K022221022
Program Studi
Magister Administrasi Rumah Sakit
K022221022
Kepada
ii
USULAN PENELITIAN
iii
DAFTAR ISI
iv
LAMPIRAN ......................................................................................................... 43
Lampiran 1 ............................................................................................ 43
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR SINGKATAN
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
daerah, atau swasta (Laporan Hasil Suvei Kepuasan Pasien RSUP Dr Wahidin
dihadapi rumah sakit saat ini, kualitas layanan merupakan salah satu sarana yang
paling efektif bagi manajer untuk mencapai tujuan organisasi (Farrokhi et al.,
2023).
Hal ini juga dijelaskan oleh kerangka kerja WHO bahwa kualitas layanan
1
2
dalam sistem kesehatan dan hasil yang ingin dicapai (Manyazewal, 2017). Oleh
karena itu, RSWS sebagai salah satu institusi yang bertanggung jawab dalam
pasien berada sebesar ≥ 90% (Kemenkes RI, 2008). Jika berada di bawah standar
yang ditentukan, maka dianggap tidak memenuhi standar minimal atau tidak
Tahun IKM
2014 79,40
2015 81,70
2016 81,46
2017 84,41
2018 83,72
2019 84,46
2020 80,45
2021 85,77
2022 77,07
Rata-Rata IKM 82,05
Sumber: Data Publikasi Akuntanbilitas RSWS, diolah.
menunjukkan tren yang fluktuaktif. Adapun nilai rata-rata IKM pada tahun 2014-
2022 sebesar 82,05 persen dengan nilai IKM terendah pada tahun 2022 sebesar
77,07 persen. Hal ini menunjukkan bahwa indeks kepuasan layanan kesehatan di
3
Indonesia.
Penilaian terkait kualitas layanan ini, dapat dilakukan dari perspektif penyedia
memberikan umpan balik tentang kekuatan dan kelemahan layanan yang perlu
diperbaiki (Utino et al., 2023). Mills dalam Utino et al (2023) juga menunjukkan
Oleh sebab itu, konsep terkait dengan kualitas layanan kesehatan memiliki
aspek beragam yang tidak hanya terkait dengan hasil perawatan, tetapi juga
hasil, serta aspek sosiologis dan psikologis (Borowska et al., 2022). Disamping itu,
studi terkait kualitas layanan medis yang tidak memadai seringkali menunjukkan
Studi di Ethiopia juga menunjukkan bahwa layanan rawat jalan di rumah sakit
umum memiliki masalah terkait kualitas dan kepuasan pasien di negara dengan
pendapatan rendah dan menengah (Utino et al., 2023). Disamping itu, masalah
rendah dan menengah terkait dengan perawatan bedah anak (Krishnaswani et al.,
2016).
anak ini, karena pasien pada bedah anak memiliki anatomi dan fisiologi seperti
ukuran tubuh yang lebih kecil, organ yang masih berkembang, dan tulang yang
4
pendekatan bedah yang berbeda dan perawatan pascaoperasi yang lebih hati-hati
(Poenaru et al., 2015). Oleh karena itu, salah satu tujuan SDGs di negara-negara
adalah untuk memastikan akses yang setara terhadap layanan kesehatan yang
Hal ini sejalan dengan upaya mencapai Universal Health Coverage (UHC) dan
perawatan bedah anak (Ozgedis et al., 2016). Berdasarkan penelitian yang telah
ada, pentingnya perawatan bedah anak dapat dilihat dari beberapa aspek sebagai
termasuk di antara anak-anak, sebesar 30%. Kedua, sekitar 1,5 juta kematian
setiap tahun dapat dihindari melalui prosedur bedah yang penting, meskipun
proporsi pada anak-anak belum diketahui secara pasti. Ketiga, perawatan bedah
anak dianggap sebagai komponen kunci dari kesehatan anak secara global, dan
beberapa prosedur bedah esensial seperti perbaikan bibir sumbing, perbaikan kaki
clubfoot, dan shunt untuk hidrosefalus dianggap sebagai prosedur bedah esensial
Oleh sebab itu, RSWS sebagai salah satu institusi yang bertanggung jawab
layanan pada departemen bedah anak. Adapun jumlah pasien rawat jalan
sebagai berikut.
5
Tabel 2. Jumlah Pasien Rawat Jalan Departemen Bedah Anak RSWS Tahun
Baru 147 85 65 24 55 41 58 55 57 33 55 28
Lama 155 142 172 106 198 143 189 216 191 142 205 110
Jumlah 302 227 237 130 253 184 247 271 248 175 260 138
Rata Rata 223
Sumber: Laporan Rekap Rawat Jalan RSWS, diolah.
pelayanan rawat jalan pada tahun 2023 sebanyak 223 pasien per bulan. Adapunn
jumlah pasien baru dan pasien lama berdasarkan Tabel 2 menunjukkan tren yang
fluktuatif. Hal ini menunjukkan bahwa tidak memadainya kualitas dan kepuasan
pasien ini, dapat dilihat dari alasan pasien tidak kembali ke rumah sakit.
tempat tinggal, 5 persen karena lebih puas dengan perusahaan lain, 9 persen
karena bujukan pesaing, 14 persen karena tidak puas dengan produk dan 68
persen karena mutu pelayanan yang buruk (Korzh & Tsodikova, 2019). Oleh
gambaran yang memadai terkait kualitas layanan rumah sakit dalam memenuhi
Beberapa ahli juga menekankan bahwa dalam menilai kualitas suatu produk,
baik barang maupun jasa dengan persepsi pelanggan, yang diukur melalui tingkat
kesehatan dianggap sangat penting, bukan hanya untuk fungsi fasilitas medis dan
hasil akhir, tetapi juga untuk kesehatan serta kenyamanan pasien sehingga
6
dianggap sebagai elemen kunci dalam upaya perbaikan kualitas layanan rumah
Oleh sebab itu, RSWS sebagai salah satu institusi yang bertanggung jawab
pada departemen bedah anak karena memiliki dampak yang signifikan dalam
dengan akurat.
Dengan demikian, usulan penelitian dalam tesis ini dengan judul “Analisis
Wahidin Sudirohusodo”.
B. Kajian Masalah
kesehatan diikuti dengan tuntutan yang tinggi terhadap mutu layanan kesehatan.
konsumen. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan, perlu
layananannya.
kesehatan yang lebih baik, hal ini menjadi suatu tanggung jawab yang perlu diatasi
oleh rumah sakit sesuai dengan peran dan fungsinya sebagai penyedia layanan
publik.
kode etik profesi yang telah ditetapkan. Namun, kepuasan bersifat sangat subjektif
dan unik untuk setiap pelanggan, dimana pelanggan (klien/pasien) yang merasa
puas adalah mereka yang merasakan nilai dari penyedia layanan atau produsen
suatu produk (baik berupa barang atau jasa). Oleh karena itu, kepuasan atau
metode SERVQUAL.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan kajian masalah yang telah diuraikan pada
sebagai berikut.
Makkassar?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidikan dan mengevaluasi tingkat
kepuasan pasien rawat jalan terhadap kualitas layanan pada departemen bedah
E. Manfaat Penelitian
dan pelayanan rumah sakit melalui analisis yang dilakukan pada departemen
a. Sebagai bahan masukan pada RSWS departemen bedah anak dalam rangka
TINJAUAN PUSTAKA
harapan pelanggan (Nasution, 2004). Menurut Lewis dan Booms seperti yang
dikutip oleh Tjiptono dan Chandra (2005), kualitas layanan (service quality) diukur
oleh sejauh mana tingkat pelayanan yang diberikan dapat memenuhi ekspektasi
pelanggan. Oleh sebab itu, kualitas layanan merujuk pada ketidaksesuaian antara
1990).
Disamping itu, kualitas Layanan juga dapat diartikan sebagai sejauh mana
perbedaan antara kenyataan dan harapan yang dimiliki para pelanggan terhadap
layanan yang diberikan atau diterima oleh mereka (Parasuraman et al, 1985).
sebagai semua aspek yang difokuskan pada upaya memenuhi kebutuhan dan
9
10
Parasuraman, 1990).
memengaruhi kualitas layanan adalah layanan yang diantisipasi dan layanan yang
menjadi tiga hal; (1) kualitas layanan yang memuaskan jika layanan yang diterima
sesuai dengan yang diharapkan; (2) kualitas layanan yang buruk jika kualitas
layanan yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan; dan (3) kualitas
layanan yang ideal jika kualitas layanan yang diterima lebih tinggi daripada yang
1. Dimensi Kualitas
kualitas yang dimiliki oleh suatu produk, baik itu berupa barang atau jasa
(Sulistiyowati, 2018). Menurut Wijaya (2011), kualitas terdiri dari delapan dimensi
dimensi dasar yang digunakan untuk mengukur kualitas layanan atau jasa terdiri
a. Tangibles, yaitu penampilan dari fasilitas fisik, peralatan, personel dan alat-
e. Courtesy, yaitu sikap sopan santun dan perilaku pemberi jasa dalam
memberikan pelayanan
jasa
konsumen
disederhanakan menjadi lima dimensi utama yang disusun sesuai dengan tingkay
disepakati
yang nyaman
karyawan
strategi bisnis, alat dan teknik implementasi, serta peranan eksekutif dalam
d. Review, yaitu proses review merupakan satu-satunya alat yang paling efektif
motivasi, moral kerja, rasa bangga dan rasa kepemilikan setiap orang dalam
organisasi.
memberikan dasar yang baik bagi konsumsi yang berulang; (iii) mendorong
1. Harapan Konsumen
sebagai estimasi atau keyakinan konsumen mengenai apa yang akan mereka
terima saat membeli atau menggunakan suatu produk atau jasa. Olsen dan Dover
konsumen sebelum mencoba atau membeli suatu produk, yang kemudian menjadi
standar atau patokan dalam menilai performa produk tersebut. Oleh karena itu,
tingkat atau derajat layanan yang ditawarkan oleh perusahaan sejenis. Jika
yang dipicu oleh orang lain dan filosofi pribadi pelanggan terkait dengan
harapan pelanggan.
selling.
pelanggan tidak hanya menilai kualitas layanan berdasarkan hasil akhir dari
layanan.
16
menunjukkan bahwa citra kualitas dari pelayanan yang diberikan tidak hadir dari
persepsi penyedia layanan, namun hadir dari persepsi pelanggan dalam bentuk
D. Kerangka Teori
Model kualitas layanan dari Gronroos (1984) telah diakui sebagai karya
menyempurnakan model yang sudah ada dan menghasilkan sebuah skala untuk
mengukur kualitas layanan dan skala ini dinamakan SERQUAL. Skala ini terdiri
dari lima dimensi, yaitu keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan berwujud.
kepada pelanggan.
5. Bukti fisik (tangibles), yaitu bukti fisik dalam fasilitas layanan (misalnya
3. Instrumen ini sederhana karena memiliki jumlah item yang terbatas. Ini
cepat.
22
karena itu, memahami persepsi pelanggan menjadi sangat penting, dengan tidak
kepuasan pasien dan niat perilaku, serta efek demografi sehubungan dengan
dan empati.
dan sikap merupakan faktor penentu kepuasan pasien dalam pelayanan rumah
sakit. Carman (2000) mengidentifikasi bahwa layanan rumah sakit memiliki dua
Menurut studi yang dilakukan oleh Hasin dkk. (2001) di Thailand, komunikasi,
Baldwin dan Sohal (2003), dalam meneliti hubungan antara praktik kualitas
layanan dan hasil kualitas layanan dalam perawatan gigi, menemukan bahwa
nyaman dan tepat waktu, keterlibatan pasien dalam perawatan ditemukan secara
signifikan mempengaruhi persepsi pasien tentang perawatan gigi. Otani dan Kurz
(2004), dalam studi mereka tentang layanan rumah sakit di Amerika Serikat,
kualitas layanan.
biaya, aspek teknis, hasil perawatan, waktu akses, fasilitas dan dukungan sosial
sebagai dimensi kualitas layanan di rumah sakit Malaysia. Penelitian ini juga
Carman, 2000, dll.) baik di rumah sakit swasta maupun rumah sakit umum. Kedua,
aspek interpersonal dan fasilitas ditentukan sebagai yang paling penting untuk
dengan waktu tunggu dan interaksi positif antara dokter dan pasien meningkatkan
kepuasan pasien lebih dari hubungan antara penyedia layanan dan pasien. Arasli
24
dari tujuh dimensi, yaitu, infrastruktur, kualitas personel, proses perawatan klinis,
medis dan tanggung jawab sosial. Mereka menemukan bahwa semua dimensi
tersebut merupakan prediktor yang signifikan terhadap kepuasan pasien. Hal ini
kualitas layanan yang spesifik untuk layanan kesehatan telah muncul. Akan sangat
dengan kepuasan pelanggan dan niat perilaku dalam konteks layanan kesehatan.
25
Administrative Process
Service Quality
Trustworthiness of The [Sureshchandar et al (2002a);
[Tabibi et al (2010);
Hospital Boshoff and Gray (2004) and
Haghshenas et al (2015);
[Parasuraman et al (1985); Duggirala et al (2008)]
Farrokhi et al (2022)]
Sureshchandar et al
(2002a); Balasubramanian Process of Service Delivery;
Tangibility; Reliability; Non-Human Element of Service
et al (2003); Iyer and Muncy Assurance; Responsiveness;
(2004)] Delivery; Punctuality; Waiting
Empathy
Time
Patient Confidence;
Relationship of Mutual
Respect; Patient Trust
Corporate Image
[Gronroos (1990); Caruana
Social Responsibility (2002); and Hong and Goo
[Sureshchandar (2002a); Chiu and Lin (2004); (2004)
Patient Safety
MBNQA (2007); Duggirala et al (2008)] [Poon and Low (2005); Duggirala et al (2008)]
Image; Reputation; Brand
Social Responsibility; Stakeholder Focus Image
Safety Indicator
E. Kerangka Konsep
dimensi kualitas layanan rumah sakit di Amerika Serikat dalam penelitian mereka.
negatif disebabkan oleh harapan yang lebih tinggi dan bukan karena persepsi yang
lebih rendah.
pasien antara rumah sakit swasta dan rumah sakit umum di UEA. Mereka
tangibles sebagai dimensi layanan yang ditawarkan dan juga menemukan bahwa
rumah sakit swasta dan publik secara signifikan berbeda dalam hal semua dimensi
Sohail (2003) mengukur kualitas layanan yang diberikan oleh rumah sakit
kerja kualitas pelayanan kesehatan semua dimensi pelayanan. Boshoff dan Gray
ketanggapan dokter.
27
dimensi kualitas layanan tidak memadai. Mereka menggunakan Fuzzy AHP untuk
Studi ini menunjukkan bahwa selain lima dimensi model SERVQUAL, private
secara keseluruhan antara persepsi dan harapan pasien dan juga antara persepsi
tersebut.
menemukan bahwa "keandalan, dan perlakuan yang adil dan merata" adalah
dimensi kualitas layanan yang paling penting dalam layanan kesehatan Mauritius.
Mereka menggunakan skala SERVQUAL yang telah dimodifikasi untuk tujuan ini.
kerangka konsep pada penelitian ini sebagaimana yang ditujukkan pada Gambar
3 sebagai beriku.
Kepuasan Berdasarkan
dimensi SERVQUAL
Analisis Kualitas
Layanan Medis
Hasil Kriteria
Variabel Deskripsi Indikator Alat dan Cara Ukur
Pengukuran Objektif
• Kenyamanan Alat: • Skor tertinggi: • Baik :
Kuesioner dengan 8 pernyataan terkait 4 x 5 = 20
ruang layanan jika skor
Kepuasan pasien bangunan fisik yang memiliki daya tarik
perawatan • Skor terendah: jawaban
terhadap bangunan visual dan dapat dirasakan oleh pasien
• Kesediaan 4x1=4 responden ≥
fisik yang memiliki dengan
Tangibles peralatan medis • Skor range = 12
daya tarik visual dan
(Bukti Fisik)
dapat dirasakan oleh • Kebersihan Cara ukur:
20 – 4 = 16 • Kurang Baik :
pasien
sarana dan
Menggunakan skala likert untuk tiap • Interval skor = jika skor
prasarana 16/2 = 8 jawaban
indicator sesuai bobot nilai dari harapan
• Penampilan dan persepsi pasien • Skor = 20 – 8 responden <
Tenaga Medis = 12 12
Kepuasan pasien Alat:
terhadap • Pemahaman Kuesioner dengan 8 pernyataan terkait • Skor tertinggi: • Baik :
kemampuan petugas tenaga medis kemampuan petugas Kesehatan 4 x 5 = 20 jika skor
kesehatan dalam terkait penyakit memberikan perawatan, prosedur serta • Skor terendah: jawaban
pengetahuan, • Prosedur hasil perawatan secara akurat dan 4x1=4 responden ≥
Reliability kemandirian, dan penyampaian terpercaya • Skor range = 12
(Keandalan) profesionalisme kerja layanan 20 – 4 = 16 • Kurang Baik :
untuk memberikan perawatan Cara ukur: • Interval skor = jika skor
perawatan, prosedur • Teknik perawatan Menggunakan skala likert untuk tiap 16/2 = 8 jawaban
serta hasil perawatan yang diberikan indikator sesuai bobot nilai dari harapan • Skor = 20 – 8 responden <
secara akurat dan • Hasil Perawatan dan persepsi pasien = 12 12
terpercaya
Kepuasan pasien • Memberikan Alat: • Skor tertinggi: • Baik :
Responsiveness
terhadap kesediaan Bantuan pada Kuesioner dengan 8 pernyataan terkait 4 x 5 = 20 jika skor
(Daya Tanggap)
dan kesiapan tenaga proses kesediaan dan kesiapan tenaga medis • Skor terendah: jawaban
30
Hasil Kriteria
Variabel Deskripsi Indikator Alat dan Cara Ukur
Pengukuran Objektif
medis dalam administrasi dalam memberikan, menanggapi, dan 4x1=4 responden ≥
memberikan, • Menanggapi menyampaikan layanan Kesehatan • Skor range = 12
menanggapi, dan keluhan pasien 20 – 4 = 16 • Kurang Baik :
menyampaikan • Mengurangi Cara ukur: • Interval skor = jika skor
layanan Kesehatan kekhawatiran Menggunakan skala likert untuk tiap 16/2 = 8 jawaban
pasien indikator sesuai bobot nilai dari harapan • Skor = 20 – 8 responden <
• Memberikan dan persepsi pasien = 12 12
informasi
perawatan
kepada pasien
• Tidak ada
diskriminasi
Alat: • Skor tertinggi: • Baik :
status pasien
Kuesioner dengan 8 pernyataan terkait 4 x 5 = 20 jika skor
Kepuasan pasien • Layanan
jaminan atau kepastian yang • Skor terendah: jawaban
terhadap jaminan perawatan tepat
didapatkan pasien dari layanan yang 4x1=4 responden ≥
atau kepastian yang waktu
Assurance diberikan oleh tenaga medis • Skor range = 12
didapatkan pasien • Kemudahan
(Jaminan) 20 – 4 = 16 • Kurang Baik :
dari layanan yang Akses layanan
diberikan oleh tenaga
Cara ukur: • Interval skor = jika skor
perawatan
Menggunakan skala likert untuk tiap 16/2 = 8 jawaban
medis • Memberikan rasa indikator sesuai bobot nilai dari • Skor = 20 – 8 responden <
aman kepada harapan dan persepsi pasien = 12 12
pasien
Hasil Kriteria
Variabel Deskripsi Indikator Alat dan Cara Ukur
Pengukuran Objektif
pasien • Memperhatikan indicator sesuai bobot nilai dari harapan • Skor = 20 – 8 responden <
kebutuhan pasien dan persepsi pasien = 12 12
• Memahami
persaan dan
kondisi emosional
pasien
BAB 3
METODE PENELITIAN
sebuah studi yang dilakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan,
mungkin selama periode harian, mingguan atau bahkan bulanan dalam rangka
Wahidin Sudirohusodo pada Januari 2024 – April 2023. Waktu ini dihitung sejak
pengumpulan dan analisis data serta pelaksanaan penelitian dan seminar hasil.
1. Populasi
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Oleh sebab itu,
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rawat jalan yang melakukan
2. Sampel
Sampel adalah bagian yang diambil dari suatu populasi yang karakteristiknya
2011). Oleh sebab itu, sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik
32
33
ini adalah menentukan batas toleransi kesalahan (error tolerance). Batas toleransi
sebagai berikut.
% !
#$ &' ())(+)
!=
,!
Keterangan:
+= 1- )
Untuk memperoleh n (jumlah sampel) yang besar dan nilai p belum diketahui,
maka dapat digunakan p= 0,5. Dengan demikian jumlah sampel yang mewakili
34
! = &*, )+
Hasil dari perhitungan diatas, maka dapat diketahui bahwa jumlah sampel
1. Data Primer
Data primer diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner untuk data kuantitatif
yang berisi pernyataan mengenai dimensi SERVQUAL. Selain itu, hasil analisis
2. Data Sekunder
Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Rumah Sakit Dr
dan evaluasi rumah sakit berupa laporan kinerja, data Indeks Kepuasan
penelitian ini menggunakan kuisioner yang disebar kepada responden dari jumlah
F. Metode Pengukuran
nilai variabel yang diteliti. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
35
kuesioner yang dibuat sendiri oleh penulis berdasarkan indikator yang telah
diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian”. Adapun
sejumlah pernyataan sehingga diperoleh data kualitatif. Data ini akan diubah
penelitian ini adalah teknik skala Likert. Penggunaan skala likert menurut Sugiyono
sekelompok orang terkait fenomena yang ada dengan memberikan skor pada
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah, atau valid tidaknya suatu
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut
pengujian yang sering digunakan para peneliti untuk uji validitas adalah
menunjukkan kinerja kuesioner dalam mengukur apa yang akan diukur. Berikut
a. Validitas Konstruksi, suatu kuesioner yang baik harus dapat mengukur dengan
b. Validitas Isi, validitas ini adalah suatu alat yang mengukur sejauh mana
kuesioner atau alat ukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap
dari konsep.
2. Uji Reliabilitas
2013). Uji reliabilitas kuesioner dalam penelitian digunakan metode split half item
tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok harapan dan kelompok
persepsi.
37
menghasilkan skor total. Apabila korelasi 0,7 maka dikatakan item tersebut
memberikan tingkat reliabel yang cukup, sebaliknya apabila nilai korelasi dibawah
yang dibangun atas adanya perbandingan dua faktor utama yaitu persepsi
pelanggan atas layanan yang nyata mereka terima (perceived service) dengan
karena itu, metode ini digunakan untuk mengukur kualitas layanan dari atribut
Hasil dari skor kualitas layanan ini, dikategorikan ke dalam tiga kategori
sebagai berikut. (1) kualitas layanan yang memuaskan jika layanan yang diterima
sesuai dengan yang diharapkan; (2) kualitas layanan yang buruk jika kualitas
layanan yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan; dan (3) kualitas
layanan yang ideal jika kualitas layanan yang diterima lebih tinggi daripada yang
H. Penyajian Data
beberapa data hasil telaah dokumen khususnya, disajikan dalam bentuk tabular
dan gambar, misalnya tabel dan diagram alur dalam menginterpretasikan dan
menggambarkan analisis.
DAFTAR PUSTAKA
Abdalla, et al. 2023. Association of patient experience and the quality of hospital
care. International Journal for Quality in Health Care, 35(3), mzad047.
Baldwin, A. Sohal, A. 2003. Service Quality Factor and Outcomes in Dental Care.
Journal of Managing Service Quality, 13(3), 207-216.
Caruana, A. 2002. Service Loyality: The Effect of Service Quality and The
Mediating Role of Customer Satisfication. European Journal of Marketing,
36(7/8), 811-828.
Farrokhi, et al. 2023. Assesing The Quality of Hospital Outpatient Service in Iran:
A Systematic Review and Meta-Analysis. BMC Health Service Research,
1(23), 508.
Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
25. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.
39
40
Hong, S.C. Goo, Y.J.J. 2004. A Causal Model of Customer Loyality in Professional
Service Firms: An Empirical Study. International Journal of Management,
21(4), 531-541.
Iyer, R. Muncy, J.A. 2004. Who Do You Trust?. Journal of Marketing Health
Service, 26-31.
Otani, K. Kurz, S. 2004. The Impact of Nursing Care and Other Healthcare
Attributes on Hospitalized Patient Satisfication and Behavioural Intentions.
Journal of Healthcare Management, 49(3), 181-197.
Poenaru, et al. 2015. The Burden of Waiting: DALYs Accrued from Delayed Access
to Pediatric Surgery in Kenya and Canada. Journal of Pediatric
Surgery, 50(5), 765-770.
Poon, W.C. Low, K.L.T. 2005. Are Travelers Satisfied with Malaysian Hotels?.
International Journal of Contemporary Hospitality Management, 17(3), 217-
227.
Sohail, M.S. Shaik, N.M. 2004. Quest for Excellence in Business Education: A
Study of Student Impression of Service Quality. International Journal of
Educational Management, 58, 65.
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
Nama :
Nim :
Program Studi :
Fakultas :
A. Identitas Responden
kondisi sebenarnya. Berilah tanda centang (√) pada salah satu jawaban yang
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pekerjaan :
B. Penjelasan Singkat
kepuasan pasien rawat jalan pada departemen bedah anak di RSWS Kota
43
44
Kepuasan pasien terhadap bangunan fisik yang memiliki daya tarik visual dan
dapat dirasakan oleh pasien yang melakukan rawat jalan pada RSWS di kota
Makassar.
2. Reliability (Keandalan)
3. Responsiveness (Kesigapan)
4. Assurance (Jaminan)
Kepuasan pasien terhadap jaminan atau kepastian yang didapatkan pasien dari
5. Emphaty (Empati)
C. Pernyataan Harapan
Isilah pertanyaan berikut dengan baik dan benar sesuai dengan kondisi
sebenarnya. Berilah tanda centang (√) pada salah satu jawaban yang menurut
anda benar.
Keterangan
D. Pernyataan Persepsi
Isilah pertanyaan berikut dengan baik dan benar sesuai dengan kondisi
sebenarnya. Berilah tanda centang (√) pada salah satu jawaban yang menurut
anda benar.
Keterangan