Inovasi Media Radio Di Era Digital
Inovasi Media Radio Di Era Digital
DI ERA DIGITAL
Mohammad Ismed
Program Studi Penyiaran
Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta
ABSTRAK
Radio sudah mati! Sering kali terdengar bila membicarakan media radio ditengah era digital
sekarang ini. Bahkan dengan menurunnya pemasukan dari iklan sebagai sumber pemasukan,
radio dianggap semakin terpuruk dalam menjaga eksistensinya. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis perubahan yang dilakukan media radio dalam menghadapi era digital, perubahan
customer media radio dibandingkan sebelumnya, dan juga perubahan bisnis dan inovasi yang
dilakukan agar bisa tetap bertahan di era digital serta mengkritisi definisi awal dari media
radio itu sendiri. Dengan pendekatan kualitatif serta metode interview dan observasi yang
bersifat deskriptif, penelitian ini mendapatkan kesimpulan bahwa dengan perkembangan
teknologi digital, telah merubah cara pendengar dalam mendengarkan radio. Begitu juga
dengan gaya hidup serta saluran yang digunakannya. Karena itulah radio harus ikut berubah
dengan beradaptasi terhadap perkembangan itu, baik dari model bisnisnya maupun cara
menyampaikan program kepada pendengarnya. Untuk itu radio melakukan inovasi dengan apa
yang disebut dengan Tri-O, yaitu pengintegrasian konsep penyajian program dan penempatan
iklan dari segi On Air, Off Air dan juga Online sebagai hasil proses evolusi yang dijalankan
oleh radio itu sendiri. Dengan segala hasil inovasi yang dilakukan media radio, memunculkan
kenyataan bahwa radio bukan lagi hanya berupa audio, tetapi dapat juga ditambah dengan
aspek visual.
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif, suatu pendekatan yang cenderung lebih
mementingkan pada proses dibandingkan dengan
hasil akhir. Oleh karena itu urutan-urutan kegiatan
dapat berubah-ubah tergantung pada kondisi dan
Dari hasil survery Nielsen tersebut, bisa disimpulkan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan. Penelitian
bahwa radio merupakan one-stop hiburan dalam kualitatif biasanya menggunakan pendekatan
format dimana konsumen dapat menikmati tidak induktif terhadap data penelitiannya. Itu berarti
hanya musik, tetapi juga program special (talk-show, penelitian kualitatif tidak bermaksud untuk menguji
ceramah religi atau dialog tradisional, yang cukup sebuah hipotesis namun hanya mendeskripsikan,
dinikmati oleh pendengar di Indonesia). Selain itu, menggambarkan suatu kejadian (Daymond dan
presenter juga menjadi fakta yang meyakinkan Holloway, 2011: 107). Data penelitian kualitatif
meliputi dokumentasi peristiwa nyata, merekam apa penting dalam analisa kualitatif dimana
yang orang katakan (dengan kata, sikap dan nada), kita membuat pilihan mengenai kata-kata
mengamati perilaku tertentu, mempelajari dokumen yang akan digunakan untuk memberi label
tertulis, atau memeriksa gambar visual (Neuman, gagasan atau tema yang dilihat berulang
2014: 195). kali dalam data kita. Kode berfungsi
Untuk mendukung penelitian ini sebagai label yang mewakili gagasan atau
menggunakan metode deskriptif yang menyajikan fenomena pada bagian sebuah teks yang
gambaran tentang rincian situasi yang spesifik, serupa atau memiliki kesamaan arti. Kode
keadaan sosial, atau hubungan (Neuman, 2014: 38). membantu dalam mengurangi dan
Kebanyakan penelitian sosial yang ditemukan di menyederhanakan bukti yang layak agar
jurnal ilmiah atau yang digunakan untuk membuat bisa mulai untuk memahaminya. Lakukan
keputusan kebijakan bersifat deskriptif. Penelitian pengkodean sepanjang analisis data.
deskriptif ini dapat menggambarkan, meringkas 4. Interpreting the data. Interpretasi adalah
berbagai kondisi, situasi, atau berbagai fenomena proses analisis untuk memberi makna pada
realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi data, menjelaskan kepada orang lain,
objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu seperti pembaca, serta maksud dari data
ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, yang ada untuk membantu memahami apa
model, tanda, atau gambaran, tentang kondisi, yang telah kita temukan dalam penelitian.
situasi, atau fenomena tertentu. 5. Evaluating your interpretation. Patton
Dalam penelitian ini, teknik penentuan dalam Daymon dan Holloway (2011: 318)
informan adalah dengan purposive sampling, yaitu menyatakan bahwa analisis kualitatif harus
sampel nonrandom dimana peneliti menggunakan bermakna, berguna dan kredibel. Jika
berbagai metode untuk menemukan semua kesimpulan yang didapat berkaitan
kemungkinan kasus populasi yang sangat spesifik langsung dengan pertanyaan yang
dan sulit dijangkau (Neuman, 2014: 273). diajukan, analisisnya akan bermakna. Jika
Penulis dalam penelitian ini menggunakan interpretasi data dapat dipahami oleh
teknik analisis Coding & Categorizing (Daymon and pembaca dan disajikan dengan jelas,
Holloway, 2011: 318). Langkah-langkah yang analisisnya berguna. Yang terakhir, untuk
dilakukan adalah sebagai berikut : menjadi kredibel, kita harus menunjukkan
1. Transcribing and listening merupakan bahwa perspektif yang disajikan akan
proses mendengarkan dan pembuatan sesuai dengan penelitian yang ketat,
transkrip dari interview yang telah kita dengan mengacu pada kriteria kualitas
lakukan terhadap narasumber. Stelah tertentu, seperti reliabilitas dan validitas
melakukan interview (wawancara), atau keaslian dan segala hal yang
hasilnya harus langsung didengarkan dipercaya lainnya.
kembali dan dibuatkan transkrip. Hasil dari
interview itu akan berupa data tertulis yang
akan mempermudah dalam TINJAUAN KEPUSTAKAAN, KAJIAN
pengorganisasian dan dapat diverifikasi TERDAHULU DAN KERANGKA KONSEP
untuk dijadikan temuan penelitian terhadap
masalah yang diteliti. Penelitian ini didasari berbagai teori dalam
2. Organizing the data. Penting untuk menyusun konsep permasalahan yang dibahas. Teori
diperiksa bahwa semua hasil rekaman telah tersebut terdiri dari berbagai teori mengenai media
dicatat dan diberi label secara sistematis. massa, radio dan juga difusi inovasi dan juga ekologi
Hal ini membantu dalam menjaga data media. Teori komunikasi massa yang digunakan
agar tetap utuh, lengkap, teratur dan dapat adalah mengenai Media Massa; Penyiaran Radio
digunakan kembali. Periksa kualitas semua (Cangara, 2002) dan juga Nurudin (2007), serta
bukti yang telah dikumpulkan sebelum media massa menurut Fauziahardiyani, 2009 yang
mulai menganalisa. menjelaskan mengenai jenis-jenis dari media massa
3. Coding and categorizing. Menurut Morse itu sendiri.
dan Richards dalam Daymon dan
Holloway (2011: 306), pengkode-an atau Dalam penelitian tidak luput disampaikan dasar UU
Coding merupakan proses utama dan Penyiaran no 22 tahun 200, mengenenai Media
massa dan Radio. Adapun teori Radio yang media radio pun tidak begitu banyak dilakukan.
digunakan adalah teori yang dikemukakan oleh Tetapi ada beberapa hasil penelitian yang relevan
Masduki (1996:15), Radio adalah media auditif, untuk dijadikan bahan rujukan. Jurnal Ido Prijana
murah, merakyat, serta bisa dibawa dan didengar Hadi, Vol 1, No 3 (2011): Juli 2011. Program Studi
dimana saja (Wahyudi, 1994: 16). Masih mengenai Ilmu Komunikasi, Universitas Kristen Petra
Radio, karakteristik media dan radio yang Surabaya, yang berjudul: Pengguna Media Interaktif
disampaikan oleh Frank Jefkins (1996:101), Sebagai Kenyataan Maya: Studi Resepsi Khalayak
Schupan yang dikutip kembali oleh Niken Suarasurabaya.net Sebagai Media Interaktif. Jurnal
Widiastuti (1992:3) dan juga Soemarjan, 1990:189) ini menjelaskan bahwa di tengah perkembangan
serta teori lainnya dari Dennis McQuail (2002) dunia yang berubah dengan cepat, media di
Burhan Bugin (2005). Dalam kaitannya dengan Indonesia juga mangalami transformasi dengan
bisnis radio, dasar terkait business radio yakni rating cepat. Selain itu terdapat Jurnal Aprilani, Vol 1, No
(Straubhaar,LaRose,Davenport, 2010:169) juga 2 (2011): Januari 2011, Program Studi Ilmu
dijabarkan pada penelitian ini. Selain itu, konsep Komunikasi – STAIN, Kediri, yang berjudul : Radio
pemikiran terkait radio yang tertuang dalam Media Internet Dalam Perspektif Determinisme Teknologi.
Now (2010: 169), Straubhaar, (Steve Warren, Jurnal ini menjelaskan bahwa penggabungan radio
Radio: The Book, 2005:170), juga mempertajam analog yang diseminatif dengan internet secara
pembahasan mengenai radio itu sendiri. dialogis bukan lagi hal yang mustahil. Salah satu
jurnal lainnya yang membahas mengenai radio
Selain media massa, dan radio, secara spesifik adalah Laporan Musonomics. Larry S Miller.
penulis mendasarkan penelitian dan pembahasan Steinhardt Music Business Program, New York
pada teori Difusi Inovasi yang dikemukakan oleh University, yang berjudul: Paradigm Shift: Why
Everette M. Rogers. Difusi Inovasi didefinisikan Radio Must Adapt to the Rise of Digital.
sebagai proses dimana suatu inovasi
dikomunikasikan melalui saluran tertentu dalam Berbagai landasarn di atas memusatkan konsep yang
jangka waktu tertentu diantara para anggota suatu terdapat di dalam penelitian ini pada perubahan dan
sistem sosial. Hal yang mempengaruhi hal ini inovasi itu sendiri serta cara penerapannya sebagai
adalah; a.Inovasi; b.Saluran Komunikasi. C.Waktu. rencana strategis bisnis dalam mengantisipasi
dan d. Sistem Sosial Dari kelima faktor diatas, maka kompetisi yang semakin ketat dan tanpa akhir.
dapat disimpulkan bahwa semakin besar Relative Menurut J.S Badudu dan Sutan Mohammad Zain,
Advantage; Compatibility; Trialability dan penerapan adalah hal, cara atau hasil (Badudu &
Observability serta semakin kecil Complexity, maka Zain, 1996:1487). Adapun menurut Lukman Ali,
semakin cepat kemungkinan inovasi tersebut dapat penerapan adalah mempraktekkan, memasangkan
diadopsi. (Ali, 1995:1044). Berdasarkan pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa penerapan merupakan
Teori Ekologi Media berpusat pada prinsip-prinsip sebuah tindakan yang dilakukan baik secara individu
bahwa masyarakat tidak bisa lepas dari pengaruh maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai
teknologi dan teknologi itu akan tetap menjadi tujuan yang telah dirumuskan.
sentral di hampir semua lapisan masyarakat (West,
Richard; Turner, Lynn H: 2009, 429). Konsep dasar
teori ini pertama kali dikemukakan oleh Marshall
McLuhan pada tahun 1964. McLuhan terkenal
dengan kalimatnya, "Medium adalah Pesan"
(Medium Is The Message), yang merupakan frase
yang sering diperdebatkan dan diyakini bahwa
media yang dipilih untuk menyampaikan pesan
adalah sama pentingnya (jika tidak lebih) dari pesan Berikut di dalam bagan no CCCC adalah perumusan
itu sendiri (McLuhan: 1964). dasar konsep penelitian. Dari bagan di atas terlihat
terjadinya transformasi atau perubahan pada bisnis
model dari media radio yang mau tidak mau harus
Penelitian tentang perubahan dan inovasi pada dilakukan karena terjadi juga perubahan pada
media radio belum pernah dilakukan oleh para audience yang terjadi terus menerus. Dengan inovasi
peneliti atau akademisi. Bahkan penelitian mengenai yang terus menerus dilakukan, media radio akhirnya
melakukan evolusi hingga akhirnya menemukan Tantangan Media Radio Saat Ini terkait dengan
paradigma dan inovasi baru untuk bertahan dalam Perkembangan era digital yang telah membuat
mengikuti perkembangan jaman. banyak perubahan, termasuk perubahan pada gaya
hidup dan gaya masyarakat dalam mengkonsumsi
Dari alur yang tersusun maka konsep pembahasan media. Selain itu terdapat tantangan yang harus
penelitian adalah sebagai berikut dihadapi oleh media radio di era digital ini adalah
media-media digital yang ikut mempersempit jatah-
jatah kue iklan yang tadinya adalah milik radio
Miller, Larry S (2017). Paradigm Shift: Why Senne, Matt (2017). Is Radio Dead in 2017?. 10
Radio Must Adapt to the Rise of Digital. Mei 2017.
Musonomics Reports. Steinhardt Music http://blog.leightonbroadcasting.com/blo
Business Program, New York University g/is-radio-dead-in-2017 diakses pada
tanggal 8 Oktober 2017 pada pukul
23.39