Anda di halaman 1dari 2

Deskripsi Naskah Podcast

Muhammad Raka Katresna- 2005774


Suling Kawih

Jawa Barat merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki potensi alam
melimpah dengan mayoritas mata pencaharian masyarakatnya dari bidang agraria,
didukung hamparan hutan dan perkebunan yang amat kaya. Berbagai komoditas
perkebunan tidak hanya dimanfaatkan menjadi bahan pangan atau perumahan, namun
beberapa diantaranya dimanfaatkan menjadi alat musik seperti suling yang terbuat dari
bambu.

Suling kawih termasuk kedalam jenis alat musik aerophone yang sumber bunyinya
berasal dari getaran udara baik tiupan ataupun tekanan udara. Meskipun suling ini terlihat
sederhana, namun harmonisasi suara yang dihasilkan tidak kalah dengan alat tiup modern
seperti harmonika, recorder, saxophone dsb. Suling kawih ini biasa digunakan untuk
mengiringi sajian kacapi maupun sajian gamelan dalam karawitan Sunda.

Organologi suling pada umumnya hampir sama, Suling kawih ini memiliki enam
lubang nada, bahkan bisa juga lebih disesuaikan dengan kebutuhan suatu sajian karawitan
Sunda. Ada juga yang terdapat pada badan suling seperti suliwer/ yang membantu
menghasilkan nada, terdapat lubang udara, dan lubang nada.

Dalam memainkan suling hendaknya menggunakan teknik khusus, untuk


menghasilkan nada yang memadai. Teknik tersebut erat sekali hubungannya dengan
aktivitas organ-organ tubuh yang diperlukan yaitu: sikap duduk, posisi bibir, posisi lidah
posisi jari dan pernafasan.

 Sikap duduk

Untuk menghasilkan kualitas dari tiupan suling yang optimal, diperlukan sikap
duduk dan cara memegang suling secara sempurna. Meskipun demikian, karena kelenturan
organ- organ tubuh sangat diperlukan, khususnya jari- jari tangan, maka dari itu sikap
duduk harus rileks dan tegak. Pandangan ke depan sedangkan kedudukan suling apabila
telah dipegang harus ada pada tengah-tengah badan.

 Posisi Bibir
Sebelum jari ditempatkan pada lubang tengkepan, maka lubang tiupan suling harus
sudah ditempatkan pada bibir. Untuk menghindarkan nada-nada yang tidak diinginkan
sebagai hasil dari suatu tiupan, bibir tidak boleh menghalangi lubang tiupan. Posisi otot-
otot bibir waktu mengeluarkan nada-nada yang tinggi, harus kuat. Sedangkan waktu
mengeluarkan nada-nada yang sedang dan rendah, posisi otot- otot bibir harus rileks agar
tidak kaku.

 Posisi Lidah

Untuk membantu kelancaran pernafasan terutama pada waktu menghembuskan


udara, diperlukan organ tubuh yang lainnya yaitu lidah. Lidah berfungsi untuk memberikan
tekanan- tekanan, baik tekanan lemah, sedang maupun tekanan tinggi.

 Posisi Jari

Jari yang dipergunakan dalam memainkan suling lubang enam yaitu, jari telunjuk,
jari tengah, dan jari manis tangan kiri dan kanan. Untuk mempermudah lancarnya
memainkan suling, jari tangan kiri dipergunakan untuk ubang nada-nada bagian atas, dan
jari tangan kanan dipergunakan pada lubang nada-nada bagian bawah.

 Pernafasan

Fungsi pernafasan ketika memainkan suling adalah untuk menghasilkan hembusan


udara melalui mulut dalam rangka menimbulkan bunyi pada suling. Untuk membedakan
gemyang-gemyang (oktaf-oktaf) nada pada suling, diperlukan tiga macam tiupan menurut
kuat lemahnya tiupan yang terdiri dari: tiupan lemah (lembut), tiupan sedang dan tiupan
kuat.

Dalam penyajian suling tidak hanya mengungkapkan melodinya saja, tetapi pada
prakteknya dilengkapi pula dengan ornamentasi yang berfungsi sebagai hiasan agar suatu
penyajian lagu menjadi lebih indah. Ornamentasi bisa dibuat secara improvisasi namun
demikian ada juga yang telah membaku yang pada umumnya memiliki nama-nama yang
sesuai dengan keadaan bunyinya. Ada beberapa jenis ornamen di antaranya: ketrok, keleter,
wiwiw, leotan, puruluk dan bintih.

Anda mungkin juga menyukai