Anda di halaman 1dari 8

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI RUANG

HEMODIALISA

No. Dokumen No. Revisi HALAMAN


RSU MUSLIMAT
1/8
PONOROGO
Ditetapkan tgl.
Direktur
anStandar Tanggal Terbit
Operasional Prosedur

dr. Hj. Andy Nurdiana D.Q.,M.Kes


NIK.19.04.440
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan pelaksanaan kewaspadaan
Pengertian
universal yang ketat (pasien, staf dan penggunaan alat medis.
1. Mencegah penularan infeksi terhadap pasien, staf dan penggunaan
alat medis dan non medis
2. Tujuan pengawasan infeksi adalah
a. Mengerti standart tindakan pencegahan
b. Menetapkan kebijakan untuk pencegahan infeksi
c. Mencegah terjadinya penularan melalui :
Tujuan  Staf medis (dokter dan perawat ) dengan pasien dan
sebaliknya
 Peralatan medis yang digunakan
 Lingkungan kerja dan cara kerja yang baik dan benar
d. Mencegah penyebaran kuman penyakit maupun timbulnya infeksi
nasokomial di dalam ruangan hemodialisis.
Kebijakan 1. Infeksi adalah masuknya kuman atau bibit penyakit ke dalam tubuh
(sirkulasi darah) yang menimbulkan radang, meliputi pembengkakan
(tumor), kemerahan (rubor), nyeri (dolor), panas (color), gangguan
fungsi (functio lesa).
2. Infeksi berhubungan dengan darah, keluarnya cairan tubuh dan
pembuangan kotoran dari badan yang membawa bibit penyakit
menular.
3. Infeksi nasokomial adalah infeksi yang terjadi antar personal di pusat
kesehatan
4. Infeksi menjadi penyebab meningkatnya angka kesakitan dan
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI RUANG
HEMODIALISA

No. Dokumen No. Revisi HALAMAN


RSU MUSLIMAT
2/8
PONOROGO
kematian (morbidibilitas dan mortalitas)
5. Setiap pasien baru / pasien yang telah terapi hemodialisis sebelumnya
di RS lain wajib diperiksa ulang laboratorium terhadap hepatitis B,
hepatitis C dan anti HIV
6. Ruang lingkup : prosedur ini dilaksanakan di ruang hemodialisis,
melibatkan pasien, petugas hemodialisis, penataan ruangan, mesin
hemodialisis, alat kesehatan dan pemakain dialiser reuse
Prosedur A. Staf ruang hemodialisis
1. Setiap staf yang melakukan penusukan dengan jarum dan aktifitas
yang berkaitan dengan darah harus memakai masker pelindung
mulut, sarung tangan dan memakai apron.
2. Pakaian seragam petugas digunakan untuk di ruangan
hemodialisis
3. Pakaian seragam petugas tidak boleh menutupi telapak tangan dan
menyentuh lantai.
4. Jangan menggunakan perhiasaan di tangan saat bertugas di
hemodialisis
5. Kenakan alas kaki yang tertutup bagian depannya selama berada
di ruang dialisis
6. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah
melakukan tindakan medik atau non medik pada setiap pasien
7. Setiap staf yang tertusuk jarum bekas pasien segera diambil
tindakan pemeriksaan laboratorium pada 0 dan 3 bulan setelah
kejadian dan diberikan terapi.
8. Gunakan sarung tangan non steril setiap membersihkan darah di
ruang dialisis dengan cara disemprot klorin 0,05% diamkan
beberapa menit, dibersihkan dengan tissue atau kain lalu di buang
ke limbah infeksius.
9. Semua staf yang melayani pasien hemodialisis harus di periksa
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI RUANG
HEMODIALISA

No. Dokumen No. Revisi HALAMAN


RSU MUSLIMAT
3/8
PONOROGO
HbsAg, anti HBs dan anti HCV secara berkala serta anti HIV bila
perlu
10. Imunisasi dengan vaksin hepatitis B harus dilakukan pada setiap
staf yang aktif melayani pasien di ruang hemodialisis sesuai
indikasi
11. Staf yang melayani pasien dengan HbsAg positif menggunakan
alat pelindung diri yang khusus digunakan saat berada diruang
isolasi dan tidak membawa keluar dari ruangan tersebut.

B. Mesin Hemodialisis
1. Pisahkan mesin untuk hepatitis B, hepatitis C dan non hepatitis
2. Penularan penyakit melalui mesin dialisis, antara lain pada
coppler (hanson connector), saat melakukan desinfektan terjadi
sirkulasi pada sirkuit mesin (loop)
3. Perawat melakukan desinfeksi permukaan luar (eksternal) mesin
dialisis
a. Cairan desinfektan (alkohol 70 %) ditempatkan di dalam
botol, semprotkan pada lap bertekstur lembut, lalu bersihkan
seluruh permukaan mesin tanpa terkecuali.
b. Bila terdapat percikan darah pada mesin harus segera
dibersihakan dengan larutan klorin 0,5 %
4. Setiap kali prosedur dialisis selesai, perawat melakukan
dekontaminasi pada mesin dialisis baik pada bagian permukaan
luar (eksternal) maupun pada bagian dalam mesin (internal)
dengan menggunakan program “heat” dan “citric acid” sesuai
dengan panduan masing masing pabriknya.
5. Perawat melakukan desinfeksi bagian dalam mesin (internal)
a. Bagian dalam mesin hemodialisis harus didesinfeksi setiap
kali prosedur dialisis selesai, sesuai dengan protokol oleh
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI RUANG
HEMODIALISA

No. Dokumen No. Revisi HALAMAN


RSU MUSLIMAT
4/8
PONOROGO
pabrik.
b. Bila terjadi kebocoran darah pada sistem resirkulasi,
dilakukan prosedur rutin disenfeksi pembilasan sebanyak dua
kali sebelum mesin tersebut dipakai kembali (gunakan
hopkloride 5,25 %).

C. Dialiser
1. Pemprosesan dialiser reuse dilakukan dengan menerepkan prinsif
kewaspadaan universal yang ketat
2. Pasien dengan HbsAg positip tidak di benarkan memakai dialiser
reuse (harus single use)
3. Dialiser reuse pada prinsipnya dapat digunakan oleh pasien dengan
anti HCV positip, namun harus menerapkan prinsip kewaspadaan
universal yang ketat
4. Tempat pemprosesan dialiser reuse terpisah antar pasien dengan anti
HCV positif dan pasien dengan non hepatitis
5. Setiap dialiser reuse diberi lebel indentifikasi lebel yang jelas
meliputi nama, tanggal lahir, nomor rekam medis
6. Dialiser disimpan pada lemari dialiser yang terhindar dari sinar
matahari dengan posisi dialisate port dialiser menghadap ke atas dan
disimpan terpisah antara hepatitis C dan non hepatitis

D. Ruang hemodialisis 1
1. Memiliki ruangan khusus terpisah (isolasi untuk pasien dengan
HbsAg positif).
2. Lantai ruangan dialisisis dibersihkan oleh petugas kebersihan
dengan cairan disenfektan setelah ruangan tidak digunakan lagi
3. Jarak antar masing-masing tempat tidur atau kursi tidur dan mesin
hemodialisis tidak terlalu rapat.
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI RUANG
HEMODIALISA

No. Dokumen No. Revisi HALAMAN


RSU MUSLIMAT
5/8
PONOROGO
4. Memeliki penerangan dan sirkulasi udara yang memadai.
5. Bersihkan (bongkar) ruangan hemodialisis dan isisnya minimal
setiap satu bulan sekali
6. Bebaskan ruangan dan nurse station dari makan dan minuman
7. Bersihkan ruangan dialisis sesudah proses dialisis dan bila di
perlukan saat sebelum proses dialisis

E. Tempat mencucui tangan


1. Wastafel mudah terlihat oleh petugas dialisis pasien, dan keluarga
pasien
2. Wadah cairan desinfektan untuk mencuci tangan menggunakan
cara ditekan
3. Sediakan gambar proses mencuci tangan sistematis dan benar dan
letakkan diatas wastafel
4. Lakukan pembilasan dengan posisi jari tangan ke arah atas
5. Keringkan tangan dengan tisu atau handuk bersih

F. Tempat pembersihan dialiser


1. Manual :
- Pisahkan tempat pembersihan dialiser untuk hepatitis C
dan non hepatitis
- Siapkan larutan streilisasi yang tepat
- Rendam tutup dialiser dengan larutan streilisasi (michems
3,5%) dan larutan diganti setiap hari
- Lemari reuse ( tempat penyimpanan dialiser yang telah
dibersihkan :
 Penyimpanan dialiser dipisahkan antara dialiser non
hepatitis dan dialiser hepatitis C
 Letakkan dialiser dengan posisi dialisat port menghadap
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI RUANG
HEMODIALISA

No. Dokumen No. Revisi HALAMAN


RSU MUSLIMAT
6/8
PONOROGO
ke atas
 Bagian luar lemari dialiser setiap hari dibersikan dengan
menyemprotkan larutan alkohol 70 % ke kain bersaih lalu
di basuh keseluruh permukaan luar lemari dialiser

G. Peralatan lain
1. Untuk mencegah penularan, obat vial multi dosis hanya boleh
digunakan berulangkali oleh pasien yang sama (obat diberi nama
pasien dan tanggal saat pertama kali obat tersebut digunakan)
2. Petugas kebersihan membersihkan peralatan atau perabotan
dengan krolin 0,05 %
3. Setelah selesai tindakan jarum bekas pakai tidak bolah di tutup
kembali dan alat suntik tersebut langsung di buang ke limbah
tajam
4. Masukkan alat-alat kotor ke tempat pembuangan yang tersedia
sesuai dengan jenisnya
5. Bersihkan alat-alat yang digunakan pasien, seperti tempat tidur,
kursi, meja pasien (nakhas). Mesin dialisis dll.
6. Bersihakan setiap 1 bulan alat-alat medis yang telah digunakan
pasien seperti, stotoskop, manset, gunting, klem, tempat tidur,
kursi, lemari samping (nakhas) dengan sodium hipoklorida 1 %
7. Setiap memasukkan obat atau mengambil darah melalui
bloodline, gunakan swab alkohol 70 %

H. Linen
1. Sprei, stiklaken, sarung bantal pasien harus diganti segera oleh
petugas cuci (menggukana sarung tangan ) setelah selesai dialisis
2. Bila linen terpercik darah diletakkan ke dalam wadah plastik
warna kuning dan dimasukkan ke dalam keranjang terpisah sesuai
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI RUANG
HEMODIALISA

No. Dokumen No. Revisi HALAMAN


RSU MUSLIMAT
7/8
PONOROGO
status hepatitisnya
3. Linen kotor pasien di letaakkan pada wadah sesuai dengan stutus
hepatitisnya

I. Tempat sampah
1. Tempat sampah infeksius untuk benda tajam
a. Sampah medis benda tajam seperti, jarum syringe, AV fistula,
ampul dll.
b. Wadah harus tahan tusukan
c. Jarum suntik bekas pakai dengan jarumnya, potongan kemasan
obat yang tajam seperti ampul atau sampah tajam lainnya di
letakkan di tempat ini, wadah tidak bolah diisi penuh, maksimal
2/3 bagian lalu di tutup dengan aman
2. Tempat sampah infeksius untuk benda tidak tajam
a. Sampah infeksius seperti : kasa bekas, dialiser, sarung tangan,
syringe bekas pakai tanpa jarum, bloodline bekas pakai CDL
bekas dll
b. Wadah dilapisi kantong plastik warna kuning yang dapat
diikat kencang
c. Blooline dibuang dalam keadaan klem tertutup
3. Tempat sampah non infeksius
a. Sampah non infeksius seperti : kertas pembungkus kemasan,
botol bekas minuman dll
b. Merupakan wadah dilapisi kantong plastik warna hitam untuk
menampung sampah yang tidak tercemar darah dari cairan
tubuh
.
J. Pasien
1. Setiap pasien baru atau pasien yang telah berkunjung dari RS lain
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI RUANG
HEMODIALISA

No. Dokumen No. Revisi HALAMAN


RSU MUSLIMAT
8/8
PONOROGO
maka diperiksa ulang Laboratorium terhadap HbsAg, anti HCV,
dan anti HIV
2. Pemeriksaan ulang seperti di atas bila diperlukan untuk pasien
rutin :
- Anti HCV 1X / 6-9 bulan
- Anti HIV sesuai instruksi dokter
- HbsAg sesuai instruksi dokter
- Anti HBs sesuai instruksi dokter
3. Cek anti HBs pada 6 bulan setelah pemberian dosisi vaksin
terakhir atau booster
4. Pasien dengan HbsAg negatif dan anti Hbs negatif, dilakukan
vaksinisasi hepatitis B segera mungkin
5. Pasien dengan HbsAg positif
a. Harus memakai mesin hemodialisis khusus
b. Tindakan hemodilisis di ruangan khusus
c. Harus menggunakan dialiser single use

K. Pelabelan
Berlaku untuk semua peralatan umum dan alat medis yang
bersangkutan dengan proses hemodilisis
Label merah : hepatitis B positif
Label kuning : hepatitis C positif
Label hijau : non hepatitis

Unit
Unit Dialisis
terkait

Anda mungkin juga menyukai