Anda di halaman 1dari 97

STRATEGI PENGAWASAN OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM

MENINGKATKAN KEPATUHAN BANK SYARIAH (STUDI OTORITAS


JASA KEUANGAN YOGYAKARTA)

SKRIPSI

Oleh:

TIARA NURADILLAH
1900032023

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu Dalam Bidang ilmu Perbankan Syariah

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2023
FINANCIAL SERVICES AUTHORITY SUPERVISION STRATEGY IN
IMPROVING SHARIA BANK COMPLIANCE (YOGYAKARTA
FINANCIAL SERVICES AUTHORITY STUDY)

THESIS

By:
Tiara Nuradillah
1900032023

Submitted to fulfill one of the requirements for writing a thesis


in the Sharia Banking Study Program

FACULTY OF ISLAM

AHMAD DAHLAN UNIVERSITY

YOGYAKARTA

2023

i
NOTA DINAS

Dr. Riduwan, M.Ag.


Pembimbing Skripsi
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Hal : Persetujuan Munaqasyah


Lamp : 3 eks
Kepada
Yth. Kaprodi Perbankan Syariah
Universitas Ahmad Dahlan
di
Yogyakarta

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap penulisan skripsi yang
ditulis oleh:

Nama : Tiara Nuradillah


NIM : 1900032023
Fakultas : Agama Islam
Program Studi : Perbankan Syariah
Judul Skripsi : Strategi Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Dalam
Meningkatakan Kepatuhan Bank Syariah (Studi Otoritas
Jasa Keuangan Yogyakarta)

berpendapat bahwa skripsi tersebut dapat diajukan untuk ujian munaqasyah.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Yogyakarta, 30 Agustus 2023


Pembimbing

Dr. Riduwan, M.Ag.


NIPM.19761028201610111124
5690

ii
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Tiara Nuradillah

NIM : 1900032023

Program Studi : Perbankan Syariah

Fakultas : Agama Islam

Perguruan Tinggi : Universitas Ahmad Dahlan

Menyatakan bahwa naskah skripsi ini secara keseluruhan benar-benar bebas

dari plagiasi. Jika kemudian hari terbukti melakukan plagiasi, maka saya siap

ditindak sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

Yogyakarta,30 Agustus 2023

Tiara Nuradillah
NIM. 1900032023

iii
PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Nomor: FAI/015/D.3/II/2021

Tugas Akhir Dengan Judul : Strategi Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan


Dalam Meningkatkan Kepatuhan Bank Syariah
(Studi Otoritas Jasa Keuangan Yogyakarta)
Yang disusun oleh :
Nama : Tiara Nuradillah
NIM : 1900032023
Telah di uji pada tanggal :
Nilai ujian :

Dan dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad
Dahlan

Yogyakarta, 20 Agustus 2023

Mengetahui,

Dekan Ketua Program Studi

Fakultas Agama Islam Perbankan Syariah

Dr. Nur Kholis, S.Ag., M.Ag. Dwi Santosa Pambudi, S.H.I., M.S.I
NIPM. 19750902 200101 111 NIPM. 19860319 201610 111
0878390 0889835

iv
PERSETUJUAN TIM PENGUJI
UJIAN SKRIPSI

Skripsi Berjudul : Strategi Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Dalam


Meningkatkan Kepatuhan Bank Syariah (Studi Otoritas Jasa
Keuangan Yogyakarta)
Nama : Tiara Nuradillah
NIM : 1900032023
Program Studi : Perbankan Syariah

Telah disetujui tim penguji ujian munaqasah:


Ketua : (……………..)

Penguji I : (……………..)

Penguji II : (……………..)

Diuji di Yogyakarta pada tanggal:


Waktu :
Nilai :
Hasil : lulus tanpa perbaikan/ lulus dengan perbaikan/ tidak lulus

v
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Saya yang bertanda di bawah ini:


Nama : Tiara Nuradillah
NIM : 1900032023
Fakultas : Agama Islam
Email : tiara1900032023@webmail.uad.ac.id
Program Studi : Perbankan Syariah
Judul Tugas Akhir : Strategi Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Dalam
Meningkatkan Kepatuhan Bank Syariah (Studi Otoritas
Jasa Keuangan Yogyakarta)
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Hasil karya yang saya serahkan ini asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar kesarjanaan baik di Universitas Ahmad Dahlan maupun di
institusi pendidikan lain.
2. Hasil karya saya ini bukan saduran / terjemahan melainkan hasil gagasan,
rumusan, dan pelaksanaan penelitian / implementasi saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan dari pembimbing akademik dan narasumber
penelitian.
3. Hasil karya saya ini merupakan hasil revisi terakhir setelah diujikan yang telah
diketahui dan disetujui oleh pembimbing.
4. Dalam karya saya ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali yang digunakan sebagai acuan dalam naskah
dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Apabila dikemudian hari
terbukti ada penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh
serta sanksi lain yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Ahmad
Dahlan.

Yogyakarta, 30 Agustus 2023

Tiara Nuradillah
NIM. 1900032023

vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Tiara Nuradillah
NIM : 1900032023
Fakultas : Agama Islam
Program Studi : Perbankan Syariah
Email : tiara19000322023@webmail.uad.ac.id
Judul Tugas Akhir : Strategi Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Dalam
Meningkatakan Kepatuhan Bank Syariah (Studi Otoritas
Jasa Keuangan Yogyakarta)

Dengan ini saya menyertakan hak sepenuhnya kepada perpustakaan Universitas


Ahmad Dahlan untuk menyimpan, mengatur akses serta melakukan pengelolaan
terhadap karya saya ini dengan mengacu pada ketentuan akses tugas akhir
elektronik sebagai berikut:

Saya (mengizinkan/tidak mengizinkan) karya saya tersebut diunggah ke dalam


Repository Perpustakaan Universitas Ahmad Dahlan.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 30 Agustus 2023

Tiara Nuradillah
NIM. 1900032023

Mengetahui,
Pembimbing

Dr. Riduwan, M.Ag.


NIPM.
197610282016101111245690

vii
MOTTO

“Orang yang hebat adalah orang yang memiliki kemampuan menyembunyikan

kesusahan, sehingga orang lain mengira bahwa ia selalu senang.”

– Imam Syafi’I –

‫َفبِاَي ِ ٰا َ َۤلءِ َربِ ُك َما تُكَذ ِٰب ِن‬


Maka, nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan ?

– QS Ar-Rahmaan : 13 –

viii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Syukur Alhamdulillah dan segala puji bagi Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-nya dengan rasa syukur yang mendalam
dengan telah di selesaikan skripsi ini penulis mempersembahkannya kepada:
1. Bapak Dwi Santosa Pambudi, S.H.I., M.S.I., selaku Ketua Program Studi
Perbankan Syariah Universitas Ahmad Dahlan;
2. Bapak Dr. Ridwan, M.Ag., selaku dosen pembimbing skripsi atas segala
bimbingan, arahan serta saran yang diberikan kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik;
3. Seluruh dosen pengajar Perbankan Syariah Fakutas Agama Islam
Universitas Ahmad Dahlan yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
pengalaman yang tak ternilai selama penulis menempuh pendidikan di
Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan;
4. Kedua orang tua saya, Bapak Depi Putrawansyah dan Ibu Enlye Mariza,
Serta ketiga adek saya Diven Dwi Putra A dan Clara Iftina Rafifa, yang
selalu memberikan kasih sayang, do’a, nasehat, serta kesabaranya dan
dukungan yang luar biasa dalam setiap langkat penulis, yang merupakan
anugrah terbesar dalam hidup. Penulis berharap dapat menjadi anak yang
membanggakan;
5. Dan untuk sahabat tercinta saya Fathina Adila Fikriyya, Sholawati Burhan
Baruni, Rindiani Irawan dan Sekar Prembayun yang selalu memberi
dukungan dan motivasi dalam mengerjakan skripsi ini
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
membantu dengan tulus dan ikhlas serta memberikan do’a sehingga dapat
terselesakannya skripsi ini;
7. Diri sendiri yang selalu optimis dan pantang menyerah sesulit apapun proses
penyusunan skripsi ini.

ix
TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Sumber rujukan untuk transliterasi Arab-Latin berdasarkan Surat Keputusan

Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia tertanggal 22 Januari 1988 No: 158/1987 dan 0543b/U/1987.

1. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

‫ا‬ Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan


‫ب‬ Bā’ b be
‫ت‬ Tā’ t te
‫ث‬ Ṡā’ ṡ es (dengan titik katas)
‫ج‬ Jīm j je
‫ح‬ Ḥā’ ḥ ha (dengan titik di bawah)
‫خ‬ Khā’ kh ka dan ha
‫د‬ Dāl d de
‫ذ‬ Żāl ż zet (dengan titik di atas)
‫ر‬ Rā’ r er
‫ز‬ zai z zet
‫س‬ sīn s es
‫ش‬ syīn sy es dan ye
‫ص‬ ṣād ṣ es (dengan titik di bawah)
‫ض‬ ḍād ḍ de (dengan titik di bawah)
‫ط‬ ṭā’ ṭ te (dengan titik di bawah)
‫ظ‬ ẓa ẓ zet (dengan titik di bawah)
‫ع‬ ‘ain ‘ koma terbalik
‫غ‬ gain g ge

x
‫ف‬ fa’ f ef
‫ق‬ qaf q qi
‫ك‬ kaf k ka
‫ل‬ lam l ‘el
‫م‬ mim m ‘em
‫ن‬ nun n ‘en
‫و‬ waw w w
‫ه‬ ha’ h ha
‫ء‬ hamzah ` apostrof
‫ي‬ ya’ y Ye

2. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap

‫متعدة‬ Ditulis Muta‟addidah


‫عدّة‬ Ditulis „iddah

3. Ta‟ marbut}ah di Akhir Kata ditulis h

‫حكمة‬ ditulis Hikmah


‫علة‬ ditulis ‘illah
‫كرامة ألوليا‬ ditulis Karamah al-auliya’
‫زكاة الفطر‬ ditulis Zakah al-fitri

4. Vokal Pendek
َ a
Fathah Ditulis
‫فعل‬ fa’ala
َ I
Kasrah Ditulis
‫ذكر‬ Zukira
َ u
Dammah Ditulis
‫يدهب‬ yazhabu

xi
5. Vocal Panjang

Faţḥah + alif ditulis ā


1.
‫جبههية‬ ditulis jāhiliyyah

Faţḥah + ya’ mati ditulis ā


2.
‫تنسي‬ ditulis tansā

Kasrah + ya’ mati ditulis ī


3.
‫كريم‬ ditulis karim

ḍammah + wawu mati ditulis ū


4.
‫فروض‬ ditulis furūd

6. Vocal Rangkap

Faţḥah + ya’ mati ditulis ai


1.
‫ينكم‬ ditulis bainakum

Faţḥah + wawu mati ditulis au


2.
‫قول‬ ditulis qaul

7. Vocal Pendek yang Beruntutan dalam Suatu Kata dipisahkan dengan


Apostrof

‫أأنتم‬ ditulis a'antum

‫اعدت‬ ditulis u'iddat


‫لئنن شكرتم‬ ditulis la'in syakartum

xii
8. Diikuti huruf Qamariyah ditulis dengan menggunakan huruf “al”.
Apabila Syamsiyah ditulis dengan menggandakan huruf Syamsiyah yang
mengikutinya.

‫القرآن‬ ditulis al-Qur'ān


‫القياس‬ ditulis al-Qiyās
‫لسماء‬ ditulis as-samā'
‫الشمس‬ ditulis asy-syams

9. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat Ditulis menurut

Penulisannya

‫ذوى الفروض‬ ditulis zawi al-furūd


‫أهل السنة‬ ditulis ahl al-sunnah

xiii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah atas segala nikmat, karunia Allah, hidayah dan rahmat-Nya,


hingga akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Shalawat
dan salam selalu tercurah kepada uswah hasanah, Rasulullah saw, keluarga,
sahabat, tabi’in, tabi’at, dan ummatnya yang senantiasa setia dan istiqomah dengan
syariat dan dakwah Islam.
Teriring do’a dan rasa terima kasih kepada semua pihak, khususnya dalam
menyelesaikan skripsi ini. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Muchlas, M.T selaku Rektor Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta.
2. Bapak Dr. H. Nur Kholis,s M.Ag, selaku Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Ahmad Dahlan.
3. Bapak Dwi Santosa Pambudi, S.H.I., M.S.I. selaku Kepala Program Studi
Perbankan Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan.
4. Dosen pembimbing akademik bapak Dwi Santosa Pambudi, S.H.I., M.S.I. yang
sudah sangat perhatian terhadap anak-anaknya selama perkuliahan.
5. Dosen pembimbing skripsi bapak Dr. Ridwan, M.Ag. yang sudah membagikan
ilmunya dalam membimbing skripsi ini.
6. Seluruh dosen dan karyawan di Fakultas Agama Islam, yang telah mendidik
dan memberikan ilmunya kepada peneliti.

“Jaza kumullahu Khairan Kasiran”

xiv
ABSTRAK
Perbankan Syariah merupakan lembaga keuangan Islam atau bisa disebut
sebagai kerangka tata kelola keuangan berdasarkan Syariah Islam dalam
menajalankan semua operasinya. Namun tidak dipungkiri dalam perbankan Syariah
juga terdapat beberapa kasus seperti dalam penelitian ini yaitu Kasus financial
statement fraud yang terdapat pada perbankan syariah dimana berada pada
presentase tertinggi sehingga keberadaan OJK sebagai lembaga pengawas bank
syariah sengat penting untuk meminimalisir kecurangan-kecurangan dari beberapa
pihak dalam akad bank syariah.
Dalam hal ini studi ini bertujuan untuk mengetahui Strategi Pengawasan
Ototritas Jasa Keuangan Dalam Meningkatkan Kepatuhan Bank Syariah. Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif deskritif dengan melakukan wawancara
Bersama informan untuk mendapatkan informasi terkait rumusan masalah,
Hasil dari penelitian ini adalah 1). Strategi pengawasan otorita jasa keuangan
dalam meningkatkan kepatuhan bank syariah di Yogyakarta menggunakan metode
pengawasan berdasarkan resiko terbesar pada bank dan memberi kewajiban kepada
bank Syariah untuk melakukan laopran wajib minimalm1 bulan 1 kali 2).
Kesesuaian strategi pengawasan otoritas jasa keuangan dalam meningkatkan
kepatuhan bank syariah berdasarkan pojk yang telah di atur oleh Otoritas Jasa
Keuangan sudah sesuai dengan mengatur pola pola dari ketentuan supaya tidak
terjadinya farud. Sehingga dalam hal ini bisa di simpulkan bahwa: 1) Strategi
pengawasan otoritas jasa keuangan dalam meningkatkan kepatuhan bank syariah di
Yogyakarta menggunakan metode pengawasan berdasarkan resiko terbesar pada
bank, untuk resiko BPRS resikonya adalah menghimpun dan menyalurkan dana,
yang di namakan resiko kredit; 2) Berdasarkan POJK yang telah di atur oleh
Otoritas Jasa Keuangan sudah sesuai dengan mengatur pola pola dari ketentuan
supaya tidak terjadinya fraud.

Kata kunci : Pengawasan, OJK, Bank Syariah

xv
ABSTRACT
Sharia banking is an Islamic financial institution or can be called a financial
governance framework based on Islamic Sharia in carrying out all its operations.
However, it cannot be denied that in Sharia banking there are also several cases
such as in this research, namely cases of financial statement fraud in Islamic
banking which are in the highest percentage so that the existence of the OJK as a
supervisory institution for Islamic banks is very important to minimize fraud from
several parties in bank contracts. sharia.
In this case, this study aims to determine the Supervision Strategy of the
Financial Services Authority in Improving Sharia Bank Compliance. This research
uses a descriptive qualitative method by conducting interviews with informants to
obtain information related to the problem formulation,
The results of this research are 1). The financial services authority's
supervisory strategy in increasing compliance with sharia banks in Yogyakarta
uses a supervisory method based on the greatest risk to the bank and places
obligations on sharia banks to carry out mandatory reports at least 1 month 1 x 2).
The suitability of the financial services authority's supervisory strategy in
improving sharia bank compliance based on the POJK that has been regulated by
the Financial Services Authority is in accordance with regulating the pattern of
provisions so that farud does not occur. So in this case it can be concluded that: 1)
The supervisory strategy of the financial services authority in increasing the
compliance of sharia banks in Yogyakarta uses a supervisory method based on the
biggest risk to the bank, for BPRS risk the risk is collecting and distributing funds,
which is called credit risk; 2) Based on POJK which has been regulated by the
Financial Services Authority, it is in accordance with regulating the pattern of
provisions so that fraud does not occur.

Keywords: Supervision, OJK, Sharia Bank

xvi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
NOTA DINAS ........................................................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... iii
PENGESAHAN TUGAS AKHIR....................................................................... iv
PERSETUJUAN TIM PENGUJI .........................................................................v
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT .................................................................. vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES ...................................................... vii
MOTTO .............................................................................................................. viii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN .................................................x
KATA PENGANTAR ........................................................................................ xiv
ABSTRAK ............................................................................................................xv
ABSTRACT ........................................................................................................ xvi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xvii
DAFTAR TABEL ................................................................................................xx
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xxi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xxii
BAB I : PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................7
C. Tujuan Penelitian .........................................................................................7
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................7
E. Sistematika Penulisan ..................................................................................8
BAB II : KAJIAN PUSTAKA.............................................................................11
A. Landasan Teori ...........................................................................................11
1. Strategi ................................................................................................11
2. Pengawasan .........................................................................................16
3. Otoritas Jasa Keuangan .......................................................................18
4. Kepatuhan Bank Syariah .....................................................................23
5. Dewan Pengawasan Syariah ...............................................................26

xvii
B. Penelitian Terdahulu ..................................................................................29
C. Kerangka Teori...........................................................................................34
BAB III : METODE PENELITIAN ...................................................................36
A. Jenis Penelitian ...........................................................................................36
B. Lokasi Penelitihan ......................................................................................37
C. Sumber Data ...............................................................................................37
D. Instrumen Penelitian...................................................................................38
E. Teknik Pengumpulan Data .........................................................................38
F. Teknik Analisis Data ..................................................................................39
BAB IV : HASIL PENELIAN DAN PEMBAHASAN......................................40
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .........................................................40
1. Sejarah Otoritas Jasa keuangan ...........................................................40
2. Visi dan Misi Otoritas Jasa Keuangan ................................................43
3. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Otoritas Jasa Keuangan .....................44
4. Struktur Organisasi ..............................................................................45
B. Hasil Penelitian ..........................................................................................47
1. Strategi pengawasan otorita jasa keuangan dalam meningkatkan
kepatuhan bank syariah di Yogyakart .................................................48
2. Kesesuaian strategi pengawasan otoritas jasa keuangan dalam
meningkatkan kepatuhan bank syariah berdasarkan pojk yang
telah di atur oleh Otoritas Jasa Keuangan ...........................................50
C. Pembahasan Hasil Penelitian .....................................................................53
1. Strategi pengawasan otorita jasa keuangan dalam meningkatkan
kepatuhan bank syariah di Yogyakarta ...............................................53
2. Kesesuaian strategi pengawasan otoritas jasa keuangan dalam
meningkatkan kepatuhan bank syariah berdasarkan pojk yang
telah di atur oleh Otoritas Jasa Keuangan ...........................................56
BAB V : PENUTUP .............................................................................................60
A. Kesimpulan ................................................................................................60
B. Saran ...........................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................62

xviii
LAMPIRAN ..........................................................................................................66

xix
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Perbankan Syariah di Yogyakarta dari tahun


2015-2022 ................................................................................................2
Tabel 1.2 Kasus Fraud syariah di indonesia 2020-2022 ..........................................5
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ..............................................................................29

xx
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Jenis Tingkat Kasus Fraud 2020 ..................................................................... 6

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 35

Gambar 4.1 Kantor Otoritas Jasa keuangan Daerah Istimewah Yogyakarta .................... 43

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Kelembagaan Otoritas Jasa Keuangan .......................... 47

Gambar 4.3 Foto peneliti dengan para informan saat wawacara sedang berlangsung ...... 50

Gambar 4.4 Foto peneliti dengan para informan .............................................................. 53

xxi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pengangkatan Pembimbing .......................................................66


Lampiran 2 Surat Izin Penelitian............................................................................67
Lampiran 3 Hasil Cek Plagiasi ...............................................................................68
Lampiran 4 Daftar Pernyataan Wawancara ............................................................69
Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian ......................................................................73
Lampiran 6 Data Riwayat Hidup ...........................................................................74

xxii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia mempunyai populasi muslim terbesar di dunia dan menghadirkan

pasar yang lebih luas untuk produk dan layanan keuangan islam. Islam Financial

Services Board (IFSB, 2018) melaporkan bahwa perbankan syariah di negara

berkembang termasuk indonesia menunjukan peningkatan profitabilitas yang

signifikan, diikuti dengan perkembangan asuransi syariah (takaful) dan pasar modal

syariah (Otoritas Jasa Keuangan (OJK), 2017)

Industri keuangan syariah di indonesia terus berkembang, terbukti dengan

semakin banyaknya produk dan layanan syariah serta infrastuktur yang mendukung

sektor keuangan syariah. Pesatnya perkembangan sektor keuangan syariah di

indonesia menjadikan indonesia termasuk dalam sepuluh besar negara dengan

indeks keuangan syariah terbesar di dunia (Sholikah & Zuraya, 2018). Dari zaman

ke zaman perkembangan sistem keuangan semakin canggih, Sistem keuangan yang

handal merupakan suatu hal yang sangat penting yang wajib dimiliki setiap badan

usaha, baik milik pemerintah maupun swasta. Di setiap Negara di dunia

membutuhkan sistem keuangan yang handal dan stabil agar dapat memajukan

Negara dalam mensejahterahkan penduduknya.

Kemajuan perbankan syariah di indonesia mengalami pertumbuhan yang

cukup signifikan, hal inilah yang mendasari lahirnya undang-undang No.21 tahun

2008. Hingga April 2021, sektor perbankan syariah di Yogyakarta terdiri dari 9

Bank Umum Syariah (BUS) dengan total aset sebesar 399,886 miliar rupiah dan

1
2

sebanyak 37 kantor, 20 Unit Usaha Syariah (UUS) dengan total aset sebesar

194,091 miliar rupiah, serta 16 Bank Pembiayaan Mikro Syariah (BPRS) dengan

35 kantor BPRS di kota Yogyakarta (Otoritas Jasa Keuangan, 2021).

Tabel 1.1 Perkembangan Perbankan Syariah di Yogyakarta dari tahun 2015-2022

Tahun Jumlah Bank Jumlah Kantor


2015 4 24
2016 4 25
2017 5 26
2018 7 28
2019 8 37
2020 9 37
2021 9 37
2022 9 37

(Sumber: BPS Kota Yogyakarta, 2023)

Kerangka peraturan untuk lembaga islam dapat disebut sebagai kerangka tata

kelola Syariah yang mengatur dan mengawasi lembaga keuangan islam untuk

memastikan kepatuhan hukum Syariah dalam semua operasinya (Elasrag2014).

Kerangka peraturan untuk lembaga keuangan islam dapat diklasifikasikan terutama

tiga bentuk: Sepenuhnya Islami, Sistem Ganda dan Inklusi Netral atau parsial.

Sepenuhnya Islam berarti negara-negara tersebut hanya menerima perbankan

dan lembaga keuangan yang didasarkan pada prinsip syariah dan mereka melarang

lembaga keuangan konvensional. Ini terutama diadopsi di negara-negara Muslim

seperti seperti Indonesia.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) lembaga yang berdiri sejak tahun 2012 tepatnya

di tanggal 16 juli. Ojk di bentuk upaya untuk menghadirkan system penganturan


3

dan pengawasan pada kegiatan jasa keuangan Indonesia. Otoritas jasa keuangan

terbentuk berdasarkan Undang-undang 21 tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa

Keuangan. Sesuai pasal 4 dalam UU Tersebut, otoritas jasa keuangan di bentuk L L l l l l l l l

dengan tujuan agar semua sektor jasa keuangan terselangara secara adil, teratur,
l l l l l l l l l l l l l

transparan dan akuntabel. Sementara untuk pengawasan lembaga keuangan non- l l l l l l l l l l

bank, sebelumnya di jalankan oleh kementrian keuangan (kemenkeu) dan Badan


l l l l l l l l l l l l

Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bappepam LK) dan saat ini
l l l l l

pengawasan lembbaga non-bank di ambil alih peran oleh OJK.


l l l l

Dengan adanya OJK, maka secara otomatis mengambil alih fungsi regulator
l l l l l l

dan pengawasan pada perbankan yang sebelumnya di jalankan oleh Bank Central
l l l l l l l

yaitu Bank Indonesia (BI). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjadi lembaga
l l l l l l

pengawas industri keuangan yang terpercaya, melindungi kepentingan konsumen


l l l l l l l l l l l l

dan masyarakat, dan mampu mewujudkan industri jasa keuangan menjadi pilar l l l l l l l l

perekonmian nasional yang berdaya saing global serta dapat memajukan


l l l l l l

kesajahteraan umum (pikahulan, 2020).


l l l l l

Pengawasan syariah terhadap perbankan syariah diatur melalui UU, PBI/POJK


l l l l l l L L

serta ketentuan yang dibuat DSN-MUI berlaku secara nasional. Untuk upaya
l l l l l L l l l L l l

memasyarakatkan Bank Syariah adalah melalui produk-produk syariah.


l l l l l

Pengawasan perbankan syariah diperlukan untuk memelihara reputasi bank


l l l l l l l l l l

syariah sebagai bank yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dalam


l l l l

mengembangkan sistem keuangan syariah, Indonesia telah mengadopsi regulasi


l l l l l l l l l l

Islamic Financial Services Board (IFSB), Accounting and Auditing Organization l l l l

for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) dan berbagai fatwa OIC Fiqh Academy l l l
4

di Jeddah. Indonesia juga menjadi anggota International Islamic Financial Market


l l l l l l

(IIFM), International Islamic Liquidity Management Corporation (IILM), Islamic


l l l l

Development Bank (IDB), dan Islamic Financial Services Board (IFSB) (Furqani
l l l l l l

2017).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah satu-satunya otoritas yang bertugas l l l l l l

mengawasi perbankan, asuransi, pasar modal, dan lembaga kauangan non-


l l l l l

perbankan lainya. Aturan baru yang dikeluarkan OJK dimana salah satu tugas dan
l l l l l l l

wewenang OJK menurut Pasal 6 UU No 21 Tahun 2011, adalah melaksanakan


l l l l l L L l l

pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan sektor pertumbuhan Perbankan


l l l l l l l l l l

syariah.

Nota kesepahaman telah dibuat antara OJK dan Dewan Syariah Nasional
l l l l l

Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) pada tahun 2014 untuk mendukung sektor
l L l L l l l l l l l

perbankan. Dewan mengeluarkan fatwa dan mengevaluasi kepatuhan Syariah


l l l l l l l l l l

(Hussain dan Williams 2016).


l

Istilah kepatuhan bank syariah mengacu pada komitmen bank untuk l l l l l l l

mempertahankan hukum islam dan pemeritahan hukum islam. Menurut Ali (2013)
l l l l l l l l l l l

ini merupakan ketaatan dan kesesuaian system keuangan syariah dengan prinsip
l l l l l l l l l l

syariah, yang dasarnya di gali dari sumber utama yaitu al qur’an dan hadis serta l l l l l l

ijtihad Industri keuangan merupakan sektor bisnis yang memiliki tingkat risiko
l l l l l l l

paling tinggi dibanding dengan l industri lainya (Ahmed, 2008). Dalam hal ini,
l l

lembaga keuangan harus menerapkan prinsip kehati-hatian yang lebih


l l l l l l l l

komprehensif. Prinsip pertama yang dipertimbangkan adalah penerapan hukum


l l l l l l l l

sharia dalam harmoni dengan kegiatan bisnis (Maslihatin & Riduwan, 2020). l l l
5

Sistem pengawasan OJK pada perbankan syariah dalam penerapannya dengan


l l l l l l

memberikan perizinan, mengintegrasikan seluruh ketentuan, dan mengintegrasikan


l l l l l l l l l l l l l

perizinan satu pintu. Ditinjau dari hukum Islam sistem pengawasan OJK pada
l l l l l l l l

perbankan syariah hanya dalam bentuk memberikan aturan dan ketentuan terkait
l l l l l l l l l l

pengelolaan dan perizinan perbankan dalam hal ini melakukan pengawasan secara
l l l l l l l l

langsung dengan mengeluarkan peraturan OJK, dan pengawasan secara tidak


l l l l l l l l l

langsung dengan berkerja sama dengan Dewan Syariah Nasional (DSN) untuk
l l l l l l l l

membentuk Dewan Syariah Nasional (DPS) untuk mengawasi kepatuhan


l l l l l l l l l

perbankan terhadap ketentuan dan prinsip-prinsip syariah yang digunakan.


l l l l l l

Namun berdasarkan laporan Association of Certified Fraud Examiners (ACFE)


l l l l l L l L

pada tahun 2020, menyatakan kerugian yang diakibatkan oleh kecurangan secara
l l l l l l l l

global pada perbankan syariah menduduki peringkat tertinggi dari tiga kasus l l l l l l l

lainnya yaitu Asset Misappropriation, Corruption, dan Financial Statement Fraud.


l l l l l l

Dimana kasus fraud ini terjadi pada Bank Mandiri di katagorikan cukup tinggi
l l l l l

selama priode 2020-2022 yaitu berjumlah 94 kasus dibandingkan dengan bank


l l l l l l l

Syariah lainnya yang ada di Indonesia. l

Tabel 1. 2 Kasus Fraud syariah di indonesia 2020-2022.


l l l l

Kasus Fraud l l 2020 2021 2022


BSM 19 25 36
BRI Syariah 4 6 3
BNI Syariah 3 6 9
6

Gambar 1. 1 Jenis Tingkat Kasus Fraud 2020 l l l

Sumber: Report To The Nations, 2022


l l l l

Berdasarkan observasi awal penelitihan, bank syariah di Yogyakarta baru


l l l l l

mendapatkan mendapatkan pengawasan OJK pada tahun 2014. Berdasarkan


l l l l l

observasi awal yang dilakukan penulis di seminar yang diisi Kepala Kantor OJK
l l l l l l

Provinsi Yogyakarta, menyatakan bahwa OJK Provinsi Yogyakarta melakukan l l l

pengawasan secara umum atau secara langsung (on-site supervision) pada Bank
l l l l l l l l l l

Syariah hanya pada awal tahun 2014 sedangkan selama terjadi covid-19 OJK tidak l l l l

langsung turun. l l l

Hal ini mengarahkan penulis melihat bahwa pengawasan OJK Provinsi


l l l l l

Yogyakarta belum terlaksana secara maksimal dan perlu di pertanyakan tentang


l l l l l l l l

bagaimana strategi pengawasannya serta kendala dalam pengawasannyapada Bank


l l l l l

Syariah khususnya yang ada di Yogyakarta sesuai dengan sistem pengawasan


l l l l l l l

perbankan yang telah ditetapkan OJK.


l l l

Berdasarkan fenomena diatas, kasus financial statement fraud perbankan


l l l l l l l l

syariah yang berada pada prosentase tertinggi sehingga keberadaan OJK sebagai
l l l l l l l l

lembaga pengawas bank syariah guna meminimalisir kecurangan-kecurangan dari


l l l l l l l l
7

beberapa pihak dalam akad bank syariah menjadi sengat penting. Penting untuk
l l l l l l l l

mengkaji strategi pengawasan ototritas jasa keuangan dalam meningkatkan


l l l l l l

kepatuhan bank syariah. Oleh karena itu penelitihan ini diberi judul, “Strategi
l l l l l l l l l l

Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Dalam Meningkatkan Kepatuhan Bank

Syariah (studi otoritas jasa keuangan yogyakarta).”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka tersusun


l l l l l l

rumusan masalah yang akan dikaji sebagai berikut:


l l l l l

1. Bagaimana strategi pengawasan otorita jasa keuangan dalam meningkatkan l l l l l

kepatuhan bank syariah di Yogyakarta?


l l

2. Bagaimana kesesuaian strategi pengawasan otoritas jasa keuangan dalam


l l l l l l l

meningkatkan kepatuhan bank syariah berdasarkan pojk yang telah di atur oleh
l l l l l l l

Otoritas Jasa Keuangan? l l

C. Batasan Masalah

Mengingat luasnya penelitian ini, untuk mengurangi kesimpangsiuran dan


l l l l l l l l l l

permasalahan dalam pembahasan maka penelitian ini dibatasi pada penelitian


l l l l l l

Strategi Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Dalam Meningkatkan Kepatuhan


l l l l l l l

Bank Syariah.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis dalam penelitian ini bertujuan


l l l l l l l l l l

untuk:
l l

1. Menganalisis strategi pengawasan otoritas jasa keuangan dalam meningkatkan


l l l l l l

kepatuhan bank syariah di Yogyakarta.


l l
8

2. Mengetahui efektivitas strategi pengawasan otoritas jasa keuangan dalam


l l l l l l l l l

meningkatkan kepatuhan bank syariah di Yogyakarta.


l l l

E. Manfaat Penelitian

Selain tujuan penelitihan, ada manfaat yang dapat diambil dari penelitihan ini.
l l l l l l l

Penelitihan ini mempunyai manfaat sebagai berikut:


l l l l l l l

1. Manfaat Teoritis l

a. Bagi penulis l l

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis agar


l l l l l l

mengetahui l l l strategi l pengawasan


l otoritas jasa keuangan l l dalam

meningkatkan kepatuhan bank syariah di Yogyakarta. Dalam hal


l l l

kepentingan Ilmiah, diharapkan dapat memberikan konstribusi yang


l l l l l

berguna bagi ilmu pengetahuan intelektual di bidang pengawasan kinerja


l l l l l l l l l l l

Perbankan Syariah serta dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi peneliti
l l l l l l

yang akan mengadakan penelitian secara lebih mendalam terhadap l l l l l l l

permasalahan yang sama pada periode yang akan datang.


l l l

b. Bagi Akademik l

Perbankan syariah khususnya mengenai strategi pengawasan otoritas


l l l l l l l

jasa keuangan dalam meningkatkan kepatuhan bank syariah di Yogyakarta.


l l l l l

c. Bagi Pembaca l

Untuk menambah dan memperluas wawasan peneliti dan mahasiswa


L l l l l l l l

Jurusan Ekonomi dan Bisnis Islam khususnya pengawasan otoritas jasa


l l L l l l

keuangan dalam meningkatkan kepatuhan bank syariah.


l l l l l
9

2. Manfaat Praktis

Penelitihan ini dapat memberikan manfaat bagi OJK, bahwa banyak strategi
l l l l l

dalam pengawasan otorits jasa keuangan dalam meningkatkan kepatuhan bank


l l l l l l

syariah. Dalam penelitihan ini juga, memberikan informasi kepada bank l l l l l l

syariah terkait peningkatan kepatuhan. l l l l

F. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini dapat dijelaskan secara garis besar dengan total 5 bab yang
l l l l l l

ada didalamnya dan berisikan sebagai berikut: l l l l

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bab pendahuluan yang menjadi pengantar menjelaskan mengapa
l l l l l l l l l l

penelitihan ini menarik untuk diteliti, apa yang diteliti, dan untuk apa penelitian
l l l l l l l l l l l

dilakukan, pada bab ini diuraikan tentangan latar belakang masalah, perumusan
l l l l l l l

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.


l l l l l l l l l l

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini merupakan landasan teori, kajian pustaka, terdiri dari penelitihan terdahulu
l l l l l l l l l l

dan kerangka berpikir.


l l

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang metode penelitihan, yang terdiri dari waktu dan lokasi
l l l l l l l l l

penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data.


l l l l l l l l l l

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan dari hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari
l l l l l l

gambaran umum lokasi penelitian, hasil analisis data penelitian, hasil analisis data
l l l l l l

dan pembahasan.
l
10

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil penelitian yang di peroleh, serta saran-
l l l l l l l l l

saran yang diperlukan untuk menyempurnakan penelitian ini.


l l l l l l l l l
BAB II

LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori

1. Strategi

Kata strategi bersal dari kata strategos dalam bahasa yunani merupakan l l l l l l

gabungan dari stratos atau tentatra dan ego atau pemimpin. Suatu strategi
l l l l l l l l l

mempunyai dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi pada
l l l l l l l l l

dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Strategi ialah suatu l l l l l l l l l l l

seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk


l l l l l l l l l l

mencapai suatu sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan


l l l l l l l l l l

lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan (Budio, 2019).


l l l l l

Strategi perusahaan memerlukan dukungan semua pihak, Bisnis dan


l l l l l l l l l l

Kewirauusahaan sehingga membuat posisi merek menjadi kuat sebagai tujuan


l l l l l l l l l l l l l

utama dari perusahaan dan pemasar, karena diharapakan mampu memberikan


l l l l l l l l

margin yang lebih besar, kesempatan yang lebih besar untuk memperpanjang l l l l l l l l l l

dan memelihara posisi yang kuat terhadap pesaing. Dari definisi tersebut
l l l l l l l l l

penulis menyimpulkan bahwa pengertian strategi adalah hal-hal yang


l l l l l l l

perusahaan ingin lakukan untuk mencapai suatu tujuan yang telah di tetapkan
l l l l l l l l l l l l

ssebelumnya. l l l

Dalam buku Analisis SWOT Teknis Membedah Kasus Bisnis, mengutip


l l l l l l l l

pendapat dari beberapa ahli mengenai strategi, di antarnya:


l l l l l l

11
12

a. Chandler: strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan l l l l l l l l l l l

dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, l l l l

serta prioritas alokasi sumber daya.


l l l

b. Learned, Christensen, Andrews, dan Guth: strategi merupakan alat


l l l l l l l l l

untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu


l l l l l l l l l l

fokus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau
l l l l l l l l l l

tidak.

c. Argyris, Mintzberg, Steiner dan Miner: Strategi merupakan respons l l l l l l l l

secara terus-menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman


l l l l l l l l l l l

eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat


l l l l l l l l

memengaruhi organisasi. l l l

d. Andrews, Chaffe: Strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholders, l l l l l l l l l

seperti stakeholders, debtholders, manajer, karyawan, konsumen,


l l l l l l l l l

komunitas, pemerintah, dan sebagainya, yang baik secara langsung


l l l l l l

maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang


l l l l l l l l l

ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh perusahaan. l l l l l l l l

e. Hamel dan Prahalad: Strategi merupakan tindakan yang bersifatl l l l l

incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dan dilakukan


l l l l l l l l l l

berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan pelanggan di


l l l l l

masa depan. Dengan demikian, perencanaan strategi hampir selalu l l l l l l l l

dimulai dari “apa yang dapat terjadi”, bukan dimulai dari “apa yang
l l l l

terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola


l l l l l l l

konsumen l l memerlukan l l l kompetensi l l inti (core l competencies). l l l


13

Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang


l l l l l l l

dilakukan. l

Dari definisi-definisa di atas maka dapat di simpulkan bahwa strategi adalah


l l l l

alat untuk mencapai tujuan atau keunggulan bersaing dengan melihat faktor
l l l l l l l l l l l l

eksternal dan internal perusahaan. Perusahaan melakukan tindakan yang dapat


l l l l l l l l l

menjadikan keuntungan baik untuk perusahaan maupun pihak lain yang berada
l l l l l l l l l l l

di bawah naungan perusahaan, Berikut adalah unsur-unsur yang terdapat dalam


l l l l l l l l l l

strategi: l

a. Tujuan dan sasaran l l

Tujuan mmerupakan hasil akhir dari kegiatan perencanaan (J. David


l l l l l l l

Hunger dan Thomas L. Wheelen, 2003). Tujuannya adalah agar


l l l l l l l

keinginan dapat ditanggapi tanpa ada batasan waktu sedangkan target


l l l l

adalah pernyataan yang telah mengarah pada kegiatan untuk mencapai l l l l l l l

tujuan, lebih terikat waktu, dapat diukur dan dapat dijumlahkan atau di
l l l l l l l l l

hitung (J. Salusu, 2015). l l l

b. Lingkungan l

Lingkungan sebenarnya adalah sesuatu yang ada di sekitar kita. l l l l l l l

Unsur strategi lingkungan yang dimaksud disini berkaitan dengan tujuan


L l l l l l l l l

dari suatu tujuan dari strategi yang direncanakan (Andespa, 2019).


l l l l l l l

c. Kemampuan internal l l l

Kapabilitas internal adalah kemampuan sumber daya yang terdapat l l l l l l

dalam organisasi untuk mencapai tujuan. Kemampuan ini lebih fokus l l l l l l l l l


14

pada kekuatan internal dengan apa yang akan mereka buat (Andespa,
l l l l l l l l

2019).

d. Kompetisi l

Persaingan sangat penting dalam strategi. Persaingan biasanya


l l l l

dilakukan untuk mencapai suatu target, oleh karena itu hal ini tidak
l l l l l l l l l l

dapat diabaikan dalam strategi (Andespa, 2019) l l

e. Pembuatan strategi
l l l

Pembuatan strategi adalah elemen yang paling penting karena apa,


l l l l l l l l

yang akan dibuat dari kegiatan berpusat pada siapa yang membuat l l l l l l

strategi (J. Salusu, 2015).


l l l

f. Komunikasi l

Komunikasi merupakan suatu kegiatan penyampaian informasi baik


l l l l l l l

itu pesan, gagasan atau gagasan dari suatu pihak kepada pihak lain yang
l l l l l l

dilakukan secara langsung maupun tidak. Komunikasi ini merupakan


l l l l l l l l

hal yang paling penting karena proses penyampaian informasi akan l l l l

berjalan dengan lebih bagus dengan komunikasi yang baik (Andespa,


l l l l l l l

2019).

Penentuan strategi tentu akan membawa keuntungan bagi organisasi.


l l l l l l l l l l

Strategi yang tepat akan mencapai tujuan yang diinginkan oleh organisasi.
l l l l l l

Siagian (2002:206) menjelaskan manfaat penetapan strategi dalam organisasi, l l l l l

antara lain:
15

a. Memperjelas arti dan sifat dari sebuah rencana dengan mengidentifikasi


l l l l l l l l l

lebih spesifik bagaimana organisasi harus mengelola hal-hal di masa


l l l l l

depan. l

b. Strategi adalah cara yang efektif untuk mewujudkan kegiatan dalam


l l l l l l l l l

rangka menetapkan tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan. l l l l l l l

c. Sebagai pedoman dan arah dalam pelaksanaan kegiatan di berbagai


l l l l l

bidang.

d. Menghitung berbagai cara untuk mencapai tujuan dan sasaran serta


l l l l l l l l l

prioritas pembangunan dalam suatu bidang sesuai dengan kemampuan l l l l l l l l l

yang telah konkrit dan jelas. l l

e. Sebagai proses pemecahan masalah melalui serangkaian proses


l l l l l l l l

pengambilan keputusan.
l l l l

f. Memudahkan koordinasi bagi semua pihak yang ber berpartisipasi dan


l l l l l l

memiliki kesamaan persepsi tentang bentuk dan sifat interaksi,


l l l l l l l l

interdependensi l l l l dan interlasi l yang harus l ditumbuhkan l l dan

dipertahankan dalam mengelola jalannya roda organisasi, sehingga


l l l l

akan mengurangi atau bahkan menghilangkan kemungkinan terjadinyal l l l l l l

konflik antar berbagai pihak terkait. l l

Dengan demikian strategi dapat berjalan sesuai dengan yang telah


l l l l l l l l

ditetapkan. Pada hakekatnya manfaat penetapan strategi adalah untuk


l l l l l l l

memperjelas suatu rencana denga cara mengidentifikasi secara lebih spesifik


l l l l l l l l l l l l

cara-cara yang efektif dan mewujudkan kegiatan dalam rangka menetapkan l l l l l l l l

tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan shingga dapat dijadikan pedoman dan
l l l l l l
16

arahan dalam melaksanakan kegiatan di berbagai bidang. Untuk mencapai l l l L l l

tujuan dan sasaran serta prioritas pembangunan di suatu bidang. Sesuai dengan
l l l l l l l l l l

kemampuan yang sudah kongkrit dan jelas.


l l l l

2. Pengawasan

Dalam kamus besar bahasa indonesia, pengawasan memliki pengertian l l l l l l l

yaitu mengendalikan dan menjaga(Nasional, 2002). Sedangkan definisi


l l l l l l

pengawasan menurut para ahli sebagai berikut:


l l l l l l l

Ahmad Ibrahim Abu Sinn mengatakan bahwa: “Pengawasan merupakan l l l l l

suatu pekerjaan yang bertujuan untuk menjamin agar kegiatan yang


l l l l l l l l l l l

pengelolaannya dilaksanakan sebaik-biak sesuai dengan tujuan yang telah


l l l l l l l l l

ditetapkan dan dengan performa sebaik mungkin”(Ahmad Ibrahim Abu Sinn,


l l l l l l

2008).

Sedangkan menurut Kasmir yang dimaksud pengawasan adalah: “Aktivitas


l l l l l l

yang dilakukan untuk memantau dan mengendalikan seluruh kegiatan l l l l l l l l l l l

operasional l perusahaan, l l termasuk


l l penganggaran,
l proses l operasional l

perusahaan, catatan, dan laporan terhadap hasil kinerja. Pengawasan dapat


l l l l l

dilakukan secara rutin tidak boleh terputus, dan dilakukan secara melekat serta
l l l l l l l l l l l l

terus menerus” (Kasmir, 2015).


l l l l l

Berdasakan penjelasan para ahli di atas, dapat dipahami bahwa pengawasan


l l l l

itu adalah upaya pemantauan pelaksanaan secara keseluruhan kegiatan sesuai


l l l l l l l l l l l l l

dengan rencana yang telah menjamin bahwa berbagai kegiatan tersebut untuk
l l l l l l l l l l l

menjamin terlaksananya berbagai kegiatan tersebut sesuai dengan rencana


l l l l l l l l l l l

yang telah ditetapkan sebelumnya. Kontrol yang dilakukan secara keseluruhan


l l l l l l l l l l l
17

terhadap sumber daya manusia, dan sistem secara keseluruhan dilaksanakan,


l l l l l l l l l l

proses, output serta sarana dan prasarana dalam kegiatan operasional suatu
l l l l l l l l

perusahaan.
l l

Tujuan agar yang dihasilkan sesuai dengan rencana menurut kasmir salah
l l l l l l l l l

satunya adalah meminimalkan tindakan staff untuk melakukan penyimpangan,


l l l l l l l

dengan cara membuat seseorang menjadi bekerja dengan baik, karena merasa
l l l l l l l l l l l

ada pengawasan terhadap aktivitasnya dan Pengendalian biaya, artinya dengan


l l l l l

adanya pengelolaan dan pengawasan maka biaya yang tidak perlu keluar dapat
l l l l l l l

diminimalkan segala bentuk kebocoran sehingga terjadi efisiensi agar tujuan l l l l l l l l l l

perusahaan tercapai, artinya jika semua aktivitas perusahaan berjalan sesuai


l l l l l l l l l l

dengan yang telah direncanakan.


l l l

Ada beberapa bentuk dari pengawasan yang pertama ada pengawasan


l l l l l l l

langsung yang kedua pengawasan tidak langsung dan ketiga pengawasan


l l l l l l l

berdasarkan kekecualian, pengawasan langsung ialah pengawasan yang


l l l l l l l

dilakukan sendiri secara langsung oleh atasan terhadap bawahan pada saat
l l l l l l

kegiatan dilakukan. Pengawasan tidak langsung adalah pengawasan yang


l l l l l

dilakukan oleh pimpinan dengan cara tidak turun langsung mengawasi


l l l l l l l

pekerjaan dari pelaksana, melainkan mempelajari laporan-laporan, baik itu


l l l l l l l

laporan lisan maupun tulisan yang disampaikan oleh pelaksana pekerjaan. l l l l l l l

Pengawasan berdasarkan kekecualian adalah pengawasan berdasarkan


l l l l l l l

pemantauan terutama terhadap kesalahan kinerja yang luar biasa dari hasil
l l l l l l l l

standar yang diharapkan. Pengendalian atau pengawasan ini dilakukan dengan l l l l l l

cara kombinasi langsung dan tidak langsung (Malayu S.P. Hasibuan, n.d.). l l l l
18

Selain itu, pengawasan syariah secara umum mempunyai fungsi dasar bank
l l l l l l l l l

syariah yang bisa dikatakan sama dengan bank konvensional. Prinsip umum l l l l

pengaturan dan pengawasan perbankan konvensional juga berlaku pada


l l l l l l l l

perbankan syariah. Namun perbankan syariah mempunyai beberapa


l l l l l l l

spesialisasi dalam bisnisnya yang berbeda dengan bank konvensional. Ciri-ciri


l l l l l

tersebut tercermin dari kepatuhan terhadap peraturan dan ketaatan pada prinsip
l l l l l l l l l l l

syariah dalam segala aktivitasnya, terutama ketika pelarangan bunga l l l l l l

digantikan dengan bagi hasil. Penerapan prinsip-prinsip syariah ini pada l l l

akhirnya melahirkan sebuah konsep yang dikenal dengan istilah kepatuhan l l l l l l l l

syariah atau di kenal juga dengan istilah shariah compliance. l l l l l

3. Otoritas Jasa Keuangan l l

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga independen yang bebas dari l l l l l l l

campur tangan pihak lain yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang untuk
l l l l l l l l l

mengatur, mengawasi, memeriksa, dan memeriksa segala kegiatan di sektor


l l l l l l l l l l

jasa keuangan, mulai dari sektor perbankan, pasar modal, dan keuangan. sektor
l l l l l l l l

jasa, bukan bank seperti Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan,


l l l l l l l l l

Fintech dan Lembaga Jasa Keuangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam


l l l l l l

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.


L L l l l l

OJK dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang l l l L L l l

Otoritas Jasa Keuangan yang diresmikan pada 16 Juli 2012. Ada lima tahapan l l l l

yang telah dilalui OJK sebelum akhirnya OJK menjalankan seluruh rangkaian
l l l l l l l l l

tugasnya secara utuh, antara lain:


l l l l
19

a. 15 Agustus 2012, Tim Transisi OJK Tahap I dibentuk untuk membantu l l l l l l l l

Dewan Komisioner OJK dalam menjalankan tugasnya.


l l l l

b. 31 Desember 2012, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) efektif beroperasi


l l l l l l l l l

dengan ruang lingkup tugas Pengawasan Pasar Modal dan Industri


l l l l l l

Keuangan NonBank.l l

c. 18 Maret 2013, dibentuk Tim Transisi OJK Tahap II yang bertugas l l l l l

membantu Dewan Komisioner OJK yang melakukan pengalihan


l l l l l l l

fungsi, tugas dan wewenang Pengaturan dan Pengawasan Perbankan


l l l l l l l l

dari BI.

d. 31 Desember 2013, OJK sepenuhnya menjalankan tugasnya dalam l l l l l l l l

mengawasi kinerja Perbankan.


l l l

e. 1 Januari 2015, OJK mulai memperluas pengawasannya ke industri l l l l l l l l

NonBank yaitu Pengaturan dan Pengawasan Lembaga Keuangan Mikro l l l l l l l

(LKM).

Merujuk pada Pasal 1 angka 1 jo Pasal 2 ayat (1) UU No. 21 Tahun 2011
l l l L L l

tentang Otoritas Jasa Keuangan (“UU OJK”), OJK sebagai lembaga


l l l L L l l

independen artinya lembaga tersebut bertugas mengatur dan mengawasi


l l l l l l l l l l l l

lembaga keuangan yang bebas dari campur tangan pihak manapun kecuali hal-
l l l l l l l l

hal yang secara tegas disebutkan dalam UU OJK. Harapan pemerintah l l l l L L l l

Indonesia adalah OJK dapat mendukung terselenggaranya jasa keuangan


l l l l l l l l l

sebagai pengaman kepentingan nasional yang meliputi pengendalian sumber


l l l l l l l l l l

daya manusia, dan pengelolaan kepemilikan, di sektor jasa keuangan dengan


l l l l l l l l l

tetap mempertimbangkan aspek positifnya.


l l l l
20

Visi OJK: Menjadi lembaga pengawas industri jasa keuangan yang l l l l l l

terpercaya, melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat serta mampu


l l l l l l l l l l

menjadikan industri jasa keuangan sebagai pilar perekonomian nasional yang


l l l l l l l

berdaya saing global dan dapat memajukan kesejahteraan masyarakat (Otoritas


l l l l l l

Jasa Keuangan (OJK), 2019a). l l

Misi OJK: Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di sektor jasa l l l l l l l l l l l

keuangan secara tertib, adil, transparan, dan akuntabel; Menciptakan sistem


l l l l l l l l

keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil; Melindungi


l l l l l l l l l l

kepentingan konsumen dan masyarakat. Fungsi dan Tugas OJK (Otoritas Jasa
l l l l l l

Keuangan (OJK), 2019) l l

Fungsi OJK: OJK menyelenggarakan sistem pengaturan, pengawasan,


l l l l l l l l

pemeriksaan, dan penyidikan yang terintegrasi terhadap seluruh kegiatan di


l l l l l l l l l l

sektor jasa keuangan seperti sektor perbankan, pasar modal, dan non-bank.
l l l l l l l

Selain itu, OJK juga merupakan pengambil keputusan terkait perkembangan


l l l l l l l l l l l l

keuangan dan kemajuan perlindungan konsumen (Dhian Indah Astanti dan


l l l l l l l l

Subaidah Ratna Juita, 2018).


l l

Tugas OJK: OJK bertugas mengatur dan mengawasi kegiatan jasa keuangan
l l l l l l l l l

di sektor perbankan, pasar modal dan IKNB. Setiap sektor keuangan


l l l l l l

melakukan serangkaian tugas yang hampir semuanya sama. Secara khusus


l l l l l l l l l

tugasnya menyusun peraturan, pembinaan, pengawasan, penegakan hukum


l l l l l l l l l l l l

yang telah dibuat dan sebagainya. Tugas tambahan lainnya, biasanya l l l l

tergantung keputusan Dewan Komisaris (Pikahulan, 2020).


l l l l l l l
21

PIDEK (Pengembangan Inovasi Ekonomi Digital dan Keuangan) dibentuk


L l l L l l l l

oleh OJK sebagai Tim Pengembangan Inovasi Ekonomi dan Keuangan Digital
l l l l L l l

untuk mempelajari dan menganalisis regulasi dan strategi pembangunan.


l l l l l l l l l l

Selanjutnya, OJK membentuk dua unit kerja baru terkait Fintech, yaitu Grup
l l l l l l l l l l l l l

Inovasi Keuangan Digital dan Keuangan Mikro serta Direktorat Pengaturan,


l l l l l l l l

Perizinan, dan Pengawasan Fintech (Departemen Perlindungan Konsumen


l l l l l l l l l l

OJK, 2017)

Forum pengembangan arah industri Fintech, dibentuk oleh OJK sebagai


l l l l l l l l l

Forum Penasihat Fintech. Forum Pakar Fintech beranggotakan individu-


l l l l l l l

individu yang dianggap berkompeten dan ahli di bidang teknologi informasi


l l l l l

dan dinamika di bidang inovasi digital. Forum ini akan memfasilitasi dan l l

memastikan koordinasi antar lembaga, kementerian, dan pihak terkait dengan


l l l l l l l

bisnis start-up Fintech berjalan lancar, secara konsisten dan konstruktif l l l l l l

(Departemen Perlindungan Konsumen OJK, 2017) Tugas Forum Pakar Fintech


l l l l l l l l l l

antara lain:

a. Membahas l isu-isu l l terkait


l pengembangan
l l Fintech l dan arah

pengembangan industri Fintech ke depan;


l l l l l l

b. Memfasilitasi koordinasi antar lembaga dan kementerian, serta pihak


l l l l l l

terkait lainnya untuk memastikan potensi Fintech dapat dioptimalkan


l l l l l l

dalam lingkungan bisnisnya yang kompleks; l l

c. Memastikan partisipasi dan komunikasi antara kementerian/ lembaga


l l l l l l

terkait dan pihak terkait lainnya dengan para pelaku start-up Fintech
l l l l l l l

konsisten dan konstruktif l l


22

4. Kepatuhan Bank Syariah

Kepatuhan syariah merupakan isu sensitif yang dihadapi bank syariah. Hal
l l l l l l

ini berkaitan dengan apakah kegiatan bank syariah sudah sesuai dengan prinsip
l l l l l l l

syariah atau belum. Bagi bank syariah yang belum memenuhi syariah l l l l l l l l

compliance maka bank tersebut tidak dapat diperlakukan sebagai bank syariah l l l l l l l

(Ullah, 2014). Dari sisi nasabah Muslim, kepatuhan syariah sangat penting,
L l l l l

karena preferensi utama umat Islam dalam melakukan transaksi didasarkan


l l l l l l l l

pada halal. menemukan bahwa nasabah Muslim tidak hanya mementingkan l l l l l l

keuntungan finansial tetapi sangat memperhatikan aspek syariah. Mereka


l l l l l l l l l

bahkan mungkin membatalkan keuntungan untuk menjaga aspek syariah. l l l l l l l l l

Selanjutnya pembahasan kepatuhan syariah pada bank syariah bertujuan untuk


l l l l l l l l l l

menarik nasabah muslim dan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada


l l l l l l l l

Allah SWT di hari kiamat (Rahma & Bukair, 2015). l

Menurut Adrian Sutedi, pengertian operasional kepatuhan syariah adalah


l l l l l l l l l l

kepatuhan terhadap Fatwa DSN-MUI, karena Fatwa DSN merupakan


l l l L l l l

perwujudan prinsip dan aturan syariah yang harus dipatuhi dalam perbankan
l l l l l l l

syariah (Sutedi, 2014). l l

Kepatuhan syariah merupakan komponen penting dari sistem tata kelola


l l l l l l l l

perbankan syariah yang baik. dimana pengelolaannya tidak dapat dipisahkan


l l l

dari penerapan prinsip syariah, khususnya dalam pelaksanaan fungsi l l l l l l

intermediasi. Pengawasan syariah oleh Dewan Pengawas Syariah diperlukan


l l l l l l l l

untuk memastikan penerapan prinsip syariah (DPS) dengan baik. Fungsi dan
l l l l l l l

peran DPS dalam bank syariah ini tidak dapat dipisahkan dari pengelolaan
l l l
23

risiko perbankan syariah, khususnya risiko reputasi yang terkesan sebagai


l l l l l l l l

risiko likuiditas (Septiana et al., 2022). l l l

Kepatuhan terhadap undang-undang, norma, dan peraturan membantu


l l l l l l l l l

setiap bank mempertahankan reputasinya, memungkinkannya memenuhi


l l l l l l l l l l

harapan pelanggan, pasar, dan masyarakat secara keseluruhan. Bank yang lalai l l l l l l

menjalankan peran dan fungsi kepatuhan akan menghadapi risiko kepatuhan


l l l l l l l l

yang didefinisikan oleh Basel Committee on Banking Supervision sebagai l l l l l l l l

risiko hukum, kerugian material, dan rusaknya reputasi bank sebagai akibat
l l l l l l l l l

pelanggaran hukum, peraturan, dan aturan yang berkaitan dengan norma


l l l l l l l l

(Novita, 2019)

Hukum Islam didasarkan pada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan prinsip


l l l l

syariah adalah semua ketentuan yang didasarkan pada sumber hukum. Itu harus l l l l l l l l l l l

dilaksanakan dengan menggunakan aturan teknis serta hukum dan peraturan l l l l l l l l l l

umum. Selanjutnya, lembaga keuangan Islam merupakan komponen dari


l l l l l l l l l l

sistem ekonomi Islam secara keseluruhan.


l l l l l l l

Peraturan kepatuhan syariah dimulai dengan aturan bagi bank yang


l l l l l l l

melakukan usaha di sektor syariah. Sesuai dengan amandemen UU No. 7


l l l l l l l l l L L

Tahun 1992 menjadi UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, inilah titik
l l L L l l l

tolak beroperasinya perbankan syariah di Indonesia. Kegiatan usaha jelas


l l l l l l l

berdasarkan prinsip syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian,


l l l l

sesuai Pasal 2 UU Perbankan Syariah. Dimensi muamalah meliputi hukum


l l L L l l l l l l l

perbankan syariah. Ketentuan yang berkaitan dengan muamalah, khususnya


l l l l l l l l l

yang berkaitan dengan masalah perbankan, diperbolehkan ijhad sesuai dengan


l l l l l l l l
24

kebutuhan zaman. Prinsip kehati-hatian digunakan dalam pengelolaan


l l l l l l l

perbankan syariah. Namun, hal tersebut tidak lepas dari pengelolaan kepatuhan
l l l l l l l l l l

dalam proses pengelolaan sistem. l l l l

Fungsi kepatuhan adalah tindakan dan langkah preventif yang memastikan


l l l l l l

bahwa kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang
l l l l l l l l l l

dilakukan oleh perbankan syariah telah sesuai dengan ketentuan Bank


l l l l l l l l l l

Indonesia, fatwa Dewan Syariah Nasional. DSN), dan peraturan perundang-


l l l l l l

undangan yang berlaku. ketentuan bahwa dengan beralihnya fungsi, tugas, dan
l l l l l l l l l l

wewenang pengaturan dan pengawasan jasa keuangan di sektor perbankan dari


l l l l l l l l l

Bank Indonesia kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maka pelaksanaan l l l l l

fungsi kepatuhan bank umum harus diatur kembali. Peraturan OJK No.
l l l l l l l l l l

46/POJK.03/2017 terkait dengan pelaksanaan fungsi kepatuhan bank umum l l l l l l l l

tidak mengubah fungsi kepatuhan sebagaimana peraturan perbankan di


l l l l l l l l l

Indonesia sebelumnya. Tantangan penerapan fungsi kepatuhan antara lain:


l l l l l l l l l

Kurangnya budaya kepatuhan dalam organisasi, kurangnya dukungan dari


l l l l l l l

manajemen, Mengidentifikasi dan menganalisis perkembangan regulasi,


l l l l l l l l l

Pelaporan, interaksi dengan regulator, biaya dan kebutuhan infrastruktur,


l l l l l l l l l l

Dinamika perubahan syarat dan penerimaan informasi Prioritas waktu. l l l l l

DSN adalah anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI), sebuah lembaga l L l L l l l

swadaya masyarakat yang berwenang mengeluarkan fatwa tentang masalah l l l l l l

perbankan syariah. Tanggung jawab dan wewenang DSN meliputi hal-hal


l l l l l l

berikut: l l
25

a. Mengawasi produk lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan


l l l l l l l l

ketentuan yang tertuang dalam syariah


l l l l l

b. Memberikan atau mencabut rekomendasi nama yang akan duduk


l l l l l l l l l

sebagai anggota DPS di lembaga keuangan syariah.


l l l l

c. Mengeluarkan fatwa tentang jenis kegiatan keuangan.


l l l l l l l l

d. Mengeluarkan fatwa produk dan jasa keuangan syariah.


l l l l l l

e. Mengawasi pelaksanaan fatwa yang telah dilaksanakan.


l l l

Jika industri keuangan syariah menyimpang dari fatwa DSN, maka DSN
l l l l

dapat memberikan sanksi berupa teguran. Ketika DSN menerima laporan dari
l l l l l l l l l

masing-masing DPS di industri keuangan syariah yang menyimpang dari l l l l

syariah compliance yang telah ditetapkan, hal tersebut dapat dilakukan. l l l l l l l

Ketidakpatuhan didefinisikan sebagai pelanggaran terhadap kerangka


l l l l l l l

peraturan yang ada, dimana surat peringatan akan dikeluarkan. Jika industri
l l l l l l l

keuangan syariah tidak mengindahkan peringatan DSN tersebut, maka DSN


l l l l l l l

dapat mengajukannya kepada otoritas yang berwenang seperti OJK dan


l l l l l l l

instansi terkait lainnya. Sanksi pidana juga dapat dikenakan kepada mereka
l l l l l l

yang bertugas menjalankan usaha badan tersebut, sepanjang dapat dibuktikan


l l l l l l l l l

bahwa mereka melakukan kesalahan dengan melanggar prinsip-prinsip yang


l l l l l l l

telah digariskan dalam hukum syariah.


l l l

Sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/3/PBI/2009 tentang Bank


l l l l l l

Umum Syariah, bank wajib memiliki satu orang direktur kepatuhan. Peraturan
L l l l l l l l l l

Bank Indonesia No.15/13/PBI/2013 mengubah Peraturan Bank Indonesia l l l l l l


26

No.11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah. Direktur kepatuhan l L l l l l l

bertanggung jawab untuk tugas-tugas berikut:


l l l l l l l l

a. Menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan


l l l l l l l

bahwa bank telah memenuhi seluruh ketentuan Bank Indonesia dan l l l l l l l l l l l

peraturan perundang-undangan yang berlaku.


l l l l l l l

b. Memantau dan menjaga agar kegiatan usaha bank tidak menyimpang


l l l l l l

dari ketentuan yang berlaku. l l l l l

c. Memantau dan menjaga kepatuhan bank terhadap seluruh perjanjian


l l l l l l l l l l

dan komitmen yang dibuat oleh bank kepada Bank Indonesia. l l l l l

Kepatuhan syariah merupkan persyaratan produk dan layanan perbankan


l l l l l l l

syariah. Jika dibandingkan dengan model bisnis perbankan konvensional, l l l l

perbankan syariah menggunakan model bisnis yang sedikit lebih rumit. Dalam
l l l l l l l

hal ini, Dewan Pengawasan Syariah atau (DPS) tidak hanya membutuhkan
l l l l l l

kemampuan anggota dewan syariahh dan staf serta pekerja lainnya, tetapi juga
l l l l l l l l

kerangka hukum kepatihan syariah yang proporsional (Kasim & Bukido,


l l l l l

2018).

5. Dewan Pengawasan Syariah

Dewan pengawas syariah atau DPS merupakam badan berada di lembaga


l l l l l l l

keuangan syariah Dewan pengawas syariah mempunyai tugas untuk


l l l l l l l l l

mengawasi pelaksanaan keputusan Dewam Syariah nasional yang diberikan


l l l l l l l

tugas dan wewenag untuk mengawasi oprasional bank dan produk-produk


l l l l l l l l

pembiayaan syariah. Dewan pengawas syariah adalah suatu lembaga yanng


l l l l l l
27

bertugas mengawasi pelaksanaan keputusan DSN di lembaga keuangan syariah


l l l l l l l l l l

(Muhammad Firdaus Dkk, 2007).


l l

Dewan Pengawas Sariah (DPS) harus dibentuk, sesuai Pasal 32 UU


l l l l l l l L L

perbankan syariah (Prabowo & Jamal, 2017). Perbankan syariah mempunyai


l l l l

peran penting dalam kontrak syariah, termasuk:


l l l l

a. Membuat pedoman persetujuan produk dan oprasional perbankan


l l l l l l l l l

syariah sesuai dengan Dewan Syariah Nasional (DSN). l l l l

b. Membuat laporan tahunan terkait bank syariah yang berada di bawah


l l l l l

pengawasanya.
l

c. Membuat laporan sementara tentang perkembangan dan penerapan


l l l l l l l l l

sistem keuangan syariah pada lembaga keuangan syariah khususnya


l l l l l l l l

bank syariah dibawah pengawasan mereka. l l l

d. Bertanggung jawab untuk meninjau dan melakukan tindakan lanjur jika


l l l l l l l l l

ada produk baru dari bank syariah akan diperikasa dan dinasihati oleh
l l l l

Dewan Syariah Nasional (DPS)


l

e. Memberikan masukan untuk pengembangan dan kemjuan lembaga


l l l l l l l l l l

keuangan syariah.
l l

f. Membantu menyebarluaskan informasi tentang perbankan dan


l l l l l l l

keuangan kepada masyarakatn


l l l

Dewan pengawas syariah (DPS) yaitu otoritas pengawasan kepatuhan


l l l l l l

syariah, dengan tanggung jawab yang diatur oleh ketentuan hukum yang ketat.
l l l l l l l l l l

Namun, jika dilihat konteks hukum, peraturan, dan praktik keuangan syariah,
l l l l l l l l

DPS ini ditempatkan secara strategis. Dan posisi DPS ini menentukan l l l l l l
28

kepatuhan Syariah, yang merupakan faktor terpenting dalam kelangsungan


l l l l l l l l

hidup dan pertumbuhan industri keuangan syariah. serta persoalan DPS


l l l l l l l l l

rangkap jabatan yang terus bermasalah. Akibatnya, diperlukan sikap l l l l l

profesional yang tinggi, serta pengetahuan, keahlian, dan wawasan yang luas
l l l l l l l

di bidang syariah (Nurhisam, 2016). l

Tugas uutama Dewan Pengawas Syariah adalah mengawasi kegiatan usaha


l l l l l l l l

lembaga keuangan syariah agar sesuai dnegan ketentuan dan prinsip syariah
l l l l l l l l l

yang telah difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional. Fungsi utama Dewan
l l l l l l

Pengawas Syariah adalah sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi,
l l l l l l l l

pimpinan unit usaha syariah dan pimpinan kantor cabang syariah mengenai l l l l

hal-hal yang terkait dengan aspek syariah dan sebagai mediator antara lembaga l l l l l l

keuangan syariah dengan Dewan Syariah Nasioanal dalam mengkomunikasi


l l l l l l

usul dan saran pengembangan produk dan jasa dari lembaga keuangan syariah
l l l l l l l l

yang memerlukan kajian dan fatwa dari Dewan Syariah Nasional. Posisi l l l l

Dewan Pengawas Syariah adalah wakil Dewan Syariah Nasional dalam


l l l

mengawasi pelaksanaan fatwa-fatwa Dewn Syariah Nasional di lembaga


l l l l

keuangan syariah yang bersangkutan.


l l l l

Keberadaan dewan syaraih nasional (DSN) dan dewan pengawas syariah


l l l l l

(DPS) yang dijamin oleh undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang l l l l l

perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan masih


l l L L l l l

harus dilengkapi dengan petunjuk pelaksanaan (JUKLAK) dan petunjuk


l l l l l l l L l l l

Teknis (JUKNIS). Hal ini dianggap penting agar para anggota dewan pengawas
l L l l l

syariah yang ditempatkan di lembaga keuangan syariah dapat berkerja dengan l l l l l l l


29

lebih efektif dan efisien, sehingga jalannya perusahaan dapat secara murni
l l l l l l l l l l

sesuai dengan prinsip syariah. DPS memiliki peran penting dan strategis dalam
l l l l l l l

penerapan prinsip syariah di perbankansyariah.


l l l

DPS bertanggung jawab untuk memastikan semua produk dan prosedur


l l l l l l l l l l

bank syariah sesuai dengan prinsip syariah. Karena pentingnya peran DPS ini, l l l l l l

maka dua undang-undang di Indonesia mencantumkan keharusan adanya DPS


l l l l l l l l

di perusahaan syariah dan lembaga perbankan syariah, yaitu undang-undang


l l l l l l l

nomor40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas dan undang-undang nomor21 l l l l l l l

tahun 2008 tentang perbankan syariah. Dengan demikian, secara yuridis, DPS
l l l l l l l

di lembaga perbankan menduduki posisi yang kuat, karena keberadaannya


l l l l l l l l l

sangat penting dan strategis (Ilyas, 2019) l l

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu


No Nama peneliti Bentuk Judul Penelitihan Hasil Penelitian
1. UtaryL Jurnal l Peran Otoritas Jasa
l Adanya klausul l l

Maharany Keuangan (OJK) l l eksonerasi dalam akad


l l

Barus, Yudika l l Dan Dewan l pembiayaan seringkali l l

Dwi Erwanda L Pengawasan l menimbulkan kerugian l l l l

(2019) Syariah (DPS) bagi nasabah dikarenakan l

Dalam Pengawasan l termasuk pengalihan


l l l

(Barus & l Akad Pembiayaan l resiko kepada nasabah


l l

Erwanda,
L Pada Perbankan l atas pembiayaan yang l

2019) syariah yang dilakukan. Hal ini l

mengandung l l bertentangan dengan l l l

klausula eksonerasi l l l l prinsip dasar perjanjian l

dan Hukum Islam. l l

Otoritas Jasa Keuangan l l

(OJK) dan Dewan l


30

Pengawas Syari'ah (DPS)


l

merupakan Lembaga yang


l l l

diamanatkan Undang- L

undang No.21 Tahun


l l

2008 tentang Perbankan l l

Syari'ah untuk l l

melaksanakan l

pengawasan terhadap
l l

perbankan Syariah dalam


l

menjalankan kegiatan
l l

operasionalnya, termasuk
l l l

akad pembiayaan yang l

merupakan produk l l l

perbankan syariah
l

2. Masyithoh Skripsi Peranan Otoritas


l Hasil penelitian ini l l

Jasa Keuangan
l l menunjukan bahwa l l l

(OJK) Dalam pengawasan OJK Provinsi


l

(Masyithoh, Pengawasan
l Jambi pada Bank Jambi
2018) Perbankan Syariah
l Syariah dilakukan di l

di Kota Jambi. Bank Jambi, artinya


pemeriksaan umum
l l l l

dilakukan di Bank Jambi l

namun untuk pemeriksaan l l l l l

sekaligus maka OJK


l l

meminta berkas-berkas
l l l

dari bank tersebut untuk l l l l l

diperiksa. Pemeriksaan l l l

yang di lakukan oleh OJK l l

meliputi penghimpunan
l l l l

dana (funding), pinjaman l

dan (lending), kredit, l l

manajemen risiko dan l l

pemeriksaan laporan
l l
31

keuangan seperti neraca,


l l l l l

laporan Triwulan, laporan l

kinerja oprasional, profil l

risiko, self assesment, l l l

GCG (Good Corporate l

Government) dengan dua l l l l

sistem pengawasan, l l

pengawasan umum yang


l l l

turun langsung dilakukan


l l l l

minimal setahun sekali l l l

atau metode on-site, dan l l l l

pengawasan khusus jika


l l l

dalam pemantauan l l

melalui laporan berkala


l l l

(off-site) ditemukan ada l l l

permasalahan pada aspek-


l l

aspek tertentu, baru l l l l l

dilakukan pengawasan l l

khusus. l l

3. Miftakhul l Jurnal
l Peran Otoritas Jasa
l Hasil penelitian ini OJK l l

Huda (2021)
l Keuangan dalam
l l merupakan lembaga yang
l l l

Pengawasan
l dibentuk dengan tujuan l l l l l

(Huda, 2021)
l Kesehatan
l l supaya seluruh kegiatan
l l l l l

Perbankan di
l jasa keuangan bisa l l

Indonesia. l terselenggara secara


l l l l

tertib, adil, transparan,


l

dan akuntabel, serta l l l

mampu mewujudkan l l l l

sistem keuangan yang l l l

tumbuh secara
l l l

berkesinambungan dan
l l l

stabil. Serta mampu l l

meberikan perlindungan
l l l l
32

bagi konsumen dan l l

masyarakat. Pengawasan l

OJK terdiri dari l

pengawasan tidak
l

langsung (off site l l

surveillance) dan
l l l

pengawasan langsung (on


l l

site inspection). l l

Tingkatan pengawasan l

bank oleh Otoritas Jasa l

Keuangan (OJK) meliputi


l l l l

pengawasan normal,
l

pengawasan intensif, dan


l l

pengawasan khusus.
l l l

4. Fadhil Irfan Jurnal


l Peran pengawasan
l l Hasil penelitian ini l l

Muhammad
l Otoritas Jasa menunjukkan bahwa
l l l

(2018) Keuangan dalam


l l penjelasan dan gambaran
l l

rangka Otoritas Jasa Keuangan l l

(Muhammad,
l Pengembangan
l l dan proses pengawasan l l

2018) Bank Perkreditan l l yang dilakukan oleh l l

Rakyat (Studi l Otoritas Jasa Keuangan l l

Kasus pada Bagian l dalam mengembangkan l l

Pengawasan Bank
l BPR. Penjelasan l l

Perkreditan Rakyat
l l mengenai proses
l l l

Kantor Otoritas pengawasan dan


l

Jasa Keuangan l l pembinaan BPR


l

Malang) dijabarkan melalui contoh l l

kasus pada tiga BPR l

bermasalah.
l

5. Noranisa dan Jurnal


l Otoritas Jasa Hasil penelitian ini l l

Musyfikah
l Keuangan dan
l l menunjukkan bahwa
l l l

Ilyas (2022) Pengawasan


l pengawasan terhadap
l l

Terhadap
l perbankan syariah
l
33

Perbankan Syariah
l dilakukan oleh 2 (dua) l l l

Dalam Perspektif l l lembaga yang otoritatif,


l

(Noranisa & Islam. secara internal dilakukan


l l l

Ilyas, 2022) oleh Dewan Pengawas l l l

Syariah (DPS) atau l

Dewan Syariah Nasional


l

(DSN) dan Otoritas Jasa


Keuangan merupakan l l l l

pengawas yang sifatnya


l

eksternal. Dalam
l l

menjalankan tugasnya, l l

Otoritas Jasa Keuangan l l

berwenang menilail l l

operasional perbankan l l

syariah baik secara off l

site dan on site. l l

6. Dhian Indah Jurnal


l Otoritas Jasa Dari penelitihan ini l l

Astanti dan Keuangan (OJK)


l l mendapatkan hasil dalam l

Subaidah
l Dalam Melakukan l l pasal 69 ayat (1) huruf (a) l l

Ratna Juita
l Fungsi Pengawasan
l l menjelaskan bahwa tugas l l l

(2018). Pada Lembaga l dari Bank Indonesia l

Perbankan Syariah
l dalam mengatur dan l l

(Dhian Indah mengawasi bank yang l

Astanti dan dialihkan ke OJK yaitu l l

Subaidah
l tugas pengaturan dan
l l l

Ratna Juita,
l pengawasan yang l

2018) berkaitan dengan l l

microprudential. BI tetap l l l

memiliki tugas l l

pengaturan perbankan
l l l

terkait macroprudential.
l l l

7. Rizan Kusuma l l Jurnal


l Model Pengawasan l l Hasil penelitian ini l l

(2023) Otoritas Jasa menunjukkan bahwa l l l


34

Keuangan
l l Model Pengawasan l l

(Kusuma,
l l Kemudahan
l l Otoritas Jasa Keuangan l l

2023) Terhadap Lembaga


l l Terhadap Lembaga
l l

Keuangan Mikro
l l Keuangan Mikro Syariah
l l

Syariah. menggunakan dua model l l l l

yaitu model preventif l l l l

terdiri dari sosialisasi,


l

rencana kerja, dan


l l

pembinaan sumber daya


l l l

manusia dengan cara l l

melakukan in class l l

traning dan model represif l l l

terdiri dari menetapkan


l l l

sanksi administrasi,
mencabut ijin usaha, l l l

pemberian keterangan ahli


l l l l

dalam tindak pidana,


alternative dispute l l l l

solution, post audit dan l l

inspeksi. l

Sumber: Data diolah peneliti (2023)


l l l l
35

C. Kerangka Teori

Berdasarkan landasan teori dan tujuan dalam penelitihan ini mengenai


l l l l l l l l

pengawasan otoritas jasa keuangan terhadap perbankan syariah. Maka


l l l l l

dibuatlah kerangka teori dari penelitihan. Kerangka teori ini dibuat agar
l l l l l l l l

memudahkan penelitih dalam menjalankan penelitihan. Digambarkan pada


l l l l l l l

gambar 2.1 berikut disajikan kerangka teori:


l l l l

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitihan ini merupakan penelitihan lapangan (field research) karena


l l l l l l l l l l

penelitihan yang langsung turun ketempat penelitihan yaitu Otoritas Jasa


l l l l l l l l l l

Keuangan (OJK). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.


l l l l l l l l l l l

Dalam jenis penelitian ini, peneliti mengumpulkan, mengklasifikasikan,l l l l l l l l l

menganalisis, dan menarik kesimpulan berdasarkan analisis data tanpa


l l l l l

membuat generalisasi. Creswell (2009:4) menyatakan bahwa penelitian


l l l l l l l l l

kualitatif adalah studi untuk menyelidiki dan memahami makna yang


l l l l l l l

diasumsikan individu atau kelompok sebagai masalah sosial atau manusia.


l l l l l l l

Digunakan untuk mengetahui dan mengetahui mengapa dan bagaimana suatu


l l l l l l l l l l l l

fenomena sosial terjadi. Laporan tertulis akhir penelitian ini terdiri dari
l l l l l l l l

pendahuluan, literatur dan teori, metode, hasil, pembahasan, dan kesimpulan.


l l l l l l l l l l l

Peneliti juga melakukan penelitian dengan pendekatan studi kasus.


l l l l l l l l l l l l

Pengumpulan data dalam penelitian ini sebagian besar dalam bentuk studi
l l l l l l l l l l

kasus. Studi kasus adalah fokus pada satu kesatuan untuk menghasilkan
l l l l l l l l l l

deskripsi mendalam dan holistic (Taufik, 2014). Seperti yang ditunjukkan,


l l l l l l l

studi kasus memberikan deskripsi mendalam tentang satu unit. Penelitian


l l l l l l l l l l l

kualitatif pada penelitian ini untuk mendiskripsikan dan menganalisis Strategi


l l l l l l l l

Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dalam Meningkatkan Kepatuhan Bank


l l l l l l

Syariah (Studi Otoritas Jasa Keuangan Yogyakarta) l l l

36
37

B. Lokasi Penelitihan

Penelitian ini akan dilaksanakan langsung oleh penelitih di Otoritas Jasa


l l l l l l

Keuangan Yogyakarta. Jl. Jend. Sudirman No.20, Gowongan, Kec. Jetis, Kota
l l l l l l

Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. l l

C. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. l l l l

Creswell menyatakan bahwa peneliti kualitatif mengumpulkan data sendiri


l l l l l l l l l l

dengan cara menelaah dokumen, mengamati perilaku, dan mewawancarai


l l l l l l l l l

peserta (Creswell, J. W., & Poth, 2007).


l l l l

Sumber data yang diperlukan penukis sebagai pedoman adalah sebagai


l l l l l l l l l

berikut:
l l

a. Data Primer, yaitu data yang didapatkan atau diperoleh secara langsung dari l l l l l l l

Undang-Undang Nomor 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan,


L L l l l l

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016 tentang


l l l l l

Layanan Pinjam Meminjam Berbasis Teknologi Informasi, Peraturan Bank l l l l l

Indonesia Nomor 19/12/PBI/2017 tentang Penyelenggaraan Teknologi


l l l l l l

Finansial, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan L L l l l l l

Peraturan Perundang-undangan, dan Al-Qur'an dan Hadits.


l l l l l l

b. Data Sekunder, Data sekunder pada penelitihan ini di ambil secara tidak l l l l l l l l l

langsung berupa data profil perusahaan. data yang didapatkan atau


l l l l l l

diperoleh dengan cara mengumpulkan data yang telah disusun sebelumnya


l l l l l l l l l l l l

oleh peneliti sebelumnya


l l l l l l
38

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitihan kualitatif, instrument utama adalah peneliti. Peneliti


l l l l l l l l l l

berperan sebagai instrumen data sekaligus. Instrumen lain dan daftar observasi
l l l l l l l l l l

digunakan dalam fungsi definitif untuk mendukung tugas peneliti sebagai


l l l l l l l l l l l l

instrumen. Namun untuk membuatnya lebih valid, peneliti memvalidasi


l l l l l l l l l l l

instrumen dengan bertanya kepada narasumber, kemudian melakukan


l l l l l l l l l l l

beberapa revisi untuk membuat instrumen diterima dan valid. Oleh karena itu,
l l l l l l l l l l l l l

kehadiran penelitian dalam penelitian kualitatif sangat penting. Dalam metode


l l l l l l l l l

kualitatif, peneliti menjadi segalanya dalam keseluruhan proses penelitian.


l l l l l l l l l l l l

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam skripsi ini penulis melakukan pengumpulan data ada empat teknik l l l l l l l l l

pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi.


l l l l l l l

a. Observasi l

Dalam hal ini peneliti Mengamati dan mempelajari bagaimana pengawasan l l l l l l

perbankan di kantor Otoritas Jasa Keuangan dari aӏur menjadi mahasiswa


l l l l l

magang, dimana daӏam peӏaksanaan kerja magang peneӏiti mendapat l l l l l

penempatan bidang kerja setiap minggu nya berbeda di semua bidang yang ada
l l l l l l l l l

di kantor otoritas jasa keuangan Yogyakarta. l l

b. Wawancara

Daӏam haӏ ini peneӏiti akan meӏakukan wawancara secara ӏangsung sesuai l l l l l l l l

dengan kebutuhan data yaitu dengan bagian pengawasan bank syariah yang ada
l l l l l l l

di otoritas jasa keuangan. l l


39

c. Dokumentasi l l

Daӏam haӏ ini peneӏiti mengambiӏ data-data jumӏah profiӏ perusahaan, l l l l l l

struktur organisasi otoritas jasa keuangan Yogyakarta dan catatan penting


l l l l l

ӏainnya.

F. Teknik Analisis Data

Data yang telah didapat dan dikumpulkan akan dianalisis menggunakan l l l l l

metode deskriptif, yaitu metode penelitian dengan cara mengumpulkan data,


l l l l l l l l l l l l

disusun agar dapat dianalisis berdasarkan teori-teori yang relevan yang


l l l l l l l

berhubungan dengan masalah yang dibahas untuk dapat disajikan dalam bentuk
l l l l l l l l

hasil penelitian. l l

Analisis data adalah langkah selanjutnya dari kegiatan penelitian setelah l l l l l l l

penulis melsakukan data yang didapat. Dalam penelitian ini, data dianalisis
l l l l l l

dengan menggunakan analisis isi. Dalam menganalisis data, peneliti


l l l l l l

menggunakan analisis matriks dari Miles dan Huberman yang menjelaskan


l l l l l l l

analisis sebagai terdiri dari tiga arus aktivitas yang bersamaan: Reduksi Data,
l l l l l l

Tampilan Data, dan Kesimpulan, Menggambar dan Memverifikasi. l l l l l


40

a. Reduction Data (Reduksi Data)


l l l l

Reduksi Data mengacu pada proses memilih, menyederhanakan,


l l l l l l l l l

mengabstraksi, dan mengubah data yang muncul dalam catatan lapangan


l l l l l

tertulis atau transkripsi. Reduksi data sering pilihan paksa tentang aspek
l l l l l l l l

mana dari data yang dikumpulkan harus ditekankan, diminimalkan, atau l l l l l

disisihkan sepenuhnya untuk kepentingan penelitian. l l l l l l l l l

b. Display Data (penyajian Data) l

Setelah Data di Reduksi. Mangka langkah yaitu Display Data atau


l l l l l l

penyajian adalah kumpulan informasi yang terorganisir dan terkompresi


l l l l l l

yang memungkinkan kesimpulan menguraikan dan tindakan. Melihat l l l l l l l

tampilan membantu Penelitih memahami apa yang sedang terjadi dan apa l l l l l l l

yang harus dilakukan sesuatu, baik menganalisis lebih lanjut atau l l l l l l l l l

mengambil tindakan, berdasarkan pemahaman.


l l l

c. Conclusion Drawing and Verification (Penarikan Kesimpulan)


l l l l l

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Penarikan l l l l l l

kesimpuӏan dan verifikasi pada tahap ini kemungkinan akan menjawab


l l l l l l

rumusan masaӏah yang dirumuskan sejak awaӏ, namun kemungkinan juga


l l l l l l l l l

tidak menjawab rumusan masaӏah karena masaӏah dan rumusan masaӏah


l l l l l l

bersifat sementara dan akan berkembang seteӏah peneӏiti berada


l l l l l l l l l l

diӏapangan. Jika kesimpuӏan yang dihasiӏkan pada tahap awaӏ didukung l l l l

bukti-bukti yang konsisten dan vaӏid pada saat peneӏiti kembaӏi keӏapangan
l l l l l l l

untuk mengumpuӏkan data, maka kesimpuӏan yang dihasiӏkan merupakan


l l l l l l l l l

kesimpuӏan yang kredibeӏ. Dari awal pengumpulan data, kualitatif,


l l l l l l l l
41

keteraturan, pola, penjelasan, kemungkinan konfigurasi, arus kasual, dan


l l l l l l l l l l

preposisi. Verifikasi mungkin sesingkat pemikiran kedua yang sekilas


l l l l l l l l

melintas pikiran pengidentifikasi selama menulis. Digunakan untuk


l l l l l l l l l

menggambarkan semua data yang akan dikumpulkan untuk dituliskan


l l l l l l l l

kesimpulan, yang mudah dipahami oleh peneliti lain. Dari data yang teӏah
l l l l l l l

diuraikan secara singkat, peneӏiti akan menarik kesimpuӏan mengenai


l l l l l l l l l

strategi otoritas jasa keuangan Yogyakarta dalam meningkatkan


l l l l

kepatuhaan bank syariah.


l l
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitihan

1. Sejarah Otoritas Jasa keuangan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjadi lembaga pengawas industri jasa l l l l l l

keuangan
l l yang terpercaya,
l l melindungi l l kepentingan l l konsumen l l dan

masyarakat, dan mampu mewujudkan industri jasa keuangan menjadi pilar l l l l l l l l

perekonomian nasional yang berdaya saing global serta dapat memajukan


l l l l l l

kesejahteraan umum. Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY di bawah


l l l l l l l

kantor regional III Jawa Tengah dan DIY. Secara umum, Otoritas Jasa
l l l l l

Keuangan (OJK) memiliki tujuan mengatur, mengawasi, dan melindungi untuk


l l l l l l l l l l l l

industri jasa keuangan yang sehat.


l l l l

Kantor Otoritas Jasa Keuangan DIY Berdiri pada tahun 2015 yang pada l l l l

awal pendiriannya berlokasi di Jalan Ipda Tut Harsono, Timoho, Yogyakarta.


l l l

Namun pada 2020 lokasi Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY berpindah
l l l l

di Jl. Jend. Sudirman No.20, Gowongan, Kec. Jetis, Kota Yogyakarta, Daerah
l l l l l

Istimewa Yogyakarta. Kantor ini diresmikan oleh Ketua Otoritas Jasa


l l l l l

Keuangan (OJK) Wimboh Santoso didampingi Kepala OJK Daerah Istimewa


l l l l l

Yogyakarta (DIY) Parjiman serta disaksikan Gubernur DIY Sri Sultan l l l l l

Hamengkubuwana X. l l l

42
43

Gambar 4:1
Kantor Otoritas Jasa keuangan Daerah Istimewah Yogyakarta

2. Visi dan Misi Otoritas Jasa Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan memiliki visi dan misi l l l

a. Visi OJK

Visi Visi OJK adalah menjadi lembaga pengawas industri jasa keuangan l l l l l l

yang terpercaya, melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, serta


l l l l l l l l l

mampu menjadikan industri jasa keuangan sebagai penopang perekonomian


l l l l l l l l l

nasional, berdaya saing global dan mampu memajukan kesejahteraan


l l l l l l l

masyarakat, dan sekaligus menjadi badan profesional. Otoritas yang modern


l l l l l

dan andal dalam menjalankan fungsi pengaturan, pengawasan, dan pengaturan


l l l l l l l

yang bertujuan untuk melindungi konsumen dan kepentingan pemangku


l l l l l l l l l l l l l

kepentingan di sektor jasa keuangan.


l l l l l
44

b. Misi OJK

Adapun Misi dari Lembaga Otoritas Jasa Keuangan adalah :


l l l l

1) Mewujudkan penyeleggaraan seluruh kegiatan dalam sektor jasa keuangan


l l l l l l l l l l l l l

secara teratur, adil, transparan, dan juga akuntabel


l l l l l l

2) Mewujudkan bentuk sistem keuangan secara berkelanjutan dan selalu stabil


l l l l l l l l l l l l l l

3) Melindungi segala bentuk kepentingan konsumen dan masyarakat terkait


l l l l l l l l l l

jasa keuangan l l

3. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Otoritas Jasa Keuangan

Fungsi OJK adalah menyelenggarakan sistem pengaturan dan


l l l l l l l

pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan dalam sektor jasa


l l l l l l l l l l

keuangan. OJK adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan
l l l l l l l l

pihak lain. OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap: l l l l l l

1) Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan


l l l l l

2) Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal


l l l l

3) Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga


l l l l l l l l l

pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya.


l l l l

Wewenang OJK adalah menetapkan:


l l l l

1) Peraturan Pelaksanaan UU OJK


l l l L L

2) Peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan


l l l l l l l l

3) Peraturan mengenai bentuk pengawasan


l l l l l l l

4) Peraturan mengenai tata cara penetapan untuk perintah tertulis.


l l l l l l l l l l l

Wewenang pengawasan OJK adalah


l l l
45

1) Melakukan pengawasan dan perlindungan konsumen sektor perbankan,


l l l l l l l l l

pasar modal, dan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) l l l

2) Memberikan dan mencabut izin usaha seperti pengesahan, persetujuan atau


l l l l l l l l l l l l l l

penetapan pembubaran
l l l l

3) Memberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan dan


l l l l l l l l l

menunjukkan pengelola statute


l l l l l l l

4) Menetapkan sanksi administrative


l l l

4. Struktur Organisasi

Secara umum struktur organisasi Otoritas Jasa Keuangan terdiri atas


l l l l l l l l

1) Dewan Komisioner OJK


l l

a. Ketua merangkap anggota l l l

b. Wakil Ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap anggota; l l l l l l L l

c. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap anggota


l L l l l l l

d. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap anggota


l L l l l l

e. Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga


l L l l l l l l l l

Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya merangkap


l l l l l

anggota

f. Ketua Dewan Audit merangkap anggota l l l l l

g. Anggota yang membidangi Edukasi dan Perlindungan Konsumen l L l l l l l

h. Anggota Ex-officio dari Bank Indonesia yang merupakan anggota L l l l

Dewan Gubernur Bank Indonesi


l l l l l

i. Anggota Ex-officio dari Kementerian Keuangan yang merupakan L l l l l l l l

pejabat setingkat Eselon I Kementerian Keuangan


l l L l l l l l l
46

2) Pelaksana Kegiatan Operasional


l l l

a. Ketua Dewan Komisioner memimpin bidang Manajemen Strategis I


l l l l l l l l

b. Wakil Ketua Dewan Komisioner memimpin bidang Manajemen


l l l l l l l

Strategis II l

c. Kepalal Eksekutif
L l l Pengawas l Perbankan
l memimpinl bidang

Pengawasan Sektor Perbankan


l l l

d. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal memimpin bidang


l L l l l l

Pengawasan Sektor Pasar Modal


l l

e. Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga


l L l l l l l l l l

Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya memimpin bidang


l l l l l

Pengawasan Sektor IKNB


l l

f. Ketua Dewan Audit memimpin bidang Audit Internal dan Manajemen


l l l l l l l l l

Risiko

g. Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan l l L l l l

Konsumen memimpin bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen.


l l l L l l l l l
47

Gambar 4.2
Struktur Organisasi Kelembagaan Otoritas Jasa Keuangan

Sumber:https://www.ojk.go.id/id/tentang-ojk/Pages/Struktur-
l l l l l l

Organisasi.aspx
B. Hasil Penelitian

Dalam melaksanakan fungsinya sebagai lembaga yang memiliki


l l l l l

wewenang membuat dan menetapkan peraturan, OJK merancang aturan untuk


l l l l l l l l l l l l

memenuhi tujuan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundangundangan


l l l l l l l l l l l l

di bidang jasa keuangan, termasuk peraturan yang mengurangi kejahatan l l l l l l l l l

keuangan maupun yang berkaitan dengan prinsip syariah agar mencakup juga
l l l l l l l l l

pada ranah jasa keuangan syariah bukan hanya konvensional.(Dasrol, 2021) l l l l

Dalam menjamin pemenuhan prinsip syariah OJK berkordinasi dengan


l l l l l l

Dewan Syariah Nasional yang merupakan bagian dari Majelis Ulama Indonesia
l l l l L l

dalam menyusun peraturan untuk kepentingan operasional lembaga keuangan


l l l l l l l l l l l l l

syariah. DSN mengeluarkan fatwa tentang jenis kegiatan keuangan syariah dan l l l l l l l l

produk-produk yang dikeluarkannya serta mengawasi penerapan fatwa yang


l l l l l l l l
48

dikeluarkan melalui lembaga di bawahnya yaitu Dewan Pengawas


l l l l l l l l

Syariah.(Huda, 2021) Dalam pengawasan kepatuhan bank di yogyakarta, OJK


l l l l

memiliki strategi dalam meningkatkan kepatuhan bank syariah di Yogyakarta


l l l l l

sebagai berikut :
l l l

1. Strategi pengawasan otorita jasa keuangan dalam meningkatkan

kepatuhan bank syariah di Yogyakarta

Strategi pengawasan otoritas jasa keungan dalam meningkatkan


l l l l l

kepatuhan bank Syariah di yogyakarta dengan melakukan pengawasan


l l l l l l

terhadap BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah). Perbankan syariah


l l l

saat ini diawasi oleh lembaga keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) l l l l l l

sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Tetapi peran OJK akan


l l l l l l l l

pengawasan perbankan syariah terbatas dan membutuhkan peran dari


l l l l l l l

pengawas lainnya yaitu Dewan Pengawas Syariah (DPS). Dengan cara


l l l l l

melakukan pemeriksaan ke lapangan minimal 1 tahun sekali. Hasil


l l l l l l l

wawancara penelti dengan Ibu Kurnia Febra Mikaza Selaku Kepala bagian l l l l l l l l l

pengawasan Perbankan OJK Yogyakarta Sebagai berikut :


l l l l l

“Strategi yang kita lakukan untuk BPRS sendiri pastinya dengan l l l l l l

cara pengawasan, pemeriksaan yang kita lakukan, itu sesuai Undang-


l l l l l l l L

undang minimal 1 Tahun sekali, dengan melakukan audit, selain itu juga
l l l l l l l l l l

kami melakukan pengawasan secara on site dan off site,”


l l l l l l

Yang di maksud pengawasan secara on side dan off side adalah dari l l l l l

pihak bank Syariah memiliki kewajiban dalam ketentuan yang di l l l l l

sampaikan untu melaporkan beberapa hal kepada OJK ada yang rutin, ada
l l l l l l l

pula yang sifatnya Isidental. Jika berbicara mengenai pengawasn, ada


l l l l l l
49

beberapa prinsip dan metode yang digunakan dalam pengawasan bank,


l l l l l l

termasuk perbankan syariah, meliputi: pengaturan, pengawasan tidak


l l l l l l l l

langsung (off-site supervision) pengawasan langusng/pemeriksaan (on-site


l l l l l l l l l

supervision), kontak dan komunikasi teratur dengan


l l l l l l

Hasil wawancara penelti dengan Ibu Kurnia Febra Mikaza Selaku l l l l l l l l

Kepala bagian pengawasan OJK Yigyakarta Sebagai berikut :


l l l l l

“Dari pihak bank syari’ah sendiri juga memiliki ketentuan untuk l l l l l l l l

melakukan laporan ke OJK, ada pun sifat laporan tersebut ada yang rutin
l l l l l l l l

ada juga yang isidental, ya contohnya seperti rencana bisnis, itu di


l l l l l l

sampaikan kepada OJK tahunan nanti akan kami Analisa, kemudian ada l l l l

yag semesteran, ada yang bulanan seperti laporan keuangan ada juga
l l l l l l l l l

yang tri wulanan yang di lakukan tiga bulan sekali, yang dinamakan l l l l

laporan keungan publikasi yang dapat di lihat di web ojk” l l l l

Dalam pengawasan untuk meningkatkan kepatuhan bank Syariah, l l l l l l

OJK Yogyakarta menggunakan metode pengawasan berdasarkan resiko l l l l l l l

terbesar pada bank, untuk resiko BPRS resikonya adalah menghimpun dan
l l l l l l l l

menyalurkan dana, yang di namakan resiko kredit. Selain itu Otoritas Jasa
l l l l l l

keuangan Yogyakarta melakukan pengawasan terhadap kepatuhan bank


l l l l l l l l

Syariah di Yogyakarta dengan memberi kewajiban kepada pihak bank l l l l l

Syariah untuk melakukan laporan secara rutin. l l l l l l

Pengawasan perbankan syariah pada dasarnya memiliki dua sistem.


l l l l l

Pertama, pengawasan dari aspek keuangan, kepatuhan pada perbankan


l l l l l l l l

secara umum dan prinsip kehati-hatian bank. Kedua, pengawasan syariah


l l l l l l l

pada kegiatan operasional bank. l l

Dari kesimpulan di atas data di perkuat dengan dokumentasi sebagai l l l l l l l l

berikut : l l
50

Gambar 4:3
Foto peneliti dengan para informan saat wawacara sedang
berlangsung

2. Kesesuaian strategi pengawasan otoritas jasa keuangan dalam


meningkatkan kepatuhan bank syariah berdasarkan pojk yang telah
di atur oleh Otoritas Jasa Keuangan

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor


l l l l l

6/24/PBI/2004 DPS adalah dewan yang melakukan pengawasan terhadap l l l l l

prinsip syariah dalam kegiatan usaha lembaga keuangan syariah. l l l l l

Kesesuain strategi dalam meningkatkan kepatuhan bank Syariah dengan


l l l l l l l l

mewajibkan pihak bank Syariah melakukan laporan pelanggaran yang


l l l l

bersifat menganggu kelangsungan oprasional bank. Hasil dari data ini


l l l l l

didpatkan melalui wawancara peneliti dengan Ibu Sorta E. Hutagalung


l l l l l l L l l

Selaku Kepala subbagian pengawasan perbankan, Sebagai berikut :


l l l l l l l l l

“Dalam meningkatkan petahuan pihak bank kita memberikan l l l l l

intryksi kepada komisaris untuk melakukan laporan jika ada pelnggaran


l l l l l l

yang menggangu dalam keberlangsungan oprasional bank ya, intinya jika


l l l l l

semua menjalankan sesuai dengan tugasnya dengan benar makan tidak


l l l l l l l l l

ada masalah yang di timbulkan” l


51

Dewan Pengawas Syariah (DPS) juga wajib melaporkan hasil


l l l l

pengawasannya secara berkala kepada direksi serta dalam menjalankan


l l l l l l l

tugasnya DPS wajib menyesuaikan dengan prinsip Good Corporate


l l l l l l

Governance. l l

Selain itu strategi pengawasan otoritas jasa keuangan dalam


l l l l l l

meningkatkan kepatuhan bank Syariah juga di jelaskan oleh Bapak Rizki


l l l l l l

Maulana selaku pengawas junior pada subbagian pengawasan perbankan,


l l l l l l l l

Dalam hasil wawancara sebagai berikut: l l l

“Dari pihak kita tentunya mengatur bagaimana pola-pola dari l l l l

ketentuan supaya Fraud itu tidak terjadi, walaupun sedemikian detailnya


l l l l l l l l l l l l

peraturan yang kita sampaikan yg sesuai dengan OJK, tetapi yang


l l l l l l

namanya Fraud kan bisa terjadi karena kelalaian manusia juga, sehingga l l l l l l l

tidak hanya di butuhkan POJK saja melainkan dari individunya sendiri. l l l l l

Di haruskan adanya optimalisasi dari pihak perangkat bank nya itul l l

sendiri” l

Dari wawacara di atas dapat di lihat bahwa pihak OJK mengatur pola l l

pola dari ketentuan supaya tidak terjadinya fraud, namun untuk fraud ini l l l l l l l l l l

bisa terjadi di akibatkan oleh kelalaian dari pihak bank itu sendiri. Bagian
l l l l l

yang terpenting dari sistem pengawasan bank yang efektif adalah evaluasi
l l l l l l l l

terhadap kebijakan, praktek dan prosedur yang dijalankan oleh bank.Hal


l l l l l l

ini hanya dapat dilakukan dengan pemeriksaan langsung (on-site process), l l l l l l l

baik melalui l l pemeriksaan l l berkala l maupun l l penilaian l yang

berkesinambungan terhadap praktek bank. Dengan mempertimbangkan


l l l l l l l l

karakteristik bank-bank besar, termasuk kompleksitas resiko yang


l l l l l l

dihadapinya, pendekatan pengawasan langsung secara berkesinambungan l l l l l l l l

akan memungkinkan para pengawas bank melakukan rapat rutin dengan l l l l l l l


52

manajemen bank di level tinggi dan menengah untuk lebih memahami hal-
l l l l l l l l l l

hal operasional, seperti strategi, struktur grup, corporate governance,


l l l l l l l l l l

kinerja, kecukupan modal, likuiditas, kualitas aset, risk management


l l l l l l l l l

system, dan hal-hal lainnya yang penting untuk pengawasan.


l l l l l

Maka dari itu untuk meminimalisir terjadinya fraud, pihak OJK l l l l l l

memberikan sanksi berupa teguran tertulis dan denda dan yang paling
l l l l l l l l l

berat adalah penurunan Kesehatan bank Syariah tersebut. Hasil wawancara


l l l l l l l l l

dengan Ibu Kurnia Febra Mikaza , tentang sanksi yang di berikan jika ada
l l l l l l

kesalahan dari pihak bank dapat di lihat sebagai berikut :


l l l l

“Ini contoh jika terdapat kesalahan contohnya pada laporan l l

bulanan, laporan bulanan itu terdiri dari berbagai crom, dam crom itu
l l l l l l

terdiri dari berbagai kolom dan biasanya kalau mereka salah lapor disitu
l l l l l l

saknsinya itu adalah teguran tertulis dan denda, jika sudah masuk tahap l l l l l l l l

pelanggaran berat maka saknsi yang di dapat adalah penurunan


l l l l l

Kesehatan yang berimpas pada pembatasan pembiayaan bank tersebut,


l l l l l l l l

hanya bisa di kabupaten tempat kantor pusat tersebut, jadi semuanya l l l l l l l l l

penerapan saknsi ini sudah sesuai POJK”


l l l l l

Dari Hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa Kesesuaian l l l l

strategi pengawasan otoritas jasa keuangan dalam meningkatkan


l l l l l

kepatuhan bank syariah berdasarkan POJK yang telah di atur oleh Otoritas
l l l l l l

Jasa Keuangan di Yogyakarta sendiri sudah sesuai dengan mengatur pola


l l l l l l l l l

pola dari ketentuan supaya tidak terjadinya fraud. Bagian yang terpenting l l l l l l l l

dari sistem pengawasan bank yang efektif adalah evaluasi terhadap l l l l l l l

kebijakan, praktek dan prosedur yang dijalankan oleh bank, ini hanya
l l l l l

dapat dilakukan dengan pemeriksaan langsung (on-site process), baik l l l l l l l

melalui pemeriksaan berkala maupun penilaian yang berkesinambungan


l l l l l l l l l l l
53

terhadap praktek bank. Selain itu pihak OJK Yogyakarta juga meberikan
l l l l l l l

sanksi berupa teguran tertulis dan denda dan yang paling berat adalah
l l l l l l l l

penurunan Kesehatan bank Syariah tersebut.


l l l l l l l l

Hasil penelitian di perkuat dengan dokumentasi peneliti dengan para


l l l l l l l l l l

informan sebagai bukti bahwa peneliti benar-benar melakukan wawancara


l l l l l l l l

secara langsung. Di sajikan dalam gambar berikut ini:


l l l l

Gambar 4:4
Foto peneliti dengan para informan

C. Pembahsan Hasil Penelitian

Pembahasan penelitian bertujuan untuk mengetahui sebagai hasil


l l l l l l l l l l l l

pembacaan antara hasil penelitian dengan kenyataan yang terjadi. Berikut


l l l l l l l l

pembahasan hasil penelitian ini:


l l l

1. Strategi pengawasan otorita jasa keuangan dalam meningkatkan

kepatuhan bank syariah di Yogyakarta

Strategi pengawasan otoritas jasa keungan dalam meningkatkan


l l l l l

kepatuhan bank Syariah di yogyakarta dengan melakukan pengawasan


l l l l l l

terhadap BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah). Perbankan syariah


l l l
54

saat ini diawasi oleh lembaga keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) l l l l l l

sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Tetapi peran OJK akan


l l l l l l l l

pengawasan perbankan syariah terbatas dan membutuhkan peran dari


l l l l l l l

pengawas lainnya yaitu Dewan Pengawas Syariah (DPS). Dengan cara


l l l l l

melakukan pemeriksaan ke lapangan minimal 1 tahun sekali.


l l l l l l l

Dalam pengawasan untuk meningkatkan kepatuhan bank Syariah, l l l l l l

OJK Yogyakarta menggunakan metode pengawasan berdasarkan resiko l l l l l l l

terbesar pada bank, untuk resiko BPRS resikonya adalah menghimpun dan
l l l l l l l l

menyalurkan dana, yang di namakan resiko kredit. Selain itu Otoritas Jasa
l l l l l l

keuangan Yogyakarta melakukan pengawasan terhadap kepatuhan bank


l l l l l l l l

Syariah di Yogyakarta yaitu memberi kewajiban kepada pihak bank l l l l l

Syariah untuk melakukan laporan secara rutin. Pengawasan perbankan l l l l l l l l

syariah pada dasarnya memiliki dua sistem. Pertama, pengawasan dari l l l l l

aspek keuangan, kepatuhan pada perbankan secara umum dan prinsip


l l l l l l l l l

kehati-hatian bank. Kedua, pengawasan syariah pada kegiatan operasional


l l l l l l

bank.

Tujuan dari pembinaan dan pengawasan bank terdapat dalam


l l l l l

Undang-Undang Perbankan membedakan secara jelas yang dimaksud


L L l l l l l l

dengan fungsi “pembinaan” dan fungsi “pengawasan” dari bank tersebut,


l l l l l l l l

fungsi yang menitik beratkan atau diartikan “regulation”, dan fungsi


l l l l l l l

“supervision”. Selanjutnya pada penjelasan pasal 29 tersebut, dijelaskan


l l l l l l l l l l

pula tujuan dari pembinaan dan pengawasan bank oleh Bank Indonesia
l l l l l l l

tersebut, yakni:
l l l
55

1) Kedua fungsi itu harus dilakukan oleh bank Indonesia selaku bank
l l l l l l l l l l

sentral, mengingat bank terutama bekerja dengan dana dari


l l l l l l l

masyarakat yang disimpan pada bank atas dasar kepercayaan, l l

karenanya keadaan suatu bank perlu dipantau oleh bank Indonesia.


l l l l l l l l l

2) Tujuannya agar kesehatan bank tetap terjaga dan kepercayaan


l l l l l l l l

masyarakat terhadap bank tetap terpelihara, sebab kepercayaan l l l l l l l

masyarakat terhadap lembaga perbankan hanya dapat ditumbuhkan l l l l l

apabila lembaga perbankan dalam kegiatan usahanya selalu berada


l l l l l l l

dalam keadaan sehat. l l

3) Sejalan dengan itu, bank Indonesia diberi kewenangan tanggung


l l l l l l l l

jawab dan kewajiban secara utuh untuk melakukan pembinaan dan l l l l l l l l l

pengawasan terhadap bank dengan menempuh upaya-upaya, baik


l l l l l l l l

bersifat preventif dalam bentuk ketentuan-ketentuan, petunjuk-


l l l l l l l l l l l l l l

petunjuk, nasehat-nasehat, bimbingan dan pengarahan maupun


l l l l l l l l

secara represif dalam bentuk pemeriksaan yang disusul dengan


l l l l l l l l l l

tindakan-tindakan perbaikan. l

4) Dipihak lain, bank wajib memiliki dan menerapkan system l l l l

pengawasan internal dalam rangka menjamin terlaksannya proses


l l l l l

pengambilan keputusan dalam pengelolaan bank yang sesuai dengan


l l l l l l l l l

prinsip kehatihatian l

Maka dari itu, yang menjadi tujuan umum pembinaan dan l l l l l l l

pengawasan bank oleh Bank Indonesia, yang dapat di baca pada penjelasan
l l l l l

pasal yang mengatur pembinaan dan pengawasan bank. Pada intinya


l l l l
56

tujuan pembinaan dan pengawasan bank adalah menciptakan sistem


l l l l l l

perbankan yang sehat dan efisien. sehingga kesehatannya tetap terjaga dan
l l l l l l l l l

kepercayaan masyarakat terhadapnya juga terpelihara. Kalau tidak


l l l l l l l

demikian. sistem perbankan dan perekonomian nasional itu sendiri dapat


l l l l l l l

terancam. (Rachmadi Usman, 2020)


l L

Hasil dari penelitian ini sejalan dengan jurnal yang di tulis oleh l l l l l l l

(Huda, 2021) Hasil dari penelitian ini adalah Berdasarkan pemaparan di


l l l l l

atas dapat ditarik kesimpulan bahwa peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) l l l l l

dalam pengawasan perbankkan sangatlah sentral yaitu melakukanl l l l l l

pembinaan dan pengawasan.Pengawasan OJK terdiri dari pengawasan


l l l l l

tidak langsung (off site supervision) dan pengawasan langsung (on site l l l l l l l

examination).Tingkat pengawasan bank oleh Otoritas Jasa Keuangan


l l l l l

(OJK) di antaranya adalah pengawasan normal, pengawasan intensif, dan l l l

pengawasan khusus.Otoritas Jasa Keuangan dalam dibentuk dengan tujuan


l l l l l l l l l l

agar keseluruhan kegiatan jasa keuangan di dalam sektor jasa keuangan


l l l l l l l l l l

terselenggara secara teratur, adil, tranparan, dan akuntabel, serta mampu


l l l l l l l l l l

mewujudkan sitem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil,


l l l l l l l l l l l l

dan mampu melindungi kepetingan konsumen dan masyarakat. l l l l l l l

2. Kesesuaian strategi pengawasan otoritas jasa keuangan dalam


meningkatkan kepatuhan bank syariah berdasarkan pojk yang telah
di atur oleh Otoritas Jasa Keuangan
Kesesuaian strategi pengawasan otoritas jasa keuangan dalam
l l l l l l l

meningkatkan kepatuhan bank syariah berdasarkan pojk yang telah di atur


l l l l l l

oleh Otoritas Jasa Keuangan di OJK Yogyakarta sendiri sudah sesuai


l l l l l l l
57

dengan mengatur pola pola dari ketentuan supaya tidak terjadinya fraud,,.
l l l l l l l l l

Bagian yang terpenting dari sistem pengawasan bank yang efektif adalah l l l l l l

evaluasi terhadap kebijakan, praktek dan prosedur yang dijalankan oleh


l l l l l l l l

bank, ini hanya dapat dilakukan dengan pemeriksaan langsung (on-site l l l l l l

process), baik melalui pemeriksaan berkala maupun penilaian yang


l l l l l l l l l

berkesinambungan terhadap praktek bank. Selain itu pihak OJK


l l l l l l l

Yogyakarta juga meberikan sanksi berupa teguran tertulis dan denda dan l l l l l l l l l l

yang paling berat adalah penurunan Kesehatan bank Syariah tersebut. l l l l l l l l l

Hubungan OJK dan DPS sebagai dua lembaga yang berwenang


l l l l l l l

mengawasi operasional perbankan syariah tidaklah terjadi tumpang tindih


l l l l l

kewenangan dalam pelaksanaan tugasnya dalam arti OJK akan berwenang


l l l l l l

mengawasi segala bentuk kegiatan operasional perbankan syariah


l l l l l l l

sebagaimana melakukan pengawasan pada lembaga keuangan lainnya


l l l l l l l

serta jika berbicara mengenai penerapan prinsip syariah dalam operasional


l l l l l l l

perbankan syariah adalah kewenangan dari DPS untuk mengawasi sesuai


l l l l l l l l

atau tidaknya kegiatan perbankan syariah dengan prinsip-prinsip syariah


l l l l

yang berlaku. Secara umum dapat diketahui bahwa DPS hanya berwenang
l l l l l l l l l

menjadi pengawas dan berkewajiban melaporkan hasil pengawasannya


l l l l l l

secara berkala kepada direksi perbankan syariah yang kemudian akan


l l l l l l l

dilanjutkan kepada OJK sebagai lembaga yang memiliki fungsi selain


l l l l l l l

mengawas juga mengatur serta memberikan sanksi.(Vebiana, 2018)


l l l l l l l l

OJK memiliki Pengaturan dan pengawasan bank oleh OJK meliputi


l l l l l l l

wewenang sebagai berikut:


l l l l l
58

1) Kewenangan untuk menetapkan tata cara perizinan (right to license)


l l l l l l l l l

dan pendirian suatu bank, meliputi pemberian izin dan pencabutan


l l l l l l l l l

izin usaha bank, pemberian izin pembukaan, penutupan dan


l l l l l l l l

pemindahan kantor bank, pemberian persetujuan atas kepemilikan


l l l l l l l l l

dan kepengurusan bank, pemberian izin kepada bank untuk


l l l l l l l l l

menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu.


l l l l l l l

2) Kewenangan untuk menetapkan ketentuan (right to regulate) yang


l l l l l l l l l l l l

menyangkut aspek usaha dan kegiatan perbankan dalam rangka


l l l l l l

menciptakan perbankan sehat guna memenuhi jasa perbankan yang


l l l l l l l l

diinginkan masyarakat.

3) pengawasan bank secara langsung (on-site supervision) terdiri dari


l l l l l l l

pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus dengan tujuan untuk


l l l l l l l l l l l l l

mendapatkan gambaran keadaan keuangan bank dan untuk


l l l l l l

memantau tingkat kepatuhan bank terhadap peraturan yang berlaku,


l l l l l l l l l

serta untuk mengetahui apakah terdapat praktik-praktik tidak sehat


l l l l l l l l

yang membahayakan kelangsungan usaha bank dan pengawasan l l l l l

tidak langsung (off-site supervision) yaitu pengawasan melalui alat l l l l l l l l

pemantauan seperti laporan berkala yang disampaikan bank, laporan


l l l l l

hasil pemeriksaan, dan informasi lainnya. l l

4) Kewenangan untuk mengenakan sanksi (right to impose sanction),


l l l l l l l

yaitu kewenangan untuk menjatuhkan sanksi sesuai dengan


l l l l l l l l l l

ketentuan perundang-undangan terhadap bank apabila suatu bank


l l l l l l l l l

kurang atau tidak memenuhi ketentuan. Tindakan ini mengandung


l l l l l l l l l l
59

unsur pembinaan agar bank beroperasi sesuai dengan asas perbankan


l l l l l l l l l

yang sehat. l

5) Kewenangan untuk melakukan penyidikan (right to investigate),


l l l l l l l l l

yaitu kewenangan untuk melakukan penyidikan di Sektor Jasa


l l l l l l l l l

Keuangan (SJK), termasuk perbankan. Penyidikan dilakukan oleh


l l l l l l l l

penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia (RI) dan pejabat


l l l l l l l

Pegawai Negeri Sipil di lingkungan OJK. Hasil penyidikan


l l l l l

disampaikan kepada Jaksa untuk dilakukan penuntutan. l l l l l l l

6) Kewenangan untuk melakukan perlindungan konsumen (right to


l l l l l l l l l l

protect), yaitu kewenangan untuk melakukan perlindungan l l l l l l l l l l

konsumen dalam bentuk pencegahan kerugian Konsumen dan l l l l l l l l l l

masyarakat, pelayanan pengaduan konsumen, dan pembelaan l l l l l l l

hukum. (Vebiana, 2018)


l l l

Tingkat pengawasan bank oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) l l l l

memiliki 2 tingkatan yaitu tingkat Pengawasan Normal dan tingkat


l l l

Pengawasan Normal. Pengawasan ini dilakukan terhadap Bank yang


l l l l

memenuhi kriteria tidak memiliki potensi atau tidak membahayakan


l l l l l l l l

kelangsungan
l l usahanya. l Umumnya, L l frekuensi l l l pengawasan
l dan

pemantauan
l l kondisi Bank dilakukan l secara l normal sedangkan l

pemeriksaan terhadap jenis Bank ini dilakukan secara berkala atau


l l l l l l l l

sekurang-kurangnya setahun sekali. Sedangkan Pengawasan intensif ini


l l l l l l l l l

dilakukan Bank yang memenuhi yang memiliki potensi kesulitan yang


l l l l l l l l

dapat membahayakan kelangsungan usahanya.(Veithzal Rivai, 2018)


l l l l l
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan merupakan hasil akhir berupa ringkasan Analisa data dan


l l l l l l

pembahasan dalam penelitian ini, berikut kesimpulan yang di peroleh :


l l l l l l l l l

1. Strategi pengawasan otoritas jasa keuangan dalam meningkatkan


l l l l l

kepatuhan bank syariah di Yogyakarta menggunakan metode pengawasan


l l l l l l l

berdasarkan resiko terbesar pada bank, untuk resiko BPRS resikonya


l l l l l l l l

adalah menghimpun dan menyalurkan dana, yang di namakan resiko l l l l l

kredit. Selain itu Otoritas Jasa keuangan Yogyakarta melakukan


l l l l l l l

pengawasan terhadap kepatuhan bank Syariah di Yogyakarta yaitu


l l l l l

memberi kewajiban kepada pihak bank Syariah untuk melakukan laporan


l l l l l l l l

secara rutin.
l l

2. Kesesuaian l l l strategi l pengawasan


l otoritas jasa keuangan l l dalam

meningkatkan kepatuhan bank syariah berdasarkan POJK yang telah di


l l l l l

atur oleh Otoritas Jasa Keuangan sudah sesuai dengan mengatur pola pola
l l l l l l l l l l

dari ketentuan supaya tidak terjadinya fraud. Bagian yang terpenting dari
l l l l l l l l

sistem pengawasan bank yang efektif adalah evaluasi terhadap kebijakan,


l l l l l l l l

praktek dan prosedur yang dijalankan oleh bank, ini hanya dapat dilakukan
l l l l l

dengan pemeriksaan langsung (on-site process), baik melalui pemeriksaan


l l l l l l l l l l

berkala maupun penilaian yang berkesinambungan terhadap praktek bank.


l l l l l l l l l

Selain itu pihak OJK Yogyakarta juga meberikan sanksi berupa teguran
l l l l l l l l l

tertulis dan denda dan yang paling berat adalah penurunan Kesehatan bank
l l l l l l l l l

60
61

Syariah tersebut. l l l

B. Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian, peneliti memiliki beberapa saran


l l l l l l l l

untuk peneliti selanjutnya diantaranya:


l l l l l l

1. Untuk pihak OJK Yogyakarta


L l

Untuk pihak Otoritas Jasa Keuangan Yogyakarta dalam mengatur,


L l l l l l

mengawasi, dan melaksanakan perlindungan konsumen Jasa Keuangan agar


l l l l l l l l

lebih memaksimalkan produk hukum di bidang keuangan terutama aturan


l l l l l l l l l l

yang tegas di bidang jasa keuangan agar pelanggaran-pelanggaran di bidang


l l l l l

jasa keuangan dapat dicegah dan ditangani dengan baik.


l l l l

2. Untuk Peneliti Selanjutnya

Bagi mahasiswa yang melakukan penelitian atau peneliti selanjutnya, l l l l l l l l l

sebaiknya kaji lebih mendalami permasalahan apa yang akan dijadikan


l l l l

penelitian agar lebih memahami apa yang akan dibahas melalui referensi
l l l l l l l l l

dari buku atau dari penelitian terdahulu yang pembahasannya menyerupai


l l l l l l l l l l l l

baik itu variabel maupun metode penelitiannya. l l l l l l l l


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Ibrahim Abu Sinn. (2008). Manajemen Syariah: Sebuah Kajian Historis l l l l l

dan Kontemporer. Raja Grafindo Persada. l l l

Andespa, O. (2019). Strategi Komunikasi Dinas Tenaga Kerja danTransmigrasi


l l l l l

Dalam Mengatasi Pengangguran di Kabupaten Indragiri Hilir. Administration


l l l l l

Journal. l

Barus, U. M., & Erwanda, Y. D. (2019). Peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dan
l L L l l l

Dewan Pengawas Syariah (DPS) Dalam Pengawasan Akad Pembiayaan Pada


l l l l

Perbankan Syariah Yang Mengandung Klausula Eksonerasi. Naskah


l l l l l L l

Publikasi, 16. l

Budio, S. (2019). Strategi Manajemen Sekolah. Jurnal Menata Volume 2, no2.


l l l l l l l l l

Creswell, J. W., & Poth, C. N. (2007). Choosing Among Five Approaches Choosing
l l l l

Among Five Approaches (Issue June). l l l l l l

Dasrol. (2021). Fungsi Strategis Lembaga Otoritas Jasa Keuangan Dalam l l l l l

Pengawasan Perbankan Nasional Indonesia. Jurnal Ekonomi, Volume 21.


l l l l L l l

Departemen Perlindungan Konsumen OJK. (2017). Otoritas Jasa Keuangan,


l l l l l l l l l

Kajian Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan:Perlindungan l l l l l l l l l

Konsumen Pada Fintech. l l l

Dhian Indah Astanti dan Subaidah Ratna Juita. (2018). Kewenangan otoritas jasa l l l l

keuangan (ojk) dalam melakukan fungsi pengawasan pada lembaga


l l l l l l l

perbankan syariah. 157–167.


l

Huda, M. (2021). Peran Otoritas Jasa Keuangan Dalam Pengawasan Kesehatan


l l l l l l l

62
63

Perbankan Di Indonesia. Salimiya: Jurnal Studi Ilmu Keagamaan Islam, 2(Vol


l l l l l l

2 No 3 (2021): Salimiya), 61–77.

https://ejournal.iaifa.ac.id/index.php/salimiya/article/view/385/344
l l l l l

J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen. (2003). Manajemen Strategis. ANDI.


l l l l l l l l

J. Salusu. (2015). Pengambilan Keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik dan


l l l l l l l L l l

Organisasi Non Profit. PT. Grasindo.

Kasim, S. R., & Bukido, R. (2018). Urgensi Hukum Kepatuhan Syariah Dalam
l L l l l l l

Perbankan
l Syariah Di Indonesia. l Potret l Pemikiran,
l 22(2).

https://doi.org/10.30984/pp.v22i2.781

Kasmir. (2015). Dasar-Dasar Perbankan. Rajawali Pers. l l

Kusuma, R. (2023). MODEL PENGAWASAN OTORITAS JASA KEUANGAN


l l L L L L

TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH. Aleph, 87(1,2),


L L L L l

149–200.

Malayu S.P. Hasibuan. (n.d.). Manajemen: Dasar.


l l l l

Maslihatin, A., & Riduwan, R. (2020). Analisis Kepatuhan Syariah pada Bank l l l

Syariah: Studi Kasus Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Jurnal Maps


l l l l

(Manajemen l l Perbankan l Syariah), 4(1), 27–35.

https://doi.org/10.32483/maps.v4i1.47

Masyithoh. (2018). Peranan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dalam Pengawasan l l l l

Perbankan Syariah di Kota Jambi.


l

Muhammad, F. I. (2018). Peran Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dalam rangka


l l l l l

Pengembangan Bank Perkreditan Rakyat (Studi Kasus pada Bagian


l l l l l l

Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat Kantor Otoritas Jasa Keuangan


l l l l l
64

Malang). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 6(2). l L

Muhammad Firdaus Dkk. (2007). Sistem dan Mekanisme Pengawasan Syariah.


l l l l l l

Renaisan. l

Nasional, D. P. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. l l l l

Noranisa, N., & Ilyas, M. (2022). Otoritas Jasa Keuangan Dan Pengawasan l l l

Terhadap Perbankan Syariah Dalam Perspektif Siyasah Syar’Iyyah.


l l l l

Siyasatuna: Jurnal Ilmiah …, 3(2), 373–383.


l l

Novita, D. (2019). Manajemen Risiko Kepatuhan pada Perbankan Syariah Di l l l l l

Indonesia. EKSISBANK: Ekonomi Syariah Dan Bisnis Perbankan, 3(1), 49–


l L L l

65. https://doi.org/10.37726/ee.v3i1.32 l l

Nurhisam, L. (2016). Kepatuhan Syari’Ah (Sharia Complience) Dalam Industri


l l l l l l

Keuangan Syari’Ah. Ar-Raniry, International Journal of Islamic Studies, 3(1),


l l l l l l

23. https://doi.org/10.20859/jar.v3i1.75

Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (2017). Laporan perkembangan keuangan syariah


l l l l l l

indonesia. OJK, 266. l

Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (2019a). Tujuan dan Fungsi Otoritas Jasa
l l l l l

Keuangan (OJK).
l l

Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (2019b). Visi dan Misi Otoritas Jasa Keuangan
l l l l

(OJK).

Pikahulan, R. M. (2020). Implementasi Fungsi Pengaturan serta Pengawasan pada


l l l l l l l l

Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terhadap Perbankan.


l l l l l

Jurnal
l Penegakan l l Hukum l l Dan Keadilan,
l 1(1), 41–51.

https://doi.org/10.18196/jphk.1103
65

Prabowo, B. A., & Jamal, J. Bin. (2017). Peranan Dewan Pengawas Syariah l l l

terhadap Praktik Kepatuhan Syariah dalam Perbankan Syariah di Indonesia.


l l l l l

Jurnal
l Hukum l l IUS L QUIA L IUSTUM, L L 24(1), 113–129.

https://doi.org/10.20885/iustum.vol24.iss1.art6 l l

Rachmadi Usman. (2020). Aspek-aspek Hukum Perbankan di Indonesia. PT.


L l l l l l l

Gramedia Pustaka Utama.


l l L

Rahma, A. A. n, & Bukair, A. A. (2015). The Effect of the Board of Directors’


l l L l l l

Characteristics on Corporate Social Responsibility Disclosure by Islamic


l l l l l

Banks. Journal l of Management l l Research,


l l 7(2), 506.

https://doi.org/10.5296/jmr.v7i2.6989

Sutedi, A. (2014). Perbankan Syariah, Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum. PT.
l l l l l l l l l

Ghalia Indonesia. l

Ullah, H. (2014). Shari’ah compliance in Islamic banking. International Journal of


L l l l

Islamic and Middle Eastern Finance and Management, 7(2), 182–199. l L l l l l

https://doi.org/10.1108/IMEFM-06-2012-0051 L

Vebiana. (2018). Pengalaman Pelanggan, dan Kinerja Keuangan Bank Syariah.


l l l l l l

Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar, Vol. 9.


l l l l

Veithzal Rivai. (2018). Islamic Risk ManagementFor Islamic Bank. PT Gramedia


l l l l

Pustaka. l
LAMPIRAN

1. Surat Pengangkatan Pembimbing

66
67

2. Surat Izin Penelitian


68

3. Hasil Cek Plagiasi


69

4. Daftar Pernyataan Wawancara

Informan Fokus Pertanyaan Daftar Peratanyaan

Pegawai OJK
l 1. Strategi Otoritas
l 1. Bagaimana Strategi l

Yogyakarta Ojk otoritas jasa

keuangan dalam
l l

meningkatkan
l

kepatuhan bank
l l

Syariah ?

2. Bagaimana OJK

meningkatkan
l

kepatuhan melalui
l l l l

pedoman yang ada ?


l

2. Peningkatan
l 1. Apakah Ada

Layanan mekanismel l

pelaporan atau
l l

saluran komunikasi
l l

bagi masyarakat

untuk melaporkan
l l l

ketidak patuan bank


l l

Syariah ?

2. Bagaimana ojk

mengukur l l l

keberhasilan strategi
l l l
70

dalam

meningkatkan l

kepaturan bank
l l

syari’ah ?

3. Rencana Kedepan
l l l 1. Apa rencana l

kedepan OJK Dalam


l l

meningkatkan l

efektivitas strategi
l l l

pengawasan
l

terhadap bank
l

Syariah ?

4. Kepatuhan Bank
l l 1. Apa kriteria yang di l

Syariah gunakan OJK untuk


l l l

menilai kepatuhan l l l

bank terhadap POJK l

2. Apakah ada Sanki

yang di berikan OJK l

Kepada pihak Bankl

Syariah di saat

melanggar peraturan l l l

yang di tetapakan ? l
71

5. Meningkatkan
l 1. Apakah ada strategi l

pemahaman bank
l atau program l

Syariah edukasi yang di


l l

jalankan oleh OJK l

untuk meningkatkan
l l l

pemahaman dan l

kesadaran bankl

syariah tentang l

POJK ?

2. Bagaiaman OJK

merespon tentang l l l

trend industry l l

perbank an Syariah
l

untuk memastikan
l l l

strategi pengawasan l l

tetap efektiv ?
l l l

6. Keberhasilan
l l 1. Apakah strategi l

strategi OJK l yang dilakukan l

Oleh OJK sudah l l

berhasil dalam l

meningkatkan l

kepatuhan bank l l

Syariah ?
72

2. Bagaimana strategi l

kesesuaian startegi
l l l l

pengawasan OJK
l

dalam

menimgkatkan
l

kepatuhan bank
l l

syariah ?
73

5. Dokumentasi Penelitian
a. Kantor OJK Yogyakarta

b. Dokumentasi Bersama Pegawa OJK Yogyakarta


74

6. Data Riwayat Hidup


A. Identitas
l

1. Nama Lengkap l :
2. Tempat Tanggal Lahir
l :
3. Nama Ayah :
4. Nama Ibu l :
5. Alamat :
6. EmailL :
7. No. HP/WA :
B. Pendidikan Formal
1. SD/MI :
2. SMP/MTs :
3. SMA/SMK/MA :
C. Pelatihan/Kursus/Workshop
1. …..
2. ….
D. Pengalaman Organisasi :
1. …..
2. …..

Anda mungkin juga menyukai