Anda di halaman 1dari 33

PPI PADA PENGELOLAAN LINEN

DAN LAUNDRY RUMAH SAKIT

Disajikan pada KURSUS DASAR PPI secara virtual


tanggal 20 - 22 Desember 2021
CURRICULUM VITAE
Nama : BETTY FARIDA, SKM
Tempat / Tgl. Lahir : Bandung, 25 Januari 1952
Agama : Islam
Alamat Rumah : Perumahan Eramas 2000 Blok D-2 No. 6
Cakung Jakarta Timur Hp. 082122287947
Alamat Email : betttyfarida@gmail.com
Pendidikan : 1. Akademi Perawat Depkes RI Jakarta lulus 1973
2. FKM – UI lulus 1989
Riwayat Pekerjaan : 1. Pelaksana Perawatan di RSCM 1973 – 1986
2. Staf Pengajar Sekolah Perawat Yayasan Jalan
Kimia 1984 - 1990
3. Staf Bidang Diklat RSCM 1990 - 1992
4. Koordinator Tim PINOK (PPI) RSCM 1992 - 2000
5. Kepala Sub Bag TU/Bag. Sek RSCM 1995 - 2002
6. Kepala Instalasi Sterilisasi Pusat 2002 - 2008
Organisasi : 1. Perdalin Jakarta (tahun 2000 – sekarang)
2. PIPSI (tahun 2008 – sekarang)
3. PILARS (tahun 2015 – sekarang)
POKOK BAHASAN

Pendahuluan
Dasar Hukum Pengelolaan Linen RS
Pengertian
Standar Pelayanan Minimal Laundry RS
Pengelolaan Linen
Pencatatan, Pelaporan, Monitoring dan Evaluasi
PENDAHULUAN

Linen yang tercemar/infeksius bisa menghasilkan mikro


organisme patogen dalam jumlah besar (Depkes RI tahun
2000 tentang bakteri di Instalasi Laundry)
Linen yang tercemar oleh darah atau cairan tubuh pasien
dapat menularkan penyakit melalui kontak langsung apabila
tidak ditangani dengan benar.
Laundry Rumah Sakit bertanggung jawab atas penerimaan
dan pendistribusian semua linen, yang memerlukan kondisi
bersih, rapih, terbebas dari noda/kotoran dan mikroorganisme
penyebab infeksi, utuh dan siap pakai.
PANDEMI

COVID- PANDEMI adalah suatu wabah


19 penyakit global
Menurut WHO ; bahwa PANDEMI
dinyatakan Ketika penyakit baru
menyebar diseluruh dunia
mekampaui batas

Covid-19 (SAR-COV 2) atau dikenal juga dengan NOVEL CORONA


VIRUS yang menyebabkan wabah Pneumonia di kota Wuhan,
Tiongkok Desember 2019 yang menyebar ke seluruh negara lainnya
mulai Januari 2020.
DASAR HUKUM

Kep.Men.Kes RI nomor 27 tahun 2017 tentang Pedoman


PPI di RS
Kep. Men.Kes RI nomor 7 tahun 2019 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
Permenkes RI nomor 1204 tahun 2004 tentang
kesehatan lingkungan RS.
Pedoman Sanitasi RS di Indonesia tahun 2002
Pedoman Manajemen Linen RS tahun 2004
Standar Pelayanan Minimal RS tahun 2012
PENGERTIAN

Linen Rumah Sakit : bahan / kain yang digunakan di


rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lain,
contoh : penutup tempat tidur (laken, steek laken, boven
laken), sarung bantal, selimut, linen kamar operasi (duk
operasi, jas operasi), dsb.
Linen Infeksius : linen yang terkontaminasi darah atau
cairan tubuh pasien.

Laundry Rumah Sakit adalah suatu unit/tempat di


Rumah Sakit yang melakukan pencucian/pemrosesan
linen kotor sampai menjadi linen bersih siap pakai
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
INSTALASI LAUNDRY

Tugas pokok :
menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan
pemeliharaan, pencucian, penyiapan dan penyaluran/
distribusi linen rumah sakit

Fungsi :
1. Perencanaan dan penyediaan barang habis pakai, linen,
deterjen dan chemical lain.
2. Penyelenggara urusan pelayanan pencucian linen
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
LAUNDRY RS

1. Ketersediaan pelayanan laundry.


2. Ada penanggung jawab pemeliharaan laundry (SK
Direktur)
3. Ketersediaan fasilitas & peralatan pelayanan laundry
(sesuai kelas RS)
4. Ketepatan waktu penyediaan linen untuk Rawat Inap &
Rawat Jalan (100%)
5. Ketepatan Pengelolaan Linen Infeksius (100%)
6. Ketersediaan linen minimal 2 – 3 set / tt
7. Ketersediaan linen steril untuk operasi (100%)
10

STANDARISASI LINEN

Standarisasi linen meliputi :


1. Material linen : komposisi tekstil yang digunakan.
2. Ukuran linen
3. Warna linen
4. Bentuk/model linen
5. Jumlah / parstok linen
6. Umur linen.
MENENTUKAN
JUMLAH KEBUTUHAN LINEN
RUMAH SAKIT

JUMLAH TT x BOR x PARSTOK x 1


STANDARISASI LAUNDRY

1. Suhu air panas untuk pencucian 70°C, dalam waktu 25 menit


atau 95°C dalam waktu 10 menit.
2. Menggunakan deterjen dan desinfektan yang ramah
lingkungan agar limbah cair yang dihasilkan mudah terurai
oleh lingkungan. Dilengkapi Informasi Data Keamanan Bahan
(MSDS) dan sertifikasi halal MUI.
3.Standar kuman linen bersih setelah proses pencucian kurang
dari 6 x 103 spora Bacillus per 100 cm
4.Pintu masuk linen kotor dan pintu keluar linen bersih harus
berbeda.
PENGELOLAAN LINEN

adalah suatu kegiatan mulai dari


pengumpulan linen kotor, pengangkutan
(transportasi), pencucian, pengeringan,
penyeterikaan, penyimpanan, distribusi 
penggunaan linen yang sudah bersih
PENGELOLAAN LINEN

1. Laundry RS sentralisasi
desentralisasi
2. Outsourching
3. Sewa
PENGUMPULAN DAN
PENGANGKUTAN/TRANSPORTASI

1. Petugas laundry mengambil linen kotor ke ruangan/unit


kerja dengan menggunakan troli tertutup.
2. Pemilahan linen infeksius dan non infeksius dilakukan
petugas diruangan dan ditempatkan dalam kantong
plastik dan dihitung sesuai jenisnya serta diberi label.
3. Menghitung dan mencatat linen dibuku catatan/formulir
4. Tidak melakukan perendaman linen kotor di ruangan
PENGANGKUTAN/TRANPORTASI
PENCUCIAN
1. Sebelum dicuci linen ditimbang dahulu
untuk disesuaikan dengan kapasitas
mesin cuci dan kebutuhan deterjen /
chemical dan disinfektan.
2. Gunakan mesin cuci yang sesuai (tidak
mencuci secara manual/dengan tangan)
3. Bahan/chemical yang digunakan antara
lain :
a. sabun/deterjen, alkali, desinfektan
b. bleaching (untuk bahan pemutih),
c. emulsifier (untuk menghilangkan
lemak)
d. Pelembut dan pewangi
4. Linen infeksius  mesin terpisah
PENGERINGAN DAN
PENYETERIKAAN

 Pengeringan Linen dilakukan segera setelah pencucian


untuk mencegah berkembangnya kuman yg tidak mati
dalam proses pencucian.
 Pengeringan dilakukan dengan mesin pengering (suhu +
70° C). Tidak dibenarkan menjemur dibawah sinar matahari
(dihalaman).
 Penyeterikaan dengan suhu 70° – 120°C dapat
menghancurkan mikroorganisme patogen. Untuk linen
ukuran kecil (baju anak-anak / bayi bisa dilakukan dengan
seterika tangan.
PENGERINGAN
PENYETERIKAAN
PENYETERIKAAN
PENYIMPANAN

1. Linen disimpan dalam lemari tertutup


dan disusun sesuai dengan jenisnya
(laken, sarung bantal, selimut, dll)
2. Penyimpanan sistem FIFO (First In
First Out)
3. Suhu ruangan antara 220 – 270 C
dengan kelembaban 45 – 75 %.
4. Lemari penyimpanan linen harus
berjarak 4 – 6 inci dari lantai dan
tidak boleh menempel pada dinding.
DISTRIBUSI

1. Petugas laundry mengantar


linen bersih keruangan
sesuai daftar yang tercatat
pada penerimaan lnen kotor.
2. Linen bersih diserahkan
dalam keadaan terbungkus
rapih.
3. Troli yang digunakan untuk
membawa linen bersih
harus berbeda dengan troli
linen kotor.
ALAT PELINDUNG DIRI
APD
Petugas yang bekerja dalam
pengelolan laundry linen harus
menggunakan alat pelindung diri
seperti :
- Penutup kepala
- masker,
- sarung tangan,
- apron,
- sepatu boot,
Selain itu dilakukan pemeriksaaan
kesehatan secara berkala, serta harus
memperoleh imunisasi hepatitis B
setiap 6 (enam) bulan sekali.
ALUR SIRKULASI LINEN DI RS
25
Gunakan APD

TERCEMAR
UNIT – UNIT
LAUNDRY
(USER) TIDAK
TERCEMAR

Linen non Gudang


penyimpnan
steril
SERAH TERIMA, CUCI, DIKERING
KAN, SETERIKA
USER
DITIMBANG
LINEN
STERIL
CSSD
Gunakan APD
Kewaspadaan petugas
laundry
- Semua petugas laundry hendaknya
waspada akan resiko terkena benda
tajam yang tertinggal di linen kotor.
- Pakai APD.
26 - Bekerja sesuai SPO
- Semua petugas laundry hendaknya
mendapat vaksinasi Hepatitis A dan
Hepatitis B.
27
MONITORING DAN EVALUASI

1. MONITORING :
 Tujuan : - untuk memperbaiki sistem
pelayanan dalam upaya peningkatan mutu.
 Aspek yang dimonitor :
 Sarana, prasarana dan peralatan
 SOP, kebijakan, visi dan misi
 Lama/waktu pelayanan, kualitas,
kuantitas.
KUALITAS DAN KUANTITAS

- Kualitas hasil cucian  bersih, tidak bernoda,


rapi, wangi/ tidak berbau, tekstur baik, dan
bebas kuman
- Kuantitas : jumlah linen dapat mencukupi
kebutuhan rumah sakit
- Pemakaian deterjen, pelembut, pewangi,
pemutih dan bahan kimia lainnya harus
dievaluasi  uji efektifitas/mutu.
ASPEK SANITASI

- Ruangan : Suhu, cahaya, sirkulasi udara,


kebisingan, kelembaban, debu
- Kualitas air : Tidak Berbau, PH : 6,5-7,
konsentrasi Fe maks.0,1 ppm, konsentrasi Mn
29
maks.0,05 ppm,
- Pemeriksaan air bersih dan air limbah minimal 6
bulan sekali
30 2. EVALUASI

 Tujuan : - meningkatkan kinerja karyawan


(pengetahuan dan ketrampilan)
- meningkatkan mutu pelayanan
- dasar penyusunan perencanaan
 Aspek yang dievaluasi :
- karyawan
- sarana, prasarana, fasilitas, peralatan.
- SOP
31
KESIMPULAN

1. Unit laundry harus mempunyai SPO yang jelas


dan dipahami oleh semua petugas.
2. Tersedia Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai.
3. Petugas (staf) unit laundry harus mendapat
pelatihan dan pengawasan.secara rutin
4. Petugas Laundry wajib menggunakan APD
pada saat bekerja
5. Petugas Laundry mendapat vaksinasi
32
KESIMPULAN

6. Pengelolaan linen yg benar, baik di Ruangan maupun


di Unit Laundry dapat memutus mata rantai transmisi
kuman dan menghasilkan linen yang hygienis dan
siap pakai.
7. Linen yang bersih dapat memuaskan dan memberi
rasa aman pada petugas, pasien  meningkatkan
mutu pelayanan Rumah Sakit.
33

Anda mungkin juga menyukai