Anda di halaman 1dari 8

PENCEGAHAN INFEKSI LUKA OPERASI

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman : 1/8


010/PPI/RSPS/2015 00
Tanggal Terbit : Ditetapkan Direktur
08 Juni 2015
RSUD
PANGLIMA SEBAYA
TANA PASER
Dr. H.RUDI MAHMUD, Sp.PD
STANDAR PROSEDUR Pembina
OPERASIONAL NIP. 19750825 200212 1 007
Suatu cara untuk mencegah terjadinya infeksi pada
PENGERTIAN
luka operasi
TUJUAN Mencegah terjadinya infeksi kuman akibat tindakan
pembedahan yang mengenai lapisan jaringan tubuh,
superfisial atau dalam.
KEBIJAKAN Buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Rumah Sakit, SK Direktur No. 188.4/41/TU-KP/RSUD
PROSEDUR Identifikasi Infeksi Daerah Operasi jika ditemukan salah
satu dari klinis dibawah ini :
- Sekret purulen
- Insisi terbuka spontan/ dibuka dokter
- Demam (suhu 38 C )
- Nyeri Lokal
- Bengkak/ merah
- Panas disekitar luka operasi
- Cairan aspirasi/ swab luka operasi positif ada pus
- Ada abses atau bukti lain saat re-operasi atau
pemeriksaan patologi atau PA

1. Pra Operasi
a. Persiapan Pasien
1. Jika ditemukan ada tanda-tanda infeksi,
sembuhkan terlebih dahulu infeksinya sebelum
operasi elektif, kalau perlu tunda operasi
pasien elektif sampai pasien sembuh.
2. Jangan cukur rambut, kecuali menggangu
jalannya operasi.
3. Jika perlu cukur, lakukan pencukuran dikamar
operasi 1-3 jam sebelum operasi dengan
memakai clipper elektrik.
4. Kontrol gula darah, hindari kadar gula darah
terlalu rendah sebelum operasi.

PENCEGAHAN INFEKSI LUKA OPERASI


No. Dokumen: No. Revisi: Halaman : 2/8
010/PPI/RSPS/2015 00
Tanggal Terbit : Ditetapkan Direktur
08 Juni 2015
RSUD
PANGLIMA SEBAYA
TANA PASER Dr. H.RUDI MAHMUD, Sp.PD
STANDAR PROSEDUR Pembina
OPERASIONAL NIP. 19750825 200212 1 007
PROSEDUR 5. Sarankan pasien untuk berhenti merokok 30
hari sebelum operasi elektif.
6. Mandikan pasien dengan antiseptik yang
mengandung chlorhexidine, malam hari dan
pagi hari sebelum operasi.
7. Cuci dan bersihkan lokasi pembedahan dan
sekitarnya untuk menghilangkan kontaminasi
sebelum mengadakan persiapan kulit dengan
chlorhexidine.
8. Gunakan antiseptik yang benar untuk
preparasi kulit (betadine dan chlorhexidine
berbasis alkohol) untuk membersihkan kulit.
9. Masa rawat inap sesingkat mungkin dan cukup
waktu untuk persiapan operasi yang memadai.
Tidak direkomendasi mengenai penghentian
dan pengurangan steroid sistemik sebelum
operasi.
10. Tidak direkomendasikan pakai
mupirocin melalui hidung.
11. Tidak ada rekomendasi untuk
mengusahakan oksigenisasi pada luka.

b. Mandi Chlorhexidine untuk Operator,


Anesthesiologi, dan Perawat Sirkuler sehari
sebelum operasi
c. Lakukan Time out
d. Antiseptik tangan dan lengan untuk Tim bedah
1. Jaga kuku harus pendek dan tidak boleh pakai
kuku palsu.
2. Lakukan kebersihan tangan bedah (surgical
scrub) sekurang-kurangnya 2-5 menit dengan
antiseptik yang dianjurkan, cuci tangan,

PENCEGAHAN INFEKSI LUKA OPERASI


No. Dokumen: No. Revisi: Halaman : 3/8
010/PPI/RSPS/2015 00
Tanggal Terbit : Ditetapkan Direktur
08 Juni 2015
RSUD
PANGLIMA SEBAYA
TANA PASER Dr. H.RUDI MAHMUD, Sp.PD
STANDAR PROSEDUR Pembina
OPERASIONAL NIP. 19750825 200212 1 007
PROSEDUR lengan sampai dengan siku, keringkan tangan
dengan handuk steril dan kemudian pakailah
gaun dan sarung tangan sesudah cuci tangan,
tangan tetap di atas dan jauh dari badan,
keringkan dengan handuk steril, pakai baju
dan sarung tangan steril.
e. Tim bedah yang terinfeksi & terkolonosasi :
1. Motivasi anggota tim bedah agar melapor jika
mempunyai tanda dan gejala penyakit infeksi
dan segera melapor ke pelayanan kesehatan
karyawan.
2. Kebijakan mengenai perawatan pasien bila
karyawan mengidap infeksi yang kemungkinan
dapat menular (MRSA, TBC, dll)
kebijakan itu mencakup :
- Tanggung jawab karyawan untuk
melaporkan penyakitnya
- Pelarangan bekerja
- Izin untuk kembali bekerja setelah sembuh
penyakitnya
- Petugas yang berwenang untuk melakukan
pelanggaran bekerja
3. Ambil kultur dan bebaskan tim bedah dari
tugas, apabila mempunyai luka kulit berair,
sampai infeksi sembuh atau menerima terapi
yang memadai bagi anggota tim bedah yang
terkolonisasi mikroorganisme seperti S. Aureus
atau Stertococcus grup A tidak perlu dilarang
bekerja, kecuali bila ada hubungan
epidemiologis dengan penyebaran
mikroorganisme tersebut di rumah sakit.

PENCEGAHAN INFEKSI LUKA OPERASI


No. Dokumen: No. Revisi: Halaman : 4/8
010/PPI/RSPS/2015 00
Tanggal Terbit : Ditetapkan Direktur
08 Juni 2015
RSUD
PANGLIMA SEBAYA
TANA PASER Dr. H.RUDI MAHMUD, Sp.PD
STANDAR PROSEDUR Pembina
OPERASIONAL NIP. 19750825 200212 1 007
PROSEDUR f. Antibiotik profilaksis :
1. Berikan antibiotik profilaksis hanya kalau ada
indikasi, pilih antibiotik sesuai jenis kuman
penyebab Infeksi Daerah Operasi (I.D.O ) pada
operasi tertentu.
2. Berikan antibiotik 30-60 menit sebelum insisi
atau sesuai kebutuhan.
3. Profilaksis diberikan dalam 24 jam
4. Berikan dosis profilaksis awal melalui intravena
pada saat yang sesuai sehingga pada saat
operasi dimulai konsentrasi baktirida pada
aserum dan jaringan maksimal konsentrasinya.
Pertahankan waktu agar kadarnya mencapai
yang tertinggi dalam serum dan jaringan pada
saat irisan dilakukan. Kadar tersebut harus
dipertahankan sampai beberapa jam sesudah
luka ditutup.
5. Operasi kolorektal, selain 2 hal diatas, juga
harus dilakukan preparasi kolon. Beri
antimikroba yang tidak diserap, satu hari
sebelum operasi.
6. Gunakan antibiotik sesuai dengan formularium
sebagai profilaksis.
2. Saat operasi
a. Ventilasi :
1. Pertahankan tekanan positive di kamar bedah
bandingkan dengan dan ruangan disekitarnya.
2. Pertahankan minimum 15x/ jam, dan kamar
operasi ultra clean 20 25 kali/ jam untuk
kamar operasi jantung dan ortopedi
pergantian udara dengan minimum
diantaranya adalah udara segar. Semua udara
harus di saring, baik udara segar maupun
udara hasil resirkulasi.
PENCEGAHAN INFEKSI LUKA OPERASI
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman : 5/8
010/PPI/RSPS/2015 00
Tanggal Terbit : Ditetapkan Direktur
08 Juni 2015
RSUD
PANGLIMA SEBAYA
TANA PASER Dr. H.RUDI MAHMUD, Sp.PD
STANDAR PROSEDUR Pembina
OPERASIONAL NIP. 19750825 200212 1 007
PROSEDUR 3. Semua udara masuk harus melalui langit
langit dan keluar melalui dekat lantai.
4. Jangan menggunakan Ultra Violet dan Fogging
di kamar bedah untuk mencegah.
5. Pintu kamar operasi harus selalu tertutup
kecuali untuk lewat alat, personil dan pasien.
6. Batasi jumlah petugas yang masuk ke kamar
operasi.
Lakukan maintenance Heva-Filter dan AC minimal
setiap 3 bulan sekali.
b. Cleaning dan desinfeksi permukaan sekitar :
1. Bila ditemukan kontaminasi darah atau produk
cairan tubuh lainnya pada permukaan benda
atau peralatan, gunakan desinfektan untuk
membersihkannya sebelum operasi dimulai.
2. Bila ditemukan kontaminasi darah atau produk
cairan tubuh di permukaan lantai pada saat
berlangsungnya operasi langsung di tutup
dengan kain yang mengandung clorin 0,5 %.
3. Tidak perlu mengadakan pembersihan khusus
atau penutupan kamar bedah setelah operasi
kotor.
4. Jangan gunakan matras/ keset untuk kamar
bedah ataupun daerah disekitarnya.
5. Pel dan keringkan lantai kamar bedah dengan
desinfektan yang mengandung kadar clorin 0,5
%.
6. Bersihkan permukaan lingkungan atau
peralatan dalam kamar bedah setelah selesai
operasi terakhir setiap harinya dengan
desinfektan.
7. Lakukan pembersihaan secara menyeluruh
setiap minggu secara rutin.

PENCEGAHAN INFEKSI LUKA OPERASI


No. Dokumen: No. Revisi: Halaman :
010/PPI/RSPS/2015 00 6/8
Tanggal Terbit : Ditetapkan Direktur
08 Juni 2014
RSUD
PANGLIMA SEBAYA
TANA PASER Dr. H.RUDI MAHMUD, Sp.PD
STANDAR PROSEDUR Pembina
OPERASIONAL NIP. 19750825 200212 1 007
PROSEDUR 8. Bersihkan lantai dengan wet vacuum sesudah
operasi terakhir dengan menggunakan
desinfektan yang di rekomendasikan.
9. Tidak direkomendasikan membersihkan lantai
kamar bedah di antara operasi apabila tidak
terdapat kontaminasi.
c. Sterilisasi Alat Bedah :
1. Sterilkan semua alat bedah sesuai pedoman
yang di rekomendasikan.
Jangan di lakukan sterilisasi cepat untuk
kenyamanan atau menghemat waktu.
Sterilisasi cepat hanya untuk perawatan pasien
yang di perlukan segera (misalnya alat
operasi).
d. Baju bedah dan Drepes
1. Pakai masker yang menutupi seluruh mulut
dan hidung bila memasuki kamar bedah pada
saat operasi akan di mulai atau sudah selesai,
pakai masker sepanjang operasi.
2. Pakai topi yang menutupi seluruh rambut
kepala dan wajah waktu masuk kamar operasi.
3. Jangan menggunakan pembungkus sepatu
untuk mencegah infeksi luka operasi tetapi
perlu menggunakan alas kaki khusus kamar
operasi.
4. Gunakan baju bedah atau drepes yang kedap
air.
5. Segera ganti baju atau drepes yang
terkontaminasi atau tembus darah atau cairan
infeksius.
6. Gantilah gaun bila tampak kotor,
terkontaminasi percikan cairan tubuh pasien.
7. Jangan menggunakan baju operasi di luar
kamar bedah.
PENCEGAHAN INFEKSI LUKA OPERASI
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman :
010/PPI/RSPS/2015 00 7/8
Tanggal Terbit : Ditetapkan Direktur
08 Juni 2015
RSUD
PANGLIMA SEBAYA
TANA PASER Dr. H.RUDI MAHMUD, Sp.PD
STANDAR PROSEDUR Pembina
OPERASIONAL NIP. 19750825 200212 1 007
2. PROSEDUR 8. Bagi anggota tim bedah yang telah cuci tangan
bedah, pakailah sarung tangan steril. Sarung
tangan dipakai setelah memakai gaun steril,
ganti sarung tangan jika terjadi kebocoran.
Lepaskan sarung tangan jika sudah selesai
melakukan tindakan dan tidak menyentuh
permukaan lingkungan lain, untuk
menghindari kontaminasi.
e. Teknik Aseptik dan Bedah
Lakukan preparasi kulit pada daerah operasi
dengan antiseptik yang mengandung povidone
iodine 10% dan kemudian bersihkan kembali
dengan chlorhexidine gluconate 2 - 4 % dalam
alkohol 70 % dengan gerakan melingkar mulai
dari bagian tengah menuju kearah luar, atau 1
arah dari atas ke bawah tunggu sampai antiseptik
kering (2 - 5 menit) baru lakukan sayatan pada
area insisi. Daerah yang dipersiapkan haruslah
cukup luas untuk memperbesar insisi, jika
diperlukan membuat insisi baru atau memasang
drain bila diperlukan.
1. Lakukan teknik aseptik saat memasukkan
peralatan intravaskuler (CVP), kateter anastesi
spinal atau epidural, atau bila menuang atau
menyiapkan obat - obatan intra vena.
2. Siapkan peralatan dan larutan steril sesaat
sebelum penggunaan.
Perlakukan jaringan dengan lembut, lakukan
hemostasis yang efektif, minimalkan jaringan
mati atau ruang kosong (dead space) pada
lokasi operasi biarkan luka operasi terbuka atau
tertutup dengan tidak rapat, bila ahli bedah
menganggap luka operasi tersebut sangat kotor
atau terkontaminasi bila diperluas drainase,
gunakan drainase penghisap tertutup, letakkan
drainase pada insisi yang terpisah dari insisi
bedah. Lepas drainase sesegera mungkin bila
drainase sudah tidak dibutuhklan lagi.
PENCEGAHAN INFEKSI LUKA OPERASI
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman :
010/PPI/RSPS/2015 00 8/8
Tanggal Terbit : Ditetapkan Direktur
08 Juni 2015
RSUD
PANGLIMA SEBAYA
TANA PASER Dr. H.RUDI MAHMUD, Sp.PD
STANDAR PROSEDUR Pembina
OPERASIONAL NIP. 19750825 200212 1 007
PROSEDUR 3. Perawatan luka pasca operasi.
a. Tutup luka yang dijahit dengan balut steril 24 - 48
jam pasca bedah.
b. Lakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah
ganti balut, dan setiap kali menyentuh luka
operasi.
c. Lakukan perawatan luka dengan menggunakan
teknik secara steril.
d. Berikan pendidikan pada pasien dan keluarga
untuk mengamati luka, bila ada gejala infeksi luka
operasi harus segera melaporkan
direkomendasikan untuk membuka balutan luka
jahitan primer sesudah 48 jam dan dilanjutkan
dengan perawatan luka terbuka.
4. Sampling Mikrobiologi
Jangan lakukan sampling mikrobiologi lingkungan
dikamar bedah secara rutin lakukan sampling di
permukaan kamar bedah dan udara hanya sebagai
bagian penelitian epidemiologis.
5. Surveilans
- Laporkan sebagai INFEKSI LUKA OPERASI jika
ditemukan tanda dan gejala infeksi pada pasien.
- Surveilans dilakukan selama dalam perawatan di
ruang rawat dan dipoliklinik 30 hari tanpa implant
dengan implant 1 tahun.
- Dokter yang menemukan INFEKSI LUKA OPERASI
mengisi cek list INFEKSI LUKA OPERASI yang ada
diruangan kemudian melaporkan ke IPCN atau
IPCN-Link yang ada di unit kerja.
- Jika dilakukan kultur maka formulir kultur di
berikan tanda untuk dilaporkan hasil dari
laboratorium ke PPIRS.
UNIT TERKAIT Semua Unit Terkait

Anda mungkin juga menyukai