HEMODIALISA
B. Mesin Hemodialisis
1. Pisahkan mesin untuk hepatitis B, hepatitis C dan non hepatitis
2. Penularan penyakit melalui mesin dialisis, antara lain pada
coppler (hanson connector), saat melakukan desinfektan terjadi
sirkulasi pada sirkuit mesin (loop)
3. Perawat melakukan desinfeksi permukaan luar (eksternal) mesin
dialisis
a. Cairan desinfektan (alkohol 70 %) ditempatkan di dalam
botol, semprotkan pada lap bertekstur lembut, lalu bersihkan
seluruh permukaan mesin tanpa terkecuali.
b. Bila terdapat percikan darah pada mesin harus segera
dibersihakan dengan larutan klorin 0,5 %
4. Setiap kali prosedur dialisis selesai, perawat melakukan
dekontaminasi pada mesin dialisis baik pada bagian permukaan
luar (eksternal) maupun pada bagian dalam mesin (internal)
dengan menggunakan program “heat” dan “citric acid” sesuai
dengan panduan masing masing pabriknya.
5. Perawat melakukan desinfeksi bagian dalam mesin (internal)
a. Bagian dalam mesin hemodialisis harus didesinfeksi setiap
kali prosedur dialisis selesai, sesuai dengan protokol oleh
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI RUANG
HEMODIALISA
C. Dialiser
1. Pemprosesan dialiser reuse dilakukan dengan menerepkan prinsif
kewaspadaan universal yang ketat
2. Pasien dengan HbsAg positip tidak di benarkan memakai dialiser
reuse (harus single use)
3. Dialiser reuse pada prinsipnya dapat digunakan oleh pasien dengan
anti HCV positip, namun harus menerapkan prinsip kewaspadaan
universal yang ketat
4. Tempat pemprosesan dialiser reuse terpisah antar pasien dengan anti
HCV positif dan pasien dengan non hepatitis
5. Setiap dialiser reuse diberi lebel indentifikasi lebel yang jelas
meliputi nama, tanggal lahir, nomor rekam medis
6. Dialiser disimpan pada lemari dialiser yang terhindar dari sinar
matahari dengan posisi dialisate port dialiser menghadap ke atas dan
disimpan terpisah antara hepatitis C dan non hepatitis
D. Ruang hemodialisis 1
1. Memiliki ruangan khusus terpisah (isolasi untuk pasien dengan
HbsAg positif).
2. Lantai ruangan dialisisis dibersihkan oleh petugas kebersihan
dengan cairan disenfektan setelah ruangan tidak digunakan lagi
3. Jarak antar masing-masing tempat tidur atau kursi tidur dan mesin
hemodialisis tidak terlalu rapat.
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI RUANG
HEMODIALISA
G. Peralatan lain
1. Untuk mencegah penularan, obat vial multi dosis hanya boleh
digunakan berulangkali oleh pasien yang sama (obat diberi nama
pasien dan tanggal saat pertama kali obat tersebut digunakan)
2. Petugas kebersihan membersihkan peralatan atau perabotan
dengan krolin 0,05 %
3. Setelah selesai tindakan jarum bekas pakai tidak bolah di tutup
kembali dan alat suntik tersebut langsung di buang ke limbah
tajam
4. Masukkan alat-alat kotor ke tempat pembuangan yang tersedia
sesuai dengan jenisnya
5. Bersihkan alat-alat yang digunakan pasien, seperti tempat tidur,
kursi, meja pasien (nakhas). Mesin dialisis dll.
6. Bersihakan setiap 1 bulan alat-alat medis yang telah digunakan
pasien seperti, stotoskop, manset, gunting, klem, tempat tidur,
kursi, lemari samping (nakhas) dengan sodium hipoklorida 1 %
7. Setiap memasukkan obat atau mengambil darah melalui
bloodline, gunakan swab alkohol 70 %
H. Linen
1. Sprei, stiklaken, sarung bantal pasien harus diganti segera oleh
petugas cuci (menggukana sarung tangan ) setelah selesai dialisis
2. Bila linen terpercik darah diletakkan ke dalam wadah plastik
warna kuning dan dimasukkan ke dalam keranjang terpisah sesuai
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI RUANG
HEMODIALISA
I. Tempat sampah
1. Tempat sampah infeksius untuk benda tajam
a. Sampah medis benda tajam seperti, jarum syringe, AV fistula,
ampul dll.
b. Wadah harus tahan tusukan
c. Jarum suntik bekas pakai dengan jarumnya, potongan kemasan
obat yang tajam seperti ampul atau sampah tajam lainnya di
letakkan di tempat ini, wadah tidak bolah diisi penuh, maksimal
2/3 bagian lalu di tutup dengan aman
2. Tempat sampah infeksius untuk benda tidak tajam
a. Sampah infeksius seperti : kasa bekas, dialiser, sarung tangan,
syringe bekas pakai tanpa jarum, bloodline bekas pakai CDL
bekas dll
b. Wadah dilapisi kantong plastik warna kuning yang dapat
diikat kencang
c. Blooline dibuang dalam keadaan klem tertutup
3. Tempat sampah non infeksius
a. Sampah non infeksius seperti : kertas pembungkus kemasan,
botol bekas minuman dll
b. Merupakan wadah dilapisi kantong plastik warna hitam untuk
menampung sampah yang tidak tercemar darah dari cairan
tubuh
.
J. Pasien
1. Setiap pasien baru atau pasien yang telah berkunjung dari RS lain
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI RUANG
HEMODIALISA
K. Pelabelan
Berlaku untuk semua peralatan umum dan alat medis yang
bersangkutan dengan proses hemodilisis
Label merah : hepatitis B positif
Label kuning : hepatitis C positif
Label hijau : non hepatitis
Unit
Unit Dialisis
terkait