Anda di halaman 1dari 20

Jawaban :

Dalam case study 1 menunjukkan bahwa karena ketidakmampuan individu untuk melakukan tugas
yang kompleks pada tingkat proses, maka terdapat kebutuhan untuk mengurangi ketergantungan pada
pengendalian yang dilakukan pada tingkat tersebut. Sebaliknya, penekanan yang lebih besar harus diberikan
pada penilaian dan pengujian pengendalian di tingkat entitas, karena pengendalian tersebut memainkan peran
penting dalam sistem pengendalian internal secara keseluruhan. Baik manajemen maupun fungsi audit internal
harus mempertimbangkan hasil penilaian pengendalian tingkat entitas ketika mengevaluasi efektivitas
pengendalian internal dan merancang pengujian pengendalian tingkat proses dan tingkat transaksi. Meskipun
penilaian berkala terhadap pengendalian tingkat entitas sudah cukup, penilaian tersebut harus
dipertimbangkan ketika merencanakan penugasan individual untuk memastikan efektivitas dan efisiensi
pengujian pengendalian tingkat proses dan tingkat transaksi.
Pendekatan ini sejalan dengan pentingnya pengendalian tingkat entitas dalam keseluruhan sistem
pengendalian internal dan kebutuhan untuk menyesuaikan rencana audit agar fokus pada pengendalian yang
paling penting untuk mencapai tujuan organisasi. Penekanan pada pengendalian tingkat entitas didukung oleh
fakta bahwa pengendalian tersebut mencakup pengendalian untuk memantau pengendalian lainnya dan
penting untuk memitigasi risiko dan memastikan efektivitas pengendalian internal . Oleh karena itu,
pernyataan study case 1 menyoroti pentingnya penyesuaian pendekatan audit untuk mencerminkan peran
penting pengendalian tingkat entitas dalam menjaga lingkungan pengendalian yang efektif.
Berikut beberapa pendekatan audit ketika ketergantungan terhadap pengendalian yang dilakukan pada tingkat
proses oleh individu yang tidak mampu melakukan tugas yang rumit:
1. Penilaian Kontrol Tingkat Entitas yang Ditingkatkan
Melakukan penilaian yang lebih ketat dan komprehensif terhadap pengendalian di tingkat entitas untuk
mengkompensasi keterbatasan di tingkat proses. Hal ini dapat melibatkan evaluasi rinci atas penilaian
manajemen, dengan fokus pada indikator risiko utama, faktor budaya, dan struktur tata kelola secara
keseluruhan.
2. Peningkatan dan Pelatihan Keterampilan
Memberikan pelatihan yang ditargetkan dan pengembangan keterampilan bagi individu yang terlibat
dalam pengendalian tingkat proses untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menangani tugas
yang kompleks. Hal ini dapat melibatkan investasi dalam program pelatihan, lokakarya, atau
mempekerjakan individu dengan keterampilan khusus.

3. Integrasi Teknologi
Manfaatkan teknologi canggih dan alat otomatisasi untuk meningkatkan efektivitas pengendalian di
tingkat proses. Penerapan teknologi pintar dapat membantu dalam menangani tugas-tugas kompleks
dan mengurangi ketergantungan pada kemampuan individu.

4. Pemantauan Berkelanjutan
Membangun sistem pemantauan berkelanjutan yang kuat yang melakukan pemeriksaan real-time pada
pengendalian di tingkat entitas dan memberikan peringatan tepat waktu untuk setiap penyimpangan.
Hal ini dapat membantu dalam mengatasi masalah dengan cepat dan menjaga efektivitas pengendalian.

5. Penilaian Berkala dengan Fleksibilitas


Meskipun penilaian pengendalian tingkat entitas biasanya dilakukan secara berkala seperti pendekatan
fleksibel yang memungkinkan penilaian atau penyesuaian lebih sering berdasarkan perubahan dalam
lingkungan bisnis atau peristiwa signifikan. Hal ini memastikan bahwa pengendalian tetap relevan dan
efektif dari waktu ke waktu.

6. Pendekatan Kolaboratif
Menumbuhkan kolaborasi antara manajemen dan fungsi audit internal untuk bersama-sama mengatasi
tantangan terkait tugas yang kompleks. Upaya kolaboratif ini dapat menghasilkan pemahaman yang
lebih holistik mengenai risiko dan pengendalian.

7. Strategi Pengujian yang Disesuaikan


Mengembangkan strategi pengujian yang disesuaikan untuk kontrol tingkat proses dan tingkat
transaksi berdasarkan hasil penilaian tingkat entitas. Penyesuaian ini memastikan bahwa pendekatan
pengujian selaras dengan profil risiko spesifik dan lingkungan pengendalian organisasi.
Exercise 1: Research Enron Corporation (U.S.A.), WorldCom (U.S.A.), Wells Fargo (U.S.A.),
Volkswagen (Germany), and Barings Bank (England). Be prepared to answer the following questions:

Jawaban :
Enron Corporation (U.S.A.)
Which of those causes appear to What actions by the board or
Case What were the primary causes for each of these failures? represent entity-level control management may have prevented
breakdowns these breakdowns from occurring
Enron Corporation mengalami kebangkrutan pada tahun 2001 Penyebab kegagalan dalam
Kegagalan Enron Corporation
beberapa penyebabnya yaitu : pengendalian tingkat entitas pada
disebabkan oleh kombinasi praktik
1. Kombinasi praktik yang tidak etis Enron Enron Corporation adalah:
yang tidak etis, tata kelola perusahaan
• Fraudulent of financial statement : Enron
yang lemah, dan pengendalian
menggunakan Metode special purpose entities (SPEs) 1. Fraudulent of financial
internal yang tidak efektif. Untuk
dan metode akuntansi proyektif untuk statement
mencegah terjadinya gangguan ini,
menyembunyikan utang, melebih-lebihkan laba, dan Enron menggunakan metode
dewan atau manajemen harus
menciptakan ketidaktransparanan dalam laporan akuntansi yang rumit untuk
menerapkan praktik tata kelola
keuangan. menyembunyikan utang dan
perusahaan yang efektif, seperti
• Kurangnya Pengawasan : Kegagalan dewan direksi menggelembungkan laba,
melindungi pemegang saham,
dalam pengawasan dan tidak menantang praktik yang sehingga menyebabkan
memberikan pengawasan aktif dan
Enron meragukan, disertai dengan ketidakkritisan auditor kurangnya transparansi dalam
independen, dan memantau
Corporation eksternal (Arthur Andersen) terhadap laporan laporan keuangannya.
pengurasan kas kumulatif yang
(U.S.A.) keuangan, serta ketidakmampuan Badan Pengawas
disebabkan oleh rencana kompensasi
untuk mencegah aktivitas kecurangan karena 2. Kurangnya Pengawasan
eksekutif. enron juga harus
kesenjangan pengawasan. Dewan direksi dan auditor
menetapkan pengendalian internal
• Keterlibatan Pemangku Kepentingan : Eksekutif eksternal gagal memberikan
yang efektif, seperti memberikan
puncak terlibat serta mengatur kecurangan, sementara pengawasan yang efektif dan
transparansi dalam pelaporan
beberapa anggota dewan dan pemangku kepentingan menilai laporan keuangan Enron
keuangan, memastikan kepatuhan,
mengetahui masalah tetapi tidak mengambil tindakan. secara kritis.
dan mengelola risiko. Selain itu,
dewan atau manajemen harus
2. Tata kelola Perusahaan yang lemah : Kejatuhan Enron 3. Keterlibatan Pemangku
mendorong budaya transparansi dan
disebabkan oleh tata kelola perusahaan lemah, Kepentingan
akuntabilitas, sehingga karyawan
kepemimpinan tidak etis, pengawasan dewan direksi yang Para eksekutif puncak Enron dan
merasa aman untuk melaporkan
buruk, dan praktik akuntansi manipulatif. Eksekutif puncak beberapa anggota dewan terlibat
terlibat dalam tindakan merugikan untuk menutupi dalam aktivitas kecurangan, yang aktivitas kecurangan atau
kerugian, sementara kurangnya transparansi dalam laporan menunjukkan kegagalan dalam ketidakpatuhan apa pun.
keuangan memungkinkan praktik merugikan berkembang mendorong perilaku etis dan
tanpa terdeteksi. Kelemahan mekanisme pelaporan mencegah perilaku curang.
membuat karyawan enggan melaporkan kecurangan,
karena Enron tidak memiliki mekanisme efektif untuk Penyebab-penyebab ini
melaporkan pelanggaran atau ketidakpatuhan. menunjukkan rusaknya
lingkungan pengendalian
3. Pengendalian internal yang tidak efektif : organisasi secara keseluruhan,
Pengendalian internal yang kurang efektif di Enron termasuk budaya, pengawasan,
melibatkan kegagalan transparansi laporan keuangan, dan nilai-nilai etika.
praktik akuntansi meragukan seperti penggunaan entitas di
luar neraca, dan pengawasan dewan direksi yang buruk.
Metode akuntansi yang tidak jujur, seperti mark-to-market
accounting, serta kurangnya penilaian kritis dari auditor
eksternal (Arthur Andersen), menunjukkan kurangnya
pengendalian internal dalam mengelola risiko dan
memastikan kepatuhan, terutama dengan konflik
kepentingan yang tampak dalam kendali CFO Andrew
Fastow terhadap entitas luar.
1. What were the primary causes for Enron Corporation (U.S.A.), failures?
Jawaban :
Enron Corporation mengalami kebangkrutan pada tahun 2001 beberapa penyebabnya karena
kombinasi praktik yang tidak etis, tata kelola perusahaan yang lemah dan pengendalian internal yang
tidak efektif.
A. Kombinasi praktik yang tidak etis Enron:
1. Fraudulent financial statements :
• Enron menggunakan Metode special purpose entities (SPEs) dalam pembukuan
untuk menyembunyikan utang dan melebih-lebihkan laba.
• Enron menggunakan metode akuntansi yang memproyeksikan keuntungan di masa
depan dengan segera, bahkan sebelum keuntungan tersebut diperoleh.
• Kompleksitas laporan keuangan membuat orang sulit memahami situasi keuangan
sebenarnya (Tidak transparan)

2. Kurangnya Pengawasan:
• Dewan direksi Enron gagal memberikan pengawasan yang efektif dan menantang
praktik yang meragukan.
• Auditor eksternal, Arthur Andersen, tidak menilai laporan keuangan Enron secara
kritis, sehingga berkontribusi terhadap kurangnya pengawasan.
• Badan pengawas, seperti SEC, tidak mampu mendeteksi atau mencegah aktivitas
kecurangan Enron karena kesenjangan dalam pengawasan.

3. Keterlibatan Pemangku Kepentingan:


• Para eksekutif puncak Enron secara aktif berpartisipasi dan mengatur aktivitas
kecurangan.
• Beberapa anggota dewan dan pemangku kepentingan mengetahui adanya
permasalahan namun tetap diam atau tidak mengambil tindakan.

B. Tata Kelola perusahaan yang lemah Enron :


Kejatuhan Enron terjadi karena tata kelola perusahaan yang lemah, ditandai oleh
kepemimpinan yang tidak etis, pengawasan dewan direksi yang buruk, dan praktik akuntansi
manipulatif. eksekutif puncak yang terlibat dalam tindakan yang merugikan dan tidak etis untuk
menutupi kerugian, sementara dewan direksi gagal memberikan pengawasan yang memadai.
Penggunaan entitas di luar neraca dan kurangnya keterbukaan dalam laporan keuangan
menciptakan lingkungan di mana praktik-praktik yang merugikan dapat berkembang tanpa
terdeteksi. Kelemahan dalam mekanisme pelaporan pelanggaran juga membuat karyawan enggan
melaporkan kecurangan (Enron tidak memiliki mekanisme yang efektif untuk melaporkan
pelanggaran atau ketidakpatuhan, sehingga karyawan tidak merasa aman melaporkan praktik-
praktik yang merugikan)

C. Pengendalian internal yang tidak efektif enron


Pengendalian internal yang kurang efektif di Enron mencakup kegagalan dalam memberikan
transparansi dalam laporan keuangan, dimana praktik akuntansi yang meragukan seperti
penggunaan entitas di luar neraca menyulitkan pemahaman kondisi keuangan sebenarnya.
Pengawasan yang buruk dari dewan direksi memungkinkan kebijakan dan tindakan yang
merugikan untuk terus berlangsung tanpa pengawasan yang memadai. Metode akuntansi yang
tidak jujur, seperti mark-to-market accounting, juga menjadi masalah, terutama karena auditor
eksternal, Arthur Andersen, gagal memberikan penilaian kritis yang diperlukan. Konflik
kepentingan dan praktik-praktik yang tidak sesuai etika, seperti yang terlihat dalam kendali yang
dimiliki oleh CFO Andrew Fastow terhadap entitas luar, menunjukkan kurangnya pengendalian
internal dalam mengelola risiko dan memastikan kepatuhan.

2. Which of those causes appear to represent entity-level control breakdowns for Enron
Corporation (U.S.A.)?
Jawaban :
Penyebab yang tampaknya mewakili kegagalan pengendalian tingkat entitas untuk Enron Corporation
yaitu:

1. Fraudulent of financial statement :


• Enron menggunakan entitas bertujuan khusus (SPE) untuk menyembunyikan utang dan
menggelembungkan keuntungan, yang menyebabkan kurangnya transparansi dalam
laporan keuangannya.
• Penggunaan metode akuntansi yang memproyeksikan keuntungan di masa depan dengan
segera, bahkan sebelum keuntungan direalisasikan, berkontribusi terhadap kurangnya
transparansi.

2. Kurangnya Pengawasan:
• Dewan direksi gagal memberikan pengawasan yang efektif dan menentang praktik yang
meragukan, sehingga berkontribusi terhadap rusaknya pengendalian di tingkat entitas.
• Auditor eksternal, Arthur Andersen, tidak menilai secara kritis laporan keuangan Enron,
yang selanjutnya berkontribusi terhadap kurangnya pengawasan.

3. Keterlibatan Pemangku Kepentingan:


• Para eksekutif puncak Enron secara aktif berpartisipasi dan mengatur aktivitas kecurangan,
yang menunjukkan rusaknya budaya perusahaan dan selera risiko organisasi.
• Beberapa anggota dewan dan pemangku kepentingan menyadari adanya masalah namun
tetap diam atau tidak mengambil tindakan, yang mencerminkan kegagalan dalam nilai-
nilai, etika, dan promosi perilaku curang organisasi .

3. What actions by the board or management may have prevented these breakdowns from occurring
in Enron Corporation (U.S.A.),?
Jawaban :
Kegagalan Enron Corporation disebabkan oleh kombinasi praktik yang tidak etis, tata kelola perusahaan
yang lemah, dan pengendalian internal yang tidak efektif. Untuk mencegah terjadinya gangguan ini, dewan
atau manajemen harus menerapkan praktik tata kelola perusahaan yang efektif, seperti melindungi
pemegang saham, memberikan pengawasan aktif dan independen, dan memantau pengurasan kas
kumulatif yang disebabkan oleh rencana kompensasi eksekutif. enron juga harus menetapkan
pengendalian internal yang efektif, seperti memberikan transparansi dalam pelaporan keuangan,
memastikan kepatuhan, dan mengelola risiko. Selain itu, dewan atau manajemen harus mendorong budaya
transparansi dan akuntabilitas, sehingga karyawan merasa aman untuk melaporkan aktivitas kecurangan
atau ketidakpatuhan apa pun.
WorldCom (U.S.A.)

What were the primary causes for Which of those causes appear to represent What actions by the board or management may have
Case
each of these failures? entity-level control breakdowns prevented these breakdowns from occurring

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh manajemen


worldcom :
1. Menekankan Perilaku Etis: manajemen harus
menjadikan kepemimpinan dengan kejujuran dan
Kegagalan WorldCom disebabkan
integritas sebagai prioritas utama, serta memberikan
oleh praktik akuntansi yang curang
contoh yang baik bagi semua orang di perusahaan.
dan kurangnya pengendalian tingkat Kegagalan kontrol entitas WorldCom (AS)
entitas yang efektif. disebabkan oleh kurangnya lingkungan
2. Memperhatikan Keuangan: manajemen harus
• Perusahaan menggunakan pengendalian yang kuat, termasuk
memantau dengan cermat kinerja keuangan
teknik akuntansi yang menipu pengendalian tingkat entitas dan pengawasan
perusahaan dan efektivitas pengendalian internal
untuk meningkatkan kinerja eksekutif yang tidak memadai. Hal ini
untuk mengetahui masalah apa pun sejak dini.
WorldCom keuangannya, yang memungkinkan terjadinya penyalahgunaan
(U.S.A.) menyesatkan investor dan pengendalian tingkat entitas, seperti praktik
3. Identifikasi dan Kelola Risiko: Manajemen harus
regulator. akuntansi curang, yang tidak terdeteksi.
secara teratur mencari potensi kelemahan dalam
• Tidak adanya pengendalian Keterlibatan eksekutif dalam skema tersebut
pelaporan keuangan dan pengendalian internal
yang kuat di tingkat entitas menunjukkan kegagalan dalam pengawasan
perusahaan dan mengambil langkah-langkah untuk
gagal memberikan pengawasan dan tata kelola perusahaan, yang seharusnya
memperbaikinya.
dan tata kelola yang memadai, mencegah praktik akuntansi yang tidak etis.
sehingga aktivitas kecurangan
4. Memperkuat Pengendalian Internal: Manajemen
tetap terjadi tanpa terdeteksi.
harus memastikan bahwa perusahaan memiliki
pengendalian internal yang kuat untuk mendukung
keakuratan pelaporan keuangannya.
1. What were the primary causes for world com (USA) failures?
Jawaban :
Penyebab utama kegagalan WorldCom (AS) yaitu kombinasi praktik akuntansi yang curang dan
kurangnya pengendalian tingkat entitas yang efektif.
1. Fraudulent Accounting Practice: WorldCom terlibat dalam praktik akuntansi yang curang,
termasuk penggelembungan laba bersih dan arus kas dengan mencatat pengeluaran sebagai
investasi secara tidak tepat. Hal ini menyebabkan pernyataan aset perusahaan yang terlalu besar
dengan total lebih dari $11 miliar. Perusahaan juga salah menggambarkan kinerja keuangannya
dengan memanfaatkan biaya operasional dan bukan membebankannya, serta mencatat jurnal fiktif
untuk meningkatkan pendapatan. Teknik akuntansi ini menyesatkan investor dan regulator,
sehingga menciptakan kesan yang salah terhadap kesehatan keuangan perusahaan.
2. Penyalahgunaan Pengendalian Tingkat Entitas: Kurangnya pengendalian tingkat entitas yang
efektif dalam struktur tata kelola perusahaan WorldCom memungkinkan aktivitas kecurangan tetap
terjadi tanpa terdeteksi. Pengendalian tingkat entitas adalah pengendalian menyeluruh yang
beroperasi di seluruh organisasi, mempengaruhi sistem pengendalian internal. Dalam kasus
WorldCom, tidak adanya pengendalian yang kuat di tingkat entitas gagal memberikan pengawasan
dan tata kelola yang memadai, sehingga memungkinkan berlanjutnya praktik akuntansi yang
curang.

2. Which of those causes appear to represent entity-level control breakdowns for world com (USA)?
Jawaban :
Penyebab utama kegagalan pengendalian di tingkat entitas untuk WorldCom (AS) adalah kurangnya
lingkungan pengendalian yang kuat. Lingkungan pengendalian mencakup budaya perusahaan, etika
bisnis, dan tata kelola perusahaan yang dapat memengaruhi efektivitas pengendalian internal di seluruh
organisasi.

1. Penyalahgunaan Pengendalian Tingkat Entitas: Kurangnya pengendalian tingkat entitas yang


efektif dalam struktur tata kelola perusahaan WorldCom memungkinkan aktivitas kecurangan tetap
terjadi tanpa terdeteksi. Pengendalian tingkat entitas adalah pengendalian menyeluruh yang
beroperasi di seluruh organisasi, mempengaruhi sistem pengendalian internal. Dalam kasus
WorldCom, tidak adanya pengendalian yang kuat di tingkat entitas gagal memberikan pengawasan
dan tata kelola yang memadai, sehingga memungkinkan berlanjutnya praktik akuntansi yang
curang.

2. Kurangnya Pengawasan dan Tata Kelola: Keterlibatan eksekutif, termasuk CEO Bernard
Ebbers dan CFO Scott Sullivan, dalam menyusun skema akuntansi yang curang menunjukkan
kegagalan dalam pengawasan dan tata kelola perusahaan. Pengawasan dan tata kelola yang efektif
di tingkat entitas seharusnya mencegah terjadinya praktik akuntansi yang tidak etis. Dalam kasus
WorldCom, kegagalan dalam memastikan pengawasan dan tata kelola yang memadai
memperburuk keadaan dan membiarkan kecurangan berlangsung.

3. What actions by the board or management may have prevented these breakdowns from
occurring in world com (USA)?
Jawaban :
Berikut beberapa tindakan yang dapat diambil oleh manajemen world com yang dapat berpotensi
kejatuhan worldcom:

1. Kepemimpinan dan Tata Kelola yang Etis : Dewan dan manajemen puncak harus memprioritaskan
kepemimpinan dan tata kelola yang etis. Hal ini melibatkan penetapan sikap yang menekankan
pentingnya perilaku etis dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan. Dengan memupuk budaya
integritas dan transparansi, organisasi dapat mengurangi kemungkinan kegagalan pengendalian akibat
perilaku tidak etis.

2. Pengawasan dan Pemantauan yang Efektif : Dewan direksi memainkan peran penting dalam
mengawasi pelaporan keuangan dan proses pengendalian internal perusahaan. Manajemen harus
menetapkan mekanisme yang efektif untuk memantau kinerja perusahaan, termasuk integritas
pelaporan keuangan dan efektivitas pengendalian internalnya. Pengawasan ini dapat membantu
mengidentifikasi kelemahan pengendalian dan mencegahnya berkembang menjadi kecurangan yang
signifikan.

3. Penilaian dan Manajemen Risiko: Manajemen harus menerapkan penilaian risiko dan proses
manajemen yang kuat untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi kelemahan pengendalian di
tingkat entitas. Hal ini mencakup evaluasi risiko yang dihadapi perusahaan secara berkala, termasuk
risiko yang terkait dengan pelaporan keuangan dan pengendalian internal, serta mengambil tindakan
proaktif untuk memitigasi risiko tersebut. Dengan mengatasi kelemahan pengendalian sebelum
menyebabkan kerusakan, organisasi dapat menjaga integritas sistem pengendalian internalnya.

4. Lingkungan Pengendalian Internal: Dewan dan manajemen harus menetapkan lingkungan


pengendalian internal yang kuat, termasuk pengendalian tingkat entitas yang efektif, untuk
mendukung keandalan pelaporan keuangan. Hal ini melibatkan penciptaan dan pemeliharaan
lingkungan pengendalian yang menekankan pentingnya pengendalian internal, penilaian risiko, dan
sistem informasi. Dengan memprioritaskan efektivitas pengendalian di tingkat entitas, organisasi
dapat mengurangi kemungkinan kegagalan pengendalian yang signifikan yang berdampak pada sistem
pengendalian internal secara keseluruhan.
Wells Fargo (U.S.A.)
What actions by the board or management may
What were the primary causes for each of Which of those causes appear to
Case have prevented these breakdowns from
these failures? represent entity-level control breakdowns
occurring

Berikut beberapa Langkah yang bisa dilakukan


oleh Manajemen di Wells Fargo untuk mencegah
kejatuhan well fargo:
1. Menetapkan tujuan organisasi yang realistis
Skandal kecurangan Wells Fargo disebabkan oleh
dan sesuai, tidak hanya berdasarkan jumlah
tekanan manajemen terhadap karyawan, yang
tekanan dari manajemen terkait dengan produk per pelanggan.
menetapkan ekspektasi yang tidak realistis.
tone setting dan risk appetite, secara
Karyawan mengambil tindakan ekstrem, seperti
langsung mengarah pada pelanggaran kode 2. Memastikan tujuan karyawan selaras dengan
mendaftarkan tunawisma tanpa persetujuan,
etik. Hal ini menunjukkan adanya gangguan misi perusahaan melalui komunikasi yang
Wells Fargo (U.S.A.) memesan kartu kredit tanpa izin pelanggan, dan
dalam pengendalian di tingkat entitas, terbuka dan berkelanjutan antara manajer
membuat rekening palsu. Meskipun ada laporan
karena tindakan manajemen tidak selaras dan bawahan.
perilaku tidak etis, manajemen tidak mengubah
dengan perilaku etis dan standar yang
ekspektasinya. Tekanan dan kurangnya
ditetapkan oleh organisasi. 3. Mengimplementasikan sistem kinerja yang
akuntabilitas atas perilaku tidak etis menjadi
holistik, mempertimbangkan faktor seperti
penyebab utama kejatuhan well fargo
kepuasan pelanggan, kualitas kerja, dan kerja
tim, bukan hanya mengikat target penjualan
dengan gaji. Hal ini dapat mencegah tekanan
tinggi dan perilaku tidak etis.
1. What were the primary causes for Wells Fargo (U.S.A.), failures?
Jawaban :
Penyebab utama kecuragan Wells Fargo adalah tekanan dari manajemen terhadap karyawan.
Manajemen telah menetapkan ekspektasi yang tidak realistis bagi karyawan, sehingga menyebabkan
mereka mengambil tindakan ekstrem untuk memenuhi mencapai target tersebut. Hal ini termasuk
mendaftarkan individu tunawisma ke dalam produk keuangan yang menghasilkan biaya tanpa
persetujuan mereka. Meskipun ada laporan mengenai tujuan yang tidak tercapai dan perilaku karyawan
yang tidak etis manajemen tidak melakukan perubahan apa pun terhadap ekspektasi manajemen.
Karyawan bahkan didorong untuk memesan kartu kredit untuk pelanggan tanpa persetujuan mereka
dan menggunakan informasi kontak milik sendiri saat mengisi permintaan untuk menyembunyikan
kecurangan dari pelanggan. Selain itu, karyawan membuat rekening giro dan tabungan palsu,
terkadang memindahkan uang dari rekening yang sah. Hal ini dimungkinkan melalui proses yang
disebut "pinning", di mana PIN klien ditetapkan ke "0000", yang memungkinkan bankir mengontrol
rekening klien dan mendaftarkannya ke program seperti perbankan online. Secara keseluruhan,
tekanan dari manajemen dan kurangnya akuntabilitas atas perilaku tidak etis merupakan penyebab
utama skandal ini.

2. Which of those causes appear to represent entity-level control breakdowns for Wells Fargo
(U.S.A.),?
Jawaban :
Tekanan dari manajemen berhubungan dengan pengaturan risiko organisasi menyebabkan pelanggaran
kode etik.
Kerusakan pengendalian tingkat entitas mengacu pada kegagalan dalam keseluruhan lingkungan
pengendalian suatu organisasi. Kerusakan ini terjadi ketika ada kekurangan dalam kebijakan yang
ditetapkan oleh manajemen, selera risiko organisasi, atau kode etik. Dalamkasus well fargo tekanan dari
manajemen terkait dengan tone setting dan risk appetite, secara langsung mengarah pada pelanggaran kode
etik. Hal ini menunjukkan adanya gangguan dalam pengendalian di tingkat entitas, karena tindakan
manajemen tidak selaras dengan perilaku etis dan standar yang ditetapkan oleh organisasi.
3. What actions by the board or management may have prevented these breakdowns from
occurring in Wells Fargo (U.S.A.)?
Jawaban :
Berikut beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh manajemen untuk mencegah kejautah well fargo:
1. Menetetapkan tujuan yang tepat. : Tujuan organiasi harus realistis dan dapat dicapai dengan
cara yang benar. Pelanggan yang memiliki banyak produk perusahaan bukanlah indikator
kepuasan pelanggan yang tepat
2. Memastikan bahwa tujuan karyawannya benar-benar membantu mendorong misi perusahaan.
Manajer dan staff perlu melakukan percakapan yang sering dan berkelanjutan mengenai tujuan
organisasi.
3. Menerapkan sistem kinerja yang lebih baik: Mengikat target penjualan dengan gaji karyawan
dapat menciptakan lingkungan bertekanan tinggi yang dapat mengarah pada perilaku tidak etis
atau jalan pintas. Dewan atau manajemen sebaiknya mempertimbangkan penerapan sistem
kinerja yang mempertimbangkan berbagai faktor, seperti kepuasan pelanggan, kualitas kerja,
dan kerja tim, daripada hanya berfokus pada target penjualan. Hal ini akan mendorong
karyawan untuk fokus pada kinerja secara keseluruhan dan perilaku etis.
Volkswagen (Germany)

Which of those causes appear to


What were the primary causes What actions by the board or management may have prevented
Case represent entity-level control
for each of these failures? these breakdowns from occurring
breakdowns

1. Pembentukan kantor investigasi pusat untuk mendapatkan


Penyebab kegagalan Kontrol Tingkat
perspektif yang lebih baik mengenai masalah kepatuhan dan
Penyebab Utama Kegagalan di Entitas Volkswagen:
membantu menentukan apakah suatu masalah hanya terjadi
Volkswagen:
pada area atau perusahaan tertentu, atau apakah masalah
1. Tata Kelola Perusahaan yang
tersebut berdampak pada keseluruhan grup.
1. Skandal Emisi: Manipulasi Lemah: Mekanisme pengawasan
hasil uji emisi. dan pengendalian yang tidak
Volkswagen (Germany) 2. Membuat sistem pelaporan pelanggaran (whistle-blowing
memadai di tingkat organisasi.
system) untuk memberikan ruang bagi mereka yang tidak
2. Kurangnya Pengawasan
bertanggung jawab. yang berani bersuara tentang perilaku
Kepatuhan: Kegagalan 2. Kegagalan Budaya Etis:
tidak etis.
untuk mematuhi standar Kurangnya penekanan pada
peraturan dan praktik etika. perilaku etis dan kepatuhan di
3. Menetapkan budaya dan mentalitas yang benar. Budaya
seluruh organisasi.
dimana karyawan berani bertanya .
What were the primary causes for Volkswagen (Germany),, failures?
Jawaban :
Pada tahun 2015, Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) menemukan bahwa Volkswagen
telah melengkapi mobilnya dengan "defeat device" perangkat lunak (software) yang dapat mendeteksi kondisi
pengujian dan mengurangi emisinya sesuai dengan kebutuhan. Teknologi ini memungkinkan mobil
mengeluarkan nitrogen oksida berbahaya hingga 40 kali lipat dari tingkat yang diizinkan selama berkendara.
Pada saat kasus ini terungkap Volkswagen mengakui bahwa sekitar 11 juta mobil di seluruh dunia dilengkapi
dengan "defeat device". Jumlah ini mencakup delapan juta mobil di Eropa dan 600.000 di Amerika. Sebuah
penelitian yang diterbitkan pada bulan Mei 2018 menemukan bahwa kelebihan nitrogen oksida dari kendaraan
diesel yang tidak dikonfigurasi dengan benar telah menyebabkan sekitar 38.000 kematian dini di seluruh dunia
pada tahun 2015.
Penyebab utama kegagalan Volkswagen (Germany) adalah sebagai berikut:
1. Manipulasi Hasil Uji Emisi:
• Volkswagen memasang "defeat device" di mobil untuk menipu uji emisi.
• Selama pengujian, perangkat mengaktifkan kontrol emisi, sehingga memberikan hasil yang sesuai.
Dalam kondisi normal, kontrol emisi dimatikan sehingga memungkinkan terjadinya polutan
berlebihan.
2. Kurangnya Pengawasan Kepatuhan - Kegagalan Mematuhi Standar:
• Volkswagen tidak memiliki pengawasan kepatuhan yang kuat, mengabaikan standar peraturan
dan praktik etika.
• Tidak adanya budaya kepatuhan yang kuat membuat manipulasi tidak terdeteksi dalam jangka
waktu lama.
• Mengabaikan standar emisi merusak kepercayaan pelanggan, regulator, dan masyarakat.
• Keuntungan jangka pendek dan posisi kompetitif lebih diutamakan daripada keberlanjutan jangka
panjang dan norma etika.
Which of those causes appear to represent entity-level control breakdowns for Volkswagen
(Germany),,?
Jawaban :
Penyebab kegagalan Kontrol Tingkat Entitas Volkswagen:
1. Tata Kelola Perusahaan yang Lemah: Mekanisme Pengawasan dan Pengendalian yang Tidak Memadai:
• Volkswagen mengalami kegagalan dalam tata kelola perusahaan, yang menunjukkan kurangnya
mekanisme pengawasan dan kontrol di tingkat organisasi.
• Dewan Direksi dan manajemen puncak gagal menerapkan checks and balances yang efektif, sehingga
praktik kecurangan seperti skandal emisi masih terus berlanjut.
• Mekanisme transparansi dan akuntabilitas yang tidak memadai dalam struktur organisasi berkontribusi
pada kurangnya kesadaran atau intervensi yang tepat waktu.

2. Kegagalan Budaya Etis: Kurangnya Penekanan pada Perilaku dan Kepatuhan Etis:
• Terdapat kegagalan mendasar dalam menumbuhkan budaya etis di dalam Volkswagen, yang
menunjukkan kurangnya penekanan pada perilaku etis dan kepatuhan di seluruh organisasi.
• Tidak adanya kerangka etika yang kuat memungkinkan karyawan untuk terlibat dalam praktik
kecurangan tanpa takut akan dampaknya.
• Kegagalan kepemimpinan dalam memprioritaskan pertimbangan etis dan kepatuhan berkontribusi
pada budaya di mana pencapaian tujuan jangka pendek lebih diutamakan daripada mempertahankan
standar etika dan kepatuhan hukum.

What actions by the board or management may have prevented these breakdowns from occurring in
Volkswagen (Germany)
Jawaban :
1. Pembentukan kantor investigasi pusat untuk mendapatkan perspektif yang lebih baik mengenai masalah
kepatuhan dan membantu menentukan apakah suatu masalah hanya terjadi pada area atau perusahaan
tertentu, atau apakah masalah tersebut berdampak pada keseluruhan grup.
2. Membuat sistem pelaporan pelanggaran (whistle-blowing system) untuk memberikan ruang bagi mereka
yang tidak bertanggung jawab. yang berani bersuara tentang perilaku tidak etis.
3. Menetapkan budaya dan mentalitas yang benar. Budaya dimana masyarakat berani bertanya dan mampu
mengatakan tidak melakukan kesalahan. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat satu kode etik yang
mewakili serangkaian nilai yang umum di seluruh organisasi.
Barings Bank (England)

Which of those causes appear to What actions by the board or management


What were the primary causes for each of these
Case represent entity-level control may have prevented these breakdowns from
failures?
breakdowns occurring
Alasan kejatuhan Baring Bank:
1. Tidak adanya Pemisahan Antara front office dan
Tindakan yang dapat diambil oleh dewan atau
Back office: Barings Future Singapore (BFS), tidak
manajemen untuk mencegah terjadinya
ada pembagian yang jelas antara peran
kecurangan adalah:
perdagangan dan administratif. Leeson, sebagai Penyebab kegagalan entity level
1. Tim manajemen memahami bisnis
manajer umum, memiliki kendali atas keduanya, Barings Banks:
secara menyeluruh untuk
berdagang tanpa pengawasan.
mengidentifikasi potensi kelemahan
dan mengambil tindakan yang tepat
2. Menyembunyikan Kerugian dengan Trik 1. Kurangnya Pemisahan
Akuntansi: Leeson menggunakan trik untuk Tugas:Kekurangan pengendalian
2. Menetapkan dan mengkomunikasikan
menyembunyikan kerugian di akun error (Ketika antara front office dan back
tanggung jawab untuk setiap aktivitas
kerugian bertambah menyembunyikannya office menyebabkan konflik
bisnis secara jelas
menjadi mustahil). Mengetahui hal ini lebih awal kepentingan.
dapat mencegah konsekuensi keuangan yang
3. Menerapkan pemisahan tugas yang
parah. 2. Tidak Mengevaluasi Risiko dan
Barings Bank (England). jelas untuk mencegah kecurangan atau
Kontrol Pencegahan kecurangan
kesalahan
3. Tidak Mempertanyakan Keuntungan Tinggi: Kegagalan manajemen dalam
Manajemen Barings tidak mempertanyakan menilai risiko dan menerapkan
4. Menetapkan pengendalian internal
keuntungan Leeson yang luar biasa tinggi dari kontrol pencegahan kecurangan.
yang relevan dan manajemen risiko
aktivitas yang dianggap berisiko rendah sehingga
independen untuk seluruh aktivitas
semuanya terlambat, sehingga berkontribusi 3. Mengabaikan Rekomendasi
bisnis
terhadap kegagalan tersebut. Audit Internal: Tidak sesuai
antara selera risiko manajemen
5. Manajemen puncak dan Komite Audit
4. Mengabaikan Rekomendasi Audit Internal: dan audit internal, menyebabkan
mengatasi kelemahan signifikan yang
Manajemen Baring mengabaikan atau menunda kelemahan pengendalian dan
diidentifikasi oleh audit internal atau
tindakan berdasarkan rekomendasi audit internal peningkatan risiko.
cara lain dengan cepat untuk mencegah
pada bulan Agustus 1994, yang menunjukkan
kerusakan lebih lanjut dan memperkuat
kelemahan dalam manajemen risiko dan
lingkungan pengendalian.
pengendalian di BFS. Hal ini menyebabkan
masalah berkelanjutan dan kejatuhan perusahaan.
1. What were the primary causes Barings Bank (England). failures?
Jawaban :
Kasus baring bank :
Barings Banks adalah bank dagang Inggris yang bangkrut pada tahun 1995 setelah salah satu merchant
nya, Nick Leeson, 28 tahun, yang beroperasi di kantornya di Singapura, kehilangan $1,3 miliar dalam
perdagangan tidak sah. Didirikan pada tahun 1762,Barings adalah salah satu bank terbesar dan paling
stabil di dunia. Namun, karena adanya spekulasi yang tidak sah dalam kontrak berjangka dan transaksi
spekulatif lainnya, perusahaan ini menghentikan operasinya pada tanggal 26 Februari 1995. Penyebab
langsungnya adalah ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan uang tunai setelah
adanya perdagangan tidak sah tersebut. Bahkan upaya Bank of England untuk mengatur penyelamatan
tidak dapat mencegah keruntuhan yang tidak bisa dihindari

Penyebab kajatuhan Barings bank :

1. Kurangnya Pemisahan antara Front Office dan Back Office: Tidak ada pembagian yang jelas antara
fungsi perdagangan dan administrasi di BFS. Nick Leeson, sebagai manajer umum, memiliki
kendali atas keduanya, sehingga menimbulkan konflik kepentingan. Kurangnya pemisahan ini
memungkinkan untuk melakukan perdagangan tanpa pengawasan, sehingga berkontribusi
terhadap kecurangan.

2. Manipulasi Akuntansi untuk Menyembunyikan Kerugian: Leeson menggunakan trik akuntansi


untuk menyembunyikan kerugian dalam akun kesalahan, sehingga kerugian tersebut tampak
kurang signifikan. Ketika kerugian bertambah, manipulasi ini menjadi tidak berkelanjutan.
Mengetahui hal ini lebih awal dapat membantu bank mengurangi kerugian dan mencegah
konsekuensi yang parah.

3. Kegagalan Mempertanyakan Keuntungan yang Sangat Tinggi: Manajemen Barings mengabaikan


keuntungan yang luar biasa tinggi dari arbitrase Leeson, yang dianggap berisiko rendah.
Keuntungan yang luar biasa tinggi seharusnya menimbulkan kecurigaan, namun manajemen tidak
menyelidiki sampai semuanya terlambat, yang berkontribusi terhadap kegagalan tersebut.

4. Mengabaikan Rekomendasi Audit Internal: Audit internal BFS pada bulan Agustus 1994
menyoroti kelemahan dalam manajemen risiko, namun manajemen Barings menunda tindakan
atau mengabaikan rekomendasi tersebut. Kegagalan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan ini
akan menyebabkan masalah terus berlanjut, yang pada akhirnya menyebabkan kehancuran
perusahaan.

2. Which of those causes appear to represent entity-level control breakdowns for Barings Bank
(England).
Jawaban :
Beberapa penyebab kegaglan entity level pada barings banks:
1. Tidak adanya pemisahan antara front office dan back office: pemisahan tugas dan pembagian
wewenang dan tanggung jawab yang tidak memadai, menunjukkan kurangnya pengendalian yang
tepat untuk mencegah konflik kepentingan dan memastikan bahwa tanggung jawab dibagi secara
tepat di antara karyawan.
2. Tidak Mempertanyatakan keuntungan yang tinggi : kegagalan manajemen dalam menilai risiko
dan kegagalan menerapkan pengendalian pencegahan kecurangan, menunjukkan bahwa
manajemen belum mengevaluasi potensi risiko terhadap organisasi dengan tepat dan belum
menerapkan pengendalian yang memadai untuk mencegah dan mendeteksi aktivitas kecurangan.
Hal ini menunjukkan adanya gangguan dalam pengawasan manajemen dan proses manajemen
risiko.

3. Mengabaikan rekomendasi audit internal : selera risiko manajemen dan audit internal, menyiratkan
bahwa manajemen belum mengkomunikasikan dan menetapkan toleransi risiko organisasi secara
efektif dan belum memanfaatkan fungsi audit internal secara memadai untuk menilai dan
memantau risiko. Kurangnya keselarasan antara selera risiko manajemen dan aktivitas audit
internal menyebabkan kelemahan pengendalian dan peningkatan paparan risiko.

3. What actions by the board or management may have prevented these breakdowns from
occurring in Barings Bank (England).
Jawaban :
Tindakan yang dapat diambil oleh dewan atau manajemen untuk mencegah terjadinya kerusakan ini
adalah sebagai berikut:
a. Tim manajemen mempunyai tugas untuk memahami sepenuhnya bisnis yang mereka kelola:
manajemen harus memiliki pemahaman mendalam tentang operasi, proses, dan risiko yang
terkait dengan setiap aktivitas bisnis. Dengan memiliki pemahaman menyeluruh, mereka dapat
mengidentifikasi potensi kelemahan atau bidang yang menjadi perhatian dan mengambil
tindakan yang tepat untuk memitigasinya.

b. Tanggung jawab untuk setiap aktivitas bisnis harus ditetapkan dengan jelas dan
dikomunikasikan kepada semua pihak terkait: Penting untuk mendefinisikan dan
mengkomunikasikan dengan jelas peran dan tanggung jawab individu yang terlibat dalam
setiap aktivitas bisnis. Hal ini memastikan bahwa setiap orang memahami tugas dan
akuntabilitas spesifik mereka, sehingga mengurangi kemungkinan kebingungan atau
pengawasan.

c. Pemisahan tugas yang jelas merupakan hal mendasar bagi sistem pengendalian yang efektif:
Pemisahan tugas berarti bahwa individu yang berbeda bertanggung jawab atas berbagai aspek
proses atau aktivitas. Hal ini membantu mencegah kecurangan atau kesalahan dengan
memastikan bahwa tidak ada satu individu pun yang memiliki kendali penuh atau wewenang
atas proses penting. Dengan menerapkan pemisahan tugas yang jelas, organisasi dapat
meningkatkan sistem pengendaliannya dan meminimalkan risiko kerusakan.

d. Pengendalian internal yang relevan, termasuk manajemen risiko independen, harus ditetapkan
untuk seluruh aktivitas bisnis: Pengendalian internal adalah kebijakan, prosedur, dan praktik
yang dirancang untuk menjaga aset, memastikan keakuratan pelaporan keuangan, dan
meningkatkan efisiensi operasional. Dengan menetapkan dan menerapkan pengendalian
internal yang tepat, organisasi dapat memitigasi risiko dan mencegah kecurangan. Selain itu,
memiliki manajemen risiko yang independen memastikan bahwa risiko diidentifikasi dan
dikelola secara objektif.

e. Manajemen puncak dan Komite Audit harus memastikan bahwa kelemahan signifikan, yang
diidentifikasi oleh audit internal atau lainnya, diselesaikan dengan cepat: Penting bagi
manajemen puncak dan Komite Audit untuk mengambil tindakan cepat dalam mengatasi
kelemahan signifikan yang diidentifikasi oleh audit internal atau cara lain. Hal ini mencakup
penerapan langkah-langkah perbaikan, mengalokasikan sumber daya yang diperlukan, dan
memantau kemajuan upaya remediasi. Dengan mengatasi kelemahan secara cepat, organisasi
dapat mencegah kecurangan lebih lanjut dan memperkuat lingkungan pengendalian

Anda mungkin juga menyukai