Anda di halaman 1dari 2

BAB IV KEPEGAWAIAN

“PERATURAN PERKAWINAN KEPEGAWAIAN”

A. PENGERTIAN PERKAWINAN

Pada prinsipnya, Perkawinan adalah suatu akad untuk menghalalkan hubungan serta
membatasi hak dan kewajiban tolong-menolong antara pria dan wanita yang bukan muhrim.
Untuk lebih jelasnya lagi, simak beberapa pengertian perkawinan menurut beberapa sumber
berikut:

 Menurut UU No. 1 Tahun 1974 Pasal 1, Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara
seorang pria dan seorang wanita sebagai istri dengan tujuan membentuk keluarga
yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
 Menurut Maya, Pernikahan adalah suatu bentuk pola sosial yang disetujui oleh
kedua belah pihak sehingga mampu membentuk keluarga yang sah menurut agama
dan legal di mata hukum
 Menurut Heriyanti, Pernikahan adalah suatu ikatan antara laki-laki dan perempuan
atas dasar kemauan kedua belah pihak sehingga menjadi ciri khas yang mengikat satu
sama lainnya.
 Menurut KBBI, Pernikahan adalah perjanjian antara pria dan wanita untuk menjadi
suami istri.
 Menurut Kompilasi Hukum Islam Pasal 2, Perkawinan adalah akad yang sangat
kuat untuk menaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah

Dari beberapa pengertian tadi, dapat disimpulkan bahwa Pernikahan adalah ikatan batin
antara pria dan wanita untuk hidup bersama dengan tujuan membentuk keluarga yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

B. PERKAWINAN PNS

Dalam UU No. 1 Tahun 1974 telah diatur ketentuan perkawinan yang berlaku bagi segenap
warga Negara dan penduduk Indonesia termasuk di dalamya adalah warga Negara yang
berstatus sebagai PNS. Lalu apa saja dasar hukum yang melandasinya?
DASAR HUKUM
1. Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1983 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah No. 45 Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai
Negeri Sipil
2. Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 1990 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah No. 10 Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai
Negeri Sipil
3. Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara (SAKN) No.
08/SE/1983 dan No. 48/SE/1990 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
No. 45 Tahun 1990 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1983
tentang Izin Perkawinan dan Peceraian bagi Pegawai Negeri Sipil
Selanjutnya ada beberapa ketentuan bagi PNS yang akan melangsungkan pernikahan:
KETENTUAN
 Wajib Mengirimkan Laporan Perkawinan. PNS yang akan melangsungkan
perkawinan wajib mengirimkan laporan perkawinan secara tertulis kepada pejabat
yang berwenang secara hierarki. Dan, laporan Perkawinan harus dikirimkan selambat-
lambatnya 1 tahun terhitung mulai tanggal perkawinan. Jika PNS tidak melaporkan
perkawinannya kepada pejabat yang berwenang dalam jangka waktu yang sudah
ditentukan tadi, maka PNS tersebut akan dijatuhi hukuman disiplin berat sesuai
dengan Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010
 Dibuat dalam Rangkap 3. Laporan perkawinan dibuat rangkap 3 dengan lampiran
salinan sah surat nikah/akta perkawinan untuk tata naskah tiap-tiap instansi, dan pas
foto istri/suami ukuran 3x4 cm sebanyak 3 lembar

Dan yang terakhir yang akan kami bahas yaitu larangan PNS tentang Pernikahan
LARANGAN
1. Melakukan penceraian tanpa memperoleh izin terlebih dahulu dari pejabat yang
berwenang
2. Beristri lebih dari satu orang tanpa memperoleh izin terlebih dahulu dari pejabat yang
berwenang
3. Menjadi istri kedua/ketiga/keempat dari PNS
4. Menjadi istri kedua/ketiga/keempat dari pria yang bukan PNS tanpa memperoleh izin
terlebih dahulu dari pejabat yang berwenang
5. Melakukan hidup bersama dengan pria/wanita di luar ikatan perkawinan yang sah
dan setelah diperingati secara tertulis oleh pejabat yang berwenang tidak
menghentikan perbuatan hidup bersama itu
Jika PNS melakukan larangan tersebut, maka PNS yang bersangkutan dapat
dijatuhi hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan tidak hormat atas
permintaan sebagai PNS, sebagaimana telah tercantum dalam Peraturan
Pemerintah No. 53 Tahun 2010

Anda mungkin juga menyukai