Mudah dikata jika engkau dilahirkan sebagai perempuan
Diselimuti akan kalimat cinta yang mengandung sekian makna Bukannya ingin sesuatu yang tampak indah didengar, Tercuat sindiran pedih menusuk di sela-selanya.
Bergidik dibilang badung,tak kenal tata krama
“kamu adalah seorang perempuan” Aku bukan dewi Yunani yang kau Yakini baik hati dan parasnya Mengapa manusia begitu serakah akan kata indah
Hitam dibilang pribumi,putih anak imperial
Di cari-cari letak ke elokanmu ya dewi
Seutas kain meliliti tubuh,di kata tak pantas
Di jadikan buah-buah fantasy hewan hewan bringas Yang tak kenal akan dosa Miris Nampak ribuan puan-puan hanya dijadikan mangsa Bertatapkan mata yang menggiringnya ke neraka
Apapun yang dewi lakukan adalah sebuah rayuan
Tuturnya. Tak masuk akal dinalar, seberapa busuk tampangnya di hadapan mereka
Mengobrak-abrik isi Nurani hanya untuk mengais apa
Yang sebenarnya ia tak punya. Sebenarnya puan ini apa?
Segala goresan yang tertera pada diri sang dewi,
Nampak rancu dengan irisan senyum lebar yang ia utarakan. Padahal, jika dikata sembuhpun Titikan air mata yang keluar akibat kata “mengapa”
Mereka bilang,orang tak akan menangis jika hanya ditanya
Apa sebab keresahanmu dewi? Yang mulia datang untuk membantumu,yang kuasa pun ikut bergemuruh Mendengar untaian doa yang kau hantarkan.
Semoga lekas sembuh atas segala yang kau indahkan
Kembali menjadi pribadi yang telah diimpikan kedatangannya Kini kiat-kiat kata yang kau untaikan telah tiba Membawa berkat untuk dirimu yang engkau cinta