Anda di halaman 1dari 24

Kasih~KU Tak Bertepi Buatmu

01. LAGU PEMBUKA : Madah Bakti No. 382

02. TANDA SALIB DAN SALAM

P Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus


U Amin.
P Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan persekutuan
Roh Kudus, bersamamu
U Dan bersama rohmu.

03. PENGANTAR
P Seorang penyair pernah melukiskan bisikan hati Sang Bunda Dukacita begini:
“Hai, Engkau yang pernah singgah di rahimku, kini
derita~Mu kurasakan lagi seperti saat aku
melahirkan~Mu. Namun kini dalam derita yang tak
terbanding itu, Engkau masih tersenyum. Senyuman~Mu
– tanda kemenangan~Mu. Walau sakit hati ini tak
terobati oleh sejuta rempah surgawi, dan walau angin laut
dan hujan salju menerpa derita~Mu tak tersapu pergi, tapi
menguncup lagi sebagai lambang keselamatan”.
P Cinta memang selalu menuntut pengorbanan. Dalam cinta ada kepasrahan dan
kerelaan. Cinta juga adalah sari benang dari lubuk hati yang terdalam. Butiran
cinta yang bernada kesetiaan, menyimpan potret senyum dalam penyerahan diri
yang utuh.
Jalan salib yang mengenang sakit dan derita Tuhan memang bukanlah cuma-
cuma, bahkan kita turut ambil bagian dalam keselamatan ini.
Saudaraku... Yesus Tuhan kita tak memberi kita cinta semu. Dialah pelaksana
dan Cinta Sejati itu sendiri yaitu cinta yang menuntut pengorbanan. Hanya
karena cinta sejati yang menuntut pengorbanan inilah, Ia rela wafat di kayu salib
dan kemudian bangkit dari antara orang mati, agar kita kelak boleh memandang
keselamatan kekal yang telah dijanjikan~Nya sendiri.
Sungguh...Jalan salib, jalan iman: di dalam Yesus yang dihukum mati, kita
melihat Hakim semesta alam; di dalam Yesus yang memanggul salib~Nya, kita
memandang Penyelamat dunia; di dalam Yesus tersalib, Tuhan sejarah, kita
melirik Putera Allah. Marilah kita merenungkan Jalan Salib Tuhan, jalan
keselamatan kita.
04. DOA PEMBUKA
P Marilah kita berdoa, (Hening sejenak)
Yesus Penebus yang Ilahi, kami berkumpul di sini guna merenungkan rahasia
jalan salib~Mu yang kudus, jalan dukacita menuju sukacita kekal. Engkau telah
menempuhnya demi ketaatan~Mu kepada Bapa dan karena cinta~Mu kepada
kami, manusia hina dan penuh kerapuhan. Semoga dengan merenungkan
sengsara~Mu yang menyelamatkan, makin besarlah hormat dan terima kasih
kami terhadap cinta~Mu yang teramat agung. Engkaulah TUhan dan pengantara
kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa, dalam persatuan Roh Kudus,
Allah sepanjang segala masa. Amin.

05. PERHENTIAN I : YESUS DIHUKUM MATI

P Kami menyembah Engkau, ya Kristus dan bersyukur kepada~Mu,


U Sebab dengan salib suci~Mu, Engkau telah menebus dunia.
P Namun mereka makin keras berteriak: “Salibkanlah Dia!”.
Dan oleh karena Pilatus ingin memuaskan hati orang banyak
itu, ia membebaskan Barabas bagi mereka. Tetapi Yesus
disesahnya, lalu diserahkannya untuk disalibkan... (Markus 15
: 14 ~ 15).
........................................................................... Hening Sejenak
P Saudaraku..., Di hadapan Yesus, ribuan rakyat memadati pelataran istana Pilatus.
Mereka menuntut kematian atas diri~Nya. Yesus diam terpekur. Tragedi
kedukaan Getzemani membayang, seakan suara~Nya kembali memohon:
“Bapa, sekiranya mungkin, biarkanlah cawan ini berlalu
daripada~Ku, tetapi bukan kehendak~Ku, melainkan
kehendak~Mulah yang terjadi”.
Kini pandangan Yesus kian pudar, menatap bisu palang penghinaan. Segala
tuduhan dan cercaan terasa begitu menyayat hati~Nya. Namun dengan cinta
yang tanpa batas, Ia menjalani sebagai bukti kesetiaan.
Dan ketika ditanya tentang Kerajaan~Nya, sebagai alasan yang menyebabkan
Dia dihakimi oleh manusia sebagai Orang yang bersalah dan dihukum mati,
mulailah saat-saat terakhir kesaksian~Nya untuk menunjukkan bahwa: “ Allah
begitu mengasihi dunia...”.
Di hadapan kita terdapat kesaksian yang sama untuk menyadarkan bahwa kita
tidak boleh mencuci tangan begitu saja tentang hal ini.
P Marilah kita berdoa, (hening sejenak...)
Tuhan Yesus, sebagai murid~Mu kami sering berlaku tidak benar. Sekian sering
kami mengorbankan nilai kebenaran dan keadilan demi maksud pribadi. Kami
pekak terhadap bisikan suara hati untuk bertindak adil dan benar. Kami mohon,
bantulah kami untuk lebih sadar memikirkan keselamatan sesama dan bertindak
benar demi terwujudnya Kerajaan kasih dan damai di bumi. Dan ajarilah kami
untuk bertahan dalam menghadapi perlakuan tidak adil yang harus kami alami
karena nama~Mu. Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami, kini dan sepanjang
segala masa.
U Amin.
P Karena salib dan sengsara~Mu
U Selamatkanlah kami, ya Tuhan!
P Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami
U Allah, ampunilah kami orang berdosa.
P Moga-moga semua orang beriman yang telah meninggal beristirahat dalam
ketentraman karena kerahiman Tuhan.
U Amin.
06. PERHENTIAN II : YESUS MEMANGGUL SALIB

P Kami menyembah Engkau, ya Kristus dan bersyukur kepada~Mu,


U Sebab dengan salib suci~Mu, Engkau telah menebus dunia.
P Sesudah mengolok-olokkan Dia, mereka menanggalkan jubah ungu itu
daripada~Nya dan mengenakan pula pakaian~Nya kepada~Nya. Kemudian
Yesus dibawa keluar untuk disalibkan...(Markus 15 :20).
............................................................... Hening Sejenak

P Saudaraku..., Pandanglah Manusia itu! Keputusan hukuman mati telah


dijatuhkan pada~Nya. Yesus segera memulai proses hukuman itu dengan
memanggul salib ke luar Golgota. Anak Manusia melepas langkah keluar
tembok Yerusalem dari halaman istana Pilatus. Dikawal prajurit berderet,
berbeban salib maha berat.

P Lihatlah Anak Domba Allah, berjalan lunglai tak berdaya. Akibat


cambuk serta tamparan dan salib yang berat. Dengan tenaga yang masih
tersisa, Yesus menopang salib~Nya sepanjang jalan sengsara menuju
Kalvari yang gersang. Ia memandang sekeliling tak dijumpai seorang
sahabatpun. Ia jatuh tersungkur di tanah. Perlahan-lahan Yesus bangkit
dan meneruskan perjalanan sambil algojo-algojo yang bengis itu terus
saja menendang dan merajam Dia.
P Sungguh...Kristus mau mendekati salib, tubuh~Nya penuh luka memar
mengerikan dan terkoyak-koyak, dari kepala~Nya yang dimahkotai duri, darah
mengalir memenuhi wajah~Nya. Pada wajah~Nya kita melihat akibat yang
menakjubkan dari tingkah laku manusia terhadap Allah. Pilatus berujar: “Ecce
Homo!”-

“Lihatlah apa yang telah kamu lakukan kepada Manusia ini!” Tetapi bersamaan
dengan itu, terdengar suara lain yang berkata: “Lihatlah apa yang telah kamu
lakukan melalui Manusia ini, kepada Allahmu!”.
Sanggupkah kita menatap bola mata Manusia itu???
Masih ada secercah sinar cinta buat kita bila jiwa mau memeluknya...

P Karena salib dan sengsara~Mu


U Selamatkanlah kami, ya Tuhan!
P Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami
U Allah, ampunilah kami orang berdosa.
P Moga-moga semua orang beriman yang telah meninggal beristirahat dalam
ketentraman karena kerahiman Tuhan.
U Amin.

07. LAGU SELINGAN

08. PERHENTIAN III : YESUS JATUH PERTAMA KALI

P Kami menyembah Engkau, ya Kristus dan bersyukur kepada~Mu,


U Sebab dengan salib suci~Mu, Engkau telah menebus dunia.

P1 Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, Dia


diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang
mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan
kepada~Nya, dan oleh bilur-bilur~Nya, kita menjadi sembuh.
Kita sekalian sesaat seperti domba, masing-masing kita
mengambil jalannya sendiri, tetapi Tuhan tetap menimpakan
kepada~Nya, kejahatan kita sekalian... (Yesaya 53 : 5 ~ 6).
........................................................................... Hening Sejenak
P Saudaraku..., Yesus jatuh di bawah beratnya beban salib. Dia jatuh ke tanah. Dia
tidak mengandalkan kekuatan-kekuatan ilahi~Nya untuk mempertahankan diri,
Dia tidak mengandalkan kehebatan para Malaikat.
“Apa kamu berpikir, Aku tidak dapat berseru kepada
Bapa~Ku, dan dengan segera Ia akan mengirim Malaikat-
malaikat~Nya lebih dari dua belas legiun?” Yesus tidak meminta
itu. Dia telah menerima piala dari tangan Bapa. Dia telah menetapkan hati~Nya
untuk meminum piala itu sampai tetes terakhir.

Untuk dihina itu adalah kehendak~Nya. Untuk terhuyung-huyung dan jatuh di


bawah salib itu adalah kehendak~Nya. Dia menghendaki semuanya itu. Dia setia
kepada apa yang telah dikatakan~Nya, sampai selesai, hingga akhir yang pahit:
“Bukan kehendak~Ku, melainkan kehendak~Mu Bapa yang
terjadi”.
P Namun...Dunia seakan memandang Sang Juru Selamat dengan kebencian, dan
enggan diajak bersahabat. Manusia lalu mengubah nasib pembela cinta dan
kebenaran jadi tragedi pengkhianatan berdarah.
Mereka telah menyulap kisah hidup Sang Pewarta Damai jadi penabur benci,
dendam dan musuh yang layak dihukum. Hati Sang Juru Selamat remuk redam
diterpa cercaan dan hinaan yang datang silih berganti. Manusia...kau telah
mengubah kasih menjadi benci yang membuat derita Sang Juru Selamat jadi tak
terperikan. Sudah jatuh ditimpa tangga dosa-dosa kita pula, hingga Tuhan
terkapar cuma disaksikan sekian mata yang menatap bengis tanpa belaskasihan.
P Marilah kita berdoa, (hening sejenak...)
TUhan, beban salib~Mu begitu berat dan tubuh~Mu semakin tak berdaya hingga
akhirnya Engkau terjatuh. Namun, Engkau rela bangun kembali bukan karena
paksaan, tapi karena cinta, kesetiaan dan pengorbanan~Mu yang amat luhur bagi
kami.
Meskipun demikian, kami seringkali melupakan penderitaan~Mu, bahkan terus
menambah beban salib~Mu dengan dosa-dosa yang kami lakukan.
Semoga penderitaan~Mu menggugah hati kami, agar kami dapat membantu
meringankan beban hidup satu sama lain, dan bukannya menambah beban dan
derita bagi sesama kami. Tuhan tolonglah kami selalu. Amin.

P Karena salib dan sengsara~Mu


U Selamatkanlah kami, ya Tuhan!
P Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami
U Allah, ampunilah kami orang berdosa.
P Mogo-moga semua orang beriman yang telah meninggal beristirahat dalam
ketentraman karena kerahiman Tuhan.
U Amin.

09. PERHENTIAN IV: YESUS BERJUMPA DENGAN BUNDA~NYA

P Kami menyembah Engkau, ya Kristus dan bersyukur kepada~Mu,


U Sebab dengan salib suci~Mu, Engkau telah menebus dunia.
P1 Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu
Anak itu: “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk
menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan
untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan
dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri”...dan
ibu~Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.
(Lukas 2 : 34 ~ 35. 51b).
........................................................................... Hening Sejenak

P2 Kasih ibu sepanjang jalan kenangan. Kasih ibu menguatkan. Kasih ibu
merangkul segalanya. Tak ada kasih yang lebih tulus daripada kasih seorang ibu.
Kasihnya tulus tak terhalangi oleh ruang dan waktu. Kasih itu mengalir bagai
bengawan di tengah gurun hidup yang mahaluas dan tak terjangkau. Kasih ibu
segalanya dan selamanya.

P1 Saudaraku..., Di pinggir jalan salib, berdiri sesosok tubuh dengan hati pedih dan
perih. Ia berdiri menanti Puteranya yang akan melintasi jalan penderitaan itu.
Tak terbayangkan betapa pedih dan perihnya. Hati Sang Bunda bagai tersayat
sembilu, ketika harus menatap derita Puteranya. Namun dari sorot matanya,
terpancar sinar yang menguatkan Sang Putera yang tengah dirampas ketegaran
raga~Nya. Kelembutan sinar mata Bunda memgalirkan butir-butir kasih yang
memuaskan dahaga Sang Putera. Dari luka hati Bunda mengalirlah darah kasih,
membasahi jalan Sang Putera yang penuh debu dosa menuju kalvari.
Sungguh...salib Puteranya menjadi salibnya juga, penghinaan terhadap
Puteranya pun, menjadi penghinaan baginya, bahkan cemoohan dan caci maki
orang banyak menimpa dirinya pula. Pasti itu disadari oleh orang-orang di
sekitarnya dan itulah pengalaman hatinya: “Dan sebilah pedang akan menembus
jiwamu juga”. Kata-kata yang diucapkan ketika Yesus berusia empat puluh
hari, sekarang terpenuhi. Ditembus oleh pedang yang tak kelihatan, Maria
bergegas menuju Kalvari Puteranya...Kalvarinya sendiri.
Saudaraku..., adakah setetes kasih kita buat menghibur hati Sang Bunda?
Mampukah kita dengan ikhlas hati menyerahkan seluruh diri dan karya kita guna
mengabdi Tuhan dan sesama dengan kesetiaan kita menekuni panggilan hidup
masing-masing kita???
P Marilah kita berdoa, (hening sejenak...)
Bunda Maria, engkau telah mengajarkan kami bagaimana menghadapi
penderitaan yang teramat dalam. Berilah kami hati yang terbuka dalam menatap
dan menapaki jalan salib hidup kami. Kasihmu tak bertepi yang senantiasa
menemani kami sepanjang jalan salib hidup kami. Doakanlah kami selalu, ya
Bunda. Amin.
P Karena salib dan sengsara~Mu
U Selamatkanlah kami, ya Tuhan!
P Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami
U Allah, ampunilah kami orang berdosa.
P Moga-moga semua orang beriman yang telah meninggal beristirahat dalam
ketentraman karena kerahiman Tuhan.
U Amin.

10. LAGU MARIA

11. PERHENTIAN V : YESUS DITOLONG SIMON DARI KIRENE

P Kami menyembah Engkau, ya Kristus dan bersyukur kepada~Mu,


U Sebab dengan salib suci~Mu, Engkau telah menebus dunia.
P Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang
Kirene, ayah Alexander dan Rufus, yang baru datang dari luar
kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota
yang berarti Tempat Tengkorak. (Markus 15 : 21 ~ 22).
........................................................................... Hening Sejenak
P Tatkala arak-arakan duka melintas di jalan, para serdadu memanggil seorang
petani miskin bernama Simon, untuk membantu memanggul salib Yesus. Pasti
dia tidak mengharapkan untuk melakukannya. Dia dipaksa. Dia berjalan di
sebelah Yesus, memikul beban yang sama. Dia berada sangat dekat dengan
Yesus, lebih dekat dari pada Maria; lebih dekat daripada Yohanes, yang –
walaupun dia juga seorang laki-laki – tidak dipanggil untuk membantu. Mereka
justru memanggil dia, Simon dari Kirene. Mereka memerintah dan memaksanya.
Berapa lama dia terus merasa marah karena dipaksa untuk melakukan hal itu?
Berapa lama dia berjalan di samping orang yang dihukum mati ini, sambil terus
memprotes bahwa dia tidak mengenal~Nya, dan tidak mempunyai kaitan dengan
kejahatan~Nya?
“Aku telanjang, AKu haus, Aku di penjara, Aku memanggul salib”. Apakah
kamu mau membawanya bersama~Ku? Apakah kamu sungguh-sungguh
membawanya bersama~Ku sampai akhir?
P Marilah kita berdoa, (hening sejenak...)
Ya Yesus, kami mengakui bahwa kami sering memanggul salib~Mu dengan rasa
segan saja. Kuatkanlah kami dalam menderita, biar pun harus menderita, tanpa
bantuan atau hiburan.
P Karena salib dan sengsara~Mu
U Selamatkanlah kami, ya Tuhan!
P Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami
U Allah, ampunilah kami orang berdosa.
P Moga-moga semua orang beriman yang telah meninggal beristirahat dalam
ketentraman karena kerahiman Tuhan.
U Amin.
12. PERHENTIAN VI : VERONIKA MENGUSAP WAJAH YESUS

P Kami menyembah Engkau, ya Kristus dan bersyukur kepada~Mu,


U Sebab dengan salib suci~Mu, Engkau telah menebus dunia.
P Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita
memandang Dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita
menginginkan~Nya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang
yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan;
Ia sangat dihina sehingga orang menutup mukanya terhadap
Dia dan bagi kita pun Dia tidak masuk hitungan. (Yesaya 53 :
2 ~ 3).
........................................................................... Hening Sejenak
P Tradisi mewariskan Veronika bagi kita. Mungkin dialah yang mengimbangi
kisah Simon dari Kirene. Sebagai seorang wanita, dia tidak dapat membawa
salib secara fisik atau bahkan diminta untuk melakukan hal itu.
Tetapi dia membawa salib bersama Yesus dalam cara paling mungkin baginya
saat itu dan dalam ketaatan kepada suara hatinya yang paling dalam: dia
mengusap wajah Tuhan. Sungguh hebat Veronika...Dia berani tampil ke muka
umum di antara puluhan musuh dan berani membersihkan muka Tuhan yang
penuh darah dan keringat. Karena berani masuk bahaya dan berani membela
kebenaran, maka potret wajah Tuhan terbingkai di kain Veronika sebagai
permata berharga, karena turut menderita bersama Tuhannya.
P Saudaraku..., beranikah kita menjadi seperti Veronika? Meski cuma dengan
sepotong kain penyapu wajah Tuhan, yang hadir dalam diri sesama di sekitar
kita?
Hati Yesus yang tetap tenang dalam penderitaan pasti akan menghargai dan
membalas jasa kecil kita, seperti yang dibuat~Nya kepada Veronika...

P Marilah kita berdoa, (hening sejenak...)


Tuhan Yesus, kami berniat untuk tetap berlaku halus dan baik hati terhadap
orang lain dan tidak mau mengganggu mereka dengan penderitaan kami.
P Karena salib dan sengsara~Mu
U Selamatkanlah kami, ya Tuhan!
P Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami
U Allah, ampunilah kami orang berdosa.
P Moga-moga semua orang beriman yang telah meninggal beristirahat dalam
ketentraman karena kerahiman Tuhan.
U Amin.

13. PERHENTIAN VII : YESUS JATUH KEDUA KALI

P Kami menyembah Engkau, ya Kristus dan bersyukur kepada~Mu,


U Sebab dengan salib suci~Mu, Engkau telah menebus dunia.
P Ia menghalau dan membawa aku ke dalam kegelapan yang
tidak ada terangnya... Ia merintangi jalan-jalanku dengan batu
pahat, dan menjadikannya tidak terlalui... Ia meremukkan
gigi-gigiku dengan memberi aku makan kerikil; Ia menekan
aku ke dalam debu... (Ratapan 3 : 1 ~ 2. 9. 16).
.................................................. Hening Sejenak
P Saudaraku..., Raga Sang Juru Selamat yang perkasa kian lusuh dimangsa terik
yang menyengat dan didera beratnya beban salib. Langkahnya yang tegak
berubah gontai, terseok dan tertati-tati melintasi jalan dukacita yang kian
menanjak. Entah kapankah derita ini akan berakhir? Suatu pertanyaan yang
menggugah rasa, tapi perjalanan ini baru dimulai, belum apa-apa, belum dapat
terjawab. Sementara rasa penat dan letih kian menyiksa, terus menggerogoti jiwa
Sang Juru Selamat. Seluruh tenaganya mulai terasa hilang terkuras, hingga
akhirnya Tuhan jatuh terkapar di bawah tindihan salib dosa-dosa kita.
P “Aku ini cacing dan bukan manusia, dihina, dicaci maki dan dicemoohkan
orang banyak”. Kata-kata profetis dari Pemazmur dipenuhi seluruhnya pada
saat-saat terakhir sebelum perayaan Paskah orang Yahudi. Saat-saat sebelum
perayaan itu, penuh dengan kekacauan yang mematahkan semangat, jalan-jalan
penuh sesak oleh orang banyak. Tidak ada yang pernah berpikir tentang hal itu,
tetapi dalam konteks seperti itulah kata-kata Pemazmur terpenuhi.
Pasti tidak diperhatikan oleh orang-orang yang mencaci maki dan menertawakan
Yesus dari Nazareth yang sekarang jatuh kedua kalinya. Yesus menghendaki
semua ini, Dia menghendaki pemenuhan ddari nubuat yang telah diwahyukan.
Dan Dia jatuh kehabisan tenaga, “Aku ini cacing, dan bukan manusia”. Di sini
bukan hanya sesosok “Inilah Manusia”, tetapi sesuatu yang lebih rendah... lebih
buruk dari itu.
P Oh manusia... kemanakah rasamu kau curahkan? Tidak adakah tanganmu yang
boleh meneteng halus tubuh Juru Selamat, selain tangan-tangan bengis para
serdadu yang terus menghujamkan cambuk? Tidak adakah mulutmu yang boleh
menyapa halus, menyejukkan hati Juru Selamat, selain mulut usil mereka yang
tak bosan mencerca dan mencelah~Nya?
Tidak adakah kakimu yang rela berjalan seiring di jalan dukacita inni, sehingga
Tuhan terseok sendirian? Tidak ada lagikah hatimu yang sanggup mengubah
benci jadi benih cinta yang menumbuhkan benih damai dan mendekap sesama
jadi saudara?
........................................................................... Hening Sejenak

P Karena salib dan sengsara~Mu


U Selamatkanlah kami, ya Tuhan!
P Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami
U Allah, ampunilah kami orang berdosa.
P Moga-moga semua orang beriman yang telah meninggal beristirahat dalam
ketentraman karena kerahiman Tuhan.
U Amin.

14. LAGU SELINGAN


15. PERHENTIAN VIII : YESUS BERTEMU DENGAN
WANITA~WANITA YERUSALEM

P Kami menyembah Engkau, ya Kristus dan bersyukur kepada~Mu,


U Sebab dengan salib suci~Mu, Engkau telah menebus dunia.
P Yesus berpaling kepada mereka dan berkata: “Hai puteri-
puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan
tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu! Lihat akan tiba
masanya orang berkata berbahagialah perempuan mandul dan
yang rahimnya tidak pernah melahirkan dan susunya yang tak
pernah menyusui. Maka orang akan mulai berkata kepada
gunung-gunung: Runtuhlah menimpa kami! Sebab jikalau
orang berbuat demikian dengan kayu hidup, apakah yang
akan terjadi dengan kayu kering... (Lukas 23 : 28 ~ 1).
............................................................................... Hening Sejenak

P Penderitaan Juru Selamat tentu menyenangkan hati mereka yang


membenci~Nya, yang selalu merasa terusik dengan kehadiran~Nya. Kini mereka
merasa menang karena siasat licik mereka telah terwujud. Tuhan akan segera
tiada, dan mereka boleh menikmati ketenangan di tengah kebobrokan hidupnya.
Tetapi tidaklah demikian, gejolak iba yang membara dari hati yang pernah
merasa tersentuh oleh jamahan kasih Tuhan.
Di pinggir jalan dukacita itu, sekelompok perempuan tengah menanti Tuhan
lewat dalam keharuan mendalam. Tiada kata terucap. Segalanya terlebur dalam
dekapan rasa membisu.
Cuma deraian air mata dan isak tangis menatap kesengsaraan Tuhan. Para
wanita telah menunjukkan simpati yang mendalam akan nasib Tuhan. Mereka
tak tahu kalau Tuhan sendiri tidak layak menjalani hukuman salib itu. Tapi
mereka tak sanggup menentang gejolak massa dan interese penguasa. Dalam
kesengsaraan~Nya, Tuhan tak mungkin mengabaikan luapan kesedihan mereka.
Rasa manusiawi~Nya masih membutuhkan hati yang dapat setia -
sepenanggungan, dan jiwa yang sanggup
menghibur, meringankan beban. Namun tidak cuma itu, dalam perjumpaan di
saat seperti itu, Tuhan lebih mengharapkan kalau rasa iba mereka bermuara pada
suatu tangisan penyesalan: menyadari diri, menangisi dosa lalu berbalik dan
bertobat. Karena itu, Tuhan berkata: “Janganlah tangisi Aku tapi tangisilah
dirimu dan anak-anakmu”.
P Saudaraku..., inilah panggilan pada pertobatan, pertobatan sejati, dan ikut
menderita di hadapan kenyataan yang telah dilakukan. Kepada para perempuan
yang meratapi~Nya, Tuhan dengan terang mengatakan, tangisilah dirimu dan
anak-anakmu! Sesungguhnya... kerendahan, kehinaan dan kemiskinan bukanlah
bahaya yang patut ditangisi dan diratapi, melainkan kesombongan, kebutaan dan
kekayaanlah yang layak disesali bila itu dicapai dengan jalan mengorbankan
orang lain. Akan tetapi, menangisi saja tidaklah cukup kalau kita tidak merubah
dan memperbaiki diri atas apa yang disesalkan. Atas dasar inilah, kita
semestinya tidak bisa mengorek hanya pada permukaan kejahatan, tetapi kita
harus masuk sampai ke akar-akar kejahatan, penyebab-penyebabnya dan sampai
pada kebenaran terdalam dari hati nurani...
Tuhan, bimbinglah kami agar mengetahui bagaimana harus hidup dan berjalan
dalam kebenaran~Mu.
P Karena salib dan sengsara~Mu
U Selamatkanlah kami, ya Tuhan!
P Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami
U Allah, ampunilah kami orang berdosa.
P Moga-moga semua orang beriman yang telah meninggal beristirahat dalam
ketentraman karena kerahiman Tuhan.
U Amin.

16. LAGU SELINGAN

17. PERHENTIAN VIII : YESUS JATUH KETIGA KALI

P Kami menyembah Engkau, ya Kristus dan bersyukur kepada~Mu,

U Sebab dengan salib suci~Mu, Engkau telah menebus dunia.


P1 Adalah baik bagi seorang manusia memikul kuk pada masa
mudanya. Biarlah ia duduk sendirian dan berdiam diri kalau
Tuhan membebankannya. Biarlah ia merebahkan diri dengan
mukanya dalam debu, mungkin ada harapan. Biarlah ia
memberikan pipi kepada yang menamparnya, biarlah ia
kenyang dengan cercaan. Karena tidak untuk selama-lamanya
Tuhan mengucilkan. Sebab, kalau Ia mendatangkan susah, Ia
juga menyayangi menurut kebesaran kasih setia~Nya...
(Ratapan 3 : 27 ~ 32).
.............................................................................. Hening Sejenak

P2 “Dia merendahkan diri dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di salib”.
Setiap perhentian sepanjang jalan salib ini adalah tonggak-tonggak ketaatan dan
pengosongan diri. Kita dapat menyadari betapa dalamnya pengosongan diri itu,
manakala kita melihat Yesus jatuh untuk ketiga kalinya di bawah salib. Kita
dapat pula mengerti hal itu, tatkala kita memeditasikan siapa sebenarnya Dia
yang jatuh, Dia yang tergeletak di jalan berdebu, jatuh di bawah salib, di kaki
kerumunan orang-orang yang memusuhi~Nya yang terus melontarkan hinaan
dan cercaan kepada~Nya.
P Saudaraku..., di sini kita menyaksikan kekuatan cinta Tuhan akan manusia.
Karena cinta~Nya itu, maka Ia pun bangun lagi untuk meneruskan perjalanan
keselamatan, meski Ia nampak sudah sangat lemah. Kendati demikian, cinta
sejati Tuhan itu sering dibalas dengan kebencian dan nafsu serakah manusia.
........................................................................... Hening Sejenak

P Karena salib dan sengsara~Mu


U Selamatkanlah kami, ya Tuhan!
P Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami
U Allah, ampunilah kami orang berdosa.
P Moga-moga semua orang beriman yang telah meninggal beristirahat dalam
ketentraman karena kerahiman Tuhan.
U Amin.

18. PERHENTIAN X : PAKAIAN YESUS DITANGGALKAN

P Kami menyembah Engkau, ya Kristus dan bersyukur kepada~Mu,


U Sebab dengan salib suci~Mu, Engkau telah menebus dunia.

P Para prajurit membagi pakaian~Nya dengan membuang undi


atasnya untuk menentukan bagian masing-masing...
(Markus 15 : 24).
........................................................................... Hening Sejenak
P Saat Yesus ditelanjangi di Golgota, sekali lagi pikiran kita kembali kepada
ibu~Nya. Menengok hari-hari pertama, tubuh ini sekarang – bahkan sebelum
penyaliban – telah tertutup oleh luka-luka. Putera Allah menerima tubuh~Nya
dari rahim Sang Perawan. Tubuh manusia adalah ungkapan jiwa~Nya. Tubuh
Kristus adalah ungkapan kasih~Nya kepada Bapa.

Dengan setiap luka, setiap kejang-kejang karena nyeri, setiap otot yang
terpelintir, setiap tetes darah, dengan keletihan pada semua bagian lengan~Nya,
semua luka memar dan tercabik-cabik pada punggung dan bahu~Nya, tubuh
yang telanjang ini memenuhi kehendak Bapa maupun Putera. Tubuh ini
memenuhi kehendak Bapa saat membiarkan diri ditelanjangi, menjadi sasaran
siksaan, dan mengalami rasa sakit yang tak terkatakan demi keselamatan seluruh
umat manusia.
P Saudaraku..., sungguh tak ada lagi rasa malu sedikitpun dalam diri para serdadu
yang haus darah. Pandangan mata mereka memedihkan perasaan hati Tuhan.
Teganya mereka menelanjangi Tuhan di depan umum.
Akankah kita juga berbuat demikian?
........................................................................... Hening Sejenak

P Marilah kita berdoa, (hening sejenak...)


Ya Yesus, kalau kehormatan kami disinggung, kami merasakannya sebagai
kesusahan yang amat pahit. Berilah agar kami pun hanya mengingat pandangan
Bapa di surga saja, apabila kami dipandang rendah dan dihina oleh orang lain.
P Karena salib dan sengsara~Mu
U Selamatkanlah kami, ya Tuhan!
P Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami
U Allah, ampunilah kami orang berdosa.
P Mogo-moga semua orang beriman yang telah meninggal beristirahat dalam
ketentraman karena kerahiman Tuhan.
U Amin.

19. LAGU SELINGAN

20. PERHENTIAN XI : YESUS DIPAKU PADA KAYU SALIB


P Kami menyembah Engkau, ya Kristus dan bersyukur kepada~Mu,
U Sebab dengan salib suci~Mu, Engkau telah menebus dunia.

P Hari sekitar jam sembilan ketika Ia disalibkan. Alasan


mengapa Ia dihukum disebut pada tulisan yang dipasang di
situ: “Raja orang Yahudi”. Bersama dengan Dia disalibkan
dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan~Nya dan
seorang di sebelah kiri~Nya... (Markus 15 : 25 ~ 27).
........................................................................... Hening Sejenak

P “Mereka menusuk tangan dan kaki~Ku, Aku dapat menghitung tulang-


tulang~Ku”. “Aku dapat menghitung...”- sungguh kata-kata ini adalah
suatu nubuat! Dan memang kita mengetahui, bahwa tubuh ini adalah sebuah
tebusan. Seluruh tubuh ini, tangan, kaki, setiap tulang-tulang~Nya adalah
tebusan yang tak ternilai harganya. Manusia ini dalam keadaan tegang sepenuh-
penuhnya: tulang-tulang~Nya, otot-otot~Nya, syaraf-syaraf~Nya, setiap organ
dan sel tubuh~Nya...teregang dan direntangkan sampai titik yang
menghancurkan.
Seperti sebuah barang, tubuh itu mengejang, dipaku pada kayu salib untuk
dihancurkan dalam maut yang menyengsarakan. Dan seluruh dunia yang ingin
ditarik Yesus kepada diri~Nya, masuk dalam kenyataan salib ini.

P Saudaraku... Tuhan cuma menyerah-pasrah. Tuhan beri tangan~Nya yang


selama tiga puluh tahun bekerja dengan rajin sebagai tukang kayu, agar
dipaku karena kemalasan, masa bodoh dan acuh tak acuh manusia. Tuhan beri
tangan kudus yang selama tiga tahun berbuat baik, memberi berkat dan
menyembuhkan yang sakit, agar dipaku karena betapa sering manusia mencuri
dan merampas milik orang lain serta membuat rugi sesama. Tuhan beri kaki
kudus~Nya yang mengembara ke banyak tempat untuk menolong dan
menyelamatkan banyak orang, agar dipaku karena kita gemar melangkah ke
tempat-tempat yang hina, tempat perjudian, pemabukan atau bermalas-malas.
Tuhan beri mulut dan lidah kudus~Nya, agar diberi cuka asam karena sekian
sering kita membuat sesama menjadi sakit dan terluka karena perkataan kita,
senangnya bila menceritakan kejelekan orang lain, pandainya membuat cerita-
cerita gosip, cerdas dalam memberi petuah, komentar tanpa sendiri pernah mau
buat;
dan lebih zadisnya bila kita tak segan-segannya memberi kesaksian palsu atas
nama rupiah, posisi dan jabatan, sampai mengorbankan nilai kebenaran dan
keadilan, kejujuran yang nantinya melahirkan keamanan, kedamaian dan
ketenangan dalam jiwa. Memang lidah tak bertulang...lain dibibir-lain di hati.
........................................................................... Hening Sejenak

P Ya Yesus, sekarang Engkau tak dapat berbuat apa-apa lagi selain bergantung
dan menahan. Pabila kami mengalami waktu demikian juga, tolonglah kami
supaya kuat bertahan di hadapan Tuhan dan kebenaran~Nya.
P Karena salib dan sengsara~Mu
U Selamatkanlah kami, ya Tuhan!
P Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami
U Allah, ampunilah kami orang berdosa.
P Moga-moga semua orang beriman yang telah meninggal beristirahat dalam
ketentraman karena kerahiman Tuhan.
U Amin.
21. PERHENTIAN XII : YESUS WAFAT DI SALIB

P Kami menyembah Engkau, ya Kristus dan bersyukur kepada~Mu,


U Sebab dengan salib suci~Mu, Engkau telah menebus dunia.
P Pada sekitar jam dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah
itu dan berlangsung sampai jam tiga.
Pada jam tiga, berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eloi,
Eloi, lama sabakhtani?”, yang berarti: Allah~Ku, Allah~Ku,
mengapa Engkau meninggalkan Aku? Lalu berserulah Yesus
dan menyerarhkan nyawa~Nya. Waktu kepala pasukan yang
berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati~Nya demikian,
berkatalah ia:”Sungguh, orang ini adalah Anak Allah”.
(Markus 15 : 33 ~ 34. 37. 39).
........................................................................... Hening Sejenak
P Inilah karya yang paling agung dan paling mulia dari Sang Putera dalam
kesatuan dengan Bapa. Karya ini diungkapkan dalam tubuh~Nya yang terentang
vertikal pada kayu tegak lurus dari salib, dan dengan kedua lengan~Nya yang
terentang horizontal sepanjang kayu melintang.
Jika memandang pada kedua lengan itu, kita akan merasakan daya upaya yang
dikerahkan~Nya untuk memeluk seluruh umat manusia dan seluruh dunia. Dan
memang sungguhlah demikian: kedua lengan itu memeluknya.
Inilah manusia...Inilah Allah sendiri. Dipaku pada salib, tergantung pada posisi
mengerikan itu... Yesus berseru kepada Bapa~Nya. Kata-kata~Nya
mengungkapkan kesaksian yang menyatakan bahwa Dia dan Bapa adalah satu.

P Saudaraku... di puncak kalvari ini semuanya berakhir. Namun, tak semudah


yang dibayangkan. Selama tiga jam Yesus bergulat dengan maut, sendirian. Dia
merasa ditinggalkan. Oh...dimanakah mereka yang dulu selalu setia mengikuti
AKu dan mendengarkan Firman~Ku? Di manakah mereka yang dulu pernah
Kusembuhkan...Kukenyangkan?
Itulah manusia...mengejek sesamanya yang bersusah.
Bergembira di atas penderitaan orang lain. Bahagia semu atas kematian
perongrong mapannya kebusukan mereka. Senang atas kekalahan sang
pengoreksi dan penegur kesalahan-kesalahan mereka.
Inilah manusia... Gemar membelokkan dan memanipulasi fakta, hobinya umbar
janji tanpa tahu kapan saat pemenuhannya, sukanya menjungkirbalikan nilai
keadilan dan kebenaran atas nama penguasa, uang dan kedudukan/pangkat;
Kasihan memang, tapi Inilah manusia sang pemegang prinsip “susah
singgah...senang jalan terus”.
........................................................................... Hening Sejenak
P Marilah kita berdoa, (hening sejenak...)
Ya Yesus, dengan wafat~Mu di salib, Engkau telah menyatakan misteri takdir
Allah untuk menyerahkan diri demi melunasi hutang dosa kami. Tariklah kami
untuk disalibkan bersama~Mu, supaya di mana pun Engkau berada, kami pun
turut ada bersama~Mu.
P Karena salib dan sengsara~Mu
U Selamatkanlah kami, ya Tuhan!
P Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami
U Allah, ampunilah kami orang berdosa.
P Moga-moga semua orang beriman yang telah meninggal beristirahat dalam
ketentraman karena kerahiman Tuhan.
U Amin

22. LAGU SELINGAN : “CUMA HATU”- -Kaset

23. PUISI

24. PERHENTIAN XIII : YESUS DITURUNKAN DARI SALIB

P Kami menyembah Engkau, ya Kristus dan bersyukur kepada~Mu,


U Sebab dengan salib suci~Mu, Engkau telah menebus dunia.
P Sementara itu hari mulai malam, Yusuf orang Arimatea,
seorang anggota Majelis Besar terkemuka, yang menantikan
Kerajaan Allah, membeli kain lenan, kemudian ia
menurunkan mayat Yesus dari salib... (Markus 15 : 42. 43.
46).
........................................................................... Hening Sejenak
P Ketika tubuh Yesus diturunkan dari salib dan dibaringkan di atas pangkuan
ibu~Nya, tersirat kembali dalam hati kita saat Maria menerima kabar dari
Malaikat Gabriel: “Lihatlah, engkau akan mengandung dan melahirkan seorang
Putera”. Di dalam misteri penebusan, rahmat – anugerah hidup Allah sendiri –
berhubungan erat dengan harga yang harus dibayar oleh hati manusia.
Dalam misteri ini, kita diperkaya oleh anugerah dari surga dan sekaligus dibeli
dengan tebusan yang dibayar oleh Putera Allah. Dan Maria, yang telah
diperkaya oleh anugerah-anugerah Allah lebih dari manusia mana pun,
membayar lebih dari semua orang lain dengan seluruh hatinya.
P Saudaraku..., Allah tidak pernah meminta bayaran untuk harga diri kita, sampai
kita kembali menjadi abu tanah. Tidak untuk tak terhitungnya urat rambut di
kepala kita, untuk dua daun kuping kita, untuk satu hidung dengan dua
lubangnya, untuk dua bola mata plus alisnya, untuk sepuluh jari tangan dan kaki
yang kita miliki. Tuhan beri gratis...pendeknya seluruh tubuh kita diberi dengan
cuma-cuma biar kita memanfaatkannya

demi kelangsungan hidup kita. Allah sungguh amat baik buat kita. Segala-
galanya Dia anugerahkan kepada kita termasuk Puteranya sendiri diserahkan
untuk mati demi keselamatan manusia yang gemar berbuat dosa.
Mari kita beri hati dan seluruh diri kita kepada~Nya dalam salib, penderitaan
dan kematian Putera~Nya, agar dapat menjadi benih yang baik yang
menghasilkan buah melimpah.
........................................................................... Hening Sejenak
P Karena salib dan sengsara~Mu
U Selamatkanlah kami, ya Tuhan!
P Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami

U Allah, ampunilah kami orang berdosa.


P Moga-moga semua orang beriman yang telah meninggal beristirahat dalam
ketentraman karena kerahiman Tuhan.
U Amin.
25. PERHENTIAN XIV : YESUS DIMAKAMKAN
P Kami menyembah Engkau, ya Kristus dan bersyukur kepada~Mu,
U Sebab dengan salib suci~Mu, Engkau telah menebus dunia.
P Yusuf dari Arimatea mengapani jenazah Yesus dan
membaringkannya di dalam kubur yang digali di dalam bukit
batu. Kemudian digulingkannya sebuah batu ke pintu kubur
itu. Maria Magdalena dan Maria ibu Yoses melihat di mana
Yesus dibaringkan... (Markus 15 : 46 ~ 47).
........................................................................... Hening Sejenak
P Cinta dan kesetiaan telah mengantar Juru Selamat menggapai puncak juang,
hingga segalanya usai. Kini tubuh yang membujur kaku itu tengah dalam arakan
dukacita yang berarak perlahan menuju ke pemakaman.
Rasa sunyi mencekam setiap hati yang menatap~Nya. Jiwa-jiwa bergolak dalam
kebuntuan menoreh tanya yang sulit terjawab...
Akankah Kalvari menguburkan segalanya, tatkala merasa kehilangan kaki yang
selalu berkeliling menyyapa lembut, tangan yang ringan terulur menolong dan
menjamah halus, ketika kita merasa ketiadaan hati, asal dan muara segala
cinta???
Sungguh... tragedi salib menuju puncak Kalvari telah mengisahkan kasut tragedi
nan kelam di hati Bunda dan orang-orang kecintaan Tuhan... entahkah segalanya
akan berakhir konyol???
P Tidak, saudaraku... Korban salib telah selesai. Kini derita telah berubah jadi
kedamaian agung yang memendam keceriaan, sebab kasut derita di hati akan
segera tersibak, palang penghinaan jadi tanda kemenangan, sehingga maut
dipatahkan, pun kuasa dosa dihancurkan. Dan segera tiba fajar Paskah
cemerlang yang akan memancar dari kekelaman makam, sebagai tanda kuasa
dosa dan maut telah takluk ditangan Juru Selamat.
............................................................................... Hening Sejenak
P Marilah kita berdoa, (hening sejenak...)
Ya Tuhan, sengsara~Mu yang begitu hebat kini telah berakhir. Engkau kini
terbaring dengan tentram dalam makam, tetapi kami yakin, semarak kemuliaan
akan segera tiba, maka nyatakanlah kemenangan~Mu atas dosa dan maut.
Kami pun ingin belajar jadi orang yang setia melewati jalan salib hidup ini, agar
layak menerima anugerah hidup kekal. Semog kami tetap memandang panji
salib~Mu, tanda yang menuntun kami masuk ke dalam kemuliaan abadi.
Engkaulah Tuhan dan penyelamat kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

P Karena salib dan sengsara~Mu


U Selamatkanlah kami, ya Tuhan!
P Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami
U Allah, ampunilah kami orang berdosa.
P Mogo-moga semua orang beriman yang telah meninggal beristirahat dalam
ketentraman karena kerahiman Tuhan.
U Amin.
...................... Hening Sejenak

26. LAGU SELINGAN

27. PENUTUP

P Marilah kita berdoa, (hening sejenak...)


Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur kepada~Mu karena terang iman yang
meneguhkan kami dalam merenungkan rahasia jalan salib~Mu ini. Olehnya
kami semakin dekat pada~Mu. Dalam Dikau, kami telah mati untuk dosa tapi
hidup bagi Allah. Sudilah memberi agar sekalian orang yang memuji dan
meluhurkan salib itu, boleh menikmati rahmat penebusan dan perlindungan di
mana saja mereka berada dan pada saat apa saja. Sebab Engkaulah Tuhan dan
pengantara kami, yang hidup kini dan sepanjang segala masa.
U Amin.
P Tuhan bersamamu
U Dan bersama rohmu.
P Semoga kita sekalian dilindungi dan dibimbing oleh berkat Allah yang
Mahakuasa: Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U Amin.
P Saudara sekalian, dengan ini ziarah salib mengenang penderitaan Tuhan sudah
selesai.
U Syukur kepada Allah.
P Mari pergi, kita diutus !
U Amin.

05. LAGU PENUTUP : “Berdukacitalah Surga dan Bumi”


…..Puisi….
Puteraku….
Mengapa terjadi demikian keji ?
Puteraku, buah hatiku….apa salah bundaMu ?
Apa salahku, sehingga Kau harus tergantung ngeri
Di palang yang kian getir ?
Apa salahku, sehingga Kau harus tergantung
Tanpa sehelai kain ?
Puteraku….oh…Puteraku….
Mengapa begitu pahitnya nasibMu ?
Jawablah….jawablah aku…..

Oh…..dunia
Kau sungguh kejam
Kau bengis
Kau jahanam
Kau renggut putra aku
Kau renggut buah hatiku
Yang cuma satu….
Cuma satu.
… --)**hszt**(--

Anda mungkin juga menyukai