengembangkan organisasi
dalam hal ranah eksternal. Karena dengan berjejaring, Kohati bisa
menjadi alat pencapai tujuan HMI dalam menyikapi persoalan
keperempuanan dan anak. Dewasa ini jaringan dan komunikasi dengan
mitra organisasi eksternal sangat berguna terutama dalam persoalan
teknis berkaitan dengan dukungan massa ketika mengadakan aksi
solidaritas dan mengadakan berbagai pelatihan.
E. Pelaksanaan
1. Manajemen Latihan
Perkaderan kelompok dilaksanakan dengan fungsi manajemen yang rapi,
POACE (Planning, Organizing, Actuating, Controlling, Evaluating).
2. Organisasi Latihan
Ada dua komponen organisasi latihan yaitu:
a) Organizing Committee (OC)
1) OC adalah unsur organisasi yang berfungsi sebagai pelaksana
operasional latihan meliputi administrasi, keuangan dan teknis
lapangan;
2) OC dibentuk oleh Pengurus Kohati.
b) Steering Committee (SC)
1) SC sebagai unsur organisasi latihan berfungsi sebagai pengarah;
2) SC bertugas merencanakan dan mempersiapkan substansi latihan
meliputi kurikulum, penceramah/narasumber, dll serta mengawasi
dan mengarahkan jalannya pelatihan;
3) SC ditunjuk dan ditetapkan oleh Pengurus Kohati.
c) Master of Training (MOT)
241
d) Tim Instruktur
Tugas tim instruktur ini disesuaikan dengan Pedoman Pengelolaan
Latihan yang ada di HMI.
F. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan selama latihan agar antar sesama peserta, peserta
dengan instruktur dan seluruh berlangsung proses:
1. Ta’aruf (saling mengenal)
Berkenalan dan memperkenalkan diri sedalam-dalamnya mengenai latar
belakang pendidikan, keluarga, sosial budaya dan lingkungan serta adat-istiadat
masing-masing. Sehingga dengan demikian diharapkan tumbuh rasa kasih
sayang dengan memiliki rasa ukhuwah antara sesama berdasarkan ke cintaan
kepada Allah SWT.
2. Tafahum (saling bersepaham)
Memahami kelebihan dan kelemahan masing-masing dengan berusaha
memulai dari diri sendiri untuk bersikap introspektif akan kekurangan,
kesalahan atau kekhilafan masing-masing di samping upaya menumbuhkan
suasana saling mengingatkan.
3. Ta’awun (saling menolong)
Sikap saling menolong dalam hal kebaikan dan kebenaran.
4. Takaful (saling berkesinambungan)
Terjalin berkesinambungan antara rasa dan rasio/intuisi serta kesamaan ide
pemikiran kedalam hubungan yang dialogis dan harmonis di samping
terciptanya suasana yang kondusif antara peserta dengan instruktur.
G. Sistem Evaluasi
Evaluasi dimaksudkan untuk melihat indikator keberhasilan pelatihan, yaitu
melihat apakah sumber daya organisasi telah dijalankan secara efektif dan
efisien dalam mencapai tujuan pelatihan. Dengan demikian melalui evaluasi
dapat dipastikan, apakah kegiatan pelatihan berjalan sebagaimana yang telah
direncanakan.
242
Evaluasi latihan dilakukan melalui tiga tahapan, antara satu dan yang lain
saling berkaitan. Tahapan awal evaluasi dilakukan terhadap input latihan dengan
maksud untuk mengetahui sejauh mana pemahaman awal dan kesiapan peserta
untuk mengikuti pelatihan (screening dan pre-test). Tahapan kedua,
pelaksanaan evaluasi dilaksanakan pada saat training berlangsung dan pada
tahap ketiga evaluasi melalui Post Test.
H. Penutup
Kaderisasi Kohati merupakan bagian kaderisasi HMI, yang berarti setiap
HMI-Wati harus mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan
Kohati. Hal tersebut mengacu kepada misi utama Kohati untuk meningkatkan
kualitas HMI-Wati, oleh karena itu tujuan pelatihan-pelatihan dalam Kohati
adalah untuk memperkaya kemampuan soft skills HMI- Wati.
Peningkatan soft skills HMI-Wati bertujuan untuk menjadikan kader HMI-
Wati sebagai sosok anak muda yang siap menghadapi masa depan dengan
seluruh multiperan yang harus dihadapinya secara simultan, sosok yang “fulltime
professional”, sekaligus “fulltime leader”, “fulltime director”, “fulltime secretary”,
“fulltime wife”, “fulltime mother” dan lain-lain.
243
Platform Gerakan Kohati
A. Pendahuluan
Berbicara tentang platform gerakan Kohati adalah rencana kerja, pernyataan
sekelompok orang tentang prinsip atau kebijakan dasar atau tempat dimana sistem
operasi kerja berbicara tentang landasan umum gerak eksternal Kohati. Di samping
platform gerakan juga berbicara tentang suatu paradigma, yaitu mengarahkan
sudut pandang masyarakat akademis.
Kohati sebagai bagian integral dari HMI yang mempunyai peran strategis untuk
merespon problem (mahasiswi pada khususnya dan perempuan pada umumnya),
salah satunya adalah problem sosial bernama ketidakadilan yang banyak menimpa
kaum perempuan karena ketimpangan pola relasi antar individu di masyarakat.
Dengan demikian persoalan keperempuanan yang merupakan masalah sosial, harus
mendapatkan perhatian serius dari HMI untuk merealisasikan cita-citanya yaitu
“Mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT”.
244
dalam kemandirian intelektual serta ketegasan dalam bersikap dengan landasan
berpijak yang jelas. Beberapa pemaparan di bawah ini merupakan sistematisasi
yang dibuat untuk memainkan peran strategisnya pada pergerakan Kohati.
B. Pengertian
Gerakan Kohati adalah tindakan kolektif secara sadar dan terorganisir sebagai
akselerasi pencapaian tujuan HMI dengan meningkatkan kapasitas, kualitas dan
peranan HMI-Wati.
C. Tujuan
Tujuan gerakan Kohati adalah Terbinanya muslimah berkualitas insan cita agar
dapat memberikan kemaslahatan kepada umat dan bangsa.
D. Target
Mencetak kader Responsif dan partisipatif serta proaktif dalam merespon
permasalahan mahasiswi, HMI-Wati pada khususnya dan Perempuan pada
umumnya menuju terciptanya masyarakat adil makmur.Adapun sasaran dan target
adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswi
2. Kader HMI-Wati dan HMI-Wan.
3. Civitas Akademika
4. Cendikiawan Muslim
5. Masyarakat umum
6. Penentu Kebijakan baik legislatif, eksekutif maupun yudikatif.
7. Stake holder lainnya
245
1. Ke-Islaman.
2. Ke-Intelektualan
3. Ke-perempuanan
4. Ke-Indonesiaan
1. Ke-Islaman
a. Mengkaji ayat-ayat Al-Qur‟an dan hadits yang membahas tentang
perempuan, terutama melakukan kajian secara mendalam terhadap hadist
– hadist misoginis.
b. Menyikapi adanya pemahaman (isu keperempuanan dalam perspektif
Islam) keperempuanan yang mengatasnamakan Islam yang keluar dari
jalur hukum Islam untuk mengantisipasi pemahaman-pemahaman yang
merusak aqidah umat Islam.
c. Kajian mendalam tentang fiqihunnissa melalui forum kajian yang dilakukan
secara rutin.
2. Ke-Intelektualan
a. Kohati melakukan kegiatan akademis yang sesuai dengan Tri Darma
Perguruan Tinggi.
b. HMI-Wati berfikir kritis, bersikap dan bertindak analitis, sistematis, kreatif,
inovatif dan bertanggungjawab.
3. Ke-Perempuanan
a. Menanggapi problem keperempuanan secara cerdas berdasarkan
perspektif Islam (Socio Cultural);
b. Meningkatkan life skill, leadership spirit, bargaining position HMI-Wati dan
perempuan secara umum;
c. Membentuk karakter HMI-Wati yang Tangguh sesuai dengan kaidah
Islam;
d. Kohati memberikan Pengajaran ke HMI-Wati agar bisa menjadi Pemimpin
dan menguasai jiwa Kepemimipinan;
e. Kohati mengadakan Pendidikan dan Latihan berpolitik untuk HMI-Wati.
246
4. Ke-Indonesiaan
Gerakan Kohati harus sesuai dengan nilai-nilai Nasionalisme.
247
LANDASAN GERAKAN KOHATI
A. LANDASAN FILOSOFIS
B. LANDASAN TEOLOGIS
248
Q.S. Al-Mukminun:12-14;
Artinya:
“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari
tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kukuh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu
yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging,
dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang
itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk
yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik.”
Q.S. Al-Hajj: 5
249
Artinya:
“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur),
Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari
segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna,
agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang
Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami
keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu
sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan
dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun,
supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah
diketahuinya. dan kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami
turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan
berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.”
2. Kedudukan Manusia
a. Penerima perjanjian primordial.
Laki-laki dan perempuan sama-sama mengemban amanah menerima
perjanjian primordial dengan Allah.
Artinya:
250
agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani
Adam) adalah orang- orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)".
Q.S. Adz-Dzariyat: 56
Artinya:
“Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah Ku.”
QS. Al Baqarah : 30
Artinya:
251
Dalam Surat Al-An‟am 165 dijelaskan bahwa kata khalifah tidak menunjuk
kepada jenis kelamin atau etnis tertentu. Laki-laki dan perempuan mempunyai
fungsi yang sama untuk mempertanggung jawabkan ke khalifahannya di muka
bumi, sebagaimana halnya mereka sama-sama harus bertanggung jawab
sebagai hamba Tuhan.
Artinya:
“dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia
meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa
derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.
Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
c. Manusia diciptakan dari substansi yang sama untuk berkembang biak dan
saling tolong- menolong serta menjaga hubungan silaturrahmi.
252
Q.S. Al-An-Nisa:1
Artinya:
Q.S. Al-Hujarat: 13
Artinya:
253
Q.S. Al-Nisa: 124
Artinya:
Q.S. An-Nahl: 97
Artinya:
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik [839] dan Sesungguhnya akan
Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah merekakerjakan.[839] Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-
laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa
amal saleh harus disertai iman.”
254
Q.S. Al-Ahzab: 35
Artinya:
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan
perempuan yang mukmin[1218], laki-laki dan perempuan yang tetap
dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan
perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki
dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang
berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya,
laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah
telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala
yangbesar.[1218] Yang dimaksud dengan Muslim di sini ialah orang-
orang yang mengikuti perintah dan larangan pada lahirnya, sedang
yang dimaksud dengan orang-orang mukmin di sini ialah orang yang
membenarkan apa yang harus dibenarkan dengan hatinya.”
Q.S. AL-Ahzab 36 :
Artinya:
255
“dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi
perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan
suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang
urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka
sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata.
Q.S At-Taubah: 71
Artinya:
Q.S At-Taubah: 72
256
Artinya:
r
- Rum: 21
Artinya:
257
Q.S. Al-An‟am: 151
Artinya:
Artinya:
Q.S. Al-Isra: 31
258
Artinya:
Q.S. Al-Mu‟minun: 1- 6
Artinya:
“Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang yang
khusyu' dalam shalatnya, dan orang yang menjauhkan diri dari
(perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna, dan orang yang
menunaikan zakat dan orang yang memelihara kemaluannya Kecuali
terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki; maka
sesungguhnya mereka tidak terceIa.”
25
9
Artinya:
Q.S. Al-Naml: 23
Artinya:
Q.S. Al-Naml: 32
Artinya:
260
Q.S. Al-Naml: 33
A
r
t
i
nya:
C. LANDASAN HISTORIS
Spirit gerakan perempuan pernah muncul pada konteks historis kehadiran
Islam. Praktik- praktik penguburan bayi perempuan pada masa Arab Jahiliyyah,
keberadaan harem-harem milik para penguasa yang mengeksploitasi seksualitas
budak-budak perempuan, minimnya pengetahuan perempuan terhadap berbagai
masalah sosial budaya sehari-hari maupun pemahaman keagamaan merupakan
realitas ketimpangan keadilan yang dihapuskan oleh Islam melalui misi kerasulan
Muhammad SAW. Perintah untuk memberikan hak hidup, jaminan sosial, ekonomi
dan keamanan bagi perempuan, perintah untuk belajar bagi laki- laki dan
perempuan muslim sebagai realisasi hak mendapatkan pendidikan yang layak, serta
perintah iqra‟ yang berarti membaca. Sejarah masa lalu yang dapat dijadikan
pelajaran hidup merupakan upaya-upaya nyata Islam untuk menghapuskan
ketidakadilan pada masa itu.
Perjuangan perempuan hari ini memiliki cerita yang panjang. Semua itu tidak
bisa dipisahkan dengan sejarah masa lalu, yakni sejarah Islam masa Rasulullah,
bahwa pada masa itu umat muslim telah memiliki tokoh-tokoh perempuan penting
dan luar biasa yang tidak bisa dilupakan dalam sejarah gerakan perempuan Islam.
Mereka adalah sosok perempuan dan ibu yang sangat berkontribusi besar dalam
perjuangan Rasulullah. Konteks Ummahat Al Mukminin (ibu seluruh umat)
merupakan ciri teladan perempuan masa lalu, mereka adalah Siti Khadijah r.a., Siti
261
Aisyah r.a., Fatimah Azzahra putri Rasulullah dan yang lainnya dengan Sifat shiddiq
(Jujur), thahiroh (Suci), amanah (dapat dipercaya), taat beragama, dermawan,
cerdas dan penyayang. Sifat rela berkorban, keinginan ingin berbagi dengan
sesama merupakan ciri Ummahat Al Mukminin.
262
SEJARAH KOHATI
Sejarah merupakan suatu hal yang sangat penting, tidak terkecuali didalam
pengembangan organisasi atau lembaga. Dalam melanjutkan tujuan suatu organisasi
sudah pasti kita juga harus mengetahui sejarah organisasi. Bagaimana mungkin kita
akan melanjutkan sesuatu yang kita tidak tahu, bagaimana mungkin kita bisa
memperjuangkan sesuatu yang kita tidak ketahui. Melanjutkan suatu tujuan
organisasi merupakan salah satu perjuangan. Untuk berjuang sudah pasti kita harus
memahami sesuatu yang kita perjuangkan agar bisa menyiapkan apa yang
diperlukan dalam perjuangan tersebut.
Kongres ke VII Himpunan mahasiswa Islam pada tahun 1963 di Jakarta dalam
struktur kepengurusan PB HMI ada enam orang HMI-Wati yaitu Eka Masni
Djama‟an, Lily Muslichah, Zulaecha Yasin, Aniswati Rochlan, Siti Delfiana, dan
Rasmidar Aminy. Eka Masni Djama‟an merupakan ketua departemen keputrian PB
263
HMI. Saat menjadi ketua departemen keputrian Eka Masni menggelar Training
keputrian nasional di kaliurang. Kemudian Eka Masni Djamaan tidak bisa aktif lagi di
PB HMI dan berhalangan tetap. Pada saat Mukernas Himpunan Mahasiswa Islam
tanggal 3 januari 1966 di Jakarta ketua departemen keputrian digantikan oleh
Aniswati Rochlan sampai kongres ke VIII Solo.
Kohati baru disahkan secara nasional dan resmi ketika kongres di solo pada
penetapan putusan yang ke empat pada tanggal 17 September 1966. Dengan
menyetujui mukaddimah pedoman dasar Kohati “Wanita adalah tiang negara. Jika
baik wanitanya maka baiklah Negara, jika tidak baik wanitanya maka tidak baiklah
Negara” dan Tujuan Kohati dalam pedoman dasar Kohati “meningkatkan kualitas
dan peranan HMI-Wati dalam perjuangan untuk mencapai tujuan HMI pada
umumnya dan kewanitaan khususnya”.
264
1. Kohati sebagai wadah HMI-Wati dalam melaksanakan ketentuan dan program
organisasi dengan status sebagai lembaga semi otonom dalam organisasi
Himpunan Mahasiswa Islam sekaligus Kohati juga berstatus Ex-Officio di
Struktural Himpunan Mahasiswa Islam.
2. Pedoman dasar dan pedoman rumah tangga Kohati.
3. Program kerja Kohati.
4. Rekomendasi Kohati.
5. Memilih dan menetapkan Aniswati Rochlan sebagai ketua umum Kohati PB
HMI didampingi mide formature Yulia Muliati dan Ida Ismail untuk menyusun
kepengurusan Kohati PB HMI Periode 1966-1968.
Lalu kelima putusan tersebut diatas diampaikan langsung dan di bacakan oleh
Andi Datja Patopoi pada sidang Kongres ke VIII di Solo kemudian megesahkan
keseluruhan keputusan sidang komisi keputrian. Sejak saat itu Kohati resmi secara
organisatoris menjadi lembaga semi otonom dalam semua jajaran Himpunan
Mahasiswa Islam dan pendiri Kohati adalah mereka peserta Sidang Komisi keputrian
pada Kongres ke VIII Himpunan Mahasiswa Islam di Solo. Dalam sidang komisi
keputrian belum ada menetapkan tentang atribut Kohati. Terkait dengan logo dan
lain nya dibahas kemudian saat Pleno Kohati PB HMI lalu disahkan kemudian saat
kongres ke IX dan Munas ke-I Kohati di Malang.
Diawal pendirian Kohati, tujuan Kohati yang tercantum didalam pedoman dasar
Kohati adalah meningkatkan kualitas dan peranan HMI-Wati dalam perjuangan
untuk mencapai tujuan HMI pada umumnya dan kewanitaan khususnya. Pada suatu
pertemuan para peserta sidang pleno keputrian di Yayasan Permata Sari bersama
beberapa orang fungsionaris Kohati PB HMI 2018-2020, Etty Syuhada pernah
menjelaskan alasan dari kalimat tujuan Kohati yang dicantumkan dalam pedoman
dasar Kohati pada awal dibentuknya Kohati adalah yang pertama, anggota Kohati
adalah mahasiswi. Kohati harus meningkatkan kualitas nya terlebih dahulu, baik
kualitas ke Islaman, Ke Intelektualan dan Keperempuanan sampai mampu dan layak
dalam menjalankan perannya. Namun kemudian setelah melewati beberapa
generasi tujuan Kohati didalam pedoman dasar Kohati mengalami perubahan
redaksi yakni terbinanya muslimah berkualitas insan cita. Di dalam tujuannya Kohati
tetap mengedepankan kualitas untuk menjalankan perannya.
265
D. LANDASAN KONSTITUSIONAL
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Himpunan Mahasiswa Islam
(Pasal 4, 15 AD dan Pasal 45, 46, 47, ART HMI)
2. Pedoman Dasar Kohati
E. LANDASAN OPERASIONAL
Ada beberapa prinsip-prinsip (kode etik) yang harus dipegang oleh HMI-Wati
Dalam menjalankan aktivitas. Berbagai prinsip atau kode etik tersebut adalah:
266
3. Ta’awun/Saling Tolong Menolong (Mutual Assistance)
Pendekatan ini dimaksudkan agar sesama anggota, antara sesama
pengurus dalam keseharian aktivitas organisasi maupun antara sesama peserta
dengan pemandu latihan (Master of Training) maupun para pendidik
(instruktur) ketika pelatihan dilangsungkan, dapat terjalin sikap saling tolong-
menolong dalam kebaikan dan kebenaran.
267
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Banyak orang beranggapan bahwa administrasi itu sama dengan juru ketik, tata
usaha atau pekerjaan yang bersangkutan dengan tulis menulis. Padahal aministrasi
itu cakupannya sangat luas. Ilmu administrasi lahir karena ada suatu tuntutan
bagaimana dapat memahami tentang upaya manusia lahir karena ada suatu
tuntutan bagaimana dapat memahami tentang upaya manusia di dalam mencapai
tujuannya. Sesuai dengan karakteristik umum manusia bahwa manusia mempunyai
kecendrungan untuk berkumpul. Artinya, manusia dalam mencapai setiap tujuannya
memerlukan kerja sama dengan orang lain. Dalam mencapai tujuannya yang besar
maka kerja sama itu perlu dilakukan secara teratur hingga terarah pada sasaran.
Administrasi adalah upaya mencapai tujuan secara efektif dan efisien dengan
memanfaatkan orang-orang dalam suatu pola kerjasama. Efektif dalam arti hasil
yang dicapai upaya itu sama dengan tujuan yang ditetapkan. Sedangkan efisien
berhubungan dengan penggunaan sumber dana, daya waktu.
Secara umum kata administrasi berasala dari bahasa latin yaitu ad – ministrasi, yang
memiliki arti suatu kata yang berarti melayani, membantu, menunjang atau
memenuhi, dengan demikian kerja sama adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan bersama-sama bantu membantu dan salang mengisih setiap kekuarangan
dari masing-masing anggota kelompok untuk mencapai suatu tujuan atau untuk
memenuhi suatu kebutuhan dengan pengertian bahwa jika tidak melalui rangkaian
kegiatan yang dilakukan bersamasamaitu, tidak akan membuahkan hasil yang
dikehendaki atau tidak akan timbul akibat yang diinginkan. sedangkan menurut
Ordway Tead dalam Waldo, (1953 : 24), mengatakan administrasi adalah meliputi
kegiatan-kegiatan individu-individu (eksekutif) dalam suatu organisasi yang bertugas
mengatur, memajukan dan menyediakan fasilitas usaha kerja sama sekelompok
individu-individu untuk merealisasikan tujuan yang ditentukan.
268
Sedemikian padatnya kegiatan keorganisasian sehingga harus dilakukan pengaturan
agar seluruh kegiatan dapat terlaksana dengan lancar dan baik. Fungsi pengaturan
acara atau kegiatan tersebut dilaksanakan oleh protokoler. Di Indonesia,
keprotokolan di atur dalam Undang-Undang Nomor. 9 Tahun 2010 tentang
Keprotokolan. Secara definisi undang- undang tersebut melaporkan kalau
keprotokolan merupakan serangkaian aktivitas yang berkaitan dengan ketentuan
dalam kegiatan kenegaraan ataupun kegiatan formal yang meliputi tata tempat, tata
upacara, serta tata penghormatan selaku wujud penghormatan kepada seorang
cocok dengan jabatan serta/ ataupun perannya dalam negeri, pemerintahan,
ataupun warga.
Namun pada suatu organisasi, agar sasaran suatu aktifitas dapat dicapai secara
optimal, diperlukan pertanggungjawaban dan pembagian tugas di dalam
penyelenggaraannya. Apabila penyelenggaraan suatu aktifitas tanpa adanya panitia
penyelenggara/project officer,maka pengelolaan penataan dan penyelenggaraannya
langsung dibawah koordinasistaf sekretariat jenderal/sekretariat. Namun
kesemuannya itu masih lagi dibutuhkan pelengkap penyelenggara seperti pengantar
acara (announcer), penerima tamu, pengatur kelengkapan, konsumsi, kesenian dan
segala hal yang berhubungan dengan kelancaran.
TUJUAN :
Diakhir sesi, Peserta memiliki kemampuan dalam …
269
Awali sesi dengan ucapan salam, ucapan, “apa kabar?” atau ungkapan
lain yang tujuannya untuk menyapa peserta. Sesi dapat dilanjutkan
dengan permainan/game (ice breaking atau energizer) untuk
menyiapkan diri peserta mengikuti sesi berikutnya.
Berikan ulasan secara singkat sesi yang terdahulu (review).
Jelaskan singkat tentang tujuan dan materi pokok dari sesi ini.
Sampaikan bahwa sesi ini membahas tentang Administrasi dan
Keprotokoleran. Metode yang akan dipergunakan yakni Curah Pendapat,
270
tersebut, mengapa?
3. Kaitkan dengan realitas dalam praktek penyelenggaraan pada
organisasi yang pernah kita saksikan selama ini?
Berikan penjelasan mengenai Kesekretariatan HMI dan KOHATI,
Pengarsipan, Keanggotaan KOHATI, Inventaris KOHATI, serta contoh
Surat Dokumentasi & ketatausahaan KOHATI berdasarkan Pedoman
Kesekretariatan HMI.
Berikan Simulasi mengenai Administrasi dan Kesekretariatan di HMI
yang benar.
271
LEMBARAN BACAAN
ADMINISTRASI DAN KEPROTOKOLERAN
A. Pengertian, Peran Dan Fungsi Administrasi Dalam Organisasi
Administrasi telah ada sejak zaman dahulu kala, yaitu sejak adanya dua orang
manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang mereka sepakati.
Sejak adanya peradaban manusia (nabi-nabi dan nenek moyang kita), sudah
berkumpul, bekerja bersama-sama mempertahankan eksistensi hidupnya.
Dengan adanya kerjasama yang dilakukan pada saat itu, maka sejak itu
sudah ada manusia yang menjalankan administrasi. Administrasi sebagai ilmu
pengetahuan (science), baru berkembang sejak akhir abad yang lalu (abad
XIX), tetapi administrasi sebagai suatu seni (art) atau administrasi dalam
praktek, timbul bersamaan dengan timbulnya peradaban manusia.
Dalam pengertian luas, administrasi diartikan sebagai aktivitas kerja sama oleh
sekelompok orang yang didasarkan pada pembagian kerja, sesuai yang telah
ditentukan dalam struktur, dilakukan untuk mencapai tujuan bersama secara
efektif dan efisien. Efektif dalam arti hasil yang dicapai upaya itu sama dengan
tujuan yang ditetapkan. Sedangkan efisien berhubungan dengan penggunaan
sumber dana, daya waktu.
272
menunjang atau memenuhi, dengan demikian kerja sama adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan bersama-sama bantu membantu dan saling mengisi
setiap kekuarangan dari masing-masing anggota kelompok untuk mencapai
suatu tujuan atau untuk memenuhi suatu kebutuhan dengan pengertian
bahwa jika tidak melalui rangkaian kegiatan yang dilakukan bersamasamaitu,
tidak akan membuahkan hasil yang dikehendaki atau tidak akan timbul akibat
yang diinginkan.
Kata administrasi menurut kata asalnya (etimologis) berasal dari bahasa latin,
ad + ministrate. Ad berarti intensif, sedangkan ministrate berarti melayani,
membantu, memenuhi. Jadi, tugas utama seorang administrator adalah
memberikan pelayanan prima dalam arti sebenarnya, maupun dalam arti
singkatannya (Usman, 2011).
Antara individu yang satu dengan yang lainnya harus saling bekerjasama
dengan baik. Ketika ada kerjasama antar manusia maka disitulah timbul
adanya administrasi. Hal ini sesuai dengan pendapat yang di kemukakan oleh
Herbert, yang di kutip oleh Siagian, Filsafat Administrasi (2014:13)
yang menyatakan bahwa :
“Apabila ada dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk
menggulingkan sebuah batu yang tidak dapat digulingkan hanya oleh seorang
diantara mereka, pada saat itu administrasi telah ada”.
Gie yang dikutip oleh Syafiie dalam bukunya yang berjudul Sistem
Administrasi Negara (2013:5) mengemukakan bahwa:
“Administrasi adalah rangkaian kegiatan terhadap pekerjaan yang di
lakukan sekelompok orang di dalam kerjasama mencapai tujuan tertentu.”
Menurut Tead yang dikutip oleh Handayaningrat dalam bukunya yang
berjudul Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen (2014:6)
mengemukakan bahwa:
“Administrasi sebagai proses dan badan yang bertanggung jawab terhadap
penentuan tujuan, dimana organisasi dan managemen di gariskan dan
sebagai penentuan pengarahan.”
273
Mengutip dari buku Administrasi Perkantoran untuk Manajer & Staf
(2009) karya Hendi Haryadi, administrasi merupakan kegiatan penyusunan dan
pencatatan data serta informasi secara sistematis, untuk menyediakan
keterangan dan memudahkannya untuk mendapat informasi itu kembali.
Administrasi membantu dalam hal perencanaan serta pengembangan kegiatan,
demi tercapainya tujuan bersama. Dari dua definisi diatas dapat disimpulkan
bahwa Administrasi adalah ilmu atau seni yang mempelajari kerjasama
sekelompok orang dalam suatu organisisi untuk mencapau tujuan bersama.
Dari konsep dan teori teori tersebut diatas maka disimpulkan bahwa
administrasi merupakan alat untuk mencapai tujuan dengan rasionalitas yang
dilakukan oleh individu-individu yang bersepakat untuk bekrja sama dalam
mencapai tujuan, dengan berlandaskan ats tiga faktor administasi yaitu
sekelompok orang, kerja sama dan tujuan.
a. Sekelompok orang.
Sekelompok orang yang dimaksudkan dalam pengertian ini berbeda
secara hirarki dengan manusia yang sedang berkelompok, sekelompok
manusia dapat terdiri dari paling sedikit dua orang dan paling banyak tidak
terbatas, dimana mereka dalam kelompok tersebut mempunyai
keterikatan, baik yang dilandasi oleh ketentuan formal maupun sekedar
kesepakatan untuk mempunyai keterikatan dalam hubungan kerja sama
untuk mencapai tujuan.
b. Kerja Sama.
Kerja sama dalam pengertian ini adalah usaha dua orang manusia atau
lebih yang berdasarkan kepentingan atau kemauan bersama iningi
mencapai sesuatu atau untuk memperoleh sesuatu ataupun menciptakan
sesuatu.
c. Tujuan Tertentu.
Sebagai salah satu faktor administrasi adalah suatu tujuan yang akan
dicapai berdasarkan adanya suatu kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat
berupa kebutuhan matriil, finasial ataupun bercorak Yokharia, yang
diupayakan dengan kegiatankegiatan nyata agar dapat terpenuhinya
kebutuhan dimaksusd.
Dari pengertian administrasi tersebut diatas, ada lima unsur deministrasi yaitu
:
a. Kegiatan penataan organisasi (organizing) yang merupakan rangkaian
kegiatan yang meliputi :
1) Penyusunan bentuk dan pola usaha kerja sama
2) Menggolong-golongkan kegiatan yang harus dijalankan oleh satuan-
satuan kerja tertentu
3) Menentukan tugas orang-orang yang tergabung dalam usaha kerja
sama itu
274
4) Menentukan batas-batas wewenang dan tanggung jawab masing-
masing pelaksana
5) Menetukan hubungan kerja diatara mereka
275
Fungsi lain dari administrasi ini adalah reporting dimana kegiatan yang
dilakukan adalah melaporkan perkembangan dan hasil kegiatan melalui
keterangan-keterangan, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Dengan
adanya fungsi ini, pihak yang menerima laporan kegiatan bisa mengetahui
dan mendaptkan gambaran informasi atas pelaksanaan tugas yang sudah
dikerjakan.
4. Budgeting
Fungsi terakhir ini sebenarnya bisa masuk dalam ramah administrasi
namun dalam bidang keuangan. Dimana jika dilihat berdasarkan fungsi
administrasi keuangan ini adalah untuk mengelola atau mengatur segala
perencanaan tentang anggaran atau keuangan yang digunakan. Pada
dasarnya, pengetian administrasi keuangan ini hamper sama dengan
administrasi perkantoran, namun lebih spesifik dalam fungsi mengatur
keuangan.
276
diselesaikan yaitu managerial revolution yang akan menimbulkan suatu kelas
terpenting dalam suatu masyarakat, yaitu the managerial class.
277
surat, penerimaan, pengolahan, pendistribusian dan penyimpanan.
2. Menyelenggarakan tata hubungan baik secara intern maupun ekstern
(Humas)
3. Menyelenggarakan kegiatan rapat.
4. Menyelenggarakan pengaturan penerimaan tamu atau kunjungan.
5. Menyelenggarakann tugas bantuan lainnya yang bersifat menunang
pelaksaaan tugas pokok dan mnyediakan fasilitas, terutama untuk
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas pokok organisai.
Peran dan tanggung jawab sekretaris yang bertindak sebagai pusat informasi,
sekretaris mampu menjalan:
1. Peran Strategis
Peranyang diharapkan dapat memberikan pengaruh positif pada status
dan performa organisasi melalui kelancaran arus informasi baik kedalam
maupun keluar
2. Peran Teknis
Peran yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja pimpinan. Aktivitas
sekretaris yang menyalurkan informasi kepada pimpinan secara jelas dan
akurat akan sangat membantu dan memfasilitasi pimpinan dalam
menjalankan fungsinya dengan baik. Semakin berat beban kerja pimpinan,
tugas sekretaris akan semakin intensif.
3. Peran pendukung
Peran yang diharapkan dapat memberikan pengaruh positif kepada
anggota organisasi lainnya, yang dapat dicapai dengan pendistribusian
informasi.
278
Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang
diselenggarakan oleh sekretaris organisasi adalah penunjang terhadap
kegiatan pokok agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.
The Liang Gie dalam bukunya Administrasi Perkantoran
Modern menyebutkan, yang dimaksud dengan aktivitas kesekretariatan terdiri
dari menghimpun, mencatat, mengolah, menggandakan, mengirim, dan
menyimpan keterangan-keterangan, surat, atau dokumen yang diperlukan
dalam suatu organisasi.
Kesekretariatan Kantor Kohati:
Fasilitas kantor
Dekorasi ruangan
Pemugaran kantor Kohati
279
C. Ketatausahaan dan Format Menyurat HMI dan KOHATI
Administrasi kesekeretariatan HMI mencakup:
1. Keorganisasian kesekretariatan HMI
2. Administrasi surat menyurat (ketatausahaan) HMI
3. Tata kearsipan
4. Inventaris dan dokumentasi organisasi
5. Perpustakaan organisasi
6. Keprotokoleran
280
PETUNJUK TEKNIS
ADMINISTRASI PENYURATAN HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Landasan Konstitusi.
1. Pasal 1, 2, 4, 13 dan 19 AD HMI.
2. Pasal 7, 20, 22, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 53, 55, 57 ART HMI.
Tujuan.
1. Sebagai pedoman tambahan dari pedoman administrasi dan
kesekratariatan dalam hal penyuratan Himpunan Mahasiswa Islam untuk
semua struktur kepemimpinan dn badan.
2. Sebagai pengaplikasian terhadap segala kepurtusan organisasi Pengurus
Besar Himpunan Mahasiswa Islam.
3. Untuk mneyelaraskan bentuk penyuratan Himpunan Mahasiswa Islam
diseluruh tingkatan.
BAB I
NAMA, FUNGSI, DAN SIFAT
Pasal 1
Petunjuk Teknis Administrasi Penyuratan Himpunan Mahasiswa Islam, atau
selanjutnya disebut Juknis Administrasi Penyuratan adalah petunjuk teknis
yang merupakan panduan/pedoman dalam hal penyuratan berdasarkan
pertimbangan konstitusional.
Pasal 2
Juknis Administrasi Penyuratan ini sebagai pedoman bagi Himpunan
Mahasiswa Islam di semua tingatan untuk menjalankan roda organisasi, baik
secarainternal maupun secara eksternal dan mempunyai kekuatan
konstitusional.
BAB II
KOP SURAT
Pasal 3
Bentuk legal dan keabsahan tulisan pada kop surat HMI adalah menggunakan
font Bookman Old Style dengan model central text (tulisan dimulai dari
tengah pada Microsoft Word 2010.
(1) Untuk kop surat yang dikeluarkan oleh PB HMI memuat logo HMI di
sebelah kiri atas, tulisan pengurus besar di atas pada baris pertama,
281
tulisan himpunan mahasiswa islam pada baris kedua, tulisan pb hmi pada
baris ketiga, tulisan pengurus besar himpunan mahasiswa islam dalam
bahasa inggris pada baris keempat, tulisan yang memuat alamat dan kode
pos sekretariat pada baris kelima, tulisan yang memuat alamat website
pada baris keenam, menggunakan garis hitam tebal dibawahnya, dan
kaligrafi bacaan basmallah dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Logo HMI diletakkan di sebelah kiri atas dengan posisi ujung bawah
logo tepat pada jarak 2 cm dari margin sebelah kiri.
b) Tulisan pengurus besar menggunakan huruf kapital secara keseluruhan
dan cetak tebal, berwarna hitam, ukuran font 18, menggunakan spasi
horizontal expanded berukuran 8pt, dan spasi vertikal berukuran 1,0.
c) Tulisan himpunan Mahasiswa islam menggunakan huruf kapital secara
keseluruhan dan cetak tebal, berwarna hijau, ukuran font 18,
menggunakan spasi horizontal expanded berukuran 2pt, dan spasi
vertikal berukuran 1,0.
d) Tulisan pb hmi diletakkan dalam tanda kurung menggunakan huruf
kapital secara keseluruhan dan cetak tebal, berwarna hijau, ukuran
font 18, tanpa ada pengaturan spasi horizontal , dan spasi vertikal
berukuran 1,0.
e) Tulisan pengurus besar himpunan mahasiswa islam dalam bahasa
inggris adalah central executive of islamic association of university
student menggunakan huruf kapital secara keseluruhan, cetak miring
dan tebal, diletakkan dalam tanda kurung, berwarna hitam, ukuran
font 12, tanpa ada pengaturan spasi horizontal, dan spasi vertikal
berukuran 1,0.
f) Tulisan yang memuat alamat dan kode pos sekretariat pada baris
kelima adalah jl. sultan agung no. 25a, guntur, jakarta selatan 12980
menggunakan huruf kapital hanya pada awalan kata dan keterangan
nomor, tanpa cetak miring dan tebal, berwarna hitam, ukuran font 11,
tanpa ada pengaturan spasi horizontal, dan spasi vertikal berukuran
1,0.
g) Tulisan yang memuat alamat website pada baris keenam adalah
website : www.pbhmi.or.id menggunakan huruf kapital hanya pada
awalan kata website, tanpa cetak miring atau tebal, berwarna hitam,
ukuran font 11, tanpa ada pengaturan spasi horizontal, dan spasi
vertikal berukuran 1,0.
h) Dibawah alamat website, diletakkan garis hitam lurus berjarak vertikal
disamakan dengan jarak alamat sekretariat dan alamat website ditarik
dari sisi kiri berjarak 2 cm dari margin sebelah kiri sampai dengan 1,7
cm dari margin sisi kanan dengan tebal berukuran 5pt dan dengan
model thick thin. Cara pengoperasian pada microsoft word 2010:
insert, klik menu shape, pilih simbol satu garis, tarik garis sehingga
lurus, klik menu shape outline pada menu format, berikan warna
hitam, klik menu arrows, klik more arrows, atur ketebalan dengan cara
klik pada menu width, dan atur model thick thin dengan cara klik pada
menu compound type.
i) Dibawah garis hitam, wajib diletakkan kaligrafi bacaan basmallah
berwarna hitam dan jelas dengan bentuk kaligrafi yang berbentuk
282
horizontal dan tidak melingkar.
(2) Untuk kop surat yang dikeluarkan oleh pengurus cabang memuat logo
HMI di sebelah kiri atas, tulisan himpunan mahasiswa islam pada baris
pertama, tulisan hmi pada baris kedua, tulisan cabang yang bersangkutan
pada baris ketiga, tulisan yang memuat alamat dan kode pos sekretariat
pada baris keempat, menggunakan garis hitam tebal dibawahnya, dan
kaligrafi bacaan basmallah dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Logo HMI diletakkan di sebelah kiri atas dengan posisi ujung bawah
logo tepat pada jarak 2 cm dari margin sebelah kiri.
b) Tulisan himpunan wahasiswa islam menggunakan huruf kapital secara
keseluruhan dan cetak tebal, berwarna hijau, ukuran font 18,
menggunakan spasi horizontal expanded berukuran 2pt, dan spasi
vertikal berukuran 1,0.
c) Tulisan hmi diletakkan dalam tanda kurung menggunakan huruf kapital
secara keseluruhan dan cetak tebal, berwarna hijau, ukuran font 18,
menggunakan spasi horizontal expanded berukuran 2pt, dan spasi
vertikal berukuran 1,0.
d) Tulisan cabang yang bersangkutan menggunakan huruf kapital secara
keseluruhan dan cetak tebal, berwarna hitam, ukuran font 18, tanpa
ada pengaturan spasi horizontal, dan spasi vertikal berukuran 1,0.
e) Tulisan yang memuat alamat dan kode pos sekretariat disesuaikan
dengan alamat sekretariat cabang, menggunakan huruf kapital hanya
pada awalan kata dan keterangan nomor, tanpa cetak miring dan
tebal, berwarna hitam, ukuran font 11, tanpa ada pengaturan spasi
horizontal, dan spasi vertikal berukuran 1,0.
f) Jika dibutuhkan, dapat ditambahkan tulisan yang memuat alamat
website pada baris keenam, tanpa cetak miring atau tebal, berwarna
hitam, ukuran font 11, tanpa ada pengaturan spasi horizontal, dan
spasi vertikal berukuran 1,0.
g) Dibawah alamat website, diletakkan garis hitam lurus berjarak vertikal
disamakan dengan jarak alamat sekretariat dan alamat website ditarik
dari sisi kiri berjarak 2 cm dari margin sebelah kiri sampai dengan 1,7
cm dari margin sisi kanan dengan tebal berukuran 5pt dan dengan
model thick thin. Cara pengoperasian pada microsoft word 2010:
insert, klik menu shape, pilih simbol satu garis, tarik garis sehingga
lurus, klik menu shape outline pada menu format, berikan warna hitam,
klik menu arrows, klik more arrows, atur ketebalan dengan cara klik
pada menu width, dan atur model thick thin dengan cara klik pada
menu compound type.
h) Dibawah garis hitam, wajib diletakkan kaligrafi bacaan basmallah
berwarna hitam dan jelas dengan bentuk kaligrafi yang berbentuk
horizontal dan tidak melingkar.
i) Untuk kop surat yang diterbitkan oleh pengurus cabang tidak
diperkenankan menggunakan bahasa inggris atau bahasa asing lainnya
selain dari yang sudah ditentukan dalam juknis administrasi
penyuratan.
283
(3) Untuk kop surat yang dikeluarkan oleh pengurus komisariat memuat logo
HMI di sebelah kiri atas, tulisan himpunan mahasiswa islam pada baris
pertama, tulisan hmi pada baris kedua, tulisan komisariat yang
bersangkutan pada baris ketiga, tulisan yang memuat nama cabang yang
menaunginya pada baris keempat, tulisan yang memuat alamat dan kode
pos sekretariat pada baris kelima, menggunakan garis hitam tebal
dibawahnya, dan kaligrafi bacaan basmallah dengan ketentuan sebagai
berikut :
a) Logo HMI diletakkan di sebelah kiri atas dengan posisi ujung bawah
logo tepat pada jarak 2 cm dari margin sebelah kiri.
b) Tulisan himpunan wahasiswa islam menggunakan huruf kapital secara
keseluruhan dan cetak tebal, berwarna hijau, ukuran font 18,
menggunakan spasi horizontal expanded berukuran 2pt, dan spasi
vertikal berukuran 1,0.
c) Tulisan hmi diletakkan dalam tanda kurung menggunakan huruf kapital
secara keseluruhan dan cetak tebal, berwarna hijau, ukuran font 18,
menggunakan spasi horizontal expanded berukuran 2pt, dan spasi
vertikal berukuran 1,0.
d) Tulisan komisariat yang bersangkutan menggunakan huruf kapital
secara keseluruhan dan cetak tebal, berwarna hitam, ukuran font 18,
tanpa ada pengaturan spasi horizontal, dan spasi vertikal berukuran
1,0.
e) Tulisan cabang yang bersangkutan menggunakan huruf kapital secara
keseluruhan dan cetak tebal, berwarna hitam, ukuran font 12, tanpa
ada pengaturan spasi horizontal, dan spasi vertikal berukuran 1,0.
f) Tulisan yang memuat alamat dan kode pos sekretariat pada baris
kelima disesuaikan dengan alamat sekretariat komisariat,
menggunakan huruf kapital hanya pada awalan kata dan keterangan
nomor, tanpa cetak miring atau tebal, berwarna hitam, ukuran font 11,
tanpa ada pengaturan spasi horizontal, dan spasi vertikal berukuran
1,0.
g) Jika dibutuhkan, dapat ditambahkan tulisan yang memuat alamat
website pada baris keenam, tanpa cetak miring atau tebal, berwarna
hitam, ukuran font 11, tanpa ada pengaturan spasi horizontal, dan
spasi vertikal berukuran 1,0.
h) Dibawah alamat website, diletakkan garis hitam lurus berjarak vertikal
disamakan dengan jarak alamat sekretariat dan alamat website ditarik
dari sisi kiri berjarak 2 cm dari margin sebelah kiri sampai dengan 1,7
cm dari margin sisi kanan dengan tebal berukuran 5pt dan dengan
model thick thin. Cara pengoperasian pada microsoft word 2010:
insert, klik menu shape, pilih simbol satu garis, tarik garis sehingga
lurus, klik menu shape outline pada menu format, berikan warna
hitam, klik menu arrows, klik more arrows, atur ketebalan dengan cara
klik pada menu width, dan atur model thick thin dengan cara klik pada
menu compound type.
i) Dibawah garis hitam, wajib diletakkan kaligrafi bacaan basmallah
284
berwarna hitam dan jelas dengan bentuk kaligrafi yang berbentuk
horizontal dan tidak melingkar.
j) Untuk kop surat yang diterbitkan oleh pengurus komisariat tidak
diperkenankan menggunakan bahasa inggris atau bahasa asing lainnya
selain dari yang sudah ditentukan dalam juknis administrasi
penyuratan.
(4) Untuk kop surat yang dikeluarkan oleh pengurus badan koordinasi
memuat logo HMI di sebelah kiri atas, tulisan badan koordinasi di atas
pada baris pertama, tulisan himpunan mahasiswa islam pada baris kedua,
tulisan yang memuat nama wilayah koordinasi pada baris ketiga, tulisan
yang memuat alamat dan kode pos sekretariat pada baris keempat,
menggunakan garis hitam tebal dibawahnya, dan kaligrafi bacaan
basmallah dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Logo HMI diletakkan di sebelah kiri atas dengan posisi ujung bawah
logo tepat pada jarak 2 cm dari margin sebelah kiri.
b) Tulisan badan koordninasi menggunakan huruf kapital secara
keseluruhan dan cetak tebal, berwarna hitam, ukuran font 18, tanpa
ada pengaturan spasi horizontal, dan spasi vertikal berukuran 1,0.
c) Tulisan himpunan wahasiswa islam menggunakan huruf kapital secara
keseluruhan dan cetak tebal, berwarna hijau, ukuran font 18,
menggunakan spasi horizontal expanded berukuran 2pt, dan spasi
vertikal berukuran 1,0.
d) Tulisan yang memuat nama wilayah koordinasi menggunakan huruf
kapital secara keseluruhan dan cetak tebal, berwarna hitam, ukuran
font 18, tanpa ada pengaturan spasi horizontal, dan spasi vertikal
berukuran 1,0.
e) Tulisan yang memuat alamat dan kode pos sekretariat disesuaikan
dengan alamat sekretariat badan koordinasi, menggunakan huruf
kapital hanya pada awalan kata dan keterangan nomor, tanpa cetak
miring atau tebal, berwarna hitam, ukuran font 11, tanpa ada
pengaturan spasi horizontal, dan spasi vertikal berukuran 1,0.
f) Jika dibutuhkan, dapat ditambahkan tulisan yang memuat alamat
website pada baris keenam, tanpa cetak miring atau tebal, berwarna
hitam, ukuran font 11, tanpa ada pengaturan spasi horizontal, dan
spasi vertikal berukuran 1,0.
g) Dibawah alamat website, diletakkan garis hitam lurus berjarak vertikal
disamakan dengan jarak alamat sekretariat dan alamat website ditarik
dari sisi kiri berjarak 2 cm dari margin sebelah kiri sampai dengan 1,7
cm dari margin sisi kanan dengan tebal berukuran 5pt dan dengan
model thick thin. Cara pengoperasian pada microsoft word 2010:
insert, klik menu shape, pilih simbol satu garis, tarik garis sehingga
lurus, klik menu shape outline pada menu format, berikan warna
hitam, klik menu arrows, klik more arrows, atur ketebalan dengan cara
klik pada menu width, dan atur model thick thin dengan cara klik pada
menu compound type
h) Dibawah garis hitam, wajib diletakkan kaligrafi bacaan basmallah
285
berwarna hitam dan jelas dengan bentuk kaligrafi yang berbentuk
horizontal dan tidak melingkar.
(5) Untuk kop surat yang dikeluarkan oleh pengurus koordinator komisariat
memuat logo HMI di sebelah kiri atas, tulisan koordinator komisariat pada
baris pertama, tulisan himpunan mahasiswa islam pada baris kedua,
tulisan yang memuat nama perguruan tinggi pada baris ketiga, tulisan
yang memuat nama cabang yang menaunginya pada baris keempat,
tulisan yang memuat alamat dan kode pos sekretariat pada baris kelima,
menggunakan garis hitam tebal dibawahnya, dan kaligrafi bacaan
basmallah dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Logo HMI diletakkan di sebelah kiri atas dengan posisi ujung bawah
logo tepat pada jarak 2 cm dari margin sebelah kiri.
b) Tulisan koordinator komisariat menggunakan huruf kapital secara
keseluruhan dan cetak tebal, berwarna hitam, ukuran font 12, tanpa
ada pengaturan spasi horizontal, dan spasi vertikal berukuran 1,0.
c) Tulisan himpunan wahasiswa islam menggunakan huruf kapital secara
keseluruhan dan cetak tebal, berwarna hijau, ukuran font 18,
menggunakan spasi horizontal expanded berukuran 2pt, dan spasi
vertikal berukuran 1,0.
d) Tulisan yang memuat nama perguruan tinggi menggunakan huruf
kapital secara keseluruhan dan cetak tebal, berwarna hitam, ukuran
font 18, tanpa ada pengaturan spasi horizontal, dan spasi vertikal
berukuran 1,0.
e) Tulisan cabang yang bersangkutan menggunakan huruf kapital secara
keseluruhan dan cetak tebal, berwarna hitam, ukuran font 12, tanpa
ada pengaturan spasi horizontal, dan spasi vertikal berukuran 1,0.
f) Tulisan yang memuat alamat dan kode pos sekretariat disesuaikan
dengan alamat sekretariat koordinator komisariat, menggunakan huruf
kapital hanya pada awalan kata dan keterangan nomor, tanpa cetak
miring atau tebal, berwarna hitam, ukuran font 11, tanpa ada
pengaturan spasi horizontal, dan spasi vertikal berukuran 1,0.
g) Jika dibutuhkan, dapat ditambahkan tulisan yang memuat alamat
website pada baris keenam, tanpa cetak miring atau tebal, berwarna
hitam, ukuran font 11, tanpa ada pengaturan spasi horizontal, dan
spasi vertikal berukuran 1,0.
h) Dibawah alamat website, diletakkan garis hitam lurus berjarak vertikal
disamakan dengan jarak alamat sekretariat dan alamat website ditarik
dari sisi kiri berjarak 2 cm dari margin sebelah kiri sampai dengan 1,7
cm dari margin sisi kanan dengan tebal berukuran 5pt dan dengan
model thick thin. Cara pengoperasian pada microsoft word 2010:
insert, klik menu shape, pilih simbol satu garis, tarik garis sehingga
lurus, klik menu shape outline pada menu format, berikan warna
hitam, klik menu arrows, klik more arrows, atur ketebalan dengan cara
klik pada menu width, dan atur model thick thin dengan cara klik pada
menu compound type.
i) Dibawah garis hitam, wajib diletakkan kaligrafi bacaan basmallah
286
berwarna hitam dan jelas dengan bentuk kaligrafi yang berbentuk
horizontal dan tidak melingkar.
(6) Untuk kop surat yang dikeluarkan oleh badan khusus menggunakan kop
surat HMI sesuai pada tingkatannya masing-masing dan tidak
menambahkan logo atau tulisan apapun selain dari yang sudah ditetapkan
pada pasal 3 ayat (1) sampai dengan ayat (5).
(7) Untuk kepanitiaan menggunakan kop surat HMI sesuai pada tingkatannya
masing-masing dan tidak menambahkan logo atau tulisan apapun selain
dari yang sudah ditetapkan pada pasal 3 ayat (1) sampai dengan ayat (5).
Pasal 4
Berkas hasil-hasil RAK, Musyawarah Komisariat, Konferensi
Cabang/Musyawarah Cabang, Musyawarah Daerah, Musyawarah Nasional
Bakornas LPP. BPL, dan Balitbang, serta semua Musyawarah Kohati
dibawah PB HMI tidak menggunakan kop surat.
Pasal 5
Yang menggunakan kop surat hanyalah surat pengantar demisioner, surat
permohonan penerbitan SK, dan surat permohonan untuk dilantik.
Pasal 6
Berkas hasil-hasil pleno Komisariat, Korkom, Cabang, Badko, PB HMI,
serta badan khusus di semua tingkatan menggunakan kop surat sesuai
tingkatannya masing-masing.
BAB III
SURAT PEMBERITAHUAN, SURAT INSTRUKSI, DAN SURAT
TEGURAN
Pasal 7
Jenis-jenis surat yang diatur dalam juknis administrasi penyuratan terdiri
dari :
(1) Surat Pemberitahuan.
(2) Surat Instruksi.
(3) Surat Teguran.
Pasal 8
Surat Pemberitahuan adalah surat yang dikeluarkan oleh PB HMI untuk
memberikan informasi kepada instansi dibawah PB HMI dan/atau badan-
badan khusus di tingkatan PB HMI.
(1) Surat Pemberitahuan dapat dikeluarkan oleh pengurus cabang untuk
memberikan informasi kepada pengurus komisariat di bawah
naungannya dan/atau badan khusus di tingkatannya.
(2) Surat Pemberitahuan dapat dikeluarkan oleh badan koordinasi untuk
memberikan informasi sebagai tindak lanjut dari aturan organisasi atau
287
keputusan PB HMI kepada pengurus cabang di wilayah koordinasinya
dan/atau badan khusus di tingkatannya.
(3) Surat Pemberitahuan dapat dikeluarkan oleh koordinator komisariat
untuk memberikan informasi sebagai tindak lanjut dari aturan
organisasi atau keputusan pengurus cabang kepada pengurus
komisariat di wilayah koordinasinya dan/atau badan khusus di
tingkatannya.
(4) Surat pemberitahuan diberikan penomoran (Nomor)/A/SEK/(Angka
latin Bulan Hijriah)/(Tahun Hijriah tanpa pembubuhan huruf H) dan
ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal/Sekretaris
Umum.
(5) Dalam hal Ketua Umum berhalangan, tanda tangan dapat digantikan
oleh Ketua Bidang yang bersangkutan atas persetujuan ketua umum.
(6) Dalam hal Sekretaris Jenderal/Sekretaris Umum berhalangan, tanda
tangan dapat digantikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal/Wakil
Sekretaris Umum Bidang yang bersangkutan atas persetujuan
Sekretaris jendral/sekretaris umum.
(7) Ketua Bidang dan Wakil Sekretaris Jenderal/Wakil Sekretaris Umum
tidak diperkenankan memberikan tandatangan secara bersamaan.
Pasal 9
Surat Instruksi adalah surat yang dikeluarkan oleh PB HMI untuk
memberikan perintah sebagai struktur kepemimpinan tertinggi kepada
instansi dibawah PB HMI dan/atau badan-badan khusus di tingkatan PB
HMI.
1) Surat instruksi yang dikeluarkan oleh PB HMI ditindak lanjuti oleh
instansi dibawah PB HMI dengan menerbitkan surat pemberitahuan.
2) Surat instruksi dapat dikeluarkan oleh pengurus cabang sebagai tindak
lanjut dari penertiban mengenai aturan organisasi.
3) Badan Koordinasi, Koordinator Komisariat, dan Badan Khusus tidak
diperkenankan mengeluarkan surat instruksi.
4) Surat instruksi diberikan penomoran (Nomor)/A/SEK/(Angka latin Bulan
Hijriah)/(Tahun Hijriah tanpa pembubuhan huruf H) dan
ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal/Sekretaris
Umum.
5) Dalam hal Ketua Umum berhalangan, tanda tangan dapat digantikan
oleh Ketua Bidang yang bersangkutan atas persetujuan ketua umum
6) Dalam hal Sekretaris Jenderal/Sekretaris Umum berhalangan, tanda
tangan dapat digantikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal/Wakil
Sekretaris Umum yang bersangkutan atas persetujuan Sekretaris
jendral/sekretaris umum.
Pasal 10
Surat Teguran adalah surat yang dikeluarkan oleh PB HMI atau Cabang
dalam rangka penertiban aparatur sebagai bentuk awal dalam pemberian
sanksi organisasi kepada anggota biasa dan/atau angggota muda baik
288
mengenai jabatan PB HMI atau Cabang yang melekat pada dirinya
maupun mengenai status keanggotaan.
Pasal 11
Tata cara mengeluarkan surat teguran adalah berdasarkan hasil
keputusan rapat presidium dan rapat harian PB HMI atau Cabang yang
direkomendasikan oleh Bidang Pembinaan Aparatur Organisasi PB HMI
atau Cabang.
(1) Surat Teguran dapat dikeluarkan oleh pengurus cabang dalam rangka
penertiban aparatur sebagai bentuk awal dalam pemberian sanksi
organisasi kepada anggota biasa dan/atau angggota muda baik
mengenai jabatan Pengurus Cabang, atau Pengurus Korkom, atau
Pengurus Komisariat yang melekat pada dirinya maupun mengenai
status keanggotaan.
(2) Tata cara mengeluarkan surat teguran adalah berdasarkan hasil
keputusan rapat presidium dan rapat harian Pengurus Cabang yang
direkomendasikan oleh Ketua Bidang Pembinaan Aparatur Organisasi
dalam kepengurusan cabang.
(3) Surat Teguran diberikan penomoran (Nomor)/A/SEK/(Angka latin Bulan
Hijriah)/(Tahun Hijriah tanpa pembubuhan huruf H) dan
ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal/Sekretaris
Umum.
(4) Dalam hal Ketua Umum berhalangan, tanda tangan dapat digantikan
oleh Ketua Bidang yang bersangkutan.
(5) Dalam hal Sekretaris Jenderal/Sekretaris Umum berhalangan, tanda
tangan dapat digantikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal/Wakil
Sekretaris Umum Bidang yang bersangkutan atas persetujuan
(6) Ketua Bidang dan Wakil Sekretaris Jenderal/Wakil Sekretaris Umum
tidak diperkenankan memberikan tandatangan secara bersamaan.
BAB IV
PENUTUP
Pasal 12
289
290
D. Administrasi Pengarsipan
Sirkulasi surat (surat keluar masuk):
One Gate Administration Operator (person), Email & Phone
Surat Keluar
Surat Masuk
291
Inventaris Organisasi Dan Dokumentasi Organsasi:
• Daftar inventaris permanen;
• Daftar inventaris tidak permanen.
Administrasi Perpustakaan:
• Keislaman, keagamaan, Idiologi
• Keorganisasian, ke-HMI-an, Pendidikan dan kemahasiswaan
• Kemasyarakatan, kenegaraan, politik, ekonomi dan sebagainya
• Keperempuanan dan Kekohatian
B. Keprotokoleran
Berdasarakn UU No. 9 tahun 2010 tentang Keprotokolan, pengertian
keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam
acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi Tata Tempat. Tata Upacara,
dan Tata Penghormatan sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang sesuai
dengan pejabat dan/atau kedudukannya dalam negara. Pemerintah, atau
masyarakat.
Perlu diperhatikan:
1) Ruang harus sesuai dengan kebutuhan (jumlah kursi dan meja)
2) Papan nama petunjuk yang diperlukan
3) Tata suara yang memadai, disesuaikan dengan tata ruang dan tempat
4) Tata lampu yang mencukupi kebutuhan
5) Jumlah kursi, meja dan perlengkapan sound system dan konsumsi
6) Perangkat lunak, yaitu personil pelaksana lapangan, seperti pembawa
acara, penerima tamu, konsumsi, keamanan dan sebagainya.
7) Pembawa acara adalah kemudi dari seluruh pelaksanaan kegiatan, maka
MC harus trampil dengan cepat tanggap membaca situasi.
a) Kriteria Pembawa Acara (Mater of Ceremony/MC):
(1) Sikap yang tegas dan berdisiplin tinggi
(2) Memiliki volume dan power suara yang konstan dan mantap
292
(3) Kemampuan menguasai bahasa secara baik, bahasa indonesia
maupun bahasa asing
(4) Kepekaan terhadap situasi, yaitu mampu menguasai keadaan dan
mampu mengambil keputusan
(5) Tidak mudah tersinggung
b) Dapat menempatkan diri cukup sopan dan simpatik
c) Mengetahui tempat posisi berdiri yang tepat (menguasai arena
kegiatan)
d) Pandai mengatur volume suara
e) Tidak dibenarkan mengulas (memberikan komentar) pidato seseorang
f) Mampu menguasai massa
2. Tata Upacara
Tata upacara adalah tata urutan kegiatan, yaitu bagaimana suatu acara harus
disusun sesuai dengan jenis kegiatannya. Untuk keperluan itu harus
diperhatikan:
1) Jenis kegiatan;
2) Bahasa pengantar yang digunakan;
3) Materi kegiatan
293
a. Orang yang dianggap paling utama atau tertinggi mempunyai
urutan paling depan atau mendahului
b. Jika orang-orang dalam posisi duduk atau berdiri berjajar, yang
paling penting adalah mereka yang berdiri di sebelah kanan.
2) Aturan Umum Tata Tempat
a. Jika duduknya menghadap meja, yang dianggap sebagai tempat
pertama adalah yang menghadap pintu keluar sedangkan untuk
yang duduk di dekat pintu dianggap sebagai tempat paling terakhir.
b. Dalam pengaturan tempat suatu jajaran (dari sisi ke sisi), yakni jika
orang-orang tersebut berjajar pada garis yang sama maka tempat
sebelah kanan di luar atau tempat yang paling tengah adalah yang
utama.
3) Aturan Tempat Duduk
Urutan tempat duduk diatur sebagai berikut:
a. Yang didahulukan adalah tempat duduk pejabat tertinggi
b. Berikutnya diatur secara berurutan berdasarkan letak tempat
sebelah yang utama, sebelah kanan merupakan urutan nomor tiga,
sebelah kiri urutan nomor tiga.
4) Aturan Urutan Memasuki Kendaraan
Undangan resmi atau kenegaraan diperlukan perhatian dan
penanganan khusus bahkan perencanaan yang sangat matang. Tipe
kenderaan juga bahkan mempengaruhi pengaturan tersebut. Untuk
pengemudi pun ia juga harus mengenal pengetahuan protokoler yang
juga akan mempengaruhi penampilannya.
294
g. Jika penumpang mobil tiga orang dan duduk di belakang, maka
orang yang paling terhormat duduk disebelah kanan, orang ke dua
duduk paling kiri dan orang ketiga duduk di bagian tengah.
h. Jika mobil memungkinkan untuk ditumpangi oleh lebih dari 5 atau 6
orang, karena ada tambahan bak di tengah, maka bak yang paling
tengah diduduki oleh orang yang paling rendah kedudukannya,
yang lebih tinggi menduduki di sebelah kanan kirinya.
4. Tata Busana
Tata busana berarti pakaian yang harus dikenakan pada suatu aktivitas
protokoler, baik oleh para pejabat undangan ataupun pelaksana kegiatan,
ditentukan dan dicantumkan pada surat undangan yang dikirimkan baik
formal maupun informal. Jenis tata busana:
a. Pakaian Sipil Lengkap (PSL)
b. Pakaian Sipil Harian (PSH)
c. Pakaian Oinas Lapangan (PDL)
d. Pakaian Dinas Harian (PDH)
e. Pakaian Dinas Upacara I, II, II, (PDU) untuk kalangan militer.
f. Pakaian Resmi Jabatan (untuk pejabat tertentu)
g. Pakaian Nasional atau pakaian resmi organisasi
h. Toga (Untuk Perguruan Tinggi/lnstitut)
5. Tata Warkat
Tata Warkat adalah pengaturan tentang undangan yang akan dikirim.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Daftar nama tamu yang akan diundang hendaknya sudah disiapkan sesuai
dengan jenis/keperluan kegiatan.
2. Jumlah undangan harus disesuaikan dengan kapasitas tempat,
kepentingan serta tujuan kegiatan yang ingin tercapai sendiri.
3. Bentuk undangan sedapat mungkin dibakukan untuk setiap jenis kegiatan,
baik mengenai format, isi dan sebagainya.
4. Menulis nama orang yang diundang hendaknya dilakukan secara benar
dan jelas baik mengenai nama, pangkat, jabatan maupun alamatnya.
5. Dalam undangan perlu dijelaskan bahwa undangan tersebut
diperuntukkan beserta istri/suami atau tidak. Tidak dibenarkan dalam
undangan resmi disebutkan undangan berlaku untuk beberapa orang.
6. Mencantumkan kode undangan pada sampul undangan untuk
mempermudah penempatan duduk.
7. Mencantumkan ketentuan mengenai pakaian yang dikenakan.
8. Menentukan batas waktu penerimaan tamu.
9. Catatan dalam undangan agar memberitahukan kehadirannya atau ketidak
hadirannya (RSVP yang merupakan singkatan: Respondez s‟il vous plaiz)
10. Undangan dikirim dalam waktu relatif tidak terlalu lama dengan waktu
pelaksanaan kegiatan (seminggu sebelumnya hendaknya sudah terkirim).
295
Tata Cara Mengatur Kegiatan Keprotokolan
Kegiatan keprotokolan harus memiliki :
1) Tata cara; setiap kegiatan acara harus dilakukan secara tertib dan
khidmat serta setiap perbuatan dan tindakan yang hendak dilakukan harus
berdasarkan aturan dan urutan yang telah ditentukan.
2) Tata krama; yaitu etiket dalam pemberian penghormatan.
3) Aplikasi aturan-aturan; yaitu penerapan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang keprotokolan dan yang berkaitan dengan
keprotokolan. Hal ini harus berlaku selaras dengan situasi dan kondisi
pada saat kegiatan
Pembawa Acara
1. Pembawa acara merupakan bagian dari kegiatan protokol.
2. Istilah pembawa acara sering diartikan sama dengan Announcer (penyiar),
toastmaster (pembawa acara untuk pesta-pesta). Master of ceremony
(pembawa acara untuk acara yang sifatnya seremonial, misalnya :
upacara wisuda, upacara kenegaraan, dan sebagainya)
296
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PENGANTAR
Dalam lingkup kegiatan HMI dan lingkup kehidupan bermasyarakat peranan Kohati
diarahkan untuk mempersiapkan kader HMI-Wati agar mampu berperan secara
optimal, baik dalam peran sebagai putri, istri, ibu dan anggota masyarakat yang
bertanggung jawab dalam memperjuangkan nilai-nilai ke-Islaman, ke-Indonesiaan,
ke-perempuanan dan anak.
Selain hal tersebut kader HMI-Wati harus mampu melakukan kreatifitas dan inovasi
atas bidang yang digelutinya serta harus berfikir positif dengan menjunjung tinggi
etika dan integritas profesi sehingga mampuu menjawab tantangan zaman dan
mampu memberikan kontribusi terbaik pada Kohati secara kelembagaan dan
struktur social; masyarakat terutama persoalan perempuan dan anak.
TUJUAN:
297
TOTAL WAKTU:
120 menit
Papan Tulis
Kertas Karton atau kertas kayu
Proyektor
Laptop
Kertas flichart, metaplan, sticky note, spidol besar, spidol kecil
Bahan bacaan “perspektif Kohati sebagai Kontributor Pembaharuan”
PROSES PEMBELAJARAN/LANGKAH-LANGKAH
298
sekiranya bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat
terutama perempuan dan anak?
60:00 TAHAP MENILAI METODE: Ceramah dan
FGD
Fasilitator mempersilahkan peserta
membaca lembar bacaan selama 10
menit
Fasilitator meminta masing-masing
peserta mepresentasikan dengan
singkat dari bahan bacaan yang telah
dipahami
Bentuk kelompok menjadi 4 dengan
pembahasan (1). Membuat program
kegiatan yang dapat berkontribusi
kepada masyarakat dalam perspektif
perempuan dan anak (2). Membuat
program kegiatan yang dapat
berkontribusi kepada masyarakat
dalam perspektif ke-Islaman (3).
Membuat program kegiatan yang
dapat berkontribusi kepada
masyarakat dalam perspektif
pendidikan (4). Membuat program
kegiatan yang dapat berkontribusi
kepada masyarakat dalam perspektif
ke-Indonesiaan
Fasiliator membagikan lembar bacaan
sebagai rujukan
Peserta diminta untuk
mepresentasikan atau mempraktikan
hasil dari FGD setiap kelompok 10
menit
299
Kelompok lain menanggapi secara
ilmiah, kritis, logis dan sistematis.
Durasi 5 menit masing-masing
kelompok
Buka sesi tanya jawab terhadap
subtopic yang belum dipahami.
10:00 TAHAP MERANGKUM DAN AKSI METODE: Ceramah,
Presentasi
Bingkai kembali (reframing) pembahasan
sesi ini secara singkat tentang persepktif
Kohati sebagai Kontributor Pembaharuan.
Dan kaitkan juga pengaruhnya pada
kehidupan sehari-hari
10:00 PENUTUP METODE: Games
Berikan apresiasi pada kelompok
terbaik dalam menyusun program
kerja yang di presentasikan
Tutuplah sesi dengan ucapkan terima
kasih dan tepuk tangan bersama.
Sampaikan materi yang akan
diperoleh peserta pada sesi
berikutnya
300
Lembar Cerita
Keberadaan Kohati sebagai kelompok muda perempuan yang memiliki latar belakang
pendidikan perguruan tinggi serta memiliki organisasi yang sarat akan perkaderan,
mrupakan bagian integral dari perempuan Indonesia. Oleh karena itu Kohati memiliki
tanggung jawab yang besar bersama-sama perempuan Indonesia pada umumnya
mengembangkan diri secara optimal untuk terlibat aktif dalam kehidupan
brmasyarakat, berbangsa dan bernegara baik sebagai penikmat hasil-hasil
pembangunan maupun sebagai pelaku dalam pembangunan. Oleh karena itu Kohati
dengan segala kemampuannya berusaha secara maksimal berpartisipasi dalam
bidang-bidang pembangunan meliputi:
1. Bidang pndidikan. Pada tahun 1989 Kohati PB HMI mampu melahirkan satu
konsep pendidikan yang tepat bagi balita
2. Bidang sosial dan budaya. Kader HMI-wati mampu keluar dari jebakan
budaya patriarki ditengah-tengah masyarakat secara umum kader HMI-Wati
memberikan kesempatan yang sama bagi kader-kadernya baik yang HMI-Wati
maupun HMI-wan dalam beraktifitas membawa mission HMI. Selain hal
terssebut Kohati mampu mnampilkan sosok muslimah yang cndekia dan
professional.
3. Bidang Ekonomi. Kader HMI-wati mampu mnempati post pekerjaan yang
beraneka ragama. Hal ini secara khusus telah membawa pengaruh yang
besar bagi peningkatan taraf hidup masyarakat.
4. Bidang Politik.
301
Lembar Bacaan
Kohati adalah badan khusus didalam HMI, yang memiliki fokus pada isu dan hal-hal
yang berkaitan dengan perempuan. Kohati merupakan badan pengembangan minat
dan bakat kader HMI-Wati, secara umum Kohati merupakan Badan yang diharapkan
mampu mengakselerasikan tujun HMI. “Terbinanya Muslimah Berkualitas Insan Cita”
Q.S. Al-Naml: 23
Q.S. Al-Naml: 32
Artinya: “berkata Dia (Balqis): "Hai Para pembesar berilah aku pertimbangan
dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan
sebelum kamu berada dalam majelis(ku)"
Q.S. Al-Naml: 33
302
peperangan), dan keputusan berada ditanganmu: Maka
pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan".
Sebagai organisasi mahasiswa/i, Kohati harus memahami tugas dan fungsinya serta
memberikan kontribusi terbaiknya kepada masyarakat. Salah-satunya Kohati
bermitra dengan organisasi mahasiswa dan organisasi perempuan mutlak dilakukan
dalam mengembangkan organisasi dalam hal ranah eksternal. Karen dengan
berjejaring bisa mejadi alat mencapai tujuan HMI dalam menyikapi persoalan
keperempuanan dan anak.
Wujud nyata pola pembinaan yang dilakukan sebagaimana yang termakstub dalam
pasal 4 AD HMI beserta tafsir penjelasannya yaitu upaya meningkatkan kualitas dan
303
peran HMI-wati sebagai putri, istri, ibu dan anggota masyarakat yang profesional
adalah persiapan mencapai tujuan HMI dalam jangka panjang.
a. Kemampuan intelektual
b. Kemampuan kepemimpinan
c. Kemampuan manajerial
d. Kemandirian
Evaluasi latihan dilakukan melalui tiga tahapan, antara yang satu dan yang
lainnya saling berkaitan.
Melalui pola dan arah pembinaan, Kohati akan memiliki posisi strategis sebagai
kontributor pembaharuan untuk umat dan bagsa sebagaimana cita-cita besar HMI
dibentuk pada tanggal 5 Februari 1947 oleh kanda Lafran Pane.
304
Catatan Diskusi: Membuat Program kerja Kohati yang dapat memberikan
kontribusi kepada masayarakat dalam perspektif: perempuan dan anak,
pendidikan, ke-Islaman dan k e-Indonesiaan
305
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Kohati sebagai bagian integral dari HMI memiliki spesialisasi dalam mengawal
isu-isu tentang perempuan dan anak. Sebagaimana diawal pendirian Kohati salah-
satu tujuannya adalah dijadikan salah-satu alat gerak dalam merespon isu-isu
perempuan.
TUJUAN
Diakhir sesi, peserta memiliki kemampuan dalam…
120 menit
Papan Tulis
306
Proyektor
Laptop
Sticky Notes
Spidol Whiteboard
Perekat kertas
Kertas Plano.
Sound System
REFERENSI :
AD dan ART HMI
PDK
Engineer, Asghar. 1997. Hak-hak Perempuan dalam Islam. Yogyakarta: LSPA
dan Yayasan bandung Budaya.
Ciciek, Farha. 1999. Ikhtiar dala Mengatasi Kekerasan dalam Rumah Tangga.
Jakarta: Proyek
Kerja sama Solidaritas Perempuan dan Lembaga kajian Agama dan Gender
(LKAJ).
Umar, Nasaruddin. Argumentasi Kesetaraan Gender Perspektif Al-Qu‟an.
Tim Yayasan Jurnal Perempuan. 2001. Kekerasan Negara Terhadap Perempuan.
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan dan Deford Foundation.
Fakih, M. (2008). Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Cet. XII. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
307
Sitompul, A. (2002). Menyatu Dengan Umat Menyatu Dengan Bangsa, Pemikiran
Keislaman Keindonesiaan HmI 1947-1997. Jakarta: Logos.
Tahap Mengurai
308
mendiskusikan materi Isu-isu keperempuanan?”
25 TAHAP MENILAI Dan Merangkum METODE:
menit Brainstorming,Tanya
Jawab
A. Tahap Menilai
1. Fasilitator mengajukan pertanyaan
“Apa yang perlu kita lakukan sebagai
kohati ketika melihat/mendengar isu-
isu tersebut?”
2. Tuliskan dalam 1 kalimat di Sticky
Notes kemudian tempel di Karton
yang ditentukan. Sambil tanya-jawab
apa yang mereka tulis tersebut
(deskripsikan)
B. Tahap Merangkum
Fasilitator memberikan statement
kepada peserta sebagai penyatu
perspektif peserta mengenai sub
materi tersebut.
5 PENUTUP METODE: GCR
menit Memberikan tugas "Menganalisis isu-
isu terhangat di berita dengan unsur
5W+1H" via GCR Kemudian Salam
Penutup
309
Bahan Bacaan
REVITALISASI ANALISIS KOHATI TERHADAP ISU KEPEREMPUANAN
1. Karena semangat dan jiwa islam yang tertanam pada setiap anggota HMI-
Wati yang menempatkan wanita pada tempat wajar.
2. Karena semangat dan realisasi emansipasi wanita yang diperjuangkan oleh
RA Kartini.
3. Karena tuntutan HMI sendiri, karena secara kuantitas maupun kualitas
memungkinkan sekali mendirikan Kohati sebagai badan khusus yang bergerak
di bidang kewanitaan.
4. Kondisi intern yaitu dengan berdirinya sebagai korp di kalangan angkatan
bersenjata, memacu semangat HMI-Wati mendirikan wadah sejenis.
5. Faktor politik, agar HMI-Wati ikut bersama kelompok wanita lain bekerjasama
menumpas Gestapu/ PKI.
6. Karena berdirinya lembaga –lembaga khusus dalam HMI seperti LDMI, LKMI,
LSMI, LPMI, LAPMI, dan lain lain.
7. Dalam rangka peningkatan dan pengembangn kegiatan dan pembinaan HMI-
Wati di bidang kewanitaan dalam rangka pembentukan kader HMI-Wati
sebagai patriot komplit.
310
eksklusif. Hal ini pun diakui KOHATI sendiri. Akibatnya dibeberapa cabang terjadi
“salah tindak” dan “salah pengertian” antar HMI-Wan dan HMI-Wati yang
menimbulkan penilaian negatif terhadap Kohati, seperti anggapan bahwa HMI- Wati
mengalami eksklusifisme dan sentrifugalisme.
Akibatnya HMI mengangap KOHATI ingin melepaskan diri dari HmI, ini semua
terjadi karena kurangnya koordinasi HMI. Adalah sangat wajar apabila sebuah
komunitas yang heterogen dipertanyakan masalah keterbukaan terhadap eksponen
diluar komunitasnya. Terlebih lagi tidak semua HMI-Wati masuk dan beraktifitas
didalam wadah KOHATI. Bukan berarti berbicara KOHATI menafikan peran HMI-Wati
di luar struktur akan tetapi secara organisatoris, berbicara KOHATI adalah berbicara
kebutuhan dan kepentingan HMI-Wati. Dan peran mereka pun patut diperhitungkan
tidak dapat dipungkiri, terkadang HMI-Wati tidak mengerti lembaga KOHATI dan
sering kali mereka mengangap badan khusus ini “menganggu” aktivitas HMI-Wati.
Seyogyanya semua permasalahan organisasi ini diselesaikan dengan mekanisme
organisasi.
Pada perkembangan selanjutnya, berlandaskan ideologi pembebasan,
beberapa cabang HMI di daerah menguji cobakan bentuk bentuk baru dari wadah
KOHATI, seperti bidang keadilan gender (wilayah Jawa Tengah), lembaga
peningkatan partisipasi HmI- Wati (Karawang), bidang peningkatan gender (Ciputat
), dan wadah wadah lain. Hal hal tersebut merupakan euphoria dan pesatnya
pemikiran tentang kemandirian perempuan. HMI-Wati menempatkan dirinya untuk
mengadopsi pemikiran dari luar dengan berakar pada budaya bangsa sebagaimana
yang ditulis oleh mbak Aniswati M Kamaludin, seorang tokoh HMI-Wati:
1. KOHATI dituntut untuk tumbuh menjadi putra putri islam yang berpendidikan
tinggi
2. KOHATI dituntut untuk tumbuh menjadi istri- istri yang bijaksana, kekasih
suami yang serba bisa,
3. KOHATI dituntut untuk menjadi ibu ibu yang bisa membina anak anaknya
menjadi insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bertakwa kepada Allah
SWT.
311
4. KOHATI dituntut untuk menjadi wanita-wanita dinamis, kreatif dan sadar
bahwa ia adalah masyarakat yang mempunyai tanggung jawab terhadap
pembangunan bangsa dan negaranya.
312
tanpa henti, aktivitas KOHATI bermunculan di yayasan yang bergerak di bidang
sosial, pendidikan dan kewanitaan bahkan ada yang bergerak di bidang bisnis,
travel, jurnalistik, catering, dll.
Bahkan dunia politikpun di gandrungi oleh alumni KOHATI. Dan senior
KOHATI pun membentuk sebuah forum yang hampir sama dengan KAHMI dengan
nama Forum Alumni Kohati (FORHATI) pada tanggal 12 desember 1998 di Jakarta.
313
modern ini adalah manakala perempuan-perempuan berpaling dari anak dan
keluarganya. Ia sibuk bersama kaum laki- laki di pasar, pabrik dan tempat umum
lainnya. (Jamal, 1995)
Satu persoalan yang dianggap sebagai penghalang terwujudnya kesetaraan
gender adalah kesenjangan dalam lapangan kerja, yang tetap berada pada 31%
poin yang dirasa stagnan sejak 20 tahun lalu. The Global Gender Gap Report
2020 bahkan melaporkan bahwa dunia membutuhkan waktu 257 tahun untuk
mewujudkan kesetaraan gender dalam bidang ekonomi, namun butuh waktu yang
lebih sedikit, yaitu 100 tahun, untuk mewujudkan kesetaraan gender di dunia secara
keseluruhan. Saat ini, lebih dari setengah perempuan yang bekerja, atau 740 juta
perempuan bekerja dalam bidang ekonomi informal dan kurang mendapatkan hak-
hak dasar dan perlindungan, bahkan dibayar 16% lebih sedikit daripada pekerja
pria.
Sementara itu, perempuan yang berhasil mengenyam bangku pendidikan
masih menghadapi berbagai penghalang untuk mendapatkan kesempatan kerja
yang sama dengan laki-laki. Dengan demikian, dunia butuh adanya aksi untuk
mengubah dunia kerja agar menolong perempuan meraih kemerdekaan berekonomi.
Kemerdekaan berekonomi bagi perempuan sangat krusial untuk mewujudkan
kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan. Prioritas utama adalah
mewujudkan kesetaraan upah, mengakhiri segregasi pekerjaan, dan menghentikan
kekerasan terhadap perempuan, termasuk kekerasan seksual di tempat kerja.
314
Berikut adalah isu-isu utama/ sejumlah contoh kesenjangan gender di berbagai
sektor yang masih perlu diatasi :
315
Gerakan Kohati Dalam Menyikapi Isu
Berbicara tentang platform gerakan Kohati adalah rencana kerja, pernyataan
sekelompok orang tentang prinsip atau kebijakan dasar atau tempat dimana sistem
operasi kerja berbicara tentang landasan umum gerak eksternal Kohati. Di samping
platform gerakan juga berbicara tentang suatu paradigma, yaitu mengarahkan
sudut pandang masyarakat akademis.
Platform dianggap penting bagi suatu gerakan organisasi untuk mempengaruhi
aspek gerak maupun aspek pemikiran HMI-Wati secara berkesinambungan sejalan
dengan proses terbentuknya sejarah HMI yang tidak terpisahkan dengan visi ke-
Islaman, ke-Intelektualan dan ke-Indonesian. Mengingat di era global ini, masalah
keperempuanan menjadi isu sentral dan diskursus yang intens dibicarakan. Dengan
munculnya berbagai gerakan dari pemerhati perempuan membuktikan bahwa
kesenjangan antara laki-laki dan perempuan di bidang Ideologi, Politik, Ekonomi,
Sosial, Budaya (IDEOPOLEKSOSBUD) masih terjadi.
Kohati sebagai bagian integral dari HMI yang mempunyai peran strategis untuk
merespon problem (mahasiswi pada khususnya dan perempuan pada umumnya),
salah satunya adalah problem sosial bernama ketidakadilan yang banyak menimpa
kaum perempuan karena ketimpangan pola relasi antar individu di masyarakat.
Dengan demikian persoalan keperempuanan yang merupakan masalah sosial, harus
mendapatkan perhatian serius dari HMI untuk merealisasikan cita-citanya yaitu
“Mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT”.
Dalam upaya menjawab tantangan tersebut, Kohati membentuk dasar
kebijakan yang terformulasi secara integral dan komprehensif, sehingga gerakan
yang dilakukan dapat mengenai sasaran dengan tepat. Arahan yang jelas dalam
pergerakan Kohati adalah menanamkan ideologi gerakan perempuan (hegemoni
ideologi) sebagai salah satu cara mewujudkan masyarakat adil, demokratis, egaliter
dan beradab sebagai prototipy masyarakat madani (civil society). Konsekuensinya,
kaum perempuan dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta
keterampilan yang mendukung, artinya HMI-Wati harus memiliki keseimbangan
dalam kemandirian intelektual serta ketegasan dalam bersikap dengan landasan
berpijak yang jelas. Beberapa pemaparan di bawah ini merupakan sistematisasi
yang dibuat untuk memainkan peran strategisnya pada pergerakan Kohati.
316
Pengertian
Gerakan Kohati adalah tindakan kolektif secara sadar dan terorganisir sebagai
akselerasi pencapaian tujuan HMI dengan meningkatkan kapasitas, kualitas dan
peranan HMI-Wati.
Tujuan
Tujuan gerakan Kohati adalah Terbinanya muslimah berkualitas insan cita agar
dapat memberikan kemaslahatan kepada umat dan bangsa.
Target
317
Dengan turunan wacana dan spesifikasi gerak sebagai berikut:
5. Ke-Islaman
a. Mengkaji ayat-ayat Al-Qur‟an dan hadits yang membahas tentang
perempuan, terutama melakukan kajian secara mendalam terhadap hadist
– hadist misoginis.
b. Menyikapi adanya pemahaman (isu keperempuanan dalam perspektif
Islam) keperempuanan yang mengatasnamakan Islam yang keluar dari
jalur hukum Islam untuk mengantisipasi pemahaman-pemahaman yang
merusak aqidah umat Islam.
c. Kajian mendalam tentang fiqihunnissa melalui forum kajian yang dilakukan
secara rutin.
6. Ke-Intelektualan
a. Kohati melakukan kegiatan akademis yang sesuai dengan Tri Darma
Perguruan Tinggi.
b. HMI-Wati berfikir kritis, bersikap dan bertindak analitis, sistematis, kreatif,
inovatif dan bertanggungjawab.
7. Ke-Perempuanan
a. Menanggapi problem keperempuanan secara cerdas berdasarkan
perspektif Islam (Socio Cultural);
b. Meningkatkan life skill, leadership spirit, bargaining position HMI-Wati dan
perempuan secara umum;
c. Membentuk karakter HMI-Wati yang Tangguh sesuai dengan kaidah
Islam;
d. Kohati memberikan Pengajaran ke HMI-Wati agar bisa menjadi Pemimpin
dan menguasai jiwa Kepemimipinan;
e. Kohati mengadakan Pendidikan dan Latihan berpolitik untuk HMI-Wati.
8. Ke-Indonesiaan
Gerakan Kohati harus sesuai dengan nilai-nilai Nasionalisme.
318
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PENGANTAR
“Manusia adalah hewan yang berbicara” begitulah sepenggalan kata lain dari
manusia. Bahwa poin penting sebagai manusia adalah dapat berbicara, baik verbal
maupun non verbal. Seberapa penting komunikasi bagi manusia? Sangat penting,
karena dengan berkomunikasi manusia yang satu dapat menyampaikan maksud dan
tujuan kepada manusia lainnya.
Berkomunikasi itu ada seninya ada ilmunya sehingga siapa saja yang dapat
berkomunikasi dengan baik dan benar maka orang tersebut adalah orang yang
beruntung karena tidak semua orang memiliki keahlian dalam bidang berkomunikasi.
TUJUAN:
TOTAL WAKTU:
150 menit
319
Papan Tulis
Kertas Karton atau kertas kayu
Proyektor
Laptop
Mikrofon
Sound system
Kertas flichart, metaplan, sticky note, spidol besar, spidol kecil
Bahan bacaan “Publick Speaking, Metode Diskusi dan Diplomasi”
PROSES PEMBELAJARAN/LANGKAH-LANGKAH
320
jawabannya pada kertas flipchart atau sticky note berupa kata-
kata kuncinya saja.
Setelah itu, bagikan kepada setiap peserta lembar bacaan tentang
“publick speaking, metode diskusi dan diplomasi” Berikan
waktu maksimal 10 menit peserta untuk mencerna lembar bacaan
yang diberikan.
Memutarkan video yang relevan dengan materi
90:00 TAHAP MENILAI METODE: FGD dan
Praktik
Bentuk kelompok menjadi 3 dengan
pembahasan (1). Menyiapkan skrip
MC acara formal dan non formal dan
di praktekan (2). Menyiapkan skrip
moderator acara debat kandidat
presiden-wakil presiden dan di
praktekan (3). Mengkonsep kegiatan
keperempuanan dan anak kemudian
presentasikan seolah-olah sedang
berada dihadapan KemenPPPA (4).
Meyiapkan bahan siding pleno 1
Kohati dan buat skema persidangan
Masing-masing kelompok diberikan
waktu 30 menit menyiapkan bahan
dan 15 menit mempraktikan
Kelompok lain menanggapi secara
ilmiah, kritis, logis dan sistematis.
10:00 TAHAP MERANGKUM DAN AKSI METODE: Ceramah,
Presentasi
Bingkai kembali (reframing) pembahasan
sesi ini secara singkat
10:00 PENUTUP METODE: ceramah
321
Tutuplah sesi dengan ucapkan terima
kasih dan tepuk tangan bersama.
Sampaikan materi yang akan
diperoleh peserta pada sesi
berikutnya
322
Lembar Bacaan
1. Apa itu Publick Speaking ?
Karena public speaking tidak terlepas dari kunci dan teori-teori ilmu
komunikasi, tentunya terdapat lima unsur penting yang tidak terlepas dari
ranah ilmu komunikasi yang perlu diperhatikan. Berikut lima unsur penting
yang ada dalam komunikasi, 1) Pengirim pesan (sender); 2) Pesan
323
(message); 3) Bagaimana pesan dikirimkan (delivery channel or medium); 4)
penerima pesan (receiver); 5) Umpan balik (feedback).
Dari pengertian umum yang telah dijelaskan di atas, kunci utama yang
dibutuhkan untuk dapat lancar dalam public speaking adalah menyampaikan
gagasan ke lawan bicara. Tentunya hal tersebut sejenis dengan percakapan
yang kita dalam berinteraksi dalam keseharian. Namun secara istilah,
percakapan dan public speaking memiliki persamaan dan perbedaan di
dalamnya.
324
Secara umum, komunikasi verbal adalah komunikasi yang berbentuk lisan
ataupun tulisan, contohnya adalah penggunaan kata-kata. Sedangkan komunikasi
non-verbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata, contohnya
menggunakan bahasa tubuh seperti mimik wajah dan gerakan tangan, bahkan
intonasi suara dan kecepatan berbicara.
Komunikasi verbal dan non-verbal pada hakikatnya saling terkait dan saling
melengkapi. Dalam komunikasi langsung, kita terus-menerus mengirimkan pesan
pada lawan bicara kita. Komunikasi non-verbal sering terjadi seacara otomatis dan
tanpa kita kontrol. Contoh ketika kita marah atau senang, kita cenderung
berbicara dengan lebih keras dan cepat. Hal ini terjadi karena kita mengalami
perubahan emosi. Komunikasi nonverbal juga melengkapi komunikasi verbal kita.
Ketika kita mengatakan satu hal, jika gerak-gerik tubuh kita tidak mendukung,
orang tentu tidak akan percaya. Semisal kita berkata sudah mengerjakan PR
namun dengan nada ragu-ragu, teman kita pasti tidak akan ada yang percaya.
325
3. Konsep dan Tehnik Public Speaking
a. Konsep Publick Speaking
Setiap hari secara normal, seseorang akan mengeluarkan puluhan ribu
kata dan lebih dari 60% kata yang dikeluarkan tersebut akan mempengaruhi
kehidupannya dan orang orang disekitarnya. Semakin terampil seseorang
dalam berbicara akan semakin menunjukkan kualitas kecerdasan dan
penghargaan dari komunitasnya. Apalagi pada era kompetisi seperti
sekarang, semua profesi menuntut orang untuk dapat berbicara di depan
publik dan melakukan presentasi dengan baik. Mengapa??? Karena tulisan
saja tak cukup kuat, maka kemampuan berbicara (public speaking) menjadi
sangat penting, karena dapat menguatkan arti dari sebuah tulisan
1. Prinsip Motivasi
Audiens harus dimotivasi agar bersemangat mendengarkan.
a. Memberitahukan manfaat atau pentingnya materi yang
disampaikan
b. Menggunakan audiens (atau nama seseorang, jabatan, dan
profesi tertentu) sebagai contoh dalam ilustrasi
c. Membangkitkan rasa ingin tahu audiens
2. Prinsip Perhatian
Konon, keberhasilan pembicara sangat dipengaruhi oleh bagaimana
ia memanfaatkan tujuh detik pertama untuk menarik perhatian
audiens
a. Menyampaikan cerita menarik (terkin, lucu, aneh, atau bahkan
tragis)
b. Berbicara secara mencolok (mengucapkan dengan keras atau
sebaliknya lambat pada kata, kalimat, atau frase tertentu)
326
c. Melakukan tindakan tertentu secara tiba-tiba
d. Menyajikan materi yang sesuai kebutuhan audiens
3. Prinsip Keindraan
If I hear, I forget… If I see, I remember… If I do, then I
understand Gunakan alat bantu untuk menstimulasi penggunaan
panca indera dari audiens , seperti proyektor, gambar, video,
praktek, simulasi, dll
4. Prinsip Pengertian
Materi yang disampaikan harus mudah dimengerti oleh audiens
a. Gunakan kata, kalimat, atau frase yang mudah dipahami
b. Buatlah pembicaraan yang sistematis
c. Gunakan ilustrasi dan memoteknik, yaitu teknik membuat
singkatan
4. Retorika dan Negosiasi
Retorika adalah ilmu dan seni dalam berbicara, mengatur komposisi kata,
menyampaikan atau mengajak orang lain sehingga mudah dipahami dan
diterima pendengar serta terkesan atas apa yang diucapkannya. Retorika
dalam bahasa Inggris disebut rhetoric, dalam bahasa latin rethorika dan
dalam bahasa Yunani yakni rethor yang artinya ilmu berbicara, seni bicara
atau mahir berbicara
327
Jenis-jenis Retorika
a. Monologika
Monologika adalah ilmu tentang seni berbicara secara monolog, dimana
hanya ada seorang yang berbicara. Bentuk-bentuk yang tergolong dalam
monologika adalah pidato,kata sambutan, kuliah, ceramah, dan deklamasi.
b. Dialogika
Dialogika adalah ilmu tentang seni berbicara secara dialog, di mana dua
orang atau lebih berbicara atau mengambil bagian dalam suatu proses
pembicaraan. Bentuk dialogika yang penting adalah diskusi, Tanya jawab,
perundingan, percakapan dan debat.
328
3. Style/Elocutio (gaya/pemilihan bahasa yang indah)
Style adalah cara penggunaan bahasa dalam mengekspresikan ide.
Penggunaan style yang efektif akan membuat pesan lebih jelas,
menarik dan powerful. Sebagai persuader yang efektif, diharapkan
dapat menggunakan bahasa yang secara efektif menyuarakan
argumen. Penggunaan bahasa harus sungguh-sungguh diperhatikan
sehingga tidak menimbulkan pemahaman yang salah.
5. Pronountiatio/Delivery (penyampaian)
Delivery merupakan bagian terakhir dari retorika. Delivery melibatkan
secara vokal dan fisik dalam mempresentasikan speech kita. Delivery
sangat penting karena orang lebih memperhatikan ide yang
dipresentasikan secara menarik dan powerful. Delivery seharusnya
mempresentasikan ide sesuai bobotnya dan tidak untuk membuat ide
lemah tampil lebih kuat.
Negosiasi
329
Tujuan Negosiasi
Negosiasi dilakukan tidak hanya sebagai media saja. Banyak tujuan dari
negosiasi, tetapi ada beberapa tujuan yang paling penting dalam
bernegosiasi. Berikut ini adalah tiga tujuan negosiasi yang penting dalam
melakukan negosiasi.
Tahap-tahap Negosiasi
1. Perencanaan dan persiapan
2. Menentukan aturan
3. Penjelasan
4. Tawar menawar dan penyelesaian masalah
5. Penutupan dan implementasi
Cara presetasi yang baik dan benar perlu diketahui supaya audiens
dapat tertarik dengan informasi yang kita berikan. Poin penting dalam
menyampaikan presentasi adalah apakah materi presentasi tersebut bisa
menarik perhatian audience atau tidak.
330
2. Tingkatkan Rasa Percaya Diri
3. Tunjukkan Rasa Semangat, Gembira, dan Bahagia
4. Sering Berlatih dan Simulasi
5. Antusiasme
6. Hindari Berbicara dengan Slide
7. Kuasai Materi Presentasi
8. Sense Of Humor
9. Tidak Bertele-tele
10. Lakukan Kontak Mata
331
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Kepemimpinan Perempuan
PENGANTAR
Secara epistemologi, perempuan berasal dari kata per-empu-an
“ahli/mampu”. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa ditinjau dari bahasa
perempuan itu sebenarnya mampu melakukan sesuatu. Sesuatu ini misalkan
menjadi seorang pemimpin.
Akan tetapi dalam budaya di berbagai tempat, hubungan tertentu laki-laki
dan perempuan dikonstruksi oleh mitos. Mulai mitos tulag rusuk asal-usul kejaidan
perempuan sampai mitos-mitos di sekitar menstruasi. Konon perempuan tidak boleh
jadi pemimpin karena perempuan yang dianugerahi menstruasi sebagai kodrat
perempuan selain mitos ini ada juga faktor salah-satu hadist sohih yang katanya
“tunggulah saat kehancurannya jika dipimpin oleh perempuan”
Mitos-mitos di sekitar perempuan memang agak rumit dipecakan karena
bersinggungan dengan persoalan-persoalan agama. Jika mitos dituangkan ke dalam
bahasa agama maka pengarunya akan bertambah kuat, karena kitab suci bagi para
pemeluknya adalah bukan mitos tetapi sumber dari Tuhan Yang Maha Tahu.
TUJUAN
Diakhir sesi, peserta memiliki kemampuan dalam …
1. Menjelaskan pengertian, peran, gaya, ciri-ciri kepemimpinan Perempuan.
2. Menjelaskan tentang job description
3. Memami tentang menejemen konflik
4. Memahami menejemen waktu
5. Memahami efektifitas individu, kelompok dam organisasi.
ALOKASI WAKTU
120 menit
METODE:
Ceramah
Diskusi
Tanya jawab
332
Ice Breaking
Bahan Training :
Hand Out
Power Point
Papan tulis
Spidol
Penghapus
Seperangkat LCD
Laptop
Alat tulis
Referensi:
Alquran dan terjemahannya
HH Nawawi dan Martini, Kepemimpinan yang Efektif (Yogyakarta: UGM Press,
2000)
Mangunhardja, Kepemimpinan (Yogyakarta, Kanisius, 1976)
Soekarno Iskandar, Kepemimpinan Kajian Teoritis dan Praktis (2015)
Sukanto, Dasar- dasar Kepemimpinan Administrasi (Yogyakarta:UGM Press,
1998)
Amin Wijaya T, Manajemen Strategik, PT. Gramedia, 1996
Charles J. Keating, Kepemimpinan dalam manajemen, Rajawali Pers,
1995
Kepemimpinan Perempuan dalam Perspektif Islam; Tinjauan Berbagai
Perspektif
333
?
Fasilitator memberikan bahan cerita
Galilah pendapat setiap individu tentang apa yang
mereka baca
70:00 TAHAP MENILAI METODE: FGD,
Ceramah, Diskusi,
simulasi
Fasilitator memberikan bahan
bacaan sesuai sub topic
Fasilitator membagi kelompok
menjadi 2 kelompok. (1).
Mendiskusikan dan
mempraktikan peran, gaya dan
ciri-ciri kepemimpinan (2).
Mendiskusikan dan
mempraktekan tentang
menejemen waktu dan menejem
konflik. Masing-masing
kelompok diberi waktu 30 menit
Kelompok lain menanggapi
diberi waktu 5 menit
Buka sesi diskusi materi yang
belum dipahami. Durasi waktu
10 menit
10:00 TAHAP MERANGKUM DAN METODE:
AKSI Ceramah
Bingkai kembali (reframing)
pembahasan sesi ini secara
singkat yakni Kepemimpinan
perempuan dari berbagai
perspektif
10:00 PENUTUP METODE:
Games
Tutuplah sesi dengan
ucapkan terima kasih dan
tepuk tangan bersama.
Sampaikan materi yang akan
diperoleh peserta pada sesi
berikutnya
334
Lembar Bacaan
Kepemimpinan Perempuan
Tujuan Kepemimpinan
Nampaknya sukar dibedakan antara tujuan dan fungsi kepemimpinan, lebih-
lebih kalau dikaji secara praktis kedua-duanya mempunyai maksud yang sama dalam
menyukseskan proses kepemimpinan namun secara definitif kita dapat
menganalisanya secara berbeda. Tujuan kepemimpinan merupakan kerangka ideal /
335
filosofis yang dapat memberikan pedoman bagi setiap kegiatan pemimpin, sekaligus
menjadi patokan yang harus dicapai. Sehingga tujuan kepemimpinan agar setiap
kegiatan yang dilaksanakan dapat mencapai
Agar kelompok berjalan dengan efektif, seseorang harus melaksanakan dua fungsi
utama ; (1) fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas (“task-related”) atau
pemecahan masalah, dan (2) fungsifungsi pemeliharaan kelompok (“ group-
maintenance”) atau sosial. Fungsi pertama menyangkut pemberian saran
penyelesaian, informasi dan pendapat. Fungsi kedua mencakup segala sesuatu yang
dapat membantu kelompok berjalan lebih lancar- persetujuan dengan kelompok lain,
pnengahan perberdaan pendapat, dan sebagainya.
KHARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN
Sifat-Sifat Rasul sebagai Etos Kerja
Dalam Islam kepemimpinan adalah bagian dari kepribadian Islam, sabda
Rasulullah Saw. “ Setiap orang dari kamu adalah pemimpin dan kamu
bertanggngjawab terhadap kepemimpinan itu” (Shahih Bukhari & Muslim) Setiap
manusia pasti memerankan suatu kepemimpinan. Hadis Rasulullah mengatakan, “
Setiap anda adalah pengasuh dan bertanggungjawab terhadap rakyatnya. Pemimpin
adalah pengasuh dan bertanggungjawab terhadap rakyat. Laki-laki adalah pengasuh
dikeluarganya dan bertanggungjawab terhadap asuhannya. Wanita adalah pengasuh
di rumah suaminya dan bertanggungjawab pada asuhannya, pembantu adalah
pengasuh harta majikannya dan bertanggungjawab pada asuhannya”. (H.R. Imam
Bukhari & Muslim).
336
dan itu akan menjadi penyesalan nanti pada hari kiamat. Alangkahnya
bahagianya orang yang terus menyusui (melaksanakan tugasnya) dan
alangkah buruknya orang yang menyapinya (melalaikan tugasnya) “ (H.R
Bukhari & Nasai)
♦ Jangan menolak bila diberi amanah / kepercayaan Dari Abu Dzar katanya
“Aku masuk menemui Nabi bersama-sama dengan dua orang anak, pamanku,
satu diantaranya” Wahai Abu Dzar Sesungguhnya kammu lemah dan tugas itu
amanah dan (dapat mengakibatkan) kehinaan dan penyesalan pada hari
kiamat. Kecuali bagi orang yang mengambil dengan benar dan melaksanakan
amanah yang diberikan kepada” (H.R. Muslim).
337
Sifat “mutu” yang harus dimiliki pemimpin
Akhlak yang baik
Memiliki daya imajinasi
Berfikir menurut fungsinya
Mampu bersikap adil kepada semua
Memiliki banyak minat
Bersikap sebagai pendidik
Memiliki emosional yang matang
Bersikap sebagai perencana
Mampu menghormati diri dan orang lain
Teku, tegas, mampu mengorganisir dengan rapi
Bersemangat, energik, bersifat sebagai pelatih
Ekspresif (berbicara dan menulis)
Logis, berpikir selalu tajam dan selalu siap
Bertanggungjawab, kreatif dan pekerja keras
Setia kepada semua kepentingan
Tipe-tipe Kepemimpinan
Dilihat bagaimana pemimpin itu menggunakan kekuasaannya, ditentukan tiga buah
tipe dasar, yakni :
1) Tipe Otoriter (autocratic)
Pemimpin yang bertipe demikian dipandang sebagai orang yang memberikan
perintah dan mengharapkan pelaksanaannya secara dogmatis dan selalu positif.
Dengan segala kemampuannya, ia berusaha menakut-nakuti bawahannya dengan
jalan memberikan hukuman tertentu bagi yang berbuat negatif, dan hadiah untuk
seorang bawahan yang bekerja dengan baik (correct).
338
Bagaimana dengan Kepemimpinan Perempuan?
Persamaan Perempuan dan laki-laki sama, dalam artian sama-sama dibebani
dengan hukum syariat walaupun terdapat perbedaan dalam berbagai hukum yang
bersifat detail, lalu mereka sama-sama dalam hal mendapatkan pahala dan siksaan
dari allah yang bersifat dunia maupun ukhrawi secara keseluruhan (QS. At-Taubah
[09]:71). Selain itu perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama dalam hal
mendapatkan haknya dan mendengar keputusan hakim, pemilikan harta serta
penggunaanya. Dan persamaan terakhirnya yaitu sama-sama memiliki hak untuk
memilih calon pasangan hidup sesuai dengan pilihannya, tidak boleh memaksakan
pernikahan jika tidak ada ketertarikan.
Dari beberapa persamaan Adapun perbedaannya yaitu Aqiqah antara anak
laki-laki dan perempuan yaitu 2:1, sholat Jenazah untuk mayit laki-laki imam berdiri
setentang dengat kepala mayat, untuk mayit perempuan imam berdiri ditengah atau
setentang perut mayit, perbedaan selanjutnya air seni bayi perempuan yang belum
makan sesuatu cara menghilangkannya dengan di cuci namun dengan bayi laki-laki
cukup di percikkan saja, hukum waris anak laki-laki dan anak perempuan yaitu 2:1
Kata “KEPEMIMPINAN” secara harfiah kepemimpinan berasal dari kata
“pimpin” yang memiliki arti mengarahkan, membina, mengatur, menuntun,
menunjukkan atau mempengaruhi. Menurut terminologi yang disampaikan oleh
marifield Kepemimpinan dalam Bahasa Inggris di sebut Leadership dan dalam
Bahasa Arab disebut “Zi,amah atau Imamah” menurut Hamzah.
Menurut William G. Scott (1962) Pengertian kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi kegiatan yang diselenggarakan dalam kelompok dalam upaya untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan.
Pengaruhi orang atau sekelompok orang anggota organisasi untuk mencapai
tujuan bersama. Sehubungan dengan isu gender dan kepemimpinan Robbins
(1998), mengemukakan dua kesimpulan: Pertama, menyamakan antara laki-laki dan
perempuan cenderung mengabaikan perbedaan diantara keduanya. Kedua, bahwa
apa yang menjadi perbedaan antara perempuan dan laki-laki adalah bahwa
perempuan memiliki gaya kepemimpinan yang lebih democratic, sedangkan laki-laki
merasa lebih nyaman dengan gaya yang bersifat directive (menekankan pada cara-
cara yang bersifat perintah).
Penelitian tentang hubungan gender dan kepemimpinan juga dikemukakan
oleh Sara Levinson, seorang Presiden Properti NFL, Inc di New York. Ia
mengungkapkan pertanyaan secara langsung dalam sebuah tanya jawab dengan
seluruh anggota laki-laki yang ada di timnya. Ia bertanya kepada mereka: “Apakah
kepemimpinan saya berbeda dengan laki-laki?” Jawab mereka: “ya” (dikutip dalam
Sudarmo, 2008) Jawaban ini cukup memberikan dukungan bahwa ada perbedaan
gaya kepemimpinan antara perempuan dan laki-laki.
339
Perempuan cenderung lebih memiliki perilaku yang demokratis dan
partisipatif, seperti hormat pada orang lain, perhatian pada orang lain, Gaya seperti
ini mengacu pada kepemimpinan interaktif, gaya seperti ini memiliki unsur-unsur
kepemimpinan yang transformasional,yakni yang inspirasional. Berbeda
dengan laki-laki yang ang cenderung lebih mengarah pada perilaku yang
directive (mendasarkan pada instruksi) dan assertive (cenderung agresif dan
dogmatik), dan menggunakan otoritas yang baiasanya ia miliki untuk melakukan
“kontrol dan komando”
Fenomena yang ada menunjukkan banyak perempuan yang telah menduduki
jabatan sebagai pemimpin kepala desa, kepala kantor , kepala sekolah, manajer
perusahaan, direktur rumah sakit, direktur bank, sebagai pemimpin keluarga, dan
lain-lain. Namun Persentase perempuan sebagai pemimpin dibandingkan populasi
perempuan secara keseluruhan, jauh lebih rendah dibandingkan dengan persentase
laki laki sebagai pemimpin.
Bass, Avolio, dan Atwater ( 1996) menemukan bahwa laki-laki umumnya lebih
menampilkan kepemimpinan transaksional dibandingkan perempuan. Sebaliknya,
perempuan lebih memperlihatkan kepemimpinan transformasional dibanding kan
laki-laki. Carless menemukan bahwa manajer perempuan lebih menggunakan
kepemimpinan transformasional dibandingkan manajer laki-laki.
Menurut Natalie Porter dan Jessica Henderson Daniel, (2007: 249) Banyak
kualitas yang diperlukan untuk memiliki kepemimpinan organisasi yang efektif pada
situasi sekarang ini yakni berkualitas dan umumnya diasosiasikan dengan
Kemimpinan Transformasional (Bass,1985; Burn,1978; Chia-Chen,2004), dan juga
diasosiasikan dengan para Pemimpin Wanita (Applebaun, Audet, Miller, 2002).
Selama ini perempuan selalu dianggap sebagai objek dari pembangunan,
padahal sudah sangat lama ditemukan bukti bahwa perempuan sudah berhasil
menjadi subjek dari pembangunan, sehingga istilah “Pemberdayaan Perempuan”
sudah tidak coock lagi untuk digunakan, karena yang lebih cocok adalah
“Peningkatan Keberdayaan Perempuan”.
Dewasa ini, perjuangan panjang kaum perempuan masih menghadapi banyak
kendala atau kontroversi. Kendala atau kontroversi tersebut dapat berasal dari faktor
eksternal maupun dari faktor internal. Begitu pula Permasalahan anak sudah berada
di warna kuning menjelang merah, ada LGBT, narkoba, macam-macam. Anak
dijadikan aset bangsa sehingga harus ada kongres anak dan juga ada riset anak.
Banyak perempuan yang telah menduduki jabatan sebagai pemimpin, akan
tetapi Untuk tampil sebagai pemimpin ada hambatan yang seolah-olah tidak terlihat
tetapi dalam kenyataannya merintangi akses dalam menuju kepemimpinan puncak
antara lain Isu gender dan ketidakadilan (di Indonesia gender belum memiliki
padanan kata, sehingga tetap digunakan) sifatnya melekat dan dikonstruksi secara
sosial maupun kultural. Manisfestasi ketidakadilan gender à kemiskinan ekonomi,
misal: dg alih fungsi lahan bisa menggunakan tenaga perempuan, di daerah upah
340
untuk perempuan lebih rendah (penggajian yang tidak equal), subordinasi,
pembentukan stereotipe, kekerasan, beban kerja lebih karena dianggap itu sudah
menjadi kodratnya, sosialisasi ideologi peran gender. “Maka dari itu Dalam
menghadapi tantangan global diperlukan kepemimpinan perempuan yang visioner,
berfikir inovatif, mempunyai kemampuan manajemen waktu,membina kerja tim,
mengenali dirinya, percaya diri, berperspektif gender”, tegas Pror Eni
Harmayani.M.Sc dalam Seminar Kepemimpinan Perempuan Di Indonesia.
Jod description
Job description atau uraian jabatan atau gambaran tugas adalah suatu pernyataan
tertulis yang berisi tujuan dari dibentuknya suatu jabatan/tugas.
Uraian ini berisi gambaran tentang apa yang harus dilakukan oleh pemegang
jabatan, bagaimana suatu pekerjaan dilakukan, alasan-alasan mengapa pekerjaan
tersebut dilakukan, hubungan antara suatu posisi tertentu dan posisi lainnya di luar
lingkup pekerjaannya dan di luar organisasi (eksternal) untuk mencapai tujuan unit
kerja dan perusahaan secara luas.
Apabila job description telah tersusun dengan baik, maka job spesification atau
spesifikasi jabatan akan mulai dikembangkan.
Menejemen konflik
Manajemen konflik berasal dari dua kata, yakni manajemen dan konflik. Istilah
manajemen berasal dari bahasa Italia „ Maneggiare‟ yang berarti melatih kuda-kuda,
atau secara harfiah „to handle‟ yang artinya mengendalikan. Sementara itu,
menurut kamus Inggris Indonesia, „ management‟ artinya pengolahan dan
istilah „manager‟ berarti tindakan membimbing atau memimpin.
Sedangkan dalam bahasa Cina, manajemen adalah „ kuan lee‟ yang berasal dari dua
kata yaitu „kuan khung‟ yang artinya mengawasi orang kerja, dan „lee chai‟ yang
artinya memanajemen konflik uang. Sehingga definisi manajemen di dalam
manajemen konflik ini tindakan untuk mengawasi atau mengatur orang bekerja.
Manajemen konflik merupakan proses untuk mengelola konflik dengan menyusun
strategi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang memiliki konflik sehingga
mendapatkan resolusi yang diinginkan. Sementara itu, dalam sudut pandang
demokrasi, manajemen konflik berbicara mengenai bagaimana konflik ditangani.
Cara penanganan konflik di dalam manajemen konflik ini biasanya dilakukan secara
konstruktif dan membawa pihak yang berkonflik ke dalam suatu proses yang
kooperatif serta dapat merancang sistem kooperatif yang praktis untuk dapat
mengelola perbedaan secara konstruktif.
341
Fungsi Manajemen Konflik
1. Sistem Evaluasi
1. Akomodatif
2. Menghindari
3. Kolaborasi
4. Kompromi
5. Kompetisi
6. Konglomerasi
Menejemen waktu
Manajemen waktu adalah kemampuan untuk merencanakan dan menggunakan
waktu semaksimal mungkin. Managemen Waktu sendiri juga dapat diartikan sebagai
ilmu dimana manusia dapat menggunakan waktu secara berdaya guna dan berhasil.
Menurut Atkinson, manajemen waktu adalah suatu jenis keterampilan yang
berkaitan dengan berbagai bentuk upaya dan tindakan individu yang dilakukan
dengan terencana agar seseorang mampu memanfaatkan waktu sebaik mungkin.
342
Karakteristik manajemen waktu yang sukses
1. Evaluasi
2. Rencana dan prioritas
3. Eliminasi pencurian waktu
4. Delegasi
5. Katakan tidak
6. Rehat
343
BAHAN PENUNJANG
344
BAHAN PENDUKUNG
(Ice Breaking, Energiser dan Game)
LATIHAN KHUSUS KOHATI
Permainan Pendalaman Materi
a. Belajar Dari Dongeng (disalin dari buku lika-liku LKK)
siapa yang salah?
Tema : Keperempuana
Jenis : Individu
Tipe : bercerita dan menganalisa cerita
Gambaran : Peserta menganalisa actor yang paling bersalah dalam
dongeng yang diceritakan oleh pengelola
Tujuan : Memahami bentuk stereotype terhadap perempuan
Persiapan : suasana kondusif untuk mendongeng
Peralatan : Lembar cerita dongeng
Langkah-langkah
1. Bacakanlan cerita dongeng
2. Bagikan lembar kertas, mintalah peserta menulisakn jawaban pertanyaan:
“siapakah yang paling salah dalam cerita tersebut”
3. Tempelkan jawaban pesera pada plano. Kelompokan
4. Tanyakanlan alasan jawaban pertanyaan tersebut
5. Mintala peserta pada makna cita adalah peengorbanan. Maka siapakah
yang paling banyak berkorban dalam cerita tersebut?
6. Kemudian baliklah tokoh dalam cerita. Upik menjadi ujang, dan
sebaliknya. Sedangkan pemilik rakit adalah perempuan jelek dan penuh
penyakit kulit. Apakah peserta akan memberikan jawaban yang sama?
Kesimpulan
Gender, sering sekali memberikan label negative kepada perempuan.
Perempuan harus menjunjung tinggi norma sosial pada porsi yang lebih tinggi
daripada laki-laki. Label ini kadang justru merugikan perempuan.
Dongeng:
Upik memiliki kekasih bernama ujang. Mereka adalah pasangan yang berjanji
sehidup semati salam suka dan duka. Namun kenyataan hidup tak selamanya
indah. Suatu hari Ujang harus meninggalkan Upik untuk mencari nafkah di
negeri seberang. Ujang berjanji akan segera pulang jika modal hidup mereka
sudah cukup untuk menikah. upik pun tinggal sendiri. Namun ujang terlalu
345
lama pergi. Upik tak sanggup menanggung rindu. Rindunya terlalu berat
sehingga Upik pun berniat menusul ke negeri tempat Ujang berada. Namun
untuk mencapai negeri sebrang Upik harus melewati sungai yang amat lebar
dan penuh dengan buaya. Satu-satunya jalan yang ada adalah menggunakan
rakit untuk menyeberang. Ternyata untuk menyeberang sungai tidaklah
gratis. Sementara Upik sama sekali tidak memiliki uang maupun harta benda
yang dapat ditukarkan untuk jasa penyeberangan. Si pemilik rakit yang
tergoda dengan kecantikan Upik mengajukan satu syarat bagi Upik jika ingin
menyeberang, yaitu Upik harus bersedia melauani hasratnya pada terlebih
dulu. Upik bingung bukan kpalang. Namun rindunga sudah tak tertahan lagi.
Upik pun rela menyerahkan keperawanannya pada pemilik rakit. Imbalannya,
Upik pun dapat melewati sungai dengan selamat.
Akhirnya Upik pun bertemu dengan kekasih pujaan hatinya. Belakangan
Ujang tahu apa yang terjadi pada Upik dengan si pemilik rakit. Ujang marah
bukan kepalang, dan akhirnya Ujang benar-benar meninggalkan Upik.
Pangeran : Hai cantik, kau sangat cantik, aku sangat suka gaya mu.
Sangat mandiri dan aku cinta segalanya tentangmu
Narrator : .. dan si cantik merasa sangat senang dan sangat tertarik
dengan sang pangeran
Pangeran : Saya tak pernah merasa sedekat ini dengan siapapun.
Kamu orang yang saya percaya satu-satunya, tempat
berbagi cerita masalah, yang paling mengerti aku. Aku
sangat senang bisa bersamamu. Aku sangat mencintaimu
Narrator : Si cantik merasa dia menjadi orang yang sangat penting
bagi pangeran. Dia merasa nyaman dan aman
Pangeran : Saya merasa menemukan bagian diriku yang lain. Tulang
rusukku yang hilang. Kita diciptakan untuk bersama. Kita
tidak butuh orang lain. Ya kan?
Narrator : Dan si cantik merasa seluruh dunia milik mereka berdua.
Setiap menit menrek ahabiskan menikmati cinta mereka
Pangeran : Kamu sangat cantik, sangat mempesona. Tapi… apa
menurutmunajumu itu tidak terlalu panjang? Seperti ibu
ibu.
Aku sangat pduli padamu. Aku hanya mengkhawatirkan
dirimu di ejek oleh orang lain di belakang. Ku pikir
sebaiknya kamu ganti penampilan deh.. yang lebih
menarik. Kamu pasti lebih cantik kelihatannya. Kita kan
akan hidup bersama. Ya kan? Kamu milikku, milikku
Narrator : Dan karena si cantik mencintai pangeran, dia takut untuk
berargumentasi seperti itu. Apa sulitnya mengganti
penampilan. Dia pun merubah cara berpakainnya seperti
346
sang kekasih minta.
Pangeran : Sayangku… kamu terlalu banyak menghabiskan waktu
dengan teman-teman perempuanmu. Kawan-kawan
Kohatimu.
Bukankah kita butuh waktu bersama juga? Aku merasa
selalu ingin bersama. Apa aku tak cukup untukmu. Kau
seharusnya tak usah percaya mereka. Mereka pikir
mereka memberi pengaruh jelek padamu. Saya tidak
suka mereka sibuk bicara gender. Aku gak suka kalau
kamu cerita tentang kawan-kawan Kohatimu
Narrator : Dan karena si cantik ingin lebih baik bagi sang kekasih,
dia mulai mengurangi waktunya bersama teman-
temannya. Teman-teman Kohatinya. Lama kelamaan dia
pun melupakan kawan-kawannya
Pangeran : Saya suka orang tuamu, tapi kenapa kita harus permisi
menemui mereka jika aku ingin mengajakmu jalan-jalan
di haro minggu. Saya malas di undnag orang tuamu.
Saya merasa orang tuamugak begitu suka denganku.
Terlalu cerewet. Agaknya orang tuamu senang kalau kita
putus saja
Narrator : Si cantik khawatir dengan hubungan mereka. Dia tidak
ingin kehilangan waktunya bersama keluarga
tersayangnya. Entah kenapa dia merasa…..
347
6. Persilahkan satu persatu peserta menebak tokoh dipunggungnya. Setelah
menebak, mintalah peserta tersebut mencopot gambar tokoh tersebut dan
koreksi tebakan peserta tersebut
7. Ini akan memakan waktu lama, tetapi akan membangun suasana akrab
antara peserta
8. Setelah selesai, tanyakan pada peseerta, bagaimana anda bisa menebak
tokoh tersebut.
9. Bagikan metaplan pada pserta
10. Ajukan pertanyaan untuk dituliskan pada metaplan tersebut:
- Mengapa perempuan bisa menjadi tokoh yang berpengaruh di
masyarakat?
- Ancaman/tantangan apa yang dia hadapi?
- Sikap/potensi apa yang dia miliki?
11. Tempelkan masing-masing jawaban
12. Kelompokan jawaban yang sama
13. Simpulkan
14. Ajaklah peserta mengamati kepengurusannya masing-masing. Eksplorlah
pengalaman peserta yang memiliki ancaman, tantangan.
15. Tutuplah dengan memotivasi peserta
16. Man jadda wa jada
Langkah-langkah:
1. Bagilah pserta dalam 3 kelompok
2. Minta setiap kelompok membuat 5 daftar pesan perempuan masa kini
untuk peradaban masa depan, 100 tahun dari sekarang
3. Pesan tersebut akan dimasukkan dalam tabung waktu yang akan dibuka
100 tahun yang akan datang oleh generasi yang akan datang sebagai
pembelajaran bagi generasi tersebut
4. Presentasikan pesan setiap kelompok
348
5. Setiap kelompok harus mampu menjelaskan alasan mengapa mereka
menuliskan pesan tersebut
6. Dari hasil ketiga kelompok tersebut, mintalah mereka merumuskan
menjadi 5 pesan saja yang harus di masukkan ke dalam kapsul tersebut
7. Diskusikan dan pertahankan pilihan mereka dengan seluruh kelompok
Catatan: game ini bisa digunakan di materi ke-Kohatian. Kata generasi di ganti
dengan kohati di masa depan.
349
LAMPIRAN-LAMPIRAN
350
DOKUMEN PENTING LATIHAN KHUSUS KOHATI
1. SURAT KEPUTUSAN KOHATI CABANG TENTANG PEMBENTUKAN SC & OC
2. SURAT PEMBERITAHUAN KEGIATAN
3. SURAT PERMOHONAN MOT
4. SURAT PENGANTAR
5. KISI-KISI SCREENING
6. HASIL EVALUASI DAN PENILAIAN PERKEMBANGAN PESERTA
7. REPORT PROGRESS
8. BENNER KEGIATAN
9. LAPORAN KEGIATAN
10. SERTIFIKAT PESERTA, PEMATERI DAN MOT
351
Contoh SK OC dan SC
352
353
354
355
356
357
358
Materi Screening
1. BTQ
- Membaca QS 3 ayat beserta penjelasan hukum tajwidnya beserta asbabun
nuzulnya
- Menulis QS. Alfatihah
- Menghafal 15 surat diluar al-fatihah, annas, al-falaq
- Menjelaskan 2 hadis tentang perempuan beserta asbabul wurudnya
2. Ke-HMI-an
- Jelaskan secara singkat sejarah perjuangan HMI dan kaitannya dengan
Kohati
- Jelaskan Relasi Mission HMI dan Tujuan Kohati
- Jelaskan PDK sebagai turunan Konstitusi HMI
- Jelaskan tentang esensi dasar ajaran Islam tentang kemasyarakatan,
kepemimpinan, ilmu pengetahuan dan keperempuanan
3. Ke-Kohati-an
- Penjalasan mukaddimah
- Penjelasan PDK pasal 1-9
- Sejarah Kohati
- Atribut Kohati
4. Ke-perempuan-an
- Filsafat perempuan
- Pemahaman feminisme, emansipasi, gender dan seks
- Isu terkini tentang perempuan dan wacana gerakan Kohati
- Kepemimpinan perempuan dalam perspektif sosio kultur
5. Presentasi KTI
- Judul
- Metode penulisan
- Pembahasan
- Referensi
359
Contoh hasil penilaian dan evaluasi (mengikuti dan menyeuaika format penilaian dari BPL yang sewaktu-waktu bisa berubah)
Hasil Nilai Screening
Latihan Khusus Kohati HMI Cabang …….
No Nama Asal Secreening Jumlah Rata- Keterangan
Peserta Cabang BTQ dan Ke- Ke- Ke- Makalah raata
Keislaman HMI- Kohatian Perempuan-
an an
1 S. Bangkalan 80 75 90 85 70 400 80 Baik/Kurang
Khodijah Baik
Keterangan: 81-85: sangat baik 77-80: baik 65-74 cukup <65 buruk.
Presensi Peserta
Latihan Khusus Kohati
No Nama Asal Pertemuan Jumlah Rata-
Peserta Cabang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 rata
1 s.khodijah Bangkalan 70 65 80 60 75 60 70 75 80 75 80 70 75 75 80 1.090 72,6
Keterangan:
Pertemuan 1 : perkenalan, AMT dan pree test
Pertemuan 2-14 : aktifitas forum sesuai banyaknya mauatan materi yang diberikan
Pertemuan 15 : post tes
360
Nilai Aktifitas Forum
Latihan Khusus Kohati HMI Cabang
Materi 1: Perempuan dalam Perspektif Islam (begitupun dengan materi yang lain)
No Nama Asal Afektif Rata- Kognitif Rata- Psikomotorik Rata- Jumlah Rata-
Peserta Cabang rata rata rata rata
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Keterangan:
Afektif : 1. Keberanian 2. Tenggang rasa 3. Etika forum 4. Sikap
Kognitif : 1. Analisa masalah 2. Retorika 3. Relevansi masalah 4. Referensi
Psikomotorik : 1. Kedisiplinan 2. Inisiatif 3. Konsentrasi 4. Leadership
Keterangan:
Mengambil dari nilai rat-rata aktifitas forum
361
Nilai Tes Tulis
Latihan Khusus Kohati HMI Cabang
No Nama Asal Cabang Uraian Jumlah Rata-rata
Peserta Pree tes Pos tes
1
Keterangan:
Afektif : 1. Keberanian 2. Tenggang rasa 3. Etika forum 4. Sikap
Kognitif : 1. Screening 2. Keaktifan forum 3. Tes tulis
Psikomotorik : 1. Absensi 2. Keaktifan forum 3. Presentasi makalah
362
CONTOH ABSENSI PESERTA LKK
Materi :
Hari/Tanggal :
Waktu :
MOT :
363
DAFTAR IZIN KELUAR MASUK
PESERTA LKK HMI CABANG …….
364
BERITA ACARA
LATIHAN KHUSUS KOHATI HMI CABANG
Materi :
Pemateri :
Pemandu :
Waktu :
Jumlah peserta yang hadir : ......................................... orang
2 # Menjawab
3 + Menangapi
4 √ Telat
5 − Tidur
6 □ Ngobrol sendiri
7 ◌ Keluar
8 @ tidak rapi
9 × main hp
10
365
BIODATA PEMATERI
(SPEAKER’S DETAILS)
Materi / Topik :
Waktu :
Hari/Tanggal :
MOT :
1. Nama Pemateri :
2. Tempat / Tanggal Lahir :
3. Status : □ Nikah (Jumlah Anak: …… Putra:…….. Putri: ………)
□ Belum Nikah □ Lainnya ………………………
4. Pekerjaan Tetap Sekarang :
5. Alamat Tinggal :
6. Nomor Telpon / HP :
7. Jenjang Pendidikan Tempat Lulus Tahun
SD/MI
SMP/MTS
SMA/MA
S-1/SARJANA
S-2/MAGISTER
S-3/DOKTOR
Intermediate Training
(LK-2)
LKK
TFT/SC
Training lainnya
9. Pengalaman Organisasi Jabatan Tahun
di HMI
Komisariat-HMI
366
Cabang-HMI
BADKO-HMI
PB-HMI
Badan Khusus
367
FORM PENILAIAN LKK HMI CABANG
Materi :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Pemateri :
MOT :
PSIKOMOTORI
N AFEKTIF KOGNITIF
NAMA DELEGASI K
O
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
KET :
AFEKTIF : Kognitif : Psikomotorik :
1. Keberanian 1. Analisa Masalah 1. Kedisiplinan
2. Tenggang Rasa 2. Retorika 2. Inisiatif
3. Etika Forum 3. Relevansi 3. Konsentrasi
4. Sikap Masalah 4. Leadership
4. Referensi
Nilai minimal 50
Nilai maksimal 100
368
Contoh penlaian deksriptif kualitatif
369
Format Banner
Ukuran disesuaikan dengan forum. Untuk desain menggunakan prinsip
simpel tapi bijaksana
Tema
kegiatan
1. Cover
2. Kata pengantar
3. Daftar isi
4. Bab I rencana mekanisme kegiatan, rencana anggara biaya dan susunan
kepanitiaan
5. Bab II mekanisme pelaksanaan kegiatan
6. Bab III hasil dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
7. Bab IV penutup
8. Lampiran-lampiran penting seperti dokumentasi dan kwitansi
370
CONTOH AGENDA KEGIATAN LKK
Waktu Acara Fasilitator
Tiga hari (01-03 Maret 2022)
08.00-22.00 Screening Daring Luring SC dan MOT
(dibagi shif)
04 Maret 2022
20.00-selesai SK peserta tahap screening SC
07 Maret 2022 (hari pertama)
10.00-12.00 Opening Ceremony SC dan OC
- Pembukaan
- Pembacaan kalam ilahi
- Menyanyikan lagu Indonesia Raya,
hymne HMI, dan mars Kohati
- Laporan Ketua Pelaksana (OC)
- Sambutan-sambutan
- Serah terima berkas dari SC kepada MOT
- Doa dan Penutup
371
08.00-08.30 Presentasi makalah MOT
08.30-09.00 Pengantar materi
09.00-11.00 Materi ke 2: “Membina Keluarga Sakinah Pemateri
Mawaddah Warohmah”
11.00-12.00 Review Materi MOT
12.00-13.00 ISHOMA All
13.00-13.15 Presentasi makalah MOT
13.15-14.45 Materi ke 3: “Konsep Diri” Pemateri
14.45-15.00 Praktik MOT
15.00-15.15 Sholat asyar All
15.15-15.30 Presentasi makalah
15.30-18.00 Materi ke 4: “Psikologi Perempuan” Pemateri
18.00-19.00 ISHOMA (Sholat barjama‟ah&tadarus) All
19.00-22.00 Review semua materi dan FGD MOT
22.00-04.00 Istirahat All
09 Maret 2022 (hari ketiga)
04.00-05.00 Sholat berjamaah dan kultum All
05.00-06.00 Olahraga OC
06.00-08.00 Aktifitas pribadi All
08.00-08.30 Presentasi makalah MOT
08.30-09.00 Pengantar materi
09.00-11.00 Materi ke 5: “Kesehatan Reproduksi” Pemateri
11.00-12.00 Review Materi MOT
12.00-13.00 ISHOMA All
13.00-13.15 Presentasi makalah MOT
13.15-14.45 Materi ke 6: “Isu Mutakhir keperempuanan” Pemateri
14.45-15.00 Review Materi MOT
15.00-15.15 Sholat Asyar All
15.15-15.30 Presentasi makalah MOT
15.30-15.45 Pengantar materi
15.45-18.00 Materi ke 7: “Pengarus Utamaan Gender” Pemateri
18.00-19.00 Sholat berjama‟ah dan tadarus All
19.00-20.00 Review materi ke 7 MOT
20.00-22.00 FGD dan simulasi MOT
372
22.00-04.00 Istirahat All
10 Maret 2022 (hari ke 4)
04.00-05.00 Sholat berjamaah dan kultum All
05.00-06.00 Olahraga OC
06.00-08.00 Aktifitas pribadi All
08.00-08.30 Presentasi makalah MOT
08.30-09.00 Pengantar materi
09.00-11.30 Materi ke 8: “PDK I” All
11.30-12.00 Review materi MOT
12.00-13.00 ISHOMA All
13.00-13.15 Presentasi makalah MOT
13.15-15.00 Materi ke 9: “PDK II” Pemateri
15.00-15.30 Sholat All
15.30-16.30 Lanjutan materi ke 9 Pemateri
16.30-17.00 Review Materi MOT
17.00-19.00 Sholat berjama‟ah dan tadarus All
19.00-22.00 FGD dan simulasi MOT
22.00-04.00 Istirahat All
11 Maret 2022 (hari ke 5)
04.00-05.00 Sholat berjamaah dan kultum All
05.00-06.00 Olahraga OC
06.00-08.00 Aktifitas pribadi All
08.00-08.30 Presentasi makalah MOT
08.30-09.00 Pengantar materi
08.30-11.30 Materi ke 10: “Administrasi dan MOT
Kesekreteriatan”
11.30-12.00 Review Materi MOT
12.00-13.00 ISHOMA All
13.00-13.15 Presentasi makalah MOT
13.15-14.45 Materi ke 11: “Perspektif Kohati sebagai Pemateri
Kontributor ”
14.45-15.00 Review Materi MOT
15.00-15.15 Sholat All
15.15.15.45 Presentasi makalah MOT
373
15.45-16.00 Pengantar materi
16.00-18.00 Materi ke 12: “Revitalisasi Analisis Kohati Pemateri
terhadap Isu Keperempuanan”
18.00-19.00 Sholat berjama‟ah dan tadarus All
19.00-22.00 FGD dan simulasi MOT
22.00-04.00 Istirahat All
12 Maret 2022 (Hari ke 6)
04.00-05.00 Sholat berjamaah dan kultum All
05.00-06.00 Olahraga OC
06.00-08.00 Aktifitas pribadi All
08.00-08.30 Presentasi makalah MOT
08.30-09.00 Pengantar materi
09.00-11.00 Materi ke 13: “Publick Speaking, Metode Pemateri
Diskusi dan Diplomasi”
11.00-12.00 Praktik MOT
12.00-13.00 ISHOMA All
13.00-13.15 Presentasi makalah MOT
13.15-14.45 Materi ke 14: “Kepemimpinan ” Pemateri
14.45-15.00 Review materi MOT
15.00-15.15 Sholat All
15.15-20.00 Waktu tenang menuju post tes All
20.00-22.00 Post tes MOT
22.00-04.00 Istirahat All
04.00-05.00 Sholat dan kultum All
05.00-09.00 Aktifitas pribadi All
09.00-11.00 Penutupan
- Pembukaan
- Pembacaan kalam ilahi
- Menyanyikan lagu Indonesia Raya,
hymne HMI, dan mars Kohati
- Pengumuman hasil evaluasi dan penilaian
peserta oleh MOT
- Serah terima berkas dari SC kepada MOT
374
- Laporan ketua pelaksana
- Sambutan-sambutan
- Doa dan Penutup
11.00-selesai Feel trip All
Catatan:
1. Pemberian materi bisa dikembangkan asal disesuaikan dengan Kurikulum
materi LKK yang mencakup tentang: (1). ke-Islaman, (2). ke-perempuanan,
(3). ke-organisasian, ke-HMI-an, ke-Kohatian (4). Kepemimpinan, menejemen
dan komonikasi
2. Dalam sehari maksimal pemberian materi sebanyak tiga materi
3. Kegiatan malam di isi dengan FGD, praktik dan simulasi.
4. Secreening dilakukan via daring luring untuk memudahkan peserta dan
panitia
5. Peserta hadir ke lokasi training satu hari sebelum pembukaan
6. Nama pemateri disebutkan di dalam proposal
375
Tambahan:
QUESIONER KEPUASAN PESERTA TERHADAP LATIHAN KHUSUS
KOHATI HMI CABANG …….
Quesioner ini penting diberikan dan diisi oleh peserta sebagai bahan untuk
mengetahui respon peserta terhadap pelaksanaan LKK HMI Cabang …… dari
segi sarana prasarana, muatan materi, pemateri, dan pengelolaan forum oleh
MOT yang bertugas.
Petunjuk: berikan tanda check list (v) untuk jawaban yang menurut saudara
paling tepat
No Pernyataan Baik Cukup Sangat Kurang Tidak
Baik Baik Baik Baik
1 Sarana prasarana LKK HMI
Cabang….
2 Panitia komunikatif dalam
memahami kebutuhan
peserta
3 Pelaksanaan LKK HMI
Cabang…. Sangat bagus,
seru, menyenangkan dan
ilmiah
4 Muatan materi sesuai
dengan juknis yang ada di
PDK
5 Ada beberapa materi LKK
yang tidak sesuai dengan
juknis tapi bagus sesuai
kebutuhan peserta
6 Pemateri menyampaikannya
secara menyeluruh sesuai
dengan TOR
7 Saat di dalam forum
mengantuk karena pemateri
membosankan
376
8 MOT mengantarkan dan
mereview materi sesuai
dengan konten materi
9 MOT membosankan saat
memandu forum
10 Ada tambahan pengetahuan
sikap, sifat setelah
mengikuti LKK
377
CONTOH SERTIFIKAT
HAL. DEPAN
SERTIFIKAT
LATIHAN KHUSUS KOHATI (LKK) HMI CABANG ……. (SEBUTKAN NAMA CABANG)
NOMOR: /A/SEK/KHI/01/1444 H
Pengurus Kohati HMI Cabang …… (Kohati HMI Cabang ……..) Berdasarkan Surat Keputusan Master Of Training Latihan Khusus
Kohati (LKK) Korps HMI-Wati Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Cirebon, Menyatakan Bahwa:
Nama :
Tempat, Tanggal Lahir :
FOTO
Asal Cabang :
Nilai :
Telah mengikuti Latihan Khusus Kohati (LKK) yang diselenggarakan oleh Korps HMI-Wati Himpunan Mahasiswa Islam Cabang
Cirebon Pada Tanggal 31 Juli – 06 Agustus 2022 di Balai Diklat melalui pembelajaran secara langsung (Luring) dengan jumlah
keseluruhan jam pelatihan sebanyak 56 jam pelatihan .
Jakarta, Hijriyah
Masehi
Pengurus
Korps HMI-Wati
Himpunan Mahasiswa
Islam Cabang ……
378
Contoh sertifikat hal. Belakang DAFTAR MATERI LATIHAN KHUSUS KOHATI (LKK)
Mengetahui,
Master of Training (MOT)
LKK HMI Cabang ……
Siti Fatimah
Co. MOT
379
Keterangan: Nomor surat sertifikat dikeluarkan oleh Kohati PB HMI Periode 2021- 2023
setelah pelaksana megirimkan surat pemberitahuan LKK beserta proposal 6 minggu sebelum
pelaksanaan LKK dimulai, sebagaiamana yang tertuang di dalam juknis LKK tentang alur
pelaksanaan LKK. Berdasarkan pasal 19 PDK tentang wewenang pada ayat tiga Kohati PB HMI
berwenang memeriksa dan memberikan persetujuan terhadap seluruh komponen perkaderan
ditingkat Kohati Badko HMI dan Kohati HMI Cabang. Dalam hal ini bentuk persetujuan Kohati
PB HMI berupa surat yang akan dikeluarkan setelah dilakukan verifikasi terkait surat dan
proposal yang diterima oleh pengurus Kohati PB HMI Bidang Pendidikan dan Pelatihan dan
surat persetujuan tersebut harus dilampirkan dalam proposal LKK yang akan dipublish oleh
pelaksana hal ini ditujukan sebagai bentuk affirmasi bahwa LKK yang akan dilaksanakan telah
disetujui oleh Kohati PB HMI sehingga dapat dilaksankanan.
380