Bahan Ajar KD 3.2 Dasar Dasar Pemetaan PJ Dan Sig
Bahan Ajar KD 3.2 Dasar Dasar Pemetaan PJ Dan Sig
A. Identitas Sekolah
B. Kompetensi Inti :
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Discovery Learning dengan menggali
informasi dari berbagai sumber belajar, penyelidikan sederhana dan mengolah
informasi, diharapkan siswa terlibat aktif selama proses belajar mengajar
berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan pengamatan dan
bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan,
memberi saran dan kritikserta dapat mendeskripsikan dasar-dasar pemetaan,
penginderaan jauh, dan sistem informasi geografis (SIG) serta dapat Membuat
peta tematik wiayah peta provinsi dan / atau salah satu pulau di indonesia
berdasarkan peta rupa bumi.
Indikator Pencapaian KD :
11) Legenda : keterangan dari simbol – simbol pada peta agar mudah
dipahami
12) Lettering : berfungsi mempertegas arti dari simbol – simbol yang
ada.
3. Proyeksi Peta
Permukaan bumi yang melengkung jika digambarkan pada bidang
datar, maka sulit untuk melakukan perhitungan dari hasil ukuran, dan juga akan
menghasilkan kesalahan. Untuk menghindari atau memperkecil kesalahan,
dipilihlah cara menggambarkan peta dengan proyeksi. Proyeksi peta adalah
cara memindahkan permukaan bumi yang melengkung ke bidang datar.
a. Jenis – jenis proyeksi peta dibedakan atas 3 jenis yaitu:
1. Proyeksi zenital (azimutal), adalah proyeksi pada bidang proyeksi
berupa bidang datar yang menyinggung bola bumi.
Berdasarkan arah sinar, proyeksi zenital dibagi atas :
a) Proyeksi Gnomonik
Pada proyeksi ini, titik pusat seolah berada di pusat
lingkaran (digambarkan seperti sinar matahari yang bersumber di
pusat lingkaran). Menggunakan proyeksi ini lingkaran paralel
makin keluar makin mengalami pembesaran hingga wilayah
ekuator.
2. Proyeksi Silinder
Proyeksi silinder adalah keadaan ketika semua paralel berupa garis
horizontal dan semua meridian berupa garis lurus vertikal. Proyeksi ini paling
tepat untuk menggambarkan daerah ekuator sebab di arah kutub terjadi
pemajangan garis (pemekaran). Keuntungan proyeksi silinder adalah tempat-
tempat yang paralelnya sama terletak pada satu garis lurus. Paralel dan
meridian dapat dihapus dan hanya diberi angka pada tepi bingkai gambar hasil
proyeksi.
3. Proyeksi Kerucut
Proyeksi kerucut diperoleh dengan memproyeksikan bola bumi pada
kerucut yang menyinggung bola bumi. Bidang kerucut ini kemudian dibuka
sehingga bentangannya ditentukan oleh sudut puncaknya. Proyeksi ini paling
tepat untuk menggambar daerah-daerah di lintang 450.
Secara garis besar, proyeksi ini dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Proyeksi Kerucut Normal atau Standar: Proyeksi ini menggunakan
kerucut dengan garis singgung dengan bola Bumi terletak pada
suatu paralel (paralel standar).
b. Proyeksi Kerucut Transversal: Pada proyeksi ini sumbu kerucut
berada tegak lurus terhadap sumbu Bumi.
c. Proyeksi Kerucut Oblique (Miring)
Pada proyeksi ini sumbu kerucut membentuk garis miring terhadap
sumbu Bumi.
Indikator Pencapaian KD :
b. Atmosfer
b) Sensor
1. Fotografik
Sensor yang digunakan sistem fotografik adalah kamera.
Cara kerja sensor ini berdasarkan pantulan tenaga dari objek.
Sedangkan detektornya adalah film sehingga sensor fotografik
menghasilkan foto. Sensor fotografik yang dipasang pada
pesawat udara menghasilkan citra yang disebut foto udara,
sedangkan sensor fotografik yang dipasang di satelit sering
disebut citra satelit.
2. Non fotografik
Sensor elektromaknetik / elektronik ini digunakan pada
sistem penginderaan jauh nonfotografik karena proses
perekaman objek tidak berdasarkan pembakaran, tetapi
berdasarkan sinyal elektronik yang dipantulkan atau
dipancarkan dan direkam oleh detektor. Detektor untuk sensor
ini adalah pita magnetik dan proses perekamannya didasarkan
pada energi yang dipantulkan atau dipancarkan. Sensor
elektronik yang direkam pada pita magnetik selanjutnya
diproses menjadi data visual (citra) dan data digital dengan
menggunakan computer
Gambar 2.7: sensor pada satelit
e. Perolehan data
1. Perolehan data manual
Data manual, didapatkan melalui kegiatan interpretasi citra. Guna
melakukan interpretasi citra secara manual diperlukan alat bantu
bernama Stereoskop. Stereoskop dapat digunakan untuk melihat objek
dalam bentuk tiga dimensi
2. Perolehan data digital atau numerik
Data numerik (digital), diperoleh melalui penggunaan software khusus
penginderaan jauh yang diterapkan pada Foto udara biasanya
diinterpretasi secara manual.
f. Pengguna data
Pengguna data adalah orang atau lembaga yang memakai
datapenginderaan jauh. Data penginderaan jauh dapat dimanfaatkan
dalamberbagai bidang. Data penginderaan jauh yang memiliki kerincian
dan keandalan sangat dibutuhkan oleh pengguna data.
Dari beberapa komponen
penginderaan jauh yang
telah diterangkan diatas,
jika dianalisis pola sistem
kerjanya adalah seperti
gambar disamping.
Gambar 2.9: Citra Foto Universitas Negeri Padang Tanggal 24 Maret 2015
Citra foto adalah gambaran yang dihasilkan dengan menggunakan kamera
sebagai sensor dan wahana berada di udara ketika melakukan perekaman. Citra
yang dihasilkan disebut dengan foto udara. Citra foto dapat dibedakan
berdasarkan :
1) Spektrum Elektromagnetik yang digunakan
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto
dapat dibedakan atas:
a) Foto ultra violet
Foto Ultra Violet yaitu foto yang dibuat dengan
menggunakan spektrum ultra violet dekat dengan panjang
gelombang 0,29 mikrometer. Cirinya adalah mudah untuk
mengenali beberapa objek karena perbedaan warna yang sangat
kontras. Kelemahan dari citra foto ini adalah tidak banyak
informasi yang dapat disadap. Foto ini sangat baik untuk
mendeteksi tumpahan minyak di laut, membedakan atap logam
yang tidak dicat, jaringan jalan aspal, batuan kapur juga untuk
mengetahui, mendeteksi, dan memantau sumber daya air
c) Foto Pankromatik
Foto udara pankromatrik adalah foto udara yang
menggunakan seluruh spektrum tampak mata mulai dari warna
merah hingga ungu. Kepekaan film hampir sama dengan
kepekaan mata manusia. Pada umumnya digunakan film sebagai
negatif dan kertas sebagai positifnya. Wujudnya seperti pada
foto, tetapi bersifat tembus cahaya. Foto pankromatik dibedakan
menjadi 2 yaitu pankromatik hitam putih dan foto udara
pankromatik berwarna.
1. Foto Pankromatrik Hitam Putih
b) Citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan
spectrum gelombang mikro. Citra radar merupakan hasil
penginderaan dengan sistim aktif yaitu dengan sumber tenaga buatan,
sedang citra gelombang mikro dihasilkan dengan sistim pasif yaitu
dengan menggunakan sumber tenaga alamiah.
2) Sensor yang digunakan
Berdasarkan sensor yang digunakan, citra non foto terdiri dari:
a) Citra tunggal, yakni citra yang dibuat dengan sensor tunggal,
yang salurannya lebar.
b) Citra multispektral, yakni citra yang dibuat dengan sensor
jamak, tetapi salurannya sempit, yang terdiri dari:
Indikator Pencapaian KD :
jf
S = jl
Keterangan:
S = skala foto udara
jf = jarak di foto
jl = jarak datar di lapangan
Contoh 2 :
Jarak antara 2 titik pada foto udara 5 cm, sedangkan jarak datar di
lapangan 500 meter maka berapakah skala foto udara tersebut?
Jawab
5 𝑐𝑚
S = 50.000 𝑐𝑚
S= 1
10.000
Jadi skala foto udara adalah 1: 10.000
Selain membandingkan jarak di foto dan di lapangan, pengukuran
skalafoto udara juga dapat dilakukan dengan membandingkan jarak di
fotodengan jarak di peta yang ada skalanya. Rumus yang digunakan
adalahsebagai berikut.
S = 𝐽𝐹 x skala peta
𝐽𝐿
Contoh 3
Pada peta skala 1: 25.000, jarak titik A dan B adalah 2 cm, sedangkan
jarak pada foto udara 4 cm. Berapakah skala foto udara?
S = 𝐽𝐹 x skala peta
𝐽𝐿
4 𝑐𝑚 1
S = 2 𝑐𝑚 𝑥 25.000
4
S=
50.000
1
S=
12.500
a. Keunggulan
Melalui penggunaan citra akan diperoleh gambaran objek
permukaan bumi dengan wujud dan posisi yang mirip dengan
kenyataannya, relatif lengkap, dan dapat meliput wilayah yang
luas.
Dengan adanya teknologi, objek yang terekam dalam foto udara
memiliki kesan 3 dimensi
Melalui citra, dapat diketahui gejala atau kenampakan di
permukaan bumi seperti kandungan sumber daya mineral suatu
daerah, jenis batuan, dan lain-lain dengan cepat, yaitu melalui citra
yang menggunakan sinar infra merah.
Melalui penginderaan jauh dapat diperoleh data atau informasi
yang cepat, tepat dan akurat.
Dapat menggambarkan atau memetakan daerah bencana alam
dalam waktu yang cepat seperti daerah yang terkena gempa,
wilayah banjir, dan sebagainya.
Citra dapat dengan cepat menggambarkan objek yang sangat sulit
dijangkau oleh pengamatan langsung (lapangan). Contohnya satu
lembar foto udara meliputi luas 132 km2 direkam dalam waktu
kurang 1 detik.
b. Kekurangan
Orang yang menggunakan harus memiliki keahlian khusus;
Peralatan yang digunakan mahal.
2. Komponen-komponen SIG
Komponen – komponen SIG :
1) Perangkat keras ( hardware), yaitu komponen SIG yang berupa
perlengkapan yang mendukung kerja SIG. Perangkat keras ini terdiri dari
seperangkat komputer seperti CPU, monitor, printer, digitizer, scanner,
plotter, CD Room, floopy, dan flashdisk. Perangkat keras lain yang
digunakan adalah plastik transparan dan ballpoin warna transparan.
Bagian-bagian dari perangkat hardware beserta fungsinya
a) CPU (Central Processing Unit) : perangkat utama komputer untuk
pemrosesan semua instruksi dan program.
b) VDU (Visual Display Unit) : komponen yang digunakan sebagai
layar monitor untuk menampilkan hasil pemrosesan CPU.
c) Disk drive : bagian dari CPU untuk menghidupkan suatu program.
d) Tape drive : bagian CPU yang menyimpang data hasil pemrosesan.
e) Digitzer : alat mengubah data teristris menjadi data digital
(digitasi).
f) Printer : alat untuk mencetak data maupun peta dalam ukuran
relatif kecil.
g) Plotter : berfungsi seperti printer, digunakan untuk mencetak peta
tetapi keluarannya lebih lebar.
CPU Scanner Monitor dan Plotter
Keyboard
Gambar 4.6: hardware untuk SIG
Indikator Pencapaian KD :
http://tugasakhiramik.blogspot.com/2009/10/pengertian-transportasi.html
Anonimus. 2017. (http://learnhardwork.blogspot.co.id/2017/01)
Anonimus. 2014. http://sekilasinfoaceh.blogspot.co.id/2014/03/citra-satelit-untuk-
akurasi-perencanaan.html
Skeptikal. 2015. Pengindraan Jauh Interpretasi Citra. (Online)
https://skepticalinquirer.wordpress.com/2015/07/05/penginderaan-jauh-
interpretasi-citra/html. Diakses pada tanggal 13 Mei 2017
Royen. 2016. 9 unsur interpretasi citra dalam geografi. (Online)
http://www.eventzero.org/unsur-interpretasi-citra-ilmu-geografi/. Diakses
pada tanggal 13 Mei 2017