Plastik
Plastik merupakan polimer buatan yang banyak dimanfaatkan di dalam kehidupan sehari-hari. Namun, di balik manfaatnya yang banyak, plastik
juga ternyata menimbulkan dampak terhadap kesehatan dan lingkungan. Plastik dapat menimbulkan masalah terhadap lingkungan dan kesehatan.
Plastik memiliki sifat sulit diuraikan oleh mikroorganisme. Jika plastik dibuang atau ditimbun ke dalam tanah, plastik akan merusak sifat tanah.
Tanah yang mengandung plastik menjadi tidak subur. Selain itu, plastik juga dapat mengganggu kesehatan. Jika dibakar, hasil pembakaran plastik
yang berupa dioksin dapat menyebabkan kanker. Untuk menanggulangi masalah sampah plastik ini, upaya yang dilakukan antara lain mendaur
ulang dan mencari metode pembuatan plastik yang ramah lingkungan.
Merancang Molekul Plastik
Pada pertengahan abad-19, para kimiawan mulai menggunakan pengetahuan baru mereka tentang molekul organik untuk
menghasilkan bahan-bahan baru dengan sifat-sifatnya yang berharga. Plastik ditemukan oleh Leo Bakeland (1863–1944)
pada 1909. Plastik adalah molekul-molekul besar (polimer) yang memiliki ribuan gugus atom yang sama dan membentuk
ikatan. Plastik ini dibuat melalui proses polimerisasi dari monomernya dengan suhu dan tekanan tertentu. Plastik tidak
mudah terurai sehingga plastik menimbulkan masalah pembuangan limbah sehingga plastik seharusnya didaur ulang untuk
efisiensi mengurangi limbah. (Sumber: jendela IPTEK: kimia, 1997).
Plastik merupakan bagian dari molekul hidrokarbon zat yang penyusun dasarnya adalah karbon dan hidrogen. Contoh dari
ikatan kovalen diantaranya:
Ikatan tunggal C-C, ikatan ganda C=C, atau ikatan rangkap 3 C?C.
Karbon mempunyai kemampuan untuk berikatan membentuk rantai yang panjang seperti
oktane: CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3.
Plastik yang mempunyai struktur paling sederhana adalah polyethylene (PE). Umumnya susunan molekul dari PE terdiri dari
sekitar 1000 atom karbon didalam tulang punggungnya. Molekul dari plastik sering disebut dengan macro molekul karena
ukurannya sangat besar dilihat dari panjang rantai karbonnya. Untuk menyederhanakan struktur kimia dari macro molekul,
maka digunakan penyingkatan. Bagian terkecil dari rantai karbon yang panjang disebut dengan mer atau monomer.
Proses pembuatan plastik
Plastik tidak muncul dengan sendirinya, ia perlu melalui proses pembuatan sebelum bisa digunakan sebagai hal yang
bermanfaat. Bahan utama dalam membuat plastik adalah biji plastik, yaitu berupa butiran berwarna bening dan berbahan
dasar bahan kimia, stryin monomer.
1. Injection Molding
Proses ini adalah dimana plastik yang masih menjadi berupa biji plastik atau pellet dimasukkan ke dalam tabung panas. Biji
plastik yang telah masuk ke dalam tabung panas nantinya akan meleleh. Lelehannya akan dibawa ke dalam cetakan.
2. Ekstrusi
Proses ekstrusi dalam membuat plastik ini yaitu bekerja untuk menekan lelehan biji plastik hingga lebur dan menjadi halus.
3. Thermoforming
Pada proses tahap ini, biji plastik yang telah leleh dan berubah menjadi lempengan, nantinya akan dipanaskan kembali dan
masuk pada tahap proses pencetakan.
4. Blow Molding
Blow molding adalah tahap terakhir pada proses pembuatan plastik secara umum. Dimana biji plastik yang telah dilelehkan
akan dicetak dan dibuat menjadi barang yang diinginkan.
Sifat-sifat plastik
1.Ringan
Bahan plastik ringan tidak seperti bahan baku lain seperti besi / baja. Karena sifatnya yang ringan plastik banyak digunakan
sebagai bahan baku , hal ini dikarenakan jika barang sudah dipakai tidak akan terlalu membebani pengguna.
6.Lentur
Salah satu alasan plastik banyak digunakan sebagai bahan baku karena sifatnya yang lentur. sifat ini memungkinkan benda
yang dihasilkan dari plastik tidak mudah patah. Dikarenakan sifat ini plastik menjadi pilihan untuk membuat mainan plastik.
7.Tembus Pandang
Dikarenakan sifatnya yang tembus pandang plastik bisa dibentuk menjadi gelas, bahkan atap.
Simbol plastik berbahan PET berupa gambar daur ulang bernomor 1 dan terdapat tulisan PETE atau PET di bawahnya. PET
atau Polyethylene Terephthalate merupakan salah satu jenis plastik yang paling sering digunakan dalam produk minuman,
terutama botol plastik yang berwarna jernih/transparan. Misalkan botol air mineral.
Dari segi tampilan, botol plastik yang juga biasa digunakan untuk minuman ini biasanya berwarna putih susu.
Sama seperti jenis plastik PETE atau PET, plastik HDPE juga hanya dianjurkan untuk penggunaan sekali pakai lalu buang.
Meskipun terkesan aman, namun ternyata dapat juga menimbulkan zat kimia estrogen yang membahayakan janin dan
remaja.
Plastik jenis ini biasa digunakan untuk botol jus, detergen, botol sampo, dan kantong belanjaan.
Dengan sifatnya sebagai plastik kemasan sekali pakai, maka volume sampah plastik HDPE juga cukup banyak di
lingkungan.
Link Vidio pembuatan plalstik : https://youtu.be/1Gz77Mb_VFY