Anda di halaman 1dari 27

1.

JUDUL CERAMAH : Keutamaan Buka Puasa dengan


Kurma
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil 'alamin, was sholatu wassalamu 'ala,
asyrofil ambiyaa iwal mursalin, wa a'laa alihi wa sahbihi ajmain
amma ba'du.
"Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Rahmat dan
keselamatan semoga terlimpah atas paling mulianya nabi dan
rasul, juga atas keluarga dan para sahabat, serta kepada yang
mengikuti mereka dalam kebenaran sampai hari kiamat. Adapun
setelahnya."
Pertama-tama, marilah kita semua panjatkan puji syukur kehadirat
Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita
semua. Kita bersyukur dapat berkumpul di pagi yang cerah ini,
dengan nikmat kesehatan yang masih diberikan-Nya.
Tak lupa pula salawat dan salam semoga tercurah kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, serta kepada keluarga
dan sahabat-sahabatnya yang mulia.
Jamaah yang berbahagia dan dirahmati oleh Allah SWT
Memasuki bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, pastinya
tak luput dari kegiatan berbuka puasa. Pertama-tama, marilah kita
bersama-sama mengingatkan diri kita tentang keutamaan berbuka
puasa dengan kurma berdasarkan ajaran agama Islam. Allah SWT
telah memberikan petunjuk dan tuntunan yang indah dalam Al-
Quran dan hadits-hadits Nabi Muhammad SAW tentang
pentingnya berbuka puasa dengan makanan yang baik, seperti
kurma.
Rasulullah SAW memberikan contoh kepada umatnya tentang
keutamaan berbuka puasa dengan kurma. Dalam hadits riwayat
Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda, "Apabila salah seorang
di antara kalian berbuka, maka berbukalah dengan kurma, sebab
kurma itu mendatangkan berkah. Namun apabila tidak ada,
berbukalah dengan air karena air itu bersih."
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah
Dari ayat dan hadits diatas, kita bisa memahami bahwa Rasulullah
SAW menyarankan umat Islam untuk memulai berbuka puasa
dengan kurma karena kurma memiliki banyak manfaat bagi tubuh
dan merupakan makanan yang baik untuk mengisi kembali energi
setelah berpuasa.
Kurma adalah makanan yang memiliki keberkahan. Keutamaan
buah kurma tersebut tertuang dalam beberapa ayat Al-Qur'an
Dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Maryam ayat 25:

‫َو ُهِّز ٓى ِإَلْيِك ِبِج ْذ ِع ٱلَّنْخ َلِة ُتَٰس ِقْط َع َلْيِك ُر َطًبا َج ِنًّيا‬

Yang memiliki arti "Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu


ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma
yang masak kepadamu."

Buah kurma juga turut disebutkan dalam Al-Qur'an surah An


Nahl ayat 67

‫َو ِم ْن َثَم َر اِت الَّنِخ يِل َو اَأْلْعَناِب َتَّتِخ ُذ وَن ِم ْنُه َس َك ًرا َو ِرْز ًقا َحَس ًناۗ ِإَّن ِفي َٰذ ِلَك آَل َيًة ِلَقْو ٍم‬
‫َيْع ِقُلوَن‬

Artinya yaitu "Dan dari buah kurma dan anggur, kamu buat
minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran
Allah) bagi orang yang memiliki."

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah


Dalam rangka mengikuti sunnah Rasulullah SAW, marilah kita
semua menjadikan berbuka puasa dengan kurma sebagai
kebiasaan yang baik dalam ibadah puasa kita. Semoga Allah SWT
senantiasa memberikan kemudahan dan keberkahan dalam
menjalankan ibadah puasa kita. Amin.
Sekian ceramah pada kali ini, semoga kita senantiasa bisa
menerapkan sunah-sunah Rasulullah dalam kehidupan kita.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
2Judul Ceramah : Puasa sebagai Momen Mengendalikan
Hawa Nafsu
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil 'alamin, was sholatu wassalamu 'ala,
asyrofil ambiyaa iwal mursalin, wa a'laa alihi wa sahbihi ajmain
amma ba'du.
"Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Rahmat dan
keselamatan semoga terlimpah atas paling mulianya nabi dan
rasul, juga atas keluarga dan para sahabat, serta kepada yang
mengikuti mereka dalam kebenaran sampai hari kiamat. Adapun
setelahnya."
Pertama-tama, marilah kita semua panjatkan puji syukur kehadirat
Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita
semua. Kita bersyukur dapat berkumpul di pagi yang cerah ini,
dengan nikmat kesehatan yang masih diberikan-Nya.
Tak lupa pula salawat dan salam semoga tercurah kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, serta kepada keluarga
dan sahabat-sahabatnya yang mulia.
Jamaah yang berbahagia dan dirahmati oleh Allah SWT
Bulan Ramadhan menjadi momen untuk mengendalikan hawa
nafsu. Dimulai dari menahan nafsu makan, nafsu emosi, seksual,
dan nafsu-nafsu lainnya.
Mengendalikan nafsu penting agar umat muslim lebih bijak dan
tidak serakah. Nafsu merupakan keinginan atau dorongan hati
yang kuat untuk melakukan perkara yang tidak baik. Dalam
terminologi bahasa Arab, hawa adalah keinginan dan nafs adalah
jiwa.
Manusia sesungguhnya diciptakan dengan potensi keinginan yang
baik (takwa) dan keinginan buruk (nafsu atau fujur). Kedua
keinginan tersebut menunjukkan sifat keseimbangan (at tawazun)
dan kemanusiaan (Al Basyariah) dalam diri manusia.
Tak bisa dipungkiri, nafsu adalah fitrah manusia, sebagaimana
takwa juga adalah fitrah. Sebagaimana ditegaskan dalam Al-
Qur'an QS Asy Syams: 7-8, yang berbunyi:
"Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaannya.
Setiap manusia selalu diuji dengan kecenderungan berbuat dosa
dan maksiat. Manusia lebih banyak yang tergiur dengan pilihan
buruk, jika dihadapkan dengan pilihan-pilihan baik dan buruk.
Contohnya, jika ada pilihan, bekerja keras ataupun istirahat, maka
pilihan istirahat lebih menarik. Jika ada pilihan, sholat tahajud
atau istirahat, jiwa manusia cenderung memilih istirahat.

5‫َو َم ٓا ُاَب ِّر ُئ َن ْف ِس ْۚي ِاَّن الَّنْف َس َاَلَّماَر ٌةۢ ِبالُّس ْۤو ِء ِااَّل َم ا َر ِح َم َر ِّب ْۗي ِاَّن َر ِّبْي َغ ُفْو ٌر َّر ِحي‬
"Karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh pada kejahatan,
kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya
Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Yusuf:
53).
Nafsu jika dibiarkan atau tidak dikendalikan, setiap perilaku
manusia akan tidak baik, berkata tidak jujur, berbuat fitnah,
mengadu domba dan lain sebagainya.
Itu adalah sebagian kecil dari praktik memperturutkan nafsu. Bisa
dibayangkan, jika nafsu tersebut dibiarkan tanpa kendali, sosok
manusia yang diciptakan dengan sempurna itu-akan menjadi
beringas.
Dalam Al-Qur'an manusia digambarkan bisa menjadi buas seperti
hewan. "Mereka mempunyai hati, tetapi tidak digunakannya
untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata
(tetapi) tidak digunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan
Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
digunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu
sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka
itulah orang-orang yang lalai." (QS Al-A'raf: 79).
Sebaliknya, jika nafsu itu dikendalikan dan dikelola, maka akan
membentuk manusia yang berakhlak mulia.
Dengan berpuasa, diharapkan lahir kemampuan menahan diri,
mengelola nafsu sehingga dengan puasa lahirlah sosok-sosok
yang penuh kebaikan dan berakhlak mulia.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
3. JUDUL CERAMAH Ramadhan Singkat tentang Sabar
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil 'alamin, was sholatu wassalamu 'ala,
asyrofil ambiyaa iwal mursalin, wa a'laa alihi wa sahbihi ajmain
amma ba'du.
"Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Rahmat dan
keselamatan semoga terlimpah atas paling mulianya nabi dan
rasul, juga atas keluarga dan para sahabat, serta kepada yang
mengikuti mereka dalam kebenaran sampai hari kiamat. Adapun
setelahnya."
Pertama-tama, marilah kita semua panjatkan puji syukur kehadirat
Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita
semua. Kita bersyukur dapat berkumpul di pagi yang cerah ini,
dengan nikmat kesehatan yang masih diberikan-Nya.
Tak lupa pula salawat dan salam semoga tercurah kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, serta kepada keluarga
dan sahabat-sahabatnya yang mulia.
Adalah sebuah kebahagiaan yang teramat besar bagi kita bahwa
tahun ini kita dapat bertemu kembali dengan bulan Ramadhan.
Dengan berpuasa pada bulan ini, kita memiliki kesempatan untuk
mengasah kesabaran kita.
Melatih kesabaran memang berat dan terkadang pahit, namun
buahnya sangat manis.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 153:
‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اْسَتِع ْيُنْو ا ِبالَّصْبِر َو الَّص ٰل وِةۗ ِاَّن َهّٰللا َم َع الّٰص ِبِر ْيَن‬
yā ayyuhallażīna āmanusta’īnụ biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh, innallāha
ma’aṣ-ṣābirīn
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah
pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh,
Allah beserta orang-orang yang sabar.
Dalam ayat tersebut, disebutkan bahwa Allah bersama orang-
orang yang sabar. Apa yang lebih indah… apa yang lebih manis
dari kebersamaan dengan Allah.
Bahkan dalam surat Ali Imran ayat 146, Allah berfirman:
‫َو ُهّٰللا ُيِح ُّب الّٰص ِبِر ْيَن‬
Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.
Bukankah sungguh manis jika kita dicintai oleh Allah.

Arti sabar
Apa sebenarnya sabar itu: dalam bahasa Arab, secara bahasa
sabar berarti radhiya (ridha), tajallada (mengikat) tahammala
(beratahan), ihtamala (menahan), dan dalam menghadapi sesuatu
fi huduu’ wa ithmi’naan (dalam ketenangan) dan duuna syakwaa
(tanpa mengeluh).

Tidak mudah untuk sabar


Namun tentunya untuk mencapai tingkatan itu tidaklah mudah.
Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 45
‫َو اْسَتِع ْيُنْو ا ِبالَّصْبِر َو الَّص ٰل وِةۗ َو ِاَّنَها َلَك ِبْيَر ٌة ِااَّل َع َلى اْلٰخ ِش ِع ْيَۙن‬

wasta’īnụ biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh, wa innahā lakabīratun illā ‘alal-


khāsyi’īn
Artinya: Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar
dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang
yang khusyuk.
Mengapa berat? Karena sebagaimana arti bahasanya sendiri,
dalam bersabar kita harus mampu menahan diri dan bertahan dari
hal-hal yang menggoda kita, dari hal-hal yang tampaknya
menyenangkan dan memberikan kenikmatan.

Jenis kesabaran
Jika kita berkaca dari kisah Nabi Yusuf dalam Al-Quran.
Setidaknya ada 3 jenis kesabaran yang harus kita asah. Yaitu
sabar menahan amarah, melawan godaan nafsu, dan menghadapi
cobaan:
Sabar menahan amarah
Bentuk kesabaran yang pertama adalah sabar dalam menahan
amarah. Saat Nabi Ya’qub (Ayah Nabi Yusuf) menerima kabar
bahwa Nabi Yusuf dimakan oleh serigala, yang ia katakan adalah
“fashabrun jamiil”. Hal ini terekam dalam Surat Yusuf ayat 189:
wa jā`ụ ‘alā qamīṣihī bidaming każib, qāla bal sawwalat lakum
anfusukum amrā, fa ṣabrun jamīl, wallāhul-musta’ānu ‘alā mā
taṣifụn
Artinya: Dan mereka datang membawa baju gamisnya (yang
berlumuran) darah palsu. Dia (Yakub) berkata, “Sebenarnya
hanya dirimu sendirilah yang memandang baik urusan yang buruk
itu; maka hanya bersabar itulah yang terbaik (bagiku). Dan
kepada Allah saja memohon pertolongan-Nya terhadap apa yang
kamu ceritakan.”
Kesabaran menahan amarah juga ditunjukkan oleh Nabi Yusuf.
Di penghujung kisah Nabi Yusuf, saat Nabi Yusuf telah menjadi
orang besar dan para saudaranya yang dahulu kini meminta maaf
padanya, beliau tidak memarahi ataupun mencaci maki. Justru
beliau berkata, sebagaimana terekam di dalam al-Quran:
‫َقاَل اَل َتْثِر ْيَب َع َلْيُك ُم اْلَيْو َۗم َيْغ ِفُر ُهّٰللا َلُك ْم ۖ َو ُهَو َاْر َحُم الّٰر ِح ِم ْيَن‬
qāla lā taṡrība ‘alaikumul-yaụm, yagfirullāhu lakum wa huwa ar-
ḥamur-rāḥimīn
Dia (Yusuf) berkata, “Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap
kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni kamu. Dan Dia Maha
Penyayang di antara para penyayang. (Yusuf: 92)
Bayangkan, bukan hanya tidak mencela, beliau bahkan
mendoakan dan menghibur saudara-saudaranya tersebut. Luar
biasa tingkat kesabaran yang beliau tunjukkan.
Dan sungguh tepat momentum Ramadhan ini kita gunakan untuk
lebih bersabar dalam menahan amarah. Dalam kitab shahih
Muslim kita menemukan Hadith Rasulullah SAW yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
“‫ِإَذ ا َأْص َبَح َأَح ُد ُك ْم َيْو ًم ا َص اِئًم ا َفَال َيْر ُفْث َو َال َيْج َهْل َفِإِن اْم ُر ٌؤ َش اَتَم ُه َأْو َقاَتَلُه َفْلَيُقْل ِإِّني‬
‫”َص اِئٌم ِإِّني َص اِئٌم‬
Artinya: Jika salah seorang diantara kamu berpuasa, hendaklah
dia tidak berkata-kata yang kotor ataupun melakukan perbuatan
yang bodoh. Dan jika ada seseorang yang mencelanya atau
mengajaknya bertengkar maka hendaklah ia berkata,
“Sesungguhnya aku seorang yang berpuasa, sesungguhnya aku
seorang yang berpuasa.” (HR. Muslim)
Tentu tidak mudah, dan tidak ringan menahan amarah.
Sabar melawan godaan nafsu
Yang kedua, kita harus sabar melawan godaan hawa nafsu. Ketika
Nabi Yusuf beranjak dewasa, ia sempat digoda oleh seorang
wanita untuk melakukan sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT.
Bagaimana sikap beliau? Beliau berlindung kepada Allah dan
berlari menjauhi godaan itu. Dalam Surat Yusuf ayat 23, Allah
menceritakan kisah ini:
‫َو َر اَو َد ْتُه اَّلِتْي ُهَو ِفْي َبْيِتَها َع ْن َّنْفِس ٖه َو َغ َّلَقِت اَاْلْبَو اَب َو َقاَلْت َهْيَت َلَك ۗ َقاَل َم َع اَذ ِهّٰللا ِاَّنٗه‬
‫َر ِّبْٓي َاْح َس َن َم ْثَو اَۗي ِاَّنٗه اَل ُيْفِلُح الّٰظ ِلُم ْو َن‬
wa rāwadat-hullatī huwa fī baitihā ‘an nafsihī wa gallaqatil-
abwāba wa qālat haita lak, qāla ma’āżallāhi innahụ rabbī
aḥsana maṡwāy, innahụ lā yufliḥuẓ-ẓālimụn
Artinya: Dan perempuan yang dia (Yusuf) tinggal di rumahnya
menggoda dirinya. Dan dia menutup pintu-pintu, lalu berkata,
“Marilah mendekat kepadaku.” Yusuf berkata, “Aku berlindung
kepada Allah, sungguh, tuanku telah memperlakukan aku dengan
baik.” Sesungguhnya orang yang zalim itu tidak akan beruntung.
Sabar menghadapi cobaan
Yang ketiga, kita juga harus sabar dalam menghadapi musibah.
Dalam Surat Yusuf Allah mengisahkan bagaimana sang Raja
bermimpi melihat melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk
dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus; tujuh tangkai
gandum yang hijau dan tujuh tangkai lainnya yang kering.
Nabi Yusuf menta’wilkan mimpi itu sebagaimana berikut:
“Dia (Yusuf) berkata, “Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun
(berturut-turut) sebagaimana biasa; kemudian apa yang kamu
tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit untuk
kamu makan.
Kemudian setelah itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat
sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk
menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari apa (bibit
gandum) yang kamu simpan.
Setelah itu akan datang tahun, di mana manusia diberi hujan
(dengan cukup) dan pada masa itu mereka memeras (anggur).”
(QS Yusuf 47-49)
Dapat kita lihat, bahwa dengan kesabaran, mereka akhirnya bisa
melewati cobaan berupa masa-masa yang sulit. Dan tujuh tahun
yang sulit itu, saat dilewati dengan penuh kesabaran, akhirnya
membuahkan tahun yang manis.
4. Ceramah Singkat: Puasa dan Sabar
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil 'alamin, was sholatu wassalamu 'ala,
asyrofil ambiyaa iwal mursalin, wa a'laa alihi wa sahbihi ajmain
amma ba'du.
"Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Rahmat dan
keselamatan semoga terlimpah atas paling mulianya nabi dan
rasul, juga atas keluarga dan para sahabat, serta kepada yang
mengikuti mereka dalam kebenaran sampai hari kiamat. Adapun
setelahnya."
Pertama-tama, marilah kita semua panjatkan puji syukur kehadirat
Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita
semua. Kita bersyukur dapat berkumpul di pagi yang cerah ini,
dengan nikmat kesehatan yang masih diberikan-Nya.
Tak lupa pula salawat dan salam semoga tercurah kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, serta kepada keluarga
dan sahabat-sahabatnya yang mulia.

Saudaraku Seiman.dan seakidah yang di rahmati oleh Allah


swt
Alhamdulillāh dihadapan kita ada sebuah bulan yang mulia
bulan Ramadhān, bulan Ramadhān merupakan bulan kita
bershaum yaitu berpuasa. Bulan Ramadhān adalah bulan
untuk menempa kesabaran kita.
Pada saat kita berpuasa ditempa kesabaran kita di mana
kesabaran yang ditempa di bulan Ramadhān ada 3 macam:
⑴ Sabar untuk Mentaati Allāh
Karena kita berpuasa untuk mentaati perintah Allāh
Subhānahu wa Ta’āla.
⑵ Sabar untuk Meninggalkan Maksiat
Karena saat kita berpuasa kita dianjurkan untuk meninggalkan
perbuatan maksiat.
⑶ Sabar Menghadapi Musibah
Karena dahaga, lapar dan haus kita adalah musibah yang
menimpa kita.
Maka di bulan Ramadhān ini kesabaran kita betul-betul
ditempa, makanya bulan Ramadhān disebutkan juga dengan
‫ َش ْهُر الصبر‬yaitu bulan kesabaran.
Karena kesabaran itu saudaraku sekalian, merupakan pokok
keimanan artinya modal keimanan.
Ali bin Abi Thālib berkata:

‫ ِبَم ْنِزَلِة الَّر ْأِس ِم َن اْلَجَسِد‬، ‫الَّصْبُر ِم َن اِإْل يَم اِن‬

“Sabar di dalam keimanan bagaikan kepala untuk badan kita.”


Sebagaimana badan kita tidak akan hidup tanpa kesabaran
artinya badan kita tidak akan hidup tanpa kepala, demikian
pula iman kita tidak akan hidup tanpa kesabaran.
Karena untuk masuk Surga itu berat, perintah-perintah Allāh
tidak sesuai dengan hawa nafsu kita, sementara larangan-
larangan Allāh sering kali sesuai dengan syahwat kita.
Di situlah kesabaran sangat kita butuhkan.
Maka saudaraku sekalian, terlebih betapa agungnya pahala
kesabaran.
Allāh Ta’āla berfirman dalam Al-Qur’ān:

‫ِإَّنَم ا ُيَو َّفى ٱلَّص ٰـ ِبُروَن َأْج َر ُهم ِبَغْيِر ِح َس اٍۢب‬

“Sesungguhnya orang-orang yang sabar itu diberikan pahala


tanpa batas.” (QS. Az-Zumar [39]: 10)
Bayangkan!
Oleh karena itu pahala shaum (puasa) itu tanpa batas. Kalau
amalan-amalan lain ditulis oleh Allāh 10 sampai 700 kali
lipat. Tapi untuk shaum karena ia berhubungan dengan
kesabaran maka pahalanya hanya Allāh yang Maha Tahu.
Betapa agungnya saudaraku sekalian shaum dan betapa kita
sangat membutuhkan shaum, karena di situlah kesabaran kita
sangat ditempa.
Di bulan Ramadhān ini kita akan ditempa kesabaran kita,
sabar untuk berpuasa, sabar untuk shalat tarawih, sabar untuk
membaca Al-Qur’ān, sabar untuk selalu di atas kebaikan,
sabar untuk meninggalkan kemaksiatan yang bisa merusak
shaum kita.
Saudaraku Seiman A’ādzaniyallāh wa Iyyakum.
Maka kita berharap, mudah-mudahan di bulan Ramadhān ini
kesabaran kita semakin meningkat, kita tidak lagi berkata
bahwa kesabaran saya ada batasnya, tapi dengan adanya bulan
Ramadhān kesabaran kita menjadi tidak terbatas. Kita terus
bersabar di atas keimanan kita dan ketakwaan sampai kita
meninggal dunia.
Semoga Allāh memberikan kepada kita kekuatan dengan
datangnya bulan Ramadhān ini, dan dijadikan kita sebagai
hamba Allāh yang sabar menghadapi berbagai macam ujian
dan cobaan yang menerpa. Sabar untuk mentaati Allāh
Subhānahu wa Ta’āla dan sabar untuk meninggalkan
kemaksiatan kepada Allāh Azza wa Jalla.
‫وباهلل التوفيق و الهداية‬
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
5. Judul ceramah: TETAP PRODUKTIF BEKERJA SAAT
BERPUASA
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil 'alamin, was sholatu wassalamu 'ala,
asyrofil ambiyaa iwal mursalin, wa a'laa alihi wa sahbihi ajmain
amma ba'du.
"Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Rahmat dan
keselamatan semoga terlimpah atas paling mulianya nabi dan
rasul, juga atas keluarga dan para sahabat, serta kepada yang
mengikuti mereka dalam kebenaran sampai hari kiamat. Adapun
setelahnya."
Pertama-tama, marilah kita semua panjatkan puji syukur kehadirat
Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita
semua. Kita bersyukur dapat berkumpul di pagi yang cerah ini,
dengan nikmat kesehatan yang masih diberikan-Nya.
Tak lupa pula salawat dan salam semoga tercurah kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, serta kepada keluarga
dan sahabat-sahabatnya yang mulia.
Jamaah yang Dirahmati Allah
Puasa Ramadhan bukan penghalang untuk bekerja produktif.
Justru, dengan niat yang tulus dan perencanaan yang baik, ibadah
puasa bisa menjadi pendorong semangat kerja. Disiplin dan
pengendalian diri yang diperoleh saat berpuasa dapat diterapkan
dalam mengatur waktu dan menyelesaikan tugas secara efisien.
Lantas mengapa puasa tidak menghambat produktivitas? Pertama,
puasa melatih disiplin dan kontrol diri. Selama berpuasa, kita
dituntut untuk menahan lapar dan haus. Disiplin ini terbawa ke
dalam dunia kerja. Kita jadi lebih bisa mengatur waktu, fokus
pada pekerjaan, dan menghindari hal-hal yang bisa mengganggu
konsentrasi.
Ma'asyiral Muslimin wal Muslimat rahimakumullah
Kedua, puasa menyehatkan tubuh dan pikiran. Dengan pola
makan teratur saat sahur dan berbuka, asupan nutrisi menjadi
lebih terjaga. Hal ini berdampak positif pada kesehatan secara
keseluruhan, sehingga kita tetap berenergi dan bisa bekerja secara
optimal. Selain itu, puasa juga diyakini dapat meningkatkan
kejernihan pikiran dan ketenangan batin, yang tentunya akan
mendukung produktivitas.
Ketiga, puasa menumbuhkan semangat berbagi dan kepedulian.
Suasana Ramadhan yang penuh kebersamaan dan kedermawanan
bisa memotivasi kita untuk bekerja lebih giat. Dengan niat
beribadah, kita akan merasa bahwa pekerjaan yang kita lakukan
tidak hanya mendatangkan keuntungan finansial, tetapi juga
pahala
Jamaah yang Berbahagia
Dalam Al-Quran, Allah mengingatkan manusia bahwa bekerja
untuk memenuhi nafkah keluarga termasuk kewajiban. Pada surah
at-Taubah ayat 105 Allah mengingatkan pentingnya bekerja serta
larangan untuk bermalas-malasan.

‫َو ُقِل اْع َم ُلوا َفَسَيَر ى ُهللا َع َم َلُك ْم َو َر ُسوُلُه َو اْلُم ْؤ ِم ُنوَن َو َس ُتَر ُّد وَن ِإَلى َع ِلٍم اْلَغْيِب َو الَّش ْهَد ِة‬
‫َفُيَنِّبُئُك م ِبَم ا ُك نُتْم َتْع َم ُلوَن‬

"Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya


serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan
kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan
yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu
apa yang telah kamu kerjakan.
Jamaah yang Berbahagia
Pada sisi lain, dijelaskan oleh Nabi Muhammad dalam hadits
riwayat Imam Bukhari dan Muslim bahwa bekerja keras untuk
memenuhi kebutuhan hidup, meskipun dengan pekerjaan yang
kasar, lebih mulia daripada meminta-minta kepada orang lain. Hal
ini berlaku meskipun orang yang dimintai memberi atau menolak
permintaan tersebut.

‫َأَلْن َيْح َتِطَب َأَح ُد ُك ْم ُح ْز َم ًة َع َلى َظْهِرِه َخ ْيٌر َلُه ِم ْن َأْن َيْس َأَل َأَح ًدا َفُيْع ِط َيُه َأْو َيْم َنَع ُه‬

"Sungguh seorang dari kalian yang memanggul kayu bakar


dengan punggungnya lebih baik baginya daripada dia meminta-
minta kepada seseorang, baik orang itu memberinya atau
menolaknya." [HR. Bukhari dan Muslim].
Mengomentari hadits tersebut Imam Nawawi mengatakan bahwa
hadits ini juga menganjurkan umat Islam untuk memakan hasil
kerja sendiri, bukan hasil mencuri atau menipu. Islam mendorong
umatnya untuk bekerja keras dengan sungguh-sungguh dalam
mencari nafkah, karena hal ini dianggap sebagai bentuk ibadah.
Rasulullah Muhammad SAW sendiri memberikan contoh dengan
berusaha dan bekerja keras untuk menyediakan kebutuhan dirinya
serta keluarganya.
Jamaah yang Berbahagia
Pun dalam Al-Quran, Allah SWT juga mengingatkan umatnya
agar tidak hanya berdoa, namun juga melakukan usaha nyata
dalam mencari rezeki. Hal ini menunjukkan bahwa Islam
memandang kerja keras sebagai salah satu cara untuk mencapai
keberkahan dan mendapatkan ridha Allah SWT.
Selain menekankan pentingnya usaha dan kerja keras, Islam juga
menganjurkan agar setiap orang bekerja dengan cara yang halal.
Konsep ini mengacu pada prinsip bahwa segala sesuatu yang
diperoleh haruslah melalui cara yang sah dan tidak melanggar
aturan agama.
Dalam Islam, kehalalan dalam mencari nafkah dianggap sebagai
bagian penting dari ibadah dan ketaatan kepada Allah. Oleh
karena itu, umat Islam diajarkan untuk menghindari segala bentuk
pekerjaan atau praktik yang melibatkan penipuan, korupsi, atau
eksploitasi terhadap orang lain.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Imam Nawawi berkata dalam kitab Shahih Muslim;

‫ِإَّن ِفي اْلَحِد يِث َح ًّقا َع َلى الَّص َد َقِة َو اَألْك ِل ِم ْن َع َم ِل َيِدِه َو االْك ِتَس اِبِباْلَم َباَح اِت‬.

"Sesungguhnya dalam hadits tersebut terdapat anjuran untuk


bersedekah, makan dari hasil kerja tangan sendiri, dan mencari
penghasilan dengan cara yang halal."
Dengan demikian, puasa bukan alasan untuk menjadi tidak
produktif dalam bekerja. Justru sebaliknya, puasa melatih setiap
orang untuk bisa lebih disiplin dan mandiri dalam kehidupannya.
6. JUDUL CERAMAH : MEMAKSIMALKAN
KEDERMAWANAN DI BULAN RAMADHAN
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil 'alamin, was sholatu wassalamu 'ala,
asyrofil ambiyaa iwal mursalin, wa a'laa alihi wa sahbihi ajmain
amma ba'du.
"Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Rahmat dan
keselamatan semoga terlimpah atas paling mulianya nabi dan
rasul, juga atas keluarga dan para sahabat, serta kepada yang
mengikuti mereka dalam kebenaran sampai hari kiamat. Adapun
setelahnya."
Pertama-tama, marilah kita semua panjatkan puji syukur kehadirat
Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita
semua. Kita bersyukur dapat berkumpul di pagi yang cerah ini,
dengan nikmat kesehatan yang masih diberikan-Nya.
Tak lupa pula salawat dan salam semoga tercurah kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, serta kepada keluarga
dan sahabat-sahabatnya yang mulia..
Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia,
Kedermawanan sudah seharusnya menjadi ciri khas orang-orang
bertakwa. Orang dermawan disukai oleh siapa saja, terutama
disukai oleh Allah. Banyak sekali perintah dalam Al-Quran atau
hadis agar kaum muslimin gemar berinfak dan bersedekah. Selain
ganjaran pahala melimpah, orang yang dermawan memperoleh
rahmat Allah dan rezeki yang tidak pernah surut.
Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan.
Kedermawanan beliau semakin meningkat di bulan Ramadhan.
Saking takjubnya para sahabat dengan kedermawanan Rasulullah,
maka kedermawanan beliau di bulan Ramadhan dikiaskan
melebihi lembutnya angin yang berhembus, masyaAllah!

Jika kita berinfak atau bersedekah setiap hari selama bulan


Ramadhan, maka kebiasaan tersebut akan membekas dan menjadi
kebiasaan permanen yang sangat positif. Jangan dilihat besar atau
kecilnya jumlah uang yang kita sedekahkan. Yang sangat mahal
adalah keberhasilan kita menjadi dermawan setiap hari.
Jamaah yang dimuliakan Allah
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran mengenai orang orang
yang dermawan:

‫اَّلِذ يَن ُينِفُقوَن َأْم َو ُهم ِباَّلْيِل َو الَّنَهاِر ِس ًّر ا َو َع اَل ِنَيًة َفَلُهْم َأْج ُر ُهْم ِع نَد َر ِّبِهْم َو اَل َخ ْو ٌف َع َلْيِهْم‬
‫َو اَل ُهْم َيْح َز ُنوَن‬

"Orang-orang yang menginfakkan hartanya malam dan siang hari


(secara) sembunyi-sembunyi maupun terang terangan, mereka
mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada
mereka dan mereka tidak bersedih hati." (Q.S. Al-Baqarah: 274).
Selain itu, dalam firman-Nya, Allah juga mengingatkan betapa
besar pahala infak dan sedekah sangat berlimpah. Allah
berfirman:
‫مَثُل اَّلِذ يَن ُينِفُقوَن َأْم َو ُهْم ِفي َس ِبيِل ِهَّللا َك َم َثِل َح َّبٍة َأْنَبَتْت َس ْبَع َس َناِبَل ِفي ُك ِّل ُس ُنُبَلٍة ِم اَئُة‬
‫َح َّبٍة َو ُهَّللا ُيْض ِع ُف ِلَم ن َيَش اُء َو ُهَّللا َو ِس ٌع عِليٌم‬
"Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah
seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap
tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang
Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui." (Q.S.
Al-Baqarah: 261).
Jamaah yang dimuliakan Allah
Oleh karena itu, anjuran meneladani kedermawanan Rasulullah,
terlebih di bulan Ramadhan, tercantum dalam hadisnya.
"Sesungguhnya Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata: "Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang paling lembut
(dermawan) dalam segala kebaikan. Dan 53 kelembutan Beliau
yang paling baik adalah saat bulan Ramadhan ketika Jibril
alaihissalam datang menemui Beliau.
Dan Jibril Alaihissalam datang menemui Beliau pada setiap
malam di bulan Ramadhan (untuk membacakan Al Qur'an)
hingga Al Qur'an selesai dibacakan untuk Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam. Apabila Jibril Alaihissalam datang menemui Beliau,
maka Beliau adalah orang yang paling lembut dalam segala
kebaikan melebihi lembutnya angin yang berhembus"." (Muttafaq
Alaih).
Maksud dari kedermawanan Rasulullah SAW melebihi lembutnya
angin yang berhembus adalah:

،‫َأَش اَر ِبِه ِإَلى َأَّنُه َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ِفي اِإْل ْس َر اِع ِباْلُجوِد َأْس َر َع ِم َن الِّر يِح اْلُم ْر َس َلِة‬
‫َو ِإَلى ُع ُم وِم الَّنْفِع ِبُجْو ِدِه َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َك َم ا َتُع ُم الِّر يُح اْلُم ْر َس َلة َج ِم يَع َتُهُب َع َلْيِه‬.

"Menunjukkan sangat cepat dalam hal kedermawanan melebihi


cepatnya angin ketika berhembus. Kedermawanan Nabi SAW
juga memberikan manfaat yang menyeluruh seperti hembusan
angin yang memberikan manfaat pada apa yang dilewatinya."
Jamaah yang dimuliakan Allah
Orang dermawan dijamin tidak akan merasa takut dan sedih,
terutama di akhirat. Al Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam
tafsirnya, Mafatih Al-Ghaib menulis sebagai berikut:

‫ِإَّنَها َتُد ُّل َع َلى َأَّن َأْهَل الَّثَو اِب اَل َخ ْو ٌف َع َلْيِهْم َيْو َم اْلِقَياَم ِة َو ُيَتَأَّك ُد ِبَذ ِلَك ِبَقْو ِلِه َتَع اَلى (اَل‬
)‫َيْح ُز ُقُهُم اْلَفَزُع اَأْلْك َبُر‬.
"Sesungguhnya (ayat 274 Al-Baqarah) menunjukkan bahwa
orang yang mendapat ganjaran sedekah tidak merasa ketakutan
pada hari kiamat, hal ini dikuatkan dengan ayat Mereka tidak
disusahkan oleh kedahsyatan yang besar pada (hari kiamat),(QS.
Al-Anbiya: 103)"
Jamaah yang dimuliakan Allah
Jangan lewatkan kesempatan di bulan Ramadhan untuk
meningkatkan kedermawanan dengan cara bersedekah atau
berinfak serajin mungkin agar kita tetap menjadi dermawan setiap
hari walaupun Ramadhan telah pergi.
7. judul ceramah : Pentingnya Ikhlas Selama Bulan Ramadhan
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil 'alamin, was sholatu wassalamu 'ala,
asyrofil ambiyaa iwal mursalin, wa a'laa alihi wa sahbihi ajmain
amma ba'du.
"Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Rahmat dan
keselamatan semoga terlimpah atas paling mulianya nabi dan
rasul, juga atas keluarga dan para sahabat, serta kepada yang
mengikuti mereka dalam kebenaran sampai hari kiamat. Adapun
setelahnya."
Pertama-tama, marilah kita semua panjatkan puji syukur kehadirat
Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita
semua. Kita bersyukur dapat berkumpul di pagi yang cerah ini,
dengan nikmat kesehatan yang masih diberikan-Nya.
Tak lupa pula salawat dan salam semoga tercurah kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, serta kepada keluarga
dan sahabat-sahabatnya yang mulia..
Yang sangat penting untuk kita lakukan adalah musabah.

‫َو ْلَتنُظْر َنْفٌس َّم ا َقَّد َم ْت ِلَغ ٍد‬

Periksa, periksa! Apa yang harus selalu diperika? Bekal taqwa anda!

Ikhwani fillah,
Maka, satu diantara yang harus kita periksa adalah Ramadhan kita,
yang Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kesempatan emas,
amal-amal yang telah diterangkan kepada kita segala macam
bentuk amal Ramadhan yang sangat luar biasa.

Lihatlah! Perhatikanlah! Apa yang telah anda lakukan!? Dan buah-


buah apa yang telah Anda dapatkan !?

Karena sesungguhnya didalam pendidikan Tarbiyah Ramadhan, ada


pendidikan-pendidikan yang sangat bermanfaat yang akan
mewujudkan kebahagiaan manusia di dunia maupun di akhirat.
Diantaranya adalah pendidikan Ikhlas, pendidikan seorang untuk
betul-betul menjadi seorang yang Mukhlis.

Sebagaimana hadits yang tadi disebutkan, bagaimana kita tiap hari,


siang-malam siang-malam, diajak untuk diingatkan Ikhlas, Ikhlas,
Ikhlas!

‫َم ْن َص اَم َر َم َض اَن ِإيَم اًنا َو اْح ِتَس اًبا ُغ ِفَر َلُه َم ا َتَقَّد َم ِم ْن َذْنِبِه‬

“barangsiapa yang melaksanakan shaum Ramadhan karena iman


kepada Allah dan mengharapkan pahala (hanya dariNya) maka
akan diampuni dosa-dosa yang telah dikerjakannya” (HR. Bukhari)

‫َم ْن َقاَم َر َم َض اَن ِإيَم اًنا َو اْح ِتَس اًبا ُغ ِفَر َلُه َم ا َتَقَّد َم ِم ْن َذْنِبِه‬

“Barang siapa melakukan shalat malam pada Bulan Ramadhan


karena keimanan dan mengharapkan pahala maka diampuni
dosanya yang telah lalu” (HR. An-Nasa’i)

Ketahuilah Ikhwati fillah, bahwa Ikhlas adalah betul-betul sumber


kebahagiaan. Bagaimana tidak bahagia, saudaraku? Yang pertama,
hanya dengan ikhlas Anda akan menjadi orang yang selamat dari
upaya penyesatan syaithon. Padahal MasyaAllah, syaithon telah
menargetkan dan memprediksi dan telah dibenarkan prediksinya
oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, akan banyak manusia yang tidak
selamat dari penyesatan syaithon.

‫ُأَلْغ ِوَيَّنُهْم َأْج َم ِع يَن‬

“Akan kami sesatkan semua manusia, Yaa Allah”

‫ُثَّم آَل ِتَيَّنُهْم ِم ْن َبْيِن َأْيِد يِهْم َو ِم ْن َخ ْلِفِهْم َو َع ْن َأْيَم اِنِهْم َو َع ْن‬
‫َش َم اِئِلِهْم ۖ َو اَل َتِج ُد َأْك َثَر ُهْم َش اِكِريَن‬

Syaithon akan mendatangi manusia dari arah depan, dari arah


belakang, dari arah kanan, dari arah kiri, semua akan digunakan
untuk menyesatkan manusia dan target syaithon kebanyakan (Yaa
Allah, akan Engkau dapatkan kebanyakan mereka tidak akan
bersyukur kepada-Mu ) alias rata-rata kufur, baik kufur yang
mengeluarkan dari Islam atau kufur nikmat, mereka tidak menjadi
hamba yang bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ikhwati Fillah,

Syaithon akan memasang segala macam bentuk jerat, cara-cara


dan kiat-kiat bagaimana menenggelamkan manusia dalam
kelalaian kepada akhirat. Bagaimana membuat manusia tenggelam
dalam hingar bingarnya dunia. Bagaimana manusia dibuat berat
dengan amal-amal taat. Bagaimana manusia dibuat terdorong kuat
untuk melakukan maksiat. Maka syaithon akan membuat manusia
demikian, akan tetapi ada hamba-hamba Allah yang akan selamat
dari jerat-jerat syaithon.

﴾٨٣﴿ ‫ِإاَّل ِعَباَدَك ِم ْنُهُم اْلُم ْخ َلِص يَن‬

“Kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas” (QS. Shad[38]: 83)


Hamba Allah yang Mukhlis, yang ikhlas dalam menjalani kehidupan
agamanya, Maka dia adalah hamba yang akan selamat dari upaya
penyesatan syaithon, dan ini luar biasa. Karena belum tentu ‘ulama
selamat, apalagi Juhala’ (red: orang bodoh), orang tua, anak-anak
muda, semuanya target. Dan syaithon tidak akan melepas Anda
sampai kesempatan terakhir sakaratul maut, syaithon tidak akan
melepas anda!

Maka pendidikan Ikhlas menjadi faktor yang sangat besar


seseorang untuk mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan.

Anda mungkin juga menyukai