Pukul :
Tempat :
OLEH :
NAMA : DOLLYAN TAMELA TARI
NIM 10012682125069
OLEH :
NAMA : DOLLYAN TAMELA TARI
NIM 10012682125069
1
Universitas Sriwijaya
2
getaran. Getaran (vibrasi) adalah suatu faktor fisik yang menjalar ke tubuh
manusia, mulai dari tangan sampai keseluruh tubuh turut bergetar (oscilation)
akibat getaran peralatan mekanis yang dipergunakan dalam tempat kerja (Salim,
2002). Getaran yang dihasilkan alat berat adalah getaran mekanis yang berasal dari
mesin alat berat. Alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek, terutama
proyek- proyek konstruksi maupun pertambangan dan kegiatan lainnya dengan
skala yang besar (Rostiyanti, 2008:57). Kegiatan pembangunan jalan dan
pengairan tentunya diiringi dengan penggunaan beragam jenis alat berat yang
dijalankan oleh mesin sehingga menimbulkan landasannya menjadi bergetar.
Getaran mekanis menyebabkan resonansi organ dan jaringan tubuh, sehingga
pengaruhnya kepada tenaga kerja yang terpapar keseluruh tubuh disebut dengan
WBV (Whole Body Vibration).
Selain itu, pekerjaan operator alat berat yang bekerja dengan masalah
ergonomi dimana posisi duduk memiliki beban maksimal lebih berat 6-7 kali dari
berdiri karena ada penekanan pada bantalan saraf tulang belakang. Tingkat dan efek
getaran pada seluruh tubuh operator seperti getaran WBV (Whole Body Vibration)
dapat menimbulkan efek buruk bagi kesehatan operator (Retya dkk, 2019). Getaran
adalah gerakan bolak balik (reciprocating), memantul ke atas dan kebawah atau ke
belakang dan kedepan. Gerakan tersebut terjadi secara teratur dari benda atau media
dengan arah bolak balik dari kedudukannya. Hal tersebut dapat berpengaruh
terhadap semua atau sebagian tubuh (ILO, 2013). Kondisi tersebut tentu dapat
mempengaruhi knyamanan operator dalam bekerja dan menyebabkan kelelahan
pada otot punggung belakang bahkan getaran yang di hasilkan dapat berdampak
keseluruh tubuh sehingga dapat menyebabkan keluhan Musculoskeletal Disorders
(MSDs).
Pengendalian getaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) pada
PERMENAKER Nomor 5 Tahun 2018 dilakukan pada tempat kerja yang memiliki
sumber bahaya getaran dari operasi peralatan kerja. PERMENAKER Nomor 5
Tahun 2018 juga menjelaskan terkait Nilai Ambang Batas getaran untuk pemaparan
getaran seluruh tubuh untuk pajanan maksimal 8 jam adalah 0,8661 m/det2. Standar
atau nilai ambang batas tingkat getaran seluruh tubuh atau whole body vibration
yang berlaku di tingkat internasional mengacu pada ISO 2361 tentang getaran untuk
kesehatan pekerja dan kenyamanan Standart ini menggunakan ‘coution zone’ untuk
Universitas Sriwijaya
3
Universitas Sriwijaya
4
1.3 Tujuan
Universitas Sriwijaya
5
1.4 Hipotesis
Ha: Ada hubungan antara variabel WBV terhadap variabel dependen yaitu
keluhan Musculaskeletal Disorders (MSDs) pada operator alat berat di
dinas PUPR Kabupaten Muara Enim.
1.5 Manfaat
1.5.1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian diharapkan dapat mengembangkan dan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan ilmu kesehatan
masyarakat bidang Kesehatan Keselamatan Kerja terutama mengenai getaran seluruh tubuh
(Whole Body Vibration) dan keluhan Musculaskeletal Disorders (MSDs) pada operator alat
berat di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Muara Enim.
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Andini, F. 2015, ‘Risk Factors of Low Back Pain in Workers’, Jurnal Faculty
of Medicine Universitas Lampung. Volume 4(1): 12-18
Astuti, R.D. 2007, ‘Analisa Pengaruh Aktivitas Kerja dan Beban Angkat
Terhadap Kelelahan Muskuluskeletal’. Jurnal. 2: 28-29
Chou,R., dkk. 2007, ‘Diagnosis And Treatment Of Low Back Pain’, A Join Clinical
Practice Guideline From The America College Of Physicians And The
Amerika Pain Society, pp. 147–478.
85
Universitas Sriwijaya
86
240.
EU. 2006, ‘Guide To Good Practice on Whole Body Vibration : Non-Binding Guide
to Good Practice with a view to implementation of Directive 2002/44/EC
on the Minimum Health And Safety Requirements Regarding The Exposure
Of Workers To The Risks Arising From Physical Agents’. EU Good Practice
Guide WBV V6.
Fathoni, H., dkk. 2009, ‘Hubungan Sikap dan Posisi Kerja dengan Low Back
Pain pada Perawat di RSUD Purbalingga’. Jurnal Keperawatan
Soedirman, 4 (3): 131-139.
Universitas Sriwijaya
87
Kurniati, H., dkk. 2019, ‘Analisis Pengaruh Whole Body Vibration (Wbv) Terhadap
Keluhan Low Back Pain (LBP) Pada Operator Alat Berat Di Pt. X’,
JUMANTIK (Jurnal Ilmiah Penelitian Kesehatan), 4(1), p. 29. doi:
10.30829/jumantik.v4i1.3121.
Lestari, N., dkk. 2018, ‘Pengaruh stretching terhadap keluhan muskuloskeletal pada
perawat di ruang Ratna dan Medical Surgical RSUP Sanglah’. Universitas
Udayana.
Universitas Sriwijaya
88
Mulianti, R. 2017, ‘Faktor Resiko Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja’. Jurnal
Kedokteran, 2(2), 419-429.
Retya, Citra dkk. 2019, ‘Analisis Hubungan Whole Body Vibration (WBV)
dengan keluhan Musculoskeletal Disorder (MSDs) pada operator alat
berat pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera di PT. Adhi
Karya Tbk’. Biovalentia: Jurnal Penelitian Biologi. 5:1
SIA. 2012, ‘Physical Hazards: Noise & Vibration’. Australia: Safety Institute of
Australia Ltd.
Universitas Sriwijaya
89
Shiri, R., dkk. 2009, ‘Association Between Obesity and Low Back Pain : A Meta-
Analysis’, doi: 10.1093/aje/kwp356.
Suma‟mur. 2009, ‘Higiene Perusahaan dan kesehatan kerja. jakarta. Susilo dan
Suyanto (2015) Metodologi Penelitian Cross Sectional Kedokteran &
Kesehatan’. Klaten: BOSSSCRIPT.
Vitharana, VHP, dkk. 2014, ‘Paparan Getaran Seluruh Tubuh Pekerja di Lokasi
Konstruksi di Sri'Lanka’. Sri Lanka : Perhimpunan Insinyur Struktural.
hal.17-24.
Universitas Sriwijaya
90
Yantri, Priscalia Denni. 2017, ‘Getaran Seluruh Tubuh dan Keluhan Nyeri
Punggung Bawah pada Operator Alat Berat di Instansi Pemerintah
Kabupaten Jember’. Jember : FKM, Universitas Jember.
Universitas Sriwijaya