Anda di halaman 1dari 12

Proses Industri Kimia: Industri Plastik atau Polimer (PVC) dan Poliester

1. Pengertian Plastik
Plastik adalah polimer rantai-panjang dari atom yang mengikat satu samalain. Rantai
ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer". Plastik dapat dibentuk
menjadi film atau fiber sintetik. Plastik didesain dengan variasi yang sangat banyak dalam
properti yang dapat menoleransi panas, keras, "reliency" dan lain-lain. Digabungkan dengan
kemampuan adaptasinya, komposisi yang umum dan beratnya yang ringan memastikan
plastik digunakan hampir di seluruh bidang industri.
Plastik dapat digolongkan berdasarkan:
Termoplastik
Merupakan material yang melunak jika di panaskan (dan akhirnya akan mencair) dan
mengeras jika didinginkan, dan reaksinya dapat balik. Materialnya merupakan jenis plastik
yang bisa didaur-ulang/dicetak lagi dengan proses pemanasan ulang. Terdapat dua jenis
termoplastik, Jenis termoplstik yang pertama adalah termoplastik yang berstruktur gelas
(amorf). Jenis termolastik ini sangat berguna pada lingkungan dibawah suhu transisi
gelasnya. Jenis yang kedua adalah termoplastik berstruktur semi-kristalin. Terminology semi-
kristalin digunakan karena rantai-rantai polimer termoplastik dapat tersusun teratur dalam
tingkatan tertentu, dimana dapat menyerupai tingkat struktur Kristal pada logam. Polimer
jenis ini lebih tahan terhadap senyawa-senyawa kimia. Contoh termoplastik adalah PE, PVC,
Polstiren (PS), dan Nilon.
Termoset
Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulang/dicetak lagi. Pemanasan ulang
akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Termoset lebih keras dan lebih kuat
daripada termoplastik dan memiliki stabilitas dimensi yang lebih baik. Aplikasi termoset
biasanya pada komponen-komponen yang digunakan pada suhu tinggi. Contoh: resin epoksi,
bakelit, resin melamin, urea-formaldehida.
2. Sifat dan Jenis Plastik
Masing-masing plastik memiliki sifat-sifat yang berbeda, berikut beberapa karakteristik sifat
plastik.
1. PET atau PolyEthylene Terephthalate
Adalah Jenis Plastik yang hanya bisa sekali pakai, seperti biasa Botol air Mineral dan
hampir semua Botol minuman lainnya. PET bersifat jernih, kuat, tahan bahan kimia dan
panas, serta mempunyai sifat elektrikal baik yang Jika. Pemakaiannya dilakukan secara
berulang, terutama menampung air panas, lapisan polimer botol meleleh mengeluarkan zat
karsinogenik dan dapat menyebabkan Kanker. Pengunaan PET sangat luas antara lain :
Botol-botol untuk air mineral, soft drink, kemasan sirup, saus, selai, minyak makan.
2. HDPE atau High Density PolyEthylene
Merupakan Jenis Plastik yang aman jika dibandingkan dengan Jenis Plastik PET karena
memiliki sifat tahan terhadap suhu tinggi. Sering dipakai untuk Botol susu yang berwarna
putih susu, Tupperware, Botol Galon air minum, dan lain-lain. Meski demikian, jenis plastik
disarankan untuk tidak dipakai berulang.
3. PVC atau PolyVinyl Chloride
Merupakan Jenis Plastik yang sulit didaur ulang, seperti botol-botol Plastik dan Plastik
Pembungkus. Jangan gunakan Plastik jenis ini untuk membungkus makanan karena jenis
plastik ini memiliki kandungan PVC atau DEHA yang berbahaya untuk Ginjal dan Hati.
4. LDPE atau Low Density PolyEthylene
Merupakan Jenis Plastik yang bisa didaur Ulang, baik dipakai untuk tempat minuman
maupun makanan.
5. PP atau PolyPropylene
Memiliki sifat tahan terhadapbahan kimia (chemical Resistance) yang baik tetapi ketahan
terhadap pukul (Impact Strenght) rendah. Juga baik digunakan untuk tempat minuman
maupun makanan. Jenis Plastik semacam ini lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap
yang rendah dan biasanya digunakan untuk botol minum bayi.

6. PS atau PolyStyrene
Merupakan Jenis Plastik yang digunakan untuk tempat minum atau makanan sekali pakai.
Mengandung bahan bahan Styrine yang berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu
hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi dan sistem saraf.
3 Berdasarkan sumbernya
• Polimer alami : Kayu, kulit binatang, kapas, karet alam, rambut
• Polimer sintetis:
 Tidak terdapat secara alami : Nylon, poliester, polipropilen, polistiren
 Terdapat di alam tetapi dibuat oleh proses buatan: karet sintetis
 Polimer alami yang dimodifikasi : seluloid, cellophane (bahan dasarnya dari
selulosa tetapi telah mengalami modifikasi secara radikal sehingga kehilangan
sifat-sifat kimia dan fisika asalnya). Berdasarkan jumlah rantai karbonnya
 1 ~ 4 Gas (LPG, LNG)
 5 ~ 11 Cair (bensin)
 9 ~ 16 Cairan dengan viskositas rendah
 16 ~ 25 Cairan dengan viskositas tinggi (oli, gemuk)
 25 ~ 30 Padat (parafin, lilin)
 1000 ~ 3000 Plastik (polistiren, polietilen, dll)
4. Proses Pembuatan
A. Proses Injection Molding
Termoplastik dalam bentuk butiran atau bubuk ditampung dalam sebuah
hopper kemudian turun ke dalam barrel secara otomatis (karena gaya gravitasi)
dimana ia dilelehkan oleh pemanas yang terdapat di dinding barrel dan oleh gesekan
akibat perputaran sekrup injeksi. Plastik yang sudah meleleh diinjeksikan oleh sekrup
injeksi (yang juga berfungsi sebagai plunger) melalui nozzle ke dalam cetakan yang
didinginkan oleh air. Produk yang sudah dingin dan mengeras dikeluarkan dari
cetakan oleh pendorong hidraulik yang tertanam dalam rumah cetkan selanjutnya
diambil oleh manusia atau menggunakan robot. Pada saat proses pendinginan produk
secara bersamaan di dalam barrel terjadi proses pelelehan plastik sehingga begitu
produk dikeluarkan dari cetakan dan cetakan menutup, plastik leleh bisa langsung
diinjeksikan.

B. Proses Ekstrusi
Ekstrusi adalah proses untuk membuat benda dengan penampang tetap.
Keuntungan dari proses ekstrusi adalah bisa membuat benda dengan penampang yang
rumit, bisa memproses bahan yang rapuh karena pada proses ekstrusi hanya bekerja
tegangan tekan, sedangkan tegangan tarik tidak ada sama sekali. Aluminium,
tembaga, kuningan, baja dan plastik adalah contoh bahan yang paling banyak diproses
dengan ekstrusi. Contoh barang dari baja yang dibuat dengan proses ekstrusi adalah
rel kereta api. Khusus untuk ekstrusi plastik proses pemanasan dan pelunakan bahan
baku terjadi di dalam barrel akibat adaya pemanas dan gesekan antar material akibat
putaran screw.

Variasi dari ekstrusi plastik


1. blown film
2. flat film and sheet
3. ekstrusi pipa
4. ekstrusi profil
5. pemintalan benang
6. pelapisan kabel

C. Proses Thermoforming
Thermoforming adalah proses pembentukan lembaran plastik termoset dengan
cara pemanasan kemudian diikuti pembentukan dengan cara pengisapan atau
penekanan ke rongga mold. Plastik termoset tidak bisa diproses secara thermoforming
karena pemanasan tidak bisa melunakkan termoset akibat rantai tulang belakang
molekulnya saling bersilangan. Contoh produk yang diproses secara thermoforming
adalah nampan biskuit dan es krim.

D. Proses Blow Molding


Blow molding adalah proses manufaktur plastik untuk membuat produk-
produk berongga (botol) dimana parison yang dihasilkan dari proses ekstrusi
dikembangkan dalam cetakan oleh tekanan gas. Pada dasarnya blow molding adalah
pengembangan dari proses ekstrusi pipa dengan penambahan mekanisme cetakan dan
peniupan.

1. Plastik Konvensional

Plastik merupakan salah satu jenis polimer. Polimer lain yang umum diproduksi selain plastik
adalah serat dan karet (elastomer). Polimer sendiri merupakan molekul besar
(makromolekul) yang terbangun oleh susunan unit ulangan kimia yang kecil, sederhana dan
terikat oleh ikatan kovalen. Unit ulangan ini biasanya setara atau hampir setara dengan
monomer yaitu bahan awal dari polimer.

Berdasarkan surve , dari tahun 1970 sampai 2000, konsumsi plastik dunia makin meningkat
jauh melebihi logam besi dan baja. Ada alasan-alasan ekonomis yang dapat diterima dalam
kecenderungan tersebut. Plastik lebih ringan dan umumnya lebih tahan terhadap korosi.
Seperti logam, plastik juga dapat dipadu untuk memperbaiki sifat-sifat fisiknya. Dan jika
dihubungkan dengan kenaikan harga energi , plastik bisa diproduksi dan diproses dengan
input energi yang lebih rendah daripada logam (Stevens, 2001).

Jika diklasifikasi berdasarkan pertimbangan-pertimbangan ekonomis dan kegunaanya maka


plastik dibagi menjadi plastik komoditi dan plastik teknik (Platzer , 1981, Gillespie , 1986).

Plastik komoditi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (Stevens, 2001)

- volume yang tinggi

- harga yang murah

- plastik ini bisa dibandingkan dengan baja dan aluminium dalam industri logam

- sering dipakai dalam bentuk barang pakai-buang (disposable) seperti lapisan pengemas

Tabel 1 Contoh dan kegunaan polimer komersial (Stevens, 2001)

Polimer komersial Kegunaan atau manfaat

Polietilena massa jenis Lapisan pengemas, isolasi kawat, dan kabel, barang
rendah(LDPE) mainan, botol yang lentur, bahan pelapis

Botol, drum, pipa, saluran, lembaran, film, isolasi kawat


Polipropilena (PP)
dan kabel

Poli(vinil klorida) (PVC) Tali, anyaman, karpet, film, bahan bangunan, pipa tegar,
bahan untuk lantaui, isolasi kawat dan kabel

Bahan pengemas (busa), perabotan rumah, barang


Polistirena (PS)
mainan

Sedangkan plastik teknik memiliki ciri: (Stevens, 2001)

- harga yang lebih mahal

- volume lebih rendah

- memiliki sifat mekanik yang unggul dan daya tahan yang lebih baik
- dalam berbagai aplikasi sering bersaing dengan logam, keramik, dan gelas

Contoh : Nylon, polikarbonat, polisulfon, poliester

Jika dilihat dari sifatnya, plastik dibagi menjadi termoplastik dan termoset. Termoplastik
mempunyai sifat, jika dipanaskan akan menjadi plastis dan jika terus dipanaskan sampai
suhu lebih dari 200º C bisa mencair. Bila temperatur kemudian diturunkan (didinginkan),
material plastik akan mengeras dan dapat dibentuk kembali. Termoset setelah diproses
menjadi produk tidak dapat kembali seperti bentuk semula. Jika diumpamakan dengan
makanan, termoplastik seperti coklat yang dapat mencair dan mengeras berulang kali dan
tetap saja kita akan mendapatkan coklat, sedangkan termoset seperti biskuit yang sekali
dicetak tidak dapat kembali ke bentuknya lagi (Anonim2, 2009)

Pada saat ini, kebanyakan plastik yang digunakan adalah plastik konvensional.
Biasanya plastik konvensional ini berbahan dasar minyak bumi, gas alam, atau batu bara.
Penggunaan plastik konvensional yang terbuat dari bahan sintetik sering mengasilkan
sampah dalam kehidupan sehari-hari. Sampah ini tidak dapat didegradasi oleh
mikroorganisme atau lingkungan (Martaningtyas, 2002).

Plastik merupakan industri hilir yang menggantungkan bahan baku pada perusahaan
lain. Berikut adalah bahan baku plastik berikut asalnya: (a division of Regal Supply Company,
1999-2000)

Gambar 1.

Macam-macam bahan baku plastik (a division of Regal Supply Company, 1999-2000)

2. Proses Produksi Plastik

Secara umum proses produksi plastik di industri meliputi tiga tahap yaitu: (Hartono, 1993)

a. Pelunakan
Menggunakan panas, sehingga mudah mengalir, dan siap dibentuk oleh cetakan

b. Pembentukan

Memanfaatkan tekanan, agar plastik dialirkan dan dibentuk lewat die atau cetakan

c. Pemadatan

Bentuk akhir produk dibiarkan memadat

Berikut adalah teknik pemrosesan plastik berdasarkan sifat plastik yang akan dibuat:

Termoplastik Termoset

Cetak injeksi Cetak Kempa

Ekstrusi Cetak alih/transfer

Cetak embus Cetak injeksi

Termoforming Cetak injeksi reaktif

Cetak plastik
Cetak Putar diperkuat

Kalendering

Tabel 2. Teknik Pemrosesan Plastik (Hartono, 1993)

Dalam tabel diatas, dikenal begitu banyak teknik pemrosesan plastik. Dalam menentukan
teknik yang tepat perlu diperhatikan hal-hal berikut: (Hartono, 1993)
· Apakah komponennya termoplastik ataukah termoset
· Bentuk komponenya
· Jumlah produk yang diperlukan dan laju pembuatannya

2.1 Poli (vinil klorida) (PVC)

PVC merupakan bahan baku plastik jenis komoditi yang sering digunakan untuk
memproduksi bahan bangunan, pipa tegar, bahan untuk lantui, isolasi kawat dan kabel. Jika
dilihat dari sifatnya, plastik berbahan baku PVC merupakan termoplastik. PVC dapat dibuat
dengan cara Polimerisasi adisi yaitu polimerisasi yang disertai dengan pemutusan ikatan
rangkap diikuti oleh adisi dari monomernya yaitu etil klorida (VCM). (Anonim1, 2009)

Proses pembuatan PVC melalui reaksi Polimerisasi adisi dibutuhkan beberapa materi yaitu
Etilena, Garam Indusri (merupakan garam terbaik untuk dilakukan elektrolisis karena
kualitas kemurniannya tinggi), dan tenaga listrik.
Gambar 2. Proses Produksi PVC (Anonim5, 2008)

Dalam proses yang disebut elektrolisis, garam dilarutkan dalam air dan larutan dialiri dengan
arus listrik sehingga pada proses ini diproduksi klorin, soda kaustik, dan hidrogen. Secara
terpisah, minyak atau gas disuling dan Etilena dapat diproduksi melalui proses pemisahan
kimia yang disebut dengan ‘cracking’. Lalu Etilena dan Klorin direaksikan dan ketika Etilena
dan klorin bereaksi akan dihasilkan produk yaitu diklorida etilena (EDC); dimana selanjutnya
akan dipecah dan dihasilkan monomer etil klorida (VCM), yaitu dasar dari penyusunan poli
(vinil klorida) (PVC). Selanjutnnya PVC yang diproduksi dalam bentuk bubuk putih disebut
dengan termoplastik (Anonim5, 2008).

Contoh :

Teknik produksi plastik yang tepat untuk bahan baku PVC adalah ekstrusi. Pertama bahan
berupa PVC berbentuk butiran atau serbuk dimasukkan dalam corong, di dorong ke screw
baja. Dilairkan ke sepanjang bejana (barrel), dan dipanaskan. Kedalaman lekukan screw
makin berkurang untuk memadatkan bahannya. Pada ujung ekstruder, lelehan melalui die
dalam keadaan panas, lunak, dan mudah dibentuk. Ekstrusi ini harus segera dijaga bentuk
dan ukurannya yaitu dengan cara pendinginan menggunakan udara atau air. Dalam proses
ekstrusi, ekstrudat yang dihasilkan tidak selalu tepat sama dengan dimensi/ukuran die, yaitu
agak lebih kecil. Untuk mengatasi hal ini maka dapat digunakan alat khusus yang mampu
mengambil ekstrudat lunak dari die dengan cepat.Berikut adalah gambar mesin ekstrusi:
(Hartono, 1993)

Gambar 3. Mesin ekstrusi (Anonim4, 2007)

2.2 Poliester

Poliester merupakan bahan baku produksi plastik jenis termoset. Poliester memiliki
berat molekul yang tinggi dan titik lebur yang tinggi. Poliester sering digabungkan dengan
polimer lain untuk menambah kualitasnya, seperti pada poliester resin yang digabungkan
dengan gelas fiber, dapat diperoleh polimer plastik yang kuat, kokoh, tahan terhadap suhu
atau tidak mudah meleleh. Contoh pada perahu boat, alat-alat olahraga,dan alat-alat listrik
(Bhatnagar, 2004).

Salah satu jenis poliester adalah polifenil ester. Polimer ini di proses melalui metode
polimerisasi kondensasi dengan reaksi sebagai berikut:

HOOROH + R’ (COCl)2 H[OROCOR’CO]nCl + HCl

Dengan R’ merupakan aril radikal

Pembuatan polifenil ester di mulai dengan, bisfenol A dan NaCl direaksikan dalam air. Dan
ditambahkan larutan Sodium Laurat. Rekasi berlangsung lambat setelah penambahan 0,5
mol asam klorida dari asam dikarboksilat yang telah direaksikan dengan pelarut non reaktif.
Selama 10 menit dijadikan emulsikan dan dituangkan ke dalam aseton untuk
mengendapkan (membentuk koagulasi) polimer. Lalu di saring, dicuci dengan air dan
dikeringkan (Bhatnagar, M.S, 2004)
Polifenil ester merupakan bahan baku plastik jenis termoset. Salah satu teknik
produksi plastik yang tepat dengan bahan baku ini adalah dengan menggunakan teknik
injeksi. Pertama, bahan baku untuk plastik injeksi berupa plastik raw material yang berupa
butiran – butiran kecil plastik (Polifenil ester) di masukkan dalam hopper, setelah pressure,
kecepatan dan parameter lainya di setting, plastik raw material (material kasar) akan di
panaskan dalam barrel, selanjutnya screw berputar dan mengalirkan plastik yang mulai
meleleh, saat plastik akan di injeksikan oleh nozzle, molding unit di tutup oleh clamping unit,
setelah di tutup dan di tekan oleh clamping unit plastik di masukkan ke dalam mold unit
melalui nozzle. Setelah plastik di masukkan ke dalam molding unit, screw berhenti berputar,
lalu clamping unit menarik core mold, sehingga mold terbuka, di lanjutkan dengan melepas
produk plastik yang telah dicetak dengan menekan ejektor pada molding unit (Hasnan,
2009)

Berikut adalah gambar mesin cetak injeksi:

Gambar 4. bagian detail plastic injection machine (Hasnan, 2009)

Plastik Modern

Platik konvensional sudah lama menimbulkan masalah bagi lingkungan. Plastik berbahan
baku polimer sintetis minyak bumi tidak dapat didegradasi oleh alam, sehingga menjadi
sumber pencemaran di berbagai tempat, terutama di tanah dan air. Namun, seiring
perkembangan zaman, telah ditemukan solusi plastik ramah lingkungan atau disebut plastic
biodegrdable. Plastic biodegradable merupakan plastik yang terbuat dari bahan-bahan alami
antara lain selulosa, pati, kolagen, kasein, protein, khitosan, khitin, atau lipid dari hewan.
Bahan-bahan alami ini termasuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan sampah
plastik yang dihasilkan dapat didegradasi oleh alam dan mikroorganisme (Wawan, 2005).

Salah satu sumber bahan baku plastik biodegradable adalah klobot jagung. Klobot jagung
memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi sekitar 32%, dan sisanya hemiselulosa 32%
dan lignin 20% (Hettenhaus, 2002). Sekitar 1 ton klobot jagung yang dihasilkan akan
proporsional dengan hasil 1 ton biji jagung. Klobot jagung akan terus meningkat jumlahnya
sering meningkatnya panen jagung tiap tahun.

Berikut adalah proses pembuatan polimer biodegradabel dari klobot jagung:


a. Persiapan bahan baku polimer biodegradable

- Pembuatan serbuk klobot jagung

Klobot jagung di cuci dengan air, dipotong kecil-kecil sekitar 2 cm dan dikeringkan
dibawah terik matahari. Kemudian dilakukan penggilingan. Serbuk klobot jagung yang
dihasilakan masih mengandung komponen lain terutama lignin. Lignin dipisahkan dengan
menambahkan NaOH dalam konsentrasi pekat.

Gambar 5. Struktur Bangun Selulosa (Harnum, 2008)

- Pengolahan selulosa dalam serbuk klobot jagung

Sebagai bahan plastik biodegradable, selulosa di ubah menjadi selulosa asetat


dengan cara mereaksikan selulosa dengan asam asetat, kemudian dengan anhidrida asetat
(CH3CO)2O dan katalis asam mineral. Selulosa asetat memilki derajat polimerisasi lebih
rendah daripada umpan selulosa dikarenakan terjadinya pemutusan ikatan glukosidik
oleh katalis esterifikasi asam (Stevens, 2001)

b. Teknik pembuatan plastic dari selulosa

- Dengan menggunakan teknik thermoforming, pertama polimer dimasukkan kedalam


ekstruder yang dilengkapi dengan screw berputar dan sistem pemanasan untuk menjaga
bahan tetap lunak. Selanjutnya dicetak menjadi film kemudian dibentuk menjadi produk
plastik sesuai dengan cetakan.

Berikut adalah gambar proses thermoforming:


Gambar 6. Proses Thermoforming (Anonim3, 2009)

- Selulosa dari klobot jagung cenderung kaku sebagai bahan baku plastik, ini disebabkan oleh
derajat kristalinasi yang tinggi dari selulosa. Namun, proses asetilasi selulosa telah membuat
kekakuan selulosa menurun, sehingga diperoleh plastik selulosa asetat yang elastis. Untuk
menjaga kestabilan plastik selulosa maka perlu ditambahkan stabilizer atau disebut juga
pemlastis atau plasticizer . contoh pemlastis yang bisa digunakan adalah kanji dan tandan
kelapa sawit (TKS, serta asam laktat.)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1, 2009, Plastics, http://ifeedlotsofcats.blog.friendster.com/2008/09/plasticsss di akses


pada tanggal 27 Maret 2009

Anonim2, 2009, Konsep Dasar Ilmu Polimer, http://kimia.uny.ac.id/siokim/resources/coba.doc,


diakses pada tanggal 27 Maret 2009

Anonim3, 2009, Thermoforming,


http://www.oshore.com/products/archived/images/thermoformed4.gif, diakses pada
tanggal 31 Maret 2009

Anonim4, 2007, Drinking Straw,

http://www.madehow.com/images/hpm_0000_0004_0_img0070.jpg, diakses pada tanggal


31 Maret 2009

Anonim5, 2008, O2 Monitoring of VCM in PVC Production,

www.gesensing.com/panametricsproducts, diakses pada tanggal 31 Maret 2009


A division of Regal Supply Company, 1999-2000, Regal Plastic: Plastics Reference Handbook,
http://www.stealth316.com/misc/engineered-plastics.pdf di akses pada tanggal 27 Maret
2009

Bhatnagar, M.S, 2004, A Text Book of Polimers (Chemistry and Technology of Polimers)
(Condensation Polimers),New Delhi:S.Chand and Company LTD

Harnum, Belina, 2008, Kegunaan Hidrokrabon Dalam Kehidupan Sehari-hari,


http://persembahanku.files.wordpress.com/2007/05/molekul-selulosa.jpg, diakses pada
tanggal 31 Maret 2009

Hartomo, Anton.j, 1993, Politeknik Pemrosesan Polimer Praktis, Yogyakarta: Andi Offset

Hettenhaus J, 2002, Talking about Corn Stover with Jim Hettenhaus ISSUE NO. 2 & 4

Martaningtyas, D, 2009, Potensi Platik “ Biodegradable”, http://www.pikiranrakyat.com/cetak ?


0904/cakrawala/lainnya06.htm diakses tanggal 27 Maret 2009

Stevens, Malcolm P, 2001. Polymer Chemistry : An Introduction, diindonesiakan oleh Lis Sopyan,
cetakan pertama, PT Pradnya Paramita : Jakarta

Wawan, M, 2005, Pengaruh Jenis Plasticizer terhadap Sifat Mekanik Plastik

Biodegradabel berbahan Baku protein jagung (Zein), skripsi, FISIKA, F-MIPA, UNIBRAW,
MALANG.
Share

Anda mungkin juga menyukai