Anda di halaman 1dari 11

ABSTRAK

PERSEPSI PESERTA ASURANSI KESEHATAN (ASKES)


TERHADAP PELAYANAN DOKTER KELUARGA

(Studi Kualitatif)
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGANTRU
TULUNGAGUNG

Oleh:
Malikah

Dokter Keluarga merupakan upaya peningkatan Puskesmas sebagai


“gate keeper”. Sayangnya banyak di antara kita yang masih bingung dengan
pengertian Dokter Keluarga. Nyatanya, sampai sekarang, layanan Dokter
Keluarga ini belum memasyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengeksplorasi persepsi peserta Askes terhadap adanya pelayanan Dokter
Keluarga di wilayah kerja Puskesmas Ngantru Tulungagung.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian metode deskriptif kualitatif,
dengan Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta Asuransi Kesehatan
(Askes) di Puskesmas Ngantru Tulungagung yang sudah menjadi peserta Dokter
Keluarga sejumlah 1.432 peserta. Adapun informannya adalah sebagian dari
populasi yang memenuhi kriteria inklusi dengan teknik Purposive sampling yaitu
3 informan. Teknik pengambilan data dengan wawancara mendalam dan
kemudian data dianalisa secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi informan tentang tugas
Dokter Keluarga ternyata masih banyak peserta ASKES yang belum memahami
secara keseluruhan apa itu tugas Dokter Keluarga, persepsi informan tentang jenis
pelayanan Dokter Keluarga belum sepenuhnya benar. Informan masih belum
memahami secara lengkap jenis pelayanan yang bisa diperoleh oleh peserta
ASKES di Dokter Keluarga, persepsi informan tentang prosedur pelayanan
Dokter Keluarga pada dasarnya sudah benar dan persepsi peserta Askes terhadap
pelayanan obat yang diberikan oleh Dokter Keluarga sudah benar, hanya saja
belum sempurna.
Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa masih banyak peserta Askes
yang belum memahami tentang Dokter Keluarga dan belum maksimalnya
pemanfaatan Dokter Keluarga karena kurangnya sosialisasi tentang Dokter
Keluarga dari berbagai pihak mengenai tugas dan jenis pelayanan dari Dokter
Keluarga.

Kata kunci : Persepsi, Peserta Askes, Dokter Keluarga


ABSTRACT

PARTICIPANT PERCEPTIONS OF HEALTH INSURANCE (ASKES)


THE FAMILY PHYSICIAN SERVICES

(Qualitative Study)
WORKING IN THE AREA HEALTH NGANTRU TULUNGAGUNG

By:
Malikah

Family Doctor is an effort to improve the health center as a "gate


keeper". Unfortunately many of us are still confused with the notion of Family
Physicians. In fact, until now, the service has not been socialized Family
Physicians. The purpose of this study was to explore the participants' perceptions
towards the service Askes Family Physician working in the health center Ngantru
Tulungagung.
This research is descriptive qualitative research method, the population
in this study were all participants of the Health Insurance (Askes) Ngantru
Tulungagung in health centers that have participated in a number of 1432
participants of Family Physicians. The informant is a part of the population that
met the inclusion criteria with a purposive sampling technique that is 3
informants. Data retrieval techniques with in-depth interviews and then analyzed
the data descriptively.
The results showed that the perception of the informant about the task of
Family Physicians ASKES participants are still many who do not understand what
it's overall task Family Physicians, the perception of the informant about the kind
of family doctor services is not fully correct. Informants are still not fully
understand the type of services that can be obtained by participants ASKES at
Family Physicians, the perception of the informant about the procedure for
Family Physician essentially correct and the participant Askes against drug
services provided by family doctors are correct, it's just not perfect.
From the results of this study concluded that many participants do not
understand about the Askes Family Physician and Family Physician have
maximum utilization due to lack of socialization of Family Physicians of various
parties regarding the tasks and types of services of Family Physicians.

Keywords: Perception, participants Askes, Family Physician


PENGANTAR keluhan peserta menyangkut
Undang-Undang No. 36 Tahun pelayanannya, khususnya pelayanan
2009 menyatakan bahwa kesehatan kuratif yang diberikan oleh Puskesmas.
merupakan keadaan sehat, baik secara Misalnya, sedikit peserta yang memiliki
fisik, mental, spritual maupun sosial yang kesempatan untuk ditangani langsung oleh
memungkinkan setiap orang untuk hidup dokter, lalu terbatasnya waktu pelayanan,
produktif secara sosial dan ekonomis. keterbatasan pelayanan obat, dan lain
Undang-undang tersebut juga menjelaskan sebagainya (Marisi,2010).
setiap orang berhak atas kesehatan dan Dokter Keluarga merupakan upaya
mempunyai hak yang sama dalam peningkatan Puskesmas sebagai “gate
memperoleh akses atas sumber daya di keeper”. Barang kali, banyak di antara kita
bidang kesehatan, pelayanan kesehatan yang masih bingung dengan pengertian
yang aman, bermutu, dan terjangkau serta Dokter Keluarga. Nyatanya, sampai
berhak secara mandiri dan bertanggung sekarang, layanan Dokter Keluarga ini
jawab menentukan sendiri pelayanan belum memasyarakat. Bahkan, di kalangan
kesehatan yang diperlukan bagi dirinya para dokter istilah ini pun masih rancu.
(Kemenkes,RI,2011). Untuk Sebagian menafsirkan bahwa Dokter
mensukseskan program tersebut, Keluarga itulah yang menangani keluarga-
pemerintah bekerjasama dengan PT Askes keluarga atau pelanggannya adalah
(Persero) dalam penyelenggaran pelayanan keluarga. Sementara, sebagian lagi, justru
kesehatan. Sesuai dengan UU SJSN No. menganggapnya sebagai bentuk kelas baru
40 Tahun 2004, PT Askes (Persero) telah diantara yang sudah dikenal sebelumnya,
menyesuaikan Anggaran Dasar perusahaan seperti dokter umum dan dokter spesialis
menjadi not for profit sehingga PT Askes (Nadesul,2010).
(Persero) saat ini tidak lagi mengelola Pelayanan RJTP oleh Dokter
program Askes Komersial. PT Askes Keluarga mulai diberlakukan oleh PT
(Persero) juga tidak lagi diwajibkan Askes (Persero) sejak tahun 2003.
menyetor deviden kepada pemerintah. Harapannya adalah tercapainya kepuasan
Oleh karena itu, seluruh sisa hasil usaha peserta Askes dan optimalisasi peran PPK
PT Askes (Persero) dikembalikan untuk dasar sebagai gate keeper. Hingga akhir
pemanfaatan maksimal bagi peserta Askes tahun 2009, kira-kira sebanyak 15,7 juta
(Rusady, 2010). jiwa peserta Askes telah mendapatkan
Selama ini PT Askes (Persero) pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama
selaku badan penyelenggara pelayanan (RJTP) di Dokter Keluarga di seluruh
kesehatan menjalankan program Indonesia (Rusady, 2010).
berdasarkan “managed care system”. Di Kabupaten Tulungagung
Konsep tersebut mengintegrasikan antara terdapat sekitar 60.000 peserta Askes,
pelayanan kesehatan yang bermutu dengan sedangkan di wilayah kerja Puskesmas
rasionalitas biaya. Pelayanan tingkat Ngantru terdapat sekitar 2000 peserta
pertama / Puskesmas berperan sebagai Askes. Puskesmas Ngantru mulai
gate keeper yang menentukan sejauh mana memperluas target cakupan peserta pada
peserta membutuhkan pelayanan pada pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama
tingkat lanjutan sesuai kebutuhan (RJTP) berbasis Dokter Keluarga pada
medisnya. Pada awalnya, Puskesmas Agustus 2010 lalu. Terdapat 1.432 jiwa
merupakan Penyelenggara Pelayanan yang telah bergabung dalam pelayanan
Kesehatan (PPK) dasar utama bagi peserta Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP)
Askes. Akan tetapi, dalam perkembangan dokter keluarga dari total peserta Askes
selanjutnya, seiring dengan peran sosial sebanyak 2.000 jiwa. Sedangkan
Puskesmas sebagai penyangga upaya sebanyak 568 peserta Askes yang
kesehatan masyarakat, muncul keluhan- memanfaatkan Rawat Jalan Tingkat
Pertama di Puskesmas Ngantru. bahkan melebihi harapan, mereka akan
Berdasarkan studi awal yang dilakukan menggunakan kembali penyedia layanan
peneliti pada tanggal 20 Desember 2011 kesehatan tersebut dan menceritakannya
dengan melakukan wawancara terhadap 3 kesan positif kepada orang lain sehingga
orang peserta Askes yang sudah menjadi jumlah pelanggan akan meningkat
anggota Dokter Keluarga, didapatkan data demikian pula sebaliknya (Irawan,2008).
bahwa peserta Askes yang pertama Kebutuhan masyarakat akan
mengatakan bahwa Dokter Keluarga pelayanan kesehatan yang bermutu dan
merupakan dokter khusus untuk peserta terjangkau merupakan sesuatu yang
ASKES, seperti yang diungkapkan peserta esensial. Sehingga dengan
tersebut “Kalo menurut saya yang penyelenggaraan pelayanan kesehatan
namanya Dokter Keluarga itu ya Dokter model dokter keluarga diharapkan dapat
khusus untuk peserta ASKES dan saya menjadi “ujung tombak” dalam pelayanan
lebih suka berobat ke Dokter Keluarga tingkat pertama, yang dapat berkolaborasi
karena tidak perlu antri”. Peserta Askes dengan pelayanan kedokteran tingkat
yang kedua mengatakan “ Dokter Keluarga kedua dan dengan pelayanan kesehatan
bagi saya adalah dokter yang disediakan yang lain. Dengan pendekatan dokter
oleh pemerintah bagi peserta ASKES, tapi keluarga dimana keluarga sebagai sasaran
saya masih belum tahu pelayanan apa saja inti maka hubungan antara peserta dengan
yang diberikan”. Sedangkan peserta Askes dokternya diharapkan menjadi lebih baik
yang ketiga mengatakan bahwa “ Dokter dan kesehatan keluarga bisa diketahui
Keluarga itu khusus untuk peserta Askes lebih mendalam. Oleh karena itu,
mbak, tapi saya takutnya kalau berobat di pelayanan dokter keluarga juga diarahkan
Dokter Keluarga peralatan atau pada upaya promotif dan preventif
pengobatan tidak semanjur yang di rumah disamping upaya kuratif (PT Askes
sakit mbak”. Dari hasil wawancara Persero, 2009).
tersebut dapat disimpulkan bahwa masih Petugas kesehatan terutama pihak-
banyak peserta Dokter Keluarga yang pihak yang menangani Askes perlu
memiliki anggapan/persepsi yang salah mensosialisasikan program Dokter
mengenai Dokter Keluarga. Berdasarkan Keluarga ini sehingga masyarakat
angka kunjungan di Dokter Keluarga terutama peserta Askes mampu
wilayah Kecamatan Ngantru selama 3 memahaminya secara utuh dan benar
bulan terakhir terdapat peningkatan jumlah sehingga memanfaatkannya dengan baik.
kunjungan peserta Dokter Keluarga yaitu Informasi yang salah akan menimbulkan
bulan Desember 2011 mencapai 108 persepsi yang bermacam-macam. Setiap
kunjungan, bulan Januari mencapai 99 perubahan akan menimbulkan persepsi
kunjungan dan bulan Februari mencapai yang berbeda antara individu yang satu
115 kunjungan. dengan individu yang lainnya (Nursalam,
Pelayanan dokter keluarga yang 2001). Persepsi dipengaruhi oleh
berkualitas adalah pelayanan yang perhatian, latar belakang pendidikan,
memenuhi syarat dan ketentuan yang telah status ekonomi, budaya, suasana hati.
disepakati oleh dokter keluarga dengan PT Perbedaan tersebut membawa konsekuensi
Askes (Persero). Tidak hanya itu, dokter terhadap keberhasilan program Dokter
keluarga juga keluarga ini. Diharapkan dengan adanya
patut mempertimbangkan harapan pasien persepsi yang positif dari peserta Askes
dalam mendapatkan pelayanan, karena akan dapat meningkatkan jumlah peserta
setelah menerima jasa pelayanan Askes yang memanfaatkan keberadaan
kesehatan pasien akan membandingkannya Dokter Keluarga.
dengan apa yang diharapkan. Jika Berdasarkan uraian di atas peneliti
pelayanan yang diterima memenuhi atau tertarik untuk melakukan penelitian
tentang ” Persepsi peserta Asuransi deskriptif-analitik yang berarti interpretasi
Kesehatan (Askes) terhadap adanya terhadap isi yang dibuat dan disusun
pelayanan Dokter Keluarga (Studi secara sistematik atau menyeluruh.
Kualitatif) di wilayah kerja Puskesmas
Ngantru Tulungagung”.
HASIL PENELITIAN

BAHAN DAN CARA PENELITIAN Data yang dikaji dalam penelitian ini
adalah hasil wawancara peneliti dengan
Jenis penelitian ini adalah jenis informan berikut:
penelitian kualitatif dengan metode A. Persepsi peserta Askes terhadap
penelitian case study dengan populasi tugas Dokter Keluarga di Wilayah
semua peserta Asuransi Kesehatan (Askes) Kerja Puskesmas Ngantru
di Puskesmas Ngantru Tulungagung yang Berdasarkan hasil wawancara
sudah menjadi peserta Dokter Keluarga peneliti dengan informan, informan
sejumlah 1.432 peserta. Informan dalam mengatakan bahwa pengertian Dokter
penelitian ini adalah sebagian dari populasi keluarga adalah dokter yang
yang memenuhi kriteria inklusi sejumlah 3 disediakan oleh pemerintah, khusus
informan. untuk peserta Asuransi Kesehatan
Teknik sampling yang digunakan (Askes) dan keluarganya yang masih
dalam penelitian ini adalah purposive bisa dijamin oleh Asuransi Kesehatan
sampling yaitu tehnik penentuan sampel (Askes).
dengan cara memilih sampel diantara Persepsi informan tersebut
populasi sesuai dengan yang dikehendaki ternyata berbeda dengan pernyataan
peneliti (Nursalam, 2003). Dokter Keluarga yang bertugas di
Sampel penelitian ini mempunyai wilayah kerja Puskesmas Ngantru
ciri-ciri antara lain: peserta Asuransi yaitu;
Kesehatan (Askes) yang melakukan rawat “Kalau sesuai dengan teori yang
jalan di Dokter Keluarga, peserta Asuransi benar, yang jelas Dokter Keluarga itu
Kesehatan (Askes) yang sudah menjadi ya dokter yang disediakan oleh
anggota Dokter Keluarga dan bersedia pemerintah untuk peserta Askes, dan
untuk diteliti dengan menandatangani surat semua keluarga yang masih bisa
perjanjian dan kooperatif. dijamin oleh Asuransi Kesehatan
Penelitian ini dilaksanakan di (Askes), tetapi selain itu Dokter
Puskesmas Ngantru Tulungagung pada Keluarga juga melayani pasien
tanggal 16 Maret 2012 sampai dengan 30 umum juga, tentu saja asal mau
Maret 2012. bayar sendiri”
Instrumen yang dipakai dalam Selain menanyakan tentang
penelitian ini adalah quesioner lisan atau pengertian Dokter Keluarga, juga
wawancara. ditanyakan mengenai tugas Dokter
Pengumpulan data dilakukan dengan Keluarga.
dengan menggunakan wawancara. Dalam Untuk memperdalam
wawancara ini digunakan tehnik pengetahuan informan tentang Dokter
wawancara mendalam, terbuka secara Keluarga, peneliti juga menanyakan
mendalam dilakukan secara akrab dan persepsi informan mengenai apakah
penuh kekeluargaan kepada informan yang individu dan keluarga dari peserta
datang ke Dokter Keluarga yang ada di Askes berhak untuk mendapatkan
Wilayah Puskesmas Ngantru dan semua pelayanan dari Dokter
selanjutnya dilakukan wawancara di Keluarga, dan dari persepsi informan
rumah informan. Pengolahan data bersifat tersebut, peneliti juga melakukan
wawancara dengan Dokter Keluarga mau dirujuk ke laboratorium swasta
yang bertugas di wilayah kerja untuk memperoleh hasil yang cepat
Puskesmas Ngantru, dan Dokter dan nanti hasilnya dibawa ke Dokter
Keluarga juga menyatakan bahwa keluarga untuk memperoleh
individu dan keluarga dari peserta pengobatan yang tepat”
Askes berhak untuk mendapatkan Untuk memperjelas persepsi informan
semua pelayanan dari Dokter Keluarga tentang pelayanan Dokter keluarga,
karena sudah terdaftar menjadi peserta peneliti juga menanyakan mengenai
Dokter Keluarga. tindakan medis yang bisa dilakukan
Peneliti juga menanyakan oleh Dokter Keluarga dan hal senada
kepada informan, apabila kondisi sakit juga disampaikan oleh Dokter
yang dialami pasien parah, apakah Keluarga yang ada di Puskesmas
tindakan yang akan dilakukan oleh Ngantru yaitu:
Dokter Keluarga. “Dokter Keluarga juga melayani
tindakan medis, tetapi tindakan medis
B. Persepsi peserta Askes terhadap yang bisa dilakukan oleh Dokter
jenis pelayanan Dokter Keluarga di Keluarga adalah tindakan medis
Wilayah Kerja Puskesmas Ngantru ringan, seperti heacting dan aff
Berdasarkan hasil wawancara heacting dari luka kecil, kalau lukanya
dengan informan diketahui bahwa besar ya harus dirawat atau dirujuk ke
informan berpendapat jenis pelayanan rumah sakit”
yang ada di Dokter Keluarga meliputi
konsultasi, pemeriksaan dokter,
pengobatan, dan rujukan. C. Persepsi peserta Askes terhadap
Persepsi senada juga prosedur pelayanan Dokter
disampaikan oleh informan ke-2, Keluarga di Wilayah Kerja
hanya saja informan tersebut Puskesmas Ngantru
menambahkan bahwa di Dokter Berdasarkan hasil wawancara
keluarga juga ada fasilitas dengan informan diketahui bahwa
laboratorium kecil-kecilan dan rawat informan berpendapat untuk
luka kecil. Untuk memperdalam mendapatkan pelayanan yang ada di
pengetahuan informan tentang Dokter Keluarga peserta hanya cukup
pelayanan laboratorium, peneliti juga menunjukkan kartu Askesnya saja.
menanyakan kepada informan Sesuai dengan pernyataan ketiga
mengenai jenis pemeriksaan informan tersebut, hal senada juga
laboratorium yang ada di Dokter disampaikan oleh Dokter Keluarga
Keluarga sebagai berikut: yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas
Untuk memperjelas mengenai Ngantru yaitu:
persepsi informan tentang pelayanan “Untuk mendapatkan pelayanan
laborat di Dokter Keluarga, peneliti Dokter Keluarga, pemerintah telah
juga menanyakan langsung kepada memberikan kebebasan secara biaya
Dokter Keluarga terkait dan dan pemerintah memberikan
didapatkan jawaban sebagai berikut: keringanan dalam hal administrasi,
“Dokter Keluarga juga melayani dimana peserta hanya disuruh
pelayanan laborat dan jenis pelayanan menunjukkan kartu pesertanya saja”
laborat yang ada di Dokter Keluarga Terkait dengan bagaimana
antara lain yaitu laborat kecil-kecilan prosedur untuk mendapatkan
seperti cek GDA, kolesterol dan asam pelayanan yang ada di Dokter
urat, kalau cek laborat yang besar Keluarga, peneliti juga menanyakan
harus ke rumah sakit, atau kalau pasien kepada informan mengenai hal
tersebut, peneliti juga menanyakan mengetahui bahwa Dokter Keluarga
kepada informan mengenai kemudahan bisa melayani pasien umum.
prosedur untuk mendapatkan Persepsi atau tanggapan adalah
pelayanan Dokter Keluarga dan proses mental yang terjadi pada diri
seluruh informan mengatakan bahwa manusia yang akan menunjukkan
prosedurnya mudah. bagaiman kita melihat, mendengar,
Peneliti juga menanyakan merasakan, memberi,serta meraba
kepada Dokter Keluarga yang ada di sesuatu yang ada disekitar kita
Wilayah Kerja Puskesmas Ngantru (Widayatun, 2009). PT Askes
mengenai prosedur untuk medapatkan Indonesia, 2003, menyatakan bahwa
pelayanan dokter keluarga. pelayanan Dokter Keluarga bersifat
terbuka, artinya selain melayani
D. Persepsi peserta Askes terhadap peserta Askes, Dokter keluarga dapat
pelayanan obat Dokter Keluarga di melayani masyarakat umum.
Wilayah Kerja Puskesmas Ngantru Berdasarkan uraian di atas,
Berdasarkan hasil wawancara peneliti berpendapat bahwa persepsi
dengan informan mengenai peserta ASKES tentang pengertian
bagaimanakah prosedur untuk Dokter Keluarga pada dasarnya sudah
mendapatkan obat di Dokter Keluarga. benar tetapi belum lengkap, karena
Sesuai dengan pernyataan ternyata pelayanan Dokter Keluarga
ketiga informan tersebut, peneliti juga bersifat terbuka yang artinya selain
menanyakan kepada informan apakah melayani peserta Askes, Dokter
prosedur mendapatkan obat di Dokter Keluarga juga bisa melayani pasien
Keluarga mudah Peneliti juga umum, tentunya dengan konsekuensi
menanyakan tentang prosedur harus membayar. Mengenai tugas
pelayanan obat Dokter Keluarga Dokter Keluarga ternyata masih
tersebut kepada Dokter Keluarga yang banyak peserta Askes yang belum
ada di Wilayah Kerja Puskesmas memahami secara keseluruhan apa itu
Ngantru, dan beliau menyatakan tugas Dokter Keluarga. Mereka hanya
bahwa pelayanan obat di Dokter mengetahui sebatas pengobatan dan
Keluarga memiliki prosedur yang periksa saja.
sangat mudah.
B. Persepsi Peserta Askes Terhadap
Jenis Pelayanan Dokter Keluarga di
Wilayah Kerja Puskesmas Ngantru
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil wawancara
peneliti dengan informan, diketahui
A. Persepsi Peserta Askes terhadap bahwa ketiga informan masih belum
Tugas Dokter Keluarga di Wilayah memahami secara lengkap jenis
Kerja Puskesmas Ngantru pelayanan yang bisa diperoleh oleh
Berdasarkan hasil wawancara peserta Askes di Dokter Keluarga.
yang dilakukan peneliti dengan ketiga Mengenai pemeriksaan laborat, hanya
informan, diketahui bahwa ketiga ada satu informan yang mengatakan
informan telah mengetahui apa yang bahwa di Dokter Keluarga bisa
dimaksud dengan Dokter Keluarga memberikan pelayanan laborat kecil-
tetapi belum sempurna, dimana mereka kecilan, seperti GDA. Mengenai
menyatakan bahwa Dokter Keluarga tindakan medis apakah bisa dilakukan
adalah dokter yang disediakan oleh oleh Dokter Keluarga, satu informan
pemerintah khusus untuk peserta mengatakan bisa asalkan tindakan
ASKES dan informan belum medis yang ringan seperti rawat luka.
PT Askes Indonesia, 2003, informan mengaku mudah dan enak
menyatakan bahwa pelayanan Dokter karena mereka tidak perlu antri seperti
Keluarga bersifat komprehensif, halnya kalau mereka periksa ke
meliputi upaya promotif, upaya Puskesmas atau Rumah Sakit.
preventif dan upaya rehabilitatif dan Prosedur Pelayanan Dokter
juga termasuk penanganan kasus rujuk Keluarga (Sudayasa,2010) yaitu 1)
balik. Selain itu juga Pelayanan Dokter peserta bisa mendapatkan pelayanan
Keluarga bersifat terbuka, artinya Dokter Keluarga dengan menunjukkan
selain melayani peserta Askes, Dokter Kartu Askes atau identitas lain dalam
keluarga dapat melayani masyarakat keadaan darurat, 2) peserta
umum. mendapatkan pelayanan rawat jalan
Berdasarkan uraian di atas, tingkat pertama di Dokter Keluarga
peneliti berpendapat bahwa persepsi dan peserta menandatangani bukti
informan tentang jenis pelayanan pelayanan, 3) peserta bisa
Dokter Keluarga belum sepenuhnya mendapatkan surat rujukan ke
benar. Ketiga informan masih belum RS/Dokter Spesialis jika diperlukan
memahami secara lengkap jenis pemeriksaan atau tindakan lebih lanjut
pelayanan yang bisa diperoleh oleh yang tidak dapat ditangani oleh Dokter
peserta Askes di Dokter Keluarga. Keluarga, 4) peserta dengan penyakit
Mereka hanya tahu bahwa jenis kronis bisa mendapatkan pelayanan
pelayanan yang diberikan oleh Dokter termasuk resep obat kronis di Dokter
Keluarga hanyalah periksa, konsultasi Keluarga dengan membawa surat
dan pengobatan. Mengenai rujukan balik dari RS/Dokter Keluarga.
laboratorium dan tindakan medis tidak Berdasarkan uraian di atas,
semua informan mengetahuinya. Hal peneliti berpendapat bahwa persepsi
ini tentunya sangat disayangkan karena informan tentang prosedur pelayanan
sebenarnya banyak sekali jenis Dokter Keluarga pada dasarnya sudah
pelayanan yang bisa diberikan oleh benar, yaitu untuk mendapatkan
Dokter Keluarga, dan ini menunjukkan pelayanan Dokter Keluarga peserta
bahwa peran petugas kesehatan / tinggal menunjukkan / membawa kartu
Dokter Keluarga itu sendiri sangat peserta Askes. Dilihat dari
penting mengenai sosialisasi jenis-jenis prosedurnya, hal tersebut sangat
pelayanan Dokter Keluarga, mengingat mudah dan tidak terlalu ribet, peserta
program tersebut juga masih baru. tidak harus fotokopi dan membawa
rujukan. Hanya saja masih terdapat
C. Persepsi Peserta Askes Terhadap keluhan dari informan yang
Prosedur Pelayanan Dokter menyatakan walaupun mereka tidak
Keluarga di Wilayah Kerja antri seperti di Puskesmas ataupun
Puskesmas Ngantru Rumah Sakit, tetapi mereka harus
Berdasarkan hasil wawancara menunggu jam tertentu untuk bisa ke
peneliti dengan informan, diketahui pelayanan Dokter Keluarga.
bahwa informan sudah mengetahui
persyaratan yang harus dipenuhi oleh D. Persepsi Peserta Askes Terhadap
peserta Askes agar bisa memperoleh Pelayanan Obat Dokter Keluarga di
pelayanan Dokter Keluarga. Mereka Wilayah Kerja Puskesmas Ngantru
mengatakan bahwa untuk berobat ke Berdasarkan hasil wawancara
Dokter Keluarga cukup menunjukkan peneliti dengan informan, diketahui
Kartu ASKES yang berlaku. bahwa ketiga informan sudah
Mengenai prosedur untuk memperoleh mengetahui bagaimanakah prosedur
pelayanan Dokter Keluarga, keempat untuk memperoleh pelayanan obat
Dokter Keluarga. Mereka mengatakan KESIMPULAN
bahwa obat dapat diberikan langsung
oleh Dokter Keluarga. Ketiga informan 1. Persepsi informan tentang tugas
juga mengatakan bahwa prosedur Dokter Keluarga ternyata masih
untuk memperoleh pelayanan obat banyak peserta ASKES yang belum
Dokter Keluarga itu mudah, karena memahami secara keseluruhan apa itu
mereka tidak perlu antri seperti kalau tugas Dokter Keluarga.
mereka ambil obat di apotek. Seorang 2. Persepsi informan tentang jenis
informan juga menambahkan bahwa pelayanan Dokter Keluarga belum
bila obat tersebut tidak tersedia di sepenuhnya benar. Informan masih
Dokter Keluarga, barulah peserta belum memahami secara lengkap jenis
diberikan resep dokter untuk ditebus di pelayanan yang bisa diperoleh oleh
apotek terdekat setelah pasien ditanya peserta ASKES di Dokter Keluarga.
ini wajar, karena persepsi akan 3. Persepsi informan tentang prosedur
dipengaruhi oleh pendidikan dan juga pelayanan Dokter Keluarga pada
pengalaman seseorang. Dari keempat dasarnya sudah benar, yaitu untuk
informan terlebih dahulu. mendapatkan pelayanan Dokter
Pelayanan Obat Dokter Keluarga peserta tinggal
Keluarga antara lain yaitu menunjukkan / membawa kartu peserta
(Sudayasa,2010) yaitu 1) pelayanan Askes.
obat biasa atau obat kronis dapat 4. Persepsi peserta Askes terhadap
diperoleh berdasarkan resep Dokter pelayanan obat yang diberikan oleh
Keluarga, 2) pelayanan obat biasa : Dokter Keluarga sudah benar, hanya
resep obat dapat diambil di Apotek saja belum sempurna.
provider atau dapat diberikan langsung
oleh Dokter Keluarga apabila dalam SARAN
wilayah tersebut tidak ada Apotek atau
lokasi Apotek jauh dari Dokter 1. Bagi PT Asuransi Kesehatan (Askes)
Keluarga, Jumlah obat yang diberikan Persero
maksimal untuk 7 (tujuh) hari, 3) Diharapkan PT Asuransi Kesehatan
pelayanan obat kronis : diambil dengan (ASKES) mensosialisasikan ke peserta
menunjukkan surat rujukan balik dari Askes mengenai keberadaan dan peran
RS/Dokter Spesialis kepada Dokter dari Dokter Keluarga sehingga
Keluarga, Jumlah obat yang diberikan pemanfaatannya bisa maksimal.
maksimal untuk 30 (tiga puluh) hari. 2. Bagi Bagi Dokter Keluarga
Berdasarkan uraian di atas, Disarankan untuk memberikan
peneliti berpendapat bahwa persepsi informasi yang jelas tentang prosedur
peserta ASKES terhadap pelayanan pelayanan Dokter Keluarga kepada
obat yang diberikan oleh Dokter masyarakat / peserta ASKES.
Keluarga sudah benar, hanya saja 3. Bagi Peserta Asuransi Kesehatan
belum sempurna. Hal ini terbukti (Askes)
bahwa ketiganya hanya mampu Diharapkan untuk aktif mencari
menyebutkan bahwa pengobatannya informasi mengenai program Dokter
bisa langsung diambil di Dokter Keluarga dan diharapkan peserta
Keluarga tanpa mereka jelaskan ASKES mau memanfaatkannya secara
bagaimana untuk pelayanan yang sakit maksimal.
kronis dan akut. 4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Diharapkan penelitian ini dapat
digunakan sebagai referensi atau acuan
untuk penelitian selanjutnya mengenai
hubungan persepsi peserta Askes Askes Sosial. Jakarta: PT Askes
dengan adanya Dokter Keluarga (Persero) Kantor Pusat.
dengan tingkat kepuasan terhadap PT Askes (Persero). 2009. Pedoman
pelayanan yang diberikan. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat
Pertama oleh Dokter Keluarga
bagi Peserta Askes. Jakarta: PT
Askes (Persero)Kantor Pusat.
KEPUSTAKAAN Rachmat, J. (2000). Psikologi Komunikasi.
Bandung : PT. Remaja
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Rosdakarya.
Penelitian Suatu Pendekatan Robbins. (2003). Perilaku Organisasi II.
Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Jakarta: Pren Hallindo.
Azwar, Saifudin. 2002. Sikap Manusia Rusady, Maya Amiarny. 2010. Alternatif
Teori Skala dan Pengukurannya. Pelayanan Kesehatan Berbasis
Jakarta : Pustaka Pelajar. Dokter Keluarga. Info Askes.
Irawan H. 2008. Prinsip Kepuasan Utama, Harry Wahyudhy. 2010. Melirik
Pelanggan. Jakarta: PT Elex Media Sistem Kesehatan Berbasis
Komputindo. Kedokteran Keluarga (Dokter
Kemenkes, RI. (2011). Petunjuk Teknis Keluarga). Info Askes.
Pelaksanaan Jampersal. Jakarta. Sudayasa, Putu. 2010. 4 Paparan Prinsip
Jakarta: Salemba Medika. Pelayanan Dokter Keluarga.
Manurung, Adler H., Lutfi T. R. 2001. Available Form :
Successful Financial Planner, A http://www.puskel.com/4-paparan-
Complete Guide. Jakarta: Grasindo. prinsip-pelayanan-dokter-
Marisi, Umbu M. 2010. Alternatif keluarga/. Diakses tanggal 12
Pelayanan Kesehata Berbasis November 2011.
Dokter Keluarga. Info Askes. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Moleong, Lexy J. (2006) Metodologi Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Penelitian Kualitatif. Bandung : Bandung : Alfabeta.
PT Remaja Rosdakarya. Sulastomo. 2007. Manajemen Kesehatan.
Muninja, A. A. G. 2004. Manajemen Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kesehatan, Edisi 2. Jakarta: EGC. Walgito Bimo. (2002). Pengantar
Nadesul, Hendrawan. 2010. Masyarakat Psikologi Umum. Edisi Revisi.
Indonesia Butuh Sentuhan Dokter Yogyakarta: Andi Offset.
Keluarga. Info Askes. Walgito Bimo. (2000). Psikologi Umum
Nursalam. (2001). Proses & Dokumentasi (Suatu Pengantar). Yogyakarta:
Keperawatan Konsep & Praktik. Andi Offset.
Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan Widayatun, T.R. (2009). Ilmu Perilaku.
Metodologi Penelitian Ilmu Jakarta: CV. Sagung Seto.
Keperawatan, Jakarta: Penerbit
salemba merdeka.
PT.Askes Indonesia. 2003. Pedoman
Pelayanan Rawat Jalan Tk.I Oleh
Dokter Keluarga Bagi Peserta
Askes Sosial.
PT. Askes ( Persero). 2002. Strategy Map
PT Askes ( Persero ), PT Askes,
Jakarta.
PT Askes (Persero). 2008. Pedoman
Administrasi dan Kepesertaan

Anda mungkin juga menyukai