Anda di halaman 1dari 10

PMK Nomor 176 Tahun 2009

Pasal 2 ayat (1) Atas impor mesin, barang Berlaku


dan bahan yang dilakukan
oleh Perusahaan yang
melakukan kegiatan usaha
di bidang :
a. industri yang
menghasilkan barang;
dan/atau
b. industri yang
menghasilkan jasa, dapat
diberikan pembebasan bea
masuk.
Pasal 2 ayat (3) Pembebasan bea masuk Berlaku
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), diberikan
sepanjang mesin, barang
dan bahan tersebut :
a. belum diproduksi di
dalam negeri;
b. sudah diproduksi di
dalam negeri namun belum
memenuhi spesifikasi yang
dibutuhkan; atau
c. sudah diproduksi di
dalam negeri namun
jumlahnya belum
mencukupi kebutuhan
industri, berdasarkan daftar
mesin, barang dan bahan
yang ditetapkan oleh
menteri yang
bertanggungjawab di
bidang perindustrian atau
pejabat yang ditunjuk,
setelah berkoordinasi
dengan instansi teknis yang
terkait.
Pasal 4 ayat (1) Pembebasan bea masuk atas Berlaku
impor mesin dalam rangka
pengembangan industri,
diberikan untuk jangka
waktu pengimporan selama
2 (dua) tahun terhitung
sejak berlakunya keputusan
pembebasan bea masuk.
Pasal 5 ayat (1) Perusahaan yang melakukan Diubah ke PMK Nomor 76
pembangunan atau Tahun 2012
pengembangan, kecuali bagi
industri yang menghasilkan
jasa, dengan menggunakan
mesin produksi buatan
dalam negeri paling sedikit
30% (tiga puluh persen)
dari total nilai mesin, atas
impor barang dan bahan
dapat diberikan
pembebasan bea masuk
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) untuk
keperluan
produksi/keperluan
tambahan produksi selama
4 (empat) tahun sesuai
kapasitas terpasang, dengan
jangka waktu pengimporan
selama 4 (empat) tahun
terhitung sejak berlakunya
keputusan pembebasan bea
masuk.
Pasal 6 Fasilitas pembebasan bea Diubah ke PMK Nomor 76
masuk sebagaimana Tahun 2012
dimaksud dalam Pasal 4 dan
Pasal 5, tidak berlaku untuk
industri perakitan
kendaraan bermotor kecuali
industri komponen
kendaraan bermotor.
Pasal 8 ayat (1) Untuk mendapatkan Diubah ke PMK Nomor 76
fasilitas pembebasan bea Tahun 2012
masuk atas impor mesin,
barang dan bahan untuk
pengembangan industri,
Perusahaan mengajukan
permohonan yang
ditandatangani oleh
pimpinan Perusahaan
kepada Kepala Badan
Koordinasi Penanaman
Modal.
Pasal 8 ayat (3) Permohonan untuk Berlaku
mendapatkan fasilitas
pembebasan bea masuk atas
impor barang dan bahan
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus
dilampiri dengan : a. Surat
pernyataan dari instansi
teknis terkait yang berisi
keterangan tentang
komposisi mesin telah
memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (2),
dalam hal Perusahaan
menggunakan mesin
produksi buatan dalam
negeri; b. Daftar barang dan
bahan meliputi jumlah,
jenis, dan spesifikasi teknis
secara terinci; dan c.
Pemberitahuan pabean
impor mesin atau faktur
pembelian mesin dalam
negeri atas pengembangan
sebagaimana dimaksud
pada ayat (2).
Pasal 9 ayat (2) Dalam hal permohonan Diubah ke PMK Nomor 76
disetujui, Kepala Badan Tahun 2012
Koordinasi Penanaman
Modal atas nama Menteri
menerbitkan keputusan
pembebasan bea masuk
dengan dilampiri daftar
yang sekurang-kurangnya
memuat rincian jumlah,
jenis, spesifikasi dan
perkiraan harga dari mesin,
barang dan bahan yang
diberikan pembebasan bea
masuk serta pelabuhan
tempat pemasukan.
Pasal 9 ayat (3) Dalam hal permohonan Diubah ke PMK Nomor 76
ditolak, Kepala Badan Tahun 2012
Koordinasi Penanaman
Modal atas nama Menteri
membuat surat penolakan
permohonan dengan
menyebutkan alasan
penolakan.
Pasal 10 Perubahan atas keputusan Berlaku
pembebasan bea masuk
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (2),
hanya dapat dilakukan
apabila : a. mesin, barang
dan bahan belum diimpor;
dan b. masih dalam jangka
waktu pembebasan.
Pasal 13 Perusahaan yang Diubah ke PMK Nomor 76
mendapatkan pembebasan Tahun 2012
bea masuk, harus
menyampaikan laporan
kepada Kepala Badan
Koordinasi Penanaman
Modal mengenai realisasi
impor mesin, barang dan
bahan yang mendapat
pembebasan bea masuk
untuk pembangunan atau
pengembangan.
Pasal 14 (1) Mesin dan/atau barang dan Diubah ke PMK Nomor 76
bahan yang telah Tahun 2012
mendapatkan fasilitas
pembebasan bea masuk
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 dan Pasal 4,
wajib digunakan sesuai
dengan tujuan
pemasukannya oleh
Perusahaan yang
bersangkutan.
PMK Nomor 76 Tahun 2012

Di antara Pasal 5 dan Pasal 6 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 5A yang berbunyi sebagai
berikut:

Pasal 5A ayat (1) Terhadap Perusahaan yang Diubah ke PMK Nomor


telah memperoleh fasilitas 188/PMK.010/2015
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (1) tetapi
belum merealisasikan
seluruh importasi Barang
dan Bahan dalam jangka
waktu 4 (empat) tahun
dikarenakan adanya
ketentuan tata niaga impor
berupa kuota impor
berdasarkan peraturan
menteri yang bertanggung
jawab di bidang
perdagangan, dapat
diberikan perpanjangan
jangka waktu importasi
selama 1 (satu) tahun sejak
diterbitkan keputusan
persetujuan perpanjangan,
dengan jumlah sebesar sisa
alokasi impor yang belum
direalisasikan.
Pasal 5A ayat (3) Pemberian perpanjangan Berlaku
jangka waktu importasi
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dengan
memperhitungkan jumlah
Barang dan Bahan guna
kebutuhan produksi selama
1 (satu) tahun dan
memperhatikan penetapan
alokasi kuota yang diberikan
oleh menteri yang
bertanggung jawab di
bidang perdagangan.
Ketentuan Pasal 6 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 6 Fasilitas pembebasan bea Berlaku


masuk sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3,
Pasal 4, dan Pasal 5, berlaku
juga untuk 6ndustry
perakitan kendaraan
bermotor termasuk
6ndustry komponen
kendaraan bermotor.

Ketentuan Pasal 8 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 8 ayat (1) Untuk mendapatkan Berlaku


fasilitas pembebasan bea
masuk atas impor Mesin
dan/atau Barang dan Bahan
untuk Pengembangan
industri, Perusahaan
mengajukan permohonan
yang ditandatangani oleh
pimpinan Perusahaan
kepada Kepala Badan
Koordinasi Penanaman
Modal.
Pasal 9 ayat (2) Dalam hal permohonan Berlaku
disetujui, Kepala Badan
Koordinasi Penanaman
Modal atas nama Menteri
menerbitkan keputusan
pembebasan bea masuk
beserta lampirannya berupa
daftar yang paling sedikit
memuat jumlah, jenis,
spesifikasi, dan perkiraan
harga dari Mesin dan/atau
Barang dan Bahan yang
diberikan pembebasan bea
masuk secara rinci per
pelabuhan tempat
pemasukan.
Pasal 9 ayat (3) Dalam hal permohonan Berlaku
ditolak, Kepala Badan
Koordinasi Penanaman
Modal atas nama Menteri
membuat surat penolakan
permohonan dengan
menyebutkan alasan
penolakan.
Pasal 13 ayat (1) Perusahaan yang Berlaku
mendapatkan pembebasan
bea masuk harus
menyampaikan laporan
realisasi impor kepada
Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal paling
lambat 7 (tujuh) hari kerja
setelah realisasi impor.
Pasal 14 ayat (1) Mesin sebagaimana Berlaku
dimaksud dalam Pasal 3 dan
Pasal 4, dapat dilakukan
Pemindahtanganan setelah
digunakan paling singkat
selama 2 (dua) tahun sejak
tanggal pemberitahuan
pabean impor.

PMK Nomor 188/PMK.010/2015.

Pasal 1 angka 1 Pembebasan bea masuk Berlaku


dapat diberikan terhadap
mesin,
barang dan bahan yang
berasal dari Kawasan
Pelabuhan
Bebas dan Perdagangan
Bebas, Kawasan Ekonomi
Khusus,
atau Tempat Penimbunan
Berikat.
Pasal 3 ayat (1) Pembebasan bea masuk atas Berlaku
impor mesin untuk
pembangunan industri
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1),
diberikan untuk jangka
waktu pengimporan selama
2 .(dua) tahun terhitung
sejak berlakunya keputusan
pembebasah bea masuk.
Pasal 3 ayat (2) Jangka waktu pengimporan Berlaku
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dapat
diperpanjang sesuai dengan
jangka waktu pembangunan
industri tersebut
sebagaimana · tercantum
dalam surat persetujuan
penanaman modal.
Pasal 3 ayat (3) Perusahaan yang telah Berlaku
menyelesaikan
pembangunan industri
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2)
serta siap produksi, kecuali
bagi industri yang
menghasilkan jasa, dapat
diberikan pembebasan bea
masuk atas impor barang
dan bahan untuk keperluan
produksi paling lama 2
(dua) tahun, sesuai
kapasitas terpasang dengan
jangka waktu pengimporan
selama 2 (dua) tahun
terhitung sejak berlakunya
keputusan pembebasan bea
masuk.
Pasal 3 ayat (4) Perusahaan yang telah Berlaku
memperoleh fasilitas
sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) tetapi belum
merealisasikan seluruh
importasi barang dan bahan
dalam jangka waktu 2 (dua)
tahun, dci.pat diberikan
perpanjangan waktu
importasi selama 1 (satu)
tahun terhitung sejak
tanggal berakhirnya fasilitas
pembebasan bea masuk
berdasarkan keputusan
sebagaimana dimaksud
pada ayat (3).
Pasal 4 ayat (1) Pembebasan bea masuk atas Berlaku
impor mesin dalam rangka
pengembangan industri,
diberikan untuk jangka
waktu pengimporan selama
2 (dua) tahun terhitung
sejak berlakunya keputusan
pembebasan bea masuk.
Pasal 4 ayat (3) Perusahaan yang telah Berlaku
menyelesaikan
pengembangan industri,
kecuali bagi industri yang
menghasilkan jasa,
sepanjang menambah
kapasitas paling sedikit 30%
(tiga puluh persen) dari
kapasitas terpasang, dapat
diberikan pembebasan bea
masuk atas barang dan
bahan untuk keperluan
tambahan produksi paling
lama 2 (dua) tahun; untuk
jangka waktu pengfrnporan
selama 2 (dua) tahun sejak
berlakunya keputusan
pembebasan bea masuk.
Pasal 5B ayat (1) Perusahaan yang Berlaku
rnelakukan pembangunan,
kecuali bagi industri yang
menghasilkan jasa, dengan
menggunakan mesin
produksi asal impor yang
dibeli di dalam negeri, dapat
diberikan pembebasan bea
masuk atas impor barang
dan bah.an untuk keperluan
produksi selama 2 (dua)
tahun sesuai kapasitas
terpasang, dengan jangka
waktu pengimporan selama
2 (dua) tahun terhitung
sejak tanggal berlakunya
keputusan pembebasan bea
masuk.

Pasal 5B ayat (3) Perusahaan yang telah Berlaku


memperoleh fasilitas
pe1nbebasan bea masuk
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2)
tetapi belum merealisasikan
seluruh importasinya dalam
jangka waktu 2 (dua) tahun,
dapat diberikan
perpanjangan waktu
importasi selama 1 (satu)
tahun terhitung sejak
tanggal berakhirnya fasilitas
pembebasan bea masuk.

Anda mungkin juga menyukai