Anda di halaman 1dari 5

PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI BETON

DI LABORATORIUM
PB - 0304 - 07

1) MAKSUD
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk pembuatan dan perawatan benda uji beton di
laboratorium sampai saat pengujian dilakukan dengan ketelitian dalam pengawasan
bahan dan kondisi pengujian menggunakan beton yang dipadatkan dengan cara
ditusuk atau digetarkan.

2) REFERENSI
SNI 03-2493-1991

3) PERALATAN
Peralatan yang dipakai untuk pembuatan dan perawatan benda uji di
laboratorium antara lain :
a. Cetakan
b. Batang penusuk/Penggetar internal/Penggetar eksternal
c. Alat Uji Slump
d. Wadah Adukan/mesin pengaduk(mixer)
e. Alat Uji Kadar Udara
f. Timbangan
g. Pengaduk Beton
h. Pa lu karet
i. Sekop

4) CONTOH UJI
Tidak ada benda uji khusus dalam pengujian ini.

5) LANGKAH-LANGKAH PENGUJIAN
Langkah-langkahnya antara lain :
a. Menyiapkan cetakan yang akan digunakan.
b. Menimbang masing-masing bahan sesuai dengan jumlah bahan yang ditetapkan
dari hasil rancang campur beton (concrete mix design); untuk kemudahan kerja,
aduklah beton dalam sebuah wadah yang memiliki kapasitas 10% melebihi dari
adukan beton.
c. Mencampur semua bahan yang telah ditimbang dengan menggunakan tangan atau
mesin pengaduk (mixer);
Mengaduk dengan menggunakan mesin pengaduk (mixer) dilakukan dengan
langkah-langkah berikut:
59
Menjalankan mesin aduk terlebih dahulu kemudian masukan agregat kasar dan
sejumlah air adukan, atau di sesuaikan dengan tipe mesin adukan. Apabila
digunakan bahan tambahan untuk beton, bahan tersebut dicampurkan terlebih
dahulu pada air adukan atau disesuaikan dengan petunjuk penggunaan.
Kemudian menambahkan agregat halus, semen, dan seluruh sisa air adukan.
Apabila penambahan bahan tersebut tidak dapat dilakukan pada saat mesin aduk
berjalan, maka mesin aduk dapat dihentikan terlebih dahulu.
Beton diaduk kembali setelah seluruh bahan masu kedalam tempat pengaduk
(mixer) selama 3 menit.
Memberhentikan mesin selama 3 menit dan selama berhenti lanjutkan
pengadukan kembali sampai rata betul selama 2 menit. Lalu mengeluarkan
campuran beton dari mesin pengaduk. Setelah semua campuran beton di
keluarkan, membersihkan sisa-sisa adukan yang masih menempel. Mengaduk
kembali campuran beton dengan menggunakan sendok aduk atau sekop sampai
didapatkan adukan yang rata. Mengaduk dengan menggunakan tangan
dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
Mencampur semen dengan bubuk bahan tambahan (apabila berupa bubuk tidak
larut dalam air) dan pasir tanpa air terlebih dahulu hingga didapatkan campuran
yang rata. Menambahkan agregat kasar dan mengaduknya tanpa air terlebih
dahulu sampai distribusi kerikil terlihat rata betul dan sempurna. Selanjutnya air
adukan yang telah tercampur dengan bahan tambahan (bila digunakan berupa
cairan), menambahkan dan mengaduk sampai didapatkan beton yang homogen
dan kekentalan yang sesuai dengan beton yang di inginkan.

d. Setelah adukan merata dan homogen, kami melakukan pengujian slump, bobot isi
dan kadar udara.
e. Setelah selesai menguji slump, bobot isi dan kadar udara, memasukan kembali
campuran kedalam wadah adukan.
f. Mengaduk kembali dengan sendok aduk atau sekop sampai adukan rata dan
homogen.
g. Melakukan pencetakan benda uji.
Melakukan pencetakan benda uji dengan ketentuan sebagai berikut:
 Meletakan sekop atau sendok aduk dibawah permukaan bagian atas
cetakan dimana adukan beton akan dituang.
 Memasukan adukan beton kedalam cetakan secara berlapis sesuai
dengan jenis benda uji.

Jenis Benda Tinggi Cara Jumlah Tebal lapisan


Uji (mm) pemadatan lapisan (mm)

60
<300 Ditusuk 3 100
Silinder >300 Ditusuk Sesuai kebutuhan 100
<400 Digetar 2 200
>400 Digetar 3 atau lebih 200
<200 Ditusuk 2 100
Kubus >200 Ditusuk 3 atau lebih 100
<200 Digetar 1 200
>200 Digetar 2 atau lebih 200

 Memadatkan beton dengan pemilihan metoda yang akan digunakan


berdasarkan nilai slump, jika:
o Nilai slump >75 mm,pemadatan dilakukan dengan cara penusukan.
o Nilai slump antara 25 mm dan 75 mm, pemadatan dilakukan
dengan cara penusukan atau penggetaran internal.
o Nilai slump <25 mm, maka pemadatan dilakukan dengan cara
penggetaran.
 Selanjutnya meratakan beton dengan menggunakan alat
penusuk terlebih dahulu untuk pemadatan awal. Pada lapisan akhir,
menambahkan adukan beton sampai melebihi permukaan cetakan agar tidak
perlu menambahkan kembali setelah beton memadat.

Memadatkan dengan cara menusuk:


Jika memadatkan dilakukan dengan menusuk, maka diameter batang penusuk
dan jumlah tusukan sebagai berikut:

Jenis Benda Uji Diameter batang Jumlah pemadatan


Penusuk (mm) Tiap lapisan
Silinder dengan
diameter(mm)
50−150 10 25
160 16 25
200 16 50
250 16 75
Kubus dengan
luas
(cm2)

61
160 10 25
160−310 10 1×kali 7 cm2 luasan
320 16 1×kali 7 cm2 luasan

 Menusuk lapisan yang paling bawah hingga menembus ketebalannya.


 Penusukan dilakukan secara merata pada penampang pernukaan cetakan. Untuk
setiap lapisan atas, membiarkan batang penusuk menembus sedalam 12 mm
(untuk lapisan setebal 100 mm) atau 25 mm (untuk lapisan setebal >100 mm)
kedalam lapisan dibawahnya.
 Setelah selesai menusuk (pada masing-masing lapisan), memukul-mukul bagian
luar secara ringan dengan palu karet agar lubang udara tertutup.
 Setelah menusuk seleruh lapisan, meratakan permukaan cetakan dengan alat
perata hingga permukaan benda uji licin.
Memadatkan dengan cara menggetarkan:
Lamanya menggetarkan tergantung pada tingkat kemudahan pengerjaan beton
dan efektifitas dari alat getar. (Pada umumnya menggetarkan cukup dilakukan
sampai permukaan beton menjadi licin). Menggetarkan dilakukan terus
menerus pada setiap lapisan sampai diperoleh beton yang cukup padat.
Penggetaran yang berlebihan akan menyebabkan pemisahan agregat dan pasta
semen. Menuangkan semua beton kedalam setiap lapisan cetakan sebelum
penggetaran dilakukan khusus untuk mencetak benda uji berbentuk silinder,
kami mengunakan tiga sisipan penggetar pada titik yang berbeda untuk setiap
lapisan. Membiarkan penggetar menembus melalui lapisan yang sedang
menggetar dan kedalam lapisan dibawahnya. Setelah menggetarkan masing-
masing lapisan, memukul bagian luar bagian luar cetakan sebanyak 10 sampai
15 kali dengan palu/pemukul. Melicinkan permukaan selama
penggetaran,jika menggunakan alat getar eksternal (meja getar) atau sesudah
menggetarkan jika menggunakan alat penggetar internal.

h. Setelah selesai mencetak,menutup benda uji dengan bahan yang tidak mudah
menyerap air, tidak reaktif dan mudah digunakan tetapi juga harus dapat menjaga
kelembaban sampai saat contoh uji terlepas dari cetakan.
i. Melepaskan benda uji dari cetakan setelah 20 jam dan jangan lebih dari 48 jam
setelah pencetakan.
j. Melakukan perawatan benda uji sampai saat melakukan pengujian.

MERAWAT BENDA UJI


Langkah-langkah perawatan benda uji adalah sebagai berikut :

62
 Menjaga permukaan cetakan bagian luar agar jangan sampai berhubungan
langsung dengan air selama 24 jam pertama setelah mencetak beton, sebab
dapat merubah air dalam adukan dan menyebabkan rusaknya benda uji.
 Merendam seluruh benda uji dalam air yang mempunyai suhu 23 ± 2ºC,
mulai melepasnya dari cetakan hingga saat menguji.
 Ruang penyimpanan harus bebas dari getaran terutama pada waktu 48 jam
pertama setelah menyimpan benda uji.
 Merawat benda uji dapat dilakukan dengan cara merendamnya di dalam
air jenuh kapur atau menyimpannya dalam ruang lembab atau dalam lemari
lembab.
 Menjaga benda uji dari tetesan air atau aliran air dari luar. Khusus benda
uji kuat lentur, minimum 24 jam sebelum mengujinya harus direndam dahulu
di dalam air yang jenuh kapur dengan suhu 23 ± 2ºC .
 Setelah mengeluarkan benda uji dari tempat perendaman beberapa saat
sebelum melakukan pengujian agar permukaannya cukup kering terlebih
dahulu.

63

Anda mungkin juga menyukai