HASIL PENELITIAN
KAJIAN KENYAMANAN TERMAL BAGI PEJALAN KAKI PADA JALUR
PEDESTRIAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI
Yusrin Sangaji1, Sangkertadi2, Amanda Sembel3
1
Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulangi (Unsrat)
Manado
2&3
Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi Manado
1. PENDAHULUAN
Pedestrian ways merupakan bagian dari Jalur pedestrian secara fungsional memiliki
jalan yang berfungsi sebagai ruang sirkulasi bagi faktor pendukung yang membentuknya, antara
pejalan kaki yang terpisah dari sirkulasi lain : dimensi atau faktor fisik (yang meliputi
kendaraan lainya, baik bermotor maupun tidak. panjang, lebar, dan ketinggian dari area
Berjalan kaki merupakan sarana transportasi pedestrian itu sendiri), aksesibilitas pedestrian,
yang menghubungkan antara fungsi kawasan pelaku atau pengguna, frekuensi aktivitas yang
satu dengan yang lain, terutama kawasan terjadi, hubungan denganlingkungan sekitarnya
perdagangan, pendidikan, budaya, dan kawasan (kawasan permukiman, perkantoran,
pemukiman. (Indrasuara. S: 2007) perdagangan, dan magnet kota yang mendukung
terjadinya interaksi sosial). Disamping hal
tersebut terdapat pula faktor psikis, antara lain
98
keamanan ( sampai sejauh mana jalur pedestrian kampus Unsrat da yang ternaungi dengan
tersebut memberikan rasa aman bagi vegetasi pohon adapula yang tidak ternaungi
penggunanya, baik rasa aman dari jalan maupun atau terbuka menghadap langit, yang secara
dari pedestrian itu sendiri ), kenyamanan ( lansung terkena pengaruh sinar matahari. Secara
apakah jalur pedestrian tersebut telah teoretik tatanan vegetasi pepohonan jenis pohon
memberikan kenyamanan bagi penggunanya pelindung memiliki peran dalam mempengaruhi
serta apakah faktor – faktor yang mendukung iklim mikro menuju kondisi klimatik yang lebih
kenyamanan telah terpenuhi seperti: suasana dan sejuk didaerah beriklim tropis. Jadi keberadaan
kesan, sirkulasi yang tercipta apakah telah vegetasi pepohonan yang melindungi jalur
memenuhi standart kenyamanan, elemen pedestrian terhadap radiasi matahari, akan
pendukung yang lengkap) ( Iswanto. D: 2006). menjadi salah satu pokok sasaran kajian.
Pada umumnya didaerah beriklim tropis
Pada studi ini kualitas kenyamanan pejalan sebagaimana di lokasi penelitian/kajian,
kaki pada jalur pedestrian kampus Unsrat seseorang pejalan kaki akan menyatakan
merupakan kebutuhan dasar guna menunjang nyaman secara termal jika melakukan aktivitas
aktivitas perkulihan dimana jalur pedestrian jalan kaki pada jalur yang ternanaungi terhadap
berfungsi sebagai media penghubung dari suatu sinar matahari langsung, khususnya pada saat
satu titik fasilitas pendidikan ke fasilitas siang hari. Sebaliknya seseorang akan
pendidikan lainnya. Dalam melakukan aktivitas menyatakan tidak nyaman apabila melakukan
perkuliahan khususnya aktivitas di ruang luar aktivitas pada jalur terbuka atau tidak ternaungi
pada jalur pedestrian tentunya faktor-faktor pada saat siang, dimana terkena sengatan sinar
pendukung untuk mencapai kenyamanan sangat matahari secara langsung dalam waktu yang
dibutuhkan. tidak singkat. Selain itu, faktor angin dan
kelembaban udara juga turut mempengaruhi
Kampus Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) terhadap rasa nyaman. Fakta juga menujukkan
merupakan fasiltas Perguruan Tinggi Negeri, bahwa hembusan angin segar dapat menambah
dimana lokasi Kampus induknya terletak di rasa nyaman, karena perannya untuk
Kecamatan Malalayang Kota Manado seluas mengevaporasi keringat.
kurang lebih 34 hektar. Dalam perencanaan dan
penataan pembangunan menuju Visinya sebagai Untuk membuktikan hal tersebut maka
Universitas Unggulan dan Berbudaya maka jalur dibutuhkan suatu studi untuk mengetahui tingkat
pedestrian menjadi salah satu komponen kenyamanan pejalan kaki yangber aktivitas jalan
pelengkap prasarana dasar yang menunjang normal atau jalan santai pada ruang luar
aktivitas perkuliahan. khususnya di koridor jalur pedestrian di
lingkungan kampus Universitas Sam Ratulangi
Jalur pedestrian kampus Unsrat merupakan (Unsrat). Hasil penelitian diharapkan bermanfaat
koridor penghubung pergerakan dari pintu-pintu menjadi masukan untuk menambah bahan
masuk Unsrat ke titik bangunan fakultas satu ke pertimbangan kebijakan dalam program
bangunan fakultas lain. Di kampus pembangunan guna mendukung visi dan misi
Unsratterdapat empat pintu masuk utama Unsrat.
terhadap lingkungan pemukiman sekitarnya.
Didalam kampus, tidak diperkenankan adanya TINJAUAN PUSTAKA
lalu lintas kendaraan umum (mikrolet), sehingga
peran jalur pejalan kaki menjadi sangat penting, Pengertian Pedestrian
khususnya bagi mahasiswa yang tidak
menggunakan kendaraan didalam kampus. Istilah pejalan kaki atau pedestrian
berasal dari bahasa Latin pedesterpedestris yaitu
Para pengguna jalur pejalan kaki tentunya
orang yang berjalan kaki atau pejalan kaki.
mengharapkan kenyamanan yang ideal,
Pedestrian juga berasal dari kata pedos bahasa
termasuk kenyamanan termal. Fakta
Yunani yang berarti kaki sehingga pedestrian
menunjukkan bahwa jalur pedestrian yang ada di
dapat diartikan sebagai pejalan kaki atau orang
99
yang berjalan kaki. Pedestrian juga diartikan manusia adalah suhu, radiasi sinar matahari,
sebagai pergerakan atau sirkulasi atau angin, kelembaban. Pada jalur pedestrian,
perpindahan orang atau manusia dari satu tempat vegetasi atau tanaman sebagai kontrol radiasi
ke titik asal (origin) ke tempat lain sebagai sinar matahari dan suhu. Tanaman tersebut akan
tujuan (destination) dengan berjalan kaki menyerap panas dari pancaran sinar matahari
Rubenstein,(1992) dalam Listanto, (2006). dan memantulkannya sehingga dapat
menurunkan suhu dan iklim mikro Iswanto, D.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jarak (2006).
Tempuh Berjalan Kaki
Kenyaman Termis
1. Waktu
2. Kenikmatan Kenyaman termis secara umum dikenal
3. Kemudahan berkendara sebagai rasa nyaman terhadap situasi termik
4. Pola penggunaan lahan dilingkungan sekitar tubuh. Situasi kenyaman
Jarak tempuh pejalan kaki terkait termis senantiasa dihubungkan dengan situasi
dengan waktu berlangsungnya aktifitas pejalan klimatik. (Sangkertadi, 2013)
kaki. Jarak tempuh juga terkait dengan
Menurut Peter Hoppe dalam (Sugini, 2004),
kenikmatan berjalan antara lain dengan
ada tiga pemaknaan kenyamanan thermal
penyediaan area berjalan kaki yang berkualitas.
Pertama, pendekatan thermophysiological ke
Juga terkait dengan cuaca. Cuaca semakin buruk
dua pendekatan heat balance (keseimbangan
memperpendek jarak tempuh. Orang enggan
panas) dan ke tiga adalah pendekatan psikologis.
berjalan pada ruang terbuka, terkait waktu siang
Kenyamanan thermal sebagai proses
atau malam hari juga berpengaruh. (Listanto,
thermophisiological menganggap bahwa nyaman
2006).
dan tidaknya lingkungan thermal akan
tergantung pada menyala dan matinya signal
Vegetasi
syarat reseptor thermal yang terdapat di kulit dan
otak. Pada pendekatan heat balance
Vegetasi yaitu kumpulan dari beberapa jenis
(keseimbangan panas) nyaman thermal dicapai
tumbuh-tumbuhan yang tumbuh bersama sama
bila aliran panas ke dan dari badan manusia
pada satu tempat di mana antara individu
seimbang dan temperatur kulit serta tingkat
penyusunnya terdapat interaksi yang erat, baik
berkeringat badan ada dalam range nyaman.
di antara tumbuh-tumbuhan maupun dengan
Pada pendekatan psikologis kenyamanan
hewan hewan yang hidup dalam vegetasi dan
thermal adalah kondisi pikiran yang
lingkungan tersebut. Dengan kata lain, vegetasi
mengekspresikan tingkat kepuasaan seseorang
tidak hanya kumpulan dari individu-individu
terhadap lingkungan thermalnya.
tumbuhan melainkan membentuk suatu kesatuan
Fangger 1970 Sebagaimana juga
di mana individu individunya saling tergantung
ASHRAE (American Standard Of Heating
satu sama lain, yang disebut sebagai suatu
Refrigerating and Air Conditioning Engineers-
komunitas tumbuh-tumbuhan (Ruslan, 1986)
ASHRAE Standard 55) dalam Sangkertadi,
dalam Astuti, (2009). Apabila pengertian
(2013: 75). Mendefinisikan kenyaman termis
tumbuh-tumbuhan ditekankan pada hubungan
sebagai suatu rasa puas dari seseorang
yang erat antara komponen organisme dan factor
menghadapi lingkungan termisnya atau dengan
lingkungan, maka hal ini disebut ekosistem.
kata lain adalah situasi dengan absennya rasa
Soekotjo, (1978) dalam Martono (2012).
tidak nyaman. Adapun yang dijadikan tolak ukur
untuk menentukan rasa nyaman secara fisis
Hubungan Vegetasi Dengan Suhu Udara
adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada
karakteristik biologis seseorang. Yakni sebuah
Vegetasi sebagai pengendali iklim
tanggapan sensorial secara biologis terhadap
(climate control ) untuk kenyamanan manusia.
keadaan atau lingkungan termis disekitarnya.
Faktor iklim yang mempengaruhi kenyamanan
Kemampuan dalam hal menjaga keseimbngan
100
termis antara tubuh manusia dengan lingkungan Sejuk nyamanan, antara suhu efektif
di sekitarnya merupakan salah satu persyaratan 20,8 0C - 22,8 0C
pemenuhan kesehatan, serta kenyaman. Manusia Nyaman optimal, antara suhu efetif 22,8
0
dalah jenis mahluk homotermis, yang berarti C - 25,8 0C
memiliki kemampuan menjaga suhu tubuhnya Hangat nyaman, antara suhu efektif 25,8
agar tetap konstan (sekitar 37oC) dalam kondisi 0
C – 27,1 0C
lingkungan klimatis yang bervariasi secara luas.
Formulasi dan Perhitungan Kenyamanan
Factor- Faktor Yang Mempengaruhi Termis Ruang Luar
Kenyamanan Termal
Secara teoretik dan empirik, tingkat
Georg Lippsmeier dalam Intan, (2013) kenyamanan termal manusia di ruang luar
menjelaskan factor—faktor (persyaratan) yang beriklim tropis (dan berpakaian tipe tropis
dapat mempengaruhi kenyamanan dan sekitar 0.5 s/d 0.7 clo), merupakan korelasi
kemampuan mental dan fisik penghuni yaitu: antara pendapat rasa nyaman, faktor fisiologis
(ukuran tubuh), aktifitas, pakaian dan faktor
1. Radiasi matahari iklim (suhu udara, suhu radiasi, kelembaban
2. Pantulan dan penyerapan udara, kecepatan angina dan kelembaban udara
3. Tempratur dan perubahan tempratur yang dirumuskan menjadi persamaan sebagai
4. Kelembapan udara berikut (Sangkertadi, 2013) :
5. Gerakan udara
Yjs = - 3.4 – 0.36 v + 0.04 Ta + 0.08 Tg – 0.01
Thermal Chomfort dapat diperoleh HR + 0.96 Adu
dengan cara mengendalikan atau mengatasi hal-
hal berikut: Dimana:
1. Sumber panas (pembakaran karbohidrat Yjs: Persepsi kenyamanan termis (posisi
dalam makanan, suhu udara, radiasi jalan santai)
matahari) v: kecepatan angin menyentuh tubuh (m/s)
2. Kelembapan Ta: suhu udara (0C)
3. Angin Tg: suhu bola hitam (0C)
4. Radiasi panas SUMBER HR: kelembaban udara (%)
Adu: luas kulit tubuh (m2)
Standar Kenyamanan Thermal
Pada persamaan korelasi tersebut
Perbandingan hasil pengukuran dengan
terdapat faktor Adu, yakni luas kulit tubuh
standar kenyamanan thermal:
manusia, yang merupakan salasatu faktor
1. Kecepatan udara, Lippsmeier dalam Intan penentu persepsi tingkat kenyamanan. Hal ini
(2013) menyatakan bahwa patokan untuk dikarenakan luas permukaan kulit
kecepatan angin ialah mempengarhui besarnya nilai pertukaran kalor
0,25 m/s ialah nyaman, tanpa dirasakan antara tubuh dengan lingkungan luar.
adanya gerakan udara Logikanya, bahwa semakin luas kulut tubuh
0,25-05 m/s ialah nyaman, gerakan manusia, maka semakin luaslah, bidang atau
udara terasa area pertukaran kalor antara tubuh dan
1,0-1,5 m/s aliran udara ringan sampai lingkungan luarnya. Menurut formulasi Du Bois
tidak menyenagkan (Nama Penemu: Dr. Eugene Floyd du Bois,
Diatas 1.5 m/s tidak menyenangkan 1882-1959). Formulasi Du Bois ini merupakan
2. Suhu, daerah kenyamanan thermal pada korelasi eksponensial dari faktor-faktor: berat
bangunan yang dikondisikan untuk orang dan tinggi badan, yang dinyatakan sebagai
Indonesia yaitu: berikut (Sangkertadi, 2013) :
101
Adu= 0.203 P 0.425 h 0.725 m
Dimana:
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penilitian ini dilakukan di wilayah
kampus induk Universitas Sam Ratulangi Gambar 2: Peta Kampus Unsrat (Sumber :
(Unsrat) Kecamatan Malalayang, Kota Dokumen Unsrat – 2014)
Manado, Provinsi Sulawesi Utara (gambar 1
dan 2).
Pendataan dan Peralatan
Analisa Data
103
Tabel 4 Variabel Iklim Min-Max dan Tingkat Kenyamanan Pada Titik Pengukuran I
Tabel 5 Variabel Iklim Min-Max dan Tingkat Kenyamanan Pada Titik Pengukuran II
104
Tabel 6 Variabel Iklim Min-Max dan Tingkat Kenyamanan Pada Titik Pengukuran III
105
responden merasa nyaman. Sedangkan di area Pohon Komonitas Riparian Dikawasan
yang kurang pohon pelindung, para pejalan Hutan Wisata Rimbo Tujuh Danau
kaki merasa ―agak panas‖. Jadi faktor vegetasi Kabupaten Kampar Provinsi Riau”
berperan signifikan dalam meningkatkan rasa Jurnal Biogenesis, 9 (2)
kenyamana termal di ruang luar iklim tropis Prijadi R, 2014. “Pengaruh Material Penutup
lembab. Pedestrian Terhadap Kenyamanan Gerak
Pejalan Kaki Di Kawasan Wisata Pusat
DAFTAR PUSTAKA Kota Manado”. Tesis
Syafriny, R. Sangkertadi, 2012.
Astuti S S, 2009. “Struktur Dan Komposisi “Perbandingan Suhu Lingkungan pada
Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur kenyamanan Termis di Ruang Luar
Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh dan Ruang Dalam di Iklim Tropis
Kabupaten Dairi Sumatra Lembab Bagi Manusia Beraktivitas
Utara”. Skripsi: hal. 12) Moderat” MEDIA MATRASAIN 9 (
Ekawaiti, J. 2004. “Jalur Pedesrtian Di Pusat 1 ): hal. 31)
Kota Ditinjau Dari Atribut Sugini 2004. “Pemaknaan Istila-Istila
Penggunanya” (Studi Kasus: Jalur Kualitas Kenyamanan Thermal
Pedestrian Di Kawasan Alun-Alun Ruang Dalam Kaitan dengan
Kotamadya Magelang-Jawa Tengah). Variabel Iklim Ruang” LOGIKA 1 (
Tesis 2 ): hal 6)
Iswanto. D. 2003. “Mengkaji Fungsi Sarwono J. 2006. “Metode Penelitian
Keamanan Dan Kenyamanan Bagi Kuantitatif Dan Kualitatif” GRAHA
Pejalan Kaki Di Jalur ILMU Yogyakarta.
Pedestrian Jalan Ngesrep Timur V Sugiono, 2014. “Metode Penelitian
Semarang” Tesis. Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D”
Iswanto. D. 2006. “Pengaruh Elemen-Elemen ALFABETA. Bandung.
Pelengkap Jalur Pedestrian Terhadap Sangkertadi. 2013. “Kenyamanan Termis di
Kenyamanan Pejalan Kaki”. Ruang Luar Beriklim Tropis Lembab”.
ENCLOSURE. 5 ( 1 ): hal. 21- 22). ALFABETA. Bandung.
Indrasuara. MS. 2007. “Kajian Kenyamanan Tauhid, 2008. “ Kajian Jarak Jangkau Efek
Jalur Pedestrian Pada Jalan Imam Barjo Vegetasi Pohon Terhadap Suhu
Semarang”. ENCLOSURE. 6 ( 2 ): Udara Pada Siang Hari Di
hal. 60). Perkotaan” (Studi Kasus: Kawasan
Intan K.M. 2013. “Analisis Tingkat Simpang Lima Kota Semarang).
Kenyamanan Pengguna Taman Tesis
Kesatuan Bangsa (TKB) Kota
Manado” Skripsi
Listanto, 2006. “Hubungan Fungsi dan
Kenyamanan Jalur Pedestrian” (Studi
Kasus: JL. Pahlawan Semarang).
Tesis
Maidinita,D, dkk, 2009. “Pola Ruang Luar
Kawasan Perumahan Dan
Kenyamanan Thermal Di Semarang”.
RIPTEK, 3 ( 2 ): hal. 21-26).
Martono, 2012. “Analisis Vegetasi Dan
Asosiasi Antara Jenis-Jenis Pohon
Utama Penyusun Hutan Tropis
Dataran Rendah Di Taman Naisonal
Gunung Rinjani Nusa Tenggara
Barat”. AGRI-TEK 13 (2): hal. 19)
Nursal, dkk, 2013. “ Karakteristik Komposisi
Dan Stratifikasi Vegetasi Starata
106