Anda di halaman 1dari 99

PENGARUH DIGITAL LITERACY DAN TEKNOLOGI ACCEPTANCE

MODEL TERHADAP KEPUTUSAN DONATUR MEMBAYAR ZAKAT,


INFAQ, SEDEKAH (ZIS) MELALUI APLIKASI DIGITAL
(Studi Kasus LAZISMU KOTA TASIKMALAYA)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu


Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

Oleh :

Nama : Rohilah
Nim : 18.03.093

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH (EKSYAR)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM TASIKMALAYA

2022
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH DIGITAL LITERACY DAN TEKNOLOGI ACCEPTANCE MODEL


TERHADAP KEPUTUSAN DONATUR MEMBAYAR ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH
(ZIS) MELALUI APLIKASI DIGITAL

(Studi Kasus di LAZISMU Kota Tasikmalaya)

Oleh :
Rohilah
NIM :1803093

Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti


Sidang Skripsi Munaqosah Program Studi Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Tasikmalaya

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Dede Aji Mardani, M.E,Sy. Junjun Arif Nugraha, MM.

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ekonomi Syariah

Rini Muflihah, MM

PERNYATAAN ORISINALITAS

i
Saya yang bertanda tangan dibwah ini

Nama : Rohilah

NIM : 1803093

Program Studi : Ekonomi Syariah

Fakultas ; Ekonomi dan Bisnis Islam

Menyatakan dengan sebenarnya, bahwa skripsi ini merupakan hasil karya saya, bukan

merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisab

atau pikiran saya, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam

daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil plagiasi, maka

saya bersedia menerima sanksi berupa pencabutan akademik yang saya peroleh terkait skripsi

ini.

Tasikmalaya 8 Juli 2022


Rohilah

ROHILAH

ii
PERNYATAAN PERSTUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Rohilah

NIM : 1803093

Program Studi : Ekonomi Syariah (Eksyar)

Fakultas : Fakultas Ekonoomi dan Bisnis

Judul Skripsi : “Pengaruh Digital Literacy dan Teknologi Acceptance Model

terhadap keputusan Donatur membayar Zakat, Infaq, Sedekah (ZIS)

melalui Aplikasi Digital studi kasus LAZISMU kota Tasikmalaya”

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Institut


Agama Islam Tasikmalaya Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exsclusive Royalty-Free
Right) atas karya Ilmiah saya yang berjudul “Pengaruh Digital Literacy dan Teknologi
Acceptance Model terhadap keputusan Donatur membayar Zakat, Infaq, Sedekah
(ZIS) melalui Aplikasi Digital studi kasus LAZISMU kota Tasikmalaya” beserta
perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksekutif ini Institut
Agama Islam Tasikmalaya berhak menyimpan, mengalih mediakan, mengelaola dalam
bentuk pangkalan data, merawat, dan mempublikasikan karya ilmiah saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilih Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Tasikmalaya, Juli 2022


Yang Membuat Pernyataan

Rohilah
NIM.1803093

iii
RIWAYAT HIDUP

A. Biodata

Nama : Rohilah

Tempat, Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 11 April 1999

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Kp. Sukamahi 01/06

No.Telepon : 088290237839

Email : rohilah600@gmail.com

B. Pendidikan Formal

Tahun 2016-2018 : MA Persis 80 Al-Amin Sindangkasih

Tahun 2013-2015 : MTs Darul Hikmah

Tahun 2007-2012 : SDN Bojongkawung

C. Penelitian/Karya Ilmiah
-
D. Pengabdian Kepada Masyarakat

KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Kp. Cikoneng, Sukamajukaler Indihiang Kota Tasikmalaya

E. Prestasi

F. Organisasi

Himi Persis PK Universitas Siliwangi : 1. Bidgar Kaderisasi II : Tahun 2019-2020

2. Sekretaris : Tahun 2021-2022

HAMIDAH : Sekretaris I : Tahun 2020-2021

iv
MOTTO

“Ketahuilah bahwa rasa syukur merupakan tingkatan tertinggi, dan


ini lebih tinggi daripada kesabaran, ketakutan (khauf), dan
keterpisahan dari dunia (zuhud)”

-Imam Ghazali-

v
PERSEMBAHAN

Puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penelitian skrispi ini dengan baik tepat pada

waktunya. Dan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah memotivasi dan membantu

penulis dalam mengerjakannya. Dengan itu, penulis persembahkan karya tulis ini kepada :

1. Kedua orang tua tercinta. Terutama kepada Ibu saya, terimakasih selalu menjadi

support system terbaik dan senantiasa memberikan doa terbaiknya pada saya. Kepada

Almarhum Bapak saya. Terimakasih telah mendidik dan menjadi sosok panutan

hingga detik ini. Semoga saya mampu menjadi apa yang kalian harapkan. Aamiin.

2. Kakak-kakak saya tersayang. Terimakasih telah bersedia memenuhi keinginan dan

kebutuhan saya dan selalu senantiasa memberikan arahan positif untuk saya dalam

menyelesaikan karya ilmiah ini. Semoga apa yang kalian berikan menjadi lading amal

yang diterima oleh Allah SWT. Aamiin.

3. Segenap civitas akademika Institut Agama Islam Tasikmalaya (IAIT), staf pengajar,

karyawan dan seluruh mahasiswa semoga tetap semangat dalam beraktivitas demi

kebaikan lingkungan Akademis yang bermanfaat bagi diri pribadi dan masyarakat.

4. Kawan-kawan seperjuangan. Terimakasih atas kebersamaan kita yang mengesankan,

untuk selalu setia menjadi teman dan selalu menyemangati saya dalam menegerjakan

karya ilmiah ini. Semoga dapat terus bersilaturahmi until jannah. Aamiin.

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahhirabbil'alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayahnya setiap waktu. Sholawat serta salam tak lupa kita jungjungkan kepada

Nabi besar Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallamsehinggasampai saat ini penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul "Pengaruh Digital Literacy dan Teknology

Acceptance Model (TAM) Terhadap Keputusan Donatur Membayar ZIS Melalui

Aplikasi Digital (Studi Kasus Pada LAZISMU di Kota Tasikmalaya)".

Skripsi yang disusun ini bertujuan untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana

Ekonomi dari Program (S1) Studi Ekonomi Syari’ah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Institut

Agama Islam Tasikmalaya. Semoga skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk

semuanya.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis menyadari tidak terlepas dari segala doa,

bantuan dan bimbingan dari banyak pihak. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis

haturkan atas kebesaran dan kehendak Allah Swt. Sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik. Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama

kepada :

1. Bapak Dr. Abdul Haris, M.Pd. Sebagai rektor Institut Agama Islam (IAI)

Tasikmalaya beserta seluruh civitas akademika, yang telah memberikan kesempatan

penulis untuk menimba ilmu pengetahuan di Institut Agama Islam Tasikmalaya

vii
2. Ibu Rini Muflihah, S.E., MM, selaku Ketua Program Studi Ekonomi Syariah Institut

Agama Islam Tasikmalaya.

3. Bapak Dr. Dede Aji Mardani, M, E.Sy, selaku dosen pembimbing akademik yang

berkenan mebantu dan menghadapi penulis serta telah bersedia meluangkan waktunya

untuk memberikan arahan, bimbingan, perhatian dan saran-saran kepada penulis

sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini hingga selesai.

4. Bapak Junjun Arif Nugraha, MM selaku dosen pembimbing yang telah banyak

membantu dan sabar dalam memberikan saran dan pemikiran dalam pengembangan

ilmu dan pengetahuan saya sebagai mahasiswa program studi Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Tasikmalaya selama

penulisan skripsi.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ekonomi Syariah Institut Agama Islam

Tasikmalaya yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis selama

penulis dalam masa perkuliahan.

6. Orang Tua Tercinta. Terutama Ibu saya, terimakasih atas doa dan kasih sayang yang

senantiasa diberikan. Dan untuk Almarhum Bapak saya, terimakasih telah menjadi

sosok panutan menjadi bapak terbaik sedunia yang pernah saya temukan. Semoga

kebaikan kalian dibalas Allah SWT. Aamiin.

7. Kakak-kakak saya tersayang. Terimakasih telah bersedia memenuhi keinginan dan

kebutuhan saya dan selalu senantiasa memberikan arahan positif untuk saya dalam

menyelesaikan karya ilmiah ini. Semoga apa yang kalian berikan menjadi lading amal

yang diterima oleh Allah SWT. Aamiin.

8. Kepada Kawan-kawan seperjuangan, terimakasih atas kebersamaan dari awal hingga

akhir yang sangat mengesankan, terimakasih juga telah menjadi penyemangat bagi

penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

viii
9. Bapak/Ibu Selaku Ketua Lembaga LAZISMU Tasikmalaya yang telah mengizinkan

penulis melakukan penelitian di LAZISMU Tasikmalaya

10. Staff Lembaga LAZISMU Tasikmalaya beserta jajarannya yang telah bersedia

menerima dan membantu penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.

11. Dan kepada semua pihak yang sudah terlibat yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu.

Jazakumullah khairan katsiron Wa Jajakumullohu Ahsanul Jaza. Semoga Allah SWT

melimpahkan Rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin Ya Rabbal 'alamin.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Tasikmalaya, ……….2022

Penulis

Rohilah
NIM :1803109

ix
ABSTRAK

PENGARUH DIGITAL LITRACY DAN TEKNOLOGY ACCEPTANCE MODEL


TERHADAP KEPUTUSAN DONATUR MEMBAYAR ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH
MELALUI APLIKASI DIGITAL (Studi Kasus Lazismu Kota Tasikmalaya)

ROHILAH

NIM : 1803093

rohilah600@gmail.com

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari kedua variabel
Digital Literacy (X1) dan Teknology Accedptance Model (X2) terhadap keputusan Donatur
dalam membayar ZIS melalui Aplikasi Digital di LAZISMU Kota Tasikmalaya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang diolah dalam SPSS dengan
melibatkan 20 orang responden. Metode yang digunakan adalah Purposive Sampling dengan
kriteria pengguna Aplikasi Digital yang merupakan Donatur dari LAZISMU Kota
Tasikmalaya. Untuk data diperoleh dengan menggunakan kuesioner online menggunakan
skala likert 1 sampai 5, dengan keterangan sangat setuju hingga tidak setuju.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara variabel Digital Literacy dan Teknology Acceptance Model terhadap Keputusan
donatur dalam membayar ZIS melalui Aplikasi Digital di LAZSIMU Kota Tasikmalaya.

Kata Kunci : Digital Literacy, Teknology Acceptance Model, Keputusan Donatur

x
ABSTRACK

The purpose of this study was to determine the effect of two variables digital
Literacy (X1) and Technology Acceptance Model (X2) on the donors decision to pay ZIS.

This study uses a quantitative approach that is processed in SPSS involving 20


respondents. The method used is purposive sampling with the criteria of digital application
users who are donors from LAZISMU tasikmalaya City. For data obtained by using an online
questionnaire using a Likert scale of 1 to 5, with information strongly agree to disagree.

The result of this study indicate that there is a positive and significant influence
between the Digital Literacy and Technology Acceptance Model variables on the donated
decision to pay ZIS through Digital Applications at LAZISMU Tasikmalaya City.

Keywords: Digital Literacy, Technology Acceptance Model, Donor Decision

xi
DAFTAR ISI

xii
DAFTAR GAMBAR

xiii
DAFTAR TABEL

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini kita sudah mengetahui bahwa kemiskinan merupakan tolak ukur bagi

maju atau tidaknya sebuah negara. Tidak terkecuali bagi Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Angka kemiskinan menjadi momok yang sangat mengganggu bagi bangsa ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk kemiskinan di Indonesia pada

2021 sebesar 25,95%.1

Terdapat macam cara pemerintahan dalam mengatasi angka kemiskinan yang ada di

Indonesia. Pajak merupakan salah satu cara pemerintah dalam mengurangi angka

kemiskinan. Di Indonesia sendiri merupakan negara yang mayoritas agama penduduknya

adalah Islam. Hal ini ditegaskan berdasarkan data Direktorat Jendral Kependudukan dan

Pencatatan sipil (Duccapil) Kementrian Dalam Negeri, jumlah penduduk Indonesia

sebanyak 272,23 juta jiwa pada Juni 2021, dari jumlah tersebut sebanyak 236, 53 juta

jiwa (86,88%) beragama Islam.2

Dengan banyaknya penduduk yang beragama Islam maka otomatis dalam kegiatan

pemerintahan seperti penanggulangan kemiskinan ini, pemerintah tidak luput dari

berbagai aturan-aturan yang terdapat dalam syariat Islam itu sendiri. Salah satunya yaitu

dalam penuntasan kemiskinan. Dalam islam terdapat cara dalam menyelesaikan

kemiskinan yaitu melalui Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) yang disalurkan ataupun di

bagikan kepada pihak yang berhak menerimanya. Zakat merupakan suatu instrumen

ibadah kewajiban umat muslim, bagi siapapun yang hartanya telah mencapai nishab dan

haul. Sedangkan infaq dan sedekah tidak berdasar nishab dan haul, hanya sekedar

1
https://www.bpgo.id persentase penduduk miskin September 2021 turun menjadi 9,7%
2
https//databoks.katadata.co.id.17 April 2022
kedermawanan seorang muslim. Karena dengan hasil sumber dana dari zakat infaq dan

sedekah dapat membantu pemerintah dalam menyelesaikan problematika kemiskinan

yang tinggi di Indonesia.

Perintah zakat dan sodakoh dan infaq sendiri telah diperintahkan Allah dalam

beberapa ayat Al-Quran diantaranya surat Al-Baqarah ayat 43, An-Nisa ayat 114, As-

Saba ayat 39.

Zakat dinyatakan sebagai rukun Islam yang ketiga. Dibayarkan pada bagian tertentu

dari Muslim seperti emas dan perak, ternak, hasil pertanian, dan dana. Menurut sejarah

zakat, Nabi Muhammad SAW selalu mengutus para pengumpul zakat untuk Muzaki dan

menyalurkan dana tersebut kepada mustahiq. Kebijakan ini diikuti oleh khalifah

AbuBakar, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Mereka

mengumpulkan zakat dengan mengirimkan pengumpul zakat dan menyalurkan dana

tersebut kepada delapan kelompok Asnaf.3

Perilaku seorang donator memliki banyak ragam dalam menunaikan Zakat, Infaq dan

Sadaqah. Hal ini dikarenakan arus zaman yang semakin kesini semakin maju dan

berkembang khususnya dalam bertransaksi. Terdapat aplikasi-aplikasi maupun program

penerimaan Zakat, Infaq dan Sadaqah yang dikategorikan sebagai aplikasi digital seperti

Go-pay, Dana, dan sebagainya.

Dalam upaya pengelolaan danazakat, infaq, dan sedekah terdapat beberapa lembaga

yang sudah berjalan di Indonesia, salah satunya adalah Lembaga Zakat, Infaq dan

Sadaqah Muhammadiyyah (LAZISMU). Pada dasarnya lembaga ini berkhidmat dalam

pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan secara produktif dana zakat, infaq,

3
Motivational Reasons and Muzaki Intention to Pay Through Zakat Institutionvol.16.no1. (2022) hal.
62
wakaf dan dana kedermawanan lainnya baik dari perseorangan, lembaga, perusahaan dan

instansi lainnya.

Lembaga LAZISMU dilatar belakangi oleh dua faktor. Pertama, fakta Indonesia yang

berselimut dengan kemiskinan yang masih meluas, kebodohan dan indeks pembangunan

manusia yang sangat rendah, semuanya berakibat dan sekaligus disebabkan tatanan

keadilan sosial yang lemah. Kedua, zakat diyakini mampu bersumbangsih dalam

mendorong keadilan sosial, pembangunan manusia dan mampu mengentaskan

kemiskinan. Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar didunia, Indonesia memiliki

potensi zakat, infaq dan wakaf yang terbilang cukup tinggi. Namun potensi yang ada

belum dapat dikelola dan didayagunakan secara maksimal sehingga tidak member

dampak yang signifikan bagi penyelesaian persoalan yang ada. Berdirinya LAZISMU

dimaksudkan sebagai institusi pengelola zakat dengan manajemen modern yang dapat

mengahantarkan zakat bagian dari penyelesaian masalah (problem solver) sosial

masyarakat yang terus berkembang.4

Jika kita melihat sisi lain dari perkembangan zakat yang ada di indonesia.

Perkembangan teknologi juga kian merabak dikalangan masyarakat, namun semua itu

juga tidak luput dari beberapa orang yang masih awam mengenai teknologi yang datang.

Beberapa kegiatan semakin mudah untuk dijalankan dengan adanya teknologi tersebut.

Mulai dari akses hubungan antar sesama, penjualan, pembelian dan bahkan akses untuk

bertransaksi zakat. Sebagian orang masih membayar zakat dengan manual seperti

membayar zakat pada amil di mesjid sekitar rumah. Dengan adanya teknologi yang

semakin maju, pembayaran zakat juga ikut berinovasi dan ikut berkembang sehingga

mempermudah dalam proses pembayarannya.

4
https://lazismu.org. 25 Juni 2022
Di indonesia sendiri, fintech merupakan suatu perubahan yang membawa kita

kedalam dunia teknologi. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

sangat pesat dapat mengubah tatanan kehidupan masyarakat. Revolusi industry 4.0

berdamapak pada metode Pembayaran Zakat Infaq dan Sedekah (ZIS). Dampak yang

muncul dari metode pembayaran ZIS dengan adanya revolusi industri 4.0 adalah dengan

pemanfaatan fintech dalam proses pembayaran ZIS.5

Dalam penggunaan teknologi terhadap keputusan muzaki membayar zakat terdapat 2

indikator dalam proses penggunaannya. Pertama Digital literacy, Gagasan digital

literacy mulanya dipopulerkan oleh Paul Gilster sekitar pada tahun 1997 yaitu

kemampuan untuk menguasai dan memanfaatkan informasi darisumber digital

(Nurjanah,2017). Selanjutnya Martin dalam Chan (2017) mengemukakan orang yang

melek digital dianggap sebagai seseorang dengan kemampuan digital mulai dari

mengidentifikasi sampai dengan mensintesis sumber daya digital secara kompleks.

Disusul oleh pendapat Hague dalam Harjono (2018) digital literacy mengarah pada

pengetahuan dan keterampilan serta pemahaman dalam memanfaatkan teknologi digital.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa digital literacy di anggap sebagai

kemampuan memahami dan menggunakan alat-alat digital di berbagai aspek dalam

kehidupan sehari-hari.6

Yang kedua yaitu metode Technology Acceptance Model (TAM) yaitu model yang

dapat digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi diterimanya suatu

sistem informasi serta untuk melihat situsmana diantara keduanya yang lebih efektif

untuk digunakan dalam masyarakat luas dalam menyalurkan zakat.7


5
Tuti Alawiyah, Faktor Penentu Pembayaran Zakat, Infaq Sedekah (ZIS) Melalui Fintech. Vol. 01. No
11 (2022) hal. 22
6
Pengaruh Digital Literacy Terhadap Kesiapan Berwirausaha di Era-digital Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Padang, sandria nuwirati almi, vol 03. No 02 (2020) hal. 243
7
Prihandoko, Mengkur Tingkat Kepercayaan Sistem Zakat Online Menggunakan Technology
Acceptance Model (TAM) di Kalangan Masyarakat Kampus, vol.6. no.1 (2019). Hal.18
Dalam Technology Acceptance Model, kemudahan penggunaan dan manfaat sebuah

teknologi dipercaya membentuk sikap yang pada akhimya menjadi keputusan perilaku

untuk menggunakannya. Teknologi tersebut dapat berupa sebuah perangkat lunak

(software) maupun sebuah perangkat keras (hardware) yang berfungsi mengumpulkan,

memposes, menyimpan, dan mendistribusikan sebuah informasi untuk mendukung

pembuatan keputusan seseorang.8

Tabel Penerimaan Dana Zakat, Infaq, sedekah. Dari Tahun 2019-2020.

Tahun Total
Zakat/

Infaq/Sedekah/Lain
2019-2020 Rp 239,003 miliar
-lain

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa penerimaan zakat oleh lazismu pada

tahun 2019 hingga akhir bulan tahun 2020 menunjukan angka total sebesar Rp 239,003

miliar. Dengan jumlah demikian para petinngi LAZISMU menyebutkan belum optimal,

karena melihat potensi zakat nasional 2020 sebesar Rp 233,84 trilliun. Baru Rp 8 triliun

atau Rp 3,5 persen yang terkumpul. Hal ini menunjukan terjadi kesenjangan antara

potensi zakat dan pendapatan rillnya.

Adapun dari penelitian sebelumnya, perilaku berzakat, sedekah, maupun infaq secara

online sangat beragam. Perilaku konsumen dalam memutuskan menggunakan suatu

layanan digital untuk bertransaksi menjadi kajian yang menarik. Diharapkan melalui

penelitian ini mampu mengukur faktor keputusan yang paling besar pada seorang

donatur dalam membayar Zakat, Infaq, dan Sedekah melalui aplikasi digital di

8
Viswanath Venkatesh and Fred D. Davis, "A Model of the Antecedents of Perceived Ease of Use:
Development and Test". Decision Sciences, Vol. 27 No. 3, (1996), h. 451-81)
LAZISMU. Maka dari itu berdasarkan penlitian terdahulu dan latar belakang yang telah

penulis paparkan maka diambilah sebuah judul yang akan diteliti yaitu “PENGARUH

DIGITAL LITERACY DAN TEKNOLOGI ACCEPTANCE MODEL (TAM) TERHADAP

KEPUTUSAN DONATUR MEMBAYAR ZIS MELALUI APLIKASI DIGITAL

(STUDI KASUS DI LAZISMU TASIKMALAYA)”.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permasalahan

yang hendak diteliti, yaitu :

1. Bagaimana Pengaruh Digital Literacy terhadap keputusan Donatur membayar ZIS

Melalui Aplikasi Digital Di Lembaga Zakat, Infaq dan Sadaqah Muhammadiyyah

(LAZISMU) Kota Tasikmalaya

2. Bagaimana Pengaruh Teknology Acceptance Model (TAM) terhadap keputusan

Donatur membayar ZIS Melalui Aplikasi Digital Di Lembaga Zakat, Infaq dan

Sadaqah Muhammadiyyah (LAZISMU) Kota Tasikmalaya

3. Bagaimana Pengaruh Digital Literacy dan Teknology Acceptance Model (TAM)

Secara Simultan Dalam Minat Donatur membayar ZIS melalui Aplikasi Digital di

(LAZISMU) Kota Tasikmalaya

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh Digital Literacy terhadap keputusan donator membayar

ZIS melalui Pembayaran Digital diLembaga Zakat, Infaq dan Sadaqah

Muhammadiyyah (LAZISMU) Kota Tasikmalaya

2. Untuk mengetahui pengaruh Teknology Acceptance Model (TAM) terhadap

keputusan donator membayar ZIS melalui Pembayaran Digital di Lembaga Zakat,

Infaq dan Sadaqah Muhammadiyyah (LAZISMU) Kota Tasikmalaya


3. Untuk mengetahui bagaimana Digital Literacy dan Teknology Acceptance Model

(TAM) secara simultan dalam minat donatur membayar ZIS melalui Pembayaran

Digital Lembaga Zakat, Infaq dan Sadaqah Muhammadiyyah (LAZISMU) Kota

Tasikmalaya

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dan hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai berikut :

a. Bagi penulis

Untuk memperluas pengetahuan mengenai Pengaruh Digital Literasi dan

Teknologi Acceptance Model (TAM) terhadap Minat donatur membayar Zakat,

Infaq, Sedekah (ZIS) melalui pembayaran digital di Lembaga Zakat, Infaq dan

Sadaqah Muhammadiyyah (LAZISMU) Kota Tasikmalaya.

b. Bagi praktisi

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

melakukan atau menyuarakan digitalisasi program pembayaran zakat di Lembaga

Amil Zakat yang ada di Indonesia khususnya.

c. Bagi akademisi

Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan wawasan bagi pihak-pihak

yang berkepentingan, serta dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah

referensi dan bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang berkaitan dengan penelitian

ini.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Digital Literasi

a. Pengertian Digital literasi

Digital Literasi adalah sebuah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan

media digitalisasi, termasuk alat-alat komunikasi yang modern atau jaringan internet

dalam menemukan, mengerjakan, mengevaluasi menggunakan informasi, membuat

informasi dan memanfaatkannya secara bijak, cerdas, dan cermat. Adapun menurut

National Institut For Literacy menyebutkan bahwa digital literasi sebagai bentuk

kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah sesuai dengan tingkat

permasalahan yang berbeda-beda. Jadi, tidak hanya sebatas kemampuan dalam

berbicara, kemampuan menulis, dan kemampuan membaca, tetapi juga pada tingkat

pekerjaan, masyarakat dan keluargapun termasuk didalamnya.9

Sedangkan menurut Mayes dan Fowler ada prinsip dalam mengembangkan

digital literasi secara berjenjang. Pertama, kompetensi digital yang menekankan pada

keterempilan, pendekatan, perilaku and konsep. Selain itu juga penggunaan digital itu

sendiri yang memfokuskan sendiri pada pengaplikasian kompetensi digital serta

adanya transfomasi digital yang tentu saja membutuhkan inovasi dan kreativitas

sebagai unsur terpenting dalam dunia digitalisasi.10

Gagasan Digital Literasi mulanya dipopulerkan oleh Paul Glister sekitar tahun

1997 yaitu merupakan kemampuan untuk menguasai dan memanfaatkan informasi

dari sumber digital.11 Selanjutnya Martin mengemukakan orang yang melek digital

9
Cattleya Darmaya Fortuna, Literasi Digital di masa Pandemik, 2021.hal 9
10
Ibid, 25
11
Nurjanah 2017.
dianggap sebagai seseorang dengan kemampuan digital muali dari mengidentifikasi

sampai dengan mengsintesis sumber daya digital secara kompleks. Disusul oleh

pendapat Hague dalam Harjono bahwa digital literacy mengarah pada pengetahuan

dan keterampilan serta pemahaman dalam memanfaatkan teknologi digital.12

Dapat disimpulkan bahwa arti dari Digital Literasi merupakan suatu kecakapan

mengenai perilaku manusia dalam melakukan aktivitas yang dijalaninya dengan

teknologi digital.

b. Manfaat Digital Literasi

Adapun manfaat yang ditimbulkan dari adanya digital literasi terhadap

berbagai hal antara lain :

1. Bagi Pendidikan. Yaitu memberikan wawasan bagi peserta didik,

menimbulkan suasana belajar yang interaktif, meningkatkan budaya baca yang

positif, mengefesiensi waktu dan biaya, membantu pendidik dalam

mengevaluasi proses pembelajaran, dan juga membantu proses daring pada

saat pandemic berlangsung

2. Bagi Perusahaan. Yaitu memotivasi karyawan, meningkatkan produktivitas,

dan meningkatkan pendapatan.

3. Bagi Masyarakat. Yaitu mampu memberikan kemudahan dalam mengakses

suatu informasi apapun yang dibutuhkan dan juga memberikan pengalaman

baru melalui dunia maya

c. Dampak penggunaan

1) Beredar informasi yang kebenarannya belum tentu valid/benar

2) Mudahnya melakukan penipuan didunia maya

3) Pornografi dan prostitusi online yang semakin marak

12
Sandria Nurwiati Almi, Elvi Rahmi. Pengaruh digital literacy terhadap kesiapan berwirausaha di
Era-digital Mahasiswa Fakultas ekonomi Universitas Negeri Padang . Vol.3 No.2 (2020) hal.243
4) Bulliying

5) Mempengaruhi kehidupan sosial seseorang

d. Elemen penting

Elemen penting Digital Literacy menurut Beetham, Littlejohn dan Mc Gill

dikutip Sarah Davies, bahwa ada elemen penting terkait digital litercacy yaitu :

1. Information literacy. Menyangkut kemampuan bagaimana menemukan,

menafsirkan, mengelola dan mengevaluasi hingga membagikan

informasinya.

2. Digital Scholarship menyangkut partisipasi aktif dalam kegiatan

akademik misalnya pada praktek penelitian.

3. Learning Skills meliputi belajar secara efektif semua teknologi yang

memiliki fitur-fitur lengkap untuk kegiatan proses belajar mengajar baik

formal maupun informal.

ICT Litercy atau disebut digital literasi informasi dan komunikasi yang fokus

pada bagaimana mengadopsi, menyesuaikan dan menggunakan digital baik

aplikasi maupun layanannya.13

2. Teknology Acceptance Model (TAM)

Teknology Acceptance Model (TAM) atau Model Penerimaan Teknologi merupakan

salah satu teori tentang penggunaan sistem teknologi informasi yang dianggap sangat

berpengaruh dan umumnya digunakan untuk menjelaskan penerimaan individual terhadap

penggunaan sistem teknologi informasi. TAM menjelaskan penjelasan individual terhadap

penggunaan sistem teknologi informasi dengan 5 faktor utama, yaitu Perceived Usefulness

Sarah Davies, Spotlight on digital capabilities : Jisc Building Digital Capability Blog. (2015)
13

(online)
(kegunaan), Perceived case of use (kemudahan penggunaan), Attitude (sikap), Behavioral

intention to use (intensi), dan Actual technology use (penggunaan teknologi

sesungguhnya.14

TAM menunjukan bahwa penggunaan teknologi informasi akan semakin membantu

meningkatkan efisiensi kerja seseorang sehingga akan menunjunag efektivitasnya. TAM

menganggap dua keyakinan individual, yaitu persepsi manfaat dan persefsi kemudahan.

Pengguna merupakan determinan utama perilaku penerimaan teknologi dan akhirnya

menguunakan teknologi. Persepsi kemanfaatan dan persepsi kemudahan teknologi

mempunyai pengaruh ke minat perilaku. Pemakai teknologi akan mempunayi

menggunakan teknologi, jika merasa teknologi bermanfaat dan mudah untuk digunakan.15

Technology Acceptance Model (TAM) adalah model yang disusun oleh Davis untuk

menjelaskan penerimaan teknologi yang akan digunakan oleh pengguna teknologi. Dalam

memformulasikan TAM, Davis menggunakan TRA sebagai dasar teorinya namun tidak

mengakomodasi semua komponen teori TRA.16

Tujuan utamanya adalah memberikan penjelasan tentang penentuan penerimaan

computer secara umum, memberikan penjelasan tentang perilaku atau sikap pengguna

dalam suatu populasi.17

Teori ini dikembangkan oleh Davis dan TAM merupakan pengembangan dari

model Theory Of Reasond (TRA) yang telah dikemukakan oleh Ajzen dan Fishbein pada

tahun 1980. Teori ini merupakan sebuha model teori tindakan yang beralasan terhadap

sebuah premis bahwa sikap dan perilaku seseorang dalam penerimaan teknologi dapat

14
Indyah Hartami Santi, Bayu Erdani, 2021 hal.2
15
Jogiyanto, 2007. Hal.112
16
Fred D. Davis, "Perceived Usefulness, Perceived Ease Of Use, And User Acceptance
Of Information Technology". MS Quarterly, Vol 13 No. 3, (1989), h. 318
17
Ibid., h. 319
dipengaruhi oleh reaksi serta perepsi. Sedangkan Technology Acceptance Model (TAM)

adalah sebuah model yang digunakan untuk memprediksi penerimaan teknologi.18

Dari beberapa definisi diatas dapat kita ketahui bahwa TAM merupakan suatu

metode untuk meneliti penerimaan suatu sistem informasi yang nantinya akan dipakai

apakah mampu untuk digunakan atau tidak.

3. Zakat, Infaq, Sedekah (ZIS)

a. Pengertian Zakat

Secara termonologis (lughat) zakat berarti tumbuh dan berkembang, kesuburan

atau bertambah atau dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan. Ibnu Mandzur

mendefinisikan kata zakah dari segi bahasa berarti suci (thaharah), tumbuh (an-nama),

berkah (al-barkah), dan perilaku yang terpuji atau amal saleh (al-madh aw as-salah)

arti iini sebagaimana digunakan dalam Al-Qur’an dan Sunnah RAsululloh SAW.19

Zakat dalam arti bahasa merupakan kata dasar (masdar) dari zaka yang berarti

berkah, bersih, tumbuh dan baik. Menurut syara zakat adalah hitungan tertentu dari

harta dan sejenisnya dimana syara mewajibkan mengeluarkannya dan memberikannya

kepada fakir dan lainnya dengan syarat yang khusus. Adapun dalam arti istilah lain

fikih Zakat berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah SWT dan

diserahkan kepada orang-orang yang berhak. Jumlah yang dikeluarkan dari kekayaan

itu disebut Zakat karena yang dikeluarkan itu bertambah banyak, membuat lebih

berarti dan melindungi kekayaan itu sendiri dari kebinasaan.

Perintah zakat sendiri banyak diterangkan dalam Al-Qur’an. Berikut surat dan ayat

perintahnya :

Al-Baqarah ayat 43 :

٤٣ َ‫ُوا َم َع ٱل ٰ َّر ِك ِعين‬


ْ ‫وا ٱل َّزك َٰوةَ َو ۡٱر َكع‬
ْ ُ‫صلَ ٰوةَ َو َءات‬ ْ ‫َوَأقِي ُم‬
َّ ‫واٱل‬

18
Scherer, 2018.
19
Rahmad Hakim, Manajemen Zakat Histori, Konsepsi, dan Implementasi. 2022. Hal 2
Yang artinya : " Dan dirikanlah salat, tunaikanlah Zakat dan rukuklah beserta

orang-orang yang rukuk"

Q.S Annisa ayat 114 :

ِ ‫ت ٱهَّلل‬ َ rِ‫ل ٰ َذل‬r


َ ‫ٓا َء َم ۡر‬rَ‫ك ۡٱبتِغ‬
ِ ‫ا‬r‫ض‬ ۡ ‫اس َو َمن يَ ۡف َع‬
ِ ۚ َّ‫ح بَ ۡينَ ٱلن‬
ٰ ۡ ‫ُوف َأ ۡو‬
ِ ۢ َ‫ل‬r‫ص‬ ‫ ر ٍ ِإ‬r‫ص َدقَ ٍة َأ ۡو َم ۡع‬
َ ِ‫ير ِّمن نَّ ۡج َو ٰىهُمۡ ِإاَّل َم ۡن َأ َم َر ب‬
ٖ ِ‫اَّل خَ ۡي َر فِي َكث‬

١١٤ ‫فَ َس ۡوفَ نُ ۡؤتِي ِه َأ ۡجرًا َع ِظ ٗيما‬

Yang artinya : "Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisik-bisikan mereka,

kecuali (bisik-bisikan) orang yang menyuruh bersedekah".

As-Saba ayat 39 :

٣٩ َ‫ق لِ َمن يَشَٓا ُء ِم ۡن ِعبَا ِد ِهۦ َويَ ۡق ِد ُر لَ ۚۥهُ َو َمٓا َأنفَ ۡقتُم ِّمن ش َۡي ٖء فَهُ َو ي ُۡخلِفُ ۖۥهُ َوهُ َو َخ ۡي ُر ٱل ٰ َّر ِزقِين‬
َ ‫قُ ۡل ِإ َّن َربِّي يَ ۡب ُسطُ ٱل ِّر ۡز‬

Yang artinya : "Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan

Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik".

Zakat merupakan sebuah ibadah yang tercakup dalam rukun Islam ketiga. Dari segi

pelaksanaannya zakat merupakan kewajiban sosial bagi para aghniya’ (hartawan)

setelah kekayaannnya memenuhi batas minimal (nishab) dan rentang waktu setahun

(haul). Di antara hikmah disyariatkannya zakat adalah untuk mewujudkan pemerataan

keadilan dalam ekonomi. Sebagai salah stu aset lembaga ekonomi Islam, zakat

merupakan sumber dana potensial strategis bagi upaya Nilai Nilai Zakat Online

membangun kesejahteraan umat. Oleh karena itu al-Qur’an memberi rambu agar zakat

yang dihimpun disalurkan kepada mustahiq (orang-orang yang benar-benar berhak

menerima zakat)20

20
Muhammad Dhoni Lesmana Siahan, Prihandoko. Mengukur tingkat Kepercayaan Bisnis Online
Menggunakan TAM (Teknology Acceptance Model) dikalangan Msyarakat kampus. Vol.6,No.1
hal.1 9
Menurut Madzhab Maliki, zakat yaitu mengeluarkan bagian tertentu dari harta

tertentu yang telah mencapai satu nisab bagi orang yang berhak menerimanya, dengan

ketentuan harta itu milik sempurna, telah mencapai haul, dan bukan merupakan

barang tambang. Madzhab Hanafi mendefiniskan zakat dengan pemilikan bagian

tertentu dari harta tertentu yang dimiliki seseorang berdasarkan ketetapan Allah.

Madzhab Syafi’i mendefinisikan zakat sebagai sesuatu yang dikeluarkan dari harta

atau jiwa dengan cara tertentu. Madzhab Hanbali mendefinisikan zakat dengan hak

wajib pada harta tertentu bagi kelompok orang tertentu pada waktu tertentu pula.

Sedangkan menurut Yusuf al-Qardawi, zakat yaitu sejumlah harta tertentu yang

diwajibkan Allah menyerehkannya kepada orang-orang yang berhak21

Dari beberapa definsi zakat yang telah terpapar diatas, dapat disimpulkan bahwa

zakat merupakan sejumlah harta yang dikeluarkandengan cara, ukuran dan waktu

yang telah ditetapkan oleh syariat, serta terdapat sejumlah orang yang berhak

menerimanya (mustahiq).

b. Landasan Hukum

Zakat merupakan kewajiban yang melekat pada harta. Kewajiban zakat telah

tertuang di dalam Al-quran yang merupakan landasan pertama dan utama dari

diwajibkannya zakat. Kewajiban zakat biasanya disejajarkan dengan kewajiban

shalat sehingga ke-fardhuannya dianggap setara. Kewajiban zakat ini dengan

jelas ditunjukkan oleh Allah SWT dengan kalimat perintah (fiil amr) di dalam

kitab-Nya, sebagaimana firman-Nya

َّ ‫َوَأقِي ُموا ال‬


ْ ‫صالةَ َوآتُوا ال َّز َكاةَ َو‬
َ‫ار َك ُعوا َم َع ال َّرا ِك ِعين‬

Artinya : “Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-

orang yang rukuk”. (Al-Baqarah ayat 43)


21
Muhammad Thoriqudin, Pengelolaan Zakat Produktif. Hal. 29
َ ُ ‫س َكنٌ لَ ُه ْم َوهَّللا‬
‫س ِمي ٌع َعلِي ٌم‬ َ َّ‫ص ِّل َعلَ ْي ِه ْم ِإن‬
َ ‫صالتَ َك‬ َ ‫ُخ ْذ ِمنْ َأ ْم َوالِ ِه ْم‬
َ ‫ص َدقَةً تُطَ ِّه ُر ُه ْم َوتُزَ ِّكي ِه ْم ِب َها َو‬

Artinya : “Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan dan mensucikan harta mereka, dan berdoalah bagi mereka

sesungguhnya doa kamu itu (menjadia) ketentraman jiwa mereka, dan Allah

maha mendengar dan Maha Mengetahui”. (At-Taubah ayat 103)

Kewajiban berzakat juga terdapat dalam beberapa hadist. Salah satunya yaitu

yang terdapat dalam H.R. Bukhori Muslim. Yang artinya : “Dari Abu Hurairah r.a

berkata Rasululloh saw bersabda barang siapayang diberi harta oleh Allah tetapi

tidak mengeluarkan zakatnya, maka harta itu akan dirupakan pada hari kiamat

sebagai seekor ular jantan yang amat berbisa, dengan kedua matanya yang

dilindungi mata warna hitam kelam, lalu dikalungkan ke lehernya maka ular itu

akan memegang rahangnya dan mengatakan kepadanya : “saya ini adalah

simpananmu, harta kekayaanmu”. Kemudian Rasululloh membaca ayat yang

artinya “ janganlah orang-orang yang kikir mengenai karunia yang diberikan

Allah kepada mereka menyangka bahwa… dan seterusnya”.

Kemudian hadist yang diriwayatkan oleh Al-Bukhori yang artinya : “ Dari Ibn

Abbas r.a bahwa Nabi saw mengutus Mu’adz bin Jabal ke negeri Yaman dan

beliau berpesan kepadanya : “Ajaklah mereka untuk bersaksi bahwa tiada tuhan

selain Allah dan aku (Muhammad) adalah utusan Allah, apabila mereka mnerima

ajakanmu beritahu mereka bahwa Allah memerintahkan mereka mengerjakan

sholat lima waktu sehari semalam, dan jika mereka mentaatimu mengerjakan

perintah itu, berutahu mereka bahwa Allah memerintahkan mereka menunaikan


zakat dari kekayaan mereka yang diambil dari orang-orang kaya diantara mereka,

dan diberikan kepada orang-orang miskin diantara mereka”22

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa zakat merupakan sesuatu

hal yang wajib ditunaikan selama sudah mencapai batasan-batasan dan waktu

yang telah ditetapkan oleh syariat Islam.

c. Kriteria Harta Zakat

Tidak semua yang merupakan harta kekayaan wajib dikeluarkan zakatnya.

Aset yang berupa benda seperti rumah, tanah, kendaraan, apabila tidak produktif

tidak diwajibkan untuk dikeluarkan zakatnya.

Namun, hasil panen, ternak, emas, dan perak yang disimpan, barang-barang

prniagaan dan lainnya, semua ada ketentuan zakat dengan kewajibannya. Dan

juga dikeluarkan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkannya.

Sebaliknya, dalam urusan sedekah sunah tidak ada kriteria dan ketentuan

berlaku. Bila seseorang ingin bersedekah atas harta yang dimilikinya meski

belum ada haul, nishob dan lainnya, tentu tidak ada larangan atasnya, melainkan

terdapat pahala.

d. Jenis Zakat

Adapun jenis-jenis Zakat sebagai berikut :

1) Zakat Fitrah

Zakat fitrah menurut istilah syara’ adalah zakat yang wajib dikeluarkan

oleh setiap muslim setahun sekali berupa makanan pokok sesuai kadar yang

telah ditentukan oleh syara’. Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dibayarkan

oleh setiap muslim

22
Khairuddin, zakat dalam islam : menelisik asfek historis, sosiologis dan yuridis (2020). Hal.9
pada setiap bulan Ramadhan. Besaran zakat fitrah yauty 1 sha’ atau setara

dengan 2,5kg bahan makanan pokok23

Zakat fitrah ialah kewajiban yang telah ditetapkan oleh Rasululloh saw

ketika berbuka (selesai) dari bulan Ramadhan. Sebagaimana H.R Al-Bukhori

(1503) dan Muslim (984). Yang artinya “Rasululloh saw mewajibkan zakat

fitri (setelah selesai) dari bulan Ramadhan atas budak, orang yang merdeka,

laki-laki maupun perempuan, anak kecil maupun dewasa dari kalangan kaum

muslimin”.

Adapun hikmah diwajibkannya zakat fitrah antara lain adalah untuk

membersihkan orang yang berpuasa dari kekurangan yang terjadi pada ibadah

puasanya sekaligus dalam rangka mencukupi makanan bagi orang yang

kekurangan. Ini merupakan penjelasan dari hadist Abdulloh bin Ibn Abbas r.a

beliau berkata : “Rasululloh mewajibkan zakat fitri sebagai pembersih orang

yang berpuasa dari hal sia-sia dan dosa, serta untuk memberi makan orang

miskin24

2) Zakat Maal

Zakat maal didefinisikan sebagai kewajiban yag dibebankan oleh

syariat, terkait dengan harta. Yaitu hak yang wajib dikeluarkan dari harta

tertentu untuk diberikan kepada kelompok tertentu pada waktu tertentu

pula25

Adapun macam-macam zakat maal sebagai berikut :

a) Zakat Emas dan Perak

23
Arif Nurahman Al-Aziz, Ibadah Zakat. Klaten Cempaka Putih 2019, hal 2
24
Ustadz Abu Abdil A’la Hari Ahadi, Fikih Mudah Zakat Fitrah, (Nasehat Etam : Kalimantan 2021)
hal.14-15
25
Dr. Amir said az-Zibari, Tanya Jawab Seputar Zakat (2011) hal. 13-14
Zakat emas memiliki beberapa pendapat mengenai wajib atau

tidaknya. Pertama, ada yang berpendapat tidak ada zakat padanya. Ini

menurut pendapat Malik, Syafii dalam pendapat lamanya dan Ahmad.

Dari kalangan sahabat yaitu Ibn Umar, Jabir bin Abdulloh, Aisyah.

Dan dari kalangan tabiin yaitu Hasan Al-Basri. Kedua, pendapat yang

disampaikan oleh Syafii dalam pendapat barunya, ini sama dengan

pendapat Az-Zuhri, At-Tsauri, Abu Hanifah yang mengatakan bahwa

perhiasan ada zakatnya.

Namun terlepas dari itu semua bahwa perhiasan yang sifatnya

disimpan maka ada kewajiban untuk dikeluarkan zakatnya. Ini sejalan

dengan perkataan Aisyah bahwasannya Aisyah berkata “Rasululloh

masuk kepadaku dan ditanganku ada beberapa cincin dari emas, maka

Rasululloh bertanya : “apa ini wahai Aisyah?”. Aku menjawab“saya

membuatnya untuk aku pakai untuk berhias dihadapanmu wahai

Rasululloh’ beliau berkata “sudahkah engkau mengeluarkan

zakatnya?” aku berkata “belum”.beliau bersabda, “itu adalah

bagianmu dari neraka”.26

Kewajiban berzakat atas emas dan perak juga telah diterangkan

dalam Q.S At-Taubah ayat 34-35 :

ُ َ‫ ِل َوي‬r‫اس بِ ۡٱل ٰبَ ِط‬ ۡ ٗ ِ‫۞ ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ْا ِإ َّن َكث‬
َ‫ ُّدون‬r ‫ص‬ ِ َّ‫ ٰ َو َل ٱلن‬r ۡ‫ار َوٱلرُّ ۡهبَا ِن لَيَأ ُكلُونَ َأم‬
ِ َ‫يرا ِّمنَ ٱَأۡل ۡحب‬

‫ب َألِ ٖيم‬
ٍ ‫ َذا‬r‫ ۡرهُم بِ َع‬r‫يل ٱهَّلل ِ فَبَ ِّش‬ َّ ِ‫َب َو ۡٱلف‬
ِ ِ‫ب‬r‫ا فِي َس‬rrَ‫ةَ َواَل يُنفِقُونَه‬r‫ض‬ َ ‫عَن َسبِي ِل ٱهَّلل ۗ ِ َوٱلَّ ِذينَ يَ ۡكنِ ُزونَ ٱل َّذه‬

ۡ‫زتُم‬rَۡ ‫ا َكن‬r‫ َذا َم‬rَ‫و ُرهُمۡۖ ٰه‬rُ‫وبُهُمۡ َوظُه‬rُ‫اهُهُمۡ َو ُجن‬rَ‫ا ِجب‬rَ‫ َو ٰى بِه‬r‫ار َجهَنَّ َم فَتُ ۡك‬rَ
ِ ‫ يَ ۡو َم ي ُۡح َم ٰى َعلَ ۡيهَا فِي ن‬٣٤

٣٥ َ‫وا َما ُكنتُمۡ ت َۡكنِ ُزون‬


ْ ُ‫َأِلنفُ ِس ُكمۡ فَ ُذوق‬

26
Dr. Amir said az-Zibari, Tanya Jawab Seputar Zakat (2011) hal. 13-14
a. Zakat Hewan Ternak

Zakat hewan ternak merupakan zakat maal meliputi dari

hasil peternakan hewan baik kecil, sedang, ataupun besar.

Menurut hadist hewan yang ada zakatnya meliputi kambing, sapi

dan unta yang sudah melewati persyaratan tertentu. Seseorang

yang memiliki hewan ternak wajib mengeluarkan zakatnya sesuai

dengan hadist yang artinya : “setiap unta yang digembalakan

zakatnya adalah 40 ekor, adalah seekor anak unta betina yang

telah selesai menyusui”. (H.R Ahmad, Nasa’I, Abu daud).

Adapun persyaratan utama kewajiban zakat hewan ternak

adalah sebagai berikut :

1. Telah mencapai nishob

2. Telah mencapai waktu satu tahun (haul)

3. Digembalakan ditempat umum

4. Tidak ada unsur pribadi

Berikut kadar wajib zakat hewan :

Tabel 1.1
Kadar wajib zakat pada Unta

Nishab Kadar Wajib Zakat

Setiap 5 ekor 1 ekor kambing

25-35 ekor 1 ekor unta betina berumur 1 tahun


36-45 ekor 1 ekor unta jantan berumur masuk

tahun ke-3

46-60 ekor 1 ekor unta betina berumur masuk

tahun ke-4

61-75 ekor 1 ekor unta betina berumur masuk

tahun ke-5

76-90 ekor 2 ekor unta jantan berumur masuk

tahun ke-3

92-120 ekor 2 ekor unta betina yang sudah

keluar air susunya.

Sumber : Achmad faisal (2008:73)

Tabel 1.2
Kadar wajib zakat pada sapi/kerbau

Nishab Kadar Wajib Zakat

Setiap 30 ekor 1 ekor sapi/kerbau berumur 1 tahun

Setiap 40 ekor 1 ekor sapi/kerbau berumur 2 tahun

Sumber : Achmad faisal (2008:73)

Tabel 1.3
Kadar zakat pada kambing/domba/biri-biri

Nishab Kadar Wajib Zakat

40-80 ekor 1 ekor kambing/ domba/ biri-biri

121-200 2 ekor kambing/ domba/ biri-biri


ekor

201-300 3 ekor kambing/ domba/ biri-biri

ekor

Setia > 301 Ditambah 1 ekor setiap penambahan

ekor 100 ekor

Sumber : Achmad faisal (2008:73)

b. Zakat Perdagangan

Zakat perdagangan adalah zakat yang di keluarkan atas

kepemilikan harta yang diperuntukan untuk jual beli. Kewajiban

zakat pada perdagangan yang telah memenuhi persyaratan

tertentu.

Ada tiga syarat utama pada zakat ini yaitu niat

berdagang, mencapai nishob, dan berlalu waktu satu tahun.

c. Zakat Pertanian

Zakat ini meliputi hasil pertumbuhan atau tanaman yang

bernilai ekonomis, seperti biji-bijian, umbi-umbian, buah-

buahan, sayuran, tanaman hias, dan rumput. Padi juga

merupakan salah satu tanaman yang ada zakatnya.

Jika dalam pelaksanaannya kebanyakan dari usaha

manusia maka kadar zakatnya 5%, namun jika itu murni dari

Allah SWT maka besarnya 10%.

4. Infaq

Infaq berasal dari kata Anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta) untuk

kepentingan sesuatu. Sedangkan menurut syara infaq berarti mengeluarkan sebagaian


harta atau pendapatan/penghasilan untuk sesuatu kepentingan yang di perintahkan ajaran

Islam. Jika zakat terdapat istilah hisab, beda halnya dengan infaq yang tidak memerlukan

hisab atau batas waktu tertentu, infaq dilaksanakan ataupun dikeluarkan oleh orang yang

beriman. Baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah. Dan disaat seseorang itu

sedang keadaan lapang maupun sempit. Terdapat dalam surat Al-Imron ayat 134 :

١٣٤ َ‫اس َوٱهَّلل ُ يُ ِحبُّ ۡٱل ُم ۡح ِسنِين‬ ۡ ۡ ٰۡ َّ ‫ٱلَّ ِذينَ يُنفِقُونَ فِي ٱل َّسرَّٓا ِء َوٱل‬
ِ ۗ َّ‫ضرَّٓا ِء َوٱل َك ِظ ِمينَ ٱلغ َۡيظَ َوٱل َعافِينَ ع َِن ٱلن‬

Artinya : “Yaitu orang-orang yang berinfaq, baik di waktu lapang maupun sempit

dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain, dan

Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan”.

Kemudian, jika zakat hatus diberikan kepada orang tertentu (8 asnaf) ,maka infaq

boleh diberikan kepada siapapun seperti orang tua, kakak, anak yatim tertera dalam Q.S.

Al-Baqarah ayat 215 :

َ ‫ِإ َّن ٱهَّلل‬rrَ‫خَي ٖر ف‬ ْ ُ‫خَي ٖر فَلِ ۡل ٰ َولِد َۡي ِن َوٱَأۡل ۡق َربِينَ َو ۡٱليَ ٰتَ َم ٰى َو ۡٱل َم ٰ َس ِكي ِن َو ۡٱب ِن ٱل َّسبِي ۗ ِل َو َما ت َۡف َعل‬
ۡ ‫وا ِم ۡن‬ ۡ ‫ونَ قُ ۡل َمٓا َأنفَ ۡقتُم ِّم ۡن‬
ۖ ُ‫سَٔلُونَكَ َما َذا يُنفِق‬
‍ۡ َ‫ي‬

٢١٥ ‫يم‬ٞ ِ‫بِِۦه َعل‬

Artinya : “Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang apa yang harus

mereka infakkan, hendaknya diperuntukan bagi orang tua, kerajubat, anak yatim, orang

miskin dan orang yang sedang dalam perjalanan”.

Inti dari infaq adalah membayar dengan harta, mengeluarkan harta, dan membelanjakan

harta. Tujuannya bisa untuk kebaikan, donasi atau sesuatu yang bersifat untuk sendiri atau

bahkan keinginan dan kebutuhan yang bersifat konsumtif, semua masuk dalam istilah

infaaq. Istilah infaq juga diterapkan pada beberapa hal :

1) Membelanjakan Harta

Didalam Q.S Al-Anfal :63 :


ٰ ۡ ۡ
ِ ‫ض َج ِميعٗ ا َّمٓا َألَّفتَ بَ ۡينَ قُلُوبِ ِهمۡ َولَ ِك َّن ٱهَّلل َ َألَّفَ بَ ۡينَهُمۡۚ ِإنَّ ۥهُ ع‬
٦٣ ‫يم‬ٞ ‫َزي ٌز َح ِك‬ ِ ‫َوَألَّفَ بَ ۡينَ قُلُوبِ ِهمۡۚ لَ ۡو َأنفَقتَ َما فِي ٱَأۡل ۡر‬

Yang artinya : “Walaupun kamu membelanjakan semua yang ada dibumi niscaya

kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka”.

Dalam terjemahan versi Departemen Agama RI tertulis kata (Anfaqta) dengan arti

“membelanjakan”, bukan “menginfakan”. Sebab memang arti kata infaq adalah

mengeluarkan, mendanai, dan membelanjakan.

2) Member Nafkah

Kata infaq ini juga berlaku ketika seorang suami membiayai belanja keluarga atau

rumahtangganya. Istilah baku dalam kamus Indonesia serig disebut dengan nafkah.

Kata nafkah sama dengan kata infaq. Tedapat dalam Q.S Ani-Nisa ayat 34 :

ِ ‫ت لِّ ۡلغ َۡي‬ٞ َ‫ت ٰ َحفِ ٰظ‬


‫ب‬ ٌ َ‫ت ٰقَنِ ٰت‬ َّ ٰ َ‫وا ِم ۡن َأمۡ ٰ َولِ ِهمۡۚ ف‬
ُ ‫لِ ٰ َح‬rr‫ٱلص‬ ْ ُ‫ضهُمۡ َعلَ ٰى بَ ۡعض َوبِ َمٓا َأنفَق‬
ٖ َّ َ‫ٱل ِّر َجا ُل قَ ٰ َّو ُمونَ َعلَى ٱلنِّ َسٓا ِء بِ َما ف‬
َ ‫ض َل ٱهَّلل ُ بَ ۡع‬

ْ r‫ٱض ِربُوه ۖ َُّن فَِإ ۡن َأطَ ۡعنَ ُكمۡ فَاَل ت َۡب ُغ‬
‫وا َعلَ ۡي ِه َّن‬r ۡ ‫بِ َما َحفِظَ ٱهَّلل ۚ ُ َوٱ ٰلَّتِي تَخَافُونَ نُ ُشوزَ ه َُّن فَ ِعظُوه َُّن َو‬
َ ‫ٱه ُجرُوه َُّن فِي ۡٱل َم‬
ۡ ‫ضا ِج ِع َو‬

ٗ ِ‫َسبِياًل ۗ ِإ َّن ٱهَّلل َ َكانَ َعلِ ٗيّا َكب‬


٣٤ ‫يرا‬

Yang artinya : “Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah

telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain, dank arena mereka telah

menafkahkan sebagian harta mereka”

Jadi disaat seorang suami sedang memberikan nafkah kepada istrnya maka itu

dinamakan suami sedang berinfaq.27

5. Sedekah

Sedekah adalah pemberian sesuatu dari seorang muslim kepada yang berhak

menerimanya secara ikhlas dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu

dengan mengharap ridha Allah dan pahala semata. Menurut Al-Jurjani seorang pakar

27
Ahmad Sarwat, Lc, MA, Enslikopedia Fikih Indonesia 3 : zakat, (2019) hal. 7-8
bahasa Arab menyebutkan sedekah sebagai salah satu pemberian seseorang secara ikhlas

kepada orang yang berhak menerimanya yang diiringi oleh pemberian oleh Allah SWT.28

Sedekah berasal dari kata shodaqo yang berarti benar. Orang yang bersedakah adalah

orang yang benar pengakuan imannya. Menurut termologi syariat pengertian sedekah

samadengan pengertian infaq berikut juga dengan aturannya. Hanya saja, infaq berkaitan

dengan materi sedangkan sedekah memiliki arti luas. Sedekah menyangkut hal yang

bersifat nonmateril. Hadist riwayat Imam Muslim dan Abu Dzar, Rasululloh menyatakan

jika tidak mampu bersedekah dengan harta maka membaca tasbih, tahmid, takbir, tahlil,

berhubungan suami istri, dan melakukan amar maryf nahi munkar dan itu semua

merupakan sedekah.29

Adapun perintah sedekah sendiri memiliki dalil diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Dalam hadist qudsi: “Hai anak Adam, infaklah (nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku

memberikan nafkah kepadamu.” (H.R Muslim)

b) Q S Al-Hadid ayat 18

ِ ‫ر ك‬ٞ ‫ض َعفُ لَهُمۡ َولَهُمۡ َأ ۡج‬


١٨ ‫يم‬ٞ ‫َر‬ ِ َ‫ص ِّد ٰق‬
ْ ‫ت َوَأ ۡق َرض‬
َ ٰ ُ‫ُوا ٱهَّلل َ قَ ۡرضًا َح َس ٗنا ي‬ َّ ‫ص ِّدقِينَ َو ۡٱل ُم‬
َّ ‫ِإنَّ ۡٱل ُم‬

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun

perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan

dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka : dan bagi mereka pahala yang

banyak.”

c) Dalam HR Tirmidzi, dishahihkan Al Abani dalam shahih At Tirmidzi, 614: “Sedekah

dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api”.

6. Fintech (Financial Teknology)

a. Definisi Fintech

28
Ahmad Sangid, B.Ed, M.A, Dahsyatnya Sedekah, (2008) hal. 25
29
Didin Hafidhuddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infaq, Sedekah (1998). Hal. 14-15
Definisi Fintech atau singkatan dari Financial Technology dalam bahasa

Indonesia adalah Teknologi finansial. Menurut National Digital Research Centre

(NDRC) fintech merupakan inovasi menggunakan teknologi yang modern dalam

bidang financial. Pada hakikatnya fintech merupakan layanan keuangan berbasis

teknologi dimana fintech sebagai jasa keuangan yang inovatif yang menggunakan

sistem secara online seperti pembayaran tagihan listrik, cicilan kendaraan ataupun

premis asuransi yang dilakukan secara online.30

Fintech adalah kata yang berasal dari perkawinan keuangan dan teknologi, saat

ini menunjuk bidang baru, inovatif dan baru yang menarik perhatian dari publisitas.31

Financial teknology (Fintech) sebagai sebuah bentuk layanan perbankan dan

keuangan yang berbasis perangkat lunak dalam memberikan jasa keuangan dengan

menggunakan program komputer maupun teknologi lainnya. pesatnya pertumbuhan

fintech telah merubah lingkungan bisnis dalam perbankan khususnya pembiayaan,

dimana dunia perbankan membutuhkan solusi yang lebih inovatif.

Dengan semakin berkembang dan bervariasinya sumber pendanaan, lingkungan

bisnis dan geografis penyebarannya. Maka otomatis akan menyebabkan meningkatnya

penggunaan fintech. Financial Technology memiliki kemampuan untuk merubah

ataupun menstrukturisasi bentuk keuangan yang telah ada. Dimana sebagian fintech

menggabungkan suatu bentuk layanan keuangan dengan aktivitas tambahan yang

terkait dengan perdagangan elektronik (E-Commerce).32

b. Manfaat Fintech

1) Sebagai alat transfer yang baik global maupun internasional

30
Ana Toni Candra Yudha, S. EI, M, SEI, Abu Rizal Amirudin,. 2020. Hal.2
31
Liudmila Zavolokina, Mateusz Dolata and Gerhard Schwabe, Fintech - Whar's in a Name?" Thirty
Seventh International Conference on Information Systems, Dublin, Ireland, 11-14 December 2016.
32
Astri Rumondang, Acai sudirman, Faried Effendy,Janner Simarmata, Tuti Agustin, 2019. Hal.3-4
2) Layanan jasa pinjam meminjam melalui fintech yang mempunyai kelebihan

menyediakan dokumen kontrak secara online, dapat menilai resiko, adanya

informasi tagihan.

3) Membantu para pelaku UMKM

4) Menghindari adanya riba

5) Memberikan keuntungan banyak pihak

6) Prosesnya yang mudah

c. Resiko Fintech

1) Resiko keuangan

2) Resiko hukum

3) Keamanan

4) Operasional

7. Fintech Dalam Ekonomi Islam

Penggunaan fintech khususnya di Indonesia sudah cukup dikenal. Dengan demikian,

segala macam bentuk kegiatan sudah hampir sepenuhnya berkaitan erat dengan teknologi

ini. Begitupun dengan kegiatan zakat yang dilakukan secara online pada era seakarang

ini. Seiring dengan berkembangnya kemajuan teknologi membuat seseorang mudah

dalam melakukan berbagai hal. Bahkan tanpa bergerak pindah tempatpun seseorang

mampu melakukan kegiatan yang diinginkannya. Iperlukan untuk mendukung

pengumpulan zakat di Indonesia.

Dari berbagai sumber referensi yang mendukung penggunaan fintech sangat

diperlukan untuk mendukung pengumpulan zakat di Indonesia. Setelah dirasakan


kelemahan dan ancaman dapat dikurangi, maka amil dapat memanfaatkan kekuatan dan

peluang untuk penggunaan fintech untuk mengumpulkan zakat Indonesia.33

8. Perilaku Muzakki

Dalam memecahkan suatu permasalahan yang berkaitan dengan keputusan, sebuah

organisasi harus memiliki pengetahuan tentang perilaku konsumen (Behavior). Perilaku

konsumen merupakan kegiatan seseorang dalam melakukan ataupun menggunakan

barang dan jasa. David Loudon dan Albert J. Della mengemukakan bahwa perilaku

konsumen dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas

individu secara fisik yang dilibatkan dalam proses mengevaluasi, memperoleh,

menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa.34

Perilaku muzakki merupakan serangkaian proses yang melibatkan tindakan-tindakan

tentang bagaimana individu sebagai wajib zakat memilih, menilai, menggunakan atau

tidak menggunakan barang, jasa, pengalaman atau ide untuk memenuhi kewajiban dalam

proses pengumpulan, pengelolaan dan penyaluran zakat.35

Menurut teori Planned Behavior perilaku muzakki bisa diprediksi berdasarkan sikap

orang tersebut terhadap suatu objek tertentu. Pendekatan ini bisa di lihat melalui intensi

seseorang untuk menampilkan perilaku tertentu. Intense merupakan probabilitas atau

kemungkinan yang bersifat subyektif yaitu perkiraan seseorang seberapa besar

kemungkinan untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Artinya mengukur intense adalah

mengukur kemungkinan seseorang dalam melakukan perilaku tertentu.

33
Dian Friantoro, Kluzin Zaki, "Du We Need FiAIncial Teclunlugy fur Cullecting Zakar?"
International Conference of Zakat 2018, (2018), h. 227-238
34
Afiful Ichwan, S.E, Pengaruh Digital Literacy Dan Teknologi AcceptanceModel Terhadap
Keputusan Muzakki Membayar Zis (Zakat, Infaq Dan Shodaqoh) Melalui Fintech Go-Pay Pada
Baznas.2020.hal 54
35
Yevis Merti Usman, Studi Fenomenalogis Perilaku Muzaki, Bandung: Fakultas FEB UNPAD,
hlm.8
Menurut Fishbein dan Ajzein (1975) intensi didefinisikan sebagai dimensi probilitas

lokasi subyektif seseorang, yang menghubungkan antara diri orang tersebut dengan suatu

tindakan tertrentu.36

Ada beberapa penemuan penting perilaku muzaki di Indonesia :

1) Motivasi muzaki pertama adalah untuk menolong orang miskin dan untuk

membantu kegiatan keaagmaan

2) Sebagian muzaki menyalurkan donasinya tidak melalui lembaga formal

melainkan informal

3) Sebagian besar muzaki merupakan seseorang yang muda, terdidik dan memliki

jiwa sosial yang tinggi

4) Sebagian donator yang menyerahkan dananya bukan dari kalangan atas

melainkan dari bagian menegah

5) Seorang muzaki terus bertambah meskipun dalam masa krisis ekonomi37

9. Keputusan Membayar ZIS (Zakat, Infaq, dan Sedekah)

Menurut pendapat peter dan olson pengambilan keputusan konsumen adalah

proses pemecahan masalah yang diarahkan pada sasaran, dimana inti dari pengambilan

keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yag mengombinasikan pengetahuan

untuk mengevaluasi dua perilaku alternatif atau lebih dan memilih salah satu diantaranya.

Pengambilan keputusan konsumen meliputi semua proses yang dilalui konsumen untuk

mengenali masalah mencari solusi, mengevaluasi alternatif, dan memilih diantara pilihan-

pilihan.38

36
Nurul Huda, Zakat Perspektif Mikro-Makro : Pendekatan riset (2015) hal.123
37
Rahmatina Aulia Kasri, Giving Behaviors in Indonesian : Motives and marketing implications for
islamics Charities jurnal of Islamic marketing, Vol.4 N0.3 2013 PP 306-324
38
Olson J. Consumer Behavlor: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran (Jakarta: Erlangga,
2000), h. 162.
Kemudian Pri Handoko menyatakan bahwa proses pengambilan keputusan

merupakan suatu pendekatan penyelesaian masalah dimana proses tersebut terdiri dari

lima tahap yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi altenatif, keputusan

pemakaian perilaku setelah pemakaian.39

Selanjutnya Engel, Blackwell dan Miniard dalam karsino meneyebutkan bahwa

terdapat beberpa faktor2 dengan kategorinya yang dapat memberikan pengaruh terhadap

keputusan konsumen membeli dan memilih sebuah jasa adalah sebagai berikut :

a. Pengaruh individu (sumber daya konsumen, pengetahuan,sikap, motivasi, dan

kepribadian, nilai dianut dan gaya hidup

b. Pengaruh lingkungan ( budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, pengaruh keluarga dan

situasi)40

c. Proses psikologi (pengolahan informasi, pembelajaran, dan perubahan sikap dan

perilaku)

Dalam menganalisa keputusan konsumen Kloter mendefinisikan bahwa

terdapat 4 indikator dari pengambilan keputusan :

1) Kemantapan pada sebuah produk

2) Kebiasaan dalam menggunakan produk

3) Memberikan rekomendasi kpd orang lain

4) Menggunakan penggunaan ulang.41

39
Basu Swastha Dharmmesta, dan Handoko, Manajemen Pemasaran: Analisa dan Perilaku
Konsumen (Yogyakarta: BPFE, 2000).
40
(Karsino, Peluang Kesediaan Kryawan untuk di Pungut Zakat Profesi dengan Metode Withholding
dan faktor2 yg mempengaruhinya (penelitian Terhadap Karyawan Swasta Di Jakarta) Jakarta : Tesis
Program Pasca Sarjana, Program Studi Timur Tengah dan Islam, Kekhususan Ekonomi dan Keuangan
Syariah, Universitas Indonesia(2009)

41
( Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Analisa, Perencanaan, Implementasi, dan Kegunaan Edisi 8
(Jakarta Selemba empat 2000) hal 203
Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli diatas, dapat disimpulkan

bahwasannya keputusan membayar donasi seorang donator yaitu kesediaan berzakat

dengan mencari solusi, memikirkan/evaluasi pilihan lain dan memilih diantara metode

pembayaran dan tentunya dengan menuntut kesadaran seseorang dalam menunaikan

zakatnya.

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 1.4
Penelitian Terdahulu

No. Penulis Judul Penelitian Hasil Penelitian

1. Tuti Faktor Penentu Berdasarkan hasil yang di dapatkan

Alawiyah, Pembayaran bahwa keberhasilan dari penggunaan

Nurhadi Zakat, Infaq, fintech dipengaruhi oleh kepuasan dari

Kamaluddin Sedekah (ZIS) pengguna dan penggunaan fintech.

Melalui Fintech Penggunaan fintech hanya dipengaruhi

oleh kualitas dari fintech tersebut dan

kualitas informasi yang dihasilkan oleh

fintech tersebut tidak

mempengaruhinya. Kepuasan dari

pengguna fintech dapat terbentuk dari

kualitas fintech dan kualitas infomasi

dari fintech tersebut.

2. Muhammad Mengukur Berdasarkan hasil dan analisis yang

Donni Tingkat dilakukan pada penelitian ini dapat

Lesmana Kepecayaan disimpulkan bahwa :

Siahan, Sistem Zakat a. Penelitian ini menggunakan model


Prihandoko Online TAM (teknologi Acceptance Model)

(2019) Menggunakan dalam penggunaan zakat online di

Teknologi Universitas Pembangunan Pancabudi

Acceptance medan persepsi kepercayaan

Model (TAM) masyarakat dilingkungan kampus

di Kalangan dalam menggunakan zakat online

Kampus karena manfaatnya besar

b. Penggunaan rumah zakat online

(rumah zakat dan yatim mandiri)

digunakan masyarakat lingkungan

kampus dikarenakan selama ini citra

rumah zakat online tetap baik dimata

masyarakat.

3. Sandria Pengaruh Berdasarkan dari analisis data dan

Nuwirati Digital Literasi pembahasan, terkait penelitian tentang

Almi, Elvi Terhadap “Pengaruh Digital Literasi terhadap

Rahmi (2020) Kesiapan kesiapan berwirausaha di era-digital

Berwirausaha di mahasiswa fakultas Ekonomi

Era-digital Universitas Negeri Padang” dapat

Mahasiswa diambil kesimpulan sebagai berikut,

Fakultas bahwa ditemukan pengaruh yang

Ekonomi positif dan signifikan variable bebas

Universitas yaitu digital literasi terhadap variable

Negeri Padang terikat yaitu kesiapan berwirausaha di

era-digital mahasiswa Fakultas


ekonomi Universitas Negeri Padang.

Artiya semakin tinggi tingkat digital

literasi yang dimiliki seseorang

mahasiswa akan diikuti dengan

semakin meningkatnya kesiapan

wirausaha di era-digital Fakultas

ekonomi Universitas Negeri Padang

4. Niken Pengaruh Hubungan variable zis terhadap

Febiani, Literasi Zakat, keputusan menyalurkan zakat dan

Hendri Infaq, Sedekah donasi pada nilai path coefficcients

Tanjung, (ZIS), sebesar -0.069 artinya berpengaruh

Hilman Kepercayaan, negative terhadap t-statistik yang

Hakim (2022) dan Brand diperoleh sebesar 0,935 artinya lebih

Awareness kecil dari 1,96 dengan nilai p-values

terhadap sebsar 0,350 artinya artinya lebih besar

Kepuusan dari 0,05 sehingga berpengaruh tidak

Menyalurkan signifikan pada variable zis

zakat dan menunjukan bahwa indicator yang

donasi melalui paling signifikan yaitu Ir4, karena

Tokopedia : memiliki nilai paling tinggi pada

Studi kasus variable zis. Sehingga, literasi zis

pada Mahasiswa terhadap keputusan menyalurkan zakat

FAI Universitas dan donasi berpengaruh negative dan

Ibn Khaldun tidak signifikan.

Bogor pada Hubungan variable brand awareness


Angkatan 2017- terhadap keputusan menyalurkan zakat

2018 dan donasi pada nilai path coefficient

sebesar 0.681 artinya berpengaruh

positif dengan nilai t-statistic yang

diperoleh sebesar 6,950 artinya lebih

besar 1,96 dengan nilai p-values

sebesar 0,000 artinya lebih kecil dari

0.05 sehingga berpengaruh signifikan.

Pada variable kepercayaan terhadap

keputusan zakat dan donasi

berpengaruh positif dan signifikan.

Hubungan variable brand awerness

terhadap keputusan menyalurkan zakat

dan donasi pada nilai path coeffecients

sebesar 0,208 sehingga berpengaruh

positif dengan nilai t-statistic yang

diperoleh sebesar 1,849 artinya lebih

kecil dari 1,96 dengan nilai p-values

sebesar 0,065 artinya lebih besar dari

0,05 sehingga berpengaruh tidak

signifikan. Pada variable brand

awerness menunjukan indicator yang

paling signifikan yaitu ba4 sebesar

0,936 karena ba4 memiliki nilai yang

paling tinggi pada variable brand


awerness. Sehingga, brand awerness

terhadap kepercayaan menyalurkan

zakat dan donasi berpengaruh positif

tetapi tidak signifikan.

Variable literasi zis, kepercayaan,

brand awerness berpengaruh secara

simultan terhadap keputusan

menyalurkan zakat dan donasi sebesar

66,4% sedangkan sisanya sebesar

0.936% dijelaskan oleh variable

eksogen lain diluar penelitian ini. Pada

variable keputusan menyalurkan zakat

dan Agar penelitian ini lebih jelas,

penulis menggambarkan kerangka

penelitiannya. Kerangka ini akan

menjelaskan bagan penelitian pengaruh

Digital Litercy dan Acceptance Model

(TAM) terhadap keputusan muzaki

membayar zakat melalui Fintech G0-

Pay di ACT Tasikmalayakarena km1

memiliki nilai yang paling tinggi pada

variable keputusan menyalurkan zakat

dan donasi melalui tokopedia.


C. Kerangka Pemikiran

Agar penelitian ini lebih jelas, penulis menggambarkan kerangka penelitiannya.

Kerangka ini akan menjelaskan bagan penelitian pengaruh Digital Litercy dan

Acceptance Model (TAM) terhadap keputusan muzaki membayar zakat melalui

Fintech G0-Pay di ACT Tasikmalaya

Gambar Kerangka Pemikiran. 1.1

Digital Literacy (X1)


Keputusan Donatur
Membayar ZIS Melalui
Teknology Acceptance Aplikasi Digital (Y)
Model (TAM) (X2)

D. Hipotesis

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian

yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi kebenarannya. Dari

uraian rumusan masalah di atas, maka penulis menuliskan deskripsinya sebagai

berikut :

Ho: Tidak terdapat pengaruh Digital Literacy terhadap keputusan donatur membayar

ZIS (Zakat, Infaq, Sedekah) melalui Aplikasi Digital di Lembaga Zakat, Infaq dan

Sadaqah Muhammadiyyah (LAZISMU) Kota Tasikmalaya.


H1 :Terdapat pengaruh Digital Literacy terhadap keputusan donatur membayar ZIS

(Zakat, Infaq, Sedekah) melalui Aplikasi Digital di Lembaga Zakat, Infaq dan

Sadaqah Muhammadiyyah(LAZISMU) Kota Tasikmalaya

Ho : Tidak terdapat pengaruh Teknology Acceptance Model terhadap keputusan

donatur membayar ZIS (Zakat, Infaq, Sedekah) melalui Aplikasi Digital di Lembaga

Zakat, Infaq dan Sadaqah Muhammadiyyah(LAZISMU) Kota Tasikmalaya

H2 : Terdapat Pengaruh Teknology Acceptance Model terhadap keputusan donatur

membayar ZIS (Zakat, Infaq, Sedekah) melalui Aplikasi Digital di Lembaga Zakat,

Infaq dan Sadaqah Muhammadiyyah(LAZISMU) Kota Tasikmalaya

Ho : Digital Literacy dan Teknologi Acceptance Model Tidak Simultan terhadap

keputusan Donatur membayar ZIS (Zakat, Infaq, Sedekah) melalui Aplikasi digital di

Lembaga Zakat, Infaq dan Sadaqah Muhammadiyyah(LAZISMU) Kota Tasikmalaya

H3 : Digital Literacy dan Teknologi Acceptance Model Simultan terhadap keputusan

Donatur membayar ZIS (Zakat, Infaq, Sedekah) melalui Aplikasi digital di Lembaga

Zakat, Infaq dan Sadaqah Muhammadiyyah(LAZISMU) Kota Tasikmalaya


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu

penelitian. Objek penelitian adalah objek penelitian secara umum akan memetakan

atau menggambarkan wilayah penelitian atau sasaran penelitian secara komperhensif,

yang meliputi karakteristik wilayah, sejarah perkembangan, struktur organisasi, tugas

pokok dan fungsi lain-lain sesuai dengan pemertaan wilayah penelitian yang

dimaksud.42 Objek yang menjadi sasaran dalam penelitian kali ini adalah bagaimana

pengaruh dari Digital literacy dan Teknologi Acceptance Model (TAM) terhadap

keputusan Donatur membayar ZIS melalui Aplikasi Digital di LAZISMU

Tasikmalaya.

B. Metode Penelitian

Pada penelian ini akan menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Yaitu

metode yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan

secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data

bersifat kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan.43

Metode pada penelitian ini juga menggunakan dua acara yaitu penelitian pustaka

dan penelitian lapangan. Kajian pustaka sering dikaitkan dengan kerangka teori atau

landasan teori, yaitu teori-teori yang digunakan untuk menganalisis objek penelitian. 44

Penelitian memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang ditiliti

melaui buku, jurnal, majalah, tesis, internet, dan perangkat lain yang berkaitan dengan
42
Iwan Sabiti, 2018. Hal.38
43
Sugiono, 2016. 7
44
Andi Prastowo, Mettode Penelitian Kualitatif Deskriftif Persefektif Rancangan Penelitian, 2016
judul penelitian. Kedua, Penelitian lapangan yang menggunakan pendekatan metode

deskriptif kualitatif yaitu data analisa dengan menggambarkan atau memaparkan

fenomena-fenomena dengan kata-kata atau kalimat, kemudian data tersebut dianalisis

untuk memperoleh kesimpulan.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang bisanya berbentuk orang,

objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau

menjadi objek penelitian. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.45

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan

metode purposive Sampling yaitu memilih anggota sampel dari populasi yang

ditentukan oleh peneliti semata.46

Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti dan

dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Misalnya karena ada keterbatasan

dana, tenaga dan waktu maka peneliti bisa menggunakan sampel yang diambil dari

populasi itu. Pada penelitian ini sampel yang digunakan berjumlah 20 orang donatur.

Adapun pertimbangan peneliti dalam memilih lembaga yang akan diteliti adalah

pengaruh Digital Literacy dan Teknology Acceptance Model (TAM) terhadap

keputusan muzaki membayar Zakat, Infaq, Sedekah (ZIS) melalui Aplikasi Digital di

LAZISMU Kota Tasikmalaya.

D. Sumber Data Penelitian

45
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2020) , hlm.116.
46
Dr. Ir. Bagus Sumargo, M.Si. Teknik Sampling. 2020. Hal.18
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian lapangan dengan model

pendekatan deskriptf kualitatif yaitu data analisa yang menggambarkan dan

memaparkan fenomena-fenomena dengan kata-kata atau kalimat, kemudian data

tersebut dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan.

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana dapat diperoleh. Ada

dua jenis sumber data yaitu data dikumpulkan dari subjek utama (Primer) dan data

pendukung (sekunder).

a. Data primer

Data Primer merupakan sumber data yang didapat dari sumber pertama baik

individu ataupun perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil dari kuesioner

yang biasa dilakukan oleh peneliti.47 Adapun pada penelitian ini data diperoleh

dari staf lembaga LAZISMU kota Tasikmalaya dan dari para donator LAZISMU

sebagai responden.

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara

tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti,

catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter)

yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. 48 Adapun data Sekunder pada

penelitian ini diantaranya dari buku, jurnal dan artikel yang berhubungan.

c. Kuesioner

Kuesioner adalah salah satu teknik pengumpulan informasi yang

memungkinkan analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan

karakteristik beberapa orang utama adalam organisasinya, yang bisa dipengaruhi

47
Husein Umar. 2013 : 42
48
Indriantoro nur, supomo bambang,metodologi penelitian bisnis untuk akuntansi dan manajemen,
edisi pertama cetakan pertama,BPFE:Yogyakarta.1999. h.147
oleh sistem yang diajukan atau sistem yang sudah ada. Ada dua jenis kuesioner

dalam pengumpulan data yaitu kuesioner tertutup dan kuesioner terbuka.49

E. Oprasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel penelitian disajikan dalam matriks sebagai berikut :

Tabel Matriks Operasionalisasi Variabel 1.5


Variabel Skala
No. Definisi Operasional
Penelitian Pengukuran
(1) (2) (3) (4)
1 Keputusan Perilaku muzakki merupakan serangkaian
Donatur proses yang melibatkan tindakan-tindakan
Membayar ZIS
tentang bagaimana individu sebagai wajib zakat
(Y)
memilih, menilai, menggunakan atau tidak
menggunakan barang, jasa, pengalaman atau
ide untuk memenuhi kewajiban dalam proses
pengumpulan, pengelolaan dan penyaluran
zakat (Yevis Usman)

2 Digital Bentuk kemampuan seseorang dalam


Literacy (X1) memecahkan masalah sesuai dengan tingkat
permasalahan yang berbeda-beda. Jadi, tidak
hanya sebatas kemampuan dalam berbicara,
kemampuan menulis, dan kemampuan
membaca, tetapi juga pada tingkat pekerjaan,
masyarakat dan keluargapun termasuk
didalamnya. Cattleya Darmaya Fortuna, Literasi
Digital di masa Pandemik, 2021.hal 9

3 Teknology Technology Acceptance Model (TAM) adalah


Acceptance model yang disusun oleh Davis untuk
Model (X2)
menjelaskan penerimaan teknologi yang akan
digunakan oleh pengguna teknologi. Fred D.
Davis, "Perceived Usefulness, Perceived Ease Of

49
V.Wiratna Sujaweni, Metodelogi Penelitian (Yogyakarta : Pustaka Baru Press, 2014) hal. 65
Variabel Skala
No. Definisi Operasional
Penelitian Pengukuran
(1) (2) (3) (4)
Use, And User Acceptance
Of Information Technology". MS Quarterly, Vol 13 No.
3, (1989), h. 318

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan kuisioner (penyebaran angket)

untuk mencari data langsung dari Donatur pengguna Aplikasi Digital Tasikmalaya

untuk dijadikan sampel. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data primer faktor-

faktor yang mempengaruhi keputusan seorang donatur dalam membayarkan

donasinya. Kuisioner disini adalah model tertutup karena jawaban telah disediakan

dan pengukurannya menggunakan skala likert. Teknik pengolahan data hasil

kuesioner menggunakan skala likert. Skala likert merupakan skala yang dipakai

untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang

fenomena sosial. Fenomena ini disebut variabel penelitian yang telah ditetapkan

secara spesifik oleh peneliti. Jawaban dari setiap instrumen yang menggunakan skala

likert mempunyai gradasi dari sangat psitif sampai sangat negatif. Skala ini mudah

dipakai untuk penelitian yang terfokus pada responden dan obyek. Jadi peneliti

mudah mempelajari bagaimana respon yang berbeda-beda dari tiap-tiap para

responden.50

Tabel penentuan skor jawaban kuesioner. 1.6

No. Alternatif Jawaban Skor Nilai


1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Netral (N) 3

50
https://accounting.binus.ac.id 9 juli 2022
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

G. Metode Analisis Data

Pengolahan data kuisioner ini menggunakan software SPSS. Teknik analisa

yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan ujiasumsi klasik, uji regresi linier

berganda dan uji hipotesis yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Uji Instumen Data

a. Uji Validitas

Validitas atau kesahihan menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur

mampu mengukur apa yang ingin diukur. Validitas merupakan suatu ukuran

yang menunjukan tingkat-tingkat valid dan sah suatu instrument. Instrument

dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data variabel yang diteliti

secara tepat. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung

dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2 dimana n adalah

jumlahsample. Apabila r hitung lebih besar dari pada r tabel maka data

dikatakan valid. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan analisis butir.

Ketentuan pengambilan keputusan :

1) Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel maka butir pertanyaan valid.

2) Jika r hitung negatif atau r hitung < r tabel maka butir pertanyaan tidak

valid.1

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu

instrument dapat dipercaya untuk mengumpulkan data karena instrument

tersebut sudah baik. Instrumen yang reliable akan menghasilkan data yang
dipercaya pula. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data

yangsama. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai

dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji

reliabilitas dengan menggunakan metode Alpha Cronbach`s diukur

berdasarkan skala Alpha Cronbach`s 0 sampai 1. Suatu konstruk variabel

dikatakan baik jika memiliki nilai AlphaCronbach`s > dari 0.60. Triton (2006)

jika skala itu dikelompokkanke dalam lima kelas dengan reng yang sama,

maka ukurankemantapan alpha dapat diinterprestasikan sebagai berikut:

1. Nilai Alpa Cronbach 0,00 – 0.20 berarti kurang reliable

2. Nilai Alpa Cronbach 0,21 – 0.40 berarti agak reliable

3. Nilai Alpa Cronbach 0,41 – 0.60 berarti cukup reliable

4. Nilai Alpa Cronbach 0,61 – 0.80 berarti reliable

5. Nilai Alpa Cronbach 0,81 – 1.00 berarti sangat reliable

Kuosioner dinyatakan reliable jika mempunyai nilai koefisien alpha

yang lebih besar dari 0,6. Jadi pengujian reliabilitas instrumen dalam suatu

penelitian dilakukan karena, keterandalan instrumen berkaitan dengan

keajegan dan taraf kepercayaan terhadap instrumen penelitian tersebut.

2. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui penyebaran residu dari hasil

analisis regresi. Data yang baik apabila residu dari analisis regresi mengikuti

distribusi normal. Data distribusi normal apabila nilai sig. dari uji normalitas ˃=

0,05, ada dua uji normalitas yang dapat dipilih yaitu kolmogorov-Smirnov untuk

dan Shaphiro Wilk.51

51
Dr.Joko Subando, S.Si, M.Pd. Teknik Analisis Data Kuantitatif Teori dan Aplikasi dengan
SPSS.2021. hal.28
a. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas timbul sebagai akibat adanya hubungan klausal

antara dua variabel bebas atau lebih atau adanya kenyataan bahwa dua

variabel penjelas atau lebih bersama-sama dipengaruhi oleh variabel. Dalam

uji multikolinieritas, antara variabel-variabel bebas dikatakan baik apabila

variabel tersebut tidak memiliki suatu hubungan atau kolerasi untuk

memastikan bahwa hasil pengujian adalah valid. Untuk mendeteksi adanya

multikolinearitas. Nugroho menyatakan jika variance inflation factor (VIF)

tidak lebih dari 10 maka model terbebas dari multikolinieritas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,

maka disebut homoskedastisitas tetapi jika berbeda disebut

hetteroskedastisitas. Model regresi yang baik adlah yang homoskesdastisitas

atau tidak terjadi heteroskedastisitas.52 Tidak terdapat heteroskedastisitas jika:

1) Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

2) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0

3. Uji Regresi Linier

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh

lebih dari satu variabel terhadap variabel dependen. Setelah data penelitian berupa

jawaban responden atas angket yang dibagikan dan dikumpulkan, selanjutnya

dilakukan analisis data dengan berpedoman pada analisis regresi sebagai berikut :

52
I Made Laut Mertha Jaya, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif : Teori, Aplikasi, dan
Penelitian Nyata, 2020. Hal 211
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e

Dimana: Y = Keputusan Pembayaran

a = konstanta

b1,b2 = Koefisien korelasi ganda

X1 = Digital Literacy

X2 = Teknology Acceptance Model

e = error of term

4. Uji Hipotesis

Hipotesis menurut kerlinger adalah pernyataan dugaan tentang hubungan

anatara dua variabel atau lebih.53 Hipotesis merupakan jawaban sementara. Bisa

juga diartikan sebagai perkiraan awal atau dugaan terkuat penyebab munculnya

masalah. Hipotesis digunakan Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

variabel independen secara sama-sama (simultan) terhadap variabel dependen

digunakan ujianova atay F-test. Sedangkan pengaruh dari masing-masing variabel

independent sacara parsial (individu) diukur dengan menggunakan ujit-statistik.54

Dr. Munawaroh, M.Kes, Panduan memahami metodologi Penelitian, 2016. Hal27


53

54
Jasa ungguh milawan, Metodologi penelitian pendidikan dengan studi kasus, 2014. Hal
195.
a. Uji t

Uji t ini juga disebut dengan uji persial, pengujian ini bertujuan untuk

menguji signifikan pengaruh secara persial anatara variabel independen

dengan variabel dependen.55

Untuk mengetahui apakah pengaruh motivasi (X1), Digital Literacy

(X2), Teknology Acceptance Model secara parsial terhadap keputusan Donatur

membayar ZIS melalui aplikasi digital di Kota Tasikmalaya.

1) Apabila t hitung lebih kecil dari t tabel maka H0 diterima,artinya masing-

masing variabel Digital Literacy (X1), Teknology Acceptance Model (X2),

tidak berpengaruh secara positif signifikan terhadap keputusan donator

membayar ZIS melalui aplikasi digital di Kota Tasikmalaya.

2) Apabila t hitung lebih besar dari t tabel maka H 0 ditolak dan H1 diterima,

artinya masing-masing variabel aplikasi digital (X 1), technology

acceptance model (X2), berpengaruh secara positif signifikan terhadap

keputusan donator membayar ZIS melalui aplikasi digital di Kota

Tasikmalaya.

a. Uji F

Untuk mengetahui apakah secara simultan berpengaruh masing-masing

variabel digital literacy (X1), teknology acceptance model (X2), tidak

berpengaruh secara positif signifikan terhadap keputusan donatur membayar

ZIS melalui aplikasi digital di Kota Tasikmalaya.

1) Apabila F hitung lebih kecil dari F tabel maka


keputusannya menerima

hipotsis nol (H0), artinya masing-masing variabel digital literacy (X1),

Technology Acceptance Model (X2) tidak berpengaruh secara positif


55
Slamet Riyanto, Aglis Anditha Hatmawan. 2020. Hal.141
signifikan secara simultan terhadap keputusan donator membayar ZIS

melalui aplikasi digital di Kota Tasikmalaya.

2) Apabila F hitung lebih besar dari F tabel maka keputusannya menolak

hipotesis nol (H0) danmenerima hipotesis alternative (H1), artinya masing-

masing variabel digital literacy (X1), technology Acceptance Model (X2),

tidak berpengaruh secara positif signifikan secara simultan terhadap

keputusan donatur membayar ZIS melalui aplikasi digital di Kota

Tasikmalaya.

5. Analisis Koefisien Determinasi R2

Uji determinasi atau uji R2 digunakan untuk mengukur seberapa dekat garis

regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya. Nilai koefisien determinasi

mencerminkan seberapa dekat garis regresi yang terestimasi dengan data

sesunguhnya. Nilai koefisien determinasi mencerminkan seberapa besar variabel

terikat Y dapat diterangkanoleh variabel bebas X.

a Bila nilai koefisien determinasi sama dengan 0 (R2 = 0) artinyavariasi dari Y

tidak dapat diterangkan oleh X.

b Bila nilai koefisien determinasi sama dengan 1 (R2 = 1) artinyavariasi dari Y

dapat diterangkan oleh X.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan membahas mengenai hasil penelitian serta analisis dari

skripsi yang berjudul “Pengaruh Digital Literacy Dan Teknology Acceptance Model

Terhadap Keputusan Donatur Membayar ZIS Melalui Aplikasi Digital Studi Kasus

LAZISMU Kota Tasikmalaya. Pada penelitian ini terdapat dua variabel independen Digital

Literacy (X1) dan Teknology Acceptance Model (X2) dan satu variabel dependen yaitu

Keputusan Donatur (Y).

A. HASIL PENELITIAN

1. Profil Lembaga Zakat, Infaq dan Sedekah Muhammadiyah (LAZISMU)

a. Profil LAZISMU

Lazismu didirikan oleh PP.Muhammadiyah pada tahun 2002, selanjutnya

dikukuhkan oleh Mentri Agama Republik Indonesia sebagai Lembaga Amil

Zakat Nasional melalui SK No. 457/21 November 2002. Dengan telah

berlakunya Undang-undang Zakat nomor 23 tahun 2011, Peraturan Pemerintah

nomor 14 tahun 2014, dan Keputusan Mentri Agama Republik Indonesia

nomor 333 tahun 2015. Lazismu sebagai lembaga amil zakat nasional telah

dikukuhkan kembali melalui SK Mentri Agama Republik Indonesia nomo730

tahun 2016.56

LAZISMU adalah lembaga zakat tingkat nasional yang berkhidmat dalam

pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan secara produktif dana

zakat, infaq, wakaf dan dana kedermawanan lainnya baik dari perseorangan,

lembaga, perusahaan dan instansi lainnya.

b. Visi dan Misi

56
https://lazismu.org, 26 mei 2022.
Visi dari LAZISMU yaitu menjadi Amil Zakat Terpercaya. Adapun

Misinya yaitu sebagai berikut :

1. Optimalisasi kualitas pengelolaan ZIS yang amanah, professional dan

transparan

2. Optimalisasi pendayagunaan ZIS yang kreatif, inovatif dan produktif

3. Optimalisasi pelayanan donator

Adapun tagline yaitu memberi untuk negeri. Dengan semangat memberi

dan berbagi, kita bisa menjadi faktor penting dalam setiap perubahan melalui

kebaikan yang kita tanam sekecil apapun.Budaya Kerja pada lembaga

LAZISMU yaitu :Amanah, Transparan, Melayani, Kreatif, Sinergi.

c. Prinsip

Ada 11 Prinsip LAZISMU diantaranya :

1. Syariat Islam. Artinya dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus

berpedoman sesuai syariat islam, mulai dari tata cara perekrutan

pegawai hingga tata cara pendistribusian ZISKA.

2. Amanah dan Integritas. Artinya harus menjadi lembaga yang dapat

dipercaya, dengan memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip

moral.

3. Kemanfaatan. Artinya memberikan manfaat yang besar bagi mustahik.

4. Keadilan. Artinya mampu bertindak adil, yakni sikap memperlakukan

secara setara di dalam memenuhi hak-hak yang timbul berdasarkan

perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku.

5. Kepastian hukum. Artinya muzaki dan mustahik harus memiliki

jaminan dan kepastian hukum dalam proses pengelolaan ZISKA.


6. Terintegrasi. Artinya harus dilakukan secara hirarkis sehingga mampu

meningkatkan kinerja pengumpulan, pendistribusian, pendayagunaan

dana ZISKA.

7. Akuntabilitas. Artinya pengelolaan ZISKA harus bisa

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan mudah diakses oleh

masyarakat dan pihak lain yang berkepentingan.

8. Professional. Artinya perilaku yang selalu mengedepankan sikap dan

tindakan yang dilandasi oleh tingkat kompetisi, kredibilitas, dan

komitmen yang tinggi.

9. Transparansi. Artinya tindakan menyampaikan informasi secara

transfaran, konsisten, dan kredibel untuk memberikan layanan yang

lebih baik dan lebih cepat kepada pemangku kepentingan.

10. Sinergi. Artinya sikap membangun dan memastikan hubungan kerja

sama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan

para pemangku kepentingan dana ZISKA untuk menghasilkan karya

yang bermanfaat dan berkualitas.

11. Berkemajuan. Artinya melakukan secara baik dan benar yang

berorientasi ke depan. 57

Gambar Logo LAZISMU Kota Tasikmalaya. 1.2

Sumber Data Dari LAZISMU Kota Tasikmalaya


57
https://lazismu.org, 26 mei 2022.
d. Makna Lambang

Bersandar pada salah satu ayat dalam al-Qur’an : “Perumpamaan

(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di

jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh

bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi

siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha

Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 261).

Logo LAZISMU secara visual terdiri dari 8 butir padi yang tersusun

melingkar, 1 butir padi mengarah ke atas sebagai simbol Tauhid juga sedekah

terbaik ke Allah yang akan tumbuh menjadi 7, 700, dst (digambarkan dengan

7 butir padi lainnya yang saling terkait).8 butir padi juga memberi makna

memberi manfaat ke 8 arah mata angin seluruh penjuru dunia perlambang

Rahmatan lil Alamiin.

Warna oranye melambangkan warna matahari yang mengacu pada

Muhammadiyah, sekaligus spirit dan passion untuk berlomba-lomba dalam

kebaikan (fastabiqul khoirat).Logo LAZISMU terdiri dari logotype “lazismu”,

logogram/ simbol “8 bulir padi”. Logogram dan logotype tersebut merupakan

satu kesatuan logo yang tidak boleh dipisahkan dalam komposisi

dan proporsinya.

Sedangkan pada strapline dapat disesuaikan dengan kebutuhan, dan dapat

berupa:

1. Tagline “memberi untuk negeri”

2. Keterangan “lembaga amil zakat nasional”

3. Alamat website “www.lazismu.org”


4. Nama kantor (Wilayah, Daerah, KLL), misalnya “jatim, jakarta,

bandung, yogyakarta, dst.”

e. Alamat kantor LAZISMU Tasikmalaya

Masjid Al-Manar Muhammadiyah, Jln. HZ Mustofa No. 276 Kel.

Nagarawangi Kec. Cihideung Kota Tasikmalaya Jawa Barat.

f. Program LAZISMU

1) Pilar Pendidikan

a. Beasiswa Sang Surya

Beasiswa bagi anak-anak muda harapan bangsa yang

menempuh pendidikan diperguruan tinggi baik strata satu maupun

diatasnya. Beasiswa diberikan selama satu tahun penuh meliputi biaya

perkuliahan atau biaya hidup selama menjalani masa perkuliahan.

Penyaluran donasi akan melibatkan institusi sekolah sehingga

meminimalisir penyalahgunaan dana bantuan Beasiswa Mentari.

Diharapkan dengan adanya beasiswa ini akan memantik asa pemuda-

pemuda harapan bangsa untuk meraih pendidikan yang terbaik dan

bisa didedikasikan untuk kemajuan bangsa. Ayo dukung penuh

harapan pemuda-pemuda Indonesia untuk menjadi sarjana harapan

bangsa.

b. Beasiswa mentari

Program Beasiswa Mentari Lazismu yang memberikan bantuan

bagi siswa yang berasal dari keluarga dhuafa.Bentuk bantuan berupa

biaya pendidikan bulanan yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan

siswa dan kebutuhan lainnya, seperti uang transport, uang buku, living

cost, dan lain-lain.


Setiap tahun ribuan siswa sekolah dasar dari berbagai pelosok

tanah air menerima bantuan Beasiswa Mentari Lazismu.Dengan

berdonasi untuk program Beasiswa Mentari Lazismu Anda sudah

memutus mata rantai hilangnya kesempatan untuk bersekolah bagi

anak-anak dari keluarga kurang mampu.

c. Peduli Guru

Masih banyak pahlawan tanpa tanda jasa ini yang hidup dalam

kondisi ekonomi yang pas-pasan. Mereka memperoleh gaji dari

mengajar kurang dari cukup untuk kebutuhan keluarganya. Sehingga

acap kali kita melihat banyak guru yang mengambil kerja sampingan,

dari membuka les tambahan hingga driver ojek online.

d. Save Our School

Adanya Program SOS menggabungkan pembangunan sistem

pengajaran, pembangunan sarana prasarana, peningkatan kualitas

sumber daya guru dan pemberian beastudi bagi palajar dari keluarga

kurang mampu. Dengan SOS jalannya tata kelola sekolah dapat

menjadi lebih baik sehingga secara langsung akan meningkatkan mutu

pendidikan dan output hasil pendidikan, yaitu siswa yang bermutu.

SOS Lazismu adalah solusi untuk sekolah yang masih tertinggal dan

tidak banyak dilirik untuk dibantu oleh pemerintah.

e. Sekolah Cerdas

Bencana bukanlah hal yang asing di Indonesia sejak jaman

dahulu kala.Indonesia kerap dilanda bencana baik bencana alam

maupun bencana akibat ulah salah manusia terhadap lingkungan.


Hal inilah yang melatarbelakangi dibuatnya program Sekolah

Cerdas, yaitu melatih masayarakat, terutama usia sekolah untuk cerdas

menghadapi segala macam resiko bencana dan kekerasan sosial dan

bagaimana konsep penyelamatan diri dan orang lain ketika terjadi

bencana dan kekerasan.

Dengan melakukan roadshow ke sekolah-sekolah akan

terbentuk kader cerdas yang dapat menularkan penetahunnya kepada

orang lain, sehingga masyarakat lebih siap siaga dalam menghadapi

bencana. Dan hasil akhirnya adalah meminimalisir jumlah korban

akibat bencana dan kekerasan.

f. Muhammadiyah Scholarship Preparation Program (MSPP)

MSPP (Muhammadiyah Scholarship Preparation Program)

adalah program persiapan bagi generasi-generasi muda yang akan

meraih ilmu di luar negeri. Diharapkan dengan MSPP generasi muda

Indonesia yang belajar di luar negeri mampu menjaga identitasnya dan

lebih jauh menjadi duta bangsa yang berkarakter dan memiliki tingkat

partisipasi aktif. Tidak lupa MSPP akan membekali dasar tauhid dan

ilmu keislaman sehingga bisa ikut mendakwahkan Islam yang

mencerahkan dan berkemajuan di dunia. Ayo dukung generasi muda

kita untuk meraih asa tertinggi mereka.

g. Filantropi Cilik

Gerakan filantropi atau berbagi harus ditanamkan sejak

kecil.Agar rasa empati dan simpati terbentuk menjadi karakter yang

melekat hingga dewasa. Lazismu melalui Program Filantropi Cilik

mengajak anda semua untuk mengajak anak-anak anda untuk berbagi


kepada teman sebaya mereka. Donasi Filantropi Cilik akan

diwujudkan dalam bentuk bantuan tas dan alat tulis sekolah untuk

siswa-siswi kurang mampu di berbagai pelosok tanah air. Dengan tas

dan isinya diharapkan semangat mereka menuntut ilmu semakin kuat

dan mereka pun tahu bahwa banyak teman-teman sebaya mereka yang

peduli.

b. Pilar Kesehatan

1) Peduli Kesehatan

Adalah program untuk memberi pelayanan pemeriksaan dan

pengobatan bagi warga kurang mampu pada khususnya dan masyarakat

pada umumnya.

2) Bantuan Biaya Pengobatan

Adalah program kesehatan untuk memberi bantuan biaya pengobatan

yang tidak ditanggung oleh jaminan kesehatan bagi warga atau pasien

yang tidak mampu.

3) Sahabat Disabilitas

Program untuk memberikan bantuan seperti kursi roda / alat bantu

berjalan, Indonesia Mendengar (alat bantu mendengar), kaki palsu dan

bantuan al-Qur’an Braille.

c. Pilar Ekonomi

1) Pemberdayaan UMKM

Lazismu melalui program 1000 UMKM berusaha mendorong usaha

kecil seperti ini agar berkembang dengan memberikan modal tambahan

dan pendampingan usaha. Pemberdayaan unit-unit usaha kecil seperti ini

akan menopang roda ekonomi keluarga agar menjadi lebih baik.


Donatur bisa berdonasi melalui program 1000 UMKM untuk

membantu lebih banyak lagi keluarga dhuafa untuk kebangkitan taraf

ekonominya.Ekonomi yang baik akan berpengaruh terhadap segala

lingkup kehidupannya. Kesehatannya terjamin, pendidikan anak-anak

lancar dan terjaga martabatnya dari meminta-minta.

2) Tani Bangkit

Komoditas pertanian menjadi cerita ironis di negeri agraris. Indonesia

sebagai negeri yang subur dan makmur, ternyata sektor pertaniannya

alami kemunduran. Profesi petani sudah tidak lagi diminati di desa-

desa.Anak-anak dari keluarga petani lebih memilih bekerja di pabrik-

pabrik dengan penghasilan yang rendah. Keberadaan petani tak memiliki

posisi yang kuat ketika hasil panennya tak mampu menyejahterakan petani

sendiri. Petani kian terpinggirkan, lemah tak berdaya menghadapi

kebijakan politik negara. Misalnya harga jual beras yang dibatasi dengan

Harga Eceran Tertinggi (HET) oleh pemerintah, sementara harga pupuk

dan kebutuhan lain terus merangkak naik tanpa terkendali. Merespon

posisi petani yang terpuruk, Lembaga Amil Zakat Nasional, dalam hal ini

Lazismu hadir di tengah-tengah para petani untuk mendorong kemajuan

sektor pangan dan kesejahteraan para petani.

3) Peternak Mandiri

Program pemberdayaan peternak dengan tujuan untuk meningkatkan

kualitas harga ternak dan memiliki daya saing.Berbagai model

pemberdayaan untuk peternak ini bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan para peternak di pedesaaan.Diharapkan dengan adanya

program ini para peternak mampu mengakses pelatihan, pakan dan pasar
yang berkualitas, serta kebutuhan kurban Lazismu dapat dipenuhi dari

peternak binaan Lazismu.

d. Pilar Dakwah

1) Back To Masjid

Program untuk menjadikan masjid, selain sebagai pusat ibadah ritual

juga sebagai pusat kegiatan ummat Islam yang sangat penting

keberadaannya bagi dakwah Islam. Ayo jadikan masjid sebagai tempat

kita beribadah dan berdakwah.

2) Pemberdayaan Mualaf

Pemberdayaan ekonomi muallaf merupakan pondasi lain selain yang

utama yaitu aqidah yang tertanam di dada mereka. Pemberdayaan

ekonomi bagi muallaf dari Lazismu diharapkan dapat membuahkan hasil,

dari awalnya menerima bantuan kini menjadi pemberi infaq. Dengan

donasi Anda, berapapun nilainya telah menguatkan hidayah para muallaf.

3) Dai Mandiri

Tugas dakwah sebenarnya tugas kita semua, namun ada yang memilih

untuk menjadikannya sebagai jalan hidup utama. Segenap waktu dan

dayanya diwujudkan untuk berdakwah, itulah dai.Tugas seorang dai

tidaklah ringan, banyak halangan dan rintangan. Lazismu melalui program

Dai Mandiri berusaha meringankan beban tersebut dengan membantu

peningkatan kesejahteraan melalui kegiatan ekonomi. Diharapkan para

da’i yang mengikuti program Da’i Mandiri ini mampu menjadi da’i

panutan baik dibidang agama, sosial dan ekonomi.


e. Pilar Sosial Kemanusiaan

1) Indonesia Siaga

Program respon tanggap darurat dan pasca bencana mulai dari aktivitas

Search and Rescue (SAR), Rekonstruksi dan Rehabilitasi. Melalui

pendirian posko bantuan, posko pengungsian, dapur umum, layanan

kesehatan, tempat ibadah, pendistribusian bantuan (Sembako, Family kit,

hygene kit, school kit) sampai dengan aktivitas recovery pasca bencana

seperti psikososial dan program pemulihan ekonomi masyarakat penyintas

bencana.

2) Sanitasi Untuk Masyarakat

Program Nasional yang dilandasi dengan pendekatan pemberdayaan

secara terpadu untuk meningkatkan kapasitas sumber daya masyarakat

dan kelembagaan yang berperan dalam menangani masalah pengelolaan

sanitasi.

3) Pemberdayaan Difabel

Gerakan pemberdayaan penyandang disabilitas untuk mengupayakan

pencapaian kesejahteraan sosial dengan menggali dan memperdalam

kemampuan yang dimiliki serta mematangkan keterampilan.

4) Muhammadiyah Aid

Program inisiatif Muhammadiyah untuk membantu masalah-masalah

kemanusiaan di level internasional seperti bencana alam, kelaparan,

konflik sosial dan peperangan.


5) Qurban untuk Kemanusiaan

Memfasilitasi umat Islam dalam menunaikan ibadah qurban, dengan

prinsip kebersamaan yang pelaksanaannya dilaksanakan secara kolaboratif

dalam pengelolaan hewan qurban. Melalui kegiatan memfasilitasi

pengelolaan hewan Qurban (penghimpunan, pemotongan, pengalengan

atau pengemasan dan pendistribusian).

6) Jumat Berkah

Hari Jumat merupakan hari yang penuh keberkahan. Maka Lazismu

berinisiasi untuk memberikan kebahagian di hari yang berkah dengan

membagikan paket makan siang gratis kepada jamaah shalat jumat dan

masyarakat sekitar.

g. Struktur Kepengurusan LAZISMU Tasikmalaya Periode 2020 – 2022

(SK No. 318.KEP/BP.1206/18/B/2021

Tabel Stuktur Kepengurusan LAZISMU 1.8


Dewan Syariah Badan Pengawas

Ketua : DR. Ahmad Qanith AD, MA Ketua : K.H Faqih Zainuddin

Sekretrais : Asep Muhsin, Lc, M.Ud Sekretaris : Rudi Abdillah, M.Pd

Badan Pengurus Badan Pelaksana

Ketua : Drs. H Oslan Khaerul Manager : Jajang Rusmana

Falah

Wakil ketua : H Mulyadi, MT Admin : Awaludin Jami

Sekretaris : Ucu Muhammad Keuangan : Ihsan Akbar

KN, S.Pd
Wakil Sekretaris : Ida Hidayatul Operasional : Restu Maulana

Aliyah, M.Pd Wibisono

Anggota : Ai Muflihah, S.Pd Fundraising : Azka Waliyyan

Penyaluran : Dykasakti Azhar

Nytotama

Sumber Dari Lembaga LAZISMU Kota Tasikmalaya.

2. Deskripsi Data Responden

a. Data umum Responden

Responden yang diambil sebagai sampel dalam penelitian ini adalah pengguna

Aplikasi Digital di Kota Tasikmalaya yang sudah pernah menggunakan atau

melakukan pembayaran ZIS di Kota Tasikmalaya. Adapun jenis data yang

digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh langsung

dengan cara menyebarkan kuesioner melalui google form. Responden yang

digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini sebanyak 20 orang. Berdasarkan

data dari 20 orang responden yang pernah menggunakan aplikasi digital, melalui

pernyataan didapat data responden yaitu pengguna, alamat, dan jenis kelamin.

b. Data khusus Responden

Tabel dan diagram lingkaran dibawah menunjukan hasil deskripsi data

responden yang telah terkumpul :


Tabel Demografi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. 1.9
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase

Laki-Laki 12 12%

Perempuan 8 8%

Jumlah 20 20%

Sumber data primer diolah tahun 2022.

Gambar Diagram Lingkaran Demografi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. 1.3

Berdasarkan Usia
20 responden
Laki-laki perempuan

40%

60%

Sumber Hasil Exel diolah 2022.

Dari diagram tersebut bisa disimpulkan bahwa dari 20 responden yang

diberikan kuesioner, jumlah responden didominasi oleh laki-laki dengan jumlah

persentase 60% atau 60 responden ,selisih 20% dari responden perempuan yang

berjumlah 40 dengan prosentase 40%.

3. Deskripsi Variabel Penelitian

Kuesioner yang telah disebarkan kepada responden yang terdiri atas 34 item

pernyataan dan dibagi dalam 3 kategori yaitu:

1) 9 pertanyaan untuk mengetahui pengaruh digital literacy (X1)

2) 13 pertanyaan untuk mengetahui pengaruh technology acceptance model (X2)


3) 12 pertanyaan untuk mengetahui keputusan membayar ZIS melalui aplikasi

digital (Y)

Adapun hasil jawaban yang peneliti peroleh dari responden dipaparkan dalam

tabel berikut:

a. Variabel Digtal Literacy (XI)

Variabel Motivasi diukur dengan 9 item pernyataan. Distribusi presentase

jawaban responden terhadap pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel Frekuensi Jawaban Variabel Digital Literacy (X1). 1.10


Skor Jawaban
SS S N TS STS
Item F % F % F % F % F %
X1.1 12 13,3% 8 11,6% - - - - - -
X1.2 8 8,9% 12 17,4% - - - - - -
X1.3 15 16,7% 5 7,2% - - - - - -
10,0
X1.4 12 13,3% 6 8,7% - - 2 % - -
10,0
X1.5 13 14,4% 5 7,2% - - 2 % - -
15,0
X1.6 9 10,0% 8 11,6% - - 3 % - -
15,0
X1.7 8 8,9% 9 13,0% - - 3 % - -
40,0
X1.8 2 2,2% 9 13,0% - - 8 % 1 100%
10,0
X1.9 11 12,2% 7 10,1% - - 2 % - -
90 100% 69 100% 20 100% 1 100%
Sumber Hasil Output SPSS diolah 2022.

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa untuk variabel digital literacy

yang diwakili oleh 9 item pernyataan yang dijawab 20 responden Pengguna

aplikasi digital di Kota Tasikmalaya dapat disimpulkan bahwa jawaban

terbanyak menyatakan sangat setuju. Dimana jawaban sangat setuju sebanyak

90 butir pernyataan. Lalu jawaban setuju sebanyak 69 butir, jawaban netral

sebanyak 0 butir, jawaban tidak setuju sebanyak 0 butir sedangkan jawaban


sangat tidak setuju sebanyak 0. Dengan pernyataan tersebut dapat dikatakan

bahwa Pengguna aplikasi digital di Kota Tasikmalaya sudah menjadikan

digital literacy sebagai acuan dalam melakukan keputusan pembayaran ZIS.

b. Variabel X2

Tabel Frekuensi Jawaban Variabel Teknology Acceptance Model (X2). 1.11


Skor Jawaban
Item SS S N TS STS
F % F % F % F % F %
X1.1 11 11.22% 5 4.63% - - 1 6.67% - -
X1.2 13 13.27% 4 3.70% - - - - - -
X1.3 12 12.24% 5 4.63% - - - - - -
X1.4 10 10.20% 7 6.48% - - - - - -
X1.5 9 9.18% 5 4.63% - - 3 20.00% - -
X1.6 9 9.18% 8 7.41% - - - - - -
X1.7 8 8.16% 9 8.33% - - - - - -
X1.8 4 4.08% 13 12.04% - - - - -
X1.9 5 5.10% 9 8.33% - - 3 20.00% - -
X1.10  4 4.08% 11 10.19%  - -  2 13.30% - -
X1.11 6 6.12% 10 9.26% - - 1 6.67% - -
X1.12 2 2.04% 10 9.26% - - 5 33.30% - -
X1.13 5 5.10% 12 11% - - - 0 - -

Sumber: Hasil Ouput SPSS yang diolah,2022.

` Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa untuk variabel technology

acceptance model yang diwakili oleh 13 item pernyataan yang dijawab 20

responden Pengguna aplikasi digital di Kota Tasikmalaya dapat disimpulkan

bahwa jawaban terbanyak menyatakan setuju. Dimana jawaban setuju

sebanyak 108 butir pernyataan. Lalu jawaban sangat setuju sebanyak 98 butir,

jawaban netral sebanyak 0 butir, jawaban tidak setuju sebanyak 15 butir,

sedangkan jawaban sangat tidak setuju sebanyak 0 butir atau. Dengan

pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa Pengguna aplikasi digital di Kota


Tasikmalaya sudah menjadikan digital literacy sebagai acuan dalam

melakukan keputusan pembayaran ZIS.

c. Variabel Keputusan

Tabel Frekuensi Jawaban Variabel Keputusan Donatur (Y). 1.12


Skor Jawaban
Item SS S N TS STS
F % F % F % F % F %
X3.1 10 11.6% 7 6.4% - - - - - -
X3.2 6 7.0% 11 10.0% - - - - - -
X3.3 6 7.0% 11 10.0% - - - - - -
X3.4 8 9.3% 8 7.3% - - 1 12.5% - -
X3.5 8 9.3% 9 8.2% - - - - - -
X3.6 10 11.6% 7 6.4% - - - - - -
X3.7 7 8.1% 10 9.1% - - - - - -
X3.8 8 9.3% 9 8.2% - - - - - -
X3.9 6 7.0% 9 8.2% - - 2 25.0% - -
X3.10 7 8.1% 7 6.4% - - 3 37.5% - -
X3.11 6 7.0% 10 9.1% - - 1 13% - -
X3.12 4 4.7% 12 10.9% - - 1 12.5% - -
86 100% 110 100% 8 100%
Sumber: Hasil Ouput SPSS yang diolah,2022.

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa untuk variabel keputusan

pembayaran oleh 12 item pernyataan yang dijawab 20 responden Pengguna

aplikasi digital di Kota Tasikmalaya menunjukkan bahwa jawaban terbanyak

menyatakan setuju. Dimana jawaban setuju sebanyak 110 butir pernyataan .

Lalu jawaban sangat setuju sebanyak 86 butir, jawaban netral sebanyak 0

butir, jawaban tidak setuju sebanyak 8 butir, sedangkan jawaban sangat tidak

setuju sebanyak 0 butir atau. Dengan pernyataan tersebut dapat dikatakan

bahwa Pengguna aplikasi digital di Kota Tasikmalaya sudah menjadikan

digital l;iterasi dan teknologi acceptance model sebagai acuan dalam

melakukan keputusan pembayaran ZIS.


4. Hasil Analisis Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari Digital Literacy dan Teknology

Acceptance Model sebagai variabel independen dan keputusan donator membayar

ZIS sebagai variabel dependen. Data dari variabel tersebut didapatkan dari hasil

kuesioner yang telah disebar dan diisi oleh 20 responden pengguna aplikasi digital di

kota Tasikmalaya. Perhitungan data yang diperoleh dilakukan dengan menggunakan

program SPSS. Berikut ini deskripsi statistic berdasarkan data yang telah diolah

menggunakan SPSS:

1) Hasil Uji Instrumen Data

a. Uji Validitas

Uji Validitas merupakan uji untuk mengetahui seberapa valid sebuah

item dapat mengukur suatu hal yang akan diukur. Kriteria pengujian

signifikan dapat menggunakan rtabel. Dengan uji 2 sisi pada tingkat signifikan

0,05. Suatu data dapat dikatakan valid apabila rhitung lebih besar dari pada

rtabel. Sedangkan jika nilai rhitung lebih kecil daripada rtabel maka dapat

dikatakan tidak valid.58 Dari jumlah responden tersebut dapat diketahui

besarnya rtabel adalah 0,444 (df = n- 2 = 20 -2 = 18) dengan taraf kesalahan

5%. Jadi item pernyataan kuesioner tersebut dikatakan valid apabila rhitung

pada Correct Item Total Pearson Correlation lebih besar dari 0,444 berikut

ini hasil dari uji Validitas dari masing-masing variabel.

58
None
Tabel Uji Validitas Variabel Digital Literacy (X1). 1.13
Rtabel (N=20)
Person Nilai
Variabel No Item Taraf Signifikan Keterangan
Correlation Signifikasi
5%

1 0,731 0,444 0,000 Valid


2 0,645 0,444 0,002 Valid
3 0,656 0,444 0,002 Valid
Digital 4 0,667 0,444 0,001 Valid
Literacy 5 0,801 0,444 0,000 Valid
(X1) 6 0,883 0,444 0,000 Valid
7 0,792 0,444 0,000 Valid
8 0,590 0,444 0,006 Valid
9 0,702 0,444 0,001 Valid
Sumber: Hasil Ouput SPSS yang diolah 2022.

Berdasarkan tabel ??? dapat diketahui bahwa variabel Digital Literacy (X 1) adalah

Valid. Hal tersebut dikarenakan nilai r hitung lebih besar dari 0,444 yang merupakan r tabel.

Dalam penelitian ini berarti semua item dalam instrument memenuhi syarat validitas statistik.

Tabel Uji Validitas Variabel Teknology Acceptance Model (X2). 1.14

Person Rtabel (N=20) Taraf Nilai


Variabel No Item Keterangan
Correlation Signifikan 5% Signifikan
1 0,594 0,444 0,006 Valid
2 0,670 0,444 0,001 Valid
3 0,710 0,444 0,000 Valid
4 0,737 0,444 0,000 Valid
Teknology
5 0,730 0,444 0,000 Valid
Acceptance
6 0,776 0,444 0,000 Valid
Model (X2)
7 0,674 0,444 0,001 Valid
8 0,689 0,444 0,001 Valid
9 0,781 0,444 0,000 Valid
10 0,743 0,444 0,000 Valid
11 0,599 0,444 0,005 Valid
12 0,607 0,444 0,004 Valid
13 0,760 0,444 0,000 Valid
Sumber Hasil Output SPSS yang di olah 202.

Berdasarkan tabel 1.14 dapat diketahui bahwa variabel Teknology Acceptance

Model (X2) adalah Valid. Hal tersebut dikarenakan nilai rhitung lebih besar dari 0,444

yang merupakan rtabel. Dalam penelitian ini berarti semua item dalam instrument

memenuhi syarat validitas statistik.

Tabel Uji Validitas Variabel Keputusan Donatur (Y). 1.15

Person Rtabel (N=20) Taraf Nilai


Variabel No Item Keterangan
Correlation Signifikan 5% Signifikan
1 0,673 0,444 0,001 Valid
2 0,881 0,444 0,000 Valid
3 0,745 0,444 0,000 Valid
4 0,621 0,444 0,003 Valid
5 0,878 0,444 0,000 Valid
Keputusan
6 0,668 0,444 0,001 Valid
Donatur
7 0,665 0,444 0,001 Valid
(Y)
8 0,610 0,444 0,004 Valid
9 0,809 0,444 0,000 Valid
10 0,788 0,444 0,000 Valid
11 0,866 0,444 0,000 Valid
12 0,793 0,444 0,000 Valid
Sumber Hasil Output SPSS yang diolah 2022.

Berdasarkan tabel 1.15 dapat diketahui bahwa variabel Keputusan Donatur (Y)

adalah Valid. Hal tersebut dikarenakan nilai rhitung lebih besar dari 0,444 yang

merupakan rtabel. Dalam penelitian ini berarti semua item dalam instrument memenuhi

syarat validitas statistik.


b. Uji Reabilitas

Tabel Uji Reliabilitas Variabel Digital Literacy (X1). 1.16

Variabel rxy R tabel Keterangan

Digital Literacy
0,862 0,444 Reliabel
(X1)

Sumber Hasil Output SPSS yang diolah 2022.

Berdasarkan tabel Reliability Statistics diatas, dapat diketahui nilai Cronbach's

Alpha untuk variabel Digital Literacy (X1) sebesar 0,862. Reliabilitas suatu variabel

dikatakan reliable/ baik jika memiliki nilai Cronbach's Alpha lebih dari 0,444. Jadi

untuk variabel Digital Literacy (X1) dikatakan reliable/baik.

Tabel Uji Reliabilitas Variabel Teknology Acceptance Model (X2). 1.17

Variabel rxy R tabel Keterangan

Teknology

Acceptance 0,892 0,444 Reliabel

Model (X2)

Sumber Hasil Output SPSS yang diolah 202.

Berdasarkan tabel Reliability Statistics diatas, dapat diketahui nilai Cronbach's

Alpha untuk variabel Teknology Acceptance Model (X2) sebesar 0,892. Reliabilitas

suatu variabel dikatakan reliable/ baik jika memiliki nilai Cronbach's Alpha lebih dari

0,444. Jadi untuk variabel Teknology Acceptance Model (X2) dikatakan reliable/baik.

Tabel Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Donatur (Y). 1.18

Variabel rxy R tabel Keterangan

Keputusan
0,917 0,444 Reliabel
Donatur (Y)
Sumber Hasil Output SPSS yang diolah 2022.

Berdasarkan tabel Reliability Statistics diatas, dapat diketahui nilai Cronbach's

Alpha untuk variabel Keputusan Donatur (Y) sebesar 0,917. Reliabilitas suatu

variabel dikatakan reliable/ baik jika memiliki nilai Cronbach's Alpha lebih dari

0,444. Jadi untuk variabel Keputusan Donatur (Y) dikatakan reliable/baik.

2) Uji Asumsi Klasik Normalitas

a. Uji normalitas data

Uji Normalitas adalah uji untuk mengukur apakah data kita memiliki

distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik. Pengujian

normalitas data pada penelitian menggunakan uji one sample kolmogorov-

smirnov dimana dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :

1. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka data tersebut berdistribusi normal

2. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka data tersebut tidak berdistribusi

normal.59 Adapun hasil uji normalitas yang diperoleh dalam penelitian ini

sebagai berikut.

Tabel Uji Normalitas. 1.19

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 20

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 3,88221102

Most Extreme Differences Absolute ,178

Positive ,178

Negative -,124

59
none
Test Statistic ,178

Asymp. Sig. (2-tailed) ,095c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber Hasil Output SPSS yang diolah 2022.


Berdasarkan tabel 1.19 dapat diketahui bahwa data tersebut berdistribusi

normal. Hal ini dapat dilihat dari uji one-sample Kolmogorov smirnov nilai

probabilitas signifikannya atau AsympSig. (2-tailed) adalah 0,095 yang artinya

nilai Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,5. Maka distrubusi data adalah normal

sehingga dapat dilakukan penelitian selanjutnya.

b. Uji Multikoleniaritas

Uji Multikolinearitas adalah uji untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan yang kuat antar variabel bebas. Untuk mengetahui terjadinya

Multikolinearitas, metode yang digunakan adalah melihat Tollerance dan VIF

(Variance Inflation Factor). Nilai Tollerance > 0,10 da VIF < 10 merupakan

kriteria nilai untuk menunjukan Multikolinearitas.

Tabel Hasil uji Multikolinearitas. 1.20

Coefficientsa

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 X1 ,500 1,999

X2 ,500 1,999

a. Dependent Variable: Y
Sumber Hasil Output SPSS yang dolah 2022.

Dari tabel 1.20, dapat diketahui bahwa nilai toleran setiap variabel independen

lebih besar dari 0,10 yaitu variabel Digital Literacy (X 1) sebesar 0,500, variabel

Teknology Acceptance Model (X2) sebesar 0,500. Sedangkan untuk nilai VIF dari
setiap variabel independen juga kurang dari 10 antara lain, variabel Digital

Literacy (X1) sebesar 1,999, Teknology Acceptance Model (X2) sebesar 1,999.

Sehingga dari hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan

dalam penelitian ini terbebas dari multikolineritas.

c. Uji Heteroskedastisik

Uji Heteroskedastisitas merupakan uji untuk mengetahui apakah model

regresi terjadi ketidaksamaan varians. Heteroskedastisitas muncul apabila

kesalahan dari model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari

satu observasi ke observasi lainnya. Metode untuk melihat adanya

heteroskedastisitas dapat melalui grafik Scatterplot. Jika titik-titik plot

menyebar secara acak menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas,

namun apabila tidak menyebar maka terjadi heteroskedastisitas. Adapun hasil

uji heteroskedastisitas yang diperoleh penelitian ini sebagai berikut:

Gambar Hasil Uji Heteroskedastisitas. 1.4

Sumbe

r Hasil Output SPSS yang diolah 2022.


Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada gambar 1.4 dapat diketahui

bahwa grafik scatterplot menunjukkan titik-titik yang menyebar secara acak dan

tidak membentuk pola tertentu. Hal ini dapat disimpulkan bahwa model penelitian

ini bebas/tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Linear Regresi Berganda

Uji Regresi Linier Berganda merupakan alat yang digunakan untuk

mengetahui pengaruh lebih dari satu variabel bebas (independent) terhadap

satu variabel tak bebas (dependent). Persamaan regresi dapat dilihat dari

tabel uji coefficient berdasarkan output SPSS. Analisis nilai variabel yang

telah diketahui berguna untuk memperkirakan nilai variabel dependen.

Adapun hasil dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS

dapat dilihat dalam tabel dibawah:

Tabel Uji Regresi Linier Berganda. 1.21

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 9,477 8,485 1,117 ,280

X1 -,276 ,240 -,241 -1,152 ,265

X2 ,952 ,211 ,944 4,519 ,000

a. Dependent Variable: Y
Ket : Uji regresi dari B
Sumber Hasil Output SPSS yang diolah 2022.
Berdasarkan hasil regresi linier berganda sebagaimana pada tabel 1.21

diperoleh persamaan sebagai berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e

Y = 9,477+0,237 X1+ -0,952 X2 + e

Dimana :
Y : Variabel Dependen (Keputusan Pembayaran)

a : Konstanta

b1 b2 : Koefosien regresi

X1 : Variabel Independen (Digital Literacy)

X2 : Variabel Independen (Teknolofy Acceptance Model)

Berdasarkan persamaan regresi diatas, maka dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Nilai Konstanta diatas sebesar 9,447 menunjukkan bahwa seluruh variabel Digital

Literacy (X1), Teknology Acceptance Model (X2), maka keputusan donator

membayar ZIS melalui aplikasi digital akan meningkat sebesar 9,447.

2. Nilai Koefisien regresi Digital Literacy (X 1) 0,237 menyatakan bahwa, apabila

Digital Literacy (X1) mengalami satu peningkatan maka meningkatkan keputusan

pembayaran sebesar 0,237. Sehingga, motivasi dan keputusan pembelian terjadi

hubungan positif.

3. Nilai Koefisien regresi persepsi Teknology Acceptance Model (X 2) 0,952

menyatakan bahwa, apabila Teknology Acceptance Model (X 2) mengalami satu

peningkatan maka meningkatkan keputusan pembelian sebesar 0,952. Sehingga,

Digital Literacy dan Teknology Acceptance Model terjadi hubungan positif.

4. Tanda (+) menanda arah hubungan searah, sedangkan tanda (-) menunjukkan arah

hubungan yang berbanding terbaik antara variabel independent (X) dengan

variabel dependen (Y).

e. Uji Hipotesis

a. Uji t

Uji t dilakukan untuk menunjukkan signifikan dari pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen secara individual.

Terdapat dua cara untuk menguji signifikan uji t. Pertama, melakukan


perbandingan t statistic dengan 1 tabel. Jika t statistic/hitung lebih besar

t tabel maka secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen dan sebaliknya. Kedua, jika nilai signifikan

yang dihasilkan uji t (P < 0,05), maka secara parsial variabel

independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Tabel Hasil Uji t. 1.22

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 9,477 8,485 1,117 ,280

X1 -,276 ,240 -,241 -1,152 ,265

X2 ,952 ,211 ,944 4,519 ,000

a. Dependent Variable: Y

Sumber Hasil Output SPSS Yang Diolah 2022.

Untuk mencari t tabel digunakan cara yaitu a/2 ; n-k-1. Dimana n

adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel bebas. Maka dari

cara perhitungan tersebut diperoleh t tabel sebesar 2110.

1. Uji hipotesis pertama (H1)

Diketahui nilai signifikan untuk pengaruh X1 terhadap Y adalah

sebesar 0,265 ˃ 0,05 dan nilai t hitung -1,152 ˂ t tabel 2110, sehingga

dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak yang berarti tidak terdapat

pengaruh X1 terhadap Y.

2. Uji hipotesis pertama ( H2 )

Diketahui nilai signifikan untuk pengaruhh X2 terhadap Y adalah

sebesar 0,000 ˂ 0,05 dan nilai t hitung 4,519 ˃ t tabel 2110, sehingga

dapat disimpulkan bahwa H2 diterima yang berarti terdapat pengaruh

X2 terhadap Y.
b. Uji f

Uji F merupakan uji untuk menunjukkan apakah variabel-

variabel independen yang dimasukkan dalam model secara bersama-

sama mempengaruhi variabel independen. Kriteria Uji F dapat dilihat

jika nilai signifikasi dibawah/kurang dari 0,05 dan F hitung > F tabel

maka variabel dependen secara bersama dipengaruhi variabel

independen dan sebaliknya. Adapun hasil uji F yang diperoleh dalam

penelitian ini sebagai berikut:

Tabel Hasil Uji F. 1.23


ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 484,590 2 242,295 14,384 ,000b

Residual 286,360 17 16,845

Total 770,950 19

a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X2, X1
Sumber Hasil Output SPSS Diolah pada 2022.

Uji Hipotesis Ketiga (H3) yaitu berdasarkan output di atas

diketahui nilai signifikasi untuk pengaruh X1 dan X2 secara simultan

terhadap Y adalah sebesar 0,000 ˂ 0,05 dan nilai F hitung 14,384 > F

tabel 3,55, sehingga dapat disimpulkan bahawa H3 diterima yang

berarti terdapat pengaruh X1 dan X2 secara simultan terhadap Y.

c. Koefesien r2

Koefisien determinasi adalah nilai untuk melihat besarnya

konstribusi variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R-

square berkisar antara nol sampai dengan satu. Nilai R-square 0,75

berarti model kuat, nilai 0,50 model sedang dan nilai 0,25 model
lemah. Jika R-square semakin besar dan mendekati satu menunjukkan

semakin kuatnya hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat dan

sebaliknya. Adapun hasil uji koefisien determinasi yang diperoleh

dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel Hasil Koefesien r2. 1.24

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 ,793a
,629 ,585 4,104

a. Predictors: (Constant), X2, X1


b. Dependent Variable: Y

Sumber Hasil Output SPSS Yang Diolah 2022.

Berdasarkan output di atas diketahui nilai R Square sebesar

0,629, hal ini mengandung arti bahwa pengaruh variabel X1 dan X2

secara simultan terhadap variabel Y adalah sebesar 62,9%.

B. PEMBAHASAN

Dari uraian diatas hasil penelitian mengenai “Pengaruh Digital Litercy dan Teknology

Acceptance Model terhadap Keputusan Donatur membayar ZIS melalui Aplikasi Digital

Studi Kasus di LAZISMU Kota Tasikmakaya” dengan variabel Digital Literacy (X1 ) dan

variabel Teknology Acceptance Model (X2) dan Keputusan (Y) telah selesai dengan cara

menyebarkan kuesioner kepada para donator dengan jumlah 20 orang sebagai sampel

penelitian dan kemudian diolah menggunakan SPSS. Maka didapatkan pembahasan

sebagai berikut :
1. Pengaruh Digital Literacy Terhadap Keputusan Donatur Membayar Zakat.

Infaq, Sedekah (ZIS) Melalui Aplikasi Digital Studi Kasus di LAZISMU Kota

Tasikmalaya.

Berdasarkan hasil olah menggunakan SPSS bahwa nilai signifikan untuk

pengaruh X1 terhadap Y adalah sebesar 0,265 ˃ 0,05 dan nilai t hitung -1,152 ˂ t tabel

2110, sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak yang berarti tidak terdapat

pengaruh X1 terhadap Y. Yang berarti bahwa variabel Digital Literacy (X1) tidak

memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan Donatur Membayar ZIS (Y). Hal ini

berarti pengguna aplikasi digital yang menjadi responden penelitian menganggap

bahwa digital literacy tidak dijadikan sebagai faktor yang ikut menentukan keputusan

pembayaran donasi pada aplikasi digital melalui LAZISMU di kota Tasikmalaya.

Penelitian diatas menunjukan bahwa pengaruh digital literasi tidak selalu

berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam melakukan donasinya. Meskipun

dalam kenyataannya mereka tetap menjadi pengguna dari aplikasi digital, dikarenakan

aplikasi digital tidak hanya berfungsi untuk berdonasi saja melainkan sebagai sarana

berbelanja pakaian, memesan makanan dan hiburan.

Pernyataan diatas sesuai dengan teori menurut National Institut For Literacy

menyebutkan bahwa digital literasi sebagai bentuk kemampuan seseorang dalam

memecahkan masalah sesuai dengan tingkat permasalahan yang berbeda-beda. Jadi,

tidak hanya sebatas kemampuan dalam berbicara, kemampuan menulis, dan

kemampuan membaca, tetapi juga pada tingkat pekerjaan, masyarakat dan

keluargapun termasuk didalamnya.

Dalam kenyataanya digital literasi tidak banyak diketahui oleh semua orang,

namun dalam kenyataanya, penggunanya banyak, hanya saja mereka tidak tahu teori

ataupun maksud tujuan dari sebuah tekbologi itu sendiri.


2. Pengaruh Teknology Accepatnce Model Terhadap Keputusan Donatur

Memabayar Zakat, Infaq, Sedekah (ZIS) melalui Aplikasi Digital Studi Kasus

di LAZISMU Kota Tasikmalaya.

Berdasarkan hasil olah data menggunakan SPSS bahwa nilai signifikan untuk

pengaruhh X2 terhadap Y adalah sebesar 0,000 ˂ 0,05 dan nilai t hitung 4,519 ˃ t

tabel 2110, sehingga dapat disimpulkan bahwa H2 diterima yang berarti terdapat

pengaruh X2 terhadap Y. Yang berarti bahwa variabel Teknology acceptance Model

(X2) memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan Donatur Membayar ZIS (Y).

Hal ini berarti pengguna aplikasi digital yang menjadi responden penelitian,

menganggap bahwa Teknology Acceptance Model telah mempengaruhi kegiatan

mereka dan dijadikan sebagai faktor yang ikut menentukan keputusan pembayaran

donasi pada aplikasi digital melalui LAZISMU di kota Tasikmalaya.

Hasil penelitian diatas sesaui dengan teori yang dikemukakan oleh Davis yaitu

Teknology Acceptance Model (TAM) atau Model Penerimaan Teknologi merupakan

salah satu teori tentang penggunaan sistem teknologi informasi yang dianggap

sangat berpengaruh dan umumnya digunakan untuk menjelaskan penerimaan

individual terhadap penggunaan sistem teknologi informasi. TAM menjelaskan

penjelasan individual terhadap penggunaan sistem teknologi informasi dengan 5

faktor utama, yaitu Perceived Usefulness (kegunaan), Perceived case of use

(kemudahan penggunaan), Attitude (sikap), Behavioral intention to use (intensi), dan

Actual technology use (penggunaan teknologi sesungguhnya). Karena dalam teori ini

penerimaan teknologi dianggap sangat berpengaruh terhadap penggunaan individu

dalam melakukan aktivitas technology informasi.

Selain itu Jogiyanto mengatakan bahwa TAM menunjukan penggunaan

teknologi informasi akan semakin membantu meningkatkan efisiensi kerja seseorang


sehingga akan menunjunag efektivitasnya. TAM menganggap dua keyakinan

individual, yaitu persepsi manfaat dan persefsi kemudahan. Pengguna merupakan

determinan utama perilaku penerimaan teknologi dan akhirnya menguunakan

teknologi. Persepsi kemanfaatan dan persepsi kemudahan teknologi mempunyai

pengaruh ke minat perilaku. Pemakai teknologi akan mempunayi menggunakan

teknologi, jika merasa teknologi bermanfaat dan mudah untuk digunakan.

3. Pengaruh Digital Literacy dan Teknology Acceptance Model (TAM) Secara

Simultan Dalam Minat Donatur membayar ZIS melalui Aplikasi Digital di

(LAZISMU) Kota Tasikmalaya

Berdasarkan hasil olah data menggunakan SPSS bahwa nilai signifikasi untuk

pengaruh X1 dan X2 secara simultan terhadap Y adalah sebesar 0,000 ˂ 0,05 dan nilai

F hitung 14,384 > F tabel 3,55, sehingga dapat disimpulkan bahawa H 3 diterima yang

berarti terdapat pengaruh X1 dan X2 secara simultan terhadap Y, dan dapat dikatakan

bahwa variabel Digital Literacy dan Teknology Acceptance Model memiliki

pengaruh positif dan siginifikan terhadap Keputusan Donatur membayar ZIS melalui

Aplikasi Digital di LAZISMU Kota Tasikmalaya.

Hasil penelitian diatas sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Pri

Handoko yang menyatakan bahwa proses pengambilan keputusan merupakan suatu

pendekatan penyelesaian masalah dimana proses tersebut terdiri dari lima tahap yaitu

pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi altenatif, keputusan pemakaian

perilaku setelah pemakaian.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan di bab sebelumnya mengenai

pengaruh Digital Liteacy dan Teknology Acceptance Model terhadap keputusan

Donatur membayar ZIS melalui aplikasi digital di LAZSMU kota Tasikmalaya yang

telah dilakukan penelitian pada bab sebelumnya, maka peneliti mengambil

kesimpulan dari penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

1. Hasil pengujian pengaruh aplikasi digiital dalam penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa secara parsial variabel digital literacy tidak berpengaruh signifikan

terhadap keputusan donator membayar ZIS melalui aplikasi digital, atau terdapat

pengaruh negatif antara digital literacy terhadap keputusan donatur membayar

ZIS melalui aplikasi digital di LAZISMU kota Tasikmalaya.

2. Hasil pengujian pengaruh Teknology acceptance model dalam penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa secara parsial variabel Teknology acceptance model

berpengaruh siginifikan terhadap keputusan donatur membayar ZIS melalui

aplikasi digital, atau berpengaruh positif antara Teknology Acceptance Model

terhadap keputusan donator membayar ZIS melalui aplikasi digital di LAZISMU

kota Tasikmalaya.

3. Hasil pengujian variabel Digital Literacy dan Teknology Acceptance Model

dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara simultan (bersama-sama)

kedua variabel bebas (Digital Literacy dan Teknology Acceptance Model)

tersebut mempengaruhi keputusan donator membayar ZIS melalui aplikasi digital

di LAZISMU kota Tasikmalaya.


B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah disajikan maka untuk

selanjutnya peneliti menyampaikan saran-saran yang kiranya mampu memberikan

manfaat dari pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini.

Adapaun saran-saran yang dapat peneliti sampaikan kepada Lembaga LAZISMU

Kota Tasikmlaya adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian pada variabel Digital Literasi yang menyatakan tidak

signifikan ataupun terdapat pengaruh negatif. Maka Lembaga LAZISMU Kota

Tasikmalaya agar bisa lebih meningkatkan kembali upaya untuk mengedukasi

Digital Literasi kepada para Donatur agar lebih banyak lagi orang yang paham dan

mau mendonasikan dananya melalui Aplikasi Digital di Lembaga LAZISMU

Kota Tasikmalaya

2. Berdasarkan hasil dari variabel Teknologi Acceptance Model yang menyatakan

berpengaruh signifikan ataupun terdapat pengaruh positif. Maka Lembaga

LAZISMU Kota Tasikmalaya sudah memumpuni dalam menerapkan sistem

aplikasi digital dalam mengoprasikan dan menjalankan penghimpunan dana ZIS.

Diharapkan mampu untuk lebih berkembang dan inovatif dalam penerapan sistem

teknologi digital pada saat ini dan seterusnya.

3. Berdasarkan hasil dari variabel Keputusan Donatur dalam membayar ZIS telah

simultan terhadap variabel Digital Literasi dan variabel Teknologi Acceptance

Model. Maka Lembaga LAZISMU Kota Tasikmalaya diharapkan mampu lebih

meningkatkan lagi upaya untuk menyuarakan dampak positif ataupun keuntungan

seorang Donatur dalam membayar ZIS di LAZISMU Kota Tasikmalaya


DAFTAR PUSTAKA

https://www.bpgo.id persentase penduduk miskin September 2021 turun menjadi 9,7%

https//databoks.katadata.co.id.2022

Andi Prastowo, Met5ode Penelitian Kualitatif Deskriftif Persefektif Rancangan Penelitian,

2016

Motivational Reasons and Muzaki Intention to Pay Through Zakat Institutionvol.16.no1.

(2022)

Alawiyah Tuti, Faktor Penentu Pembayaran Zakat, Infaq Sedekah (ZIS) Melalui Fintech.

Vol. 01. No 11 (2022)

Dr. Sandu Siyoto, SKM., M.Kes., M. Ali Sodik, MA, 2015.

Rahmad Hakim, Manajemen Zakat Histori, Konsepsi, dan Implementasi. 2022.

Pengaruh Digital Literacy Terhadap Kesiapan Berwirausaha di Era-digital Mahasiswa

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang, sandria nuwirati almi, vol 03. No 02 (2020)

Prihandoko, Mengkur Tingkat Kepercayaan Sistem Zakat Online Menggunakan Technology

Acceptance Model (TAM) di Kalangan Masyarakat Kampus, vol.6. no.1 (2019).

Venkatesh Viswanath and Fred D. Davis, "A Model of the Antecedents of Perceived Ease of

Use: Development and Test". Decision Sciences, Vol. 27 No. 3, (1996)

Cattleya Darmaya Fortuna, Literasi Digital di masa Pandemik, 2021

Ibid, 25

Husein Umar. 2013 : 42

Sandria Nurwiati Almi, Elvi Rahmi. Pengaruh digital literacy terhadap kesiapan berwirausaha

di Era-digital Mahasiswa Fakultas ekonomi Universitas Negeri Padang . Vol.3 No.2 (2020)

DaviesSarah, Spotlight on digital capabilities : Jisc Building Digital Capability Blog.(2015,

online)

Indyah Hartami Santi, Bayu Erdani, 2021


Fred D. Davis, "Perceived Usefulness, Perceived Ease Of Use, And User AcceptanceOf

Information Technology". MS Quarterly, Vol 13 No. 3, (1989)

Ibid 319

Dhoni Lesmana SiahanMuhammad, Prihandoko. Mengukur tingkat Kepercayaan Bisnis

Online Menggunakan TAM (Teknology Acceptance Model) dikalangan Msyarakat kampus.

Vol.6,No.1

Thoriqudin Muhammad, Pengelolaan Zakat Produktif.

Khairuddin, zakat dalam islam : menelisik asfek historis, sosiologis dan yuridis (2020)

Arif Nurahman Al-Aziz, Ibadah Zakat. Klaten Cempaka Putih 2019

Ustadz Abu Abdil A’la Hari Ahadi, Fikih Mudah Zakat Fitrah, (Nasehat Etam : Kalimantan

2021)

Afiful Ichwan, S.E, Pengaruh Digital Literacy Dan Teknologi AcceptanceModel Terhadap

Keputusan Muzakki Membayar Zis (Zakat, Infaq Dan Shodaqoh) Melalui Fintech Go-Pay

Pada Baznas.2020.hal 54

Dr. Amir said az-Zibari, Tanya Jawab Seputar Zakat (2011)

Ahmad Sarwat, Lc, MA, Enslikopedia Fikih Indonesia 3 : zakat, (2019)

Didin Hafidhuddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infaq, Sedekah (1998)

Ana Toni Candra Yudha, S. EI, M, SEI, Abu Rizal Amirudin,. 2020.

Liudmila Zavolokina, Mateusz Dolata and Gerhard Schwabe, Fintech - Whar's in a Name?"

Thirty Seventh International Conference on Information Systems, Dublin, Ireland, 11-14

December 2016.

Astri Rumondang, Acai sudirman, Faried Effendy,Janner Simarmata, Tuti Agustin, 2019

Dian Friantoro, Kluzin Zaki, "Du We Need FiAIncial Teclunlugy fur Cullecting Zakar?"

International Conference of Zakat 2018

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2020)


Indriantoro nur, supomo bambang,metodologi penelitian bisnis untuk akuntansi dan

manajemen, edisi pertama cetakan pertama,(BPFE:Yogyakarta.1999

ToriquddinMoh., Pengelolaan Zakat Produktif

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2020).

https://lazismu.org.2022

Nurul Huda, Zakat Perspektif Mikro-Makro : Pendekatan riset (2015)

V.Wiratna Sujaweni, Metodelogi Penelitian (Yogyakarta : Pustaka Baru Press, 2014)

Anda mungkin juga menyukai