Anda di halaman 1dari 2

Keberkahan Ramadan

Ceramah Ba’da Tarawih di Masjid Baiturrahman, Bumi Harapan Permai,


Jatinegara, Jakarta Timur, Sabtu, 15 April 2023/25 Ramadan 1444 H

1. Ramadan disebut sebagai syahrun Mubarak (bulan penuh keberkahan)


2. Keberkahan salah satu maknanya adalah ziyadatul khair (bertambahnya
kebaikan)
3. Hal yang paling dirasakan saat puasa adalah lapar
4. Secara manusiawi, semua orang akan merasakan lapar. Lapar adalah sisi
kemanusiaan universal.
5. Presiden, rakyat biasa, orang kaya, orang miskin, professor, tidak sekolah,
para alim, para pendosa, semua pasti akan merasakan lapar saat belum
makan atau saat asupan makanannya sudah berkurang atau habis .
6. Lapar bisa memicu orang menjadi rakus, tamak, dan melampaui batas
7. Itulah sebabnya dalam Alquran lapar itu merupakan salah satu bentuk
ujian.

‫َّٰص ِب‬ ‫ِت‬ ‫ِل‬ ‫ِف‬ ‫ِب ٍء‬


‫َو َلَن ْبُلَو َّنُك م َش ْى ِّم َن ٱ ْل َخ ْو َو ٱ ْل ُج و ِع َو َنْق ٍص ِّم َن ٱَأْلْم َٰو َو ٱَأْلن ُف ِس َو ٱلَّثَم َٰر ۗ َو َبِّش ِر ٱل ِر ي َن‬
Artinya: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-
buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
sabar. (QS Al-Baqarah:155)

8. Ujian adalah jalan untuk lebih baik


9. Tidak ada orang ikut ujian agar turun pangkat atau agar menjadi lebih
buruk
10. Ujian adalah tangga menuju yang lebih baik
11. Ketika lapar tidak mengantarkan kita lebih baik, maka sejatinya kita gagal
dalam ujian
12. Rasa lapar mengajarkan kita 2 hal;
1. Secara fitrah manusia adalah sama. Perbedaan identitas; jenderal,
kopral, the have, the have not, alim, salih, thalih ketika ditimpa lapar
makan akan merasakan hal yang sama.
2. Lapar menentukan sikap orang. Ada yang menjadi rakus, tamak, untuk
menutup rasa laparnya, ada yang tetap tenang untuk sekadar memenuhi
kebutuhan laparnya.
13. Orang yang sahur dengan menu termahal pun akan merasakan lapar saat
waktunya tiba.
14. Puasa mengajarkan bahwa kita semua adalah sama. Secara waktu baik
sahur maupun berbuka adalah sama, minimal dalam batasan negara yang
sama. Karena itu, penting untuk memperhatian dan merenungkan tentang
waktu dalam Ramadan.
1. Ada waktu sahur untuk bekal perjalanan puasa. Sebagian berusaha
maksimal saat sahur agar tidak kelaparan, bahkan memakan asupan yang
bikin tidak lapar, sehingga puasa tak terasa.
2. Ada waktu siang yang membuat kita semua lapar sebagai sunnatullah.
Saat lapar ini ada orang yang tahan dengan bersyukur dan tidak
terganggu segala aktivitasnya sebagai bagian dari beribadah,
3. Ada yang tahan dengan mengeluh, ada yang tak tahan lalu makan. Kita
menyaksikan sebagai saudara kita yang puasa hanya di awal Ramadan.
Ada waktu sore untuk berbuka. Saat berbuka ini ada 3 model manusia;
1. Memakan apa saja sepuasnya, melampaui kebutuhan; 2. Menikmati
hidangan untuk menutupi rasa lapar seharian (aji mumpung); 3.
Menikmati hidangan secukupnya sesuai kebutuhan dengan rasa syukur
atas segala nikmatnya.
4. Tiga model manusia dalam menghadapi Ada waktu berSaat berbuka
walaupun menunya berbeda dengan menus termewah sekalipun pada
akhirnya terbentuk dengan takarang perut.
5. Lapar menjadi penanda berhasil tidaknya puasa seseorang. Itulah sebabnya
sabda Rasulullah;
‫ُرَّب صائٍم َح ُّظ ُه من ِص ياِم ه الجوُع والعطُش‬
Artinya, "Betapa kerap orang berpuasa: yang dia dapat dari puasanya hanyalah lapar dan
haus," (HR Thabrani dari Ibnu Umar).

6. Karena itu, kita harus bisa memaknai lapar dan dahaga dari puasa agar
tidak sekadar menggugurkan kewajiban.
7. Puasa melatih rasa sabra; saat lapar maupun saat berbuka. Sabar agar tidak
menjadi rakus, kemaruk, tamak untuk melahap semua yang diinginkan.
8. Puasa, dengan lapar mengajarkan kita untuk memenuhi kebutuhan, bukan
keinginan.
9. Lapar dan kenyang ada batasnya. Sekaya apa pun, sepandai apapun, sekuat
apapun, takaran makannya tidak jauh berbeda. Kelebihannya adalah untuk
dibagi, bukan disimpan untuk dilahap kembali.
10.

‫َض ال َّل َثاًل ًة َك ا َن آ ِم َنًة ْط ِئَّنًة ْأِتي ا ِر ْز ا َغ ًد ا ِم ُك ِّل َك ا ٍن‬


‫َم‬ ‫ْن‬ ‫ُم َم َي َه ُقَه َر‬ ‫ْت‬ ‫َو َر َب ُه َم َقْر َي‬
‫َفَك َف َر ْت ِبَأْنُعِم ال َّلِه َفَأَذ ا َقَه ا ال َّلُه ِلَبا َس ا ْلُج و ِع َو ا ْلَخ ْو ِف ِبَم ا َك ا ُنوا َيْص َنُعو َن‬
Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram,
rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari
nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan,
disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. (QS An-Nahl: 112)

Anda mungkin juga menyukai