Anda di halaman 1dari 1

Nama : Winy Dama Hesty

Kelas : X Busana 2

Mapel : Bahasa Indonesia

Mengubah teks hikayat menjadi cerpen

Pada suatu hari di kota mahligai hiduplah seorang raja bernama Daya Tu Kerub Mahajana. Ia memiliki
seorang anak laki-laki bernama Paya Tu Antara. Beberapa lama kemudian, Paya Tu Kerub Majanaha
wafat. Tahta kerajaan di wariskan Paya Tu Naqpa. Paya Tu Naqpa adalah raja yang suka berburu.

Suatu hari Paya tu nagpa mendengar bahwa daerah tepi laut mempunyai banyak hewan untuk diburu.
Lalu Paya Tu Naqpa memanggil para prajurit untuk berkumpul. " Aku mendengar bahwa di daerah tepi
laut memiliki banyak hewan untuk diburu". Kata sang raja." Benar tuan saya pun juga mendengar hal
tersebut" jawab sang prajurit. " Jikalau demikian kumpulkan semua rakyat kita besok akan pergi berburu
ke tempat tepi laut itu". Perintah sang raja

Namun tak ada satupun binatang yang nampak oleh rombongan raja tersebut. 2 jam pun berlalu tiba-
tiba si anjing menggonggong "apa yang dikatakan dikatakan oleh anjing itu?" kata raja. " Maaf raja ada
seekor rusa putih besarnya seperti kambing, warna tubuhnya cerah, tetapi rasa itu hilang berlarian ke
suatu daerah" kata prajurit.

Setelah mendengar ucapan orang itu raja pun langsung berangkat ke tempat tersebut. Di sana raja
bertemu dengan sebuah rumah sepasang suami istri yang sedang duduk di depan rumahnya. Raja
menyuruh salah satu prajurit untuk bertanya kepada orang tua itu. Mengapa berada disini, dan dari
mana asalnya kedua orang itu pun menjawab " hormat tuanku, hambamu ini rakyatmu yang mulia,
karena kami berasal dari kota maligai" kata orang tua itu. "Siapa namamu?" tanya raja. " Nama saya Pak
Tani" kata orang tua itu. Setelah mendengar jawaban orang tua itu raja pun kembali ke kemahnya. Pada
malam itu raja berbicara pada prajuritnya untuk pergi ke tempat pelanduk putih itu.

Keesokan harinya seluruh prajurit menyuruh orang kembali ke kota maligai dan untuk mengerahkan
seluruh rakyat pergi ke tempat itu. Setelah seluruh prajurit sudah melakukan perintah raja, raja pun
kembali ke kota maligai. Sudah dua bulan lamanya negeri itu pun kosong. Pindahlah raja ke negeri itu
dan dinamakan Patani Darussalam (negeri yang sejahtera).

Dari awal tempat dimana raja rusa putih itu hilang sampai pintu gajah di ujung jembatan kedi, itulah
tempat pathani tinggal dan hidup. Banyak orang mengatakan nama negeri berasal dari nama orang yang
tinggal disana. Sesungguhnya nama negeri itu berasal dari hilangnya rusak itu.

Anda mungkin juga menyukai