Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN KUPANG

PUSKESMAS HUEBUNIF
KECAMATAN TAKARI
JlnPoros Tengah KM 41 DesaTanini – Takari
email :huebunifpkm53@gmail.com
Hotline Service : 0821 4693 1679

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


VALIDASI SASARAN MASALAH JIWA DAN NAPZA

Nama Kegiatan : Validasi sasaran hasil cakupan GME,Depresi,ODGJ


berat,Penyalahgunaan Napza dan Bunuh diri
Nama Sub Kegiatan : Validasi sasaran maslah jiwa dan Napza
Tempat dan Tanggal kegiatan : Wilayah Kerja Puskesmas Huebunif tahun 2022
Pelaksana : Program Pengembangan
Penanggungjawab : Puskesmas Huebunif
Sumber Dana : DPA- Puskesmas Huebunif TA 2022
Jumlah Dana : Rp. 2.400.000

I. LATAR BELAKANG
a. Dasar Hukum
1. Undang – undang No 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa
2. Permenkes RI No 54 Tahun 2017 tentang Penanggulangan Pemasungan
pada orang dengan gangguan jiwa
3. Permenkes RI No 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
4. Permenkes No 39 Tahun 2016 tentang pedoman Penyelenggara Program
Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga

b. Gambaran Umum Singkat


Sehat adalah keadaan sejahtera, fisik mental, dan
social dan tidak sekedar terbebas dari keadaan cacat dan
kematian. definisi sehat ini berlaku bagi peroangan
maupun penduduk (masyarakat). Derajat kesehatan
masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor yang saling
berhubungan yaitu lingkungan, perilaku, keturunan,
dan pelayanan kesehatan.
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental
sejahtera yang memungkinka hidup harmonis dan
produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup
seseorang. dengan memperhatikan semua sesi
kehidupan manusia dengan ciri manyadari sepenuhnya
kemampuan dirinya. Mampu menghadapi tekanan hidup
yang wajar, mampu bekerja produktif dan memenuhi
kehidupannya, dapat berperan serta dalam lingkungan
hidup. Menerima dengan baik apa yang ada pada
dirinya merasa nyaman dengan orang lain. Jadi kesehatn
jiwa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dan
kesehatan secara keseluruhan.

Berdasarkan data Kementrian Kesehatan ( Kemenkes )


mencatat selama pandemi Covid 19 hingga Juni 2020 ada
sebanyak 277 ribu kasus kesehatan jiwa di Indonesia.
Jumlah kasus kesehatan jiwa itu mengalami peningkatan
dibandingkan 2019 yang hanya 197 ribu orang. Dampak
dari pandemi tersebut masyarakat bukan saja terdampak
secara ekonomi tapi juga mengalami stres dan tekanan
mental akibat PHK dan pembatasan sosial. Dampak
ekonomi itu berimbas pada kesehatan jiwa masyarakat.
Perubahan pesat dari masyarakat agraris ke industry
beserta dampaknya. Keadaan ini sangat rawan
terjadinya masalah kesehatan jiwa. Gangguan
kesehatan jiwa menimbulkan penderitaan yang
mendalam bagi individu dan keluarganya. Baik mental
maupun materi. Pengertian, Pengetahuan, dan stigma
masyarakat terhadap penderita gangguan jiwa diaanggap
memalukan. Pemahaman yang masih kurang tentang
kesehatan jiwa di berbagai kalangan. didukung
mayoritas oleh faktor kemiskinan kelurga. Dengan
masalah tersebut diatas pelaksanaan program jiwa harus
diadakan.

II. TUJUAN
a. TUJUAN UMUM
1. Meningkatkan derajat kesehatan jiwa di Indonesia
sebagai bagian dari derajat kesehatan masyarakat
di Wilayah kerja PKM Huebunif
2. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman,
dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
jiwa.
3. Meningkatkan upaya untuk mencegah gangguan
jiwa terdeteksi dan tertanggulangnya maslah
kesehatan jiwa secara komprehensif.

b. TUJUAN KHUSUS
1. Tercapai penurunan angka penderita gangguan
kesehatn jiwa
2. Terlaksananya tatalaksana program kesehatan jiwa
sesuai standar.
3. Diketahuinya situasi epidemiologi dan besarnya
masalah penyakit gangguan kesehatan jiwa di
masyarakat sehingga dapat dibuat perencanaan
dalam pencegahan, penanggulangan maupun
pengobatan disemua jejaring masyarakat.
4. Terwujudnya masyarakat yang mengerti,
menghayati, dan melaksanakan hidup sehat jiwa
melalu promosi program kesehatan jiwa yang
terintegrasi.
5. Tersusunnya rencana kegiatan pengendalian
penyakit gangguan kesehatan jiwa masyarakat di
suatu wilayah kerja yang meliputi target.

III. CARA PELAKSANAAN


1. Melaksanakan Deteksi dini penjaringan penderita
luar gedung dengan melibatkan kader posyandu,
tokoh masyarakat, dan pemerintah desa.
2. Kerjasama lintas sectoral dan bidan desa
dalam penyuluhan
kesehatan di desa binaan dengan
menitikberatkan pada sector program kesehatan
jiwa
3. Melaksanakan deteksi dini pemeriksaan dalam
gedung poliklinik rawat jalan dengan metode
klasifikasi jenis gangguan jiwa dengan kode ICD F.
4. Kunjungan Rumah Konsseling dan pembinaan
keluarga pasien gangguan jiwa
5 Meningkatkan penyuluhan kesehatan jiwa di desa
binaan.
6. Melkasanakan monitoring dan evaluasi.

IV. SASARAN KEGIATAN


1. Pasien penderita gangguan jiwa
2. Masyarakat.

V. KEGIATAN
NO Jenis Kegiatan Pelaksanaan / bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 1
0 2
1 Melaksanakan deteksi v
dini penjaringan
penderita luar gedung
dengan melibatkan kader
posyandu, tokoh
masyarakat, dan
pemerintah desa.

2 Kerjasama lintas V
sectoral dan bidan
desa dalam
penyuluhan kesehatan
di desa binaandengan
menitikberatkan pada
sector program
kesehatan jiwa

3 Melaksanakan V
deteksi dini
pemeriksaan dalam
gedung poliklinik
rawat jalan dengan
metode klasifikasi
jenis gangguan jiwa
dengan kode ICD F.

4 Kunjungan Rumah v
Konsseling dan
pembinaan keluarga
pasien gangguan jiwa

5. Meningkatkan v
penyuluhan kesehatan
jiwa di desa binaan.

5 Melkasanakan v
monitoring dan evaluasi.

VI. BIAYA
Kegiatan ini dibiayai dari dana Alokasi Khusus Non Fisik
Puskesmas Huebunif Tahun anggaran 2022 dengan total
anggaran sebesar Rp 2.400.000 ( dua Juta empat ratus ribu
rupiah)

VII. Dilaksanakan Penunjang dan foto kegiatan

VIII. PENUTUP

Demikian kerangka acuan ini disusun sebagai


pedoman pelak sanaan kegiatan kesehatan jiwa di
Puskesmas Huebunif, dan dapat dijadikan sebagai
instrume untuk monitoring dan evaluasi.

Mengetahui, Huebunif, 1 februari 2022


Penanggungjawab UKM Pengelola Kegiatan

Muliaty Octavia Bria, S.KM Yunilia Berkanis, Amd,Kep


NIP. 19921028 202012 2 008 NIP. 198206152006042015

Mengesahkan
Plh Kepala Puskesmas Huebunif

Debbie Hamid Koso, Amd.Keb


NIP 19720705 199203 2 010

Anda mungkin juga menyukai