Anda di halaman 1dari 8

INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT (ICRA) PENGELOLAAN LIMBAH/SAMPAH

KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFECTION


RSIA KENARI GRAHA MEDIKA TAHUN 2022

NO MASALAH PROBABILITAS DAMPAK SYSTEM YANG ADA SKORE RANGKIN


RESIKO RESIKO
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
1 Kurangnya kepatuhan pengelolaan limbah 5 3 2 30 6
padat non infeksius
2 Kurangnya kepatuhan pengelolaan limbah 5 3 2 30 4
padat infeksius
3 Kurangnya kepatuhan pengelolaan limbah 5 3 2 30 5
cair non infeksius
4 Kurangnya kepatuhan pengelolaan limbah cair 5 3 3 45 1
infeksius
5 Kurangnya kepatuhan pengelolaan limbah 5 3 2 30 3
jarum dan benda tajam
6 Kurangnya kepatuhan pengelolaan limbah 5 3 3 45 2
darah dan komponen darah
7 Kurangnya kepatuhan pengelolaanlimbah 2 3 2 12 8
pemulasaraan jenazah dan bedah mayat
8 Kurangnya kepatuhan pelaporan pajanan 3 4 2 24 7
limbah
ANALISIS POTENSIAL RESIKO BERDASARKAN RANGKING
NO POTENSIAL RISK/MASALAH SCORE RANGKING

1 Kurangnya kepatuhan pengelolaan limbah cair infeksius 45 1

2 Kurangnya kepatuhan pengelolaan limbah darah dan komponen darah 45 2

3 Kurangnya kepatuhan pengelolaan limbah jarum dan benda tajam 30 3

4 Kurangnya kepatuhan pengelolaan limbah padat infeksius 30 4

5 Kurangnya kepatuhan pengelolaan limbah cair non infeksius 30 5

6 Kurangnya kepatuhan pengelolaan limbah padat non infeksius 30 6

7 Kurangnya kepatuhan pelaporan pajanan limbah 24 7

8 Kurangnya kepatuhan pengelolaan limbah pemulasaraan jenazah dan bedah mayat 12 8


PLAN OF ACTION ( POA )
INFECTION CONTROL RISK ASSESSMENT (ICRA )
KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RSIA KENARI GRAHA MEDIKA
TAHUN 2022

NO MASALAH SK PRIORIT TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS STRATEGI


O AS/
R RANG
KI NG
1 Kurangnya 45 1 Terwujudnya  Semua ruang penghasil limbah cair  Membuat usulan ke direksi agar semua
kepatuhan pengelolaan infeksius harus mempunyai ruang yang menghasilkkan limbah cair
pengelolaan limbah cair spoolhoek infeksius harus mempunyai spoolhoek
limbahcair infeksius dengan
infeksius baik dan benar  Limbah cair infeksius dari awal  Koordinasi dengan semua penghasil limbah
penghasil dimasukkan ke cair infeksius agar membuang ke spoolhoek
spoolhoek
 Koordinasi dengan Ka.IPL untuk
 Spoolhoek dibersihkan optimalisasi IPAL dan uji lab di IPAL
dengan desinfectan setiap 6 bulan sekali

 IPAL berfungsi dengan baik  lakukan monev

 berikan feedback ke semua staff terkait


2 Kurangnya 45 2 Terwujudnya  Semua ruang penghasil limbah  Membuat usulan ke direksi agar semua
kepatuhan pengelolaan darah dan komponen harus ruang yang menghasilkan limbahdarah dan
pengelolaan limbah darah mempunyai spoolhoek komponen darah harus mempunyai
limbah darah dan komponen spoolhoek
dan komponen darah dengan  Limbah darah dan komponen
darah baik dan benar darah dari awal penghasil  Koordinasi dengan semua penghasil limbah
dimasukkan ke spoolhoek darah dan komponen darah agar membuang
ke spoolhoek
 Spoolhoek dibersihkan
dengan desinfectan  Koordinasi dengan Ka.IPL untuk optimalisasi
IPAL dan uji lab di IPAL setiap 6 bulan sekali
 IPAL berfungsi dengan baik
 lakukan monev

 berikan feedback ke semua staff terkait


3 Kurangnya 30 3 Terwujudnya  Semua ruang penghasil limbah  Koordinasi dengan bagian RTP
kepatuhan pengelolaan benda tajam dan jarum harus terkait ketersediaan safety box
pengelolaan limbah benda mempunyai safetybox
limbah jarum tajam dan jarum  Reedukasi penghasil limbah benda tajam
dan benda tajam dengan baik dan  Setiap pengasil limbah benda dan jarum untuk kepatuhan pembuangan
benar tajam dan jarum harus dan maksimal boleh terisi
membuang sendiri ke safety box
 Koordinasi dengan cleaning service
 Safety box terisi maksimal 2/3 terkait penempatan sementara safety
bagian lalu dibuang sebelum 2x24 box yang telah penuh di TPS B3
jam
 Koordinasi IPL terkait kepatuhan pihak ke3
 Safety box yang sudah dalam pengangkutan limbah dan
penuh ditematkan di TPS pemusnahannya
B3
 Lakukan monev
 Limbah diangkut dan
dimusnahkan oleh pihak ke3  Berikan feedback
setiap 2 hari
4 Kurangnya 30 4 Terwujudnya  Limbah padat infeksius  Koordinasi dengan bagian RTP terkait
kepatuhan pengelolaan dimasukkan ke kantong plastik ketersediaan tempat sampah injak dan
pengelolaan limbah padat kuning kantong plastiknya
limbah infeksius dengan
baik dan benar  Kantong plastik kuning yang  Reedukasi penghasil limbah padat
padat infeksius telah terisi 2/3penuh dibawa ke infeksius untuk kepatuhan pembuangan
TPS B3 dan maksimal boleh terisi

 Limbah diangkut dan  Koordinasi dengan cleaning service terkait


dimusnahkan oleh pihak ke3 penempatan kantong plastik kuning yang
setiap 2 hari telah penuh di TPS B3

 Koordinasi IPL terkait kepatuhan pihak ke3


dalam pengangkutan limbah dan
pemusnahannya

 Lakukan monev

 Berikan feedback
5 Kurangnya 30 5 Terwujudnya  Limbah cair non infeksius dibuang  Koordinasi dengan penghasil limbah terkait
kepatuhan pengelolaan ke IPAL melalui closed/wastafel kepatuhan pembuangan limbah cair non
pengelolaan limbah cair non infeksius
limbah cair non infeksius dengan  IPAL dilakukan monitoring
infeksius baik dan benar sesuai regulasi  Koordinasi dengan Ka.IPL terkait monev IPAL

6 Kurangnya 30 6 Terwujudnya  Limbah padat non infeksius  Koordinasi dengan penghasil limbah
kepatuhan pengelolaan dibuang ke tempat sampah terkait kepatuhan pembuangan limbah
pengelolaan limbah padat dengan kantong hitam padat non infeksius
limbah padat non infeksius
non infeksius dengan baik dan  Tidak ada limbah padat non infeksi  lakukan audit kepatuhan
benar yang masuk ke limbah padat
infeksius  berikan feed back
Mengetahui

IPCN Ketua Komite PPI

Yuliani Sutianti, Amd.Kep


dr Melviand Pradana Alam

Anda mungkin juga menyukai