Anda di halaman 1dari 8

Pertemuan 8 4.

Evaluasi Auditor terhadap Pihak yang Bertanggung Jawab atas


Pengendalian Internal dan Risiko Pengendalian Risiko Terkait IT Tata Kelola
 IT Risk Faktor penting dalam mengevaluasi TCWG:
 Input Risk - Pengalaman dan kualitas moral dari para anggota
Pengendalian Internal - Tingkat keterlibatan
 Berdampak pada pihak eksternal dan internal Komponen Pengendalian Internal - Pengawasan kegiatan
 Berfungsi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan 1.Control Environtment - Ketetapan atas tindakan yang diambil
 Pertimbangan auditor pada tahap perencanaan tindakan, peraturan, dan prosedur yang mencerminkan 5. Filosofi dan Gaya Operasi Manajemen
keseluruhan sikap top management, directors, dan pemilik dari suatu Merupakan sikap dan pendekatan manajemen terhadap
Definisi Pengendalian Internal entitas mengenai kontrol dan pentingnya kontrol itu pelaporan keuangan, masalah akuntansi, serta pengambilan risiko
 “ proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi entitas, manajemen, dan bisnis. Filosofi ini dapat menimbulkan risiko signifikan yang berasal
2.Risk Assessment Process
personel lain, yang dirancang untuk memberikan reasonable dari dominasi manajemen
identifikasi dan analisis manajemen mengenai risiko yang relevan
assurance tentang pencapaian tujuan dalam kategori efektivitas dan
dengan persiapan laporan keuangan dibandingkan dengan IFRS 6. Struktur Organisasi
efisiensi dari aktivitas operasi, keandalan laporan keuangan,
kepatuhan entitas pada hukum dan peraturan yang berlaku, serta 3.The Information System, Communications, and Related Hal-hal yang harus diperhatikan:
pengamanan aset terhadap akuisisi, penggunaan, atau disposisi yang Business Process - Garis otoritas dan tanggung jawab yang jelas
tidak sah. metode yang digunakan untuk mengidentifikasi, menggabungkan, - Tingkat dimana kebijakan dan prosedur ditetapkan
mengklasifikasikan, mencatat, dan melaporkan transaksi entitas, - Kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur tersebut
Pentingnya Pengendalian Internal serta mempertahankan akuntabilitas untuk aset terkait - Supervisi dan pemantauan yang memadai atas operasi yang
Pengendalian Internal merupakan tanggung jawab semua terdesentralisasi
elemen di dalam entitas 4.Control Procedures - Penentuan struktur yang tepat berdasarkan ukuran dan
peraturan dan prosedur yang dibangun oleh manajemen dalam kompleksitas perusahaan
Survei Mengenai Kecurangan usaha mencapai objektifnya untuk financial reporting
7. Pemberian Otoritas dan Tanggung Jawab
1. Pengendalian internal yang lemah 5.Monitoring Controls Pemberian otoritas dan tanggung jawab biasanya dijelaskan
2. Pengabaian penilaian manajemn yang berkelanjutan dan berkala terhadap dalam panduan kebijakan perusahaan secara formal
3. Pengawasan tidak memadai keefektifan dari sebuah desain dan operasi dari suatu struktur kontrol
internal 8. Kebijakan dan Praktir Sumber Daya Manusia
Tujuan Pengendalian Manajemen Jika karyawan dapat dipercaya dan kompeten, maka kelemahan
Keefektifan: Lingkungan Pengendalian dalam pengendalian dapat diminimalisir sehingga laporan keuangan
1. Aktivitas operasi Terdiri dari tindakan, kebijakan, dan prosedur yang menggambarkan yang dihasilkan menjadi lebih andal
2. Pelaporan keuangan keseluruhan sikap dan kesadaran dari pengurus dan manajemen terkait
3. Kepatuhan sistem pengendalian internal dan pentingnya hal tersebut bagi Penilaian Risiko
perusahaan. Semua komponen kontrol internal harus diperkirakan risikonya.
Pengendalian atas Pelaporan Keuangan Elemen dalam lingkungan pengendalian berpengaruh terhadap Penilaian risiko merupakan bagian dari mendesain dan melaksanakan
Auditor dapat bergantung pada sistem ini untuk mendapatkan bukti audit suatu kesuksesan lingkungan pengendalian dan digunakan sebagai kontrol internal untuk meminimalisasi error dan irregularity. Sedangkan
yang cukup. indikator kualitas lingkungan pengendalian suatu organisasi. auditor menilai risiko untuk menentukan bukti yang dibutuhkan dalam
audit
Pengendalian terhadap Beberapa Transaksi 1. Komunikasi dan Pelaksanaan Integritas dan Nilai Etika
Ketepatan output dari sistem akuntansi (saldo akun) bergantung pada a. Dapat mempengaruhi efektivitas rancangan, pengelolaan dan Risiko internal & Eksternal
ketepatan input dan prosesnya pengawasan atas pengendalian internal - Internal
b. Manajemen dapat bertindak untuk memaksimalkan integritas Gangguan dalam proses sistem informasi, kualitas sdm, perubahan
Sistem Informasi Manajemen, Aktivitas Operasi, dan Kepatuhan pengendalian dan mengurangi salah saji dengan menghilangkan tanggung jawab manajemen, komite audit yang inefektif, dll
1. Anggaran dan laporan kerja internal dorongan dan godaan yang menyebabkan karyawan terlibat fraud
2. Pengendalian aktivitas operasi dan kepatuhan dan perilaku yang tidak beretika - Eksternal
Perubahan regulasi, perkembangan teknologi, perubahan selera
Rancangan dan Implementasi Pengendalian 2. Komitmen terhadap kompetensi konsumen, perubahan keadaan ekonomi suatu negara
Apakah pengendalian tersebut dapat mencegah, mendeteksi, atau Manajemen perlu menentukan tingkat kompetensi untuk
mengoreksi transaksi atau kesalahan? pekerjaan tertentu dan memastikan karyawan yang bertanggung Identifikasi Risiko Suatu Bisnis
jawab atas pekerjaan tersebut telah memenuhi tingkat kompetensi - Identifikasi sumber daya dan menentukan mana yang berisiko
tersebut - Identifikasi kemungkinan adanya beban
Risiko dan Pengendalian Teknologi Informasi
- Reviu risiko yang pernah muncul di masa lalu
Lingkungan IT 3. Partisipasi Pihak-Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata
- Mempertimbangkan munculnya risiko baru
Peraturan dan prosedur yang diimplementasikan oleh entitas Kelola
- Mengantisipasi risiko dengan penilaian secara terus menerus
serta infrastruktur IT itu sendiri dan aplikasi software. - Panduan dan pengawasan yang aktif dari dewan direksi dan komite
audit merupakan kunci untuk mencapai pengendalian internal yang Ada beberapa hal yang akan meningkatkan risiko, seperti SDM baru,
Kontrol Terkait IT efektif perubahan lingkungan kerja, perkembangan yang cepat, teknologi baru,
 General IT Controls - Pihak-pihak tersebut harus terdiri dari para direksi (non-eksekutif) aktivitas dan produk baru,ekspansi perusahaan, dll. Hal-hal tersebut
 Computer Facility Controls yang independen untuk menjalankan pengendalian internal menyebabkan perlunya perhatian khusus kepada objek terkait.
 Application Controls
Sistem Informasi, Komunikasi dan Proses Bisnis Terkait Pemisahan Tanggung Jawab
Informasi harus ditangkap, dicerna, dicatat di dalam sistem dan 3 fungsi fundamental: Pengujian terhadap Soft Control dilakukan dengan pengumpulan
dikomunikasikan kepada yang membutuhkan dalam cara dan waktu, agar  Otorisasii: inisiasi transaksi dan kewajiban informasi dengan cara “outside the box” oleh auditor. Observasi, self-
yang membutuhkan dapat melaksanakan tugasnya. Kualitas informasi  Pencatatan: pembuatan catatan atas transaksi dan entri jurnal assessment, survei, loka karya, dll.
harus dapat terjaga.  Penjagaan: kontrol fisik atas aset dan catatan
Desain dan Implementasi Kontrol Internal
Sistem Informasi Dilakukan dalam rangka meminimalisasi kemungkinan human error Auditor mengevaluasi desain kontrol internal dengan
Meliputi semua informasi yang tersimpan dan bersirkulasi di dalam suatu dan inappropriate action. Tanggung jawab TI juga harus dipisahkan mempertimbangkan apakah desain tersebut dapat secara efektif
entitas, contohnya: sendiri. mencegah, mendeteksi dan mengoreksi kesalahan penyajian material.
 Sistem akuntansi
 Sistem produksi Pemamtauan Terhadap Pengendalian Metode untuk Mendapatkan Bukti Audit Kontrol
 Informasi anggaran Proses penilaian secara terus menerus atas kualitas dan kinerja - Bertanya kepada personil perusahaan
 Sistem personil kontrol internal yang diterapkan, beserta pelaksanaan tindakan korektif - Observasi dan implementasi ulang
 Perangkat lunak atas ketidaksesuaian - Inspeksi dokumen dan catatan
 Database - Menelusuri transaksi lewat sistem informasi
 dll Sumber InformasiI untuk Pemantauan
- Komplain konsumen Penilaian Awal atas Risiko Pengendalian
Sistem Informasi Laporan Keuangan dan Proses - Laporan auditor internal Dilakukan auditor pada tahap perencanaan audit sebagai
Auditor harus menguasai sistem informasi dan proses bisnis - Umpan balik dari karyawan komponen pertimbangan risiko audit
yang relevan untuk pelaporan keuangan tentang kelas transaksi, - Laporan dari regulator
prosedur IT dan manual, catatan akuntansi, dll yang terkait, - Laporan pengecualian atas aktivitas kontrol Tugas Auditor dalam Menilai Risiko Kontrol Internal
kondisi/situasi signifikan untuk pelaporan keuangan dan estimasi Internal
akuntansi yang signifikan. Kontrol internal berubah seiring waktu mengikuti perubahan yang
terjadi di lingkungan perusahaan. Contohnya, perubahan sikap & perilaku 1. Mempertimbangkan hasil audit sebelumnya
Prosedur Teknologi Informasi personil akan mempengaruhi aktivitas control. Manajemen perlu 2. Diskusi dengan auditor lain
Auditor harus mengerti proses otomatisasi TI memproses mengevaluasi apakah sistem internal kontrol masih relevan atau tidak. 3. Mencari tahu volume transaksi perusahaan
transaksi dari mencatat sampai menjadi laporan keuangan.
Yang perlu diperhatikan Industri & lingkungan
Sistem Akuntansi 1. Dampak dari perkembangan signifikan perusahaan terhadap kontrol
 Perbandingan periodik antara catatan sistem dan aset fisik
Memastikan semua peristiwa ekonomi yang relevan dicatat internal?
oleh sistem akuntansi dan tidak ada kesalahan informasi keuangan.  Responsivitas manajemen terhadap saran auditor mengenai
2. Adaptasi kontrol internal terhadap perubahan regulasi atau
Auditor harus mengerti transaksi dan kebijakan akuntansinya. penguatan kontrol internal
perkembangan industri
 Tingkat di mana seminar, pelatihan, sesi perencanaan dan rapat
Proses Pelaporan Keuangan memberikan informasi yang cukup kepada manajemen atas kontrol
Service organization
Auditor harus menguasai bagaimana perusahaan yang efektif.
1. Risiko kontrol pada organisasi penyedia jasa
mengkomunikasikan informasi signifikan tentang pelaporan keuangan.  Tingkat di mana personil mendapatkan bukti atas aktivitas yang 2. Diskusi dengan penyedia jasa mengenai perubahan di organisasinya
Auditor harus memastikan berbagai faktor seperti adanya efektivitas, dilakukannya untuk membuktikan berjalannya aktivitas kontrol
keterbukaan, kecukupan komunikasi, dll  Efektivitas audit internal ISA 315 “Pengendalian internal merupakan proses yang dirancang,
 Pemahaman dan kepatuhan personil terhadap kode etik yang berlaku diimplementasikan, dan dipelihara oleh TCWG, manajemen, dan personil
Aktivitas Kontrol dan apakah mereka melakukan aktivitas kontrol sesuai kapasitasnya lainnya untuk memberikan asurans yang memadai tentang tercapainya
Meliputi kebijakan dan prosedur untuk memastikan arahan secara reguler tujuan entitas”
manajemen terlaksana Elemennya adalah Kebijakan dan Prosedur
Tinjauan Kinerja Hard Control & Soft Control 3 POIN TERKAIT ISA 315
Pemeriksaan kinerja oleh pihak ketiga yang independen dan Hard Control  Pertanyaan kepada manajemen
tidak terlibat dalam perusahaan. Contohnya adalah reviu dan analisis Eksplisit, Formal, Nyata (peraturan, pembatasan fisik dan aktivitas,  prosedur analitis
kinerja aktual terhadap rencana/targetnya. Contoh lain adalah inspeksi kebijakan, prosedur)  Observasi dan inspeksi
dadakan.
Soft Control
Pemrosesan Informasi Ditemukan di dalam kultur perusahaan, implisit, Disebabkan oleh
Membuat yakin akurasi input dan proses, kecukupan dan perubahan teknologi, kenaikan keperluan dari regulator dan globalisasi.
dokumen dan catatan, kontrol aplikasi komputer dan otorisasi sistem
informasi serta pemrosesan informasi catatan transaksi. Faktor-Faktor Sosial -Psikologis
- Clarity
Kontrol Fisik - Rolemodelling
Aset dan catatan yang tidak dijaga dengan cukup dapat hilang - Achievablity
atau dicuri. Untuk itu, perlu ditempatkan orang dengan otorisasi tertentu - Commitment
untuk menjaganya. Serta hanya orang dengan otorisasi tertentu juga - Transparency of Behaviour
yang dapat mengakses aset dan catatan secara fisik. - Openness
- Enforcement
Hal-hal yang termasuk soft control: tone-at-the-top, risk awareness,
openness to issues and discussions, trust and loyalty, stakeholder focus,
enforcement.
Pertemuan 11 laporan keuangan. Dalam kebanyakan kasus, asersi manajemen bersifat
Jika internal control yang dinilai di bawah risiko maksimum, penilaian tersirat.
juga harus didukung dengan tests of control. Asersi manajemen digolongkan dalam lima kategori besar
Understanding, Assessing, and Testing Internal Control
asersi:
Overall Responses to Assessed Risk 1. Asersi mengenai keberadaan atau keterjadian (existence or
Ada tiga langkah dalam melakukan penilaian control risk : 1) Menekankan kepada tim audit untuk terus mempertahankan
1) Memperoleh pemahaman tentang pengendalian internal yang occurrence).
professional skepticism dalam mengumpulkan dan mengevaluasi Asersi tentang keberadaan atau keterjadian berhubungan dengan
berpuncak pada dokumentasi kontrol bukti audit
2) Sebuah penilaian awal dan respon terhadap dinilai risiko apakah aktiva atau utang entitas ada pada tanggal tertentu dan
2) Menugaskan lebih banyak staff yang berpengalaman atau apakah transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode tertentu.
berdasarkan desain pengendalian internal yang berpuncak menugaskan staff yang memiliki keterampilan khusus atau
pada sebuah memorandum perencanaan audit dan rencana menggunakan ahli 2. Asersi mengenai kelengkapan (completeness).
audit (program audit). 3) Memberikan lebih banyak pengawasan Asersi tentang kelengkapan berhubungan dengan apakah semua
3) Penilaian akhir berdasarkan uji kontrol efektivitas operasi 4) Memasukkan unsur tambahan dari ketidakpastian dalam memilih transaksi dan akun yang seharusnya disajikan dalam laporan
prosedur audit lebih lanjut yang akan dilakukan keuangan telah dicantumkan di dalamnya.
Prosedur untuk memperoleh pemahaman :
Prepare Planning Memorandum and Audit Plan 3. Asersi mengenai hak dan kewajiban (right and obligation).
Prosedur yang digunakan auditor untuk mendapatkan bukti-bukti
- Audit planning memorandum termasuk : Asersi tentang hak dan kewajiban berhubungan dengan apakah
mengenai desain dan penempatan suatu kebijakan dan prosedur
- Informasi latar belakang aktiva merupakan hak entitas dan utang merupakan kewajiban
pengendalian dalam operasi entitas.
- Tujuan audit perusahaan pada tanggal tertentu.
- Penilaian risiko yang terlibat dan potensi tindak lanjut 4. Asersi mengenai penilaian dan alokasi (valuation and
Understanding Internal Control and Documentation
- Identifikasi auditor lain atau ahli yang bisa diandalkan dalam allocation).
 Diskusi antara tim audit mengenai kerentanan laporn keuangan mengaudit
perusahan terhadap adanya salah saji yang material karena Asersi tentang penilaian atau alokasi berhubungan dengan apakah
- Penilaian materialitas komponen- komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya
kesalahan (error) dan fraud. - Inherent risks
 Pemahaman yang diperoleh mengenai masing-masing komponen sudah dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang
internal control, sumber informasi pemahaman, dan prosedur Tambahan : semestinya.
penilaian risiko. - Kesimpulan mengenai control environment 5. Asersi mengenai penyajian dan pengungkapan (presentation
 Hasil dari penilaian risiko baik di tingkat laporan keuangan dan asersi. - Klasifikasi control information system environment klien and disclosure).
 Kontrol dievaluasi sebagai akibat dari identifikasi - Evaluasi atas kualitas akuntansi dan sistem internal control Asersi tentang penyajian dan pengungkapan berhubungan dengan
Kontrol dievaluasi sebagai akibat dari identifikasi risiko yang - Pendekatan audit untuk setiap saldo akun dan tujuan audit dimana apakah komponen-komponen tertentu laporan keuangan
signifikan dan risiko yang tidak mungkin untuk mengurangi risiko inherent risk telah teridentifikasi
- Waktu dan penjadwalan kegiatan audit diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan semestinya .
salah saji material.
- Budget audit, rincian untuk setiap tingkat keahlian yang ada di tim
Langkah dalam menilai control risks audit Asersi Manajemen Menurut Grup
 Tentukan laporan keuangan pernyataan tentang saldo dan transaksi 1. Asersi mengenai kelas-kelas transaksi dan peristiwa untuk periode
yang signifikan akun. Audit Plan yang diaudit:
Misalnya, kelengkapan saldo hutang - Auditor harus mengembangkan audit plan untuk - Kejadian
mengimplementasikan strategi audit keseluruhan - Keakuratan
 Berdasarkan pernyataan, menentukan tujuan audit - Kelengkapan
- Audit plan berfungsi sebagai satu set instruksi untuk asisten yang
Misalnya, 'semua hutang dicatat' - Pemotongan
terlibat dalam audit dan sebagai sarana untuk mengontrol dan
mencatat pelaksanaan yang tepat dari pekerjaan. - Klasifikasi
 Untuk setiap tujuan audit ini menentukan apakah Anda dapat
2. Asersi mengenai saldo akun untuk akhir periode
mengandalkan pengendalian internal
Evaluate Sufficiency and Appropriateness of Audit Evidence - Wujud
Misalnya, adalah rekaman awal pesanan pembelian Ulasan
 Bukti audit yang cukup dan tepat dipengaruhi oleh faktor-faktor - Hak dan kewajiban
 Identifikasi pengendalian internal yang relevan untuk paling materi seperti: - Kelengkapan
pernyataan laporan keuangan atau tujuan audit  Signifikansi dari potensi salah saji - Valuasi
Misalnya, kelengkapan - pengeluaran ulasan kas setelah tanggal 3. Asersi mengenai penyajian dan pengungkapan
 Efektivitas tanggapan manajemen dan kontrol untuk mengatasi risiko.
neraca untuk kewajiban yang tidak tercatat - Kejadian
 Pengalaman yang diperoleh selama audit sebelumnya sehubungan
- Hak dan kewajiban
dengan salah saji potensial yang sama.
Ketika menilai kontrol, auditor mencari kelemahan dalam rangka: - Kelengkapan
 Hasil prosedur audit yang dilakukan, - Valuasi dan keakuratan
 menentukan nature dan extent dari substantive testing yang akan
 Sumber dan keandalan informasi yang tersedia. - Klasifikasi dan dapat dimengerti
dilakukan
 Ke-persuasifan dari bukti audit.
 untuk merumuskan saran yang konstruktif demi perbaikan
 Pemahaman entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian
Kelemahan dalam internal control adalah tidak adanya kontrol yang internal. Test of Control (TOC)
memadai, dimana dapat meningkatkan risiko salah saji yang ada dalam Prosedur audit untuk menguji efektivitas kebijakan dan prosedur
laporan keuangan. Hal ini dapat disebabkan karena tidak adanya kontrol pengendalian dalam mendukung risiko kontrol berkurang.
padahal seharusnya ada, selain itu kontrol tidak berjalan dengan benar. Auditor’s Response to Assessed Risk
Management Assertion Group Test of Controls Test of Controls(ToC) adalah sebuah prosedur
Dalam beberapa kasus, keberadaan kelemahan mungkin begitu Asersi Manajemen (management assertions) adalah mengevaluasi efektivitas kegiatanpengendalian (control activities)
penting dan menyeluruh sehingga bisa mempengaruhi laporan keuangan. representasi pernyataan yang tesirat atau diekspresikan oleh manajemen berkaitan dengan pencegahan (preventing), pendeteksian
Hal ini disebut kelemahan material dalam internal control. tentang kelas transaksi dan akun serta pengungkapan yang terkait dalam danpembetulan (detection and correction) salah saji material (material
misstatement) dalam tingkat asersi untuk meminimalkan risiko Menurut Mulyadi (2002;223), tahap-tahap dalam melakukan test of - Ekistence
pengendalian. Auditor perlu mendesain dan melakukan ToC untuk control (pengujian pengendalian) adalah sebagai berikut : - Completeness
mendapatkan bukti yang cukup bahwa pengendalian berjalan dengan 1. Telaah dan review pengendalian intern yang sudah digariskan - Accuracy
efektif dan sesuai substansinya. memperoleh pemahaman yang mendalam tentang pengendalian - Classification
intern yang sudah digariskan oleh perusahaan, termasuk fungsi - Timing
Secara umum, proses yang dilakukan dalam ToC adalah melakukan tes - Posting and summarizing
pada: pengendalian akuntansi yang diinginkan, dan untuk memperoleh
1. Kondisi/unsur yang mengindikasikan performa dari pengendalian, dokumentasi yang memadai tentang pengendalian tersebut dalam Jika auditor percaya bahwa transaksi percaya bahwa transaksi
mencakup bagaimanpengendalian itu dilakukan, konsistensinya, dan kertas kerja audit. dicatat dengan benar dalam jurnal dan diposting dengan benar, maka
kemungkinan adanya indirect controls. 2. Verifikasi pendahuluan pengendalian yang sudah digariskan auditor akan percaya bahwa total buku besar adalah benar.
2. Penyimpangan (deviation) yang terjadi yang menyebabkan performa
tidak sesuai. dilakukan observasi, wawancara dan pengujian pemrosesan Prosedur Audit yang dilakukan dalam pengujian detail transaksi:
menyeluruh (walk trough test) meliputi penelusuran sampel dari tiap - Tracing: pilih satu sampel sales invoice dan telusur ke
TOC dibutuhkan dalam dua keadaan : kelompok transaksi utama. sales journal.
 Ketika penilaian risiko auditor mencakup ekspektasi efektivitas 3. Evaluasi konseptual atau evaluasi pendahuluan atas - Vouching: pilih satu sampel transaksi yang dicatat dalam sales
operasi pengendalian, auditor perlu menguji kontrol-kontrol untuk pengendalian journal dan telusur ke sales invoice.
mendukung penilaian risiko. - Reperforming: periksa kecermatan perkalian dan penjumlahan
 Ketika prosedur substantif saja tidak memberikan bukti audit yang
dilakukan melalui analisis pengendalian intern, meneruskan pada sales invoices.
evaluasi setiap kelompok pengendalian dan merencanakan strategi - Inquiring: tanyakan kepada klien apakah ada transaksi-
cukup dan tepat, auditor diperlukan untuk melakukan pengujian
prosedur-prosedur auditing, merencanakan pengandalan transaksi related parties.
pengendalian untuk memperoleh bukti audit tentang efektivitas
pengendalian internal dan tetapkan kebutuhan ketaatan untuk
operasi mereka.
membenarkan pengendalan tersebut, serta merencanakan pengujian Pada pengujian detail transaksi, auditor mengarahkan
Timing TOC : subtantif dan prosedur audit ketaatan. pengujiannya untuk memperoleh temuan mengenai ada tidaknya
Ketepatan waktu materi bukti adalah tentang kapan bukti itu kesalahan yang bersifat moneter.
4. Pelaksanaan prosedur-prosedur ketaatan
diperoleh dan bagian dari periode audit yang mungkin diterapkan.
beberapa tes kontrol, seperti pengamatan persediaan, berhubungan dilakukan pengumpulan bukti-bukti tambahan tentang eksistensi 2. Prosedur analitis
hanya ke poin di mana prosedur audit diterapkan dan keefektivan pengendalian yang diandalkan. Prosedur analitis mencakup perbandingan-perbandingan dari
Auditor melakukan tes lain yang mampu memberikan bukti audit bahwa jumlahjumlah yang dicatat dengan jumlah yang diharapkan yang
5. Evaluasi akhir pengendalian intern.
kontrol dioperasikan secara efektif pada waktu yang relevan selama disusun oleh auditor. Biasanya juga prosedur analitis mencakup
periode audit. peninjauan kembali secara sepintas lalu atas evaluasi perhitungan rasio-rasio oleh auditor untuk membandingkan dengan
pendahuluan dan cenderungmengukuhkan kesimpulan yang sudah rasio tahun lalu dan data lain yang berhubungan.
Extent of TOC : dibuat auditor internal sebelumnya tentang pengendalian intern yang
Semakin auditor berpegang kepada control di dalam auditnya, sudah direncanakan. Tujuan utama prosedur analitis yang dilakukan pada tahap
semakin besar jumlah TOC yang dilakukan oleh auditor. Tetapi sifat TOC pelaksanaan audit atas saldo akun adalah sebagai berikut :
itu sendiri merupakan optional. Prosedur untuk pengujian pengendalian (Test of Control) - Mengindikasikan kemungkinan terjadinya salah saji dalam
1. Melakukan wawancara dengan personil klien yang sesuai laporan keuangan
Dalam ToC, seorang auditor perlu mendeteksi kemungkinan - Mengurangi pengujian terinci atas saldo.
2. Menguji dokumen, arsip dan catatan
adanya salah saji(misstatement) dan penyimpangan/deviasi (deviation). 3. Mengamati aktivitas yang terkait dengan pengendalian - Memahami bidang usaha klien.
Ditemukannya salah saji mengindikasikansecara kuat adanya 4. Melaksanakan kembali prosedur klien. - Menetapkan kelangsungan hidup suatu satuan usaha.
kekurangan dalam pengendalian internal. Tidak ditemukannya salah saji
tidakmenjamin kontrol berkaitan asersi pasti efektif. Jika ditemukan Substantive Test Digunakan dalam phase pengujian:
Pengujian substantif adalah prosedur-prosedur audit yang a) Sebagai pelengkap test of details.
deviasi, maka auditor harusmemeriksa apakah ToC yang dilakukan
didesain untuk menguji kesalahan dalam nilai rupiah yang mempengaruhi b) Untuk memperoleh bukti mengenai asersi/tujuan audit tertentu.
sudah sesuai dengan kontrol yang diuji. Auditor jugaperlu menentukan
apakah ToC tambahan/lanjutan perlu dilakukan atau perlu dilakukan langsung kebenaran dari saldo-saldo dalam laporan keuangan. Salah saji
(monetary misstatement) seperti itu adalah indikasi yang jelas dari salah Dalam situasi tertentu, prosedur analitis dipandang cukup efektif
prosedursubstantif atas risiko berpotensi. Konsep dari efektivitas suatu dan efisien, terutama untuk akun-akun yang tidak material dan/atau
saji dari akunakun.
pengendalian mencakup masalahsalah saji dan deviasi tersebut. bila risko deteksi tinggi.
Terdapat 3 (tiga) macam pengujian substantif yaitu : Efektivitas dan efisiensi prosedur analitis dalam mendeteksi
Mendesain dan Melaksanakan ToC - Pengujian substantif atas transaksi, kemungkinan tejadi salah saji material, tergantung pada faktor:
Desain ToC perlu disesuaikan dengan karakteristik kontrol - Prosedur analitis, - Sifat asersi
sehingga dapat memerolehbukti yang andal dari efektivitas kontrol. Perlu - Pengujian terinci atas saldo. - Kelayakan dan kemampuan untuk memprediksi suatu hubungan
dibedakan antara efektivitas desain kontrol(konsep) dan implementasi - Tersedianya dan keandalan data yang digunakan untuk
kontrol (praktik). Auditor dapat mengevaluasi efektivitas kontrol disaat 1. Pengujian atas transaksi (substantive test of transaction) mengembangkan harapan
Pengujian atas transaksi (substantive test of transaction) - Ketepatan harapan
bersamaan dengan desain dan implementasinya. Namun, hal ini
meliputi prosedur-prosedur audit untuk menguji kecermatan
terkadang sulit dilakukanpada entitas yang beroperasi dengan IT atau pencatatan transaksi. Tujuan dilakukanyya pengujian atas transaksi Prosedur analitis dilakukan pada tiga tahap audit yang berbeda;
tanpa dokumentasi transaksi/kejadian.Hakikat dan Kelanjutan ToCJenis adalah untuk menentukan apakah transaksi akuntansi klien telah a) Tahap perencanaan untuk membantu auditir menentukan bahan
dan dasar-dasar sebuah kontrol mempengaruhi prosedur ToC atas otorisasi dengan pantas, dicatat, dan diikhtisarkan dalam jurnal bukti lain yang diperlukan untuk memenuhi risiko audit yang di
kontrol tersebut. dengan benar dan diposting ke buku besar dan buku pembantu inginkan (diisyaratkan)
dengan benar. b) Selama pelaksanaan audit bersama-sama dengan pengujian atas
Untuk menentukan apakah semua transaksi telah memenuhi transaki dan pengujian terinci atas saldo (bebaas pilih)
Tahap-tahap dalam Test of Control tujuan audit untuk transaksi:
c) Mendekati penyelesaian akhir audit sebagai pengujian kelayakan 4. Melakukan pengecekan kembali semua perhitungan transaksi dan Auditor harus mengumpulkan bukti yang cukup dan kompeten.
akhir (diisyaratkan) saldo-saldo perusahaan yang bersangkutan untuk mengetahui benar Bukti yang kompeten adalah yang relevan  dan  valid.
tidaknya pembukuan akun saldo perusahaan' Secara umum bukti dianggap valid jika:
3. Pengujian terinci atas saldo (test of details of balances) (a) diperoleh dari sumberindependen di luar organisasi;
Pengujian rincian saldo harus dilakukan dengan memenuhi 5. Melakukan konfirmasi kepada pihak yang bersangkutan seperti (b) dihasilkan dari sistem informasi yang memmilikipengendalian intern
semua tujuan audit yang berkaitan dengan saldo bagi masing-masing pimpinan perusahaan, dewan direksi, dan lainnya. yang kuat; atau
akun yang signifikan. Pengujian atas saldo akun juga sangat penting 6. Melakukan analisis terhadap semua dokumen, catatan perusahaan, (c) diperoleh secara langsung oleh auditor, danbukannya dari sumber
karena bukti-bukti biasanya diperoleh dari sumber independen dan pembukuan saldo akun perusahaan atau laporan keuangan sekunder.
dengan tingkat keyakinan yang lebih tinggi. Metodologi perancangan perusahaan.
pengujian detail saldo meliputi empat tahapan, yaitu: Dalam hal ini auditor harus menggunakan pertimbangan
a. Menetapkan materialitas dan menetapkan risiko audit yang 7. Melakukan tracing atau pengusutan semua dokumen dan catatan profesionalnya untuk menilai kecukupan jumlah bukti yang akan dijadikan
dapat diterima dan risiko bawaan suatu akun perusahaan. dasar untukmemberikan opini audit sedemikian rupa sehingga dapat
Setelah estimasi awal mengenai materialitas untuk meminimalkan risiko audit(inherent risk, control riskdan detection risk) .
8. Melakukan vouching atau penelusuran apabila ada kesalahan atau
audit secara keseluruhan dan mengalokasikan totalnya ke
kecurangan untuk menemukan titik permasalahan atau bukti
saldo akun telah diputuskan oleh auditor, salah saji yang dapat  Sementara itu, dalam ED SPA-500 dinyatakan bahwa auditor harus
kecurangan.
ditoleransi ditentukan untuk masing-masing saldo yang mendapatkan bukti yang cukup  dan tepat. Dalam hal ini, kuantitas bukti
signifikan. Salah saji yang ditoleransi makin rendah akan Auditor juga perlu menentukan waktu yang tepat untuk melaksanakan audit yang diperlukan tergantung pada penilaian auditor atas risiko salah
menyebabkan pengujian terinci atas saldo makin besar. pengujian substantif tersebut karena dapat mengetahui tingkat risiko saji yang material (makin berisiko, maka makin banyak bukti yang
deteksi yang dapat diterima mempengaruhi penentuan waktu diperlukan) dan kualitas bukti audit (makin rendah kualitasnya, maka
Risiko audit yang dapat diterima biasanya diputuskan semakinbanyak bukti yang harus diperoleh).
pelaksanaan pengujian substantif. Jika risiko deteksi rendah maka
untuk audit secara keseluruhan, daripada berdasarkan
pengujian substantif lebih baik dilaksanakan saat atau dekat dengan
siklus. Pengecualian adalah kalau auditor yakin bahwa yakni Ketepatan
tanggal neraca. 
bahwa salah saji pada perkiraan tertentu seperti piutang lebih ukuran kualitas bukti audit yang mencakup relevansi dan
berpengaruh negative terhadap pemakai daripada salah saji Selain itu auditor juga dapat menentukan luas pengujian substantif keandalanbukti audit yang mendukung auditor untuk merumuskan
yang sama dalam perkitraan lain. yaitu semakin rendah tingkat risiko deteksi yang dapat diterima, semakin opininya.
banyak bukti yang harus dikumpulkan, auditor dapat mengubah jumlah
Risiko bawaan ditetapkan dengan mengidentifikasi
bukti yang harus dihimpun dengan cara mengubah luas pengujian Relevansi
semua aspek histories, lingkungan atau operasi klien yang
subtantif yang dilakukan. Keputusan auditor tentang rancangan pengujian  kesesuaian antara bukti audit dengan tujuan pembuktiannya.
mengindikasikan kemungkinan besar terjadi salah saji dalam
substantif didokumentasikan dalam kertas kerja dalam bentuk program
laporan keuangan tahun berjalan.
audit. Sebagai contoh, pemeriksaan fisik atas uang yang ada dalam
b. Menetapkan risiko pengendalian untuk suatu siklus brankas kasir hanya merupakan bukti mengenai adanya(eksistensi) serta
Tujuan dengan mengetahui jenis-jenis dan prosedur pelakasanaan
akuntansi mengenai nilai (value) dari kas dan tidak dapat dijadikan alat
pengujian substantif secara umum, yaitu dapat mempermudahkan
Pengendalian yang efektif akan mengurangi risiko untukmembuktikan kepemilikan (ownership) atas kas tersebut.
seorang auditor dalam melaksanakan tugas pengujian substantif dan
pengendalian dan dengan demikian mengurangi bahan bukti Sementara itu, keandalan dipengaruhi oleh sumber dan sifat
memberikan informasi kepada beberapa orang yang bersangkutan untuk
yang diperlukan untuk pengujian substantif atas transaksi dan bukti audit. Sumber bukti dari pihak ekternal yangindependen dipandang
mengetahui beberapa jenis pengujian substantif dan dasar-dasar
pengujian teinci atas saldo. Pengendalian yang tidak memadai lebih kuat dari pada bukti yang berasal atau dibuat oleh pihakinternal
pelaksanaan prosedur pengujian substantif auditor.
meningkatkan bahan bukti substantif yang dibutuhkan. entitas yang diperiksa. Demikian pula, bukti yang bersifat hasil obeservasi
daninspeksi, dalam banyak hal dapat lebih kuat dibandingkan bukti yang
c. Merancang pengujian pengendalian, transaksi dan
diperoleh dari hasilanalisis auditor
prosedur analitis untuk suatu siklus akuntansi Pertemuan 12
Pengujian dirancang dengan ekdpektasi bahwa hasil Audit Evidence KECUKUPAN BUKTI AUDIT
tertentu akan diperoleh. Hasil yang diperkirakan ini akan Bukti audit adalah semua informasi yang digunakan oleh Berkaitan dengan kuantitas bukti audit. Faktor yang mempengaruhi
mempengaruhi rancangan pengujian terinci atas saldo. auditor dalam pembuatan kesimpulan (opini) dibuat. kecukupan bukti audit , meliputi :
d. Merancang pengujian detail saldo untuk memenuhi setiap Bukti audit termasuk di dalamnya adalah:  Materialitas.
tujuan spesifik audit (1) Catatan akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan, dan  Resiko  audit.
(2) Informasi lainnya yang berhubungan/terkait dengan catatan akuntansi
Pengujian terinci atas saldo yang direncanakan  Ukuran  dan  karakteristik  populasi.
meliputi prosedur audit, besar sampel, pos/unsur yang dipilih dan pendukung alasan logis dari auditor tentang laporan keuangan
dan saat pengujian. yang layak.
Bukti audit terdiri dari 9 jenis, dan dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu:
a. Bukti Akuntansi
Prosedur pelaksanaan pengujian substantif (substantive test) yang Bukti Akuntansi terdiri dari 2 jenis, antara lain:
dilakukan auditor, yaitu : Pertimbangan dalam Pengambilan Keputusan atas Bukti Audit  Catatan Akuntansi
1. Auditor melakukan mengajukan pertanyaan kepada para karyawan Keputusan atas Bukti Audit Catatan akuntansi merupakan sumber data sebagai dasar
atau staf ahli yang bersangkutan sesuai dengan pekerjaan yang Masalah utama pengambilan keputusan atas bukti audit adalah pembuatan laporankeuangan, seperti jurnal, dan sebagainya.
diembannya untuk mengetahui beberapa hal kesalahan yang ada. penentuan jenis dan jumlah  bukti  audit  yang  memadai  untuk Oleh karena itu, Catatan akuntansi dipergunakan oleh auditor
mengambil  kesimpulan. Keputusan auditor dalam pengumpulan bukti sebagai bukti untuk mendukung laporan keuangan yang
2. Auditor melakukan pengamatan atau observasi secara langsung audit dapat dibagi dalam 4 (empat) bagian yaitu: diperiksa.
terhadap kinerja karyawan dalam melasanakan tugas mereka. a) Prosedur audit apa yang akan digunakan? 
3. Menginspeksi seluruh dokumen dan catatan perusahaan selama b) Berapa jumlah sampel yang akan diuji dengan prosedur tersebut?  Bukti Pengendalian Internal
beberapa periode yang perlu diaudit. c) Item mana yang akan dipilih sebagai sampel dari populasi? Pengendalian internal merupakan bukti yang paling kuat di
d) Kapan akan melakukan prosedur audit ini? dalam melaksanakan audit. Sebab, dari kuat atau lemahnya
pengendalian internal lahseorang auditor mendapatkan indikator
seberapa banyak bukti yang harusdikumpulkan. Misalnya, apabila  Prosedur pengujian substantif, termasuk pengujian rinci dan  Prosedur analitis
risiko pengendalian internal tinggi, itu artinyarisiko audit yang pengujian analitis substantif. dilakukan dengan menghubungkan suatu fakta dengan fakta
diren!anakan harusnya rendah. Pengujian substantif akan menghasilkan bukti yang dijadikan lain,melihat kecenderungan (trend), melakukan analogi dan
  dasar untuk menyimpulkankewajaran nilai akun-akun dalam laporan perhitungan-perhitungananalitis.
b. Bukti Mendukung /Bukti Informasi Penguat keuangan
Bukti mendukung terdiri dari 6 jenis, antara lain: Misalnya, auditor menguji kewajaran biaya perjalanan dinas
 Bukti okumenter  Jenis kegiatan untuk memperoleh bukti audit melaluipenandingan antara rekapitulasi bukti perjalanan dinas
Bukti dokumenter terbagi menjadi beberapa bagian: Dalam melaksanakan penilaian risiko, pengujian pengendalian dengan rekapitulasi daftar hadir.Contoh lain adalah berupa
- Bukti yang dibuat pihak luar dan dikirim langsung kepada intern serta pengujiansubstantif, auditor dapat menerapkan sejumlah membandingkan antara bonus penjualan dengan total penjualan
auditor   prosedur pengujian sebagai berikut: berdasarkan formula tertentu dalam rangka menguji kewajaran
- Bukti yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor  Inspeksi nilaipenjualan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi.
melalui klien mencakup pemeriksaan atas catatan dan dokumen serta
- Bukti yang dibuat dan disimpan klien pemeriksaan atas aset.Inspeksi atas bukti adanya otorisasi atas
suatu dokumen merupakan bagian dariprosedur pengujian  Permintaan keterangan
Bukti yang pertama memiliki kredibilitas lebih tinggi dari bukti pengendalian intern. dapat dilakukan secara tertuis maupun lisan. Demikian juga,respon
kedua dan begitu juga dengan bukti kedua terhadap bukti ketiga. yang diperoleh auditor dapat berupan keterangan yang tertulis
Pemeriksaan atas jurnal untuk memastikanbahwa jurnal ataupun lisan.
 Bukti fisik  tersebut telah diposting ke akun buku besar secara tepat dengan nilai
 bukti yang diperoleh auditor se!ara langsung yangbenar adalah contoh inspeksi atas dokumen untuk tujuan
melalui pemeriksaan fisik di dalam proses audit. Contohnya pengujian substantif.Pemeriksaan fisik atas aktiva tetap yang dibeli
pemeriksaan fisik persediaanse!ara langsung oleh auditor. Bukti pada tahun berjalan untuk memastikanbahwa pembelian tersebut Sensus vs sampling
ini merupakan salah satu bukti yang palingakurat di dalam audit. bukan pembelian fiktif adalah juga merupakan contoh inspeksi. Dalam melaksanakan audit laporan keuangan, seorang auditor
diperkenankan memilihmetode pengumpulan buktinya, apakah secara
 Bukti Matematis  Observasi sensus atau secara sampling. Jika auditormemutuskan untuk melakukan
bukti yang diperoleh auditor melalui perhitunganlangsung, mencakup kegiatan melihat langsung suatu proses atau prosedur sampling, iapun diperkenankan memilih antara statistical sampling atau
misalnya footing  untuk penjumlahan ertikal, dan cross yangsedang berjalan. Sebagai contoh, auditor mengamati proses
footing untuk penjumlahan se!ara horizontal. non statistical sampling.  Hal  yang  mendasari  metode  tersebut  adalah
pembayaran retribusi parkirpada gardu parkir untuk pertimbangan profesional dari auditor setelah memperhatikan dengan
mengetahui apakah petugas gardu parkir selalu menyerahkanstruk
 Bukti Rasio/Perbandingan seksama risiko audit,termasuk kekuatan dan kelemahan pengendalian
kepada pengguna jasa parkir.
bukti yang diperoleh auditor melalui penggunaan rasioseperti intern yang terkait, serta pertimbanganbiaya-manfaat.
rasio likuiditas, profitabilitas, solvabilitas,quick ratio, dan  Konfirmasi
sebagainya. Konfirmasi ini diperoleh sebagai respon dari pihak eksternal
terhadap pertanyaanauditor. Respons tersebut dapat berupa
 Bukti Spesialis/Surat Pernyataan Tertulis dokumen tertulis ataupun dokumen elektronik. Catetan
 bukti yang diperoleh auditormelalui sumber eksternal. Surat Audit Planning
pernyataan tertulis ini misalnya surat teknisi, ahli bangunan yang  Perhitungan ulang menyiapkan perencanaan audit setelah client acceptance dengan
berhubungan dengan klien. kegiatan melakukan komputasi ulang berdasarkan formulatertentu beberapa strategi.
untuk menguji akurasi suatu perhitungan tertentu. Sebagai contoh, Tujuan perencanaan untuk menentukan julah dan jenis bukti yang
 Bukti Lisan dan Wawancara auditormelakukan penghitunga ulang atas saldo buku besar dengan diperlukan untuk meyakinkan auditor bahwa tidak ada salah saji material
Bukti lisan merupakan bukti yang dikumpulkan oleh jalan menjumlahkan saldoawal dengan seluruh mutasi pada periode
auditor secara langsung kepada objek yang ingin dimintai bukti, yang diperiksa. Prosedur Perencanaan Pengauditan melakukan prosedur audit untuk
misalnya wawancara dan sebagainya memahami entitas dan lingungannya termasuk kontrol internal entitas.
 Pelaksanaan kembali (reperformance)
Prosedur untuk mendapatkan bukti
Berdasarkan ED SPA-500 bukti audit diperoleh melalui sejumlah aktivitas yang dilakukan oleh auditor secara independenberupa Menentukan strategi audit dengan menilai resiko
mengulang kembali suatu proses atau prosedur tertentu yang telah Audit risk model (sebagai bentuk respon terhadap risk)
prosedur sebagai berikut:
 Prosedur penilaian risiko pernah dijalankan oleh auditee dalam menjalankan fungsi
Prosedur Penilaian risiko bertujuan untuk mendapatkan bukti pengendalian. Dalam ISA-500 disebutkan: ” Reperformance involves acceptable risk
the auditor’s independent execution of proceduresor controls that Planned detection risk =
mengenai profil risiko audit. Profil ini akan menentukan langkah-
were originally performed as part of the entity’s internal control”. inherent risk x control risk
langkah pembuktian berikutnya.

 Prosedur pengujian pengendalian Salah satu contoh dari aktivitas ini adalah bahwa pada saat Hasil akhir dari menentukan strategi audit berupa upaya untuk
Prosedur pengujian pengendalian akan menghasilkan kesimpulan auditor ingin memastikanbahwa setiap permintaan pembayaran telah memperkecil gap antara planned detection risk dan acceptable audit risk
mengenai kuat lemahnya sistempengendalian intern yang akan diuji kebenaran jumlahnya sertakelengkapan bukti pendukungnya
mendasari pertimbangan auditor untuk menilaikehandalan catatan oleh petugas verifikator. Dalam hal ini, auditor akanmengambil Audit strategi berisi audit evidence mix  berupa prosedur:
akuntansi serta peluang terjadinya salah saji yang signifikan ataspos- sampel sejumlah dokumen pembayaran yang telah - Analytical procedure
pos laporan keuangan. Pengujian pengendalian intern juga akan direalisir pembayarannyadan melakukan pengujian kebenaran jumlah - Test of details of balances
menentukan luasdan dalamnya pengujian substantif. serta kelengkapan dokumen pendukungatas setiap bukti pembayaran - Test of control
seperti layaknya pihak auditee (petugas verifikator)seharusnya - Substantives test
melakukan pengujian tersebut.
*menentukan materiality maksimum salah saji yang dapat diterima
yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan
semua akun yang seharusnya dicatat dalam 1 periode 3. Inspection
*menyusun momerandum berisi respon auditor terhadap risiko ang tertentu. Apa yang seharusnya dicatat harus dilengkapkan. auditor melakukan sample of basis perhitungan persediaan
diidentifikasi Yang tidak seharusnya dicatat, jangan dicantumkan (cutt offnya sendiri substantive test
harus benar) 4. Perhitungan ulang (recalculation)
Assertion management terhadap laporan keuangan: pengecekan akurasi aritmatika misal perhitungan kembali
- Terhadap transaksi Test of Control akumulasi depre.
- Terhadap saldo akun prosedur audit untuk menentukan dan mengawasi pelaksanaan 5. Reperformance (pelaksanaan ulang)
- Pengungkapan aktivitas-aktivitas entitas (harus disertai dengan bukti) auditor melakukan tindakan atas prosedur atau pengendalian
Contoh : transakri benar-benar terjadi kalau langkah-langkah yang yang dilakukan oleh klien
Kelompok asersi yang diuji auditor : seharusnya dilakukan sudah dilaluidilakukan pengujian kontrol 6. Konfirmasi
- Occurance  Verifikasi kepada pihak ketiga dalam bentuk tertulis
- Completeness Substantive Test Contoh konfirmasi piutang kepada debitur
- Hak dan ewajiban menentukan betul atau tidak aset itu (transaksi) betul adanya dan Konfirm.(+) meminta konfirmasi dengan meminta penerima
- Valuation jumlahnya akurat untuk memberikan informasi
- Penyajian dan pengungkapan Control risknya rendah maka substantive tesnya sedikit Konfirm.(-) hanya meminta konfirmasi terhadap yang beda
aja
Tujuan auditor melakukan auditmenguji asersi melalui prosedur Kalau Konfirm.(+) dilakukan tetapi tidak diberikan tanggapan,
Audit evidence
Respon terbesar yang diambil audit apabila terdapat banyak kesalahan maka auditor harus melakukan prosedur alternatif
harus cukup dan tepat untuk menentukan strategi audit
dalam laporan keuangan maupun asersi membatalkan kontrak 7. Prosedur analitis
Sufficient (cukup)berkaitan dengan sample (sample size &selection)
8. menghubungkan suatu angka degan angka lain kemudia
Harus representatif dari populasi
dianalisis yang kemudian diimplementasikan
Appropriate (tepat)bukti harus berkualitas dan relevan (untuk
Auditor’s response to assessed risk
membuktikan opini) serta reliable , berkaitan dengan prosedur
Hasil assessment riskpenentuan planned detection risk
Komponen Audit risk: Pengendalian internal dilakukan untuk mendeteksi dan mengorek
Audit evidence ><legal evidence
- Inherent risk berasal dari perusahaan auditor hanya menganalisa kesalahan dengancepat dan tepat.
Audit evidenceuntuk mendukung opini auditor
- Control risk  berasal dari perusahaan auditor hanya menganalisa Bukti yang objektif contoh faktur
legal evidenceuntuk menghukum dalam pidana, perdata, dll
- Acceptable risk yang menentukan adalah auditor Bukti yang memerlukan pertimbangan harus dilakukan adjustment
ditentukan dalam % atau level (high,medium,low) karena nilai estimated  auditor harus memperkirakan apakah nilai
bukti hukum harus konklusif agar tidak melakukan kesalahan dalam
estimatednya wajar
memberikan keputusan
Audit evidence >< level evidence (tingkat kepercayaan)
4 dasar pembuktian legal evidence :
Audit Strategy berisi Audit Evidence Mix (campuran bukti-bukti yang Planning
- Tanpa kerugian
dikumpulkan. - Untuk mengetahui inherent risk dilakukan backgroun
- Bukti yang dominan
Bukti dikumpulkan dengan cara melakukan prosedur yang nantinya checking(business client, operation, dll)
- Bukti yang jelas dan meyakinkan
terkumpu menjadi prosedur-prosedur untuk melakukan proses audit yang Dilihat revenue recognitionnya, Laporan keuangannya juga
- Kemungknan penyebab
disebut audit program. dilihat apakah penyusunannya kompeten atau tidak.kemudian
dikaitkan apakah dapat meningkatkan inherent risk
Perbedaan Audit evidence dan legal evidence
Siklus Transaksi
Audit evidence
 hubungan antara AR, Sales, dan Cash Collection - Assessment control risk
- Audit issurance terdapat resiko salah saji (ada kemungkinan
baru nengetahui internal control pada tahap design
salah)
Siklus produksi Cara menentukan control risk berdasrkan design
- Dikumpulkan berdasarkan non-projustitia (perpasif)
control terhadap inventory internalcontrol
Legal evidence
Harus ada criteria tertentu. Untuk audit internal control
- Conclusif tidak boleh terdapat kesalahan (absolute)
Siklus Pengadaan mengenai financing reporting
- Didasarkan pada keadilan (projustitia)
beli, bayar, produksi, jual
- Beyond reasonable doubt
Test of control baru dilakukan setelah tahapan planning
Audit Evidence  untuk menguji asersi terhadap kelas transaksi, saldo
Investment cycle (capital acquisition cycle)
akun, dan pengungkapan
modal, fix asset - Acceptable audit risk max. Error
Analytical procedure planning menetapkan materiality at a
Mix Enidence
Asersi LK (secara periodical)menilai apakah: planning harus di break down ke dalam materiality per
- Analytical procedure
- Sesuai dengan standar akuntansi segment
- Test of details of belances
- Penyajiannya wajar tanpa adanya salah saji material
- Test of control
2 hal pokok menentukan audit mixrisk & materiality
- Substantive test
Tujuan Auditmenguji asersi manajemen dan memberikan opini
terhadap laporan keuangan agar penyajiaannya wajar dan sesuai dengan - Test of control
Teknik Pengumpulan Bukti
standar akuntansi apabila menemukan kesalahan maka efektivitas kontrol tidak
1. Keterangan mencari informasi pada klien ataupun pihak luar.
baik
Harus dipilih dan memiliki pengetahuan mengenai klien
Jenis-jenis Asersi: Jika bertentangan dengan design yang telah ditetapkan maka
2. Observation test of control
- Existence or occurance control risknya berubah. Berarti audit strategy yang kita
mengamati apakah klien melakukan hal-hal dengan benar.
Contoh :Assetpencatatannya sesuai kenyataan tetapkan saat planning tidak cocok
Misal: mengamati klien apakah perhitungan inventorynya sudaj
- Completeness
sesuai dengan prosedur atau belum
Audit planning momerandum bentuk dokumentasi audit palnning entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Analytical procedure  untuk mengetahui konsistensi, pattern, significant Indonesia.
fluctuation(dapat mengetahui sumber risiko)
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion)
Audit mix menjadi audit program (list of audit procedure pada level
account Pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak
menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Opini ini dikeluarkan
Inti dari audit untuk menguji management assertion
- Kelompok akun
ketika auditor tidak puas akan seluruh laporan keuangan yang
- Pengungkapan disajikan.
(analytical procedure, test of details of balances, dan subtantive
test)
- Kelompok transaksi(test of control dan substantive test)

Jenis-jenis tanggapan :
- Qualified
- Unqualified
- Adverse
- Disclaimer

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)

Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan


keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Ini adalah
pendapat yang dinyatakan dalam laporan auditor bentuk baku. Kriteria
pendapat wajar tanpa pengecualian antara lain.
– Laporan keuangan lengkap
– Tiga standar umum telah dipenuhi
– Bukti yang cukup telah diakumulasi untuk menyimpulkan bahwa tiga
standar lapangan telah dipatuhi
– Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan GAAP (Generally
Accepted Accounting Principles)
– Tidak ada keadaan yang memungkinkan auditor untuk menambahkan
paragraf penjelas atau modifikasi laporan

2. Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan


(Modified Unqualified Opinion)
Keadaan tertentu mungkin mengharuskan auditor menambahkan suatu
paragraf penjelasan (atau bahasa penjelasan yang lain) dalam laporan
auditnya. Auditor menyampaikan pendapat ini jika:
– Kurang konsistennya suatu entitas dalam menerapkan GAAP
– Keraguan besar akan konsep going concern
– Auditor ingin menekankan suatu hal

3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)


Pendapat wajar dengan pengecualian, menyatakan bahwa laporan
keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk
dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.

4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)


Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak
menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas

Anda mungkin juga menyukai