dr. Melly
Direktur
Infection Control Risk Assesment (ICRA) adalah penilaian yang
PENGERTIAN dilakukan terhadap kontrol infeksi oleh Tim PPI bila ada rencana
perbaikan, renovasi, dan pembangunan baru atau pembangunan
kembali bangunan yang ada di rumah sakit, yang memungkinkan
terjadinya infeksi bagi pasien, bekerja dan orang yang
beraktivitas di rumah sakit. Rekomendasi dari Tim PPI sangat
diperlukan untuk mencegah terjadinya infeksi akibat aktivitas
pembangunan tersebut.
TUJUAN Menjadi pedoman dalam menilai resiko infeksi yang dapat terjadi
akibat debu pembangunan baru atau perbaikan gedung di rumah
sakit
KEBIJAKAN SK Direktur Utama Nomor: 057/SK/DIR/X/2015 , Tentang Panduan
Infection Control Risk Assesment
PROSEDUR 1. Managerial RS menginformasikan kepada Tim PPI tentang
UNIT TERKAIT rencana pembangunan / renovasi gedung rumah sakit.
2. Tim menganalisa dampak pembangunan terhadap lingkungan
rumah sakit dengan menggunakan langka-langkahICRA,
terlampir
3. Telaah ICRA menghasilkan rekomendasi dari Tim PPI kepada
Tim konstruksi / renovasi bangunan
4. Bila Tim konstruksi / renovasi bangunan menyetujui
rekomendasi tim PPI maka Tim PPI, dan Tim Konstruksi dan
Renovasi menandatangani format kesepakatan Pengendalian
Infeksi Dampak Konstruksi dan Renovasi Bangunan
5. Pembangunan dapat dilanjutkan bila Tim Konstruksi dan
Renovasi bangunan telah melaksakan Rekomendasi Tim PPI
6. Tim PPI bersama Managemen Rumah Sakit mengawasi
jalannya pekerjaan Konstruksi / Renovasi Bangunan
RSK BHAKTI WARA INFECTION RISK ASSESSMENT RENOVASI
BANGUNAN RUMAH SAKIT
dr. Melly
Direktur
7. BIla dalam pekerjaannya Tim Konstruksi / Renovasi bangunan
PROSEDUR tidak menjalankan rekomendasi yang dianjurkan tim PPI,
maka Pihak managemen dapat meninjau kembali izin
pelaksanaan konstruksi / renovasi bangunan tersebut.
LAMPIRAN
Anesthesia
Care Unit
Surgical Units
Catatan : Jika lebih dari satu kelompok risiko akan terkena dampak, pilih kelompok risiko yang
lebih tinggi
PATIENT /
TIPE PROYEK KONSTRUKSI
OFFICIAL RISK
A B C D
KETERANGAN : Jika lebih dari satu kelompok risiko akan terkena dampak, pilih kelompok
risiko yang lebih tinggi
Langkah 5. Identifikasi ruang khusus, cth ruang pasien, ruang medikasi dll
Langkah 6. Identifikasi isu terkait: ventilasi, saluran air, listrik seandainya ada gangguan
Langkah 7. Identifikasi penghalang debu apa yang digunakan. (cth, penghalang tembok) ;
apakah diperlukan HEPA filter?
(Catatan: Selama konstruksi area renovasi/konstruksi hendaknya dipisahkan dari area huian
dan hendaknya negative dengan memperhatikan area sekitar)
Langkah 8. Pertimbangkan potensial risiko kerusakan air. Apakah ada risiko terkait struktur
bangunan (cth, tembok, atap, plafon)
Langkah 9. Jam kerja: Bisakah konstruksi dilakukan diluar jam perawatan pasien?
Langkah 10. Apakah plan membutuhkan ruangan isolasi atau aliran udara negative?
Langkah 11. Apakah plan membutuhkan tempat cuci tangan (handwashing sinks)?
Langkah 12. Apakah staf pengendalian infeksi setuju dengan jumlah minimal tempat cuci
tangan untuk proses ini? (lihat pedoman AIA untuk tipe dan area)
Langkah 13. Apakah staf pengendalian infeksi setuju dengan plan kebersihan ruangan?
Langkah 14. Plan untuk membicarakan isu berikut terkait proses Cth, alur lalu lintas,
housekeeping, menghilangkan kotoran atau debut (bagaimana dan kapan)