KEMUHAMMADIYAHAN
Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
Hal berikutnya yang harus diperhatikan ketika mencari donator yaitu media yang
digunakan. Karena ketika zaman semakin maju, maka cara dan langkah dalam
mencari donatur pun berbeda, dimana dizaman sekarang ini masyarakat sudah mulai
menggunakan teknologi dalam memperoleh informasi antara lain bisa dalam bentuk
lifleat, brosure, spanduk, dan baliho, sesuai dengan keputusan lembaga penghimpun
dana (lembaga fundraising) yang kemudian di sebarkan melalui sosial media ataupun
website. Media memiliki konstribusi yang sangat efektif dalam memberikan
pengetahuan, pemahaman terhadap donatur, serta dapat meyakinkan para donatur
untuk ikut terlibat dalam memberikan sesuatu dari dirinya kepada lembaga yang
menghimpun dana. Media menyajikan profile ringkas lembaga, sehingga mudah di
pahami dengan cepat dan memberikan informasi terkait penggunaan dana yang
dikumpulkan.
Bukan hanya itu saja dalam menemukan donatur ada langkah selanjutnya yaitu
harus presentasi kepada setiap donatur yaitu perlu dilakukan kunjungan silaturahim,
presentasi berkaitan dengan profile kelembagaan fundraising, mengajak keikut sertaan
mereka dalam kegiatan baik dalam bentuk partisipasi langsung, maupun membantu
gerakan fundraising. Diharapkan para donatur terlibat secara langsung dalam
pengelolaan fundraising, ikut dalam kegiatan yang dilakukan lembaga, ikut
mempertanggungjawabkan kegiatan yang diselenggarakan oleh lembaga fundraising.
Dalam kegiatan presentasi yang diperlukan adalah profile lembaga, deskripsi dan
dokumentasi kegiatan yang sudah dilaksanakan serta rencana kegiatan yang akan
dilakukan.
2) Menghimpun dana pemberdayaan keluarga dhuafa
Menghimpun dana yang dilakukan oleh lembaga fundraising biasanya sesuai
dengan program yang ditawarkan. Program ditawarkan sesuai dengan isu yang
berkembang di tengah masyarakat. Isu terjadi disebabkan oleh peristiwa alam dan
permasalahan sosial. Adapun teknik dalam menghimpun dana untuk memperdayaan
keluarga dhuafa, antara lain :
1. Menghimpun Dana
Kegiatan penghimpunan dana adalah karena dana merupakan sumber kekuatan
pada kelembagaan untuk kegiatan operasional dan pengembangan program.
Permasalahan utamanya adalah bagaimana lembaga tersebut menghimpun dana.
Teknik dan kreativitas lembaga menghimpun dana akan menjadi keunggulan
tersendiri pada lembaga tersebut. Lembaga yang kreatif, akan dapat menghimpun
dana sebanyak-banyaknya. Di era informasi dan digital sekarang, lembaga yang
mampu mempengaruhi opini publik, akan mendapatkan simpati, dukungan dan
kepercayaan publik. Lembaga fundraising yang mengintegrasikan kegiatannya
dengan dunia teknologi informasi, akan mendapatkan dukungan publik yang
besar.
2. Administrasi Dana
Dana yang terhimpun dengan berbagai teknik pendekatan kepada masyarakat,
haruslah di catat, diadministrasikan dengan sebaik mungkin. Tidak ada jumlah
nominal yang diberikan oleh donatur yang terlupakan dalam catatan pihak
administrator lembaga fundraising. Adminsitrasi dana yang baik akan berkaitan
secara linier dengan kepercayaan publik (public trust). Lembaga yang memiliki
administrasi yang rapi, akan dipercaya oleh donatur menitipkan sebagian dari
harta yang ia miliki. Sebaliknya lembaga yang administrasinya jelek, akan
mengurangi bahkan kehilangan kepercayaan donatur.
3. Penyaluran Dana
Kelanjutan dari administrasi fundraising, melakukan penyaluran dari dana yang
telah dihimpun, tentu disesuaikan dengan program yang telah diajukan kepada
donatur. Kalau dana yang dihimpun untuk bantuan korban banjir, haruslah
disalurkan kepada korban banjir, dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, jangan
sampai dana donatur lama mengendap di rekening lembaga. Dana yang
mengendap lama di rekening lembaga membuat lembaga kehilangan kepercayaan.
Tetapi sebaliknya dana yang cepat disalurkan, di dokumentasi dengan rapi, di
kemas dalam annual report (laporan singkat), niscaya akan mendapatkan
kepercayaan tinggi dari donatur. Pihak lembaga dapat menyisihkan untuk
operasional lembaga dan kegiatan penyaluran, jangan sampai lebih dari 20% (dua
puluh persen), hal ini dijelaskan dalam laporan keuangan lembaga.
4. Pertanggungjawaban
Lembaga fundraising harus melakukan audite internal dan eksternal. Internal
audite dilakukan dalam setiap bulan pada biaya opersional dan setiap kegiatan.
Semua pengeluaran harus di buktikan sesuai dengan aturan keuangan internal
lembaga dan aturan umum keuangan. Setiap tahun lembaga harus mendatangkan
akuntan publik untuk memeriksa seluruh keuangan lembaga. Sehingga dapat
dinyatakan bahwa seluruh keuangan lembaga adalah wajar tanpa pengecualian
(WTP). Hal ini adalah bagian integral dari mewujudkan lembaga fundraising yang
bersih, sehingga donatur memiliki kepercayaan yang tinggi menitipkan uangnya
kepada lembaga dimaksud.