§ Ulasan: tinjauan film secara umum untuk memberi rekomendasi kepada calon
penonton, berbicara tentang baik dan buruk sebuah film, yang mengiringi rilis
sebuah film ke publik.
§ Kritik: menganalisis, menginterpretasi, serta mengevaluasi kekuatan dan
kekurangan dari film sebagai formal system, baik secara form (naratif) maupun
secara style (aspek teknis), dan bagaimana kedua aspek itu bekerja dalam
membentuk makna.
§ Kritik film jurnalistik: Roger Ebert
§ Kritik film akademis: David Bordwell, Jean Luc Godard, Rudolf Arnheim
§ Kajian: tidak bicara soal kelemahan sebuah film, ia hanya bicara makna apa
yang ingin disampaikan dari sebuah film; film diungkap, dibaca, dan dianalisis
secara mendalam dengan menggunakan teori-teori tertentu untuk mendapatkan
lapisan-lapisan arti.
(Hakim, Nurman. Kritik tentang Kritik Film. Kompas, 20 Oktober 2018.)
§ Kritikus: pekerjaan dewa?
§ KBBI edisi IV terdapatlah arti kritik: kecaman atau tanggapan, atau kupasan kadang-kadang
disertai uraian dan pertimbangan baik buruk thd suatu hasil karya, pendapat, dsb.
§ Jika konotasi kritik memang seperti itu, tentunya seorang kritikus, dikehendaki atau tidak
dikehendaki, akan tertempatkan dalam posisi dewa, yakni seolah-olah tampak harus
mengerti segalanya, karena para dewa terandaikan telah dengan sendirinya mengetahui
hakikat segala sesuatu.
§ Kajian: kerendahhatian ilmiah?
§ Jika lagi-lagi KBBI ditengok, arti pertama kaji memang \'pelajaran\', tetapi arti keduanya
adalah \'penyelidikan\'. Maka arti \'mengkaji\' kemudian adalah: 1. belajar; mempelajari; 2.
memeriksa; menyelidiki; (mempertimbangkan dsb); menguji; menelaah.
§ Artinya, dibanding posisi kritikus sebagai "ahli tentang baik buruknya sesuatu", posisi
pengkaji ini lebih rendah hati, karena jika masih mempelajari, memeriksa, menyelidiki,
menguji, dan menelaah, tentunya belum ahli dong.
(Ajidarma, Seno Gumira. Kritik Esensialis dan Kajian Kontruktivis. Kompas, 16 September 2017.)
(Bordwell, David. Making Meaning: Inference and Rhetoric in the Interpretation of Cinema. Harvard University Press, 1989.)
• Film bisa dianalisis, baik sebagai cerita (seperti novel) maupun sebagai objek
visual (seperti lukisan).
• Namun, sebagai medium visual, film membutuhkan serangkaian alat
analitik dan kritik yang berbeda agar mudah dipahami.
• Film terkonstruksi dari objek-objek visual, yang mana masing-masing
elemen kontruksi itu dapat berfungsi dalam menghasilkan makna tertentu.
(Bordwell, David, et al. Film Art: An Introduction (12th ed.). McGraw-Hill Education, 2020.)
(Titanic, 1997)
(Barbie, 2023)
(Psycho, 1960)
(Budi Pekerti, 2023)
1
Paragraf Pointers
§ Terkadang, ada banyak hal di pikiran kita, namun kita kesulitan untuk
menuangkannya dalam tulisan.
§ Dalam menyusun tulisan, sebaiknya penulis membuat kerangka pikir
terlebih dahulu.
§ Kerangka pikir akan menjadi landasan & petunjuk yang menuntun penulis
agar lebih mudah menulis.
§ Pola pikir setiap orang berbeda à satu topik yang sama bisa berbeda
kerangka pikir antar orang.
§ Sebaiknya buat kerangka pikir yang sederhana dan mengerucut dari
bahasan umum ke khusus.
A. Hijau: Jl. Cikini Raya
B. Merah: Jl. Sekolah Seni – Jl. Raden Saleh – Jl. Salemba – Jl. Proklamasi – Jl.
Diponegoro