Bab Ii P1337424716010
Bab Ii P1337424716010
A. Tinjauan Pustaka
sebelumnya terkait terapi panas yang digunakan untuk mengurangi nyeri yaitu
Penelitian yang tentang pengalaman ibu bersalin dan bidan dalam menggunakan
Penelitian ini melibatkan 717 ibu primigravida yang dipilih secara acak dan dibagi
sebanyak 360 orang. Kelompok kontrol diberikan asuhan yang standar dilakukan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 79,7% ibu bersalin dan 80,4% bidan,
mengatakan bahwa paket panas yang telah diberikan dapat mengurangi nyeri pada
nyeri persalinan Kala II. Sebanyak 85,7 % dari mereka ingin menggunakan terapi
14
Penelitian lainnya terkait dengan terapi panas yang diaplikasikan.pada
perineum dan tulang sakrum. Terapi panas yang digunakan pada penelitian ini
adalah handuk hangat yang telah direndam dalam air dengan suhu 450C.
antara 18-35 tahun. Responden secara acak dibagi dalam dua kelompok yaitu
mengetahui skor tingkat nyeri digunakan Visual Analogue Scales (VAS). Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan yang signifikan pada rata-
rata skor nyeri (P-value < 0,05). Terapi panas merupakan salah satu terapi
nyeri persalinan dan dapat meningkatkan kepuasaan ibu selama Kala I persalinan
intravena memiliki efek samping yaitu terjadinya nyeri vena. Hasil penelitian
15
Penelitian terapi panas yang lain yaitu tentang mandi air hangat untuk
mengurangi nyeri pada Kala I persalinan. Responden pada penelitian ini sebanyak
100 ibu yang sedang memasuki proses Kala I persalinan. Responden penelitian
dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah berumur antara 18-50 tahun, umur
kehamilan 37-41 minggu, sudah memasuki Kala I Fase Aktif persalinan, tidak ada
komplikasi, kehamilan tunggal, masih bisa berjalan keluar masuk kamar mandi,
mengukur tingkat nyeri, kecemasan dan kelelahan pada Kala I persalinan. Semua
nyeri dan kecemasan (P-value 0,011 dan P-value 0,018) dan tidak ada perubahan
mandi air hangat dapat mengurangi tingkat nyeri dan kecemasan pada Kala I
persalinan.31
Terapi panas juga dapat diterapkan pada pasien dengan sindrom koroner
akut untuk mengetahui efek terapi panas lokal pada nyeri dada pasien. Responden
sebanyak 66 pasien dipilih acak kemudian dibagi dalam dua kelompok yaitu
diberikan paket panas dengan suhu 500C dan kelompok kontrol dengan suhu
16
penurunan yang signifikan dalam intensitas nyeri, durasi dan frekuensi.
Terapi panas lokal merupakan intervensi yang efektif untuk mencegah dan
mengurangi nyeri dada pada pasien dengan sindrom koroner akut dan
B. DASAR TEORI
a. Pengertian
merupakan rasa sakit yang berlangsung mulai dari Kala I persalinan, rasa
sakit terjadi karena adanya aktifitas besar di dalam tubuh ibu untuk
stimulus rasa sakit pada fisik ke otak dan interpretasi informasi yang
untuk mendorong bayi keluar dari dalam rahim ibu.36 Rasa nyeri
17
persalinan merupakan manifestasi dari adanya kontraksi otot rahim.
adalah di titik T10-L1.6,20 Pada titik ini tulang belakang yang pada
dan iskemia rahim disebut nyeri viseral. Nyeri viseral ini berasal dari
sampai ke daerah femur. Impuls nyeri yang berasal dari serviks dan
b. Mekanisme Nyeri
luas dalam lapisan superfisial kulit dan juga dalam jaringan dalam
18
tertentu, seperti periosteum, dinding arteri, permukaan sendi, serta falks
primer dan berujung pada spinal cord (SSP). Bila ada suatu stimulasi
yang berasal dari bahan kimia, mekanik, listrik atau panas, stimulasi itu
diubah menjadi impuls saraf pada saraf eferen ke spinal cord. Stimulus
Gambar 2.1.
19
1) Transduksi
sel mast, serotonin dari trombosit dan substansi P dari ujung saraf
saraf.9,39
2) Transmisi
20
menuju korteks serebri. Transmisi nyeri terjadi melalui serabut saraf
(A delta) yang peka terhadap nyeri tajam, panas disebut juga dengan
first pain/fast pain dan serabut C (C fiber) yang peka terhadap nyeri
3) Modulasi
4) Persepsi
21
impuls nyeri yang diterima. Rekonstruksi merupakan hasil interaksi
bergantung pada aktivitas serat saraf eferen berdiameter besar atau kecil
22
Tetapi menurut penelitian terakhir, tidak ditemukan hambatan
maupun kecil hanya terjadi bila serat tersebut dirangsang secara berturut-
menerima input konvergen dari sel saraf besar maupun kecil baik yang
membahayakan atau tidak, maka peranan gate control ini menjadi tidak
jelas.42
kecil (reseptor nyeri) dan serabut besar (reseptor “normal”) bersinap pada
yang lebih besar atau hanya stimulasi pada saraf serabut besar maka
(gate menutup).
23
3) Nosiseptik (penerimaan nyeri) terjadi ketika serabut yang lebih kecil
Teori gate control tidak menjelaskan tentang persepsi nyeri, namun jika
janin dan asidosis janin. Dampak yang dialami pada bayi yaitu terjadinya
asfiksia pada bayi baru lahir, denyut jantung abnormal dan skor apgar
24
komplikasi yang diakibatkan dari nyeri persalinan yang tidak ditangani
dengan tepat.6,17
nyeri antara lain lebih aman, tidak invasif, mudah diterapkan dan relatif
murah.20
25
dapat mengurangi persepsi nyeri dan memperpendek waktu Kala II
persalinan.14
pasien dengan nyeri kronis, pasca operasi, dan kanker. Terapi musik
dan kerusakan jaringan serta sangat efektif dalam mengurangi rasa nyeri
akut. Terapi panas merupakan metode untuk mengurangi rasa nyeri yang
perineum.25
26
2. Heat Transfer di Bidang Medis
produksi air panas.47 Arteri dan kapiler berkembang, sirkulasi darah dan
suhu 400C akan meningkatkan suhu jaringan otot paling sedikit 10C pada
Pada tahap awal, simulasi numerik stimulasi termal pada tubuh manusia
energi yang ditransfer dari satu sistem ke sistem lainnya akibat perbedaan
suhu.24
27
Kebutuhan dasar untuk perpindahan panas adalah adanya
c. Termodinamika
keadaan yang lain, dan hal itu tidak memberi indikasi berapa lama
tahu kita mengenai berapa banyak panas yang harus ditransfer untuk
perpindahan panas ke atau dari suatu sistem dan dengan demikian waktu
perpindahan panas.51
energi ke dalam sistem sama dengan laju peningkatan energi pada sistem
penurunan suhu.51
28
3. Terapi Panas
dengan handuk hangat, botol air panas, hot packs, alat ultrasound, infra-
jaringan yang lebih dalam dan dorongan yang berbeda untuk menetralisir
29
gerbang sesuai dengan the gate control theory dan kemudian
4. Skala Nyeri
jenis terapi yang tepat dan mengevaluasi respon terhadap terapi yang
Namun, makna istilah-istilah ini berbeda bagi tenaga medis dan pasien.
30
saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah pemberian intervensi
5. Sistem Autonomik
Respon autonomik nyeri hanya terjadi pada kasus nyeri akut.33 Nyeri
fisik seperti pernafasan, nadi dan tekanan darah perlu dilakukan monitor
tekanan darah.33
31
Tekanan darah adalah tekanan yang terjadi saat darah dipompa
C. Kerangka Teori
Kerangka teori dalam penelitian ini ditunjukkan pada gambar 2.4. Aktifitas
yang terjadi pada proses persalinan pada Kala I yaitu kontraksi uterus dan dilatasi
menimbulkan stimulus nyeri. Stimulus nyeri ini diubah menjadi impuls saraf yang
ion kalium. Impuls saraf dihantarkan oleh nosiseptor yang berperan sebagai
reseptor, pendeteksi timulus, penguat dan penghantar melewati cornu dorsalis dan
Ada empat fase dalam nosiseptor pada nyeri, tranduksi yaitu proses ketika
suatu stimulus nyeri diubah menjadi suatu aktivitas listrik yang akan diterima
ujung-ujung saraf. Transmisi nyeri terjadi melalui serabut saraf eferen yang terdiri
dari serabut Aβ yang peka terhadap nyeri panas dan serabut C yang peka terhadap
nyeri tumpul. Sebelum impuls saraf sampai ke otak terjadi proses modulasi di
32
nosiseptor perifer medulla spinalis atau supra spinalis. Modulasi ini adalah
pengendalian internal oleh sistem saraf pusat yang dapat meningkatkan atau
secara sadar dan menimbulkan respon berupa perilaku dan ucapan yang
Nyeri persalinan terbagi dalam nyeri tertangani dan nyeri tidak tertangani.
Nyeri tertangani mengindikasikan bahwa kesejahteraan ibu dan janin baik. Nyeri
tidak tertangani akan berdampak tidak hanya pada ibu, namun juga ke bayi. Pada
yang dialami pada bayi yaitu terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir, denyut
jantung abnormal dan skor apgar yang rendah. Tindakan kebidanan sangat
33
Kontraksi Pelepasan
Persalinan mediator nyeri
Uterus Stimulus Impuls (histamine,
Nyeri Saraf prostaglandin,
Kala I Dilatasi serotonin ion
Serviks kalium, dll
Merangsang nosireseptor
(reseptor nyeri)
Farmakologis: C fiber
analgesik
Manajemen Terapi Transduksi
Panas Aβ fiber
nyeri Non- Substansi P
farmakologis
1. Akupuntur Transmisi
2. Akupresur
3. Pijat
4. Aromaterapi
5. Exercise Modulasi
6. Hypnoterapi
Medulla Spinalis
7. Yoga
8. Terapi musik
9. Terapi panas
10. Cold therapy
Sistem aktivasi Area grisea
retikuler periaduktus
Ibu:
Terjadi
hipokapnea, Hipotalamus dan Thalamus
hiperventilasi sistem limbik
Bayi:
Terjadi asfiksia pada Nyeri tidak
Otak
BBL, denyut jantung tertangani
(somatosensorik
abnormal, skor )
APGAR yang rendah Faktor risiko
Persepsi nyeri:
Usia
Pendidikan
Kesejahteraan ibu Pekerjaan
Nyeri Nyeri
dan janin persalinan
tertangani
34