Anda di halaman 1dari 13

Nama: Aprillia Putri Salsabilla

No: 04
Kelas: 12 IPS 1

PENUGASAN GEOGRAFI

1. Apabila kita melihat indikator negara maju maka Indonesia dari


masing-masing poin tidak masuk dalam indikatornya.
Deskripsikan kondisi Indonesia yang membuat Indonesia tidak
tergolong dalam indikator menjadi negara maju dari setiap poin,
sertakan bukti fisiknya.

JAWAB:

Indonesia belum tergolong sebagai negara maju berdasarkan beberapa


indikator. Beberapa indikator negara maju antara lain pendapatan per
kapita tinggi, jumlah penduduk miskin rendah, tingkat kemiskinan
rendah, infrastruktur teknologi canggih, pendidikan dan kesehatan
berkualitas tinggi, stabilitas politik, dan standar hidup yang tinggi bagi
penduduknya.

Meskipun Indonesia mempunyai potensi menjadi negara maju pada tahun


2038 dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, namun masih terdapat
tantangan seperti tingginya jumlah penduduk miskin, tingkat kemiskinan
yang belum rendah, serta infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia
yang perlu ditingkatkan.
Selain itu, Indonesia juga perlu terus memadukan perkembangan dalam
berbagai aspek untuk memahami perubahan status negara maju.

Indonesia memiliki sejumlah kondisi yang membuatnya belum tergolong


sebagai negara maju berdasarkan indikator tertentu. Beberapa bukti fisik
yang mendukung pernyataan ini antara lain adalah tingkat kemiskinan
yang masih tinggi, ketimpangan ekonomi yang besar, serta infrastruktur
yang belum sepenuhnya berkembang.
Salah satu bukti fisik yang menunjukkan kondisi tersebut adalah tingkat
kemiskinan yang masih tinggi di beberapa daerah di Indonesia. Meskipun
terdapat kemajuan dalam mengurangi angka kemiskinan, namun masih
terdapat sejumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan,
terutama di pedesaan.

Ketimpangan perekonomian yang besar juga menjadi salah satu bukti


fisik yang menandai kondisi Indonesia sebagai negara yang belum maju.
Perbedaan pendapatan antara wilayah perkotaan dan pedesaan, serta
antara kelompok masyarakat yang berbeda, masih cukup signifikan.
Selain itu, infrastruktur yang belum sepenuhnya berkembang juga
menjadi faktor pendukung. Meskipun terdapat upaya besar dalam
pembangunan infrastruktur, namun masih terdapat kekurangan dalam hal
akses jalan, listrik, air bersih, dan layanan publik lainnya di beberapa
wilayah.

Meskipun demikian, meskipun Indonesia telah mencapai sejumlah


kemajuan dalam berbagai aspek, namun masih terdapat sejumlah kondisi
dan bukti fisik yang menunjukkan bahwa Indonesia belum tergolong
sebagai negara maju berdasarkan indikator tertentu.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan Indonesia tidak menjadi negara


maju. Salah satunya adalah rendahnya pertumbuhan ekonomi yang
berkualitas yang tercermin dari menurunnya kontribusi industri
manufaktur terhadap PDB negara. Faktor lainnya adalah buruknya
kondisi pendidikan di Indonesia yang mengakibatkan lemahnya basis
sumber daya manusia dan rendahnya tingkat melek huruf.

Selain itu, penekanan yang berlebihan pada pembangunan infrastruktur


telah menyebabkan kurangnya investasi di sektor lain, seperti pendidikan
dan kesehatan.
Ada juga perdebatan mengenai apakah faktor geografis, seperti iklim dan
sumber daya alam, berperan dalam pembangunan suatu negara, namun
tidak ada bukti konklusif yang mendukung teori ini.

Untuk menjadi negara maju, Indonesia perlu fokus pada peningkatan


kualitas pertumbuhan ekonomi, investasi di bidang pendidikan dan
layanan kesehatan, serta mendiversifikasi perekonomian di luar
pembangunan infrastruktur.

Disatu sisi Indonesia patut bersyukur dan merasa bangga tapi disisi lain
menimbulkan implikasi dari sisi ekonomi perdagangan. Maka perlu
ditelusuri secara mendalam apakah Indonesia sudah memenuhi kategori
sebagai negara maju. Salah satu ciri-ciri dari negara maju adalah tingkat
ilmu pengetahuan dan penguasaan teknologi yang baik.

Untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang produktif tidak


bisa lepas dari pendidikan yang diberikan oleh pemerintah. SDM yang
unggul dapat diperoleh jika pendidikan, pengetahuan, wawasan yang
diberikan berguna, bermutu. Maka dari itu banyak yang meletakkan
pendidikan yang berkualitas sebagai kunci utama mendobrak kemajuan
negaranya.

Mengkoneksikan kemajuan teknologi dengan dunia pendidikan sehingga


menghadirkan proses belajar mengajar yang lebih mudah, praktis dan
tetap bermutu. Selain itu, masyarakatnya sebagian besar dapat dipastikan
sudah tidak gagap teknologi lagi.

Jadi, bagaimana dengan negara kita Indonesia?


Mencicipi pendidikan adalah hak dari setiap manusia. Untuk menjadi
pintar dengan wawasan yang luas adalah hak setiap individu. Hal ini
sudah eksplisit dikatakan dalam pembukaan UUD 1945 bahwa tujuan
terbentuknya negara Indonesia salah satunya adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa. Tujuan yang mulia ini hendaknya diwujudkan secara
konkrit. Dengan begitu label Indonesia sebagai negara maju memang
benar-benar tercipta.

Sekolah yang selama ini menjadi ladang memperoleh pendidikan


nyatanya belum cukup kuat mencetak generasi bangsa yang dapat
berdaya saing. Infrastruktur yang tidak memadai, pemerataan
pembangunan, kurikulum yang terus diganti-ganti, rendahnya mutu
tenaga pengajar, gaji para guru honorer yang menunggak menjadi sumber
masalah yang sampai saat ini belum mampu teratasi.

Banyaknya pelajar dari Indonesia yang harus mengecam pendidikan,


melanjutkan studynya di luar negeri membuat kita benar-benar yakin
bahwa perguruan tinggi didalam negeri masih kalah saing. Ditambah lagi
dengan banyaknya beasiswa yang diberikan pemerintah, tingginya nilai
uang yang didapatkan membuat mahasiswa berlomba-lomba untuk
belajar di luar negeri. Ini jelas mencederai kemampuan kita sendiri.

Dari sekian banyaknya permasalahan diatas, ada hal lain yang perlu kita
perhatikan yang tidak kalah penting untuk diperbincangkan. Ialah tingkat
literasi indonesia yang rendah. Kesadaran membaca masyarakat
Indonesia masih jauh tertinggal dari negara tetangga asia tenggara.
Menurut data UNESCO dari 61 negara minat baca buku masyarakat
Indonesia menduduki peringkat ke 60.
Sungguh miris negara kita hanya unggul satu angka padahal kita
mempunyai SDM dan SDA yang melimpah.

Pentingnya sebuah pendidikan:

Bagaimana Indonesia dapat menjadi negara yang maju jika sumber daya
manusianya lemah, jika masyarakatnya tidak memiliki pengetahuan.
Negara kita akan semakin jauh untuk mengejar ketertinggalan kemajuan
zaman, sehingga kekayaan alam Indonesia akan tergerus habis dihisap
oleh negara-negara asing. Negara kita akan mudah terpedaya karena tidak
pernah diajari berpikir kritis hingga pada akhinya menjadikan kita
terpuruk.

Kita bisa belajar dari negara lain bagaimana mereka mengelola dunia
pendidikannya, seperti korea selatan, jepang dan negara lainnya. Negara
korea selatan menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan
tingkat pendidikan terbaik didunia untuk tahun 2020 versi the social
progress imperative. Fokus utama pembangunan diarahkan pada dunia
pendidikan. Begitu juga dengan negara jepang menduduki peringkat
kedua terbaik dengan minat baca buku yang tinggi.

Maka kita dapat melihat bagaimana negara tersebut tumbuh menjadi


negara hebat yang sejahtera dengan menguasai ekonomi, pertahanan,
teknologi. Indonesia harus berbenah lebih keras lagi, membuat gebrakan
tegas dengan fokus pembangunan pada aspek pendidikan yang
berkarakter dan maju.

Merancang kurikulum yang melahirkan generasi yang berjiwa besar,


syarat akan moral, budaya, dan kepribadian bangsa Indonesia. Menaikkan
anggaran pengadaan buku, pendirian sekolah, penelitan, sehingga semua
masyarakat dipelosok negeri bisa menikmati manisnya pendidikan.
Dengan begitu Indonesia akan memiliki sumber daya manusia yang
memadai, menguasai teknologi, sehingga dapat menggerakkan roda
negara ini ke panggung kanca internasional.
Sistem pedidikan di Indonesia harus segera mengalami pembenahan
sehingga berdampak pada pencapaian cita-cita bangsa. Tercapainya
pendidikan yang baik akan mendapatkan penghargaan dari negara lain
untuk menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera.

Alasan Indonesia Berpotensi Gagal Jadi Negara Maju:

Lembaga Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat (LPEM) Fakultas


Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia memproyeksikan Indonesia
berpotensi gagal menjadi negara maju pada 2045. Hal tersebut termuat
dalam White Paper bertajuk Dari LPEM bagi Indonesia: Agenda
Ekonomi dan Masyarakat 2024-2029.
Dalam White Paper itu, Indonesia disebut belum memenuhi syarat cukup
dan syarat perlu untuk menuju negara berpendapatan tinggi. Layaknya
negara China, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, dan Brazil, ketika
mereka pertama kali masuk dalam kelompok negara berpendapatan
tinggi.

Bahkan, pertumbuhan ekonomi RI terbilang stagnan dan tidak pernah


jauh di atas level kisaran 5%, pertumbuhan kredit per tahun pun tak
pernah tembus 15%, rasio pajak terhadap PDB tak pernah melampaui
11% dan bahkan hanya 9,9% satu dekade terakhir, hingga kontribusi
industri terhadap PDB yang terus merosot hingga kini di level 18% dan
kemiskinan ekstrem yang persisten di level 1,7%.

Dekan FEB UI, Teguh Dartanti salah satu penulis dalam whiter paper
tersebut mengungkapkan dibanding fokus pada obsesi menjadi negara
berpendapatan tinggi, pemerintahan saat ini atau pemerintahan
mendatang lebih baik fokus mengentaskan kemiskinan, menurunkan
ketimpangan dan, membangun kelas menengah yang kuat dan inovatif.

“Saya rasa ini catatan-catatan yang sangat kritis, apakah mimpi itu
realistis atau bukan, atau kita perlu berpikir ulang Indonesia Emas 2045
atau Indonesia Emas 2045,” kata Teguh saat memberikan pidato kunci
dalam acara peluncuran White Paper tersebut, dikutip Minggu
(30/10/2023).
Kepala LPEM Chaikal Nuryakin menambahkan, kondisi perekonomian
Indonesia yang terbilang stagnan itu seperti menandakan bahwa jalan
Indonesia menuju 2045 saat ini seperti tengah membentur atap kaca di
mana pun melangkah.

Kepala LPEM Chaikal Nuryakin menambahkan, kondisi perekonomian


Indonesia yang terbilang stagnan itu seperti menandakan bahwa jalan
Indonesia menuju 2045 saat ini seperti tengah membentur atap kaca di
mana pun melangkah.

Ia pun mengingatkan pentingnya strategi cadangan untuk menavigasi


perekonomian Indonesia jika gagal menjadi negara maju 2045.

“Kira-kira kalau tidak jadi negara maju apa yang harus kita lakukan?”
ucap Chaikal dalam kesempatan yang sama.

LPEM pun menyarankan, termasuk kepada capres dan cawapres


mendatang supaya menyiapkan opsi kedua jika Indonesia gagal menjadi
negara maju pada 2045, yakni menyiapkan kelas menengah Indonesia
yang merupakan pemilik porsi 40-80% dalam total penduduk Indonesia
kuat secara ekonomi dan inovatif.

“Kelas menengah kita akan sangat besar, jadi harus disiapkan kelas
menengah yang kuat dan inovatif. Kalaupun 2045 kita tidak menjadi
negara maju, kita memiliki kelas menengah yang kuat dan produktif,”
ucap Chaikal.

Penguatan itu dapat dilakukan dengan cara peningkatan kesetaraan


kesempatan dan akses pendidikan maupun kesehatan yang berkualitas,
pekerjaan sektor formal, infrastruktur dasar, serta jaminan sosial
menyeluruh. Ini menurutnya akan menjadi modal utama dan satu-satunya
untuk mewujudkan mimpi Indonesia Emas.

LPEM pun mengingatkan supaya laju pertumbuhan ekonomi masa


pemerintahan Presiden Joko Widodo pada periode kedua
kepemimpinannya yang tidak inklusif, tidak terulang. Seperti program
pemerintahannya yang terlalu fokus pada 20% kelompok terbawah, dan
10% kelompok teratas, namun melupakan kelompok kelas menengah
yang porsinya 40-80% dari total penduduk.
“Ini mungkin agak pesimistis, tapi ini baik untuk mempersiapkan kelas
menengah yang kuat dan inovatif. Sehingga kita bisa membuat Indonesia
negara maju 20 tahun ke depan atau 2065,” tegas Chaikal.

BUKTI FISIKNYA:
2. Upaya apa yang dilakukan dalam menyikapi kondisi Indonesia yang
terjadi seperti saat ini sebagai generasi aset bangsa?

JAWAB:

Negara Indonesia dapat terbentuk karena adanya perjuangan seluruh


bangsa. Namun sebagai negara yang terdiri dari berbagai macam suku
bangsa dengan jumlah populasi lebih dari 275 juta jiwa dan dengan
kondisi geografis kepulauan sebanyak 17.504 pulau, Indonesia telah lama
menjadi incaran banyak negara atau bangsa lain karena wilayahnya yang
luas dan sumber daya alam yang melimpah. Tentunya hal ini akan
mempengaruhi kondisi dinamis bangsa yang berkaitan dengan ketahanan
nasional. Faktanya, ancaman tidak hanya datang dari luar, tetapi juga dari
dalam. Setelah perjuangan bangsa berakhir dengan terbentuknya negara
kesatuan Republik Indonesia, tampak pula ancaman dan keresahan
internal, mulai dari aktivitas fisik hingga ideologis.

Ketahanan nasional adalah keadaan dinamis suatu bangsa yang meliputi


ketahanan dan kebulatan tekad, yang meliputi kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional untuk menghadapi dan mengatasi
segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan dari luar dan dalam
yang dapat membahayakan kelangsungan hidup bangsa. Ketahanan
nasional hanya dapat diwujudukan jika seluruh aspek kehidupan bangsa
yang mencakup aspek kehidupan social, meliputi ideologi, politik,
ekonomi, social, budaya, dan hankam terpenuhi.

Ketahanan nasional Indonesia harus mampu menangkal berbagai bentuk


ancaman agar tidak berujung pada kehancuran bangsa. Bukti ketahanan
nasional setidaknya sudah terlihat dari cara bangsa Indonesia menghadapi
ancaman komunis pada tahun 1965. Selain itu, Indonesia telah melewati
krisis ekonomi dan politik pada tahun 1997-1919.
Kita sebagai generasi penerus bangsa haruslah mengisi kemerdekaan
yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan yaitu dengan aktif dalam
menjaga keutuhan Indonesia, serta mengetahui dan memahami teori
ketahanan nasional, yang kemudian digunakan sebagai dasar untuk
memperjuangkan dan menjaga persatuan NKRI. Hal ini dapat
diwujudkan melalui kesadaran bela negara yang sudah teramanatkan
dalam Undang-Undang Dasar 1945, pasal 30 dan Undang-Undang No. 3
tahun 2002. Bela negara dapat didefinisikan sebagai suatu tekad dan
Tindakan warga negara yang dilandaasi oleh kecintaan pada tanah air,
kesadaran berbangsa dan bernegara serta keyakinan Pancasila sebagai
ideologi negara dan kerelaan untuk berkorban agar dapat menghadapi
setiap ancaman baik dari dalam maupun luar yang dapat membahayakan
kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.

Kesadaran untuk menjaga pertahanan nasional ini menjadi prasyarat


untuk selalu dibina dan dikembangkan terus menerus, dan berkelanjutan
agar dapat terwujudunya ketahanan nasional. Oleh karena itu, memiliki
kesadaran bela negara bukan hanya sebuah retorika, melainkan juga harus
diwujudukan dan diimplementasikan secara nyata oleh seluruh komponen
bangsa, terutama generasi penerus bangsa yang memiliki tanggung jawab
untuk memahami dan mengerjakan terkait dengan pemenuhan hak dan
kewajibannya dalam perspektif ketahanan nasional.

Sebagai generasi penerus bangsa yang akan menjadi akar bangsa


Indonesia di masa mendatang harus dapat mewujudkan cita-cita dan
tujuan nasional dengan memiliki 3 modal dasar yang membuat ia mampu
disebut sebagai agent of change (agen perubahan) dan agent of social
control (agen pengawas sosial) yaitu kekuatan moralnya dalam berjuang
karena pada intinya apa yang dibuat adalah semata–mata berlandaskan
pada gerakan moral yang menjadi idealismenya dalam berjuang.

Pemuda merupakan suatu potensi bagi negara sebagai armada dalam


kemajuan bangsa. Peran pemuda sangat penting dalam mengisi
pembangunan dan mempertahankan kemerdekaan bangsa. Saat era
globalisasi seperti sekarang peran mahasiswa sangat berpengaruh
terhadap bangsa. Baik dalam lingkup ilmu pengetahuan, etika, para
mahasiswa yang akan merubah status suatu bangsa, karena mahasiswa
merupakan sosok insan akademis yang sedang menjalankan aktifitas
pendidikan yang terbilang tingkatannya yang paling tinggi.
Jika moral mahasiswa buruk maka nama bangsa juga akan ikut tercemar,
jika cara berfikir mahasiswa kearah yang positif maka Indonesia akan
lebih mudah untuk menemukan penemuan-penemuan baru yang akan
mencuitkan nama Indonesia dibelahan dunia maka mahasiswa harus bisa
membawa NKRI kedalam perubahan yang lebih baik.

Peran Generasi Pemuda Dalam Membentuk Karakter Bangsa

Perkataan Bung karno “Beri aku sepuluh pemuda maka akan ku


guncangkan dunia”, yang menegaskan betapa pentingnya peran pemuda
dalam kemajuan bangsa dan negara. Baik buruknya suatu negara dilihat
dari kualitas pemudanya, karena generasi muda adalah penerus dan
pewaris bangsa dan negara.

Generasi muda harus mempunyai karakter yang kuat untuk membangun


bangsa dan negaranya, memiliki kepribadian tinggi, semangat
nasionalisme, berjiwa saing, mampu memahami pengetahuan dan
teknologi guna bersaing secara global. Pemuda juga perlu memperhatikan
bahwa mereka mempunyai fungsi sebagai Agent of change, moral force
and social control sehingga fungsi tersebut dapat berguna bagi
masyarakat.

Dalam sejarah pergerakan dan perjuangan bangsa Indonesia, pemuda


selalu mempunyai peran yang sangat strategis di setiap peristiwa penting
yang terjadi. Ketika memperebutkan kemerdekaan dari penjajah Belanda
dan Jepang kala itu. Pemuda menjadi tulang punggung bagi setiap
pergerakan perubahan ketika masa tersebut tidak sesuai dengan keinginan
rakyat. Pemuda akan selalu menjadi People make history (orang yang
membuat sejarah) di setiap waktunya. Pemuda memang mempunyai
posisi strategis dan istimewa.

Secara kualitatif, pemuda lebih kreatif, inovatif, memiliki idealisme yang


murni dan energi besar dalam perubahan sosial dan secara kuantitatif.
Pemuda akan lebih bersifat kreatif untuk melakukan pergerakan ketika
kondisi atau suasana di sekitarnya mengalami kerumitan, terdapat banyak
masalah yang di hadapi yang tidak kunjung terselesaikan.

Di satu sisi, ketika suasana di sekitarnya terlihat aman dan tentram tidak
ada masalah serius yang dihadapi, pemuda akan cenderung diam/pasif,
tidak banyak berbuat, lebih apatis dan mempertahankan kenyamanan
yang dirasakan. Padahal baik dalam kondisi banyak permasalahan
ataupun kondisi tanpa masalah serius, pemuda dituntut lebih banyak
bergerak dalam membuat perubahan yang lebih baik, lebih produktif dan
lebih kreatif dalam memikirkan ide-ide perubahan untuk bangsa yang
lebih baik.

Kondisi pemuda Indonesia saat ini, mengalami degradasi moral, terlena


dengan kesenangan dan lupa akan tanggung jawab sebagai seorang
pemuda. Tataran moral, sosial dan akademik, pemuda tidak lagi memberi
contoh dan keteladanan baik kepada masyarakat sebagai kaum terpelajar,
lebih banyak yang berorientasi pada hedonisme (berhura-hura), tidak
banyak pemuda yang peka terhadap kondisi sosial masyarakat saat ini,
dalam urusan akademik juga banyak mahasiswa tidak menyadari bahwa
mereka adalah insan akademis yang dapat memberikan pengaruh besar
dalam perubahan menuju kemajuan bangsa.

Peran Generasi Pemuda Dalam Menegakan Pancasila

Peranan sosok pemuda/generasi muda adalah dengan memperteguh


penanaman nilai-nilai Pancasila di dalam kehidupan sehari-hari, karena
saat ini masyarakat Indonesia sudah mulai meninggalkan dan bahkan
melupakan nilai-nilai Pancasila, yang notabene menjadi ideologi dan jati
diri bangsa Indonesia. Oleh karena itu, para generasi muda sekarang
harus dapat bersatu dan damai walaupun berbeda agama, suku, dan
budaya. Dapat berpikir rasional, demokratis, dan kritis dalam
menuntaskan segala masalah yang ada di NKRI.

Memiliki semangat jiwa muda yang dapat membangun NKRI yang


mandiri dapat mencontoh seperti karakter para pahlawan bangsa
Indonesia. Dengan cara cinta tanah air dan rela berkorban bagi bangsa
Indonesia, serta menjunjung tinggi nilai nasionalisme dan persaudaraan
antar agama, ras atau suku bagi semua bangsa Indonesia agar tidak terjadi
perpecahan ataupun perselisihan antar bangsa Indonesia.

Kecintaan bangsa pemuda adalah harapan bagi masa depan bangsa.


Dalam upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia mengharapkan
peranan pemuda dapat menjadi karakteristik yang baik bagi Indonesia.
Untuk mencapai kondisi yang baik generasi muda Indonesia harus
mempunyai jati diri yang sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa. Masa
depan kebangsaan Indonesia sangatlah ditentukan oleh generasi muda
terdidik dan terlatih, apalagi mereka adalah generasi yang banyak
mendapatkan berbagai pengetahuan teoritik maupun praktis di Perguruan
Tinggi tentang tema-tema pembangunan bangsa.

Karena pemudalah yang dapat merubah pandangan orang terhadap suatu


bangsa dan menjadi tumpuan para generasi terdahulu untuk
mengembangkan suatu bangsa dengan ide-ide ataupun gagasan yang
berilmu, wawasan yang luas, serta berdasarkan kepada nilai-nilai dan
norma yang berlaku di dalam masyarakat. Sementara itu, catatan sejarah
mengingatkn peran pemuda senantiasa menjadi pilar dan motor untuk
mencapai kemerdekaan bangsa.

Dalam situasi yang senantiasa tumbuh dan berkembang di era globalisasi


ini, menuntut peran aktif pemuda sebagai kekuatan moral, kontrol sosial
dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional. Selain
itu, dalam Pembangunan Nasional pemuda diharapkan mampu
bertanggung jawab dalam menjaga Pancasila, keutuhan NKRI, dan
memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan demikian
kesadaran pemuda akan kecintaan terhadap tanah air dan bangsanya
semakin meningkat. Dimana mahasiswa merupakan generasi kelas
menengah yang selalu hadir dalam garda terdepan setiap perubahan
penting dan mendasar di NKRI.

Bersama Pemuda Menjaga Persatuan Kesatuan

Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa bukanlah hal yang mudah.


Banyak tantangan dan masalah yang harus dihadapi bersama. Menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa merupakan kewajiban seluruh rakyat
Indonesia karena negara ini tidak hanya terdiri atas satu golongan suku,
ras, dan agama, tetapi banyak sekali golongan yang ada di tanah air kita
tercinta.

Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika mari kita perkokoh persatuan


dan kesatuan bangsa. Sebagai generasi muda kalian memiliki tanggung
jawab yang besar dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Posisi
kalian sebagai generasi penerus menuntut perilaku yang mampu
mendukung persatuan dan kesatuan. Kalian harus mampu menunjukkan
peran yang positif sebagai pemuda yang memiliki tanggung jawab moral
untuk kejayaan bangsa pada masa depan.
Bukan zamannya lagi bermalas-malasan dan melakukan tindakan-
tindakan yang tidak terpuji apalagi melakukan tawuran. Pemuda harus
bersungguh-sungguh memanfaatkan kesempatan untuk menempa diri.
Pemuda adalah harapan akan masa depan Indonesia yang adil dan
makmur dalam bingkai persatuan dan kesatuan bangsa dan negara
Indonesia.

Pemuda juga diharapkan tetap terus menempa dirinya menjadi pribadi-


pribadi yang memiliki kematangan intelektual, kreatif, percaya diri,
inovatif, dan memiliki kesetiakawanan sosial dan semangat pengabdian
terhadap masyarakat, bangsa dan negara yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai