Anda di halaman 1dari 6

form aplikasi dan

perjanjian kerja sama


merchant bank mandiri

mandiri call 14000 | www.bankmandiri.co.id


MID Eksisting (untuk permohonan penambahan outlet/edc) : ID SR :

FORMULIR APLIKASI MERCHANT


Nama Merchant (DBA Name) :
Alamat :
Nama Gedung/Mall/Kompleks & Lantai :
Nama Jalan :

Kecamatan :
Kota / Kode Pos : /
Email Outlet :
Telepon Outlet :
Status Outlet : Milik sendiri / sewa (sampai dengan)
Jam Operasional :

Nama Penghubung (Manajer Toko) :


Handphone :

Rekening Penampungan :
Rekening Atas Nama :
Tipe Rekening : Tabungan Reguler / Tabungan Bisnis / Giro / (coret yang tidak sesuai)
Nama Bank :

Nama Merchant Resmi (Official Name) :


Alamat :
Nama Gedung/Mall/Kompleks & Lantai :
Nama Jalan :

Kota/Kode Pos : /
Telepon : Email :
Jumlah Cabang :
NPWP :
Email Kantor Pusat :

Nama Pemilik/Pengurus :
Alamat :
Nama Gedung/Mall/Kompleks & Lantai :
Nama Jalan :

Kota/Kode Pos : /
Handphone : Telepon :
NPWP Pemilik/Pengurus :
No. ID KTP/KITAS/KTAP/............ :

Bentuk Usaha : PT CV Yayasan Koperasi Perorangan Lainnya: .......................................


Bidang Usaha Sesuai NIB/KBLI :
Lama Berdiri : Tahun Bulan
Sales Volume Per Tahun : Rp
Jumlah Karyawan : Orang Luas Tempat Usaha: m2
Lingkungan usaha : Daerah Bisnis Industri Pemukiman Pusat Belanja Lainnya

Mesin EDC Bank Lain yang Dimiliki : Bank MDR Bank MDR
BCA % CIMB %
BNI % ……………… %
BRI % ……………… %

Mesin EDC yang Dibutuhkan : Jenis EDC dan Jumlah


PSTN GPRS WIFI LAN Lainnya
Rata-rata Nominal Per Transaksi : Rp
Komitmen Sales Volume Per Bulan : Rp
Komitmen Frekuensi Transaksi Per Bulan :
Komitmen Pengendapan Dana Per Bulan : • Giro : Rp /equivalen
• Tabungan : Rp /equivalen
• Deposito : Rp /equivalen

Tanggal : / / dd/mm/yy Tanda Tangan Pemilik/Pengurus :

Diisi Oleh Bank : Kode Cabang Akuisisi : Kode Cabang Lokasi : Kode cabang Rekening :

Yang Diusulkan : Kartu Debit On Us :......... % Kartu Visa :......... % Kartu Prabayar On Us :......... %
Kartu Kredit On Us :......... % Kartu MasterCard :......... % Kartu Prabayar Off Us :......... %
Kartu Debit Off Us NPG :......... % Kartu JCB :......... % QRIS :......... %
Kartu Kredit Off Us NPG :......... % Kartu Union Pay :......... % Lainnya :......... %

Biaya Administrasi : Jenis EDC Biaya Per Bulan


• PSTN Rp Catatan:
• GPRS Rp
• WIFI Rp
• LAN Rp
• Lainnya Rp

Segmen Merchant : Anchor Strategic Retail


Serah Terima Dokumen : Aplikasi Merchant + Perjanjian Merchant
Akte Pendirian + Perubahan
Kartu Identitas (KTP/KITAS/KITAP)
SIUP
TDP/NIB
Proses Diserahkan Diperiksa Diinput
SK Kemenkumham
Lainnya : …………………………… Tanggal

Tanda
Tangan
Nama
PERJANJIAN MERCHANT
No PKS : ......................................................................................................................................................................................................................................................................................................

Perjanjian ini dibuat pada hari ..................................................., tanggal ............................................................., bulan ......................., tahun ............................................................ ( ....... – ....... – ....... )
oleh dan antara:

I. PT BANK MANDIRI (PERSERO), Tbk., berkedudukan di Jakarta Selatan dan berkantor pusat di Plaza Mandiri Jalan Gatot Subroto Kav.36-38, Jakarta 12190,
yang didirikan berdasarkan hukum negara Republik Indonesia, dalam hal ini diwakili oleh ................................................................................., dalam kedudukannya selaku
................................................................................, untuk selanjutnya disebut “BANK”.

II. ..............................................................................................................................., berkedudukan di ................................................................................................................................................., berkantor pusat


di ........................................................................................................................................................, yang didirikan berdasarkan hukum negara Republik Indonesia dalam hal ini diwakili
oleh ......................................................................., yang bertindak dalam jabatannya selaku .................................................................................. oleh karenanya sah bertindak untuk dan
atas nama......................................................................., untuk selanjutnya disebut sebagai “MERCHANT”.
Selanjutnya BANK dan MERCHANT secara bersama-sama disebut “Para Pihak” dan secara masing-masing disebut Pihak.

Para Pihak dalam kedudukannya sebagaimana tersebut di atas terlebih dahulu menerangkan:
1. Bahwa BANK adalah acquirer yang telah memperoleh izin dari Bank Indonesia, yang berhak memproses transaksi kartu kredit dan/atau kartu debit dan/atau
uang elektronik.
2. Bahwa MERCHANT adalah pemilik usaha yang membutuhkan Sarana Bank untuk menerima transaksi pembayaran.
3. Bahwa Para Pihak bermaksud untuk bekerjasama sehubungan dengan penerimaan pembayaran menggunakan kartu kredit, dan / atau kartu debit dan /
atau uang elektronik untuk kepentingan transaksi yang terjadi dalam lingkungan usaha MERCHANT.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas Para Pihak setuju dan sepakat untuk mengikatkan diri dalam PERJANJIAN MERCHANT (untuk selanjutnya disebut
“PERJANJIAN”) dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut:

Pasal 1: Definisi

Kecuali ditetapkan lain, maka dalam PERJANJIAN ini yang dimaksud dengan:
1. ACQUIRER adalah bank yang telah memperoleh izin dari otoritas yang berwenang untuk melakukan kerja sama dengan MERCHANT dalam memproses
TRANSAKSI pembayaran dengan KARTU DEBIT dan/atau KARTU KREDIT dan/atau UANG ELEKTRONIK.
2. CREDIT SLIP adalah nota untuk pembatalan penjualan barang/jasa dengan KARTU yang diberikan kepada PEMEGANG KARTU.
3. ISSUER adalah bank atau lembaga selain bank yang telah memperoleh izin dari otoritas yang berwenang untuk menerbitkan KARTU.
4. KARTU adalah KARTU KREDIT dan/atau KARTU DEBIT dan/atau KARTU PRABAYAR.
5. KARTU DEBIT adalah kartu yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk
transaksi pembelanjaan, dimana kewajiban PEMEGANG KARTU dipenuhi seketika dengan mengurangi secara langsung simpanan PEMEGANG KARTU
BANK.
6. KARTU KREDIT adalah kartu yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk
transaksi pembelanjaan dimana kewajiban pembayaran PEMEGANG KARTU dipenuhi terlebih dahulu oleh ACQUIRER atau penerbit, dan PEMEGANG KARTU
berkewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu yang disepakati baik dengan pelunasan secara sekaligus ataupun dengan pembayaran secara
angsuran.
7. KARTU PRABAYAR adalah UANG ELEKTRONIK berbasis chip yang berisi data saldo dan mutasi TRANSAKSI serta dapat digunakan untuk bertransaksi di
MERCHANT.
8. MERCHANT adalah penjual barang dan/atau jasa yang menerima pembayaran dari TRANSAKSI menggunakan KARTU dan/atau UANG ELEKTRONIK.
9. OTORISASI adalah persetujuan dari BANK yang diberikan kepada MERCHANT berupa nomor kode otorisasi untuk menerima TRANSAKSI di SARANA BANK.
10. PEMEGANG KARTU adalah pengguna yang sah dari KARTU.
11. PENGGUNA UANG ELEKTRONIK adalah pihak yang menggunakan UANG ELEKTRONIK.
12. SARANA BANK adalah terminal Electronic Data Capture (EDC) dan perlengkapannya yang disediakan oleh BANK untuk memproses TRANSAKSI di
MERCHANT, guna memperoleh OTORISASI dan mencetak SALES DRAFT.
13. SALES DRAFT adalah bukti tertulis atas TRANSAKSI yang telah mendapatkan OTORISASI dari BANK yang dikeluarkan melalui SARANA BANK.
14. SETTLEMENT adalah proses pengiriman data TRANSAKSI melalui SARANA BANK oleh MERCHANT ke ACQUIRER agar ACQUIRER dapat melakukan pemba-
yaran ke MERCHANT dan ISSUER dapat melakukan penagihan ke PEMEGANG KARTU dan/atau PENGGUNA UANG ELEKTRONIK.
15. TRANSAKSI adalah pembelian yang sah dimana pembayarannya menggunakan KARTU atau UANG ELEKTRONIK di SARANA BANK.
16. UANG ELEKTRONIK adalah alat pembayaran yang diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh PENGGUNA UANG ELEKTRONIK kepada
ISSUER dan memiliki nilai uang yang disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti server atau chip dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran
di MERCHANT.
17. POWER BUY adalah program kerja sama antara BANK dengan MERCHANT dalam bentuk pemberian fasilitas cicilan kepada PEMEGANG KARTU yang
menggunakan fasilitas KARTU KREDIT atas pembelian barang dan/atau jasa yang dijual oleh MERCHANT.

Pasal 2: Ruang Lingkup Kerja Sama

1. PERJANJIAN ini mengatur kerja sama dalam layanan TRANSAKSI penerimaan UANG ELEKTRONIK dan/atau KARTU yang diterbitkan oleh ISSUER di tempat
usaha MERCHANT dengan menggunakan SARANA BANK.
2. BANK dengan ini menunjuk MERCHANT berdasarkan PERJANJIAN ini dengan memberikan kewenangan kepada MERCHANT untuk melaksanakan
TRANSAKSI secara elektronik melalui SARANA BANK di tempat usaha MERCHANT secara aman sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 3: Penerimaan Transaksi

1. MERCHANT wajib menerima TRANSAKSI yang dilakukan oleh PEMEGANG KARTU dan/atau PENGGUNA UANG ELEKTRONIK tanpa batasan minimum
pembayaran dan memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada PEMEGANG KARTU dan/atau PENGGUNA UANG ELEKTRONIK.
2. Dalam penerimaan TRANSAKSI, MERCHANT wajib melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Memastikan TRANSAKSI dilakukan oleh PEMEGANG KARTU.
1) Memastikan masa berlaku dan keaslian KARTU sesuai dengan prosedur dan petunjuk yang diberikan BANK.
2) Memastikan nomor KARTU yang tertera pada SARANA BANK dan/atau SALES DRAFT telah sesuai dengan nomor KARTU yang tertera pada fisik KARTU.
3) Menggunakan SARANA BANK dan mendapatkan OTORISASI dari BANK.
4) Mencetak SALES DRAFT melalui SARANA BANK.
b. Dalam hal timbul keraguan atas penerimaan KARTU sebagaimana huruf a, maka MERCHANT wajib menghubungi bagian OTORISASI BANK pada saat
proses penerimaan TRANSAKSI KARTU berlangsung atau atas pertimbangan sendiri MERCHANT dapat menolak KARTU.
3. Dalam hal terjadi pembatalan TRANSAKSI KARTU baik atas permintaan BANK dan/atau PEMEGANG KARTU dan/atau MERCHANT, maka MERCHANT wajib
melakukan:
a. Proses Void pada SARANA BANK, apabila pembatalan dilakukan sebelum proses SETTLEMENT.
b. Membuat CREDIT SLIP yang disediakan oleh BANK, apabila proses SETTLEMENT telah dilakukan dan menyerahkan kepada BANK selambat-lambatnya 5
(lima) hari kalender sejak tanggal TRANSAKSI.
Pasal 4: Otorisasi

1. MERCHANT harus memperoleh OTORISASI dan nomor kode OTORISASI dari BANK melalui SARANA BANK.
2. Nomor kode OTORISASI yang diakui oleh BANK adalah yang dikeluarkan oleh SARANA BANK.
3. MERCHANT wajib membatalkan dan/atau menolak TRANSAKSI atas permintaan BANK apabila KARTU dan/atau UANG ELEKTRONIK diduga palsu atau
bermasalah.

Pasal 5: Settlement

1. MERCHANT wajib melakukan SETTLEMENT/penyelesaian TRANSAKSI setiap hari sebagaimana telah ditentukan oleh BANK.
2. Apabila SETTLEMENT pada ayat (1) Pasal ini, tidak dapat dilakukan karena kerusakan mesin dan/atau gangguan lainnya, maka MERCHANT wajib
menghubungi BANK paling lambat 3 (tiga) hari kalender dari tanggal TRANSAKSI.
3. Segala kerugian yang timbul dikarenakan kelalaian/kesengajaan MERCHANT sesuai dengan ayat (1) dan (2) Pasal ini merupakan tanggung jawab
MERCHANT sepenuhnya.
4. BANK berhak menunda pembayaran kepada MERCHANT untuk TRANSAKSI yang masih dalam proses konfirmasi kepada ISSUER.

Pasal 6: Pembayaran Tagihan

1. BANK akan melakukan pembayaran tagihan yang telah dilakukan SETTLEMENT sebagaimana yang diatur dalam Pasal 5 PERJANJIAN ini kepada MERCHANT
sesuai dengan hari pembayaran yang ditentukan BANK.
2. Nominal pembayaran tagihan sebagaimana yang diatur dalam ayat (1) Pasal ini akan dilakukan setelah dikurangi Merchant Discount Rate sebagaimana
yang diatur dalam Pasal 7 yang telah disetujui oleh BANK ke rekening MERCHANT yang tercantum pada Formulir Aplikasi Merchant.
3. Apabila terdapat perbedaan jumlah nominal tagihan yang terdapat dalam catatan MERCHANT dengan BANK, maka BANK akan melakukan pembayaran
sesuai dengan nominal tagihan yang tercatat pada sistem BANK.

Pasal 7: Biaya-Biaya

1. Atas transaksi penerimaan KARTU, MERCHANT setuju dibebankan discount rate tertentu sebesar persentase dari jumlah nilai TRANSAKSI kepada BANK sebesar:
a. KARTU KREDIT BANK : ........... % (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . persen).
1) POWER BUY cicilan 3 bulan : ........... % (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . persen).
2) POWER BUY cicilan 6 bulan : ........... % (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . persen).
3) POWER BUY cicilan 12 bulan : ........... % (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . persen).
b. KARTU DEBIT BANK : ........... % (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . persen).
c. KARTU DEBIT OFF US NPG : ........... % (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . persen).
d. KARTU KREDIT OFF US NPG : ........... % (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . persen).
e. KARTU KREDIT OFF US
1) VISA : ........... % (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . persen).
2) MASTERCARD : ........... % (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . persen).
3) JCB : ........... % (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . persen).
4) UNIONPAY : ........... % (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . persen).
f. KARTU PRABAYAR ON US : ........... % (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . persen).
g. KARTU PRABAYAR OFF US : ........... % (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . persen).
h. QRIS : ........... % (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . persen).
i. KARTU yang diterbitkan oleh : ........... % (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . persen).
bank atau asosiasi lainnya
2. Atas penggunaan sarana yang disediakan oleh BANK untuk menerima dan memproses TRANSAKSI KARTU dan/atau UANG ELEKTRONIK, MERCHANT setuju
untuk membayar biaya administrasi sesuai dengan yang ditentukan BANK.
3. MERCHANT wajib mengganti kerusakan pada mesin EDC milik BANK yang diakibatkan kelalaian/kesengajaan MERCHANT, adapun biaya penggantian
kerusakan sesuai dengan yang ditentukan BANK.
4. Berkenaan dengan Pasal ini, MERCHANT memberikan kuasa kepada BANK untuk melakukan pendebetan atas rekening MERCHANT tercantum pada
Formulir Aplikasi Merchant.
5. Biaya-biaya lain yang mungkin timbul akan diberitahukan oleh BANK secara tertulis kepada MERCHANT melalui dokumen terpisah yang menjadi satu
kesatuan dan bagian tidak terpisahkan dari PERJANJIAN ini.

Pasal 8: Aktivitas Yang Tidak Diperkenankan

1. Dalam hal penerimaan TRANSAKSI, MERCHANT tidak diperkenankan untuk:

a. Melakukan penerimaan TRANSAKSI yang tidak sesuai dengan prosedur yang diatur pada Pasal 3 PERJANJIAN ini.
b. Melakukan pemecahan nilai TRANSAKSI (split TRANSAKSI) untuk menghindari pelanggaran terhadap ketentuan BANK.
c. Menerima KARTU dari PEMEGANG KARTU yang digunakan untuk pembiayaan kembali hutang yang telah ada atau untuk menggantikan suatu cek yang
ditolak, kecuali diatur berbeda berdasarkan undang-undang yang berlaku.
d. Melayani TRANSAKSI penarikan tunai dengan KARTU KREDIT.
e. Mengenakan biaya tambahan dalam bentuk apapun kepada PEMEGANG KARTU dan / atau PENGGUNA UANG ELEKTRONIK.
f. Mengembalikan uang tunai kepada PEMEGANG KARTU dan/atau PENGGUNA UANG ELEKTRONIK apabila TRANSAKSI tidak terjadi / batal / transaksi ganda
atau terjadi kelebihan input nominal TRANSAKSI pada SARANA BANK.
g. Menerima titipan TRANSAKSI dari pihak ketiga atau dari cabang/outlet MERCHANT lainnya.
h. Meminjamkan SARANA BANK kepada pihak ketiga atau cabang MERCHANT lainnya.
i. Melakukan TRANSAKSI dengan menggunakan KARTU dan/atau UANG ELEKTRONIK atas namanya pemilik/keluarga di MERCHANT milik sendiri.
j. Menerima pembayaran dengan KARTU dan/atau UANG ELEKTRONIK atas barang dagangan atau jasa yang berbeda dari jenis usaha MERCHANT.
k. MERCHANT menjalankan usaha yang tidak sesuai dengan PERJANJIAN.
l. Mendokumentasikan dan/atau menyimpan data KARTU dan/atau UANG ELEKTRONIK dengan alat selain SARANA BANK
m. Mengalihkan PERJANJIAN ini kepada pihak manapun tanpa persetujuan terlebih dahulu dari BANK.
n. Melakukan usaha yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. BANK berhak melakukan investigasi terhadap MERCHANT apabila terdapat indikasi pelanggaran ketentuan dalam ayat (1) Pasal ini.

3. Apabila MERCHANT diduga kuat oleh BANK dan/atau terbukti melanggar ketentuan dalam ayat (1) Pasal ini, maka:
a. Seluruh TRANSAKSI yang tidak sah atau yang tidak diakui oleh PEMEGANG KARTU dan/atau PENGGUNA UANG ELEKTRONIK dan/atau ISSUER akan
menjadi beban dan tanggung jawab MERCHANT.
b. BANK berhak melakukan penangguhan pembayaran tagihan sebesar jumlah nominal TRANSAKSI.
c. BANK berhak mengakhiri PERJANJIAN ini dengan pemberitahuan terlebih dahulu.
Pasal 9: Chargeback

1. Chargeback adalah penagihan kembali atas pembayaran yang telah dilakukan oleh BANK kepada MERCHANT.
2. Dalam hal terjadi chargeback yang disebabkan oleh:
a. Barang dikembalikan dan / atau TRANSAKSI telah dibatalkan oleh PEMEGANG KARTU dan/atau PENGGUNA UANG ELEKTRONIK dengan persetujuan BANK.
b. MERCHANT tidak dapat menyerahkan bukti TRANSAKSI dalam batas waktu yang ditentukan oleh BANK.
c. SALES DRAFT telah dibuat atau diubah secara tidak wajar tanpa persetujuan dari BANK.
d. SALES DRAFT tidak dapat dibaca, tidak lengkap.
e. PEMEGANG KARTU dan/atau PENGGUNA UANG ELEKTRONIK membantah adanya TRANSAKSI penjualan, mempermasalahkan mutu atau penyerahan
dan/atau pengiriman barang disertai dengan bukti yang sah.
f. Penjualan barang/jasa yang diberikan atau penggunaan KARTU dan/atau UANG ELEKTRONIK melanggar hukum atau peraturan dan undang–undang
yang berlaku.
g. Terjadi kesalahan atau kekeliruan pembayaran oleh BANK kepada MERCHANT
Adanya pelanggaran MERCHANT terhadap salah satu atau beberapa ketentuan PERJANJIAN selain dari pelanggaran yang diatur khusus dalam pasal ini,
sehubungan dengan TRANSAKSI atau SALES DRAFT atau Kondisi-kondisi lainnya yang dapat dijadikan sebagai dasar dilakukannya Chargeback sesuai
ketentuan Prinsipal atau ketentuan lainnya yang berlaku di industri Kartu Kredit dan Kartu Debit.
3. MERCHANT memberikan kuasa kepada BANK untuk :
a. Melakukan hold amount sejumlah dana pada rekening MERCHANT dan/atau rekening PIHAK MERCHANT lain yang terdapat di BANK atas incoming
Chargeback selama periode tertentu.
b. Melakukan pendebetan dari rekening MERCHANT yang tercantum di Formulir Aplikasi Merchant dan/atau rekening Merchant lainnya yang
terdaftar di BANK dan/atau memotong tagihan MERCHANT yang ada di BANK dan/atau memotong tagihan berikutnya.
4. Segala denda yang dibebankan oleh Prinsipal kepada MERCHANT maupun BANK sehubungan dengan dilampauinya batas toleransi Chargeback (excessive
Chargeback) oleh MERCHANT dan/atau pelanggaran ketentuan Prinsipal oleh MERCHANT terkait dengan Chargeback wajib ditanggung oleh MERCHANT.
BANK dengan ini diberi kuasa oleh MERCHANT untuk mendebet tagihan MERCHANT dan/atau mendebet rekening MERCHANT dan/atau rekening
MERCHANT lainnya yang terdaftar di BANK untuk keperluan pembayaran denda tersebut.
5. Dalam hal pendebetan dan/atau pemotongan tagihan MERCHANT sebagaimana disebutkan dalam ayat (2) Pasal ini, dilakukan sesuai dengan perhitungan
pada sistem BANK dengan didahului pemberitahuan tertulis kepada MERCHANT.

Pasal 10: Kerahasiaan

1. Data PEMEGANG KARTU dan/atau PENGGUNA UANG ELEKTRONIK terkait dengan layanan TRANSAKSI sebagaimana diatur dalam PERJANJIAN bersifat
rahasia, dan oleh karenanya hanya dapat digunakan dalam rangka pelaksanaan kerja sama ini.
2. MERCHANT tidak diperkenankan untuk menggunakan atau memberikan data sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini kepada pihak lain, kecuali
kepada pihak yang ditunjuk oleh BANK atau dalam rangka pemeriksaan oleh pihak berwajib.
3. Ketentuan mengenai kerahasiaan dalam ayat (1) dan (2) Pasal ini wajib dipatuhi meskipun PERJANJIAN ini telah berakhir.
4. Kerugian yang timbul sebagai akibat pelanggaran ayat (1) dan (2) Pasal ini, menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari MERCHANT.
5. MERCHANT wajib menyimpan copy SALES DRAFT dan/atau CREDIT SLIP selama 18 (delapan belas) bulan sejak tanggal TRANSAKSI dengan baik dan
menjaga kerahasiaannya. Apabila jangka waktu 18 (delapan belas) bulan telah terlampaui, maka copy SALES DRAFT dan/atau CREDIT SLIP wajib dimusnah-
kan oleh MERCHANT.
6. Pelanggaran atas kerahasiaan sebagaimana diatur dalam Pasal ini akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku dan BANK berhak mengakhiri
PERJANJIAN ini.

Pasal 11: Force Majeure

1. Yang termasuk force majeure dalam PERJANJIAN ini adalah suatu peristiwa/kejadian yang berada di luar kemampuan Para Pihak untuk mengatasinya
termasuk namun tidak terbatas pada bencana alam, pemogokan umum, pemberontakan, huru hara, aksi terorisme, kebakaran besar, adanya tindakan
pemerintah dalam bidang ekonomi dan moneter yang secara nyata berpengaruh terhadap pelaksanaan PERJANJIAN ini.
2. Dalam hal terjadi force majeure, maka Pihak yang mengalami force majeure wajib memberitahukan kepada Pihak lainnya secara tertulis mengenai terjadin-
ya force majeure tersebut paling lambat 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak terjadinya force majeure. Selanjutnya BANK dan MERCHANT akan mengada-
kan musyawarah untuk menentukan akibat force majeure tersebut serta cara penyelesaiannya.
3. Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu Pihak sebagai akibat terjadinya force majeure bukan merupakan tanggung jawab Pihak lainnya
dalam PERJANJIAN ini.
4. Apabila Pihak yang mengalami Force Majeure tersebut lalai untuk memberitahukan kepada Pihak lainnya dalam waktu sebagaimana ditentukan dalam ayat
3 Pasal ini, maka seluruh kerugian, risiko dan konsekuensi yang mungkin timbul menjadi beban dan tanggung jawab Pihak yang mengalami Force Majeure.

Pasal 12: Penahanan KARTU

1. Atas pertimbangannya, MERCHANT dapat melakukan penahanan KARTU sebagaimana diatur dalam ayat (2) Pasal ini. Penahanan KARTU yang dilakukan
oleh MERCHANT wajib dilakukan dengan pedoman/ketentuan yang diberikan oleh BANK.
2. MERCHANT berhak melakukan penahanan KARTU karena:
a. Data KARTU yang muncul pada SARANA BANK berbeda dengan fisik KARTU.
b. KARTU dibawa oleh bukan PEMEGANG KARTU.
c. Respon pada SARANA BANK adalah “Pick Up Card”.
d. KARTU atau fisik KARTU dicurigai palsu.
3. MERCHANT wajib menyimpan KARTU yang ditahan dengan sebaik-baiknya sampai dengan proses pengambilan KARTU tersebut oleh BANK.
4. MERCHANT akan membebaskan BANK dari semua tanggung jawab sehubungan dengan kerugian yang dialami PEMEGANG KARTU dan/atau pihak ketiga
lainnya apabila pada proses penahanan KARTU tersebut dilakukan tidak sesuai dengan pedoman/ketentuan yang diberikan BANK.

Pasal 13: Jangka Waktu

1. PERJANJIAN ini berlaku selama 3 tahun terhitung mulai tanggal ................................................................... sampai dengan tanggal ................................................................................
2. Apabila salah satu pihak ingin mengakhiri PERJANJIAN ini sesuai jangka waktu yang telah disepakati (3 tahun), maka pihak yang menginginkan pengakhiran
PERJANJIAN tersebut harus memberitahukan kepada pihak lainnya paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sebelum PERJANJIAN ini berakhir. Dalam hal
tidak ada pemberitahuan dari salah satu pihak, maka PERJANJIAN ini dianggap diperpanjang secara otomatis untuk jangka waktu yang sama.

Pasal 14: Pengakhiran Perjanjian

1. PERJANJIAN dapat diakhiri/dibatalkan berlakunya oleh salah satu Pihak atas dasar pertimbangan adanya hal-hal yang dapat diduga mengganggu
kelangsungan PERJANJIAN, antara lain termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal:
a. Apabila harta salah satu Pihak berada dalam sitaan para krediturnya.
b. Apabila salah satu Pihak:
1) mengajukan proses kepailitan atau terdapat tuntutan kepailitan yang dimajukan oleh pihak ketiga lainnya.
2) menutup usahanya.
c. Apabila satu Pihak melanggar ketentuan-ketentuan dalam PERJANJIAN ini dan tidak memperbaikinya selambat-lambatnya dalam jangka waktu 30 (tiga
puluh) hari kalender setelah diberi peringatan tertulis oleh Pihak lainnya.
d. Atas dasar pertimbangan Bank sendiri dengan kriteria sebagai berikut :
1) Merchant melanggar Perjanjian Kerjasama (PKS) sebagaimana tercantum pada pasal 8 PKS Merchant.
2) Permintaan Merchant
3) Non Performing Merchant (NPM)
4) Merchant bankrupt/pailit
5) Merchant tutup permanen
6) Mesin EDC tidak berada di tempat
7) Merchant tidak ditemukan
e. Permintaan/keputusan Pejabat/Otoritas yang berwenang.
f. Terkait Indikasi fraud. Indikasi fraud yang melibatkan Merchant adalah sebagai berikut:
1) Merchant sebagai tempat pencurian data atau Common Purchase Point (CPP)
2) Merchant terindikasi kolusif
3) Merchant masuk dalam DAMI AKKI
g. Terkait aktifitas Gestun (Gesek Tunai).
2. Pada pengakhiran PERJANJIAN, MERCHANT harus mengembalikan kepada BANK semua barang dan/atau peralatan milik BANK yang disediakan bagi
MERCHANT sehubungan dengan PERJANJIAN, yaitu SALES DRAFT, CREDIT SLIP, SARANA BANK dan/atau terminal OTORISASI dalam keadaan dan kondisi
baik dan lengkap selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja setelah diterimanya pemberitahuan tertulis dari BANK melalui sarana apapun.
3. Apabila MERCHANT karena kelalaiannya atau kesengajaannya tidak dapat memenuhi atau terlambat melaksanakan pengembalian SARANA BANK sesuai
dengan ayat (2) Pasal ini, akan dikenakan denda sebesar Rp 50.000 (lima puluh ribu rupiah)/hari/EDC dengan maksimal nilai denda sebesar Rp 5.000.000
(lima juta rupiah).
4. BANK dapat setiap saat memilih untuk mengakhiri PERJANJIAN apabila MERCHANT adalah juga PEMEGANG KARTU yang lalai memenuhi
kewajiban-kewajiban berdasarkan perjanjian KARTU.
5. Berdasarkan pertimbangannya, BANK berhak untuk mengakhiri PERJANJIAN ini secara sepihak jika dalam waktu 3 bulan jumlah pengendapan dana dan
volume TRANSAKSI MERCHANT tidak mencapai jumlah minimal yang ditetapkan oleh BANK yakni dengan minimum Sales Volume Rp 15.000.000,- per bulan
dan melakukan penempatan dana rata-rata minimum Rp 10.000.000,- selama 3 bulan sejak menjadi merchant BANK di rekening penampungan. .
6. BANK berdasarkan pertimbangannya sendiri berhak mengakhiri kerjasamanya dengan MERCHANT berdasarkan PERJANJIAN dengan pemberitahuan
tertulis sebelumnya kepada MERCHANT, tetapi apabila BANK mencurigai MERCHANT karena suatu alasan yang dianggap dapat merugikan PERJANJIAN
atau nama baik BANK, maka BANK berdasarkan pertimbangannya sendiri berhak mengakhiri PERJANJIAN ini dengan segera tanpa pemberitahuan
sebelumnya kepada MERCHANT.
7. Dalam hal terjadi pengakhiran PERJANJIAN maka apabila terdapat kewajiban yang belum diselesaikan oleh Para Pihak yang telah timbul sebelum atau pada
saat PERJANJIAN berakhir, maka Para Pihak tetap terikat pada PERJANJIAN sampai kewajiban tersebut diselesaikan.
8. Dalam hal terjadi pengakhiran PERJANJIAN, Para Pihak sepakat untuk mengesampingkan berlakunya pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata.

Pasal 15: Lain-lain

1. Untuk hal-hal yang belum cukup diatur dan/atau terdapat perubahan dalam PERJANJIAN ini, akan diatur lebih lanjut oleh kedua belah Pihak secara tertulis
dalam suatu addendum yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan menjadi satu kesatuan dengan PERJANJIAN.
2. PERJANJIAN dan penambahannya dan/atau perubahan dan/atau pembaharuannya, dibuat dalam Bahasa Indonesia dan dengan terjemahan dalam Bahasa
Inggris. Jika timbul perbedaan penafsiran dalam versi terjemahannya maka yang akan berlaku adalah PERJANJIAN versi Bahasa Indonesia.
3. PERJANJIAN dan penambahannya dan/atau perubahannya dan/atau pembaharuannya, secara langsung mengikat Outlet/Chain MERCHANT yang didirikan
oleh MERCHANT setelah MERCHANT menandatangani PERJANJIAN, dengan ketentuan bahwa:
a. MERCHANT mempunyai kewenangan mengikatkan Outlet/Chain MERCHANT kepada pihak ketiga berdasarkan akta pendirian badan usahanya.
b. Outlet/Chain MERCHANT didirikan berdasarkan dan/atau tunduk pada akta pendirian yang sama dengan MERCHANT, dan/atau beroperasi dibawah
nama usaha/dagang yang sama dengan MERCHANT.
4. Dengan menandatangani PERJANJIAN, maka MERCHANT:
a. menjamin bahwa yang bersangkutan mempunyai hak dan wewenang penuh, sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar, untuk menandatangani
PERJANJIAN maupun tambahan-tambahan dan perubahan-perubahannya serta melaksanakan kewajiban-kewajibannya berdasarkan PERJANJIAN.
b. tidak akan membuat perjanjian dan atau kesepakatan dengan pihak ketiga yang bertentangan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
PERJANJIAN.
c. menjamin bahwa tidak sedang terlibat dalam perkara pidana atau mendapatkan sanksi administratif dari pemerintah baik yang secara langsung maupun
tidak langsung dapat mempengaruhi PERJANJIAN.
d. mempunyai semua izin-izin dan/atau persetujuan-persetujuan yang diperlukan dalam melaksanakan PERJANJIAN baik berdasarkan Anggaran Dasar
dan/atau peraturan-peraturan yang berlaku.
e. menjamin bahwa segala keterangan yang diberikan oleh MERCHANT sehubungan dengan PERJANJIAN adalah benar adanya.
f. menyetujui dan/atau memberikan kuasa kepada BANK, dapat melakukan proses pengecekan data Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) milik
MERCHANT sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagai bentuk penerapan management risiko BANK atas penggunaan produk dan jasa SARANA BANK.
5. Dalam hal MERCHANT mengubah nama, pengurus, tempat kedudukan, Anggaran Dasar, nama pihak-pihak yang berwenang untuk menandatangani
korespondensi, invoice, cek dan surat-surat sejenisnya serta rekening koran, maka MERCHANT mempunyai kewajiban segera melapor dengan melampirkan
copy dari bukti-bukti otentik dari perubahan-perubahan tersebut sesuai dengan persyaratan BANK. Untuk kewajiban-kewajiban tersebut MERCHANT
dengan ini membebaskan BANK dari segala tuntutan baik Perdata maupun Pidana yang terjadi akibat kelalaian MERCHANT.
6. MERCHANT harus memberitahukan sebelumnya secara tertulis kepada BANK dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja apabila terdapat perubahan
dan/atau penambahan jenis usaha, termasuk tetapi tidak terbatas pada perubahan dan/atau penambahan produk maupun jasa yang ditawarkan oleh
MERCHANT.
7. BANK berhak sepenuhnya untuk memberikan informasi kepada ISSUER dan/atau pihak lainnya sehubungan dengan penerimaan KARTU maupun jenis
usaha MERCHANT sebagaimana yang telah ditentukan dalam PERJANJIAN.
8. MERCHANT bertanggung jawab terhadap kerugian-kerugian yang ditimbulkan atas kelalaiannya terhadap salah satu atau beberapa kewajiban-kewajiban
yang ditentukan dalam PERJANJIAN ini.
9. Dalam hal dikemudian hari timbul perbedaan penafsiran atas PERJANJIAN ini, Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan terlebih dahulu secara musyawarah
untuk mufakat dengan penuh itikad baik dan apabila tidak dicapai kesepakatan secara musyawarah Para Pihak sepakat untuk menyelesaikannya melalui
Pengadilan yang untuk itu Para Pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap pada Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
10. Formulir Aplikasi Merchant dan setiap lampiran dari perjanjian ini (apabila ada) merupakan bagian dan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari PERJANJIAN .

Demikian PERJANJIAN ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal tersebut pada awal PERJANJIAN ini, dibuat dalam rangkap 2 (dua) bermeterai
cukup dan masing-masing mempunyai kekuatan pembuktian yang sama.

PT. BANK MANDIRI (PERSERO),Tbk ........................................................

Meterai Rp 10.000,-

Nama :………………………………………………… Nama :.…………………………………………………

Jabatan :………………………………………………… Jabatan :…………………………………………………

Anda mungkin juga menyukai