Anda di halaman 1dari 63

PELAYANAN PENERBITAN SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM) ONLINE

PADA SATLANTAS POLRES KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

(SKRIPSI)

Oleh:

DAUDEA KIRANA SARI

NPM 2012011033

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS

LAMPUNG BANDAR

LAMPUNG

2023
ABSTRAK
PELAYANAN PENERBITAN SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM) ONLINE
PADA SATLANTAS POLRES KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
Oleh
DAUDEA KIRANA SARI

Pembuatan dan perpanjangan SIM adalah salah satu kebutuhan penting bagi masyarakat
di Indonesia, khususnya bagi pengendara bermotor. Penerbitan pelayanan SIM online di
Polres Kabupaten Lampung Tengah untuk perpanjangan dan pembuatan SIM baru
sudah dapat dijangkau oleh masyarakat yang berada di luar wilayah tidak sesuai dengan
domisili KTP. Pembuatan SIM online dan perpanjangan SIM online dapat dilakukan di
Satuan Penyelenggaraan SIM online terdekat. Dalam implementasi penerbitan SIM
online terdapat faktor-faktor pendorong dan penghambat komunikasi. Pihak Satpas
Polres Lampung Tengah sudah melakukan sosialisasi tentang SIM online kepada
masyarakat, memberikan kemudahan dan mengenai fasilitas peralatan dan prasarana
sudah sangat lengkap dan siap menunjang kebijakan pelayanan SIM online dan
melakukan kerjasama dengan layanan provider untuk menstabilkan jaringan koneksi,
meningkatkan kualitas aplikasi. Namun masih memiliki kendala terhadap jaringan atau
koneksi serta kendala yang berupa renovasi gedung. Penelitian ini bertujuan untuk
mendekripsikan dan menganalisis pelayanan penerbitan SIM online dan mengetahui
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelayanan pembuatan SIM online di Kantor
Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resort Kabupaten Lampung Tengah. Metode penelitian
yang digunakan adalah kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pelayanan SIM online di Satpas Polres Lampung
Tengah mendapatkan respon yang baik oleh masyarakat dalam pelaksanaan
implementasinya serta dapat berjalan dengan lancar.

Kata kunci: Pelayanan, Penerbitan, SIM Online, Implementasi.


ABSTRACT
ONLINE DRIVER'S LICENSE ISSUANCE SERVICE AT THE TRAFFIC
POLICE STATION OF THE CENTRAL LAMPUNG DISTRICT
BY
DAUDEA KIRANA SARI

Making and extending a driving license is an important need for people in Indonesia,
especially for motorbike drivers.Issuance of online SIM services at Central Lampung
Regency PoliceThe extension and creation of a new SIM can now be reached by people
who live outside the area that does not correspond to their KTP domicile. Making an
online SIM and extending an online SIM can be done at the nearest online SIM
Implementation Unit. In the implementation of online SIM issuance, there are factors
that encourage and inhibit communication. The Central Lampung Police Satpas have
conducted socialization about online SIMs to the public, providing convenience and the
equipment and infrastructure facilities are very complete and ready to support online
SIM service policies and collaborate with service providers to stabilize connection
networks, improve application quality. However, there are still problems with networks
or connections as well as problems in the form of building renovations. This research
aims to describe and analyze the online SIM issuance service and find out what factors
influence the online SIM issuance service at the Central Lampung Regency Resort
Police Traffic Unit Office. The research method used is qualitative with a qualitative
descriptive research type. The results of the research show that the online SIM service at
the Central Lampung Police Satpas received a good response from the community in its
implementation and was able to run smoothly.

Keywords: Service, Issuance, Online SIM, Implementation.


Judul : Pelayanan Penerbitan Surat Izin Mengemudi
(SIM) Online Pada Satlantas Polres Kabupaten
Lampung Tengah.
Nama Mahasiswa : Daudea Kirana Sari
Nomor Pokok Mahasiswa : 2012011033
Bagian : Hukum Administrasi Negara
Fakultas : Hukum

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Syamsir Syamsu, S.H.,M.Hum. Rifka Yudhi, S.H.I., M.H.


NIP 196108051989031005 NIP 198407022019031005

2. Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara

Eka Deviani, S.H.,M.H.


NIP 197310202005012002
MENGESAHKAN

Tim Penguji

Ketua : ………….

Sekretaris/Anggota : ………….

Penguji
Bukan Pembimbing : ………….

Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung

Dr. M. Fakih, S.H., M.H.


NIP 196412181988031002

Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 2024


LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini penulis menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:

1. Skripsi dengan judul “Pelayanan Penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM)


Online Pada Satlantas Polres Kabupaten Lampung Tengah” merupakan hasil
karya saya sendiri dan saya juga tidak melakukan tindakan penjiplakan atau
plagiarisme atas hasil karya penulis lain dengan cara yang tidak sesuai dengan
aturan dan tata etika ilmiah yang berlaku dalam masyarakat akademik;

2. Hak intelektual hasil karya ilmiah ini diserahkan sepenuhnya kepada


Universitas Lampung.

Berdasarkan pernyataan diatas apabila dikemudian hari terjadi ketidakbenaran,


maka penulis bersedia menanggung akibat dan sanksi yang diberikan oleh pihak
Universitas Lampung kepada penulis, serta bersedia dituntut sesuai dengan hukum
yang berlaku.

Bandar Lampung, Januari 2023

DAUDEA KIRANA SARI


NPM 2012011033
RIWAYAT HIDUP

(Foto)

Penulis dalam Karya Tulis Ilmiah Skripsi ini, bernama Daudea Kirana Sari, yang
dilahirkan di Metro, pada tanggal 23 September 2001, merupakan anak pertama dari
tiga bersaudara pasangan Bapak Arnoldus Rusdi dengan Ibu Sakti Widayati.
Penulis telah menyelesaikan pendidikan formal di Taman Kanak-Kanak Pertiwi
Punggur pada tahun 2006 dan lulus pada tahun 2008, Sekolah Dasar Negeri 01
Totokaton pada tahun 2008, namun saat di kelas 4 pindah ke SD Xaverius Metro dan
lulus pada tahun 2014, Sekolah Menengah Pertama Xaverius Metro pada tahun 2014
dan lulus pada tahun 2017, Sekolah Menengah Atas Negeri 03 Metro pada tahun
2017 dan lulus pada tahun 2020. Penulis melanjutkan studinya di Universitas
Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SNMPTN) pada tahun 2020 sampai sekarang.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam organisasi kampus. Periode
2020/2021 penulis menjadi Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Persikusi
Fakultas Hukum Universitas Lampung, Periode 2020/2022 penulis menjadi Anggota
Unit Kegiatan Mahasiswa Katolik (KMK) Universitas Lampung, Periode 2020/2022
penulis menjabat sebagai Pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pusat Studi
Bantuan Hukum (PSBH) Fakultas Hukum Universitas Lampung.
Selain aktif dalam kegiatan berorganisasi, penulis juga pernah menjadi ketua
dalam penelitian PKM antar universitas. Penulis juga pernah mengikuti perlombaan
dalam pembuatan berkas yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM) Pusat Studi Bantuan Hukum (PSBH) secara berkelompok.
MOTTO

Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari


esok. Karena hari esok punya kesusahannya
sendiri.
Kesusahan sehari, cukuplah untuk sehari.
(Matius 6:34),

Tetes air mata, mengalir di sela derai tawa,


Selamanya kita, tak akan berhenti mengejar
matahari,
Hidup bukan untuk saling mendahului, bermimpilah sendiri-sendiri,
Akan ada masa depan bagi semua yang bertahan,
(Ari Lasso ft Hindia)
PERSEMBAHAN

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
anugerah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
penuh keketelitian dan ketekunan. Dengan segala kerendahan hati serta ketulusan
hati, penulis mempersembahkan skripsi ini kepada:

Ayah dan Ibu


(Ayah Arnoldus Rusdi dan Ibu Sakti Widayati)

Kepada kedua orang tua yang selalu mendukung dan tidak henti-hentinya memberi
support disetiap perjuangan penulis dan selalu mendoakan yang terbaik bagi penulis
dengan doa-doa yang mereka panjatkan disetiap harinya. Ibu adalah seorang
perempuan yang cantik dan sangat sabar dalam menghadapi anak-anaknya. Ayah
adalah seorang lelaki yang tegas sebagai pemimpin demi kebaikan anaknya. Ayah
dan Ibu selalu menemani dan membantu mencari solusi serta motivasi kepada
anaknya ketika anaknya sedang merasa sedih ataupun bingung. Ayah dan Ibu
adalah dua orang hebat yang selalu semangat bekerja demi memberi yang terbaik
untuk anak-anaknya. Ayah Ibu, terima kasih atas setiap perjuangan, pengorbanan,
kasih saying dan kesabaran serta doa-doa yang mengiringi perjuangan penulis
selama ini.
SANWANCANA

Shalom! Salam Sejahtera! Salam Bahagia!


Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
anugerah dan rahmat-Nya yang berlimpah serta memberikan kesehatan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pelayanan Penerbitan Surat
Izin Mengemudi (SIM) Online Pada Satlantas Polres Kabupaten Lampung
Tengah” dengan baik dan lancar yang merupakan sebagai salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Hukum Universitas Lampung serta dapat menjadi langkah awal
untuk meraih kesuksesan.

Dari pelaksanaan penelitian hingga dapat terselesaikannya karya ini, bukan hanya
karena kerja keras penulis, tetapi penulis telah mendapat banyak bantuan, bimbingan,
dukungan dan saran dari berbagai pihak yang sangat berguna bagi penulis. Sehingga,
pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani D.E.A., I.P.M., selaku Rektor Universitas
Lampung;
2. Bapak Dr. Muhammad Fakih, S.H.,M.H., selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Lampung;
3. Ibu Eka Deviani. S.H.,M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara
Universitas Lampung.
4. Ibu Marlia Eka Putri, S.H.,M.H., selaku Sekretaris Bagian Hukum Administrasi
Negara Universitas Lampung;
5. Bapak Syamsyir Syamsu, S.H.,M.Hum., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, pemikiran, saran, kritik dan
arahan kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini;
6. Bapak Rifka Yudhi, S.H.I.,M.H., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, pemikiran, saran, kritik dan
arahan kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini;
7. Ibu Sri Sulastuti, S.H.,M.Hum., selaku Dosen Pembahas I yang telah memberikan
kritik, masukan dan saran yang sangat membantu proses penyelesaian skripsi ini;
8. Bapak Satria Prayoga, S.H.,M.H., selaku Dosen Pembahas II yang telah
memberikan kritik, masukan dan saran yang sangat membantu proses penyelesaian
skripsi ini;
9. Ibu Wati Rahmi Ria, S.H.,M.H., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan arahan kepada penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Hukum
Universitas Lampung;
10. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung serta seluruh Staf dan
Karyawan Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis, serta segala bantuan yang diberikan
kepada penulis selama menjadi Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Lampung;
11. Terkhusus untuk Adek Dominica Putri dan Adek Gregoria Lystia serta seluruh
anggota keluarga besarku yang selalu memberikan doa, dukungan, semangat dan
perhatiannya kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini;
12. Teruntuk sahabatku, Bernadeta Ramah Antika yang selalu ada dalam suka dan
duka, selalu sabar memberikan motivasi, arahan, semangat dan doa kepada penulis;
13. Teruntuk Aisya Dyas Septania, Dita Putri Permata Sari dan Shinta Lestari yang
selalu menemani dan memberikan bantuan kepada penulis selama proses
perkuliahan hingga proses penyelesaian skripsi ini;
14. Teruntuk teman-temanku sedari SMA, Salsa Nabila, Arum Nisai dan teman lainnya
yang tidak bisa penulis sebutkan satu-satu, terimakasih telah menemani dan
membantu penulis;
15. Seluruh teman-teman seperjuangan di Fakultas Hukum Universitas Lampung
Angkatan Tahun 2020, terimakasih atas segala bantuan dan dukungan serta
memberikan moment yang indah selama proses perkuliahan;
Terimakasih untuk semuanya, semoga Tuhan memberikan anugerah, berkat dan kasih-
Nya kepada seluruh bapak, ibu dan teman-teman sekalian. Penulis juga menyadari
masih terdapat banyak kekurangan pada penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, saran dan
kritik penulis harapkan demi perbaikan dan pengembangan karya ke depannya agar
lebih baik lagi.
DAFTAR ISI

Abstrak..............................................................................................................................i
Lembar Persetujuan..........................................................................................................iii
Lembar Pengesahan.........................................................................................................iv
Lembar Pernyataan...........................................................................................................v
Riwayat Hidup.................................................................................................................vi
Motto...............................................................................................................................vii
Lembar Persembahan......................................................................................................viii
Sanwacana........................................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................................8
1.3. Tujuan Penelitian.......................................................................................................8
1.4. Manfaat Penelitian.....................................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................10
2.1. Konsep dan Teori Pelayanan Publik.........................................................................10
2.1.1. Pengertian Pelayanan Publik.........................................................................10
2.1.2. Konsep Pelayanan Publik..............................................................................12
2.2. Konsep Pelayanan Publik Berbasis Information and Communication
Technologies (ICT)....................................................................................................14
2.3. Konsep Administrasi Publik.....................................................................................15
2.4. Surat Izin Mengemudi (SIM) Online........................................................................16
2.5. Pelayanan Penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM)................................................17
2.5.1. Penerbitan SIM Offline.................................................................................17
2.5.2. Penerbitan SIM Online..................................................................................21
2.6. Peran dan Kewenangan Satuan Polisi Lalu Lintas...................................................22
2.6.1 Pengertian Kewenangan Satuan Polisi Lalu Lintas.......................................22
2.6.2 Dasar Hukum Wewenang Kepolisian Terkait SIM........................................25
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................................27
3.1. Pendekatan Masalah.................................................................................................27
3.2. Sumber Data.............................................................................................................27
3.3. Metode Pengumpulan Data......................................................................................29
3.4. Teknik Pengolahan Data...........................................................................................30
3.5. Teknik Analisis Data................................................................................................31
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................................33
4.1. Implementasi Pelayanan SIM Lampung Tengah.....................................................33
4.1.1. Peran Satlantas dalam meningkatkan pelayanan pembuatan dan pengujian

calon pemilik SIM di Polres Lampung Tengah................................................35

4.2. Faktor yang Mendorong dan Menghambat Pelayanan SIM Online yang diberikan

oleh Kantor Satpas Polres Lampung Tengah...........................................................38

4.2.1 Faktor yang Mendorong Pelayanan SIM Online yang diberikan oleh Kantor

Satpas Polres Lampung Tengah....................................................................38

4.2.2 Faktor Menghambat Pelayanan SIM Online yang diberikan oleh Kantor

Satpas Polres Lampung Tengah....................................................................41

BAB V PENUTUP..........................................................................................................46
5.1. Kesimpulan...............................................................................................................46
5.2. Saran.........................................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................49
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi dengan kondisi persaingan yang ketat dan penuh dengan
tantangan, aparatur pemerintah dituntut untuk memberikan pelayanan secara maksimal
kepada masyarakat dan meninjau kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks.
Kualitas pelayanan dari pemerintah yang diberikan kepada masyarakat merupakan salah
satu indikator dari keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan. Pentingnya peningkatan
suatu pelayanan dapat didasarkan pada suatu pemikiran bahwa pelayanan yang
berkualitas akan memperkecil jumlah pengorbanan, baik itu pengorbanan biaya, tenaga,
maupun waktu. Pelayanan yang baik dan efektif serta efisien adalah pelayanan yang
sesuai antara hasil dengan harapan. Pelayanan prima merupakan terjemahan istilah
“service excellent” yang secarah harfiah berarti pelayanan terbaik atau sangat baik.
Disebut sangat baik atau terbaik karena sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku
atau dimiliki oleh instansi pemberi layanan untuk masyarakat.1

Pelayanan publik merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai
abdi masyarakat. Pelayanan publik dimaksudkan untuk mensejahterahkan kehidupan
masyarakat atau warga negara. Pelayanan publik yang profesional memiliki pelayanan
publik yang bercirikan adanya akuntabilitas dan responsibilitas dari pemberi layanan
(aparatur pemerintah).2 Masyarakat selalu menuntut pelayanan publik yang berkualitas
dan birokrasi, walaupun tuntutan tersebut belum sesuai dengan yang diharapkan karena
secara empiris pelayanan publik selama ini masih bercirikan: mahal, lambat, berbelit-

1
Dwiyani Permatasari, “Apa Pelayanan Prima?”,
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil- sulseltrabar/baca-artikel/15009/Apa-itu-Pelayanan-
Prima.html, diakses pada 6 Juni 2023.
2
Dewi Rosita, Pelayanan Penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM) Pada Satuan Lalu Lintas
Polres Kabupaten Enrekang, (disertasi Doktor Universitas Muhammadiyah, Makasar, 2021), Hlm. 6.
belit, dan melelahkan. Permasalahan tersebut terjadi akibat masyarakat yang masih
memposisikan dirinya sebagai pihak yang memberikan pelayanan bukan yang diberikan
pelayanan. Sehingga, dibutuhkan perubahan sistem pelayanan publik dengan mengubah
pemberi pelayanan dan yang diberi pelayanan ke pengertian yang sebenarnya.

Pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah yaitu dalam pengurusan atau
penerbitan Surat Izin Mengemudi (selanjutnya disingkat SIM) Online. Dengan
demikian, pemerintah atau institusi pemerintahan dijalankan dengan seharusnya dan
tidak seperti menjalankan perusahan, akan tetapi memberikan pelayanan terhadap
masyarakat secara demokrasi, adil, jujur, merata, tidak diskriminatif dan akuntabel.
Pemerintah harus menjamin hak- hak warga masyarakat dan memenuhi tanggung
jawabnya kepada masyarakat dengan mengutamakan kepentingan warga
masyarakatnya. “Citizens First” harus menjadi pegangan atau semboyan pemerintah.3
Menurut Tokoh Denhartd hal ini karena:
1) Nilai-nilai demokrasi kewarganegaraan dan kepentingan publik merupakan
gagasan utama yang paling penting dalam suatu proses penyelenggaraan
pemerintah;
2) Nilai-nilai diatas dipercaya dapat memberikan energi kepada aparatur pemerintah
atau pelaku pelayanan publik dalam memberikan pelayanan kepada publik secara
lebih jujur, adil dan merata serta bertanggung jawab.

Tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan


Instansi Pemerintah, serta diterbitkan juga Undang-Undang Pelayanan Publik Nomor
25 Tahun 2009.4 Semakin tinggi kepedulian pemerintah terhadap tata pemerintahan
yang baik (good governance), maka kinerja pelayanan publik akan menjadi semakin
lebih baik dan maksimal. Sehingga wajar jika kinerja pelayanan publik kemudian
digunakan untuk mengamati kinerja pemerintah, termasuk dalam hal ini adalah
Kepolisian Negara Republik Indonesia (selanjutnya disingkat POLRI).

3
Andriani, Liza. "Paradigma New Public Service” Institut Stiami, Jakarta, Hlm. 7.
4
Nashar, Kualitas Pelayanan Akan Meningkatkan Kepercayaan Masyarakat, (Pemekasan; Duta
Media Publishing, 2020), Hlm. 29.
Sasaran evaluasi pelayanan publik yang saat ini menjadi prioritas POLRI salah satunya
adalah pelayanan SIM Online. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara (selanjutnya disingkat KepMen PAN) menyatakan bahwa, SIM termasuk pada
kelompok pelayanan administrasi yaitu berbentuk dokumen resmi yang dibutuhkan
oleh publik. 5 Sehingga, SIM menjadi syarat untuk menjalankan atau mengoperasikan
kendaraan bermotor dan berlaku selama lima tahun. Setiap orang yang mengemudikan
kendaraan di jalan wajib untuk memiliki SIM sesuai dengan jenis kendaraan yang
dikemudikan. Untuk mendapatkan SIM tersebut, seseorang harus memiliki kompetensi
mengemudi dengan cara yang baik dan benar sesuai dengan aturan-aturan yang
diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan maupun belajar sendiri.

Pendidikan dan pelatihan diselenggarakan oleh lembaga yang mendapatkan izin dan
terakreditasi dari pemerintah.6 Dalam hal ini, kepolisian Republik Indonesia mendapat
satu subtansi tugas pokoknya, yaitu dengan memberikan perlindungan, pengayoman
dan pelayanan kepada masyarakat yang bersumber dari kedudukan fungsi kepolisian
sebagai bagian dari fungsi pemerintahan negara yang pada hakekatnya bersifat
pelayanan publik dan termasuk dalam kewajiban umum kepolisian.

Satuan lalu lintas sebagai bagian dari POLRI yang bertugas dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat, khususnya dalam penertiban SIM di pelayanan kantor
Satuan Penyelenggara Administrasi SIM (selanjutnya disingkat SATPAS) yang
berupaya dalam meningkatkan kualitas pelayanan secara maksimal kepada masyarakat
untuk mencapai kepuasan, transparan dan akuntabel. Program optimalisasi aksi
menuju POLRI yang semakin Profesional, Modern, dan Terpercaya (PROMOTER)
bertujuan untuk mendukung terciptanya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian Gotong Royong. Kapolri dalam hal ini membuat sebelas (11) program,
salah satunya adalah peningkatan pelayanan publik yang lebih mudah bagi masyarakat
serta menggunakan teknologi informasi, contoh dari program tersebut adalah SIM
Online.7

5
Op.cit, “Pelayanan Penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM) Pada Satuan Lalu Lintas Polres
Kabupaten Enrekang”, hlm. 25.
6
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
7
Darius Beda Daton, ”Meningkatkan Pelayanan Publik POLRI”, Berita - Ombudsman RI, di
akses 28 Mei 2023.
SIM Online merupakan mekanisme penerbitan dan perpanjangan SIM yang dapat
dilakukan secara online, artinya dapat di akses oleh masyarakat dengan mudah melalui
perangkat mereka masing-masing baik itu komputer ataupun Gadget. Namun perlu
diingat bahwa proses registrasi atau pendaftaran saja yang dapat dilakukan secara
online oleh masyarakat, tetapi proses ujian praktek SIM tetap dilakukan secara offline
pada kantor yang telah ditunjuk. Proses ini dinilai lebih efektif terutama bagi
masyarakat yang sibuk bahkan tidak sempat untuk meluangkan waktu lebih banyak
dalam menerbitkan SIM atau memperpanjang SIM, sehingga dapat menggunakan
sistem pendaftaran secara online.

Dengan mendaftar secara online, masyarakat tidak perlu ribet, karena kini proses
pendaftaran dan ujian teori SIM dapat dilakukan dari rumah secara online. Setelah
seluruh persyaratan pendaftaran SIM terpenuhi, lalu pilih jadwal kedatangan ke
SATPAS untuk melakukan ujian praktik. Proses perpanjangan SIM tidak perlu antri
lagi, kini masyarakat dapat melakukan perpanjangan SIM secara online dengan proses
yang mudah dan cepat melalui layanan SINAR (SIM Nasional Presisi). 8 SIM akan
langsung dikirim ke rumah masyarakat tersebut. Berbeda dengan penerbitan SIM
secara offline atau manual pada umumnya yaitu, pemohon harus mengisi formulir
secara tertulis, kemudian mengambil nomor antrian dan menunggu nama pemohon
tersebut dipanggil oleh petugas SATPAS setempat. Sehingga apabila SIM telah habis
masa berlakunya, maka pemilik harus kembali ke kota asal SIM tersebut dibuat. Hal ini
yang membuat sebagian dari masyarakat enggan untuk membuat SIM atau
memperpanjang SIM dan memilih untuk melakukan sistem tembak karena proses yang
berbelit-belit dan memakan waktu yang cukup lama.

Oleh sebab itu, POLRI ingin mewujudkan dan memperbaiki sistem pendaftaran dan
penerbitan serta perpanjangan SIM secara online untuk mengatasi masalah tersebut.
Sistem prosedur pengurusan SIM tidak hanya mengacu pada Peraturan Pemerintah
Nomor 31 Tahun 2004, untuk menciptakan kondisi pelayanan yang dinamis perlu
adanya keseimbangan antara aparat dengan pengguna jasa guna mewujudkan
kepuasan

8
Digital Korlantas POLRI, “SINAR (SIM Nasional Presisi)”, https://www.digitalkorlantas.id/sim/#,
diakses pada 6 Juni 2023.
masyarakat pengguna jasa dalam pembuatan SIM.9 Tujuan dari penerapan SIM Online
ini adalah untuk;
a) Meningkatkan kualitas mutu pelayanan kepada masyarakat dalam penerbitan SIM;
b) Menjaga sustainable pelayanan SIM yang disebabkan karena adanya gangguan
hardware, software dan jaringan;
c) Sentralisasi data SIM untuk memudahkan perpanjangan online atau pengalihan
golongan SIM;
d) Pembayaran via bank, online registrasi;
e) Memudahkan penerbitan sistem poin pelanggaran oleh Kasubdit Penindakan dan
Pelanggaran;
f) Membantu meningkatkan mutu hasil pengujian SIM;
g) Meningkatkan pengawasan kinerja dan tanggungjawab petugas SIM;
h) Secara simultan membantu meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan disiplin
pengemudi; dan
i) Memudahkan dalam melakukan pengawasan terhadap produksi SIM dengan jumlah
pembayar Penerimaan Negara Bukan di bidang regidents SIM penawaran Pajak
(selanjutnya disingkat PNBP).

Mendistribusikan peralatan SIM Online ke-45 SATPAS POLRES di seluruh Kepolisian


Daerah (selanjutnya disingkat POLDA), untuk mendukung optimalisasi pelaksanaan
launching pelayanan SIM Online. Peresmian SIM Online yang di laksanakan oleh
kepolisian bertujuan untuk mempermudah masyarakat dalam mengurus proses
penerbitan dan perpanjangan SIM. Inovasi dari pemberian pelayanan menggunakan
SIM Online akan terus dilakukan untuk mengurangi kendala dalam penerbitan serta
perpanjangan SIM secara Manual.10

Kewenangan dalam melakukan penertiban SIM kepada masyarakat adalah Kepala


Kepolisian disetiap wilayah masing-masing yang di delegasikan kepada Kepala Satuan

9
Herda, Kualitas Pelayanan Surat Izin Mengemudi (SIM) Di Kepolisian Resort (Polres) Enrekang,
(disertasi Doktor Universitas Muhammadiyah, Makasar, 2022), hlm. 33.
10
Siti Fatimah,”Efektivitas Sistem Pelayanan Pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) Secara
Online di Satuan Penyelenggara Administrasi (Satpas) Colombo Surabaya”, Program Studi Administrasi
Publik; Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, hlm. 601.
Lalu Lintas”.11 Maksud dari penerapan SIM Online yaitu sebagai suatu bentuk usaha
dalam meningkatkan kualitas pelayanan SIM terhadap masyarakat. Selain itu, tujuan
dari implementasi SIM Online adalah sebagai bentuk usaha untuk membangun dan
melaksanakan pelayanan yang lebih baik secara maksimal kepada masyarakat di bidang
regident SIM guna terciptanya zero complain, bebas korupsi serta terciptanya birokrasi
bersih khususnya di Kabupaten Lampung Tengah.

Kebijakan pelayanan sejatinya harus memiliki tujuan yang diusulkan oleh seseorang,
kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya
hambatan-hambatan tertentu dengan mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan
atau mewujudkan sasaran yang diinginkan.12 Termasuk juga dengan kebijakan
pelayanan penerbitan SIM Online di SATPAS Kabupaten Lampung Tengah. Hal
tersebut tidak sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 22-23 Perkapolri tentang SIM yang
menentukan bahwa:
Standar pelayanan SIM oleh SATPAS13 sebagai berikut:
a. bersifat baku dan mudah dipahami oleh petugas pelayanan penerbitan SIM, yang
berupa ketentuan, persyaratan, pengujian, penerbitan,dan prinsip pelayanan publik
pengajuan SIM;
b. mudah dipahami oleh peserta uji;
c. ada kejelasan tentang waktu pelayanan yang ditetapkan sejak saat pengajuan untuk
mengikuti ujian sampai dengan penerbitan SIM;
d. terperinci besaran biaya administrasi SIM yang ditetapkan dan diinformasikan
dengan jelas kepada peserta uji;
e. ada transparansi pada setiap tahap prosedur penerbitan SIM mulai dari
pendaftaran, pengujian, sampai dengan penerbitan SIM;
f. tersedia fasilitas tempat pelayanan dan fasilitas pendukung yang aman dan nyaman
bagi peserta uji;

11
Nadia Mersael Hasibuan , “Proses Pelayanan Pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) Di
Kantor Polresta Pekanbaru,” (Skripsi Sarjana Universitas Islam Riau, Pekan Baru, 2020), hlm. 2.
12
Leo Agustino, Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung:PenerbitAlfabeta, 2012, hlm.7.
13
Indonesia, Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Nomor 9 Tahun 2012.
g. kompetensi petugas pemberi pelayanan yang memadai berdasarkan pengetahuan,
keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang mendukung pelayanan yang
primadani.

Standar Pelayanan SIM oleh SATPAS dalam pasal 23, sebagai berikut:
1) SATPAS harus menyediakan informasi yang mudah diakses oleh masyarakat untuk
memberikan kemudahan dan kelancaran pengajuan pendaftaran, pengujian, dan
penerbitan SIM;
2) Informasi, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu sekurang-kurangnya memuat:
a)persyaratan dan tata cara pengurusan SIM; b)besaran biaya yang dipungut;
c)waktu penyelesaian; dan d)lokasi loket pendaftaran, ujian tertulis, simulator, dan
lokasi ujian praktik.

Berdasarkan pada pasal tersebut, maka seharusnya pelayanan penerbitan SIM di


SATPAS Kepolisian Resort Lampung Tengah sudah mengarah kepada pelayanan SIM
yang berkualitas secara maksimal, karena sesuai dengan kondisi bahwa pelayanan SIM
sudah menggunakan metode online, yang mengindikasikan adanya kemudahan dan
lebih sederhana dalam proses penerbitan SIM tersebut. Konsep pelayanan SIM Online
sangat memudahkan masyarakat dalam memperpanjang dan mengurus SIM yang hilang
atau rusak.14 Pengurusan SIM Online tersebut dapat diakses oleh setiap masyarakat
dengan mudah di web http://sim.korlantas.polri.go.id/.

Sistem pelayanan secara online merupakan salah satu bentuk kebijakan pemerintah,
yaitu Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-goverment. Alasan mendasar
dicetuskannya pelayanan secara online adalah untuk menghilangkan praktik pencaloan
15
dan mengurangi tindak pidana korupsi di lingkungan Polri. Kemudian untuk
meningkatkan kepuasan masyarakat dalam perwujudan agar menjadi warga yang tertib
adminsitratif, yaitu terkait dengan adanya kepemilikan SIM.16

14
A. Juwita, “Optimalisasi SIM Online Sebagai Strategi Untuk Mewujudkan Pelayanan Prima
Pada Kantor Satpas Jember,” Airlangga Development Journal, hlm. 100.
15
F. Hedy Nugroho, Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Rangka Memberantas Tindak
Pidana Korupsi Secara Elektronik. Jurnal Dinamika Hukum,Vol.14, No.3 September, hlm 539-546, 2014.
16
Desak Putu Butsi Triyani, Pelayanan Terpadu Surat Izin Mengemudi (SIM) Terintegrasi. JIAP
Dalam proses pelayanan penerbitan SIM, setiap calon pembuat SIM harus mengikuti
seluruh proses-proses penerbitan SIM yang sesuai dengan aturan-aturan yang ada
tentang SIM, dari pendaftaran langsung penerbitan SIM tanpa ujian teori dan praktek
serta pelaksanaannya yang dilakukan oleh unit penerbitan SIM. SIM dalam sistem
hukum, sudah menjadi suatu keharusan adanya keefektifan dalam pengimplementasinya
untuk menjalankan fungsinya sesuai dengan amanat undang-undang.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti merumuskan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana implementasi pelayanan penerbitan SIM Online di Satuan Polisi Lalu
Lintas Kabupaten Lampung Tengah?
2. Apakah faktor-faktor penghambat terkait implementasi pelayanan penerbitan SIM
Online di Satuan Polisi Lalu Lintas Kabupaten Lampung Tengah?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah dan latar belakang tersebut, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi pelayanan penerbitan SIM Online di
Satuan Polisi Lalu Lintas Lampung Tengah.
2. Untuk mengetahui bagaimana Faktor penghambat implementasi pelayanan
penerbitan SIM Online di Satuan Polisi Lalu Lintas Lampung Tengah.

Vo.2, No.4, hlm. 192-194, 2016.


1.4. Manfaat Penelitian
Setelah mengetahui rumusan masalah dan tujuan yang telah diuraikan diharapkan mampu
memberikan manfaat-manfaat bagi pihak tertentu sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memperkaya bahan atau referensi secara
teoritis untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan khususnya dalam
penelitian, serta dalam pengembangan kajian ilmu politik dan pemerintahan
khususnya yang berkaitan dengan pelayanan publik.
b. Manfaat Praktis
Dapat dipahami sebagai rekomendasi Satuan Polisi Lalu Lintas Lampung Tengah
dalam proses pelayanan penerbitan SIM Online.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep dan Teori Pelayanan Publik


2.1.1 Pengertian Pelayanan Publik
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik memberikan definisi
bahwa pelayanan publik merupakan suatu kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi setiap
Warga Negara atas barang dan jasa, serta pelayanan administrasi yang telah disediakan
oleh para penyelenggara pelayanan publik tersebut.17

Pelayanan publik menurut Widodo mengatakan bahwa, pemberian layanan keperluan


orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi tersebut sesuai
dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Menurut Robert dan Bakara
memberikan pengertian bahwa, pelayanan publik sebagai segala bentuk kegiatan
pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah pusat di daerah dan
lingkungan badan usaha milik negara atau daerah, baik dalam barang atau jasa dalam
rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat serta dalam rangka pelaksanaan
ketertiban-ketertiba.18 Pelayanan publik memiliki konsep dasar yaitu dengan
memberikan keterbukaan dan kebebasan mengakses informasi kepada masyarakat,
sehingga adanya persyaratan, prosedur, biaya dan waktu dapat diketahui oleh
masyarakat tanpa adanya kebingungan. Pelayanan publik merupakan kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan warga negara sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduknya atas
barang,

17
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik memberikan definisi bahwa
pelayanan publik merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara atas barang dan jasa, atau pelayanan
administrasi yang disediakan oleh para penyelenggara pelayanan publik.
18
Herda, “Kualitas Pelayanan Surat Izin Mengemudi (SIM) Di Kepolisian Resort (Polres)
Enrekang” (Disertasi Doktor Universitas Muhammadiyah, Makasar, 2022), hlm. 16.
11

jasa, dan/atau pelayanan seperti administratif yang disediakan oleh penyelenggara


pelayanan publik.19 Penyelenggara pelayanan publik yaitu setiap institusi penyelenggara
negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang yang
berlaku dalam kegiatan pelayanan publik dan badan hukum lain yang dibentuk semata-
mata hanya untuk kegiatan pelayanan publik. Hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap
penyelenggara pelayanan publik akan berakibat rusaknya tatanan hukum dan aturan-aturan
yang menjadi prasyarat bagi suatu kedaulatan negara. Peraturan dan keteraturan (rule and
order) menjadi modal dasar bagi terbangunnya demokrasi dan keadilan yang merata dalam
masyarakat.

Mahmudi mengemukakan pendapat bahwa, pelayanan publik adalah segala kegiatan


pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya untuk
pemenuhan kebutuhan publik dan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam hal ini, yang dimaksud penyelenggara pelayanan publik adalah instansi pemerintah
yang meliputi:
a. Satuan kerja atau satuan organisasi kementerian;
b. Departemen;
c. Lembaga pemerintah non departemen;
d. Kesekretariatan lembaga tertinggi dan tinggi negara, misalnya; Sekretariat Dewan
(SETWAN), Sekretariat Negara (SETNEG), dan sebagainya;
e. Badan Usaha Milik Negara (BUMN);
f. Badan Hukum Milik Negara (BHMN);
g. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD);
h. Instansi pemerintah lainnya, baik pusat maupun daerah termasuk dinas-dinas dan badan.

Dengan memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dalam rangka


menciptakan kesejahteraan kepada masyarakat. Maka, pelayanan publik merupakan aspek
pelayanan pokok bagi aparatur negara sesuai dengan peraturan Undang – Undang Dasar
1945 alenia ke-4, yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia,

19
Kamaruddin Sellang, Administrasi Dan Pelayanan Publik Antara Teori dan Aplikasinya,
( Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2016), hlm. 76.
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Pelayanan publik merupakan pemberian layanan kepada masyarakat secara baik, yaitu baik
secara jasa maupun barang atau administratif sebagai bagian dari keperluan masyarakat.
Pelayanan publik yang baik akan memberikan kepuasan secaara maksimal terhadap
masyarakat karena pelayanan yang diberikan tersebut.20 Dalam kinerja sektor publik, tidak
dapat dipisahkan dari penentuan standar pelayanan publik. Standar pelayanan publik
merupakan standar kinerja minimal yang harus dipenuhi oleh suatu instansi pemerintah
dalam suatu organisasi sektor publik. Dalam rangka memenuhi standar pelayanan publik
tersebut, setiap unit pelayanan harus menetapkan Standar Pelayanan Minimum (SPM).

2.1.2 Konsep Pelayanan Publik


Pada dasarnya reformasi pemerintahan mampu mencapai tujuan-tujuan ekonomi dan
efisiensi penyelenggaraan pemerintahan, namun harus dapat disadari bahwa pemerintahan
tidak hanya sekedar mencapai tujuan efisiensi, tetapi juga terkait dengan hubungan
akuntabilitas antara negara dengan masyarakatnya. Selanjutnya, Sangkala mengemukakan
bahwa, paling tidak terdapat empat prinsip dasar yang termuat dalam sebuah charter yaitu
kualitas, pilihan, standar, dan nilai. Namun dalam perkembangannya mengalami
penambahan. Prinsip dasar yang termaktub pada dasarnya memuat adanya pengakuan hak-
hak publik atas pelayanan yang harus diterima, karena masyarakat telah membayar atau
21
melaksanakan kewajibannya melalui pajak, baik langsung maupun tidak langsung.
Sehingga, keseluruhan layanan yang diberikan harus dalam keadaan yang berkualitas
tinggi, responsif terhadap kebutuhan warga, serta tersedia dengan biaya yang rasional.
Lebih lanjut prinsip-prinsip dasar tersebut mencakup:
a. Terdapat standar yang jelas, artinya setting dan monitoring diungkapkan secara
eksplisit bagi pengguna sesuai dengan apa yang mereka harapkan;
b. Informasinya jelas dan terbuka, artinya isi dari informasi yang diberikan harus akurat,
tersedia setiap saat dalam bahasa yang sederhana;

20
Dewi Rosita, Pelayanan Penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM) Pada Satuan Lalu Lintas Polres
Kabupaten Enrekang, (disertasi Doktor Universitas Muhammadiyah,Makasar ,2021), hlm. 11.
21
Op. cit, Administrasi Dan Pelayanan Publik Antara Teori dan Aplikasinya, hlm. 80.
c. Terdapat kesamaan, artinya informasi yang diberikan sama bagi setiap pengguna;
d. Tidak memihak, artinya dalam memberikan pelayanan petugas tidak boleh membeda-
bedakan antara satu dengan yang lain;
e. Kontinyu, artinya pelayanan yang diberikan baik kuantitas maupun mutunya
berkelanjutan atau tetap konsisten;
f. Teratur, artinya mekanisme pelaksanaan pelayanan diberikan secara runut dan jelas;
g. Konsultasi, artinya konsultasi dilaksanakan secara regular dan sistematis dengan para
pengguna;
h. Sopan dan penolong, artinya sopan dan suka membantu dalam memberikan pelayanan
kepada pengguna merupakan ciri para pegawai yang bertugas memberikan pelayanan.
Layanan yang diberikan harus adil bagi siapa saja yang memerlukan pelayanan serta
dalam suasana kondisi yang menyenangkan bagi semua pihak;
i. Perbaikan, artinya jika dirasa pelaksanaannya salah, maka segera diperbaiki. Prosedur
keberatan dijelaskan kepada masyarakat sehingga mudah untuk dilakukan;
j. Ekonomis, artinya pelayanan publik yang diselenggarakan secara ekonomis dan
efisien di dalam konteks kemampuan sumber daya dan kemampuan keuangan negara;
k. Pengukuran, artinya pelayanan mesti yang diberikan harus didasarkan atas standar dan
target yang dapat diukur kinerjanya. Hasil pengukuran tersebut dapat menjadi sumber
perbaikan agar mutu pelayanan tetap dapat dijaga dan bahkan ditingkatkan agar
menjadi lebih baik.22

Definisi pelayanan publik menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara


Nomor 25 Tahun 2004 adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh
penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima layanan
dalam rangka pelaksanaan ketentuan sesuai peraturan perundang-undangan. Sedangkan
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 58 Tahun 2002
mengelompokkan tiga pelayanan dari instansi serta BUMN/BUMD. Pengelompokkan
jenis- jenis pelayanan tersebut didasarkan pada ciri-ciri dan sifat kegiatan serta produk
pelayanan yang dihasilkan, yaitu (1) pelayanan administratif, (2) pelayanan barang, (3)
pelayanan jasa.

22
Kamaruddin Sellang, Administrasi Dan Pelayanan Publik Antara Teori dan Aplikasinya,
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2016), hlm 81.
Pelayanan publik adalah sebagai pemberian jasa, baik oleh pemerintah, pihak swasta atas
nama pemerintah, ataupun pihak swasta kepada masyarakat.

Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan salah satu fungsi utama dalam


penyelenggaraan pemerintahan yang Good Governance (penyelenggalaan pemerintahan
yang baik). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan
Publik menjelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau serangkalian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan Peraturan Perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang/jasa, dan atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Sebagai sebuah
lembaga, pelayanan publik berpijak pada prinsip-prinsip profesionalisme dan etika seperti
akuntabilitas, efektifitas, efisiensi, integritas, netralitas, dan keadilan bagi semua penerima
pelayanan.23

2.2. Konsep Pelayanan Publik Berbasis Information and Communication Technologies


(ICT)
Setiap level pemerintahan di Negara Indonesia menerapkan prinsip-prinsip tata kelola
kepemerintahan yang baik (good governance) menjadi isu sentral dan menjadi tuntutan
masyarakat. Isu ini memasuki arena perdebatan pembangunan akhir-akhir ini oleh adanya
dinamika yang menuntut perubahan-perubahan disisi praktek pemerintah dalam
menunjang pertumbuhan ekonomi dan perbaikan kesejahteraan masyarakat.

Menurut pendapat Young dan Sangkala bahwa, e-Government (pemakaian atau


penggunaan teknologi informasi) bermakna bahwa pemerintah menggunakan teknologi,
khususnya aplikasi internet berbasis web untuk meningkatkan akses dan pemberian
layanan oleh pemerintah kepada masyarakat, partner bisnis, pegawai, dan pemerintahan
lainnya. Sementara berbagai pihak mendefinisikan e-Government adalah suatu proses
reformasi di dalam cara pemerintah bekerja dengan memberikan berbagai informasi dan
memberikan layanan baik kepada pihak internal maupun eksternal klien bagi keuntungan
pemerintah, masyarakat maupun pelaku bisnis.

23
Agus Triono,dkk.,“Mozaik Pemikiran Dalam Hukum Administrasi Negara”,(Bandar Lampung,
Pusaka Media, 2022), hlm 57.
Definisi lain menyebutkan bahwa e-government yaitu pemanfaatan teknologi informasi
seperti wide area network (WAN), internet, world wide web (WWW), komputer oleh
instansi pemerintah untuk menjangkau masyarakat, pelaku bisnis, dan cabang-cabang
pemerintah lainnya untuk; memperbaiki layanan kepada masyarakat, memperbaiki layanan
kepada dunia bisnis dan industri, pemberdayaan masyarakat melalui akses kepada
pengetahuan dan informasi serta membuat pemerintah dapat lebih efisien dan efektif.24

2.3. Konsep Administrasi Publik


Secara sederhana menurut pendapat Michael M. Harmon, administrasi publik membahas
keputusan-keputusan yang :
a) Memengaruhi kehidupan rakyat,
b) Mengatasnamakan publik, dan
c) Menggunakan sumber daya publik.
Oleh karena itu, orang-orang yang bekerja dalam administrasi publik,bukan hanya
kelompok pegawai negeri tradisional. Pada setiap tingkatan pemerintah, kini ada
organisasi- organisasi-agensi publik, komisi, korporasi publik, dan gugus tugas resmi yang
para anggotanya melaksanakan mandat legal masyarakat dan demikian bekerja demi
kepentingan publik.

Organisasi-organisasi pun dapat dipandang sebagai administrator publik. Garis


pemisahnya disini yaitu mudah didefinisikan tetapi sulit untuk digambarkan. Administrasi
publik adalah urusan bagi semua orang yang bertindak di pihak publik (di pihak
masyarakat dengan cara yang diamanatkan secara sah sesuai dengan peraturan undang-
undang yang berlaku) dan tindakan mereka mempunyai konsekuensi terhadap anggota
25
masyarakat, sebagai perseorangan atau kelompok. Semua orang yang terlibat dalam
administrasi publik tersebut membuat keputusan berdasarkan hukum publik, regulasi, dan
tradisi. Akan tetapi, selain itu keputusan mereka mencerminkan pertimbangan pribadi
berdasarkan nilai dan penilaian yang muncul dari konfigurasi unik faktor-faktor yang ada
dalam situasi tertentu.

24
Ibid. Kamaruddin Sellang, Administrasi Dan Pelayanan Publik Antara Teori dan Aplikasinya,
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2016), hal 82-83.
25
Op.cit, Administrasi Dan Pelayanan Publik Antara Teori dan Aplikasinya, hlm. 43.
Keputusan sebagaimana pertimbangan yang mendasarinya, muncul dari saling
memengaruhi antara hal yang umum dengan hal yang khusus serta yang personal dan yang
impersonal.

2.4. Surat Izin Mengemudi (SIM)


Pengertian dari Surat Izin Mengemudi (SIM), yaitu SIM merupakan sebagai bukti
identifikasi dan registrasi bahwa seseorang telah memenuhi seluruh persyaratan secara
administrasi, sehat jasmani dan rohani yang diberikan oleh POLRI, serta dapat memahami
bagaimana peraturan-peraturan lalu lintas dan mahir dalam mengendarai kendaraan
bermotor. Setiap orang yang mengendarai kendaraan bermotor wajib untuk membawa atau
mempunyai SIM sesuai dengan jenis kendaraan yang digunakannya.26

Peraturan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 yang digantikan dengan Undang-


Undang terbaru Nomor 22 Tahun 2009 telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku, tetapi
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 yang menjelaskan Undang-Undang Nomor
14 Tahun 1992 dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti
dengan yang baru berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009. Jadi dari
peraturan-peraturan diatas, semua warga negara Indonesia harus memiliki Surat Izin
Mengemudi (SIM) agar mendapatkan hak-hak dalam berkendara, khususnya kendaraan
bermotor.27 Di Indonesia terdapat dua (2) jenis Surat Izin Mengemudi (SIM) yaitu Surat
Izin Mengemudi (SIM) kendaraan umum dan juga Surat Izin Mengemudi (SIM) kendaran
bermotor perseorangan.

SIM Online hadir untuk membuat terobosan di zaman digital yang sudah semakin
berkembang modern. Tetapi tidak mengartikan bahwa seseorang dapat membuat SIM
sendiri, hanya dengan mengisi data-data dalam formulir isian yang disediakan di website
SIM Online Polri langsung mendapat SIM baru untuk menggantikan SIM yang lama.
Pemikiran seperti itu tentu saja tidak benar, karena SIM Online hanya memberikan layanan
untuk mengisi data diri pemohon melalui portal situs resmi yang dapat diakses oleh
petugas

26
Indonesia, Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan anngkutan jalan, Pasal 77
ayat (1).
27
Ibid.
agar memudahkan dalam mengisi form SIM. Pelayanan penerbitan SIM merupakan salah
satu pelayanan dasar administratif yang penting. Dengan adanya SIM, seseorang dianggap
sudah memiliki hak dan kewajiban saat mengendarai kendaran bermotor. Dengan adanya
SIM juga, seseorang telah dianggap menjadi suatu wajib hukum yang taat hukum,
sehingga dalam berkendara haruslah selalu mentaati peraturan-peraturan yang berlaku,
SIM merupakan bukti administratif bahwa seseorang tersebut sudah terikat oleh hukum,
terutama hukum dalam berkendara. Dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Nomor 9 Tahun 2012 Pasal 52 ayat (2) Tentang Surat Izin Mengemud,
menyebutkan bahwa yang berwenang dalam melakukan penerbitan SIM kepada
masyarakat adalah Kepala Kepolisian di setiap wilayah masing-masing dan didelegasikan
kepada Kepala Satuan Lalu Lintas.28

2.5. Pelayanan Penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM)


SIM adalah singkatan dari Surat Izin Mengemudi. SIM wajib untuk dimiliki oleh setiap
pengendara, baik motor, mobil, truk, maupun kendaraan lainnya. Peraturan ini memiliki
dasar hukum yang tercantum Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992
tentang Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan. Pasal tersebut menyebutkan bahwa, setiap
pengemudi kendaraan bermotor di setiap wilayah wajib untuk memiliki Surat Izin
Mengemudi (SIM).

2.5.1. Penerbitan SIM Offline


Surat Izin Mengemudi (SIM) sebagai bukti identifikasi yang dikeluarkan oleh Polri bagi
setiap pengendara kendaraan bermotor yang dianggap telah memahami aturan-aturan lalu
lintas, terampil berkendara, dan telah memenuhi persyaratan-persyaratan administrasi.29 Di
bawah ini merupakan proses penerbitan SIM;

28
Tri Wakhyuni, Syakdiah, Retno Kusumawiranti, Kualitas Pelayanan Pembuatan Surat Izin
Mengemudi (SIM) Online Di Polres Sleman, jurnal populika,volume 8 Nomer 1, 2020, hlm. 13.
29
Polres metro depok, “Penerbitan SIM Baru ”,
https://www.satlantaspolresmetrodepok.com/layanansim/read/1/penerbitan-sim-baru, diakses pada 6 Juni
2023.
Penggunaan Golongan SIM, antara lain:

SIM untuk kendaraan bermotor roda 4 dengan berat yang


Golongan SIM A
diperbolehkan tidak lebih dari 3.500 Kg.
SIM untuk kendaraan bermotor roda 3 dengan karoseri mobil (Kajen
Golongan SIM A
VI) yang digunakan untuk angkutan orang / barang (bukan sepeda
Khusus
motor dengan kereta samping)
Golongan SIM SIM untuk kendaraan bermotor dengan berat yang diperbolehkan lebih
B1 dari 1.000 Kg.
Golongan SIM SIM untuk kendaraan bermotor yang menggunakan kereta tempelan
B2 dengan berat yang diperbolehkan lebih dari 1.000 Kg.
SIM untuk kendaraan bermotor roda 2 yang dirancang dengan
Golongan SIM C
kecepatan lebih dari 40 Km / Jam
SIM khusus bagi pengemudi yang menyandang
Golongan SIM D disabilitas/berkebutuhan khusus.

Persyaratan Pemohon SIM, antara lain:


1. Permohonan tertulis;
2. Dapat membaca dan menulis;
3. Memiliki pengetahuan peraturan lalu lintas jalan dan teknik dasar kendaraan
bermotor;
4. Batas usia;
• 16 Tahun untuk SIM Golongan C.
• 17 Tahun untuk SIM Golongan A.
• 20 Tahun untuk SIM Golongan BI / BII.
5. Terampil dalam mengemudikan kendaraan bermotor;
6. Sehat jasmani dan Rohani;
7. Lulus ujian teori dan praktek.

Biaya penerbitan SIM, antara lain:


1. SIM A
- Pembuatan SIM A Baru : Rp 120.000
- Perpanjang SIM A : Rp 80.000
2. SIM B1
- Pembuatan SIM B1 Baru : Rp 120.000
- Perpanjang SIM B1 : Rp 80.000
3. SIM B2
- Pembuatan SIM B2 Baru : Rp 120.000
- Perpanjang SIM B2 : Rp 80.000
4. SIM C
- Pembuatan SIM C Baru : Rp 100.000
- Perpanjang SIM C : Rp 75.000
5. SIM D (Penyandang disabilitas/berkebutuhan khusus)
- Pembuatan SIM D Baru : Rp 50.000
- Perpanjang SIM D : Rp 30.000
6. SIM Internasional
- Pembuatan SIM Internasional Baru : Rp 250.000
- Perpanjang SIM Internasional : Rp 225.000
Mekanisme Penerbitan SIM secara offline, yaitu:
Secara umum berikut ini adalah tahapan penerbitan SIM yang harus dijalankan oleh
setiap pemohon SIM.30

Untuk memiliki SIM, masyarakat harus mengajukan permohonan penerbitan SIM di tempat

penyedia layanan SIM resmi, seperti Satuan Penyelenggara Administrasi SIM (SATPAS),
gerai SIM di Mall Pelayanan Publik (MPP), atau Mobil SIM Keliling. Namun tidak hanya
untuk membuat SIM baru saja, tempat-tempat tersebut juga menyediakan layanan untuk
perpanjangan SIM bagi masyarakat yang SIM-nya mendekati akhir masa berlaku. Di
dalam Undang-Undang tersebut juga disebutkan bahwa, khusus untuk SIM C diterbitkan
bagi pengendara sepeda motor. SIM memiliki masa kadaluarsa sampai lima tahun
semenjak diterbitkannya SIM tersebut. Setelah itu, pemilik SIM dapat melakukan
perpanjangan menjelang tanggal kadaluarsa tiba di tempat yang telah disediakan.
Keterlambatan dalam melakukan perpanjangan dapat berakibat pemilik SIM harus
mengajukan permohonan penerbitan SIM baru. Cara pengurusannya juga kembali
melakukan Ujian Teori dan Ujian Praktik.31

30
Ibid.
31
Ilham Choirul Anwar,"Cara Membuat SIM C Online dan Offline: Biaya, Syarat",
https://tirto.id/gjRk, diakses 6 Juni 2023.
2.5.2. Penerbitan SIM Online
Korlantas Polri sudah menggulirkan layanan penerbitan dan perpanjangan
SIM Online dalam jaringan/daring yang semakin mempermudah proses penerbitan SIM.
Berkat kemajuan teknologi yang sudah semakin canggih, layanan penerbitan dan
perpanjangan SIM juga tersedia dalam bentuk online. Sehingga, masyarakat yang berada
tidak diwilayah domisili sesuai KTP dapat melakukan pengajuan pembuatan dan
perpanjangan SIM secara online dan bisa secara langsung di tempat penyedia layanan
SIM, cukup dengan menggunakan alat elektroniknya masing-masing. Layanan SIM
Online dapat digunakan untuk pendaftaran SIM baru maupun perpanjangan SIM.

Cara membuat SIM Online hamper sama dengan pembuatan SIM offline namun lebih
mudahnya dapat dilakukan dimanapun penyedia layan pembuatan SIM online. Meskipun
memang prosedur dilakukan sepenuhnya secara offline karena adanya ujian praktik, tetapi
pendaftaran secara online ini tetap jauh lebih efisien jika dibandingkan dengan proses yang
dilakukan sepenuhnya dengan cara offline.

Dalam proses penerbitan SIM secara online, masyarakat akan tetap menjalani serangkaian
ujian secara langsung di Kantor SatPas atau gerai layanan SIM. Berbeda jika masyarakat
hanya ingin melakukan perpanjangan SIM secara online. Jika masyarakat ingin melakukan
perpanjangan, maka masyarakat tidak perlu lagi untuk mengikuti tes secara langsung,
karena tes psikologi dan tes kesehatannya. Masyarakat hanya perlu mengikuti tes
pemeriksaan kesehatan dan melengkapi data-data pribadi saja. Kemudian, masyarakat akan
mendapatkan hasil untuk dapat dibawa pada saat kunjungan ke dokter yang telah
32
direkomendasikan oleh Pusdokkes Polri. Kemudian, dokter akan meng-update hasil
pemeriksaan pada aplikasi jika masyarakat tersebut dinyatakan sehat dan memenuhi syarat
untuk memperpanjang SIM. Untuk tes psikologi, masyarakat juga akan menjalani langkah-
langkah yang sama. Selanjutnya, masyarakat akan menjalani ujian teori SIM dengan

32
Rabbani Haddawi, “Layanan SIM Online, Cara Mudah untuk Buat dan Perpanjang SIM”,
https://duitpintar.com/layanan-sim-online/, diakses 22 Mei 2023.
menjawab soal-soal dengan konsep audio visual yaitu menggunakan mesin 3D sehingga
masyarakat seolah-seolah berada di atas kendaraan.

2.6. Kewenangan Satuan Polisi Lalu Lintas


2.6.1. Pengertian Wewenang atau Kewenangan
Salah satu prinsip utama yang dijadikan sebagai dasar dalam setiap penyelenggaraan
pemerintahan dan kenegaraan disetiap negara hukum dalam melaksanakan wewenangnya
harus berdasarkan atas undang-undang atau peraturan hukum yang berlaku (Asas
Legalitas). Dengan kata lain, setiap penyelenggaraan pemerintahan dan kenegaraan harus
memiliki legitimasi, yaitu kewenangan yang diberikan oleh undang-undang yang masih
berlaku.33

Secara konseptual, istilah wewenang atau kewenangan sering disejajarkan dengan istilah
“bevoegdheid” yang berarti bahwa wewenang atau berkuasa. Wewenang merupakan
bagian yang sangat penting dalam Hukum Tata Pemerintahan (Hukum Administrasi),
karena pemerintahan baru boleh menjalankan fungsinya atas dasar wewenang yang
diperolehnya tersebut. Pengertian wewenang adalah kemampuan seseorang dalam
bertindak yang diberikan oleh undang-undang yang masih berlaku untuk melakukan
hubungan-hubungan dan perbuatan hukum.34

Maka dapat disimpulkan bahwa, wewenang terdiri atas sekurang‐kurangnya tiga komponen
yaitu pengaruh, dasar hukum, dan konformitas hukum. Komponen pengaruh ialah bahwa
penggunaan wewenang dimaksudkan untuk dapat mengendalikan prilaku subyek hukum,
komponen dasar hukum ialah bahwa wewenang itu harus ditunjuk oleh dasar hukumnya,
dan komponen konformitas hukum harus mengandung adanya standar wewenang yaitu
standar hukum (semua jenis wewenang) serta standar khusus (hanya untuk jenis wewenang
tertentu saja).35

33
Dunia Pengertian, ”Pengertian Wewenang”, Pengertian Wewenang / Kewenangan - Dunia
Pengertian, diakses 4 Juni 2023.
34
Ibid.
35
Ibid.
Polisi merupakan alat negara yang bertugas untuk memelihara keamanan, memberikan
perlindungan dan menciptakan ketertiban masyarakat. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), polisi diartikan:1) sebagai badan pemerintah yang bertugas memelihara
keamanan dan ketertiban umum (menangkap setiap orang yang melanggar undang-undang
dan sebagainya), dan 2) anggota dari badan pemerintahan (pegawai negara yang bertugas
menjaga keamanan dan sebagainya).36

Menurut pendapat Sadjijono, bahwa polisi adalah organ atau lembaga pemerintah yang ada
dalam suatu negara. Istilah kepolisian sebagai organ dan juga sebagai fungsi. Polisi
sebagai organ, yakni suatu lembaga pemerintah yang sudah terorganisasi dan terstruktur
dalam ketatanegaraan yang telah diatur oleh undang-undang yang diberi tugas dan
wewenang serta tanggung jawab untuk menyelenggarakan amanat kepolisan. Sebagai
fungsi, polisi menunjuk pada tugas dan wewenang yang diberikan oleh undang-undang
yakni fungsi preventif dan fungsi represif. Polisi lalu lintas merupakan unsur pelaksana
yang bertugas dalam menyelenggarakan tugas kepolisian yang mencakup penjagaan,
pengaturan, pengawalan dan patroli, pendidikan masyarakat dan rekayasa lalu lintas,
registrasi dan identifikasi pengemudi atau kendaraan bermotor, penyidikan kecelakaan lalu
lintas dan penegakkan hukum dalam bidang lintas guna memelihara keamanan, ketertiban
dan kelancaran lalu lintas.37
Wewenang kepolisian secara umum adalah:
1) Menerima laporan dan/atau pengaduan;
2) Membantu dalam menyelesaikan perselisihan antar warga yang dapat mengganggu
ketertiban umum;
3) Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan, serta mengancam persatuan
dan kesatuan bangsa;
4) Mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan administratif
kepolisian;

36
Karmila Akib, Gilang Aburizal Juliana, ”Peranan Satuan Polisi Lalu Lintas Dalam Memberikan
Pelayanan Administrasi Dokumen Kepemilikan Kendaraan Bermotor Pada Polisi Resort (Polres) Poso’,
Jurnal Ilmiah Administratie , Vol. 9 No 1, September 2017, hlm. 32.
37
Ibid, hlm. 33.
5) Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian tindakan kepolisian dalam rangka
pencegahan melakukan tindakan pertama di tempat kejadian;
6) Mengambil sidik jari dan identitas lainnya, serta memotret seseorang yang mencari
keterangan dan barang bukti;
7) Menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal Nasional;
8) Mengeluarkan surat izin dan/atau surat keterangan yang diperlukan dalam pelayanan
masyarakat;
9) Memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan putusan pengadilan,
kegiatan instansi lain serta kegiatan masyarakat;
10) Menerima dan menyimpan barang-barang temuan untuk sementara waktu.38

Kepolisian Resort (Polres) Lampung Tengah memiliki wewenang dalam proses penerbitan
dan perpanjangan SIM di wilayah Kabupaten Lampung Tengah dan diharapkan dapat
memberikan pelayanan yang terbaik dan maksimal kepada masyarakat dalam melayani
kebutuhan masyarakat. Penilaian mengenai kualitas pelayanan dapat diawali dari kinerja
pelayanan dan memenuhi harapan masyarakat sebagai pengguna jasa di Kantor SIM
Satlantas dan berakhir dengan kualitas pelayanan yang baik di Kantor SIM Satlantas
Kabupaten Lampung Tengah.

2.6.2. Dasar Hukum Kewenangan Kepolisian Terkait SIM


Kewenangan Polri di bidang registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor serta
penerbitan SIM merupakan kewenangan yang sah. Sebab, DPR dan Presiden telah
mengamanatkan kewenangan penerbitan SIM/STNK dalam Undang-Undang Polri dan
Undang-Undang tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Kewenangan Polri ini sudah
didasarkan pada pertimbangan secara yuridis konstitusional yang tercantum dalam Pasal
34 ayat (4) UUD 1945. Adapun kewenangan polisi lainnya, tercantum dalam Pasal 15 ayat
(2) Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2002,39 antara lain:

38
Op.cit. Dunia Pengertian.
39
Vanya Karunia Mulia Putri, "Wewenang Polri Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002",
https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/26/172310569/wewenang-polri-menurut-undang-undang-
nomor-2-tahun-2002, diakses pada 5 Juni 2023.
1. Memberikan izin dan mengawasi kegiatan keramaian umum dan kegiatan masyarakat
lainnya;
2. Menyelenggarakan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor;
3. Memberikan Surat Izin Mengemudi kendaraan bermotor;
4. Menerima pemberitahuan tentang kegiatan-kegiatan politik;
5. Memberikan izin dan melakukan pengawasan senjata api, bahan peledak, dan senjata
tajam;
6. Memberikan izin operasional dan mengawasi badan usaha di bidang jasa pengamanan;
7. Memberikan petunjuk, mendidik dan melatih aparat kepolisian khusus dan petugas
pengamanan swakarsa dalam bidang teknis kepolisian;
8. Bekerja sama dengan kepolisian negara lain dalam menyidik dan memberantas
kejahatan internasional;
9. Melakukan pengawasan fungsional kepolisian terhadap orang asing di Indonesia
dengan koordinasi instansi terkait;
10. Mewakili pemerintah Republik Indonesia dalam organisasi kepolisian internasional;
11. Melaksanakan kewenangan lain yang termasuk dalam lingkup tugas kepolisian.40

Dasar hukum SIM Online adalah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia,41 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta Surat Telegram Kapolri Nomor: STR/415/VI/2015
tanggal 5 Juni 2015 tentang akan mendistribusikan peralatan SIM Online tersebut ke-45
SatPas Polres/Ta seluruh Polda, untuk mendukung optimalisasi pelaksanaan launching
pelayanan penerbitan dan perpanjangan SIM Online.

Tugas Pokok Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres sesuai dengan Pasal 7 Peraturan
Kapolri Nomor 23 Tahun 2010, yaitu satuan lalu lintas merupakan unsur pelaksana tugas
pokok di tingkat Polisi Resort (Polres) selanjutnya lebih ditegaskan dalam Pasal 59

40
Vanya Karunia Mulia Putri "Tugas dan Wewenang Kepolisian",
https://www.kompas.com/skola/read/2022/12/26/080000169/tugas-dan-wewenang-kepolisian, diakses pada
4 Juni 2023.
41
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Presiden Republik Indonesia.
Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010, dijelaskan bahwa Satuan Lalu Lintas
(Satlantas) sebagaimana dijelaskan bahwa:
a. Satuan lalu lintas (Satlantas) merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang berada di
bawah Kepala Polisi Resort (Kapolres);
b. Satuan lalu lintas (Satlantas) bertugas dalam melaksanakan pengaturan, penjagaan,
pengawasan dan patroli (turjawali) lalu lintas, pendidikan masyarakat lalu lintas
(dikmaslantas), pelayanan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor dan
pengemudi, penyidikan kecelakaan lalu lintas dan penegakan hukum di bidang lalu
lintas.

Masyarakat akan selalu memperhatikan semua hak-haknya dan dengan semaksimal


mungkin akan menggunakannya untuk mendapatkan kepuasan kebutuhan hidupnya.
Disinilah pelayanan publik seharusnya lebih diperhatikan agar menjadi lebih responsif
terhadap kepentingan-kepentingan publik karena akan terpantau secara transparan
kebijakan, prosedur dan perilaku yang menyimpang. Paradigma pelayanan publik
berkembang dari pelayanan yang sifatnya sentralistrik ke pelayanan yang lebih
memberikan fokus pada pengelolaan yang berorientasi kepuasan pelanggan.

Pemberian pelayanan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) merupakan


salah satu tugas Kepolisian yaitu dengan menyediakan Surat Izin Mengemudi (SIM).
Kepolisian terutama dalam hal ini adalah dari bagian Satuan Lalu Lintas (SatLantas) yang
melayani kebutuhan masyarakat. SatLantas dituntut untuk mengubah cara berfikirnya
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama mengenai penerbitan dan
perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM). Polri dan SatLantas harus dapat
membandingkan keefektifan dan antusias masyarakat dalam memiliki SIM, yaitu baik
dengan cara offline ataupun online dengan cara memperhatikan perkembangan
masyarakat.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Masalah


Pendekatan penelitian yang digunakan untuk menjawab semua permasalahan dan
mencapai tujuan penelitian ini adalah dengan cara menggunakan pendekatan normatif
dan empiris. Pendekatan normatif merupakan pendekatan yang mengkaji studi dokumen
dengan menggunakan berbagai data sekunder seperti peraturan perundang-undangan,
keputusan pengadilan, teori hukum serta pandangan-pandangan para sarjana. Kemudian,
pendekatan empiris yaitu pendekatan yang dilakukan untuk mempelajari hukum dan
kenyataan yang ada di lapangan atau melalui observasi langsung sesuai dengan fakta.

Tipe jenis penelitian dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan normatif
empiris. Tujuannya adalah untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi,
berbagai situasi atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di lingkungan
masyarakat untuk menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas tersebut ke
permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang
kondisi atau fenomena tetentu di kehidupan masyarakat.42

3.2. Data dan Sumber Data


Sumber data merupakan suatu subyek dari mana data tersebut diperoleh. Sumber data
diperlukan untuk menunjang terlaksananya penelitian dan sekaligus untuk menjamin
keberhasilan penelitian tersebut.43 Dalam hal ini data yang dibutuhkan dalam penelitian
diperoleh dari dua sumber, yaitu:

1. Sumber Data Primer


Sumber data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dengan
menggunakan teknik wawancara informan atau dengan sumbernya langsung.

42
Conny R. Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif. Grasindo, Jakarta, 2010, hlm. 72.
43
Nufian dan Wayan Weda, Teori dan Praktis: Riset Komunikasi Pemasaran Terpadu, (Malang:
UB Press, 2018), hlm. 49.
Sumber data primer adalah sumber data yang secara langsung memberikan data
kepada peneliti sebagai pengumpul data.44 Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan studi lapangan secara langsung. Dalam hal ini wawancara dilakukan
kepada Kasatlantas Polres Lampung Tengah, masyarakat yang sedang mengurus
penerbitan SIM, dan masyarakat yang belum mempunyai SIM.

2. Sumber Data Sekunder


Sumber data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua atau
sekunder. Sumber data sekunder tidak memberikan data secara langsung kepada
pengumpul data, misalnya melalui dokumen atau melalui orang lain. 45 Sumber data
sekunder dalam penelitian ini adalah berupa buku-buku pustaka, skripsi, artikel,
jurnal, website dan dokumen-dokumen lainnya yang berkaitan dengan penelitian.
Sumber data sekunder ini di bagi menjadi 3 bahan hukum, yaitu :
1) Bahan Hukum Primer, meliputi :
a. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2012 tentang Surat Izin Mengemudi (SIM).
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 Tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
c. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.
d. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik Indonesia.
e. Peraturan Keputusan Menteri PAN Nomor 25 tentang Pedoman Umum
Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi
Pemerintah.
f. Peraturan Keputusan Menteri PAN Nomor 9 Tahun 2012 Tentang Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
g. Perkap 09 Tahun 2012 Pasal 55 Tentang Pencerahan Peserta Ujian SIM.
h. Perkap No. 5 Tahun 2021 pasal 15 ayat 2 tentang Penerbitan dan Penandaan
Surat Izin Mengemudi.
2) Bahan Hukum Sekunder, meliputi :

44
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017),
hlm. 137.
45
Ibid, hlm. 137.
Data bahan hukum sekunder berasal dari bahan hukum dalam menganalisis dan
pemahaman terhadap persoalan dan makalah dengan berbagai sumber buku
hukum dan dokumen.
3) Bahan Hukum Tersier, meliputi :
Bahan hukum tersier berasal dari bahan hukum primer serta sekunder yang
memberikan penjelasan dan petunjuk yang meliputi jurnal, surat kabar, kamus,
internet dan sebagainya.

3.3. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Studi Pustaka
Studi pustaka berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang berkait dengan
nilai, budaya dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Hasil
penelitian pula akan semakin kredibel apabila didukung foto – foto atau karya tulis
akademik dan seni yang sudah ada. Maka dapat dikatakan bahwa studi pustaka
dapat mempengaruhi kredibilitas hasil penelitian yang dilakukan dengan
menggunakan ketetapan aturan undang-undang, kegiatan membaca, menelaah serta
mengutip literatur yang terkait dengan pokok yang di bahas.
2. Studi Lapangan
Dilaksanakan dengan menggunakan teknik wawancara. Teknik ini merupakan teknik
pengumpulan data yang digunakan secara langsung dengan objek yang diteliti untuk
memperoleh data yang kongkrit guna untuk keperluan mendapatkan data yang
relevan dengan masalah yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan wawancara terstruktur, yaitu wawancara yang telah tersusun secara
sistematis untuk mengetahui dengan pasti semua informasi yang akan diperoleh
dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada informan.

3.4. Teknik Pengolahan Data


Pada jenis penelitian kualitatif, pengolahan data tidak harus dilakukan setelah data
terkumpul atau pengolahan data selesai. Dalam hal ini, data sementara yang
terkumpulkan, yaitu data yang sudah ada dan dapat diolah serta dilakukan analisis data
secara bersamaan. Pada saat analisis data dilakukan, dapat kembali lagi ke lapangan
untuk mencari tambahan data-data yang dianggap perlu untuk diolahnya kembali.
Pengolahan data dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan cara mengklasifikasikan
atau mengkategorikan data-data tersebut berdasarkan beberapa tema sesuai dengan
fokus penelitannya. Pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari:

a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan lapangan.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan cara menajamkan analisis,
menggolongkan atau pengkategorisasikan ke dalam tiap permasalahan melalui uraian
singkat, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data-data
sehingga dapat ditarik dan diverifikasi. Data-data yang di reduksi antara lain, seluruh
data mengenai permasalahan penelitian yang sedang dikaji. Data yang di reduksi akan
memberikan gambaran yang lebih spesifik dan mempermudah peneliti dalam
melakukan pengumpulan data-data selanjutnya serta mencari data tambahan jika
diperlukan. Semakin lama peneliti berada di lapangan, maka jumlah data akan semakin
banyak, semakin kompleks dan rumit. Oleh karena itu, reduksi data perlu dilakukan
sehingga data- data tidak bertumpuk agar tidak mempersulit analisis selanjutnya.

b. Penyajian Data
Setelah data di reduksi, langkah analisis selanjutnya adalah dengan cara penyajian data.
Penyajian data merupakan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data
diarahkan agar data hasil reduksi terorganisikan, tersusun dalam suatu pola hubungan
sehingga dapat semakin makin mudah dipahami. Penyajian data dapat dilakukan dalam
bentuk uraian naratif, bagan, hubungan antar kategori serta diagram alur. Penyajian data
dalam bentuk tersebut mempermudah peneliti dalam memahami apa yang sedang
terjadi. Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga
informasi- informasi yang didapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu untuk
menjawab semua
masalah penelitian. Penyajian data yang baik merupakan satu langkah penting menuju
tercapainya analisis kualitatif yang valid dan handal. Dalam melakukan penyajian data
tidak semata-mata hanya mendeskripsikan secara naratif, akan tetapi disertai proses
analisis yang terus menerus sampai proses penarikan kesimpulan.

3.5. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif yaitu sebagai kegiatan yang diarahkan
pada mereduksi data, menyajikan data dan memverifikasikan data untuk menarik suatu
kesimpulan. Reduksi data merupakan kegiatan pemilihan dan pemilahan data-data
penting dan tidak penting dari data yang telah terkumpulkan. Sedangkan penyajian data
adalah kegiatan penyajian informasi data yang telah terpilah dan tersusun, lalu
diverifikasi untuk diperiksa keabsahannya dan kevalidannya. Kesimpulan data diartikan
sebagai tafsiran atau interpretasi makna terhadap seluruh data. Analisis data kualitatif
adalah memaknakan data sesuai yang ada pada konteksnya bukan pada kegiatan
pengkuanlifikasian (menghitung).46

46
Sapto Haryoko, Bahartiar, dan Fajar Arwadi, “Analisis Data Penelitian Kualitatif (Konsep,
Teknik, & Prosedur Analisis)”cet. I (Makasar; Badan Penerbit UNM, 2020), hlm. 195.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Implementasi Pelayanan Penerbitan SIM Online di Lampung Tengah

Implementasi Surat Izin Mengemudi (SIM) online di satlantas Lampung Tengah


Mekanisme memperpanjang atau membuat baru surat izin mengemudi (SIM) di polres
Lampung Tengah untuk segala jenis kendaraan bermotor, agar menghubungi satuan
penyelenggara administrasi (Satpas) SIM polres Lampung Tengah. Dari hasi wawancara
dengan Kasatlantas Polres Lampung Tengah Bapak Wahyu Dwi Kristanto S.H M.H
menjelaskan, penerbitan SIM baru maupun perpanjang, diatur berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2020, jenis dan tarif atas jenis
penerimaan negara bukan pajak (PNBP).47

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Kasatlantas Polres Lampung Tengah


Pelayanan penerbitan dan perpanjangan SIM online di Lampung Tengah dapat
dilakukan pemohon SIM yang domisili di E-KTP dari Lampung Tengah dapat
melakukan perpanjangan dan penerbitan SIM di polres Lampung Tengah dan polres
diluar daerah Lampung Tengah dan pemohon SIM yang E-KTP dari luar daerah
Lampung Tengah dapat memperpanjang SIM di Lampung Tengah tanpa harus kembali
ke Daerah asalnya. Pelayanan pembuatan dan penerbitan sim online di Lampung
Tengah sangat kondusif, sangat efektif. Pelayanan SIM online di Lampung Tengah
merupakan sistem teknologi informasi yang mengintegrasikan dan memfasilitasi proses
perolehan kartu SIM baru dan kartu SIM yang terhubung dengan pusat data pemerintah.
Pasal 1 ayat 4 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2012 Tentang Surat Izin Mengemudi
menyatakan bahwa Surat Izin Mengemudi (SIM) adalah dokumen atau catatan resmi
kepolisian tentang kecelakaan kendaraan bermotor dan kecelakaan yang melibatkan
kendaraan bermotor.

47
Wawancara dengan Kasatlantas Polres Lampung Tengah Bapak Wahyu Dwi Kristanto
S.H M.H, 2 November 2023.
Implementasi pembuatan SIM di Polres Lampung Tengah dilihat dari dimensi sumber
daya manusia yang dinilai sudah sangat mamadai dan juga baik. hal ini ditunjukkan
adanya kemampuan para petugas yang mampu meyelesaikan pembuatan SIM dengan
cepat dan tepat. Selain itu, kamampuan tersebut juga ditunjukkan adanya pemanfaatan
teknologi untuk menyelesaikan pekerjaan dengan lebih mudah dan cepat serta
pemanfaatan teknologi dalam merencanakan berbagai program kegiatan dalam proses
pengurusan pembuatan SIM yang lebih mudah dan efisien.

Pengukuran layanan pembuatan SIM selain daripada dilihat dari dimensi sumber daya
manusianya juga terdapat dimensi sumber daya sarana prasarana dan sumber daya
informasi yang merupakan sebagai alat pendukung bagi manusia untuk bekerja dengan
lebih mudah dan cepat. Hasil wawancara dengan Ginting (tanggal 15 November 2023)
bahwa “kalau dari segi sarana berupa komputer kerja, dan komputer untuk ujian teori,
dan kelengkapan informasi semuanya telah tersedia dan mamadai hanya yang masih
perlu dimaksimalkan”48.

Kepuasan masyarakat yang dirasakan atas ruang tunggu yang dinilai masih sangat baik
untuk beberapa jumlah pemohon, walaupun pihak polres bagian SIM sudah
menyediakan area dan tempat duduk diluar ruangan tetap juga sangat memberikan
kesan dan kenyamanan bagi para pemohon SIM. Seluruh rangkaian proses pengurusan
pembuatan SIM yang dimulai dari pendaftaran, pengambilan foto dan sidik jari, ujian
teori dan ujian praktik yang semua hal tersebut dapat terlaksana dengan efektif dan
efisien semuanya di dukung sarana yang sangat memadai. Selain daripada sarana yang
dibutuhkan untuk proses pengambilan foto maupun disaat ujian teori, juga dibutuhkan
sarana yang mendukung untuk ujian praktik. Sarana ujian praktek untuk kendaraan
motor sudah cukup memadai karena sudah ada disediakan motor yang akan digunakan
oleh peserta ujian praktek”.

48
Wawancara dengan Ginting selaku pemohon pembuatan SIM di Lampung Tengah, 15 November 2023.
Hasil pengamatan peneliti juga terlihat bahwa di Polres Lampung Tengah belum
sepenuhnya menggunakan aplikasi online seperti sinar dan digital korlantas tetapi di
Polres Lampung Tengah sudah memakai sistem online yang dapat melakukan
pembuatan dan perpanjangan SIM oleh pemohon dari wilayah Lampung Tengah atau
luar wilayah Lampung Tengah dan di Polres Lampung Tengah sarana yang digunakan
untuk ujian praktek khususnya motor sudah cukup memadai dengan dilengkapi berbagai
jenis motor dan juga area praktek sudah ada yang menggunakan e-drive dengan standar
Operasional Prosedur untuk ujian praktek memenuhi syarat. E-Drive dan Portal
digunakan untuk lebih memudahkan dalam penyimpanan/back up dan sharing file para
kepada pegawai, sehingga lebih efektif dan mengurangi risiko perangkat komputer
terserang malware karena penggunaan flashdisk yang berganti-ganti.

4.1.1. Peran Satlantas dalam meningkatkan pelayanan pembuatan dan pengujian


calon pemilik SIM di Polres Lampung Tengah
Dalam upaya meningkatkan pelayanan pembuatan dan pengujian calon pemilik SIM
merupakan suatu tanggung jawab instansi Polri khususnya Satlantas Lampung Tengah.
Peran unit pelayanan SIM adalah membantu masyarakat yang akan melakukan
pengurusan SIM sesuai dengan prosedur yang ada. Dimana masyarakat diharuskan
mengikuti beberapa rangkaian tes yang ada dan membayar biaya administrasi sesuai
dengan ketentuan.

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan kasatlantas Polres Lampung Tengah,
didapat informasi mengenai peran Satlantas dalam upaya meningkatkan pelayanan
pembuatan dan pengujian calon pemilik SIM. Berikut pernyataannya :

“Peran Satlantas dalam pelayanan SIM yaitu dengan cara membantu masyarakat yang
akan melakukan pengurusan SIM dengan cara memberikan pelayanan yang terbaik,
baik itu buat baru maupun perpanjangan SIM bagi yang masa berlakunya telah
habis.
Contohnya jika ada masyarakat yang tidak mengerti harus apa dan bagaimana, disitu
tugas kami untuk memberikan pengarahan dan menjelaskan apa yang harus dilakukan
masyarakat selama proses pembuatan maupun keperluan lain yang bersangkutan dengan
pelayanan SIM sesuai dengan mekanisme yang ada.” 49

Selanjutnya dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Brigpol Aris Darmawan
petugas uji praktek Satpas Polres Lampung Tengah, (pada tanggal 2 November 2023) di
Satpas Polres Lampung Tengah. Didapat informasi yang sama, berikut pernyataannya :
“Peran Satlantas khususnya kami unit pelayanan SIM yaitu memberikan pelayanan yang
terbaik kepada masyarakat sesuai dengan prinsip standar pelayanan SIM. Kami juga
berperan dalam menyediakan informasi yang mudah diakses oleh masyarakat demi
kemudahan dan kelancaran mulai dari proses pengajuan pendaftaran hingga proses
penerbitan, kami memberikan transparansi mekanisme dan transparansi biaya.”

Dari pernyataan petugas Satpas Polres Lampung Tengah diatas menunjukan kesamaan
implementasi peran dari Satlantas dalam pelayanan SIM. Hal tersebut sesuai dengan
Standar Pelayanan yang tercantum dalam Pasal 22 Perkap No. 9 Tahun 2012 tentang
Surat Izin Mengemudi50 yang isinya menyebutkan :
a) Bersifat baku dan dapat dipahami secara mudah oleh petugas pelayanan penerbitan
SIM, berupa ketentuan, persyaratan, pengujian, penerbitan, dan prinsip pelayanan
publik pengajuan SIM, serta mudah dipahami juga oleh peserta uji,
b) Ada kejelasan tentang waktu pelayanan yang ditetapkan sejak saat pengajuan untuk
mengikuti ujian sampai dengan penerbitan SIM,
c) Terperinci besaran biaya administrasi SIM yang ditetapkan dan diinformasikan
dengan jelas kepada peserta uji,
d) Ada transparansi pada setiap tahap prosedur penerbitan SIM mulai dari
pendaftaran, pengujian, sampai dengan penerbitan SIM,
e) Tersedia antara sarana dan prasarana pelayanan penerbitan SIM yang memadai,

49
Wawancara dengan Brigpol Aris Darmawan petugas uji praktek Satpas Polres Lampung Tengah, 2
November 2023.
50
Pasal 22 Perkap No. 9 Tahun 2012 tentang Surat Izin Mengemudi.
f) Tersedia fasilitas tempat pelayanan dan fasilitas pendukung yang aman dan nyaman
bagi peserta uji,
g) Kompetensi petugas pemberi pelayanan yang memadai berdasarkan pengetahuan,
keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang mendukung pelayanan yang prima,
dan
h) Tersedia layanan informasi, pendaftaran dan pengaduan masyarakat dengan
memanfaatkan teknologi multimedia.

Selanjutnya hal tersebut juga dipertegas oleh Brigpol Aris (pada kesempatan yang
sama), berikut pernyataannya : “Unit pelayanan SIM berperan sesuai dengan tugas dan
fungsinya, yang salah satunya yaitu terus berupaya meningkatkan pelayanan guna
menciptakan pelayanan yang prima agar masyarakat yang menggunakan pelayanan di
Satpas Polres Lampung Tengah merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.” 51

Pernyataan-pernyataan petugas Satpas Polres Lampung Tengah tersebut juga sesuai


dengan Misi dari unit pelayanan SIM Satlantas Polres Lampung Tengah yang bertujuan
memberikan jaminan akan kemudahan pelayanan penerbitan SIM kepada masyarakat
untuk pelayanan prima agar mendapatkan layanan terbaik, akurat dan transparan,
mengoptimalkan SDM yang profesional dan penggunaan teknologi yang kompetitif
demi tercapainya kepuasan masyarakat.

Komitmen pelayanan SIM Polres Lampung Tengah yang isinya (1) memberikan
kepastian waktu dalam proses pelayanan SIM untuk perpanjangan 30 menit, dan untuk
buat baru 120 menit dan sudah termasuk perkiraan waktu lulus dalam ujian teori dan
praktek, (2) menjamin kepastian biaya sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 50
52
Tahun 2010 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak, (3) Proses penerbitan SIM
secara transparansi dan akuntabel, (4) memberikan pelayanan prima dalam rangka
mewujudkan kepuasan masyarakat.

51
Ibid
52
Peraturan pemerintah Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2010 tentang Penerimaan Negara Bukan
Pajak
4.2. Faktor yang Mendorong dan Menghambat Pelayanan SIM Online di Kantor
Satpas Polres Lampung Tengah
4.2.1. Faktor yang Mendorong Pelayanan SIM Online
Pelayanan SIM di lampung Tengah dapat dikatakan kondusif dan efektif karena
beberapa faktor antara lain
a. Pelatihan guna peningkatan kemampuan
Dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas anggota Satuan
Penyelenggara Administrasi (Satpas) SIM Polres Singkawang melakukan kegiatan
peningkatkan kemamupuan diikuti oleh seluruh bagian operator, bagian pendaftaran
SIM dan material SBST, serta Kepala Unit Registrasi dan Identifikasi Kasatlantas
Polres Lampung Tengah Bapak Wahyu Dwi Kristanto S.H M.H.

“Pelatihan petugas penerbitan SIM ini guna meningkatkan kemampuan secara


profesional, moderen dan terpercaya (promoter) dengan berbasis Teknologi Informasi
53
(TI) dalam rangka meningkatkan pelayanan masyarakat” Ujar Kasat Lantas Polres
Lampung Tengah. Pelatihan yang membahas materi pendaftaran dan Prosedur
penerbitan SIM, Pencapaian Target Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) SIM,
praktek simulator, praktek lapangan, serta teori soal-soal mengenai SIM.

Hal ini Sesuai dengan undang – undang no. 22 tahun 2009 pasal 77 ayat 1 dimana setiap
orang yang mengemudikan kendaraan bermotor dijalan wajib memiliki surat ijin
mengemudi ( SIM ) sesuai dengan kendaraan bermotor yang dikemudikan dan perkap
no. 9 tahun 2009 tentang penerbitan Surat Ijin Mengemudi ( SIM ) dimana setiap
pemohon wajib melewati dan lulus uji pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan
mengemudi yang bertujuan agar dapat mengurangi tingkat angka kecelakaan dan
pelanggaran dijalan serta dapat menambah wawasan masyarakat bagaimana cara
berkendara dengan baik.

53
Wawancara dengan Bapak Wahyu Dwi Kristanto S.H M.H Kasatlantas Polres Lampung Tengah, 23
November 2023.
b. Sarana dan prasarana Satpas ditambah dengan dukungan perlengkapan SIM
Online dari Korlantas Polri
Untuk sarana dan prasarana yang disediakan oleh Satpas Polres Lampung Tengah
secara keseluruhan telah memenuhi standar sarana dan prasarana yang ada dalam Pasal
19 ayat
(2) perkap No. 5 Tahun 2021 tentang Surat Izin Mengemudi yang isinya menyebutkan :
“(1) ruang identifikasi dan verifikasi, serta pendaftaran, (2) ruang pencerahan, (3) ruang
penerbitan dan pengambilan, (4) ruang server dalam jaringan, (5) ruang arsip dan
materil,
(6) ruang tunggu, (7) ruang pelayanan informasi (customer service), dan (8) ruang
pembayaran administrasi.”. Dan dalam Pasal 18 ayat (2) huruf b menyebutkan : “papan
informasi mekanisme pengajuan SIM dan tempat proses pelayanan SIM.” Namun
dengan telah memenuhi standar pelayanan, dalam hal sarana dan prasarana yang ada di
Satpas Polres Lampung Tengah masih ada hambatan yang dirasakan.

Hal tersebut juga dipertegas oleh pernyataan dari Bapak Wahyu Dwi Kristanto S.H
M.H Kasatlantas Polres Lampung Tengah, (pada tanggal 23 November 2023 ) di
Satpas Polres Lampung Tengah, yang menyatakan sarana dan prasarana di Satpas
Polres Lampung Tengah tidak terdapat kendala dan hambatan, berikut pernyataannya :
“Baru-baru ini Satpas Polres Lampung Tengah telah merenovasi ruangan - ruangan
yang ada sehingga lebih terawat, selain itu Satpas Polres Lampung Tengah juga telah
membangun ruangan-ruangan khusus seperti ruangan untuk ibu menyusui, ruangan
khusus disabilitas, ruangan untuk bermain anak. Jadi menurut saya untuk sarana dan
prasarana yang ada di Satpas Polres Lampung Tengah tidak terdapat kendala dan
hambatan.”54

Dari pernyataan-pernyataan petugas Satpas Polres Lampung Tengah tersebut dapat


diperoleh suatu gambaran bahwa sarana dan prasarana yang ada di Satpas Polres
Lampung Tengah sudah cukup baik dan dapat menunjang berbagai kebutuhan
masyarakat pemohon SIM karena adanya inovasi-inovasi yang telah dijalankan, hal
tersebut juga menunjukan bahwa di Satpas Polres Lampung Tengah tidak terdapat suatu

54
Ibid
kendala dan hambatan dalam hal sarana dan prasarana yang ada.

Dari pernyataan-pernyataan petugas uji praktek tersebut menunjukan bahwa sarana dan
prasarana yang ada di Satpas Polres Lampung Tengah untuk tempat ukuran lapangan
tempat uji praktek tersebut cukup memadai. Di polres lampung Tengah adalah salah
satu polres yang sudah menerapkan e-drive untuk tes uji praktek SIM C. Sedangkan
dalam peraturannya tertulis semua rangkaian ujian yang ada dalam uji praktek wajib
diikuti, seperti yang tertuang dalam Perkap No. 9 Tahun 2012 tentang Surat izin
Mengemudi yang isinya dalam Pasal 60 ayat (1) menyebutkan : “setiap peserta uji wajib
mengikuti 2 (dua) tingkatan ujian praktik yang terdiri atas ujian praktik I dan ujian
praktik II.” Kemudian dalam Pasal 62 ayat (1) menyebutkan : “Materi ujian praktik I,
untuk peserta uji sepeda motor meliputi uji pengereman/keseimbangan, uji slalom (zig-
zag), uji membentuk angka delapan, uji reaksi rem menghindar, dan uji berbalik arah
membentuk huruf U (U-Turn).” 55Jika ditinjau dari hal 63 tersebut diatas maka dalam
pelaksanaannya, Satpas Polres Lampung Tengah hanya menyelenggarakan 4 rangkaian
tes dari yang seharusnya 5 rangkaian tes yang dilaksanakan untuk uji praktek I SIM C.

Dari pernyataan-pernyataan petugas uji praktek Satpas Polres Lampung Tengah diatas
menunjukan bahwa telah terjadi pelayanan SIM di Satpas Polres Lampung Tengah yang
sesuai dengan yang tertuang dalam Perkap, khususnya untuk uji praktik I SIM C karena
telah tersedia sarana dan prasarana yang cukup memadai.

c. Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat tentang prosedur layanan SIM


online
Dari hasil wawancara Kasatlantas Polres Lampung Tengah Bapak Wahyu Dwi Kristanto
S.H M.H menjelaskan, “pihak pelayan SIM di Lampung Tengah sudah
mensosialisasikan proses pelayanan pembuatan SIM di sosial media baik instragram,
youtube dan website online. Sosialisasi dapat dilakukan dengan system jemput bola
dan sosialisasi melalui

55
Perkap No. 9 Tahun 2012 tentang Surat izin Mengemudi yang isinya dalam Pasal 60 ayat 1
televisi atau radio. Sosialisasi dengan sistem jemput bola, yaitu dengan mendatangi
masyarakat secara langsung.

Dalam hal ini pihak Satuan Penyelenggara Administrasi (Satpas) Polres Lampung
Tengah dapat mendatangi Desa/kelurahan tertentu dan bekerja sama dengan pihak
pemerintah Desa/kelurahan di wilayah Lampung Tengah dan sekitarnya dalam
melakukan sosialisasi perpanjangan SIM. Sedangkan sosialisasi melalui televisi atau
radio dilakukan mengingat tidak semua kalangan usia di masyarakat yang dapat
menggunakan dan memiliki media sosial, sehingga dengan dilakukannya sosialisasi
melalui televisi atau radio maka informasi dan mekanisme terkait dengan perpanjangan
SIM tepat sasaran.

d. Jaringan dan akses aplikasi berjalan normal minimalisir adanya gangguan dari
server pusat maupun jaringan.
Dari hasil wawancara dengan Bapak Wahyu Dwi Kristanto S.H M.H selaku Kasatlantas
Polres Lampung Tengah, (pada tanggal 23 November 2023 ) di Satpas Polres Lampung
Tengah, dalam pembuatan dan perpanjangan SIM sangat dibutuhkan akses jaringan data
ke server pusat karena jika jaringan tidak stabil maka akan mengganggu efektif nya para
pemohon mendapatkan SIM. Satlantas Polres di Lampung Tengah untuk pembuatan dan
perpanjangan SIM jaringan selalu stabil dan jika ada kendala tidak lama hanya beberapa
menit lalu bisa dilanjutkan penerbitan SIM.56

4.2.2. Faktor yang Menghambat Pelayanan SIM Online


Dalam penyelenggaraan pelayanan SIM di Satpas Polres Lampung Tengah masih
ditemukan beberapa kendala atau hambatan. Hal ini berdasarkan hasil dari observasi dan
wawancara yang dilakukan kemudian dikembangkan melalui bentuk tanya jawab dengan
beberapa sumber informasi yang berkaitan dengan penyelenggaraan dalam pelayanan
SIM di Satpas Polres Lampung Tengah.

56
Wawancara dengan Bapak Wahyu Dwi Kristanto S.H M.H Kasatlantas Polres Lampung Tengah, 23
November 2023.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan
beberapa petugas Satpas Polres Lampung Tengah dan masyarakat pemohon SIM, dapat
diketahui bahwa di Satpas Polres Lampung Tengah masih ditemukan beberapa kendala
dan hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan SIM, antara lain sebagai berikut :

a. Uji Simulator SIM C Belum Terealisasikan


Uji Simulator merupakan tahapan dalam pengujian SIM yang harus dilewati pemohon
SIM baru setelah melewati tes teori yang didahului dengan tes kesehatan. Simulator
merupakan alat peraga yang mirip dengan perangkat permainan di game center dan
sangat mirip dengan motor atau mobil aslinya serta di depannya dilengkapi dengan
layar. Dalam pelaksanaannya uji Simulator telah diwajibkan untuk dilaksanakan bagi
pemohon SIM baik buat baru maupun perpanjangan, namun di Satpas 64 Polres
Lampung Tengah untuk uji Simulator roda dua belum dilaksanakan yang disebabkan
oleh beberapa faktor, hal tersebut berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis
dengan Brigpol Aris Darmawan di Satpas Polres Lampung Tengah, (pada tanggal
2 November 2023) di Satpas Polres Lampung Tengah.

Yang menyatakan : “Hambatan ada di gedung tempat uji simulator yang kurang luas
sehingga uji simulator SIM C belum dapat terealisasikan. Tempat uji Simulator untuk
kendaraan roda 2 dan roda 4 disatukan dalam satu ruangan yang ukurannya tidak
memungkinkan untuk menyelenggarakan kedua tes dari masing-masing golongan SIM
tersebut. Ditambah lagi ruang tunggu atau antrian pemohon SIM yang akan mengikuti
uji Simulator juga berada didalam ruangan tes sehingga selalu berdesakan dan padat
oleh penunggu yang akan melakukan uji Simulator sehingga untuk uji Simulator SIM C
tidak memungkinkan untuk dilaksanakan.”57

Dari pernyataan Brigpol aris diatas menunjukan bahwa uji Simulator yang belum
dilaksanakan karena tempat atau ruangan yang ukurannya tidak memungkinkan untuk

57
Wawancara dengan Bapak Aris Polres Lampung Tengah, 23 November 2023.
menyelenggarakan kedua tes secara bersamaan. Hal tersebut berbeda dengan yang di
sampaikan oleh Brigpol Aris Darmawan di Satpas Polres Lampung Tengah, pada
saat diwawancarai oleh penulis (pada tanggal 2 November 2023) di Satpas Polres
Lampung Tengah, yang menyatakan uji Simulator SIM C belum dapat dilaksanakan
karena masih dalam tahap sosialisasi melalui media massa, berikut pernyataannya :

“petugas atau personil di Satpas Polres Lampung Tengah sudah cukup memadai dan
pengujian golongan SIM C I dan SIM C II melalui Simulator yang belum dapat
dilaksanakan dikarenakan masih dalam sosialisasi berupa informasi melalui media
sosial, media cetak, dan media pemberitaan lainnya tentang adanya pembagian
golongan SIM untuk jenis kapasitas silinder kendaraan bermotor yang digunakan.
Namun untuk uji simulator roda 4 atau lebih tepatnya SIM A, SIM B I 65 Umum, SIM
B II Umum dan SIM B II sudah dilaksanakan uji simulator.”

Dari pernyataan-pernyataan petugas Satpas Polres Lampung Tengah diatas menunjukan


bahwa hanya uji Simulator untuk golongan SIM C saja yang belum dapat dilaksanakan
yang disebabkan oleh kurang luasnya ruangan untuk pelaksanaan uji Simulator dan uji
Simulator masih dalam tahap sosialisasi karena ada penambahan jenis golongan SIM C
untuk kapasitas silinder yang berbeda.

Untuk pelaksanaannya, uji Simulator sudah diwajibkan seperti yang tertuang dalam
Perkap No. 9 Tahun 2012 tentang Surat Izin Mengemudi Pasal 58 ayat (1) yang
menyebutkan bahwa : “setiap peserta uji wajib mengikuti ujian keterampilan
mengemudi melalui Simulator, sebagaimana dimaksud dalam pasal 53 ayat (1) huruf
b”.58 Namun pada saat diklarifikasi mengenai uji Simulator yang diwajibkan dalam
perkap melalui wawancara kepada Brigpol Aris Darmawan di Satpas Polres Lampung
Tengah (pada kesempatan yang sama), menyatakan sebagai berikut :“uji Simulator SIM
C yang belum dapat terealisasikan selain karena ruangan yang sempit juga karena
sumber daya atau jumlah personil yang tidak mencukupi untuk memberikan
pelayanan dan wawasan

58
Perkap No. 9 Tahun 2012 tentang Surat Izin Mengemudi Pasal 58 ayat 1
pemohon SIM yang kurang atau sulit mengerti mengenai simulator yang dikarenakan
kualitas pendidikan pemohon SIM sehingga disesuaikan dengan tingkat kemampuan
pemohon SIM karena sudah menjadi kebijakan polisi harus bisa berempati dan juga
menyesuaikan dengan kualitas pemahaman kemampuan masyarakat. Uji Simulator SIM
C di Satpas Polres Lampung Tengah yang belum diselenggarakan tersebut merupakan
suatu kebijakan dan tindakan diskresi Kepolisian.”

Diskresi Kepolisian di Indonesia secara yuridis diatur pada pasal 18 Undang-Undang


No. 2 Tahun 2002 yaitu “untuk kepentingan umum, pejabat Kepolisian Negara
Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dapat bertindak
menurut penilaiannya sendiri”. Hal tersebut mengandung maksud bahwa seorang
anggota Polri yang melaksanakan tugasnya di tengah-tengah masyarakat seorang diri,
harus mampu mengambil keputusan berdasarkan penilaiannya sendiri apabila terjadi
gangguan terhadap ketertiban dan keamanan umum atau bila timbul bahaya bagi
ketertiban dan keamanan umum bukan dalam hal menyalahkan kualitas pendidikan
masyarakat dan kurangnya pemahaman masyarakat.

b. Maintenance Gangguan Jaringan bersama Teknisi Polda Jatim


Untuk mengantisipasi gangguan jaringan yang masih menjadi kendala, maka dilakukan
perawatan dan pengecekan berkala bersama teknisi Polda Lampung. Satpas Polres
Lampung Tengah mengupayakan meminimalisir gangguan jaringan baik dari pusat
maupun dari telkom dengan cara bersama teknisi melakukan pengecekan berkala terus
memantau jaringan atau server tersebut. Apabila dinilai memperlambat jaringan maka
akan diberlakukan perawatan yang lebih serius, misalnya pergantian pusat server.

c. Masyarakat masih cenderung menyukai pembuatan SIM secara konvensional


dibandingkan online
Dari hasil wawancara dengan pemohon SIM di Lampung Tengah masih ada
beberapa masyarakat yang belum mengetahui secara jelas tentang mekanisme antrian
online yang diterapkan oleh Satpas Polres Lampung Tengah Hal ini dikarenakan
pihak Satpas Polres Lampung Tengah dirasa kurang mencapai target atau sasaran
saat melakukan
sosialisasi. Dari pernyataan Hendro bahwa “banyak yang tidak mengerti bahwa
pembuatan SIM dapat dilakukan dimanapun dan menurut mereka bahwa pembuatan
secara konvensional lebih mereka pahami dan lebih mudah dilakukan bagi
masyarakat yang tidak paham dengan IPTEK atau system aplikasi secara online.
BAB V
PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Implementasi penerbitan SIM Online yang ada di Lampung Tengah belum


menggunakan aplikasi seperti sinar, dan Digital Korlantas tetapi SIM online
yang dapat menerima pemohon pembuat SIM dan perpanjangan SIM dari
wilayah Lampung Tengah maupun luar wilayah Lampung Tengah. Mekanisme
pelayanan SIM online dilakukan dengan proses sebagai berikut: pemohon
mendaftar, membayar melalui Teller BRI/ATM/EDC, datang ke
Satpas/Outlet/lokasi SIM keliling yang dituju, memeriksa data yang telah
persyaratan pembuatan SIM. Setelah itu, Identifikasi dan verifikasi
(pengambilan foto, sidik jari dan tanda tangan, ujian teori dan praktik (untuk
permohonan SIM baru dan peningkatan klasifikasi) dan penerbitan SIM (jika
lulus ujian teori dan praktik).

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Kasatlantas Polres Lampung Tengah


Pelayanan penerbitan dan perpanjangan SIM online di Lampung Tengah dapat
dilakukan pemohon SIM yang domisili di E-KTP dari Lampung Tengah dapat
melakukan perpanjangan dan penerbitan SIM di polres Lampung Tengah dan
polres diluar daerah Lampung Tengah dan pemohon SIM yang E-KTP dari luar
daerah Lampung Tengah dapat memperpanjang SIM di Lampung Tengah tanpa
harus kembali ke Daerah asalnya. Pelayanan pembuatan dan penerbitan sim
online di Lampung Tengah sangat kondusif, sangat efektif. Pelayanan SIM
online di Lampung Tengah merupakan sistem teknologi informasi yang
mengintegrasikan dan memfasilitasi proses perolehan kartu SIM baru dan kartu
SIM yang terhubung dengan pusat data pemerintah.
47

Dalam pelayanan SIM online di kantor polres Lampung Tengah terdapat faktor
yang mendukung dan menghambat antara lain:
1. Faktor pendukung pelayanan SIM online yang diberikan oleh Kantor Satpas
Polres Lampung Tengah yaitu pelatihan untuk meningkatkan kemampuan
petugas Satpas dalam mendukung tercapainya tujuan pelayanan SIM Online
yang maksimal, Pemeliharaan dan Peningkatan berkelanjutan terhadap sarana
dan prasarana Satpas plusdukungan perlengkapan SIM Online dari Korlantas
Polri, Melaksanakan sosialisasi menginformasikan kepada masyarakat
tentang tata cara layanan SIM online, akses jaringan dan aplikasi berjalan
normal, meminimalkan gangguan dari server pusat dan jaringan Telkom.
2. Faktor penghambat pelayanan SIM online yang disediakan Kantor Satpas
Polres Lampung Tengah adalah meningkatnya volume pemohon SIM,
kendala jaringan menjadi kendala yang dapat mengganggu kelancaran
pelayanan di Satpas. Masyarakat masih cenderung lebih memilih
menggunakan cara konvensional dibandingkan online.
48

Selanjutnya upaya optimalisasi pelayanan SIM online di kantor Satpas


Lampung Tengah antara lain memaksimalkan Pelayanan SIM Online dengan
Satpas Monitoring Center (SMC), memaksimalkan pelayanan informasi
mengenai SIM online melalui website dan media sosial, menjaga
permasalahan jaringan dengan teknisi Polda Lampung, pemberian edukasi
melalui sosialisasi melalui pengabdian masyarakat kemudian dengan program
“polisi lalu lintas masuk desa” mengenai edukasi pengembangan layanan
SIM.

5.2. SARAN
Berikut saran yang dapat disampaikan mengenai hal tersebutdengan penelitian ini:
1. Adanya kendala terkait gangguan atau masalah pada jaringan,
menyebabkan Unit pelayanan SIM di Satpas Polres Lampung tengah harus
berkolaborasi dengan penyedia layanan untuk meningkatkan dan stabilkan
jaringan agar koneksi SIM online tetap berjalan.
2. Kendala terkait renovasi bangunan, sehingga memungkinkan bagi sebagian
orang merasa tidak nyaman. Lebih disukai Unit pelayanan SIM di Satpas
Polres Lampung tengah telah menyiapkan ruangan khususbagi pemohon
SIM pada saat gedung sedang direnovasi.
3. Tingkatkan kualitas SIM Online dengan aplikasi agar lebih memudahkan
masyarakat dalam pembuatan dan perpanjangan SIM, jadi tidak
menyebabkan antrian panjang saat mengikuti tes dalam membuat SIM.
49

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Sapto Haryoko, Bahartiar, Dan Fajar Arwadi,2020, “Analisis Data Penelitian Kualitatif
(Konsep, Teknik, & Prosedur Analisis)” Cet. I,Makasar: Badan Penerbit Unm.

Triono Agus,dkk.,2022,“Mozaik Pemikiran Dalam Hukum Administrasi


Negara”,Bandar Lampung: Pusaka Media.

Hardani,2020, “Metode Kualitatif Dan Kuantitatif” Cet.1, Yogyakarta: Cv. Pustaka Ilmu.

Conny R. Semiawan, 2010, Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo.

Nufian Dan Wayan Weda, 2018, Teori Dan Praktis: Riset Komunikasi Pemasaran
Terpadu, Malang: Ub Press.

Sugiyono, 2017, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Nashar,2020, Kualitas Pelayanan Akan Meningkatkan Kepercayaan Masyarakat,


Pemekasan: Duta Media Publishing.

Andriani, Liza. "Paradigma New Public Service” Institut Stiami, Jakarta, Hlm. 7.

JURNAL

Tri Wakhyuni, Syakdiah, Retno Kusumawiranti, Kualitas Pelayanan Pembuatan Surat


Izin Mengemudi (SIM) Online Di Polres Sleman, Jurnal Populika,Volume 8
Nomer 1 (2020), Hlm. 13.

Efriani, “Analisis Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Mobil Unit
Pelayanan SIM Keliling Di Kota Pekanbaru”, Vol 1, Jurnal Manajemen Ilmu
Terapan, (2020), Hlm. 441-442.

Desak Putu Butsi Triyani, Pelayanan Terpadu Surat Izin Mengemudi (SIM)Terintegrasi.
Jiap Vo. 2, No. 4, Hlm. 192-194, 2016.

Herda, 2020 “Kualitas Pelayanan Surat Izin Mengemudi (SIM) Di Kepolisian Resort
(Polres) Enrekang”, Disertasi Doktor Universitas Muhammadiyah,Makasar,
Hlm.7.

Karmila Akib, 2017, Gilang Aburizal Juliana,”Peranan Satuan Polisi Lalu Lintas Dalam
Memberikan Pelayanan Administrasi Dokumen Kepemilikan Kendaraan
50

Bermotor Pada Polisi Resort (Polres) Poso, Jurnal Ilmiah Administratie , Vol. 9
No 1, Hlm. 32.

Dewi Rosita, 2021, “Pelayanan Penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM) Pada Satuan
Lalu Lintas Polres Kabupaten Enrekang”, disertasi Doktor Universitas
Muhammadiyah, Makasar, Hlm. 11.

Siti Fatimah, ”Efektivitas Sistem Pelayanan Pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM)
Secara Online di Satuan Penyelenggara Administrasi (Satpas) Colombo
Surabaya”, Program Studi Administrasi Publik; Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya, hlm. 601.

Nadia Mersael Hasibuan , “Proses Pelayanan Pembuatan Surat Izin Mengemudi (Sim)
Di Kantor Polresta Pekanbaru,” (Skripsi Sarjana Universitas Islam Riau, Pekan
Baru, 2020), Hlm. 2.

A. Juwita, “Optimalisasi SIM Online Sebagai Strategi Untuk Mewujudkan Pelayanan


Prima Pada Kantor Satpas Jember,” Airlangga Development Journal, Hlm.
100.

UNDANG-UNDANG

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2012 tentang Surat Izin Mengemudi (SIM).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara


Republik Indonesia.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik Indonesia.

Peraturan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25 tentang


Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan
Instansi Pemerintah.

Peraturan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 9 Tahun 2012


Tentang Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Perkap 09 Tahun 2012 Pasal 55 Tentang Pencerahan Peserta Ujian SIM.

Perkap No. 5 Tahun 2021 pasal 15 ayat 2 tentang Penerbitan dan Penandaan Surat Izin
Mengemudi.
51

WEBSITE

Portal Informasi Indonesia


https://www.indonesia.go.id/layanan/kependudukan/sosial/panduan-registrasi-
sim-secara-daring, diakses 16 Mei 2023.

Rabbani Haddawi, “Layanan SIM Online, Cara Mudah untuk Buat dan Perpanjang
SIM”, https://duitpintar.com/layanan-sim-online/, diakses 16 Mei 2023.

Vanya Karunia Mulia Putri,


"Wewenang Polri Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002",
https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/26/172310569/wewenang-polri-
menurut-undang-undang-nomor-2-tahun-2002, diakses 5 Juni 2023.

Herda, “Kualitas Pelayanan Surat Izin Mengemudi (SIM) di Kepolisian Resort


(POLRES) Enrekang”, https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/31653-
Full_Text.pdf, diakses 16 Mei 2023.

Darius Beda Daton,”Meningkatkan Pelayanan Publik POLRI”, Berita - Ombudsman RI,


di akses 28 Mei 2023.

Dunia Pengertian,”Pengertian Wewenang”, Pengertian Wewenang / Kewenangan -


Dunia Pengertian, diakses 4 Juni 2023.

Vanya Karunia Mulia Putri "Tugas dan Wewenang Kepolisian",


https://www.kompas.com/skola/read/2022/12/26/080000169/tugas-dan-
wewenang-kepolisian, diakses 4 Juni 2023.

Dwiyani Permatasari , “ Apa Pelayanan Prima?”,


https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-sulseltrabar/baca-artikel/15009/Apa-
itu-Pelayanan-Prima.html, diakses 6 Juni 2023.

Digital Korlantas POLRI, “SINAR (SIM Nasional Presisi)”,


https://www.digitalkorlantas.id/sim/#, diakses 6 Juni 2023.

Anda mungkin juga menyukai