Anda di halaman 1dari 11

JURNAL HUBUNGAN INTERNASIONAL

VOL. 6, NO. 1, APRIL-SEPTEMBER 2017 https://doi.org/10.18196/hi.61104

BREXIT: Pelajaran bagi ASEAN


Bima Jon Nanda; Inda Mustika Permata
Jurusan Ilmu Hubungan Internasional
FISIP, Universitas Sriwijaya
Jl. Palembang-Prabumulih, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, 30662 Indonesia
bimajon@gmail.com
Diserahkan: 17 Januari 2017, Diterima: 30 Maret 2017

Abstract
This paper discusses the Brexit phenomenon and lessons can be learned for ASEAN regional cooperation. Brexit or Britain Exit is the
phenomenon when Britain ceased being a member of the European Union (EU). The main reason for British escape from the EU through
referendum is immigrant issues. Besides, they are not too well informed about the EU and only see the negative impact of the EU on the UK.
The conditions faced by the UK are essentially driven by single European market policy. So the flow of capital, goods, services, and workers can
move freely in the EU member states. ASEAN has reached the similar level of integration through the AEC in 2015, therefore ASEAN should
take lessons from the Brexit phenomenon since the same thing might happen to ASEAN. Knowledge or information of a regional cooperation is
important to note for the ASEAN society to create mutual understanding among ASEAN community. Ignorance will result in fear and prejudice
against particular policies of a regional cooperation.
Keywords: Brexit, ASEAN, the European Union, integration, immigrant.

Abstrak
Tulisan ini membahas fenomena Brexit dan pelajaran yang bisa diambil oleh kerja sama regional ASEAN. Brexit atau Britain Exit merupakan
fenomena keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa. Isu imigran menjadi alasan utama masyarakat Inggris melakukan referendum untuk
keluar dari Uni Eropa. Namun faktanya, warga Inggris sendiri tidak terlalu mengetahui apa itu Uni Eropa dan pendapat masyarakat Inggris
justru melihat Uni Eropa membawa dampak negatif pada Inggris. Kondisi yang dihadapi Inggris pada dasarnya dipicu kebijakan single market
sehingga arus modal, barang, jasa, dan pekerja dapat dengan bebas bergerak di negara-negara anggota Uni Eropa. ASEAN pada tahun
2015 mencapai tingkat integrasi yang hampir sama melalui ASEAN Economic Community, ASEAN harus dapat mengambil pelajaran dari
fenomena Brexit bahwa hal yang sama mungkin terjadi di ASEAN. Pengetahuan atau informasi dari suatu kerja sama regional penting untuk
diketahui bagi masyarakat di regional tersebut. Ketidaktahuan akan berakibat pada ketakutan dan prasangka terhadap kebijakan tertentu dari
suatu kerja sama regional. ASEAN bisa saja menghadapi hal yang sama melalui AEC, sehingga Brexit memberikan pelajaran dan beberapa
catatan bagi kerja sama regional ASEAN, tentang pentingnya pengetahuan terkait ASEAN kepada masyarakat ASEAN itu sendiri.
Kata Kunci: Brexit, ASEAN, Uni Eropa, integrasi, imigran.

PENDAHULUAN
Uni Eropa (UE) telah menjadi acuan bagi Uni Eropa membentuk satu mata uang tunggal bagi
bentuk regionalisme di berbagai belahan bumi anggota-anggotanya. Kesuksesan UE dalam
lainnya. Pendapat yang mengatakan UE adalah menciptakan mata uang Euro sangat mempengaruhi
bentuk regionalisme yang paling sukses dan menjadi regionalisme kawasan lain, melihat fakta Euro adalah
contoh bagi regionalisme lainnya tidak sepenuhnya pesaing utama Dollar AS dalam pasar global. Dalam
salah. UE menjadi contoh bagi regionalisme lainnya studi regionalisme, fenomena kerja sama regionalisme
tentu saja karena tidak ada bentuk integrasi di yang ditunjukkan oleh Uni Eropa disebut sebagai
belahan dunia lain yang hampir menyamai tingkat fenomena spill over. Kerja sama akan semakin meluas,
integrasi UE. Dalam tulisan Theodore H. Cohn, ada seperti UE yang berawal dari kerja sama perdagangan
lima tingkat dalam perkembangan sebuah integrasi EHVL GDQ EDWX EDUD KLQJJD µWXPSDK¶ PHnjadi kerja
kawasan. Dimulai pada tingkat Free Trade Area, sama zona ekonomi yang mempunyai nilai mata uang
Customs Union, Common Market, Economic Union, dan tersendiri. Dalam perkembangannya Uni Eropa
yang terakhir Political Union (Cohn, 2012:209-210). menetapkan aturan mengenai pekerja di antara
Dalam integrasi modern, Uni Eropa berada negara-negara anggotanya, sehingga fenomena imigrasi
dalam tingkat keempat yaitu Economic Union. Karena
terjadi di negara-negara Uni Eropa yang telah kuat regional bagi ASEAN. Kesuksesan Uni Eropa ini
secara ekonomi seperti Inggris. sebelumnya diawali dari European Community (EC).
Namun pada tanggal 23 Juni 2016, Inggris
keluar dari Uni Eropa berdasarkan referendum rakyat PEMBAHASAN
Inggris. Keluarnya Inggris menandakan bahwa UNI EROPA SEBAGAI MODEL KERJA SAMA
perpecahan dapat saja terjadi, bahkan pada kerja sama REGIONAL
EC merupakan peleburan tiga organisasi
regional paling sukses seperti Uni Eropa. Fenomena
kepemerintahan yang masih berada dalam satu
tersebut tentu saja menarik perhatian berbagai
kalangan. Salah satunya adalah, bagaimana fenomena institusi. Ketiga organisasi tersebut adalah, European
keluarnya Inggris dari Uni Eropa yang diistilahkan Coal and Steal Community (ECSC), European Atomic
sebagai Brexit, mempengaruhi kerja sama regional Energy Community (Euratom), European Economic
lainnya. Pertanyaan tersebut merupakan tanda tanya Community (EEC). EEC kemudian dinamai kembali
besar dalam bentuk kerja sama regional di masa menjadi EC pada tahun 1993 melalui Traktat
depan. Uni Eropa memberikan fakta bahwa Maastricht.
kedalaman integrasi belum tentu menjadi jaminan EC berawal dari usaha Jean Monnet dan
bahwa negara anggota sebuah kerja sama regionalisme menteri luar negeri Robert Schuman yang ingin
akan terus mempertahankan keanggotaannya. membangun perdamaian dan menyatukan Eropa
Menariknya, keinginan Inggris untuk keluar dari Uni melalui integrasi ekonomi. Integrasi tersebut
Eropa berasal dari desakan masyarakatnya sendiri. dilakukan dengan cara ekonomi namun tujuannya
ASEAN merupakan kerja sama regional yang tetap politik (Burgess, 1996:1). Mengutip pernyataan
mulai mendekati tingkat integrasi yang hampir sama presiden pertama European Commision Walter
dengan Uni Eropa. Walaupun belum membuat satu Hallstein kerja sama antara negara-negara Eropa tidak
mata uang yang sama, namun melalui AEC, hanya seputar integrasi ekonomi, namun juga
pergerakan barang, dan pekerja negara-negara di integrasi politik (Burgess, 1996:1). Konsep Monnet
ASEAN dapat bergerak dengan bebas di wilayah atas integrasi Eropa dapat dikatakan sukses. Pada
ASEAN. Brexit, tidak hanya memberikan dampak tahun 1992 Single European Market (SEM)
pada Uni Eropa, namun dapat memberikan pelajaran diluncurkan, menandakan kerja sama Eropa
bagi kerja sama regional lainnya. Perpecahan dalam terintegrasi semakin dalam. Metode integrasi Monnet
kerja sama regional tentu merupakan hal yang tidak menggunakan pendekatan ekonomi dalam
diinginkan. Terutama apabila kerja sama regional menciptakan integrasi. Kerja sama ekonomi antara
tersebut telah membentuk hubungan ketergantungan negara-negara di Eropa akan mendorong kerja sama di
di antara negara-negara anggotanya. AEC merupakan bidang lain dan menciptakan institusi yang lebih kuat.
langkah awal bagi ASEAN dalam memperdalam Model tersebut terbukti dengan terbentuknya EC dan
integrasinya, ASEAN dapat memperoleh pelajaran terciptanya mata uang Euro sebagai mata uang tunggal
dari fenomena Brexit terkait bagaimana EC. Kerja sama regional yang berlandaskan kerja
mempertahankan integrasi yang telah dibangun sama ekonomi, adalah kerja sama regional yang
melalui kerja sama regional. berawal dari Eropa, dan telah menjadi desain utama
Tulisan ini berupaya untuk mendeskripsikan dari kerja sama regional lainnya. Sesuai dengan
fenomena keluarnya Inggris dari Uni Eropa yang konsep integrasi Monnet, kerja sama ekonomi
dapat menjadi µperingatan¶ dan pelajaran bagi hanyalah cara untuk mencapai tujuan politik. ECSC
ASEAN, meskipun ASEAN mempunyai model yang pertama kali dibentuk untuk mengikat Jerman secara
berbeda dalam penerapannya dengan Uni Eropa. ekonomi. Perdamaian tercipta apabila aktor-aktor
Beberapa hal yang paling jelas adalah ASEAN yang berada di dalam satu kawasan mempunyai
menggunakan sistem konsensus dan tidak adanya asas tingkat ketergantungan antara satu dengan lainnya.
non-intervensi. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa EC merupakan kerja sama regional yang
Uni Eropa merupakan inspirasi kesuksesan kerja sama mempunyai regulasi dan institusi yang kuat. Single
European Market (SEM) di mana salah satu tujuan rentan terhadap berbagai ancaman. Mulai dari
dibentuknya adalah memperkuat kohesi ekonomi, ancaman keamanan serta ketidakmampuan negara
dan menyelaraskan kerja sama kebijakan luar negeri dalam mengembangkan ekonomi pasca kemerdekaan.
melalui kegiatan-kegiatan European Parliament, Negara-negara tersebut menjadikan perkembangan
Commissions¸dan pertemuan para menteri. Hasil dari ekonomi dan kesejahteraan sebagai kepentingan
perjanjian ini adalah melembagakan pertemuan utama.
reguler antara kepala negara dan pemerintahan negara Hanya beberapa bulan setelah ditanda
anggota. Paling tidak acara ini diadakan setahun dua tanganinya Treaty of Rome, lima negara yang berada di
kali dan dihadiri oleh presiden komisi Eropa (Perwita wilayah Amerika Tengah segera mendiskusikan
dan MochamadYani, 2005:143). Traktat Maastricht proposal yang bertujuan untuk membentuk kerja
pada tahun 1993 menjadi langkah besar dalam sama regional yang berambisi menjadi unifikasi politik
terwujudnya kerja sama regional Eropa yang di antara negara-negara tersebut. Kerja sama tersebut
terinstitusionalisasi. Traktat tersebut melahirkan tiga sangat dipengaruhi model kerja sama Uni Eropa yang
pilar utama yang menyokong kerja sama Uni Eropa. berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan negara-
Ketiga pilar tersebut adalah (Perwita dan negara anggota Uni Eropa (Feder, 1961:433). Proposal
Mochamadyani, 2005) pilar ekonomi yaitu pasar yang diajukan oleh lima negara Andean tersebut
tunggal Eropa menuju Kesatuan Ekonomi dan melahirkan LAFTA pada tahun 1960. Namun kerja
Moneter (Economic and Monetary Union/EMU), sama yang berjalan stagnan membuat lima negara
kemudian pilar politik yang berdasarkan pada Andean tersebut membentuk Andean Common Market
kebijakan luar negeri dan keamanan bersama pada tahun 1969, di mana sangat banyak kriteria kerja
(Common Foreign and Security Policy/CFSP), serta pilar sama yang ditiru dari Uni Eropa. Seperti harmonisasi
sosial-hukum yang menyangkut peradilan dan masalah kebijakan, dan pengurangan tarif. Berbeda dengan
dalam negeri (Justice and Home Affairs/JHA). negara-negara di Amerika Tengah yang membentuk
Perjanjian Maastricht juga memulai proses kerja sama regional karena terinspirasi dari
transformasi UE menjadi sebuah kesatuan ekonomi peningkatan kesejahteraan dari regionalisme,
dan moneter tunggal dengan menghubungkan mata Mercusor terbentuk justru dengan alasan yang
uang nasional negara-negara anggota dan menuntut berbeda. Mercusor merupakan kerja sama regional
komitmen anggota-anggotanya untuk menciptakan yang diawali oleh kerja sama Argentina dan Brazil.
satu mata uang Eropa. Pada tahun 2000 Kerja sama tersebut bertujuan untuk mengurangi
diperkenalkan zona euro, yaitu penggantian mata rivalitas dan persaingan mereka saat masih di bawah
uang-mata uang nasional dengan satu mata uang yang pemerintahan diktator.
disebut Euro dan pembentukan Bank Sentral Eropa Sedangkan di wilayah Asia, ASEAN sebagai
(European Central Bank) yang bertanggung jawab atas kerja sama regional negara-negara Asia Tenggara pada
kebijakan moneter untuk Eropa secara keseluruhan. awalnya dibentuk untuk membendung pengaruh
Pada tahun 2004, Euro telah menjadi mata uang yang paham komunis pada masa Perang Dingin (Chia,
kuat dan menjadi pesaing Dollar AS dalam transaksi 1997:276). Walaupun terinspirasi dari model kerja
internasional. sama Uni Eropa, ASEAN tidak menggunakan
Uni Eropa adalah regionalisme yang pendekatan kerja sama yang dimiliki oleh Uni Eropa.
memberikan pengaruh atas terbentuknya bentuk Hal ini disebabkan negara-negara anggota yang
regionalisme lain di dunia. Terutama pada negara- mempermasalahkan isu kedaulatan apabila
negara selatan yang baru saja mendapatkan menggunakan pendekatan kerja sama Uni Eropa yang
kemerdekaanya. Negara-negara selatan adalah negara- sangat terinstitusionalisasi, mempunyai interdepedensi
negara yang baru terlahir setelah lepas dari yang tinggi antara negara-negara anggotanya, dan
penjajahan. Negara seperti Malaysia dan Indonesia mempunyai regulasi yang kuat. Kerja sama regional
adalah negara yang masih sangat muda dan sangat $6($1 GLQDPDNDQ VHEDJDL µMDODQ $6($1¶ VHEXah
kerja sama regional yang mengedepankan non-
interferensi antar negara-negara anggota, dan produk-produk yang mereka hasilkan. Motif dari
perangkat institusional yang lemah (Leifer, 1989:8-9). setiap negara dalam membentuk atau bergabung ke
Menurut analisis Norman Palmer terhadap dalam regionalisme akan selalu berbeda-beda. Dilihat
regionalisme di Asia-Pasifik, ASEAN merupakan dalam latar sejarah, pada abad ke-17 sudah banyak
regionalisme yang dikatHJRULNDQ VHEDJDL µJHORPEDQJ bentuk regionalisme yang melibatkan koloni, provinsi,
EDUX¶ UHJLRQDOLVPH %HUEHGD GHQJDQ UHJLRQDOLVPH µWXD¶ dan negara, dan beberapa perjanjian menghasilkan
yang mengarah pada integrasi dan federalisme, kerja sama politik dan ekonomi.
regionalisme baru cenderung mengedepankan John Ravenhill menjelaskan latar belakang
interdepedensi antar negara-negara anggotanya sebuah pemerintahan bergabung menjadi anggota
(Palmujoki, 1997:270). Setelah ditandatanganinya regionalisme karena dua alasan, politik atau ekonomi.
Traktat Maastricht, integrasi dalam Uni Eropa Dalam hal politik alasan-alasan pendorongnya adalah:
menguat baik secara vertikal maupun horizontal. perubahan keamanan, meningkatkan posisi tawar-
Menandai menguatnya interdepedensi antara negara- menawar suatu negara di dunia internasional,
negara Uni Eropa, karena institusi yang semakin memberikan sinyal kepada investor potensial.
terintegrasi. Interdepedensi merupakan dasar dari Sedangkan alasan ekonomi didorong oleh beberapa
kerja sama ASEAN (Palmujoki, 1997:270). hal seperti: membuka akses pasar yang lebih besar,
Uni Eropa dapat disimpulkan sebagai kerja kemungkinan untuk meningkatkan FDI,
sama yang menginspirasi, menjadi model, dan acuan kemungkinan untuk melakukan 'integrasi yang lebih
bagi kerja sama regional lainnya. Walaupun bentuk dalam'. Ravenhill menjelaskan lebih lanjut bahwa
kerja sama tersebut tidak sepenuhnya meniru bentuk regionalisme akan menarik investor-investor potensial.
kerja sama yang dilakukan oleh Uni Eropa. Uni Eropa Contohnya dapat dilihat di regionalisme NAFTA saat
mempunyai regulasi yang sangat kuat, dan bertujuan Meksiko bergabung pada tahun 1994. FDI di Meksiko
untuk meningkatkan kesejahteraan negara-negara rata-rata sebesar 8 Milyar Dollar AS pada tahun 1990-
Eropa. Sedangkan kerja sama regional seperti 1995 meningkat menjadi 14 Milyar Dollar AS dan 24
Mercusor justru menjadikan regionalisme sebagai Milyar Dollar AS pada tahun 2001. Pemerintah juga
pendekatan dengan negara-negara lain yang menggunakan regionalisme sebagai 'stepping stone'
mempunyai rasa enmity yang kuat, seperti Brazil dan terhadap liberalisme global, karena ada beberapa
Argentina yang menggunakan kerja sama regional sektor yang tidak akan bertahan dalam kompetisi
untuk mendorong proses demokrasi di kedua negara global, namun regionalisme akan membentuk
tersebut. kesiapan sektor tersebut nantinya. Contohnya
Pembentukan regionalisme akan selalu regionalisme membuka pasar yang lebih besar di
didasari oleh kepentingan suatu negara. Kepentingan kawasan untuk perusahaan, asosiasi ataupun petani
dalam setiap negara berbeda, dan dipengaruhi oleh yang akan membuka pasar atas produk-produk
aktor utama yang paling berpengaruh atau mereka. Tapi produk-produk tersebut belum dapat
memberikan pengaruh dalam negara tersebut. Seperti bersaing secara kompetitif di pasar global namun
individu paling berpengaruh (kepala pemerintahan), dapat bersaing pada pasar kawasan.
perusahaan, serikat buruh, kelompok kepentingan, Sedangkan dalam latar belakang politik
dan aktor-aktor berpengaruh lainnya. Ideologi juga Ravenhill menjelaskan bahwa regionalisme terbentuk
akan mempengaruhi kepentingan dari negara untuk menghilangkan kemungkinan perang yang
tersebut. Dalam ekonomi global, kepentingan adalah dapat mengganggu stabilitas kawasan. Contoh terbesar
suatu tujuan yang nantinya melalui institusi akan dapat dilihat pada pembentukan ECSC atau pada
merubahnya menjadi kebijakan. Terbentuknya pembentukan ASEAN pada tahun 1960an dengan
regionalisme tidak akan lepas dari kepentingan, tujuan membangun kepercayaan antar sesama negara
seperti salah satu tujuan utama dari terbentuknya di wilayah Asia Tenggara, untuk menghindari konflik
regionalisme adalah pemenuhan kepentingan masing- bersenjata pada era Perang Dingin. Dalam beberapa
masing negara dalam menghilangkan tarif atas kasus regionalisme ekonomi digagas untuk
meningkatkan keamanan terhadap anggotanya karena diketahui bahwa Uni Eropa telah sukses
adanya ancaman dari luar oleh negara non-anggota. mengaplikasikan hal ini, terbukti dengan bebasnya
Southern African Development Coordination Conference alur barang, jasa, dan manusia melintasi teritorial
(SADCC) dibentuk pada tahun 1980 yang bertujuan negara-negara yang telah tergabung dalam Zona Uni
untuk mengurangi ketergantungan pada Afrika Eropa. Kemudian adanya mata uang bersama yaitu
Selatan pada era apartheid. Euro juga merupakan suatu keberhasilan negara-
ASEAN mempunyai cerita yang berbeda, negara Uni Eropa dalam suatu upaya untuk
dibentuk sebagai kerja sama yang bertujuan melawan menghilangkan kesenjangan akibat perbedaan nilai
DQFDPDQ \DQJ GDWDQJ GDUL µOXDU¶ Namun dalam tukar mata uang. Meskipun demikian, Inggris tetap
perkembangnya, ASEAN mulai meniru struktur kerja mempertahankan dan menggunakan mata uangnya
sama Uni Eropa. Pada KTT ASEAN ke-9 tahun 2003 sendiri, yakni poundsterling. Alasannya adalah nilai
disepakati wacana pembentukan ASEAN Community. tukar mata uang Inggris ini merupakan yang paling
Pada perkembangannya ASEAN Community dibentuk tinggi dari negara-negara lain di dunia.
pada tahun 2015. AC dibentuk atas tiga pilar, yakni Seperti dua sisi mata uang, bergabungnya
ASEAN Economic Community (AEC), ASEAN Asia- Inggris sebagai anggota Uni Eropa tentunya
Cultural Community, ASEAN Political-Security memberikan keuntungan sekaligus adanya efek negatif
Community (Nuraeini S, et.al, 2010:233). AEC yang dirasakan oleh Inggris. Keuntungan bergabung
mempunyai empat pilar, yakni pasar tunggal ASEAN, dalam Uni Eropa bagi Inggris misalnya adalah
pengembangan ekonomi di ASEAN, pemerataan rendahnya halangan perdagangan bagi Inggris. UE
ekonomi, dan peningkatan daya saing global. adalah pasar yang potensial bagi komoditas yang
Inggris hasilkan.
FENOMENA BREXIT Brexit terjadi berdasarkan hasil voting
Belum lama ini dunia dikejutkan dengan masyarakat Inggris terkait masa depan Inggris tersebut.
keputusan Inggris yang pada akhirnya memutuskan Polling tersebut menunjukkan bahwa 51,9% warga
melepaskan diri dari naungan Uni Eropa. Walaupun Inggris menginginkan Inggris untuk melepaskan
sebenarnya isu mengenai pelepasan diri Inggris dari keanggotaannya dengan Uni Eropa. Voting ini diikuti
Uni Eropa ini telah lama berhembus. David oleh lebih dari 30 juta warga Inggris (BBC, 2016).
Cameron, Perdana Menteri Inggris, bahkan berjanji Hasil ini muncul karena berbagai faktor di antaranya
akan lengser dari kepemimpinannya apabila Inggris banyaknya imigran yang berasal dari negara-negara
tidak dapat mempertahankan status keanggotaannya yang masuk dalam zona Eropa untuk mencari kerja di
dengan Uni Eropa. Peristiwa ini kemudian menjadi Inggris. Setelah diberlakukannya kebijakan pasar
suatu fenomena baru yang menimbulkan sebuah tunggal Eropa, barang, jasa, dan pekerja dapat
pertanyaan akankah Uni Eropa masih dapat bergerak dengan bebas di semua negara-negara
dikategorikan sebagai suatu contoh integrasi yang anggota Uni Eropa. Kekhawatiran muncul dari
sukses pasca fenomena Brexit. masyarakat Inggris yang melihat arus pekerja yang
Sebelumnya, Uni Eropa merupakan suatu berasal dari negara-negara anggota UE lainnya, dapat
kerja sama regional yang paling sukses dalam mengancam ketersediaan lapangan pekerjaan bagi
hubungan internasional. Uni Eropa menjadi kiblat warga Inggris. Pada tahun 2004 saja sekitar 1,1 juta
bagi kerja sama regional lain yang terbentuk di warga UE bermigrasi ke Inggris, 660.000 di antaranya
wilayah lain. Bila ditinjau, Uni Eropa dapat kemudian menjadi pekerja di Inggris (Springford
dikategorikan sebagai organisasi regional yang et.al., 2014:68). Migrasi yang terjadi tidak hanya
sempurna apabila dapat memenuhi satu fase akhir membawa pekerja dengan kemampuan low skill
yakni terintegrasi dalam bidang politik. Tahapan ini namun juga pekerja yang mempunyai pendidikan
dapat ditempuh setelah suatu organisasi regional telah tinggi. Berikut adalah grafik penyerapan tenaga kerja
berhasil menciptakan suatu integrasi dalam bidang di Inggris.
ekonomi seperti yang diungkapkan oleh Cohn. Dapat
Gambar 1. Grafik Penyerapan Tenaga Kerja di Inggris

Sumber: (Springford et.al., 2014:71)

Dari grafik di atas, bagian kiri merupakan implikasi fenomena tersebut terhadap ASEAN. Telah
sektor pekerjaan dengan bayaran tinggi dan dijelaskan pula sebelumnya bahwa Uni Eropa telah
membutuhkan kemampuan spesifik. Berdasarkan menjadi model kerja sama di level regional bagi
grafik di atas, imigran yang berasal dari negara-negara regional lainnya, termasuk pada ASEAN. Mapannya
Eropa Barat mendominasi sektor pekerjaan dengan kerja sama Uni Eropa ini telah mendorong ASEAN
bayaran tinggi seperti manajer, insinyur dan peneliti. untuk melangkah maju dan mengembangkan kerja
Sedangkan warga yang berasal dari negara A8 (negara- sama tersebut ke dalam berbagai aspek. Salah satunya
negara yang bergabung ke UE pada tahun 2004) seperti pengembangan integrasi ekonomi yang lebih
mendominasi sektor pekerjaan dengan upah yang luas, seperti halnya Uni Eropa, ASEAN pun telah
tidak terlalu tinggi dan sektor pekerjaan seperti buruh menerapkan ASEAN Economic Community (AEC)
pabrik dan pekerja bangunan. Walaupun dalam setahun lalu. AEC tidak hanya memungkinkan
laporan CER fenomena tersebut justru memberikan perpindahan barang secara bebas tapi juga manusia
dampak positif bagi warga Inggris sendiri (seperti yang berada di dalam wilayah kedaulatan negara-
meningkatnya upah minimum), namun warga Inggris negara yang tergabung dalam ASEAN. Tidak hanya
melihat fenomena tersebut dalam satu perspektif, itu, sebelumnya ASEAN juga sempat mewacanakan
bahwa semakin banyak imigran yang masuk ke untuk dibentuknya suatu mata uang tunggal untuk
Inggris, persaingan semakin ketat, dan berakibat pada negara-negara tersebut. Hal ini bertujuan untuk
meningkatnya pengangguran bagi warga Inggris mempermudah negara-negara melakukan aktivitas
sendiri. Wacana Uni Eropa tidak sepenuhnya dikenal perdagangan yang dapat mengurangi hambatan
dan dipahami oleh masyarakat Inggris sehingga perdagangan. Namun, adanya permasalahan keuangan
mereka tidak memahami bagaimana peran Uni Eropa yang terjadi di Yunani menimbulkan suatu efek
di dalam kehidupan mereka. Kondisi ini domino terhadap keuangan negara-negara yang
menyebabkan Uni Eropa tidak berfungsi secara tergabung dalam Uni Eropa akibat adanya satu mata
signifikan bagi Inggris. Maka dari itu, sangat mudah uang tunggal yang diterapkan. Peristiwa ini kemudian
bagi masyarakat Inggris untuk memilih melepaskan menjadi suatu rambu-rambu bagi ASEAN untuk
diri dari Uni Eropa. meninjau kembali terkait wacana pembentukan mata
uang tunggal di negara-negara ASEAN.
PELAJARAN FENOMENA BREXIT BAGI ASEAN Sedikit peristiwa tersebut menyiratkan bahwa
Setelah dipaparkan mengenai fenomena
yang terjadi di Uni Eropa selalu menjadi perhatian
Brexit, maka bagian ini akan memaparkan tentang
bagi kerja sama regional lainnya, khususnya ASEAN. dukungan tidak hanya pemerintahan negara-negara di
Fenomena Brexit pun menjadi perhatian tidak hanya ASEAN, tapi juga masyarakat yang berada di
bagi organisasi regional, melainkan juga masyarakat lingkungan negara-negara ASEAN. Oleh sebab itu,
seluruh dunia. Peristiwa ini sangat tentu sebagai suatu sangat penting negara-negara ASEAN untuk
anomali, di mana perluasan Uni Eropa masih tetap menyebarkan ide-ide mengenai ASEAN ke seluruh
terjadi, tapi Inggris malah memutuskan untuk kalangan di masyarakat ASEAN, tujuannya adalah
melepaskan keanggotaannya dari Uni Eropa. Secara agar masyarakat merasa bahwa kehadiran ASEAN ini
tidak langsung, fenomena ini tidak akan sangat penting dan dirasakan di setiap lini kehidupan
mempengaruhi ASEAN secara signifikan, namun hal masyarakat. Belajar dari Brexit bahwa sebagian besar
ini menjadi pengingat bagi ASEAN bahwa negara penduduk Inggris tidak memahami bagaimana Uni
akan melakukan berbagai cara dan dapat Eropa dapat berperan signifikan dalam kehidupan
mengorbankan suatu hal untuk mencapai mereka. Kurang berhasilnya peran pemerintah dalam
kepentingan nasionalnya serta rentannya kerja sama menyebarkan ide dan wacana ke seluruh negeri
regional karena hal ini. mengakibatkan masyarakat menjadi kurang peduli
Ketika Inggris memutuskan bergabung mengenai Uni Eropa ini.
dengan Uni Eropa, maka Inggris harus mengorbankan
kedaulatannya untuk bersedia berbagi dengan negara Isu Imigran Sebagai Salah Satu Pemicu Fenomena
anggota lainnya, namun bersamaan dengan itu, Brexit
Inggris mendapatkan keuntungan dari segi Keinginan masyarakat Inggris untuk keluar
perdagangan, di mana Inggris dikenai pajak yang dari zona Eropa, merupakan alasan utama Brexit
murah dalam melakukan aktivitas ekspor ke negara terjadi. Isu imigran yang masuk ke Inggris menjadi
Uni Eropa lainnya. Pasca Brexit, ada efek positif dan alasan utama, sesuai dengan polling yang dilakukan
negatif yang dirasakan oleh Inggris, yakni Inggris oleh media Inggris, Guardian, pada Maret 2016.
mendapatkan kembali kedaulatannya secara utuh, Dalam polling tersebut terdapat tiga permasalahan
namun Inggris harus melakukan negosiasi ulang paling penting yang berpengaruh di Inggris di
dalam hal perdagangan. Kondisi-kondisi seperti inilah antaranya permasalahan imigrasi, kesehatan,
yang harus diperhatikan oleh ASEAN bahwa negara- kemudian keanggotaan Inggris dan hubungannya
negara ASEAN memang harus mempunyai suatu ide dengan Uni Eropa (Mann, 2016). Polling tersebut
dan tujuan bersama yang merupakan suatu perekat mencerminkan bahwa warga Inggris mengidentifikasi
antar satu-sama lain di dalam ASEAN. Terlebih isu imigran sebagai permasalahan yang paling
dengan tidak meratanya pertumbuhan ekonomi serta mempengaruhi Inggris. Permasalahan keanggotaan
kestabilan politik dan sosial di wilayah ASEAN dapat Inggris di UE menjadi isu paling penting setelah isu
menjadi suatu faktor yang dapat menimbulkan imigran dan kesehatan.
keretakan di dalam kerja sama regional ini. ASEAN yang telah meresmikan AEC pada
Mengingat ASEAN memiliki mekanisme yang tidak tahun 2015 akan menciptakan pergerakan arus jasa
sekokoh Uni Eropa, menjadikan ASEAN lebih rentan dan pekerja di antara negara-negara ASEAN, sehingga
terhadap terjadinya permasalahan, dan pengelolaan fenomena imigrasi akan terjadi dari negara dengan
permasalahan pun hanya melalui musyawarah yang ekonomi lemah ke negara dengan ekonomi yang lebih
tentunya akan memakan waktu lama dalam berupaya kuat. Seperti yang dihadapi Inggris, negara-negara
menangani persoalan yang muncul. ASEAN sangat mungkin akan menghadapi isu yang
Meskipun fenomena Brexit ini tidak sama. Kekhawatiran muncul bukan dari aspek
memberikan pengaruh yang signifikan bagi ASEAN, pemerintah namun berasal dari masyarakat.
namun ASEAN tetap perlu menjadikan fenomena ini Masyarakat akan menghadapi kekhawatiran atas
sebagai suatu kajian yang perlu untuk dipahami demi pergerakan imigran yang disinyalir akan mengambil
keberlangsungan dan keutuhan ASEAN. Kemampuan lahan pekerjaan di negara-negara tempat mereka
ASEAN untuk bertahan tentunya memerlukan
bermigrasi. Seperti halnya Inggris, ASEAN harus permintaan komisi Eropa, hanya 18% koresponden
dapat mengambil pelajaran bahwa masyarakat ASEAN yang cukup mengetahui tentang UE, 82% lainnya
mungkin masih gamang terhadap pergerakan imigran mempunyai pengetahuan yang sedikit bahkan tidak
yang bebas di antara negara-negara anggota ASEAN. tahu sama sekali (Gallup Organization, 2011:5).
Seperti masyarakat Inggris yang menyatakan imigran Besarnya ketidaktahuan warga Inggris terhadap UE
sebagai isu utama permasalahan dan alasan yang sejalan dengan persepsi masyarakat Inggris atas UE.
mempengaruhi voting mereka terkait Brexit. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar 3 dan 4 di
bawah ini.
PENTINGNYA PENGETAHUAN TENTANG
REGIONALISME BAGI MASYARAKAT ASEAN Gambar 3. Persentase Pengetahuan tentang Uni
Berdasarkan empat pilar AEC, ASEAN jelas Eropa, kebijakannya, dan institusi
semakin meniru model integrasi Monnet, layaknya
model integrasi Uni Eropa. Mengedepankan kerja
sama ekonomi. Model keempat pilar tersebut dapat
dilihat dalam gambar berikut:

Gambar 2. Empat Pilar ASEAN Economic


Community 2015

Gambar 4. Tanggapan mengenai Uni Eropa

Sumber: (Gallup Organisation, 2011:6)


Sumber: (Sekretariat ASEAN, 2015)

Berdasarkan grafik di atas, kurang dari 20%


Salah satu pilar pertama mempunyai tujuan
koresponden yang merasa cukup mengetahui tentang
untuk menciptakan pasar tunggal di ASEAN melalui
UE, dan sekitar 39% koresponden merasa
pergerakan barang, investasi, jasa, dan pekerja secara
keanggotaan Inggris di UE membawa dampak negatif.
bebas di dalam negara-negara ASEAN. ASEAN harus
Kurangnya informasi masyarakat Inggris terhadap UE
dapat mengambil tindakan preventif agar isu yang
mempengaruhi opini mereka atas UE. ASEAN harus
dihadapi UE tidak terjadi di ASEAN.
dapat menjadikan fenomena tersebut sebagai acuan
Kepemerintahan ASEAN harus mampu
dalam mengembangkan kerja sama regionalnya.
menanggulangi persepsi masyarakat yang meUDVD µWLGDN
Langkah utama ASEAN dalam menanggapi isu Brexit
DPDQ¶ DWDV SHUJHUDNDQ LPLJUDQ \DQJ EHEDV GL negara-
adalah memberikan informasi yang jelas apa itu
negara ASEAN. Brexit terjadi karena adanya
ASEAN kepada masyarakat ASEAN.
referendum dari masyarakat Inggris, agar Inggris
Brexit memberikan pelajaran bahwa integrasi
keluar dari zona UE. Namun faktanya, masyarakat
yang semakin dalam belum tentu membawa pengaruh
Inggris tidak terlalu tahu informasi, regulasi, serta
positif dalam kacamata masyarakat. Masyarakat
peraturan yang dibuat oleh UE. Berdasarkan survey
cenderung melihat sisi-sisi yang cenderung asing dan
yang dilaksanakan oleh Gallup Organization di bawah
dianggap membahayakan mereka. Dalam kasus Brexit kerja sama kepada masyarakat negara-negara anggota
hal tersebut adalah isu imigran. ASEAN mempunyai ASEAN. Hal ini penting mengingat belum meratanya
kemungkinan menghadapi isu yang sama, namun kesadaran masyarakat negara-negara anggota terhadap
ASEAN dapat menanggulangi hal tersebut dengan ASEAN seperti yang terdapat pada tabel di bawah ini.
memberikan informasi terkait ASEAN dan pilar-pilar

Tabel 1. Persentase Familiarnya 10 Negara terhadap ASEAN

Sumber: (Thompson & Thianthai)

Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa bila Laos. Tabel ini memperlihatkan perlunya sosialisasi
dilihat secara keseluruhan, masyarakat di negara- informasi terkait ASEAN agar tidak adanya
negara ASEAN 60,7% telah familiar dengan ASEAN. kesenjangan pengetahuan di antara negara-negara di
Vietnam dan Laos merupakan dua negara teratas yang ASEAN. Sebab adanya pengetahuan yang baik akan
persentasenya tinggi dalam hal pengenalan terhadap menunjang pelaksanaan setiap program ASEAN di
ASEAN. Singapura justru mempunyai persentase negara-negara anggota dengan lancar.
lebih rendah dibandingkan dengan Vietnam dan

Tabel 2. Persentase Rasa Bagian dari ASEAN

Sumber: (Thompson & Thianthai, hal. 53)

Tabel ini menunjukkan persentase merasa menjadi bagian dari ASEAN. Hampir sama
bagaimana masyarakat negara-negara anggota ASEAN dengan tabel sebelumnya, di mana Singapura menjadi
negara yang paling rendah rasa menjadi bagian dari ASEAN. Meskipun secara keseluruhan persentase
masyarakat ASEAN. Namun Laos, Kamboja, dan rata-rata terhadap pernyataan tersebut sangat tinggi.
Vietnam merupakan tiga negara yang persentasenya Penilaian ini memperlihatkan bahwa sense of awareness
tertinggi dibandingkan negara anggota ASEAN masyarakat dari tiga negara, khususnya Laos dan
lainnya terhadap rasa menjadi bagian dari masyarakat Vietnam sangatlah tinggi terhadap ASEAN.

Tabel 3. Persentase Keterkaitan Keanggotaan ASEAN terhadap Individu Warga Negara

Sumber: (Thompson & Thianthai, hal. 45)

Tabel ini menunjukkan bahwa Myanmar dan KESIMPULAN


Indonesia merupakan negara dengan persentase Uni Eropa merupakan model kerja sama
paling rendah yang merasa bahwa ASEAN regional yang memberikan inspirasi bagi kerja sama di
memberikan keuntungan secara personal kepada regional lainnya. Hal ini disebabkan karena
masyarakatnya. Sementara Laos dan Vietnam tetap keberhasilan Uni Eropa dalam melakukan perluasan
menduduki persentase tertinggi dalam hal ini. Tabel keanggotaan. Namun fenomena Brexit baru-baru ini
ini memperlihatkan bahwa memang ASEAN harus menimbulkan suatu kekhawatiran baru terhadap
mewacanakan setiap programnya lebih luas dan suatu kerja sama regional. Inggris yang memutuskan
bagaimana program-program tersebut dapat keluar dari Uni Eropa tentunya mempengaruhi
memberikan keuntungan secara personal terhadap arsitektur dari Uni Eropa. Inggris harus kembali
kehidupan masyarakat di negara-negara ASEAN. menegosiasikan setiap aspek yang sudah disepakati
Di samping itu, longgarnya mekanisme dan ketika Inggris bergabung dengan Uni Eropa. Namun
peraturan ASEAN juga menjadi peluang bagi negara- fenomena ini tidak memberikan pengaruh yang
negara untuk mangkir dari setiap kesepakatan yang signifikan bagi kerja sama regional lainnya, khususnya
terbentuk. Hal ini misalnya terkait ASEAN Economic ASEAN. Meskipun demikian, fenomena ini menjadi
Community, ASEAN perlu mengatur tentang rambu-rambu dan suatu pelajaran yang berharga bagi
perpindahan manusia maupun jasa secara jelas. ASEAN, agar peristiwa keluarnya keanggotaan di
Apabila ASEAN tidak mampu memberikan suatu organisasi regional dapat dibendung sehingga
pengaturan yang jelas akan merugikan negara-negara tidak terjadi.
ASEAN itu sendiri. Tidak tertutup kemungkinan jika
fenomena seperti Brexit dapat terjadi di ASEAN.
REFERENSI Sekretariat ASEAN, 2015, ASEAN Economic Community 2015:
BBC, 2016, EU Referendum, (Online), Progress and Key Achievments, Jakarta: ASEAN, (Online)
(http://www.bbc.com/news/politics/eu_referendum/results, (http://www.asean.org/storage/images/2015/November/aec
30 Agustus 2016). -page/AEC-2015-Progress-and-Key-Achievements.pdf,
Burgess, M., 1996, Introduction: Federalism and Building the diakses 29 Agustus 2016).
European Union, Publius, Autumm, Vol. 26, No. 4. Springford, J., Tilford, S., Whyte, P., 2014, The Economic
Cohn, T. H., 2012, Global Political Economy: 6th Ed, New York: Consequences of Leaving the EU, A Center of European
Reform, (Online),
Pearson.
Feder, E., 1961, Some Reflections on Latin America's 'Common (https://www.cer.org.uk/sites/default/files/smc_final_report_j
Market'. The American Journal of Economics and Sociology, une2014.pdf, diakses 28 Agustus 2016).
Sudirman, A., Silvya, D., Suparman, N., 2010. Regionalisme dalam
Vol. 20, No.4.
Gallup Organitation, 2011, Attitudes toward the EU in the United Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kingdom, Flash Euro Barometer, (Online), Thompson, E. C., & Thianthai, C., (t.thn.), Attitude and Awareness
(http://ec.europa.eu/public_opinion/flash/fl_318_en.pdf, toward ASEAN: findings of a Ten Nations Survey, ASEAN
diakses 29 Agustus 2016). Foundation, (Online),
Leifer, M., 1989, ASEAN and the Security of South-East Asia, New (http://www.aseanfoundation.org/documents/Attitudes%20
York: Routledge. and%20Awareness%20Toward%20ASEAN.pdf, diakses 29
Mann, J., 2016, Britons and Europe: the Survey Result, (Online), Agustus 2016).
Yue., C. S., 1997. Regionalism and Subregionalism in ASEAN: The
(http://www.theguardian.com/politics/2016/mar/20/britons-
Free Trade Area and Growth Triangle Models. Dalam Ito,
on-europe-survey-results-opinium-poll-referendum, diakses
30 Agustus 2016). T., & Krueger, A. (Eds.), Regionalism versus Multilateral Trade
Perwita, A. A. B., & Yani, Y. M., 2005, Pengantar Ilmu Hubungan Arrangements, London: Chicago University Press.
Internasional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai