OLEH :
MUHAMMAD ISYA
01870413781
PROGRAM STUDI
D-III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
2021
ABSTRAK
ii
KATA PENGANTAR
Shalawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah berjuang
membawa umatnya dari alam kenistaan dan kebodohan ke alam yang penuh dengan
kedamaian dan kebaikan yaitu Islam yang kita miliki seperti sekarang ini.
Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan
studi Program Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas
Maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang
1. Bapak Prof. Dr. Khairunnas Rajab. M.Ag selaku Rektor UIN Suska Riau
beserta Staf.
2. Ibu Dr. Hj. Mahyarni, SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
iii
3. Ibu Faiza Muklis, SE, M.Si, Akt selaku Ketua Jurusan D-III Akuntansi,
Akhir ini.
Dan sebagai insan yang memiliki keterbatasan serta kekurangan, maka penulis
penyusunan dan penulisannya. Untuk itu, penulis sangat berharap adanya kritik dan
saran yang membangun dalam perbaikan Tugas Akhir selanjutnya. Namun penulis
tetap sangat berharap bahwa Tugas Akhir ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 4
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
1.5. Metode Penelitian ................................................................................... 6
1.6. Sistematika Penulisan ............................................................................. 7
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ................................... 9
2.1. Data Geografi ......................................................................................... 9
2.2. Data Demografi ...................................................................................... 9
2.3. Sarana Pendidikan .................................................................................. 10
2.4. Sarana Kesehatan Lingkungan ............................................................... 10
2.5. Peran Serta Masyarakat .......................................................................... 10
2.6. Jenis Pelayanan Kesehatan ..................................................................... 11
2.7. Visi dan Misi ......................................................................................... 12
2.8. Struktur Organisasi ................................................................................. 13
BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK ............................................... 16
3.1. Tinjauan Teori ........................................................................................ 16
3.1.1. Definisi Sistem Pengendalian Internal ........................................ 16
3.1.2. Tujuan Sistem Pengendalian Internal .......................................... 17
3.1.3. Unsur Sistem Pengendalian Internal ........................................... 17
v
3.1.4. Pendekatan Untuk Merancang Pengendalian Internal Akuntansi 30
3.1.5. Definisi Persediaan ...................................................................... 31
3.1.6. Jenis – Jenis Persediaan ............................................................... 32
3.1.7. Konsep ManajemenPersediaan Dalam Islam .............................. 32
3.1.8. Metode Pencatatan Persediaan .................................................... 36
3.1.9. Metode Penentuan Penilaian Persediaan ..................................... 41
3.1.10.Penentuan Kuantitas Persediaan ................................................... 44
3.2. Tinjauan Praktek ..................................................................................... 46
3.2.1. Prosedur Mendapatkan Persediaan Obat – Obatan ..................... 46
3.2.2. Prosedur Pengelolaan Persediaan Obat – Obatan ........................ 46
3.2.3. Analisis Sistem Pengendalian Internal Persediaan Obat – Obatan 58
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 63
4.1. Kesimpulan ......................................................................................... 63
4.2. Saran ................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 65
LAMPIRAN ......................................................................................................... 66
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
adalah aset tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, aset dalam proses
produksi atau dalam perjalanan, dan aset dalam bentuk bahan atau perlengkapan
Persediaan sangat rentan terhadap kerusakan maupun pencurian. Oleh karena itu,
tersebut dan juga agar informasi mengenai persediaan lebih dapat dipercaya.
maupun tujuan yang ingin dicapai. Pengendalian bukan hanya untuk mencari
dilakukan sebelum proses, saat proses, dan setelah proses, yakni hingga hasil
1
2
meramalkan kapan persediaan tersebut habis dan kapan persediaan tersebut perlu
rasional. Manajemen obat yang kurang baik akan mengakibatkan persediaan obat
kadaluarsa dan kerusakan bila tidak disimpan dengan baik. Obat yang stagnant
Puskesmas Sail sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis Daerah dituntut
dan biaya sosial, serta dampak negatif atas aktifitas yang dilakukan. Aktifitas
utama dari Puskesmas Sail adalah memberikan pelayanan dan perawatan. Namun
setiap 2 bulan sekali kepada pihak pemerintah atau pihak ketiga. Ada kalanya
jika expired obat tersebut sudah tersisa 1 bulan lagi. Persediaan obat-obatan di
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan untuk
efektif dan efisien dan justru menimbulkan resiko-resiko yang membuat hilang
pihak, yaitu IFLK (Instalasi Farmasi dan Logistik Kesehatan) dan pihak ketiga
yang berada diluar pihak pemerintah. Pihak puskesmas sail biasanya mengadakan
rancangan permintaan obat ke pihak IFLK setiap 2 bulan sekali melewati form
4
LPLPO (Lembar Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat). Jika terdapat sebuah
obat yang tidak tersedia oleh pihak IFLK, maka pihak puskesmas boleh membeli
ke pihak ketiga atau pihak luar. Akan tetapi daftar – daftar obat yang bisa dibeli
ke pihak luar sudah ditentukan oleh SK kepala dinas. SK ini disebut Surat
setiap setahun sekali. Jadi pihak puskesmas bisa mengetahui mana daftar obat
yang diperbolehkan membeli ke pihak luar maupun daftar obat yang diharuskan
beberapa resiko yang mungkin timbul kepada pasien seperti KNC (Kejadian
Nyaris Cedera) dan KTD (Kejadian Tidak Diharapkan). Kedua kejadian ini bisa
terjadi disebabkan karena kelalaian dari apoteker, dokter, maupun pasien itu
sendiri. Masalah ini terjadi karena kekeliruan dalam pemberian resep dari dokter
ke apoteker, alergi obat yang tidak diketahui oleh apoteker maupun dokter,
Berdasarkan latar belakang diatas maka judul tugas akhir peneliti adalah
Pekanbaru”
Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
1. Bagi penulis
penerapan dilapangan.
3. Peneliti Selanjutnya
6
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan, tambahan informasi, dan
internal puskesmas
Pada penulisan ini penulis mengambil data pada Puskesmas Sail di kota
a. Data Primer
penulis teliti.
b. Data Sekunder
a. Perpustakaan
b. Wawancara
mendapatkan obat dari pihak IFLK maupun pihak ketiga, bagaimana proses
BAB I PENDAHULUAN
penulisan.
8
Pada bab ini akan membahas tentang data geografi, data demografi,
organisasi.
Bab ini menerangkan tentang tinjauan teori yang terdiri dari definisi
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini akan membahas tentang kesimpulan dan saran dari semua
pembahasan.
BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
9
10
10. Posbindu :2
11. TOGA : 782
Kepala Puskesmas
Kelompok Jabatan
Ka. TU
Fungsional
Jaringan Pelayanan
Penanggung Jawab
Penanggung Jawab Puskesmas dan Sistem Informasi
UKP, Kefarmasian dan
UKM Jejaring Fasilitas Puskesmas
Laboratorium
Pelayanan
Rumah Tangga
16
17
2. Penilaian Resiko
Semua perusahaan menghadapi resiko seperti perubahan
permintaan pelanggan, ancaman pesaing, perubahan peraturan,
perubahan dalam faktor-faktor ekonomi. Manajemen harus menilai
resiko-resiko tersebut dan melakukan tindakan-tindakan yang
diperlukan untuk mengendalikannya.
3. Prosedur Pengendalian
Prosedur pengendalian dibuat untuk memberikan keyakinan
yang memadai bahwa tujuan perusahaan dapat dicapai, termasuk
mencegah kecurangan. Ada beberapa Unsur-unsur dalam prosedur
pengendalian, diantaranya sebagai berikut :
a. Personel yang kompeten, rotasi kerja, dan cuti wajib.
b. Pemisahan tanggung jawab untuk operasi yang berkaitan
c. Operasional, penyimpanan aset, dan akuntansi
d. Bukti dan langkah-langkah keamanan.
29
4. Pengawasan
Pengawasan terhadap sistem pengendalian internal dapat
menemukan kelemahan-kelemahan dan memperbaiki efektivitas
pengendalian. Upaya pengendalian yang berkelanjutan termasuk
memantau perilaku karyawan dan sinyal peringatan dari sistem
akuntansi.
Evaluasi terhadap pengawasan dilakukan pada saat terjadi
perubahan besar dalam strategi, manajemen senior, struktur bisnis,
atau operasi. Auditor internal yang independen terhadap operasi
biasanya bertanggung jawab atas pengawasan sistem pengendalian
internal. Auditor internal bertanggung jawab terhadap pengawasan
sehari-hari. Auditor eksternal mengevaluasi dan melaporkan
pengendalian internal sebagai bagian dari audit tahunan atas laporan
keuangan.
َّ اِنَّ ه
َ ٌّللا عِ ْندَ ه عِ ْل ُم السَّا َع ِة ۚ َو ٌُ َن ِّز ُل ْال َغ
ْث ۚ َو ٌَعْ لَ ُم َما فِى
ْاْلَ رْ َحا ِم ۚ َو َما َت ْد ِريْ َن ْفسٌ مَّا َذا َت ْكسِ بُ َغ ًدا ۚ وَّ َما
ه
َ ّ َّت ۚ اِن
ّللا َعلِ ٌْ ٌم َخ ِب ٌْ ٌر ٍ َْت ْد ِريْ َنـ ْفسٌ ِباَيِّ اَر
ُ ض َتم ُْو
"Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari Kiamat; dan Dia
yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan
tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang
akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat
mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha
Mengetahui, Maha Mengenal."
(QS. Luqman 31: Ayat 34)
ُث َّم ٌَأْ ِتًْ ِمنْ َبعْ ِد هذل َِك َس ْب ٌع شِ دَ ا ٌد ٌَّأْ ُك ْل َن َما َق َّدمْ ُت ْم لَهُنَّ ا َِّْل
ََۚقلٌِ ًًْل ِّممَّا ُتحْ صِ ُن ْون
summa ya-tii mim ba'di zaalika sab'ung syidaaduy ya-kulna maa
qoddamtum lahunna illaa qoliilam mimmaa tuhshinuun
"Kemudian setelah itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit,
yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya
35
(tahun sulit), kecuali sedikit dari apa (bibit gandum) yang kamu
simpan."
(QS. Yusuf 12: Ayat 48)
Pemakaian bahan baku ini dicatat pula dalam kartu persediaan pada
kolom “pemakaian”. Data transaksi pembelian dan pemakaian bahan baku
selama bulan Januari tersebut diatas, jika dicatat dalam kartu persediaan
dengan metode FIFO, tampak pada tabel 2.
Tabel 3.2 Kartu Persediaan : Diselenggarakan dengan metode FIFO
Tg Keterang Pembelian Pemakaian Sisa
l an Kuanti Harga Kuanti Harga Kuant Harga
Jumlah Jumlah Jumlah
tas per kg tas per kg itas per kg
Kg Rp Rp Kg Rp Rp Kg Rp Rp
600 2.400 1.440.000
Saldo
1/1 Awal 400 2.500 1.000.000
600 2.400 1.440.000
Penyajian laporan laba rugi dapat dibuat dalam dua bentuk, yaitu
all inclusive concept of income (AICI) dan current operating concept of
income (COCI). Dari kedua metode tersebut metode penyajian yang
banyak mengandung kelemahan untuk penyajian persediaan adalah AICI,
kelemahan-kelemahan tersebut dapat kita lihat sebagai berikut :
1. Metode stock opname atau periodic method:
Persediaan yang merupakan komponen cost of goods sold
(CGS) maka perhitungan kuantitas persediaan yang dilakukan dengan
45
2. Metode perpetual
Dalam metode perpetual ini terdapat kelemahan pada saat
menentukan nilai dan jumlah barang, karena dengan metode
pencatatan yang kontinyu ini berarti saldo persediaan setiap saat
dapat diketahui, namun perlu diperhatikan bahwa dengan hanya
menghitung jumlah barang bedasarkan catatan akan mengakibatkan
nilai persediaan overstatement, karena adanya persediaan yang rusak
dan sebagainya. Oleh karena itu yang lebih tepat dalam menentukan
jumlah inventory adalah kalau menggunakan metode gabungan antara
metode perpetual dengan stock opname.
3. Metode agregatif
Dalam metode ini kesulitannya sama dengan kesulitan yang
dialami metode perpetual, kalau dalam hal pembahasannya adalah
masalah penentuan harga persediaan. Dalam metode ini juga lebih
46
2. Pengadaan
a. Permintaan ke dinas kesehatan melalui IFLK ( Instalasi Farmasi
dan Logistik Kesehatan )
Permintaan dilakukan setiap 2 bulan sekali melewati form
LPLPO ( Lembar Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat ).
Setiap satu bulan sekali, pihak apotek puskesmas melaporkan ke
IFLK melalui form LPLPO, dan bulan berikutnya pihak apotek
puskesmas mengajukan permintaan obat, akan tetapi tidak
menutup kemungkinan jika terjadi kekosongan sewaktu – waktu,
maka pihak apotek puskesmas tetap bisa mengajukan permintaan
obat walaupun belum 2 bulan. Misalnya pihak apotek puskesmas
sudah mengajukan permintaan obat dibulan Januari, dan pada
saat di bulan Februari dikarenakan alasan tertentu, stock obat
mengalami kekosongan sehingga pihak puskesmas bisa meminta
permintaan obat lebih awal
b. Pengadaan oleh pihak puskesmas sendiri
Pengadaan ini Dilakukan setahun sekali. Jadi obat - obat
yang tidak ada di dinas kesehatan IFLK, maka pihak puskesmas
bisa membeli sendiri. Biasanya pihak puskesmas membeli dari
pihak ketiga. Akan tetapi daftar-daftar obat nya sudah ditentukan
oleh SK kepala dinas, jadi mana jenis obat – obatan yang bisa
dibeli oleh pihak puskesmas melalui pihak ketiga , dan mana obat
– obatan yang harus dibeli melalui pihak IFLK. SK ini disebut
SK Pemilahan Obat yang dimana kepala dinas biasa
mengeluarkannya setiap setahun sekali.
48
3. Penerimaan
Pada saat penerimaan obat dilakukan, baik dari pihak IFLK
maupun pihak ketiga , pihak apotek puskesmas harus melakukan
pengecekan berikut ini :
a. Kesesuaian dengan permintaan yang diajukan
b. Kesesuaian dengan barang yang datang
c. Memeriksa fisik barang dengan kesesuaian dokumen
penyertaannya
Jika obat berasal dari pihak IFLK , maka akan terdapat surat yang
bernama STTO (Surat tanda terima obat). Sedangkan dari pihak
ketiga , maka akan disesuaikan dengan faktur nya
Cara pengecekan fisiknya yaitu sebagai berikut ini :
a. Mengecek nama obatnya , apakah sesuai dengan faktur / STTO
b. Jenis obat nya, seperti tablet, kapsul, sirup, botol
c. Kekuatan obat , seperti asetosal 250 mg, parasetamol 200 mg, dll
d. Jumlah obat , apakah sesuai dengan dokumen penyerta atau tidak
e. Nomor batch , berguna untuk penelusuran. Jika terjadi sesuatu
maka obat itu bisa ditentukan dari nomor batch nya
f. Expired date, apakah jangka waktunya masih lama atau baru,
apakah obat itu cepat habis atau tidak ( dari segi stock )
Berikut ini contoh pencatatan jurnal akuntansi yang seharusnya
dibuat oleh puskesmas sail mengenai penerimaan persediaan obat –
obatan jika transaksi yang dilakukan secara tunai :
Persediaan Obat xxx
Kas xxx
4. Penyimpanan
Pihak apotek puskesmas memiliki beberapa tata cara dalam
melakukan penyimpanan obat – obatan yaitu sebagai berikut :
52
5. Distribusi
Kegiatan Distribusi apotek puskesmas memiliki beberapa jenis,
yaitu sebagai berikut :
a. Dari gudang farmasi ke apotek puskesmas ,
b. Dari gudang farmasi ke Poli (Poliklinik)
c. Dari gudang ke Pustu ( Puskesmas Pembantu )
Kegiatan Distribusi diatas memiliki form permintaan yang
harus dipenuhi oleh pihak peminta kepada gudang farmasi agar
mendapat obat yang dibutuhkan. Pihak puskesmas sail tidak
memungut biaya dari distribusi obat ke pasien yang menggunakan
BPJS dan KIS. Jadi, puskesmas sail tidak menerima kas sama sekali
dari penjualan obat jika pasien menggunakan BPJS dan KIS, kecuali
pasien tidak memiliki 2 kartu diatas. Lalu, bagaimana puskesmas
55
2. Penilaian Resiko
Ada beberapa resiko yang pernah terjadi perihal pemberian
obat ke pasien, diantaranya sebagai berikut :
a. KNC (Kejadian Nyaris Cedera).
Kejadian ini terjadi karena keliru dalam pemberian obat,
biasanya disebabkan karena tulisan resep dari dokter tidak jelas.
Contohnya seperti keliru dalam nama pasien. Jadi obat yang
diberikan berbeda jenis dengan yang dibutuhkan oleh pasien atau
dengan istilah tertukar, contoh lainnya yaitu keliru pemberian
resep oleh dokter. Jadi obat yang dimaksud oleh dokter yang
menulis resep ke apoteker berbeda dengan yang diberikan oleh
apoteker ke pasien
b. KTD (Kejadian Tidak Diharapkan)
Kejadian ini terjadi karena obat yang diberikan tidak cocok
dengan tubuh pasien sehingga menimbulkan alergi.
Cara menangani jika 2 hal diatas terjadi kepada pasien yaitu
pihak puskesmas membentuk tim khusus terhadap kasus KNC dan
KTD. Tim ini mempunyai SOP khusus dalam menangani kasus
tersebut
3. Prosedur Pengendalian
Pihak puskesmas sail memilik prosedur pengendalian
mengenai obat expired. Untuk Obat yang jangkanya sudah memasuki
expired atau hampir expired (maksimal 1 bulan sebelum expired)
maka obat tersebut akan dikembalikan ke IFLK. Untuk prosedur
pengembalian hanya pihak IFLK berhak menanganinya. Untuk
prosedur pengembalian yang dilakukan oleh pihak puskesmas akan
dilakukan dengan langkah berikut :
60
4. Pengawasan
Pihak puskesmas sail tidak memiliki CCTV dalam mengawasi
penyimpanan persediaan obat – obatan. Hal ini akan bisa
menimbulkan tindakan pencurian dan tindakan lainnya yang bisa
membahayakan persediaan obat – obatan di puskesmas sail. CCTV
berperean penting dalam pengawasan penyimpanan persediaan obat –
obatan agar jika terjadi hal – hal yang tidak diinginkan, pihak
puskesmas sail bisa mendapat informasi dari rekaman CCTV yang
ada.
5. Informasi dan Komunikasi
Sistem pencatatan yang dilakukan pihak puskesmas tentang hal
persediaan obat – obatan masih dilakukan manual / tulis tangan,
seperti kartu stop obat. Kartu stop obat yaitu sebuah kartu yang
mempunyai catatan daftar mutasi obat, mulai dari penerimaan,
pengeluaran, hilang, rusak, dan kadaluarsa. Untuk penulisan resep
obat masih menggunakan metode manual / tulis tangan, sehingga bisa
menimbulkan kesalahan dalam pemberian obat ke pasien jika
mengalami kekeliruan dalam penerimaan resep dari dokter ke
apoteker.
Jadi berdasarkan hasil analisis 5 poin tentang sistem
pengendalian internal diatas, pihak puskesmas sudah mengikuti SOP
(Standar Operasional Prosedur) dalam sistem pengendalian internal
terutama dalam poin 1,2 dan 3 yaitu lingkungan pengendalian, analisis
62
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara di puskesmas sail, persediaan obat –
obatan di puskesmas dapat diperoleh melalui dua buah pihak, yaitu IFLK
(Instalasi Farmasi dan Logistik Kesehatan) dan pihak ketiga yang berada diluar
pihak pemerintah. Pihak puskesmas sail biasanya mengadakan rancangan
permintaan obat ke pihak IFLK setiap 2 bulan sekali melewati form LPLPO
(Lembar Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat). Jika terdapat sebuah obat
yang tidak tersedia oleh pihak IFLK, maka pihak puskesmas boleh membeli ke
pihak ketiga atau pihak luar. Puskesmas sail memiliki 5 prosedur pengelolaan
persediaan obat - obatan, yaitu perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, dan distribusi
Berdasarkan hasil analisis 5 poin tentang sistem pengendalian internal
diatas, pihak puskesmas sudah mengikuti SOP (Standar Operasional
Prosedur) dalam sistem pengendalian internal terutama dalam poin 1,2 dan 3
yaitu lingkungan pengendalian, analisis resiko, dan prosedur pengendalian.
Akan tetapi pihak puskesmas sail belum memenuhi SOP untuk poin 4 dan 5
yaitu pengawasan, informasi dan komunikasi. .
4.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara yang penulis lakukan di
puskesmas sail, penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Puskesmas sail menyediakan CCTV guna dalam pengawasan dan
keamanan terutama dalam hal penyimpanan persediaan obat – obatan
2. Puskesmas sail menyediakan Genset (Generator Set) sebagai supply listrik
cadangan untuk membuat kulkas dan chiller tetap menyala dan menjaga
suhu tetap terjaga.
63
64
Al – Qur’an
Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J., Warfield, Terry D. 2019. Akuntansi Keuangan
Menengah. Jakarta: Salemba Empat
Martina. (2019). Mengenal Akuntansi Persediaan Dalam Dunia Bisnis | Business
Software Ukirama ERP. Diakses pada June 26, 2021, dari
https://ukirama.com/en/blogs/mengenal-akuntansi-persediaan-dalam-dunia-
bisnis
Maruf, Juniarti Melisa. Jantje J. Tinangon., & Stanley Kho Walandouw. (2019).
Analisis Pengendalian Internal Atas Persediaan Obat Pada Organisasi Sektor
Publik Di Puskesmas Bahu. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen,
Bisnis Dan Akuntansi, 7(3), 3099–3108.
https://doi.org/10.35794/emba.v7i3.24062
Mulyadi. (2016). Sistem Akuntansi (4th ed). Jakarta : Salemba Empat
Munawar, Y., Muchlish, C., & Nurmilah, R. (2020). ANALISIS PENERAPAN SISTEM
DAN PROSEDUR PENGADAAN PERSEDIAAN OBAT (Studi kasus pada
Puskesmas Ciracap ). PROSEDING SEMINAR NASIONAL AKUNTANSI, 3(1).
http://www.openjournal.unpam.ac.id/index.php/SNU/article/view/7709
Najiyah, R., Eriswanto, E., & Kartini, T. (2020). Analisis Sistem Pengendalian
Internal Atas Persediaan Obat (Studi Kasus di Puskesmas Bojonggenteng
Kabupaten Sukabumi). Equilibrium: Jurnal Ilmiah Ekonomi, Manajemen Dan
Akuntansi, 9(2). https://doi.org/10.35906/je001.v9i2.574
Pendidikan, Dosen 2 (2021). Sistem Pengendalian Intern -Pengertian, Makalah,
Unsur & Komponen. Diakses Pada 26 Juni, 2021, dari
https://www.dosenpendidikan.co.id/sistem-pengendalian-intern/
Puskesmas Sail. (2019). Profil Puskesmas Sail. Pekanbaru: Puskesmas Sail
Setiawan, E., & Chofiuddin Muchlis. (2020). Analisis Sistem Pengendalian Internal
Terhadap Persediaan Obat. Proseding Seminar Nasional Akuntansi, 3, No 1, 448-
462. http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/SNU/article/view/7765
Setiawan, S. (2019). Pengertian Akuntansi Persediaan, Konsep, Manfaat dan Tujuan.
Diakses pada 26 Juni, 2021, dari https://www.gurupendidikan.co.id/persediaan-
akuntansi/
Tinangon, J. J., Ekonomi, F., & Akuntansi, J. (2019). Analisis Pengendalian Internal
Atas Persediaan Obat Pada Organisasi Sektor Publik Di Puskesmas Bahu. Jurnal
EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 7(3), 3099–
3108. https://doi.org/10.35794/emba.v7i3.24062
Triandhini, Y. (2018). Ekonomi Islam: Manajemen Keuangan Syariah. Diakses pada
3 Juni 2021, dari http://yuyuntriandhini.blogspot.com/2018/04/manajemen
keuangan-syariah-8.html?m=1
Warren, Carl S. dkk. (2017). Pengantar Akuntansi 1 - Adaptasi Indonesia (4th ed).
Jakarta :Salemba Empat
65
66
LAMPIRAN
1. Daftar Permintaan Obat
Gambar diatas merupakan daftar permintaan obat yang akan dibeli oleh puskesmas
sail kepada pihak IFLK atau pihak ketiga
67
Gambar diatas merupakan daftar penerimaan obat yang dibeli pihak puskesmas sail
kepada pihak IFLK
68
Gambar diatas merupakan kartu stok persediaan obat – obatan. Kartu stok tersebut
berfungsi untuk mencatat obat yang masuk, keluar, dan sisa terakhir yang tersedia.
69
4. Surat Pesanan
Gambar diatas merupakan surat pesanan permintaan obat yang akan dibeli puskesmas
sail kepada pihak ketiga.
70
Gambar diatas merupakan surat balasan pesanan dari pihak ketiga kepada puskesmas
sail mengenai surat pesanan permintaan obat sebelumnya
71
Gambar diatas merupakan invoice dari pembelian obat – obatan yang dibeli pihak
puskesmas kepada pihak ketiga.
72
Gambar diatas merupakan surat bukti pembayaran terkait pembelian obat – obatan
yang dilakukan oleh puskesmas sail kepada pihak ketiga.
73
8. Kwitansi Pembayaran
9. Rekening Koran
Gambar diatas adalah bukti dari transaksi masuknya Dana Kapitasi dan Non Kapitasi
ke rekening puskesmas sail