Anda di halaman 1dari 3

KD.

4 PERATURAN PERKAWINAN PEGAWAI

A. Pengertian Perkawinan
1. Menurut UU Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1, perkawinan adalah ikatan lahir batin antara
seorang pria dan seorang wanita sebagai istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Menurut Maya (2013), pernikahan adalah suatu bentuk pola sosial yang disetujui oleh
kedua belah pihak (pria dan wanita) sehingga mampu membentuk keluarga yang sah
menurut agama dan legal di mata hukum.
3. Menurut Heriyanti (2002), pernikahan adalah suatu ikatan antara laki-laki dan
perempuan atas dasar kemauan kedua belah pihak sehingga menjadi ciri khas yang
mengikat satu sama lainnya.
4. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pernikahan adalah perjanjian antara
pria dan wanita untuk menjadi suami istri.
5. Menurut Kompilasi Hukum Islam Pasal 2, perkawinan adalah akad yang sangat kuat
untuk menaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah.

B. Perkawinan PNS
Dasar hukum perkawinan bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
1. Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1983 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi
Pegawai Negeri Sipil.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1990 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi
Pegawai Negeri Sipil.
3. Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara (SAKN) Nomor
08/SE/1983 dan Nomor 48/SE/1990 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 10 Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri
Sipil.
Larangan PNS tentang pernikahan, yaitu PNS dilarang hidup bersama di luar
ikatan perkawinan yang sah. Maksud dari hidup bersama di luar perkawinan yang sah
adalah melakukan hubungan sebagai suami istri dengan wanita yang bukan istrinya atau
pria yang bukan suaminya dan seolah-olah merupakan suatu rumah tangga. Hal ini akan
dikenakan hukuman disiplin berat berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
2010.

C. Ketentuan PNS Pria yang Akan Beristri Lebih Dari Satu Orang
Ketentuan khusus yang mengatur tentang izin perkawinan PNS untuk beristri lebih dari
satu (poligami) terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 tentang
erubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan
Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil khususnya dalam pasal 4 Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 1990 yang isinya adalah sebagai berikut.
1. Pegawai negeri sipil pria yang akan beristri lebih dari seorang, mewajibkan
memperoleh izin terlebih dahulu dari pejabat.
2. Pegawai negeri sipil wanita tidak diizinkan untuk menjadi istri kedua/ketiga/keempat.
3. Permintaan izin sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diajukan secara tertulis.
4. Dalam surat permintaan izin sebagaimana dimaksud dalam ayat 3, harus dicantumkan
alasan lengkap yang mendasari permintaan izin untuk beristri lebih dari seorang.
Selanjutnya, dalam penjelasan Paasal 4 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun
1990 disebutkan ketentuan ini mengandung pengertian bahwa selama berkedudukan
sebagai istri kedua/ketiga/keempat dilarang menjadi PNS. Di samping itu, seorang PNS
pria tidak boleh menikah dengan wanita yang berstatus sebagai PNS karena ini akan
menjadikannya sebagai istri kedua. PNS wanita dilarang untuk menjadi istri
kedua/ketiga/keempat. Dengan kata lain, PNS pria hanya bisa menikahi wanita yang tidak
berstatus sebagai PNS.

D. Perceraian PNS
1. Pengertian Perceraian
Perceraian adalah proses berakhirnya suatu pernikahan. Ketika kedua pasangan
tidak ingin melanjutkan kehidupan pernikahannya, mereka dapat mengajukan proses
perceraian kepada pemerintah melalui proses pengadilan. Selama perceraian, pasangan
tersebut harus memutuskan Bagaimana membagi harta mereka yang diperoleh selama
pernikahan, seperti rumah, mobil, perabotan atau kontrak, dan bagaimana mereka
menerima biaya dan menjalankan kewajiban merawat anak-anak mereka.
2. Dasar Hukum Perceraian PNS
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang akan melakukan perceraian wajib
mendapatkan izin tertulis atau surat keterangan dari pejabat yang berwenang. Jika
berkedudukan sebagai penggugat, PNS harus mendapatkan izin tertulis dari pejabat
yang berwenang. Sementara itu, jika berkedudukan sebagai tergugat, PNS tersebut
cukup mendapatkan surat keterangan dari pejabat yang berwenang.

Alasan-alasan PNS dapat melakukan perceraian :


1. Salah satu pihak merasa zina.
2. Salah satu pihak menjadi pemabuk, pemadat, atau penjudi yang sulit disembuhkan.
3. Salah satu pihak meninggalkan selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa izin dan
tanpa alasan yang jelas atau hal lain di luar kemampuan/kemauannya.
4. Salah satu pihak melakukan penganiayaan berat.
5. Salah satu pihak mendapatkan hukuman penjara 5 (lima) tahun atau lebih.
6. Antara suami dan istri terjadi perselisihan terus-menerus dan tidak ada harapan
untuk rukun kembali.

Alasan Izin bercerai ditolak :


1. Bertentangan dengan ajaran/peraturan agama yang dianut.
2. Bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku.
3. Alasan perceraian yang diajukan bertentangan dengan akal sehat.

Anda mungkin juga menyukai