Anda di halaman 1dari 31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Maintenance (Pemeliharaan)


4.1.1 Pengertian Maintenance
Beberapa pengertian maintenance menurut beberapa ahli sebagai berikut :

 Menurut Kurniawan (2013), maintenance adalah suatu


kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk
menjaga suatu barang, atau memperbaikinya sampai suatu
kondisi yang bisa diterima.
 Menurut Dhillon (2006), maintenance adalah semua aktivitas
yang dilakukan untuk mempertahankan kondisi sebuah item
atau peralatan, atau untuk mengembalikannya dalam kondisi
tertentu.
 Menurut Wati (2009), maintenance adalah tindakan-tindakan
administratif maupun teknik yang bertujuan untuk menjaga
kondisi peralatan atau mesin tetap baik agar dapat digunakan
secara efisien.

Umumnya maintenance adalah tindakan untuk mengidentifikasi


peluang terjadinya kegagalan pada equipment berdasarkan hasil
pengukuran dan pengujian equipment pada saat dilakukan inspeksi.

4.1.2 Jenis - Jenis Maintenance

Secara umum maintenance dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :


a. Predictive Maintenance
Tindakan perawatan ini dilakukan berdasarkan pada data
inspeksi. Dari data inspeksi tersebut, akan diketahui kondisi
aktual dari equipment. Dengan mengetahui kondisi aktual suatu
equipment, dapat diketahui strategi perawatan yang tepat.

50
b. Preventive Maintenance

Suatu kegiatan pemeriksaan dan pemeliharaan rutin


terhadap bagian- bagian tertentu yang dilaksanakan
berdasarkan jadwal yang telah direncanakan. Penyususan
jadwal pada preventive maintenance bertujuan agar pelaksaan
maintenance dapat dilaksanakan tepat waktu dan didukung
dengan kesiapan manpower serta ketersediaan sparepart,
sehingga tidak mengganggu proses produksi.
c. Corrective Maintenance

Suatu kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan


dengan cara mengidentifikasi penyebab kerusakan dan
memperbaikinya sehingga mesin atau peralatan dapat
beroperasi kembali. Corrective maintenance biasanya
dilakukan pada mesin atau peralatan produksi yang sedang
beroperasi secara abnormal
d. Overhaul Maintenance

Suatu kegiatan pemeriksaan dan perbaikan secara


menyeluruh terhadap suatu atau beberapa bagian pada alat
sehingga mencapai standar yang telah ditentukan dan dapat
beroperasi secara normal kembali untuk mendukung kegiatan
produksi. Kegiatan overhaul harus memerlukan persiapan
yang sangat matang, terutama dalam hal sparepart, tools dan
manpower.
e. Breakdown Maintenance

Suatu kegiatan perbaikan yang hanya dilakukan jika terjadi


kerusakan pada alat atau mesin secara mendadak dan tidak
diprediksi sebelumnya.

51
4.2. Pengertian Pompa
Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan fluida yang
berupa carian, dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan
tekanan cairan tersebut. Kenaikan tekanan tersebut digunakan untuk
mengatasi hambatan pengairan berupa perbedaan tekanan, perbedaan
ketinggian, atau hambatan gesek. Pada prinsipnya, pompa mengubah energi
mekanik motor menjadi energi aliran fluida. Energi yang diberikan pada
cairan dapat berupa energi potensial (static head) atau energi kecepatan
(kinetic head).
4.3. Jenis – Jenis Pompa
Pompa diklasifikasikan menurut prinsip dan cara kerjanya. Secara umum,
pompa dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu Pompa Dinamis (non
Positive Displacement Pump) dan Pompa Pemindah Positif (Positive
Displacement Pump).

Gambar 4 1Gambar Klasifikasi Jenis – Jenis Pompa

52
4.3.1 Pompa Dinamis (non Positive Displacement Pump)

Pompa Dinamis (non Positive Displacement Pump) adalah pompa dengan


volume ruang yang tidak berubah pada saat pompa bekerja. Energi yang
diberikan kepada fluida adalah energi kecepatan yang kemudian diubah
menjadi energi dinamis dalam rumah pompa tersebut. Yang termasuk dalam
cara kerja pompa Dinamis adalah:
a) Pompa Aksial
b) Pompa Sentrifugal (Centrifugal Pump)
c) Pompa Kerja Khusus
a. Pompa Jet
b. Pompa Hidraulik
c. Pompa Elektromagnetik
d. Gas Lift Pump
Salah satu jenis pompa dengan kerja dinamis adalah Pompa Sentrifugal
(Centrifugal pump). Pompa Sentrifugal adalah pompa yang memindahkan
cairan dengan memanfaatkan gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh putaran
impeler. Pompa sentrifugal mengubah energi kecepatan menjadi energi
tekanan. Aliran fluida yang terjadi di dalam pompa sentrifugal dapat dilihat
pada gambar 3.2 dan gambar 3.3.

Gambar 4 2Aliran Fluida Pompa Sentrifugal

53
Fluida cair mengalir melalui inlet pompa kemudian masuk kedalam titik
pusat impeler. Selanjutnya impeler akan menggerakan fluida tersebut daram
gerakan melingkar sehingga menciptakan gaya sentrifugal, fluida akan
didorong menuju titik terluar dari impeler. Impeler disusun dari rangkaian
vanes atau blades yang berfungsi mengarahkan aliran fluida. Pompa
sentrifugal memiliki beberapa kelebihan termasuk operasionalnya yang
halus, tekanan seragam pada debit pompa, dan dapat bekerja pada kecepatan
tinggi sehingga aplikasi dapat dihubungkan dengan turbin uap, motor listrik,
atau sumber penggerak lainnya.

Gambar 4 3Aliran Fluida Pompa Sentrifugal


Bagian dari pompa sentrifugal secara umum dapat dilihat pada gambar 3.4
berikut :

Gambar 4 4 Bagian Pompa Sentrifugal

54
a) Suction Nozzle
Bagian sisi masuk fluida pada arah isap impeler.
b) Impeller
Impeller adalah bagian dari pompa sentrifugal yang berputar,
berfungsi untuk mentransfer energi dari putaran motor penggerak
menju fluida yang dipompa dari tengah impeller ke sisi luar impeller.
Impeller menjadi komponen yang paling utama berpengaruh terhadap
performa pompa. Desain dari impeller tergantung kebutuhan tekanan,
kecepatan aliran, serta kesesuaian dengan sistemnya.
c) Volute
Volute / Volute Casing berfungsi untuk menurunkan kecepatan
aliran (flow) fluida yang masuk ke dalam pompa. Menuju sisi outlet
pompa, Volute didesain berbentuk corong yang berfungsi untuk
mengkonversikan energi kinetik menjadi tekanan dengan menurunkan
kecepatan dan menaikkan tekanan. Hal ini membantu
menyeimbangkan tekanan hidrolik pada shaft pompa.
d) Wear ring
Wear Ring berfungsi untuk mengatasi aliran fluida pada Pressure
yang lebih tinggi di sisi discharge (buang) mengalir ke sisi suction
(hisap) karena pressure yang lebih rendah. Fluida pada discharge akan
mengalir melalui celah antara casing pompa dengan eye impeller. Hal
ini menyebabkan kerguian yang berakibat pada berkurangnya flow dan
head centrifugal. Ada dua wear ring yang terpasang yaitu casing wear
ring (diam) dan impeller wear ring (pada impeler)
e) Discharge Nozzle
Bagian sisi keluar fluida pada arah buang impeller. Berfungsi
untuk mengeluarkan fluida yang masuk kedalam pompa. Pada bagian
nosel ini, energi kecepatan aliran diubah menjadi energi tekanan.
f) Packing & Seal
Sistem packing pada pompa adalah untuk mengontrol kebocoran
fluida yang mungkin terjadi pada bagian pompa yang berputar (poros)

55
dengan stator (tidak berputar). Sistem sealing yang umum digunakan
pada pompa sentrifugal adalah mechanical seal dan gland packing.
g) Casing
Bagian terluar dari pompa yang berfungsi melindungi elemen yang
berputar, tempat kedudukan guide vane, suction nozzle dan discharge
nozzle. Selain itu juga, tempat volute berada.
h) Shaft (poros)
Bagian yang mentransmisikan putaran dari sumper penggerak
(seperti motor listrik) ke impeller, dan juga tempat komponen berputar
lainnya.
i) Bearing
Bearing pada pompa berfungsi untuk menahan (constrain) posisi
rotor relatif terhadap stator sesuai dengan jenis bearing yang
digunakan. Bearing yang digunakan pada pompa yaitu journal bearing
yang berfungsi untuk menahan gaya berat dan gaya – gaya yang
searah, serta thrust bearing yang berfungsi untuk menahan gaya aksial
yang timbul pada poros relatif terhadap stator pompa.
j) Oil ring
Berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan oli yang melewati
poros pompa.
Tabel 4. 1 Tipe – tipe pompa sentrifugal

Type
Pump Type Orientation
Code
Foot-
OH1
mounted
Horizontal
Centerline-
Flexibly coupled OH2
Supported
Centrifugal Pump

Vertical In-line
- OH3
Overhung

with bracket

Rigidly coupled Vertical In-line - OH4

56
Vertical in-line - OH5
High-speed
Close-coupled
Integrally - OH6
geared
Axially Split - BB1
1 and 2 Stage
Radially split - BB2
Axially Split - BB3
Single
BB4
Between-bearings

Casing
Multistage
Radially Plit
Double
BB5
Casing

Discharge Diffuser VS1


through Volute VS2
Single Casing column Axial Flow VS3
Vertically Suspend

Separate Line Shaft VS4


discharge Cantilever VS5
Diffuser - VS6
Double Casing
Volute - VS7

4.3.2 Pompa Pemindah Positif (Positive Displacement Pump)

Pompa jenis ini merupakan pompa dengan ruangan kerja yang


secara periodik berubah dari besar ke kecil atau sebaliknya, selama pompa
bekerja. Energi yang diberikan kepada cairan ialah energi potensial,
sehingga cairan berpindah volume per volume. Yang termasuk dalam
kelompok pompa pemindah positif antara lain:
1) Pompa Rotari
a. Pompa Vane
b. Poma Lobe
c. Pompa Screw
d. Pompa Roda Gigi

57
2) Pompa Reciprocating
a. Pompa Torak
b. Pompa Plunger
3) Pompa Diaphragma
4.4.Pompa 31-P-101 A/B
Pompa 31-P-101 A berada pada unit 31,pompa ini adalah tipe
Multistage Centrifugal Pump bertingkat yang dirancang untuk layanan
tekanan dan suhu sedang/tinggi. Pompa ini memiliki impeller tipe tertutup
dengan deasin aliran radial untuk kinerja dan efisiensi hidrolik yang optimal.
Pompa tipe ini terdiri dari catridge yang tertutup pada cylindrical pump casing
melalui segmental shear ring closure. Catridge ini mencakup elemen
perpompaan stasionary dan rotating, dan dilengkapi dengan seal dan bearing.
Berdasarkan susunan seal dalam stuffing box ada dua jenis seal yaitu tandem
seal dan back to back double seal. Pompa 31-P-101 A/B menggunakan tipe
tandem seal. Keuntungan dari tipe tandem adalah memudahkan perawatan
dengan memindahkan single casing stage.
Diffuser menggunakan tipe jalur ganda yang dipasang secara integral
dengan diagparma. Posisi diffuser adalh mengelilingi impeller, dengan
mengubah energi kecepatan menjadi energi tekanan dan mengarahkan fluida
ke mata impeller pada tahap berikutnya. Diffuser dipusatkan secara timbal
balik melalui pin aksial. Shaft dan Rotor terbuat dari baja tahan karat super
dupleks. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pemasangan dan pelepasan
impeller.
Penggunaan pompa ini dapat dioptimalkan dengan menggunakan
parameter operasional tertentu. Hal ini akan semakin meningkatkan efisiensi
dan konsumsi daya yang lebih rendah, sekaligus memberikan kontribusi
operasional pompa yang lebih halus.

58
Tabel 4. 2 Spesifikasi pompa 31-P-101 A/B

Manufaktur FlowServe
Kapasitas Normal 263 m3/h
Differential Pressure 49,9 kg/cm3
Discharge Pressure 56,5 kg/cm3
RPM 2950
Produk Air
Diameter Impeller 322 mm
Power 775 KW
Temperatur air 330C
Radial Bearing Line Bearing
Thrust Bearing Ball Bearing
Berat Pompa 4350 Kg

Berikut ini adalah drawing dari pompa 31-P-101 A/B :

59
Gambar 4 5 Drawing pompa 31-P-101 A

60
Gambar 4 6 Drawing Unit Proses pompa 31-P-101 A

61
4.5.Sistem Seal pada Pompa
Pompa pasti terdiri dari dua bagian utama yang menyusunnya yakni
bagian yang stationer (diam) dalam hal ini adalah casing pompa, serta bagian
yang berputar yakni poros dan impeler. Di antara kedua bagian tersebut
terdapat area yang mempertemukan secara langsung fluida yang dipompa
dengan atmosfet. Pada titik inilah keberadaan sistem seal pada pompa
dibutuhkan. Sistem seal pada pompa berfungsi untuk mengurangi seminimal
mungkin terjadinya kebocoran fluida di area pertemuan antara sisi casing
pompa dengan rotornya.

Gambar 4 7 Pompa Tanpa Sistem Seal

Ada dua tipe seal pompa yang lazim ditemukan di dunia industri, tipe
gland packing seal dan tipe mechanical seal.

62
4.5.1 Gland Packing Seal System

Komponen utama sistem seal ini adalah sebuah packing/gland


yang menjadi titik pertemuan antara sisi casing pompa dengan poros pompa.
Packing ini ditahan oleh sebuah komponen bernama gland follower, yang
posisinya dapat diatur untuk memberi tekanan tertentu terhadap packing.
Besar tekanan gland follower diatur oleh beberapa buah sekrup (gland
bolts). Semakin kuat tekanan yang diberikan oleh gland follower terhadap
packing, maka akan semakin sedikit fluida yang bocor melalui sela – sela
antara poros dengan packing. Apabila gesekan antara packing dengan poros
terlalu besar, akan menyebabkan temperatur pada packing menjadi tinggi
sehingga lebih cepat mengurangi umur packing tersebut. Untuk mengatasi
masalah tersebut, dibutuhkan sistem pendinginan pada packing tersebut, hal
ini dilakukan dengan cara membocorkan sedikit fluida ke sela – sela poros
dengan packing sehingga keketatan gland bolts harus tepat agar didapatkan
pendinginan yang optimal pada packing. Gland packing perlu perhatian
khusus dalam perawatannya. Dalam jangka waktu tertentu, tekanan gland
follower perlu diatur agar kebocoran tetap konsisten dan komponen gland
perlu diganti secara berkala.

Gambar 4 8 Sistem Gland Packing Seal pada Pompa

63
4.5.2 Mechanical Seal System

Sistem gland packing sudah tidak banyak digunakan pada pompa –


pompa modern, karena memiliki kebutuhan perawatan yang cukup tinggi.
Mechanical seal menjadi tipe yang paling banyak digunakan pada pompa.
Perawatan yang hampir zero-maintenance menjadi alasan utama. Selain itu
sistem ini men-seal sistem pompa sehingga kebocoran fluida menjadi sangat
kecil dan dapat diabaikan jumlahnya.
1. Komponen Mechanical Seal Secara Umum
Komponen utama mechanical seal terdiri dari:

a) Shaft Sleeve
Shaft Sleeve adalah sebuah bushing/adapter yang berbentuk
selongsong dan terpasang pada shaft, bertujuan untunk
melindungi shaft akibat pengencangan baut mechanical seal

b) Seal
Seal adalah bagian dalam sebuah konstruksi alat/mesin
yang berfungsi sebagai penghalang keluar/masuknya cairan,
baik itu fluida proses maupun pelumas
c) O-Ring
O-Ring berfungsi sebagai alat pengeblok cairan sekunder
(Secondary Sealing Device). Material O-Ring dapat
dihasilkan dari karet alam, EPDM, Buna, Neoprene, Viton,
hinga tipe Encapsulated O-Ring, dimana jenis O-Ring yang
dibalut dengan PTFE. Ada pula yang dibuat murni dari
PTFE, disebut dengan Wedge.
d) Sealface
Sealface adalah bagian paling kritis dari sebuah mechanical
seal dan merupakan titik pengeblok cairan utama (primary
sealing device) terbuat dari bahan carbon, silicone carbide,
tungsten carbide, atau Ni-Resist dengan serangkaian teknik
pencampuran. Permukaan material yang saling bertemu

64
(contact) dibuat hingga tingkar kerataan mencapai 1 – 2
Lightband / 294 nm. Biasanya terdapat 2 sealface, yang diam
melekat pada dinding pompa, dan yang berputar melekat
pada shaft. Sealface yang berputar terbuat dari bahan yang
lebih lunak. Kombinasinya bisa berupa carbon versus
silicone carbide, carbon vs ceramic, carbon vs tungten
carbide, silicone carbide vs silicone carbide, silicone carbide
vs tungsten carbide.

2. Komponen – Komponen pada Mechanical Seal


Komponen Mechanical Seal dikelompokkan menjadi dua
bagian, yaitu bagian yang berputar dan stasioner.

Gambar 4 9 Gambar Mechanical Seal pada shaft


A. Komponen Berputar
Bagian dari mechanical seal yang berputar, terkoneksi secara
langsung ke poros pompa dan ikut berputar pada saat pompa bekerja.
Komponen yang ikut berputar adalah:
 (4) Rotating seal ring
 (5) Torque transmission ring top

65
 (6) Spring (Pegas)
 (7) Torque transmission ring bottom
 (8) Bellows
 (9) Shaft
Tekanan dari pegas yang diteruskan oleh torque transmission ring,
menjaga agar rubber bellows selalu menempel ke sisi shaft dan ikut
berputar. Pegas berfungsi untuk mentransfer tekanan ke torque
transmission ring sisi atas dan bawah. Tekanan yang di distribusikan sisi
atas akan diteruskan ke rotating seal ring. Rotating seal ring adalah
komponen yang terpasang dan ikut berputar bersama rubber bellows.
Komponen ini bergesekan langsung dengan komponen yang stasioner.

Rubber bellows memiliki sifat yang elastis dan fleksibel secara


aksial, berfungsi untuk mencegah kebocoran fluida kerja di antara shaft
dengan rotating seal ring. Tekanan dari pegas serta sifat rubber bellows
akan menjaga semua komponen seal saling menekan sehingga tidak
terjadi kebocoran pada saat pompa beroperasi maupun tidak.

B. Komponen Stasioner
 (1) Casing/housing
 (2) secondary rubber seal
 (3) Stationary seat
Komponen mechanical seal yang diam terkoneksi dengan
casing/housing pompa. Secondary rubber seal berfungsi untuk mencegah
terjadinya kebocoran diantara dudukan dengan casing pompa. Sedangkan
stationary seat menjadi komponen yang bergesekan langsung dengan
rotating seal ring.
Pada saat pompa bekerja, diantara dua komponen yang saling
bergesekan antara stationary seat dan rotating seal didesain terbentuk
sebuah lapisan. Lapisan ini terbentuk dari fluida kerja yang keluar melalui
sela – sela komponen mechanical seal dengan jumlah yang sangat sedikit.
Lapisan ini berfungsi sebagai pelumas dan akan menguap akibat

66
temperatur gesekan yang tinggi. Karena jumlah yang sangat sedikit, maka
dapat diabaikan. Apabila terdapat kegagalan pada komponen mechanical
seal sehingga tidak bekerja dengan baik, maka dapat menimbulkan
kebocoran yang lebih besar.
3. Jenis – Jenis Mechanical Seal
Pembagian jenis mechanical seal dibagi dalam beberapa tipe,
yaitu:
a) Berdasarkan cara pemasangan, mechanical seal dibagi
menjadi dua tipe:
1) Basic Mechanical seal / Non-Cartridge Mechanical seal
Mechanical seal jenis ini pemasangannya
memerlukan perhitungan untuk mendapatkan kompresi
optimal. Perhitungan kompresi dilakukan secara manual.
Hal ini menimbulkan resiko over compression, yang
memiliki resiko pecah dan resiko less compression,
menyebabkan pompa bocor karena kurangnya kompresi.
Ciri – ciri mechanical seal jenis ini adalah:
 Disuplai tanpa shaft sleeve, dalam kondisi terpisah
antara rotating seal dan stationary seal face
 Diperlukan penandaan pada shaft sleeve untuk
mengetahui presisi tempat pemasangan
 Dudukan stationary face adalah buatan pabrik
pompa, bukan disuplai oleh pabrik mechanical
seal.
2) Cartridge Mechanical Seal
Pemasangannya tidak memerlukan setting
kompressi karena pabrik mechanical seal telah
merangkai basic seal diatas sleeve, melengkapi
rangkaian ini dengan glandplate dan spacer.
Keunggulan jenis ini adalah:

67
 Tidak perlu perhitungan kompressi secara manual,
dan mengurangi kesalahan pemasangan secara
signifikan
 Biaya perawatan lebih rendah, apabila terjadi aus
cukup mengganti basic seal
b) Berdasarkan Bebas tidaknya gaya tekan pada contact face
Berdasarkan bebas tidaknya gaya yang menekan sealface untuk
saling kontak, dapat dibedakan menjadi dua:

1) Pusher/O-Ring Mechanical Seal


O-ring mechanical seal memiliki o-ring yang bebas
bergerak sepanjang shaft sleeve untuk menjaga gaya tekan
rotary sealface ke stationary sealface. Fitur ini mengatasi
ausnya rotary sealface dan misaalignment pemasangan.
Kelemahan jenis ini adalah terjadinya kemacetan akibat
penumpukan kotoran, dan menimbulkan fretting, pada shaft
atau shaft sleeve
2) Non-Pusher/Bellows Mechanical Seal
Tipe ini tidak harus bergerak sepanjang shaft untuk
menjaga tekanan kontak pada sealface. Keuntungan seal ini
adalah kemampuan untuk diaplikasikan pada temperatur
tinggi dan rendah, serta tidak memerlukan O-ring, sehingga
terhindar dari kemacetan. Ada dua tipe bellows yaitu rubber
bellows dan metal bellows. Kelemahan metal bellows adalah
perlu disesuaikan pada lingkungan yang korosif
c) Berdasarkan besar kecilnya area contact face yang mengalami
penekanan.
1) Balanced Mechanical Seal
Penyesuaian desain yang meminimalkan gaya hidrolis
untuk menutup contact face. Rotating sealface memiliki
bentuk berbeda. Bentuk ini menghasilkan semakin tinggi

68
daya tahan terhadap tekanan, rendahnya beban sealface dan
panas yang ditimbulkan lebih rendah. Tipe ini cocok untuk
aplikasi fluida yang lubrikasinya kurang, dan tekanan
penguapan yang tinggi seperti light hydrocarbons.
2) Un-Balanced Mechanical Seal
Tipe ini tidak mahal, jarang bocor dan lebih stabil
mengatasi vibrasi, kekurangan terdapat pada alignment, dan
kavitasi. Kelemahan tipe ini hanya memiliki batas daya
tekanan yang rendah.

4. Cara Kerja Mechanical Seal


Titik utama pengeblokan fluida dilakukan oleh dua sealfaces yang
permukaannya sangat halus dan rata. Gesekan gerak berputar antara
keduanya meminimalkan terjadinya kebocoran pada shaft. satu
sealface berputar mengikuti putaran shaft (rotaty sealface), yang satu
lagi diam pada suatu dinding yang disebut dengan glandplate
(Stationary sealface). Material kedua sealface tersebut biasanya
berbeda. Sealface yang berputar biasanya terbuat dari bahan yang lebih
lunak, sealface yang diam/stasioner terbuat dari bahan yang lebih
keras.
Tabel 4. 3 Material untuk Sealfaces

Rotating Sealface Stationary Sealface


Carbon Silicone Carbide
Carbon Ceramic
Carbon Tungsten Carbide
Silicone Carbide Silicone Carbide
Silicone Carbide Tungsten Carbide
Pembedaan antara material yang digunakan pada rotating sealface
dan stationary sealface, bertujuan untuk mencegah terjadinya adhesi
antara dua buah sealface yang melakukan kontak tersebut. Pada
sealface yang lebih lunak (rotating sealface terdapat ujung yang

69
berbentuk seperti benjolan dan berukuran kecil yang dikenal sebagai
wear-nose (ujung yang bisa habis atau aus tergesek), sebagai indikator
apakah sealface tersebut sudah harus diganti atau belum.

Terdapat empat titik sealing/pengeblokan, yang merupakan jalur


kebocoran jika titik pengeblokan tersebut gagal. Titik pengeblokan
pada mechanical seal dapat dilihat pada gambar 3.8

Gambar 4 10 Bagian Mechanical Seal


Keterangan:

1) Stationary Component (Stationary Seat)


2) Gasket
3) Rotating Component
4) Shaft Sleeve
5) Spring
6) Gland Plate
7) Clamp Ring
Empat titik pengeblokan utama pada mechanical seal, yaitu:

a) Seal antara bagian yang berputar (3) dengan bagian yang


stasioner (1), disebut dengan primary Seal
b) Seal antara bagian stasioner (1) dengan gasket (2)
c) Seal antara bagian yang berputar (3) dengan Shaft Sleeve (4),
disebut dengan secondary seal atau O-ring
d) Seal yang berada antara gland plate (6) dengan gasket (2)

70
5. Fungsi Mechanical Seal
Fungsi dari mechanical seal yaitu untuk mengurangi terjadinya
kebocoran fluida yang mengalir, dan kebocoran dapat dikontrol untuk
melumasi bagian mechanical seal yang mengalami gesekan (Stationary
seal face dan rotating seal face). Mechanical seal juga berfungsi
sebagai pengganti dari gland packing yang sudah jarang digunakan
pada pompa – pompa modern, penyebab utamanya adalah kebutuhan
perawatan yang cukup tinggi. Mechanical seal menjadi tipe yang
paling banyak digunakan karena perawatannya yang sangat mudah
bahkan hampir zero maintenance.
4.6. Mechanical Seal
Mechanical seal adalah suatu komponen yang terdapat pada konstruksi
pompa yang berfungsi sebagai pengontrol kebocoran fluida atau gas keluar.
Mechanical seal terdiri dari dua komponen dasar. Salah satu komponen
stasionary dan yang lain rotary terletak pada shaft untuk mencapai sealing
Mechanical seal terdiri atas sealface yang menjadi bagian paling penting
karena merupakan titik pengeblok cairan utama (Primary sealing device),
Sealface yang ada pada shaft yang berputar disebut dengan rotating seal,
sedangkan yang diam atau dalam kondisi stasioner disebut dengan Stationary
Face/mating ring. Satu atau beberapa O-ring/Bellows/PTFE wedge yang
merupakan titik pengeblokan sekunder (Secondary sealing). Alat pembeban
mekanis untuk membuat sealface saling menekan , dan beberapa metal yang
diperlkan untuk melengkapi rangkaian mechanical seal.

4.6.1 Spesifikasi Mechanical Seal

Spesifikasi mechanical seal yang digunakan dalam laporan ini


dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut :
Tabel 4. 4 Spesifikasi Mechanical Seal Pompa 31-P-101 A

Pump item No. 31-P-101 A


Manufaktur FlowServe
Ukuran Seal 4.625/4.500

71
mm
Metal Parts 316 Stainless
Steel, Alloy
C-276
Temperatur -40 to 2040C
Pressure
 Pusher Up to 21 bar
(300 psig)
 Bellows Up to 14 bar
(200 psig)
Speed > 23 m/s
(75fps)
Shaft Siz
 Pusher 25.40 to 203.2
mm
 Bellows 25.40 to 95.25
mm

Gambar 4 11 Drawing Mechanical Seal pompa 31-P-101 A

72
4.6.2 Surat Rekomendasi untuk Maintenance Pompa 31-P-101 A
Kegiatan maintenance pada pompa 31-P-101-A/B dilakukan
karena ada indikasi kebocoran pada bagian mechanical seal pompa
tersebut. Hal itu dapat diketahui dari bagian Operator Produksi yang
melaporkan kepada Rotating Eauipment Inspection Engineer,
kemudian Rotating Eauipment Inspection Engineer akan mengadakan
rapat untuk membahas hal tersebut. Dari hasil rapat tersebut akan
dibuat sebuah surat rekomendasi yang memerintahkan bagian
Maintenance Execution untuk melakukan pekerjaan tersebut. Berikut
ini adalah surat rekomendasi yang didapat mengenai kerusakan pada
pompa 31-P-101 A/B.

73
74
75
76
4.8. Troubleshooting Pompa 31-P -101-A/B
Troubleshoting pada pompa 31-P-101 A/B yaitu hanya dilakukan pada
mechanical seal-nya saja dikarenakan adanya indikasi terjadinya high press
pada sealpot outboard pada pompa 31-P-101 A yang kemudian dilakukan
joint inspection on site. Adanya kenaikan pressure pada sealpot sisi outboard
pompa dan terjadinya kenaikan pada level sealpot mengindikasikan adanya
kegagalan sealing system pada contact face primary seal mechanical, seal
ouboard karena keausan (Wear out) dengan suspect sehingga dilakukan
corrective maintenance.
Kegagalan pada contacface primary seal mechanical seal pada pompa
dapat diindikasi melalui beberapa gejala yang timbul ketika dilakukan
pemeriksaan ditandai dengan kenaikan tekanan pada sealpot outboard pompa
31-P-101 A hingga mencapai 6 kg/cm². Adapun hal lain yang dapat
mengindikasikan terjadinya wear out pada pompa yaitu kenaikan fluktuasi dan
kenaikan sealpot outboard pompa dan kenaikan vibrasi melebihi limit.
4.9. Corrective Maintenance Pompa 31-P-101 A
Setelah ditemukan adanya indikasi kerusakan atau penurunan perfomansi
pada suatu equipment tersebut yang disini adalah pompa 31-P-101 A. Agar
equipment tersebut dapat dioperasikan kembali, maka diperlukan perbaikan
atau perawatan. Adapun proses perbaikan atau perawatan kali ini
menggunakan metode corrective maintenance. Alur proses perbaikan secara
garis besar yaitu sebagai berikut pada gambar 4.4.

Rotating
Inventory
Eauipment Maintenance
Production P&S atau T/A Control dan
Inspection Execution
CO
Engineer

Gambar 4 12 Alur Proses Maintenance

77
Dalam proses maintenance pompa 31-P-101 A/B menggunakan metode
corrective maintenance. Sehubungan dengan ditemukannya indikasi
kebocoran pada mechanical seal maka akan dilakukan perbaikan. Terdapat
dua rekomendasi perbaikan dari Maintenance Execution yaitu temporary
repair dan permanent repair dikarenakan pengadaan komponen/ parts
membutuhkan waktu, dan rentang waktu dari pengajuan troubleshooting
pompa hanya satu bulan, maka ditentukan untuk melaksanakan temporary
repair. Tahap- tahap dari temporary repair sebagai berikut :

1. Melakukan perbaikan mechanical seal pompa 31-P-101 A dengan


menggunakan ex running mechanical seal pompa 31-101- B pasca
overhaul TA 2022.
2. Lakukan lapping terhadap contact face mechanical seal Ex-
runnung 31-P-101 B.
3. Lakukan penggantian comsumable part O-ring running mechanical
seal pompa 31-P-101 A.
4. Melakukan penggantian bearing thrust tipe BECM sebanyak 2 ocs
dengan KIMAP E600051073. Adapun langkah langkah sebelum
melakukan peggantian bearing thrust adalah cleaning bearing
housing. Berikut adalah dokumentasi proses cleaning bearing
housing pada pompa 31-P-101 A

78
Gambar 4 13 Proses Cleaning Bearing Housing

Gambar 4 14 Proses Cleaning Bearing Parts

79
Gambar 4 15 Proses Pemasangan Kembali Bearing Parts ke Bearing Housing

80

Anda mungkin juga menyukai